Anda di halaman 1dari 25

Tugas Bisnis Digital ( TIM 9 )

Ketua : Alvin Junius (207110465)


Anggota : Verin (207110587)
Catherine(20711005)
Angelina Kasih Nababan (207110600)
Sumitra Dewi (207110021)
Chesylia (207110852)
PERTEMUAN 1

1. Jelaskan Pertumbuhan Teknologi informasi dan komunikasi

Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata memberi sumbangan
terhadap perkembangan TIK hingga saat ini. Pertama adalah temuan telepon oleh
Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian berkembang menjadi
pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika,
bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon
ini merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi
global.

Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, perkembangan TIK (teknologi
informasi dan komunikasi) ditandai dengan sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui
siaran radio AM yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang
pesat. Kemudian diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud
siaran televisi pada tahun 1940-an.

Komputer elektronik, juga sebagai wujud perkembangan TIK, beroperasi prtama kali
pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh tahapan miniaturisasi komponen elektronik melalui
penemuan transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada
tahun 1957.

Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal TIK saat ini,
mendapatkan momen emasnya pada era Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok
Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan
teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali
pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang.

Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada


puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi ‘otak’
perangkat keras komputer dan terus berevolusi sampai sekarang.

Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan


menggantikan teknologi analog. Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-
batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian
berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan perangkat yang
mengadopsi teknologi digital.

Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di
atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa
multimedia mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi
telekomunikasi – komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21,
sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri.
Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti ‘otot’ manusia, maka
revolusi digital (karena konvergensi telekomunikasi – komputasi multimedia terjadi
melalui implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau
setidaknya meningkatkan kemampuan) ‘otak’ manusia.

2. Jelaskan pengertian bisnis digital

bisnis digital tidak semata terkait dengan penjualan produk tanpa wujud saja,
sepertiperangkat lunak komputer (software). Bisnis digital juga tidak hanya tentang
produk fisik yang dikemas dalam bentuk digital seperti ebook (buku elektronik). 
Lebih dari itu, semua jenis usaha yang menjual produknya secara online, baik
menggunakan website atau aplikasi termasuk dalam ranah bisnis
digital. Ecommerce adalah salah satu contohnya.
3. Identifikasi bursa pelayanan di dunia digital untuk penyedia dan penerima layanan dan
berikan contoh masing-masing
Teknologi penerimaan pengguna diartikan menurut Morris (1996, dinamakan oleh Wu
2005, hal 1) sebagai "kesediaan dibuktikan dalam suatu himpunan pengguna untuk
menggunakan teknologi informasi untuk tugas ini dirancang untuk mendukung". Ciri
utama ini mampu dibawa ke dalam konteks layanan elektronik di mana penerimaan
mampu diartikan sebagai hasrat pengguna untuk menggunakan layanan elektronik atau
hasrat untuk memutuskan kapan dan bagaimana menggunakan layanan elektronik.

Layanan elektronik di Rwanda

Hanya satu dekade setelah muncul dari genosida ratus tahun ke-20, Rwanda, sebuah
negara kecil di Timur Afrika Tengah, telah menjadi salah satu pemimpin benua,
menjembatani kesenjangan digital melalui 'e-government'. Rwanda merasakan per-
putaran yang cepat dari salah satu negara yang sangat kekurangan teknologi hanya satu
dekade lalu untuk negara dimana bisnis legislatif diterapkan
akses online dan nirkabel ke Internet tersedia di mana saja di negara ini. Hal ini
membingungkan bila diamankan terhadap kemajuan yang terbatas yang dibuat di negara-
negara mengembang yang sebanding, terutama yang terletak di wilayah yang sama, sub-
Sahara Afrika, di mana gendala struktural dan lembaga untuk difusi e-government yang
serupa.

Layanan elekronik di eropa


program penghargaan layanan pemerintah di Eropa mulai tahun 2003 untuk mengakui
pelayanan publik terbaik dalam jaringan di Eropa. Tujuan penghargaan adalah untuk
mendorong penyebaran layanan elektronik dan untuk membawa perhatian terhadap
praktek-praktek terbaik di lapangan. Pemenang European eGovernment
Awards diumumkan dalam upacara penghargaan yang berlaku Ministerial eGovernment
Conference tanggal 19 November 2009 (Sweden).

4. Jelaskan model pasar dari ekonomi internet


E-commerce mengacu pada penggunaan Internet dan Web untuk bertransaksi bisnis.
Secara lebih formal, e-commerce adalah transaksi komersial secara digital antar
organisasi dan individu. Digital yang dimaksud disini sebagian besar adalah melalui
internet dan web. E- commerce E-commerce unik karena E-commerce tersedia dia mana
mana, kapan saja. Memungkinkan anda berbelanja dari deskop, rumah, tempat kerja.
Dengan menggunakan E- commerce market dari pasar melampaui batas batas tradisional
dan menghapus lokasi temporal dan geografis. Dan bagi costumer akan menghemat biaya
dan waktu dari tidak harus pergi ke pasar yang sesungguhnya (Ubiquity). E-commerce
memungkinkan transaksi melintas budaya dan batas batas nasional dengan lebih nyaman
dan efektif (jangkauan global). Standar teknis dari E-commerce adalah universal dan ini
membuat konsumen mengurangi upaya untuk mencari barang mana yang sesuai karena
standar produk yang dihasilkan sudah universal. Kata kunci: e-commerce, digital, barang.

5. Sebutkan 4 faktor kesukseksan bisnis digital dan jelaskan masing-masing

Faktor pendorong Internal (Internal Drivers), faktor pendorong eksternal (External


Drivers), faktor penghambat Internal (Internal Obstacles) dan faktor penghambat
eksternal (External Obstacles). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Generalized Structured Component Analysis (GSCA). Tools yang digunakan
untuk menganalisis data yaitu SPSS dan GeSCA. Dari 222 UMKM di Jawa Timur
diketahui bahwa (1) Internal Drivers memiliki pengaruh positif terhadap kesuksesan e-
commerce, (2) Internal Obstacles memiliki pengaruh negatif terhadap kesuksesan e-
commerce, (3) External Drivers memiliki pengaruh positif terhadap kesuksesan e-
commerce, (4) External Obstacles memiliki pengaruh negatif terhadap kesuksesan e-
commerce serta hasil penelitian ini juga menghasilkan rekomendasi untuk meningkatkan
kesuksesan e-commerce pada UMKM
Pertemuan II

1. Define mobile business


Answer : Definition of M-Business (Wirtz 2010b, 2020b)
M-business refers to the initiation as well as the partial and full support, transaction, and
retention of service exchange processes between economic partners by means of
electronic networks and mobile devices.
( Definisi M-Bisnis (Wirtz 2010b, 2020b)
M-business mengacu pada inisiasi serta dukungan parsial dan penuh, transaksi, dan
retensi proses pertukaran layanan antara mitra ekonomi melalui jaringan elektronik dan
perangkat seluler. )
2. Describe integrated mobile applications and illustrate their
Answer : A more precise assessment of the potentials and risks of mobile business
requires knowledge of the use of mobile services and a thorough understanding of the
dissemination of technical prerequisites. In general, mobile Internet use gains more and
more recognition and therefore must be taken into account when developing mobile
business strategies.
( pengetahuan tentang penggunaan layanan seluler dan pemahaman menyeluruh tentang
sosialisasi prasyarat teknis. Secara umum, penggunaan Internet seluler semakin dikenal
dan oleh karena itu harus diperhitungkan ketika mengembangkan strategi bisnis seluler )
3. Describe the different mobile transition standards and devices
Answer : Devices Mobile Business/Mobile Internet
Simple Internet Mobile Phones
 Nokia 216
 LGXpression 2
 ZTE Z233
 …
Smartphones
 Apple iPhone XR/XS
 Samsung Galaxy S9
 Nokia lumia
 …
E-Reader/Tablets
 Amazon Kindle Paperwhite
 Apple iPad Pro 12.9
 Samsung Galaxy Tab S5e
 …
Netbooks
 Apple McBook Pro
 Asus ZenBook Pro
 Lenovo ThinkPad X1
 …
Transmission Standard mobile Internet
UMTS
 Mobile network 3rd generation
 Max. transmission rate 384 kbit/s
 2014 about 300 million user worldwide
HDSPA
 Downlink expansion of UMTS
 Max. transmission rate 72 Mbit/s
 Enables data-intensive services such as streaming
HSUPA
 Uplink expansion of UMTS
 Max. transmission rate 5.8 Mbit/s
 Enables interactive service such as GoogleDocs
LTE
 Mobile network 4rd generation
 Max. transmission rate 300 Mbit/s download and 75 Mbit/s upload
5G
 Mobile network 5th generation
 Max. transmission rate 10.000 Mbit/s
 Enables shorter response times
4. Outline apples’s integrated mobile business strategy
Answer :

5. Identify success factors of mobile business


Answer : The future development of m-business depends on whether companies can
successfully realize the potential opportunities mentioned. M-business is not to be viewed
isolated but rather needs to be integrated in a general strategic framework in order to be
successful.
The success factors of m-business are similar to those of digital business. Nevertheless, it
is important to consider the specific characteristics of m-business, including mobility,
accessibility, localization, and identification (Bhatti 2007). The characteristics
accessibility and mobility or location independence become relevant to success in
connection with time-critical information (Kourouthanassis and Giaglis 2012).

The key success factors of m-business can be classified into four categories.
1. Customization and Mobile Networking
2. Absence of Media Disruption and Seamless Connection
3. Software Platform and Integration Degree
4. Bandwidth
Pengembangan m-business di masa depan tergantung pada apakah perusahaan dapat
berhasil mewujudkan peluang potensial yang disebutkan. M-bisnis tidak harus dilihat
terisolasi melainkan perlu diintegrasikan dalam kerangka strategis umum agar berhasil.
Faktor keberhasilan m-business mirip dengan bisnis digital. Namun demikian, penting
untuk mempertimbangkan karakteristik spesifik dari m-business, termasuk mobilitas,
aksesibilitas, lokalisasi, dan identifikasi (Bhatti 2007). Karakteristik aksesibilitas dan
mobilitas atau independensi lokasi menjadi relevan dengan keberhasilan sehubungan
dengan informasi kritis waktu (Kourouthanassis dan Giaglis 2012).
Faktor kunci keberhasilan m-business dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori.
1.Kustomisasi dan Jaringan Seluler
2.Tidak Ada Gangguan Media dan Koneksi Mulus
3.Platform Perangkat Lunak dan Gelar Integrasi
4.Bandwidth
Pertemuan 3

1. Apa itu Sosial media? Jelaskan tentang perbedaan dari sosial media dan Web 2.0.
Jawab : Sosial media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan
dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa
dibatasi ruang dan waktu. Perbedaan sosial media dan Web 2.0 adalah Web 2.0 adalah
sebuah presfektif tentang konsep perangkat lunak berbasis web yang menekankan kepada
kolaborasi online dan berbagi konten antar pengguna perangkat lunak, sedangkan Media
sosial adalah sebuah bentuk dari konsep web 2.0, Media sosial merupakan media yang
yang memfasilitasi kolaborasi dan berbagi konten (teks, image, video, audio) oleh
penguna, mendukung interaksi sosial antar pengguna serta sarana untuk menyebarluaskan
informasi.
2. Jelaskan 4 model faktor sosial media.
Jawab :
- jaringan sosial : jaringan yang menghubungkan individu atau grup via internet dan
aplikasi.
- Orientasi interaksi: interaksi antar perusahaan dan pengguna dalam aplikasi.
- Kustomisasi dan personalisasi : penyelarasan spesifik segmen dan penyesuaian
penawaran pasar dengan kebutuhan pengguna atau kelompok pengguna.
- Nilai tambah pengguna : nilai yang dibentuk oleh pengguna sosial media.

