Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 2 : KERJA SAMA EKONOMI KAWASAN (ASEAN)

Pendahuluan
Jika berbicara tentang ranah internasional, banyak interaksi-interaksi yang berjalan di
dalamnya,baik itu interaksi politik maupun interaksi ekonomi. seperti yang sering
dikemukakan oleh para pemikir bahwa Politik dan Ekonomi merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan. ekonomi adalah bagaimana cara untuk mencapai sebuah kekayaan dan
politik merupakan instrumen untuk mencapai kekuasaan. sehingga bisa dikatakan semakin
jaya ekonomi suatu negara maka kekuatan politiknya juga akan semakin kuat. Negara-negara
di seluruh dunia akan terus berusaha menggapai kepentingannya masing-masing seperti
memanfaatkan Sumber Daya Alam , Sumber daya Manusia, serta menciptakan kerja sama
dengan Negara lain. Alih-alih menciptakan perdamaian dengan melakukan peperangan seperti
yang kaum realis katakan, liberalisme perekonomian justru melakukan kerja sama untuk
mencapai perdamaian tersebut. Liberalisme meyakini bahwa suatu kerjasama bisa menjadi
penahanan terhadap kondisi peperangan di dunia. Kini beberapa kawasan di dunia mencoba
untuk meningkatkan perekonomiannya dengan melakukan kerjasama antar negara
kawasannya. Salah satu contohnya yakni Association of Southeast Asia Nations (ASEAN),
organisasi regional ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dalam berbagai bidang
seperti pendidikan, sosial dan budaya, politik, serta bidang ekonomi. Indonesia dan Thailand
adalah bagian dari ASEAN yang melakukan kerjasama ekonomi dalam hal pangan. Dalam
tulisan ini para pengkaji akan mencoba untuk membahas kerjasama kedua anggota negara
ASEAN yang dapat dijelaskan berdasarkan pandangan dari teori Liberalisme.

Kerangka Teori
Salah satu pemikir Liberalisme klasik yakni Adam Smith (1723-1790), yang pemikirannya
pemikirannya berpatokan dalam topik ekonomi. Salah satu dari pemikiran yang dinyatakan
oleh Smith adalah adanya ketergantungan antara masyarakat dan masyarakat, dan juga
sebagai studi hubungan internasional juga terdapat ketergantungan antara negara-negara
sebagai bagian dari sifat manusia yang tentunya memerlukan pengaruh dan bantuan dari
negara lain untuk menjalankan kehidupan.
Liberalisme ekonomi adalah suatu arus pemikiran yang didasari oleh kritikan terhadap
pandangan dari merkantilisme, dimana merkantilisme berpandangan bahwa suatu negara
ditekankan untuk mendapatkan kekuatan dan mengelola kekayaannya dalam rangka mencapai
kepentingan negara, tetapi hal ini berbeda dengan pandangan liberalisme yang memaknai
bahwa kegiatan perekonomian juga dapat dilakukan oleh individu sebagai produsen maupun
konsumen. Liberalisme berasumsi bahwa keberadaan individu adalah untuk mengelola pasar
dan tanpa adanya campur tangan dari pemerintah. Namun, dalam konteks liberalisme
intervensi pemerintah baru diperlukan saat terjadinya kegagalan dalam pasar. Salah satu
turunan dari liberalisme yakni neoliberalisme menyatakan bahwa kemunculan institusi baru
digunakan saat terjadi bentuk kegagalan dalam menjalankan pasar. Liberalisme ekonomi juga
dapat diartikan sebagai negara dengan perekonomian yang memberikan kebebasan baik
masyarakat maupun individu dalam melakukan kegiatan ekonomi.

