Anda di halaman 1dari 9

SIKAP POSITIF YANG DITAMPILKAN DI LINGKUNGAN SEHARI-HARI

DALAM PENERAPAN PANCASILA

Himmatul Aulia

Reguler A2 Prodi Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas Tanjungpura

ABSTRAK

Artikel ini dibuat bertujuan untuk memahami dan mengerti serta bisa
mengimplementasikan sikap positif yang ditampilkan di lingkungan sehari-hari maupun
dalam lingkup masyarakat guna mengembangkan dan menyebarluaskan kembali wawasan
integritas bangsa dalam penerapan pancasila yang pudar akibat perkembangan dari waktu ke
waktu. Upaya yang dapat dilakukan yakni dengan cara memahami, menyadari, dan
mengamalkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam lingkup keluarga, sekolah, masyarakat,
hingga ruang lingkup berbangsa dan bernegara.

Kata Kunci : Pancasila, Norma Dasar

PENDAHULUAN

Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari - Sebagai ideologi


bangsa, Pancasila terdiri dari seperangkat nilai dan norma yang terinternalisasi dalam diri
setiap rakyat Indonesia. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan majemuk tunggal yang
merupakan satu kesatuan dan keutuhan. Nilai-nilai pancasila telah menyatu dalam
kepribadian dan kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pancasila di terima oleh
seluruh masyarakat sebagai dasar, falsafah, ideologi bangsa dan Negara. Karena begitu
pentingnya peranan pancasila maka kita harus memiliki sikap dan mental untuk melestarikan
dan mempertahankan serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kesadaran bangsa Indonesia mengenai Pancasila dan Kewarganegaraan sangat sedikit
yang mengerti mengingat peran pendidikan yang menurun akhir-akhir ini padahal peran
pendidikan sangat penting dalam membentuk karakter atau mental anak bangsa, hal tersebut
dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat.

1
Banyaknya terjadi penyimpangan /kesalahan tertentu sebenarnya berakar dari tidak
mengamalkannya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu sendiri. Maka dari itu
pentingnya memahami pancasila tidak hanya mengerti namun juga mengamalkan dan
melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai pendidikan karakter.
Pendidikan karakter yang merupakan upaya mewujudkan amanat pacasila dan Pembukaan
UUD 1945 dilatar belakangi oleh realita yang berkembang saat ini di lembaga pendidikan
(Dewantara, Hermawan, et al., 2021).
Pendidikan pancasila dalam kehidupan sehari hari dapat memberikan dampak yang baik
untuk masyarakat agar masyarakat mematuhi dan menganut nilai-nilai dalam pancasila
karena nilai yang terkandung dalam pancasila mempunyai banyak makna untuk kehidupan
sehari hari dalam beragama, memberikan pendapat dan lain-lain (Dewantara & Nurgiansah,
2021a)
Perilaku mengamalkan Pancasila ada banyak cara. Contoh-contoh dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari dalam memberikan perilaku sesuai dengan keluhuran nilai-nilai
Pancasila dalam berbagai kehidupan. Manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara sering menghadapi permasalahan yang datang, begitu juga dengan masyarakat
indonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia memerlukan pandangan hidup yang tepat untuk
mempersatukan perbedaan sehingga permasalahan dapat dihadapi bersama, maka perlunya
usaha untuk mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara dan dasar negara. 

PEMBAHASAN

 Makna Dan Nilai-Nilai Yang Terkandung dalam Pancasila


Pancasila yang merupakan dasar Negara Republik Indonesia memiliki makna dan nilai-
nilai luhur dalam setiap silasilanya, karena setiap butir pancasila itu dirumuskan dari nilai-
nilai yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan pribadi bangsa Indonesia. Adapun
makna dan nilainilai yang terkandung dalam setiap sila-sila itu adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan sesuatu
yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami Ketuhanan
sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang berketuhanan, yakni

2
membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai
ridho Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya. Dari sudut pandang etis
keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah negara yang menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama
dan kepercayaan masing-masing.

2. Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang
keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi
manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu
lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan
pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal. Kesadaran inilah
yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat dan alam semesta untuk
mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta dapat diimplementasikan dalam bentuk
sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai (Nurgiansah & Al Muchtar, 2018).

3. Persatuan Indonesia (Kebangsaan)


Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran Indonesia dan
bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk
mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Merauke.
Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun
harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara
Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri
dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk
dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan Indonesia (Nurgiansah et al., 2020).

4. Permusyawaratan dan Perwakilan


Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan orang lain,
dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama lain atas
dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita
utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia
modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau
berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan pembaharuan.
Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap

3
yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berasaskan
kelompok dan aliran tertentu yang sempit (Alfaqi, 2016).

5. Keadilan Sosia
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihak kan,
keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa. Itu semua bermakna
mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara organik, dimana setiap anggotanya
mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada
kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan
dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.

 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari


Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila Sila ke V yang
harus diaplikasikan atau dijabarkan dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan hidup
adalah sebagai berikut: Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius,
antara lain: Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala
sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha
Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya; Contohnya: Menyayangi tumbuh-tumbuhan dan
merawatnya; selalu menjaga kebersihan dan sebagainya (Dedees, 2016).
Penerapan atau penanaman nilainilai setiap butiran pancasila yang harus diajarkan agar
individu memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan karakter luhur bangsa dan tidak
menyimpang dari nilai pancasila yang sesuai dengan sila-sila dalam pancasila adalah sebagai
berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


Selalu tertib dalam menjalankan ibadah. Tidak berbohong kepada guru maupun teman.
Bersyukur kepada Tuhan karena memiliki keluarga yang menyayanginya. Tidak meniru
jawaban teman (menyontek) ketika ulangan ataupun mengerjakan tugas di kelas. Tidak
mengganggu teman yang berlainan agama dalam beribadah. Menceritakan suatu kejadian
berdasarkan sesuatu yang diketahuinya, tidak ditambah-tambah ataupun dikurangi. Tidak
meniru pekerjaan temannya dalam mengerjakan tugas di rumah. Percaya pada kemampuan

4
sendiri dalam melakukan apapun, karena Allah sudah memberian kelebihan dan kekurangan
kepada setiap manusia.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


Menolong teman yang sedang kesusahan. Tidak membeda-bedakan dalam memilih
teman. Berbagi makanan dengan teman lain jika sedang makan didepan teman lain. Mau
mengajari teman yang belum paham dengan pelajaran tertentu. Memberikan tempat duduk
kepada orang tua, ibu hamil, atau orang yang lebih membutuhkan saat ada di kendaraan
umum. Tidak memaki-maki teman bersalah kepada kita. Meminta maaf atau memaafkan
apabila melakukan kesalahan. Hormat dan patuh kepada guru, tidak membentakbentaknya.
Hormat dan patuh kepada orang tua.

3. Persatuan Indonesia
Mengikuti upacara bendera dengan tertib. Bergotong royong membersihkan lingkungan
sekolah. Tidak berkelahi sesama teman maupun dengan orang lain. Memakai produk-produk
dalam negeri. Menghormati setiap teman yang berbeda ras dan budayanya. Bangga menjadi
warga negara Indonesia. Tidak sombong dan membanggabanggakan diri sendiri. Mengagumi
keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah Indonesia.

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan.
Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman dalam menyelesaikan masalah.
Memberikan suara dalam pemilihan. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
Menerima kekalahan dengan ikhlas apabila kalah bersaing dengan teman lain. Dengan iktikad
baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
Berani mengkritik teman, ketua maupun guru yang bertindak semena-mena. Berani
mengemukakan pendapat di depan umum. Melaksanakan segala aturan dan keputusan
bersama dengan ikhlas dan bertanggung jawab.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Berlaku adil kepada siapapun. Berbagi makanan kepada teman lain dengan sama rata.
Seorang ketua memberikan tugas yang merata dan sesuai dengan kemampuan anggotanya.
Seorang guru memberikan pujian kepada siswa yang rajin dan memberi nasihat kepada siswa

5
yang malas. Tidak pilih-pilih dalam berteman. Tidak menggunakan hak milik untuk
bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. Suka bekerja keras.

 Contoh Sikap Positif dalam penerapan Pancasila di lingkungan sehari-hari adalah


sebagai berikut:

1. Sikap Positif di Lingkungan Keluarga

Di lingkungan kehidupan keluarga, misalnya tiap anggota keluarga memiliki tekat dalam
mengamalkan melalui sikap-sikap antara lain sebagai berikut:
 Berperilaku hidup sederhana
 Menjaga kerukunan dalam keluarga
 Selalu tekun dalam beribadah
 Dapat bertenggang rasa pada kesusahaan anggota keluarga yang lain
 Selalu menjunjung tinggi musyawarah mufakat dalam menyelesaikan persoalan keluarga

2. Sikap Positif di Lingkungan Masyarakat


Di lingkungan kehidupan masyarakat, misalnya tiap warga masyarakat bertekad dalam
melakukan sikap-sikap yang mencerminkan pengalaman kita terhadap Pancasila antara lain
sebagai berikut:
 Tidak menggunakan hak milik dalam memeras orang lain
 Bergotong royong mendirikan gardu pos ronda 
 Membersihkan sampah dan menertipkan saluran pembuangan air disertai pembiayaan
yang dipikul secara bersama-sama
 Mencegah pencemaran lingkungan  dan bahaya kebakaran, serta menggalakkan
penghijauan
 Saling menghormati satu sama lain demi terciptanya kerukunan.

3. Sikap Positif di Lingkungan Sekolah 


Di lingkungan kehidupan sekolah, misalnya tiap warga sekolah memiliki tekat
mengamalkan Pancasila melalui sikap-sikap antara lain sebagai berikut:
 Rajin dalam belajar untuk meraih prestasi
 Selalu mengikuti upacara bendera dengan tertip
 Menghormati guru dan sesama teman

6
 Selalu disiplin dalam mematuhi tata tertip sekolah
 Aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah

4. Sikap Positif di Lingkungan Berbangsa dan Bernegara


Di lingkungan kehidupan berbangsa dan bernegara, misalnya tiap warga negara
Indonesia memiliki tekat mengamalkan Pancasila dengan sikap-sikap antara lain sebagai
berikut:
 Menaati dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku
 Membayar pajak tepat waktu dengan sesuai peraturan yang berlaku
 Mencintai dan membina persatuan dan kesatuan bangsa
 Selalu memihak dan membela negara-negara yang berjuang untuk memperoleh
kemerdekaannya
 Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa
dengan membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, warna kulit, jenis
kelamin, dan kedudukan sosial

PENUTUP

 Simpulan

Dengan penerapan pancasila di ruang lingkup sehari-hari, kita dapat mengambil banyak hal
yang tentunya bernilai positif, yang memang Pancasila merupakan pedoman hidup suatu
bangsa, maka penggerak bangsa lah yang harus bisa mengamalkan nilai-nilai positif dari
Pancasila itu sendiri, nilai-nilai yang sudah melekat terhadap Pancasila yang memiliki banyak
makna. Dari dari ruang lingkup sehari-hari, yang terkecil seperti lingkungan sekitar hingga
masyarakat serta bangsa dan negara, dapat dijadikan peranan penting dalam kehidupan
masyarakat Indonesia.

 Saran

Diharapkan dapat menambah wawasan terkait dengan penerapan pancasila yang dapat
diambil terkait sikap positif nya, dan juga di keseharian bisa memahami, mengerti,
mempraktekkan, dan menerapkan untuk diri sendiri maupun orang dna lingkungan sekitar.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nurgiansah, T. H. (2020). Filsafat Pendidikan. In Banyumas: CV Pena Persada


Dewantara, J. A., Hermawan, Y., Yunus, D., Prasetiyo, W. H., Efriani, Arifiyanti, F., &
Nurgiansah, T. H. (2021). Anti-Corruption Education as an Effort to Form Students With
Character Humanist and Law-Compliant. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan,
18(1), 70–81.
Alfaqi, M. Z. (2016). Melihat sejarah nasionalisme Indonesia untuk memupuk sikap
kebangsaan generasi muda. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 13(2), 209–
216. https://doi.org/10.21831/civics.v13i2.12745
Bahrudin, F. A. (2019). Implementasi Kompetensi Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi Dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi. Pro
Patria: Jurnal Pendidikan, Kewarganegaraan, Hukum, Sosial, Dan Politik, 2(2), 184–200.
https://doi.org/10.47080/propatria.v2i2.593
Dedees, A. R. (2016). Melayu di Atas Tiga Bendera: Konstruksi Identitas Nasionalisme
Masyarakat Perbatasan di Kepulauan Batam. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 19(2),
141. https://doi.org/10.22146/jsp.10850
Nurgiansah, T. H., & Al Muchtar, S. (2018). Development of Student Awareness through
Student Learning Model Jurisprudential in Citizenship Education. ATLANTIS PRESS,
251(Acec), 670–674. https://doi.org/10.2991/acec-18.2018.150

8
Nurgiansah, T. H., Dewantara, J. A., & Rachman, F. (2020). The Implementation of
Character Education in the Civics Education Syllabus at SMA Negeri 1 Sleman. Jurnal
Etika Demokrasi, 5(2), 110–121.
Antari, L. P. S., & De Liska, L. (2020). Implementasi Nilai Nilai Pancasila Dalam Penguatan
Karakter Bangsa. Widyadari: Jurnal Pendidikan, 21(2), 676-687.
Dwi, Sikap Positif terhadap Pancasila Sikap Positif terhadap Pancasila.http://umum-
pengertian.blogspot.com/2016/08/sikap-positif-terhadap-pancasila-contoh-sehari-
hari.html
Dewantara, J. A., & Nurgiansah, T. H. (2021a). Building Tolerance Attitudes Of PPKN
Students Through Multicultural Education Courses. Jurnal Etika Demokrasi, 6(1), 103–
115.

Anda mungkin juga menyukai