3. Jelaskan pengaplikasian Sosial media dengan perspektif penawaran layanan dan


keuntungan pelanggan.
Jawab : Media sosial menawarkan layanan untuk mengoptimalkan iklan dalam komunitas
digital untuk keuntungna pelanggan tertentu. Hal ini disebabkan karena media sosial
menggunakan penargetan mikro yang mengacu pada pengumpulan informasi tentang
individu melalui media sosial yang digunakan untuk menargetkan target tertentu dalam
bentuk pesan personalisasi.

4. Jelaskan tentang model disinformasi digital.


Jawab : Disinformasi digita adalah informasi yang tidak benar, namun direkayasa oleh
pihak – pihak yang berniat untuk mempengaruhi opini publik dan membohongi publik.
Biasanya sering terjadi pada media sosial. Terdapat dua poin utama dalam disinformasi
digital yaitu satu disinformasi aktor dan disinformasi motif.
5. Sajikan beberapa mekanisme tata kelola untuk model disinformasi digital terintegrasi.
Jawab :
Pertemuan 4

1) Defenisikan pemerintahan digital dan jelaskan para aktor dan struktur internal
Definisi Pemerintah Digital
• Sejak tahun 2000, jumlah e-government dan digital government
definisi telah meningkat secara signifikan dalam literatur. Karena tumbuh
integrasi konsep teknologi digital baru, khususnya IoT, AI, big data,
dan komputasi awan, istilah pemerintah digital telah menjadi lebih dan
lebih tepat dan umum dalam beberapa tahun terakhir.
• Meskipun definisi menunjukkan perbedaan dalam ruang lingkup, subjek, dan teknologi,
mereka juga memiliki kesamaan tertentu. Pertama, pemerintah yang mendukung
teknologi adalah diasumsikan. Kedua, informasi dan layanan disediakan secara online
dan tanpa pengawasan pemerintah atau pemangku kepentingan sektor publik. Ketiga,
aksesibilitas, akuntabilitas, efisiensi, efektivitas, dan pemerintah-stakeholderinteraksi
dipengaruhi secara positif.
• Dengan demikian, pemerintahan digital merupakan bagian yang didukung oleh
teknologi dari model tata kelola pemerintah atau sektor publik yang memungkinkan
akses pemangku kepentingan publik terhadap informasi dan layanan; meningkat
interaksi pemerintah-stakeholder; mendorong akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas;
dan membentuk dasar e-demokrasi dari sudut pandang teknologi dari pandangan.

Aktor Pemerintah Digital


• Semua penerima dan penyedia informasi dan layanan digital pemerintah dalam
prosedur interaksi pemerintah digital membentuk kelompok aktor. Kelompok ini dapat
dibagi menjadi orang (warga negara), sektor swasta organisasi (organisasi), dan
organisasi sektor public (administrasi), yang berinteraksi satu sama lain dan dengan
demikian membangun dasar untuk pola-pola interaksi.
• Penyedia informasi dan layanan pemerintah digital menetapkan dasar untuk penyediaan
layanan dalam jaringan elektronik yang mendasarinya. Mereka menyediakan layanan
yang dapat digunakan oleh penerima. Untuk pemerintahan digital, administrasi publik
(administrasi) adalah informasi yang lazim dan penyedia layanan.
• Keterkaitan antara aktor pemerintah digital dan yang terkait pola interaksi dapat
mengarah pada struktur yang kompleks.

2) Jelaskan manfaat pemerintahan digital


Manfaat Aplikasi E-Government yang Terstandar
Kalau semua aplikasi milik pemerintah punya standar yang jelas, keberadaannya bakal
memberi banyak manfaat, di antaranya:

1. Komunikasi yang lebih baik


Standardisasi membuat proses komunikasi antara masing-masing lembaga pemerintahan
berjalan dengan lancar. Karena pemakaian aplikasi sesuai standar, upaya melakukan
analisis perbandingan performa masing-masing lembaga jadi lebih mudah. Tidak hanya
memberi kemudahan dalam berkomunikasi. Standardisasi aplikasi dapat pula mendorong
adanya kolaborasi positif antara masing-masing lembaga pemerintahan.
2. Mengurangi waktu dan biaya pelatihan
Keuntungan selanjutnya adalah pemerintah tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk
melakukan pelatihan penggunaan aplikasi. Selain itu, para penggunanya juga dapat
beradaptasi pada aplikasi pemerintahan lain dalam waktu singkat.

3. Biaya support dan perawatan lebih hemat


Anda bisa membayangkan kalau masing-masing aplikasi pemerintahan dibuat oleh
vendor berbeda. Pada situasi seperti itu, pemerintah bakal perlu melakukan pembayaran
lisensi pemakaian aplikasi secara terpisah. Namun, lain halnya kalau terdapat
standardisasi aplikasi. Penggunaan lisensi jadi lebih hemat. Selain itu,keberadaan aplikasi
yang telah terstandar juga meringankan beban maintenance yang harus dilakukan oleh
departemen IT.

4. Penentuan anggaran dan manajemen biaya lebih mudah


Pemakaian aplikasi e-government sesuai standar juga memberi kemudahan dalam proses
penyusunan anggaran dalam pembangunannya. Dengan situasi seperti itu, pemerintah
tidak akan mengalami kesulitan memperhitungkan pengeluaran masing-masing lembaga.

5. Meningkatkan produktivitas
Terakhir, standardisasi aplikasi e-government juga mampu mendorong kinerja para
pegawai pemerintahan. Hal ini sangat berkaitan erat dengan kemudahan pengoperasian
aplikasi. Apalagi, tenaga operator yang menjalankan aplikasi pemerintahan bukanlah
tenaga yang disiapkan secara khusus.
3) Mendefenisikan pemerintahan terbuka dan menyajikan kerangka kerja
pemerintahan terbuka

Open government merupakan konsep yang melahirkan pemerintahan yang transparan,


partisipatif, kolaboratif, dan inovatif lingkungan pemerintah dengan menyediakan data
dan pengetahuan yang ada kepada pihak ketiga dan mengintegrasikan pengetahuan
eksternal ke dalam proses politik dan administrasi. Tabel 4.3
Definisi OECD (2009, hlm. 113) "Pemerintah terbuka dan responsif mengacu pada
transparansi tindakan pemerintah, aksesibilitas layanan dan informasi pemerintah, dan
respons pemerintah terhadap ide-ide baru. tuntutan dan kebutuhan.”
Harrison dkk. (2012. p. 84) "Akses yang lebih luas ke data pemerintah dan dokumentasi
lainnya, untuk berkontribusi pada proses pengambilan keputusan di dalam badan
kemampuan pemerintah, dan kemungkinan keterlibatan yang bertanggung jawab dengan
pimpinan lembaga dalam proses tersebut secara bertahap lebih demokratis. jantung dari
visi pemerintah yang terbuka."
Wirtz dan Birkmeyer (2015, hlm. 2) "Pemerintahan terbuka adalah proses multilateral,
politik, dan sosial, yang secara khusus mencakup tindakan transparan, kolaboratif, dan
partisipatif oleh pemerintah dan administrasi."
Kerangka Kerja Pemerintah Terbuka
• Elemen dan hubungan dalam kerangka pemerintahan terbuka adalah disimpulkan dari
literatur, yang berfungsi sebagai pedoman untuk menjelaskan konsep pemerintahan
terbuka.
• Kerangka kerja terdiri dari internal (tiga pilar pemerintahan terbuka transparansi,
partisipasi, dan kolaborasi) dan bagian eksternal (penggerak eksternal: akuntabilitas,
teknologi, penerimaan, dan kepercayaan terhadap pemerintah, dan peraturan dan hukum)
• Transparansi adalah salah satu aspek keterbukaan yang paling sering disebutkan
pemerintah. Menurut van Dooren et al. (2012), transparansi terdiri dari tiga komponen
dasar:
(1) rilis sistematis dan tepat waktu dari informasi,
(2) peran legislatif yang efektif, dan
(3) peran efektif untuk masyarakat sipil melalui media dan organisasi non-pemerintah.
Di dalam konteks, transparansi membutuhkan akses publik yang memadai untuk
informasi, yang merupakan elemen penting lain dari transparansi (Dawes 2010).
• Partisipasi, artinya pemangku kepentingan publik terlibat dalam pengambilan keputusan
kebijakan publik dan administrasi publik melalui informasi pertukaran, merupakan
bagian penting lain dari pemerintahan terbuka. Konsep ini adalah seharusnya mendorong
keterlibatan publik dan meningkatkan pemerintahan keputusan melalui masukan
tambahan yang relevan dari pemangku kepentingan publik.
• Pilar ketiga pemerintahan terbuka adalah kolaborasi. Dibandingkan dengan
transparansi dan partisipasi, kerjasama selama ini belum secara langsung terkait dengan
teori politik demokrasi (Harrison et al. 2012). Kolaborasi bertujuan untuk secara aktif
melibatkan pemangku kepentingan publik dalam administrasi prosedur dan kerjasama
yang efektif antara departemen eksekutif dan lembaga di semua tingkat administrasi
publik, serta dengan warga negara dan organisasi swasta.
• Ringkasnya, pemerintahan digital dan pemerintahan terbuka harus dilihat sebagai
konsep pelengkap. Sementara pemerintahan terbuka lebih merupakan filosofi atau
strategi bagaimana meningkatkan nilai publik melalui transparansi, partisipatif, dan
tindakan kolaboratif oleh pemerintah, pemerintah digital berkaitan dengan penanganan
elektronik prosedur administrasi untuk mendukung tugas publik secara efisien dan
efektif.
4) Mendeskripsikan tahapan model tahapan pengembangan pemerintahan digital

Tahap – tahap E-government menurut Impres no. 3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan
strategi nasional pengembangan, bahwa penerapan E-Government dapat dilaksanakan
melalui tingkatan sebagai berikut :
1. Tingkat persiapan yang meliputi :
 Pembuatan situs informasi di setiap lembaga
 Penyiapan SDM
 Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana Multipurpose
Community Center, Wernet, dll
 Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk public
2. Tingkat pematangan meliputi :
 Pembuatan situs informasi publik interaktif
 Pembuatan antar muka keterhubungan antar lembaga lain
3. Tingkat pemantapan yang meliputi :
 Pembuatan situs transaksi pelayanan public
 Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain
4. Tingkat pemanfaatan yang meliputi
 Pembuatatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G (Government To
Government), G2B (Government To Business), dan G2C (Government To
Citizen) yang terintegrasi.

