Anda di halaman 1dari 3

Dari Bengkulu Menjelajahi Dunia

dr. Opik/ Taufik Supriyana Trisaputra


Ketua BEM FK Universitas Trisakti 2017-2018
Sekertaris Jendral ISMKI 2019-2020
Ketua Ikatan Dokter Alumni Gontor 2022-2024
Penulis Buku “Medstud’s Traveler”

Pagi itu berawan, matahari belum menampakkan wujudnya yang sempurna, suhu
udara kurang lebih 16 derajat celsius di seluruh wilayah Portoroz, Slovenia. Kadang aku
masih tidak percaya berada disana ketika itu. Rasanya, baru kemarin anak kecil ini
bermain lumpur di belakang pasar Simpang Air Muring, Bengkulu Utara. Tetapi itu semua
adalah nyata, hari itu 12 Maret 2019 aku berdiri mewakili Indonesia untuk acara
internasional mahasiswa kedokteran (March Meeting IFMSA 2019) di Slovenia; negeri
kecil nan indah di Eropa bagian tengah, berbatasan langsung dengan laut Adriatik, anak
Laut Mediterania.

Syukur Alhamdulillah, sepanjang tahun 2017-2019 aku telah menjelajahi kurang


lebih 16 negara, Eropa dan Asia. Semuanya berkaitan dengan kegiatan mahasiswa
kedokteran; musyarawah, seminar, juga perlombaan. Dari kegiatan tersebut aku banyak
belajar dan mengaktualisasikan diri, dan juga sebagai bekal untuk menjadi manusia yang
bermanfaat bagi orang lain. Aku selalu teringat pesan orang tua dan guru-guruku, "Jadilah
orang yang bermanfaat" dalam bahasa Arab "Khairunnas anfauhum linnaas"; sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Nama lengkapku Taufik Supriyana Trisaputra, aku lahir di Bengkulu tanggal 10


Desember 1994. Masa kecilku aku habiskan di Bengkulu tepatnya di Putri Hijau, Kab.
Bengkulu Utara. Setelah lulus SMP aku merantau ke Jawa dan bersekolah di Pondok
Pesantren Darussalam Gontor Ponorogo selama 4 tahun, ditambah dengan 1 tahun
pengabdian sebagai guru di tempat yang sama. Setelah keluar dari pesantren aku
memutuskan untuk mengejar cita-cita terpendamku semenjak kecil, yaitu menjadi
seorang dokter. Demi hal tersebut aku melanjutkan studi di fakultas kedokteran
Universitas Trisakti Jakarta, dan semenjak itu pula perjalananku menjelajahi dunia
sebagai seorang putra kelahiran Bengkulu dimulai.
Pada tahun 2019 aku resmi dilantik menjadi Sekertaris Jendral Ikatan Senat
Mahasiswa Kedokteran Indonesia atau disingkat ISMKI. Pada tahun yang sama pula, aku
pergi ke Slovenia untuk mewakili Indonesia dalam acara March Meeting IFMSA 2019.
IFMSA (International Federation Medical Student Asociation) sendiri merupakan
organisasi mahasiswa kedokteran internasional yang menaungi semua oraganisasi
mahasiswa kedokteran di berbagai negara termasuk Indonesia. Dalam acara march
meeting para mahasiswa kedokteran dari seluruh penjuru dunia berkumpul untuk
membicarakan berbagai isu kedokteran yang menjadi masalah di setiap negara. Dengan
begitu antara para delegasi dapat memberikan berbagai masukan dan ide bagi
penyelesaian masalah di negara masing-masing.

Kesempatanku menghadiri acara March Meeting di Slovenia kugunakan juga untuk


ber-traveling di beberapa negara di Eropa dalam rangka untuk mengunjungi beberapa
pusat kesehatan disana. Di Jerman aku mengunjungi kantor perusahaan Amboss yang
menyediakan platform untuk mengetahui seputar permasalahan kesehatan bagi para
mahasiswa kedokteran. Aku juga mengunjungi Medisc Spectrum Twente yang berada di
Belanda, disana aku mengikuti program kunjungan resmi dan mengamati berbagai
fasilitas dan infrastruktur rumah sakit di negara yang boleh dikatakan maju; selain
sebagai bahan pengamatan dan pembelajaran juga sebagai bahan perbandingan. Selain
Jerman dan Belanda aku juga mengunjungi beberapa lainnya seperti Perancis, Ceko,
Belgia dan bertemu dengan beberapa mahasiswa kedokteran dari Indonesia. Selain
negara-negara di Eropa aku juga menjelajahi beberapa negara di Asia seperti Hongkong
pada bulan juli 2019 dalam rangka APRM IFMSA, Taiwan di bulan Agustus 2019 dalam
rangka August Meeting. Dan pada tahun 2018 di Malaysia dalam rangka lomba olahraga
mewakili fakultas kedokteran Trisakti, serta masih banyak lagi.

Kemudian tepat pada tanggal 12 Februari 2022 kemarin yang menjadi hari
bersejarah dalam hidupku karena Alhamdulillah, aku diberikan Amanah dan
kepercayaan untuk menjadi Ketua Ikatan Dokter Alumni Gontor (IDAGI). Ini bukanlah
Amanah yang kecil dan ringan, namun menjadi Amanah dunia dan juga akhirat. Seperti
kata Kiyai kepada satrinya, “Pondok Gontor memberikan kita kunci untuk hidup, kita
yang memilih untuk membuka pintu gerbang yang mana”. Semoga dengan Amanah ini,
aku bisa membuka pintu-pintu kebaikan dan dapat memperluas kemajuan kesehatan di
Indonesia.
Perjalananku menjelajahi berbagai negara tentunya memberikan banyak sekali
pengalaman yang sangat berharga bagiku, juga memberikan manfaat bagi kehidupanku.
Berbicara tentang manfaat menjelajahi dunia, bagiku sendiri terdapat beberapa poin
yaitu:

1. Menjelajahi dunia tentunya menambah wawasan kita. Banyak hal yang belum
kita dapatkan di bangku kuliah dan dengan menjelajah kita dapat
mendapatkannya.
2. Menjelajahi dunia menjadikan kita lebih berani dan percaya diri. Mengapa
demikian? Karena dengan menjelajahi dunia kita memiliki kesempatan untuk
menemui berbagai orang dan situasi yang memberikan kita cukup pengalaman
untuk menjadi berani dan percaya diri.
3. Ada pepatah Arab yang mengatakan “Safir tajid iwadhon amman tufariquhu”,
Artinya, berkelanalah kamu akan mendapatkan pengganti atas apa yang kamu
tinggalkan. Dengan kata lain ketika kita berkelana kita akan menemukan kembali
hal-hal yang sama sebagaimana yang kita tinggalkan. Contoh kecilnya ialah
"teman". Dengan menjelajahi dunia dan bekelana kita akan mendapatkan teman
seperti teman-teman yang kita tinggalkan, dan teman-teman baru ini dapat
membantu kita meluaskan jaringan.

Terakhir, sebagai pesan maupun motivasi aku mengajak para mahasiswa semuanya
untuk selalu memberanikan diri mencoba hal-hal baru salah satunya seperti mengikuti
berbagai kegiatan internasional. Selain kalian akan mendapatkan berbagai manfaat
sebagaimana yang telah disebutkan diatas, keikutsertaan kalian juga dapat dihitung
sebagai sebuah kontribusi dalam usaha memajukan bangsa dan negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai