Februari 2010. Lembaga ini didirikan oleh sebuah yayasan yaitu Lembaga
Pendidikan dan Dakwah (LPD) Robbani Cendekia diketuai oleh Bapak Adi
Sucipto. Awal pertama didirikan menyewa tempat yang beralamat di Jalan Raya
dengan luas tanah 775 m2 dan luas bangunan sebesar 364 m2.
Pada tahun pertama mendapatkan 11 siswa yang pada saat itu dikepalai oleh
Ibu Nevik Nur Rahmawati, S.Ag. Setelah 7 tahun berjalan, Alhamdulillah di tahun
2017 bisa menempati gedung yang didirikan di atas tanah wakaf dari bapak H.
Basuki yang terletak di Jln. Gatutkoco Desa Jenangan, Kec. Jenangan Kab.
tetapi juga diminati oleh masyarakat kecamatan Pulung dan kecamatan Ngebel.
Jumlah murid dari tahun ke tahun meningkat, saat ini membuka 6 rombel yaitu
klas A 3 rombel, klas B 3 rombel. Alhamdulillah pada tahun 2019 yang lalu TK
mudahan TK Islam Terpadu Robbani Cendekia selalu menjadi lebih baik dan
Pendidikan dan Dakwah Robbani Cendekia, telah memiliki izin dari Dinas
Taman kanak-Kanak dan telah telah lulus akreditasi dari BAN PNF tahun 2019,
PAUD-TK/51100/0071/11/2019.1
CENDEKIA
1
Lihat Transkip Dokumentasi No. 01/D/18 III/2022
19. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR : Kombinasi Pagi dan siang Hari
20. BANGUNAN TK : Milik Sendiri
21. LOKASI TK : Kelurahan Jenangan
22. JARAK KE PUSAT KECAMATAN : ± 1 km
23. JARAK KE PUSAT OTODA : ± 10 km
24. TERLETAK PADA LINTASAN : Kecamatan
25. JUMLAH KEANGGOTAAN GUGUS : 11 Lembaga PAUD
26. ORGANISASI PENYELENGGARA : YPD Robbani Cendekia
Pendidikan Islam terpadu adalah proses pendidikan yang menekankan
bertujuan untuk:
(Shohibah Ibadah)
g. Senantiasa mengokohkan diri atas hukum Allah melalui ibadah dana mal
h. Kunjungan
i. Renang
j. Pondok ramadhan
k. Outbond
l. Manasik haji
m. Calistung
terbentuknya generasi muslim cendekia, berakhlaq mulia, mandiri dan cinta tanah
airnya.
Sejalan dengan visi tersebut maka misi dari TKIT Robbani Cendekia adalah:
b. Membina potensi religi, emosional dan intelektual anak sejak dini secara
Berdasarkan visi dan misi diatas, maka tujuan pendidikan yang ingin dicapai
sejak dini agar menjadi manusia yang bertaqwa, berbudi luhur dan cerdas
e. Memiliki rasa cinta terhadap tanah airnya yang tinggi sejak dini agar mencintai
dan menghormati berbagai budaya, suku, adat, serta agama yang ada di
Indonesia.2
3. Data Guru
Tenaga pendidik yang biasa disebut guru mempunyai peran penting. Di TKIT
Robbani Cendekia saat ini memiliki 6 guru tetap TK kelompok A dan kelompok B
Pembina yayasan dari TKIT Robbani Cendekia adalah Drs,. KH. Syamsudin, LC,
Drs. H. M. Nurhadi Hanuri, dan Supriyono Muslish. Ketua yayasan dari TKIT
Robbani Cendekia adalah Adi Sucipto, dengan wakil ketua Supriyono, S.Pd. SD,
Sekretaris Siswanto, A.Ma, dan bendahara dan komite Suyono. Sedangkan kepala
4. Data Siswa
2
Ibid.
3
Lihat Transkip Dokumentasi No. 02/D/8 III/2022
Pada tahun pelajaran 2021/2022 peserta didik di TKIT Robbani Cendekia
kelompok A dan kelompok B. Setiap kelompok dibgai menjadi 3 kelas jadi siswa
di TKIT Robbani Cendekia rata-rata berumur 5-6 tahun terdiri dari 6 kelas yang
meja siswa, 36 bangku siswa, 3 meja guru, 3 kursi guru, 3 loker, 3 buah jam
dinding, 3 kipas angin, 3 kotak P3K, 3 buah sapu, 1 buah pel, dan 3 buah tong
sampah. Lantai kelas sudah memakai keramik sehingga anak harus melepas
sepatunya yang diletakkan di rak sepatu di depan kelas. Posisi duduk siswa yaitu
tersusun dari berhadapan dengan 6 meja, dengan setiap meja 2 bangku siswa.
Posisi duduk setiap anak diatur oleh guru dan diubah setiap harinya. Di dalam
kantor terdapat 2 buah rak buku, 2 buah lemari, 1 meja kepala sekolah, 1 kursi
kepala sekolah, 1 kursi tamu beserta meja, 1 meja sekretaris sekolah, 1 kursi
sekretaris sekolah, 1 buah pengeras suara, 1 buah jam dinding, 3 buah kalender, 1
buah krincingan, dan 1 buah lemari khusus piala. Untuk kamar mandinya terletak
banyak bermain out door diantaranya 1 jungkat jungkit, 2 putaran, 2 ayunan, dan
gambar bersusun, pasir-pasiran, balok, plastisin, dan lego. Sama dengan sekolah
4
Lihat Transkip Dokumentasi No. 03/D/15 III/2022
untuk para siswanya. Untuk perempuan wajib memakai jilbab dan yang laki-laki
tidak wajib menggunakan peci. Jadwal pakaian siswa TKIT Robbani Cendekia:
a. Hari Senin menggunakan seragam berwarna hijau, untuk yang laki-laki atasan
baju warna hijau muda dengan celana panjang warna hijau tua. Sedangkan
yang perempuan memakai seragam berwarna hijau dalam bentuk jubah dan
b. Hari Selasa menggunakan seragam berwarna biru, untuk yang laki-laki atasan
baju warna biru dengan motif kotak-kotak dengan celana panjang warna biru.
d. Hari Kamis menggunakan seragam berwarna hijau, untuk yang laki-laki atasan
baju warna hijau muda dengan celana panjang warna hijau tua. Sedangkan
yang perempuan memakai seragam berwarna hijau dalam bentuk jubah dan
TKIT Robbani Cendekia masuk sekolah pada pukul 07.30 WIB dan berakhir
pada pukul 12.00 WIB untuk hari jum‟at pembelajaran berakhir pada pukul 11.00
WIB. Orang tua dilarang untuk menunggu siswa di lingkungan sekolah selama
proses pembelajaran berlangsung dan dapat kembali menjemput anak setelah jam
pelajaran selesai. Pembelajaran diawali dengan rutinitas seperti biasa yakni sholat
dhuha dan circle time. Ketika akan sholat dhuha guru meminta 1 orang murid
hadits meluruskan barisan atau shof sholat. Sholat dhuha dilakukan sebanyak 2
berdoa sebelum belajar dan bermain lalu hafalan surat, do’a, dan hadits sesuai
ketentuan setiap pekan. Selain itu anak juga menyanyi lagu angka mulai angka 1-
20 dalam Bahasa Indonesia, jawa dan arab juga menghafal asmaul husna, nama
dibagi menjadi 3 kelas dengan 34 jumlah murid yang terdiri dari kelas isa, ilyas,
kelas.
adalah memerintahkan murid untuk mengambil buku jilid wafa dan buku menulis
wafa. Jadi selain membaca buku jilid wafa anak juga belkajar menulis huruf
hijaiyah. Setelah semua murid menyiapkan buku membaca jilid wafa dan buku
menulis wafa. Lalu guru menuliskan lafadz dipapan tulis kemuadian anak
anak satu persatu untuk membaca buku jilid wafa sesuai dengan sampai halaman
ini dilakukan setiap hari senin dan selasa seusai kegiatan tematik, sedangkan
Pada hari jum’at pembelajaran pun berubah menjadi lebih memfokuskan pada
B. Paparan Data
1. Data tentang penerapan Metode Wafa dalam meningkatkan minat belajar
Guru yang profesional dapat mengetahui dengan baik apa yang harus
5. Setiap murid merata memiliki buku Wafa sendiri sesuai dengan jilid atau
otak kanan yang menyenangkan bagi anak usia dini. Maksud dari penggunaan
5
Haidir dan Salim, Strategi Pemebelajaran (Suatu Pendekatan Bagaimana Meningkatkan Kegiatan
Belajar Siswa Secara Transformatif), 2nd edn (Medan: Perdana Publishing, 2014).
metode ini adalah untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur’an anak usia dini.
Qur’an karena metode belajar Al-Qur’an tidak sesuai dengan dunia anak-anak,
sehingga membuat anak cepat bosan, malas bahkan tidak mau belajar. Hal ini
sebagaimana yang di sampaikan oleh Ibu Arwaheni, S.Pd selaku guru kelas TK B
Sekarang ini banyak orang tua yang kurang peduli dengan minat belajar Al-
Qur’an anaknya, mereka sibuk dengan pekerjaannya dan kurang mengarahkan
serta memotivasi anak supaya berminat dalam belajar Al-Qur’an. Selain itu, yang
membuat anak kurang berminat belajar Al-Qur’an adalah Metode belajar Al-
Qur’an tidak sesuai dengan dunia anak-anak, sehingga membuat anak cepat
bosan, malas bahkan tidak mau belajar. Pada kenyataannya minat belajar Al-
Qur’an anak-anak kelompok TK B di TKIT Robbani Cendekia Jenangan ini
masih rendah. Hal ini di tandai dengan adanya anak yang diajak belajar membaca
Al-Qur’an tetapi masih asyik bermain, sehingga anak belum mengenal huruf Al-
Qur’an masih belum bisa membedakan huruf yang hampir sama dan belum bisa
melafalkan huruf dengan benar ataupun belum lancar dalam makhorijul huruf.6
Minat anak belajar Al-Qur’an ketika di rumah juga sangat kurang juga sudah
dengan metode yang sama disekolah karena anak lebih banyak bermain. Hal ini
sebagaimana yang di sampaikan oleh Ibu Chusnul Chotimah, S.Pd selaku wali
murid dari Wafiqna menyatakan: Privat, nada Wafa. Bukan metode Wafa yang
pakai cerita, dulu gitu, sangat kurang karena disuruh belajar sulit dan kebih
banyak bermain.7
Wafa. Penggunaan metode Wafa dilakukan sejak 2013. Guru memilih metode
Wafa karena metode pembelajaran Al-Qur’an yang sesuai dengan rentang usia 5-
perencanaan khusus yang tertuang di RPPM dan RPPH. Guru memiliki sertifikat
6
Lihat transkip wawancara 01/W/29-12/2021
7
Lihat transkip wawancara 13/W/21-3/2022
khusus metode Wafa. Metode Wafa itu sangat istimewa dan berbeda dari metode
belajar Al-Qur’an yang lain. Sebagaimana yang disampaikan oleh kepala sekolah
yaitu:
Selaras dengan yang dikatakan oleh Ibu Darul Muslikah, S.Ud selaku guru
Saya sudah mengajar sejak tahun 2018 mungkin sekitar 4 tahun. Sejak awal
saya mengajar sudah menggunakan metode wafa. Menggunakan metode tersebut
karena mudah diajarkan dan anak cepat mengerti. Dengan metode wafa anak-
anak dapat belajar Al-Qur’an dengan gerakan sehingga membuat anak mudah
menghafal dan mengingat huruf-huruf hijaiyah. Saya ada sertifikat, akan tetapi
saya tidak pernah sekarang ini mengikuti pelatihan belajar wafa lagi.9
Sejak awal mengajar saya memakai metode Wafa. Kami memilih metode
tersebut karena kami beranggapan bahwa metode tersebut lebih efektif, mudah,
juga cepat anak-anak memahaminya. Degan metode Wafa, anak-anak dapat
belajar Al-Qur;an dengan bernyanyi, bermain, dan bercerita. Sehingga anak-anak
belajar Al-Qur’an dengan riang gembira.10
Di dalam pelaksanaan membaca Al-Qur’an dengan metode wafa harus sesuai
sampaikan oleh Ibu Narnika, S.Pd selaku kepala sekolah TKIT Robbani Cendekia
yaitu, Saya memiliki sertifikat khusus mengajar Wafa dengan mengikuti kegiatan
sertifikasi pada tahun 2012 lalu di Surabaya.11 Sejalan dengan Ibu Arwaheni, S.Pd
Saya mempunyai sertifikat guru Wafa, karena guru yang mengajar dengan
metode Wafa harus memenuhi kualifikasi dengan mempunyai sertifikat tersebut.
8
Lihat Transkip Wawancara 02/W/07-03/2022
9
Lihat Transkip Wawancara 05/W/9-3/2022
10
Ibid.
11
Lihat Transkip Wawancara 02/W/07-03/2022
Saya pernah ikut pelatihan kegiatan sertifikasi Wafa tepatnya di Surabaya pada
tahun 2012 lalu. Kualifikasinya terdiri dari pendidikan minimal SMA atau
sederajat, memiliki sertifikat mengajar dari WAFA, Melakukan continuous
improvement dan tabsinut tilawah (memperbaiki bacaan). Sedangkan
kompetensinya yaitu hafal minimal juz 29 dan 30 (2 Juz), dapat membaca Al-
Qur’an dengan baik dan benar (dengan martabat tartil) dengan nada hijaz, bisa
menulis huruf arab, dan senang berinteraksi dengan anak-anak.12
Ibu Arwaheni, S.Pd selaku guru kelas TK B Zakaria yang sudah bersertifikasi
Menurut saya pelaksaan metode wafa telah berjalan efektif karena sudah
terbukti banyak lulusan dari sekolah ini yang sudah bisa baca Al-Qur’an setelah
tamat dari sekolah ini. Pelaksaannya sudah jelas mengikuti aturan metode wafa.
Dahulu sebelum pandemi anak-anak dalam belajar Al-Qur’an dengan durasi lebih
dari 1 jam. Sehingga anak lebih leluasa berman flash card huruf hijaiyah dan
membuat anak mudah mengingat dan menghafal nama dan jenis huruf yang
tertera pada flashcard. Selain itu juga menggunakan alat peraga yang membuat
anak tertarik ketika membaca buku tilawah wafa. Buku tilawah wafa yang paling
inggi yaitu buku tilawah jilid 5, sedangkan yang paling rendah yaitu buku tilawah
jilid 1, lalu ditambah tajwid dan ghorib. Anak seusia TK B sudah mencapai buku
tilawah wafa jilid 3. Siswa membaca bisa 1 sampai 2 halaman dalam 1 hari.
Dengan demikian materi yang disampaikan guru secara menarik dapat diserap
anak dengan baik sehingga memperoleh hasil memuaskan yakni anak sudah bisa
membaca Al-Qur’an di usia dini.13
metode wafa ini terdiri dari flashcard, alat peraga, gambar sesuai tema, dan buku
tilawah jilid wafa yang berwarna sehingga anak belajar dengan senang.
12
Ibid.
