Anda di halaman 1dari 5

Peran ASEAN dalam Mengatasi Terorisme di Asia Tenggara

Oleh:
Lela Angraeni (2019-142)
Fariza Zulfa Salsabila (2019-145)

Pendahuluan
Tidak bisa terelakkan globalisasi ikut berkontribusi secara signifikan lahirnya ancaman
keamanan baru bagi negara bangsa, setidaknya pada beberapa dimensi, misalnya misalnya:
sosial budaya, globalisasi menfasilitasi seorang nir lagi terikat kewarganegaraan, sebagai
akibatnya kebersamaan bukan berdasarkan daerah, melainkan ikatan-ikatan emosional, hak
asasi insan maupun demokrasi. Oleh karenanya, proses integrasi nir lagi terkendali, & dalam
gilirannya negara yg tehnologinya tinggi gampang menaruh pengaruhnya.
Pada bidang militer, globalisasi memperluas jaringan interaksi & keterikatan militer global,
sebagai akibatnya penemuan teknologi militer adalah bagian berdasarkan usaha pada
merekayasa global pada single geostrategic space (daerah geostrategik tunggal). Di bidang
Ideologi, globalisasi membuka sekat-sekat bukti diri budaya, nilai-nilai bangsa, yg dalam
gilirannya melemahkan semangat nasionalisme. Kesemua ini mendorong keluarnya info
keamanan baru, yakni meningkatnya kejahatan transnasional yg diantaranya merupakan
terorisme.

Pengertian ASEAN
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, atau ASEAN, didirikan pada tanggal 8
Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, dengan penandatanganan Deklarasi ASEAN (Bangkok
Declaration) oleh para Founding Fathers OF ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura dan Thailand. Brunei Darussalam kemudian bergabung pada 7 Januari 1984,
Vietnam pada 28 Juli 1995, Laos PDR dan Myanmar pada 23 Juli 1997, dan Kamboja pada
30 April 1999, membentuk apa yang sekarang menjadi sepuluh Negara Anggota ASEAN.
Dewan komunitas ASEAN terdiri atas Dewan dari tiga pilar ASEAN, yakni;
A.Dewan APSC
Dewan APSC terdiri dari anggota pangkat menteri yang ditunjuk oleh masing-masing
Negara Anggota ASEAN. Dalam praktiknya, hampir semua Negara Anggota ASEAN
diwakili oleh Menteri Luar Negeri masing-masing, kecuali Indonesia, yang secara kolektif
diwakili oleh Menteri Luar Negeri dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanannya. Sejak pertemuan pertamanya pada tahun 2009, Dewan ini diselenggarakan
oleh Negara Anggota yang memegang Jabatan Ketua ASEAN untuk bertemu dua kali
setahun bersamaan dengan KTT ASEAN. Dewan APSC bertanggung jawab atas
implementasi cetak biru APSC secara keseluruhan; mengoordinasikan upaya di antara
semua badan sektoral di bawah lingkupnya, atau pada isu-isu yang memotong Dewan
Komunitas lainnya. Dewan APSC juga menyerahkan laporan atau rekomendasi kepada
KTT ASEAN tentang hal-hal di bawah lingkupnya. Secara umum, kemajuan implementasi
Cetak Biru APSC harus dilaporkan setiap tahun oleh Sekretaris Jenderal ASEAN ke KTT
ASEAN tahunan, melalui Dewan APSC.
B.Dewan MEA
Sebagaimana diatur dalam Pasal 9 Piagam ASEAN, Dewan Komunitas ASEAN terdiri dari
Dewan Komunitas Keamanan Politik ASEAN (APSC), Dewan Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA), dan Dewan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASCC). Dewan MEA
akan berkontribusi pada realisasi Visi Komunitas ASEAN melalui pemenuhan tujuan Pilar
Komunitas ASEAN. 
Untuk mewujudkan tujuan MEA, Dewan MEA harus:
1. Memastikan implementasi keputusan KTT ASEAN yang relevan dengan AEC;
2. Mengoordinasikan pekerjaan Badan Sektoral MEA, dan pada isu-isu yang
memotong Dewan Komunitas lainnya; dan
3. Menyampaikan laporan dan rekomendasi kepada KTT ASEAN mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan MEA.
 
Sejalan dengan Cetak Biru AEC 2025, Dewan AEC adalah badan utama yang bertanggung
jawab atas implementasi keseluruhan dari langkah-langkah strategis dalam Cetak Biru,
dengan memantau dan menegakkan kepatuhan semua tindakan yang disepakati dalam
dokumen. Secara khusus, Dewan AEC harus memastikan pencapaian tujuan dan target
AEC dalam jangka waktu yang ditentukan sebagaimana didukung dalam Cetak Biru MEA
dan perjanjian utama lainnya yang terkait dengan MEA. Dengan demikian, Dewan MEA
akan bekerja menuju pendalaman dan perluasan integrasi ekonomi ASEAN serta
pertumbuhan dan pembangunan regional. Selain itu, Dewan MEA juga akan bekerja untuk
memperkuat Masyarakat Ekonomi ASEAN dalam rangka merespon tantangan ekonomi
global secara kolektif dan efektif.

C.Dewan ASCC
Piagam ASEAN mengatur pembentukan Dewan Komunitas ASEAN yang terdiri dari
Dewan Komunitas Keamanan Politik ASEAN (APSC), Dewan Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA), dan Dewan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASCC). Pasal 9 Piagam
ASEAN, menyatakan bahwa Dewan ASCC akan berkontribusi pada terwujudnya Visi
Komunitas ASEAN melalui pemenuhan tujuan Pilar Komunitas Sosial Budaya. Dewan
ASCC akan bekerja menuju Komunitas Sosial-Budaya ASEAN yang melibatkan dan
memberi manfaat bagi rakyat, dan inklusif, berkelanjutan, tangguh, dan dinamis.

Apa itu Terorisme?


Konotasi Terorisme
Secara bahasa dikenal 2 jenis istilah, yakni jenis istilah netral & istilah emotif, kata teroris
termasuk jenis istilah emotif, yakni tergantung siapa yg memberi batasan & keadaan dan
ruang ketika tertentu. Sejalan menggunakan hal ini, seseorang pakar aturan pidana
Internasional, Prof. M. Cherif Bassion mengatakan nir gampang buat mengadakan suatu
pengertian yg identik yg dapat diterima secara universal sebagai akibatnya sulit mengadakan
supervisi atas makna terorisme, selanjutnya dikatakan Prof. Brian Jenkins, Phd. terorisme
merupakan pandangan yg subyektif (Indriyanto Seno Adji, 2002, Terorisme, hal. 35).
Tetapi demikian seandainyapun belum terdapat konvensi pengertian terhadap kata terorisme,
hal ini tidaklah berarti kegiatan teroris dibiarkan begitu saja lepas menurut jangkauan aturan.
Pemikiran semacam ini sudah sebagai pencerahan bersama rakyat internasional, ini terbukti
bahwa secara historis pemberantasan terorisme sudah berlangsung semenjak pertengahan
abad 20.
Sebagaimana kita ketahui bahwa lahirnya kesepakatan Pencegahan & Penghukuman
terorisme (Convention for The Prevention and Suppression of Terrorism), tahun 1937
terorisme diartikan menjadi Crimes against State. Selanjutnya pada European Convention on
The Suppression of Terrorism (ECST), tahun 1977, pengertian terorisme berubah
paradigmanya, yaitu yg semula menjadi Crimes against State (termasuk penghilangan nyawa
& percobaan penghilangan nyawa ketua negara atau anggota keluarganya), sebagai Crimmes
against Humanity, dimana yg sebagai korban merupakan rakyat sipil (Indiyanto Senoadji,
2002, Terorisme, hal. 50).
Sebagaimana kita fahami bahwa, crimes against Humanity masuk kategori Gross Violation of
Human Rights (Pelanggaran HAM berat) yakni bila agresi tadi ditujukan secara pribadi
terhadap penduduk sipil, lebih-lebih apabila diarahkan dalam jiwa-jiwa orang nir bersalah
(public by innocent).

