Anda di halaman 1dari 14

ISU SEKSISME KOMUNIKASI VISUAL DALAM BINGKAI SEMIOTIKA

(Studi Kasus pada Iklan United Nation Woman)


Yoanda Pragita Sihombing
Mahasiswi Pasca sarjana Universitas Indonesia
Jl. Salemba Raya No.4 Jakarta Pusat
Pos-el : y.pragita@gmail.com

Abstract: An advertisement are succeed if the message and meaning they delivered were similar to
what the audience received. One of advertisement type is public service advertisement. Four United
Nations Women’s public service advertisements which created by Memac Ogilvy & Mather Dubai
and published at the end of October 2013 went viral due to the sexism issue in it. In order to know
the meaning of the sign and the representative of sexism in those public service advertisements,
writer used Roland Barthes’ semiotic method, consisting of two signification stages to find the
denotation, connotation, and myth in it. The final result of this research shows how Memac Ogilvy &
Mather Dubai has been managed to compile and create a series of sign to representate sexism
issues, for example the sexist sentences in the Google Search box that covers the subject’s mouth;
and other signs like eyebrows, eyes, hair, and other.

Keywords: public service advertising, Roland Barthes, semiotic, visual communication

Abstrak : Suatu iklan dapat dikatakan sukses jika pesan dan makna yang ingin disampaikan sama
dengan yang diterima oleh konsumen. Salah satu jenis iklan adalah iklan layanan masyarakat.
Empat buah iklan layanan masyarakat United Nations Women yang dibuat oleh Memac Ogilvy &
Mather Dubai dan diterbitkan pada akhir Oktober 2013 lalu menjadi viral di dunia maya karena
dinilai mengandung makna seksisme. Untuk mengetahui makna dari tanda serta representasi
seksisme pada iklan layanan masyarakat tersebut, penulis menggunakan metode semiotika Roland
Barthes yang terdiri dari dua tahap signifikasi untuk menemukan makna denotasi, konotasi, serta
mitos di dalamnya. Hasil akhir penelitian ini menunjukkan bahwa Memac Ogilvy & Mather Dubai
berhasil menyusun rangkaian tanda untuk mencitrakan isu-isu seksisme yang menyerang wanita dari
berbagai latar belakang geografis, ras, dan agama dengan menggunakan tanda seperti kalimat-
kalimat seksis pada kotak Google Search yang posisinya menutupi mulut tiap subjek; serta tanda-
tanda seperti alis, mata, rambut, dan lainnya.

Kata kunci : iklan layanan masyarakat, komunikasi visual, Roland Barthes, semiotika

1. PENDAHULUAN wanita tersebut, bagian yang seharusnya berupa


mulut ditutup dan diganti dengan kotak mesin
Pada akhir bulan Oktober 2013 lalu, iklan pencari atau search engine terkenal, Google.
layanan masyarakat United Nations Entity for Pada kotak search engine tersebut berisikan
Gender Equality and the Empowerment of berbagai macam kalimat yang muncul dari fitur
Women yang juga dikenal sebagai United auto-complete Google. Kalimat-kalimat
Nations Women atau lebih sering disebut UN tersebutlah yang menyebabkan iklan layanan
Women menghebohkan media massa, terutama di masyarakat UN Women tersebut menjadi
dunia maya. Bila dilihat sekilas, iklan layanan kontroversial karena dinilai bernada seksisme
masyarakat UN Women tersebut tampak biasa terhadap wanita.
saja karena hanya berupa potret empat orang Isu ketimpangan gender umumnya
wanita dari berbagai ras. Namun yang menarik merujuk pada tindakan seksisme. Seksisme
perhatian khalayak adalah pada setiap potret merupakan suatu paham atau bentuk prasangka

45
bersifat negatif terhadap kelompok lain hanya munculnya isu gender menyangkut peran pria
karena perbedaan gender atau jenis kelamin. dan wanita dalam lingkungan sosial.
Seksisme umumnya menyerang wanita dan Berangkat dari latar belakang yang telah
cenderung berujung pada tindakan diskriminasi. penulis paparkan, penulis tertarik untuk
Paham seksisme beranggapan bahwa apapun mengetahui dan mengungkapkan makna dari
yang terjadi, wanita bersifat lemah, dan setiap tanda pada iklan layanan masyarakat UN
posisinya lebih rendah dibanding kaum pria. Women serta melihat representasi seksisme yang
Akibat paham seksisme, banyak wanita terkandung di dalam iklan layanan masyarakat
diabaikan hak-hak serta kemampuannya. tersebut secara menyeluruh dengan
Tidak dapat dipungkiri, media massa menggunakan analisis semiotika komunikasi
seperti iklan merupakan salah satu aspek yang visual, khususnya teori Roland Barthes.
memiliki pengaruh besar dari munculnya isu
seksisme. Sebagai bagian dari media massa, 2. METODOLOGI PENELITIAN
iklan tidak hanya memiliki pesan pemasaran,
tetapi juga berfungsi untuk membentuk 2.1. Pengertian Komunikasi
pencitraan khusus dari berbagai pesan yang
dikandung di dalam iklan. Berangkat dari Komunikasi adalah suatu aktivitas
pembentukan citra yang dihasilkan oleh iklan, penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan
secara tidak sadar pola pikir khalayak pun gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya.
menjadi terkotak-kotak. Biasanya aktivitas komunikasi ini dilakukan
Bila diamati, pada umumnya pembentukan secara verbal atau lisan sehingga memudahkan
citra wanita pada iklan secara fisik digambarkan kedua belah pihak untuk saling mengerti.
memiliki kulit putih merona, rambut lurus yang Secara etimologis, komunikasi atau dalam
indah dan tubuh yang langsing. Wanita juga bahasa Inggris communication berasal dari
digambarkan lemah dan bertugas untuk bahasa latin communicatio, yang bersumber dari
mengurus pekerjaan rumah tangga, seperti kata communis yang memiliki arti sama.
mencuci, menyetrika, memasak, membersihkan Menurut Louis Forsdale, seorang ahli
rumah, dan berbelanja. Hanya wanita yang komunikasi dan pendidikan, komunikasi adalah
memenuhi kriteria pencitraan tersebutlah yang suatu proses memberikan sinyal menurut aturan
akan menjadi perhatian pria. tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem
Sifat iklan yang berulang-ulang dapat didirikan, dipelihara, dan diubah
menyebabkan khalayak yang melihat iklan (Muhammad, 2011: 2). Berelson dan Steiner
menjadi terpengaruh dan menjadikan stereotip mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses
bahwa posisi wanita lebih rendah daripada pria, penyampaian. yaitu penyampaian informasi,
dan untuk mendapatkan perhatian dari kaum gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain
pria, wanita haruslah tampil sempurna dan (Riswandi, 2009: 3).
menuruti perintah pria. Hal inilah yang memicu

