Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH AUDIT SIKLUS

PENGELUARAN – AKTIVITAS
PENGENDALIAN

OLEH
KELOMPOK 3

LAURENSIUS NAINGGOLAN
A311 12 110

MAXYANUS TARUK LOBO


A311 12 296

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
bimbingan-Nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya .
Makalah yang berjudul “Audit Siklus Pengeluaran-Aktivitas Pengendalian” ini dibuat
untuk memenuhi tugas di mata kuliah Pengauditan 2.
Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
penyelesaian tugas ini, diantaranya:
1. Pembimbing/dosen Pengauditan 2 yang telah memberikan pengarahan demi
kesempurnaan tugas ini.
2. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan moril maupun materil bagi penulis.
3. Pihak-pihak lain yang tidak sempat penulis tuliskan satu per satu, yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian tugas ini.

Namun demikian, penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan maka
penulis memohon maaf jika terdapat kata-kata yang kurang menyenangkan di hati para
pembaca. Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan tulisan ini dimasa mendatang.

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca umumnya dan penulis
khususnya.

Makassar, Februari 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I: Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1

BAB II: Pembahasan 3

A. Sifat Siklus Pengeluaran 3


B. Aktivitas Pengendalian-Transaksi Pembelian 9
C. Aktivitas Pengendalian-Transaksi Pengeluaran Kas 17

BAB III: Penutup 23

A. Kesimpulan 24

Daftar Pustaka 38

Menilai Risiko Pengendalian/Uji Pengendalian | iii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan masyarakat tentang informasi keuangan yang andal menyebabkan timbulnya
profesi akuntan publik. Pofesi ini berkembang sejalan dengan perkembangan kebutuhan
masyarakat tentang jasa pihak yang kompeten dan dapat dipercaya untuk menilai
kewajaran pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh manajemen kepada pihak
luar perusahaan. Untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan diperlukan
pengetahuan yang disebut auditing. Pengetahuan auditing menjadikan orang kompeten
untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan, sehingga memungkinkan orang
yang terjun dalam profesi akuntan publik mampu menghasilakn jasa yang menjadikan
masyarakat keuangan dapat memperoleh informasi keuangan yang andal. Informasi
keuangan yang andal bagi masyaraakt keaungan dalam mengambil keputusan
pengalokasian sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan
uraian-uraian diatas, maka diperlukan perancangan program audit terhadap siklus
kegiatan perusahaan. Pengujian pengendalian ditujukan oleh akuntan publik untuk
menguji efektivitas pengendalian dengan kliennya. Pengujian pengendalian disesuaikan
dengan penggolongan siklus kegiatan perusahaan. Pada kesempatan kali ini, hal yang
akan dibahas ialah mengenai materi tentang audit terhadap siklus pengeluaran: pengujian
pengendalian.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah tujuan dari audit siklus pengeluaran?
2. Bagaimana pemahaman atas bisnis dan industri klien akan mempengaruhi keputusan
tentang materialitas dan risiko inheren?
3. Bagaimana aplikasibilitas dari aspek-apek pengendalian internal untuk siklus
pengeluaran?
4. Bagaimanakah pertimbangan yang berlaku untuk pengevaluasian aktivitas
pengendalian dalam transaksi pembelian?
5. Bagaimanakah pertimbangan yang berlaku untuk pengevaluasian aktivitas
pengendalian dalam transaksi pengeluaran kas?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tujuan dari audit siklus pengeluaran.

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 1


2. Untuk memahami bagaimana bisnis dan industri klien akan mempengaruhi keputusan
tentang materialitas dan risiko inheren.
3. Untuk mengetahui aplikasibilitas dari aspek-aspek pengendalian internal untuk siklus
pengeluaran.
4. Untuk mengetahui pertimbangan yang berlaku untuk pengevaluasian aktivitas
pengendalian dalam transaksi pembelian.
5. Untuk mengetahui pertimbangan yang berlaku untuk pengevaluasian aktivitas
pengendalian dalam transaksi pengeluaran kas.

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 2


BAB II

PEMBAHASAN

A. SIFAT SIKLUS PENGELUARAN


Siklus pengeluaran terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan
pembayaran barang serta jasa. Aktiva utama dari siklus pengeluaran adalah (1)
membeli barang dan jasa-transaksi pembelian, dan (2) melakukan pembayaran-
transaksi pengeluaran kas.
1. Tujuan Audit
Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan
saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini
dapat mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit yang terlihat pada
tabel 1.1 dibawah. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan-
tujuan utama tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas semua situasi
yang dihadapi klien.

Kategori Asersi Kelompok Transaksi Tujuan Audit Spesifik


atau Saldo
Eksistensi atau Transaksi Mencatat pembelian barang,
Keterjadian jasa, dan aktiva produktif yang
diterima selama periode berjalan
(EO1).
Mencatat transaksi pengeluaran
kass yang dilakukan selama
periode berjalan kepada pemasok
dan kreditor (EO2)
Saldo Mencatat hutang usaha yang
mencerminkan jumlah hutang
perusahaan per tanggal neraca
(EO3)
Kelengkapan Transaksi Semua pembelian (C1) dan
pengeluaran kas (C2) yang
dilakukan selama periode
berjalan telah dicatat.

