PT SUCOFINDO (Persero)
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I. PENDAHULUAN
SUCOFINDO sebagai salah satu Perusahaan BUMN, memiliki kewajiban untuk selalu
memastikan kelangsungan usaha Perusahaan melalui layanan primanya terlebih pada saat
terjadinya gangguan Pandemik Covid-19 sampai dengan masa pemulihan selesai. Panduan
ini disiapkan agar SUCOFINDO dapat senantiasa mempersiapkan, merespons, dan
memulihkan diri dari insiden gangguan Pandemik Covid-19 serta memastikan mitigasi risiko
yang dilakukan tidak mengganggu kelangsungan usaha.
1.2. Tujuan
Prosedur ini bertujuan untuk memberikan panduan penerapan protokol Covid-Safe bagi insan
SUCOFINDO maupun Tenant di lingkungan SUCOFINDO.
Pedoman penerapan protokol Covid-Safe ini berlaku untuk seluruh Insan SUCOFINDO dan
Tenant yang berada di lingkungan SUCOFINDO.
1.4. Referensi
1.5. Definisi
1.5.1. Analisa Keselamatan Pekerjaan /Job Safety Analysis (JSA) adalah kegiatan
menganalisa risiko keselamatan dan kesehatan yang dilakukan sebelum
memulai suatu pekerjaan dengan melakukan identifikasi dan pengendalian
bahaya secara detail per tahapan pekerjaan, dilanjutkan dengan identifikasi
potensi-potensi bahaya di dalamnya kenudian diselesaikan dengan menentukan
upaya terbaik untuk mengurangi ataupun
menghilangkan/mengendalikan bahaya-bahaya pada pekerjaan yang dianalisa
tersebut;
1.5.2. Covid Ranger adalah seluruh Pegawai Sucofindo dan tenant Graha Sucofindo
yang wajib menjalankan penerapan protokol Covid-Safe;
1.5.3. Covid Ranger Agent adalah Personil terpilih yang ditugaskan secara khusus
untuk mendorong penerapan protokol Covid-Safe di lingkungan Sucofindo;
1.5.4. Discarded adalah seseorang yang memenuhi salah satu kriteria berikut:
a. Seseorang dengan status Kasus Suspek dengan hasil pemeriksaan RT-
PCR 2 kali negatif selama 2 hari berturut-turut dengan selang waktu >24 jam.
b. Seseorang dengan status Kontak Erat yang telah menyelesaikan masa
karantina selama 14 hari;
1.5.5. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan atau disingkat DPJP adalah dokter
spesialis paru, dokter penyakit dalam, dokter sub spesialis penyakit dalam paru,
dokter sub spesialis penyakit dalam tropik infeksi, dokter anak, dokter anak sub
spesialis paru, dan dokter spesialis lain atau dokter sub spesialis lain sesuai
dengan kebutuhan medis. Dalam hal di rumah sakit tidak terdapat dokter
spesialis, maka dokter umum dapat merawat pasien Covid-19 sesuai dengan
kewenangannya;
1.5.7. Emergency Response Team (ERT) Unit Kerja atau Tim Penanganan Covid-
19 Tingkat Unit Kerja adalah tim yang dibentuk khusus oleh unit kerja masing-
masing untuk menangani keadaan darurat pandemi Covid-19;
1.5.8. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama atau Faskes Primer disingkat FKTP
adalah pelayanan kesehatan dasar yang diberikan oleh Puskesmas, Klinik atau
Dokter Umum;
1.5.10. Gejala Sakit Ringan pada Pasien adalah gejala non-spesifik seperti demam,
batuk, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, malaise, sakit kepala, nyeri otot.
Perlu waspada pada usia lanjut dan imunocompromised karena gejala dan
tanda tidak khas;
1.5.11. Gejala Sakit Sedang pada Pasien Remaja atau Dewasa adalah gejala dengan
tanda klinis pneumonia (demam, batuk, dyspnea, napas cepat) dan tidak ada
tanda pneumonia berat;
Gejala Sakit Sedang pada Anak adalah gejala pneumonia ringan, mengalami
batuk atau kesulitan bernapas + napas cepat: frekuensi napas;
1.5.12. Gejala Sakit Berat adalah demam > 38oC dan ISPA berat/pneumonia berat.
Pada pasien remaja atau dewasa dengan demam atau dalam pengawasan
infeksi saluran napas ditambah dengan tanda – tanda frekuensi napas >
30x/menit, distress pernapasan berat, atau saturasi oksigen (SpO2) <90% pada
udara kamar.
Pada pasien anak dengan batuk atau kesulitan bernapas, ditambah setidaknya
satu dari gejala sebagai berikut :
a. Sianosis sentral atau SpO2 <90%
b. Distress pernapasan berat (seperti mendengkur, tarikan dinding dada yang
berat).
c. Tanda pneumonia berat yaitu ketidakmampuan menyusui atau minum,
letargi atau penurunan kesadaran atau kejang.
Dalam pemeriksaan darah adanya leukopenia, peningkatan monosit, dan
peningkatan limfosit atipik;
1.5.13. Gejala Sakit Kritis disebut juga Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
dimana baru terjadi atau perburukan dalam waktu satu minggu;
1.5.15. Ijin Kerja Berisiko / Permit to Work (PTW) adalah adalah sistem tertulis yang
digunakan untuk mengendalikan jenis-jenis pekerjaan tertentu yang
mengandung bahaya dan berisiko tinggi bagi manusia;
1.5.16. Information Leader ERT Korporat adalah Pegawai setingkat Kepala Unit
Kerja yang ditunjuk oleh Ketua ERT Korporat untuk menyajikan informasi terkini
yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan Tim;
1.5.17. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥38oC) atau riwayat
demam; dan disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti:
batuk/sesak nafas/sakit tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat;
1.5.18. Isolasi adalah proses mengurangi risiko penularan melalui upaya memisahkan
individu yang sakit dengan masyarakat luas, baik individu yang sudah
dikonfirmasi laboratorium atau memiliki gejala Covid-19;
1.5.19. Karantina adalah proses mengurangi risiko penularan dan identifikasi dini
Covid-19 melalui upaya memisahkan individu yang sehat atau belum memiliki
gejala Covid-19 tetapi memiliki riwayat kontak dengan pasien konfirmasi Covid-
19 atau memiliki riwayat bepergian ke wilayah yang sudah terjadi transmisi lokal;
1.5.21. Kasus Konfirmasi Tanpa Gejala (asimptomatik) adalah seseorang yang tidak
bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang konfirmasi Covid-19, yang
merupakan Kontak Erat dengan Kasus Suspek Covid-19;
1.5.22. Kasus Probable adalah Kasus Suspek dengan ISPA Berat atau Acute
Respiratory Disease System (ARDS) atau meninggal dengan gambaran klinis
yang meyakinkan Covid-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-
PCR;
1.5.23. Kasus Suspek disingkat KS adalah seseorang yang memiliki salah satu dari
kriteria berikut:
a. Orang dengan ISPA DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di Negara/Wilayah Indonesia yang
melaporkan Transmisi Lokal;
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA DAN pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan Kasus Konfirmasi/
Kasus Probable Covid-19;
c. Orang dengan ISPA Berat/Pneumonia Berat yang membutuhkan perawatan
di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain yang mendasari timbulnya
gejala Covid-19;
1.5.24. Keluarga adalah suami/istri dan anak yang sah secara hukum dari Pegawai;
1.5.26. Ketua Harian ERT Korporat adalah Direktur Sumber Daya Manusia;
1.5.27. Kematian adalah Kasus Konfirmasi/ Kasus Probable Covid-19 yang meninggal;
1.5.28. Kontak adalah setiap orang yang berkontak langsung atau berada dalam jarak
1 meter selama setidaknya 15 menit dengan seseorang yang terinfeksi virus
penyebab Covid-19, bahkan jika kasus konfirmasi tidak mengalami gejala;
1.5.29. Kontak Erat disingkat KE adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan
Kasus Probable atau Kasus Konfirmasi Covid-19, antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan Kasus Probable atau Kasus
Konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau
lebih;
b. Sentuhan fisik langsung dengan Kasus Probable atau Kasus Konfirmasi
(seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain);
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap Kasus Probable
atau Kasus Konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai standar;
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian
risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat.
1.5.32. Pelaku Perjalanan adalah Pegawai yang melakukan perjalanan dari dalam
negeri (domestik) maupun luar negeri pada 14 hari terakhir;
1.5.34. Penilaian Risiko adalah keseluruhan proses dari identifikasi risiko, analisa
risiko serta evaluasi risiko. (SNI ISO GUIDE 73:2016 definisi 3.4.1);
1.5.36. Penyakit Komorbid atau penyakit penyerta adalah kondisi bahwa ada penyakit
lain yang dialami selain dari penyakit utamanya (penyakit Covid-19), diantaranya
adalah:
a. Diabetes Mellitus Tipe 1, Tipe 2 atau Glucocorticoid-associated Diabetes
b. Penyakit terkait Geriatri
c. Penyakit terkait Autoimun
d. Penyakit Ginjal
e. ST Segment Elevation Myocardial Infarction (STEMI)
f. Non-ST-Segment Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI)
g. Hipertensi
h. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
i. Tuberculosis
j. Penyakit kronis lain yang diperberat oleh kondisi penyakit Covid-19;
1.5.38. Peta Risiko Zonasi Daerah adalah Peta sebaran risiko kewilayahan yang
dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan
menggunakan skoring dan pembobotan. Indikator-indikator yang digunakan
1.5.39. Profil Risiko adalah adalah deskripsi dari sekelompok risiko. (SNI ISO GUIDE
73:2016 definisi 3.8.2.5);
1.5.41. Risiko adalah ketidakpastian yang berdampak pada sasaran. (Leo dan Victor,
2018, hal 34);
1.5.43. Selesai Isolasi adalah apabila seseorang memenuhi salah satu kriteria berikut:
a. Pegawai/Keluarga Kasus Suspek menyelesaikan isolasi setelah petugas
FKTP menghentikan pemantauan, apabila hasil pemeriksaan RT-PCR
selama 2 hari berturut-turut dengan selang waktu >24 jam menunjukkan hasil
negatif. Isolasi dihentikan dengan penerimaan Surat Pernyataan selesai
masa pemantauan dari FKTP.
1.5.45. Unit Kerja adalah Unit Bisnis Strategis, Divisi, SPI, Unit, Cabang, Unit
Pelayanan;
1.5.46. Work From Home disebut juga WFH adalah bekerja dari rumah;
1.5.47. Work From Office disebut juga WFO adalah bekerja di kantor.
2. Tim Komunikasi, terdiri dari Ketua Tim Komunikasi, Ketua Tim Komunikasi Alternatif, dan
anggota. Tim Komunikasi bertanggung jawab untuk:
a. Menyiapkan nomor kontak darurat yang dapat dihubungi oleh Pegawai dan pihak
eksternal terkait dengan penanganan dan pemulihan bencana;
b. Menetapkan sarana/media komunikasi formal perusahaan ke Internal dan Eksternal
Perusahaan (seperti facebook, twitter, instagram, email korporat, google meets, zoom
dan lainnya);
c. Menyusun dan mengkomunikasikan format pengumuman, laporan, dan format
komunikasi ke pihak eksternal dan internal Perusahaan untuk menjaga citra dan
reputasi Perusahaan;
d. Merespon adanya informasi negatif perusahaan di media massa (termasuk media
sosial) dan memonitor dampak respon yang telah dilakukan.
e. Menyusun konten sosialisasi ke internal Perusahaan terkait dengan penanganan
bencana yang terjadi;
f. Sebagai Juru Bicara Perusahaan selain anggota Pusat Penanganan Gangguan dan
mengusulkan Juru Bicara yang mewakili Perusahaan terkait dengan penanganan
kondisi bencana ke Pusat Penanganan Gangguan;
g. Menyusun dan mensosialisasikan informasi yang dapat disampaikan ke pihak
eksternal dan internal Perusahaan, termasuk Unit Kerja yang berhubungan langsung
3. Tim Informasi, terdiri dari Ketua Tim Dukungan Informasi, Ketua Tim Dukungan Informasi
Alternatif dan anggota. Tim Informasi bertanggung jawab untuk:
a. Mengidentifikasi dan memonitor pemenuhan kewajiban pelaporan kepada pihak
eksternal perusahaan;
b. Berkoordinasi dengan Unit Kerja terkait, apabila terdapat potensi keterlambatan
penyampaian laporan;
c. Melaporkan ke Pusat Penanganan Gangguan apabila terdapat potensi keterlambatan
penyampaian laporan dan kendala-kendala yang dihadapi dalam penyampaian
laporan;
d. Mendukung Unit Kerja terkait dengan kebutuhan informasi saat kondisi bencana;
e. Mengumpulkan seluruh informasi terkait dengan penanganan bencana di setiap Unit
Kerja Perusahaan dan melaporkannya ke Pusat Penanganan Gangguan;
f. Menyediakan nomor tanggap darurat untuk memudahkan pelaporan unit kerja;
g. Menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh Pusat Penanganan Gangguan
dalam menetapkan/menyetujui atau menolak kebijakan stratejik saat kondisi
darurat/bencana;
4. Tim Scenario Planner, terdiri dari Ketua Tim Scenario Planner, Ketua Tim Scenario
Planner Alternatif dan anggota. Tim Scenario Planner bertanggung jawab untuk:
a. Melakukan monitoring terhadap perubahan kondisi gangguan yang terjadi dan
perubahan kebijakan/peraturan pemerintah/regulator terkait dengan bencana yang
terjadi;
b. Menyusun skenario-skenario penanganan gangguan yang berpotensi terjadi dan
alternatif solusi yang dapat dipilih dalam penanganan bencana yang terjadi dan
menyampaikannya ke Pusat Penanganan Gangguan sebagai dasar pengambilan
keputusan stratejik. Alternatif skenario yang disusun termasuk risiko yang akan
dihadapi dari setiap pilihan yang diambil. Penyusunan skenario termasuk penyusunan
skenario dalam jangka pendek dan jangka panjang;
c. Berkoordinasi dengan Tim Log Keeper dan melakukan monitoring untuk memastikan
implementasi penanganan bencana di Unit Kerja telah sesuai dengan skenario yang
telah ditetapkan;
d. Menyusun laporan penyimpangan implementasi penanganan bencana dan
menyampaikannya ke Pusat Penanganan Gangguan (CMT);
5. Tim Keuangan, terdiri dari Ketua Tim Keuangan, Ketua Tim Keuangan Alternatif dan
anggota, bertanggung jawab untuk:
a. Mengajukan usulan biaya penanganan gangguan sesuai usulan dari Unit Kerja;
b. Menjalankan dan mendistribusikan keputusan Pusat Penanganan Gangguan terkait
persetujuan pengeluaran biaya penanganan gangguan;
6. Tim Keamanan Gedung dan Kesiapan Sarana Prasarana, terdiri dari Ketua Tim
Keamanan Gedung, Ketua Tim Keamanan Gedung Alternatif dan anggota, bertanggung
jawab untuk:
a. Berkoordinasi dengan Tim Tanggap Darurat Gedung di seluruh lokasi kerja
Perusahaan untuk memastikan keselamatan jiwa penghuni gedung;
b. Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung pekerjaan baik di lokasi kerja utama
maupun di lokasi kerja alternatif,
c. Mengadakan pemilihan dan pengadaan langsung untuk memenuhi kebutuhan sarana
dan prasarana pendukung Unit kerja saat kondisi pandemik Covid-19;
d. Berkoordinasi dengan Tim Keuangan terkait dengan perkiraan biaya yang diperlukan;
e. Berkoordinasi dengan pihak eksternal pendukung (termasuk anak perusahaan terkait,
untuk menjaga dan memelihara aset perusahaan saat kondisi pandemik Covid-19.
Termasuk memastikan dukungan pihak eksternal (pihak alih daya/outsoucing) saat
kondisi darurat (pihak pengelola gedung, transportasi, keamanan, cleaning service,
dan lain-lain);
f. Berkoordinasi dengan pihak eksternal lainnya (pihak kepolisian, TNI, Pemadam
kebakaran, tokoh masyarakat sekitar) agar dapat mendukung keamanan operasional
perusahaan (jika diperlukan).
g. Menyediakan konsumsi penghuni gedung saat kondisi darurat (jika diperlukan).
h. Mencatat tindak lanjut yang telah dilakukan saat kondisi pandemik Covid-19 dan
melaporkannya kepada Tim Log Keeper.
7. Tim Legal, terdiri dari Ketua Tim Legal, Ketua Tim Legal Alternatif dan anggota,
bertanggung jawab untuk memastikan perijinan perusahaan dan penanganan risiko legal
telah dimitigasi dengan baik.
a. Memonitor ketentuan dan peraturan terkait dengan penanganan gangguan Pandemik
Covid-19 yang ditetapkan pemerintah dan regulator;
b. Memastikan kesesuaian aspek hukum penanganan gangguan yang dilakukan,
termasuk aspek hukum dan kepatuhan atas usulan ketentuan internal yang disusun;
c. Melakukan monitoring implementasi penanganan gangguan yang berpotensi
menimbulkan dampak hukum pada Perusahaan;
d. Memberikan masukan kepada Pusat Penanganan Gangguan (CMT) atas kelemahan
dari aspek hukum dan perundangan pada implementasi penanganan gangguan yang
terjadi;
8. Tim Human Resource, terdiri dari Ketua Tim Human Resource, Ketua Tim Human
Resource Alternatif dan anggota, bertanggung jawab untuk:
a. Berkoordinasi dengan Tim Komunikasi dalam melakukan sosialisasi atas penanganan
gangguan pandemik Covid-19;
b. Menyusun dan mengajukan kebijakan/ketentuan internal Perusahaan kepada Pusat
Penanganan Ganggguan terkait dengan penanganan gangguan pandemik Covid-19,
meliputi namun tidak terbatas pada ketentuan cuti Pegawai, ketentuan absensi secara
elektronik, ketentuan pencapaian kinerja Pegawai, dan ketentuan lainnya;
c. Membantu dan memberikan dukungan kepada Pegawai yang terdampak kasus
pandemik Covid-19;
d. Menyediakan fasilitas konsultansi online dengan Psikolog untuk Pegawai yang
memerlukan;
e. Memonitor kondisi keselamatan Pegawai dan melaporkan ke Pusat Penanganan
Gangguan apabila Pegawai terdampak kasus pandemik Covid-19;
f. Menyediakan dokter perusahaan di lokasi kerja;
g. Melakukan pemeriksaan kesehatan Pegawai di lokasi kerja (seperti test rapid dan atau
swab), untuk memastikan kondisi kesehatan Pegawai.
h. Berkoordinasi dengan Ketua Tim ERT Unit Kerja untuk monitoring terhadap kondisi
kesehatan dan keselamatan Pegawai Perusahaan setelah gangguan/bencana terjadi,
terutama jika masih terdapat Pegawai yang dirawat di Rumah Sakit akibat bencana
yang terjadi;
9. Tim IT, terdiri dari Ketua Tim IT, Ketua Tim IT Alternatif dan anggota, bertanggung jawab
untuk:
a. Menyediakan kontak darurat yang dapat dihubungi saat kondisi bencana apabila
terdapat layanan TI di Unit Kerja yang mengalami gangguan;
b. Memberikan dukungan layanan TI ke Unit Kerja yang terdampak gangguan;
c. Mencatat dan mendokumentasikan gangguan layanan TI yang terjadi di Unit Kerja.
Hasil dokumentasi penanganan gangguan disampaikan kepada Tim Log Keeper.
d. Mengkomunikasikan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam perbaikan layanan
TI di Unit Kerja;
e. Mengusulkan ketentuan terkait dengan layanan TI pada saat bencana terjadi ke Pusat
Penanganan Gangguan (CMT);
f. Melakukan monitoring kondisi layanan TI saat gangguan pandemik Covid-19;
g. Mempercepat tersedianya aplikasi digital untuk mendukung pelaksanaan WFH
Pegawai;
h. Berkoordinasi dengan Tim Pemulihan Teknologi terkait dengan penggunaan prosedur
DR Plan.
i. Mengusulkan pengembangan teknologi informasi perusahaan ke pejabat terkait.
10. Tim Business Leader, terdiri dari Ketua Business Leader, Ketua Business Leader
Alternatif dan anggota, bertanggung jawab untuk:
a. Memutuskan langkah-langkah stratejik yang diperlukan dalam pelayanan jasa kritikal
di tingkat Unit Bisnis serta penyampaian informasi ke pihak eksternal (pemerintah
daerah setempat, pelanggan).
b. Melaksanakan Prosedur Business Continuity Plan Unit Kerja sesuai dengan tingkat
kekritisan.
c. Mengkoordinasikan penjadwalan kerja Pegawai, jika lokasi kerja alternatif memiliki
kapasitas kerja yang terbatas.
d. Melakukan koordinasi dengan Tim IT untuk memastikan bahwa aplikasi yang
digunakan dalam fungsi bisnis kritikal di lokasi alternatif telah siap untuk digunakan.
e. Memastikan ketersediaan dan kelengkapan data non-elektronik di lokasi kerja
alternatif.
11. Tim K3, terdiri dari Ketua Tim K3 dan anggota yang terdiri dari Covid Ranger Agent dan
QSHE Ofifcer unit kerja, bertanggung jawab untuk:
a. Menyusun Protokol Bekerja Aman dan Selamat;
b. Memastikan seluruh unit kerja dapat menjalankan Protokol Bekerja Aman dan Selamat
tanpa kendala;
c. Melakukan identifikasi risiko bersama dengan Risk Officer Unit kerja dan menetapkan
mitigasi risiko yang diperlukan;
d. Memastikan seluruh pelaksanaan kegiatan unit kerja selalu dalam batas risiko yang
ditetapkan;
e. Menyusun laporan dampak kerugian Perusahaan atas bencana yang terjadi.
12. Tim Log Keeper, terdiri dari Ketua Tim Log Keeper dan anggota, bertanggung jawab
untuk memastikan tersedianya catatan hasil keputusan rapat Tim ERT Korporat dan
seluruh dokumentasi tim.
a. Mencatat dan mendokumentasikan kejadian gangguan akibat pandemik Covid-19,
mencatat tindak lanjut yang telah diambil dan lessons learned kejadian serupa di masa
mendatang;
b. Melakukan monitoring atas kondisi gangguan yang terjadi pada tingkat korporat dan
unit kerja;
c. Mencatat dan memonitor Logbook status keputusan yang ditetapkan dan memastikan
seluruh aksi tindak lanjut telah diselesaikan oleh action taker;
d. Mengusulkan langkah-langkah alternatif yang dapat dipilih dan risiko yang berpotensi
muncul atas setiap pilihan yang diambil ke Pusat Penanganan Gangguan.
e. Memastikan seluruh keputusan yang telah diambil oleh Pusat Penanganan Gangguan
telah terdokumentasi dengan baik;
Emergency Response Team (ERT) Unit Kerja atau Tim Penanganan/Task Force Covid-19
Tingkat Unit Kerja dibentuk khusus oleh unit kerja masing-masing untuk menangani keadaan
darurat pandemi Covid-19 pada tingkat unit kerja. Emergency Response Team (ERT) Unit
Kerja minimal terdiri dari:
Penunjukan tim dilakukan melalui memorandum sesuai dengan tingkat jabatan yang sesuai.
Perusahaan menunjuk Covid Ranger Agent yang terdiri dari perwakilan Pegawai unit kerja,
security dan perwakilan Pegawai tenant. Covid Ranger Agent menggunakan pin dan memiliki
peran sebagai berikut:
2.3.1. Peran Pegawai SUCOFINDO yang ditunjuk sebagai Covid Ranger Agent
1. Mengkomunikasikan protokol Covid-Safe kepada seluruh Pegawai di Unit Kerja;
2. Memfasilitasi perumusan dan pelaksanaan aktivitas/ program sehubungan
dengan penerapan protokol Covid-Safe di Unit Kerja;
3. Menjadi figur panutan dalam penerapan protokol Covid-Safe, khususnya
penerapan 5 Golder Rules;
4. Mengajak seluruh Pegawai di Unit Kerja untuk menerapkan protokol Covid-Safe;
5. Mengingatkan dan menegur Pegawai yang melakukan pelanggaran protokol
Covid-Safe;
6. Melakukan monitoring pelaksanaan penerapan protokol Covid-Safe secara
berkala;
7. Melaporkan hasil monitoring penerapan protokol Covid-Safe kepada CMT
Korporat (yang diwakili oleh Divisi MSR).
3. Pakta Integritas Tenaga Alih Daya (LS) Atas Pemberlakuan Protokol Baru PT
SUCOFINDO (Persero) Dalam Wabah Covid-19. Pakta ini ditandatangani oleh seluruh
Tenaga Kerja Alih Daya.
Formulir Pakta Integritas yang telah ditandatangani dikirimkan kepada Divisi Human Capital.
Ketua ERT Unit Kerja memastikan seluruh Pegawai dibawah tanggung jawabnya untuk
menandatangani Pakta Integritas tersebut. Kegagalan Ketua ERT Unit Kerja dan/atau Kepala
Unit Kerja dalam melaksanakan ketentuan ini, dikatagorikan telah melakukan pelanggaran
disiplin Pegawai dan akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Perusahaan menetapkan Skenario Pemulihan Operasi sesuai dengan wilayah PSBB yang
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah masing-masing. Untuk mengantisipasi masa pandemik
Covid-19 dan menjaga kelangsungan usaha,
Fase 0 (nol) ditetapkan oleh Perusahaan dengan berdasarkan peraturan Pemerintah Daerah
setempat dan arahan Gugus Tugas Covid-19 setempat, dimana perkantoran diwajibkan untuk
melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga seluruh aktivitas
perkantoran wajib dilakukan dari rumah (WFH). Pada kondisi ini, untuk layanan jasa yang
tetap harus beroperasi, Perusahaan mengurus perijinan dari otoritas yang berwenang setelah
mempertimbangkan risiko paparan Covid-19 dan menetapkan mitigasi risikonya. Pada tahap
ini, Sekretariat Perusahaan dan Divisi Pemasaran & Penjualan Korporat memberitahukan
kepada pelanggan terkait layanan jasa kritikal yang dapat dilakukan oleh SUCOFINDO pada
kondisi gangguan pandemic Covid-19, alternatif layanan jasa yang tersedia dan perubahan
pengaturan lainnya, misalnya kemudahan kontak melalui customer service dengan nomor
baru yang telah ditentukan.
Pada Fase 0 (nol) Perusahaan menetapkan kebijakan Full WFH dan seluruh aktivitas
perusahaan sedapat mungkin dilakukan secara digital, termasuk penerbitan sertifikat, proses
pembayaran jasa dan pengadaan barang/jasa, kecuali yang telah mendapat perijinan untuk
dapat beroperasi sesuai aturan Pemerintah Daerah setempat.
3.2. Fase 1
3.3. Fase 2
3.4. Fase 3
Perubahan dari fase yang lebih rendah ke fase yang lebih tinggi, serta pengaturannya hanya
boleh dilakukan oleh Ketua ERT Unit Kerja dengan terlebih dahulu meminta persetujuan
Direktur terkait (untuk SBU/Divisi/Unit), Kepala Divisi Regional dan Direktur terkait (untuk
kantor cabang), dan menginformasikannya kepada Ketua Harian ERT Korporat.
Kepala Unit kerja diberikan kewenangan untuk dapat menurunkan ke fase yang lebih rendah
segera dengan memperhatikan faktor risiko dan/atau tingkat penyebaran Covid-19 di
wilayahnya masing-masing dengan memberitahukan kepada Ketua Harian ERT Korporat,
Direktur terkait dan Kepala Divisi Regionalnya.
Seluruh unit kerja tidak diperkenankan menetapkan Fase 4 kecuali Pemerintah Pusat
menyatakan pencabutan terhadap Keputusan Presiden Nomor 12 tahun 2020 tentang
Penetapan Bencana Non-Alam Penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional dan
Direktur Utama sebagai Ketua ERT Korporat menyatakan bahwa SUCOFINDO kembali
kepada Fase Normal.
Fase 4 ditetapkan dan dinyatakan oleh Ketua ERT Korporat dimana Pandemik Covid-19
dinyatakan telah berakhir dan SUCOFINDO kembali beroperasi dengan normal. Sebelum
menetapkan Fase 4, Ketua Harian ERT Korporat memberikan pelaporan kepada Ketua ERT
Korporat dalam hal:
1. Memastikan hasil monitoring terhadap kondisi gangguan Pandemik Covid-19 dan
dampaknya terhadap operasional dan bisnis perusahaan, perubahan peraturan dan
ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah (pusat/daerah) maupun lembaga lainnya
yang berwenang, telah dilakukan.
2. Memastikan kesiapan sarana dan prasarana pendukung dan Teknologi Informasi yang
akan digunakan untuk menjalankan operasional dan bisnis perusahaan. Akses
Layanan TI yang sebelumnya ditetapkan untuk dilakukan selama kondisi gangguan,
dihentikan dan dikembalikan kepada kondisi normal.
3. Memastikan proses operasional telah dapat berlangsung dengan kondisi normal
Ketua ERT Unit Kerja memastikan bahwa setiap pegawai telah mendapatkan informasi bahwa
Perusahaan telah kembali kepada kondisi operasional normal.
Perusahaan mengizinkan Kepala Unit Kerja untuk melaksanakan Rapid Test/Swab Test di
unit kerjanya untuk mengidentifikasi paparan Covid-19, dalam hal adanya:
a. Kebutuhan pelaksanaan pekerjaan mengikuti persyaratan pemberi kerja (Rapid
Test/Swab Test disesuaikan dengan persyaratan).
b. Kebutuhan deteksi dini dengan melakukan pengujian Rapid Test/Swab Test terhadap
Pegawai yang memiliki risiko tingkat paparan tinggi (misal, Pegawai yang bekerja di kapal
ataupun di site/proyek bersama dengan banyak orang). Keputusan hal ini menjadi
kewenangan Ketua ERT Unit Kerja/Kepala Unit Kerja.
c. Kebutuhan penelusuran/tracing Covid-19 dilakukan kepada Pegawai yang memiliki
Kontak Erat (menjadi Suspek) dengan Kasus Konfirmasi Positif Covid-19 di lingkungan
kerja SUCOFINDO. Keputusan penggunaan Rapid Test/Swab Test menjadi kewenangan
Ketua ERT Unit Kerja/Kepala Unit Kerja.
Guna melaksanakan deteksi dini terhadap potensi paparan Covid-19 kepada Pegawai, maka
Ketua ERT Unit Kerja/Kepala Unit Kerja diminta untuk:
a. Mengidentifikasi kelompok Pegawai yang memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap
paparan Covid-19.
b. Melakukan random-testing (menggunakan rapid-test) yang terencana setiap bulannya
kepada kelompok Pegawai tersebut, sehingga deteksi dini dapat dilakukan dengan efektif.
Rencana pelaksanaan tersebut (sebelum pelaksanaan) dan setelah random-testing
dilaksanakan harus diinformasikan dan diketahui oleh Kepala Divisi Human Capital (untuk
Unit Kerja Kantor Pusat) dan Kepala Divisi Regional (untuk cabang).
Ketua ERT Unit Kerja melakukan pemetaan tingkat risiko residential Pegawai untuk
mengetahui sebaran tingkat risiko Pegawai berdasarkan lokasi tempat tinggal dengan
menggunakan Formulir Identifikasi Risiko Tempat Tinggal Pegawai (FOR/SCI-HC/64). Hasil
pemetaan tingkat risiko menjadi dasar pengambilan keputusan WFH dan WFO Pegawai.
Adapun tatacara pemetaan tingkat risiko residential dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:
1. Tentukan jenis tempat tinggal Pegawai (pengisian pada kolom 2 Formulir Identifikasi
Risiko Tempat Tinggal Pegawai (FOR/SCI-HC/64)), yang dibagi berdasarkan:
a. Apartemen
b. Kost
c. Perumahan di Kompleks
d. Perumahan perkampungan
e. Mess/Panti/dll
2. Tentukan populasi penduduk usia >50 tahun pada satu area (sekitar satu ha) di sekitar
tempat tinggal (pengisian pada kolom 3), yaitu:
a. kurang dari 20% populasi penduduk dalam satu area/RW/Kelurahan
b. lebih dari 20% populasi penduduk dalam satu area/RW/Kelurahan
3. Pilih jenis kepadatan penduduk (jumlah penduduk dalam 1 ha). Berdasarkan SNI 03-1733-
2004 Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, maka Kepadatan
penduduk dibagi menjadi sebagai berikut (pengisian pada kolom 4 & 5):
a. <150 jiwa/ha (rendah);
b. 151-200 jiwa/ha (sedang);
c. 201-400 jiwa/ha (tinggi);
d. >400 jiwa/ha (sangat padat)
Jenis kepadatan penduduk (jumlah penduduk dalam 1 ha) dibagi menjadi sebagai berikut:
a. <200 jiwa/ha dianggap tidak padat dan
b. >200 jiwa/ha dianggap padat
Mungkin terjadi
paling kurang
3 Mungkin terjadi 31%-50%
sekali dalam
seminggu
Mungkin terjadi
paling kurang
4 Sering terjadi 51%-71%
sekali dalam
sehari
Mungkin terjadi
Hampir Selalu
5 beberapa kali 71% - 90%
terjadi
dalam setahun
5. Kriteria tingkat dampak terjadinya penularan virus Covid-19 dari pemukiman dibagi dalam
5 nilai berdasarkan dampak pandemik/penyebaran virus Covid-19 sesuai dengan risiko
zonasi kota sbb (pengisian pada kolom 9):
Risiko Zonasi per wilayah/kota sebagaimana dicantumkan pada Tabel 3. Peta Risiko di bawah
ini dapat selalu diperbaharui dengan mengakses http://Covid19.go.id/peta-risiko.
6. Kriteria Tingkat Risiko adalah metode untuk mengombinasikan tingkat dampak dan tingkat
kemungkinan untuk mengetahui profil risiko terhadap ketercapaian sasaran yang
digambarkan dalam diagram Kartesian Matriks Risiko sebagai berikut.
Dampak
(uraian dampak pada kriteria
kualitatif/kuantitatif)
Hampir
5 Sedang Sedang Tinggi Ekstrim Ekstrim
Selalu
Kemungkinan/kekerapan terjadi
Hampir
1 Tidak Rendah Rendah Rendah Sedang Tinggi
Pernah
Ekstrim
Sangat
Rendah Sedang Tinggi /Katas-
Tinggi
tropik
1 2 3 4 5
Dampak
7. Profil Risiko disusun berdasarkan sebaran tingkat risiko residential diatas. Berdasarkan
Profil Risiko tersebut, Pegawai yang tinggal pada daerah berisiko tinggi dan ekstrim
diprioritaskan untuk WFH, sedangkan Pegawai yang tinggal pada daerah berisiko rendah
sampai sedang dapat bekerja dari kantor (WFO).
5.2. Tingkat Risiko Berdasarkan Jenis Pekerjaan dan Besarnya Sektor Usaha
Kepala Unit Kerja melakukan penilaian risiko terhadap jenis pekerjaan dan hubungannya
dengan potensi bahaya paparan penularan penyakit Covid-19. Penilaian Risiko ini dilakukan
berdasarkan potensi terpapar dari lingkungan umum selama perjalanan, rekan kerja dan
hubungan dengan pelanggan serta potensi terpapar dengan riwayat perjalanan dari daerah
terinfeksi Covid-19.
2. Faktor di luar pekerjaan, yaitu factor yang dapat terjadi di rumah maupun komunitas;
3. Faktor Komorbiditas. Potensi risiko pada usia yang lebih tua, adanya penyakit penyerta
seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru dan ginjal, adanya kondisi
immunocompromised/penyakit autoimun dan kehamilan.
Analisa Keselamatan Kerja / Job Safety Analysis (JSA) merupakan teknik manajemen
keselamatan yang berfokus pada identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya yang
berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang hendak dilakukan. Dalam kondisi
pandemik Covid-19, Analisa Keselamatan Kerja / Job Safety Analysis (JSA) diperbarui
dengan menambahkan risiko kesehatan.
Kepala Bagian/Bidang atau Koordinator melakukan Analisa Keselamatan Kerja / Job Safety
Analysis (JSA) sebelum menugaskan Pegawai ke lapangan dengan terlebih dahulu
melakukan identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya pada kondisi tempat dimana
pekerjaan yang akan dilakukan oleh Pegawai yang ditugaskan ke lapangan, sesuai dengan
Protokol Keselamatan Bekerja di Lapangan dalam Kondisi Pandemik Covid-19 dan atau
identifikasi bahaya lainnya, serta memastikan Pegawai dapat melakukan pekerjaan dengan
aman dan efisien sesuai prosedur keselamatan yang telah ditetapkan, sebagai bagian dari
pencegahan terjadinya kecelakaan kerja dan perlindungan peralatan kerja dari kerusakan.
Kepala Unit Kerja atau Kepala Unit Pelayanan menyetujui Analisa Keselamatan Kerja
sebelum menugaskan Pegawai ke lapangan.
Pekerjaan yang memerlukan Analisa Keselamatan Kerja / Job Safety Analysis (JSA), tata
cara penggunaan Analisa Keselamatan Kerja / Job Safety Analysis (JSA) dan panduan
pengisian formulir Analisa Keselamatan Kerja / Job Safety Analysis (JSA), diatur di dalam
Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Unit Kerja.
Kepala Bagian/Bidang atau Koordinator melakukan Penilaian Risiko Kesehatan atau disebut
juga dengan Health Risk Assessment (HRA) sebelum penugasan Pegawai ke lapangan.
Kepala Unit Kerja atau Kepala Unit Pelayanan menyetujui Penilaian Risiko Kesehatan
sebelum menugaskan Pegawai ke lapangan. Panduan dan tata cara Penilaian Risiko
Kesehatan, diatur di dalam Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Unit Kerja.
Kepala Bagian/Bidang atau Koordinator menerbitkan Surat Izin Kerja Berisiko (Permit to
Work) kepada Pegawai dengan menyatakan kondisi tempat dimana pekerjaan yang akan
dilakukan oleh Pegawai yang ditugaskan ke lapangan, sudah sesuai dengan Protokol
keselamatan bekerja di lapangan dalam kondisi Covid-19 dan atau risiko lainnya, serta
memastikan Pegawai dalam kondisi sehat sebelum ditugaskan ke lapangan, dapat melakukan
pekerjaan dengan aman dan efisien sesuai prosedur keselamatan yang telah ditetapkan,
sebagai bagian dari pencegahan terjadinya kecelakaan kerja dan perlindungan peralatan
kerja dari kerusakan. Kepala Bagian/Bidang atau Koordinator harus memastikan bahwa lokasi
kerja pelanggan telah memiliki prosedur penanganan Covid-19 dan APD bagi Pegawai telah
tersedia sesuai dengan JSA. Setelah selesai melakukan pekerjaan lapangan di zona merah
pegawai yang bertugas melakukan rapid-test dan dievaluasi kesehatannya. Kepala Unit Kerja
atau Kepala Unit Pelayanan menyetujui Surat Izin Kerja Berisiko sebelum menugaskan
Pegawai ke lapangan. Pekerjaan yang memerlukan izin kerja (Surat Ijin Bekerja/Surat
Tugas/Surat Dinas), tata cara penggunaan izin kerja dan panduan pengisian formulir izin
kerja, diatur di dalam Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Unit Kerja.
Kepala Unit Kerja atau Kepala Unit Pelayanan menugaskan QSHE Officer untuk
melakukan audit/inspeksi secara remote untuk memastikan implementasi penerapan
protokol Covid-19 di lapangan berjalan dengan baik. Jika beban kerja tidak
memungkinkan, maka Kepala Unit Kerja atau Kepala Unit Pelayanan dapat melakukan
random sampling dengan jumlah sampling yang cukup representatif untuk pemastian
implementasi pada lokasi kerja yang “Berisiko”.
Kepala Unit Kerja membagi Pegawai di unit kerjanya menjadi 3 kelompok besar, yaitu:
1. Pegawai yang bekerja di kantor (70% atau lebih beraktifitas di kantor);
2. Pegawai yang bekerja di luar kantor (70% atau lebih beraktifitas di luar kantor);
3. Pegawai yang bekerja di rumah (70% atau lebih lebih beraktifitas di rumah).
Untuk pegawai yang masuk ke dalam Kelompok 2 (dua) sebagaimana di atas, Ketua
ERT/Kepala Unit Kerja harus menyiapkan protokol interaksi yang lebih ketat dengan
kelompok lainnya, dengan aturan minimum sebagai berikut:
1. Pada saat pergi ke tempat lokasi kerja (lokasi pelanggan), Pegawai diwajibkan
pergi/pulang langsung dari/ke rumah, tanpa harus ke kantor terlebih dahulu;
2. Apabila pegawai tersebut harus datang ke kantor, maka Kepala Unit Kerja wajib
menyediakan ruang/area khusus yang terpisah dari area utama kantor, dan menyediakan
fasilitas yang diperlukan untuk menunjang pekerjaannya selama di kantor;
3. Interaksi Pegawai dengan kelompok lainnya harus sangat terkontrol, dengan interaksi
yang sangat minim. Waktu pertemuan tidak boleh lebih lama dari 15 menit, dan pertemuan
dilakukan di ruang/area khusus dengan menggunakan masker dan face shield;
4. Tidak diizinkan untuk datang dan berkunjung ke area utama kantor apapun alasannya,
demikian pula kelompok Pegawai yang lain tidak diizinkan untuk datang dan berkunjung
ke ruang/area khusus tersebut, kecuali orang-orang yang memiliki keperluan, dengan
aturan interaksi sebagaimana poin 3 (tiga) di atas;
5. Aktifitas rapat atau berkumpul diantara ketiga kelompok Pegawai diatas, harus dihindari.
Jika memang diperlukan adanya aktifitas rapat, maka harus dilaksanakan melalui metode
daring, sekalipun setiap peserta rapat berada di lokasi yang sama.
Penggunaan masker dengan benar, merupakan kewajiban semua orang yang berada di
lingkungan kantor. Pegawai diwajibkan mengganti maskernya setiap 4 (empat) jam atau
ketika masker dalam kondisi basah. Apabila Pegawai tidak menggunakan masker, maka
pegawai berpotensi melanggar Peraturan Disiplin Pegawai.
Penggunaan face-shield saat ini diwajibkan khususnya untuk Kantor Pusat/Cabang di fase 0,
fase 1 dan fase 2, serta wilayah/lokasi kerja yang berada pada tingkat risiko tinggi dan risiko
sedang, dan digunakan pada:
1. Pertemuan dengan rekan kantor/tamu eksternal dengan pertemuan lebih dari 1 orang;
2. Aktifitas di luar area kantor (rapat di luar kantor/pertemuan di luar kantor dengan 1 orang
atau lebih).
Penggunaan APD yang tepat untuk Pegawai Sucofindo yang bekerja di lapangan/luar kantor
harus senantiasa mengikuti Protokol Covid-Safe, sebagaimana diatur pada Bab 8.
Untuk kendaraan operasional/dinas yang dilengkapi dengan Driver, maka Driver wajib
mematuhi panduan APD untuk para Driver sebagaimana diatur oleh Divisi Umum atau Fungsi
Umum Cabang. Secara garis besar, Driver diwajibkan menggunakan masker dengan benar,
face-shield, hand sanitizer serta menggunakan baju dengan lengan panjang.
Untuk tenaga penunjang operasi kantor (seperti Cleaning Service, Office Boy, dan lainnya),
wajib menggunakan masker dengan benar dan menggunakan face-shield. Dalam hal tertentu,
dimana diperlukan adanya interaksi dengan makanan/minuman dan penanganan sampah,
maka diwajibkan untuk mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan sarung tangan
plastik yang baru.
Petugas Security mencatat nama dan unit kerja Pegawai/tenant/tamu yang memiliki suhu
diatas 36,8oC tersebut guna keperluan monitoring dan menyampaikan informasi tersebut
kepada Ketua ERT Unit kerja (Khusus Kantor Pusat kepada Kasubbag Property Divisi Umum
untuk kemudian disampaikan kepada Ketua Harian ERT Korporat dengan tembusan kepada
Ketua ERT Unit Kerja Pegawai ybs).
Ketua ERT Unit Kerja melakukan pemantauan Pegawai yang dicatat namanya tersebut
selama 14 hari ke depan untuk memastikan bahwa kondisi suhu tubuh Pegawai tidak
bergejala. Apabila Pegawai merasakan gejala, Pegawai segera diminta untuk melakukan
pemeriksaan di FTKP terdekat. Apabila anggota keluarga Pegawai ada yang merasakan
gejala, maka Pegawai mengisi Formulir Pernyataan Pegawai Dalam Kondisi Pandemik Covid-
19 (FOR/SCI-HC/60).
Presensi kehadiran menggunakan aplikasi kehadiran sampai diinstruksikan lain. Jam kerja
normal pukul 08.00 – 17.00. Pegawai yang bekerja di kantor (WFO) apabila akan keluar
kantor, sebelumnya juga harus meminta izin kepada atasan langsung sebelum bepergian
dengan menggunakan aplikasi My Sucofindo.
Selama jam kerja, Pegawai mengikuti protokol Covid-19 di tempat bekerja dan melakukan
cuci tangan setiap jam. Apabila menggunakan masker kain, Pegawai harus memastikan
tersedianya masker kain pengganti setelah 4 jam penggunaan.
Ketua ERT Unit Kerja memastikan bahwa Pegawai dengan status Kontak Erat (atau yang
anggota keluarganya berstatus Kontak Erat) dilarang masuk kantor dan menjalani WFH
selama 14 hari apabila tidak bergejala. Apabila Pegawai bergejala, agar segera
memeriksakan Kesehatan ke FKTP terdekat atau melakukan swab-test.
Pada saat Pegawai menggunakan lift, Pegawai wajib mempraktikkan physical distancing
ketika mengantri di area lift dengan mengikuti tatacara penggunaan lift. Divisi Umum atau
Fungsi Umum Cabang membuat penandaaan dan tatacara penggunaan lift untuk membantu
pelaksanaan physical distancing.
Sebelum Ketua ERT Korporat menyatakan bahwa Perusahaan kembali ke Fase Normal,
maka Ketua ERT unit kerja memastikan kapasitas ruang kerja yang digunakan oleh Pegawai
telah sesuai dengan pengaturan tempat duduk yang disesuaikan (diberikan jarak antar
individu) dan pengaturan tempat duduk ini telah sesuai dengan Fase kerja yang telah disetujui
oleh Direktur terkait dan Kepala Divisi Regional (khusus cabang).
Divisi Umum atau Fungsi Umum Cabang melaksanakan penyemprotan disinfektan di ruang
kerja minimum setiap 3 hari sekali atau seminggu 2 kali.
Petugas Cleaning Service melakukan pembersihan meja kerja dengan menggunakan masker
dan sarung tangan. Pembersihan sendiri di ruang kerja oleh Pegawai setelah pemakaian meja
kerja selama 4 jam. Ketua ERT Unit kerja memastikan agar tersedia tempat sampah tertutup
di ruang kerja. Petugas Cleaning Service melakukan pembuangan sampah lebih sering.
Tamu/pengunjung wajib menggunakan masker setiap saat, dan mencuci tangan dengan air
mengalir atau hand sanitizer sebelum masuk Gedung Graha SUCOFINDO. Selain itu, tamu/
pengunjung wajib melakukan cuci tangan dengan air mengalir atau hand sanitizer sekurang-
kurangnya 3 jam sekali. Tamu pengunjung dengan suhu tubuh < 36,8oC diperbolehkan
memasuki Gedung kantor.
Mekanisme pertemuan dan rapat dapat melihat point 6.7 mengenai Pengaturan
Rapat/Pertemuan.
Rapat/Pertemuan secara fisik harus dihindarkan sedapat mungkin (khusus untuk Kantor
Cabang/Kantor Pusat dalam fase 0 & fase 1, rapat/pertemuan secara fisik tidak dibenarkan)
dan diminta untuk menggunakan fasilitas daring dengan menggunakan aplikasi yang tersedia.
Pegawai yang akan rapat/pertemuan secara virtual, menginfokan jadual rapat/pertemuan
kepada sekretaris unit kerja masing-masing. Jika rapat/pertemuan di kantor luar kantor, maka
Pegawai menuju ke lokasi pertemuan dengan menggunakan kendaraan yang disediakan
perusahaan, atau dapat menggunakan kendaraan umum non massal.
Apabila rapat/pertemuan terpaksa harus dilakukan secara tatap muka (tidak online), maka
Pegawai harus memperhatikan protokol mengikuti protokol Covid-19 , yaitu menggunakan
masker, face shield dan mencuci tangan secara teratur. Apabila rapat dihadiri oleh pihak
eksternal, maka tamu peserta rapat/pertemuan menunggu di ruang tunggu lobby yang telah
disediakan, sebelum dipersilahkan menuju ruang rapat.
Rapat dilaksanakan di ruang rapat kantor dengan jumlah orang yang berada di ruang rapat
maksimum 50 persen dari kapasitas ruangan normal dengan durasi rapat maksimum 60
menit. Apabila rapat/pertemuan direncanakan berlangsung lebih lama, maka pintu ruang rapat
harus dibuka untuk sirkulasi udara. Divisi Umum atau fungsi umum cabang memasang
tatacara rapat dan kapasitas ruangan selama pandemi di setiap pintu ruang rapat
Daftar hadir rapat/pertemuan dibuat secara online dengan menggunakan aplikasi e-office.
Tidak diperkenankan melakukan pertukaran dokumen atau flash disc, atau ATK. Apabila
diperlukan pertukaran dokumen, dapat menggunakan media sharing dokumen melalui cloud
yang disediakan oleh Divisi ISB. Tidak diperkenankan makan dan minum di ruang
rapat/pertemuan, serta bersalaman atau bersentuhan antar peserta rapat/ pertemuan.
Contoh pengaturan tempat duduk pada saat rapat/ pertemuan adalah sebagaimana gambar
di bawah ini:
Divisi Informasi dan Solusi Bisnis melindungi sumber daya informasi Perusahaan dari segala
bentuk ancaman (kerahasiaan, keutuhan/integritas, ketersediaan), kerusakan,
kesalahpenggunaan, akses oleh user yang tidak berwenang, baik eksternal maupun internal,
sengaja maupun tidak disengaja, yang mencakup namun tidak terbatas pada data, informasi,
perangkat lunak, perangkat keras, perangkat jaringan komunikasi, fasilitas pendukung dan
sumber daya manusia.
Divisi Informasi dan Solusi Bisnis mengendalikan hak akses, menyediakan fasilitas Internet,
email, Server, perangkat jaringan komunikasi data (hub, switch, router), perangkat
penghubung (UPS, Genset), software dan aplikasi yang tidak bertentangan dengan hukum
atau peraturan perundangan yang berlaku, penyediaan data Perusahaan yang telah diback-
up sesuai dengan kebutuhannya, dan penyediaan fasilitas penggunaan data center untuk
penempatan perangkat server dan perangkat jaringan.
Ketua ERT Unit kerja memastikan penggunaan teknologi informasi dapat digunakan untuk
membantu unit kerja selama masa pandemik Covid-19 , diantaranya:
Fasilitas masjid wajib dilengkapi dengan sabun cuci tangan atau hand sanitizer dan untuk
menjaga kesehatan, masjid wajib didisinfeksi dua kali seminggu dan karpet masjid tidak
digunakan.
Tidak diperkenankan melakukan jabat tangan atau bersentuhan tangan selama di area
masjid.
Pegawai tidak diperkenankan makan dan minum di kantin, di rumah makan, café, dan lain-
lain. Disarankan membawa makanan dari rumah, atau memesan makanan secara online atau
apabila terpaksa harus membeli makanan dari kantin, lakukan dengan pengaturan sistem
pengantaran yang aman.
Apabila pemesanan makanan dilakukan secara online, maka setelah melakukan kontak
dengan Driver, Pegawai wajib membuang kantong plastik tempat makanan dan mencuci
tangan dengan sabun.
Untuk tenaga penunjang operasi kantor (seperti Cleaning Service, Office Boy, dan lainnya),
wajib menggunakan masker dengan benar dan menggunakan face-shield. Dalam hal tertentu,
dimana diperlukan adanya interaksi dengan makanan/minuman dan penanganan sampah,
maka diwajibkan untuk mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan sarung tangan
plastik yang baru.
Divisi Umum dan fungsi umum cabang memastikan agar pengelola kantin menjaga
kebersihan/higienitas sarana dan lingkungan kantin secara berkala. Pembersihan dan
disinfeksi kantin dilakukan 2 kali seminggu dengan tetap memperhatikan higienitas kantin.
Divisi Umum dan fungsi umum cabang memastikan bahwa Perjanjian Kerjasama Sewa
dengan tenant telah meminta tenant untuk mengimplementasikan protokol Covid-Safe sesuai
peraturan perundangan yang berlaku dan meminta tenant segera menginformasikan kepada
pengelola gedung apabila pegawai tenant dinyatakan sebagai Kasus Suspek atau
Konfirmasi.
Tenant diwajibkan untuk memiliki protokol Covid-19, dan wajib dibuktikan dengan
menyampaikan peraturan protokol Covid-19 yang berlaku di kantornya. Aturan protokol Covid-
19 di kantor tenant tidak boleh lebih rendah aturannya dari protokol Covid-19 yang dimiliki
oleh Sucofindo. Tenant juga diwajibkan untuk menandatanganani Pakta Integritas perihal
pelaksanaan protokol Covid-19.
Divisi Umum/Fungsi Umum di cabang, wajib melakukan monitoring dan evaluasi berkala
(minimum 3 bulan sekali) kepada tenant, terhadap penegakan protokol Covid-19 di wilayah
kantornya. Apabila ditemukan adanya ketidakpatuhan terhadap protokol tersebut, Divisi
Umum/Fungsi Umum di cabang harus menyampaikan surat peringatan secara tertulis.
Untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi, maka Divisi Umum dan Fungsi Umum
Cabang membentuk Whatsapp Group dengan para tenant dan bersama-sama dalam
kapasitasnya memastikan tenant memiliki dan mengimplementasikan prosedur
penanganan/pencegahan Covid-19 , dan mencari solusi untuk penyediaan ruang kerja yang
aman dan selamat.
a. Mitra kerja harus memiliki protokol Covid-19 yang diketahui dan disetujui oleh
Sucofindo
b. Apabila protokol mitra kerja lebih ketat dari portokol Sucofindo, maka yang berlaku
adalah protocol mitra. Apabila lebih rendah dari Sucofindo, mitra harus mengikuti
protokol Covid Sucofindo. Hal ini dilakukan melalui persetujuan yang di tandatangani
oleh mitra
c. Penerimaan tagihan setelah periode Full WFH selesai dilakukan, pembayaran
sesuai kesepakatan kontrak dengan mitra/ vendor kerja, maksimal 45 hari.
Jumlah orang dalam toilet pada waktu bersamaan maksimum sama dengan jumlah toilet yang
tersedia. Apabila diperlukan dalam kondisi darurat, maka toilet pimpinan di setiap lantai
(apabila tersedia) dapat digunakan oleh seluruh Pegawai.
dilakukan di ruang tertutup, usahakan dilakukan di ruang terbuka. Dokumen yang akan
diserahkan, dilakukan penyemprotan disinfeksi terlebih dahulu sesbelum diberikan kepada
penerima dokumen. Penerima dokumen cuci tangan setelah menerima dokumen.
Pegawai vendor/supplier/mitra kerja yang telah ditunjuk sebagai pemenang agar memasok
barang/jasa memenuhi ketentuan-ketentuan/persyaratan penanganan pengadaan yang telah
disepakati;
Pegawai vendor/supplier/mitra kerja harus dilakukan pengecekan suhu tubuh dan kondisi
fisik, jika disimpulkan tidak fit (suhu diatas >36,8°C dan memiliki gejala Covid-19 ), maka
Pegawai vendor/supplier/mitra kerja dilarang memasuki wilayah Perusahaan;
Jika Pegawai vendor/supplier/mitra kerja tidak fit, pertemuan fisik harus dijadualkan ulang
dengan memberikan notifikasi ke pihak vendor/supplier/mitra kerja untuk mengirimkan
Pegawai yang fit;
Untuk meminimalisasi paparan, penerimaan barang dijadualkan pada jadual tertentu dan tidak
dilakukan tiap hari. Pegawai vendor/supplier/mitra kerja memberitahukan kepada Perusahaan
apabila akan melakukan penyerahan barang/jasa. Penerimaan barang tidak dilakukan di
ruang tertutup, usahakan dilakukan di ruang terbuka. Barang/jasa yang akan diserahkan
sudah dilakukan penyemprotan disinfeksi. Jika diperlukan pelatihan, maka pelaksanaannya
dilakukan melalui zoom meeting dan hal tersebut disampaikan oleh petugas pengadaan pada
saat aanwijzing dan juga pada saat penyampaikan pengumuman pemenang.
Jika pengadaan adalah pengadaan jasa tenaga alih daya, maka Pegawai jasa tenaga alih
daya harus memenuhi kualifikasi dan sesuai dengan persyaratan kesehatan.
Saat dilakukan pengecekan barang dan atau penyerahan barang dan atau instalasi peralatan
bersama dengan Pegawai vendor/supplier/mitra kerja, Pegawai harus membekali diri dengan
masker, sarung tangan, Face Shield, menggunakan kemeja lengan panjang dan melakukan
pembatasan jarak sejauh 1,5 - 2 m;
Selesai melakukan pertemuan dengan Pegawai vendor/supplier/mitra kerja, Pegawai harus
melakukan cuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer.
Jika kondisi Graha Sucofindo atau unit kerja tidak memungkinkan untuk diakses dan
diperlukan pencetakan dari kantor pusat atau unit kerja terdampak, maka harus dilakukan
pencetakan sertifikat jarak jauh. Jika pencetakan bisa dilakukan di cabang lain yang terdekat,
maka pencetakan dapat dialihkan ke cabang yang ditentukan oleh Ketua ERT Unit Kerja
masing-masing dengan persetujuan Kepala Divisi Regional terkait;
Pencetakan sertifikat jarak jauh merupakan pencetakan yang dilakukan oleh kantor penerbit
yang berbeda dengan kantor asal yang melakukan pembuatan dan verifikasi draft sertifikat
(KD No. 23/KD/2014);
ERT Business Leader Unit Kerja yang diharuskan melakukan pencetakan dan tidak bisa
dialihkan ke cabang lain, harus mengidentifikasi personil kunci dalam pencetakan sertifikat ini
dan fasilitas yang dibutuhkan, misalnya memberikan akses VPN, printer, dan kertas sertifikat
ke PPS (Petugas Pencetak Sertifikat; jaringan internet (modem) ke verifikator dan petugas
penandatangan sertifikat; dan lainnya;
ERT Business Leader Unit Kerja harus menentukan tempat alternatif pencetakan sertifikat
dengan konsultasi dan persetujuan CMT. Tempat alternatif pencetakan sertifikat ini akan diisi
oleh PPS yang mendapatkan akses VPN;
Jika ada kebutuhan, PPS dan atau petugas verifikator akan membuat draft sertifikat dengan
mengakses ERP untuk mengetahui nomor order dan SIMOSER untuk mendapatkan nomor
sertifikat;
PPS dan atau petugas verifikator mengirimkan dokumen sertifikat softcopy melalui email atau
media elektronik lainnya kepada personil yang berwenang tanda tangan;
Jika memungkinkan untuk tidak tanda tangan basah, pembubuhan tanda tangan diberikan
oleh personil berwenang berupa sertifikat softcopy dan mengirimkan kembali kepada PPS
untuk diarsipkan dan disampaikan kepada pelanggan;
Jika sertifikat harus dengan tanda tangan basah, sertifikat dikirim ke personil penandatangan
unit kerja untuk dicetak dan ditandatangani (tanda tangan basah). Dilakukan asesmen terlebih
dahulu apakah pertemuan fisik masih mungkin dilakukan atau tidak. Jika memungkinkan, unit
kerja juga melakukan pencetakan dan penandatanganan dalam jumlah yang sekaligus
(banyak). Setelah ditandatangani, sertifikat dilakukan pembubuhan stempel, menscan hasil
dan mendokumentasikannya oleh PPS;
Sertifikat softcopy yang diterima oleh PPS diarsipkan ke dalam bentuk dokumen pdf yang
tidak diberi kata sandi;
Dokumen sertifikat softcopy yang akan disampaikan kepada pelanggan diberikan kata sandi
melalui email atau media elektronik lainnya;
Jika pelanggan meminta sertifikat (hardcopy), tangguhkan jika masih memungkinkan. Jika
tidak memungkinkan, maka ditentukan tempat alternatif yang aman atau dapat dikunjungi satu
waktu. JIka pelanggan tidak bisa mengambil sertifikat tersebut maka Koordinator / Kepala
Bagian berkoordinasi untuk pengaturan pengiriman dokumen;
Setiap pertemuan fisik untuk penandatangan dan pengiriman sertifikat harus diidentifikasi dan
dilaporkan kepada Ketua ERT Unit Kerja.
Dalam kondisi intranet perusahaan tidak dapat berfungsi (down), Ketua ERT Unit Kerja harus
membuat format sertifikat manual;
Ketua ERT Unit Kerja memberikan penandaan atas sertifikat yang dicetak dengan manual di
sertifikat;
Dikarenakan menggunakan aplikasi ERP dan SIMOSER untuk penomoran sertifikat, maka
penomoran sertifikat menggunakan penomoran manual dengan mengacu pada Panduan
yang akan dikeluarkan oleh Divisi MSR. Untuk itu, Ketua ERT Unit Kerja harus bekerja sama
dengan Divisi MSR;
Setelah mendapatkan nomor sertifikat, unit kerja bisa mengikuti tahapan pencetakan sertifikat
jarak jauh sebagaimana diatur di Panduan Pencetakan Sertifikat Jarak Jauh dalam Kondisi IT
PT Sucofindo (Persero) masih berfungsi.
Pelaksanaan kegiatan olahraga atas undangan dari pihak eksternal (seperti golf, sepeda, dan
kegiatan serupa) untuk sementara waktu wajib untuk dihindari. Apabila adanya pengecualian
yang diperlukan maka wajib mendapatkan persetujuan dari Kepala Unit Kerja. Khusus untuk
Kepala Unit Kerja, wajib mendapatkan izin dari Direksi pembinanya.
Ketua ERT Unit Kerja melakukan pemantauan kepada Pegawai yang bepergian keluar kota
baik itu dalam rangka kedinasan atau pribadi.
Bagi Pegawai yang bepergian keluar kota dalam rangka keperluan pribadi, maka Pegawai
tersebut wajib mengisi Formulir Pernyataan Pegawai Kembali Cuti/Bepergian Keluar Kota
(FOR/SCI-HC/59) setelah Kembali. Formulir disampaikan kepada atasan langsung dan QHSE
Officer Unit Kerja. Pegawai tersebut kemudian diminta untuk melakukan WFH selama 7 hari.
Setelah hari ke-7, Pegawai diminta untuk melakukan Rapid Test dengan biaya pribadi dan
hasil Rapid Test dilaporkan kepada Ketua ERT Unit Kerja. Apabila hasil Rapid Test
menunjukkan reaktif, maka Pegawai diminta untuk melakukan RT-PCR dengan biaya pribadi.
Rapid Test dengan hasil non-reaktif maupun reaktif harus disampaikan kepada atasannya
langsung dan QHSE Unit Kerja sebelum Pegawai tersebut diizinkan kembali beraktivitas di
kantor. Pelaporan dapat dilakukan melalui email atau Whatsapps/WhatsappsGroup Unit
Kerja.
Bagi Pegawai yang bepergian keluar kota dalam rangka kedinasan, maka setelah kembali
dari bepergian keluar kota agar Pegawai melapor kepada atasannya langsung, dan diminta
untuk melaksanakan WFH selama minimum 1 (satu) hari, maksimum 7 (tujuh) hari untuk
memonitor kondisi dirinya, baru kemudian melaksanakan Rapid Test atas beban unit kerja.
Lamanya periode WFH sesuai dengan keputusan dari atasan langsung atau Ketua ERT Unit
Kerja. Pegawai juga diminta untuk mengisi Formulir Pernyataan Pegawai Kembali
Cuti/Bepergian Keluar Kota (FOR/SCI-HC/59) beserta hasil rapid-test disampaikan kepada
atasan langsung dan QHSE Unit Kerja. Apabila hasil Rapid Test non-reaktif, maka Pegawai
dapat kembali beraktifitas di kantor. Apabila hasil Rapid Test menunjukkan reaktif, maka
Pegawai diminta untuk melakukan RT-PCR dengan beban unit kerja. Rapid Test dengan hasil
non-reaktif maupun reaktif harus disampaikan melalui Whatsapps Group kepada atasan
langsung dan QHSE Unit Kerjdasebelum kemudian Pegawai tersebut diizinkan kembali
beraktivitas di kantor.
Seluruh perjalanan dinas ke luar negeri ditunda sampai adanya arahan lebih lanjut dari
Direksi.
ERT Unit Kerja masing-masing, dan bagi Kepala Unit Kerja harus meminta persetujuan
Kepala Divisi Regional (untuk cabang) atau Direktur terkait (SBU/Divisi/Unit/SPI).
Jika perjalanan dinas tetap harus dilakukan berdasarkan rekomendasi Ketua ERT Unit
Kerja/Kepala Divisi Regional/Direktur terkait, maka Pegawai yang bersangkutan harus
memastikan diri bepergian dalam kondisi fit tanpa gejala. Pegawai yang melakukan dinas,
dibekali dengan vitamin, alat pengukur suhu tubuh, face-shield dan masker. QHSE Officer
Unit Kerja harus memastikan kelengkapan tersebut sebelum perjalanan dinas dilaksanakan.
Pegawai yang fit untuk melakukan perjalanan dinas harus meminimalisir penggunaan fasilitas
umum menuju bandara. Jika tidak memungkinkan, gunakan taxi bluebird/taxi lainnya yang
memiliki reputasi baik atau meminimalisir kontak dengan orang lain dengan melakukan
pembatasan berjarak 1,5 - 2 meter;
Selama di bandara, Pegawai harus meminimalisir kontak dengan orang lain dengan menjaga
jarak, meminimalisir menyentuh barang/fasilitas umum, dan melakukan cuci tangan dengan
sabun/hand sanitizer berbasis alkohol sesering mungkin terutama setelah melakukan kontak
dengan orang lain;
Selama di pesawat, Pegawai diminta untuk terus menggunakan masker dan face-shield.
Diutamakan untuk tidak melakukan aktifitas makan, dikarenakan adanya potensi paparan dari
melepas masker dan face-shield yang cukup lama selama beraktifitas makan di pesawat.
Apabila membutuhkan minum, harus dipastikan minum dari air kemasan/botol, dan tidak
terlalu lama membuka masker/face shield ketika melakukan aktifitas minum;
Selama periode dinas, Pegawai harus melakukan pemantauan suhu tubuh saat sebelum
bekerja, waktu istirahat, dan sesudah bekerja. Pemantauan suhu tubuh ini dilaporkan ke
atasan masing-masing yang kemudian akan melaporkan ke Ketua ERT Unit Kerja. Setelah
melakukan perjalanan dinas, Pegawai harus dipantau kondisinya selama 14 hari dan
melaporkan ke atasan langsung yang akan melaporkan ke Ketua ERT Unit Kerja. Selama 14
hari tersebut, apabila kondisi badan merasa tidak-fit, agar segera melapor ke atasan
langsung.
Alat Pelindung Diri yang perlu dibawa saat bekerja menggunakan Jalur Udara adalah sebagai
berikut:
1. Masker Medis. Jika menggunakan masker kain, maka gunakan masker kain 3 lapis dan
membawa masker pengganti yang dapat digunakan untuk penggantian setiap 4 jam.
2. Face Shield
3. Hand Sanitizer
4. Pakaian lengan panjang
Jika perjalanan dinas tetap harus dilakukan berdasarkan rekomendasi Ketua ERT Unit Kerja,
maka Pegawai yang bersangkutan harus memastikan diri dalam kondisi fit tanpa gejala.
Pegawai PT Sucofindo (Persero) yang melakukan dinas, dibekali dengan vitamin, alat
pengukur suhu tubuh, face shield dan masker.
Perjalanan dinas melalui jalur darat wajib menggunakan akomodasi transportasi yang
disediakan oleh kantor. Tidak diperkenankan menggunakan akomodasi transportasi yang
disediakan oleh pelanggan atau bepergian bersama-sama dengan pelanggan, meskipun
menuju ke lokasi yang sama. Selama di perjalanan, Pegawai harus meminimalisir kontak
dengan orang lain dengan menjaga jarak, meminimalisir menyentuh barang/fasilitas umum,
dan melakukan cuci tangan dengan sabun/hand sanitizer berbasis alkohol sesering mungkin
terutama setelah berkontakan dengan orang.
Selama periode dinas, Pegawai harus membatasi keluar kantor atau melakukan kegiatan
yang tidak penting dan tidak mendesak. Pegawai harus melakukan pemantauan suhu tubuh
saat sebelum bekerja, waktu istirahat, dan sesudah bekerja. Pemantauan suhu tubuh ini
dilaporkan ke atasan masing-masing yang akan melaporkan ke Ketua ERT Unit Kerja.
Setelah melakukan perjalanan dinas, Pegawai harus dipantau kondisinya selama 14 hari dan
melaporkan ke atasan langsung yang akan melaporkan ke Ketua ERT Unit Kerja. Selama 14
hari tersebut, apabila kondisi badan merasa tidak-fit, agar segera melapor ke atasan
langsung.
Alat Pelindung Diri yang perlu dibawa saat bekerja menggunakan Jalur Darat adalah sebagai
berikut:
1. Masker dan masker pengganti yang dapat digunakan untuk penggantian setiap 4 jam
2. Face Shield
3. Hand Sanitizer
4. Pakaian lengan panjang
Pegawai Sucofindo yang melakukan perjalanan dinas dan harus menginap, wajib
memperhatikan keselamatan dan kesehatannya sebagai berikut:
2. Sedapat mungkin memilih hotel yang telah mendapatkan sertifikasi kesiapan
menghadapi pandemik Covid-19
3. Pada saat tiba di hotel, Pegawai agar memastikan tidak merasakan adanya gejala dan
bersuhu kurang dari 36,8oC, agar dapat diijinkan masuk ke dalam hotel.
4. Pada saat melakukan check in, Pegawai wajib menggunakan masker serta melakukan
social distancing dengan tamu lainnya, apabila pada saat yang bersamaan terdapat
tamu lain yang juga melakukan check in. Setelah proses check-in selesai, gunakan
hand sanitizer untuk membersihkan tangan.
5. Pada saat proses check in, apabila pihak hotel meminta Pegawai mengisi formulir self-
assessment, agar dipastikan Pegawai dapat memberikan data selengkap dan
sebenar-benarnya termasuk riwayat berpergian ke luar negeri atau memiliki riwayat
kontak dengan orang yang didiagnosis dengan Covid-19 dalam kurun waktu 14 hari
Data ini akan bermanfaat untuk proses penelusuran Kontak Erat apabila diperlukan.
6. Sebelum menggunakan ruang kamar, terlebih dahulu dilakukan penyemprotan
disinfektan ( model spray ) untuk memastikan ruangan steril , dan membiarkannya
minimal 30 menet, setelah itu ruang kamar dapat digunakan.
7. Selalu gunakan masker selama berada di dalam lingkungan hotel. Jika batuk atau
bersin, gunakan etika batuk atau bersin, kemudian gantilah masker dengan yang baru.
8. Bersihkanlah tangan dengan menggunakan hand sanitizer yang disediakan di
beberapa titik di hotel setelah bersentuhan dengan permukaan benda yang sering
bersentuhan dengan tamu lain seperti tombol lift, gagang pintu, dan sejenisnya.
9. Jagalah kebersihan diri dengan baik termasuk mencuci tangan selama minimal 20
detik menggunakan sabun dan air sebelum dan sesudah makan ataupun setelah
bersentuhkan dengan permukaan yang kotor atau setelah menggunakan toilet. Hindari
menyentuh wajah, mata, dan mulut sebelum mencuci tangan.
10. Selama menginap di hotel, hindari untuk melakukan pertemuan yang melibatkan
banyak orang baik di kamar ataupun di area umum.
11. Selalu terapkan social distancing selama berada dilingkungan hotel baik dengan tamu-
tamu hotel lain ataupun petugas hotel.
12. Selama masa pandemi, fasilitas restoran di hotel tetap beroperasi sesuai dengan
protokol kesehatan yang berlaku selama masa pandemi Covid-19. Pegawai agar
melakukan pemesanan takeaway dan tidak makan di restoran hotel atau di restoran
di luar hotel.
ii. Operasional
a. Mengantar karyawan ke lokasi tujuan sesuai surat tugas
b. Pengemudi dilarang berbicara / hanya untuk hal-hal yang perlu saja
c. Jumlah penumpang adalah 50% dari kapasitas dengan posisi duduk sesuai
dengan ketentuan atau mengikuti aturan yang dikeluarkan oleh Dinas
Perhubungan setempat, dipilih yang lebih ketat.
iii. Menyerahkan formulir check list untuk diisi oleh karyawan penggunaan kendaraan
untuk feed back kepada manajemen mengenai :
Form check list tersebut diserahkan ke Divisi Umum fungsi layanan Umum atau
fungsi layanan umum kantor cabang sebagai bahan evaluasi.
1. Ketua ERT Unit Kerja dan atau pelanggan wajib menyediakan fasilitas pengukur suhu
badan (thermoscan) yang telah dipastikan memiliki pembacaan alat yang akurat, pencuci
tangan dengan sabun disinfektan (hand sanitizer), tissue, masker untuk semua pegawai
yang ada baik untuk di lokasi lapangan maupun kantor.
2. Pelanggan atau pemberi kerja di lapangan wajib menyediakan tempat yang dilengkapi
sarana kesehatan seperti: tabung oksigen, pengukur suhu badan (thermoscan), obat –
obatan dan petugas medis yang memadai.
3. Ketua ERT Unit Kerja dan atau pelanggan dan atau atau pemberi kerja di lapangan
menyediakan kerjasama operasional perlindungan kesehatan dan pencegahan Covid-19
dengan dokter perusahaan, sejumlah Rumah Sakit dan atau Pusat Kesehatan Masyarakat
terdekat untuk tindakan darurat (emergency).
4. Terhadap daerah atau lokasi kerja yang teridentifikasi pandemi Covid-19 akan tetapi
pekerjaan di lapangan harus tetap dilaksanakan, maka Business Leader Unit Kerja atau
koordinator lapangan harus menerima bukti permintaan konfirmasi dari pelanggan
sebelum merencanakan pelaksanaan pekerjaan lapangan.
5. Kepala Bidang/ Kepala Unit Pelayanan selaku Business Leader mengajukan permohonan
ijin pelaksanaan pekerjaan lapangan kepada Kepala Cabang sebagai Ketua ERT Unit
Kerja.
6. Kepala Cabang selaku Ketua ERT Unit Kerja, bersama dengan Tim ERT Unit Kerja
mengkaji permohonan ijin pelaksanaan pekerjaan lapangan untuk dapat diajukan kepada
Tim ERT Korporat. Selanjutnya Kepala Cabang selaku Ketua ERT Unit Kerja membuat
Memorandum ijin pelaksanaan pekerjaan lapangan kepada Ketua Harian ERT Korporat
dan Direktur Komersial terkait melalui Kepala Divisi Regional.
8. Untuk lokasi pekerjaan di luar kota, penugasan pegawai dilakukan setelah berkoordinasi
dan mendapat persetujuan Kepala Cabang.
9. Setiap pegawai yang akan bekerja di lapangan wajib mengikuti Protokol Keselamatan dan
Pencegahan Covid-19 yang ditetapkan dan atau yang ada di lokasi tempat bekerja (dipilih
mana yang lebih ketat).
10. Setiap Pegawai yang ditetapkan untuk bertugas di lapangan wajib menyampaikan
informasi kondisi kesehatan terkini dirinya kepada Koordinator ataupun kepada Kepala
Bidang/Kepala Unit Pelayanan dengan mengisi Formulir Pernyataan Diri Pegawai Bekerja
di Lapangan FOR/SCI-HC/69, Informasi kondisi kesehatan yang disampaikan didukung
dengan rekam medik/MCU/Surat Keterangan Dokter sebelumnya dan menyatakan tidak
memiliki riwayat penyakit yang serius (diabetes, jantung, paru) dan penyakit lainnya yang
berisiko terhadap pekerjaan.
11. Setiap Pegawai yang akan bekerja di lapangan, sebelumnya wajib dilakukan pemeriksaan
oleh Koordinator atau petugas khusus. Pemeriksaan kesehatan mencakup antara lain
sebagai berikut :
a. pemeriksaan suhu tubuh dengan menggunakan thermoscan yang pembacaanya
akurat
b. pemeriksaan gejala kesehatan.
12. Apabila hasil pemeriksaan kesehatan dan suhu tubuh dinyatakan fit, maka dapat
berangkat ke lapangan dan dilengkapi dengan Surat Tugas yang telah disetujui oleh
Kepala Bidang/Kepala Unit Pelayanan.
13. Apabila Jika hasil screening tubuh dinyatakan tidak sehat dan menunjukan gejala suhu
tubuh >36,8°C, maka Pegawai tidak diperkenankan bekerja di lapangan dan segera
dipulangkan.
14. Pegawai yang akan bekerja di lapangan, agar melengkapi diri dengan Alat Pelindung Diri
(APD) yang sesuai dan perlengkapan lainnya untuk tindakan pencegahan terhadap
paparan virus Covid-19 antara lain seperti: masker spraying, kaca mata, vitamin,
disinfektan atau hand sanitizer, sarung tangan, jika diperlukan membawa seragam cover
all dan thermometer tubuh.
15. Koordinator berkoordinasi bersama Kepala Bidang/Kepala Unit Pelayanan dan QSHE
Officer, menyusun Analisa Keselamatan Kerja/Job Safety Analysis (JSA) sesuai lokasi
pelanggan dengan mengacu kepada Penilaian Risiko Kesehatan/Health Risk Assessment
(HRA). Apabila lokasi tempat kerja masuk dalam kategori risiko ekstrim, maka Pegawai
wajib diinformasikan ketersediaan tempat kerja yang aman di lokasi pelanggan.
