Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENGAIRAN DAN IRIGASI KELAPA SAWIT (Elaeis


guineensis Jacq) DI PT. WANA HIJAU SEMESTA (WHS 1)
DESA SEBUNGA KECAMATAN SAMBAS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Diploma
IV pada Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan
Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Pontianak

OLEH:
ANDIK WISKUNANTO
4201823048

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2021

i
RINGKASAN

Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh


mahasiswa agar dapat memahami keterikatan antara teori dan praktik secara
langsung di lapangan. PKL dilaksanakan selama empat bulan, terhitung dari
tanggal 27 September 2021 sampai 22 januari 2022, di perkebunan kelapa sawit
PT. Wawasan Kebun Nusantara II (WKN II), yang berlokasi di kebun Sungai
Sentangau, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Tujuan
umum PKL adalah mahasiswa mengetahui dan memahami proses budidaya
tanaman perkebunan mulai dari sensus identifikasi pokok, sensus produksi,
perawatan jalan, pengendalian gulma, pruning, pemupukan, pemanenan, serta
pengairan dan irigasi sehingga memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas
dalam mempersiapkan diri pada dunia perkebunan. Judul khusus pada laporan ini
adalah Pengairan dan Irigasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq). Pengairan
dan Irigasi merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan Tanaman Menghasikan
(TM) kelapa sawit yang dilakukan agar dapat mempermudahkan pengaturan air
pada suatu wilayah agar tidak tergenang dan tidak terlalu kering sehingga air pada
perkebunan dalam kondisi yang optimal. Kondisi permukaan air yang optimal
pada saat proses pertumbuhan vegetatif maupun generatif. bertujuan untuk
memperoleh hasil maksimum. Kegiatan Pengairan dan irigasi yang dilakukan
meliputi phiziometer yaitu pengecekan tinggi muka air, pengaplikasian limbah
cair, pencucian saluran, pembuatan parit yang meliputi saluran Outlet drain
(saluran pembuangan), Main drain (saluran utama), Collection drain (saluran
pengumpul), Subsidiary drain (saluran lapangan) serta monitoring pekerjaan
sesuai SOP perusahaan. Efisiensi pengairan dan irigasi dapat dilihat berdasarkan
kenaikan produktivitas berat tandan buah segar, tonase, jumlah janjang dan berat
janjang rata-rata pada blok.

ii
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PENGAIRAN DAN IRIGASI KELAPA SAWIT (Elaeis


guineensis Jacq) DI PT. WANA HIJAU SEMESTA (WHS 1)
DESA SEBUNGA KECAMATAN SAMBAS

DISUSUN OLEH:
ANDIK WISKUNANTO
4201723022

Dosen Pembimbing

DWI ISYANA ACHMAD, S.Si., M.Si


NIP.199010022018032002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknologi Pertanian

LEDY PURWANDANI, S.TP., M.Sc


NIP. 198109102003122001
LEMBAR PERNYATAAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Pembimbing Seminar Praktik Kerja Lapangan (PKL) Jurusan Teknologi Pertanian


Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, menyatakan bahwa :

Nama : ROSID FAMUJI

NIM : 4201723022

Judul PKL : PENGAIRAN


: DAN IRIGASI KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq) DI PT. WAWASAN
KEBUN NUSANTARA II (WKN II)
KECAMATAN SELUAS KABUPATEN
BENGKAYANG KALIMANTAN BARAT

Telah diseminarkan dan dinyatakan Lulus/ Tidak Lulus*) dalam seminar


PKL pada Tanggal 26 Bulan Februari Tahun 2021.

Tim Penguji Dosen Penguji Tanda Tangan

Penguji I : Muliani, S.P.,M.Si.


NIP.198703082019031005 …………….

Penguji II : DWI ISYANA ACHMAD, S.Si., M.Si


NIP.199010022018032002 …………….
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Laporan ini
ditulis dan disusun dengan berdasarkan hasil PKL di PT. WKN II (Kebun Sungai
Sentangau) yang dilakukan selama 4 bulan pada tanggal 5 Oktober 2020 sampai
5 Februari 2021. Keberhasilan dan kelancaran dalam PKL ini tidak terlepas dari
doa dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung
sangat membantu dalam menyelesaikan penyusunan laporan PKL ini. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. ALLAH SWT yang telah memberikan kekuatan dan memudahkan segala
urusan selama menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan.
2. Kedua Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara
moril dan material.
3. Ibu Ledy Purwandani,S.TP., M.Sc selaku Ketua Jurusan Teknologi Pertanian.
4. Bapak Jaini Fakhrudin, SP., M.Si selaku Ketua Prodi D4 - Budidaya
Tanaman Perkebunan.
5. Ibu Dwi Isyana Achmad, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing Praktek Kerja
Lapangan dan Selaku Penguji II
6. Bapak Muliani S.P.,M.Si. Selaku Penguji I laporan PKL.
7. Pimpinan perusahaan PT. Wawasan Kebun Nsantara II (Kebun sungai
sentangau)
8. Bapak Jonson Barus S.P selaku pembimbing lapangan di perusahahan PT.
WKN II.
9. Seluruh staff beserta karyawan di PT. WKN II yang membantu memberikan
ilmu dan pengalaman di dunia perkebunan
10. Seluruh rekan rekan semuanya
Penyusunan laporan PKL yang dibuat masih jauh dari kata sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisanya. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pembaca guna menjadi agar lebih baik untuk masa depan.

Pontianak, 24 Februari 2021

Rosid Famuji
4201723022

v
RIWAYAT PENULIS

INFORMASI PRIBADI
1.Nama : Rosid Famuji
2.Jenis Kelamin : laki- laki
3.Tempat, Tanggal Lahir : Sanggau, 22 Februari 1998
4.Alamat Asal : Desa Menua Prama, Kec Belitang, Kab Sekadau
5.Alamat Domisili : Jl. Perdana, Komplek Bali Agung 2
6.Agama : Islam
7.No. Hp : 082250861610
8.E-Mail : rosidfamuji46@gmail.com
9.Pendidikan Formal :a. SDN 09 SP 5 Menua Prama
b. SMPN 4 BELITANG
c. SMA N1 BELITANG
d. POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
10.Riwayat organisasi : a) Korps Sukarelawan Unit Polnep (KSR)
b) Ikatan Mahasiswa Muslim Al-Hadid
c) Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
(IPTEK)
d) Dompet Mahasiswa Polnep (DOMMAH)
e) Lantera Muda Indonesia (LMI)
f) Himpunan Pengusaha Muda Kalbar
vi
(HIPMI)
g) Forum Ikatan Silaturahmi (FISI)
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................I
RINGKASAN.....................................................................................................II
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................III
LEMBAR PERNYATAAN..............................................................................IV
KATA PENGANTAR........................................................................................V
RIWAYAT PENULIS.......................................................................................VI
DAFTAR ISI....................................................................................................VIII
DAFTAR TABEL..............................................................................................X
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................XI
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................XII
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.3 Manfaat......................................................................................................2
1.4 Tempat Dan Waktu PKL...........................................................................2
BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI PERUSAHAAN............................4
2.1 Lokasi Dan Tata Letak...............................................................................4
2.2. Sejarah Singkat.........................................................................................4
2.3. Visi Dan Misi Perusahaan........................................................................6
2.4 Struktur Organisasi Dan Tata Kerja..........................................................6
2.5. Letak Geografis Dan Administratif.........................................................10
BAB III. PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN........................................13
3.1. Pelaksanaan Kegiatan .............................................................................13
3.1.1 Sensus Dan Identifikasi Pokok..............................................................13
3.1.2 Sensus Produksi.....................................................................................15
3.1.3 Perawatan Jalan.....................................................................................17

vii
3.1.4. Pruning/Penunasan...............................................................................18
3.1.5. Pemupukan...........................................................................................19
3.1.6. Pemanenan............................................................................................20
3.1.7. Pengendalian Gulma.............................................................................22
3.1.6. Pengairan dan Irigasi............................................................................23
3.2. Pembahasan.............................................................................................24
3.2.1 Pra Pengairan dan Irigasi..................................................................24
3.2.2 Aplikasi Limbah Cair........................................................................25
3.2.3 Saluran..............................................................................................26
3.2.4 Pintu air.............................................................................................28
3.2.5 Monitoring Pekerjaan........................................................................29
BAB. IV PENUTUP...........................................................................................30
4.1. Kesimpulan..............................................................................................30
4.2. Saran........................................................................................................30
Daftar Pustaka...................................................................................................31
Lampiran............................................................................................................32

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.PETA PT. WAWASAN KEBUN NUSANTARA II......................5


Gambar 2. Struktur Organisasi dan Tata Kerja.............................................7
Gambar 3. Kondisi Geografis dan Administratif...........................................10
Gambar 4. Pembuatan Nomor Teller..............................................................15
Gambar 5. Patok Blok.......................................................................................15
Gambar 6. Tapak Jala......................................................................................16
Gambar 7. Sensus Produksi..............................................................................16
Gambar 8. chrosscheks Sensus BBC................................................................17
Gambar 9. Perawatan Jalan Secara Manual..................................................18
Gambar 10. Penimbunan Laterit.....................................................................18
Gambar 11. Perawatan Jalan Secara Mekanis...............................................19
Gambar 12. Peruning/Penunasan....................................................................20
Gambar 13. Pemupukan...................................................................................21
Gambar 18. Aplikasi Limbah cair pabrik minyak kelapa sawit...................23
Gambar 14. Pemanenan....................................................................................24
Gambar 15. Pengendalian Gulma....................................................................25
Gambar 16. Pengairan dan Irigasi...................................................................26
Gambar 17. Pra Pengairan dan Irigasi...........................................................28
Gambar 19. Pencucian Saluran........................................................................31
Gambar 20. water flow.......................................................................................32
Gambar 21. Phiziometer....................................................................................32

ix
DAFTAR TABEL

Table 1 Jadwal Kegiatan...................................................................................13


Tabel 2. Ukuran Saluran..................................................................................27
Tabel 3. Pemeliharaan saluran dilakukan secara berkala............................28
Tabel 4. Phiziometer...........................................................................................29

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Persetujuan Seminar PKL................................................32


Lampiran 2. Surat Permohonan PKL.............................................................33
Lampiran 3. Surat Jawaban PT. WKN II.......................................................34
Lampiran 4. Surat Keterangan Melaksanakan PKL.....................................35
Lampiran 5. Laporan Kegiatan Harian dan Mingguan ...............................36
Lampiran 6. Daftar Hadir PKL.......................................................................53
Lampiran 7. Data Curah Hujan. 2020.............................................................57
Lampiran 8. Data Produksi TBS PT.Wawasan Kebun Nusantara II..........58
Lampiran 9. Data Produksi Tahun 2020.........................................................61
Lampiran 10. Dokumentasi Kegiatan PKL....................................................62