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 3


Saldo Hutang Usaha meliputi semua
jumlah yang terutang kepada
pemasok barang dan jasa per
tanggal neraca (C3)
Hak dan Kewajiban Transaksi Perusahaan bertanggung jawab
atas hutang yang berasal dari
pencatatan transakasi pembelian
(R1)
Saldo Hutang usaha merupakan
kewajiban perusahaan per
tanggal neraca (R2)
Penilaian atau Transaksi Semua transaksi pembelian
Alokasi (VA1) dan pengeluaran kas
(VA2) telah dinilai dengan
menggunakan GAAP dan
dijurnal, diikhtisarkan, serta
diposting dengan benar.
Saldo Hutang usaha dinyatakan dalam
jumlah benar (VA3) .
Saldo beban yang berkaitan telah
sesuai GAAP (VA 4)
Penyajian dan Transaksi Rincian pembelian (PD1) dan
Pengungkapan pengeluaran kas (PD2)
mendukung penyajiannya dalam
laporan keuangan termasuk
klasifikasi dan
pengungkapannya yang
berkaitan.
Saldo Hutang usaha (PD3) dan beban
terkait (PD4) telah diidentifkasi
dengan benar dalam laporan
keuangan.
Pengungkapan yang memadai

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 4


yang telah dibuat berkaitan
dengan komitmen, kewajiban
kontijen, dan penjamin serta
hutang pihak yang mempunyai
hubungan yang istimewa (PD5)

2. Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri untuk Mengembangkan


strategi Audit
a. Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien
Pemahaman atas pemicu ekonomi dalam siklus pengeluaran biasanya sangat
penting untuk mengaudit perusahaan manufaktur, pedagang besar, dan
perusahaan eceran. Bagi beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri
jasa, hutang usaha mungkin tidak memiliki peran yang signifikan dan resiko
terjadinya salah saji yang material tidaklah besar.
Pemahaman tentang bisnis dan industri ini akan membantu auditor dalam
memahami resiko bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu
auditor dalam membuat pertimbangan tentang :
 Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan
 Resiko inheren dalam siklus pengeluaran
 Pengendalian internal kunci dimana auditor berharap dapat menentukan
resiko pengendalian bisnis
 Pemberian jasa bernilai tambah
b. Materialitas
Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan
mencerminkan jumlah seta volume transaksi dalam siklus ini dimana resiko
terjadinya salah saji yang material adalah tinggi.
Pengalokasian materialitas ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi
dalam siklus ini akan bervariasi sesuai dengan pertimbangannya. Pentingnya
siklus pengeluaran ini juga bisa bervariasi menurut jenis usaha yang
dijalankan. Satu industri dapat memproses transaksi  bernilai millyaran dollar
selama suatu siklus operasi, sementara yang lainnya mungkin lebih kecil.

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 5


Sistem akuntansi yang terkomputerisasi harus mampu memilah pengeluaran
menurut kelompok beban dan besarnya transaksi, serta memudahkan
perhitungan observasi, jumlah total dan rata – ratanya.
c. Resiko Inheren
Dalam menilai resiko inherenuntuk aseri – asersi siklus pengeluara, auditor
harus mempertimbangkan faktor – faktor yang penting yang bisa
mempengaruhi asersi – asersi diseluruh laporan keuanga, serta faktor – faktor
yang hanya berkaitan dengan asersi spesifik dalam siklus pengeluaran. Faktor-
faktor penting yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalasajikan
asersi-asersi siklus pengeluaran meliputi:
 Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat
laporan yang memenuhi target profitabilitas atau norma industri yang
telah ditetapkan, yang dalam kenyataan tidak tercapai akibat faktor-faktor
ekonomi global, nasional, atau regional yang mempengaruhi biaya
operasi, dampak perkembangan teknologi terhadap produktivitas
perusahaan, atau manajemen yang tidak baik.
 Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat
laporan yang menunjukkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi pada saat
perusahaan sedang mengalami masalah likuiditas atau keraguan tentang
kelangsungan usahanya.

Kedua faktor diatas cenderung menyebabkan tingginya risiko kurang saji


daripada lebih saji pengeluaran dan hutang.

Siklus pengeluaran cenderung menanggung resiko kecurangan yang dilakukan


karyawan melalui pengeluaran kas yang tidak diotorisasi.  Faktor – faktor
lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dala asersi siklus pengeluaran
mencangkup berikut ini :
 volume transaksi dalam siklus ini biasanya tinggi.
 Pembelian dan pengeluaran kas biasa dilakukan tanpa otorisasi
 Pembelian aktiva dapat diselewengkan
 Pembayaran atas faktur penjual mungkin dilakukan dua kali
 Masalah akuntansi yang tidak tepat mungkin terjadi berkaitan dengan hal-
hal seperti apakah biaya harus dibebankan atau dikapitalisasi.