Model World Bank


1. Publish : Dalam tahap ini yang terjadi adalah sebuah komunikasi satu arah, dimana
pemerintahan mempublikasikan berbagai data dan informasi yang dimilikinya untuk
dapat secara langsung dan bebas diakses oleh masyarakat dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan melalui internet
2. Interact : Pada tahapan ini terjadi komunikasi dua arah antara pemerintahan engan
masyarakat yang berkepentingan
3. Transact : Pada tahapan ini sudah terjadi perpindahan (transfer) uang dari pihak lain
sebagai sebuah konsekuensi dari diberikannya layanan jasa oleh pemerintahan

5) Jelaskan faktor-faktor keberhasilan pemerintahan digital


Faktor Keberhasilan TI
• Mengenai keberhasilan sistem pemerintahan digital, ada beberapa faktor keberhasilan
TI penting yang harus dipertimbangkan ketika merancang, mengimplementasikan, dan
memelihara seperti sistem.Karena faktor-faktor ini mengacu pada aspek terkait teknologi,
maka perlu untuk memiliki keterampilan dan kompetensi teknis TI masing-masing baik
dalam atau luar rumah.
• Faktor yang sangat krusial adalah keamanan dan privasi TI, yang merupakan dua hal
prasyarat penting untuk kepercayaan pengguna dan pengguna pemerintah digital
penerimaan. Dalam konteks ini, keamanan dan privasi dipahami sebagai keamanan,
kerahasiaan, dan kerahasiaan data pengguna pribadi yang dirasakan dan pemrosesan
informasi berbasis jaringan. Jika pengguna percaya bahwa informasi pribadi tidak aman,
mereka akan lebih enggan untuk melakukan transaksi digital pemerintah secara online
atau tidak akan melakukan mereka secara online sama sekali. Kualitas sistem TI adalah
faktor kunci sukses lainnya untuk menciptakan lingkungan e-government yang
menguntungkan. Ini termasuk semua
aspek teknologi dari sistem informasi serta terkait proses dan sumber daya pemerintah
digital.

Pertemuan 5

1. Present the client – server principle as well as the internet addressing in an illustration
and explain their interrelation. ( Sajikan prinsip klien – server serta pengalamatan internet
dalam sebuah ilustrasi dan jelaskan keterkaitannya. )
Answer : The client/server principle refers to the two components of a centralized
computer network: client and server machines. Clients request information and servers
send them the requested infomration. For example, when an individual uses his computer
to look at a Web page, his computer acts as the client, and the computer hosting the Web
page is the server. Browsers enable the connection between clients and servers. During
the 1990s, Netscape, an outgrowth of the early browser Mosaic, and Internet Explorer
were the dominant browsers. Eventually, Microsoft’s Internet Explorer became the
dominant browser. Other frequently used browsers are Mozilla Firefox and Safari.
( Prinsip klien/server mengacu pada dua komponen jaringan komputer terpusat: mesin
klien dan server. Klien meminta informasi dan server mengirimkan informasi yang
diminta. Misalnya, ketika seseorang menggunakan komputernya untuk melihat halaman
Web, komputernya bertindak sebagai klien, dan komputer yang menghosting halaman
Web adalah server. Browser memungkinkan koneksi antara klien dan server. Selama
tahun 1990-an, Netscape, hasil dari browser awal Mosaic, dan Internet Explorer adalah
browser yang dominan. Akhirnya, Microsoft Internet Explorer menjadi browser yang
dominan. Browser lain yang sering digunakan adalah Mozilla Firefox dan Safari. )

2. Describe the HMI model of human-machine interaction. ( Jelaskan model interaksi


manusia-mesin HMI. )
Answer : Human–machine interaction (HMI) refers to the communication and interaction
between a human and a machine via a user interface. Nowadays, natural user interfaces
such as gestures have gained increasing attention as they allow humans to control
machines through natural and intuitive behaviors. In gesture-based HMI, a sensor such as
Microsoft Kinect is used to capture the human postures and motions, which are processed
to control a machine. The key task of gesture-based HMI is to recognize the meaningful
expressions of human motions using the data provided by Kinect, including RGB (red,
green, blue), depth, and skeleton information. In this chapter, we focus on the gesture
recognition task for HMI and introduce current deep learning methods that have been
used for human motion analysis and RGB-D-based gesture recognition. More
specifically, we briefly introduce the convolutional neural networks (CNNs), and then
present several deep learning frameworks based on CNNs that have been used for gesture
recognition by using RGB, depth and skeleton sequences. ( nteraksi manusia-mesin
(HMI) mengacu pada komunikasi dan interaksi antara manusia dan mesin melalui
antarmuka pengguna. Saat ini, antarmuka pengguna alami seperti gerakan telah
mendapatkan perhatian yang meningkat karena memungkinkan manusia untuk
mengontrol mesin melalui perilaku alami dan intuitif. Dalam HMI berbasis gerakan,
sensor seperti Microsoft Kinect digunakan untuk menangkap postur dan gerakan
manusia, yang diproses untuk mengontrol mesin. Tugas utama HMI berbasis gerakan
adalah mengenali ekspresi bermakna dari gerakan manusia menggunakan data yang
disediakan oleh Kinect, termasuk RGB (merah, hijau, biru), kedalaman, dan informasi
kerangka. Dalam bab ini, kami fokus pada tugas pengenalan gerakan untuk HMI dan
memperkenalkan metode pembelajaran mendalam saat ini yang telah digunakan untuk
analisis gerakan manusia dan pengenalan gerakan berbasis RGB-D. Lebih khusus lagi,
kami secara singkat memperkenalkan jaringan saraf convolutional (CNN), dan kemudian
menyajikan beberapa kerangka pembelajaran mendalam berdasarkan CNN yang telah
digunakan untuk pengenalan gerakan dengan menggunakan urutan RGB, kedalaman dan
kerangka. )

3. Illustrate the risk-resources cybersecurity framework. ( Ilustrasikan kerangka kerja


keamanan siber sumber daya risiko. )
Answer : The NIST CSF defines a set of best practices that enables IT organizations to
more effectively manage cybersecurity risks. Organizations can voluntarily use this
framework to assess their cyber risks and set plans for improving or maintaining their
security posture over time. The framework focuses on using business drivers to guide
cybersecurity activities and considering cybersecurity risks as part of the organization’s
risk management processes. In addition, the framework provides a common taxonomy
and structure for cybersecurity by assembling standards, guidelines, and practices that are
working effectively today.The NIST CSF framework consists of three main parts: the
framework core, the implementation tiers, and the framework profiles. The framework
core is a set of cybersecurity activities, outcomes, and informative references common
across all sectors and critical infrastructure. Elements of the core provide detailed
guidance for developing individual, organizational profiles. Framework profiles will help
an organization align and prioritize its cybersecurity activities with its business objectives
and requirements, risk tolerances, and resources. The tiers provide a mechanism for
organizations to view and understand the characteristics of their approach to managing
cybersecurity risk, which will help in prioritizing and achieving cybersecurity objectives.
( NIST CSF mendefinisikan serangkaian praktik terbaik yang memungkinkan organisasi
TI mengelola risiko keamanan siber secara lebih efektif. Organisasi dapat secara sukarela
menggunakan kerangka kerja ini untuk menilai risiko dunia maya mereka dan
menetapkan rencana untuk meningkatkan atau mempertahankan postur keamanan mereka
dari waktu ke waktu. Kerangka kerja ini berfokus pada penggunaan penggerak bisnis
untuk memandu aktivitas keamanan siber dan mempertimbangkan risiko keamanan siber
sebagai bagian dari proses manajemen risiko organisasi. Selain itu, kerangka kerja ini
menyediakan taksonomi dan struktur umum untuk keamanan siber dengan menyusun
standar, pedoman, dan praktik yang bekerja secara efektif saat ini. Kerangka kerja NIST
CSF terdiri dari tiga bagian utama: inti kerangka kerja, tingkat implementasi, dan profil
kerangka kerja. Inti kerangka kerja adalah serangkaian aktivitas keamanan siber, hasil,
dan referensi informatif yang umum di semua sektor dan infrastruktur penting. Elemen
inti memberikan panduan rinci untuk mengembangkan individu, profil organisasi. Profil
kerangka kerja akan membantu organisasi menyelaraskan dan memprioritaskan aktivitas
keamanan sibernya dengan tujuan dan persyaratan bisnisnya, toleransi risiko, dan sumber
dayanya. Tingkatan tersebut menyediakan mekanisme bagi organisasi untuk melihat dan
memahami karakteristik pendekatan mereka dalam mengelola risiko keamanan siber,
yang akan membantu dalam memprioritaskan dan mencapai tujuan keamanan siber. )

4. What is blockchain? Describe transaction phases and contents of blockchain. ( Apa itu
blockchain? Jelaskan fase transaksi dan isi blockchain. )
Answer : Blockchain is a system of recording information in a way that makes it difficult
or impossible to change, hack, or cheat the system. On the blockchain, the process of
transaction verification and recording is immediate and permanent. The ledger is
distributed across several nodes, meaning the data is replicated and stored instantaneously
on each node across the system. When a transaction is recorded in the blockchain, details
of the transaction such as price, asset, and ownership, are recorded, verified and settled
within seconds across all nodes. A verified change registered on any one ledger is also
simultaneously registered on all other copies of the ledger. Since each transaction is
transparently and permanently recorded across all ledgers, open for anyone to see, there
is no need for third-party verification. ( Blockchain adalah sistem pencatatan informasi
dengan cara yang membuat sulit atau tidak mungkin untuk mengubah, meretas, atau
menipu sistem. Di blockchain, proses verifikasi dan pencatatan transaksi bersifat
langsung dan permanen. Buku besar didistribusikan di beberapa node, yang berarti data
direplikasi dan disimpan secara instan pada setiap node di seluruh sistem. Ketika
transaksi dicatat di blockchain, detail transaksi seperti harga, aset, dan kepemilikan,
dicatat, diverifikasi, dan diselesaikan dalam hitungan detik di semua node. Perubahan
terverifikasi yang terdaftar pada satu buku besar juga secara bersamaan terdaftar pada
semua salinan buku besar lainnya. Karena setiap transaksi dicatat secara transparan dan
permanen di semua buku besar, terbuka untuk dilihat siapa saja, tidak perlu verifikasi
pihak ketiga. )

5. Describe the CSC internet Regulation Model. ( Jelaskan Model Regulasi internet CSC. )
Answer : These regularly aspect can be summarized in a common conceptual reference
framework, the so-called CSC internet regulation model.
Pertemuan 6

1.Outline the core components of a platform environment and their interactions in the platform
environment.
2.Present interaction on platform environment, ecspecially demand and supply aspects.
3.Explain the SSU sharing platform model.
4.Describe sharing applications.
5.Present crowd platfroms and their contects.
Answer:
Figure 8.1 depicts a platform consisting of four components. Each of the components is
subdivided and enhanced with examples (content based on Parker et al. 2016).
The functional level illustrates the basic benefits of operating a platform, whereby a
distinction can be made between different functions, such as acting as an intermediary,
pooling, or profiling.
At the same time, cloud technologies have significantly reduced associated costs, mainly
due to their scalability.

the online networking of millions of people also allows platform operators like Amazon
to participate in a large number of transactions without having to buy or stock the goods
themselves.
Here, the platform serves as a collector. Profiling, by contrast, pursues the goal of
collecting and evaluating specific information regarding a certain object or an individual. 

1. Sharing platforms differ in their formats. Often their digital formats in terms of websites,
programs, and mobile applications have great importance. Principally, some providers
also offer operation via e-kiosks or telephone services, for example.

2. Against the background of the sharing platform model, a variety of applications can be
distinguished in the shareconomy. Table 8.2 shows applications in the shareconomy for
the areas of real estate, mobility, everyday objects, and services with regard
to their applications, customer benefits, and practical examples.

3. Another form of support for new projects is crowd investing that is predominantly carried
out by companies. This approach is also often called equity crowdfunding, as it relies in
particular on the sponsors’ focus on return on investment. The key difference
to crowdfunding is the equity character of the funding, according to which crowdfunding
participants are promised a share of the profits if the project or the company is successful.
The fourth type of crowdsourcing in the financing sector is social trading. This especially
concerns copy trading or mirror trading, which rely on particularly successful traders in
financial markets being copied by other traders on social trading platforms in
their investment decisions. Table 8.3 presents application examples of finance-related
crowdsourcing services.
Pertemuan 7

1. Definisi Digital Economy


Digital Economy adalah peserta ekosistem digital bekerja sama dengan secara
kolaboratif memberikan nilai kepada pelanggan. Akibatnya, ada pertukaran antara
peserta, yang bersifat kolaboratif dan kompetitif. Oleh karena itu, berbagai model
mungkin menggabungkan struktur pasar dan komponen rantai nilai. Lapisan interaksi
memberikan peran khusus kepada berbagai pihak dan, pada akhirnya, menentukan
aktivitas masing-masing pemangku kepentingan dalam hal penciptaan nilai dan
penangkapan dalam ekosistem tertentu.

2. Jelaskan Struktur , actor dan interaksi Digital Economy


Model tata kelola mengacu pada konteks regulasi ekosistem digital, yang menentukan
tata kelola ekosistem. Ini menggambarkan sistem kontrol dan pengaturan dalam arti
struktur (organisasi struktural dan prosedural) ekosistem yang dianggap sebagai unit
yang kompleks dan heterogen. Istilah tersebut digunakan dalam pengertian kontrol
atau regulasi, meskipun ekosistem bukanlah suatu sistem tertutup melainkan suatu
sistem terbuka yang mendorong banyak pelaku untuk berpartisipasi.
Sistem tata kelola dapat dibedakan dalam tata kelola relasional, tata kelola
kontraktual, dan tata kelola teknologi (Lamineau et al. 2020). Tata kelola relasional
mengacu pada kebijakan norma dan nilai sosial, hubungan kolaboratif dan fungsional,
kesepakatan dan konsultasi bersama, serta konvensi jejaring dan pertukaran. Tata
kelola kontrak menggambarkan bidang urusan hukum, perjanjian kontrak dan aturan
formal, serta pedoman dan prosedur. Area tata kelola teknologi mengacu pada
manajemen infrastruktur yang sistematis dan strategis

Model interaksi dan layanan ekosistem digital dapat dipisahkan dalam delapan
subbagian: (1) pengadaan, (2) interaksi pengadaan, (3) penciptaan pengetahuan, (4)
penciptaan nilai, (5) penangkapan nilai, (6) produk yang dihasilkan. dan layanan, (7)
interaksi penyediaan, dan (8) pelanggan. Selaras dengan ide dasar model bisnis,
bagian pengadaan menjelaskan masukan ke ekosistem, dan pelanggan menjelaskan
bagian keluaran yang menangani pelanggan ekosistem

Penciptaan Pengetahuan
Penciptaan pengetahuan membutuhkan tiga input penting: data, dana, dan tenaga
kerja. Secara umum, perusahaan sektor swasta mendanai proyek penelitian dan
pengembangan (proyek R&D) untuk meningkatkan teknologi produksi yang ada atau
memajukan penyediaan layanan.

Penciptaan Nilai
Nilai mencerminkan bagian "tradisional" dari model bisnis dan menyatakan proses
penambahan nilai dengan menggabungkan berbagai input selama produksi untuk
mencapai hasil yang diinginkan pelanggan. Tujuan layanan digital untuk pelanggan
mengarah pada dua pendekatan bisnis yang terkait tetapi berbeda secara fundamental:
penyediaan data dan hosting data.

Value Capture
Penciptaan pengetahuan dan nilai memiliki tujuan, yang biasanya menangkap nilai
dari para aktor yang terlibat. Penangkapan nilai seperti itu mengacu pada gagasan
untuk menghasilkan utilitas konkret, seperti pendapatan finansial atau tingkat peluang
pendapatan yang lebih tinggi. Pembuat keputusan dan aktor lain menggunakan
informasi dari bagian penciptaan nilai untuk menciptakan solusi layanan yang sesuai
dalam penciptaan bersama dengan penggunanya. Dalam ekosistem digital,
penangkapan nilai dicapai melalui augmentasi berbasis TIK dari proses penciptaan
nilai yang ada, adaptasi masing-masing dari proses desain layanan, serta
penggabungan berbagai aktor untuk penciptaan nilai. Praktik menangkap nilai adalah
prinsip inti dari pemikiran model bisnis dan sangat penting karena penciptaan nilai
saja tidak memuaskan aktor yang terlibat.

Produk dan Servis


Dalam konteks bisnis digital, ini dapat dibedakan dalam barang yang terkait dengan
konten, perdagangan, konteks, atau jenis koneksi. Setiap jenis model menggambarkan
jenis layanan atau produknya sendiri tetapi tidak membatasi variasi produk dan
layanan yang dihasilkan dari ekosistem digital.

Pelanggan Ekosistem
Berupa individu tetapi juga organisasi swasta dan publik yang mengkonsumsi produk
dan layanan tetapi juga berkontribusi pada penciptaan nilai dengan menyediakan data,
biaya, serta partisipasi mereka dalam pendekatan penciptaan bersama.
Mempertimbangkan perspektif model bisnis, pelanggan adalah penerima inti dari
semua aktivitas ekosistem digital. Namun, karena ekosistem memasukkan pelanggan
ke dalam proses penciptaan nilai, pelanggan menjadi bagian integral dari ekosistem
dan 290 9 Digital Ecosystem, Disintermediation, dan Disruption tidak berdiri sebagai
target eksternal.

3. Jelaskan aspek disintermediasi dari rantai nilai


Inbound logistics, adalah suatu kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan
penyimpanan, penerimaan dan juga menyebarkan produk.
Operation, yakni suatu kegiatan yang merubah produk bahan baku menjadi produk
akhir.
Outbound logistic, adalah suatu kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan
menyebarkan produk ataupun jasa kepada pelanggan.
Marketing and sales, adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran dan
juga penjualan seperti promosi, dll.
Service, adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan menyediakan layanan agar bisa
lebih meningkatkan pemeliharaan suatu produk, seperti perawatan, perbaikan, dan
juga pelatihan
Infrastruktur perusahaan (firm infrastructure), adalah suatu kegiatan yang berkaitan
dengan biaya dan juga aset yang berkaitan dengan manajemen umum, keuangan,
akuntansi, keamanan, dan juga keselamatan sistem informasi.
Manajemen sumber daya manusia (SDM) (human resources management), adalah
suatu kegiatan pelatihan, pengembangan, dan juga kompensasi untuk seluruh jenis
personel yang di dalamnya termasuk mengembangkan tingkat keahlian pekerja.
Pengembangan teknologi (technology development), adalah kegiatan yang
berhubungan dengan perbaikan proses, produk, pengembangan software, perancangan
alat, sistem telekomunikasi, kapabilitas basis data baru, sampai membangun
dukungan sistem yang terkomputerisasi.
Pengadaan (procurement), adalah suatu aktivitas yang berkaitan dengan cara
mendapatkan sumber daya, seperti fungsi pembelian yang digunakan di dalam value
chain.

4. Jelaskan gangguan model digital perusahaan berdasarkan nilai rencana dan strategi
Strategi digital hanya focus menggunakan teknologi untuk meningkatkan
menggunakan teknologi untuk meningkatkan performa bisnis,atau menciptakan
produk baru. tujuannya mengarahkan perusahaan untuk membuat peluang kompetitif
menggunakan teknologi.

Contoh value proposition adalah sebuah perusahaan dapat mendapatkan akses


terhadap Produk yang besar , 24 jam streaming tanpa iklan.

5. Jelaskan struktur lima level model dari gangguan digital


Level #1: Digitizing Operations
Automation has driven process efficiencies for many years. However, there were
limitations and impact was slow due to high implementation cost, system risk, and
other factors. RPA provides a relatively better mechanism through its efficient
deployment, ability to treat core technology like a BlackBox, and higher returns at
lower cost and risk. While the initial years saw more impact in higher volume
transactions, typically in personal lines, RPA is now gaining ground in more complex
operations like commercial lines through cognitive and AI combinations. The primary
driver is cost, but it also has a significant impact on customer outcomes through
enhanced quality and speed.

Level#2: Digital Customer Engagement


Traditionally, insurance has been agent-driven, and even as the direct channels have
grown, many of them use non-digital modes of engagement. Other financial services
industries like banks have taken the lead in redefining customer engagement using
digital with reduced friction, cost and more importantly catering to the millennial
population. Most insurance companies are grappling with this issue and making
investments to tap digital channels that help attract and retain customers. Digital
engagement applies to new business through digital marketing, online customer
journeys, digital underwriting, and binding, as well as policy administration and
claims through self-service. These digital channels are only effective when the
backend is digitized, which requires digitization of operations.
A study suggests that the life insurance ‘winners’ of tomorrow will likely be those
organizations that blend an advice-driven approach with a digitally enhanced
engagement strategy to help meet evolving consumer expectations.

Level #3: Digital Data Flows:


Advances in artificial intelligence and the Internet of Things (IoT) have opened up
new markets and new opportunities. Telematics, home sensors, drone surveys, and
other innovations can provide insurers with critical data they can leverage using
analytics to help make a better decision in areas including underwriting, pricing, and
claims adjudication. Digital data flows help insurers manage their customers as
individuals rather than groups — an expectation of today’s digital customers. This
also allows for tremendous speed in decision making and provides a more accurate
and personalized offering to the customer.
With 6.4 billion devices already connected and 5.5 million new devices added every
day, the IoT’s real-time data collection and sharing power will create significantly,
new opportunities in finer product segmentation, more specialized pools of risk and
predictive modeling to better assess risk, improve loss control and accelerate
premium growth.

Level #4: Digital Capitalize Enabled Safer World


Over time, digital technologies like connected homes, sensors, and driverless cars will
reduce human error and provide better responses to hazards, improving safety. While
the need for insurance will not go away, it will impact its pricing and scale. However,
this safer world will create the need for more innovative products and protection
services. Risks arising from cybersecurity will fuel the need for risk coverage from
corporations and individuals. Risk coverage fundamentals will shift as risk coverage
requirements shift.
Insurers of the future will play more of a risk avoidance role and less of a risk
mitigation one.

Level #5: Digital Disintermediation


This type of disruption changes the way business is done. Spotify and Uber exemplify
this. Spotify doesn’t just provide music streaming, it’s made music consumption a
collaborative activity. The same goes for Uber; they haven’t made taxis more
efficient, they have changed the model for traveling in non-self-owned vehicles. A
simplistic (perhaps too simplistic but fundamentally correct) way of describing an
insurance carrier is being an intermediary between risk-cover seekers and those with
capital to deploy. Similarly, brokers act as an intermediary for customer engagement.
The intermediary is an aggregator, algorithm and customer engagement model.
Digital technologies can do all three. There are insurtech companies, though at an
early stage of their evolution, who offer these three functionalities through online
customer journeys, comparison platforms, chatbots, automated underwriting, and
claim adjudication, pricing algorithms and peer-to-peer networks for capital
deployment. While they currently serve a narrow and low-end risk segment with an
occasional need for exception processing, they have demonstrated that aggregation
algorithms and customer engagement can be an end-to-end digital offering.
Leading companies are using data and analytics not only to improve their core
operations but to launch entirely new business models.

Anda mungkin juga menyukai