Anda di halaman 1dari 4

Sejarah

Perkembangan teknologi pendidikan kini tidak luput dari awal mula


perkembangan sejarah teknologi pendidikan. Sejumlah definisi yang mengkonsepkan
teknologi pendidikan dari generasi ke generasi merupakan sebuah sejarah yang
menggambarkan eksistensi keberadaan teknologi pendidikan dari awal dibentuknya
definisi pendidikan hingga dewasa kini. Adapun beberapa definisi teknologi pendidikan
yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut.

Gerakan untuk mengembangkan teknologi pendidikan dimotori oleh James D.


Finn (1915-1969). Finn berkontribusi besar dalam perkembangan Teknologi
Pendidikan. Adapun kontribusi Finn terhadap perkembangan teknologi pendidikan
adalah Finn berjasa dalam mengusulkan bidang komunikasi Audio Visual menjadi
teknologi pembelajaran. Besarnya kontribusi Finn pada perkembangan teknologi
pendidikan menjadikan Finn dijuluki sebagai Bapak Teknologi Pendidikan.

Menurut Finn definisi teknologi pendidikan telah ada sejak tahun 1920, pada
tahun tersebut teknologi pendidikan dipandang sebagai media. Awal terbentuknya
pandangan ini terjadi ketika pertama kali diproduksi media pendidikan pada awal abab
kedua puluhan. Media ini sebagai media pembelajaran visual yang berupa film, gambar,
dan tampilan yang mulai banyak dikembangkan pada tahun 1920 (dalam Miarso, 2011
hal 134). Reiser (2002:29) menginformasikan dalam bukunya “ A History Of
Instructional and Technology” selama akhir tahun 1920 dan mulai banyak pada tahun
1930-an, kemajuan teknologi banyak berkembang pada area seperti penyiaran radio,
rekaman suara, dan gambar gerak dipimpin oleh suara untuk meningkatkan perhatian
dalam media pembelajaran.

Definisi Teknologi Pendidikan pada tahun 1960-an ada beberapa definisi


teknologi pendidikan yang mewarnai sejarah teknologi pendidikan. Tahun 1960,
teknologi pendidikan dipandang sebagai suatu cara untuk melihat masalah pendidikan
dan menguji kemungkinan-kemungkinan solusi dari permasalahan dalam dunia
pendidikan. Pada 1963 teknologi pendidikan didefinisikan sebagai pemamfaatan tiap
metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi
belajar (orang yang belajar secara maksimal. ( Ely dalam Barbara, 1994 hal 17).
Pada tahun 1970-an beberapa definisi teknologi pendidikan mulai banyak
bermunculan, ini diawali oleh definisi komisi teknologi pendidikan (1970) yang
mendefinisikan teknologi pendidikan dalam pengertian umum yaitu media yang lahir
sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan
pembelajaran disamping guru, buku teks, dan papan tulis, bagian yang membentuk
teknologi pembelajaran adalah televisi, film, ohp, komputer, dan bagian perangkat keras
maupun lunak lainnya. Secara khusus definisi komisi teknologi pendidikan
mendefinisikan teknologi pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar dan mengajar untuk suatu
tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi
pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan non manusia agar
belajar dapat berlangsung efektif. (Commission On Instructional Technology, 1970
dalam Barbara, 1994 hal18).

Definisi Silber mewarnai kemunculan definisi-definisi teknologi pendidikan


pada tahun 1970-an, silber mengungkapkan bahwa teknologi pembelajaran adalah
pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan)
komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar) serta
pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personil) secara sistematik, dengan
tujuan untuk memecahkan masalah belajar (dalam Barbara, 1994 hal 19).

Definisi silber di atas memiliki perbedaan dengan definisi tahun 1963.


Penggunaan kata pengembangan berbeda artinya dengan apa yang ada pada definisi
sebelumnhya. Dalam definisi semula pengertian “ pengembangan” menunjukkan pada
pengembangan potensi manusia, gagasan ini mengandung arti lebih penting dari
pendekatan tradisional psikologi pendidikan. Dalam definisi silber, istilah “
pengembangan” digunakan secara inklusif meliputi perancangan, produksi, penggunaan,
dan penilaian teknologi untuk pembelajaran. Definisi tahun 1970-an mengikuti definisi
terdahulu dengan mengidentifikasikan peran yang dilakukan oleh teknologi
pembelajaran. Perbedaannya ialah bahwa dalam cakupan teknologi pendidikan ada
komponen tambahan (yaitu misalnya teknik dan latar).