46
Menurut Carl I. Hovland, Janis & Kelley, etimologis, semiotika berasal dari kata Yunani,
komunikasi adalah suatu proses melalui dimana semeion yang berarti tanda. Secara terminologis,
seseorang (komunikator) menyampaikan semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu
stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) yang mempelajari deretan luas objek-objek,
dengan tujuan mengubah atau membentuk peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai
perilaku orang-orang lainnya (khalayak) tanda (Wibowo, 2013: 7).
(Riswandi, 2009: 1-2). Berdasarkan beberapa Dick Hartoko dalam Permatasari (2008:
definisi di atas, disebutkan bahwa komunikasi 62) memberi batasan, semiotika adalah
adalah suatu proses atau interaksi, sehingga bagaimana karya itu ditafsirkan oleh para
penulis pun menarik kesimpulan bahwa pengamat dan masyarakat lewat tanda-tanda atau
komunikasi adalah suatu proses penyampaian lambang-lambang. Maka dari itu, semiotika
pesan oleh dan kepada manusia dengan tujuan mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu
untuk menyampaikan suatu informasi melalui tanda. Piliang dalam Tinarbuko (2013: ix)
berbagai macam cara dan media sehingga mengatakan bahwa semiotika bukanlah ilmu
menghasilkan efek atau dampak tertentu. yang mempunyai sifat kepastian, ketunggalan,
dan objektivitas macam itu, melainkan dibangun
2.2 Pengertian Semiotika oleh ‘pengetahuan’ yang lebih terbuka bagi
Semiotika adalah studi tentang makna aneka interpretasi.
keputusan. Ini termasuk studi tentang tanda- Tugas pokok semiotika adalah
tanda dan proses tanda (semiosis), indikasi, mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan
penunjukan, kesamaan, analogi, metafora, mengklasifikasi jenis-jenis utama tanda dan cara
simbolisme, makna, dan komunikasi. Semiotika penggunaannya dalam aktivitas yang bersifat
berkaitan erat dengan bidang linguistik, yang representatif. Karena jenis-jenis tanda berbeda di
untuk sebagian besar, mempelajari struktur dan tiap budaya, tanda menciptakan pelbagai
makna bahasa yang lebih spesifik. pencontoh mental yang pasti akan membentuk
Semiotika merupakan suatu kajian ilmu pandangan yang akan dimiliki orang terhadap
tentang mengkaji tanda. Dalam kajian semiotika dunia (Danesi, 2012: 29). Tanda-tanda (signs)
menganggap bahwa fenomena sosial pada adalah dasar dari proses komunikasi. Menurut
masyarakat dan kebudayaan itu merupakan Segers dalam Sobur (2009: 16), semiotika adalah
tanda-tanda, semiotik itu mempelajari suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk
sistemsistem, aturan-aturan, dan konvensi- komunikasi yang terjadi dengan sarana signs
konvensi yang memungkikan tanda-tanda ‘tanda-tanda’ dan berdasarkan pada sign system
tersebut mempunyai arti. Kajian semiotika (code) ‘sistem tanda’.
berada pada dua paradigma yakni paradigma
konstruktif dan paradigma kritis. 2.3 Teori Semiotika Roland Barthes
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis Teori Barthes mengungkapkan adanya
untuk mengkaji tanda (Sobur, 2009: 15). Secara sistem signifikasi tanda kedua, yang dibangun di

47
atas sistem lain yang telah ada sebelumnya atau karakter mitos yang dijabarkan Barthes seperti
disebut juga signifikasi dua tahap (two order of berikut: 1) Tautologi, suatu pendefinisian dari
signification). pernyataan yang tidak dapat diperdebatkan lagi
dengan alasan “karena dari sananya sudah
Signifier Signified
(penanda) (petanda) begitu”; 2) Identifikasi, keunikan atau perbedaan

