Fix-Media Sosial Instagram Sebagai Media Dakwah
Fix-Media Sosial Instagram Sebagai Media Dakwah
PROPOSAL TESIS
Diajukan Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti pendaftaran
mahasiswa baru pascasarjana
Oleh :
Eful Saefullah Nurul Fahmi
Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa arab “da’wah”. Da’wah
mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, ‘ain, dan wawu. Dari ketiga huruf asal
oleh perbedaan mereka dalam memaknai dan memandang kalimat dakwah itu
dalam kitabnya al-madkhal ila ‘ilm ad-da’wat mengatakan, bahwa dakwah adalah
oleh Nabi Muhammad SAW. Karena merupakan suatu kebenaran, maka Islam
jawab umat Islam secara keseluruhan. Sesuai dengan misinya sebagai “Rahmatan
Lil Alamin”, Islam harus ditampilkan dengan wajah yang menarik supaya umat
manusia supaya berada di jalan Allah. Terdapat dalam Q.S. An-Nahl ayat 125.
segmen baru dalam berdakwah. Berbagai metode baru dan kekinian dapat
untuk menyampaikan syiar agama agar bisa diterima oleh mad’u (objek dakwah)
organisasi Islam dituntut melek digital dan kreatif menemukan formulasi dakwah
gaya baru sesuai dengan realitas perkembangan teknologi yang dikuasai generasi
saat ini. Dakwah melalui teknologi digital menjadi sebuah keniscayaan yang harus
menyebarluaskan segala informasi tanpa harus tersekat ruang dan waktu. Para da’i
dapat memilih beragam platform media sosial yang banyak digunakan oleh
dan Instagram. Instagram adalah salah satu media sosial yang populer di kalangan
(Statista, 2018). Popularitas Instagram yang hadir dengan pendekatan berbagi foto
atau video singkat dimanfaatkan oleh sejumlah kalangan, tak terkecuali para
dakwah Islam cukup efektif. Hal ini berdasarkan tingginya jumlah respond an
antusiasme pengunjung laman media sosial KH. Abdullah Gymnastiar saat
pengunjung akan bergabung dalam setiap status yang disampaikan oleh beliau.
Dengan Bahasa yang sederhana, dan mudah dipahami, response komentar yang
cepat, serta respon positif dari pengunjung sehingga dapat dikatakan bahwa KH
Islam yang cukup efektif. Para pendakwah umumnya berdakwah melalui video
perilaku target dakwah (pengguna Instagram) agar menjadi lebih religious dan
terdapat fitur Q&A (Question and Answer) untuk melempar pertanyaan ataupun
Nahdlatul Ulama.
memeluk agama Islam, maka tak heran, jika kemudian ditemukan banyak
sebagai salah satu ormas terbesar di Indonesia telah mendirikan berbagai media
massa. Media massa yang didirikan oleh NU ini digunakan sebagai sarana untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat luas tentang beberapa hal yang
media massa, media massa merupakan saluran atau sarana yang digunakan
sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan informasi, berita maupun hal lain
terkait dengan publikasi yang ditujukan kepada masyarakat luas (Solihati, 2007:
31). Media massa yang ada pada masa lalu banyak ditemukan berupa media cetak
Memasuki era baru tahun 2000-an awal, media massa yang berbasis cetak
majalah, serta media massa berbasis cetak lainnya masih berada dalam tahapan
yang baik. Adanya televisi sebagai salah satu media penyampaian informasi juga
tidak mengurangi minat masyarakat dalam menjadikan media cetak sebagai daya
peredaran media cetak masih berada dalam fase yang baik. Meski penyebaran
terhadap media cetak, hal ini bahkan dirasakan di berbagai negara besar yang
menggunakan basis digital. Tahun 2000-an awal dimana mulai muncul berbagai
macam media massa berbasis digital, perkembangan media massa mulai condong
untuk memasukinya. Meski pada awalnya, kemunculan sarana digital ini masih
massa yang berbasis digital. Hal ini juga digunakan sebagai upaya untuk
dilakukan oleh siapa saja serta di mana saja (Biagi, 2010: 4). Namun,
informasi yang saat ini dapat dilakukan melalui media sosial. Dampak yang
tersebut masih harus ditingkatkan lagi. Terlebih penyebaran informasi yang salah
yang nantinya akan menimbulkan kekacauan di kalangan masyarakat (Habibi,
2018).
tersebar hampir di seluruh penjuru tanah air. Kehadiran NU dalam dunia media
massa sudah berlangsung lama dari yang sebelumnya berbasis cetak, kini harus
dakwah yang merupakan sebuah kewajiban bagi seluruh umat muslim dapat
disampaikan dengan mudah dan berbagai cara salah satu nya di media sosial
Instagram yang pada masa kini banyak digunakan oleh khalayak masyarakat,
dengan demikian penelitian ini akan membahas dakwah melalui media Instagram
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan yang dikategorikan secara teoritis dan
secara praktis sebagai berikut :
1. Kegunaan Akademis
Secara akademis penelitian ini diharapkan bisa memperluas wawasan
keilmuan serta menjadi referensi dan informasi di bidang dakwah serta
komunikasi dan penyiaran islam.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan bisa dijadikan bahan untuk
pengembangan dakwah bagi praktisi terutama dalam bidang dakwah
yang disampaikan melalui media sosial instagram.
