NIM: 11940320500
Boardcasting 3C
Teori komunikasi
BAB I:
Komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk memahami satu sama lain.
Walaupun komunikasi kita dapat menjadi ambigu( “ Terima kasih untuk kadonya- ini benar-
benar hal yang saya harapkan darimu!”),satu tujuannya adalah pemahaman. Selama bertahun-
tahun , buku-buku panduan menyatakan bahwa komunikasi adalah obat mujarab bagi semua
permasalahan social.
Kegagalan dalam komunikasi dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi
sebuah organisasi. Stephanie Armour (2001)menuliskan bahwa masalah komunikasi dapat
mengakibatkan hilangnya profit sebuah perusahaan. Ia menyimpulkan bahwa, "kegagalan
komunikasi dapat mengikis produktivitas dan menempatkan karyawan pada keadaan yang tidak
menguntungkan. kegagalan ini dapat menghancurkan semangat kerja ,terutama dalam masa
ketika terjadi perubahan yang besar”(hal.B1). Don Zauderer (2000-2001) menekankan bahwa
komunikasi yang berkualitas diantara para pekerja adalah kunci dalam budaya organisasi. Ia
mengemukakan bahwa kebijakn perusahaan dan budaya organisasi dapat berada dalam masalah
besar tanpa adanya kesempatan untuk berdialog.
Mendefinisikan Komunikasi
Sebagaimana disimpulkan oleh paul watzlawik, Janet Beavin, dan Don Jackson(1967),
justru kesinambungan dari suatu kegiatan komunikasi itu sangat penting dan harus selalu ada.
Dengan demikian, sangatlah mungkin untuk mempelajari suatu proses komunikasi yang dinamis.
simbol (symbol) adalah sebuah label arbitrer atau repsentasi dari fenomena. Simbol
konkret (concrete symbol)- simbol yang mempresentasikan benda dan simbol abstrak ( abstract
symbols)- simbol yang mempresetasikan suatu pemikiran atau ide.
Selain proses dan simbol, makna juga memegang peran penting dalam defenisi
komunikasi kita. Makna adalah yang diambil orang dari suatu pesan. Dalam episode-episode
komunikasi, pesan dapat memiliki lebih dari satu makna dan bahkan berlapis-lapis makna, tanpa
berbagi makna kita semua akan mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa yang sama
atau dalam menginterpretasikan suatu kejadian yang sama. Judith Martin dan Tom Nakayama
(2002) menyatakan bahwa makna memiliki konsekuensi budaya.
Istilah kunci yang terakhir dalam defenisi komunikasi kita adalah lingkungan,
lingkungan( environment) adalah situasi atau konteks dimana komunikasi terjadi. Lingkungan
terdiri atas beberapa elemen seperti, aktu, tempat,periode sejarah, relasi, dan latar belakang
budaya pembicara dan pendengar.
Menurut tim Palo Alto( Palo Alto team), ketika dua orang sedang bersama, mereka
berkomunikasi secara terus-menerus karena mereka tidak dapat berperilaku. Bahkan,
keheningan dan menghindaru kontak mata juga merupakan komunikasi. Kelompok palo alto
percaya bahwa apapun yang kita lakukan, termasuk tidak mengacuhkan atau menolak untuk
berbicar pada orang lain adalah komunikasi. Hal ini memperluas defenisi komunikasi ,
membuatnya menjadi hamper sama dengan perilaku.
BAB 2
Penulis Willa Cather berpendapat bahwa komunikasi berawal dari dalam hati tiap pria dan
wanita. Walaupun banyak peneliti menelusuri bidang ilmu komunikasi hingga ke peradaban
yunani dan romawi, sebenarnya versi modern dimulai sekitar tahun 1990 seiring dengan
perkembangan kelas-kelas Public Speaking. Hampir semua orang setuju bahwa paling tidakl
harus ada tiga orang dalam sebuah kelompok kecil komunikasi organisasi , komunikasi public/
retorika adalah penyebaran informasi dari satu orang kepada orang banyak . hambatan dalam
komunikasi perasaan tidak nyaman atau tegang berbicara didepan khalayak.
B. Konteks Komunikasi
Konteks adalah lingkungan dimana komunikasi terjadi. Konteks memberikan suatu latar
belakang darmana para peneliti dan teoretikus dapat menganalisi suatu fenomena. Konteks juga
memberikan suatu kejelasan.
Bab ini memberikan sejarah singkat mengenai awal mula bidang ilmu komunikasi. Pertama
tama didiskusikan mengenai bagaimana Nasional Communication Association terbentuk dan
dikembangkan, kemudian dibahas lima pelopor yang telah membentuk disiplin ilmu komunikasi
modern. Kemudian dipaparkan konteks-konteks utama dalam komunikasi intrapersonal,
iunterpersonal, kelompok kecil, organisasi, public, massa dan lintas budaya.
Bab III
Secara umum teory adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasi adanya
hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena.
Stephen LittleJonh and Karen Fross (2005) menyatakan bahwa sistem yag abstrak ini didapatkan
dari pengamatan yang sistematis. Tahun 1986, Jonathan H.Turner mendefinisikan teory sebagai
“sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana dan
mengapa peristiwa itu terjadi. Definisi ini berfokus pada sifat dasar daripada pemikiran teoretis
tanpa menjelaskan tanpa terperinci apa hasil yang akan muncul dari pemikiran ini.
Tingkat Generalitas
Teori dalam arti luas (grand theory). Teori yang berusaha untuk menjelaskan semua
fenomena seperti komunikasi.
Teori dalam arti menengah (mid range theory). Teori yang berusaha untuk menjelaskan
suatu aspek tertentu dalam suatu fenomena seperti komunikasi.
Teori sempit (narrow theory), teori yang berusaha menjelaskan suatu aspek tang terbatas
dari suatu fenomena seperti komunikasi.
Konsep
Kriteria-kriteria tersebut secara umum sebagai suatu pengukuran yang berguna untuk
mengevaluasi teori komunikasi: Ruang Lingkup, konsistensi logis,parsimonis, kegunaan,
keterujian, heurisme, dan pengujian waktu berlaku.
Kesimpulan
Bab ini memperkanalkan konsep teori dan kegunaannya untuk mempelajari perilaku
komunikasi. Definisi awal dari teori telah diberikan dan beberapa tujuan teori sekalihgus
berhubungan antara teori dan pengalaman juga dibahas. Keraangka utuk teori yang terdiriatas
tradisi intelektual dan par4adigma juga dibahas. Gambaran secara detail mengenai tiga perspektif
metateori diberikan, dan disediakan juga criteria-criteria untuk mengevaluasi teori yang akan
anda temukan dalam buku ini. Saat kita berusaha untuk memahami komunikasi, kita
menggunakan teori untuk membantu kita mengatur informasi yang berasal dari suatu penelitian.
Namun kita harus menyadari keterbatasan dari teori. Interaksi komunikasi terdiri atas banyak
cara pandang, dari teori hanya menjelaskan dari kehidupan social yang kompleks.
Bab IV
A. Proses Tradisional
1. Metode ilmiah, adalah metode tradisional dalam melakukan penelitian termasuk
didalamnya usaha untuk melakukan control terhadap pengamatan dan analisis
untuk menguji prinsip-prinsip sebuah teori
2. Logika deduktif: bergerak dari sesuatu yang bersifat umum ke suatu yang
spesifik.
3. Logika induktif : bergerak dari sesuatu yang sifatnya spesifik ke suatu yang
umum.
4. Grounded theory: teori yang didapatkan dari pengumpulan data dan analisi dalam
sebuah penelitian.
5. Penelitian murni: penelitian yang dilakukan untuk mendapatkaNn pengetahuan
6. Penelitian terapan : penelitian yang dilakukan untuk memecahkan masalah/
merumuskan masalah.
7. Realibilitas: stabilitas dan prekstabilitas dari sebuah pengamatan.
8. Validitas: nilai kebenaran sebuah pengamatan.
C. Metode penelitian
1. Metode kuantitatif adalah metode dimana data dikonversikan menjadi agka dan
ditujukan untuk dianalisis statistic.
2. Metode Kualitatif adalah metode dimana data di Interpretasikan melalui analisis
pemaknaan.
Kesimpulan
Dalam bab ini, diperkenalkan keseluruhan logika berfikir dari sebuah penelitian dan
didiskusikan pula hubungan atara teori dan penelitian. Diberikan juga beberapa metode khusus
yang digunakan oleh peneliti komunikasi saat ini untuk menyelidiki permasalahan mulai dari
kasus pemerkosaan sampai kampanye politik hingga pada titik penyelesaian konflik pada
pasangan yang mengalami tindak kekerasan.