Peran ASEAN pada Mengatasi Masalah Terorisme pada Asia Tenggara.


ASEAN Regional Forum. Sesuai menggunakan namanya, ASEAN Regional Forum dibuat
sang ASEAN dalam tahun 1994. ARF dibuat menjadi sebuah wadah obrolan & konsultasi
menganai info atau hal yg berkaitan menggunakan politik & keamanan daerah. Selain itu,
ARF jua dibuat buat membahas & menyamakan pandangan antara negara-negara peserta
ARF. Dengan demikian, pembentukan ARF ini diperlukan bisa memperkecil ancaman
terhadap stabilitas & keamanan pada daerah. Adapun masih ada 27 negara yg sebagai peserta
ARF. 10 negara ASEAN, 10 negara Mitra Wacana ASEAN; Amerika Serikat, Canada,
China, Jepang, Korea Selatan, Russia, Selandia Baru, & Uni Eropa. Kemudian masih ada jua
menurut beberapa negara pada daerah, yaitu Papua Nugini, Mongolia, Korea Utara, Pakistan,
Timor-Leste, Bangledesh, & Sri Lanka.
ASEAN Convention on Counter Terorism (ACCT). Adapun ndibaegara anggota ASEAN
menyepakati ASEAN Convention On Counter Terorism pada Brunei Darussalam dalam
tahun 2001 menjadi respon pada menanggapi terorisme menjadi ancaman keamanan daerah.
Kesepakatan ini adalah landasan politik awal menurut aneka macam kerjasama antar pada
negara pada ASEAN pada mengatasi terorisme pada daerah Asia Tenggara. Kemudian,
ACCT mengenai pemberantasan terorisme yg ditandatangani dalam KTT ASEAN yg ke-12
pada Filipina tahun 2008 menaruh dasar aturan buat peningkatan kerjasama ASEAN pada
menangani perkara terorisme. Jika dibanding menggunakan kesepakatan lainnya, ACCT
mempunyai nilai tambah lantaran bersifat komprehensif yg mencakup aspek pencegahan,
penindakan, & acara rehabilitasi)
ASEAN Summit. ASEAN Summit ke-8 pada Phnom Penh, 4 November 2002, ASEAN
mengeluarkan sebuah deklarasi terkait menggunakan perkara terorisme. ASEAN menyatakan
dukungan penuh terhadap segala tindakan yg bisa memberantas terorisme. Kemudian, dalam
bulan Januari 2003 pada Jakarta, negara-negara anggota ASEAN bersama penegak aturan
pada Asia Tenggara setuju bahwa setiap negara anggota ASEAN akan menciptakan satuan
tugas anti terorisme pada rangka memperkuat kolaborasi pada bidang terorisme.
Selain itu, ASEAN jua mengadakan poly bentuk kerjasama jua konferensi lainnya pada
upayanya mengatasi perkara terorisme pada daerah misalnya Kerjasama ASEAN+tiga
menggunakan Jepang, Korea Selatanm & China, Konferensi ASEAN Chiefs of Police
(ASEANAPOL), Kerjasama ASEAN menggunakan Amerika Serikat pada memberantas
terorisme, Kerjasama ASEAN & Uni Eropa terkait teorisme, & masih poly lagi. Semua
bentuk kolaborasi pada upaya mengatasi perkara terorisme, dilakukan ASEAN menggunakan
prinsip non kekerasan & non intervensi.