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 6


d. Resiko Prosedur Analitis
Pengujian analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasi akun-
akun siklus pengeluaran yang mengandung salah saji. Resiko prosedur analitis
merupakan unsur siklus deteksi bahwa prosedur analitis tersebut akan gagal
mendeteksi kekeliruan yang material.
Prosedur analitis yang hanya berfokus pada pembelian dan hutang usaha akan
memberikan informasi yang sangat dapat diandalkan. Apabila perusahaan
sedang berkembang, maka merupakan hal yang biasa untuk memperkirakan
pembelian, persediaan dan hutang tumbuh pada tingkat yang konsisten.
3. Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Intern
a. Lingkungan pengendalian
Faktor lingkungan pengendalian seperti integritas dan nilai etis menjadi sangat
penting dalam siklus pengeluaran. Agen pembelian mungkin mendapat
tekanan dari penjual yang ingin, termasuk menawarkan “ pembayaran
kembali” melakukan transaksi bisnis yang lebih besar dengan pemasok
tersebut.
Pemahaman tentang bagaimana manajemen bertanggung jawab atas
penggunaan sumber daya perusahaan merupakan hal yang berguna untu
menentukan :
 Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi kinerja riview
perusahaan
 Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen di riview
 Keputusan yang didasarkan atas lapotan itu
 Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti  masalah yang berasal dari
laporan utama
b. Penilaian Resiko Manajemen
Penilaia resiko manajmen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran
meliputi pertimbangan atas hal – hal berikut :
 kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk
transaksi pembelian
 kontijensi yang berkaitan dengan komitmen pembelian
 terus terjadinya pelengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang
penting

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 7


 pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan
 atensi perusahaan terhadap resiko terjadinya pembayaran berganda
 atensi perusahaan terhadap resiko kecurangan yang dilakukan leh
pegawai.
c. Informasi Dan Komunikasi ( Sistem Akuntansi)
Pemahaman atas sitem akuntansi memrlukan pengetahuan tenta ng metode
pemprosesan data dan dokumen serta catatan penting yang digunakan dalam
peprosesan transaksi siklus pengeluaran. Informasi penting yang harus
dipahami auditor meliputi :
 bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali
 bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa
diterima atau barang dikembalikan
 catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang
digunakan dalam akuntansi untuk beerbagai tahapan dari setiap siklus
pembelian
 proses yang mengawali terjadinyapembayran atas barang dan jasa
d. Pemantauan
Beberapa jenis aktiva pemantauan secara terus – menerus atau periodik dalam
komponen ini apat memberikan manajemen informasi tentang keefektifan
komponen pengendalian internal lainnya dala mengurangi resiko salah saji
yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pengeluaran.
Aktivitas pemantauna yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan,
apabila berlaku, mencangkup : (1) umpan balik yang terus menerus dari pesok
perusahaan menyangkut setiap masalah pembayaran atau masalah pengiriman
dimasa depan, (2) komunikasi auditor eksternal tentang kondis yang dapat
dilaporkan atau kelemahan yang material atas pengendalian internal yang
relevan, yang ditemukan selama audit sebelumya, dan (3) penilaian periodik
oleh auditor internal tentang kebiajakan serta prosedur pengendalian yang
berhubungan dengan siklus pengeluran.
e. Penilaian Awal atas Resiko Pengendalian
Berdasarkan infornasi dari pemahaman semata, penilaian awal auditor atas
pengendalian haruslah maksimum. Auditor dapat melaksanakan beberapa

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 8


pengujian pengendalian secara berbarengan dengan prosedur untuk
mendapatkan pemahaman yang diperlukan.
Untuk asersi siklus pengeluaran dimana auditor tidak merencanakan untuk
menilai resiko pengendalian pada tingkat yang rendah, auditor harus
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkanguna mengidentifikasi jenis – jenis
salah saji potensial yang dapat teerjadi dan melangkah ke tahap perancangan
pengujian substantif.

B. AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PEMBELIAN


Aktivitas pengendalian dari suatu perusahaan yang relevan dengan tujuan audit
spesifik untuk transaksi pembelian, dengan mengidentifikasi beberapa dokumen dan
catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi pembelian secara kredit.
Pembahasan tentang fungsi-fungsi ini juga mencakup bagaimana prosedur
pengendalian terjali sedemikian rupa untuk mengurangi resiko salah saji dalam asersi-
asersi laporan keuangan yang dipengaruhi oleh transaksi pembelian. Diantara aktivitas
pengendalian yang dibahas adalah pemisahan tugas, pengedalian fisik, pengendalian
manajemen, dan pengendalian akuntansi komputer. Pertimbangan akan diberikan
kepada prosedur yang digunakan auditor untuk memperoleh dan memdokumentasikan
pemahaman atas pengendalian internal, serta melakukan pengujian pengendalian yang
digunakan dalam membuat penilaian akhir atas resiko pengendalian untuk transaksi
pembelian.
1. Dokumen dan Catatan yang Umum
Sejumlah dokumen dan catatan unum yang tercakup dalam siklus pengenluaran
akan dibahas secara singkat berikut ini. Secara khusus, sistem EDP dapat
mengubah bentuk dokumen atau file transaksi. Sebagai contoh struktur file yang
akan dibahas dibawah ini merupakan salah satu struktur yang lebih tradisional.
Bagi perusahaan yang menggunakan sistem data base, catatan transaksi akan
disimpan dalam suatu proses data base dan auditor perlu memahami tabel-tabel
utama yang menggerakkan akses ke informasi dalam sistem ini, serta bagaimana
tabel-tabel tersebutberkaitan satu sama lain. Meskipun demikian, dokumen dan
catatan berikut akan sering dittemukan dalam sebagian besar sistem akuntansi:
a. Permintaan pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang diajukan
oleh orang atau departemen yang berwenang kepada departemen pembelian.