13
Lihat Transkip Wawancara 07/W/14-3/2022
Dalam pembelajaran Al-Qur’an dengan metode wafa, menggunakan flashcard,
alat peraga, gambar yag dibuat guru sekreatif mungkin sesuai tema
pembelajaran, dan buku tilawah jilid wafa warna sehingga membuat anak
tertarik ketika belajar Al-Qur’an. Dalam membaca buku tilawah Wafa yang
paling inggi yaitu buku tilawah jilid 5, sedangkan yang paling rendah yaitu buku
tilawah jilid 1, lalu ditambah tajwid dan ghorib. Anak seusia TK B sudah
mencapai buku tilawah Wafa jilid 3. Siswa membaca bisa 1 sampai 2 halaman
dalam 1 hari. Dengan demikian materi yang disampaikan guru secara menarik
dapat diserap anak dengan baik sehingga memperoleh hasil memuaskan yakni
anak sudah bisa membaca Al-Qur’an di usia dini.14
Selain Itu model pembelajaran yang asyik yakni, model pembelajaran klasikal
dan privat. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibu Arwaheni, S.Pd sebagai
berikut:
Model pembelajarannya yaitu klasikal dan privat. Ketika klasikal guru bernasydid
atau bernyanyi tentang Wafa atau lagu yang menyangkut tema pembelajaran,
memberikan kode warna untuk bahan pembelajaran dan perlengkapan seperti
flash card dan alat peraga. Selain itu, juga menggunakan alat bantu seperti
menggambar suatu kegiatan yang menyangkut huruf yang dipelajari. Guru juga
melafadzkan huruf hijaiyah dan meminta murid untuk menirukan dan mengulangi
kembali huruf hijaiyah yang dilafadzkan guru. Guru memperagakan konsep
sambil memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari langkah-
demi langkah. Ketika privat, guru melakukan bimbingan dengan duduk disebelah
anak bukan di depan atau di belakang anak.15
Dalam metode Wafa ini, saya menggunakan strategi sesuai dengan modalitas
belajar anak. Modalitas belajar terdiri dari 3 macam, yaitu visual, auditorial, dan
kinestetik. Strateginya dilakukan yaitu guru bernasydid atau bernyanyi tentang
Wafa atau lagu yang menyangkut tema pembelajaran, memberikan kode warna
untuk bahan pembelajaran dan perlengkapan seperti flash card dan alat peraga.
Saya menggunakan alat bantu seperti menggambar suatu kegiatan yang
menyangkut huruf yang dipelajari. Saya melafadzkan huruf hijaiyah dan meminta
anak untuk menirukan dan mengulangi kembali huruf hijaiyah yang saya
lafadzkan. Saya memperagakan konsep sambil memberikan kesempatan anak
mempelajari langkah demi langkah.16
halaman. Maka dari hasil pengamatan dapat mengambil kesimpulan bahwa guru
14
Lihat transkip wawancara 06/W/10-3/2022
15
Lihat transkip wawancara 04/W/8-3/2022
16
Lihat transkip wawancara 03/W/8-3/2022
melaksanakan pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan metode wafa secara
langsung ke siswa dengan bertatap muka satu persatu. Wafa diajarkan setiap hari
senin dan selasa seusai pembelajaran tentang tema. Awalnya guru membaca lalu
anak menirukan, setelah itu anak membaca sendiri dan guru menyimak dan
mengajarkan wafa tilawah jilid 1, guru mengajarkan wafa dengan nada hijaz,
bacaan siswa yang paling rendah berada di tilawah jilid 1 dan yang paling tinggi
semester dengan banyak bacaan 1 Sampai 2 halaman dalam setiap kali pertemuan.
dan terjadi antara guru dan murid. Pembelajaran dilakukan agar tercapainya suatu
tujuan yang telah ditentukan sejak awal. Sebagai penggerak, guru harus mampu
berjalan dengan lancar sesuai dengan materi yang diajarkan. Maka, dalam hal ini
seperti metode Ummi, Wafa, Iqro, An-Nahdliyah, dan lain sebagainya. Dalam
yang benar-benar sesuai dengan karakteristik murid. Hal ini juga dilakukan pada
metode wafa. Metode ini merupakan metode yang dianggap sesuai dan tepat
sesuai dengan karakteristik juga usia anak. Sebagaimana ibu Arwaheni, S.Pd
metode Wafa, Ibu Arwaheni, S.Pd menyatakan, Anak sangat bersemangat ketika
karena guru menggunakan flashcard untuk bermain, alat peraga dan gambar-
gambar sesuai tema kegiatan pada hari itu. Ketika privat anak juga bersemangat
karena meraka antri dulu atau dipanggil satu persatu.18 Kecocokan menggunakan
metode wafa juga dipaparkan oleh beberapa siswa bahwasanya dengan metode
tersebut bacaan anak usia dini dapat mengahafal huruf hijaiyah dengan bermain
dan bernyanyi serta bacaannya terarah. Hal ini dikarenakan di dalam metode wafa
menggunakan otak kanan dengan bermain dan bernyanyi serta bercerita sehingga
anak tidak terasa untuk belajar. Tetapi bermian bisa baca Al-Qur’an.
siswi merasa senang dalam proses pembelajaran. Hal utama yang dilakukan oleh
para guru yatiu menyeimbangkan fungsi otak kiri dan otak kanan. Karena pada
otak kiri saja. Sebagaimana yang diungkapkan oleh peneliti Professor Roger
bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional. Cara berfikirnya sesuai untuk tugas-
menempatkan detail dan fakta, fonetik, serta simbiolisme. Cara berfikar otak
kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif dan holistic. Cara berfikirnya sesaui
dengan cara-cara untuk mengetahui yang bersifat non verbal, seperti perasaan dan
bentuk dan pola, music, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.19
Ciri khas dari metode Wafa dengan menggunakan otak kanan yang bersifat
acak, tidak teratur intuitif, dan holistik. Cara berfikirnya sesuai dengan cara-cara
untuk mengetahui yang bersifat non verbal. Seperti perasaan dan emosi,
dan pola, music, seni, kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi. Dengan
pengenalan huruf pertama dilakukan secara acak tidak dari “ alif ba ta tetapi dari
“ma ta sa ya ka ya ro da” dan dengan gerakan dan mimik muka yang ekspresif
yang di dahului dengan bercerita sesuai gambar yang tertera pada buku tilawah.
Selain itu guru juga memotivasi anak, sehingga anak bersemangat dan berminat
Anak-anak belajar Al-Qur’an seminngu 2 kali yaitu setiap hari senin dan
selasa. Pembelajarannya dilakukan setelah kegiatan pembelajaran tentang tema.
Langkah-langkah pembelajaran Wafa menggunakan 5P (pembukaan,
19
Tim Wafa.6-7.
pengalaman, pengajaran, penilaian, dan penutupan). Pembukaan meliputi bertanya
kabar, bertanya pertanyaan menantang, melihatkan video atau film, cerita, nasyid
atau menyanyi, dan tebak-tebakan. Pengalaman meliputi pertanyaan terstruktur,
simulasi atau peragaan langsung oleh murid, dan nasyid atau cerita analogis.
Pengajaran meliputi penanaman konsep dan baca tiru (talaqi). Penanaman Konsep
(PK) adalah guru mentalaqi contoh pokok bahasan dengan langsung atau
menggunakan kartu peraga secara bertahap, diulang-ulang dan diacak. Baca tiru
(talaqi) guru mentalaqi halaman latihan pada buku ajar atau peraga besar.