Daftar Pustaka
Namora, GA, Windiani, R, & ... (2016). 19. Peran ASEAN Convention on Counter Terrorism Dalam
Penanganan Terorisme Di Filipina Periode 2011–2013. Journal of International …,
ejournal3.undip.ac.id, https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jihi/article/viewFile/13529/13084

Fajriah, AN, & Latifah, E (2018). Peran ASEAN Dalam Menanggulangi Terorisme di Laut Sebagai
Ancaman Terhadap Keamanan Maritim. Belli ac Pacis, jurnal.uns.ac.id,
https://jurnal.uns.ac.id/belli/article/view/39976

Afrizal, A, & Khairizky, SK (2015). Peran Asean Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Terorisme Di
Kawasan Asia Tenggara Tahun 2011-2014., neliti.com,
https://www.neliti.com/publications/32708/peran-asean-dalam-menanggulangi-tindak-pidana-
terorisme-di-kawasan-asia-tenggara

Ansori, P (2018). Peran ASEAN Convention on Counter Terrorism dalam Menanggulangi Terorisme di
Asia Tenggara., eprints.undip.ac.id, http://eprints.undip.ac.id/75584/

Salsabila, S (2018). Peran ASEAN Dalam Mendukung Penanganan Terorisme Di Indonesia Pada
Tahun 2012-2016., repository.ub.ac.id, http://repository.ub.ac.id/10379/

PERDANA, FR, Putra, R, & Tamsyah, I (2021). EFEKTFITAS PERAN ASEAN CONVENTION ON COUNTER
TERORISM DALAM MENYELESAIKAN ISU TERORISME DI ASIA TENGGARA., repository.unsri.ac.id,
https://repository.unsri.ac.id/60233/

Maymori, I (2015). PERAN ASEAN DALAM MENANGANI ISU TERORISME DI KAWASAN ASIA
TENGGARA., eprints.umm.ac.id, https://eprints.umm.ac.id/21669/

Hakim, F (2008). Kerjasama ASEAN dalam Upaya Nasional Menuju Peran ASEAN Untuk Memerangi
Terorisme Melalui Pemberantasan Pencucian Uang dan Penyelundupan Senjata., HeinOnline,
https://heinonline.org/hol-cgi-bin/get_pdf.cgi?handle=hein.journals/indjil6&section=24

Edorita, W, Effendi, E, Wati, S, & Dewi, D (2015). Peran ASEAN Dalam Memberantas Tindak Pidana
Terorisme Di Kawasan Asia Tenggara Berdasarkan Convention on Counter Terrorism.,
caritulisan.com, https://caritulisan.com/media/34285-ID-peran-asean-dalam-memberantas-tindak-
pidana-terorisme-di-kawasan-asia-tenggara-b.pdf

Sanjaya, RM (2017). … TERORISME MELALUI ASEAN CONVETION ON COUNTER TERRORISM


TENTANG PEMBERANTASAN TERORISME DI KAWASAN ASIA TENGGARA …., repository.upnvj.ac.id,
https://repository.upnvj.ac.id/1330/1/AWAL.pdf
KHAIRANI, R (2018). PERAN INDONESIA DALAM ASEAN COMMUNITY 2015 DALAM
PENANGGULANGAN PERMASALAHAN TERORISME., digilib.unimed.ac.id,
http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/32008

Wati, DDS, Effendi, E, & Edorita, W (2015). Peran ASEAN dalam Memberantas Tindak Pidana
Terorisme Di Kawasan Asia Tenggara Berdasarkan Convention On Counter Terrorism. Jurnal Online
Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Hukum

PRASETYA, H (2005). PERAN ASEAN DALAM MENGHADAPI TERORISME DI KAWASAN ASIA


TENGGARA., etd.umy.ac.id, https://etd.umy.ac.id/id/eprint/17346/

Wardani, R, & Awal, S (2018). Peran Asean Convention on Counter Terrorism (ACCT) terhadap
Penanggulangan Terorisme di Indonesia. Balcony, jom.fisip.budiluhur.ac.id,
https://jom.fisip.budiluhur.ac.id/index.php/balcony/article/view/172

Maf'ul, MA (2011). Peran Komunitas Keamanan ASEAN dalam Menghadapi Masalah Terorisme.,
Humanis

Kurniawati, D (2012). Peran Strategis Kerjasama Intelijen ASEAN Dalam Upaya Pencegahan Serangan
Terorisme di Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai