DISUSUN OLEH :
Disahkan :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT sebagai pemilik alam
semesta yang telah memberikan kemudahan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Laporan Praktik Kerja
Lapangan yang telah disusun secara sistematis oleh penulis sesuai dengan
panduan yang ada dalam jurusan Teknik Pengelasan SMK Negeri 1 Suak Tapeh.
Berisi mengenai laporan kegiatan dan pengetahuan yang telah penulis lakukan dan
dapatkan di Bengkel Edi Karya Tralis Kegiatan tersebut dilakukan selama ± 6
bulan.
Laporan ini tidak dapat terbentuk sendiri tanpa adanya pihak-pihak yang
turut mendukung penulis selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan hingga
akhir penulisan. Dengan demikian penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar besarnya Kepada :
1. Bapak Aliyas, S.Pd, M. Pd selaku Kepala Sekolah Smk Negeri 1 Suak Tapeh;
2. Kak Edi Rianto selaku pembimbing di lapangan sekaligus yang bersediah
menerima kami untuk melaksanakan praktik kerja lapangan di Bengkel Edi
Karya Tralis;
ii
3. Ibu Misnawati,S.Pd selaku Kepala Program Keahlian Teknik Pengelasan
SMK Negeri 1 Suak Tapeh;
4. Ibu Dwi Handayani, S.Pd selaku pembimbing praktik kerja lapangan
5. Kedua Orang Tua yang selalu mendoakan dan memberikan semangat kepada
penulis untuk menyusun laporan ini;
6. Teman - teman magang Di Bengkel Edi Karya Tralis Kayuara Kuning;
7. Teman-teman Kelas XII Teknik Pengelasan SMK Negeri 1 Suak Tapeh;
Penulis berharap untuk laporan Praktik Kerja Lapangan yang telah disusun
berdasarkan pengalaman yang telah dilaksanakan oleh penulis dengan arahan
dan bimbingan dari berbagai pihak dapat menjadikan laporan ini bermanfaat
sebagai salah satu referensi dan acuan bagi siswa jurusan Teknik Pengelasan
SMK Negeri 1 Suak Tapeh yang berencana melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan khususnya di Bengkel Edi Karya Tralis.
Kayuara Kuning, 02 November 2022
Mahesa Jenar
NISN. 0056436577
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN……………………….…………………………...ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….v
DAFTAR GAMBAR…..………………….…………….……………………….vi
BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................................................1
1.2. Batasan Masalah..............................................................................................3
1.3. Manfaat dan Tujuan..........................................................................................3
1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.......................................................................4
iv
DAFTAR TABEL
vi v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. Overal………………………………………………………………….8
LAMPIRAN ……………………………………………………….…………...17
vi v
BAB I
PENDAHULUAN
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu program dimana siswa
diutus ke suatu lembaga yang memiliki unit/bagian yang relavan. Sebagai siswa-
siswi SMK Negeri 1 Suak Tapeh diberi tugas melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) atau sering disebut MAGANG. Magang sebagai salah satu
syarat mengikuti Ujian Akhir Nasional sehubungan dengan itu kami melakukan
Pkl selama ± 6bulan di Bengkel Edi Karya Tralis. Dengan adanya program ini
dapat membantu kami dalam mendapatkan pengalaman kerja dan menetapkan
ilmu pengetahuan sesuai program yang dipilih.
Adapun beberapa peraturan tentang PKL yang tercantum pada Undang –
Undang dan Peraturan pemerintah serta keputusan Menteri sebagai berikut :
1. UU No. 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional yaitu untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi
perananya di masa yang akan datang;
2. Peraturan pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah yang
bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota
masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan
sosial, budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik
untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk
mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) serta kebudayaan;
3. Peraturan pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang peran serta masyarakat
dalam pendidikan nasional;
4. Keputusan Menteri No. 0490/1993 tentang kurikulum SMK yang berisi
bahwa “Dalam melaksanakan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur
pendidikan di dalam sekolah dan pendidikan diluar sekolah”
1
Metode pengelasan saat ini digunakan secara luas di dalam kehidupan
manusia dari yang sederhana sampai yang rumit, misalnya tralis-tralis dan pagar-
pagar besi, pembuatan tempat piring, lemari besi, kontruksi mesin dan lain-lain.
Luasnya penggunaan teknologi las ini disebabkan karena sambungan menjadi
ringan dengan proses yang lebih sederhana, sehingga biaya yang dibutuhkan
menjadi lebih murah. Keunggulan ini menyebabkan sambungan las digunakan
sebagai pengganti sambungan paku keling dan baut dalam struktur dan rancangan
mesin. Metode pengelasan seperti juga yang terjadi dalam bidang lain mengalami
kemajuan yang didorong oleh peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi
berdasarkan definisi dari Deutche Industrie Norman (DIN). Sambungan las
merupakan ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair (Harsono W, 1996) kemajuan ini
melahirkan suatu metode pengelasan yang ditekankan pada peningkatan kualitas
dan kecepatan produksi untuk mendorong peningkatan efisiensi dan biaya
produksi.
2
Untuk mengetahui apakah suatu proses kerja telah bejalan dengan optimal
maka diperlukan peta kerja. Peta kerja merupakan suatu alat yang
menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas. Melalui peta-peta ini
dapat dilihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja
dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku), kemudian menggambarkan
semua langkah yang dialaminya, seperti transportasi, operasi mesin, pemeriksaan
dan perakitan, sampai akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap atau
merupakan bagian dari suatu produk lengkap. Maka pemahaman seksama
terhadap suatu peta kerja akan memudahkan memperbaiki metode kerja dari suatu
proses produksi.
3
1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama ± 6 BULAN
Di Bengkel Edi Karya Tralis, Jl. Palembang – Betung KM 42, Kel. Kayuara
Kuning, Kab. Banyuasin, Sumatra Selatan. Dengan jadwal dari hari Senin- Sabtu.
Pukul 08.00 WIB- 16.00 WIB. Dan jam Istirahat pukul 12.00 WIB- 13.00 WIB
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
Bengkel Edi Karya Tralis didirikan pada tahun 2012(10 th), Oleh Bapak
Edi Rianto yang beralamat di Jl. Palembang – Betung KM 42, Kel. Kayuara
Kuning, Kab. Banyuasin, Sumatra Selatan. Bengkel Edi Karya Tralis adalah usaha
bidang pengelasan dan pembuatan produk berbahan logam. Sampai saat ini
Bengkel Edi Karya Tralis Telah menghasilkan banyak produk baik pesanan
individu maupun massal yang terdiri dari, Pagar Logam, Rolling Door, Tralis,
Balkon Logam, Ayunan, Kanopi, Plapon, Baja ringan, Jendela pintu DLL.
5
2.1.2. Fungsi Pengelasan
Fungsi pengelasan diantaranya adalah sebagai penyambung dua komponen
yang berbahan logam. Selain itu fungsi pengelasan adalah sebagai media atau alat
pemotongan.
6
2. Apron Dada dan Lengan
Digunakan pada dada dan lengan, fungsinya untuk melindungi dada dan
lengan dari panas/ percikan api pada saat proses pengelasan.
3. Sarung Tangan(Gloves)
Digunakan pada saat pengelasan, fungsinya yaitu untuk melindungi
sipengelas dari panas, dari sinar las maupun percikan logam. Bahan sarung terbuat
dari kulit, terpal yang di cat menggunakan cairan alumunium.
4. Overall
Overall atau baju bengkel digunakan untuk melindungi seluruh tubuh dari
percikan atau terak yang bisa saja terpental ke badan.
7
Gambar 4. Overal
5. Safety Boots
Safety Boots atau sepatu pelindung di gunakan untuk melindungi kaki dari
benda yang jatuh dan juga percikan api las atau terak.
8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Travo Las Listrik
Travo las adalah nama lain dari welding inverter atau mesin las listrik.
Bentuk dari mesin las ini ini memang berbentuk kotak seperti travo listrik. Seperti
layaknya travo yang memiliki dua socket penjepit kanan dan kiri yang memiliki
arus listrik min (-) dan plus (+). Pada hakikatnya travo las adalah mesin yang
digunakan untuk melakukan kegiatan pengelasan baik diluar maupun didalam
ruangan, asalkan memiliki sumber listrik untuk menyalakan mesin.
Dalam teknik pengelasan dengan menggunakan travo las ini, dapat
dibedakan menjadi dua jenis sumber listriknya, yaitu:
1. Mesin las yang sumber listriknya menggunakan generator/genset
2. Mesin las yang sumber listriknya dari transformator/ instalasi listrik
Berikut jenis penggunakan travo listrik:
1. Jenis benda kerja yang akan di las haruslah berjenis logam karena, mesin las
tidak dapat melakukan pengelasan pada benda selain logam.
2. Jenis ukuran elektroda yang digunakan. Hal ini sangat perlu di perhatikan
karena saat anda salah dalam menentukan ukuran dari elektroda yang anda
gunakan, hasilnya akan merugikan. Hasil pengelasan tidak akan dapat maksimal
dan terkadang objek las yang akan di alas bisa berlubang sehingga akan merusak
objek las tersebut. Adapun tabel spesifikasi dan ukuran elektroda di bawah in:
9
3.1.1. Pengelasan menggunakan las listrik
1. Menentukan kuat arus yang digunakan
Arus yang digunakan dalam pengelasan haruslah tepat, karena akan
mempengaruhi hasil pengelasan. Dalam menentukan arus harus memperhatikan
beberapa hal penting, diantaranya:
Diameter electroda
Tebal bahan yang dilas
Jenis electroda yang digunakan
Posisi pengelasan
Polaritas (sifat) pengutuban
Cara mengatur arus yaitu dengan cara memutar handel pada mesin las.
Besarnya arus yang dipilih dapat dibaca pada skala arus yang terdapat pada
pesawat las. Pengaruh besar arus terlalu besar, maka electrode akan mencair
terlalu cepat, akibatnya permukaan las akan lebih besar penembusannya yang
dalam akan terjadi under cut pengaruh besar arus terlalu kecil, maka akan
menyebabkan busur listrik sukar untuk meynala, sehingga busur listrik yang
terjadi tidak stabil. Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan electrode dan
bahan dasar, akibatnya rigi – rigi lasnya kecil dan tidak rata penembusannya
dangkal.
2. Cara menyalakan busur
Untuk menyalakan busur harus dilihat dulu jrnis pesawat las yang
digunakan:
a). Pesawat Las AC
Dengan cara menggoreskan ujung electrode pada permukaan benda kerja
yang akan di las. Seperti menyalakan batang korek, bila busur sudah jadi,
pertahankan nyala tersebut untuk pengelasan.
b). Pesawat Las DC
Dengan cara menyentuhkan ujung electrode pada permukaan benda kerja
secara tegak lurus. Bila sudah menyala angkat setinggi electrode (diameter
electrode/lingkuran). Bila pengelasan belum selesai, sementara electrode sudah
10
habis, maka electrode harus diganti dan busur dinyalakan lagi dengan cara jalur
las harus dibersikan dari terak las nyala busur las +10mm dari jalur las tadi setelah
busur las terjadi cepat – cepatlah busur las di tarik kebelakang di tempat busur las
berhenti lanjutkan pengelasan sampai panjang yang di tentukan.
3. Pengaruh panjang busur
Panjang busur juga akan mempengaruhu hasil pengelasan:
a). Bila panjang busur tepat L = D, maka cairan electrode akan mengalir dan
mengendap dengan baik. Sehingga akan menghasilkan rigi – rigi las yang halus
dan baik, serta percikan teraknya halus.
b). Bila busur terlalu panjang L < D, maka cairan electrode akan mengalir dan
menyebar. Sehingga akan menghasilkan rigi – rigi las yang kasar serta keluar dari
jalur las.
c). Bila busur terlalu pendek L > D, busur yang terjadi sukar di pelihara sehingga
sering terjadi pembekuan pada ujung electrode yang mengakibatkan rigi – rigi las
tidak rata, tembusan las tidak baik dan percikan teraknya kasar serta berbentuk
bola.
4. Gerakan dan Pengaruh Kecepatan Electroda pada Hasil Las
a). Gerakan electrode
Pada waktu mengelas electrode harus digerakkan agar memperoleh
dampak yang diinginkan, gerakan electrode itu diantaranya gerakan ayunan
electrode, gerakan ini fungsinya untuk mengatur lebar jalur las yang dihendakki.
Gerakan ayunan segitiga/zigzag, gerakan ini fungsinya untuk mendapatkan
penembusan yang baik diantara dua celah plat.
b). Pengaruh Kecepatan electrode pada hasil las
Kecepatan tangan menarik atau mendorong electrode pada waktu
mengelas harus stabil, sehingga akan memperoleh rigi –rigi las yang rata dan
halus dengan penembusan yang baik jika electrode digerakkan terlalu cepat, maka
pemanasan bahan dasar kurang, sehingga akan diperoleh rigi – rigi las yang kecil
dengan penembusan yang dangkal. Jika electrode di gerakkan terlalu lambat,
maka akan diperoleh rigi –rigi las yang lebar dan kuat dengan penembusan yang
dalam.