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah mata kuliah praktikum
dengan bobot 21 SKS, yang ditempuh oleh mahasiswa Program Studi Budidaya
Tanaman Perkebunan. Mata kuliah ini mewajibkan mahasiswa untuk langsung
terjun ke lapangan guna melakukan kegiatan pengamatan terhadap kegiatan
perkebunan khususnya di bidang budidaya dengan adanya bimbingan dari
pembimbing lapangan maupun dosen pembimbing PKL yang ditunjuk langsung.
Mahasiswa diwajibkan untuk membuat laporan yang dipresentasikan dalam
bentuk seminar laporan PKL untuk memperoleh penilaian akhir dari Praktek
Kerja Lapangan (PKL).
Indonesia merupakan negara penghasil industri minyak kelapa sawit.
Selain itu merupakan sumber devisa negara terbesar dan dapat menciptakan
kesempatan kerja untuk mengarahkan kesejahteraan masyarakat. Tanaman kelapa
sawit merupakan salah satu tanaman yang berkontibusi dalam ekonomi Negara
dengan melalui kegiatan ekspor. Tanaman kelapa sawit juga berfungsi sebagai
penghasil minyak yang berupa CPO (Crude Palm Oil). Kebun kelapa sawit di
Indonesia rata-rata hasil produktivitasnya lebih rendah dibandingkan dengan
Malaysia (Andika dan Wirodo, 2013).
Luas areal menurut status pengusahaan perkebunan rakyat seluas 4,55 juta
Ha atau 41,55%, milik negara (PTPN) seluas 0,75 juta Ha atau 6,83% milik
swasta seluas 5,66 juta Ha atau 51,62%, sedangkan swasta terbagi menjadi 2
macam yaitu swasta asing seluas 0,17 juta Ha atau 1,54% dan sisanya lokal,
sekitar 26 juta ton diekspor dengan nilai ekspor mencapai 250 triliun (Ditjenbun,
2015).
Salah satu usaha yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman kelapa
sawit dapat dilakukan kegiatan pembuatan pengairan dan irigasi yang tepat
seperti pembuatan parit. Dengan adanya air yang tergenang dapat mengurangi

1
2

produktivitas panen. Tanaman perkebunan sangat mudah tergenang air khususnya


pada tanaman yang tumbuh di daerah rendahan.
Daerah rendahan yaitu daerah yang digenangi air secara lama yang
menyebabkan tanaman pertumbuhanya tidak optimal yang merugikan tanaman
sehingga perlu adanya pengelolaan air. Air yang mengenangi tanaman, sangat
mengganggu pertumbuhan tanaman komoditas perkebunan maupun komoditas
tanaman pertanian. Tanaman kelapa sawit yang tergenang menimbulkan dampak
negatif yaitu rendahnya produktivitas tanaman kelapa sawit dan dapat
menimbulkan hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman kelapa sawit
sehingga hasil produksinya menurun.
Beberapa daerah yang ditemui di PT.WKN II meliputi daerah rendahan
yang mudah tergenang air sehingga perlu dilakukan pengelolaan baik itu daerah
rawa atau hamparan rendahan sekitar sungai. Upaya yang dilakukan di perusahaan
ini untuk pengelolaan air yaitu dengan cara pembuatan saluran dan tangul.
Pembuatan saluran meliputi: saluran Outlet drain (saluran pembuangan), Main
drain (saluran utama), Collection drain (saluran pengumpul), Subsidiary drain
(saluran lapangan) dengan mengunakan alat-alat berat exsavator baik itu pc 50,
130 maupun 200 yang ada di perusahaaan Pengunaan alat berat yang dipilih
disesuaikan dengan kondisi di lapangan perkebunan. Kegiatan pengairan dan
irigasi memberikan kontribusi yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman,
karena tanaman kelapa sawit sangat responsif.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan magang adalah:

1. Mengetahui tekhnik budidaya tanaman kelapa sawit secara langsung baik


tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman menghasilkan
(TM).
2. Mengetahui cara dan metode pengelolaan air pada tanaman perkebunan
kelapa sawit.
3

1.3 Manfaat

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta


keterampilan dalam mengembangkan ilmu tata kelola air khususnya di kebun
kelapa sawit.

1.4 Tempat dan Waktu PKL

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT. Wawasan


Kebun Nusantara II yang berlokasi di Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang,
Kalimantan Barat. Pelaksanaan kegiatan magang berlangsung selama empat
bulan, yaitu mulai dari tanggal 5 Oktober 2020 sampai tanggal 5 Februari 2021.
BAB II.
GAMBARAN UMUM LOKASI PERUSAHAAN

2.1 Lokasi Dan Tata Letak


Lokasi PT. Wawasan Kebun Nusantara II (WKN II) terletak di Kabupaten
Bengkayang, Kecamatan Seluas, Desa Sentangau Jaya. Untuk menuju lokasi
perusahaan dapat ditempuh melalu jalur akses darat menggunakan mobil maupun
motor melalui jalan lintas provinsi kabupaten Bengkayang sejauh 249 KM atau
sekitar 6 jam perjalanan dari kota Pontianak. PT. WKN II Terbagi Menjadi 2
Wilayah yaitu: Wilayah Kebun Sungai Sentangau (KSG) dan Wilayah Kebun
Sungai Seluang (KSS). Untuk Wilayah Kebun Sungai Sentangau (KSG)
mempunyai 6 afdeling yaitu afdeling 1,2 dan 3 terletak di Desa Sentangau Jaya,
afdeling 4 terletak di Desa Seluas, afdeling 5 dan 6 terletak di Dusun Tadan Desa
Bengkawan. Untuk wilayah kebun sungai seluang (KSS) mempunyai 4 afdeling
terletak di Desa Seluang.

*PT. WKN II
Gambar 1. PETA PT. WAWASAN KEBUN NUSANTARA II

4
4

2.2 Sejarah Singkat


PT.Wawasan Kebun Nusantara didirikan pada tahun 2003 dengan
penanaman pertama dilakukan pada tahun 2007, di Kecamatan Seluas yang
merupakan salah satu anak perusahaan dari grup KPN CROP yang bergerak
dalam dunia industri pekebunan sawit. PT. Wawasan Kebun Nusantara ini
didirikan dengan izin usaha perkebunan (IUP) no 525./0526/ hutbun tanggal 23
April 2003 dan izin lokasi SK Kepala Badan Pertahanan Nasional Republik
Indonesia No. 52-HGU-BPN-RI-2007 Tanggal 31 Oktober 2007. Dengan Luas
Area 2.275, 79 Ha yang merupakan perkebunan besar swasta sebagai perusahaan
inti plasma menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan kebijakan
pemerintah, pembangunan perkebunan diarahkan untuk membuka lapangan
pekerjaan yang mampu mewadahi perkembangan kewiraswastaan petani
perkebunan ke arah usaha yang rasional.
Tenaga kerja yang berusaha di perusahaan diambil dari masyarakat
setempat sesuai dengan Peraturan Daerah yang mengatur bahwa perusahaan wajib
menerima karyawan dari masyarakar setempat sekurang-kurangnya dari 35% dari
jumlah keseluruhan karyawan atau tenaga kerja. Akan tetapi, sumber daya
manusia masyarakat setempat masih belum memenuhi taget dan kriteria yang
diperlukan di perusahaan. Oleh karenanya, tenaga kerja masih didatangkan dari
daerah lain dengan sistem kontrak demi memenuhi dan menjalankan roda
perusahaan. Karyawan kontrak dipimpin oleh seorang kepala rombongan yang
bertanggung jawab langsung kepada perusahaan dan karyawan langsung.
PT. Wawasan Kebun Nusantara dibagi menjadi 2 wilayah, yaitu PT WKN
I dengan nama Kebun Sungai Seluang (KSS) dan WKN II dengan nama Kebun
Sungai Sentangau (KSG). Masing-masing Estate dibawahi oleh seorang Estate
Manager. Dalam kegiatan pelaksanaan operasionalnya PT.WKN II berkerjasama
dengan beberapa kontraktor Bidang pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor
meliputi sarana transportasi dan alat berat.
PT. WKN II mempunyai dua bagian wilayah, yaitu kebun inti dan kebun
plasma. Kebun inti sepenuhnya 100% dikelola oleh perusahaan termasuk hasil
dari perkebunan tersebut, sedangkan untuk kebun plasma mengunakan sistem bagi
5

hasil antar perusahaan dan masyarakat yaitu 60% : 40%. Perusahaan selaku pihak
pengelola mendapatkan hak bagian sebesar 60 %, sedangkan masyarakat selaku
pihak pemilik lahan mendapatkan hak bagian 40 % dari seluruh hasil kebun
plasma tersebut sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Tandan Buah Segar (TBS) kebun PT. WKN II menjualnya pada pihak
Pabrik minyak Kelapa Sawit (PMKS) pabrik Sungai Kumba yang dibangun di
Desa Sentangau Jaya, Kecamatan Seluas untuk pengolahan tandan buah segar.
Untuk limbah perusahaan sudah memiliki pengolahan limbah tersendiri yang
sesuai dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkngan (AMDAL) yang ramah
lingkungan
2.3. Visi Dan Misi Perusahaan
Adapun visi dan misi dari perusahaan PT. Wawasan Kebun Nusantara II,
sebagai berikut :
 Visi
“Menjadikan salah satu perusahaan agribisnis Indonesia yang
terkemuka dengan pengelolaan terbaik dan memberikan
keuntungan yang terbaik”
 Misi
“Meningkatkan perkembangan perusahaan dengan standar kualitas
tinggi, ramah lingkungan dan berkelanjutan serta memberikan nilai
tambah yang lebih untuk seluruh stakeholder.”
 Motto
Adapun motto dari PT. WKN II, yaitu:
“Bersama kita bisa”
6

2.4 Struktur Organisasi dan Tata Kerja

*PT. WKN II
Gambar 2. Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Untuk menjalankan Pelaksanaan kegiatan PT. WKN II dipimpin oleh orang


Manajer Kebun. Manajer Kebun dibantu oleh Asisten Kepala (Askep), Kepala tata
usaha Asisten afdeling, traksi, sosial security liced (SSL), Humas, dan
Personalia. Adapun tugas, dan tanggung jawab pada setiap bagian dalam
organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Estet Manager (EM)
Adalah bagian tertinggi di dalam organisasi kebun atau perusahaan, serta
mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan dalam menentukan langkah-
langkah apa saja yang akan diambil selain itu juga bertanggung jawab terhadap
operasional kebun serta memberi persetujuan di dalam setiap administrasi yang
ada di kebun, estate manager tidak bekerja sendiri di dalam kegiatanya dibantu
oleh beberapa staff yang meliputi KTU, dan personalia, dan juga kerani.
b. Asisten kepala (ASKEP)
Asisten kepala bertanggung jawab penuh terhadap estet manajer kebun dan
bertugas melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian atas pekerjaan yang berkaitan dengan bidang umum, membantu
manajer dalam menjabarkan kebijakan – kebijakan yang dibuat dalam perusahaan.
7

c. Kepala Tata usaha (KTU)


Kepala tata usaha di dalam pekerjaannya bertanggung jawab untuk
mengelola dan menyediakan apa saja yang menjadi kebutuhan di dalam kebun dan
menyiapkan prasarana yang kurang di dalam kebun serta mengurus segala
administrasi dan keuangan yang ada di kebun
d. Asisten Afdeling
Asisten afdeling bertanggung jawab atas program kinerja afdeling masing-
masing. Serta bertanggung jawab kepada asisten kepala dan bertugas membantu
dalam pelaksanaan tugas Asisten Kepala yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Asisten afdeling bertanggung
jawab atas afdelingnya masing-masing berikut juga beberapa tugas asisten di
lapangan:
1) Menyusun program dan angaran rencana anggaran tahunan (RKT) bulanan
dan mingguan untuk pekerjaan pemeliharaan tanaman dan pemanenan
buah.
2) Memimpin, mengorganisir dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan di lapangan sesuai yang ditentukan oleh atasan.
3) Menyiapkan transportasi karyawan, material dan peralatan kerja.
4) Mengajukan permohonan BHL (Buruh Harian Lepas). Membuat laporan
pekerjaan (hasil kerja, data-data material yang digunakan, pemakaian
barang) dan laporan BHL ke bagian Personalia dan tata usaha.
e. Asisten traksi
Asisten traksi yang bertanggung jawab atas unit transport yang ada di kebun
yang meliputi :

1. Mengecek kerusakan dan menugaskan mekanik Perbaikan/merawat


mesin/kenderaan/alat berat yang mengalami kerusakan.
2. Pendistribusian unit kendaran dan alat berat ke afdeling masing-masing
3. Pengadaan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan prasarana alat berat di
kebun.
4. Menerima laporan kerusakan alat dan membuat berita acara kerusakan jika hasil
analisa menunjukkan kerusakan akibat kelalaian atau faktor spareparts.
5. Membuat surat laporan kepada atasan jika kerusakan alat disebabkan oleh
kesalahan/kelalaian operator untuk tindak selanjutnya.
8

6. Menyiapkan dan menyediakan fasilitas mess (operasional kebutuhan air dan


listrik).

f. Social Security Licensing (SSL)


Merupakan satuan kebun yang mempunyai tugas dan wewenang mencakup
sosial, keamanan dan perijinan di dalam kebun diantaranya:
1) Menangani masalah sosial perkebunan yang berhubungan dengan
masyarakat.
2) Menjaga keamanan perkebunan
3) Menangani masalah yang berkaitan dengan perijinan perusahaan
4) Menjadi jembatan penghubung antara pihak perusahaan dan masyarakat.
5) Melakukan patrol dan penjagaan post setiap hari di daerah rawan pencurian
6) Mengurus dan melakukan tindakan terhadap kasus pencurian

g. Personalia
Personalia Biasa juga disebut kerani yang memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
1) Memproses penerimaan calon tenaga kerja baru dan membuat konfirmasi
yang berkaitan dengan penyesuaian gaji bagi karyawan baru tersebut.
2) Memproses pembayaran gaji, lembur, dan tunjangan hari raya untuk
karyawan non staff dan buruh harian tetap.
3) Mengkoordinasikan dengan perusahaan induk terkait dengan penerimaan
calon tenaga kerja, penyesuaian gaji, promosi karyawan, karyawan yang
keluar, dan tenaga kerja asing yang berada di kebun/pabrik.
4) Memonitor, mendata dan melengkapi perumahan tempat tinggal karyawan
dan isinya, serta memproses permohonan tempat tinggal bagi karyawan.
h.Tenaga kerja
Sistem tenaga kerja yang terdapat di PT.WKN terbagi menjadi 3
1. Karyawan Bulanan tetap (KBT) merupakan karyawan yang sudah (SKU)
staf karyawan umum dan mengunakan sistem gaji sesuai UMR pemerintah
premi mati dari perusahaan ditambah sesuai tahun masuk kerja (TMK)
9

2. Karyawan harian tetap (KHT) merupakan karyawan yang sudah (SKU) staf
karyawan umum yang mengunakan sistem gaji sesuai UMR pemerintah
ditambah premi mati dari perusahaan
3. Karyawan harian lepas (KHL) merupakan karyawan yang bekerja sesuai
kebutuhan afdeling dan digaji sebesar Rp 110.000.

2.5.Kondisi Geografis dan Administratif


a. Batas Wilayah
Secara geografis PT. Wawasan Kebun Nusantara terletak pada posisi
koordinat BT 109,7935 dan LU 1,2982 Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten
Bengkayang.

Desa seluas

Desa sentangau jaya

*Data diolah penulis


Gambar 3. Kondisi Geografis dan Administratif

Adapun Batas wilayah administratif PT.WKN II yaitu meliputi:


- Utara berbatasan dengan PT. Wawasan Kebun Nusantara 1 (WKN 1)
- Timur berbatasan dengan PT. Ceria Permai (CP)
- Barat Berbatasan Dengan Desa Seluas
- Selatan Berbatasan Dengan Desa Sentangau Jaya
10

b. Topografi, Jenis Tanah, dan Iklim


Topografi yang terdapat di PT. WKN II secara umum adalah datar,
berbukit, dan rawa. Jenis tanah PT. WKN II adalah tanah mineral dan gambut
serta memiliki iklim tropis.

c. Keadaan Penduduk
Penduduk yang terdapat di lokasi perkebunan PT. WKN II adalah
penduduk asli daerah setempat dan masyarakat transmigrasi umum tahun 1995
yang merupakan bagian dari program pemerataan penduduk oleh presiden
soeharto yang terdiri dari suku Melayu, Dayak, Jawa, dan Sunda. Sebagian
berasal dari penduduk luar daerah yang berasal dari pulau jawa, Nusa Tenggara
Timur, dan Sumatera. Mata pencaharian penduduk yang menetap di sekitar
perusahaan PT. WKN II bervariasi seperti berladang, berdagang, dan menjadi
karyawan.

d. Sarana dan Prasarana


Adapun sarana dan prasarana yang dibangun oleh PT. WKN II guna untuk
meningkatkan kinerja karyawannya. Sarana dan prasarana terrsebut meliputi:
emplacement (tempat tinggal EM, Askep, KTU,dan Asisten), perumahan
karyawan, kantor besar (meliputi ruang EM, ruang Kasir, ruang KTU, ruang
SSL/GIS, ruang Meeting, ruang personalia, ruang dapur serta gudang kantor),
kantor Afdeling (meliputi ruang Asisten Kepala, Asisten Afdeling serta ruang
kerani), pos satpam, Gudang sentral, Puskesbun (puskesmas kebun), transportasi,
jalan dan listrik. Adapun gambar sarana dan prasarana dapat dilihat pada
lampiran.
BAB III.
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) ini terdiri dari 1 kelompok yang
berjumlah 5 orang (3 orang orang laki-laki dan 2 orang perempuan). Kegiatan di
lapangan dibimbing secara langsung oleh pembimbing di lapangan seperti asisten
kepala, asisten dan mandor. Kegiatan ini diikuti setiap hari Senin sampai dengan
hari sabtu (untuk hari minggu libur). Daftar hadir PKL dapat dilihat pada
lampiran. Adapun jadwal kegiatan yang dilakukan setiap hari dapat dilihat pada
Tabel 1.

Tabel 1 Jadwal Kegiatan


No Waktu Keterangan
1. Pukul 05.00-05.30 WIB Apel pagi staff (Manager, Asisten
Kepala, traksi dan Asisten
Afdeling).
2. Pukul 05.30-05.45 WIB Apel pagi antara Asisten Afdeling
dan supervisi.
3. Pukul 05.45-06.00 WIB Apel pagi antara Asisten Afdeling,
supervisi dan Karyawan.
4. Pukul 06.00-06.30 WIB Kumpul dan diskusi di kantor
afdeling bersama asisten dan
supervisi.
5. Pukul 06.30-07.00 WIB Sarapan dan berangkat ke lokasi
kerja.
6. Pukul 07.00-14.00 WIB Karyawan bekerja.

*)
Data diolah oleh penulis

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama di lapangan meliputi


pemeliharan (pengendalian gulma, pemupukan, penyemprotan, pemeliharaan

13
jalan, dan sensus), dan pemanenan. Adapun kegiatan tugas khusus yaitu pengairan
dan irigasi tanaman kelapa sawit. Laporan kegiatan harian atau mingguan dapat
dilihat pada lampiran

14
13

3.1.1 Sensus Dan Identifkasi Pokok


Untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi pohon kelapa sawit yang
sebenarnya dalam blok atau areal perkebunan.
Kegiatan sensus dan identifikasi pokok meliputi:
1.Sensus Pokok
Sensus pokok dilakukan secara berkala sesuai dengan ketentuan yang
bertujuan untuk mendapatkan data yang lengkap mengenai keadaan sebenarnya di
lapangan terutama yang berhubungan dengan produktivitas tanaman. Sensus
pokok harus dilakukan secara teliti sehingga dapat memberikan data yang akurat.
Hasil sensus yang akurat dapat membantu memudahkan dalam pengelolaan
kebun dan dapat di gunakan untuk mengetahui dan melakukan tindakan yang
berkaitan dengan:
a) jumlah pokok produktif dan non produktif
b) pokok sakit/afnormal
c) pokok mati/kosong
d) data parit dan sarana fisik
e) pekerjaan panen
f) pekerjaan pemupukan
g) pengendalian hama
sensus pokok dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu bulan Maret untuk semester 1
dan Oktober untuk semester 2.
2.Sensus Hama Penyakit
Sensus Hama Penyakit Untuk mengetahui kehadiran hama penyakit di
kebun, perlu di lakukan pemantauan untuk mengambil tindakan melalui sensus
secara rutin.
a) Setiap 3 bulan sekali untuk areal yang belum pernah terserang
b) Setiap 1 bulan sekali untuk areal yang sudah pernah terserang dan di
lakukan pengendalian
c) Setiap 2 minggu sekali utuk areal yang sedang terserang
14

3.Identifikasi Pokok
Identifikasi Pokok bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai kondisi
pohon kalapa sawit dari setiap blok, jumlah tanaman kosong, tanaman mati,
tanaman abnormal, dan terserang hama penyakit.

Gambar 4. Pembuatan Nomor Teller

Gambar 5. Patok Blok

3.1.2 Sensus produksi


Kegiatan sensus mengamati atau menghitung pohon kelapa sawit berikut
jumlah bunga yang telah diserbuki dan tandan yang telah terbentuk di tiap blok
pada areal afdeling yang mampu memproduksi tandan buah segar untuk
menghasilkan CPO yang sangat menentukan kebijakan yang akan diambil sebagai
15

dasar analisa pencapaian produksi tahunan berjalan dan penetuan anggaran


produksi tahun berikutnya.

Waktu pelakanaan sensus yaitu:


a) Semester 1 : 20 Desember sampai 31 Desember
b) Semester 2 : 20 Juni sampai 30 Juni
Tanda – tanda sensus produksi sebaiknya terlebih dahulu dibuat sebelum
dilakukan sensus produksi. Tanda-tanda sensus dibuat hanya sekali saja dan
sebaiknya secara rutin setahun sekali dilakukan perbaikan. Pembuatan atau
perbaikan tanda sensus sebaiknya dilakukan pada bulan November atau Mei.
Tanda-tanda sensus produksi yang dibuat :
a) Baris sensus
Di mulai arah Timur - Selatan jika baris tanaman Utara - Selatan atau arah
Barat - Selatan jika baris tanamnya Timur - Barat. Selanjutnya pada nomor
pokok 10, 11, 20, 21 dan seterusnya.
b) Titik sensus
Merupakan titik tanaman di lapangan sebagai pusat dilakukanya sensus
c) Pokok sensus
Merupakan pokok di lapangan yang mengelilingi TS yang merupakan titik
sensus.

Gambar 6. Tapak Jala


16

Gambar 7. Sensus Produksi

Crosscheks adalah kegiatan mengecek kembali hasil sensus yang telah


dilakukan oleh karyawan di lapangan. Crosscheks dilakukan pada 2 baris saja
yaitu pada baris yang telah disensus. Untuk baris yang dipilih menyesuaikan
kondisi di lapangan. Jika hasil crosschecks melebihi ± 5% maka wajib diulang
sensusnya.

Gambar 8. Chrosscheks Sensus BBC

3.1.3 Perawatan jalan


Jalan merupakan akses yang penting dalam perkebunan kelapa sawit sebagai
Kebutuhan akses sarana prasarana. Jalan yang baik menjadi salah syarat utama
dalam mendapatkan produktifitas hasil panen yang tinggi, kualitas jalan yang
17

buruk dapat menyulitkan akses kendaraan. Jalan berfungsi sebagai penghubung


keluar masuknya kendararan dari kebun atau pabrik atau sebaliknya, jalur
transportasi TBS serta sebagai pembatas blok dan wilayah.
Pada musim penghujan jalan yang basah menjadi becek dan licin yang
menyulitkan mobilitas kendaraan dan aktifitas kebun. Perawatan jalan dibagi
menjadi 2 bagian yaitu: perawatan jalan secara manual dan mekanis. Perawatan
jalan secara manual di PT. WKN II terdiri atas membuang air yang tergenang di
jalan, pembuatan tali air, pemberian kayu pada jalan yang rusak agar bisa dilewati.
Perawatan jalan sering dilakukan di areal yang tergenang air apabila hujan
sehingga bisa membuat ban mobil terpuruk.

Gambar 9. Perawatan Jalan Secara Manual

Perawatan jalan secara mekanis terdiri atas perapian badan jalan, pemadatan,
penimbunan pada areal badan jalan yang rusak mengunakan material tanah laterit
yang dibantu oleh alat berat exsavator untuk menaikan ke dump truk sebagai alat
untuk pengangkutan dari tempat pengerukan laterit ke lokasi yang akan ditimbun.
18

Gambar 10. Penimbunan laterit


Jalan yang mengalami kerusakan parah perawatan jalan dilakukan
mengunakan alat berat berupa greder dan compektor/bomak untuk mempercepat
proses perawatan jalan berupa perapian dan pembentukan badan jalan yang rapi
yang dibantu oleh bomak untuk pemadatan badan jalan.

Gambar 11. Perawatan Jalan Secara Mekanis

3.1.4 Pruning/penunasan
Tunas pokok adalah kegiatan membuang pelepah kelapa sawit yang tidak
berfungsi lagi, meninggalkan pelepah yang berguna untuk proses fotosintesis guna
memaksimalkan konversi cahaya, hara dan air menjadi produksi TBS. Penunasan
merupakan kegiatan pemotongan pelepah tanaman kelapa sawit sesuai standar
jumlah pelepah per umur tanaman. Penunasan yang tepat adalah penunasan yang
dapat menjaga produksi maksimum dan memperkecil kehilangan produksi.
Jumlah pelepah yang optimum untuk mendapatkan produksi yang maksimum
yaitu 48-56 pelepah pada tanama kelapa sawit muda dan 40-48 pelepah pada
tanaman kelapa sawit tua (Pahan, 2008 dalam Elgani, 2013).
Penunasan dibagi menjadi 3 sesuai usia kelapa sawit, yaitu:
a) Penunasan pasir
Seluruh daun pada 1-2 lingkaran pertama dibuang pada ketingian 15 cm
dari tanah. Daun yang dibuang adalah daun tua yang telah mengering atau
tidak produktif lagi.
19

b) Penunasan selektif
Batas tunas adalah disisakan 2 atau 3 pelepah di bawah buah (songgo 2
atau 3). Pada tanaman muda dan remaja sampai umur 6 tahun Jumlah daun
yang dipertahankan 48-56 atau disebut songgo tiga.
c) Penunasan umum
Tanaman yang lebuh dari 6 tahun di sisakan pelepah 40-48 atau yang di
sebut songgo dua.untuk mencapai 1 rotasi memerlukan waktu 9 bulan. Jika
sampai 1 tahun berati telah mencapai 1,3 rotasi. Pelepah disusun rapi di
gawangan mati dengan dipotong menjadi 2-3 bagian.

Gambar 12. Pruning/penunasan

3.1.5 Pemupukan
Pemupukan adalah kegiatan pemberian bahan untuk menyediakan nutrisi/
unsur hara bagi kelapa sawit untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman agar
tercapai produktifitas yang maksimal. PT. WKN II melakukan Pemupukan
dilakukan dalam dua semester yaitu pada semester satu, Januari sampai Juni dan
semester dua, pada Juli sampai Desember. Kegiatan pemupukan pada semester
satu yang belum tuntas harus segera diselesaikan pada semester dua.
Aplikasi pemupukan dilakukan mulai dari Penguntilan pupuk di gudang
dilakukan dengan tujuan memepermudah distribusi dan pengangkutan ke blok
untuk dilakukan penaburan, pengeceran di blok agar setiap jalur terpupuk.
20

Metode pemupukan yang di gunakan hanya metode tabur, tidak


mengunakan metode lainnya. Pupuk ditabur merata mulai batas luar piringan
menuju ke dalam dengan lebar 1 meter. Kegiatan penaburan pemupukan
dilakukan dengan sistem gang, yang berarti pada saat pemupukan dilakukan pada
satu area dan tidak boleh dilakukan di area lain dalam hari yang sama.
Pemupukan yang telah dilakukan meliputi pupuk makro dan pupuk mikro.
Untuk pupuk makro yang telah dilakukan urea, rockphospat, kieshrite, dolomit,
sedangkan untuk unsur mikro yaitu pupuk high great fertilizer borat (HGFB) dan
Cu.

Gambar 13. Pemupukan

Adapun aplikasi limbah cair pabrik minyak kelapa sawit ke kebun yang
termasuk ke dalam kegiatan pemupukan selain pupuk kimia merupakan salah satu
cara meningkatkan kesuburan tanah dan menjaga ketersedian air sebagai upaya
dan tindakan menjaga kemampuan lahan dalam rangka mendukung pertumbuhan
tanaman kelapa sawit agar produktifitasnya maksimal dan berkesinambungan.
Limbah cair pabrik minyak kelapa sawit (LCPMKS) yang dikenal dengan
istilah POME (Palm Oil Mill Effluent) mempunyai kandungan bahan organik
yang tinggi, sehingga LCPMKS harus diolah atau dimanfaatkan untuk pupuk.
Limbah cair pabrik kelapa sawit memilki sejumlah kandungan hara yang
dibutuhkan tanaman, yaitu: N, P, K, Ca dan Mg yang berpotensi sebagai sumber
hara untuk tanaman (Budianta, 2005).
21

Limbah cair yang telah diolah diaplikasikan di lahan dengan menggunakan


sistem flat bed (kolam datar). Flat bed dibuat di gawangan mati yaitu gawangan
yang berselingan dengan pasar rintis/jalan panen, kolam berbentuk empat pesegi
panjang yang tidak termasuk dalam pengairan dengan cara ini dapat menurunkan
kadar cemarnya terutama nilai BOD dan COD limbah agar dapat diaplikasikan ke
lahan. Penyaluran limbah yang bersumber dari pabrik ke kebun kalapa sawit
menggunakan pipa paralon sebagai media penyalurnya, yaitu disalurkan 5 kolam
untuk setiap harinya ke lapangan. Untuk aplikasi yang sudah berjalan terdapat
pada 3 blok yaitu: blok k 14, k 15, k 16 di areal afdeling 3 wilayah inti.
Aplikasi limbah pada kebun kelapa sawit dengan cara dibuatkan kolam
atau saluran mengunakan exsavator di setiap gawangan mati dengan ukuran
panjang 180 m, lebar 2 m, dan dalam 1,5 m, agar limbah tidak meluap, sehingga
kebun menjadi becek, serta aplikasinya tidak terkendali dan terkontrol. Limbah
disalurkan ke lapangan sebagai salah satu cara mengurangi pencemaran
lingkungan yang berakibat negatif secara luas. Oleh sebab itu, maka limbah
diaplikasikan pada kebun kelapa sawit agar dapat terkontrol dan terkendali,
sehingga aplikasnya dapat diatur.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Budianta (2005), limbah cair
yang dihasilkan dan siap diaplikasikan ke lahan perkebunan mempunyai
kandungan K 500 – 600 mg/L, N 142 - 157 mg/L, P 24-53 mg/L, dan Mg 39 - 90
mg/L. Berdasarkan analisis tersebut perbedaan kandungan unsur hara tidak terlalu
tinggi dikarenakan limbah yang diaplikasikan nilai BOD nya yang tidak terlalu
tinggi (< 2500 mg/L). Dengan kandungan unsur hara yang tinggi dari LCPMKS
maka aplikasi ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan pada
tanaman kelapa sawit, blok yang sudah di aplikan LCPMKS tetap diberikan
pupuk sesuai dosis rekomendasi dari hasil sensus daun sebelumnya sama seperti
blok yang tidak diaplikasikan LCPMKS. Hal ini dilakukan sedemikian rupa agar
dapat diketahui sebagai perbandingan kenaikan atau penurunan produktivitas
antara blok yang diaplikasikan LCPMKS dan blok yang tidak diaplikasikan
LCPMKS serta menjadi tolak ukur keberhasilan untuk dilanjutkan atau tidak
aplikasi LCPMKS pada blok yang belum.
22

Gambar 14. Aplikasi limbah cair pabrik minyak kelapa sawit (LCPMKS)

