LATAR BELAKANG
Pada awalnya Indonesia hanya menjadi Negara transit perdagangan narkotika, namun
saat ini Indonesia telah menjadi Negara tujuan operasi jaringan narkotika Internasional.
Hal ini dibuktikan dengan meningkat pesatnya jumlah penyalahgunaan narkotika dari
tahun ke tahun. Berdasarkan data yang tercatat, pada tahun 2008 hingga 2015 kejahatan
penyalahgunaan narkotika mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2008
terdapat sekitar 430.766 orang terkait kasus penyalahgunaan narkotika dan hal ini
meningkat terus hingga pada saat tahun 2011 tercatat sebanyak 521.531 kasus narkotika
di Indonesia.
Pernyataan Badan Narkotika Nasional bahwa sejak Juni 2015 angka pengguna narkotika
meningkat sangat pesat sebesar 4,2 juta jiwa dan pada bulan November 2015 berjumlah
sebesar 5,9 juta jiwa. Sementara keterlibatan perempuan sebagai subyek yang kerap kali
dijadikan sebagai alat dalam hal melakukan suatu tindak pidana, entah secara sadar ataupun
tidakmenjadi suatu permasalahan yang rumit. Meskipun secara keseluruhan laki-laki
masih jauh lebih mendominasi. Keterlibatan laki-laki dalam tindak pidana peredaran
narkotika menjadikan permasalahan ini sering disangkutpautkan dengan kesetaraan gender
dan juga hak asasi manusia.Terdapat banyak faktor yang menjadikan seorang perempuan
dapat menjadi korban dalam jaringan peredaran narkotika. Berdasarkan kajian badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) UN Women yang tercatat dalam policy brief on A
Gender Perspective on the Impact of Drug Use, the Drug Trade and, Drug Control Regimes
pada tahun 2014 menyatakan bahwa perempuan yang terlibat dalam suatu kejahatan seperti
narkoba adalah mereka yang berpendidikan rendah, rendahnya tingkat perekonomian,
serta kerasan. Faktor-faktor tersebutlah yang menyebabkan terancamnya keselamatan mereka.
Komnas Perempuan melaporkan bahwa dalam kasus narkotika, posisi perempuan paling
banyak yaitu menjadi “kurir” yang menyelundupkan narkotika tanpa sepengetahuan maupun
dengan sepengetahuannya. Sebagian besar perempuan yang mengetahui bahwa perbuatan
tersebut salah yaitu karena keterpaksaan. Situasi khusus yang menyebabkan keterpaksaan
tersebut misalnya seperti kemiskinan, terjebak dalam hubungan yang tidak
HALAMAN 1
menguntungkan, dan mengalami kekerasan fisik dan psikis. Kekerasan fisik dan psikis yang
dilakukan juga berbagai macam contohnya seperti ancaman pembunuhan, disiksa, terror,
kekerasan seksual dan lainnya.
Mantan narapidana narkoba perempuan dalam kenyataannya sangat sulit diterima dalam
masyarakat pasca menjalani hukuman, hal ini hingga saat Ini menjadi suatu persoalan yang
harus di pecahkan oleh Negara, karena dengan kur diterimanya di masyarakat maka akan
kemana mantan mantan tahanan bisa mendapatkan hehidupan yang layak dan damai seperti
sedia kala. Tidak sedikit kasus kasus seperti ini membuat mereka kembali melakukan hal yang
sama karena sempitnya ruang hidup layak baik status sosial maupun segi financial
Menyikapi data tersebut diatas, langkah ini dilakukan untuk menekan angka prevalensi
penyalahgunaan narkotika, khususnya pada kelompok generasi penerus bangsa, Yayasan
Bakti Alumni Yustisia merasa perlu dilaksanakannya Diskusi Interaktif melalui Seminar
sebagai bentuk kepedulian terhadap Nasib Perempuan korban Narkoba.