E. Kajian Pustaka
Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai tema serupa
yang akan dibahas dalam penelitian ini, diantaranya adalah penelitian yang
berjudul pemanfaatan instagram sebagai media dakwah bagi mahasiswa
komunikasi dan penyiaran islam UIN raden intan Lampung oleh Yosieana Duli
Deslima, hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa para mahasiswa yang
menjadi objek penelitian menyatakan bahwa media Instagram merupakan salah
satu media sosial yang sangat efektif digunakan sebagai media dakwah apalagi
jika objek dari dakwah tersebut merupakan kaum millennial. Selain itu terdapat
penelitian serupa berupa jurnal yang berjudul peran instagram sebagai media
dakwah pada masa pandemi oleh Farhan Ar’Rayyan, Kamalludin, dan Suhendra,
kesimpulan dari penelitian tersebut menjelaskan bahwasnnya dakwah yang
dilakukan oleh akun @penunututilmu.bogor dalam upaya keberlangsungan
dakwah ditengah pandemi covid-19 melalui fitur-fitur yang terdapat dalam
aplikasi instagram itu sendiri, diantaranya adalah penggunaan fitur insight untuk
mengetahui penyebaran dan target dakwah, penggunaan fitur gambar untuk
membagikan poster islami dan jadwal kajian online, penggunan fitur video untuk
membagikan pesan dakwah singkat, penggunaan fitur captions sebagai keterangan
atau penjelasan konten dakwah yang diunggah, penggunaan fitur hashtag untuk
mempermudah pengikut instagram menemukan konten dakwah yang serupa,
pengunaan fitur instagram stories untuk mengupdate unggahan terbaru dan
melakukan siaran langsung kajian online, dan penggunaan fitur comment dan
direct message untuk berkomunikasi dengan mad’u.
F. Landasan Teori
1. Media Sosial Instagram
Media sosial merupakan platfrom media yang memfokuskan pada
eksistensi penggunaan yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas
maupun berkolaborasi. Karena itu media sosial dapat menjadi medium
online yang menguatkan hubungan antar pengguna, sekaligus sebagai
sebuah ikatan sosial (Nasrullah, 2015: 11). Selanjutnya Media sosial
adalah media yang tidak bicara tentang apa yang orang lakukan atau orang
katakan tetapi tentang apa yang orang lakukan “bersamasama tentang
sesuatu dunia dan dipertukarkan keseluruh dunia, atau media yang dapat
mengkomunikasikan sesuatu pada saat yang sama kesegala arah karena
dukungan oleh teknologi digital (Liliweri, 2015). Pendapat lain
mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung
interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web
yang mengubah komunikasi menjadi dialaog interaktif. Andreas Kaplan
dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial “sebuah kelompok
aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideology dan
teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran
user-generated content”( Cahyono, 2016). Maka di zaman perkembangan
teknologi seperti ini media sosial dianggap sebagai sebuah wadah yang
bisa memfasilitasi berbagai macam aktifitas tanpa terbatas dan juga tanpa
terhalang ruang dan waktu, media sosial yang digunakan di tengah
khlayak masyarakat juga kian banyak seiring perkembangan zaman dari
berbagai kalangan menjadi pengguna aktif di berbagai platform sosial
media. Salah satu aplikasi yang banyak diminati oleh khalayak masyarakat
adalah media sosial Instagram.
Aplikasi instagram merupakan salah satu media sosial yang sedang
ramai saat ini. Instagram adalah salah satu jenis platform yang dapat
dijadikan sebagai sarana komunikasi terbaru dengan cara membagikan
postingan berupa gambar, video maupun fitur- fitur digital menarik secara
online kepada pengguna lainnya. Pertumbuhan pengguna aplikasi
instagram disebutkan mengalahkan facebook dan Snapchat, Pengguna
Instagram tembus pada angka 1,2 miliar per januari 2021. Setiap harinya
terdapat 5,2 miliar tanda like dan lebih dari 115 juta foto atau video
dibagikan ke sesama pengguna (Toybah, 2019: 58). Selanjutnya Instagram
menurut Nisrina adalah sebuah aplikasi yang digunaan untuk membagi-
bagikan foto dan video. Instagram sendiri masih merupakan bagian dari
facebook yang memungkinkan teman facebook kita mem-follow akun
instagram kita.makin populernya instagram sebagai aplikasi yang
digunakan untuk membagi foto membuat bnyak pengguna yang terjun ke
bisnis online turut mempromosikan produk-produknya lewat Instagram
(Mayasari, 2018). Berdasarkan ketiga pengertian yang telah disebutka
dapat dipahami bahwasannya Instagram merupakan salah satu sosialmedia
yang dianggap efektif untuk dijadikan sebuah wadah sharing berbagai hal
tidak hanya hiburan saja.