Penilaian Ulangi meliputi BSK (baca simak klasikal) yaitu satu murid membaca
guru dan murid lain menyimak dan BSP (baca simak privat) yaitu satu murid
membaca, guru menyimak dan lalu menulis atau murojaah. Penutupan meliputi
melakukan review, pernyataan yang mengesankan, pujian, bernyanyi/nasyid,
cerita, meneriakkan yel-yel dan pantun.20
TKIT Robbani Cendekia bukan hanya mereka yang aktif dalam proses
pembelajaran akan tetapi yang lebih dominan yang menguasai kelas adalah anak-
anak. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Arwaheni, S.Pd sebagai berikut:
kesulitan bagi murid dalam belajar Al-Qur’an. Adapun faktor pendukung dan
a. Faktor pendukung
b. Faktor penghambat
bermain dengan temannya, seperti afan, rafi, dan abiyyu sehingga tidak fokus
Ponorogo
hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisis , yang berlangsung
secara normal dari dalam diri anak, distimulasikan oleh faktor-faktor lingkungan
dalam peredaran waktu tertentu atau proses pematangan non fisik.24 Fitri Iqromah
mengemukakan bahwa aspek kemampuan membaca huruf hijaiyah anak usia 5-6
dengan baik dan benar sesuai makhrajnya. Anak mampu melafalkan bunyi huruf
secara urut dan anak mampu melafalkan bunyi huruf hijaiyah secara acak.25
yaitu:
Capaian perkembangan yang harus dicapai anak yaitu makhorijul huruf, huruf
tunggal berharokat fathah pendek, huruf tunggal dan sambung berharokat fathah
pendek, bacaan a, i, u an, in, un dan bacaan panjang 2 harokat. Semua capaian
perkembangan tersebut tertera pada buku tilawah wada jilid 1-jilid 2.Untuk
23
Ibid.
24
Alex Sobur, Psikologi Umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), 128.
25
Fitri Iqromah, ‘Identifikasi Kemampuan Anak Dalam Mengenal Huruf Hijaiyah Di TK Se-
Kecamatan Samigaluh Kulon Progo’, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7 (2018), 13.
penilaiannya ada 2 macam, yaitu menulis dan mengaji. Penilaian menulis
dimasukkan pada lembar penilaian yang masuk dalam buku penghubung dari
indikator RPPM dan RPPH. Sedangkan Penilaian mengaji dilakukan dengan
mencatat hasil belajar anak-anak di kartu prestasi masing-masing anak. Kriteria
penilaianya yaitu anak di beri nilai L (lanjut) jika sudah lancar atau tidak ada
kesalahan, misalnya ada kesalahan minimal kesalahannya 3 dan anak bisa
membenarkan sendiri. Selain L ada penilaian U (ulangi) jika anak belum lancar
membaca halaman itu dan kesalahannya lebih dari 3 serta belum bisa
membenarkan kesalahannya sendiri. Selain penilaian pada kartu prestasi, guru
juga menulis nilai anak U/L pada buku tilawah jilid wafa anak dengan tujuan anak
dapat belajar dirumah sesuai dengan halaman yang dibacanya.26
wafa yaitu:
Lembar Observasi Minat Belajar Al-Qur’an anak usia dini dengan metode
C. Pembahasan
1. Pembahasan tentang penerapan Metode Wafa dalam meningkatkan minat
Ponorogo
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan
Metode Wafa Belajar Al-Qur’an dengan Otak Kanan sebagai sistem dan Metode
Anak siap belajar karena mereka berminat terhadap keuntungan dan kepuasan
terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat peserta didik, maka proses pembelajaran tidak akan terlaksana secara efektif
sebab tidak ada daya tarik. Sedangkan minat belajar adalah keinginan kuat yang
28
Mursyid, Pengembangan Pembelajaran PAUD (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), 26.
29
Tim Wafa, 1-2.
30
Elizabeth B. Hurlock, 114.
31
Wahab.
Dalam metode Wafa menggunakan media pembelajaran yang
cocok untuk anak-anak. Media pembelajaran dengan metode wafa ini terdiri dari
flashcard, alat peraga, gambar sesuai tema, dan buku tilawah jilid wafa yang
berwarna sehingga anak belajar dengan senang. Selain itu model pembelajaran
yang asyik yakni, model pembelajaran klasikal dan privat. Ketika klasikal guru
bernasydid atau bernyanyi tentang Wafa atau lagu yang menyangkut tema
perlengkapan seperti flash card dan alat peraga. Selain itu, juga menggunakan alat
bantu seperti menggambar suatu kegiatan yang menyangkut huruf yang dipelajari.
Guru juga melafadzkan huruf hijaiyah dan meminta murid untuk menirukan dan
Modalitas belajar terdiri dari 3 macam, yaitu visual, auditorial, dan kinestetik.
setiap hari senin dan selasa. Sengaja tidak dilakukan setiap hari agar anak tidak
cepat bosan. Penerapan Metode Wafa dalam meningkatkan minat belajar Al-
Qur’an anak usia dini dilakukan dengan 5 langkah tahapan pembelajaran, yaitu 5P
yang meliputi:
materi baru.
c. P3 Pengajaran : Baca tiru dengan flashcard, peraga besar dan buku tilawah.
menggunakan unsur yang ada pada siswa. Metode ini berstandar pada spirit
“bawalah dunia kita ke dunia mereka, antarkan dunia mereka ke dunia kita.
anak usia dini sesuai dengan yang diharapkan dan sesuai dengan kualifikasi dan
1) Kualifikasi
bacaan).
2) Kompetensi
b) Mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar (dengan martabat tartil)
flashcard, alat peraga, dan buku tilawah jilid wafa. Strategi pembelajaran sesuai
32
Tim Wafa.
dengan modalitas belajar anak, selain itu juga menggunakan strategi TANDUR
agar anak tidak cepat bosan. Model pembelajaran dilakukan dengan klasikal dan
Wafa dalam meningkatkan minat belajar Al-Qur’an anak usia dini di TKIT
otak kanan yang menyenangkan, media, metode, dan strategi dapat mempengaruhi
hasil belajar dengan metode tersebut.33 Setelah ditelaah hasil penelitian dan
b. SDM guru yang sudah bersertifikasi dan 1 guru berbanding 12 anak dan selalu
seperti flash card, alat peraga, dan buku tilawah wafa jilid 1-5 bergambar,
tajwid, dan ghorib sehingga dapat menarik minat anak untuk belajar.
bernyanyi atau bernasydid membuat anak tidak cepat bosan untuk belajar.
33
Of and others.
Selain faktor pendukung, faktor pengahambat juga mempengaruhi hasil
c. Ketika anak tidak mood sehingga kurang bersemangat, pada akhirnya anak
Jenangan Ponorogo
kegiatan dalam mencapai tujuan, maka semakin tinggi minat yang diharapkan
maka semakin kuat harapannya.34 Menurut Elizabeth Hurlock ada tujuh ciri-ciri
minat anak, yaitu, minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan
oleh budaya, minat berbobot emosional, dan minat berbobot egoisentris artinya
jika seseorang senang terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk
memilikinya.35
Sedangkan menurut Slameto, ciri-ciri siswa yang berminat dalam belajar yaitu,
sesuatu yang dipelajari secara terus- menerus. Selsain itu juga ada rasa suka dan
kebanggaan dan kepuasan pada suatu yang diminati. Lebih menyukai hal yang
34
Slameto, Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015),
180.
35
Elizabeth B. Hurlock, 115.
lebih menjadi minatnya daripada hal yang lainnya serta dimanifestasikan melalui
Sedangkan ciri-ciri anak yang memiliki minat belajar Al-Qur’an yang baik
anak usia dini di TKIT Robbani Cendekia sudah berkembang sangat baik. Murid
sudah mencapai indikator minat belajar Al-Qur’an anak usia dini yakni,
ketika belajar Al-Qur’an, aktif, dan mau mengikuti kegiatan ketika belajar Al-
36
Syardiansah.
37
Pengamatan pada 10 Februari 2022 pukul 10:28 WIB.