Anda di halaman 1dari 10

WS 6.

IndeksAntropometri

Mata Kuliah : PENILAIAN STATUS GIZI


Topik : Indeks Antropometri
Kelompok : B1
NIM : 1911401074
Nama : Yayang Wulan Ardina Lasitae
Mahasiswa

1. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu menganalisis status gizi dengan metode yang sesuai dengan kondisi pasien dan standar referensi pada anak.

2. Alat dan Bahan


a. Alat tulis
b. Tabel z-score Kemenkes/WHO
c. Tabel interpretasi status gizi Kemenkes/WHO
d. Kalkulator
3. Hasil Praktikum
Status
No. Inisial JK Tanggal BB (kg) PB/TB Z score Status Z score Status Z score Gizi Z score Status
Balita Lahir (cm) BB/U Gizi PB/U Gizi PB/U BB/PB BB/PB IMT/U Gizi
BB/U atau atau atau atau IMT/U
TB/U TB/U BB/TB BB/TB
1 AZ L 28 15 90 5,8 Resiko 7,26 Tinggi 2,09 gizi lebih 1,00 Gizi baik
Desember berat (normal)
2019 badan
lebih

2 NA P 30 Januari 11 80 2,54 Resiko 3,96 Tinggi 1 Gizi baik 0,3 Gizi baik
2020 berat (normal) (normal)
badan
lebih

3 KH L 25 Maret 5 68 - 5,54 Berat - 5,62 Sangat - 4,28 Gizi buruk 4,40 Gizi buruk
2019 badan pendek
sangat
kurang
4 KE P 3 Maret 39 141 - - - - - - 2,26 Obesitas
2014
PERHITUNGAN :

1. Balita AZ (laki-laki) umur 10 bulan


BB : 15 kg
PB/TB : 90 cm
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛
 BB/U  z – score = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛

15−9,2
z - score = 10,2−9,2

= 5,8 / 1 = 5,8 ( resiko berat badan lebih )

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛


 PB/U  z – score = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛

90 –73,3
z - score = 75,6 − 73,3

= 16,7 / 2,3 = 7,26 ( tinggi )

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛


 BB/PB  z – score =
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛

15 – 12,7
z - score = 13,8 − 12,7

= 2,3 / 1,1 = 2,09 ( gizi lebih )

𝐵𝐵 𝑘𝑔
 IMT = 𝑇𝐵 𝑐𝑚2

15 15
= = = 18,51 kg/m2
0,92 0,81
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛
 IMT/U  z – score = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛

18,51 –17,0
z - score =
18,5 –17,0

= 1,51 / 1,5 = 1,00 ( gizi baik/normal)

2. Balita NA (perempuan) umur 9 bulan


BB : 11 kg
PB/TB : 80 cm
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛
 BB/U  z – score = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛

11 – 8,2
z - score = 9,3 − 8,2

= 2,8 / 1,1 = 2,54 ( resiko berat badan lebih )

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛


 PB/U  z – score =
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛

80 − 70,1
z - score =
72,6 − 70,1

= 9,9 / 2,5 = 3,96 ( tinggi )


𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛
 BB/PB  z – score = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛

11 − 10,1
z - score = 11,0 − 10,1

= 0,9 / 0,9 = 1 ( gizi baik/normal )

𝐵𝐵 𝑘𝑔
 IMT = 𝑇𝐵 𝑐𝑚2

11 11
= = = 17,18 kg/m2
0,82 0,64

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛


 IMT/U  z – score =
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛

17,18 − 16,7
z - score =
18,3 –16,7

= 0,48 / 1,6 = 0,3 ( gizi baik )


3. Balita KH (laki-laki) umur 19 bulan
BB : 5 kg
PB/TB : 68 cm
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛
 BB/U  z – score = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛

5 − 11,1
z - score =
11,1 − 10,0

= -6,1 / 1,1 = - 5,54 (berat badan sangat kurang )

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛


 PB/U  z – score = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛

68 − 83,2
z - score = 83,2 – 80,5

= -15,2 / 2,7 = -5,62 ( sangat pendek )

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛


 BB/PB  z – score = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛

5 − 8,0
z - score = 8,0 − 7,3

= -3 / 0,7 = - 4,28 ( gizi buruk )

𝐵𝐵 𝑘𝑔
 IMT =
𝑇𝐵 𝑐𝑚 2

5 5
= = = 10,81 kg/m2
0,682 0,4624
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛
 IMT/U  z – score = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛

10,81 − 16,1
z - score = 16,1 − 14,9

= - 5,29 / 1,2 = 4,40 ( gizi buruk)

4. Balita KE (perempuan) umur 6 tahun 7 bulan


BB : 39 kg
PB/TB : 141 cm

𝐵𝐵 𝑘𝑔
 IMT =
𝑇𝐵 𝑐𝑚 2

39 39
= = = 19,61 kg/m2
1,412 1,9881

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛


 IMT/U  z – score =
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛

19,61 − 15,3
z - score = 17,2 – 15,3

= 4,31 / 1,9 = 2,26 (obesitas)


4. Pembahasan/Pertanyaan
Antropometri (ukuran tubuh) merupakan salah satu cara langsung menilai status gizi, khususnya energi dan protein tubuh seseorang, dengan
demikian, antropometri merupakan indikator status gizi yang berkaitan dengan masalah kekurangan energi dan protein yang dikenal dengan
KEP. Antropometri dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. konsumsi makanan dan kesehatan (adanya infeksi) merupakan faktor
lingkungan yang mempengaruhi antropometri (Aritonang, 2013). Dibandingkan dengan metode lainnya, pengukuran antropometri lebih praktis
untuk menilai status gizi (khususnya KEP) di masyarakat. Ukuran tubuh yang biasanya dipakai untuk melihat pertumbuhan fisik adalah berat
badan (BB), tinggi badan (TB), lingkar lengan atas (LILA), lingkar lengan kepala (LK), tebal lemak dibawah kulit (TL), dan pengukuran tinggi
lutut. Penilaian status gizi antropometri disajikan dalam bentuk indeks misalnya BB/U, TB/U, PB/U, BB/TB, IMT/U (Aritonang, 2013).

Keunggulan Antropometri :
- Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar
- Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih dalam waktu yang singkat
- Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dan dibuat didaerah setempat
- Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan
- Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi dimasa lampau
- Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk karena sudah ada ambang batas yang jelas
- Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.

Kelemahan Antropometri :
- Tidak sensitive, metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat. Disamping itu tidak dapat membedakan kekurangan zat
gizi tertentu seperti zinc dan Fe.
- Faktor diluar gizi (penyakit, genetic dan penurunan dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.
- Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi dan validasi pengukuran antropometri gizi.
5. Kesimpulan
1. Balita yang bernama AZ jenis kelamin laki-laki, umur 10 bulan dengan berat badan (BB) 15 kg, dan panjang badan (PB) 90 cm
- Berdasarkan perhitungan BB/U balita AZ memiliki status gizi BB/U : Resiko berat badan lebih
- Berdasarkan perhitungan PB/U balita AZ memiliki status gizi PB/U : Tinggi
- Berdasarkan perhitungan BB/PB balita AZ memiliki status gizi BB/PB : Gizi lebih
- Berdasarkan perhitungan IMT/U balita AZ memiliki status gizi IMT/U : Gizi baik (normal)

2. Balita yang bernama NA jenis kelamin perempuan, umur 9 bulan dengan Berat badan (BB) 11 kg, dan Panjang badan (PB) 80 cm
- Berdasarkan perhitungan BB/U balita NA memiliki status gizi BB/U : Resiko berat badan lebih
- Berdasarkan perhitungan PB/U balita NA memiliki status gizi PB/U : Tinggi
- Berdasarkan perhitungan BB/PB balita NA memiliki status gizi BB/PB : Gizi baik (normal)
- Berdasarkan perhitungan IMT/U balita NA memiliki status gizi IMT/U : Gizi baik (normal)

3. Balita yang bernama KH jenis kelamin laki-laki, umur 19 bulan dengan Berat badan (BB) 5 kg, dan Panjang badan (PB) 68 cm
- Berdasarkan perhitungan BB/U balita KH memiliki status gizi BB/U : Berat badan sangat kurang
- Berdasarkan perhitungan PB/U balita KH memiliki status gizi PB/U : Sangat pendek
- Berdasarkan perhitungan BB/PB balita KH memiliki status gizi BB/PB : Gizi buruk
- Berdasarkan perhitungan IMT/U balita KH memiliki status gizi IMT/U : Gizi buruk

4. Balita yang bernama KE jenis kelamin perempuan, umur 6 tahun 7 bulan dengan berat badan (BB) 39 kg, dan Tinggi badan (TB) 141 cm
- Berdasarkan perhitungan IMT/U balita KE memiliki status gizi IMT/U : Obesitas

Anda mungkin juga menyukai