Anda di halaman 1dari 2

Nama : Siti Fatimah

Nim : 041676872

1) Tuman merupakan istilah bahsa jawa yang baisa di gunakan untuk memberikan label pada prilaku
terutama (keliru) yang terus berulang. Tuman dalam konteksnya (dulu) digunakan sebagai
peringatan terakhir, agar perilaku (buruk/keliru) tidak diulangi terus menerus. Orangtua dulu bisa
saja memukul, menampar atau mencubit anaknya yang mengulangi kesalahan terus menerus..
Jelas kita tidak memiliki otoritas seperti otoritas orangtua atau guru pada masa lalu. Meme 'tuman'
mewakili ekspresi tersebut, penyebar merasa hal tersebut cukup membalas tindakan yang tidak
mengenakkan namun dengan cara jenaka.
2) Meme pertama kali di populerkan Richard Dawkins dalam bukunya yang berjudul The Sevlfis Gene
tahun 1976. Istilah tersebut di gunakan Dawkins untuk menjelaskan mengapa beberapa prilaku
(dari perspektif evolusi) tampak tidak masuk akal. Pengikut Darwin yang juga seorang ateis ini
menukil istilah tersebut dalam bahasa yunani ‘mimeme’ atau hal yang di tiru. Pada tahun 1900an,
seorang zoologis dan ahli biologi evolusi asal jerman Richard Wolfgang Semon juga telah menulis
tentang Mneme. Terinspirasi dari muse anak dewa memori bangsa yunani Mnemosine. Hinga saat
ini menyebut meme sebagai produk budaya berupa ide (bisa berupa teks, gambar, video pendek,
GIFF dll) yang menular melalui internet. Seperti dalam evolusi biologi, beberapa meme terkena
seleksi alam internet dan hilang dari peredaran. Beberapa di anataranya terus di replikasi dan
berevolusi dalam waktu lama. Seperti meme ‘tuman’
3) Meme merupakan benntuk dari kritik karena meme merupakan sarana penyapaian informasi yang
menggunakan media gambar atau tulisan dengan tujuan menghibur dan mengandung pesan yang di
sampaikan mudah di mengerti oleh pembaca. Dengan bentuk yang menghibur dan informatif, di
harapkan munculnya kesadaran masyarakat akan suatu permasalahan.
4) Syarat meme menyebar dan viral
Kembali pada Dawkins, meme harus memiliki minimal tiga faktor untuk mewabah:
 Copy-filedity, atau ide memungkinkan untuk diadaptasi, ditiru, dan dicopy oleh siapapun
juga. Artinya, ide yang punya potensi jadi meme adalah yang bisa ditiru.
 Fecundity, Bukan hanya dicopy, fekunditas adalah masalah proses kecepatan ide tersebut
dicopy. Bukan hanya ditiru, namun juga cepat dan gak ribet.
 Longevity, merupakan daya tahan ide dalam waktu.

Ketiga kriteria di atas dibutuhkan agar elemen budaya dapat menjadi meme. Dawkins juga
memprediksikan meme yang paling potensial adalah meme yang menanggapi kebutuhan budaya
tertentu atau yang khususnya selaras dengan keadaan kontemporer. Dengan kata lain, menarik
perhatian, menginspirasi rasa memiliki dan keterhubungan dengan orang yang berbagi dengan kita, dan
mendorong kita untuk berbagi dengan orang lain. Secara sosiologis, meme potensial adalah yang
mampu memantapkan dan memperkuat ikatan sosial dan solidaritas sosial. Booth-Butterfield dan
Wanzer dalam bukunya Humorous communication as goal-oriented communication tahun 2010
menyebut keganjilan sebagai salah satu teori humor selain teori keunggulan (superiority), dan teori
gairah/pembangkit (arousal). Karena keganjilan visual inilah meme 'tuman' dapat memenuhi ketiga
kriteria syarat meme menyebar dan viral . Secara visual lucu, sehingga layak untuk dicopy, direplikasi
dan juga bertahan lama karena replikasi berbagai seting lainnya.

Anda mungkin juga menyukai