Anda di halaman 1dari 43

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan Blar-PhET untuk

Membangun Konsep
Larutan Asam-Basa Peserta Didik Kelas XI
Tahun Pelajaran 2020/2021

BEST PRACTICES

Disusun Oleh :

Nama : SULISTYO WIDODO, S.Si


NIP : 19791113 200604 1 014

SMAN 1 KEDIRI
KOTA KEDIRI
2020
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Sulistyo Widodo
NIP : 19791113 200604 1 014
Pangkat, Golongan Jabatan : Penata Tk. I, III/d
Unit Kerja : SMAN 1 Kediri Sulistyo Widodo, S.Si

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Best Prctices yang berjudul: “Pembelajaran


Jarak Jauh (PJJ) dengan Blar-PhET untuk Membangun Konsep Larutan Asam-Basa Peserta Didik
Kelas XI Tahun Pelajaran 2020/2021” adalah benar-benar hasil karya Saya sendiri.

Kediri, 20 Oktober
2020 Yang menyatakan,

Sulistyo Widodo
1. Nama Guru : SULISTYO WIDODO, S.Si
2. NIP : 19791113 200604 1 014
3. NUPTK : 6445757659200003
4. Tempat / Tgl. Lahir : Kediri, 13 – 11- 1979
5. Jenis Kelamin : Laki-laki
6. Pangkat / Gol. Ruang : Penata Tk I, III/d
7. Jabatan : Guru Muda
8. Jenis Guru : Guru Mata Pelajaran
9. Tugas : Mengajar KIMIA
10. Alamat Sekolah : SMA NEGERI 1 KEDIRI
11. Alamat Rumah : Dsn Gemenggeng RT 11/ RW 05 Ds Janti Kecamatan Wates
Kabupaten Kediri
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN BEST PRACTISE

1. Judul : Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan Blar-PhET untuk


Membangun Konsep Larutan Asam-Basa Peserta Didik Kelas XI Tahun Pelajaran 2020/2021
2. Nama Guru : SULISTYO WIDODO, S.Si
3. NIP : 19791113 200604 1 014
4. NUPTK : 6445757659200003
5. Tempat / Tgl. Lahir : Kediri, 13 November 1979
6. Jenis Kelamin : Laki-laki
7. Pangkat / Gol. Ruang : Penata, III/d
8. Jabatan : Guru Muda
9. Sekolah : SMA NEGERI 1 KEDIRI
10. Mata Pelajaran : KIMIA
11. Kelas : XI

Membenarkan bahwa semua isi dalam Laporan Best Practise ini adalah sesuai dengan kegiatan
yang dilakukan dan buatan asli yang bersangkutan.

Kediri, 20 Oktober 2020


Kepala SMA Negeri 1 Kediri Penulis,

WIDAYAT, S.Pd, MM SULISTYO WIDODO, S.Si


Pembina Utama Muda NIP. 19791113 200604 1 014
NIP. 19651017 198811 1 002
ABSTRAK

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan Blar-PhET untuk Membangun Konsep


Larutan Asam-Basa Peserta Didik Kelas XI Tahun Pelajaran 2020/2021

Sulistyo Widodo
Email : widodo98@gmail.com

Kata kunci: Hasil Belajar, Blar-PhET, Pandemi Covid 19

Seluruh penduduk bumi merasakan musibah Pandemi COVID-19. Seluruh bagian


kehidupan manusia di bumi terganggu, tanpa kecuali pendidikan. Hampir seluruh negara
memutuskan untuk menutup sekolah, perguruan tinggi maupun universitas, termasuk Indonesia. Di
Indonesia banyak keluarga yang kurang bisa melakukan sekolah di rumah. Pelaksanaan
pengajaran berlangsung dengan cara online. Suatu kejutan yang besar khususnya bagi
produktivitas orang tua yang biasanya sibuk dengan pekerjaannya di luar rumah.
Tujuan penulisan ini adalah mendeskripsikan fasilitas Blar-PhET dalam pembelajaran
Kimia pesera didik kelas XI MIPA A di Masa Pandemi Covid 19 Tahun Pelajaran 2020/2021.
Dari data yang diperoleh ternyata sebelum dilakukan pembelajaran menggunakan aplikasi
Blar-PhET, hanya 15 peserta didik yang mencapai ketuntasan, sedangkan setelah dilakukan
pembelajaran dengan Blar-PhET, maka kelas XI MIPA A menunjukkan hasil 29 dari 32 siswa
mencapai kriteria ketuntasan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia yang
dilimpahkan kepada penulis sehingga laporan best practise dengan judul Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) dengan Blar-PhET untuk Membangun Konsep Larutan Asam-Basa Peserta Didik Kelas XI
Tahun 2020/2021, ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini dapat diselesaikan berkat adanya bantuan,
bimbingan, dorongan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Widayat, S.Pd, MM selaku Kepala SMAN 1 Kediri yang telah memberikan tugas
kepada penulis untuk mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri yang telah penulis
laksanakan
2. Teman-teman seprofesi yang telah memberikan bantuan berupa dorongan moril maupun
sumbangan pikiran, untuk bisa diselesaikannya penulis laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan bahkan mungkin kesalahan,
baik dalam penyusunan maupun sistematika penulisannya. Oleh karenanya, penulis mengharakan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan laporan ini.
Meski demikian, penulis tetap berharap agar kiranya laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi
SMA Negeri 1 Kediri umumnya bagi pihak lain yang berkompeten.

Kediri, 20 Oktober 2020


Penulis

Sulistyo Widodo, S.Si


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………… … i


HALAMAN IDENTITAS GURU ........................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
HALAMAN PUBLIKASI ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................... v
DAFTAR ISI ………………………………………………………….. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ vii

BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah ….…………...……...……….........…. 1
2. Permasalahan ........ ............…...…….................………........... 2
3. Strategi Pemecahan Masalah ..........….................…..…............. 2
BAB II. IMPLEMENTASI BEST PRACTISE .………….…...................... 4
1. Alasan pemilihan strategi pemecahan Masalah ...……….........…. 4
2. Implementasi strategi pemecahan Masalah ...…..…….........…. 4
BAB III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI …….…...................... 2
1. Rumusan Kesimpulan .................………..………….…........... 10
2. Rumusan Rekomendasi .................………..………….…........... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................... …….…...................... 12
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Lab Virtual PhET ...........................................................…… 3


Gambar 2 Bagian-bagian PhET .......................................................…… 5
Gambar 3 Suasana Pembelajaran ....................................................…… 7
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Selama pembelajaran online, mata pelajaran kimia di SMA dikembangkan dengan
mengacu pada pengembangan kimia yang ditunjukkan untuk mendidik peserta didik agar
mampu mengembangkan observasi dan eksperimentasi serta berpikir taat asas. Hal ini didasari
oleh tujuan kimia, yakni mengamati, memahami, dan memanfaatkan gejala-gejala alam yang
melibatkan zat (materi) dan energi. Kemampuan observasi dan eksperimentasi lebih ditekankan
pada melatih kemampuan berpikir dan bernalar eksperimental yang mencakup tata laksana
percobaan dengan mengenal peralatan yang digunakan dalam pengukuran baik di dalam
laboratorium maupun di alam sekitar kehidupan peserta didik (Depdiknas, 2006:4).
Dalam usaha untuk mengaplikasikan tujuan pengembangan mata pelajaran kimia
tersebut, membutuhkan proses yang ujung tombaknya adalah guru dalam menanamkan konsep
kepada peserta didik. Menurut Undang-undang No 14 Tahun 2014 Pasal 1 yaitu Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Oleh karena itu, guru harus
mempunyai kemampuan untuk mengelola proses pembelajaran yang dapat menyesuaikan
karakteristik peserta didik, materi pelajaran, dan sarana prasarana yang ada.
Kemampuan guru untuk mengelola pembelajaran yang memperhatikan beberapa aspek
mendorong penulis untuk melakukan kegiatan refleksi yang selama ini dilakukan oleh penulis.
Refleksi diri yang dilakukan oleh penulis adalah dengan melihat kembali jurnal belajar yang
didalamnya terdapat catatan-catatan kecil tentang kesulitan yang dialami oleh peserta didik.
Permasalahan yang sering dialami oleh peserta didik adalah sulit untuk memahami materi yang
bersifat abstrak dan masuk dalam kategori kimia modern. Salah satu materi yang sulit dipahami
oleh peserta didik adalah Larutan Asam-Basa.
Penulis merefleksi pelaksanaan pembelajaran di kelas dan diperoleh hasil refleksi
bahwa: (1) pola kegiatan pembelajaran yang selama ini dilakukan terlalu monoton dan kurang
variasi, (2) pembelajaran cenderung teacher centered (guru terlalu mendominasi), dan (3)
kurangnya contoh aplikasi materi pada kehidupan nyata, serta (4) yang paling utama adalah
tidak adanya alat peraga praktik untuk materi Larutan Asam-Basa. Jika kebiasaan pembelajaran
tersebut di atas masih dilaksanakan, maka ketuntasan belajar peserta didik akan tetap rendah
dan peserta didik akan mepunyai persepsi negatif tentang materi Larutan Asam-Basa. Penulis
akhirnya menyadari bahwa hasil refleksi tersebut menggugah penulis untuk memperbaiki
proses pembelajaran yang berfokus pada bagaimana membangun pemahaman peserta didik
untuk sub bab Larutan Asam-Basa. Meskipun dalam beberapa kali pembelajaran penulis sudah
berupaya untuk memfisualkan Larutan Asam-Basa, namun belum sepenuhnya memberi hasil
yang positif.
Berdasarkan hasil refleksi di atas, penulis terdorong untuk melakukan kegiatan
pembelajaran yang lebih kreatif, yang dapat mengoptimalkan indera peserta didik dalam
memproses informasi, mengaktifkan peserta didik, dan menyenangkan pada materi Larutan
Asam-Basa. Pada pembelajaran materi ini, penulis menggunakan media pembelajaran virtual,
yaitu pembelajaran dengan bantuan laboratorium virtual PhET (Blar-PhET), sehingga peserta
didik lebih mudah memproses informasi abstrak menjadi lebih nyata dan menyenangkan. Taraf
berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir konkret menuju ke
abstrak atau dari berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks. Penggunaan media
pendidikan erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui media pendidikan
hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan
(Kustijono, 2003). Media Pembelajaran diharapkan penulis dapat membantu peserta didik
maupun guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat mempertinggi
pemahaman peserta didik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul best
practice“Pembelajaran dengan Blar-PhET untuk Membangun Konsep Larutan Asam-Basa
Peserta Didik Kelas XI”.

2. Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan dipaparkan dalam artikel ini adalah :
Apakah pembelajaran jarak jauh menggunakan Blar-PhET dapat membangun konsep
Larutan Asam-Basa Peserta Didik Kelas XI?

3. Strategi Pemecahan Masalah


Untuk membangun pemahaman peserta didik selama pembelaaran online , yang harus
dilakukan adalah mengkonkretkan hal-hal abstrak yang akan dipelajari oleh peserta didik
dengan bantuan media pembelajaran. PhET digunakan untuk membantu peserta didik
memahami konsep visual, simulasi PhET menganimasikan besaran-besaran dengan
menggunakan grafis dan kontrol intuitif seperti klik-dan-tarik, penggaris dan tombol. Untuk
lebih mendorong eksplorasi kuantitatif, simulasi juga menyediakan instrumen pengukuran
seperti penggaris, stopwatch, voltmeter dan termometer. Pada saat alat-alat ukur digunakan
secara interaktif, hasil pengukuran akan langsung ditampilkan atau dianimasikan, sehingga
secara efektif akan menggambarkan hubungan sebab-akibat dan representasi terkait dari
sejumlah parameter percobaan (seperti misalnya gerak benda, grafik, tampilan angka dan
sebagainya.

Gambar 1. Lab Virtual PhET untuk Materi Larutan Asam-Basa

Pembangunan konsep peserta didik tentang Larutan Asam-Basa dimulai dengan


memahamkan peristiwa fotolistrik itu sendiri dengan memvisualkan sinar datang yang dapat
diatur frekuensinya jatuh pada permukaan logam yang dapat diatur pula jenisnya yang dapat
menghasilkan lepasnya elektron dari permukaan logam.
Kemudian peserta didik diberikan LKS untuk mengkonstruksi faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi Larutan Asam-Basa yang melibatkan variabel kontrol dan manipulasi
antara lain: jenis cahaya yang mempunyai beberapa pilihan untuk frekuensi dan intensitasnya,
jenis logam yang mempunyai beberapa pilihan macam, sumber tegangan virtual, dan energi
elektron yang terlepas.
Data – data yang didapatkan dari laboratorium virtual tersebut akan digunakan oleh
peserta didik untuk membangun konsep Larutan Asam-Basa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Alasan pemilihan strategi pemecahan masalah


Perubahan positif yang terjadi pada peserta didik selama proses dan pasca pembelajaran
merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam pembelajaran. Perubahan tersebut dapat
mencakup aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan.
Pada proses pembelajaran kimia yaitu pada sub bab Larutan Asam-Basa ditemukan
permasalahan yaitu peserta didik kesulitan dalam memahami konsep. Hasil refleksi yang
dilakukan oleh penulis, ada beberapa hal yang mempengaruhi kesulitan tersebut yaitu: (1) pola
kegiatan pembelajaran yang monoton dan kurang variasi, (2) pembelajaran cenderung teacher
centered (guru terlalu mendominasi), dan (3) kurangnya contoh aplikasi materi pada kehidupan
nyata, serta (4) yang paling utama adalah tidak adanya alat peraga praktik untuk materi Larutan
Asam-Basa.
Untuk mengatasi kesulitan tersebut, penulis berusaha untuk dapat memfasilitasi
bagaimana peserta didik membangun sendiri pengetahuan konsepnya tentang Larutan Asam-
Basa. Dalam proses belajar menurut konstruktivis, seorang guru berperan sebagai mediator dan
fasilitator yang membantu agar proses belajar peserta didik berjalan dengan baik (Nur, 2008).
Penekanan ada pada peserta didik yang belajar dan bukan pada disiplin ataupun guru yang
mengajar. Fungsi mediator dan fasilitator adalah sebagai berikut: menyediakan pengalaman
belajar yang memungkinkan peserta didik bertanggung jawab dalam membuat rancangan,
proses dan penelitian. Karena itu memberi pembelajaran secara ceramah bukan merupakan
tugas utama seorang guru, melainkan menyediakan dan memberikan kegiatan-kegiatan yang
merangsang keingintahuan peserta didik dan membantu mereka mengekspresikan gagasan-
gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka, menyediakan sarana yang merangsang
peserta didik berpikir secara produktif, memberikan motivasi pada peserta didik dan
menyediakan pengalaman konflik, memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah
pemikiran peserta didik berjalan atau tidak, guru membantu mengevaluasi hipotesis dan
kesimpulan peserta didik. Oleh karena itu penulis memiliki harapan positif dengan bantuan
laboratorium virtual PhET, peserta didik mampu memahami konsep efekfotolistrik dengan
baik.

2. Implementasi strategi pemecahan masalah


PheT merupakan program animasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu
digunakan sebagai laboratorium virtual dan hal ini sangat membantu peserta didik dalam
memahami konsep yang bersifat abstrak dengan keterbatasan alat praktikum. PhET dibuat
dengan memperhatikan variabel kontrol, variabel manipulasi, maupun variabel respon dalam
suatu percobaan. Pada aplikasi PhET terdapat beberapa jenis konsep kimia yang akan dipelajari
oleh siswa. Tampilan aplikasi PhET yang digunakan untuk membangun konsep efekfotolistrik
peserta didik adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Bagian-bagian PhET Larutan Asam-Basa

Aplikasi PhET untuk konsep Larutan Asam-Basa memiliki bagian antara lain:
a. Kursor untuk mengatur volume larutan yang ditunjukkan dengan angka
b. Kursor untuk mengatur pH larutan
c. Kursor untuk mengatur jenis larutan yang sekaligus menunjukkan perbedaan pH
Satu minggu sebelum pembelajaran penulis memberikan tugas pada peserta didik untuk
mengunduh aplikasi tersebut pada laman
https://phet.colorado.edu/in/simulation/legacy/photoelectric.Pembelajaran dengan Blar-PhET
dilakukan secara berkelompok, dengan tiap kelompok beranggotakan 3 orang. Masing-masing
kelompok melakukan praktikum dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Praktikum pertama dengan variabel kontrol jenis larutan , variabel manipulasi
konsentrasi larutan, serta variabel respon pH arutan.
b. Praktikum kedua dengan variabel kontrol jenis larutan, variabel manipulasi volume,
serta variabel respon pH larutan.
Secara garis besar pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebagai berikut:
a. Guru membuka pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran,
memberikan apersepsi, dan memotivasi peserta didik
b. Guru menyampaikan informasi dengan tanya jawab untuk memfokuskan siswa agar
dapat membangun konsep.
c. Guru mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok.
d. Secara berkelompok peserta didik melaksanakan praktikum dengan Blar-PhET
e. Guru bertindak sebagai fasilitator
f. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil
praktikum
g. Guru bersama-sama peserta didik membangun konsep Larutan Asam-Basa
berdasarkan hasil praktikum dengan Blar-PhET
Berikut ini adalah foto yang menunjukkan aktivitas peserta didik dlam pembelajaran
menggunakan bantuan Blar-PhET pada materi Larutan Asam-Basa.

Gambar 3. Suasana Pembelajaran


3. Hasil atau dampak yang dicapai dengan strategi yang dipilih
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis dengan menggunakan lembar observasi,
peserta didik tampak antusias dan aktif melakukan praktikum virtual dan berdiskusi untuk
mengerjakan LKS. Mereka berusaha untuk memahami tahapan demi tahapan praktikum yang
dilakukan. Dari hasil angket yang disampaikan peserta didik, mereka lebih senang belajar
dengan PhET karena mereka seolah menjadi ilmuwan yang sedang berada pada laboratorium
yang canggih. Mereka juga secara tidak sadar telah membangun konsep Larutan Asam-Basa
yang mana pH larutan hanya bergantung pada besar kecilnya konsentrasi larutan dan derajat
ionisasi , bukan pada besarnya volume..
Pada tes formatif yang diberikan kepada siswa, terjadi peningkatan pencapaian. Yaitu 15
dari 19 peserta didik yang berada di atas KKM atau sekitar 79%. Hal tersebut menunjukkan
terdapat peningkatan pemahaman peserta didik terhadap konsep yang selama ini dianggap sulit,
yaitu Larutan Asam-Basa.
Selain itu, pembelajaran dengan Blar-PhET melatihkan peserta didik dan guru untuk
memiliki sikap jujur. Karena di dalam penggunaan PhET untuk kegiatan praktikum sesuai
dengan LKS, peserta didik dan guru tidak boleh mengubah data apapun. Data hasil praktikum
virtual tersebut yang harus dianalisis dan disimpulkan untuk menyusun konsep yang diajarkan.
Nilai sikap kedua yang dapat dilatihkan adalah kerjasama, peserta didik harus bekerjasama
dengan anggota kelompoknya untuk menyelesaikan praktikum sebaik-baiknya.

4. Kendala – kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang dipilih


Disamping keberhasilan peserta didik dalam membangun konsep asam-basa serta
pencapaian dari segi kognitif dan afektif, terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan Blar-PhET ini, antara lain: (1) terdapat beberapa siswa yang belum
mengunduh aplikasi PhET, sehingga pembelajaran sedikit tertunda karena guru harus
membantu siswa untuk mengunduh aplikasi tersebut, (2) karena siswa bekerja dengan
menggunakan komputer, guru sulit untuk mengontrol tampilan komputer di setiap kelompok,
(3) Alokasi waktu yang digunakan siswa untuk kegiatan ini lebih lama daripada menggunakan
metode konvensional, sehingga efektifitas waktu perlu diperbaiki, (4) Pembelajaran sangat
bergantung pada ketersediaan listrik, karena menggunakan komputer. Oleh karena itu guru
harus menyarankan kepada peserta didik untuk mengisi penuh baterei laptop sebelum
digunakan dalam pembelajaran. Untuk meminimalisasi kendala-kendala tersebut penulis
senantiasa melakukan refleksi di setiap akhir pembelajaran.
5. Faktor-faktor pendukung
Adapun faktor-faktor pendukung dari kegiatan ini adalah adanya MGMP sekolah yang
difasilitasi oleh SMA Negeri 1 Kediri, sehingga sangat memudahkan berkomunikasi dan saling
tukar pendapat antar guru kimia. Ketersediaan sarana prasarana yang cukup baik di sekolah,
yaitu tersedianya Wifi untuk mengunduh file, laptop yang dimiliki oleh peserta didik, LCD
proyektor di setiap kelas yang memudahkan dalam menjelaskan bagian-bagian PhET kepada
siswa. Kerjasama dengan Fakultas MIPA UNESA terasa sangat membantu, terlebih pada
ketersediaan info terbaru mengenai aplikasi, maupun inovasi baru khususnya pada
pembelajaran di kelas.