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 9


b. Pesanan pembelian. Penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada
penjual atau pemasok untuk membeli barang atau jasa sebagaimana tertulis
dalam pesanan tersebut.
c. Laporan penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang
menunjukkan jenis dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok.
d. Faktur penjual. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang
dikirim atau jasa yang diberikan, jumlah yang harus dibayar, termin
pembayaran, serta tanggal tagihan tersebut.
e. Voucher. Suatu formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah
yang harus dibayar, dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang telah
diterima. Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi pencatatan dan
pembayaran kewajiban. Banyak sistem pembelian memerlukan paket voucher
yang lengkap sebelum menyetujui pembayaran. Paket voucher ini biasanya
berisi salinan permintaan pembelian, pesanan pembelianan, laporan
penerimaan, faktur penjualan, dan voucher yang sesuai-semua dokumentasi
yang mendukung transaksi pembelian.
f. Laporan pengecualian. Laporan yang berisi transaksi-transaksi yang
diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjutdengan pengendalian aplikasi
komputer.
g. Ikhtisar voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam
suatu batch atau selama sehari.
h. Register voucher. Catatan akuntasi formal yang mencatat kewajiban yang
telah mendapat persetujuan untuk dibayar.
i. File induk pemasok yang telah disetujui. File komputer yang berisi informasi
tentang penjual dan pemasok yang telah disetujuiuntuk memberikan jasa dari
serta melakukan pembayaran dkepadanya.
j. File pesanan pembelian terbuka. File komputer tentang pesanan pembelian
yang telah dikirim ke para pemasok tetapi barang atau jasa belum diterima.
k. File penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas
persediaan yang diterima dari pemasok.
l. File transaksi pembelian. File komputer yang berisi data mengenai voucher
yang telah disetujui atas pembelian yang telah diterima. File ini digunakan
untuk mencetak register voucher dan memuktahirkan file utang usaha,
persediaan serta buku besar.

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 10


m. File induk utang usaha. File komputer yang berisi data tentang voucher yang
belum dibayar yang telah disetujui. File ini dapat disusun oleh pemasok. File
ini harus ditambahkan ke saldo dalam akun pengendali hutang usaha.
n. File suspensi atau penolakan. File komputer yang menahan transaksi-transaksi
yang belum diproses karena ditolak oleh program aplikasi komputer.
2. Fungsi-Fungsi
Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut:
a. Pengajuan pembelian.
Suatu transaksi diawali dengan proses pemberian persetujuan atas transaksi
yang akan dilakukan dengan pihak ketiga yang independen. Banyak
perusahaan memisahkan subfungsi- subfungsi untuk transaksi dalam jumlah
dolar tertentu. Permitaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan
transaksi dengan perusahaan lain, yang meliputi:
i. Pencantuman nama pemasok yang telah disetujui.
Proses menyetujui pemassok yang akan mengirimkan barang dan jasa
yang dibutuhkan perusahaan merupakan pengendalian yang penting,
terutama dalam sistem akuntansi yang mengandalkan pada
pengendalian komputer.
ii. Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa.
Permintaan pembelian merupakan awal dari jejak transaksi yang
mendokumentasikan bukti dalam mendukung asersi manajemen seperti
eksistensi atau kejadian transaksi pembelian. Permintaan pembelian
menyediakan bukti tentang tujuan audit yang spesifik. Pengendalian
penting yang harus dipertimbangkan perusahaan adalah bahwa seluruh
permintaan memenuhi kebijakan otorisasi yang ditetapkan oleh
perusahaan.
iii. Pembuatan besarnya pesanan pembelian.
Departemen pembelian mempunyai kewenangan untuk menerbitkan
pesanan pembelian hanya setelah menerima permintan pembelian yang
disetujui dengan benar. Pembuatan pesanan pembelian merupakan
kelanjutan dari proses pemrakarsaan transaksi. Peran pembelian adalah
untuk memastikan sumber pasokan terbaik dan untuk baran-barang
yang penting, mendapatkan harga penawaran yang paling kompetitif.

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 11


Pesanan pembelian juga menjadi bagian dari jejak transaksi untuk
mendokumentasikan bukti yang mendukung asersi eksistensi atau
kejadian pada transaksi pembelian. Pengecekan independen
selanjutnya atas disposisi pesanan pembelian untuk review status
semua pesanan pembelian terbuka dan belum terpenuhi berkaitan
asersi kelengkapan pada transaksi pembelian.
b. Penerimaan barang dan jasa.
Pesanan pembelian yang sah merupakan otorisasi bagi departemen penerimaan
untuk menerima barang yang dikirim oleh pemasok. Penerimaan barang dan
jasa ini biasanya mebuktikan bahwa suatu transaksi dan penetapan kewajiban
telah terjadi. Personil departemen penerimaan harus membandingkan barang
yang diterima dengan uraian yang tercantum dalam pesanan pembelian,
menhitung barang, dan memerikasa kemungkinan adanya barang yang rusak.
Penerimaan barang dan jasa atau pengiriman fisik barang atau jasa, yang
mencakup:
 Penerimaan barang
 Penyimpanan barang yang diterima untuk perusahaan.
 Pengenbalian barang ke pemasok.
i. Pembuatan laporan penerimaan
Laporan penerimaan bernomor urut harus dibuat untuk setiap pesanan
yang diterima, untuk mendokumentasikan bahwa kewajiban telah
ditetapkan. Laporan penerimaaan barang merupakan dokumen penting
dalm mendukung asersi eksistensi atau kejadian untuk transaksi
pembelian. Informasi yang ada dalam laporan penerimaan akan
diteruskan ke bagian utang usaha melalui salinan laporan penerimaan
atau secara elektronis.
ii. Penyimpanan barang yang diterima sebagai persediaan
Pemisahan fungsi penyimapanan barang yang diterima sebagai
persediaan dari fungsi lainnya yang terlibat dalam pembelian dapat
mengurangi terjadinya resiko pembelian yang tidak diotorisasi atau
penyalahgunaan barang. Perusahaan harus menyimpan barang di tempat
yang aman dengan akses yang terbatas dan diawasi secara memadai.
c. Pencatatan kewajiban.

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 12


Penerimaan barang dan jasa biasanya menetapkan suatu kewajiban bag
perusahaan untuk menyelesaikan transaksi. Akuntansi akrual mensyaratkan
penetapan kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban
hukum, yang meliputi:
 Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban.
 Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat

Pengendalian atas pencatatan aseri dan asersi/tujuan audit spesifik yang


berkaitan meliputi hal-hal berikut:

 Menetapkan kesesuaian antara rincian dalam voucher dengan faktur


penjual serta laporan penerimaan barang dan pesanan pembelian yang
bersangkutan.
 Membandingkan tanngal laporan penerimaan dengan tanggal pencatatan
voucher. Kedua tanggal itu harus berada pada periode akuntansi yang
sama.
 Melaksanakn pengecekan yang independen atas keakuratan matematis
dari setiap voucher dan faktur pemasok pendukungnya.
 Menentukan bahwa semua voucher telah dibukukan dan diikhtisarkan
secara tepat dalam catatan akuntansi.
 Menetapkan bahwa voucher mencerminkan kewajiban perusahaan
dengan cara menunjuk seseorang untuk meberi persetujuan atas
pembayaran voucher.
 Meberikan kode atas distribusi akun, dengan menunjukkan akun aktiva
atau beban yang harus didebet, ke voucher tersebut.
 Dokumen pendukung harus segara distempael, dilubangi, atau dibubuhi
tanda lainnya agar dokumen tersebut tidak bisa digunakan lagi untuk
mengajukan permintaan pembayaran.

Sebagian besar pengendalian itu akan membandingkan keakuratan


pencatatan dengan data yang dimasukkan ketika transaksi dimulai atau
barang dan jasa diterima.

i. Pembuatan voucher dan pencatatan kewajiban

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 13


Setelah menerima faktur dari penjual, biasnya personil depatemen utang
uaha akan memasukkan data transaksi melalui terminal. Program edit akan
menegecek hal-hal seperti validitas nomor pemasok, kecocokan antar
kuantitas dalam voucher dengan yang diterima, menguji keakuratan
matematis pada faktur penjual danvoucher, membandinhkan klasifikasi
akun pada voucher dengan klasifikasi akun pada pesanan pembelian.

3. Sistem Ilustratif untuk Transaksi Pembelian

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 14


Sistem ilustratif untuk transaksi pembelian yang didokumentasikan pada gambar
diatas memulai transaksi dengan permintaan pembelian. Berdasarkan permintaan
pembelian yang diterima secara elektronik, dibuatlah pesanan pembelian dengan
terminal online. Komputer akan mengecek nama pemasok pada daftar pemasok
yang telah diotorisasi dan melakukan pengujian yang terbatas berdasarkan
otorisasi yang tepat serta mencetak laporan pengecualian untuk direview oleh
manajer departemen pembelian. Satu salinan pesanan pembelaian lalu dicetak dan
dikirimkan kepada pemasok. Departemen penerimaan, gudang, dan hutang usaha
mempunyai akses ke informasi tentang pesanan pembelian terbuka secara on-line.
Apabila barang telah tiba di departemen penerimaan, maka otorisasi penerimaan
dapat diperoleh dengan mengacu pada file pesanan pembelian terbuka.
Selanjutnya barang dihitung, diperiksa dan klerk departemen penerimaan
menggunakan terminal komputernya untuk mencatat barang yang diterima, dan
memutakhirkan baik file penerimaan maupun persediaan perpetual. Sebuah
laporan harian akan diterbitkan untuk menindaklanjuti (1) selisih antara kuantitas
yang dipesan dan kuantitas yang diterima dan (2) pesanan pembelian selama dua
minggu yang lalu tetapi belum diterima barangnya. Departemen penerimaan,
gudang dan hutang usaha dapat mengakses penerimaan tersebut.
Pemrosesan transaksi akan terus berjlanjut dengan diterimanya faktur
penjualan.faktur itu diproses per batch yang terdiri dari 25 transaksi dan total
batch lalu dimasukkan ke komputer.klerk hutang usaha akan memasukkan
informasi yang terdapat dalam faktur dan komputer akan mengecek keakuratan
matemats faktur tersebut serta membandingkan informasinya (jenis, kuantitas, dan
periode akuntansi) dengan laporan penerimaan.
Data pemasok dan distribusi akun dibandingkan dengan pesanan pembelian. Batch
yang tidak sesuai dengan total batch tidak dapat diproses dan input harus segera di
review. Sebuah laporan harian yang mendokumentasikan semua pengecualian,
dan transaksi yang bersangkutan dimasukkan ke file sementara untuk diklarifikasi
oleh supervisor hutang usaha. Sebuah laporan tentang voucher dibuat secara
mingguan, dan secara harian selama akhir bulam bersangkutan.
File uinduk akan memutakhirkan pelaksanaan pengecekan run-to-run dengan
mengecek hutang usaha awal, ditambah dengan voucher baru, yang harus sama
dengan saldo akhir hutang usaha. File transaksi ini digunakan untuk
memutakhirkan file induk hutang usaha dan buku besar. Total buku pembantu itu

