Anda di halaman 1dari 17

MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA DAKWAH

(Studi Kualitatif Pada Akun @nuonline_id)

PROPOSAL TESIS
Diajukan Sebagai salah salah satu syarat untuk mengikuti pendaftaran
mahasiswa baru pascasarjana

Oleh :
Eful Saefullah Nurul Fahmi

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2022 M/1443 H
A. Latar Belakang

Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa arab “da’wah”. Da’wah

mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, ‘ain, dan wawu. Dari ketiga huruf asal

tersebut adalah memanggil, mengundang, meminta tolong, meminta, memohon,

menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan,

mendoakan, menangisi, dan meratapi. Secara terminologi, para ulama berbeda

pendapat dalam menentukan dan mendefinisikan dakwah, hal ini di sebabkan

oleh perbedaan mereka dalam memaknai dan memandang kalimat dakwah itu

sendiri.Sebagian ulama seperti yang di ungkapkan oleh muhammad abu al-futuh

dalam kitabnya al-madkhal ila ‘ilm ad-da’wat mengatakan, bahwa dakwah adalah

menyampaikan (at-tabligh) dan menerangkan (al-bayan) apa yang telah dibawa

oleh Nabi Muhammad SAW. Karena merupakan suatu kebenaran, maka Islam

harus tersebar luas dan penyampaian kebenaran tersebut merupakan tanggung

jawab umat Islam secara keseluruhan. Sesuai dengan misinya sebagai “Rahmatan

Lil Alamin”, Islam harus ditampilkan dengan wajah yang menarik supaya umat

lain beranggapan dan mempunyai pandangan bahwa kehadiran Islam bukan

sebagai ancaman bagi eksistensi mereka melainkan pembawa kedamaian dan

ketentraman dalam kehidupan mereka sekaligus sebagai pengantar menuju

kebahagian kehidupan dunia dan akhirat.

Dakwah adalah tugas yang diberikan kepada setiap muslim. Sebagaimana

terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah SAW, kewajiban dakwah

menyerukan, dan menyampaikan agama islam kepada masyarakat. Di dalam


Alqur’an terdapat perintah yang menyuruh kaum muslimin agar mendakwahi

manusia supaya berada di jalan Allah. Terdapat dalam Q.S. An-Nahl ayat 125.

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membuka

segmen baru dalam berdakwah. Berbagai metode baru dan kekinian dapat

dilakukan oleh para da’i (subjek dakwah) maupun Organisasi-organisasi Islam

untuk menyampaikan syiar agama agar bisa diterima oleh mad’u (objek dakwah)

secara luas. Menghadapi kondisi demikian, para da’i maupun Organisasi-

organisasi Islam dituntut melek digital dan kreatif menemukan formulasi dakwah

gaya baru sesuai dengan realitas perkembangan teknologi yang dikuasai generasi

saat ini. Dakwah melalui teknologi digital menjadi sebuah keniscayaan yang harus

dikuasai oleh para da’i di era digital.

Era digital telah mempermudah setiap orang untuk menyampaikan serta

menyebarluaskan segala informasi tanpa harus tersekat ruang dan waktu. Para da’i

dapat memilih beragam platform media sosial yang banyak digunakan oleh

masyarakat untuk berdakwah, diantaranya Youtube, Podcast, Twiter, facebook,

dan Instagram. Instagram adalah salah satu media sosial yang populer di kalangan

masyarakat Indonesia.Instagram menempati urutan keempat dengan jumlah

pengguna paling aktif di Indonesia setelah Youtube, Facebook, dan WhatsApp

(Statista, 2018). Popularitas Instagram yang hadir dengan pendekatan berbagi foto

atau video singkat dimanfaatkan oleh sejumlah kalangan, tak terkecuali para

pendakwah (Suharto, 2020; Zakariya & Mohamad, 2013).

Menurut Misbakhul Khoiri (2014), penggunaan media sosial sebagai media

dakwah Islam cukup efektif. Hal ini berdasarkan tingginya jumlah respond an
antusiasme pengunjung laman media sosial KH. Abdullah Gymnastiar saat

memberikan tausiah melalui update status di facebook. Lebih dari 1000

pengunjung akan bergabung dalam setiap status yang disampaikan oleh beliau.