Denotative sign
direduksi menjadi satu identitas fundamental; 3)
(tanda denotatif)
Neither-norism (bukan ini, bukan itu), orang
Connotative signifier Connotative signified yang menganut opini netral dan dalam posisi di
(penanda konotatif) (petanda konotatif)
tengah tidak berani memilih atau memihak; 4)
Connotative sign Mengkuantitaskan yang kualitas, kualitas
(tanda konotatif)
direduksi ke kuantitas. Seluruh tingkah laku
manusia, realita sosial dan politik direduksikan
Gambar 2.1. Peta Tanda Roland Barthes
kepada pertukaran nilai kuantitas; 5) Privatisasi
Sumber: (Sobur, 2009: 69) sejarah, mitos membuang arti sejarah yang
sebenarnya;
Melalui peta tanda Barthes ini, dijelaskan
2.5 Komunikasi Visual
bahwa signifikasi tahap pertama adalah
Komunikasi visual merupakan komunikasi
hubungan antara penanda (signifier) dengan
yang menggunakan unsur dasar bahasa visual
petanda (signified). Kedua aspek inilah yang
sebagai kekuatan utamanya dalam
disebut Barthes sebagai denotasi atau makna
menyampaikan komunikasi. Unsur dasar visual
paling nyata dari tanda (sign) (Wibowo, 2013:
tersebut ialah segala sesuatu yang dapat dilihat
21). Signifikasi tahap kedua atau konotasi,
dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti,
adalah gambaran interaksi yang terjadi ketika
makna, serta pesan dan medianya.
tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari
Menurut Kusrianto (2007: 10),
pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaan. Pada
komunikasi visual adalah komunikasi
tahap ini, tanda bekerja melalui mitos (myth).
menggunakan bahasa visual, di mana unsur dasar
(Wibowo, 2013: 21-22).
bahasa visual (yang menjadi kekuatan utama
dalam penyampaian pesan) adalah segala sesuatu
2.4 Mitos
yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk
Mitos merupakan suatu konsep yang
menyampaikan arti, makna, atau pesan.
dibawa oleh teori Barthes. Mitos adalah suatu
Komunikasi visual mengkombinasikan seni,
wahana dimana suatu ideologi berwujud
lambang, tipografi, gambar, desain grafis,
(Wibowo, 2013: 22). Suatu mitos dapat menjadi
ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya.
pegangan atas tanda-tanda yang hadir dan
Menurut Sadida (2010), komunikasi visual
menciptakan fungsinya sebagai penanda pada
merupakan rangkaian penyampaian kehendak
tingkatan yang lain. Mendeteksi mitos dapat
atau maksud pada pihak lain dengan
dilakukan dengan cara mengenal karakter-
menggunakan media gambar. Komunikasi visual

48
juga memiliki persepsi visual yaitu kesimpulan mendasari seksisme adalah ideology yang
yang dibuat dengan menggabungkan semua mencerminkan ketidakadilan martabat wanita,
informasi yang telah dikumpulkan dengan organ dan tercermin dalam berbagai tatanan
sensual. kebahasaan yang merupakan perwujudan
ideologi tersebut.
2.6. Semiotika Komunikasi Visual Menurut Salama (2013: 312), istilah
“Tanda” dan “makna” merupakan kata seksisme mulai dikenal saat terjadi Gerakan
kunci utama yang menghubungkan antara Pembebasan Perempuan (Women's Liberation
semiotika dan komunikasi, dalam hal ini adalah Movement) pada tahun 1960. Pada masa itu,
komunikasi visual. Pada media komunikasi tekanan terhadap perempuan telah menyebar dan
visual terdapat unsur pesan yang berbentuk terjadi di hampir seluruh lapisan masyarakat,
tanda-tanda. Tanda-tanda ini mempunyai sehingga mereka mulai bersuara menentang
struktur-struktur tertentu yang memiliki beragam paham seksisme.
latar belakang sehingga untuk mempelajari dan Seksisme merupakan suatu bentuk
mengungkapkan maknanya perlu dianalisis prasangka atau diskriminasi kepada kelompok
secara semiotika, terlebih dalam lapangan lain karena perbedaan jenis kelamin, umumnya
komunikasi massa (Wibowo, 2013: 162). terhadap perempuan. Perempuan cenderung
Tanda visual dapat didefinisikan secara dianggap lemah dan memiliki posisi yang tidak
sederhana sebagai tanda yang dikonstruksi layak untuk disejajarkan dengan laki-laki.
dengan sebuah penanda visual, yang artinya Meskipun diskriminasi berdasarkan jenis
dengan penanda yang dapat dilihat (bukan kelamin merupakan hal yang buruk dan
didengar, disentuh, dikecap, atau dicium). berlawanan dengan hukum, namun perilaku
Seperti semua jenis tanda lainnya, tanda visual seperti ini masih eksis dan bertahan dalam
dapat dibentuk secara ikonis, indeksikal, dan lingkungan masyarakat yang modern saat ini,
simbolis (Danesi, 2012: 75). Melalui analisis bahkan di negara-negara maju sekalipun (seperti
semiotika komunikasi visual maka akan Inggris dan Amerika). Paham ini masih
diperoleh makna yang terkandung di balik tanda mendarah daging dalam pemikiran, tindakan,
verbal dan non-verbal dan dapat diklasifikasikan dan sikap mereka. Hal ini, dapat juga terjadi
berdasarkan tanda, kode, dan makna yang dalam lingkungan kerja. Pegawai perempuan
terkandung di dalamnya (Tinarbuko, 2013: 9). bisa mengalami diskriminasi dalam hal
pemberian tugas kerja, pemberian gaji, atau
2.7 Pengertian Seksisme promosi jabatan. (Macionis, Gerber, John, Linda,
Seksisme adalah kebencian atau Sociology, 7th Canadian Ed. Toronto, (Ontario:
diskriminasi berdasarkan pada jenis kelamin Pearson Canada Inc., 2010), p. 298.
seseorang. Sikap sexist mungkin berakar dari
stereotip tradisional atau peran jenis kelamin 2.8 Pengertian Iklan
(gender roles). Menurut Lakoff, asumsi yang

49
Pengertian Iklan secara umum adalah yang dikeluarkan oleh Kellogg School of
segala bentuk promosi baik dalam bentuk barang Management, yaitu Attention, Distinctive,
dan jasa maupun ide yang disampaikan kepada Positioning, Linkage, Amplification, dan Net
masyarakat melalui sebuah media tertentu
equity.
dengan biaya atau disebut sebagai sponsor . Iklan
adalah sarana untuk mempromosikan, 2.9 Pengertian Iklan Layanan Masyarakat
menawarkan, dan memperkenalkan sebuah Iklan layanan masyarakat adalah iklan
produk baik dalam bentuk barang ataupun jasa yang menyajikan informasi berupa pesan sosial,
kepada masyarakat dengan tujuan produk yang tujuannya untuk meningkatkan kepedulian
ditawarkan akan dibeli oleh konsumen. masyarakat terhadap masalah yang sedang
Iklan adalah berita atau pesan untuk dihadapi baik kehidupan umum, keselarasan
membujuk dan mendorong orang agar tertarik maupun ancaman sosial. Iklan layanan
pada barang ataupun jasa yang ditawarkan, iklan masyarakat digunakan untuk menyampaikan
biasa dipromosikan melalui media periklanan informasi, mempersuasi, atau mendidik khalayak
seperti, televisi, radio, koran, majalah, internet dimana tujuan akhir bukan untuk mendapatkan
dan lain sebagainya. keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan
sosial. Keuntungan sosial yang dimaksud adalah
Iklan atau dikenal juga dengan sebutan munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran
advertising adalah sesuatu yang bertujuan sikap, dan perubahan perilaku masyarakat
untuk membuat kita mengetahui suatu (Rendra dalam Erasadhy, 2013).
informasi mengenai suatu barang, jasa, Iklan layanan masyarakat adalah iklan

maupun gagasan. Peran iklan dalam bidang yang menyajikan pesan-pesan sosial yang
bertujuan untuk membangkitkan kepedulian
komersial merupakan jendela kamar sebuah
masyarakat terhadap sejumlah masalah yang
perusahaan, keberadaannya menghubungkan
harus dihadapi, yakni kondisi yang bisa
antara produsen dengan masyarakat,
mengancam keserasian dan kehidupan umum
khususnya konsumen (Tinarbuko, 2013: 2).
(Kasali, 2009: 201).
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat ILM adalah sebuah bentuk iklan yang
penulis tarik kesimpulan bahwa iklan adalah dilakukan oleh lembaga pemerintah maupun non
segala bentuk pesan mengenai suatu barang, pemerintah untuk mempengaruhi secara persuasi
jasa, atau ide yang disampaikan berulang khalayak umum melalui media cetak ataupun
menggunakan suatu media. elektronik yang tidak dimaksudkan untuk
mencari keuntungan, tetapi merupakan media
Untuk membuat iklan yang baik, untuk mempromosikan atau mengkampanyekan
Asmara dalam artikel pada website The suatu kegiatan sebagai bentuk pemberian
Marketeers memaparkan rumus ADPLAN layanan kepada masyarakat melalui upaya
menggerakan solidaritas dan kepedulian

50
masyarakat dalam menghadapi sejumlah masalah Ogilvy & Mather Dubai. Peneliti akan
sosial yang harus dihadapi (Santoso, 2014). menganalisis secara semiotika komunikasi visual
2.10 Metode Penelitian unsur-unsur seksisme dalam empat buah iklan
Metode penelitian pada penelitian ini layanan masyarakat UN Women tersebut.
merupakan metode penelitian kualitatif dengan
jenis penelitian bersifat deskriptif. Penelitian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena
dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan Beberapa isu seksisme yang terdapat
data sedalam-dalamnya (Kriyantono, 2006: 56). dalam iklan layanan masyarakat tersebut adalah
Sedangkan sifat deskriptif pada penelitian ini sebagai berikut:
bertujuan untuk membuat deskripsi secara Posisi kotak Google Search yang
sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta diletakkan menutupi mulut tiap subjek
dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu menyiratkan bahwa wanita tidak diperbolehkan
(Kriyantono, 2006: 69). berbicara. Di dalam kotak Google Search
Sumber data adalah subyek utama tersebut terdapat beberapa ragam kalimat yang
darimana data diperoleh. Sumber data terbagi menyatakan keraguan, perintah, atau anjuran
menjadi dua, yaitu sebagai berikut: 1) Sumber yang bernada seksisme terhadap wanita. Setiap
Data Primer, data primer adalah data yang kalimat di dalam kotak Google Search tersebut
diperoleh dari sumber data pertama atau tangan menggambarkan situasi dan kondisi wanita
pertama di lapangan (Kriyantono, 2006: 41). terhadap isu seksisme dari latar belakang
Pada penelitian ini penulis berperan sebagai geografis, ras, atau agama mereka.
sumber data primer sekaligus informan kunci; 2) Kotak Google Search seolah-olah menjadi
Sumber Data Sekunder, Data sekunder adalah lakban yang membungkam mulut sang wanita,
data yang diperoleh dari sumber kedua atau dan lakban yang membungkam tersebut adalah
sumber sekunder (Kriyantono, 2006: 42). Data ungkapan, istilah, stigma, atau pandangan-
sekunder bersifat melengkapi dan mendukung pandangan bernada seksisme yang ditujukan
analisis dari data primer. Pada penelitian ini, data kepada wanita. Karena itulah wanita tidak dapat
sekunder berasal dari buku-buku, jurnal, menyuarakan pendapatnya. Tidak jauh pada
dokumen, dan sumber-sumber lainnya yang bagian bawah kotak Google Search terdapat
berkaitan dengan penelitian; sebuah slogan atau tagline yang berbeda-beda
pada tiap subjeknya namun menggambarkan hal
2.11 Subjek Penelitian yang sama, yaitu isi hati atau keinginan dari sang
Subjek pada penelitian ini adalah empat wanita yang ingin memperoleh perlakuan atau
buah iklan layanan masyarakat UN Women yang hak yang sama dan setara dengan pria.
dikeluarkan pada pertengahan bulan Oktober Berdasarkan analisa tanda dan makna pada
2013 lalu. Iklan layanan masyarakat tersebut tiap subjek, maka sesuai dengan klasifikasi ras
merupakan hasil karya dari agensi iklan Memac manusia oleh A.L. Kroeber dalam Maulida

