TENTANG
Panduan Pengelolaan Vaksin COVID-19 yang Rusak dan/atau Kedaluwarsa
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes), Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
dan Dinas Kesehatan Provinsi
1. Surat Edaran ini dimaksudkan sebagai panduan Entitas Pelayanan Vaksinasi Covid-19 dalam
pengelolaan vaksin COVID-19 yang rusak dan/atau kedaluwarsa (Unopened Vial) serta yang
sudah tercatat dalam menu pembuangan aplikasi SMILE di Fasyankes, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dan Dinas Kesehatan Provinsi. Untuk vaksin rusak dan/atau kedaluwarsa
(Opened Vial) dikelola sesuai dengan ketentuan pengelolaan limbah pada petunjuk pelaksanaan
vaksinasi COVID-19.
2. Fasyankes dalam pengelolaan terhadap vaksin COVID-19 yang rusak dan/atau kedaluwarsa,
melakukan tahapan berikut:
a. Pemisahan, Pengumpulan, dan Penandaan pada vaksin COVID-19 yang rusak dan/atau telah
memasuki masa kedaluwarsa sampai tanggal 28 Februari 2022 dengan langkah sebagai
berikut;
i. Mencoret barcode atau informasi lain yang menyertai vaksin sehingga tidak berpotensi
untuk disalahgunakan. (contoh terlampir)
ii. Masukkan vaksin yang masih berada di dalam vial/ampul tersebut ke dalam wadah atau
plastik yang tahan terhadap kebocoran dan beri label “Vaksin Rusak dan/atau
Kedaluwarsa”, dilengkapi dengan identitas Fasyankes.
iii. Vaksin tersebut harus disimpan di tempat yang terlindung dari paparan sinar matahari
secara langsung, terlindung dari hujan dan sumber air lainnya, terlindung dari hewan
pengerat, terpisah dari makanan untuk menghindari kontaminasi, serta akses dibatasi
hanya pada personil dan pejabat yang berwenang untuk menghindari terjadinya
penyalahgunaan, pencurian, dan/atau resiko lainnya yang mungkin terjadi.
b. Pencatatan pada menu Pembuangan di aplikasi Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik
secara Elektronik (SMILE);
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
c. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terkait rencana waktu
pengiriman/penerimaan vaksin tersebut yang dilengkapi dengan Berita Acara.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam pengelolaan terhadap vaksin COVID-19 yang rusak
dan/atau kedaluwarsa, melakukan tahapan berikut:
a. Pemisahan, Pengumpulan, dan Penandaan pada vaksin COVID-19 yang rusak dan/atau telah
memasuki masa kedaluwarsa sampai tanggal 28 Februari 2022 dengan langkah sebagai
berikut:
i. Mencoret barcode atau informasi lain yang menyertai vaksin sehingga tidak berpotensi
untuk disalahgunakan. (contoh terlampir)
ii. Masukkan vaksin yang masih berada di dalam vial/ampul tersebut ke dalam wadah atau
plastik yang tahan terhadap kebocoran dan beri label “Vaksin Rusak dan/atau
Kedaluwarsa”
iii. Vaksin tersebut harus disimpan di tempat yang terlindung dari paparan sinar matahari
secara langsung, terlindung dari hujan dan sumber air lainnya, terlindung dari hewan
pengerat, terpisah dari makanan untuk menghindari kontaminasi, serta akses dibatasi
hanya pada personil dan pejabat yang berwenang untuk menghindari terjadinya
penyalahgunaan, pencurian, dan/atau resiko lainnya yang mungkin terjadi
b. Pencatatan pada menu Pembuangan di aplikasi Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik
secara Elektronik (SMILE);
c. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi terkait rencana waktu
pengiriman/penerimaan vaksin tersebut yang dilengkapi dengan Berita Acara
4. Dinas Kesehatan Provinsi dalam pengelolaan terhadap vaksin COVID-19 yang rusak dan/atau
kedaluwarsa, melakukan tahapan berikut:
a. Pemisahan, Pengumpulan, dan Penandaan pada vaksin COVID-19 yang rusak dan/atau telah
memasuki masa kedaluwarsa sampai tanggal 28 Februari 2022 dengan langkah sebagai
berikut;
i. Mencoret barcode atau informasi lain yang menyertai vaksin sehingga tidak berpotensi
untuk disalahgunakan. (contoh terlampir)
ii. Masukkan vaksin yang masih berada di dalam vial/ampul tersebut ke dalam wadah atau
plastik yang tahan terhadap kebocoran dan beri label “Vaksin Rusak dan/atau
Kedaluwarsa”
iii. Vaksin tersebut harus disimpan di tempat yang terlindung dari paparan sinar matahari
secara langsung, terlindung dari hujan dan sumber air lainnya, terlindung dari hewan
pengerat, terpisah dari makanan untuk menghindari kontaminasi, serta akses dibatasi
hanya pada personil dan pejabat yang berwenang untuk menghindari terjadinya
penyalahgunaan, pencurian, dan/atau resiko lainnya yang mungkin terjadi.
b. Pencatatan pada menu Pembuangan di aplikasi Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
secara Elektronik (SMILE);
5. Untuk vaksin dengan masa kedaluwarsa setelah tanggal 28 Februari 2022 agar tetap disimpan
dalam suhu penyimpanan yang sesuai.
6. Agar seluruh Fasyankes, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Dinas Kesehatan Provinsi dapat
melaksanakan surat edaran ini paling lambat sampai dengan tanggal 15 Juli 2022.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 28 Juni 2022
Direktur Pengelolaan dan Pelayanan
Kefarmasian,
Tembusan:
1. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan
2. Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan
3. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
4. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
5. Sekretaris Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran