Pasal 30 ayat 4 UUD 1945: Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat
VS
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
Kualitas SDM
< 1% Bhabinkamtibmas mempunyai kemampuan
Cara Berpikir, Cara Berkepribadian, Cara Berperilaku,
Cara Bekomunikasi, Cara Berproses dalam sebuah
Proses Mediasi (Poeloengan-Kompolnas 2020) à
Mempengaruhi kualitas dan tingkat keberhasilan
Problem Solving baik dalam konteks penanganan
perselisihan maupun permasalahan sosial lainnya. +
Hemat/Efisiensi Anggaran à Pelatihan Mediasi tidak
direalisasikan (Tinjut 2011)
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
Kualitas SDM
▸ < 0,1% Bhabinkamtibmas memahami
pemanfaatan PerMA 1/2016 dalam hal Mediasi
di luar pengadilan à Mempengaruhi kualitas
dan tingkat keberhasilan potensi konflik.
▸ Minimnya pemahaman Diskresi dalam Kepolisian
& Adminitrasi Pemerintahan
▸ Feeling intelijen minim, karena deteksi dini,
pulbaket, in depth observation dalam DDS,
hanya menjadi tugas yang diberikan bukan
bagian utama dari pembentukan à Business as
usual
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
Kualitas SDM
▸ Belum memiliki kemampuan P3K yang
memadai pada umumnya dan pada lokasi
rawan bencana masih perlu dibekali
kemampuan dasar SAR.
▸ Kemampuan memanfaatkan IT sebagai alat
bantu belum merata (rata-rata baru
sebatas WA dan SMS)
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
SDM: Watpers – Reward &
Punishment
Temuan dari sejumlah Bhabinkamtibmas yang
pernah mendapat penghargaan merasa:
▸ Prestasi tidak ada korelasi langsung dengan
peningkatan kesejahteraan
▸ Prestasi tidak menjadi jaminan untuk dapat
mengikuti atau melanjutkan Pendidikan
▸ Prestasi lebih pada memenuhi target kerja,
menjalankan perintah dan mendukung harapan
pimpinan
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
SDM: Watpers – Reward &
Punishment
Kontraprestasi dalam bertugas sama
dengan fungsi lain, padahal kewajiban
melakukan pemantauan wilayahnya 24
jam/ 7 hari dalam seminggu (tidak ada
shift), bahkan sebagian ada yang masih
diwajibkan untuk kegiatan VVIP
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
SDM: Watpers – Reward &
Punishment
Reward dan Punishment (Penghargaan
eksistensi selaku petugas dan manusia) sangat
tergantung kebijakan Kasatwil dan kondisi
wilayah bertugas (mis: Konflik, Perbatasan,
Terpencil, Kota, Kota Besar, Jawa-Luar Jawa).
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
SDM: Watpers – Reward &
Punishment
▸ Penghargaan masyarakat sangat beragam, dan
sangat dipengaruhi persepsi Polri di mata
masyarakat
▸ Sebagian Bhabinkamtibmas pragmatis, dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup (bukan
hanya karir), berharap pindah fungsi vs
sejumlah fungsi reskrim yang berharap pindah
menjadi Bhabinkamtibmas karena lebih “aman
dan tenang”. (Binkar dan Jenjang Karir)
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
SARPRAS
Akomodasi & Transportasi +
Alat/Device Penunjang
▸ Rumah untuk Bhabinkamtibmas (Tipe 27 di
wilayah tugasnya) belum terwujud padahal
Chusaizo di Jepang selalu dijadikan rujukan
dalam kebijakan dan pembahasan tentang
Bhabinkamtibmas (sejak 2006)
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
SARPRAS
Akomodasi & Transportasi +
Alat/Device Penunjang
▸ Dukungan terhadap Menara sebagai
repeater HT belum sepenuhnya
menjangkau wilayah tugas
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
ANGGARAN
Hak Dasar + Operasional
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
OPERASIONALISASI
Bijak Lanjut, Beban Tugas, SOP Juknis
▸ Tidak adanya Cetak Biru dan Peta Rencana Kerja
Polmas dan Bhabinkamtibmas sebagai Petugas
Polmas Jangka Panjang yang konsisten sehingga
dapat dipatuhi pada kurun waktu yang telah
ditetapkan à Ganti pimpinan, ganti penekanan
pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas, ganti
Program/Kegiatan Polmas
▸ Pembebanan Tugas baru tanpa persiapan dari
kesiapan personel dan regulasi yang mencukupi,
misal pada: Bangun Desa, Dana Desa, Covid-19,
distribusi sembako, dll
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
OPERASIONALISASI
Bijak Lanjut, Beban Tugas, SOP Juknis
▸ Implementasi Polmas yang belum dipahami dengan
satu perspektif yang sama, contoh:
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
OPERASIONALISASI
Bijak Lanjut, Beban Tugas, SOP Juknis
▸ Implementasi Polmas yang belum dipahami dengan satu
perspektif yang sama, contoh:
Polmas (Pemolisian/ Perpolisian Masyarakat) adalah
penyelenggaraan tugas kepolisian yang mendasari kepada
pemahaman bahwa untuk menciptakan kondisi aman dan tertib
tidak mungkin dilakukan oleh Polri sepihak sebagai subjek dan
masyarakat sebagai objek, melainkan harus dilakukan bersama oleh
polisi dan masyarakat dengan cara memberdayakan masyarakat
melalui kemitraan polisi dan warga masyarakat, sehingga secara
bersama-sama mampu mendeteksi gejala yang dapat menimbulkan
permasalahan di masyarakat, mampu mendapatkan solusi untuk
mengantisipasi permasalahannya dan mampu memelihara keamanan
serta ketertiban di lingkungannya (Perkap 7/2008)
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
OPERASIONALISASI
Bijak Lanjut, Beban Tugas, SOP Juknis
▸ Implementasi Polmas yang belum dipahami dengan
satu perspektif yang sama, contoh:
Pemolisian Masyarakat (Community Policing) yang
selanjutnya disingkat Polmas adalah suatu kegiatan
untuk mengajak masyarakat melalui kemitraan anggota
Polri dan masyarakat, sehingga mampu mendeteksi dan
mengidentifikasi permasalahan Keamanan dan
Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di lingkungan serta
menemukan pemecahan masalahnya (Perkap 3/2015)
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
OPERASIONALISASI
Bijak Lanjut, Beban Tugas, SOP Juknis
▸ Implementasi Polmas yang belum dipahami dengan
satu perspektif yang sama, contoh:
Pemolisian Masyarakat (community Policing) yang
selanjutnya disebut Polmas adalah suatu kegiatan untuk
mengajak masyarakat melalui kemitraan anggota Polri
dan masyarakat, sehingga mampu mendeteksi dan
mengidentifikasi permasalahan keamanan dan ketertiban
masyarakat di lingkungan serta menemukan pemecahan
masalahnya (Perpol 1/2021)
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
OPERASIONALISASI
Bijak Lanjut, Beban Tugas, SOP Juknis
▸ Perlu diatur HTCK antar Bhabinkamtibmas –
Pemerintah dan Masyarakat (secara luas) agar tidak
saling lempar kewajiban karena dianggap bukan
tugasnya
RESPONSIBILITAS
Rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam ucapan, sikap, perilaku, dan
responsif dalam pelaksanaan tugas, yang secara keseluruhan ditujukan
untuk menjamin kepentingan & harapan masyarakat dalam menciptakan
keamanan & ketertiban.
TRANSPARANSI BERKEADILAN
Realisasi dari prinsip, cara berpikir, dan sistem yang terbuka, akunabel,
humanis, dan mudah untuk diawasi.