Anda di halaman 1dari 37

Refleksi Polmas:

Dulu, Kini dan


Esok
STIK
-
PTIK
79
Andrea H
Poeloengan
Pertemuan ke 10
Mata Kuliah Polmas
Beberapa Regulasi terkait Polmas pada
lingkungan Binmas Polri
Peraturan Kepolisian
Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik
Surat Keputusan Kapolri No. Pol.: Negara Republik Indonesia No. Pol.: Indonesia Nomor 1
Skep/431/VII/2006 tanggal 1 Juli 2006 Skep/507/X/2009 tanggal 30
Oktober 2009 tentang Pedoman Tahun 2021
Skep/432/VII/2006 tanggal 1 Juli 2006
Pelaksanaan Standar Penerapan Tentang Pemolisian
Skep/433/VII/2006 tanggal 1 Juli 2006
Polmas bagi Pelaksana Polmas Masyarakat
2005
Kep/10/VI/2006 tanggal 5 Juni 2006 Pembentukan
PSP Polmas
2008 2015
?

2006 2009 2021


Peraturan Kepala Kepolisian Peraturan Kepala Kepolisian
Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: Negara Republik Indonesia Negara Republik Indonesia Nomor
Skep/737/X/2005 tanggal 13 Oktober Nomor 7 Tahun 2008 Tentang 3 Tahun 2015 Tentang Pemolisian
2005 tentang Kebijakan dan Strategi Pedoman Dasar Strategi Dan Masyarakat
Penerapan Model Perpolisian Implementasi Pemolisian
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Masyarakat Dalam
Tugas Polri Penyelenggaraan Tugas Polri
PERLU REORIENTASI TUGAS POKOK KEPOLISIAN UNTUK KEMBALI
KEPADA PASAL 30 AYAT (1) DAN (4), MINIMAL PADA TATARAN
PARADIGMA DAN PELAKSANAANNYA, JIKA BELUM DAPAT
MERUBAH UU POLRI.

Pasal 30 ayat 4 UUD 1945: Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat

negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas


melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum

VS

Pasal 13 UU 2/2002 Polri Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia


adalah:
a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; (Tujuan dibentuknya
lembaga / Fungsi kelembagaan bukan Tugas);
b. menegakkan hukum; dan (Tugas Terakhir / Ultimum Remedium);
c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat (Tugas Utama dan Pertama)
Ambivalensi
▸ Tidak taat azas kepada UUD 1945
▸ Pasal 14 UU No. 2 Tahun 2002 telah mencampuradukan kedua kelompok tugas
yang berbeda tersebut. Padahal perlakuan terhadap masing-masing tugas tersebut
sangat berbeda.
▸ Dalam penegakkan hukum yang memegang kuat berbagai asas hukum pidana
harus berlaku sama terhadap siapapun. Sementara…
▸ Tugas yang berkenaan dengan melindungi, mengayomi dan melayani
(kemasyarakatan) justru sangat memerlukan berbagai penyesuaian dengan kondisi
lingkungan strategis dari suatu masyarakat, termasuk penyesuaian dengan berbagai
program dari pelaksana fungsi pemerintahan lainnya
▸ Pasal 13 UU No. 2 Tahun 2002 telah memutarbalikkan prioritas tugas : penegakan
hukum di dahulukan dari melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat.
▸ Juga menjadikan TUJUAN/FUNGSI dalam Konstitusi (menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat) menjadi Tugas Polri
Dampak
Menyulitkan untuk sebagian Bhabinkamtibmas (dalam
Polmas sebagai Strategi, sebagai Petugas Polmas):

Bersikap “humble” sebagai pelayan masyarakat


ditengah masyarakat vs Partnership (Kemitraan) à
Dipermukaan saja

“Berseragam adalah aparat, yang (merasa) paling tahu”


vs Problem Solving à “Biar aman & cepat beres,
formil - tdk esensial”

Apalagi bagi Pengemban Fungsi Polmas lainnya (Polmas sebagai


Falsafah), ataupun bagi atasan Petugas Polmas. Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
Bubar sebelum waktunya
▸ Berdasarkan Kep 737, telah
dijadwalkan kebijakan
pengembangan Polmas tahun 2006
– 2009;
▸ Faktanya, dengan Perkap 7 tahun
2008 kebijakan Polmas telah
berubah dari ide dasarnya (baca hal.
152-158)
PSP Polmas “End Game”
▸ Dibentuknya Pusat Studi dan Pengembangan
Perpolisian Masyarakat: Kep Kapolri No.:
Kep/10/VI/2006 tanggal 5 Juni 2006
Pembentukan PSP Polmas, tidak berlangsung
lama;
▸ Kini perlahan mati suri nyaris hilang, ruangan
sudah tidak ada, asset entah kemana,
personel bubar jalan
Perpolisian vs Pemolisian
▸ Hilangnya penghargaan akademis,
bagi yang telah menyimpulkan kata
Policing dalam Community Policing
diterjemahkan menjadi “Perpolisian”.
Hasil Pokja (2005): Alm Prof. Farouk,
Alm Prof. Satjipto Rahardjo, Alm Prof.
Parsudi Suparlan, Prof. Erlyn, dll (Baca:
hal. 105-109)
Kuantitas SDM
Pergelaran
Bhabinkamtibmas belum
pada tiap Di beberapa Polda (Litbang Polri 2020):
Tidak terpenuhi desa/kelurahan.
(Baharkam 2020): 62,6% 1 Bhabinkamtibmas 4 Desa
Target Kebijakan 1 -Kecamatan 7.094
Desa/Kelurahan 1 21,2% 1 Bhabinkamtibmas 3 Desa
-Desa/Kelurahan
Bhabinkamtibmas
83.691 11,6% 1 Bhabinkamtibmas 2 Desa
belum terealisasi
(Bijak : Jend -Bhabinkamtibmas
Badrodin Haiti & 4,6% 1 Bhabinkamtibmas 1 Desa
40.271 (Definitif &
Jend Tito Rangkap?) <50%
Karnavian) Sebagai Pelaksana Polmas sebagai Strategi:
Bhabinkamtibmas rangkap jabatan menyulitkan tugas,
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020 terlebih jika dirangkap oleh Ba dari fungsi Reskrim
Kualitas SDM
▸ Dengan sebagian jabatan rangkap, kualitas
layanan dan acceptability masyarakat
berbeda.
▸ Hasil Lit Litbang Polri di beberapa Polda
(2020) baru sekitar 13,5%
Bhabinkamtibmas mengikuti Dikjur Binmas
& baru 22,3% Bhabinkamtibmas paham
administrasi pembangunan desa.

Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
Kualitas SDM
< 1% Bhabinkamtibmas mempunyai kemampuan
Cara Berpikir, Cara Berkepribadian, Cara Berperilaku,
Cara Bekomunikasi, Cara Berproses dalam sebuah
Proses Mediasi (Poeloengan-Kompolnas 2020) à
Mempengaruhi kualitas dan tingkat keberhasilan
Problem Solving baik dalam konteks penanganan
perselisihan maupun permasalahan sosial lainnya. +
Hemat/Efisiensi Anggaran à Pelatihan Mediasi tidak
direalisasikan (Tinjut 2011)

Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
Kualitas SDM
▸ < 0,1% Bhabinkamtibmas memahami
pemanfaatan PerMA 1/2016 dalam hal Mediasi
di luar pengadilan à Mempengaruhi kualitas
dan tingkat keberhasilan potensi konflik.
▸ Minimnya pemahaman Diskresi dalam Kepolisian
& Adminitrasi Pemerintahan
▸ Feeling intelijen minim, karena deteksi dini,
pulbaket, in depth observation dalam DDS,
hanya menjadi tugas yang diberikan bukan
bagian utama dari pembentukan à Business as
usual

Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
Kualitas SDM
▸ Belum memiliki kemampuan P3K yang
memadai pada umumnya dan pada lokasi
rawan bencana masih perlu dibekali
kemampuan dasar SAR.
▸ Kemampuan memanfaatkan IT sebagai alat
bantu belum merata (rata-rata baru
sebatas WA dan SMS)

Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
SDM: Watpers – Reward &
Punishment
Temuan dari sejumlah Bhabinkamtibmas yang
pernah mendapat penghargaan merasa:
▸ Prestasi tidak ada korelasi langsung dengan
peningkatan kesejahteraan
▸ Prestasi tidak menjadi jaminan untuk dapat
mengikuti atau melanjutkan Pendidikan
▸ Prestasi lebih pada memenuhi target kerja,
menjalankan perintah dan mendukung harapan
pimpinan

Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
SDM: Watpers – Reward &
Punishment
Kontraprestasi dalam bertugas sama
dengan fungsi lain, padahal kewajiban
melakukan pemantauan wilayahnya 24
jam/ 7 hari dalam seminggu (tidak ada
shift), bahkan sebagian ada yang masih
diwajibkan untuk kegiatan VVIP

Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
SDM: Watpers – Reward &
Punishment
Reward dan Punishment (Penghargaan
eksistensi selaku petugas dan manusia) sangat
tergantung kebijakan Kasatwil dan kondisi
wilayah bertugas (mis: Konflik, Perbatasan,
Terpencil, Kota, Kota Besar, Jawa-Luar Jawa).

Dikotomi stigma penugasan/jabatan “basah


kering”

Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
SDM: Watpers – Reward &
Punishment
▸ Penghargaan masyarakat sangat beragam, dan
sangat dipengaruhi persepsi Polri di mata
masyarakat
▸ Sebagian Bhabinkamtibmas pragmatis, dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup (bukan
hanya karir), berharap pindah fungsi vs
sejumlah fungsi reskrim yang berharap pindah
menjadi Bhabinkamtibmas karena lebih “aman
dan tenang”. (Binkar dan Jenjang Karir)

Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
SARPRAS
Akomodasi & Transportasi +
Alat/Device Penunjang
▸ Rumah untuk Bhabinkamtibmas (Tipe 27 di
wilayah tugasnya) belum terwujud padahal
Chusaizo di Jepang selalu dijadikan rujukan
dalam kebijakan dan pembahasan tentang
Bhabinkamtibmas (sejak 2006)

▸ Kendaraan yang tidak sesuai medan dan


karateristik wilayah.

Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
SARPRAS
Akomodasi & Transportasi +
Alat/Device Penunjang
▸ Dukungan terhadap Menara sebagai
repeater HT belum sepenuhnya
menjangkau wilayah tugas

▸ Belum dimanfaatkannya Drone


sebagai alat pantau wilayah
tugasnya
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
SARPRAS
Akomodasi & Transportasi +
Alat/Device Penunjang
▸ Belum setiap Bhabinkamtibmas
memiliki Laptop, Printer dan Modem
tugas yang dapat menunjang
tugasnya

▸ Kantor Bhabinkamtibmas masih


belum semuanya definitive
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
SARPRAS
Akomodasi & Transportasi +
Alat/Device Penunjang
▸ Perlatan Helmet, Body Vest, P3K
dan SAR untuk daerah tertentu,
belum semua terpenuhi

▸ Biaya perawatan dari peralatan

▸ Body cam, dan alat melumpuhkan


lain selain senpi Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
ANGGARAN
Hak Dasar + Operasional
▸ Hak Dasar sebagai anggota Polri (Gaji-
Tunjangan), masih realitif sama walau ada
Tunjangan Khusus Bhabinkamtibmas (dan
Tunjangan tertentu, seperti perbatasn, pulau
terluar), sehingga mempengaruhi kesejahteraan.
Pekerjaan Bhabinkamtibmas yang faktanya 24
jam 7 hari seminggu, perlu dibedakan dengan
fungsi lainnya, terlebih jika mengampu lebih dari 1
desa/kelurahan, karateristik wilayah yang “berat”
secara sosiologis maupun geografis.
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
ANGGARAN
Hak Dasar + Operasional

Selain mendapat bantuan “seadanya”


Bhabinkamtibmas masih ada yang ”Over
Prestasi” dalam menjalankan kegiatannya
dengan dana sendiri (cari sendiri), mis:
Membuat Perpustakaan, Bimbingan Belajar,
Budi Daya Rumput Laut, Membangun sekolah,
dll à Anggaran Operasional masih belum
mencukupi

Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
ANGGARAN
Hak Dasar + Operasional

▸ Perlu dibuka peluang REGULASI


dana dari Anggaran Belanja pada
APBD (Bukan Hibah/Bansos) + CSR
à Pemda Tkt II user langsung
▸ Revisi peraturan perundang-
undangan

Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
OPERASIONALISASI
Bijak Lanjut, Beban Tugas, SOP Juknis
▸ Tidak adanya Cetak Biru dan Peta Rencana Kerja
Polmas dan Bhabinkamtibmas sebagai Petugas
Polmas Jangka Panjang yang konsisten sehingga
dapat dipatuhi pada kurun waktu yang telah
ditetapkan à Ganti pimpinan, ganti penekanan
pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas, ganti
Program/Kegiatan Polmas
▸ Pembebanan Tugas baru tanpa persiapan dari
kesiapan personel dan regulasi yang mencukupi,
misal pada: Bangun Desa, Dana Desa, Covid-19,
distribusi sembako, dll
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
OPERASIONALISASI
Bijak Lanjut, Beban Tugas, SOP Juknis
▸ Implementasi Polmas yang belum dipahami dengan
satu perspektif yang sama, contoh:

Polmas adalah model penyelenggaraan fungsi kepolisian


yang menekankan pendekatan kemanusiaan (humanistic
approach) sebagai perwujudan dari konsep kepolisian
sipil (civil police). Kep/737/X/2005 (Baca: hal. 109-114)

Definisi ini yang bertahan di dalam dunia akademis


(setidaknya telah dibukukan)

Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
OPERASIONALISASI
Bijak Lanjut, Beban Tugas, SOP Juknis
▸ Implementasi Polmas yang belum dipahami dengan satu
perspektif yang sama, contoh:
Polmas (Pemolisian/ Perpolisian Masyarakat) adalah
penyelenggaraan tugas kepolisian yang mendasari kepada
pemahaman bahwa untuk menciptakan kondisi aman dan tertib
tidak mungkin dilakukan oleh Polri sepihak sebagai subjek dan
masyarakat sebagai objek, melainkan harus dilakukan bersama oleh
polisi dan masyarakat dengan cara memberdayakan masyarakat
melalui kemitraan polisi dan warga masyarakat, sehingga secara
bersama-sama mampu mendeteksi gejala yang dapat menimbulkan
permasalahan di masyarakat, mampu mendapatkan solusi untuk
mengantisipasi permasalahannya dan mampu memelihara keamanan
serta ketertiban di lingkungannya (Perkap 7/2008)
Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
OPERASIONALISASI
Bijak Lanjut, Beban Tugas, SOP Juknis
▸ Implementasi Polmas yang belum dipahami dengan
satu perspektif yang sama, contoh:
Pemolisian Masyarakat (Community Policing) yang
selanjutnya disingkat Polmas adalah suatu kegiatan
untuk mengajak masyarakat melalui kemitraan anggota
Polri dan masyarakat, sehingga mampu mendeteksi dan
mengidentifikasi permasalahan Keamanan dan
Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di lingkungan serta
menemukan pemecahan masalahnya (Perkap 3/2015)

Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
OPERASIONALISASI
Bijak Lanjut, Beban Tugas, SOP Juknis
▸ Implementasi Polmas yang belum dipahami dengan
satu perspektif yang sama, contoh:
Pemolisian Masyarakat (community Policing) yang
selanjutnya disebut Polmas adalah suatu kegiatan untuk
mengajak masyarakat melalui kemitraan anggota Polri
dan masyarakat, sehingga mampu mendeteksi dan
mengidentifikasi permasalahan keamanan dan ketertiban
masyarakat di lingkungan serta menemukan pemecahan
masalahnya (Perpol 1/2021)

Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
OPERASIONALISASI
Bijak Lanjut, Beban Tugas, SOP Juknis
▸ Perlu diatur HTCK antar Bhabinkamtibmas –
Pemerintah dan Masyarakat (secara luas) agar tidak
saling lempar kewajiban karena dianggap bukan
tugasnya

▸ Perlu diatur Koordinasi internal, agar tindakan yang


diambil Bhabinkamtibmas, menjadi lebih berarti bagi
masyarakat, sehingga dihargai masyarakat

▸ Dalam Polmas sebagai Strategi, adakah selain


Bhabinkamtibmas yang menjadi Petugas Polmas
pada tingkat terdepan? Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
Prinsip Pelaksanan Tugas Kepolisian yang Berorientasi Ke-Indonesiaan
(Cikal Bakal Pancasila Policing)

▸ Keamanan dan ketertiban masyarakat pada dasarnya adalah tanggung


jawab seluruh warga masyarakat.à Lihat Pasal 30 ayat (1) UUD 1945
àAdanya institusi polisi tidak menghilangkan tanggung jawab masyarakat
terhadap pemeliharaan Kamtibmas.
▸ Perlu kemitraan polisi dengan warga masyarakat dalam upaya pelaksanaan
tugas kepolisian (terbatas)
▸ Kedepankan musyawarah untuk mufakat dalam suasana kekeluargaan
dengan semangat gotong royong. à Lihat Pancasila dan Pasal 30 ayat (4)
UUD 1945
▸ Polisi bertugas dan berkewajiban usaha keamanan negara sebagai Lembaga
Negara yang berfungsi untuk Harkamtibmas, tetapi tidak harus selalu
menjadi penanggung jawab tunggal akan Gangguan Nyata, Ambang
Gangguan, Potensi Gangguan, Pemulihan Gangguan.
SARAN
Kegiatan Pembentukan dan Pembangunan
Bhabinkamtibmas yang handal di mulai dari penguasaan:
▸ Cara Berpikir, Cara Berkepribadian, dalam bertugas
▸ Cara Berperilaku, Cara Bekomunikasi, dalam bertugas
▸ Cara Berproses dalam sebuah Proses Mediasi
ataupun cara lain dalam implementasi Problem
Solving

Perlu Pelatihan baik dalam Pembentukan


Bhabinkamtibmas, maupun bagi mereka yang akan atau
sedang bertugas menjadi Bhabinkamtibmas agar dapat
berperan sebagai Petugas Polmas yang baik Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
SARAN
Saran lain, sebagai upaya mencari jalan keluar dari hasil
belanja masalah, perlu dilakukan pengkajian terlebih dahulu
sebelum penerbitan Regulasi atau Kebijakan dengan
berpedoman kepada:
▸ Polmas sebagai Program/Strategi
▸ Polmas sebagai Falsafah
▸ Implementasi dari Perkembangan Paradigma
Restorative Justice (Baca: hal 114-126)

Perlu pembuatan Naskah Akademis akan tetapi, ternyata


Perpol 1/2021 tentang Polmas telah diterbitkan 11 Januari
2021. Poeloengan-Kompolnas 2016-2020
MASA DEPAN POLMAS ?

ADA DI TANGAN DAN


PUNDAK ANDA SEKALIAN.
Thanks! to Tim 0
PREDIKTIF

Mengedepankan kemampuan untuk memprediksi situasi dan kondisi yang


menjadi isu dan permasalahan serta potensi gangguan kamtibmas.

RESPONSIBILITAS

Rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam ucapan, sikap, perilaku, dan
responsif dalam pelaksanaan tugas, yang secara keseluruhan ditujukan
untuk menjamin kepentingan & harapan masyarakat dalam menciptakan
keamanan & ketertiban.

TRANSPARANSI BERKEADILAN

Realisasi dari prinsip, cara berpikir, dan sistem yang terbuka, akunabel,
humanis, dan mudah untuk diawasi.

Anda mungkin juga menyukai