51
(2012: 30), wanita pada subjek 1 dapat dikatakan mereka menanyakannya kepada suaminya di
mewakili ras Kaukasoid-Nordic yang umumnya rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk
berasal dari Benua Eropa dan menyebar hingga berbicara dalam pertemuan Jemaat.”. Kaum
ke Benua Amerika. Bila dilihat dari sisi agama, seksisme menggunakan kesalahan interpretasi ini
maka subjek 1 mewakili agama Katolik. untuk menyerang dan merampas hak wanita
Salah satu isu seksisme pada subjek 1 untuk berpendapat atau memimpin ibadah. Ayat
adalah kalimat yang menyatakan bahwa wanita ini sendiri dimaksudkan agar selama pertemuan
tidak bisa menjadi Uskup. Faktanya tidak Jemaat, orang-orang tetap tenang dan berbicara
kurang dari 27 orang wanita di Benua Eropa dan secara bergantian, tidak sekaligus, seperti yang
Amerika telah diangkat menjadi Uskup dan dijelaskan pada ayat ke-40, “Tetapi segala
memimpin Paroki mereka. Selain itu, di dalam sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan
peraturan Keuskupan maupun di Kitab Suci teratur.”
agama Katolik tidak ada syarat yang mengatakan Selain itu rambut pirang yang dicitrakan
bahwa wanita tidak bisa atau tidak boleh menjadi oleh subjek 1 yang erat dengan stereotip ‘dumb
Uskup. Selain makna sebagai Uskup, makna lain blonde’ atau pirang bodoh yang lebih bergantung
pada kata ‘bishops’ dalam permainan catur, yaitu pada penampilannya dibandingkan
‘luncur’ atau ‘gajah’ bila dikaitkan dengan isu kecerdasannya sendiri sehingga mereka sering
seksisme seolah mengatakan bahwa wanita tidak tidak dipercaya karena dianggap tidak layak
mampu berekspresi dalam keterbatasannya dan untuk diberikan tanggung jawab, padahal hingga
tidak mampu mengantisipasi tantangan. Sebagai saat ini tidak ada fakta yang menyatakan
contoh stigma wanita sebagai ibu rumah tangga hubungan antara warna rambut dengan tingkat
berarti wanita harus tetap tinggal dan mengurus intelegensi seseorang.
rumah tangganya saja, padahal bila diberikan Pada slogan atau tagline subjek 1 tertulis
wadah dan waktu untuk berekspresi, wanita ‘women cannot accept the way things are’,
dapat melakukan hal-hal yang sama bahkan kalimat ini menandakan bahwa wanita tidak bisa
melampaui kaum pria. menerima bagaimana keadaan yang
Selanjutnya pada teks 6 yang bertuliskan sesungguhnya. Jarak yang terdapat di antara
‘women cannot speak in church’ merupakan kotak Google Search dengan teks 7 seolah
misinterpretasi dari kitab 1 Korintus 14 ayat 34- mengekspresikan bahwa wanita ingin berada di
35 pada Kitab Suci agama Kristen dan Katolik, luar ‘kotak stigma’ atau mengharapkan agar
yaitu “34Sama seperti dalam semua Jemaat masyarakat juga dapat berpikir di luar ‘kotak’
orang-orang kudus, perempuan-perempuan yang penuh dengan isu seksisme sebelumnya.
harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jika ‘kotak stigma’ itu dihapuskan, maka wanita
Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk dapat leluasa mengeluarkan suaranya tanpa
berbicara. Mereka harus menundukkan diri, dibungkam oleh isu seksisme. Bila dikaitkan
seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat. dengan teks-teks sebelumnya, jelas kalimat ini
35
Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah merupakan ungkapan hati wanita bahwa ia tidak

52
menerima stereotip seorang wanita yang telah keselamatan yang setara dengan pria. Wanita di
lama ada di masyarakat. Wanita tidak ingin India diharapkan untuk tidak menuntut apapun
dianggap tidak bisa mengemudi, tidak bisa karena mereka dianggap tidak layak. Seperti
menjadi seorang Uskup, tidak bisa dipercaya, pada hak suara dalam pemilihan. Awalnya
dan tidak bisa mengeluarkan pendapat. Wanita wanita di India tidak mempunyai hak suara sama
tidak bisa menerima istilah-istilah yang melekat sekali. Mereka telah menuntut untuk dapat
pada gendernya karena sebenarnya wanita telah masuk ke dunia politik sejak tahun 1917 dan
membuktikan bahwa ia tidak sama dengan tuntutan tersebut baru dikabulkan pada tahun
stereotip atau pandangan miring masyarakat 1947.
terhadap wanita. Wanita tidak bisa menerima Salah satu jenis tindakan seksisme lainnya
jika pandangan-pandangan miring tersebut tetap adalah hingga saat ini, wanita di India dilarang
hidup di masyarakat yang kemudian merujuk untuk mengambil peran sebagai prajurit di
pada isu seksisme yang semakin meluas. militer India. Mereka tidak diizinkan untuk
Pada subjek 2, sesuai dengan klasifikasi berlatih dan tidak pernah diberikan tanggung
ras manusia oleh A.L. Kroeber dalam Maulida jawab untuk bertempur. Karena itulah, olahraga
(2012: 30), adalah ras Kaukasoid-Indic yang tinju menjadi sarana bagi wanita di India untuk
biasanya terdapat pada daerah India. melatih fisik mereka. Namun masyarakat India
Sesuai dengan teks-teks pada subjek 2, juga mengecam petinju wanita asal India yang
wanita di India hingga saat ini masih menderita memotong rambutnya hingga pendek karena
diskriminasi dan ketimpangan gender. Salah satu rambut pada wanita merupakan daya tarik yang
penyebabnya adalah karena mitos di daerah utama. Luka dan lebam pada wajah akibat tinju
mereka sendiri. Pria dianggap lebih berharga dari juga akan mengurangi daya tarik mereka. Selain
wanita karena pria akan mewarisi nama serta itu penggunaan celana pendek sebagai pakaian
harta keluarga. Orang India juga percaya bahwa olahraga dianggap merendahkan wanita karena
hanya doa dari anak laki-laki yang dapat menunjukkan bagian kaki yang menurut mereka
diterima oleh mendiang orang tuanya. Selain itu, harus ditutupi.
mahar saat menikahkan anak perempuan sangat Pandangan-pandangan di ataslah yang
mahal, karena itu mereka tidak ingin memiliki menyebabkan wanita di India hingga saat ini
anak perempuan. Bahkan aborsi terhadap anak masih merasa didiskriminasi dan dibedakan dari
perempuan sudah biasa terjadi di India. pria. Seiring dengan kemajuan zaman, wanita
Tindakan-tindakan ini menyiratkan bagaimana ingin ikut berpartisipasi tanpa perlakuan
wanita di India tidak mempunyai hak apapun, diskriminasi dan pandangan seksis yang
termasuk untuk hidup.Demikian pula halnya menyerang mereka, sesuai dengan teks 7 atau
dengan peraturan pada beberapa daerah di India tagline pada subjek 2, ‘women shouldn’t suffer
yang tidak mengharuskan wanita menggunakan from discrimination anymore’.
helm saat mengendarai sepeda motor. Wanita Subjek 3 bila dilihat berdasarkan kesatuan
dianggap tidak memiliki hak untuk memperoleh makna dari tanda mata, kulit, serta rambut sesuai