Pembahasan
Study case : kerja sama Indonesia dengan Thailand dalam sektor pangan
ASEAN adalah organisasi Regional atau kawasan yang dibentuk untuk meningkatkan
kesejahteraan dan memajukan negara Asia Tenggara. Selain, dorongan sebagai negara-negara
yang ingin memajukan ekonomi kawasannya ASEAN juga dibentuk berdasarkan sejarah
dimana negara-negara yang memprakarsai pembentukan ASEAN adalah negara-negara
dengan latar belakang bekas jajahan kecuali Thailand.
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) adalah keajaiban. Di era pesimisme
budaya yang berkembang, ada kepercayaan yang meluas bahwa peradaban yang berbeda
tidak dapat berfungsi bersama. Namun sepuluh negara ASEAN adalah contoh tandingan yang
berkembang pesat dari koeksistensi. Di sini, lebih dari 625 juta orang hidup bersama dalam
damai.
Pada tahun 1967, para pemimpin dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand
mencapai kesepakatan penting, membentuk ASEAN. Mereka telah menyadari bahwa
kerjasama politik dan ekonomi akan membawa stabilitas dan kemakmuran yang lebih besar
di kawasan. Lima puluh tahun dan lima negara tambahan kemudian, aliansi ini tetap menjadi
salah satu kolaborasi paling sukses di dunia. Kishore Mahbubani dan Jeffery Sng
menjelaskan bagaimana kemitraan ini bermanfaat bagi sepuluh negara anggota dan mengapa
kemitraan ini harus menjadi model bagi kawasan lain di dunia, menantang asumsi kami
tentang kerja sama internasional. Saat dunia beralih ke Asia dan Amerika Serikat serta China
berebut dominasi, kawasan ASEAN akan memiliki peran kuat yang tak dapat disangkal
dalam membentuk sistem global. Salah satu tujuan dari pembentukan ASEAN yaitu untuk
membentuk kerja sama terutama di dalam bidang ekonomi seperti pembentukan pasar dan
ekonomi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, perkembangan sosial serta budaya di
kawasan ASEAN, serta membentuk perbaikan sarana komunikasi dan meningkatkan taraf
hidup di kawasan Asia tenggara. Tujuan inilah yang diimplementasikan dan diterapkan di
dalam bentuk kerja sama, salah satunya di bidang ekonomi seperti ketersediaan pangan,
ketersediaan pangan yang stabil merupakan salah satu kebutuhan untuk menjaga stabilitas
ekonomi dan politik suatu negara,  sehingga masing-masing negara memiliki perencanaan
untuk mewujudkan ketahanan pangan bagi rakyatnya. Dalam mewujudkan ketahanan pangan
nasional ini disuatu negara dan juga dapat melakukan kerja sama secara bilateral, regional,
maupun multilateral. ASEAN yang merupakan suatu kawasan regional penting dalam
penyediaan beras untuk memenuhi kebutuhan bagi penduduk yang tinggal di kawasan ini.
Oleh karena itu, negara anggota ASEAN sangat memerlukan cadangan beras untuk
memenuhi kebutuhan pangan, khususnya untuk daerah rawan pangan. contoh bentuk kerja
sama yang dilakukan seperti penyediaan cadangan pangan tidak hanya dilakukan untuk kerja
sama yang saling menguntungkan, namun juga dalam keadaan darurat. Misalnya salah satu
negara ASEAN mengalami krisis pangan karena bencana maka negara lain akan siap untuk
menyuplai cadangan pangan untuk negara tersebut.

Pada kasus kerjasama antara Indonesia-Thailand yang merupakan bentuk kerja sama yang
dilakukan oleh negara anggota ASEAN dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian
kedua negara tersebut dan turut mempengaruhi perekonomian negara sekitarnya. Kerja sama
antara Indonesia dan Thailand telah berlangsung sejak tahun 1950 yang mencakup berbagai
bidang salah satunya bidang ekonomi terkait ekspor impor, perkembangan impor Indonesia
dari Thailand didominasi oleh berbagai komoditi. Pada tahun 2011 beras menjadi salah satu
komoditi utama impor Indonesia dari Thailand. Sehingga hal ini menimbulkan berbagai
pertanyaan, sebab Indonesia merupakan salah negara penghasil beras terbesar di dunia.
Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris, dan juga sebagai negara yang memiliki
peran penting dalam bidang bahan pangan di dunia. Indonesia berada dalam urutan ketiga
sebagai produsen beras terbesar setelah India dan China. Dalam kontribusi Indonesia
terhadap produksi beras dunia sebesar 8.5% atau 51 juta ton. Sedangkan China dan India
sebagai produsen utama beras berkontribusi 54%, Vietnam dan Thailand yang secara
tradisional merupakan negara eksportir beras hanya berkontribusi 5,4% dan 3,9%. Namun
didalam pemenuhan kebutuhan untuk masyarakat Indonesia sendiri itu pun belum cukup
mencukupi 237.641.326 penduduk Indonesia. Menurut BPS (Badan pusat Statistik), produksi
padi Indonesia pada tahun 2012 sebesar 69,05 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).
Indonesia sebagai produsen beras terbesar ketiga pun ternyata masih juga sebagai pengimpor
beras terbesar 14% dari beras yang diperdagangkan di dunia.
Ini disebabkan oleh kebutuhan beras di dalam negeri lebih besar daripada produksi dalam
negeri. Seperti pada tahun 2010 produksi beras Thailand sebesar 10 juta ton, sedangkan di
Indonesia hanya 37,5 juta ton dan kebutuhannya sebesar 33, juta ton. Perbedaan surplus
Thailand (10 juta ton) dan Indonesia (4 juta ton) juga surplus 4 juta ton tersebut masih sangat
kurang sebagai cadangan. Sehingga Indonesia terpaksa harus mengimpor beras dari India
(11.992 ton), Thailand (11.530 ton). Vietnam (6.925 ton), Pakistan (4.015 ton), dan Pakistan
(1.000 ton). Agar Indonesia dapat memenuhi surplus beras setiap tahunnya, maka terciptalah
kerja sama ekonomi dengan negara tetangga, salah satunya dengan Thailand, yang harga
beras Thailand jauh lebih murah. Harga beras di Thailand pada 2010 sangat murah, USS 0,45
per kilogram dan pada 2011 (Juni) turun menjadi US$ 0,43 per kilogram. Juga dilihat dan
kualitas beras Thailand yang lebih baik daripada Indonesia.