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 15


juga harus dicek terhadap akun pengendali buku besar. Selembar voucher akan
sdicetak dan dokumen pendukung diberi tanda, dilekatkan ke voucher dan diarsip
ke bagian hutang usaha. Setelah menerima laporan pemasok, laporan tersebut lalu
dibandingkan dengan buku pembantu hutang usaha dan menindaklanjuti apapbila
ada perbedaan.
Pada akhir setiap minggu, para manajer akan menerima laporan mengenai
pembelian yang telah dibebankan ke akunnya. Manajer itu harus mereview
keakuratan laporan tersebut.
4. Memperoleh Pemahaman dan Menilai Risiko Pengendalian
Auditor harus memperoleh pemahaman tentang siklus pembelian yang mencukupi
untuk merencanakan audit. Yaitu, auditor perlu memiliki pemahaman yang cukup
agar mampu mengidentifkasi jenis-jenis salah saji yang potensial,
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji yang
material, dan merancang pengujian substantif. Jika auditor merencanakan untuk
menilai risiko pengendalian pada tingkat pada tingkat yang rendah untuk suatu
asersi, maka penting bagi dia untuk memperoleh pemahaman mengenai prosedur
pengendalian atas asersi tersebut.
Sebagaimana halnya dengan keempat komponen pengendalian internal lainnya,
pemahaman tentang aktivitas pengendalian yang berkaitan dengan transaksi
pembelian terutama diperoleh melalui (sesuai SPAP Seksi 318 paragraf 8):
a. Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya.
b. Diskusi dengan orang dalam entitas (seperti direktur, personel operasi
senior)

c. Diskusi dengan personel dari fungsi audit intern dan review terhadap
laporan auditor intern.
d. Diskusi dengan auditor lain dan dengan penasihat hukum atau penasihat
lain yang telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam industri.
e. Diskusi dengan orang yang berpengetahuan di luar entitas (seperti ahli
ekonomi industri badan pengatur industri, customers, pemasok, dan
pesaing).
f. Publikasi yang berkaitan dengan industri (seperti statistik yang diterbitkan oleh
pemerintah survai, teks, jurnal perdagangan, laporan oleh bank, pialang efek,
koran keuangan).

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 16


g. Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap
entitas
h. Kunjungan ke tempat atau fasilitas pabrik entitas. Dokumen yang
dihasilkan oleh entitas (seperti, notulen rapat, bahan yang dikirim kepada
pemegang saham dan diserahkan kepada badan pengatur, buku-buku
promosi, Iaporan keuangan dan laporan tahunan tahun sebelumnya,
anggaran, laporan manajemen intern, laporan keuangan interim, panduan
kebijakan manajemen, panduan akuntansi dan sistem pengendalian intern,
daftar akun, deskripsi jabatan, rencana pemasaran dan penjualan) .
Sebagai contoh, auditor dapat mengajukan pertanyaan tentang prosedur
yang diikuti dalam memproses pesanan pembelia, mengobservasi prosedur
penerimaan, dan menginspeksi voucher serta dokumen pendukung di
departemen hutang usaha. Penggunaan kuesioner atau daftar pertanyaan
dan bagan arus akan membantu dalam mendapatkan serta
mendokumentasikan pemahaman itu.
Pengujian pengendalian adalah cara untuk menentukan keefektifan dari
pengendalian semacam itu. Proses penilaian risiko pengendalian untuk
transaksi pembelian adalah sama dengan apa yang dijelaskan pada siklus
penjualan di bab 14. Luas pertimbangan auditor tentang faktor-faktor yang
berkaitan dengan penilaian risiko pengendalian untuk setiap asersi
tergantung pada strategi audit. Risiko inheren untuk transaksi pembelian
sering ditetapkan pada tingkat maksimum atau tinggi, karena (1) siklus
pembelian mempunyai pengaruh pervasif terhadap laporan keuangan, dan
(2) kerentanan aktiva terhadap penyalagunaan. Auditor juga harus
mempertimbangkan hasil prosedur analitis utnuk menentukan penilaian
tingkat risiko pengendalian yang direncanakan dan risiko pengujian
rincian.

C. AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENGELUARAN KAS


1. Dokumen dan Catatan yang Umum
Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi
pengeluaran kas meliputi hal-hal berikut:
a. Cek. Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang yang
ditunjukkan pada perintah tersebut kepada payee.

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 17


b. Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau selama hari
bersangkutan.
c. File transaksi pengeluaran kas. Informasi tentang pengeluaran dengan cek
kepada pemasok dan pihak lainnya. File ini digunakan untuk memposting ke
file induk hutang usaha dan buku besar.
d. Jurnal pengeluaran kas atau register cek. Catatan akuntansi formal mengenai
cek yang diterbitkan kepada pemasok dan pihak lainnya.
2. Fungsi-Fungsi
Fungsi pengeluaran kas adalah memproses di mana perusahaan akan memberikan
pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa. Fungsi pengeluaran kasa biasanya
meliputi pembayaran kewajiban secara simultan dan pencatatan pengeluaran kas.
Fungsi-fungsi aktivitas pengendalian yang berlaku, dan asersi yang relevan/ tujuan
audit spesifik akan dijelaskan dalam bagian berikut. Contoh prosedur
pengendalian diikhtisarkan dalam gambar berikut:

Fungsi Salah saji yang Pengendalian komputer, Tujuan audit


potensial pengendalian manual (cetak atas saldo
miring) akun

Pengeluaran Cek mungkin Komputer memperhitungan C2  D


kas belum dicatat. serangkaian cek bernomor
urut.
Komputer membandingkan C2  P
total cek yang telah jatuh
tempo etapi belum dibayar.
C2  P
Akses ke blangko cek dan cap
tandatangan harus diawasi
Cek mungkin tidak Komputer mencetak laporan C2  D
dicatata dengan cek yang telah jatuh tempoh
tepat tetapi belum dibayar.
Total run-to-run C2  D
membandingkan saldo awal
kas dikurangi pengeluaran
kas, dengan saldo akhir kas
serta saldo awal hutang usaha

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 18


dikurangi pengeluaran dengan
saldo akhir hutang usaha.
Cek mungkin Komputer membandingkan EO2D;
diterbitkan untuk informasi dalam cek dengan EO2D.
pembelian yang pesanan pembelian dan
tidak diotorisasi informasi penerimaan dan
otorisasi lainnya.
Komputer melakukan EO2P
pengujian yang terbatas atas
pengeluaran yang besar dan
cek harus ditandatangani
secara manual.
Voucher mungkin Komputer mempunyai sebuah EO2D
dibayar dua kali field yang mengidentfikasi
bahwa voucher telah dibayar
dan nomor voucher tidak
dapat digunakan lagi
Cek mungkin Komputer membandingkan VA2D
diterbitkan dengan jumlah cek dengan jumlah
jumlah yang salah voucher yang bersangkutan
Cek mungkin Pengendalian manual VA2P
diubah setelah mengharuskan bahwa
ditandatangani penandatanganan cek
mengirimkan cek
Rekonsiliasi bank secara VA2D
independen
Kekeliruan dapat Komputer membandingkan EO2D;
terjadi dalam informasi dalam ikhtisar cek VA2D;
pencatatan cek. dengan informasi dalam PD2 D
voucher yang bersangkutan

Rekonsiliasi bank secara EO2D;


independen. C2D;

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 19


VA2D;
PD2 D.
Pengendalian manajemen
Pengeluaran kas Tingkat manajemen yang EO2D;
mungkin dilakukan tepat memonitor kas secara VA2D;
untuk pembelian harian, termasuk jumlah cek
yang tidak yang ditulis setiap hari,
diotorisasi atau kewajaran jumlahnya, dan
dilakukan dengan jumlah yang didebetkan ke
jumlah yang salah. hutang usaha setiap hari.
Ket:
P = Pengendalian yang potensial untuk mencegah salah saji atau penggunaan
sumber daya yang tidak diotorisasi.
D = Pengendalian yang potensial untuk mencegah salah saji atau penggunaan
sumber daya yang tidak diotorisasi.

3. Sistem Ilustratif untuk Transaksi Pengeluaran kas


Setiap hari komputer menghasilkan laporan tentang voucher-voucher yang jatuh
tempo. Kontroler akan mereview laporan tersebut, mengevaluasi posisi kas
perusahaan, dan menentukan (dan memberi catatan pada laporan) voucher-
voucher mana yang harus dibayar.
Asisten dari kantor kontroler memasukkan voucher yang akan dibayar dan
program pengeluaran kas beserta setiap transaksi ke pengendalian yang
terprogram, dan membuat cek bernomor urut berdasarkan informasi dalam file
induk hutang usaha. Pengendalian aplikasi yang terprogram akan membandngkan
informasi tentang cek dengan informasi dalam file hutang usaha dan mengecek
apakah voucher tersebut sudah pernah dibayar di waktu lalu. Selain itu, program
ini juga akan memasukkan data pembayaran ke dalam file transaksi pengeluaran
kas, melaksanakan total run-to-run, dan membuat ikhtisar cek yang telah
dibandingkan dengan total batch yang dibuat atas utang usaha. Pengecualian akan
disimpan di file sementara atau suspensi dan sebuah laporan pengecualian akan
dicetak untuk direview setiap hari dan ditindaklanjuti di kantor kontroler,

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 20


pengeluaran untuk voucher di atas $25.000 akan nampak dakam laporan khusus,
dan cek tersebut harus ditandatangani oleh pejabat kepala keuangan atau
kontroler.

Selanjutnya program pemutakhiran file induk akan digunakan untuk


memutakhirkan file induk hutang usaha dan buku besar berdasarkan data dalam
file transaksi pengeluaran kas. Program ini juga menghasilkan jurnal penggeluaran
kas dan ikhtisar buku besar yang menunjukkan total yang dibukukan ke akun-

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 21


akun buku besar. Ikhtisar cek harian lalu dibandingkan dengan total debet hutang
usaha oleh kontroler dan selanjutnya cek tersebut dikirimkan. Akuntan dikantor
pejabat ketua keuangan akan membuat rekonsiliasi bank secara independen.

4. Memperoleh Pemahaman dan Menilai Risiko Pengendalian


Seperti yang dibahas sebelumnya, auditor harus mendapatkan pemahaman yang
mencukupi tentang pengendalian intern untuk merencanakan audit. Jika auditor
merencanakan untuk menilai tingkat risiko pengendalian yang rendah bagi asersi,
maka ia mungkin akan membutuhkan pemahaman atas prosedur pengendalian
khusus yang berkaitan dengan asersi tersebut. Auditor biasanya memperoleh
pemahaman mengenai lima aspek pengendalian intern yang berkaitan dengan
pengeluaran kas itu melalui pengalaman sebelumnya dengan klien, observasi,
tanya jawab dan menginspeksi dokumen.
Pengujian pengendalian merupakan cara untuk menilai keefektifan pengendalian
intern. Sifat dan luas pengujian pengendalian akan bervariasi secara terbalik
dengan penilaian tingkat risiko pengendalian yang direncakan auditor. Penilaian
tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah akan membutuhkan bukti yang
lebih kompeten tentang keefektifan operasi pengendalian intern. Bukti mengenai
keefektifan pengendalian intern dapat diperoleh ketka auditor memperoleh
pemahaman atau melalu pengujian pengendalian spesifik. Apabila audtor
berencana mengandalkan prosedur pengendalian terprogram untuk mendukung
penilaian risiko yang rendah, amaka ia biasanya menguji keefektfan pengendalian
unum, menguji pengendalian terprogram dengan menggunakan CAATs, dan
menguji keefektifan prosedur tindak lanjut manual. Berdasarkan asimilasi bukti-
bukti-bukti yang diperoleh dari prosedur untuk pemahaman atas bagian yang
relevan dari kelima komponen pengendalian internal dan pengujian pengendalian
terkait, penilaian akhir atas risiko pengendalian dapat dibuat dan
didokumentasikan untuk setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan
pengeluaran kas.

BAB III

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 22


PENUTUP

A. Kesimpulan

Umumnya transaksi besar yang membentuk siklus pengeluaran dalam perusahaan terdiri
dari: 1). Transaksi pembelian, 2). Transaksi pengeluaran kas. Terdapat beberapa tujuan
dari audit siklus pengeluaran dari kelmpok transaksi atau saldo, dari ketegori-kategori
asersi. Asersi-asersi tersebut adalah eksistensi atau kejadian, kelengkapan, hak dan
kewajiban, penilaian atau alokasi, penyajian dan pengungkapan.

Pemahaman tentang bisnis dan industri klien akan memudahkan kita untuk menilai
seberapa besar tingkat materialitas, risiko inheren, dan risiko prosedur analitis dari siklus
pengeluaran. Ada bebrapa hal yang dipertimbangkan untuk mengevaluasi akativitas
pengendalian dalam transaksi pembelian dan pengeluaran kas yaitu dokumen dan catatan
umum, fungsi-fungsi pembelian/pengeluaran kas, sistem untuk transaksi
pembelian/pengeluaran kas, serta pemahaman dan penilaian risiko pengendaliannya.

DAFTAR PUSTAKA

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 23


Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing.
Jakarta: Erlangga.

IAPI. 2011. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Iftitah, Tias. 2013. Audit Siklus Pengeluaran. (Online)


(http://tiasaccountingworld.blogspot.com/2013/09/audit-atas-siklus-pengeluaran.html.
Diakses pada tanggal 9 Februari 2015)

Akbar, Ilham. 2014. Makalah Audit Terhadap Siklus pengeluaran, Pengujian Pengendalian.
(online) (http://www.slideshare.net/iamrabka/makalah-audit-terhadap-siklus-
pengeluaran-pengujian-pengendalian. diakses pada tanggal 14 Februari 2015)

Audit Siklus Pengeluaran/Uji Pengendalian | 24

Anda mungkin juga menyukai