53
dengan klasifikasi ras manusia oleh A.L. tersebut untuk membunuh dua orang wanita yang
Kroeber dalam Maulida (2012: 30), berasal dari juga ditawannya. Kasus ini menjadi contoh
ras Asiatic Mongoloid yang identik pada daerah- bahwa perbudakan pada zaman modern seperti
daerah Asia seperti Cina, Jepang, Korea Utara, sekarang ini tetap ada, dan wanitalah yang
Korea Selatan, Mongolia, Hong Kong, dan menjadi korbannya
Taiwan. Pada era pergerakan wanita saat ini,
Setiap kalimat pada teks-teks pada subjek wanita sudah banyak memiliki informasi dan
tersebut memiliki kesamaan arti yaitu bahwa pengetahuan tentang hak-hak yang ia miliki.
kaum yang menganut paham seksisme merasa Salah satunya adalah hak untuk memilih serta
wanita tidak selayaknya beraktivitas di luar memutuskan apa yang hendak mereka lakukan,
rumah. Aktivitas dalam hal ini sebagai contoh bagaimana mereka ingin hidup, dan bagaimana
adalah berkerja, belajar, atau menempuh menggunakan hak-hak mereka. Sayangnya
pendidikan. Anjuran atau perintah seperti ini kalimat-kalimat serta tindakan-tindakan seksis
sama saja dengan perbudakan modern yang masih menyerang mereka. Karena itulah muncul
tentunya merugikan para wanita karena tagline atau teks 7 yang merupakan ungkapan isi
menindas hak-hak mereka, termasuk hak untuk hati wanita yang mengatakan ‘women should
memilih atau mengambil keputusan untuk hidup have the right to make their own decisions’ atau
mereka sendiri. wanita harus memiliki hak untuk membuat
Perbudakan pada wanita umumnya keputusan sendiri.
berakhir dengan menjadi budak seks dari orang Pada subjek 4, sesuai dengan klasifikasi
yang menjajahnya. Perbudakan di daerah Asia, ras manusia oleh A.L. Kroeber dalam Maulida
khususnya Asia Timur sudah berkembang sejak (2012: 30), subjek 4 tergolong dalam ras
lama, yaitu sejak zaman Perang Dunia II. Pada Kaukasoid-Mediteranian yang berasal dari
masa itu, wanita-wanita yang umumnya berasal daerah Arab dan Iran dan merepresentasikan
dari Korea dan Cina ditangkap oleh militer agama Islam. Berdasarkan latar belakang
Jepang dan dijadikan budak seks untuk para tingginya diskriminasi serta seksisme pada
militer Jepang. Contoh kasus perbudakan seksual wanita di Saudi Arabia membuat Arab dijuluki
lainnya adalah kasus yang baru terungkap di sebagai akar dari segala tindakan seksisme.
Cina seperti yang diberitakan CNN, di mana Negara Iran dianggap masih lebih bersahabat
seorang pria bernama Li Hao, mengurung enam dibandingkan Arab, karena Iran mengizinkan
orang wanita di sebuah penjara bawah tanah di wanita untuk mengemudi, menggunakan hak
rumahnya untuk dijual dan dijadikan budak seks suara, melakukan hampir seluruh cabang
sejak Maret 2012. Hunt (2014) menulis bahwa olahraga yang diinginkan wanita, memilih calon
selama hampir 21 bulan, Li Hao telah suami, masuk ke dalam dunia politik bahkan
memperkosa dan menjual foto serta rekaman menjadi menteri, serta hak perlindungan hukum
adegan seksnya ke situs-situs pornografi. Selain jika mereka mengalami kekerasan dalam rumah
itu, Li Hao juga memerintahkan tiga wanita tangga. Bertolak belakang dengan Iran, Arab

54
masih melarang wanita untuk memberikan hak membuat isu seksisme susah untuk dimatikan.
suara pada segala jenis pemilihan dan masih Wanita perlu memperoleh haknya, termasuk
tidak diperbolehkan untuk masuk ke dunia untuk merasa aman dan tidak ketakutan di
politik. Namun menurut Raja Abdullah dari lingkungannya sendiri. Karena itulah muncul
Saudi Arabia, pada tahun 2015 nanti mereka tagline atau teks 7 yang merupakan ungkapan
akan mengizinkan wanita untuk memberikan hak atau harapan dari wanita yang bertuliskan
suara serta masuk ke dunia politik. Salah satu ‘women need to be seen as equal’ yang artinya
jenis kasus yang banyak terjadi di Arab adalah wanita perlu dipandang setara atau sejajar seperti
pelecehan seksual terhadap wanita, namun pria. Wanita tidak perlu diletakkan pada
hingga saat ini masih tidak ada hukum yang tempatnya atau mengetahui tempat mereka,
melindungi korban pelecehan seksual. karena tidak ada tempat yang membedakan pria
Menurut peraturan di Arab, wanita harus dan wanita bila mereka dalam posisi yang
mengenakan pakaian tertutup sehingga hanya sejajar.
pergelangan tangan dan jari-jarinya saja yang
boleh nampak. Wanita juga tidak boleh 4. SIMPULAN
berpergian tanpa didampingi pria yang telah
ditunjuk sebagai pengawasnya. Pada September Berdasarkan hasil penelitian serta
2006, seorang wanita harus menerima hukuman pembahasan mengenai “Analisis Semiotika
cambuk 200 kali dan enam bulan penjara karena Komunikasi Visual pada Isu Seksisme dalam
diperkosa oleh tujuh orang pria. Hukuman Iklan Layanan Masyarakat United Nations
tersebut diberikan karena wanita tersebut keluar Women” pada bab sebelumnya, maka dapat
dari rumahnya tanpa disertai oleh pengawasnya. disimpulkan bahwa isu seksisme menyerang
Pelecehan seksual telah menjadi hal umum di wanita tanpa pandang bulu. Melalui analisa
Arab, namun hingga saat ini masih tidak ada makna dari tiap tanda pada subjek 1 hingga
hukum yang melindungi korban pelecehan subjek 4, dapat dilihat bahwa wanita-wanita
seksual. Pengadilan di Arab menganggap tersebut berasal dari ras yang cukup beragam dan
pelecehan seksual terjadi akibat kesalahan merepresentasikan bagian-bagian dunia yang
wanita itu sendiri. berbeda. Hal ini menandakan bahwa baik di
Arab sebagai negara Islam menjunjung negara maju maupun di negara berkembang, isu
tinggi ajaran agama kepercayaannya dimana seksisme tetap ada. Selain itu, latar belakang
wanita haruslah menurut kepada orangtua dan agama atau kepercayaan yang dicitrakan oleh
suaminya. Namun ajaran-ajaran tersebut banyak setiap wanita di dalam iklan layanan masyarakat
yang disalah artikan, terutama oleh para tersebut juga menandakan bahwa isu seksisme
penganut paham seksisme dan telah dibiarkan masih mengendap di berbagai macam agama
berkepanjangan sejak lama. Mereka atau kepercayaan.
memanfaatkan ketundukan wanita tersebut demi
kepentingan mereka sendiri. Hal inilah yang

55
Isu seksisme seperti menganggap wanita dalam iklan layanan masyarakat tersebut
tidak seharusnya berkerja dan diberikan sehingga dapat mengkomunikasikan perasaan
tanggung jawab, tidak dapat mengemudi, tidak wanita terhadap isu seksisme.
dapat menjadi pemimpin, baik di lingkup Fakta serta pencitraan mengenai aib yang
keluarga, ranah politik atau keagamaan, serta disajikan di dalamnya membuat iklan layanan
minimnya perlindungan hukum terhadap wanita tersebut dinilai kontroversial. Ditambah lagi
merupakan jenis tindakan diskriminasi gender. pemilihan new media seperti Internet sebagai
Hal inilah yang seharusnya di era globalisasi media penyebaran iklan menjadikan iklan
seperti sekarang ini sudah lenyap. Namun pada layanan masyarakat tersebut menyebar dengan
kenyataannya, isu seksisme tetap bersemayam di cepat dan menjangkau banyak lapisan
paradigma masyarakat, khususnya pria. masyarakat.
Akibat dari isu seksisme ini, wanita
dirampas haknya. Hak-hak yang seharusnya para DAFTAR RUJUKAN
wanita dapatkan dengan cuma-cuma menjadi
harga yang mahal akibat isu seksisme.
Buku:
Bagaimana wanita yang berpengetahuan luas
masih dipandang tidak layak menjadi pemimpin. Biagi, Shirley. 2010. Media/Impact: Pengantar
Media Massa. Jakarta: Salemba
Serta bagaimana wanita yang telah dilecehkan Humanika.
secara fisik dan mental malah mendapatkan
Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi.
hukuman karena dianggap menjadi penyebab Jakarta: Kencana.
permasalahan. Wanita menjadi tersiksa namun
Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu
sedikit dari mereka yang tahu bagaimana untuk Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo
keluar dari tekanan seksisme tersebut. Persada.
Iklan layanan masyarakat United Nations Danesi, Marcel. 2012. Pesan, Tanda, dan
Women (UN Women) merupakan suatu Makna: Buku Teks Dasar Mengenai
Semiotika dan Teori Komunikasi.
gambaran ringkas tentang keadaan serta posisi Yogyakarta: Jalasutra.
wanita di masyarakat. Iklan layanan masyarakat
Effendy, Onong Uchjana. 1986. Ilmu
UN Women tidak hanya memproyeksikan Komunikasi Teori dan Praktek.
kenyataan tentang isu seksisme di dunia, Bandung: Remadja Karya.
melainkan juga harapan serta isi hati sang wanita Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik
yang mungkin tidak berani atau tidak dapat ia dalam Media Massa. Jakarta: Granit.
ungkapkan sendiri secara langsung. Kasali, Rhenald. 2009. Manajemen Periklanan:
Keterampilan UN Women dan agensi iklan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.
Jakarta: Pustaka Utama Grafit.
Memac Ogilvy & Mather Dubai dalam
komunikasi visual menghasilkan iklan layanan Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran,
Edisi 11 Jilid 2. Jakarta: INDEKS.
masyarakat yang sederhana namun kaya.
Berbagai tanda dirangkai sedemikian rupa di

56
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Morissan, Alexander. 2010. Periklanan
Komunikasi. Jakarta: Kencana. Komunikasi Pemasaran Terpadu.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain
Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta:
Offset. Graha Ilmu.

Madjadikara, Agus S. 2004. Bagaimana Biro Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media: Suatu
Iklan Memproduksi Iklan. Jakarta: PT Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Gramedia Pustaka Utama Analisis Semiotika dan Analisis
Framing. Bandung: Remadja Karya.
Moriarty, Sandra, dkk. 2011. Advertising. _______ 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung:
Jakarta: Kencana Remaja Rosdakarya.
Tinarbuko, Sumbo. 2013. Semiotika Komunikasi
Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Wibowo, Indiwan S.W. 2013. Semiotika Semarang Pada Periode Januari Hingga
Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Oktober 2010. Universitas Diponegoro
Penelitian dan Skripsi Komunikasi.
Jakarta: Penertbit Mitra Wacana Media. Windasari, Miranti. 2010. Persepsi Pegawai
Bank Perempuan Terhadap Promosi
Widyatama, Rendra. 2007. Pengantar Jabatan Berkriteria Penampilan Modis
Periklanan. Yogyakarta: Pustaka Book (Studi Deskriptif Terhadap Pegawai
Publisher. Bank Perempuan di BNI Cabang
Medan). FISIP Universitas Sumatera
Skripsi dan Laporan Penelitian: Utara.

Ferryana, Veny. 2011. Perancangan Iklan Jurnal:


Layanan Masyarakat Tentang Kanker
Payudara. STMIK AMIKOM Salama, Nadiatus. April 2013. Seksisme dalam
Yogyakarta. Sains. SAWWA. Volume 8, No. 2,
Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN
Maulida, Indah. 2012. Laporan Praktik Walisongo Semarang.
Pengalaman Lapangan 2 di R-SMA-BI
Kesatrian 1 Semarang. Fakultas Ilmu Sapta, Sari. 2012. Stereotip, Bahasa, dan
Sosial Universitas Negeri Semarang. Pencitraan Perempuan Pada Iklan
dalam Perspektif Budaya Populer.
Permatasari, Dian. 2008. Analisis Isi dan Observasi. Vol. 10, No. 1.
Analisis Semiotik: Iklan TV ASI Versi
Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono dan http://ejurnal.lppmunsera.org/index.php/LONTA
Iklan TV ASI Versi Dot Ikat, Produksi R/article/view/485/535
Unicef Tahun 2006. FKM Universitas
Indonesia. Internet:

Pratiwi, Citra. 2012. Perbandingan Bahasa Asmara, Bayu. “But, Can You Name the
Seksis dalam Novel Resurrection Karya Brand?”. 4 Mei 2011. http://www.the-
Tucke Malarkey dan marketeers.com/archives/but-can-you-
Terjemahannya ‘Kebangkitan’. name-the-brand.html#.UpV1EVM4nLs
Universitas Sumatera Utara. (diakses 27 November 2013).

Sudiantoro, Aryo. 2011. Analisis Faktor-Faktor Sadida, Dalila. “Teori Dasar Komunikasi
yang Mempengaruhi Efektifitas Iklan Visual”. 21 Maret 2010.
Layanan Masyarakat Bank Indonesia http://sadidadalila.wordpress.com/2010/
Versi Ingat 3D dan Pengaruhnya 03/21/teori-dasar-komunikasi-visual/
Terhadap Sikap Khalayak di Kota (diakses pada 27 November 2013).

57
Erasadhy. “Berbagai Jenis Iklan”. 13 Agustus driving-faces-up-to-10-years-for-fatal-
2011. crash/ (diakses pada 4 Februari 2014).
http://erasadhy.wordpress.com/category/
komunikasi-visual/page/6/#_ftn3 Macionis, Gerber, John, Linda, Sociology, 7th
(diakses 1 Desember 2013). Canadian Ed. Toronto, (Ontario: Pearson
Canada Inc., 2010), p. 298.
Hunt, Katie. “China Executes Man Who Kept 6 file:///C:/Users/acer/Downloads/659-
Women In Dungeon As Sex Slaves”.22 1190-1-SM%20(1).pdf
Januari 2014.
http://edition.cnn.com/2014/01/22/world Santoso.2014. Iklan layanan masyarakat
/asia/china-sex-slaves-execution/ https://ejournal.upnvj.ac.id/index.php/JE
(diakses pada 27 Januari 2014). P/article/view/444/360

Tomlinson, Suart. “Woman accused of driving http://nirmana.petra.ac.id/index.php/dkv/article/v


drunk, crashing onto and shutting down iew/16441/16433
MAX Yellow Line”. 16 Agustus 2013.
http://www.oregonlive.com/portland/ind http://repository.upi.edu/26982/5/S_IKOM_1200
ex.ssf/2013/08/woman_accused_of_drivi 310_Chapter2.pdf
ng_drunk.html (diakses pada 6 Februari
2014). https://www.gurupendidikan.co.id/semiotika/

Valcourt, Derek. “Woman, 20, Accused Of https://salamadian.com/pengertian-jenis-macam-


Texting While Driving Faces Up To 10 iklan/
Years For Fatal Crash”. 8 Oktober
2013. https://afiramadhanti.blogspot.com/2014/04/peng
http://baltimore.cbslocal.com/2013/10/0 ertian-pengertian-dan-pandangan.html
8/woman-20-accused-of-texting-while-

58

Anda mungkin juga menyukai