16. Sekembalinya Pegawai dari bekerja di lapangan, maka Pegawai tersebut wajib mengisi
Formulir Pernyataan Pegawai Kembali Cuti/Bepergian Keluar Kota (FOR/SCI-HC/59).
Koordinator dan atau Kepala Bidang sebelum menugaskan Pegawai ke lapangan, beserta
QSHE Officer wajib menyesuaikan Job Safety Analysis (JSA) dengan kondisi Pandemik
Covid-19 yang disesuaikan dengan lokasi pelanggan.
Job Safety Analysis (JSA) perlu disesuaikan dengan Health Risk Assessment (HRA) dan
memeriksa apakah daerah tujuan pekerjaan lapangan tersebut termasuk daerah ekstrim/tidak
ekstrim/memasuki wilayah atau daerah kerja yang terdapat Warga Negara Asing (WNA).
Apabila termasuk daerah ekstrim, Koordinator dan atau Kepala Bidang mengkomunikasikan
untuk pemastian tempat kerja yang aman, dan atau tempat kerja Kota/Kabupaten terpapar
Covid-19 dan kemungkinan penjadualan ulang/reschedule pekerjaan serta harus
memastikan, penugasan tersebut telah mendapat persetujuan dari Ketua ERT Unit Kerja.
Setelah dilakukan pemeriksaan suhu tubuh dan dinyatakan FIT (<36,8°C), sebelum bertugas
ke lapangan harus mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer dan mengkonsumsi vitamin
atau penambah imun tubuh yang disediakan oleh Koordinator dan atau Kepala Bidang;
Koordinator dan atau Kepala Bidang memastikan APD yang akan digunakan Pegawai sesuai
dengan standar yang dipersyaratkan dan layak pakai. Jika APD yang digunakan sudah sesuai
maka Pegawai dapat melanjutkan berangkat ke lapangan (site);
Koordinator dan atau Kepala Bidang wajib memberikan panduan self check (pengecekan
suhu tubuh, demam, batuk/pilek dan sesak nafas) dan memberikan termometer serta
vitamin/penambah imun tubuh kepada Pegawai sebelum berangkat ke lapangan (site) untuk
pekerjaan yang diharuskan menginap di mess atau bekerja dalam jangka waktu > 1 hari
sehingga tidak bisa kembali lagi ke kantor;
Jika hasil screening tubuh dinyatakan tidak sehat dan menunjukan gejala dengan suhu tubuh
>36,8°C, tidak diperkenankan bekerja dan segera dipulangkan.
Supervisor/Koordinator ybs mencatat nama dan nomor telepon Pegawai dan melakukan
pemantauan ke Pegawai yang dipulangkan selama 3 hari ke depan via telepon/whatsapp.
Jika selama 3 hari saat dirumahkan, Pegawai masih menunjukan gejala, maka Pegawai wajib
melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat atau ke rumah sakit rujukan.
Pegawai harus membawa Prosedur Operasional sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan
dan mengikuti/menggunakan kelengkapan APD (Alat Pelindung Diri) sesuai dengan Prosedur
Operasional yang berlaku;
Saat bekerja, Pegawai menjaga jarak dengan orang lainnya jika memungkinan berjarak 1,5 -
2 meter;
Koordinator dan atau Kepala Bidang diwajibkan untuk memastikan dan mengetahui kondisi
Pegawai selama di site baik yang pulang pergi ataupun yang menginap di mess. Pegawai
yang diharuskan menginap di mess diwajibkan untuk melaporkan self check yang dilakukan
2 kali sehari sebelum dan sesudah bekerja kepada Koordinator dan atau Kepala Bidang via
telepon/whatsapp;
Jika saat bekerja di lapangan (site) Pegawai merasakan demam, batuk/pilek dan sesak nafas
agar segera melaporkan ke Supervisor/koordinator;
Saat bekerja memasuki wilayah atau daerah kerja yang ada Warga Negara Asing (WNA),
membatasi kontak dan tidak mengkonsumsi apapun dari tempat tersebut.
Pegawai yang bekerja diharuskan mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer berbasis
alkohol setelah selesai bekerja dari lapangan;
Pegawai setelah bekerja dari lapangan (site) diwajibkan kembali terlebih dahulu ke kantor
untuk mandi dan mengganti baju yang digunakan saat bekerja. Untuk Pegawai yang
menginap di mess atau bekerja > 1 hari diwajibkan juga untuk mandi dan mengganti baju
yang digunakan saat bekerja di mess;
APD yang hanya bisa digunakan sekali (contoh masker, sarung tangan karet, dan tutup
kepala) agar dibuang dan APD yang bisa digunakan secara berkelanjutan (contoh baju,
kacamata, dan sepatu) agar dibersihkan dengan alkohol swab atau dicuci dengan sabun
setiap setelah selesai dipergunakan;
Koordinator dan atau Kepala Bidang wajib mengukur suhu Pegawai sebelum pulang ke
rumah;
Koordinator dan atau Kepala Bidang ybs wajib melaporkan kondisi kesehatan setiap personil
kepada Ketua ERT Unit Kerja masing-masing tiap harinya. Dengan keterangan minimal
tanggal bekerja, kondisi sebelum bekerja, sesudah bekerja, dan keterangan jika ada kontak
dengan WNA.
Koordinator dan atau Kepala Bidang sebelum menugaskan Pegawai, wajib menyusun Job
Safety Analysis (JSA) dibantu oleh QSHE Officer sesuai dengan kondisi ruangan laboratorium
dengan mengacu kepada Health Risk Assessment (HRA).
Untuk petugas sampling wajib mengikuti protokol untuk pekerjaan lapangan (site).
Apabila pekerjaan yang dilakukan ekstrim, Koordinator dan atau Kepala Bidang beserta
QSHE Officer harus melakukan pengendalian sesuai dengan hierarki pengendalian dan
menurunkan risiko sampai normal;
Setelah dilakukan pemeriksaan suhu tubuh dan dinyatakan FIT (<36,8°C), sebelum bekerja
Pegawai harus mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer dan mengkonsumsi vitamin atau
penambah imun tubuh yang disediakan oleh Koordinator dan atau Kepala Bidang;
Koordinator dan atau Kepala Bidang memastikan APD yang akan digunakan Pegawai
termasuk Customer Service (CS) sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan layak
pakai=. Jika APD yang digunakan sudah sesuai maka Pegawai dapat melanjutkan
pekerjaannya;
Jika hasil screening tubuh dinyatakan tidak sehat dan menunjukan gejala demam dengan
suhu tubuh >36,8°C, tidak diperkenankan bekerja dan segera dipulangkan;
Koordinator ybs mencatat nama dan nomor telepon Pegawai serta melakukan pemantauan
ke Pegawai yang dipulangkan selama 3 hari kedepan via telepon/whatsapp;
Jika selama 3 hari saat dirumahkan masih menunjukkan gejala demam (>36,8°C), batuk/pilek
dan sesak nafas maka dilakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat atau ke rumah
sakit rujukan.
Pegawai harus membawa Prosedur Operasional sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan
dan mengikuti/menggunakan kelengkapan APD (Alat Pelindung Diri) sesuai dengan Prosedur
Operasional yang berlaku dan jenis laboratorium. Bagi Customer Service (CS) wajib
menggunakan masker, google dan sarung tangan;
Setiap sample / paket yang diterima oleh Customer Service (CS) kemasan disemprot
desinfektan terlebih dahulu sebelum dibawa dan dikirim ke laboratorium;
Dalam bekerja Pegawai menjaga jarak dengan yang lainnya jika memungkinan dengan jarak
1,5 - 2 m;
Jika saat bekerja Pegawai merasakan demam, batuk/pilek dan sesak nafas agar segera
melaporkan ke Koordinator dan atau Kepala Bidang;
Koordinator dan atau Kepala Bidang diwajibkan melakukan pemeriksaan suhu tubuh Pegawai
ybs, jika hasil pemeriksaan suhu tubuh <36,8°C maka Pegawai ybs tetap bekerja dengan
menggunakan APD sesuai dengan prosedur. Jika hasil pemeriksaan suhu tubuh >36,8°C
Pegawai ybs wajib dipulangkan selama 3 hari dan dilakukan pemantauan.
Pegawai yang sudah selesai bekerja diwajibkan membersihkan alat-alat laboratorium sesuai
prosedur yang berlaku;
Pegawai diharuskan mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer berbasis alkohol setelah
selesai membersihkan alat-alat laboratorium dan setelah bekerja;
APD yang hanya bisa digunakan sekali (contoh masker dan tutup kepala) agar dibuang dan
APD yang bisa digunakan secara berkelanjutan (contoh jas lab, kacamata, pelindung muka
dan sepatu) agar dibersihkan dengan alkohol swab atau dicuci dengan sabun setiap setelah
selesai digunakan;
Koordinator dan atau Kepala Bidang ybs wajib mengukur suhu Pegawai sebelum pulang ke
rumah;
Koordinator dan atau Kepala Bidang ybs wajib melaporkan kondisi kesehatan setiap personil
kepada Ketua ERT Unit Kerja masing-masing setiap harinya.
Koordinator dan atau Kepala Bidang sebelum menugaskan Pegawai ke lapangan, beserta
QSHE Officer wajib menyusun JSA sesuai dengan lokasi pelanggan dengan mengacu
kepada HRA dan memeriksa apakah daerah tujuan pekerjaan lapangan tersebut termasuk
daerah ekstrim/tidak ekstrim/memasuki wilayah atau daerah kerja yang terdapat Warga
Negara Asing (WNA);
Apabila termasuk daerah ekstrim, Koordinator dan atau Kepala Bidang mengkomunikasikan
untuk pemastian tempat kerja yang aman, dan atau tempat kerja Kota/Kabupaten terpapar
Covid-19 dan kemungkinan penjadualan ulang/reschedule pekerjaan serta harus
memastikan, penugasan tersebut telah mendapat persetujuan dari Ketua ERT Unit Kerja;
Setiap Pegawai yang akan bekerja di lapangan dilakukan pemeriksaan oleh Koordinator dan
atau Kepala Bidang atau petugas khusus yang disiapkan di lokasi oleh pelanggan sebagai
berikut:
1. pemeriksaan suhu tubuh. Jika hasil screening tubuh dinyatakan tidak sehat dan
menunjukan gejala demam dengan suhu tubuh >36,8°C, Pegawai tidak diperkenankan
bekerja dan segera dipulangkan. Supervisor/Koordinator ybs mencatat nama dan nomor
telepon Pegawai dan melakukan pemantauan ke Pegawai yang dipulangkan selama 3
hari ke depan via telepon/Whatsapp. Jika selama 3 hari saat dirumahkan masih
menunjukan gejala demam (>36,8°C), batuk/pilek dan sesak nafas maka Pegawai dapat
melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat atau ke rumah sakit rujukan.
2. pemeriksaan gejala kesehatan yang berkaitan dengan Covid-19
3. Hasil MCU terakhir menunjukkan bahwa Pegawai fit (bukan fit with note atau fit with
restriction) dan tidak memiliki penyakit komorbid;
4. Setelah dilakukan pemeriksaan suhu tubuh dan dinyatakan FIT (<36,8°C), sebelum
bertugas ke lapangan harus mencuci tangan dengan sabun/hand sanitiser dan
mengkonsumsi vitamin atau penambah imun tubuh yang disediakan oleh koordinator dan
atau kepala bidang;
5. Koordinator dan atau Kepala Bidang memastikan APD yang akan digunakan Pegawai
sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan layak pakai. Jika APD yang digunakan
sudah sesuai maka Pegawai dapat melanjutkan berangkat ke lapangan (site);
8.4.2.1. Berangkat naik speed Boat dari pelabuhan ke kapal besar di offshore / laut lepas
8.4.2.2. Naik dan turun ke atas kapal melalui tangga monyet / Jacob Ladder
1. Pastikan petugas memakai APD (Life Jacket yang standar, helmet, Safety
shoes);
2. Pastikan pada posisi tidak licin dan badan stabil;
3. Memastikan dan/atau mengecek agar tali, anak tangga kuat atau standar
dan/atau layak pakai dan tidak licin dan/atau dibersihkan;
4. Pastikan dan/atau koordinasi dengan motoris pada posisi yang stabil dalam
melakukan moving dan/atau pergerakan;
5. Pastikan posisi tangga monyet aman dari aktivitas pemuatan dan/atau kegiatan
kapal dengan koordinasi crew kapal;
6. Cek kapasitas beban tangga yang mau dipakai standard / layak pakai / sesuai
beban;
7. Pastikan badan sehat dan/atau stabil dan tidak ada beban psikologis;
8. Pastikan pada saat melakukan aktivitas moving atau pergerakan naik turun
tangga ada orang yang mengawasi;
9. Komunikasikan dengan Nakhoda kapal, apakah ada crew kapal yg mengalami
gejala umum Covid-19, bilamana ada crew kapal yg dicurigai/suspect minta
untuk diisolasi serta minta identitas dan foto crew kapal yg dicurigai/suspect
Covid-19;
10. Gunakan APD yg direkomendasikan (masker N95, sarung tangan karet);
11. Semaksimal mungkin hindari untuk masuk ke kabin kapal, bila harus masuk,
pastikan menggunakan sarung tangan dan dekontaminasi dengan disinfektan;
12. Saat bekerja, Pegawai menjaga jarak dengan orang lainnya jika memungkinan
berjarak 1,5 - 2 m atau jarak aman secukupnya;
13. Tidak menyentuh wajah dengan tangan selama bekerja.
3. APD yang hanya bisa digunakan sekali (contoh masker, sarung tangan karet, dan
tutup kepala) agar dibuang dan APD yang bisa digunakan secara berkelanjutan
(contoh baju, kacamata, dan sepatu) agar dibersihkan dengan alkohol swab atau
dicuci dengan sabun setiap setelah selesai dipergunakan;
4. Koordinator dan atau Kepala Bidang wajib mengukur suhu Pegawai sebelum pulang
ke rumah;
5. Koordinator dan atau Kepala Bidang ybs wajib melaporkan kondisi kesehatan setiap
personil kepada Emergency Response Team (ERT) Leader Unit Kerja masing-masing
tiap harinya. Dengan keterangan minimal tanggal bekerja, kondisi sebelum bekerja,
sesudah bekerja, dan keterangan jika ada kontak dengan WNA.
Ketentuan saat bekerja di lapangan dalam Penanganan Jasa Spraying Disinfektan Covid-19
adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan seluruh langkah keselamatan pada saat bekerja di area atau wilayah kerja
yang terindikasi paparan Covid-19 ataupun area yang belum sepenuhnya terpapar.
2. Pegawai wajib menjaga dirinya dalam hal:
a. menjauhi kerumunan dan membatasi kontak fisik dengan lingkungan sekitar
b. menempatkan diri pada daerah yang aman dalam bekerja.
c. menggunakan alat kerja, pakaian dan alat makan dan minum sendiri.
d. mengkonsumsi makanan, minuman dan vitamin yang bermanfaat untuk menjaga
kondisi dan kekebalan tubuh.
Ketentuan setelah selesai bekerja di lapangan dalam Penanganan Jasa Spraying Disinfektan
Covid-19 adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan seluruh langkah pada 8.5.2.6 tentang Selesai Bekerja.
2. Melakukan pembersihan pada peralatan dengan menggunakan air mengalir, alkohol
swab/tisu alkohol atau dicuci dengan sabun setelah digunakan.
3. Petugas harus minum susu murni untuk menetralisir paparan disinfektan.
Unit Kerja dapat menambah Alat Pelindung Diri (APD) yang dipergunakan selama tidak
menambah risiko keselamatan dan kesehatan kepada Pegawai yang bekerja di lapangan.
APD Covid-
Jenis APD Spesifikasi Alternatif Cakupan
19
Surgical Mask sekali
Masker Masker kain
pakai
ANSI Z87.1 2003 - High
Level Protection for
- Kacamata biasa
Safety glass frame and lens, Clear APD Dasar yang
- Face shield
Perlindungan lens or tinted lens (Only digunakan setiap
Dasar for outdoor use) Pegawai dalam
Long sleeve shirt and bekerja di lapangan
Coverall/ wear Baju kerja lengan
pants, material : cotton
pack panjang
twill 100%,
Sarung tangan
Sarung Tangan Sarung tangan karet nitril
kain
- N90
Masker - N95 - Masker kain
- Full Face mask*)
APD yang dipakai saat
ANSI Z87.1 2003 - High memenuhi kriteria
Level Protection for salah satu hal berikut:
- Kacamata biasa
Safety glass frame and lens, Clear 1. Saat melakukan
- Face shield
lens or tinted lens (Only pekerjaan di lokasi
for outdoor use) kerja yang ada WNA,
Perlindungan
Coverall/ wear Suspek, dan Kontak
Lanjutan Long sleeve shirt and
pack/Baju Baju kerja lengan Erat
pants, material : cotton
Hazmat untuk panjang 2. Permintaan
twill 100%,
bekerja di kapal Pelanggan
3. Pekerjaan fumigasi
Sarung tangan
Sarung Tangan Sarung tangan karet nitril dan disinfeksi di lokasi
kain
Covid-19
One piece body suit
Pelapis baju (jump suit) dengan bahan Jas Hujan
spunbound
Pengendalian diatas adalah pengendalian dasar yang bisa diaplikasikan di unit kerja. Unit
Kerja bisa menambah lagi jenis pengendalian yang dipergunakan selama tidak menambah
risiko keselamatan dan kesehatan ke pekerja.
Secara umum tidak ada yang membedakan kewajiban pegawai pada saat Work From Office
(WFO) dan Work From Home (WFH) kecuali tempat bekerja. Pada hari Senin dan Selasa
Pegawai harus menggunakan seragam kerja. Pegawai pada saat melaksanakan WFH dan
berhubungan fisik dengan orang yang tidak satu rumah harus tetap mengimplementasikan 5
(Five) Golden Rules secara konsisten.
Pegawai yang melakukan WFH melakukan pelaporan kehadiran dan rencana kerja pada
aplikasi https://kehadiran.sucofindo.co.id sebanyak 2 (dua) kali check-in dan 1 (satu) kali
check-out dengan detail sebagai berikut :
a. Check-in pertama sebelum jam 08.00 dengan sebelumnya mengisi kuesioner terlebih
dahulu.
b. Check-in kedua antara jam 12.00 sd 14.00, tanpa mengisi kuesioner. Apabila check-in
kedua dilakukan setelah jam 14.00 maka akan diberikan tanda merah secara otomatis
oleh sistem.
c. Check-out setelah jam 17.00 dengan sebelumnya mengisi kuesioner terlebih dahulu.
Presensi wajib dilakukan dengan menggunakan handphone dengan status GPS aktif agar
lokasi keberadaan Pegawai dapat diketahui. Bagi pegawai yang WFH dan tidak melakukan
presensi dalam satu hari, maka akan dilakukan pemotongan terhadap tunjangan
kehadirannya. Terhadap pegawai yang WFH dan tidak melakukan presensi lebih dari dua
hari, maka akan diterapkan sanksi sesuai Keputusan Direksi Nomor 22/KD/2015 tentang
Pelanggaran Disiplin Pegawai.
Pegawai yang bekerja dari rumah (WFH), apabila akan bepergian keluar dari rumah pada
saat hari kerja dan jam kerja wajib meminta izin kepada atasan langsung sebelum bepergian
dengan menggunakan aplikasi My Sucofindo. Pegawai yang bekerja di kantor (WFO) apabila
akan keluar kantor, sebelumnya juga harus meminta izin kepada atasan langsung sebelum
bepergian dengan menggunakan aplikasi My Sucofindo.
Pegawai Sucofindo yang melakukan Work From Home (WFH), wajib memperhatikan
keselamatan dan kesehatannya sebagai berikut:
1. Pegawai wajib merespon email atau whatsapp (pekerjaan) kurang dari 15 menit sebagai
komitmen dalam melaksanakan pekerjaan. Apabila tidak dalam kondisi fit, Pegawai dapat
meminta izin kepada atasan langsung untuk bekerja dari rumah.
2. Apabila Pegawai menerima tamu di rumah, maka wajib menerapkan 5 Golden Rules, dan
melakukan pelaporan kepada atasan langsung.
3. Apabila Pegawai menerima paket barang, maka paket tersebut harus disterilisasi dengan
cairan yang mengandung alkohol minimal 70%, didiamkan 15 menit dibawah sinar
matahari dan udara terbuka, sebelum dibuka.
4. Menerapkan 5 Golden Rules dan mengajak seluruh anggota keluarga untuk memakai
masker dan menggunakan masker dengan benar, cuci tangan setiap jam dengan
menggunakan sabun.
5. Selama berada di rumah atau lingkungan masyarakat, Pegawai dilarang mendatangani
kerumunan, berada di tempat umum berlama-lama, bersentuhan fisik dengan orang lain,
atau keluar rumah tanpa keperluan mendesak.
6. Panaskan makanan yang dibeli secara online.
7. Bersihkan rumah secara berkala dengan menggunakan disinfektan
8. Segera memeriksakan diri dan keluarga segera jika mengalami keluhan kesehatan atau
merasakan gejala.
9. Berjemur dan melakukan olahraga yang mungkin dilakukan di rumah.
10. Menjaga keseimbangan asupan gizi tubuh dan menerapkan pola hidup bersih sehat
11. Menjaga pola istirahat yang baik
12. Mengikuti arahan Pemerintah Daerah setempat mengenai pembatasan sosial dan isolasi
mandiri
13. Menyediakan alat, bahan dan perlengkapan pencegahan penularan Covid 19 dalam
jumlah yang memadai namun tidak berlebihan untuk seluruh anggota keluarga.
Segera melaporkan kepada pihak berwenang dan kepada atasan langsung atau Ketua ERT
Unit Kerja apabila ada anggota keluarga dengan keluhan atau berstatus Kontak Erat atau
Terkonfirmasi.
Alat Pelindung Diri yang perlu digunakan saat berinteraksi di lingkungan masyarakat adalah
sebagai berikut:
1. Masker Medis. Jika menggunakan masker kain, maka gunakan masker kain 3 lapis dan
membawa masker pengganti yang dapat digunakan untuk penggantian setiap 4 jam.
2. Face Shield
3. Hand Sanitizer
4. Pakaian lengan panjang
Laporan harus disampaikan tanpa penundaan, dengan maksimum waktu 4 (empat) jam
setelah adanya temuan Kasus Suspek/ Kasus Probable. Ketua ERT Unit Kerja dan/atau
Kepala Unit Kerja memegang tanggung jawab penuh terhadap terlaksananya laporan
tersebut. Kegagalan Ketua ERT Unit Kerja dan/atau Kepala Unit Kerja dalam melaksanakan
ketentuan ini, dikatagorikan telah melakukan pelanggaran disiplin Pegawai dan akan
dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Untuk setiap penemuan Kasus Suspek/ Kasus Probable, Ketua ERT Unit Kerja harus
melakukan:
1. Penelusuran Kontak Erat
2. Isolasi Kasus Suspek/ Kasus Probable
3. Pemeriksaan Laboratorium
Apabila ditemukan Pegawai/tenant di tempat kerja terkonfirmasi positif Covid-19, Ketua ERT
Unit Kerja melakukan penghentian sementara aktivitas Unit Kerja dalam rangka pembersihan
dan disinfeksi selama 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam.
Ketua ERT Unit Kerja melakukan pembersihan ruangan/area kerja Pegawai. Ruangan/area
kerja yang pernah digunakan oleh Pegawai/tenant/tamu Kasus Kontak Erat, Kasus
Suspek/Kasus Probable, atau Kasus Konfirmasi Covid-19 ditutup selama minimal 1 x 24 jam
atau mengikuti keputusan Pemerintah daerah setempat, sebelum proses pembersihan dan
disinfeksi dilakukan untuk meminimalkan potensi terpajan droplet saluran pernafasan;
Kemudian pembersihan dilakukan dengan cara penyemprotan dengan cairan disinfeksi pada
ruangan yang terkontaminasi oleh Pegawai/tenant/tamu Kasus Kontak Erat, Kasus
Suspek/Kasus Probable, atau Kasus Konfirmasi Covid-19 (seperti ruang kerja, ruang rapat,
toilet, ruang ibadah, dan lain sebagainya).
Buka pintu dan jendela ke arah ruang terbuka untuk meningkatkan sirkulasi udara di dalam
tempat tersebut. Jika memungkinkan tunggu lagi selama 1 x 24 jam setelah proses
pembersihan dan disinfeksi dilakukan.
Periksa ruangan/area yang telah dilakukan pembersihan, dan memastikan seluruh ruangan
sudah dilakukan pembersihan dan penyemprotan. Kemudian Tim ERT Unit kerja melaporkan
kepada Ketua ERT Unit Kerja bahwa ruangan/area sudah dapat digunakan kembali.
Identifikasi Kontak Erat dimulai sejak ditemukannya Kasus Suspek, Kasus Probable dan atau
Kasus Konfirmasi Covid-19. Identifikasi Kontak Erat ini dapat berasal dari kasus yang masih
hidup ataupun kasus yang sudah meninggal.
Proses identifikasi Kontak Erat merupakan proses kasus mengingat kembali orang-orang
yang pernah berkontak dengan kasus dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga
14 hari setelah kasus timbul gejala. Informasi yang dikumpulkan adalah waktu, tempat dan
siapa saja orang yang pernah kontak.
Pada Kasus Probable atau Kasus Konfirmasi Yang Bergejala (simptomatik), untuk
menemukan Kontak Erat periode kontak dihitung dari 14 hari sebelum tes RT-PCR dengan
hasil positif atau 2 hari sebelum gejala pertama kali muncul (diambil waktu yang paling lama).
Pada Kasus Konfirmasi Yang Tidak Bergejala (asimptomatik), untuk menemukan Kontak Erat,
periode kontak dihitung dari 14 hari sebelum tes RT-PCR dengan hasil positif atau 2 hari
sebelum gejala pertama kali muncul (diambil waktu yang paling lama).
Proses Identifikasi Kontak Erat dilakukan berdasarkan tabel di bawah ini, namun didata hanya
yang terkait dengan rekan kerja dan anggota keluarga, pelanggan/vendor/tamu.
Sumber: Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19, disesuaikan untuk keperluan perusahaan
Selalu lakukan pengecekan ulang untuk memastikan konsistensi dan keakuratan data.
Semua Kontak Erat yaitu Pegawai dan Keluarganya yang telah diidentifikasi, selanjutnya
dilakukan wawancara pendataan secara lebih detail dengan tahapan sebagai berikut:
1. Lakukan wawancara melalui telepon/media komunikasi lainnya ataupun secara
langsung.
2. Apabila wawancara dilakukan secara langsung, Tim ERT Unit Kerja agar menggunakan
APD sebagai berikut:
4. Catat data-data Kontak Erat sesuai dengan Formulir Data Rekan Kerja (FOR/SCI-
HC/46).
5. Khusus untuk Kontak Erat Pegawai/Keluarga, sampaikan kepada Kontak Erat untuk
melakukan hal-hal berikut ini:
5.1. Melakukan karantina mandiri. Apabila Keluarga Pegawai yang menjadi Kontak Erat,
maka Pegawai wajib WFH selama 14 hari.
a. Sampaikan teknis pelaksanaan monitoring harian dengan menggunakan
Formulir Pemantauan Harian Covid-19 (FOR/SCI-HC/45) atau melalui Aplikasi
Kehadiran dan Worksheet Pegawai
https://kehadiran.sucofindo.co.id/public/monitoring/Covid19.
b. Laporkan sesegera mungkin jika muncul gejala melalui kontak Tim ERT Unit
Kerja Sampaikan bahwa semakin cepat melaporkan maka akan semakin cepat
mendapatkan tindakan untuk mencegah perburukan.
c. Hasil pemeriksaan di FKTP dan saran dari petugas medis di FKTP menjadi
dasar penanganan Pegawai/keluarga selanjutnya.
d. Apabila Kontak Erat menunjukkan gejala dan harus dibawa ke FKTP dengan
kendaraan pribadi, perhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Beritahu petugas FKTP bahwa kontak yang memiliki gejala akan dibawa.
2. Saat bepergian untuk mencari perawatan, kontak harus memakai masker
medis.
3. Hindari menggunakan transportasi umum ke FKTP jika memungkinkan.
Ambulans dapat dipanggil, atau kontak yang sakit dapat diangkut dalam
kendaraan pribadi dengan semua jendela terbuka, jika memungkinkan.
4. Kontak dengan gejala harus disarankan untuk selalu melakukan
kebersihan pernapasan dan tangan. Misalnya berdiri atau duduk sejauh
mungkin dari orang-orang di sekitar (setidaknya 1 meter) saat bepergian
dan ketika berada di fasilitas perawatan kesehatan.
5. Setiap permukaan yang terkena sekret pernapasan atau cairan tubuh
lainnya selama proses transfer harus dibersihkan dengan sabun atau
deterjen dan kemudian didesinfeksi dengan produk rumah tangga biasa
yang mengandung larutan pemutih encer 0,5%.
1. Ketua ERT Unit Kerja dan/atau Kepala Unit Kerja harus melakukan
pembahasan/berkonsultasi terlebih dahulu dengan Kepala Divisi Regional (untuk
Cabang), Kepala SBU Portofolio (untuk Cabang), Kepala Divisi MSR dan Kepala Divisi
Sekretariat Perusahaan perihal isi pesan yang akan disampaikan dan mitigasi risiko atas
rencana pemberitahuan Pelanggan/Vendor/Tamu sebagai Kontak Erat.
2. Atas arahan dari hasil pembahasan/ konsultasi tersebut, Ketua ERT Unit Kerja
melakukan pemberitahuan melalui telepon/media komunikasi lainnya ataupun secara
langsung bahwa Pelanggan/Vendor/Tamu telah terdata sebagai Kontak Erat
sehubungan adanya Kasus Suspek atau Kasus Konfirmasi di Perusahaan dan agar
6. Setelah Pegawai Kontak Erat dinyatakan Discarded, maka Tim ERT Unit Kerja
menginformasikan Kembali kepada Pelanggan/Vendor/Tamu.
Tim ERT Unit Kerja membuat Whatsapp Group dengan memasukkan Ketua Harian ERT
Korporat dan Direktur terkait ke dalam grup. Untuk kantor Cabang, agar menambahkan
Kepala Divisi Regional.
Tim ERT Unit Kerja melakukan pemantauan terhadap Kontak Erat melalui telepon atau kontak
langsung. Pemantauan yang dilakukan terdiri dari (1) Pendataan suhu tubuh (2) munculnya
gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas dan lainnya, (3) adanya
keluhan-keluhan lain seperti kebutuhan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dan
sebagainya. Pemantauan menggunakan Formulir Pemantauan Harian Covid-19 (FOR/SCI-
HC/45) atau melalui Aplikasi Kehadiran dan Worksheet Pegawai,
https://kehadiran.sucofindo.co.id/public/monitoring/Covid19.
Apabila pemantauan dilakukan melalui kontak langsung, pastikan Petugas Tim ERT Unit
Kerja yang ditunjuk dalam kondisi fit dan tidak memiliki penyakit komorbid serta menggunakan
APD.
Ketika melakukan kunjungan rumah, Petugas Tim ERT Unit Kerja menjelaskan tata cara
monitoring melalui pengisian formulir, mengenali gejala, tindakan kunjungan rumah secara
berkala, penggunaan APD, tindakan pencegahan penularan penyakit lain serta promosi
kesehatan untuk masyarakat di lingkungan.
Tim ERT Unit Kerja menyediakan kebutuhan makanan atau membantu menyiapkan
kebutuhan logistik makanan untuk Kontak Erat yang harus menjalani karantina/isolasi dengan
tetap melakukan upaya pencegahan penularan.
Tim ERT Unit Kerja melakukan pelaporan harian di dalam Whatsapp Group untuk
menginformasikan perkembangan dan kondisi terakhir dari Kontak Erat. terkait status
kesehatannya, tanggal kontak terakhir dengan kasus suspek/probable/konfirmasi, riwayat
pengambilan spesimen jika terjadi perubahan status dari kontak menjadi suspek, riwayat
rujukan, dan hasil pemantauan akhir.
Apabila 14 hari setelah Kontak Erat melakukan Karantina/isolasi mandiri dan tidak
menunjukkan adanya gejala, maka proses pemantauan dan karantina dihentikan dan Kontak
Erat dinyatakan Discarded atau selesai. Pegawai yang menjadi Kontak Erat dapat mulai
kembali bekerja/WFO dengan menunjukkan Surat Pernyataan dari FKTP.
Peralatan dan Informasi yang perlu disiapkan ketika akan melakukan pemantauan Kontak
Erat:
a. Formulir Pemantauan Harian Covid-19 (FOR/SCI-HC/45)
b. Alat tulis
c. Masker bedah
d. Termometer (menggunakan termometer tanpa sentuh jika tersedia)
e. Hand Sanitizer (cairan cuci tangan berbasis alkohol)
f. Informasi tentang Covid-19
g. Panduan pencegahan penularan di lingkungan rumah
h. Panduan Alat Pelindung Diri (APD) untuk kunjungan rumah
i. Daftar nomor-nomor penting
j. Alat komunikasi (grup Whatsapp dan lain-lain)
Pegawai yang menolak atau tidak bersedia memberikan data yang benar dengan tujuan
menyembunyikan informasi kontak/Kontak Erat, dikatagorikan telah melakukan pelanggaran
disiplin Pegawai dan akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Penelusuran Kontak Erat pada tahap awal harus sudah diperoleh dalam waktu 120 menit
pertama dari ditemukannya Kasus Suspek/Kasus Probable atau Kasus Konfirmasi.
Apabila di dalam penelusuran Kontak Erat terdapat pihak eksternal, maka sebelum informasi
diberikan, khususnya kepada sebuah Perusahaan/Organisasi/Institusi, Kepala Unit Kerja
harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan Kepala SBU Portofolio. Kepala Divisi MSR dan
Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan perihal isi pesan yang akan disampaikan dan mitigasi
risikonya.
Dalam kasus adanya kontak dengan Kasus Konfirmasi Covid-19, maka Pegawai harus
melakukan Rapid-Test sebagai skrining awal. Apabila hasil Rapid-Test adalah reaktif, maka
dilanjutkan segera dengan RT-PCR. Apabila hasil RT-PCR adalah non-reaktif, maka
pemantauan harian tetap dilakukan selama 7 (tujuh) hari setelah hasil RT-PCR non-reaktif
tersebut diperoleh.
Dalam hal ada anggota keluarga Pegawai dinyatakan sebagai Kontak Erat, maka Pegawai
diminta untuk tidak masuk kerja dan melaksanakan Work from Home (WFH) sampai dengan
anggota keluarganya dinyatakan sehat.
penyebaran penyakit atau kontaminasi. Untuk Kontak Erat dengan usia diatas 60 tahun
dengan Penyakit Komorbid yang terkontrol melakukan karantina di fasilitas khusus/RS
Darurat Covid-191. Untuk Kontak Erat lainnya WAJIB mengisolasi diri secara mandiri dan
sukarela, tidak meninggalkan rumah selama 14 hari, kecuali ke fasyankes untuk
memeriksakan diri apabila gejala yang Pegawai/Keluarga rasakan bertambah buruk.
Laporkan hasil pemeriksaan kesehatan anda ini kepada Ketua ERT unit kerja dan Hotline
08561122956 atau tanggap@sucofindo.co.id.
Selama melakukan isolasi/karantina secara mandiri, lakukan pemantauan diri sendiri sebagai
berikut:
a. Lakukan observasi pemantauan diri sendiri di rumah setiap hari selama 14 hari sejak mulai
munculnya gejala dengan mengisi Formulir Pemantauan Harian Covid-19 (FOR/SCI-
HC/45). Lakukan pengukuran suhu harian dan observasi gejala klinis seperti batuk atau
kesulitan bemapas.
b. Berkoordinasi aktif dengan dokter dengan perawat dan/atau tenaga kesehatan lain yang
ditunjuk untuk melakukan pengawasan ke Anda dan/atau keluarga.
Pegawai/Keluarga Kontak Erat.yang sudah dinyatakan sehat yang tidak memiliki gejala terkait
Covid-19, ditetapkan melalui surat pernyataan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan.
Laporkan surat pernyataa tersebut kepada ERT unit kerja dan Hotline 08561122956 atau
tanggap@sucofindo.co.id.
Terhadap Kontak Suspek dilakukan pengambilan spesimen pada hari ke-1 dan ke-2 untuk
pemeriksaan RT PCR. Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas laboratorium setempat
yang berkompeten dan berpengalaman baik di fasyankes atau lokasi pemantauan. Jika tidak
tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR, dilakukan pemeriksaan Rapid Test. Apabila hasil
pemeriksaan Rapid Test pertama menunjukkan hasil:
a. Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah sesuai kondisi: ringan (isolasi diri di rumah),
sedang (rujuk ke RS Darurat), berat (rujuk ke RS Rujukan); pemeriksaan ulang pada 10
hari berikutnya. Jika hasil pemeriksaan ulang positif, maka dilanjutkan dengan
pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut, di Laboratorium
pemeriksa yang mampu melakukan pemeriksaan RT PCR
b. Positif, tatalaksana selanjutnya adalah adalah sesuai kondisi: ringan (isolasi diri di rumah),
sedang (rujuk ke RS Darurat), berat (rujuk ke RS Rujukan); Pada kelompok ini juga akan
dikonfirmasi dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut,
di Laboratorium pemeriksa yang mampu melakukan pemeriksaan RT PCR.
Jika hasil pemeriksaan sampel, anda dinyatakan positif, maka lakukan isolasi di rumah sakit
rujukan Covid-19. Pemantauan lebih ketat akan dilakukan di Rumah Sakit tersebut hingga
kondisi anda membaik.
Laporkan kondisi kesehatan Anda dan/atau keluarga anda kepada Ketua ERT unit kerja dan
Hotline 08561122956 atau tanggap@sucofindo.co.id.
10.4. Karantina
Tindakan karantina dilakukan terhadap Kontak Erat dan Pelaku Perjalanan dari luar negeri
atau dari wilayah yang sudah terjadi transmisi lokal, untuk mengurangi risiko penularan dan
identifikasi dini Covid-19 melalui upaya memisahkan individu yang sehat atau belum
memiliki gejala Covid-19, tetapi memiliki riwayat kontak dengan pasien Kasus
Konfirmasi Covid-19 atau memiliki riwayat bepergian ke wilayah yang sudah terjadi
transmisi lokal.
Karantina dapat dilakukan dengan mandiri (di rumah masing-masing) atau fasilitas umum
dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi setempat atau di tempat yang telah ditentukan
oleh pemerintah daerah/gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 dengan tetap
berkoordinasi dengan Petugas Puskesmas di wilayah tersebut. Pastikan bahwa lingkungan
tempat Karantina kondusif untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan medis yang
diperlukan oleh Pegawai/keluarga.
Setiap Pegawai/keluarga yang dikarantina dan mengalami demam atau gejala sakit
pernapasan lainnya harus diperlakukan sebagai suspek Covid-19.
Tempat Karantina
Fasilitas Khusus/
Keterangan Karantina/ Isolasi
RS Darurat Covid-19/
Isolasi Mandiri RS/ RS Rujukan
RS
3. Pemantauan melalui kunjungan rumah akan tetapi tetap di luar rumah, kemudian meminta
Pegawai/keluarga yang melakukan karantina untuk menunjukkan diri dan melaporkan
bahwa mereka dalam kondisi baik atau ada gejala. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan
bahwa karantina memang benar-benar dilakukan. Ketika Tim ERT Unit Kerja melakukan
Pemantauan melalui kunjungan rumah, agar memperhatikan APD sebagai berikut:
a. Masker bedah.
b. Menjaga jarak minimal 1 meter
c. Jaga kebersihan tangan
d. Wawancara harus dilakukan diluar rumah atau di luar ruangan dan Pegawai
menggunakan masker bedah.
4. Apabila selama masa pemantauan muncul gejala yang memenuhi kriteria Suspek, maka
Tim ERT Unit Kerja membawa Pegawai/keluarga yang melakukan karantina ke FKTP
terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan RT-PCR.
5. Tim ERT Unit Kerja menyediakan kebutuhan makanan selama atau membantu
menyiapkan kebutuhan logistik makanan untuk Pegawai/keluarga yang melakukan
karantina jika diperlukan dengan tetap melakukan upaya pencegahan penularan.
10.4.5. Tata Cara Pencegahan Dan Pengendalian Untuk Pegawai Karantina Di Rumah
2. Batasi jumlah orang yang merawat Pegawai/keluarga yang melakukan karantina. Idealnya
satu orang yang benar-benar sehat tanpa memiliki gangguan kesehatan lain atau
gangguan kekebalan. Pengunjung/penjenguk tidak diizinkan sampai Pegawai/keluarga
yang melakukan karantina benar-benar sehat dan tidak bergejala.
3. Lakukan hand hygiene (cuci tangan) segera setiap ada kontak dengan Pegawai/keluarga
yang melakukan karantina. Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah menyiapkan
makanan, sebelum makan, setelah dari kamar mandi, dan kapanpun tangan kelihatan
kotor. Jika tangan tidak tampak kotor dapat menggunakan handsanitizer, dan untuk
tangan yang kelihatan kotor menggunakan air dan sabun. Jika mencuci tangan
menggunakan air dan sabun, handuk kertas sekali pakai direkomendasikan. Jika tidak
tersedia bisa menggunakan handuk bersih dan segera ganti jika sudah basah.
5. Orang yang memberikan perawatan menggunakan masker bedah terutama jika berada
dalam satu ruangan dengan pasien. Masker tidak boleh dipegang selama digunakan. Jika
masker kotor atau basah segera ganti dengan yang baru. Buang masker dengan cara
yang benar (jangan disentuh bagian depan, tapi mulai dari bagian belakang dengan
memegang tali masker). Buang masker bedah segera dan segera cuci tangan.
6. Gunakan sarung tangan dan masker bedah jika harus memberikan perawatan mulut atau
saluran nafas dan ketika kontak dengan darah, tinja, air kencing atau cairan tubuh lainnya
seperti ludah, dahak, muntah dan lain-lain. Cuci tangan sebelum dan sesudah membuang
sarung tangan dan masker.
8. Pisahkan alat makan untuk pasien (cuci dengan sabun dan air hangat setelah dipakai agar
dapat digunakan kembali).
9. Bersihkan permukaan di sekitar pasien termasuk toilet dan kamar mandi secara teratur.
Sabun atau detergen rumah tangga dapat digunakan, kemudian larutan NaOCl 0.5%
(setara dengan 1 bagian larutan pemutih dan 9 bagian air).
10. Cuci pakaian, seprai, handuk, masker kain pasien menggunakan sabun cuci rumah
tangga dan air atau menggunakan mesin cuci dengan suhu air 60-90oC dengan detergen
dan keringkan. Tempatkan pada kantong khusus dan jangan digoyang-goyang, dan
hindari kontak langsung kulit dan pakaian dengan bahan-bahan yang terkontaminasi.
Menggunakan sarung tangan saat mencuci dan selalu mencuci tangan sebelum dan
setelah menggunakan sarung tangan.
11. Sarung tangan, masker dan bahan-bahan sisa lain selama perawatan harus dibuang di
tempat sampah di dalam ruangan pasien yang kemudian ditutup rapat sebelum dibuang
sebagai kotoran infeksius.
12. Hindari kontak dengan barang-barang terkontaminasi lainya seperti sikat gigi, alat makan-
minum, handuk, pakaian dan sprei.
13. Ketika petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan rumah, maka selalu
perhatikan APD dan ikut rekomendasi pencegahan penularan penyakit melalui droplet.
2. Bersihkan dan disinfeksi permukaan kamar mandi dan toilet setidaknya sekali sehari
dengan disinfektan rumah tangga yang mengandung larutan pemutih encer (1(satu)
bagian cairan pemutih dengan 99 bagian air).
3. Membersihkan pakaian, seprai, handuk mandi, dan lain-lain, menggunakan sabun cuci
dan air atau mesin cuci di 60–90°C dengan deterjen biasa dan kering
5. Petugas kebersihan harus mengenakan sarung tangan sekali pakai saat membersihkan
atau menangani permukaan, pakaian atau linen yang terkotori oleh cairan tubuh, dan
harus melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah melepas sarung tangan.
2. Anggota keluarga lain DILARANG masuk ke dalam kamar tidur Pegawai/keluarga yang
melakukan karantina.
3. Siapkan kegiatan di dalam kamar, misalnya main musik, prakarya, baca buku, serial
TV atau film menarik, bawa pulang pekerjaan, atau angkat beban sehingga setelah 14
hari Anda bahkan bisa lebih bugar.
4. Usahakan rumah atau kamar memiliki ventilasi yang baik, buka pintu dan jendela
setiap hari agar udara segar masuk.
1. Cuci alat makan dan pakaian Pegawai/keluarga yang melakukan karantina secara
terpisah dari anggota keluarga lainnya. Gunakan sponge cuci yang berbeda.
2. Bersihkan benda yang sering disentuh, seperti handphone, keyboard laptop, pegangan
pintu, remote TV dan AC, meja, kursi, dan lain-lain secara teratur, dengan cairan
pembersih. Gunakan sarung tangan karet saat membersihkan rumah.
3. Cuci tangan dengan air dan sabun secara teratur, setidaknya 20 detik setiap kali setelah
batuk, bersin, pergi ke kamar mandi, sebelum makan, setelah melepas atau memasang
masker.
4. Jangan menyentuh Mulut, Hidung dan Mata
5. Terapkan Etika Batuk
10.5. Isolasi
Pegawai melakukan isolasi sesuai Panduan Tindakan Isolasi Pegawai DOK/SCI-HC/16 dan
wajib memastikan tidak terjadi penularan ataupun penurunan kondisi tubuh dengan
melakukan pola hidup bersih sehat dan melaporkan kondisi tubuh dengan mengisi Formulir
Pemantauan Harian Covid-19 (FOR/SCI-HC/45) dan melaporkannya kepada Ketua ERT Unit
kerja setiap hari.
Isolasi adalah proses mengurangi risiko penularan melalui upaya memisahkan individu
yang sakit baik dengan masyarakat luas, baik individu yang sudah dikonfirmasi
laboratorium atau memiliki gejala Covid-19.
Lokasi isolasi dapat dilakukan di rumah, atau fasilitas umum, dengan mempertimbangkan
kondisi dan situasi setempat. Pegawai/keluarga dirawat di rumah biasanya dikarenakan
perawatan rawat inap tidak tersedia atau tidak aman. Pertimbangan pemilihan
Pegawai/keluarga dirawat di rumah juga harus memperhatikan kondisi klinis dan keamanan
lingkungan Pegawai/keluarga.
c. Klik tombol +isi data dan lakukan pengisian data monitoring, yaitu apakah muncul
gejala.
2. Tim ERT Unit Kerja melakukan pemantauan melalui kunjungan rumah akan tetapi tetap di
luar rumah, khusus untuk Pegawai/keluarga yang melakukan isolasi di rumah, kemudian
meminta Pegawai/keluarga yang melakukan isolasi untuk menunjukkan diri dan
melaporkan bahwa mereka baik atau ada gejala. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan
bahwa isolasi memang benar-benar dilakukan. Ketika Tim ERT Unit Kerja melakukan
Pemantauan melalui kunjungan rumah, agar memperhatikan APD sebagai berikut:
a. Masker bedah.
b. Menjaga jarak minimal 1 meter
c. Jaga kebersihan tangan
d. Wawancara harus dilakukan diluar rumah atau di luar ruangan dan Pegawai
menggunakan masker bedah.
3. Tim ERT Unit Kerja menyediakan kebutuhan makanan selama atau membantu
menyiapkan kebutuhan logistik makanan untuk Pegawai/keluarga yang melakukan isolasi
jika diperlukan dengan tetap melakukan upaya pencegahan penularan.
b. Batasi pergerakan dan minimalkan berbagi ruangan yang sama. Pastikan ruangan
bersama (seperti dapur, kamar mandi) memiliki ventilasi yang baik.
c. Anggota keluarga yang lain sebaiknya tidur di kamar yang berbeda, dan jika tidak
memungkinkan maka jaga jarak minimal 1 meter dari Pegawai/keluarga yang melakukan
isolasi (tidur di tempat tidur berbeda).
d. Batasi jumlah orang yang merawat Pegawai/keluarga yang melakukan isolasi. Idealnya
satu orang yang benar-benar sehat tanpa memiliki gangguan kesehatan lain atau
gangguan kekebalan. Pengunjung/penjenguk tidak diizinkan sampai Pegawai/keluarga
yang melakukan isolasi benar-benar sehat dan tidak bergejala.
e. Lakukan hand hygiene (cuci tangan) segera setiap ada kontak dengan Pegawai/keluarga
yang melakukan isolasi atau lingkungan sekitarnya. Lakukan cuci tangan sebelum dan
setelah menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah dari kamar mandi, dan kapanpun
tangan kelihatan kotor. Jika tangan tidak tampak kotor dapat menggunakan hand sanitizer,
dan untuk tangan yang kelihatan kotor menggunakan air dan sabun.
f. Jika mencuci tangan menggunakan air dan sabun, handuk kertas sekali pakai
direkomendasikan. Jika tidak tersedia bisa menggunakan handuk bersih dan segera ganti
jika sudah basah.
g. Pegawai/keluarga yang melakukan isolasi wajib menggunakan masker bedah jika berada
di sekitar orang-orang yang berada di rumah atau ketika mengunjungi FKTP untuk
mencegah penularan melalui droplet. Anak berusia 2 tahun ke bawah tidak dianjurkan
menggunakan masker.
h. Orang yang memberikan perawatan menggunakan masker bedah terutama jika berada
dalam satu ruangan dengan Pegawai/keluarga yang melakukan isolasi. Masker tidak
boleh dipegang selama digunakan. Jika masker kotor atau basah segera ganti dengan
yang baru. Buang masker dengan cara yang benar (jangan disentuh bagian depan, tapi
mulai dari bagian belakang dengan memegang tali masker). Buang masker bedah segera
dan segera cuci tangan.
i. Gunakan sarung tangan dan masker bedah jika harus memberikan perawatan mulut atau
saluran nafas dan ketika kontak dengan darah, tinja, air kencing atau cairan tubuh lainnya
seperti ludah, dahak, muntah dan lain-lain. Cuci tangan sebelum dan sesudah membuang
sarung tangan dan masker.
k. Pisahkan alat makan untuk Pegawai/keluarga yang melakukan isolasi (cuci dengan sabun
dan air hangat setelah dipakai agar dapat digunakan kembali).
m. Cuci pakaian, seprai, handuk, masker kain Pegawai/keluarga yang melakukan isolasi
dengan menggunakan sabun cuci rumah tangga dan air atau menggunakan mesin cuci
dengan suhu air 60-90oC dengan detergen dan keringkan. Tempatkan pada kantong
khusus dan jangan digoyang-goyang, dan hindari kontak langsung kulit dan pakaian
dengan bahan-bahan yang terkontaminasi. Menggunakan sarung tangan saat mencuci
dan selalu mencuci tangan sebelum dan setelah menggunakan sarung tangan.
n. Sarung tangan, masker dan bahan-bahan sisa lain selama perawatan harus dibuang di
tempat sampah di dalam ruangan Pegawai/keluarga yang melakukan isolasi yang
kemudian ditutup rapat sebelum dibuang sebagai kotoran infeksius.
o. Hindari kontak dengan barang-barang terkontaminasi lainya seperti sikat gigi, alat makan-
minum, handuk, pakaian dan sprei.
Pegawai/keluarga yang melakukan isolasi ditempatkan di ruang dengan ventilasi cukup serta
kamar tersendiri yang dilengkapi dengan toilet. Jika kamar tersendiri tidak tersedia
pertahankan jarak minimal 1 meter dari penghuni rumah lain. Meminimalkan penggunaan
ruang bersama dan penggunaan peralatan makan bersama, serta memastikan bahwa ruang
bersama (dapur, kamar mandi) memiliki ventilasi yang baik.
Pengendalian infeksi lingkungan yang sesuai, seperti ventilasi udara yang memadai, sistem
penyaringan dan pengelolaan limbah. Pembatasan jarak sosial (lebih dari 1 meter) terhadap
orang-orang yang diisolasi
d. Komunikasi dalam bahasa yang mudah dipahami mengenai: hak-hak mereka; ketentuan
yang akan disediakan; berapa lama mereka harus tinggal; apa yang akan terjadi jika
mereka sakit.
e. Bantuan bagi para Pelaku Perjalanan
f. Bantuan komunikasi dengan anggota keluarga
g. Jika memungkinkan, akses internet, berita dan hiburan;
h. Dukungan psikososial;
i. Pertimbangan khusus untuk individu yang lebih tua dan individu dengan kondisi Penyakit
Komorbid, karena dapat meningkatkan risiko penyakit Covid-19.
Bersihkan dan desinfeksi permukaan yang sering disentuh seperti meja, rangka tempat tidur,
dan perabotan kamar tidur lainnya setiap hari dengan disinfektan rumah tangga yang
mengandung larutan pemutih encer (pemutih 1 bagian hingga 99 bagian air). Untuk
permukaan yang tidak mentolerir pemutih maka dapat menggunakan etanol 70%
Bersihkan dan disinfeksi permukaan kamar mandi dan toilet setidaknya sekali sehari dengan
disinfektan rumah tangga yang mengandung larutan pemutih encer (1(satu) bagian cairan
pemutih dengan 1 (satu) bagian air)
Membersihkan pakaian, seprai, handuk mandi, dan lain-lain, menggunakan sabun cuci dan
air atau mesin cuci di 60–90°C dengan deterjen biasa dan kering
Petugas kebersihan harus mengenakan sarung tangan sekali pakai saat membersihkan atau
menangani permukaan, pakaian atau linen yang terkotori oleh cairan tubuh, dan harus
melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah melepas sarung tangan.
Anggota keluarga lain DILARANG masuk ke dalam kamar tidur Pegawai/keluarga yang
melakukan isolasi.
Siapkan kegiatan di dalam kamar, misalnya main musik, prakarya, baca buku, serial TV atau
film menarik, bawa pulang pekerjaan, atau angkat beban sehingga setelah 14 hari Anda
bahkan bisa lebih bugar.
Usahakan rumah atau kamar memiliki ventilasi yang baik, buka pintu dan jendela setiap hari
agar udara segar masuk.
Jangan melakukan kegiatan bersama, termasuk makan, dengan anggota rumah lainnya.
Pisahkan alat makan untuk Pegawai/keluarga yang melakukan isolasi dengan anggota
keluarga lainnya.
Jaga jarak setidaknya satu meter, apabila berada di ruang yang sama dengan anggota
keluarga lain.
Pakai masker bedah saat sedang bersama yang lain.
Hindari memegang, mencium hewan peliharaan seperti kucing atau anjing–bila punya.
Menghentikan merokok untuk yang merokok dan jangan merokok disekitar
Pegawai/keluarga yang melakukan isolasi Tetap lakukan olahraga dan beristirahat
secukupnya.
Cuci alat makan dan pakaian Pegawai/keluarga yang melakukan isolasi secara terpisah dari
anggota keluarga lainnya. Gunakan sponge cuci yang berbeda.
Bersihkan benda yang sering disentuh Pegawai/keluarga yang melakukan isolasi seperti
handphone, keyboard laptop, pegangan pintu, remote TV dan AC, meja, kursi, dan lain-lain
secara teratur, dengan cairan pembersih. Gunakan sarung tangan karet saat membersihkan
rumah.
Cuci tangan dengan air dan sabun secara teratur, setidaknya 20 detik setiap kali setelah
batuk, bersin, pergi ke kamar mandi, sebelum makan, setelah melepas atau memasang
masker.
Pegawai dinyatakan sebagai Kasus Konfirmasi apabila positif terinfeksi virus Covid-19 yang
dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus Konfirmasi dibagi menjadi 2:
a. Kasus Konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
b. Kasus Konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
Kasus Konfirmasi dengan Gejala Sakit Ringan
Kasus Konfirmasi dengan Gejala Sakit Sedang
Kasus Konfirmasi dengan Gejala Sakit Berat/Kritis
Apabila Ketua ERT Unit Kerja menemukan Pegawai/Keluarga Kasus Konfirmasi, maka
lakukan sebagai berikut:
1. Lakukan Pelacakan dan Pendataan Kontak Erat sesuai Panduan Pelacakan dan
Pendataan Kontak Erat (DOK/SCI-HC/14) dengan menggunakan Formulir Data Rekan
Kerja (FOR/SCI-HC/46)
Pegawai/Keluarga dengan status Kasus Konfirmasi Tanpa Gejala (asimptomatik) tidak perlu
melakukan pemeriksaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai isolasi apabila sudah
menjalani isolasi mandiri selama 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
10.6.4. Pegawai/Keluarga Kasus Konfirmasi Covid-19 Sakit Sedang dan Sakit Ringan
dengan Penyakit Komorbid.
Pegawai/Keluarga Kasus Konfirmasi Covid-19 Sakit Sedang dan Sakit Ringan tetapi memiliki
Penyakit Komorbid, menjalani perawatan di Rumah Sakit. Prinsip tatalaksana untuk
Pegawai/Keluarga Kasus Konfirmasi Covid-19 Sakit Sedang adalah pemberian terapi
simptomatis untuk gejala yang ada dan pemantauan, dilaksanakan sampai gejala
Pegawai/Keluarga Kasus Konfirmasi Covid-19 Sakit Sedang dinyatakan sembuh apabila telah
memenuhi kriteria selesai isolasi dibuktikan dengan penerimaan Surat Pernyataan Selesai
Masa Pemantauan berdasarkan penilaian dokter di FKTP tempat dilakukan pemantauan atau
oleh DPJP.
Dalam hal pemeriksaan follow up RT-PCR tidak dapat dilakukan, maka Pegawai/Keluarga
Kasus Probable/Kasus Konfirmasi Covid-19 Sakit Berat/Kritis yang dirawat di rumah sakit
yang sudah menjalani isolasi selama 10 hari sejak onset dengan ditambah minimal 3 hari tidak
lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan, maka Pegawai Kasus
Konfirmasi Covid-19 Sakit Berat/Kritis dinyatakan selesai isolasi, dan dapat dialih rawat non
isolasi atau dipulangkan.
pemulihan dan kewaspadaan terhadap munculnya gejala Covid-19, dan secara konsisten
diwajibkan menerapkan protokol kesehatan.
Ketua ERT Unit Kerja menugaskan Pegawai/Keluarga Kasus Suspek/Kasus Probable untuk
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium berupa Pengambilan spesimen
dilakukan oleh Petugas Laboratorium setempat yang berkompeten dan berpengalaman baik
di FKTP atau lokasi pemantauan.
Ketika hasil pemeriksaan RT-PCR Pegawai/Keluarga dua kali positif selama dua hari berturut-
turut dengan selang waktu >24 jam dan Pegawai/Keluarga dinyatakan sebagai Kasus
Konfirmasi, maka Pegawai/Keluarga menjalani terapi sesuai dengan protokol pada FKTP.
Dalam hal anggota keluarga Pegawai dinyatakan sebagai Kasus Konfirmasi, maka Pegawai
dapat meminta izin kepada atasan langsungnya untuk tidak melaksanakan pekerjaannya
sampai dengan anggota keluarganya dinyatakan sehat.
Ketika hasil pemeriksaan RT-PCR Pegawai/Keluarga 2 kali negatif selama 2 hari berturut-
turut dengan selang waktu >24 jam, maka Pegawai/Keluarga dinyatakan bukan Covid-19 dan
dikeluarkan dari daftar Kasus Suspek/Kasus Probable serta dinyatakan Discarded.
10.8. Pemantauan
Pemantauan terhadap Kasus Suspek/ Kasus Probable selama proses isolasi dilakukan setiap
hari sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Pemantauan dilakukan melalui
telepon atau melalui kunjungan secara berkala dan dicatat pada Formulir Pemantauan Harian
Covid-19 (FOR/SCI-HC/45) atau melalui Aplikasi Kehadiran dan Worksheet Pegawai
https://kehadiran.sucofindo.co.id/public/monitoring/Covid19. Pemantauan dilakukan dengan
cara pengukuran suhu sebanyak dua kali sehari dan pemantauan gejala.
Pada Kasus Suspek/ Kasus Probable yang melakukan isolasi mandiri di rumah, pemantauan
juga dilakukan oleh petugas FKTP, berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat.
Isolasi dapat dihentikan apabila telah memenuhi salah satu dari kriteria sbb:
a. Pegawai/Keluarga dengan status Suspek dapat menyelesaikan isolasi setelah petugas
FKTP menghentikan pemantauan, apabila hasil pemeriksaan RT-PCR selama 2 hari
berturut-turut dengan selang waktu >24 jam menunjukkan hasil negatif. Isolasi dihentikan
dengan penerimaan Surat Pernyataan selesai masa pemantauan dari FKTP.
Apabila Ketua ERT Unit Kerja menemukan hasil pemantauan Pegawai/Keluarga dinyatakan
sebagai Kasus Kontak Erat, Kasus Suspek/Kasus Probable,atau Kasus Konfirmasi Covid-19
maka dalam waktu 2 x 60 menit Ketua ERT Unit Kerja wajib membuat grup whatsapp yang
berisikan Ketua ERT Unit Kerja, Direktur Terkait, Kepala Divisi Regional (khusus Cabang),
Direktur SDM, Kepala Divisi HC dan Ketua Tim Informasi ERT Korporat untuk memantau
perkembangan sampai Pegawai/Keluarga dinyatakan discarded.
Kegagalan Ketua ERT Unit Kerja dan/atau Kepala Unit Kerja dalam melaksanakan ketentuan
ini, dikatagorikan telah melakukan pelanggaran disiplin Pegawai dan akan dikenakan sanksi
sesuai ketentuan yang berlaku.
Apabila diperlukan pelaporan kepada pihak eksternal terkait adanya Kasus di Perusahaan,
maka Kepala Unit Kerja harus terlebih dahulu berkoordinasi dengan Divisi Sekretariat
Perusahaan dan Ketua Tim Informasi ERT Korporat.
Divisi Sekretariat Perusahaan melakukan verifikasi kebenaran informasi dan data serta
mempertimbangkan Keberlangsungan Usaha, K3 dan reputasi, serta membuat Acuan
Komunikasi yang disetujui oleh Ketua Harian ERT Korporat (jika diperlukan), sebagai dasar
bagi Divisi Umum untuk membuat surat pemberitahuan tindak lanjut untuk Tenant dan Divisi
Human Capital membuat memo pemberitahuan tindaklanjut untuk pegawai.
Divisi Sekretariat Perusahaan melakukan pemantauan dan evaluasi atas komunikasi yang
disampaikan, dan melaporkannya kepada Ketua Harian ERT Korporat.
COSMIC merupakan aplikasi monitoring yang disediakan oleh Kementerian BUMN untuk
memantau kepatuhan atas kebijakan protokol, penyediaan sarana dan prasarana, serta
aktivitas pendukung Perusahaan.
Ketua Tim Informasi ERT Korporat secara berkala melaporkan kepatuhan Perusahaan
melalui 6 (enam) fitur sebagai berikut:
1. Monitor jumlah pegawai kasus konfirmasi Covid-19
2. Melihat dan mengunggah perimeter
3. Melihat dan mengunggah jumlah PIC dan FO
4. Melihat dan mengunggah protokol minimum
5. Melihat dan mengunggah informasi sosialisasi
6. Melihat progress monitoring dan checklist implementasi
Ketua ERT Unit Kerja menetapkan Penanggung Jawab Perimeter dan Petugas Lapangan
(Field Officer/FO) di unit kerjanya untuk memastikan kepatuhan melalui 4 (empat) fitur
sebagai berikut:
1. Melihat jumlah dan daftar perimeter yang menjadi kelolaan unit kerja
2. Melihat klaster ruangan yang terdapat di masing-masing perimeter
3. Melakukan periksa/check pada checklist implementasi protocol (khusus petugas
lapangan yang ditunjuk)
4. Melakukan validasi dari checklist monitoring perimeter (khusus untuk PIC perimeter).
Petugas lapangan
Tim ERT Korporat PIC Perimeter (PIC)
(FO)
Sosialisasi
Ketua ERT Unit kerja memastikan pelaporan secara berkala protokol, perimeter, dan kasus
Covid-19 Perusahaan telah dilakukan melalui Aplikasi COSMIC setiap hari Senin. Kegagalan
Ketua ERT Unit Kerja dan/atau Kepala Unit Kerja dalam melaksanakan ketentuan ini,
dikatagorikan telah melakukan pelanggaran disiplin Pegawai dan akan dikenakan sanksi
sesuai ketentuan yang berlaku.
Ketua Tim Informasi ERT Korporat secara berkala melaporkan jumlah Pegawai/Keluarga
Kasus Konfirmasi Covid-19 kepada Kementerian BUMN melalui BUMN Command Center
Survey Corona.
Sebagai bagian dari kepatuhan kepada Peraturan perundangan, Ketua Tim Informasi ERT
Korporat memastikan seluruh pelaporan kepada stakeholders lainnya apabila diminta,
dilakukan secara berkala dan dipantau tindak lanjut kesesuaiannya.
Pemantauan Covid-Safe dilakukan secara mandiri oleh Tim ERT Unit Kerja secara berkala
setiap hari Senin untuk memastikan kesesuaian dan efektivitas penerapan protokol Covid-
Safe sesuai dengan tujuan yang ditetapkan Perusahaan. Pemantauan dilakukan sesuai
dengan Formulir Pemantauan Penerapan Protokol Covid-Safe (FOR/SCI-HC/61).
Laporan pelaksanaan pemantauan Covid-Safe dikirimkan oleh Kepala Unit Kerja kepada
Divisi Manajemen Strategis dan Risiko dan/atau Ketua Tim K3 ERT Korporat guna
mendapatkan gambaran secara korporat mengenai penerapan protokol Covid-Safe unit kerja,
untuk selanjutnya dilaporkan kepada Ketua Harian ERT Korporat. Divisi Manajemen Strategis
dan Risiko dan/atau Ketua Tim K3 ERT Korporat memastikan tindak lanjut dan efektifitas
tindakan perbaikan telah dilakukan oleh unit kerja.
Laporan pelaksanaan Survey Covid-Safe dilaporkan kepada Ketua Harian ERT Korporat guna
mendapatkan gambaran secara korporat mengenai penerapan protokol Covid-Safe
Perusahaan. Divisi Manajemen Strategis dan Risiko dan/atau Ketua Tim K3 ERT Korporat
memastikan tindak lanjut dan efektifitas tindakan perbaikan telah dilakukan oleh unit kerja.
Audit Covid-Safe dilakukan secara mandiri oleh Tim ERT unit kerja secara berkala setiap
minggu ke-empat setiap akhir triwulan untuk memastikan kesesuaian dan efektivitas
penerapan protokol Covid-Safe sesuai dengan tujuan yang ditetapkan Perusahaan. Audit
dilakukan sesuai dengan Formulir Audit Penerapan Protokol Covid-Safe (FOR/SCI-HC/62).
Laporan Audit Covid-Safe dikirimkan oleh Kepala Unit Kerja kepada Divisi Manajemen
Strategis dan Risiko dengan tembusan kepada Ketua Tim K3 ERT Korporat guna
mendapatkan gambaran secara korporat mengenai penerapan protokol Covid-Safe unit kerja,
untuk selanjutnya dilaporkan kepada Ketua Harian ERT Korporat. Divisi Manajemen Strategis
dan Risiko dan/atau Ketua Tim K3 ERT Korporat memastikan tindak lanjut dan efektifitas
tindakan perbaikan telah dilakukan oleh unit kerja.
Setiap unit kerja dapat menambahkan kebijakan tambahan yang tidak menambah risiko dan
tidak bertentangan dengan kebijakan yang sudah diputuskan oleh Korporat. Setiap kebijakan
tambahan tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Ketua Harian ERT Korporat.
LAMPIRAN
..........................., ......................................
( tempat ) , ( tgl / bulan / tahun )
Nama : ..............................................................
NPP : ..............................................................
1. Saya telah membaca, mengetahui dan memahami Protokol Baru SUCOFINDO dalam
Memastikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Masa Wabah Covid-19 dan
mematuhi semua ketentuan yang tercantum di dalam Protokol Baru tersebut;
2. Saya menjamin kepatuhan penerapan Protokol Baru di lingkungan Unit Kerja yang
menjadi tanggung jawab saya;
3. Saya telah melakukan sosialisasi Protokol Baru kepada seluruh Pegawai di Unit Kerja
yang saya pimpin dan setiap Pegawai telah menandatangani Pakta Integritas Insan
Sucofindo atas Pemberlakuan Protokol Baru PT SUCOFINDO (Persero) dalam Wabah
Covid-19, dengan bukti daftar hadir sebagaimana terlampir;
4. Saya akan melaporkan setiap pelanggaran dan atau indikasi pelanggaran penerapan
Protokol Baru di Unit Kerja yang saya pimpin kepada Ketua ERT Korporat.
..........................., ......................................
( tempat ) , ( tgl / bulan / tahun )
Nama : ..............................................................
NPP : ..............................................................
..........................., ......................................
( tempat ) , ( tgl / bulan / tahun )
Nama : ..............................................................
NPP : ..............................................................
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)=(7)x(10) (13)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)=(7)x(10) (13)
1. Hampir
tidak Risiko
1 Apartemen <20% √ 0,10 1 3. Tinggi 0,20 3 0,020
pernah Rendah
terjadi
3. Mungkin Risiko
2 Kost <20% √ 0,50 3 3. Tinggi 0,20 3 0,100
terjadi Sedang
4. Sering Risiko
5 Mess/Panti/dll < 20% √ 0,70 4 5. Ekstrim 0,80 5 0,560
terjadi Ekstrim
Nama :
No.KTP :
Bertemu dengan :
Keperluan :
Tanggal Kedatangan :
Nomor HP :
Asal Perusahaan :
Alamat :
Demi Kesehatan dan Keselamatan Bersama, Anda Harus Jujur Dalam Menjawab Pertanyaan
Dibawah Ini. Dalam 14 Hari Terakhir, Apakah Anda Pernah Mengalami Hal-Hal Berikut:
…………………..,……………………
Nama Lengkap :
NPP :
Nomor HP :
Demi Kesehatan dan Keselamatan Bersama, Anda Harus Jujur Dalam Menjawab Pertanyaan
Dibawah Ini. Dalam 14 Hari Terakhir, Apakah Anda Pernah Mengalami Hal-Hal Berikut:
…………………..,……………………
IDENTITAS PEGAWAI
Nama / NPP
Usia
Nomor Telepon
Alamat
Status Kesehatan (Suspek/Konfirmasi)
Unit Kerja / Cabang / UP
RIWAYAT KONTAK FISIK REKAN KERJA
Tanggal
Tempat yang
dikunjungi
Nama Kontak
Nama Kontak
Baris dapat ditambah
………………………..,…………………………………….
Mengetahui,
Kepala Unit Kerja Ketua ERT Korporat
Contoh Pengisian
Tanggal 28 Mei 2020 29 Mei 2020 29 Mei 2020 29 Mei 2020 30 Mei 2020 30 Mei 2020 dst dst
Tempat yang dst dst
Rumah Rumah Restoran PT. A Puskesmas Rumah
dikunjungi
dst dst
Nama Kontak Yudi Yudi Gani Salim Dr.B Yudi
dst dst
Nama Kontak Wira Wira dst dst Perawat C Wira
IDENTITAS PEGAWAI
Nama
Usia
Nomor Telepon
Alamat
Tanggal Mulai Karantina / Isolasi
Status (Kontak Erat/Kasus Suspek/Kasus
Terkonfirmasi Tanpa Gejala)
Riwayat Tinggal & Pekerjaan di lokasi kerja
terdapat WNA, Kasus Kontak Erat, dan Kasus
Suspek
Mengetahui/Melaporkan Mengetahui,
Kepala Unit Kerja Ketua ERT Korporat
Nama Pegawai :
NPP :
Unit Kerja :
Tanggal cuti/kunjungan luar kota :
Dengan ini saya menyatakan bahwa selama saya cuti/bepergian ke luar kota, saya:
Pernyataan YA TIDAK
………………………….,……………………..
(nama)
Nama Pegawai Ketua ERT Unit Kerja
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa terdapat anggota keluarga kami
terindikasi gejala covid-19, yaitu:
(nama lengkap)
(unit kerja)
Persentase Rata-Rata
No. Parameter Penilaian Penerapan Keterangan
0% 25% 50% 75% 100%
A. Protokol Pencegahan Penularan COVID-19 di Lingkungan Kantor
Persentase Rata-Rata
No. Parameter Penilaian Penerapan Keterangan
0% 25% 50% 75% 100%
KESIMPULAN : (tulis rata-rata persentase pencapaian dan area yang belum memenuhi penerapan penuh)
SARAN : (tuliskan saran perbaikan yang perlu dilakukan, PIC dan tenggat waktunya)
ttd ttd
Nama : Nama
Tanggal : Tanggal :
Bukti Audit
No. Sub Unsur Yang Dinilai Ya Tidak N/A*
Dokumen/Foto Deskripsi
1.0 Konteks Perusahaan
1.1 Isu Internal dan Eksternal
Perusahaan telah menetapkan isu internal terkait
penanganan potensi penyebaran COVID-19 dalam
A penyelenggaraan jasa Perusahaan. Antara lain terhadap
Pegawai, tenant/outsourcing dan subkontraktor yang
beraktivitas di tempat kerja Perusahaan.
Perusahaan telah menetapkan isu eksternal terkait
penanganan potensi penyebaran COVID-19 di Perusahaan.
B
Antara lain terhadap pelanggan yang datang, vendor, tamu
yang berkunjung ke Perusahaan dan masyarakat sekitar.
1.2 Identifikasi Pihak Berkepentingan (Stakeholder)
Perusahaan telah mengidentifikasi pihak berkepentingan
(Stakeholder) internal yang terdiri dari Pegawai,
A tenant/outsourcing dan subkontraktor yang beraktivitas di
tempat kerja Perusahaan terhadap upaya pencegahan dan
penanganan COVID-19.
Perusahaan telah mengidentifikasi pihak berkepentingan
(Stakeholder) eksternal yang terdiri dari pelanggan yang
B datang, vendor, tamu yang berkunjung ke Perusahaan dan
masyarakat sekitar terhadap upaya pencegahan dan
penanganan COVID-19.
Bukti Audit
No. Sub Unsur Yang Dinilai Ya Tidak N/A*
Dokumen/Foto Deskripsi
1.3 Lingkup
A Perusahaan telah menetapkan bahwa penerapan
pengendalian paparan covid ini mencakup seluruh tempat
dan seluruh bagian yang berada di dalam area Perusahaan.
2.0 Kepemimpinan dan Partisipasi Pegawai
2.1 Kepemimpinan dan Komitmen
A Pimpinan Perusahaan telah menetapkan aturan perihal
perlindungan terhadap stakeholder yang berada di area
Perusahaan.
B Pimpinan Perusahaan telah menyediakan anggaran untuk
penanganan COVID-19 yang mencakup: anggaran pembelian
APD bagi Pegawai; anggaran disinfeksi seluruh area kerja
Perusahaan secara berkala; anggaran untuk melakukan
modifikasi fasilitas kerja untuk mengurangi paparan COVID-
19; anggaran untuk memberikan pelatihan dan sosialiasi
COVID-19 terhadap Pegawai; anggaran untuk pemeriksaan
kesehatan rapid test ataupun swab test bagi Pegawai yang
diduga terpapar COVID-19; dan anggaran biaya untuk
Pegawai yang harus menjalani isolasi (di luar isolasi mandiri).
C Pimpinan Perusahaan telah menetapkan tim khusus
penanganan COVID-19.
2.2 Kebijakan
A Pimpinan tertinggi telah menetapkan kebijakan tertulis
terhadap penanganan COVID-19 dalam pelayanan jasa
Perusahaan.
B Telah ditetapkan kebijakan terkait upaya penanganan dan
pencegahan COVID-19. Contoh memo atau keputusan
direksi terkait protokol COVID-19.
C Melakukan sosialisasi dan komunikasi terhadap kebijakan
tersebut.
Bukti Audit
No. Sub Unsur Yang Dinilai Ya Tidak N/A*
Dokumen/Foto Deskripsi
Bukti Audit
No. Sub Unsur Yang Dinilai Ya Tidak N/A*
Dokumen/Foto Deskripsi
4.0 Dukungan
4.1 Kompetensi dan Kepedulian
A Perusahaan telah mengidentifikasi dan menetapkan tugas
dan tanggung jawab terhadap tim penanganan COVID-19
dan personel yang relevan.
B Perusahaan telah memberikan pelatihan sesuai tugas dan
tanggung jawab untuk tim penangangan COVID-19 dan
personel yang relevan.
C Perusahaan melakukan sosialisasi kepada orang yang
berada di tempat kerja terhadap protokol COVID-19
(penyebab, gejala penularan, dan pencegahan) yang sudah
ditetapkan. Perusahaan memasukan materi tindakan
pencegahan penularan covid-19 ke dalam instrument
komunikasi yang ditetapkan.
Bukti Audit
No. Sub Unsur Yang Dinilai Ya Tidak N/A*
Dokumen/Foto Deskripsi
5.0 Operasi
5.1 Pengendalian Operasional
Bukti Audit
No. Sub Unsur Yang Dinilai Ya Tidak N/A*
Dokumen/Foto Deskripsi
Bukti Audit
No. Sub Unsur Yang Dinilai Ya Tidak N/A*
Dokumen/Foto Deskripsi
Bukti Audit
No. Sub Unsur Yang Dinilai Ya Tidak N/A*
Dokumen/Foto Deskripsi
Bukti Audit
No. Sub Unsur Yang Dinilai Ya Tidak N/A*
Dokumen/Foto Deskripsi
Bukti Audit
No. Sub Unsur Yang Dinilai Ya Tidak N/A*
Dokumen/Foto Deskripsi