3.1.6 Pemanenan
Pemanenan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memotong tandan buah
segar (TBS) yang sudah matang dan mengutip berondolan yang tercecer saat
panen. Menurut Pahan (2008), tanaman kelapa sawit yang berumur tiga atau
empat tahun sudah siap dipanen. Di PT.WKN II pemanenan mengunakan sistem
basis dan borongan. Sistem Basis dihitung berdasarkan berat janjang rata-rata
(BJR) setiap blok sehingga dapat ditentukan basis untuk setiap pemanenya. Untuk
sistem borongan di hitung dari tonase berat tandan buah segar yang dipanen. Alat
egrek digunakan jika pohon kelapa sawit tinggi dan dodos jika pohon kelapa sawit
rendah. Hasil produksi kebun seperti tandan, minyak dan inti sawit merupakan
kebehasilan panen yang sangat ditentukan (Sunarko, 2010).
Alat yang digunakan yaitu dodos, enggrek, penggaruk berondolan, gancu,
karung alas berondol, dan angkong. Penentuan hari panen berdasarkan pusingan
rotasi panen yaitu 7 hari sekali. Pemeriksaan kematangan buah berdasarkan
kriteria panen pada pokok setiap ancak. Jika buah sudah masak sesuai kriteria
matang penen maka buah dipotong menggunakan dodos/enggrek, pelepah tidak
boleh sengleh, jika tangkai melebihi 5 cm maka tangkai harus dipotong, kutip
semua berondolan yang ada di bawah pokok/piringan masuukan ke dalam karung,
angkut semua tandan ke tempat pengumpulan hasil (TPH), susun tandan dalam
bentuk barisan dan tangkai menghadap ke jalan. Krani panen bertugas
menghitung, memberi stampel buah. memeriksa dan mencatat semua hasil panen
23

di TPH. Jika dalam pemeriksaan ditemukan hasil panen dengan kualitas tidak
sesuai dengan standart seperti buah mentah dan gagang panjang maka pemanen
akan diberikan sanksi denda.
TBS yang sudah di TPH kemudian dimasukkan dalam Dump Truck (DT)
oleh karyawan tenaga loding yang diawasi oleh krani transport serta membuat
Surat Pengantar Buah (SPB) kepada sopir DT. TBS diusahakan diangkut ke
PMKS pada hari yang sama guna mendapatkan mutu minyak yang baik.

Gambar 15. Pemanenan

3.1.7 Pengendalian Gulma


Usaha yang perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman
dapat dilakukan dengan upaya pemeliharaan tanaman yang tepat. Pengendalian
gulma merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan Tanaman Menghasikan (TM)
kelapa sawit (Sarjono dan Zaman, 2017).
Pengendalian gulma merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan pada
budidaya tanaman kelapa sawit. Kegiatan pengendalian gulma dilakukan agar
dapat mempermudahkan pemupukan, pemanenan dan pemungutan brondolan.
Pengendalian gulma dilakukan pada piringan, gawangan dan jalan pikul.
Pengendalian gulma di piringan berfungsi untuk menghindari perebutan unsur
hara antara tanaman sawit dan gulma. Pengendalian gulma di pasar pikul
24

berfungsi untuk memudahkan pekerja melalui jalan sekitar tanaman sawit.


Pengendalian gulma di gawangan mati berfungsi untuk mengurangi perebutan
unsur hara dan menjaga kelembaban.
Gulma adalah tanaman penganggu atau tanaman pesaing bagi tanaman
kelapa sawit yang dapat menyerap unsur hara, air dan cahaya matahari. Menurut
Hasanudin Dkk. (2012). Jenis-jenis gulma yang ditemui diperkebunan kelapa
sawit dapat digolongkan menjadi 2 macam gulma yaitu gulma berbahaya dan
gulma lunak. Gulma berbahaya mempunyai daya saing yang tinggi pada tanaman
utama contohnya ilalang (Imperata cylindrica) Gulma lunak yaitu gulma yang
dimana keberadaannya dalam budi daya tanaman kelapa sawit bisa ditoleransi dan
juga bisa menahan erosi tanah tetapi junlahnya harus tetap dikendalikan,
contohnya babadotan (Ageratum conyzoides).
Pengendalian gulma secara kimia yaitu menggunakan pestisida herbisida.
Penggunaan herbisida yang digunakan yaitu herbisida kontak dan sistemik.
Pengunaan herbisida kontak tidak dilakukan di PT. WKN II, hanya mengunakan
herbisida sistemik dengan bahan aktif, glifosat, metil, perekat. Penggunaan
herbisida harus sesuai dosis yang dianjurkan karena jika tidak sesuai maka dapat
menyebabkan resistensi pada gulma. Penggunakan herbisida yang berlebihan juga
dapat menyebabkan resisten juga. Resisten tersebut dapat berupa gulma
mengalami tingkat kekebalan sehingga perlu dilakukan pemberian dosis yang
sesuai.

Gambar 16. Pengendalian gulma

3.1.8 Pengairan dan Irigasi


25

Usaha yang perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman


dapat dilakukan dengan upaya pemeliharaan tanaman yang tepat. Pengairan dan
irigasi merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan Tanaman Menghasikan (TM)
kelapa sawit yang dilakukan pada budidaya tanaman kelapa sawit. Kegiatan
pengairan irigasi dilakukan agar dapat mempermudahkan pengaturan air pada
suatu wilayah agar tidak tergenang dan tidak terlalu kering sehingga dalam
kondisi yang optimal.
Kondisi muka air tanah yang terlalu dangkal menyebabkan perakaran tidak
bisa berkembang akibat kondisi aerasi yang buruk, baik itu tanah mineral maupun
tanah gambut. Jika kandungan asam organik dalam air gambut terlalu tinggi
pertumbuhan tanaman juga bisa terhambat bahkan tidak bisa tumbuh akibat
mengalami keracunan asam organik.

Gambar 17. Pengairan dan irigasi

3.2.Pengairan dan Irigasi (tugas khusus)


Pengairan dan irigasi yang dilakukan di PT. WKN II merupakan salah satu
faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan menentukan kesehatan
produktivitas tanaman. Sasaran dari kegiatan pengairan dan irigasi adalah
memberikan kondisi permukaan air yang optimal pada tanaman kelapa sawit agar
pertumbuhannya optimal pada saat proses pertumbuhan vegetatif maupun
generatif, untuk memperoleh hasil maksimum dan meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap hama dan penyakit.
26

Biaya kegiatan rawat sekitar 10% sampai dengan 20% digunakan untuk
kegiatan pengairan dan irigasi. Oleh karena itu, perlu perhatian dan tindakan
khusus untuk mempersiapkan program kegiatan sejak penetapan rekomendasi
pengairan dan irigasi hingga aplikasi di lapangan. Dalam pelaksanaannya,
kegiatan melibatkan aspek pra pengairan dan irigasi, aplikasi limbah, saluran,
pintu air, dan monitoring pekerjaan.
Prinsip dasar dari pengairan dan irigasi pada kebun kelapa sawit adalah
menyekap air, mengumpulkan, dan membuang air yang berlebih keluar dari areal.
Dengan demikian, sistem pengairan dan irigasi harus dirancang dalam bentuk
jaringan yang memanfaatkan bentuk topografi (spot heigh) dan mengalirkan
kelebihan air. Merancang sistem pengairan dan irigasi yang baik harus mengacu
pada pemetaan topografi wilayah (spot heigh) diperusahaan bukan hanya
berdasarkan kondisi visual saja (feeling) perkebunan yang pada umumnya sering
terjadi hasilnya tidak efektif sesuai kondisi sebenarnya.
Adapun beberapa tujuan pembuatan drainase sebagai bagian dari
pengairan dan irigasi adalah sebagai berikut:
1. Membuang kelebihan air di musim penghujan dan mempertahankan air
pada musim kemarau sehingga mengendalikan keadaan air dalam kondisi
optimal.
2. untuk tanah mineral yang mengandung pirit (Fe2SO4), drainase berfungsi
juga untuk mencuci pirit.
3. Pada tanah gambut berfungsi mengurangi kemasaman tanah, agar tanah
memiliki kondisi rhizosfer yang sesuai bagi tanaman dan menjaga
kelembaban.
4. Kedalaman permukaan air tanah pada saluran kebun diusahakan agar tidak
terlalu jauh dari akar tanaman, jika permukaan air terlalu dalam maka
oksidasi berlebih akan mempercepat perombakan gambut, sehingga
gambut cepat mengalami subsiden (penurunan).

3.2.1 Pra Pengairan dan Irigasi


27

Sebelum melakukan kegiatan pengairan dan irigasi harus dilakukan


persiapan atau yang biasa disebut dengan Pra pengairan dan irigasi. Pra pengairan
dan irigasi merupakan Tindakan rekomendasi pengairan dan irigasi diambil
setelah melakukan serangkaian kegiatan survei evaluasi lahan, pemetaan daerah
rendahan, rekomendasi alat yang sesuai di gunakan di lokasi, Sebelum pembuatan
saluran harus terlebih dahulu dilakukan pemancangan agar arah saluran dapat
lurus sesuai dengan arah yang ditentukan dan sesuai kebutuhan yang diperlukan
dan anggaran biaya yang di gunakan sesuai kondisi keuangan di afdeling sehingga
didapatkan hasil sebagai bahan rujukan untuk melakukan pengelolaan air dengan
pembuatan pengairan dan irigasi agar air berjalan dengan lancar.
Tingkat ketinggian air mengenangi tanaman harus diketahui agar efektitas
pembuatan saluran air berjalan dengan optimal. Soil Sampling unit (SSU) sangat
penting untuk dapat mengetahui mengetahui sifat fisik tanah, dengan mempelajari
sifat-sifat fisik tanah dapat memberikan media tumbuh yang ideal bagi tanaman
(suganda dkk., 2015). Kegiatan pra pengairan dan irigasi harus melalui teknik dan
tahapan yang benar, sehingga tindakan serta keputusan yang diambil dapat
berjalan dengan optimal.

Gambar 18. Kegiatan survei Pra Pengairan dan Irigasi

3.2.2 Saluran
Saluran merupakan kunci untuk mengatur inlet dan outlet air ke areal
kebun dan menjaga agar akses jalan tidak tergenang dengan tujuan sebagai
berikut:
a) Menyalurkan air ke luar areal tanaman.
28

b) Menjaga areal tidak tergenang (banjir) pada musim penghujan.


c) Kemungkinan menahan/menyimpan air pada musim kemarau.
d) Mempertahankan jumlah pokok.
Dimensi saluran (primer, sekunder, dan tersier) juga harus disesuaikan
dengan luas kawasan dan komoditas yang dikembangkan (Subiksa 2011). Dalam
proses pembuatan dan pemeliharaan saluran mengacu kepada perundang-
undangan yang berlaku dengan memperhatikan konservasi tanah dan air sesuai
undang-undang nomor 37 tahun 2014, serta keputusan mentri kehutanan nomor
52/kpts-II/2001 tentang pedoman penyelengaraan penegelolaan daerah aliran
sungai.
Pembersihan saluran atau pencucian saluran dilakukan agar air menjadi
lancar dan tidak tergenang sehingga tidak memyebabkan terjadinya genagan air
atau banjir pada kebun. Pembersihan saluran di kebun dilakukan secara mekanik
mengunakan exsavator baik pc 50, pc 130, maupun pc 200 dengan alokasi sesuai
kebutuhan lokasi yang mendukung.
Saluran yang dibuat atau dibersihkan terdiri dari:
a) Outlet drain (saluran pembuangan) yang terletak di luar kebun.
b) Main drain (saluran utama) yang arahnya disesuaikan dengan letak dan
arah aliran sungai.
c) Collection drain (saluran pengumpul) saluran cabang/sekunder.
d) Subsidiary drain (saluran lapangan) yaitu saluran tersier.
Saluran yang di buat memiliki fungsi sebagai berikut:
a) Outlet drain (saluran pembuangan) berfungsi mengalirkan air dari saluran
utama langsung ke sungai besar.
b) Main drain (saluran utama)
o Mengalirkan air ke saluran pembuangan atau perimeter
o Sebagai batas blok besar.
c) Collection drain (saluran pengumpul)
o Bermuara ke parit utama.
o Menampung kelebihan air dari saluran lapangan.
o Menampung air dari kaki bukit.
29

o Mengatur ketinggian permukaan air didalam blok.


o Sebagai batas blok kecil.
d) Subsidiary drain (saluran lapangan) yaitu saluran tersier
o Bermuara di saluran pengumpul.
o Mengalirkan genangan air dalam blok.
Untuk pembuatan saluran setiap perusahaan selalu memiliki SOP, sebagai
pedoman dalam untuk ukuran pembuatanya baik itu kedalama, lebar, berikut SOP
PT.WKN II dalam pembuatan saluran.
Tabel 2. Ukuran saluran .
Ukuran (m)
No. Jenis saluran
LBR DLM DSR
1. Outlet drain (saluran Menyesuaikan kondisi lapangan
pembuangan)
2 Main drain (saluran 4 2.5 2.5
utama)
3. Collection drain 2.4 1.8 1.2
(saluran pengumpul)
4. Subsidiary drain 1.2 0.9 0.6
(saluran lapangan)

Pemeliharaan saluran perusahaan dilihat dari SOP, sebagai pedoman


dalam untuk perawatan saluran, berikut SOP PT.WKN II dalam pemeliharaan
saluran.

Tabel 3. Pemeliharaan saluran dilakukan secara berkala.


Frekuansi per tahun
keterangan
Jenis
Cara saluran
pembuatan cuci dalam
saluran 1 kali 2 tahun 1 kali 3 tahun mekanis pencucian
pembuanagan
saluran utama 1 kali 2 tahun 1 kali 3 tahun mekanis 50%
pertahun
30

saluran 1 kali 2 tahun 1 kali 3 tahun Manual/mekanis pendalaman


pengumpul
saluran - 1 kali 3 tahun manual 33%
lapangan pertahun

Gambar 19. Pencucian saluran

3.2.3 Pintu Air


Pengaturan tata air pada lahan gambut dengan membuat pintu air dapat
mengontrol keluar masuknya air. Pada saat hujan air menjadi tidak tergenang dan
pada saat panas air tidak langsung habis, masih tertahan dalam keadaan optimal.
karakteristik gambut yang sangat spesifik, diantaranya kemampuan gambut yang
sangat tinggi dalam menyerap air (bersifat hidrofilik) bisa berubah menjadi
hidrofobik (menolak air), jika gambut telah mengalami proses kering tak balik
(irreversible drying). Kondisi ini terjadi jika gambut mengalami kekeringan yang
sangat ekstrim.
Menurut Sabiham (2000), kemampuan gambut menyerap air berkaitan
dengan menurunnya ketersediaan senyawa yang bersifat hidrofilik dalam bahan
gambut, yaitu karboksilat dan OH-fenolat. Kedua komponen organik ini berada
pada fase cair gambut, sehingga bila gambut dalam keadaan kering (akibat proses
drainase yang berlebih), sifat hidrofilik dari tanah gambut menjadi tidak
berfungsi.
31

Pengelolaan air (water management) terutama dalam menjaga permukaan


air tanah sangat penting karena berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan
produksi yang tinggi. Dalam hal ini harus mendapat perhatian khusus dari pihak
kebun.

Gambar 20. water flow.

Pengukuran tinggi air pada tanah gambut dapat dilakukan dengan alat
Phiziometer. Alat ini dibuat agar dapat diketahui seberapa tinggi permukaan air
pada tanah gambut sehingga dapat diketahui kondisinya. Pengecekan phiziometer
pada tanah gambut dilakukan setiap minggu agar didapatkan data yang akurat.

Gambar 21. Phiziometer


32

Untuk lahan gambut dilakukan pemantaun tinggi muka air tanah


mengunakan alat Phiziometer dengan cara diukur, sehinggga didapatkan hasil
ketinggian air agar tetap terpantau dalam kondisi optimal yaitu tidak terlalu
tergenang dan tidak kekeringan. Adapun diperoleh data pengukuran sebagai
berikut.

Tabel 4. Phiziometer
Bulan Minggu ke blok
K 14 J 15 J17 K16
1 1 39 22 21 22
2 33 28 30 28
3 31 33 27 29
4 32 30 27 25
5 32 30 29 31
2 1 35 33 30 28
2 34 30 32 29
3 28 21 27 23
4 30 27 23 25
3 1 30 24 23 20
2 34 32 25 25
3 38 33 27 26
4 33 38 25 29
4 1 33 23 25 24
2 42 27 28 23
3 38 30 29 32
4 42 27 22 20
5 42 30 26 24
5 1 47 32 29 29
2 50 38 36 36
3 53 41 39 39
4 53 45 42 42
6 1 51
2 51 20 15 0
3 56 30 25 20
4 60 42 38 35
7 1 60 51 46 40
2 64 57 52 46
3 67 60 55 50
4
5 50 52 47 43
8 1 43 42 42 37
2 40 39 38 33
*data diolah penulis
33

3.2.4 Monitoring pekerjaan


Kegiatan monitoring pekerjaan yang dilakukan yaitu pencatatan hasil
pekerjaan, pengecekan hasil pekerjaan untuk mengetahui kemajuan progress
kerja secara berkala atau yang disebut berita acara pemeriksaan pekerjaan
(BAPP) sebelum masuk ke tahap berikutnya agar dapat diketahui berapa hasil
yang di dapat dari setiap pekerjaan serta didapatkan hasil yang optimal sesuai
dengan target yng diberikan, selain itu pengecekan yang telah dilakukan di
dapatkan data yang digunakan sebagai pelaporan hasil pekerjaan agar yang
menjadi berita acara pembayaran (BAP)
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kerja lapangan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tekhnik budidaya tanaman kelapa sawit
secara langsung didunia perkebunan menghasilkan (TM) yang meliputi:
sensus identifikasi pokok, sensus produksi, perawatan jalan, pengendalian
gulma, pruning, pemupukan, pemanenan, serta pengairan dan irigasi di PT.
Wawasan Kebun Nusantara II.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara dan metode pengelolaan air pada
tanaman kelapa sawit pada tanah mineral dan gambut secara yang baik
dan benar agar tanaman dapat tumbuh optimal dan mencapai produktivitas
tinggi.

4.2. Saran
Pengairan dan irigasi sebaiknya lebih diperhatikan untuk proses
pembuatan serta perawatan di areal yang membutuhkan dilakukan sesuai
kebutuhan kondisi di lapangan sebenarnya.

30
DAFTAR PUSTAKA

Budianta, D. 2005. Potensi limbah cair pabrik kelapa sawit sebagai sumber hara
untuk tanaman perkebunan. Jurnal Dinamika Pertanian 20(3):273-282.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas
Kelapa Sawit 2014- 2016. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.

Elgani. 2013 . Managemen Penunasan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di


Sungai Bahaur Estate. PT. Windu Nabatindo Abadi, Kalimantan Tengah.
Departemen Agronomi dan Hotikultura Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor

Hasanudin. 2012. Pengaruh Persaingan Gulma (Synedrella nodiflora L. Gaertn.)


Pada Berbagai Densitas Terhadap Pertumbunhan Hasil Kedelai. Jurnal
Agrista Vol. 16 No. 3

Pahan., I. 2007. Panduan Lengkap Kelapa sawit. Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit (Manajemen Agribisnis Hulu


hingga Hilir). Jakarta (ID): Penabar Swaday.

Sabiham, S. 2000. Kadar air kritis gambut Kalimantan Tengah dalam kaitannya
dengan kejadian kering tidak balik. J. Tanah Tropika 11:21-30.

Sarjono B.Y., dan Zaman S. 2017. Pengendalian Gulma pada Perkebunan Kelapa
Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Bangun Koling. Bogor. Bul.
Agrohorti 5(3): 384-391

Subiksa, I G.M, W. Hartatik, dan F. Agus. 2011. Pengelolaan lahan gambut secara
berkelanjutan. Hlm.73-88. Dalam Nurida et al. (Eds.). Pengelolaan Lahan
Gambut Berkelanjutan. Balai Penelitian Tanah, BBSDP, Badan Litbang
Pertanian

Suganda. 2015. Buku fisik tanah. Balai Peneltian Tanah Republic Indonesi

31
31

Sunarko. 2010. Budidaya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem
Kemitraan.jakarta (ID): PT Agro Media Pustaka.

Wibowo. 2017. Peremajaan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Seruyan


Estate, Minamas Plantation Group, Seruyan, Kalimantan Tengah. Bul.
Agrohorti 5 (1) : 107 – 116
32

LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Persetujuan Seminar PKL

32
33

Lampiran 2. Surat Permohonan PKL


34

Lampiran 3. Surat Jawaban PT. WKN II


35

Lampiran 4. Surat Keterangan Melaksanakan PKL


36

Lampiran 5. Laporan Kegiatan Harian Dan Mingguan


37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53

Lampiran 6. Daftar Hadir PKL


54
55
56
57

Lampiran 7. Data Curah Hujan. 2020

Bulan Curah Hujan Hari Hujan


Jan 414 20
Feb 377 20
Mar 296 11
Apr 321 19
Mei 345 19
Jun 454 19
Jul 385 19
Agu 261 16
Sep 347 24
Okt 200 15
Nov 237 23
Des 9 1
Total 3746 206
58

Lampiran 8. Data Produksi Tbs PT.Wawasan Kebun Nusantara II

Afdeling 1
Blok TT Luas Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec TOTAL
J04 2008 36,00 12.262 14.492 8.616 12.784 10.218 12.050 21.517 17.405 18.202 21.152 23.299 20.539 192.536
K02 2008 28,00 12.376 12.521 5.531 9.695 5.852 6.436 7.079 6.809 5.207 13.336 11.149 4.340 100.331
K03 2008 33,00 8.985 10.369 7.223 9.045 5.938 7.571 5.432 7.764 3.408 7.452 7.461 7.759 88.407
K04 2008 26,00 8.000 7.075 7.619 8.913 5.801 6.244 4.137 6.930 2.300 10.205 8.913 3.855 79.992
K05 2008 17,00 11.864 6.740 8.151 4.682 6.846 4.406 281 3.716 1.057 2.150 923 1.029 51.845
L04 2008 21,00 5.058 5.275 2.934 3.330 2.490 3.625 296 1.339 82 1.123 1.093 831 27.476
L05 2008 22,00 7.647 8.165 6.746 6.034 3.445 3.626 399 1.619 92 1.418 1.354 929 41.474
PJ2B 2008 27,00 10.322 9.279 5.957 8.042 4.284 2.834 873 902 2.074 916 4.264 9.380 59.127
PJ4B 2008 13,00 7.855 3.910 3.757 3.004 2.677 4.951 9.470 6.782 12.651 6.307 3.751 11.312 76.427
PJ4C 2008 21,00 8.287 5.614 4.642 5.701 3.744 4.800 8.304 9.079 14.223 10.871 6.206 5.265 86.736
PJ4E 2008 19,00 6.442 4.877 5.125 4.350 2.672 6.076 7.327 8.407 8.065 11.716 3.960 7.104 76.121
PJ4F 2008 20,00 6.658 5.383 4.700 4.041 2.335 1.622 7.349 6.137 8.979 5.077 9.749 8.320 70.350
PJ5F 2008 16,00 7.087 6.280 4.227 3.872 3.234 2.022 6.690 8.719 4.968 2.021 6.121 4.063 59.304
K01 2010 18,00 6.376 6.571 7.472 6.271 4.278 2.664 316 2.809 1.633 3.369 2.972 2.193 46.924
PJ2A 2010 14,00 4.308 5.696 2.976 4.664 3.067 4.554 276 698 1.631 760 4.314 6.311 39.255
PJ3D 2010 19,00 3.330 3.049 3.140 1.812 1.255 3.365 - - 1.375 316 4.058 4.383 26.083
PJ4D 2010 20,00 8.937 6.164 4.043 3.330 3.738 5.281 4.204 6.788 8.063 11.751 3.823 8.550 74.672
PJ4G 2010 28,00 6.604 5.723 5.716 3.768 3.212 2.368 7.465 6.555 15.616 11.960 7.446 12.447 88.880
PJ4I 2010 11,00 4.955 4.942 3.449 2.920 1.700 1.031 2.566 6.808 5.830 4.122 5.755 3.814 47.892
J00 2013 26,00 6.491 6.807 5.677 4.740 4.835 7.755 9.748 10.600 8.399 11.588 12.675 7.143 96.458
J03 2013 24,00 8.453 12.853 8.290 10.559 6.074 7.203 8.591 9.731 9.803 22.576 15.345 14.412 133.890
PJ1A 2013 11,00 2.645 4.211 1.769 2.432 1.328 1.494 - - - - 796 658 15.333
PJ4H 2013 19,00 6.145 6.820 3.949 3.848 2.576 1.576 4.420 6.911 5.962 5.002 7.938 5.900 61.047
J0-1 2016 13,00 4.240 4.496 2.608 3.240 3.151 5.078 6.396 4.514 4.730 5.824 10.516 4.756 59.549
J01 2016 28,00 8.593 11.834 10.419 11.774 6.739 10.864 10.340 6.616 9.846 5.867 9.557 3.223 105.672
L03 2016 35,00 8.746 9.261 6.023 5.820 2.883 2.207 - - - - 400 331 -

Afdeling 2
J05 2008 21,76 14.114 23.971 15.703 18.444 20.107 26.399 19.457 11.266 17.417 21.654 15.962 10.075 214.569
J06 2008 13,00 7.035 6.833 7.103 6.799 3.492 7.525 8.435 4.269 9.350 7.016 4.507 4.254 76.618
J07 2008 22,00 20.850 17.395 17.536 22.493 11.322 21.838 20.289 35.178 14.938 15.953 15.526 14.090 227.408
J08 2008 21,00 5.911 3.198 6.449 5.782 4.931 6.820 4.590 9.298 14.531 5.927 8.370 8.927 84.734
J09 2008 8,00 7.796 7.723 7.476 8.051 7.809 8.545 9.883 11.868 15.418 9.048 9.024 6.541 109.182
J10 2008 16,00 23.700 13.836 25.262 19.342 21.260 26.461 26.989 27.753 31.796 19.659 24.760 22.059 282.877
J11 2008 34,00 28.783 21.313 36.085 32.728 43.516 34.549 41.189 39.317 53.925 38.598 33.111 35.725 438.839
J12 2008 30,00 33.574 18.504 37.582 38.333 36.744 37.221 48.671 76.144 42.516 54.000 34.560 41.784 499.633
K05P 2008 5,27 2.866 5.429 2.760 1.962 2.056 1.311 2.045 3.053 3.153 1.683 1.905 2.209 30.432
K06 2008 26,00 - - - - - - - - - - -
K07 2008 31,00 9.507 9.415 6.577 3.670 3.539 4.298 3.212 9.144 9.088 3.938 4.649 2.007 69.044
K08 2008 39,00 26.249 20.328 22.661 13.597 13.437 27.562 22.896 18.878 30.717 19.257 21.809 17.348 254.739
K09 2008 28,00 21.449 13.640 12.258 15.794 13.015 24.025 6.920 35.779 26.807 18.217 23.247 11.183 222.334
K10 2008 30,00 15.732 22.249 14.211 17.878 18.629 22.110 10.118 35.672 34.146 23.114 24.322 10.748 248.929
K11 2008 17,00 19.646 14.891 25.517 19.973 19.021 21.718 25.559 24.299 34.762 18.944 23.504 25.097 272.931
L06 2008 15,00 7.340 12.740 4.399 6.958 3.068 2.180 2.992 4.460 3.519 4.825 4.279 1.499 58.259
L07 2008 35,00 11.641 11.451 6.823 12.635 3.014 6.189 9.817 22.218 7.977 14.416 9.577 7.049 122.807
L08 2008 36,00 30.976 36.133 13.666 28.832 14.942 14.555 17.126 24.730 15.535 17.712 16.243 14.233 244.683
L09 2008 35,00 21.998 24.720 10.292 21.959 8.337 14.616 14.633 32.346 16.376 18.879 18.086 9.136 211.378
L10 2008 18,00 17.802 17.069 9.110 15.953 7.545 13.012 10.167 20.023 13.808 17.333 11.283 13.653 166.758
K12 2009 24,00 33.928 19.198 19.926 24.672 29.315 39.999 39.734 42.428 42.133 33.709 21.499 34.035 380.576
K13 2010 39,00 28.225 20.323 31.393 40.688 36.147 54.911 65.112 60.520 56.265 30.505 41.043 51.119 516.251
L11 2010 34,00 9.293 6.426 7.519 7.541 4.035 8.528 9.794 14.189 6.190 11.931 6.821 3.431 95.698
L12 2010 40,00 28.412 16.352 12.426 14.097 7.511 15.371 12.038 21.697 14.934 16.793 8.762 9.513 177.906
L13 2010 29,00 29.398 21.114 17.386 30.037 7.931 16.694 23.693 31.009 17.115 23.354 18.267 19.760 255.758
59

Afdeling 3
J13 2008 21,00 19.889 17.533 18.820 20.713 18.533 26.868 23.808 28.869 29.327 33.899 23.743 18.721
K14 2008 21,00 11.371 16.341 18.283 23.158 20.403 26.457 23.063 43.201 39.793 24.501 24.726 25.900
L14 2008 24,00 18.854 16.374 23.241 21.436 25.689 17.235 17.310 27.975 32.130 24.000 24.730 21.166
L15 2008 24,00 20.194 16.322 21.799 20.493 12.739 31.609 18.713 30.049 30.021 20.939 20.346 23.991
K20 2010 11,00 4.839 3.674 3.521 2.669 5.652 6.957 2.114 2.458 2.276 4.393 1.070 1.101
PJ5A 2010 5,00 4.897 2.800 2.716 4.470 2.417 3.683 4.744 4.885 5.160 5.405 4.783 5.314
PJ6B 2010 7,00 6.631 3.991 5.946 7.405 3.859 5.511 4.540 4.281 4.530 9.662 5.861 6.872
J14 2013 21,00 15.262 18.791 17.310 18.778 21.837 31.774 21.240 44.051 23.088 24.057 19.836 20.382
J15 2013 22,00 13.263 19.007 21.667 21.841 16.714 30.446 22.351 37.602 17.761 18.101 16.084 22.087
J16 2013 24,00 15.430 12.948 10.095 13.820 13.800 17.381 15.542 14.261 17.131 15.861 15.527 19.075
J21 2013 12,00 6.391 4.255 3.223 2.124 - 1.006 2.042 3.619 3.272 2.704 - -
J23 2013 39,00 13.388 8.946 7.748 17.138 1.868 422 7.787 10.780 9.233 6.733 992 2.470
K15 2013 22,00 15.141 15.823 21.708 18.146 22.922 26.056 26.205 24.713 30.911 17.680 24.268 22.041
K16 2013 22,00 15.933 15.368 20.739 24.148 23.187 27.435 22.013 22.367 28.129 19.580 18.071 13.422
K17 2013 19,00 13.166 12.013 10.080 12.113 10.711 13.162 14.427 10.591 11.541 17.801 11.211 19.450
K18 2013 17,00 15.286 10.467 9.707 11.060 6.689 12.892 16.372 16.094 14.757 22.238 19.014 17.791
K19 2013 8,00 5.996 3.265 3.415 2.909 2.932 5.485 1.805 2.237 1.670 1.087 1.296 1.333
K22 2013 14,00 4.340 3.760 5.314 4.323 3.194 5.547 4.275 2.960 1.890 945 808 565
L16 2013 21,00 14.466 15.858 23.338 24.027 10.554 25.333 19.152 24.040 24.303 19.717 15.890 18.874
L17 2013 23,00 18.800 6.618 13.919 19.051 9.851 14.496 19.443 19.420 24.094 13.067 17.999 23.537
PJ5B 2013 13,00 10.205 5.015 5.939 9.422 4.382 9.559 7.194 8.388 6.959 10.393 9.724 7.263
PJ6A 2013 13,00 8.247 4.853 6.283 6.780 4.676 7.561 6.494 10.904 10.318 12.069 6.632 7.252
PJ6C 2013 16,00 9.995 7.127 9.650 15.275 7.837 11.389 11.067 11.040 13.932 19.869 11.458 14.003
J17 2016 21,00 14.291 10.800 9.730 11.820 13.480 13.480 15.588 16.204 16.593 17.914 14.211 19.492
J18 2016 21,00 - - - - - - - - - -
J22 2016 14,00 5.948 2.852 3.335 4.186 138 1.278 1.927 3.989 2.800 2.327 678 815
K23 2016 9,00 5.378 3.823 5.501 3.351 184 1.610 4.024 2.367 1.280 1.080 623 389
K24 2016 12,00 5.088 2.589 3.942 3.990 185 2.590 6.858 2.123 1.011 1.128 513 443
L18 2016 13,00 6.849 3.111 4.842 9.586 4.853 8.153 11.014 10.620 12.561 11.777 10.286 10.747

Afdeling 4
PS1B 2007 12,00 6.843 4.900 6.064 5.022 8.099 6.092 9.062 12.314 7.021 10.352 7.695 6.482 89.946
PS1C 2007 14,00 10.714 10.576 6.516 3.931 9.913 7.404 13.900 12.242 10.151 11.034 10.537 8.935 115.853
PS1D 2007 19,00 13.582 15.372 11.507 5.239 14.264 13.662 17.332 14.717 13.122 15.060 12.516 9.756 156.129
PS2A 2007 8,00 5.441 3.461 6.021 3.337 4.878 5.401 5.245 4.364 4.293 3.281 4.285 4.585 54.592
PS2B 2007 12,00 13.556 12.359 11.669 7.661 9.579 8.437 13.907 13.265 16.098 10.177 9.598 10.615 136.921
PS2C 2007 9,00 7.595 6.519 7.081 5.525 7.551 8.718 10.021 9.720 9.516 7.575 8.203 6.556 94.580
PS3A 2007 2,00 2.241 2.673 1.994 1.757 1.491 2.578 3.600 2.237 2.778 2.389 1.938 2.991 28.667
PS1F 2008 3,20 2.734 2.717 1.677 1.733 3.815 3.200 3.947 3.758 2.900 3.360 3.051 3.480 36.372
PS2D 2008 9,00 6.000 4.824 4.368 4.541 5.944 6.056 9.484 8.368 10.506 6.334 7.971 8.579 82.975
PS2E 2008 9,00 5.315 7.218 6.368 5.952 6.307 10.063 8.527 11.361 10.988 10.121 7.095 7.116 96.431
PS2F 2008 16,00 8.454 7.769 8.530 6.411 10.847 10.346 11.818 8.835 10.707 8.514 8.936 7.588 108.755
PS2G 2008 18,00 11.328 11.707 10.128 7.167 10.750 10.619 15.422 15.219 14.269 10.524 9.249 12.787 139.169
PS3B 2008 3,00 2.294 2.511 2.308 1.628 1.696 2.475 4.354 3.739 2.977 2.470 2.464 3.889 32.805
G01 2011 9,00 8.411 4.437 2.892 3.594 5.543 6.542 9.544 6.748 8.940 6.780 4.989 7.980 76.400
H31 2011 26,00 18.353 17.279 13.654 10.528 16.021 22.322 22.543 24.487 20.935 16.241 11.947 13.972 208.282
H32 2011 21,00 18.401 13.728 11.997 12.950 7.849 13.905 8.951 18.817 16.414 12.206 15.476 12.697 163.391
H33 2011 36,00 22.837 18.518 22.168 11.940 28.981 23.687 28.506 27.964 24.052 19.265 21.666 15.655 265.239
H02 2015 18,00 16.422 13.464 11.103 10.304 6.314 17.367 9.867 13.338 12.764 9.388 4.978 11.062 136.371
I42 2015 23,00 12.029 8.579 7.725 7.059 9.883 11.825 9.445 16.056 11.561 10.998 7.965 10.532 123.657
I43 2015 22,00 7.773 7.431 6.611 4.850 6.693 5.578 5.010 9.966 4.113 4.509 4.057 3.306 69.897
I02 2017 22,00 6.533 8.527 6.251 6.538 6.039 9.454 5.153 6.838 5.377 4.764 4.905 5.070 75.449
P05 2017 14,00 - - - - - - - - -
Q05 2017 19,00 - - - - - - - - -
R05 2017 20,00 - - - - - - - - -
60

Afdeling 5
O36 2014 34,00 2.589 2.746 11.350 13.085 8.006 11.431 12.016 7.443 14.668 15.568 21.280 18.121 138.303
O37 2014 44,00 4.143 9.968 19.324 14.888 10.985 13.025 13.052 13.659 14.975 18.974 21.664 19.365 174.022
O40 2014 38,00 1.935 7.338 7.572 10.646 8.831 6.503 12.189 6.015 7.344 8.308 8.383 13.331 98.395
P37 2014 37,00 3.124 12.726 9.320 14.901 9.451 13.728 15.769 15.080 28.081 22.140 24.060 17.484 185.864
P38 2014 33,00 1.942 9.672 9.442 12.416 9.479 11.004 12.405 10.804 18.473 21.309 20.573 15.093 152.612
P40 2014 15,00 1.640 4.550 5.531 5.115 2.626 7.418 6.603 10.825 7.106 13.648 6.324 7.659 79.045
Q36 2014 12,00 2.030 2.659 5.367 5.601 4.759 6.443 5.396 9.933 12.777 10.137 9.969 8.922 83.993
Q38 2014 31,00 4.165 4.734 10.242 8.252 10.950 12.119 7.881 8.744 7.782 14.358 10.207 11.516 110.950
Q39 2014 23,00 3.731 3.863 7.250 6.654 8.090 11.485 8.360 6.015 12.792 10.017 7.993 7.186 93.436
Q40 2014 15,00 781 4.883 5.931 5.804 3.506 7.334 7.385 4.240 7.826 6.887 6.534 3.792 64.903
N36 2015 26,00 1.316 4.137 6.084 10.024 6.175 8.505 6.691 5.038 10.167 9.497 11.706 12.313 91.653
N38 2015 16,00 - 7.150 2.801 6.440 5.831 6.057 5.457 3.121 6.573 7.105 7.790 7.660 65.985
N39 2015 13,00 1.645 1.349 5.271 4.368 3.132 4.061 3.507 2.136 2.929 8.087 2.559 5.408 44.452
N41 2015 16,00 1.465 1.604 6.539 3.797 2.095 4.384 4.355 2.431 1.969 1.207 1.714 2.280 33.840
O39 2015 17,00 1.582 3.138 4.727 4.225 2.783 7.334 4.719 7.993 6.867 7.105 11.450 4.119 66.042
O41 2015 46,00 3.475 8.488 - 6.517 3.369 16.693 16.031 23.866 24.672 18.181 16.233 13.467 150.992
O44 2015 13,00 1.905 1.341 4.238 4.291 3.439 3.720 4.009 1.610 2.724 922 2.370 1.235 31.804
P36 2015 16,00 2.244 8.188 5.353 9.355 4.971 6.476 7.013 6.838 10.950 12.282 7.521 8.140 89.331
P39 2015 33,00 3.723 2.084 10.434 12.008 8.286 9.487 9.548 13.090 12.849 13.067 12.264 12.479 119.319
N35 2016 37,00 1.366 11.124 6.376 12.916 6.830 10.765 9.232 6.086 8.793 12.979 14.427 14.106 115.000
N32 2017 24,00 - - - - - - - - - -
O31 2017 15,00 - - - - - - - - - -

Afdeling 6
P41 2014 26,00 1.499 3.177 7.371 8.267 7.209 6.601 8.800 15.858 14.565 10.525 15.825 6.566 106.263
P43 2014 24,00 1.499 1.903 4.253 8.063 3.660 8.746 6.136 11.296 10.889 10.241 13.111 11.440 91.237
P44 2014 26,00 1.482 2.778 4.246 8.139 2.642 11.345 8.040 12.664 19.092 12.886 17.221 12.908 113.443
Q45 2014 42,00 2.101 3.260 6.636 11.881 7.935 11.626 12.516 20.920 24.178 21.066 18.670 19.606 160.395
R38 2014 35,00 - 3.899 3.942 8.331 6.980 4.278 6.077 12.911 12.816 15.037 9.309 14.449 98.029
R39 2014 38,00 - 4.726 5.526 8.402 5.294 7.159 6.381 10.157 9.731 14.353 11.468 12.281 95.478
R46 2014 33,00 3.787 3.309 10.405 6.762 9.115 9.701 7.175 16.477 20.203 13.041 15.429 10.396 125.800
S40 2014 27,00 - 3.401 2.938 5.574 4.940 6.018 6.457 8.179 9.108 9.384 8.354 7.546 71.899
Q44 2015 12,00 1.180 1.035 2.529 3.986 2.857 5.189 4.123 8.078 8.161 7.313 8.315 8.192 60.958
R35 2015 14,00 - 1.063 1.358 4.716 2.815 3.936 2.061 4.961 2.584 3.841 1.958 3.592 32.885
R36 2015 28,00 - 1.686 2.256 8.232 5.806 6.697 4.949 9.378 8.611 10.359 7.202 10.768 75.944
R45 2015 36,00 2.138 4.016 8.134 8.632 8.483 7.133 8.523 10.213 20.323 10.943 8.753 8.735 106.026
S44 2015 36,00 1.800 1.257 2.850 14.840 8.544 7.592 7.614 8.791 12.653 17.802 9.867 12.330 105.940
S46 2015 18,00 958 1.926 1.681 8.073 4.102 6.039 3.050 7.027 8.796 8.921 6.863 5.853 63.289
T40 2015 28,00 - 2.789 2.939 5.329 4.525 4.394 6.617 6.476 6.540 8.657 6.061 7.920 62.247
Q46 2016 44,00 3.473 3.815 7.367 11.934 7.932 12.420 16.036 22.346 22.722 23.258 15.432 21.789 168.524
R34 2016 25,00 801 1.673 2.351 7.536 4.944 7.732 3.860 5.195 3.865 3.944 1.747 1.668 45.316
S39 2016 15,00 - 630 2.209 3.354 3.795 3.755 2.620 5.143 2.950 3.236 4.879 2.760 35.331
T39 2016 17,00 - 1.393 2.208 3.375 3.736 3.152 5.445 6.506 3.603 4.391 3.275 2.033 39.117
S37 2017 17,00 - - - - - - - - - -
S38 2017 30,00 - 664 - - - - - - - 664
T37 2017 25,00 - - - - - - - - - -
T38 2017 18,00 - - - - - - - - - -
61

Lampiran 9. Data Produksi Tahun 2020


Tabel 4. Data produksi 2020

Produksi TBS (Kg)


Bulan Afd 1 Afd 2 Afd 3 Afd 4 Afd 5 Afd 6
Januari 11.864 14.114 19.889 10.714 2.589 1.499
Februari 6.740 23.971 17.533 10.576 2.746 3.177
Maret 8.151 15.703 18.820 6.516 11.350 7.371
April 4.682 18.444 20.713 3.931 13.085 8.267
Mei 6.846 20.107 18.533 9.913 8.006 7.209
Juni 4.406 26.399 26.868 7.404 11.431 6.601
Juli 281 19.457 23.808 13.900 12.016 8.800
Agustus 3.716 11.266 28.869 12.242 7.443 15.858
September 1.057 17.417 29.327 10.151 14.668 14.565
Oktober 2.150 21.654 33.899 11.034 15.568 10.525
November 923 15.962 23.743 10.537 21.280 15.825
Desember 1.029 10.075 18.721 8.935 18.121 6.566
*Data PT WKN II
62

Lampiran 10. Dokumentasi Kegiatan PKL

Diskusi afdeling Ombrometer

Kantor central PT. WKN II Kantor afdeling

Traktor jhondere Unit langsir TBS


63

Perumahan kariyawan Gudang central

Post satpam Dumt truk

Pengantaran karyawan Traksi/workshop


64

Apel pagi staf Apel pagi afdeling

Bomak/compektor masjid

exscavator greder

Anda mungkin juga menyukai