Rasionalitas Terapi Antibiotik Pada Pasien Diare Akut Anak Usia 1-4 Tahun DiRS Banyumanik Semarang Tahun 2013
Rasionalitas Terapi Antibiotik Pada Pasien Diare Akut Anak Usia 1-4 Tahun DiRS Banyumanik Semarang Tahun 2013
RASIONALITAS TERAPI ANTIBIOTIK PADA PASIEN DIARE AKUT ANAK USIA 1-4 TAHUN
DI RUMAH SAKIT BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2013
ABSTRAK
Kata kunci: antibiotik, diare akut anak, rasionalitas, RS Banyumanik Semarang, WHO.
ABSTRACT
Several studies have shown the incidence of unrationality antibiotic therapy in many
health centers. This study aimed to determine the rationality of antibiotic therapy in
acute diarrhea children aged 1-4 years in Banyumanik Semarang Hospital at 2013, which
is adapted to WHO standard. This was a descriptive research. Data were obtained from
medical records using the retrospective method. The subjects of the study were acute
diarrhea children, aged 1-4 years who received antibiotic therapy, without other
infections, as well as hospitalized at 2013. Data were grouped by parameter such as the
right indication, drug, patients, and dose, then compared to WHO standard, and then the
percentage of rationality to the total number of acute diarrhea children aged 1-4 years
were been calculated. The result showed that antibiotic therapy in acute diarrhea
children aged 1-4 years in Banyumanik Semarang hospital at 2013 was irrational.
197
PHARMACY, Vol.12 No. 02 Desember 2015 ISSN 1693-3591
198
PHARMACY, Vol.12 No. 02 Desember 2015 ISSN 1693-3591
199
PHARMACY, Vol.12 No. 02 Desember 2015 ISSN 1693-3591
200
PHARMACY, Vol.12 No. 02 Desember 2015 ISSN 1693-3591
201
PHARMACY, Vol.12 No. 02 Desember 2015 ISSN 1693-3591
202
PHARMACY, Vol.12 No. 02 Desember 2015 ISSN 1693-3591
Gambar 2. Penderita diare akut anak berdasarkan usia dan lama perawatan.
Demam atau naiknya suhu tubuh cairan dan garam mineral. Selain itu,
merupakan tanda adanya infeksi dehidrasi juga dapat menimbulkan
(Mulyani, 2006). Munculnya gejala kejang dikarenakan cairan ekstrasel
demam dipengaruhi oleh ketahanan masuk ke intrasel secara berlebihan.
tubuh pasien terhadap infeksi. Pasien Gejala feses berdarah dapat diakibatkan
dengan daya tahan tubuh tinggi, gejala adanya luka atau inflamasi pada usus
demam terkadang tidak tampak. seperti kolitis ulseratif dan kolitis Crohn,
Kenaikan suhu tubuh ini bisa diakibatkan polip, keganasan dalam usus, infeksi
oleh infeksi E. coli enteroinvasif, bakteri seperti Shigella, Salmonella, dan
Salmonella, Shigella, dan rotavirus, Campylobacter; infeksi parasit seperti
sedangkan mual dan muntah dapat Amoeba, Giardia lamblia; serta infeksi
disebabkan oleh rotavirus dan cacing seperti Trichuris trichiura dan
Salmonella, namun gejala muntah jarang Schistosomiasis (Simadibrata, 2009).
ditemukan pada kasus infeksi oleh Invasi bakteri Shigella pada epitel usus
Shigella dan V. cholerae (Djojoningrat, dapat diperantarai oleh pili yang ada
2009). pada permukaan dinding bakteri. Bakteri
Keadaan dehidrasi yang kemudian menempel dan membuat
menyertai diare dapat menimbulkan koloni pada epitel usus yang akhirnya
rasa lemas sebab tubuh kehilangan dapat menimbulkan darah dan demam
203
PHARMACY, Vol.12 No. 02 Desember 2015 ISSN 1693-3591
Terapi non antibiotik adalah diberikan pada anak kecil dengan diare
terapi yang diberikan sebagai penunjang akut, persisten, dan disenteri, sebab
untuk menghilangkan gejala penyakit obat-obatan tersebut tidak dapat
yang menyertai diare akut dan mencegah dehidrasi ataupun
merupakan terapi untuk memperbaiki meningkatkan status gizi anak, akan
keadaan pasien (terapi supportif). tetapi justru dapat menimbulkan
Golongan obat yang diberikan pada keparahan diare, efek samping yang
pasien diare akut anak usia 1-4 tahun berbahaya, bahkan terkadang dapat
rawat inap selama perode tahun 2013 berakibat fatal. Antiemetik diberikan
meliputi NSAID, antitukak, antiemetik, untuk mengatasi pasien yang mengalami
antidiare, antikejang, cairan rehidrasi, gejala mual dan muntah yang mungkin
antitusif, dan suplemen. Pemberian obat disebabkan oleh rotavirus. Pemberian
golongan NSAID (paracetamol, cairan rehidrasi juga banyak ditemukan
ibuprofen, deksametason) dan antidiare untuk mengatasi kekurangan cairan dan
banyak diresepkan karena pasien rata- elektrolit pada tubuh pasien sebab hasil
rata banyak mengalami gejala demam diagnosis cukup banyak pasien
dan diare. mengalami dehidrasi ringan sampai
Berdasarkan standar WHO sedang.
(2009), obat antidiare tidak boleh
204
PHARMACY, Vol.12 No. 02 Desember 2015 ISSN 1693-3591
205
PHARMACY, Vol.12 No. 02 Desember 2015 ISSN 1693-3591
206
PHARMACY, Vol.12 No. 02 Desember 2015 ISSN 1693-3591
207
PHARMACY, Vol.12 No. 02 Desember 2015 ISSN 1693-3591
208
PHARMACY, Vol.12 No. 02 Desember 2015 ISSN 1693-3591
209