6. Alternatif pengembangan
Terlepas dari beberapa kendala yang ditemui, penggunaan Blar-PhET untuk membangun
konsep Larutan Asam-Basa pada siswa kelas XI terbukti cukup baik. Meskipun hanya
laboratorium virtual, namun peserta didik sangat terbantu dalam memahami konsep. Oleh
karena itu penggunaan Blar-PhET dapat ditindaklanjuti atau dikembangkan untuk pembelajaran
materi yang lainnya yang sesuai, misalnya struktur atom, geometri molekul, dan radioaktivitas.
Disamping itu Blar-PhET dapat digunakan sebagai game pembelajaran, sehingga dapat
memicu kompetisi dan kreatifitas siswa untuk menerapkan konsep-konsep tertentu tanpa
kekhawatiran terjadi kecelakaan di laboratorium.
BAB III
METODE

A. Prosedur
Secara garis besar kegiatan ini diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menganalisa permasalahan yang ada di kelas terkait dengan kegiatan pembelajaran Jarak
Jauh
b. Menentukan Metode yang mungkin dilaksanakan terkait dengan Pembelajaran Jarak Jauh
c. Mengidentifkasi kelebihan dan kekurangan Blar -PhET
d. Menetapkan tujuan.
e. Menbuat design pelaksanaan dan instrumen yang dibutuhkan.
2. Sosialisasi
Sosialisasi diberikan kepada pihak-pihak yang terkait, yaitu :
a. Guru Kimia
b. Wali kelas
c. Guru BK
d. Peserta didik.
3. Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan pada bulan Juli 2020, sesuai dengan jadwal KBM.
4. Monitoring
Monitoring dilakukan mulai dari tahap sosialisasi sampai selesainya kegiatan . Semua hasil
monitoring dicatat, difoto, dan didokumentasikan.
5. Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut
Evaluasi terhadap hasil monitoring didiskusikan dengan pihak-pihak terkait, misalnya peserta didik,
Orang Tua, guru, dan kepala sekolah. Evaluasi digunakan untuk mereview kegiatan yang perlu
disempurnakan.
6. Hasil
Hasil yang diperoleh didokumentasikan untuk selanjutnya disampaikan kepada pihak-pihak yang
terkait. Misalnya angket pesera didik, rekaman kegiatan, disampaikan kepada peserta didik dan
teman sejawat.

B. Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk pelaksanaan, melakukan monitoring, evaluasi, pemantauan hasil
adalah :
1. Handpone/ laptop
2. Dokumen perencanaan.
3. Foto-foto kegiatan.
4. Angket dan kuesioner.
5. Catatan hasil pengamatan.
6. Dokumen hasil belajar pesera didik.

C. Cara Pemecahan Masalah


Cara pemecahan masalah yang digunakan adalah:
1. Pembelajaran dengan menggunakan Blar-PhET baik untuk menyapa pesera didik, mengirim
materi pembelajaran berupa PPT atau Video, diskusi kelas, diskusi kelompok, mengirim tugas,
mengabsen pesera didik, konsultasi baik dengan pesera didik maupun guru, Rekap penilaian.
2. Sharing dengan
a. Diskusi dengan guru mapel melalui MGMP
b. Koordinasi dengan wali kelas XI
c. Hasil pemecahan masalah ditulis dan didokumentasikan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan KBM
1. Kebijakan Sekolah
A. KEBIJAKAN KEPALA SMAN 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2020/2021

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH KEDIRI
SMA NEGERI 1 KEDIRI
NPSN: 20534389
Jl. Veteran No. 1 Kota Kediri Tlp. (0354) 771 829 www.smastkediri.sch.id redaksi@smastkediri.sch.id

PETUNJUK TEKNIS PEMBELAJARAN TATAP MUKA DI ERA NEW NORMAL


1. TAHAP PERSIAPAN
PROTOKOL KESEHATAN UMUM SEKOLAH
1 Skrining kesehatan bagi guru, tenaga kependidikan dan siswa untuk
memastikan kondisi kesehatannya tidak berpotensi untuk menularkan atau
tertular Covid-19 dengan pengecekan suhu tubuh ketika masuk di gerbang
sekolah, jika ada yang melebihi batas normal suhu tubuh akan disarankan
untuk mengikuti Rapid tes di Puskesmas/Rumah Sakit terdekat dan tidak
diijinkan untuk masuk sekolah.
2 Skrining zona lokasi tempat tinggal guru, tenaga kependidikan dan siswa
untuk memastikan tempat tinggalnya bukan merupakan episentrum
penularan Covid-19
3 Menyiapkan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan standar protokol
kesehatan Covid-19
4 Menyiapkan media sosialisasi dan edukasi pencegahan Covid-19 untuk warga
sekolah
5 Pengaturan siswa belajar di sekolah dan belajar dari rumah secara
bergantian untuk menghindari kerumunan yang diatur dengan pergantian
jadwal masuk ganjil genap
6 Pengaturan jarak dengan prinsip social distancing dan physical distancing
baik pada waktu kegiatan pembelajaran, maupun kegiatan keagamaan.
7 Koordinasi intensif dengan fasilitas kesehatan terdekat
8 Mengajak warga sekolah untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
9 Mengajak warga sekolah untuk senantiasa berdo’a dan mendekatkan diri
pada Tuhan Yang Maha Esa dengan pembiasaan berdoa ketika jam
pertama.
PROTOKOL KESEHATAN SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH
1 Sosialisasi pencegahan covid-19 melalui spanduk/x-banner yang dipasang
di depan sekolah dan tempat-tempat umum di lingkungan sekolah
2 Menyediakan alat pengukur suhu (thermo gun) minimal 5 (lima) buah
untuk melakukan proses skrining kesehatan sebelum memasuki lingkungan
sekolah
3 Menyediakan wastafel/tempat cuci tangan, lengkap dengan sabun di depan
ruang kelas masing-masing dan ditempat-tempat strategis lainnya sesuai
kebutuhan
4 Menyediakan disinfektan untuk membersihkan sarana sekolah,
laboratorium, ruang ibadah secara periodic
5 Menyediakan masker cadangan (untuk pengganti bagi seluruh warga
sekolah yang membutuhkan)
6 Optimalisasi fungsi UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) beserta perlengkapannya
7 Mengatur jarak bangku didalam kelas, dengan jarak minimal 1,5 meter
antara siswa sehingga kapasitas kelas menjadi 50% dari kapasitas normal
dan diberi penomoran meja
8 Meniadakan peralatan ibadah yang digunakan secara umum/bersama
9 Melakukan penyemprotan disinfektan terhadap sarana dan prasarana
sekolah setelah penggunaan bersama satu minggu dua kali
10 Mengurangi wahana penyebaran Covid-19 di kelas dengan menonaktifkan
AC dan mengoptimalkan sirkulasi udara melalui jendela

PROTOKOL KESEHATAN BERANGKAT DARI RUMAH MENUJU KE SEKOLAH


1 Sebelum berangkat ke sekolah orang tua memastikan bahwa siswa dalam
kondisi sehat (suhu badan normal: suhu  37, 3°C, tidak batuk, pilek,
gangguan kulit, mata, muntah, diare, tidak selera makan atau keluhan lain).
Jika merasa kondisi fisik tidak sehat dan ada keluhan seperti gejala Covid-
19, maka disarankan untuk segera melakukan pengecekan kesehatan di
Puskesmas dan tidak berangkat ke sekolah.
2 Membawa bekal makanan dan minuman dari rumah
3 Sebaiknya membawa cairan pembersih tangan (hand sanitizer)
4 Pakaian yang dikenakan dalam kondisi bersih
5 Mengenakan masker sejak berangkat dari rumah
6 Jika menggunakan kendaraan umum/antar jemput roda 4, tetap menerapkan
prinsip jaga jarak, dan tidak menggunakan kendaraan umum roda 2 (ojek)
7 Jika menggunakan roda 2 milik pribadi atau keluarga dan berboncengan
harus dalam satu keluarga (satu rumah)
8 Dari rumah langsung menuju ke sekolah (tidak mampir-mampir)
9 Sampai di Sekolah dilaksanakan pemeriksaan oleh pihak sekolah mulai
suhu tubuh, kelengkapan masker dan dilanjutkan dengan cuci tangan atau
pemakaian hand sanitizer
10 Pengantar berhenti di lokasi yang ditentukan dan di luar sekolah, serta
dilarang menunggu atau berkerumun selama mengantar atau menjemput

PROTOKOL KESEHATAN UNTUK SISWA SELAMA DI SEKOLAH


1 Selalu mengenakan masker
2 Selalu menjaga jarak, tidak berkerumun dan tidak saling bersentuhan
3 Membiasakan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setelah memegang sesuatu
4 Melaporkan kepada guru/tenaga kependidikan jika merasa sakit atau tidak enak
badan
5 Mengurangi aktivitas di luar kegiatan pembelajaran dan pembelajaran di luar kelas
6 Menghindari aktifitas olah raga yang melibatkan kontak fisik dengan
orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung
7 Makan dan minum bekal sendiri dan dilakukan di kelas masing-masing
8 Pelaksaaan kegiatan ibadah dilaksanakan di tempat ibadah sekolah secara
bergantian dengan membawa perlengkapan ibadah sendiri
9 Selama jam istirahat siswa tetap berada di dalam kelas dan hanya diijinkan
jika ingin ke kamar mandi

PROTOKOL KESEHATAN UNTUK GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


SELAMA DI SEKOLAH
1 Selalu mengenakan masker
2 Selalu menjaga jarak, tidak berkerumun dan tidak saling bersentuhan
3 Membiasakan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setelah memegang sesuatu
4 Melaporkan kepada Kepala Sekolah jika merasa sakit atau tidak enak badan
5 Mengurangi aktivitas di luar kegiatan pembelajaran dan pembelajaran di
luar kelas/di luar kantor
6 Menghindari aktifitas olah raga yang melibatkan kontak fisik dengan orang
lain, baik secara langsung maupun tidak langsung
7 Makan dan minum bekal sendiri dan dilakukan di ruang masing-masing
8 Pelaksaaan kegiatan ibadah dilaksanakan di tempat ibadah sekolah secara
bergantian dengan membawa perlengkapan ibadah sendiri
9 Selama jam istirahat tetap berada di dalam kelas atau ruang kerja masing-
masing dan guru yang mengajar pada saat satu jam pelajaran sebelum
waktu istirahat berkewajiban untuk mendampingi siswa di kelas sampai
dengan guru pengajar jam berikutnya hadir di kelas
10 Selama mengajar di kelas guru tetap menjaga jarak dari siswa dan tidak
mobile (tidak berkeliling kelas/mendekati siswa)
11 Tidak memberikan tugas yang bahan/kertasnya berasal dari guru, siswa
menggunakan bahan/kertas kerja milik sendiri
12 Guru yang mengajar pada jam terakhir harus memastikan anak sudah
keluar kelas, tidak bergerombol, dan langsung menuju ke tempat parkir
atau pintu gerbang sekolah
PROTOKOL KESEHATAN UNTUK SISWA PULANG DARI SEKOLAH MENUJU KE
RUMAH
1 Selesai jam sekolah, siswa langsung meninggalkan sekolah dan pulang ke
rumah masing-masing (tidak mampir-mampir)
2 Mengenakan Masker
3 Jika menggunakan kendaraan umum/antar jemput roda 4, tetap menerapkan
prinsip jaga jarak, dan tidak menggunakan kendaraan umum roda 2 (ojek)
4 Penjemput peserta didik menunggu di lokasi yang sudah disediakan dan
melakukan jaga jarak sesuai dengan tempat duduk dan/atau jarak antri yang
sudah ditandai
5 Jika menggunakan roda 2 milik pribadi atau keluarga dan berboncengan
harus dalam satu keluarga (satu rumah)
6 Sampai di rumah langsung ganti pakaian dan mandi dengan menggunakan
air hangat/air mengalir dan sabun
7 Tidak berkumpul atau melakukan kontak fisik dengan anggota keluarga sebelum
mandi

2. TAHAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


a. Kegiatan Pembelajaran dilakukan secara bergantian tatap muka dan daring
setiap hari dengan pola ganjil genap sesuai dengan nomor absen peserta didik.
b. Beban belajar ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum
yang berlaku. Beban belajar setiap mata pelajaran dinyatakan dalam satuan
jam pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang
dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui
sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik. Beban
belajar selama masa pendemi Covid-19 merupakan keseluruhan kegiatan yang
harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun
pembelajaran.
1) Beban belajar di Sekolah dinyatakan dalam jam pembelajaran setiap minggu;
2) Jam tatap muka normal diequivalenkan dengan komposisi:
 2 Jam pelajaran normal equivalen dengan 60 menit pembelajaran tatap
muka/daring
 3 Jam pelajaran normal equivalen dengan 90 menit pembelajaran tatap
muka/daring
 4 Jam pelajaran normal equivalen dengan 90 menit pembelajaran tatap
muka/daring
Dengan pengaturan jadwal sebagai berikut:
a) Pembagian jam tatap muka

Jam Waktu Senin Selasa Rab Kami Juma Sabt


Pelajar
1 07.00 – √ √ u
√ √s √t u

2 07.30 – √ √ √ √ √ √
3 08.00 – √ √ √ √ √ √
4 08.30 – √ √ √ √ √ √
5 09.00 – √ √ √ √ √ √
09.30 – Istiraha
6 10.00 – √ √ √ √ √ √
7 10.30 – √ √ √ √ √ √
8 11.00 – √ √ √ √ √ √
b) Pembagian jam daring

Jam Waktu Senin Selasa Rab Kami Juma Sabt


Pelajar
1 07.00 – √ √ u
√ √s √t u

2 07.30
07.30– √ √ √ √ √ √
08.00
08.00– Istiraha
3 08.30
08.30– √ √ √ t √ √ √
4 09.00
09.00– √ √ √ √ √ √
5 09.30
09.30– √ √ √ √ √ √
10.00
10.00– Istiraha
6 10.30
10.30– √ √ √ t √ √ √
7 11.00
11.00– √ √ √ √ √ √
8 11.30
11.30– √ √ √ √ √ √
12.00
3) Beban belajar perminggu Kelas X adalah 42 jam pelajaran (nasional)

dan ditambah 2 jam pelajaran untuk Muatan Lokal Bahasa Daerah.


4) Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII adalah 44 jam pelajaran
(nasional) dan ditambah 2 jam pelajaran untuk muatan lokal Bahasa Daerah
sehingga jumlah seluruhnya menjadi 46 jam pelajaran
5) Beban Belajar di Kelas X, Kelas XI dan Kelas XII dalam satu semester
minimal 18 minggu
c. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara tatap muka dan daring dengan
pembagian mapel sebagai berikut:

NO MATA PELAJARAN PEMBELAJARAN


TATAP DARIN
WAJIB A MUKA G
1 Pendidikan Agama dan Budi √
2 PPKn
Pekerti √
NO MATA PELAJARAN PEMBELAJARAN
TATAP DARIN
3 Bahasa Indonesia √
MUKA G
4 Matematika √
5 Sejarah Indonesia √
6 Bahasa Inggris √
WAJIB B
1 Seni Budaya √
2 Pendidikan Jasmani dan Olah Raga √
3 Prakarya dan Kewirausahaan √
4 Bahasa Jawa √
PILIHAN MIPA
1 Matematika √
2 Biologi √
3 Fisika √
4 Kimia √
PILIHAN IPS
1 Sejarah √
2 Geografi √
3 Sosiologi √
4 Ekonomi √
1 LM 1 : Sesuai pilihan peserta didik √
2 LM 2 : Sesuai pilihan peserta didik √

d. Pembelajaran daring yang dilaksanakan senantiasa memperhatikan:


1) Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa
terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum kenaikan kelas
maupun kelulusan.
2) Memfokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai
pandemi Covid- 19.
3) Memberikan variasi aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah
antarpeserta didik, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk
mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar dari rumah.
4) Memberikan umpan balik terhadap bukti atau produk aktivitas belajar dari
rumah yang bersifat kualitatif dan berguna bagi Pendidik, tanpa diharuskan
memberi skor/nilai kuantitatif.
3. TAHAP PENILAIAN PEMBELAJARAN
Penilaian harus direncanakan dan disatukan dalam kegiatan pembelajaran
dengan pertimbangan:
1) Memungkinkan pendidik memonitor dan memfasilitasi kemajuan belajar
peserta didik, dan membantu peserta didik mengelola pembelajaran mereka
sendiri.
2) Cara pendidik menilai hasil pembelajaran.
3) Metode penilaian yang digunakan menyesuaikan pada tujuan pembelajaran.
4) Menemukan keseimbangan antara yang efektif dan yang layak untuk dilakukan
dari jarak jauh.
5) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian:
a) Penilaian formatif.
 Cara memantau, menilai, dan memfasilitasi kemajuan belajar dari jarak
jauh untuk menilai tugas yang diberikan pada kegiatan pembelajaran.
 Menentukan alat penilaian yang digunakan untuk memberikan tanggapan
rutin kepada peserta didik dan menjaga pekerjaan peserta didik selaras
dengan tujuan pembelajaran.
 Memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan refleksi apa yang
mereka pelajari dan menyampaikannya kepada teman sekelas.
b) Penilaian sumatif.
Menentukan dan membuat alat penilaian sumatif yang dapat digunakan untuk
memberikan penilaian peserta didik sesuai dengan materi pembelajaran yang
diberikan.
CATATAN :
1. Masa belajar kombinasi tatap muka dan daring akan selalu dievaluasi dengan
memperhatikan perkembangan Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19)
khususnya di Jawa Timur.
2. Pelaksanaan proses pembelajaran dan penilaian setiap hari di Satuan
Pendidikan dilaporkan kepada Kepala Sekolah melalui link
http://gg.gg/laporan-KBM_SMAST yang nantinya akan dilaporkan kepada
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur secara berjenjang.
Kediri, 7 Agustus 2020
Plt. Kepala SMA Negeri 1 Kediri

WIDAYAT, S.Pd, MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19651017 198811 1 002

2. Jadwal Mengajar
3. Silabus
A. Kelas X
Alokasi waktu: 3 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi
Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran


berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.

Pembelajaran untuk Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan sebagai berikut


ini.

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran


3.1 Memahami metode Metode ilmiah,  Mengamati produk-produk dalam
ilmiah, hakikat ilmu hakikat ilmu Kimia, kehidupan sehari-hari, misalnya: sabun,
Kimia, keselamatan keselamatan dan detergen, pasta gigi, shampo, kosmetik,
dan keamanan Kimia keamanan kimia di obat, susu, keju, mentega, minyak
di laboratorium, serta laboratorium, serta goreng, garam dapur, asam cuka, dan
peran kimia dalam peran Kimia dalam lain lain yang mengandung bahan kimia.
kehidupan kehidupan  Mengunjungi laboratorium untuk
 Metode ilmiah mengenal alat-alat laboratorium kimia
 Hakikat ilmu Kimia dan fungsinya serta mengenal beberapa
4.1 Menyajikan hasil
bahan kimia dan sifatnya (mudah
rancangan dan hasil  Keselamatan dan
meledak, mudah terbakar, beracun,
percobaan ilmiah keamanan kimia di
penyebab iritasi, korosif, dan lain-lain).
laboratorium
 Peran Kimia dalam  Membahas cara kerja ilmuwan kimia
kehidupan dalam melakukan penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah (membuat
hipotesis, melakukan percobaan, dan
menyimpulkan)
 Merancang dan melakukan percobaan
ilmiah, misalnya menentukan variabel
yang mempengaruhi kelarutan gula
dalam air dan mempresentasikan hasil
percobaan.
 Membahas dan menyajikan hakikat ilmu
Kimia
 Mengamati dan membahas gambar atau
video orang yang sedang bekerja di
laboratorium untuk memahami prosedur
standar tentang keselamatan dan
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
keamanan kimia di laboratorium.
 Membahas dan menyajikan peran Kimia
dalam penguasaan ilmu lainnya baik
ilmu dasar, seperti biologi, astronomi,
geologi, maupun ilmu terapan seperti
pertambangan, kesehatan, pertanian,
perikanan dan teknologi.
3.2 Memahami model Struktur Atom dan  Menyimak penjelasan bahwa atom
atom Dalton, Tabel Periodik tersusun dari partikel dasar, yaitu
Thomson, Rutherfod, elektron, proton, dan neutron serta
Partikel penyusun
Bohr, dan mekanika proses penemuannya.
atom
gelombang
Nomor atom dan  Menganalisis dan menyimpulkan bahwa
nomor massa nomor atom, nomor massa, dan isotop
berkaitan dengan jumlah partikel dasar
Isotop penyusun atom.
3.3 Memahami cara
penulisan konfigurasi Perkembangan  Menyimak penjelasan dan
elektron dan pola model atom menggambarkan model-model atom
konfigurasi elektron Konfigurasi elektron menurut Dalton, Thomson, Rutherford,
terluar untuk setiap Bohr, dan mekanika kuantum.
golongan dalam tabel dan diagram
orbital  Membahas penyebab benda memiliki
periodik
warna yang berbeda-beda berdasarkan
3.4 Menganalisis Bilangan kuantum
model atom Bohr.
kemiripan sifat unsur dan bentuk
dalam golongan dan orbital.  Membahas prinsip dan aturan penulisan
keperiodikannya Hubungan konfigurasi elektron dan menuliskan
4.2 Menggunakan model Konfigurasi konfigurasi elektron dalam bentuk
atom untuk elektron dengan diagram orbital serta menentukan
menjelaskan letak unsur dalam bilangan kuantum dari setiap elektron.
fenomena alam atau tabel periodik  Mengamati Tabel Periodik Unsur untuk
hasil percobaan menunjukkan bahwa unsur-unsur dapat
Tabel periodik dan
4.3 Menentukan letak sifat keperiodikan disusun dalam suatu tabel berdasarkan
suatu unsur dalam unsur kesamaan sifat unsur.
tabel periodik dan  Membahas perkembangan sistem
sifat-sifatnya periodik unsur dikaitkan dengan letak
berdasarkan unsur dalam Tabel Periodik Unsur
konfigurasi elektron berdasarkan konfigurasi elektron.
4.4 Menalar kemiripan
 Menganalisis dan mempresentasikan
dan keperiodikan sifat
hubungan antara nomor atom dengan
unsur berdasarkan
sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom,
data sifat-sifat
energi ionisasi, afinitas elekton, dan
periodik unsur
keelektronegatifan) berdasarkan data
sifat keperiodikan unsur.
 Menyimpulkan letak unsur dalam tabel
periodik berdasarkan konfigurasi
elektron dan memperkirakan sifat fisik
dan sifat kimia unsur tersebut.
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
 Membuat dan menyajikan karya yang
berkaitan dengan model atom, Tabel
Periodik Unsur, atau grafik
keperiodikan sifat unsur.

3.5 Membandingkan  Mengamati sifat beberapa bahan, seperti:


Ikatan Kimia,
ikatan ion, ikatan plastik, keramik, dan urea.
Bentuk Molekul,
kovalen, ikatan dan Interaksi  Mengamati proses perubahan garam dan
kovalen koordinasi, Antarmolekul gula akibat pemanasan serta
dan ikatan logam serta
Susunan elektron membandingkan hasil.
kaitannya dengan sifat
zat stabil  Menyimak teori Lewis tentang ikatan dan
3.6 Menentukan bentuk Teori Lewis tentang menuliskan struktur Lewis
molekul dengan ikatan kimia  Menyimak penjelasan tentang perbedaan
menggunakan teori Ikatan ion dan sifat senyawa ion dan senyawa kovalen.
tolakan pasangan ikatan kovalen
elektron kulit valensi  Membandingkan proses pembentukan
(VSEPR) atau Teori Senyawa kovalen ikatan ion dan ikatan kovalen.
Domain Elektron polar dan  Membahas dan membandingkan proses
nonpolar. pembentukan ikatan kovalen tunggal dan
3.7 Menentukan interaksi
antar partikel (atom, Bentuk molekul ikatan kovalen rangkap.
ion, dan molekul) dan Ikatan logam  Membahas adanya molekul yang tidak
kaitannya dengan sifat memenuhi aturan oktet.
fisik zat Interaksi
4.5 Merancang dan antarpartikel  Membahas proses pembentukan ikatan
melakukan kovalen koordinasi.
percobaan untuk  Membahas ikatan kovalen polar dan
menunjukkan ikatan kovalen nonpolar serta senyawa
karakteristik polar dan senyawa nonpolar.
senyawa ion atau
senyawa kovalen  Merancang dan melakukan percobaan
(berdasarkan titik kepolaran beberapa senyawa dikaitkan
leleh, titik didih, dengan perbedaan keelektronegatifan
daya hantar listrik, unsur-unsur yang membentuk ikatan.
atau sifat lainnya)  Membahas dan memperkirakan bentuk
4.6 Membuat model molekul berdasarkan teori jumlah
bentuk molekul pasangan elektron di sekitar inti atom dan
dengan menggunakan hubungannya dengan kepolaran senyawa.
bahan-bahan yang ada
di lingkungan sekitar  Membuat dan memaparkan model bentuk
atau perangkat lunak molekul dari bahan-bahan bekas,
kimia misalnya gabus dan karton, atau
perangkat lunak kimia.
4.7 Menalar sifat-sifat zat
di sekitar kita dengan  Mengamati kekuatan relatif paku dan
menggunakan prinsip tembaga dengan diameter yang sama
interaksi antarpartikel dengan cara membenturkan kedua logam
tersebut.
 Mengamati dan menganalisis sifat-sifat
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
logam dikaitkan dengan proses
pembentukan ikatan logam.
 Menyimpulkan bahwa jenis ikatan kimia
berpengaruh kepada sifat fisik materi.
 Mengamati dan menjelaskan perbedaan
bentuk tetesan air di atas kaca dan di atas
kaca yang dilapisi lilin.
 Membahas penyebab air di atas daun
talas berbentuk butiran.
 Membahas interaksi antar molekul dan
konsekuensinya terhadap sifat fisik
senyawa.
 Membahas jenis-jenis interaksi antar
molekul (gaya London, interaksi dipol-
dipol, dan ikatan hidrogen) serta
kaitannya dengan sifat fisik senyawa.

3.8 Menganalisis sifat Larutan Elektrolit  Mengamati gambar binatang yang


larutan berdasarkan dan Larutan tersengat aliran listrik ketika banjir
daya hantar listriknya Nonelektrolit  Merancang dan melakukan percobaan
untuk menyelidiki sifat elektrolit
beberapa larutan yang ada di lingkungan
4.8 Membedakan daya dan larutan yang ada di laboratorium
hantar listrik berbagai serta melaporkan hasil percobaan.
larutan melalui
perancangan dan  Mengelompokkan larutan ke dalam
pelaksanaan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan
-
percobaan nonelektrolit berdasarkan daya hantar
listriknya.
 Menganalisis jenis ikatan kimia dan sifat
elektrolit suatu zat serta menyimpulkan
bahwa larutan elektrolit dapat berupa
senyawa ion atau senyawa kovalen polar.
 Membahas dan menyimpulkan fungsi
larutan elektrolit dalam tubuh manusia
serta cara mengatasi kekurangan
elektrolit dalam tubuh.
Mengamati reaksi oksidasi melalui
3.9 Menentukan bilangan Reaksi Reduksi dan
perubahan warna pada irisan buah (apel,
oksidasi unsur untuk Oksidasi serta Tata
kentang, pisang) dan karat besi.
mengidentifikasi nama Senyawa
reaksi reduksi dan Menyimak penjelasan mengenai penentuan
Bilangan oksidasi
oksidasi serta bilangan oksidasi unsur dalam senyawa
unsur dalam
penamaan senyawa atau ion.
senyawa atau ion
Perkembangan
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
4.9 Membedakan reaksi Membahas perbedaan reaksi reduksi dan
reaksi reduksi-
yang melibatkan dan reaksi oksidasi
oksidasi
tidak melibatkan Mengidentifikasi reaksi reduksi dan reaksi
perubahan bilangan Tata nama senyawa
oksidasi.
oksidasi melalui
percobaan  Mereaksikan logam magnesium dengan
larutan asam klorida encer di dalam
tabung reaksi yang ditutup dengan balon.
 Mereaksikan padatan natrium hidroksida
dengan larutan asam klorida encer di
dalam tabung reaksi yang ditutup dengan
balon.
 Membandingkan dan menyimpulkan
kedua reaksi tersebut.
Membahas penerapan aturan tata nama
senyawa anorganik dan organik
sederhana menurut aturan IUPAC.
Menentukan nama beberapa senyawa sesuai
aturan IUPAC.
3.10 Menerapkan hukum- Hukum-hukum  Mengamati demonstrasi reaksi larutan
hukum dasar kimia, Dasar Kimia dan kalium iodida dan larutan timbal(II)
konsep massa Stoikiometri nitrat yang ditimbang massanya sebelum
molekul relatif, dan sesudah reaksi.
persamaan kimia, Hukum-hukum
Menyimak penjelasan tentang hukum-
konsep mol, dan dasar kimia
hukum dasar Kimia (hukum Lavoisier,
kadar zat untuk Massa atom relatif hukum Proust , hukum Dalton, hukum
menyelesaikan (Ar) dan Massa Gay Lussac dan hukum Avogadro).
perhitungan kimia molekul relatif
(Mr) Menganalisis data untuk menyimpulkan
hukum Lavoisier, hukum Proust , hukum
4.10 Mengolah data terkait  Konsep mol dan Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum
hukum-hukum dasar hubungannya Avogadro.
kimia, konsep massa dengan jumlah
partikel, massa Menentukan massa atom relatif dan massa
molekul relatif,
molar, dan molekul relatif.
persamaan kimia,
konsep mol, dan volume molar Menentukan hubungan antara mol, jumlah
kadar zat untuk  Kadar zat partikel, massa molar, dan volume molar
menyelesaikan gas.
perhitungan kimia  Rumus empiris
dan rumus Menghitung banyaknya zat dalam campuran
molekul. (persen massa, persen volume, bagian
per juta, kemolaran, kemolalan, dan
Persamaan kimia fraksi mol).
Perhitungan kimia Menghubungkan rumus empiris dengan
dalam suatu rumus molekul.
persamaan reaksi.
Menyetarakan persamaan kimia.
 Pereaksi pembatas
dan pereaksi Menentukan jumlah mol, massa molar,
berlebih. volume molar gas dan jumlah partikel
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
 Kadar dan yang terlibat dalam persamaan kimia.
perhitungan kimia Menentukan pereaksi pembatas pada sebuah
untuk senyawa reaksi kimia.
hidrat.
Menghitung banyaknya molekul air dalam
senyawa hidrat.
Melakukan percobaan pemanasan senyawa
hidrat dan menentukan jumlah molekul
air dalam sebuah senyawa hidrat.
Membahas penggunaan konsep mol untuk
menyelesaikan perhitungan kimia.

4. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SatuanPendidikan : SMAN 1 kEDIRI


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : XI/ Dua
Materi Pokok : Perkembangan Konsep asam basa
AlokasiWaktu : 1 pertemuan (2 x 45 menit)

Tujuan Pembelajaran :
Setelah melakukan aktivitas pembelajaran, melalui model pembelajaran PBL (Problem Base
Learning) diharapkan peserta didik mampu :
1. menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius
2. menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted-Lowry,
3. menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted-Lowry dan menunjukkan
pasangan asam dan basa konjugasinya,
4. menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis,
5. Menumbuhkan sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan bertanggungjawab
dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan dan memberi saran dan kritik.

Kegiatan Pembelajaran:
Aktivitas siswa/guru Alokasi
Waktu
Pendahuluan: (Pelaksanaan sesuai permen no 22 th 2016)
1. Pengkondisian kelas : memberi salam dan berdoa
2. Apesepsi dan Motivasi : peserta didik diberikan pertanyaan dan motivasi
 “ tahukah kalian di sekliling kita ada asam dan basa?” 15
 “apa saja contoh – contohnya?” menit
 Apa manfaatnya ?
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Membagi peserta didik dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang
Kegiatan Inti 60
1. Fase 1: Orientasi Peserta Didik Pada Masalah : peserta didik menerima informasi menit
dan mengamati dari informasi guru tentang buah jeruk dan pare, mendiskusikan
beberapa
2. Fase 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar: peserta didik informasi kegiatan
yang harus dilakukan, yaitu untuk mendiskusikan perkembangan konsep asam basa
yang informasinya dibaca pada buku kimia kelas XI  atau dari internet melalui
handphone dengan situs https://hendragurukimia.wordpress.com.
3. Fase 3: Membimbing penyelidikan individu: Peserta didik dibimbing
mendiskusikan perkembangan konsep asam basa dan  mengidentifikasi spesi asam
basa dari suatu reaksi asam basa Arhenius, Bronsted Lowry dan Lewis melalui
diskusi
4. Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya:peserta didik diberikan soal
konsep asam basa  dan membuat laporan secara sistematis dan benar untuk
kepentingan presentasi
5. Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah: peserta didik
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari melalui diskusi kelas
diteruskan menganalisis hasil  pemecahan masalah dan menyamakan
persepsi perkembangan konsep asam basa berikut contoh asam basa menurut
Arhenius, Bronsted Lowry dan Lewis
Kegiatan Penutup
1. Refleksi : Peserta didik dan guru mereview hasil pembelajaran tentang teori asam 15
basa. menit
2. Peserta didik menerima tugas literasi untuk mempelajari materi berikutnya.

Penilaian :
1. Sikap : Jurnal sikap, observasi
2. Pengetahuan : Penugasan dan Tes
3. Keterampilan : Presentasi.

5. Platform Media Sosial


Dalam PJJ ini platform yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Whatsapp Grup (WAG)
b. Zoom
c. Google forms
d. Blar-PhET
6. Penilaian
a. Penilaian Sikap
b. Penilaian Pengetahuan (atau Keterampilan)
7. Media Pembelajaran
Media pembelajaran dan materi ajar terdapat dalam lampiran …

B. Pelaksanaan KBM
PELAKSANAAN KBM

Hari : Selasa
Tanggal : 4 Agustus 2020
Jam : 3-5
B. PRESENSI SISWA

C. NILAI KETRAMPILAN
D. NILAI PENGETAHUAN
E. FOTO KBM
C. Refleksi
Beberapa siswa mengalami kesulitan menggunakan aplikasi Blar-PhET, sehingga harus
ditambah dengan media Flash.
BAB V
PENUTUP

1. Simpulan
Berdasarkan temuan dan pengamatan yang dilakukan dalam pembelajaran online
menggunakan Blar-PhET, penulis dapat menyimpulkan bahwa penggunaan Blar-PhET dapat
membangun konsep Larutan Asam-Basa Peserta Didik Kelas XI. Blar-PhET terbukti efektif
dalam memvisualkan konsep abstrak Larutan Asam-Basa menjadi konkret pada peserta didik.
Hal tersebut juga dibuktikan dengan refleksi positif yang disampaikan oleh peserta didik, hasil
evaluasi formatif yang mengalami peningkatan, dan aspek sikap jujur serta bekerjasama yang
dilatihkan dalam penggunaan Blar-PhET.

2. Rekomendasi
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan:

1. Kegiatan ini hanya dilakukan pada materi Larutan Asam-Basa secara daring saja, maka

penggunaan Blar-PhET dapat membangun konsep pada Peserta Didik tidak dapat

disimpulkan dari penelitian ini saja, akan tetapi diperlukan penelitian lebih lanjut yang

serupa pada bahan kajian yang lain.

2. Pengembangan lebih lanjut dapatnya ditambahkan pengukuran terhadap sikap siswa,

karena pada pengembangan ini peneliti hanya menekankan pada pengaruh penggunaan

Blar-PhET dapat membangun konsep Larutan Asam-Basa Peserta Didik Kelas XI saja.

3. Pengembangan lebih lanjut dapat menggunakan Blar-PhET sebagai pembanding dengan

praktikum nyata di laboratorium, sehingga dapat diketahui bahwa Blar-PhET dapat

digunakan manakala tidak tersedia peralatan di laboratorium sekolah.

4. Pengalaman best practise ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan alternatif

pendekatan pembelajaran yang diimplementasikan dalam kurikulum 2013 dalam rangka

memasuki pembelajaran abad 21.


5. Pemerintah atau dalam hal ini Dinas Pendidikan kiranya dapat menginventarisasi atau

membukukan karya-karya best practice guru, sehingga pengalaman-pengalaman yang

dapat digunakan sebagai guru yang terbaik ini dapat terdokumentasikan dan dapat

didesiminasikan kepada semua guru yang ada di lingkungan Dinas Pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2006. Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BNSP, Departemen Pendidikan Nasional.

Kustijono, R. (2003). Pengantar Media Pendidikan. Surabaya: Prodi Pendidikan FPMIPA UNESA.

Nur, M. 2008. Teori Belajar Konstruktivis. Surabaya : UNIPRES UNESA

Tripler, P.A. 1991. Kimia untuk Sains dan Teknik. Jakarta:Erlangga.

Undang-undang No 14 Tahun 2014 tentang Guru dan Dosen

https://phet.colorado.edu/in/simulation/legacy/photoelectric diakses tgl 30 Mei 2014 pukul 20.30


WIB

Anda mungkin juga menyukai