Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER

DASAR-DASAR ILMU PENGETAHUAN BUDAYA (DDIPB)

Hari / Tanggal : Jumat / 29 Oktober 2021


Waktu Pengerjaan : 90 Menit
Sistem ujian : Individual

Bacalah petunjuk di bawah ini terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal ujiian:
1. Unduh terlebih dahulu lampiran soal-jawaban.
2. Kerjakan soal pada form yang terlampir, dalam kotak teks di bawah tiap nomor soal
(tidak terpisah)
3. Tuliskan nama, NPM, dan program studi anda.
4. Font yang digunakan: TNR/Calibri 12, spasi 1,5, dengan jumlah kata tiap nomor 200-
300 kata.
5. Ujian dikerjakan selama jam perkuliahan via emas. Waktu pengerjaan 90 menit.
Keterlambatan pengumpulan tidak diterima.
6. Jawaban dikumpulkan via emas dengan mengunggah dokumen anda. Beri nama
dokumen: Soal UTS DDIPB_Nama Lengkap_NPM
7. Selamat mengerjakan!

NAMA :
NPM :
PROGRAM STUDI :
Nama : Damty Alya Bestari
NPM: 2006585790
Program Studi : Arkeologi

Soal Ujian :
1. Sudah merupakan hal yang lumrah dipraktikkan dalam pembuatan latar belakang
cerita suatu game, pihak pengembang game meminjam atau mengambil inspirasi
dari budaya bangsa tertentu di dunia nyata sehingga terkadang ada yang
mengartikan bahwa beberapa unsur dari suatu game (yang mengambil inspirasi dari
dunia nyata) merupakan representasi dari budaya tertentu (dunia nyata).

Contoh Kasus:

Cuplikan gambar dari mobile game Tears of Themis event bertemakan budaya Mesir
yang sedang berlangsung di server region Tiongkok. Info singkat: Tears of Themis
adalah “free to play otome adventure game” karya Mihoyo, perusahaan
pengembang game dari Tiongkok.

Berdasarkan hal tersebut, bagaimana Anda menyikapi fenomena di dalam contoh


kasus berikut? Apakah merupakan sebuah bentuk cultural misappropriation?
Bagaimana dengan pemosisian budaya nyata yang dijadikan inspirasi sebuah karya
fiksi fantasi? Apakah identitas budaya tersebut menjadi berubah begitu sudah
masuk ke karya fiksi? Jelaskan pendapat Anda dengan argumen yang logis dan
sertakan pula sumber pustaka yang relevan untuk mendukung argumen Anda.

Jawaban :
Dalam contoh kasus ini menurut saya sebuah bentuk cultural misappropriation,
sebelumnya saya bahas dulu apa itu cultural misappropriation, hal itu merupakan
penggunaan objek atau elemen budaya non-dominan, penggunaan elemen budaya
tersebut tidak menghormati makna aslinya, tidak memberikan penghargaan kepada
sumbernya, atau memperkuat stereotip atau berkontribusi pada penindasan. Karena
tidak kurang menghormati makna aslinya, dan juga pemosisian budaya nyata yang
dijadikan inspirasi sebuah karya fiksi fantasi juga sebagai suatu alasan kasus ini
menjadi sebuah cultural misappropriation, karena bisa saja identitas dan nilai
budayanya menjadi berubah karen masuk ke dalam karya fiksi. Secara logikapun
pengertian dari karya fiksi fantasi sendiri itu adalah hal yang tidak mungkin dijadikan
biasa, bahkan tokoh dan latar yang diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata atau
modifikasi dunia nyata. Sementara budaya itu sendiri dipercaya merupakan sesuatu
yang sudah benar benar terjadi, dan selalu berkembang serta diturunkan dari
generasi ke generasi. Oleh sebab itu apabila suatu budaya dijadikan sebuah karya
fiksi, tidak menutup kemungkinan identitas dan nilai budayanya akan berubah,
bahkan dikhawatirkan budaya tersebut bisa jadi dianggap tidak nyata bagi generasi
berikutnya, akibat yang mereka ketahui bahwa itu hanya sebuah karya fiksi. Dan bisa
kita ambil juga dari contoh kasus lainnya, saat wayang dijadikan fiksi, banyak tokoh
yang menentang hal tersebut karya dianggap menyikapi wayang secara main-main
dan seenaknya, bersifat parodial, dan mendesakralkan, serta menekan nilai-nilai
aktual yang mencerminkan budaya tersebut.
2. Bacalah artikel di bawah ini, kemudian jawablah 2 soal terkait artikel.
A. Dapatkah Anda mengidentifikasi persoalan etis apa saja yang terdapat pada
artikel di atas? Dan berikan tanggapan Anda terhadap persoalan tersebut
berdasarkan teori-teori etika yang ada pada materi bacaan yang telah diberikan
kepada Anda!

Jawaban :
Persoalan diatas adalah berita tentang pengakuan pemaksaan untuk melakukan
aborsi terhadap mantan pacarnya, dan permintaan maaf secara umum.
Berdasarkan berita tersebut ada beberapa teori etika yang terkandung
didalamnya, yaitu teori egoisme yang berdasarkan pemaksaan untuk melakukan
hal yang sebenarnya diluar norma yaitu memaksa menggugurkan kandungan
mantan kekasihnya, ia hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan
keselamatan calon ibu dan janinnya, yang kedua teori deontologi yaitu ia harus
menerima konsekuensi yang ada akibat tindakan yang sudah ia lakuia, yaitu
melakukan permintaan maaf dan menerima sanksi sosial dengan cara
melakukan pengakuan didepan umum, yang ketiga teori hak, yaitu ia berhak
melakukan permintaan maaf dan juga mendapatkan maaf karena sudah
mengakui hal yang dilakukannya dan hal tersebut bukan hanya kesalahan ia
seorang karena dalam hal tersebut juga dilakukan sesuai keinginan dan
kecerobohan keduanya sehingga terjadi hamil diluar pernikahan, yang keempat
teori utilitarianisme yaitu akibat yang dihasilkan dari persoalan tersebut adalah,
mengecewakan dan merugikan banyak pihak akibat kecerobohan yang ia
lakukan, yang kelima teori etika teonom yaitu berdasarkan semua keyakinan hal
itu sangat ditentang oleh semua agama, dan melawan kehendak tuhan karena
janin yang sudah dikandung dipaksa untuk digugurkan, yang keenam teori
keutamaan yaitu sifat yang tercipta dari dalam dirinya yaitu pengecut dan egois
karna tidak memikirkan akibat yang akan ditimbulkan karena melakukan hal
tersebut.

B. Apakah kasus tersebut memiliki dampak moril bagi kehidupan Anda sebagai
mahasiswa? Jelaskan jawaban Anda!

Jawaban :

Dampak moril dari hal tersebut bagi kehidupan saya sebagai mahasiswa yaitu,
menjadikan saya lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan dan selalu
memikirkan hal kedepannya, apakah hal tersebut sesuai dengan etika dan moral
yang ada dalam masyarakat dan ataukah akan merugikan banyak pihak atau
tidak, dan menjadikan saya lebih bertanggung jawab atas hal yang sudah saya
perbuat serta harus menerima semua konsekuensi apabila saya melakukan
kesalahan.

3. Perhatikan karikatur di bawah ini:

Apa makna denotasi dan konotasi teks karikatur media berikut? “Unconscious
meaning” apa yang disampaikan karikatur ini dan bagaimana pemaknaan tersebut
mengkonstruksi pemahaman mengenai ideologi media?

Jawaban :

Ketika seseorang mencari sebuah kebenaran, namum semua orang mempunyai


cara benarnya sendiri. Pemaknaan tersebut mengkonstruksi pemahaman
mengenai ideologi media dimna banyak berita dan informasi menyebarkan hal
yanh menurut mereka benar namum belum tentu

Anda mungkin juga menyukai