Menyikapi data tersebut diatas dalam mencari benang merah solusi masalah ini dan sekaligus
memperingati hari Anti Narkotika Nasional Melalui kegiatan Seminar PEREMPUAN
DALAM PUSARAN KEJAHATAN NARKOTIKA
TUJUAN
NAMA KEGIATAN
KHALAYAK SASARAN
WAKTU PELAKSANAAN
HALAMAN 2
Keynote Speaker
1. Prof. Dr. Yos Johan Utama, SH, M.Hum (/Rektor Undip)
2. Prof. Dr. Retno Saraswati, SH, M.Hum (Dekan FH Undip)
Narasumber
1. Mr. Collie Brown (UNODC)
2. Komjen Polisi Dr. Drs. Petrus Reinhard Golose, M.M. (Kepala BNN Pusat)
3. Siti Aminah Tardi (Komisioner Komnas Perempuan)
4. Vellin Chu (Artis mantan napi narkoba perempuan)
5. Jennifer dun (Artis mantan napi narkoba perempuan)
6. DJ Chantal Dewi (Artis mantan napi narkoba perempuan)
Kegiatan seminar ini dislenggarakan oleh Yayasan BAYU bekerjasama dengan Women
Working Group (WWG) dan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC)
HALAMAN 3
ANGGARAN
No Komponen Pengeluaran Jml Vol Satuan Harga satuan Jumlah (Rp)
(Rp)
2 Perlengkapan
a. Sewa Gedung 1 1 1Paket 2.500.000 2.500.000
b. Konsumsi Acara 50 50 Orang 150.000 7.500.000
c. Media Zoom 1 1 Paket 1.000.000 1.000.000
d. Mass media 4 4 Paket 500.000 2.000.000
e. Dokumentasi dan pelaporan kegiatan 1 1 Paket 500.000 500.000
f. Konsumsi Rapat 4 36 OK 50.000 1.800.000
3 Honorarium
a. Keynote Speaker 2 2 OJ 1.000.000 2.000.000
b. Narasumber 4 4 OJ 500.000 2.000.000
c. Moderator 1 1 OJ 350.000 350.000
d. Pemantik 1 1 OJ 350.000 350.000
d. Kepanitiaan (Transport & 16 16 Orang 350.000 5.500.000
Komunikasi)
HALAMAN 4
PENUTUP
Seminar Perempuan Dalam Pusaran Narkoba dengan tema : “Mengurai Kejahatan dan
Nasib Napi Perempuan Narkotika” merupakan acara yang perlu diselenggarakan untuk
meningkatkan kepedulian akan pentingnya bahaya narkoba terhadap wanita khususnya
Narapidana Narkoba Perempuan, meningkatkan kebersamaan, serta sinergi antar pihak terkait
diharapkan dapat terwujud. Demi kelancaran dan kesuksesan acara ini, peran aktif maupun
partisipasi peserta dan penyelenggara menjadi faktor yang sangat penting.
Panitia Kegiatan
Seminar Perempuan Dalam Pusaran Narkotika Tahun 2022
Ketua Sekretaris
Mengetahui
Ketua Yayasan Bakti Alumni Yustisia
Emy Handayani
HALAMAN 5
Lampiran 1 :
Steering Committee :
1. Nukila.
2. Emy Handayani.
Organizing Committee :
6. Perlengkapan / IT : 1. Qiqi
2. Pandu Mulya Wiguna
3. Lastraina Andini Putri
4. Rafi Altsani Rosiano
5. Steven Wira Chandra
HALAMAN 6
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
Collie Brown
Country Manager UNODC
Indonesia Office
9 11.40 – 12.15 Berbagi pengalaman selama di tahanan; untuk teman2 Pemantik Diskusi
perempuan (Pengalamanku selama di tahanan suka duka)
HALAMAN 7
NO WAKTU ACARA/KEGIATAN PIC
10 12.15 – 12.20 Kesimpulan dan Penutup MC
HALAMAN 8