Dengan Bahasa yang sederhana, dan mudah dipahami, response komentar yang

cepat, serta respon positif dari pengunjung sehingga dapat dikatakan bahwa KH

Abdullah Gymnastiar mampu menjadikan laman facebook sebagai media dakwah

Islam yang cukup efektif. Para pendakwah umumnya berdakwah melalui video

dengan memanfaatkan Instagram. Mereka mengemas konsep dakwah yang kreatif

melalui video di Instagram untuk mengedukasi, memotivasi atau mengubah

perilaku target dakwah (pengguna Instagram) agar menjadi lebih religious dan

terdapat fitur Q&A (Question and Answer) untuk melempar pertanyaan ataupun

menjawab pertanyaan kepada para followers . Salah satu akun dakwah di

Instagram adalah Nuonline_id. Akun Instagram Nuonline_id adalah akun yang

dimiliki Salahsatu Organisasi islam terbesar di Indonesia yaitu Organisasi Islam

Nahdlatul Ulama.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduknya

memeluk agama Islam, maka tak heran, jika kemudian ditemukan banyak

organisasi masyarakat (Ormas) berbasis agama Islam di Indonesia. Salah satunya

adalah Nahdlatul Ulama (NU) merupakan salah satu organisasi masyarakat

(Ormas) terbesar di Indonesia (Wajidi, 1994: 3). Dalam perjalanannya, NU

sebagai salah satu ormas terbesar di Indonesia telah mendirikan berbagai media

massa. Media massa yang didirikan oleh NU ini digunakan sebagai sarana untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat luas tentang beberapa hal yang

terkait dengan organisasi ataupun informasi yang sifatnya umum.

Seiring berkembangnya zaman, modernisasi yang terjadi pada aspek

kehidupan masyarakat telah mencakup kepada banyak hal. Diantaranya adalah

media massa, media massa merupakan saluran atau sarana yang digunakan

sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan informasi, berita maupun hal lain

terkait dengan publikasi yang ditujukan kepada masyarakat luas (Solihati, 2007:

31). Media massa yang ada pada masa lalu banyak ditemukan berupa media cetak

seperti koran, majalah, dan lain sebagainya.

Memasuki era baru tahun 2000-an awal, media massa yang berbasis cetak

masih mendapat perhatian yang lebih dikalangan masyarakat. Peredaran koran,

majalah, serta media massa berbasis cetak lainnya masih berada dalam tahapan

yang baik. Adanya televisi sebagai salah satu media penyampaian informasi juga

tidak mengurangi minat masyarakat dalam menjadikan media cetak sebagai daya

tarik untuk mendapatkan informasi atau iklan yang diinginkan, sehingga

peredaran media cetak masih berada dalam fase yang baik. Meski penyebaran

informasi melalui media cetak masih mengalami perkembangan yang baik.

Namun adanya televisi yang mulai menyebar di kalangan masyarakat juga

menjadi salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya minat masyarakat

terhadap media cetak, hal ini bahkan dirasakan di berbagai negara besar yang

mayoritas penduduknya memilih untuk lebih condong menggunakan televisi

sebagai sarana untuk mendapatkan informasi daripada menggunakan media cetak

seperti koran dan lainnya (Rivers, 2008: 30).


Memasuki era yang serba digital ini media massa mengalami

perkembangan cara penyampaiannya kepada masyarakat yakni dengan

menggunakan basis digital. Tahun 2000-an awal dimana mulai muncul berbagai

macam media massa berbasis digital, perkembangan media massa mulai condong

untuk memasukinya. Meski pada awalnya, kemunculan sarana digital ini masih

belum mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat, namun perkembanganya

terus mengalami peningkatan. Tahun 2008 peningkatan yang signifikan dalam

penggunaan digital sebagai sarana untuk mencari informasi mulai terlihat.

Beberapa tahun kemudian setelah masa peralihan tersebut kemudian peta

digitalisasi media massa mulai mengalami peningkatan yang signifikan

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini juga ditandai dengan

banyaknya iklan yang masuk serta mempercayakan promosinya kepada media

massa yang berbasis digital. Hal ini juga digunakan sebagai upaya untuk

mempercepat penyampaian informasi kepada masyarakat luas serta dapat

dilakukan oleh siapa saja serta di mana saja (Biagi, 2010: 4). Namun,

perkembangan teknologi ini memiliki dua dampak yang saling keterbalikan,

dengan adanya kebebasan dalam mendapatkan informasi atau menyampaikan

informasi yang saat ini dapat dilakukan melalui media sosial. Dampak yang

pertama yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya kemudahan tersebut

adalah masyarakat dapat memperoleh informasi dengan mudah untuk setiap

sesuatu yang diinginkan, namun di sisi lain tanggungjawab akan kebebasan

tersebut masih harus ditingkatkan lagi. Terlebih penyebaran informasi yang salah
yang nantinya akan menimbulkan kekacauan di kalangan masyarakat (Habibi,

2018).

Perkembangan teknologi inilah yang kemudian mendapat respon cepat

dari NU untuk terus mengembangkan media massa berbasis digital guna

mempermudah untuk menyampaikan informasi terutama masyarakat NU yang

tersebar hampir di seluruh penjuru tanah air. Kehadiran NU dalam dunia media

massa sudah berlangsung lama dari yang sebelumnya berbasis cetak, kini harus

mengalami perubahan serta peningkatan untuk terus dapat bersaing dalam

kemajuan dunia teknologi yang semakin cepat. Kemudian pada tanggal 13

februari 2016 NU membuat akun instagram yaitu nuonline_id .

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka penyampaian

dakwah yang merupakan sebuah kewajiban bagi seluruh umat muslim dapat

disampaikan dengan mudah dan berbagai cara salah satu nya di media sosial

Instagram yang pada masa kini banyak digunakan oleh khalayak masyarakat,

dengan demikian penelitian ini akan membahas dakwah melalui media Instagram

pada akun @nuonline_id.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pemanfaatan fitur Instagram yang digunakan oleh akun


@nuonline_id ?
2. Bagaimana isi pesan dakwah yang disampaikan oleh akun
@nuonline_id ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pemanfaatan fitur Instagram yang digunakan oleh


akun @nuonline_id.
2. Untuk mengetahui isi pesan dakwah yang disampaikan oleh akun
@nuoline_id.

D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan yang dikategorikan secara teoritis dan
secara praktis sebagai berikut :

1. Kegunaan Akademis
Secara akademis penelitian ini diharapkan bisa memperluas wawasan
keilmuan serta menjadi referensi dan informasi di bidang dakwakwah
serta komunikasi dan penyiaran islam.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan bisa dijadikan bahan untuk
pengembangan dakwah bagi praktisi terutama dalam bidang dakwah
yang disampaikan melalui media sosial instagram.

E. Kajian Pustaka
Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai tema serupa
yang akan dibahas dalam penelitian ini, diantaranya adalah penelitian yang
berjudul pemanfaatan instagram sebagai media dakwah bagi mahasiswa
komunikasi dan penyiaran islam UIN raden intan Lampung oleh Yosieana Duli
Deslima, hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa para mahasiswa yang
menjadi objek penelitian menyatakan bahwa media Instagram merupakan salah
satu media sosial yang sangat efektif digunakan sebagai media dakwah apalagi
jika objek dari dakwah tersebut merupakan kaum millennial. Selain itu terdapat
penelitian serupa berupa jurnal yang berjudul peran instagram sebagai media
dakwah pada masa pandemi oleh Farhan Ar’Rayyan, Kamalludin, dan Suhendra,
kesimpulan dari penelitian tersebut menjelaskan bahwasnnya dakwah yang
dilakukan oleh akun @penunututilmu.bogor dalam upaya keberlangsungan
dakwah ditengah pandemi covid-19 melalui fitur-fitur yang terdapat dalam
aplikasi instagram itu sendiri, diantaranya adalah penggunaan fitur insight untuk
mengetahui penyebaran dan target dakwah, penggunaan fitur gambar untuk
membagikan poster islami dan jadwal kajian online, penggunan fitur video untuk
membagikan pesan dakwah singkat, penggunaan fitur captions sebagai keterangan
atau penjelasan konten dakwah yang diunggah, penggunaan fitur hashtag untuk
mempermudah pengikut instagram menemukan konten dakwah yang serupa,
pengunaan fitur instagram stories untuk mengupdate unggahan terbaru dan
melakukan siaran langsung kajian online, dan penggunaan fitur comment dan
direct message untuk berkomunikasi dengan mad’u.

Dari dua penelitian tersebut terdapat persamaan dengan penelitian ini,


diantaranya mengenai media yang digunakan dalam berdakwah adalah media
sosial Instagram, meskipun demikian penelitian ini mengkaji hal tersebut pada
akun Instagram yang berbeda begitupun dengan fitur-fitur Instagram yang
digunakan oleh akun @nuonline_id dalam menyampaikan dakwah melalui media
sosial Instagram.

F. Landasan Teori
1. Media Sosial Instagram
Media sosial merupakan platfrom media yang memfokuskan pada
eksistensi penggunaan yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas
maupun berkolaborasi. Karena itu media sosial dapat menjadi medium
online yang menguatkan hubungan antar pengguna, sekaligus sebagai
sebuah ikatan sosial (Nasrullah, 2015: 11). Selanjutnya Media sosial
adalah media yang tidak bicara tentang apa yang orang lakukan atau orang
katakan tetapi tentang apa yang orang lakukan “bersamasama tentang
sesuatu dunia dan dipertukarkan keseluruh dunia, atau media yang dapat
mengkomunikasikan sesuatu pada saat yang sama kesegala arah karena
dukungan oleh teknologi digital (Liliweri, 2015). Pendapat lain
mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung
interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web
yang mengubah komunikasi menjadi dialaog interaktif. Andreas Kaplan
dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial “sebuah kelompok
aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideology dan
teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran
user-generated content”( Cahyono, 2016). Maka di zaman perkembangan
teknologi seperti ini media sosial dianggap sebagai sebuah wadah yang
bisa memfasilitasi berbagai macam aktifitas tanpa terbatas dan juga tanpa
terhalang ruang dan waktu, media sosial yang digunakan di tengah
khlayak masyarakat juga kian banyak seiring perkembangan zaman dari
berbagai kalangan menjadi pengguna aktif di berbagai platform sosial
media. Salah satu aplikasi yang banyak diminati oleh khalayak masyarakat
adalah media sosial Instagram.
Aplikasi instagram merupakan salah satu media sosial yang sedang
ramai saat ini. Instagram adalah salah satu jenis platform yang dapat
dijadikan sebagai sarana komunikasi terbaru dengan cara membagikan
postingan berupa gambar, video maupun fitur- fitur digital menarik secara
online kepada pengguna lainnya. Pertumbuhan pengguna aplikasi
instagram disebutkan mengalahkan facebook dan Snapchat, Pengguna
Instagram tembus pada angka 1,2 miliar per januari 2021. Setiap harinya
terdapat 5,2 miliar tanda like dan lebih dari 115 juta foto atau video
dibagikan ke sesama pengguna (Toybah, 2019: 58). Selanjutnya Instagram
menurut Nisrina adalah sebuah aplikasi yang digunaan untuk membagi-
bagikan foto dan video. Instagram sendiri masih merupakan bagian dari
facebook yang memungkinkan teman facebook kita mem-follow akun
instagram kita.makin populernya instagram sebagai aplikasi yang
digunakan untuk membagi foto membuat bnyak pengguna yang terjun ke
bisnis online turut mempromosikan produk-produknya lewat Instagram
(Mayasari, 2018). Berdasarkan ketiga pengertian yang telah disebutka
dapat dipahami bahwasannya Instagram merupakan salah satu sosialmedia
yang dianggap efektif untuk dijadikan sebuah wadah sharing berbagai hal
tidak hanya hiburan saja.
Menurut Atmoko instagram memiliki lima menu utama yaitu
sebagai beriut:
a. Home page, adalah halaman utama yang menampilkan (timeline)
fotofoto tebaru dari sesame pengguna yang tela diikuti. Cara untuk
melihat foto yaitu hanya dengan menggeser layar dari bawah ke atas
seperti saat scroll mouse di computer. Instagram hanya akan
menampilkan foto-foto terbaru.
b. Comment Instagram menyediakan fitur komentar, foto-foto yang ada
di instagram dapat dikomentari di kolom komentar. Caranya tekan
ikon bertanda balon komentar di bawah foto, kemudian ditulis kesan-
kesan mengenai foto pada kotak yang disediakan setela itu tekan
tombol send
c. Caption, berfungsi layaknya deskripsi, disinilah pengguna bisa
memberikan sepatah dua kata soal foto yang diunggah.
d. Explore, merupakan tampilan dari foto popular yang paling banyak
disukai para pengguna Instagram. Baik foto yang berasal dari
pengguna yang diikuti ataupun yang belum diikuti.
e. Hastag, fitur ini sebagaimana jejaring sosial pada umumnya memiliki
fungsi untuk menandai teman atau mengelompokkan foto dalam satu
label.
f. Integrasi ke media sosial Instagram juga memungkinkan penggunanya
untuk berbagi foto maupun video ke jejaring sosial lain Feacebook
dan twitter. Bila tool diaktifkan maka setiap kali foto dibagikan,
secara otomatis Instagram juga akan membagikannya ke jejaring
sosial yang sudah terhubung.
g. News Feed, merupakan fitur yang menampilkan notifikasi teradap
berbagai aktivitas yang dilakukan oleh pengguna Instagram. News
feed memiliki dua jenis tab yaitu “following” dan “News”. Tab
“following” menampilkan aktivitas terbaru pada user yang telah
pengguna follow, sedangkan tab “news” menampilkan notifikasi
terbaru terhadap aktivitas para pengguna instagram teraddap foto
pengguna, memberikan komentar atau follow maka pemberitahuan
tersebut akan muncul di tab ini.
2. Media Dakwah
Kata media berasal dari bahasa Latin, median, yang merupakan
bentuk jamak dari medium. Secara etimologi yang berarti alat perantara.
Wilbur Schramn mendefinisikan media sebagai teknologi informasi yang
dapat digunakan dalam pengajaran. Secara lebih spesifik, yang dimaksud
dengan media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau
pengajaran, seperti buku, film, video kaset, slide, dan sebagainya (Amin,
2009). Selain itu media didefinisikan berasal dari bahasa latin median
yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti alat,
perantara, penyambung atau penghubung antara dua aspek, yang berarti
sesuatu yang dapat menjadi alat atau perantara untuk mencapai suatu
tujuan. Secara lebih spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat
fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video,
kaset, slide, dan sebagainya. Sedangkan dakwah secara etimologi berasal
dari bahasa Arab yang berarti panggilan, ajakan atau seruan, secara
terminologi dakwah adalah mengajak manusia dengan hikmah
kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya (Syukir,
1983). Maka yang dimaksud media dakwah adalah alat yang digunakan
untuk mengemas pesan dan menyampaikan dakwah kepada sasaran
dakwah atau mad’u.
Menurut Hamzah Ya’qub, media atau wasilah dakwah dapat
diklasfikasikan menjadi lima golongan, yaitu:
a. Lisan, golongan yang termasuk di dalamnya adalah khotbah,
ceramah, kuliah, diskusi, seminar, musyawarah, nasehat.
b. Lukisan, gambar-gambar hasil seni lukis, foto, film cerita, kaligrafi,
dan lain-lain.
c. Tulisan, buku-buku, majalh-majalah, surat kabar, bulletin, risalah,
pamflet, spanduk, dan lain-lain.
d. Audio visual, suatu cara penyampaian yang merangsang penglihatan
dan pendengaran. Seperti televisi.
e. Akhlaq, suatu cara penyampaian yang langsung ditujukan dengan
perbuatan nyata. (Aulia, 2020).
Berdasarkan klasifikasi media dakwah yang telah dirumuskan oleh
Hamzah Ya’qub diatas, Berdakwah di media sosial Instagram yang
memposting pesan-pesan dakwah merupakan salah satu media dakwah.
Dengan banyaknya media yang ada, maka da’i harus pandai
memilih media yang efektif untuk mencapai tujuan dakwah. Tentunya
dengan memilih yang tepat atau dengan prinsip-prinsip media. Yang
menjadi masalah di sini adalah masalah memilih. Memilih tentu saja
mengandung kosekuensi mengetahui dan menguasai cara memanfaatkan
potensi yang dipilihnya. Tidak hanya memilih untuk disimpan lalu
dibiarkan. Karena sekarang adalah era globalisasi informasi, artinya di era
tersebut terjadi penghilangan batas ruang dan waktu dari hasil
perkembangan teknologi komunikasi. Masalah teknologi komunikasi
menjadi penting untuk diupayakan agar para da’i menguasainya, karena
pada hakikatnya dakwah adalah proses komunikasi baik media visual,
audio, dan yang lebih penting lagi media audio visual, termasuk televisi.
3. Akun @nuonline_id
Nahdlatul Ulama adalah organisasi muslim terbesar di Indonesia,
dan di dunia, dengan sekitar 35 juta anggota. Lama aktif sebagai
organisasi politik dan keagamaan, pada tahun 1984 ia mengundurkan diri
dari ranah politik formal dalam sebuah gerakan yang disebut “Kembali ke
Khittah 1926” (Bush, 2003). Sejak tahun 2003, Nahdlatul Ulama
memanfaatkan media sosial sebagai media dakwah secara daring (dalam
jaringan) guna memperluas kegiatan dakwahnya atau bisa disebut sebagai
dakwah multimedia.8 Adapun beberapa media sosial yang digunakan
Nahdlatul Ulama, antara lain: Instagram dengan akun @nuonline_id,
facebook dengan akun NU Online, twitter dengan akun @nu_online,
youtube dengan akun NU Online, website dengan akun www.nu.or.id.
Redaksi NU Online sendiri berpusat di Gedung PBNU Lantai 5, Jalan
Kramat Raya no 164, rt 7/ rw 2, Kenari, Senen, Jakarta Pusat. Akunakun
pada media sosial tersebut merupakan akun resmi Nahdlatul Ulama’ yang
dibuat guna memberikan wadah informasi kepada masyarakat terkait
kegiatan sosial, layanan keagamaan serta kebangsaan. (Santoso dkk,
2021).
pesan dakwah yang disampaikan Nahdlatul Ulama melalui
instagram @nuonline_id. Akun @nuonline_id memiliki 778 ribu pengikut
per Oktober 2020 dan sudah lebih dari 6 ribu konten yang diposting. Akun
tersebut dikelola di bawah Redaksi NU Online yang berpusat di kantor
PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) yang didalamnya terdapat tim
khusus untuk pengelolaan dakwah di media sosial. Konten-konten yang
disajikan pada @nuonline_id ini tentu bersumber dari website resmi NU
Online yaitu www.nu.or.id. Begitu juga dengan akun media sosial NU
Online lainnya seperti youtube, facebook dan twitter. Selain itu, komentar-
komentar sebagai bentuk respon dari para pengikut @nuonline_id juga
selalu diberikan, walau jumlahnya kadang tidak menentu. Dalam hal ini,
@nuonline_id terkadang hanya merespon komentar dari para pengikut
yang berisi komentar atau tanggapan yang penting atau berbobot saja.
Selebihnya, @nuonline_id tidak memberikan respon atau balasan
komentar. Ketika ada beberapa pengguna yang merasa tidak nyaman
dengan postingan @nuonline_id kemudian memberikan opini yang keras
dan tidak santun, maka @nuonline_id akan menanggapinya dengan tetap
memberikan opini yang berisi kata-kata baik dengan maksud agar tidak
menyinggung pihak siapapun.

G. Metodologi Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan untuk kajian ini adalah studi kepustakaan
(library research), yaitu serangkaian penelitian yang berkaitan dengan metode
pengumpulan data pustaka, atau penelitian yang obyek penelitiannya digali
melalui beragam informasi kepustakaan, seperti: buku, jurnal, ensiklopedia,
koran, majalah, dan dokumen. Kini, di era digital data dan informasi tersebut bisa
diperoleh melalui internet.

Penelitian kepustakaan atau disebut juga kajian literature (literature


research, literature review) dipilih sebagai cara yang sistematis untuk
mengumpulkan dan mensintesis penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.
Dengan mengintegrasikan temuan dan perspektif dari berbagai bukti empiris,
tinjauan pustaka dapat menjawab pertanyaan penelitian dengan kekuatan yang
tidak dimiliki oleh studi tunggal. Tinjauan pustaka sekaligus dapat digunakan
untuk mengidentifikasi atribut penting dari artikel yang dikaji oleh peneliti.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara membaca


dan mengumpulan literatur terkait dan referensi teori yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, dokumentasi,
dan data di internet. Selanjutnya pengolahan data dalam penelitian ini
menggunakan metode deskriptif-analitis, yaitu model penelitian yang berupaya
mendeskripsikan, mencatat, menganalisa dan menginterpretasikan kondisi-kondisi
yang ada sehingga dapat mengungkapkan fakta-fakta yang berkaitan dengan
media sosial Instagram sebagai media dakwah pada akun @nuonline_id.

Adapun data yang diperoleh merupakan 2 sumber data yang meliputi


sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah
sumber data yang langsung didapatkan oleh peneliti melalui analisis pada
akun instagram @nuonline_id. Kemudian sumber data sekunder adalah sumber
data yang didapatkan peneliti dengan menelusuri artikel, buku, jurnal serta
internet yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian yang sedang
dilakukan.

H. Daftar Pustaka

Alo Liliweri. (2015). Komunikasi Antar Personal. Jakarta: Kencana.

Amin, Samsul Munir. (2009). Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah.


Asmuni Syukir. (1983). Dasar-dasar Strategi Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.

Aulia, R. (2020). Dakwah menurut persfektif ilmu dakwah kontemporer.

Biagi, Shierley. (2010). Media/Impact Pengantar Media Massa. Jakarta:


Silemba.

Bush, R. (2003). “Islam and Civil Society in Indonesia: The Case of the
Nahdlatul Ulama.”

Cahyono, Anang S. (2016). “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan


Sosial Masyarakat Di Indonesia” Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Tulungagung.

Habibi, Dedi Kusuma. (2018). Dwi Fungsi Media Massa. Jurnal Ilmu
Komunikasi, 7(2).

Misbakhul Khoiri (2014), Dakwah Melalui Jejaring Sosial Facebook KH.


Abdullah Gymnastiar (Studi Teori Efektivitas Oleh Stewart. L
Tubbs dan Silvia Moss), Skripsi; Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta

Nasrullah, R. (2015). Komunikasi AntarBudaya di Era Budaya Siber. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group

Rivers, William L., Jensen, Jay W. dan Peterson, T.(2008). Media Massa dan
Masyarakat Modern, Terjemahan Oleh Haris Munandar dan Dudy
Priatna, Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.

Santoso, B. R., Fatmasari, L., & Nurcholis, A. (2021). Strategi Dakwah


Multimedia Nahdlatul Ulama melalui Instagram@ nuonline_id. Al-
Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman, 7(1), 115-135.

Sholihati, Siti. (2007). Wanita dan Media Massa. Yogyakarta: TERAS.

Silvina Mayasari, Clavinda Indraswari, (2018).Efektivitas Media Sosial


Instagram Dalam Publikasi HUT Museum Nasional Indonesia
(MNI) Kepala Masyarakat. Jurnal Komunikasi Vol 9 (2).

Statista. (2018). Instagram: number of monthly active users 2013- 2018.

Suharto. (2020). Fungsi Komunikasi Dakwah di Era Multi Media. Al-


Mishbah: Jurnal Ilmu Dakwah Dan Komunikasi, 15(1), 23–32.

Wajidi, Farid. (1994). NU: Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana


Baru. Yogyakarta: LkiS.
Zakariya, N., & Mohamad, A. B. U. D. (2013). Media sebagai wasilah
dakwah. Al-Hikmah, 5, 92–99.

Anda mungkin juga menyukai