11
3.1.2. Proses Pembuatan Tralis Jendela
1. Peralatan yang digunakan
a) Mesin bor (untuk melubangi)
b) Mesin pemotong (digunakan untuk memotong bahan)
c) Alat ukur (untuk mengukur bahan yang akan dipotong)
d) Penggores (digunakan untuk member tanda bahan yang akan dipotong)
e) Tang (digunakan untuk memindahkan benda yang panas)
f) Palu (digunakan untuk menghilangkan terak yang menempel)
g) Mesin las (digunakan untuk mengelas/menyambung benda)
h) Gerinda (berguna untuk merapikan lasan)
i) Kuas (digunakan untuk mengecat benda kerja)
j) Besi Baja (digunakan untuk menjepit benda kerja)
k) Amplas
2. Bahan
a) Besi beton persegi
b) Plat strip
c) Dempul plastic
d) Cat besi dan tiner
e) Electroda
3. Langkah – langkah pembuatan
1). Mengukur Jendela
Pertama – tama yang harus dilakukan yaitu mengukur panjang dan lebar
jendela. Sebagai contoh jendela dengan ukuran panjang 100 cm dan lebar 50 cm,
buat ukurannya menjadi 99 cm dan 54 cm untuk memotong bagian – bagian besi
dan plat besi. Pengurangan ukuran ini dilakukan karena pastinya pemasangan
tralis yang nantinya akan di pasang akan memakan sedikit ruang.
2). Memotong Besi dan Plat Besi
12
Setelah mendapatkan ukuran tralis yang sesuai lalu memotongnya. Buat
dua potongan besi dengan ukuran panjang sesuai jendela. Lalu buat potongan besi
kembali sebanyak lima buah sesuai dengan ukuran lebar jendela. Kemudian
potong besi menjadi empat bagian dengan ukuran lebih pendek dari ukuran
potongan lebar awal, dikurangi ukurannya kira – kira 3 cm saja. Setelah potongan
besi untuk merangkai tralis sudah siap, lanjutkan dengan memotong plat besi
menjadi empat bagian yaitu dua bagian panjang dan dua bagian lebar. Rapikan
hasil potongan dengan menggunkan gerinda.
3). Mengelas atau Menyambung Bagian Besi
Setelah mendapati bagian – bagian tralis yang sudah dipotong, kemudian
menyambung nya dengan mengelas setiap besi menjadi rangkaian tralis besi.
Kemudian membersikan terak yang menempel menggunakan palu. Lalu
merapikan lasan menggunakan gerinda.
13
4). Pengecatan Tralis
Setelah semua besi sudah terpasang rapi, dan ukurannya sudah pas
dijendela untuk mempercantik tampilan tralis dengan mengecatnya sesuai
keinginan pemesan. Gunakan cat minyak agar warna tralis terlihat mengkilap.
Pengecatan ini juga bertujuan untuk mencegah korosi atau kekaratan akibat debu
yang menempel.
5). Memasang Tralis Jendela
Setelah dari proses pemotongan sampai pengelasan dan finishing akhir
pengecatan sudah selesai tralis sudah bisa di pasang di jendela.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Setelah melakukan proses pembuatan trails , saya dapat mengetahui
bagaimana cara pembuatan trails jendela maka dapat di simpulkan :
1. Membuat tralis jendela memerlukan biaya yang lumayan besar
2. Pembuatan tralis jendela membutuhkan waktu yang cukup lama
3. Kesulitan pada pembuatan tralis adalah membuat tralis yang siku dan
biasa nya sukar pada proses pengamplasan
4. Tralis jendela diciptakan untuk memberikan rasa aman kepada pemilik
rumah, dan juga sebagai aksesoris rumah
4.2. Saran
Diharapkan dapat lebih meningkatkan dan menyeimbangkan antara teori
dan praktik pembelajaran disekolah sebelum dan sesudah PKL agar siswa yang
akan melaksanakan PKL sudah tidak merasa asing lagi dengan tugas yang
dihadapi dan dilaksanakan. Diharapkan dapat memberikan bimbingan serta
kepercayaan yang lebih kepada peserta PKL dalam menyelesaikan pekerjaan.
Demikian kesimpulan dan saran yang penulis ajukan atas dasar analisa yang
dilakukan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL), dengan harapan
dapat dijadikan bahan masukan bagi peserta PKL selanjutnya. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pelaksanaan PKL ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Perkakas, M. (2019). Mengenal Jenis dan Fungsi Las Listrik. Oktober 12,2019
Sukania, I. W. (2012). Studi Waktu dan Pembuatan Teralis Jendela. 21 juni 2012 ,
21, M5-M9.
16
LAMPIRAN
17
18
Gambar 7. Mengelas tombak pagar
19
Gambar 8. Mengecat Pagar
20
Gambar 9. Mengelas Kerangka Tralis
21
Gambar 10. Mengelas Tralis
22
Gambar 11. Mengerinda Tralis
23
Gambar 12. Mengerinda Pipa
24
Gambar 13. Memasang Tangga
25
Gambar 14. Mengelas Tralis
26
Gambar 15. Memasang Rolling Door
27
Gambar 16. Mengelas Tralis
28
Gambar 17. Mengelas Tralis
29
Gambar 18. Moles Ram
30
Gambar 19. Mengecat Tralis
31
Gambar 20. Membuat Tralis Talam
32
Gambar 21. Mengecat Tralis
33