0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
29 tayangan5 halaman
Dokumen ini berisi informasi mengenai jenis-jenis sampel yang dapat diambil untuk berbagai pemeriksaan laboratorium klinik seperti pemeriksaan bakteriologi, parasitologi, histopatologi, sitologi, dan lainnya beserta cara penanganannya.
Dokumen ini berisi informasi mengenai jenis-jenis sampel yang dapat diambil untuk berbagai pemeriksaan laboratorium klinik seperti pemeriksaan bakteriologi, parasitologi, histopatologi, sitologi, dan lainnya beserta cara penanganannya.
Dokumen ini berisi informasi mengenai jenis-jenis sampel yang dapat diambil untuk berbagai pemeriksaan laboratorium klinik seperti pemeriksaan bakteriologi, parasitologi, histopatologi, sitologi, dan lainnya beserta cara penanganannya.
1. Sampel Untuk Penyakit Kusta (M. Leprae) diambil pada bagian ?
Jawab : cuping telinga, lengan, punggung, bokong dan paha 2. Jumlah Pengambilan sediaan apus jaringan kulit minimum dilakukan pada 3 tempat yaitu.. Jawab : Cuping telinga Kiri, cuping telinga kanan dan bercak yang paling aktif 3. Sampel yang diambil pada pasien sinusitis untuk pemeriksaan Histopatologi adalah.. Jawab : Jaringan (Biopsi) 4. Sampel yang diambil pada pasien sinusitis untuk pemeriksaan sitologi adalah... Jawab : Swab Hidung (cairan hidung) 5. Sampel yang digunakan untuk pemeriksaa Sinusitis aspergillus adalah...... Jawab : Swab Nasopharing 6. Cara kerja pemeriksaan sinusitis aspergillus Jawab : Teteskan KOH 10% pada slide, oleskan sampel, tutup dengan cover glass, Baca 7. Pemeriksaan biakan darah pada demam tifoid sebaiknya dilakukan pada ? Jawab: Minggu 1 atau 2 sakit 8. Pemeriksaan biakan urine/tinja pada demam tifoid sebaiknya dilakukan pada ? Jawab : Minggu 2 atau 3 sakit 9. Media untuk kultur demam tifoid ? Jawab : Gall Kultur 10. Media Kultur BTA adalah.. Jawab: Ogawa / Lowenstein Jensen (37℃ ) 11. Pemeriksaan BTA dengan Konsentrasi menggunakan reagen apa saja ? Jawab : NaOH 4% putar 3000 rpm-15 menit 12. Pengawet Sampel Sputum ? Jawab : CPC 1% : NaCl 2% /(sodium chloride) 13. Sputum dengan konsentrasi untuk pemeriksaan ? Jawab : Paragonomiasis 14. Cara memisahkan dahak yang bercampur liur ? Jawab : Diambil spesimen yg mukopurulen, jika sedikit maka Sputum BTA+NaOH (1:1) diputar, diambil endapan. 15. Pengolahan sputum sebelum diwarnai ? Jawab : dibuat sediaan preparat dan diberi identitas 16. Sediaan Preparat yg baik ? Jawab : Mukopurulen, berbentuk spiral kecil berulang yg tersebar merata, Ukuran 2x3 cm, tidak terlalu tebal/tipis 17. Cara penanganan sputum yg bercampur darah ? Jawab: Jika darah sedikit= dipilih bagian dahak yg tidak mengandung darah kemudiaan dibuat sediaan. Jika darah sedang= dibuat sediaan, Fiksasi, genangi aquades sambil digoyang sampai warna merah darah hilang. 18. Bakteri MTB stabil pada suhu ? Jawab : 4℃ - (-70℃ ) 19. Cara pengambilan sampel Suspek Enterebius V ? Jawab : Swab anal/ Rectal 20. Letak pengambilan sampel Nocardia teunis (gram positif) ? Jawab : Darah, infeksi dikulit= kerokan kulit, infeksi diparu=sputum/biopsi, infeksi diotak=biopsi otak. 21. Sampel untuk pemeriksaan Elephantiasis menggunakan ? Jawab : darah kapiler yg diambil malam hari (20.00-23.00). pewarnaan Giemsa/Hematoxylin dan Eosin. 22. Bagaimana penanganan sampel difteri (gram positif) ? Jawab : diambil dengan metode swab tenggorokan, kemudian ditanam ke media pemupuk Tellurite 23. Sampel untuk nematoda jaringan ? Jawab : Darah Kapiler 24. Media untuk Staphylococcus ? Jawab : Manitol Salt Agar (MSA) 25. Media untuk streptococcus ? Jawab : Blood Agar Plate (BAP) 26. Fungsi Media MCA ? Jawab : membedakan kuman yg meragi laktosa dan yg tidak. 27. Wadah media SSA ? Jawab : Cawan Petridis 28. Media untuk kultur jamur ? Jawab : Saboraud Dextrose Agar (SDA) 29. Media Dehidrate disimpan pada ? Jawab : Gelap, Sejuk, Suhu <25℃ 30. Wadah untuk kultur salmonella ? Jawab : Tutup Ulir dan steril 31. Media Stuart menggunakan sampel ? Jawab : Faeses 32. Media untuk kuman GO ? Jawab : Amies (modifikasi stuart) 33. Media untuk kuman Vibrio ? Jawab : Alkalipepton 34. Sampel GO diambil pada? Jawab : Sekret Uretra (2 jam setelah buang air kecil terakhir) 35. Stabilitas MTB ? Jawab : CPC 1% : 2% NaCl – 3 hari, suhu 2℃−8 ℃= < 24 jam 36. Penyimpanan sampel di kulkas harus diberi keterangan apa saja ? Jawab : Identitas sampel, waktu dan tanggal penyimpanan dan label peringatan khusus (B20, HbsAg) 37. Stabilitas suhu sampel Kreatinin kinase ? Jawab : 4℃ ( 24 jam ) ,−20 ℃(8 Bulan) 38. Pengganti media transport ? Jawab : Alkali pepton, NaCl, Dinatrium Fosfat & Kalsium chlorida 39. Desinfektan yang tidak efektif pada alat gelas ? Jawab : Iodofor, Paraformaldehid, fenol dan iodium 40. Desinfektan yang tidak efektif pada bakteri ? Jawab : amonium, fenol, iodofor dan isoprofil 41. Cara pemusnahan sedimen/preparat ? Jawab : masukkan ke cairan desinfektan (alkohol/lysol) selama 24 jam, bilas aquades, keringkan, lap dengan kapas. 42. Cara pemusnahan media kultur ? Jawab : masukkan ke autoklaf 121℃ -30 menit 43. Cara pemusnahan sampel urine ? Jawab : Urine sisa dibuang ke Ipal infeksius 44. Cara pemusnahan sampel darah ? Jawab : Ditampung dijerigen-diolah petugas penangan sampel infeksius 45. Cara pemusnahan sputum dan faeses ? Jawab : menimbun/mengubur sampel metode sanitary landpull 46. Cara pemusnahan wadah urine ? Jawab: Insenerator 47. Cara pemusnahan wadah sputum ? Jawab : Insenerator 48. Cara pemusnahan limbah sputum ? Jawab : deberi lysol dimasukkan ke spulhok 49. Media transport rectal swab ? Jawab : Carry and blair (CBA) 50. Lokasi pengambilan sampel LCS ? Jawab : pungsi Lumbal (L3-L4, L4-L5) 51. Media untuk sampel LCS ? Jawab : Stuart 52. Tata cara pengambilan sampel biopsi ? Jawab : pilih jaringan, desinfeksi dengan Povidone iodine, ambil jaringan simpan pada larutan Formalin 10%/ larutan Bouin 53. Media Transport Biopsi ? Jawab : Netral Buffer Formalin (NaCl+Formaldehid) 54. Stabilitas sampel untuk pemeriksaan Hemostasis/koagulasi ? Jawab : 20℃−25 ℃(4 jam), 37℃ ( 5−10menit ) dan 5℃−15 ℃(2 jam) 55. Tabung vacum untuk pemeriksaan hemostasis/koagulasi ? Jawab : Tabung Biru muda (Na Sitrate 3,2%), 1:9 56. Penanganan sampel hemostasis yang masih dalam keadaan beku ? Jawab : didiamkan pada suhu ruang selama ± 30 menit−periksa 57. Syarat pengambilan darah untuk pemeriksaan hemostasis ? Jawab : tidak minum obat PLT 10 hari, puasa 12 jam, diambil pada pagi hari (07.00-09.00), posisi terlentang, tidak syok. 58. Sampel ISK ? Jawab : Urine midstream 59. Sampel untuk Taenia pedis (kutu air) ? Jawab : kerokan kulit (kaki) 60. Cara pengambilan sampel faeses ? Jawab : defekasi spontan, colok dubur (rektum) 61. Sampel candida sistemik ? Jawab : darah, urine & cairan LCS 62. Sampel candida supervisialis ? Jawab : Kulit, kuku & selaput lendir (pada bayi) 63. Sampel candida vaginalis ? Jawab : Sekret vagina 64. Sampel kuman Bacillus Antrax ? Jawab : Darah, kerokan kulit, faeses & pungsi lumbal 65. Bakteri yg terdapat pada faeses kuda ? Jawab : Clostridium Tetani 66. Schistosoma dapat ditemukan pada sampel ? Jawab : Darah Kapiler, Urine & Faeses 67. Pengolahan serum yg baik ? Jawab : Biarkan 20-30 menit sampai beku, putar 3000 rpm-5-15 menit, paling lambat dipisah 2 jam setelah pengambilan 68. Penanganan sampel SHK (Skrining Hipotiroid Kongenital) ? Jawab : Pengiriman tidak boleh > 7 hari, perjalanan pengiriman tidak boleh > 3 hari. 69. Tekanan yang dipakai pada pemeriksaan ivy ? Jawab : 40 mmHg 70. Pemeriksaan Masa perdarahan (BT) metode ivy diambil pada ? Jawab : lengan bawah 71. Alat untuk pengambilan sampel kulit yg susah dikerok ? Jawab : Skalpel 72. Pengambilan sampel mikrofilaria sebaiknya dilakukan pada ? Jawab : Malam hari (20.00-23.00) 73. Letak pengambilan sampel darah kapiler ? Jawab : jari tengah, jari manis, 1/3 bagian tepi telapak kaki dan cuping telinga 74. Torniquet dipasang setelah ? Jawab : mengepalkan tangan 75. Bahan pemeriksaan asam laktat, CO2 ? Jawab : Darah Arteri 76. Prinsip pemeriksaan POCT ? Jawab : menggunakan sel pengukuran dimana reaksi tertentu dapat berlangsung yg berupa matriks berpori, chamber atau suatu permukaan. POCT menggunakan teknologi biosensor 77. Bagaimana penyimpanan penundaan pemeriksaan sputum ? Jawab : simpan dikulkas 2℃−8 ℃, > 3 hari tambahkan 2% Sodium Chloride 78. Penundaan pemeriksaan sampel sputum ? Jawab : disimpan dalam wadah tertutup dengan suhu ruang < 24 jam 79. Parasit yang ditemukan dalam sampel urine adalah.. Jawab : Trichomonas Vaginalis, Schistosoma haematobium, Schistosoma mansoni 80. Parasit yang ditemukan pada sputum ? Jawab : Pneumocystis Carini, Paragonimus Sp 81. Berapa lama waktu sampel difteri harus dikirim ? Jawab : maksimal 1 jam setelah pengambilan, 4 ℃>24 jam 82. Berapa lama stabilitas suhu reagen kreatinin ? Jawab : 2 ℃−8℃ (1 bulan) 83. Apa yang mempengaruhi hasil pemeriksaan LED ? Jawab : pemipetan dan sikap tegak lurus pipet yang harus benar 84. Apa yang mempengaruhi hasil pemeriksaan LED pada pasien ? Jawab : makan dan minum, aktifitas fisik, jenis kelamin 85. Tabung Vacum Hijau ? Jawab : Heparin 86. Tabung untuk pemeriksaan kimia klinik ? Jawab : Merah 87. Tabung untuk pemeriksaan Glukosa ? Jawab : Abu-abu ( NaF) 88. Tabung untuk pemeriksaan Lee and white ? Jawab : Tabung berdiameter 7-8 cm 89. Dislipidemia sebagai Penanda hipoalphaprotein ? Jawab : Kurangnya HDL dan tingginya LDL 90. Tujuan Sputum ditambah KOH ? Jawab : penetralan sputum yang bersifat asam dan melarutkan protein pada sputum 91. Penanganan Sampel Biopsi ? Jawab : pastikan sampel sesuai identitas dan keterangan klinis biopsi, sampel yg diterima dalam keadaan fiksasi. 92. Biopsi Sitologi ? Jawab : Formalin 10% 93. Biopsi Jaringan ? Jawab : NBF 10% (N Buffer Formalin) 94. Bagaimana tahapan sputum sebelum ditanam ke media ogawa ? Jawab : sputum+NaOH 4% (1:1), putar- buang supernatan, dilakukan 2x. Filtrat yang ke 2 ditambah NaCl Fisiologis (homogenkan) 95. Sampel untuk mendeteksi adanya kanker paru ? Jawab : Biopsi Jaringan Paru=mendeteksi jenis kanker, Darah= mendeteksi infeksi, Dahak=kemungkinan infeksi disaluran nafas, Pungsi pleura=penyedotan cairan diruang antara selaput paru