Menurut Atmoko instagram memiliki lima menu utama yaitu
sebagai beriut:
a. Home page, adalah halaman utama yang menampilkan (timeline)
fotofoto tebaru dari sesame pengguna yang tela diikuti. Cara untuk
melihat foto yaitu hanya dengan menggeser layar dari bawah ke atas
seperti saat scroll mouse di computer. Instagram hanya akan
menampilkan foto-foto terbaru.
b. Comment Instagram menyediakan fitur komentar, foto-foto yang ada
di instagram dapat dikomentari di kolom komentar. Caranya tekan
ikon bertanda balon komentar di bawah foto, kemudian ditulis kesan-
kesan mengenai foto pada kotak yang disediakan setela itu tekan
tombol send
c. Caption, berfungsi layaknya deskripsi, disinilah pengguna bisa
memberikan sepatah dua kata soal foto yang diunggah.
d. Explore, merupakan tampilan dari foto popular yang paling banyak
disukai para pengguna Instagram. Baik foto yang berasal dari
pengguna yang diikuti ataupun yang belum diikuti.
e. Hastag, fitur ini sebagaimana jejaring sosial pada umumnya memiliki
fungsi untuk menandai teman atau mengelompokkan foto dalam satu
label.
f. Integrasi ke media sosial Instagram juga memungkinkan penggunanya
untuk berbagi foto maupun video ke jejaring sosial lain Feacebook
dan twitter. Bila tool diaktifkan maka setiap kali foto dibagikan,
secara otomatis Instagram juga akan membagikannya ke jejaring
sosial yang sudah terhubung.
g. News Feed, merupakan fitur yang menampilkan notifikasi teradap
berbagai aktivitas yang dilakukan oleh pengguna Instagram. News
feed memiliki dua jenis tab yaitu “following” dan “News”. Tab
“following” menampilkan aktivitas terbaru pada user yang telah
pengguna follow, sedangkan tab “news” menampilkan notifikasi
terbaru terhadap aktivitas para pengguna instagram teraddap foto
pengguna, memberikan komentar atau follow maka pemberitahuan
tersebut akan muncul di tab ini.
2. Media Dakwah
Kata media berasal dari bahasa Latin, median, yang merupakan
bentuk jamak dari medium. Secara etimologi yang berarti alat perantara.
Wilbur Schramn mendefinisikan media sebagai teknologi informasi yang
dapat digunakan dalam pengajaran. Secara lebih spesifik, yang dimaksud
dengan media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau
pengajaran, seperti buku, film, video kaset, slide, dan sebagainya (Amin,
2009). Selain itu media didefinisikan berasal dari bahasa latin median
yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti alat,
perantara, penyambung atau penghubung antara dua aspek, yang berarti
sesuatu yang dapat menjadi alat atau perantara untuk mencapai suatu
tujuan. Secara lebih spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat
fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video,
kaset, slide, dan sebagainya. Sedangkan dakwah secara etimologi berasal
dari bahasa Arab yang berarti panggilan, ajakan atau seruan, secara
terminologi dakwah adalah mengajak manusia dengan hikmah
kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya (Syukir,
1983). Maka yang dimaksud media dakwah adalah alat yang digunakan
untuk mengemas pesan dan menyampaikan dakwah kepada sasaran
dakwah atau mad’u.
Menurut Hamzah Ya’qub, media atau wasilah dakwah dapat
diklasfikasikan menjadi lima golongan, yaitu:
a. Lisan, golongan yang termasuk di dalamnya adalah khotbah,
ceramah, kuliah, diskusi, seminar, musyawarah, nasehat.
b. Lukisan, gambar-gambar hasil seni lukis, foto, film cerita, kaligrafi,
dan lain-lain.
c. Tulisan, buku-buku, majalh-majalah, surat kabar, bulletin, risalah,
pamflet, spanduk, dan lain-lain.
d. Audio visual, suatu cara penyampaian yang merangsang penglihatan
dan pendengaran. Seperti televisi.
e. Akhlaq, suatu cara penyampaian yang langsung ditujukan dengan
perbuatan nyata. (Aulia, 2020).
Berdasarkan klasifikasi media dakwah yang telah dirumuskan oleh
Hamzah Ya’qub diatas, Berdakwah di media sosial Instagram yang
memposting pesan-pesan dakwah merupakan salah satu media dakwah.
Dengan banyaknya media yang ada, maka da’i harus pandai
memilih media yang efektif untuk mencapai tujuan dakwah. Tentunya
dengan memilih yang tepat atau dengan prinsip-prinsip media. Yang
menjadi masalah di sini adalah masalah memilih. Memilih tentu saja
mengandung kosekuensi mengetahui dan menguasai cara memanfaatkan
potensi yang dipilihnya. Tidak hanya memilih untuk disimpan lalu
dibiarkan. Karena sekarang adalah era globalisasi informasi, artinya di era
tersebut terjadi penghilangan batas ruang dan waktu dari hasil
perkembangan teknologi komunikasi. Masalah teknologi komunikasi
menjadi penting untuk diupayakan agar para da’i menguasainya, karena
pada hakikatnya dakwah adalah proses komunikasi baik media visual,
audio, dan yang lebih penting lagi media audio visual, termasuk televisi.
3. Akun @nuonline_id
Nahdlatul Ulama adalah organisasi muslim terbesar di Indonesia,
dan di dunia, dengan sekitar hingga lebih dari 108 juta (2019) anggota.
Lama aktif sebagai organisasi politik dan keagamaan, pada tahun 1984 ia
mengundurkan diri dari ranah politik formal dalam sebuah gerakan yang
disebut “Kembali ke Khittah 1926” (Bush, 2003). Sejak tahun 2003,
Nahdlatul Ulama memanfaatkan media sosial sebagai media dakwah
secara daring (dalam jaringan) guna memperluas kegiatan dakwahnya atau
bisa disebut sebagai dakwah multimedia.8 Adapun beberapa media sosial
yang digunakan Nahdlatul Ulama, antara lain: Instagram dengan akun
@nuonline_id, facebook dengan akun NU Online, twitter dengan akun
@nu_online, youtube dengan akun NU Online, website dengan akun
www.nu.or.id. Redaksi NU Online sendiri berpusat di Gedung PBNU
Lantai 5, Jalan Kramat Raya no 164, rt 7/ rw 2, Kenari, Senen, Jakarta
Pusat. Akunakun pada media sosial tersebut merupakan akun resmi
Nahdlatul Ulama’ yang dibuat guna memberikan wadah informasi kepada
masyarakat terkait kegiatan sosial, layanan keagamaan serta kebangsaan.
(Santoso dkk, 2021).
pesan dakwah yang disampaikan Nahdlatul Ulama melalui
instagram @nuonline_id. Akun @nuonline_id memiliki 952 ribu pengikut
per Juni 2022 dan sudah lebih dari 8 ribu konten yang diposting. Akun
tersebut dikelola di bawah Redaksi NU Online yang berpusat di kantor
PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) yang didalamnya terdapat tim
khusus untuk pengelolaan dakwah di media sosial. Konten-konten yang
disajikan pada @nuonline_id ini tentu bersumber dari website resmi NU
Online yaitu www.nu.or.id. Begitu juga dengan akun media sosial NU
Online lainnya seperti youtube, facebook dan twitter. Selain itu, komentar-
komentar sebagai bentuk respon dari para pengikut @nuonline_id juga
selalu diberikan, walau jumlahnya kadang tidak menentu. Dalam hal ini,
@nuonline_id terkadang hanya merespon komentar dari para pengikut
yang berisi komentar atau tanggapan yang penting atau berbobot saja.
Selebihnya, @nuonline_id tidak memberikan respon atau balasan
komentar. Ketika ada beberapa pengguna yang merasa tidak nyaman
dengan postingan @nuonline_id kemudian memberikan opini yang keras
dan tidak santun, maka @nuonline_id akan menanggapinya dengan tetap
memberikan opini yang berisi kata-kata baik dengan maksud agar tidak
menyinggung pihak siapapun.
G. Metodologi Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan untuk kajian ini adalah studi kepustakaan
(library research), yaitu serangkaian penelitian yang berkaitan dengan metode
pengumpulan data pustaka, atau penelitian yang obyek penelitiannya digali
melalui beragam informasi kepustakaan, seperti: buku, jurnal, ensiklopedia,
koran, majalah, dan dokumen. Kini, di era digital data dan informasi tersebut bisa
diperoleh melalui internet.
H. Daftar Pustaka
Bush, R. (2003). “Islam and Civil Society in Indonesia: The Case of the
Nahdlatul Ulama.”
Habibi, Dedi Kusuma. (2018). Dwi Fungsi Media Massa. Jurnal Ilmu
Komunikasi, 7(2).
Rivers, William L., Jensen, Jay W. dan Peterson, T.(2008). Media Massa dan
Masyarakat Modern, Terjemahan Oleh Haris Munandar dan Dudy
Priatna, Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.