Definisi teknologi pendidikan pada tahun 1971, kembali dikeluarkan oleh Ely.
Adapun definisi teknologi pendidikan pada tahun 1971 adalah merupakan studi
sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai (dalam Barabara,
hal 20). Pada tahun 1972, AECT mengeluarkan definisi teknologi pendidikan sebagai
suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia melalui
usaha sistematik dalam identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan
berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses
tersebut.

Definisi Teknologi Pendidikan terus dikembangkan oleh AECT, pada tahun


1977. AECT kembali mengeluarkan definisi Teknologi Pendidikan, dan AECT
mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai proses kompleks yang terintegrasi
meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah
dan merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah dalam
segala aspek belajar pada manusia (AECT, 1977 dalam Barbara, hal 22).

Perkembangan teknologi pendidikan di Indonesia sudah ada sejak tahun 1951.


Perkembangan teknologi pendidikan di Indonesia dapat dikatakan mengikuti
perkembangan yang ada di Amerika (Miarso, 2011 hal 142). Definisi teknologi
pendidikan sebagai pengembangan, penerapan, dan penilaian sistem-sistem, teknik, dan
alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia (Nasution,
2008).

Definisi pendidikan pada tahun 1990-an semakin ramai dibicarakan. Seatler


(1990) berpendapat teknologi sebagai upaya yang lebih terpusat pada peningkatan
keterampilan dan organisasi kerja dibandingkan mesin dan peralatan. Sementara
Molenda dan Russel (1993) mendefinisikan teknologi pembelajaran sebagai penerapan
pengetahuan ilmiah tentang proses belajar pada manusia dalam tugas praktis belajar dan
mengajar ( dalam Barabara, hal 6). Barbara (1994) mendefinisikan teknologi
pembelajaran sebagai teori dan praktek pada disain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, dan evaluasi terhadap proses dan sumber untuk belajar (Barbara, 1994 hal
1).

AECT (2004) kembali mengeluarkan definisi teknologi pendidikan sebagai studi


dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui
penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi (Briyan
Permana, 24 Desember 2010, http://bitungsibryan.blogspot.com/2010/12/definisi-
teknologi-pendidikan-tahun.html). Definisi AECT 2004 dengan definisi sebelumnya
tentang teknologi pendidikan memiliki perbedaan yang jelas. Pada definisi sebelumnya
AECT lebih memfokuskan kajian teknologi pendidikan sebagai usaha yang
memudahkan pendidik untuk dapat memecahkan masalah-masalah dalam proses
pembelajaran, serta pendidik dapat melaksanakan proses pembelajaran sesuai bidang
garapan teknologi pendidikan yaitu identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan
pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta pengelolaan atas keseluruhan proses
tersebut. Dapat disimpulkan definisi AECT ini, memfokuskan pembelajaran pada guru
(Teacher center learning). Definisi 2004, AECT tidak hanya memfokuskan kajian
teknologi pendidikan pada pendidik (guru saja) namun segala aspek yang terkait dalam
pendidikan juga diikutsertakan, seperti peserta didik misalnya. Dimana definisi AECT
2004 menerangkan pembelajaran dipusatkan pada siswa (student center learning), guru
berfungsi sebagai fasilitator dan motivator dalam meningkatkan proses belajar siswa,
hal ini sesuai dengan definisi teknologi pendidikan sebagai studi dan etika praktek untuk
memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melaui penciptaan, penggunaan,
dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi.

Definisi teknologi pendidikan yang terbaru dikemukakan oleh Alan Januszewki


(2008), yang mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai “studi dan praktek etis
memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan,
menggunakan, dan mengelola, proses teknologi yang tepat dan sumber daya (Alan
Januszewki, 2008 hal 1). Definisi Alan ini mengisyaratkan bahwa dalam dunia
pendidikan kontibusi teknologi pendidikan tidak hanya bersifat teori namun juga
diaplikasikan berupa praktek pelaksanaan dari teori-teori yang lahir sebagai pemecah
masalah dalam proses pembelajaran.1

1
FOOTNOTE

Anda mungkin juga menyukai