Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yudea Juanithcezha

NPM : 6091901292
Organisasi Internasional E

Role and Function ASEAN

Role atau Peran :


Menurut Clive Archer, suatu organisasi internasional dibentuk berdasarkan
perjanjian yang dibuat antar anggotanya yang melibatkan dua atau lebih negara yang
berdaulat untuk mencapai kepentingan bersama. Pembentukan suatu organisasi
internasional pastinya dilatarbelakangi oleh peran dan tujuan tersendiri. Menurut
Archer, peran suatu organisasi internasional dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
kategori, yaitu : instrumen, arena dan aktor.
Yang pertama peran organisasi internasional sebagai instrumen artinya,
organisasi internasional menjadi instrumen atau alat yang digunakan oleh negara-
negara anggotanya untuk mencapai national interest masing-masing negara.
Organisasi internasional juga dijadikan alat bagi negara-negara anggotanya untuk
mencapai suatu tujuan dengan cara mengaplikasikan kebijakan ataupun politik luar
negerinya. Tujuan terbentuknya ASEAN adalah untuk menjaga stabilitas keamanan
dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara. Untuk menjaga stabilitas keamanan di
Asia Tenggara perlu sebuah mekanisme untuk mencegah, dan menghadapi konflik
yang ada. Maka, ASEAN membentuk suatu mekanisme dan komunitas yang sesuai
dengan suatu bidang masalah. Contohnya, ASEAN membentuk komunitas politik
keamanan ASEAN yang bernama ASEAN Political-Security Community (APSC),
tujuan dari pembentukannya adalah untuk mempercepat kerja sama dalam bidang
politik keamanan di kawasan ASEAN demi mewujudkan perdamaian di kawasan Asia
Tenggara. Kerja sama yang dimaksud, termasuk dengan isu permasalahan tradisional
dan non tradisional yang berupaya untuk memajukan tata kepemerintahan yang lebih
baik, seperti: menangani masalah terorisme, menanggulangi bencana alam, dan
memberantas korupsi. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Indonesia memanfaatkan
APSC sebagai alat untuk mengatasi money laundering ataupun memberantas korupsi
yang ada di Indonesia. Sebelumnya, money laundering adalah upaya untuk
menyembunyikan asal dana hasil tindak pidana melalu berbagai transaksi keuangan
agar dana tersebut nampak seolah-olah berasal dari kegiatan yang legal/sah.
Kemudian, praktek money laundering tersebut dinilai mengancam stabilitas dan
integritas sistem perekonomian dan keuangan suatu negara. Sehingga dapat
disimpulkan, money laundering sebagai cara bagi pelaku korupsi untuk
membersihkan bukti kriminalnya dari praktek korupsi. Kerja APSC dalam menangani
kasus money laundering juga dibantu dengan adanya Mutual Legal Assistance yang
merupakan lembaga yang efektif dalam pencegahan dan pemberantasan kejahatan
transnasional terorganisasi, dan dianggap sebagai solusi dari ekstradisi yang tidak
dapat berjalan efektif. Tak hanya Indonesia, Singapura juga menjadikan ASEAN
sebagai instrumen adaptasi terhadap globalisasi. Singapura merupakan negara yang
memanfaatkan kerja sama regional dalam ASEAN dengan tujuan untuk meningkatkan
eksistensinya dalam kompetisi global, hal yang dilakukan berupa : upaya perluasan
akses pasar oleh Singapura yang dilakukan sebagai respon terhadap perkembangan
ekonomi global.
Kemudian, peran organisasi internasional sebagai arena artinya, organisasi
internasional sebagai wadah atau tempat bertemunya negara-negara anggota yang
dapat saling bekerja sama untuk mencapai national interest-nya masing-masing.
Kegiatannya dapat berupa membahas suatu masalah yang terjadi di suatu negara serta
mendiskusikannya untuk mendapatkan perhatian di dunia internasional. Tak hanya
itu, negara-negara anggota juga akan berdebat, berdiskusi dan merumuskan setiap
kepentingan masing- masing negaranya secara bersama-sama. Jika dikaitkan dengan
ASEAN, terbentuknya organisasi ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal, seperti :
kesamaan letak geografis, persamaan sejarah, serta persamaan kepentingan yaitu
sama-sama memiliki tujuan untuk memajukan ekonomi, serta mengharapkan
kemajuan sosial. Peran ASEAN sebagai arena dapat dikaitkan dengan eksistensi
ASEAN sebagai organisasi internasional di kawasan Asia Tenggara yang telah
menjadi tempat untuk negara-negara anggotanya membahas masalah- masalah yang
terjadi di dalam negeri. Contohnya, ASEAN pernah menggelar The ASEAN
Interparliamentary Myanmar Caucus (AIPMC), sebagai komisi khusus untuk
membahas terkait masalah HAM yang terjadi di Myanmar.
Dan yang terakhir, peran organisasi internasional sebagai aktor independen
artinya, organisasi internasional dapat membuat keputusan sendiri tanpa dipengaruhi
oleh pihak lain. Contohnya, ASEAN merespons terkait kerja sama yang dijalin oleh
Amerika Serikat dengan Filipina dalam bidang militer terkait konflik Laut Cina
Selatan. Hal ini dapat dilihat saat gagalnya KTT ASEAN tahun 2012 dalam
menangani sengketa Laut Cina Selatan. Perbedaan pendapat antar negara dalam
ASEAN melemahkan posisi ASEAN sebagai aktor independen. Sehingga,
memunculkan pertanyaan terkait ASEAN sebagai instrumen pencapaian kepentingan
nasional negara-negara anggotanya.

Fungsi :
Menurut Clive Archer, setiap organisasi internasional memiliki fungsi yang
dapat dikategorikan menjadi sembilan fungsi, sebagai berikut :
Fungsi sosialisasi dapat diartikan sebagai upaya organisasi internasional
untuk mentransfer atau menanamkan nilai-nilai institusi kepada seluruh negara
anggotanya. Sosialisasi dalam level internasional secara langsung juga dapat
mempengaruhi individu ataupun kelompok di sejumlah negara. Oleh sebab itu,
organisasi internasional memiliki fungsi sebagai peningkatan nilai kerja sama antar
negara. Contohnya adalah pemerintah Thailand menghadapi MEA dengan
membentuk beberapa mekanisme nasional, seperti : komite nasional ASEAN yang
dipimpin oleh Menlu, dan beranggotakan seluruh kementerian dan lembaga
pemerintahan. Komite ini didirikan dengan tujuan untuk merumuskan dan
mengkoordinir kebijakan, saling berbagi pikiran dengan antar anggota Komite
Nasional ASEAN. Serta juga adanya komite komunitas ekonomi ASEAN dan juga
komite komunitas sosial budaya ASEAN. Tak hanya itu, pemerintah Thailand juga
melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan ekspor impor barang dan jasa,
mengembangkan UKM menjadi pengusaha di level internasional, dan strategi-strategi
lainnya.
Fungsi norma dapat diartikan organisasi internasional berfungsi sebagai aktor
atau forum yang berkontribusi untuk melakukan aktivitas-aktivitas normatif dalam
sistem politik internasional. Jika dielaborasi dengan ASEAN, dapat diartikan ASEAN
berfungsi sebagai komunitas keamanan yang menganut norma non-intervensi, artinya
adalah tanpa paksaan. Untuk menghindari tindakan defensif yang kolektif, ASEAN
membuat sesuatu yang bernama ASEAN Way yang berfungsi untuk menghadapi
berbagai masalah dan konflik yang ada. Norma-norma yang terkandung pada mulanya
berasal dari berbagai dokumen, salah satunya adalah Treaty of Amity and Co-
Operation yang ditandatangani di ASEAN Summit yang pertama tahun 1976. TAC
juga dapat dipahami sebagai norma yang signifikan dalam perkembangan
regionalisme serta perkembangan identitas regional ASEAN.
Fungsi artikulasi dan agregasi dapat diartikan organisasi internasional
berfungsi bagi negara untuk mengagregasikan atau menyuarakan kepentingan
negaranya sendiri. Hal ini menjadikan organisasi internasional sebagai forum
institusionalisme antar pihak dalam sistem internasional. Contohnya, Indonesia
memanfaatkan ASEAN dengan mengajukan AMF ( ASEAN Maritime Forum). Forum
ini dilatarbelakangi oleh masalah atau konflik keamanan maritim yang ada di kawasan
Asia Tenggara. Indonesia mendukung adanya AMF karena hal ini dilatarbelakangi
juga oleh beberapa kepentingan nasional dari Indonesia sendiri yang beranggapan
bahwa : kepentingan Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang memiliki sejarah
kemaritiman yang kuat, maritim adalah kedaulatan Indonesia dan merupakan
eksistensi AMF sebagai usaha untuk menjaga integritas teritorial maritim tersebut,
dan yang terakhir adalah AMF sebagai sarana peningkatan perekonomian maritim
Indonesia.
Fungsi pembuat peraturan (rule making) dapat diartikan organisasi
internasional memiliki fungsi untuk membuat aturan, hal ini dikarenakan sistem
internasional yang tidak memiliki pemerintahan dunia, dan diperlukan sebuah
peraturan atau hukum untuk mengatur tindakan setiap negara di dunia. Biasanya
dalam pembuatan aturan tersebut, didasari oleh praktek masa lalu, berupa perjanjian-
perjanjian.
Fungsi pelaksanaan peraturan (rule application) dapat diartikan pelaksanaan
keputusan organisasi internasional pasti diserahkan dan berkaitan dengan kedaulatan
suatu negara. Fungsi ini sering kali terbatas oleh pengawasan pelaksanaannya,
dikarenakan aplikasi yang sesungguhnya ada pada setiap tidakan anggota negaranya.
Fungsi penilaian keputusan (rule adjunstion) dapat diartikan organisasi
internasional memiliki fungsi untuk mengesahkan aturan-aturan dalam sistem
internasional. Fungsi ini dilakukan oleh lembaga kehakiman yang sifatnya tidak
memaksa.
Fungsi informasi dapat diartikan organisasi internasional memiliki fungsi
sebagai tempat untuk melakukan pengumpulan, pencarian, pengolahan dan
penyebaran informasi.
Fungsi operasional dapat diartikan organisasi internasional memiliki fungsi
untuk menjalankan sejumlah fungsi operasional dalam sistem internasional, sama
halnya dalam suatu pemerintahan. Contohnya, seperti ASEAN sebagai sarana untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mendukung kemajuan sosial dalam bidang
pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara dengan menjujung persamaan
yang ada untuk memperkuat landasan masyarakat di Asia Tenggara.
Fungsi rekrutmen dapat diartikan organisasi internasional memiliki fungsi
untuk menarik partisipan dalam dunia politik internasional.

Anda mungkin juga menyukai