Direktur Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai DJLK Depkeu, Mirza Mochtar, pada tanggal
17 April 2002 mengirim surat kepada Ketua MK IAI karena tidak puas dengan keputusan Badan
Peradilan Profesi Akuntan Publik (BPP2AP). Dalam surat itu disebutkan bahwa sanksi yang
dijatuhkan kepada sepuluh KAP tersebut tidak mencerminkan bahwa pelanggaran itu pelanggaran
berat. Bahkan Mirza dalam suratnya menegaskan bahwa sanksi tambahan yang dijatuhkan BP2AP
kepada tiga dari sepuluh KAP untuk tidak melakukan audit sektor perbankan, dinilai bukan
wewenang IAI.
Ini bertentangan dengan peraturan yang berlaku karena wewenang untuk memberikan,
membekukan, dan mencabut izin KAP adalah Menteri Keuangan. Sumber-sumber resmi
menyebutkan sanksi ringan yang diberikan BP2AP ini ditujukan untuk menghindari sanksi lebih
lanjut yang makin berat, yaitu pencabutan izin. Padahal, kesalahan yang dilakukan KAP itu parah.
Pelanggaran yang dilakukan sebetulnya sudah expired, tapi baru sekarang baunya merebak.
Sanksi yang diberikan oleh BP2AP itu awalnya dari hasil audit Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang menyatakan adanya penyimpangan penerapan Standar
Akuntansi dan/atau SPAP oleh KAP tersebut. Kemudian, kasus tersebut diserahkan ke BP2AP.
Putusan diambil karena sepuluh KAP tersebut diindikasikan melakukan pelanggaran berat saat
mengaudit bank-bank yang dilikuidasi pada 1998. Namun sayangnya, lagi-lagi peradilan profesi
ini tidak dapat memenuhi rasa keadilan yang sedang menyemai di luar.
Pertanyaan :
1. Coba anda identifikasi, pelanggaran prinsip etika apa saja yang dilakukan oleh sepuluh
KAP tersebut, serta jelaskan alasannya !
2. Menurut anda, apakah fungsi BPKP? Apa perbedaan BPKP dengan BPK dilihat dari
fungsinya?
3. Coba and acari dan pelajari mekanisme dari badan peradilan profesi yang ada di bawah
organisasi IAI !
4. Bagaimana pendapat anda tentang kontroversi putusan yang telah diambil oleh BP2AP
terhadap sepuluh KAP dihadapkan dengan keberatan yang disampaikan oleh Direktur
Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai DJLK Depkeu kepada Ketua MK IAI?