Dari kerjasama ini ada keuntungan dan kerugiannya, impor beras Indonesia memberikan
beberapa dampak baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif yakni
terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat dan dapat memenuhi cadangan beras negara
setiap tahunnya, Sedangkan dampak negatif Indonesia mengimpor beras adalah terjadinya
persaingan harga beras lokal dan beras impor yang dapat merugikan petani Indonesia. Di
samping itu, dari Thailand juga mendapat keuntungan dari segi ekonomi, yaitu meningkatkan
devisa negara. Kedua negara ini tentu saja diuntungkan dalam kerja sama ini dan bisa terus
berkembang sampai sekarang.

Keterangan kerangka Teori


Pada kasus kerjasama antara Indonesia-Thailand yang merupakan bentuk kerja sama yang
dilakukan oleh negara anggota ASEAN dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian
kedua negara tersebut dan turut mempengaruhi perekonomian negara sekitarnya, seperti yang
telah dijelaskan bahwasannya liberalisme merupakan bentuk sistem ekonomi yang
memberikan kebebasan setinggi-tingginya kepada setiap negara maupun non negara untuk
melakukan kegiatan ekonomi demi mendapatkan keuntungan yang sangat besar.
Sederhananya, sistem ekonomi liberalis adalah suatu sistem ekonomi yang mana setiap
keputusan perekonomian di dalamnya mengacu pada ekonomi pasar dan juga menjunjung
tinggi setiap hak kepemilikan pribadi. liberalisme berpendapat bahwa Negara Indonesia
berhak mendapatkan kebebasan untuk bekerja sama dengan Thailand, sehingga kedua negara
ini akan menimbulkan independensi dan interdendensi satu sama lain. kemudian menurut
John Locke berpendapat bahwa, kalo negara itu terbentuk dari adanya perjanjian sosial yang
terjadi diantara individu yang hidup secara bebas dengan penguasa.

kesimpulan
pada dasarnya, pada bagian pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Indonesia dan
Thailand telah melakukan hubungan diplomasi dan kerjasama terhadap perdagangan dan
pengembangan pasar untuk mencapai tujuan bersama. Diplomasi ekonomi sebagai proses
yang dilalui oleh negara dalam mengelola hubungan luar negerinya, dengan tujuan untuk
mengoptimalisasi keuntungan nasional di segala bidang, termasuk di sektor perdagangan dan
investasi, baik di tingkatan bilateral, regional maupun di level multilateral.

Indonesia dan Thailand adalah bagian dari ASEAN yang melakukan kerjasama ekonomi
dalam hal pangan. Dimana Thailand merupakan salah satu dari negara asia tenggara yang
mempunyai pertanian yang maju. sehingga akan membantu indonesia dalam meningkatkan
kualitas pangannya melalui kerja sama tersebut. yang didukung oleh pemerintah dengan
mendorong inovasi teknologi dan menyediakan pupuk bersubsidi serta mempromosikan
konsumsi makanan-makanan pokok lainnya

Anda mungkin juga menyukai