Anda di halaman 1dari 33

BAB IV

ANALISA DAN HASIL

4.1 Analisa Sistem

Analisa sistem adalah proses penguraian dari suatu sistem. Prosesnya yaitu

mengolah informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan

maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-

permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi. Serta

menentukan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan

perbaikan. Analisa sistem adalah langkah terjadinya untuk menentukan hal-hal

detail tentang yang akan dibuat oleh sistem yang di usulkan (dan bukan

bagaimana caranya).

Analisa sistem bertujuan untuk memahami masalah yang sedang dihadapi

dengan sistem yang ada saat ini. Dari pemahaman tersebut dapat diketahui

masalah-masalah, sehingga kita dapat merancang suatu sistem baru yang akan

menyelesaikan atau paling tidak mengurangi masalah yang ada. Analisis sistem

ini nantinya akan memeriksa apa yang harus dipenuhi oleh sistem baru yang akan

dibangun.

Dalam defenisi lain, analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu metode yang

mencoba untuk melihat hubungan seluruh masalah untuk menyelidiki

kesistematisan. Kesistematisan tersebut dapat berupa tujuan dari sistem yang tidak

efektif dan evaluasi pilihan dalam bentuk ketidak efektivan dan biaya. Langkah-

langkah dalam tahap analisa sistem hampir sama dengan langkah-langkah dalam

55
mendefinisikan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan ditahap

perencanaan sistem.

Perbedaannya terletak pada ruang lingkup tugasnya. Pada analisisa sistem,

ruang lingkup tugasnya lebih terinci. Di analisa sistem ini, penilitian yang

dilakukan oleh analis sistem adalah penelitian terinci, sedangkan diperencanaan

sistem sifatnya hanya penelitian. Pendahuluan didalam tahap analisa sistem

terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan, adah sebagai berikut:

a. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah

b. Understand, yaitu memahami dari sistem yang ada

c. Analyze, yaitu menganalisa sistem

d. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

4.1.1 Analisa Input

Input dari sistem merupakan dokumen yang digunakan dalam proses

diantaranya adalah data calon penerima bantuan. Data calon penerima bantuan

dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut


Data Calon Penerima Bantuan

Lahan Bahan Jenis Luas


No. NIK Nama Pekerjaan Listrik Air Penghasilan
Tinggal Bakar Lantai Bangunan

Bebas Air Minyak Rp. 1.500.000 -


1 001 Fajar Sidik Petani Genset Keramik 6*6 m2
Sewa Sungai Tanah Rp. 1.000.000
Karyawan Listri dari Sumur Minyak Rp. 2.500.000 - Semen
2 002 Supriadi Agung Dinas 4*7 m2
Swasta orang Galian Tanah Rp. 2.000.000 Kasar
Lampu
PNS Gol ≥ Milik Sumur Minyak Rp. 2.500.000 -
3 003 Andorus Minyak Kayu 4*7 m2
III A Sendiri Galian Tanah Rp. 2.000.000
Tanah

Muara Parlampungan, 3 Juni 2021

Kepala Desa
(Sumber : Desa Muara Parlampungan)

Gambar 4.1 Data calon penerima bantuan

56
4.1.2 Analisa Proses

Berdasarkan input di atas, kemudian input tersebut diproses. Analisa

proses bertujuan untuk menjelaskan bagaimana proses yang terjadi untuk

menyusun keluaran, yang dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut


Proses Normalisasi

No. NIK Nama Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4 Kriteria 5 Kriteria 6 Kriteria 7 Kriteria 8
1 001 Fajar Sidik 0.08 0.08 0.05 0.12 0.12 0.2 0.06 0.11
2 002 Supriadi Agung 0.06 0.05 0.1 0.09 0.12 0.15 0.09 0.16
3 003 Andorus 0.02 0.03 0.12 0.09 0.12 0.15 0.12 0.16

(Sumber : Desa Muara Parlampungan)

Gambar 4.2 Proses Normalisasi

4.1.3 Analisa Output

Analisa output dipengaruhi oleh analisa input dan analisa proses yang

terjadi, karena kedua saling berkaitan dan mempengaruhi keluaran yaitu informasi

yang dibutuhkan dapat dilihat pada Gambar 4.3


Ranking

No. Nama Ranking Status


1 Fajar Sidik 0.81 Menerima
2 Supriadi Agung 0.82 Menerima
3 Andorus 0.81 Menerima

(Sumber : Desa Muara Parlampungan)

Gambar 4.3 Ranking Penerima Bantuan

4.2 Analisa Sistem yang Sedang Berjalan

Analisa sistem yang sedang berjalan dilakukan guna untuk

mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dan

kebutuhan-kebutuhan serta kendala pada sistem lama untuk dicarikan alternatif

pemecahan masalahnya, sehingga dapat diusulkan perbaikan dari sistem yang ada.

57
Untuk lebih jelasnya sistem yang masih berjalan pada Desa Muara Parlampungan

adalah sebagai berikut :

1. Kepala desa mendata manual seluruh penduduk desa, dan mencatatnya

ke dalam kertas.

2. Kepala desa dan staff bertanya soal ekonomi dari masing-masing

rumah.

3. Kepala desa melihat kondisi rumah yang akan menerima bantuan.

4. Semua hal masih harus dilakukan secara langsung dan terjun ke

lapangan.

4.3 Analisa Sistem Baru

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dibahas pada bab sebelumnya

dan analisa sistem yang sedang berjalan, maka diketahui kelemahan dari sistem

lama tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pemberian informasi yang kurang efektif dan efisien

2. Para penerima dana harus mengantre lama menunggu bantuan

diberikan.

Dari kelemahan yang didapat dari sistem yang sedang berjalan, maka sistem

baru bertujuan mengembangkan sistem yang lama. Dari kelemahan tersebut dapat

dijadikan peluang, salah satunya dengan membuat sistem baru yang berbasis web.

Dengan adanya sistem yang baru ini dapat meningkatkan kinerja dari sistem lama

sehingga dapat dijadikan salah satu penunjang dalam mencapai tujuan nantinya.

Berikut keunggulan dari sistem baru yang akan dibangun adalah sebagai berikut:

58
1. Warga cukup memberikan data mereka kepada kepala desa, yang

berupa kondisi rumah, luas tanah, dll yang nantinya akan diinputkan

oleh kepala desa/staff ke dalam sistem.

2. Kepala dan Staff tidak perlu membutuhkan kertas yang banyak dalam

menampung data-data warga yang akan menerima bantuan.

3. Penerima bantuan akan terlihat di sistem berdasarkan perangkingan.

4.3.1 Perhitungan Metode Simple Additive Weighting

Metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah metode pendekatan

dengan metode yang paling popular dimana dalam membuat beberapa atribut

dalam pengambilan keputusan (MADM) (Efendi et al., 2020). Simple Additive

Weighting membutuhkan suatu proses normalisasi matriks, yang mana dalam

keputusan x ke suatu skala, sehingga skala ini dapat di perbandingkan dengan

semua rating atau hasil alternative yang ada (Efendi et al., 2020).

Preferensi untuk alternatif Ai diberikan sebagai berikut :


n
Si=∏ x ij (1)
j =1

Dengan i = 1,2....m; dimana ∑ wj = 1wj adalah pangkat bernilai positif

untuk keuntungan bernilai negatif untuk atribut biaya.

wj
w j= (2)
∑ wj
Preferensi relatif dari setiap alternatif, diberikan sebagai berikut :
n

∏ x ij w
j=1
vi = n (3)
∏j ( x ij) w j

59
Untuk kriterianya terbagi dalam dua kategori yaitu bernilai positif

termasuk dalam kriteria keuntungan (benefit) dan yang bernilai negatif

termasuk dalam kriteria (cost) (Efendi et al., 2020).

4.3.1.1 Menentukan Kriteria

Dalam penentuan pemberian bantuan dana Covid-19, ada beberapa

kriteria, sebagai berikut : Pekerjaan, lahan tinggal, listrik, air, bahan bakar,

penghasilan, jenis lantai, luas bangunan. Untuk tabel kriteria dapat dilihat pada

Tabel 4.1 berikut

Tabel 4.1 Tabel Kriteria Penentuan Bantuan

Kriteria Keterangan

K1 Pekerjaan

K2 Lahan Tinggal

K3 Listrik

K4 Air

K5 Bahan Bakar

K6 Penghasilan

K7 Jenis Lantai

K8 Luas Bangunan

4.3.1.2 Menentukan bobot masing-masing kriteria

Bobot yang digunakan disini berupa nilai 1 sampai dengan 5. Gradasi

pembobotan ini mengacu pada skala likert, yaitu :

1. Sangat rendah

2. Rendah

60
3. Cukup

4. Baik

5. Sangat Baik

4.3.1.3 Menentukan bobot scoring dalam kriteria

Berikut ini adalah tahapan dalam penentuan bobot score dalam kriteria

a. Sangat Rendah : 1 (memiliki peluang yang sangat rendah untuk

mendapatkan raskin).

b. Rendah : 2 (memiliki peluang rendah untuk mendapatkan

raskin).

c. Cukup : 3 (memiliki peluang yang cukup untuk mendapatkan

raskin).

d. Baik : 4 (memiliki peluang yang baik untuk mendapatkan

raskin).

e. Sangai Baik : 5 (memiliki peluang yang sangat baik untuk

mendapatkan raskin).

Tabel pembobotan berdasarkan kriteria dapat dilihat pada Tabel 4.2

berikut

Tabel 4.2 Tabel Pembobotan Penerima Bantuan

Kriteria Status Skala Bobot

(K1) Pekerjaan PNS Gol ≥ III A Sangat Rendah 1

Wiraswasta Setara Rendah 2

dengan Gol ≤ II D

Karyawan Swasta Cukup 3

61
Kriteria Status Skala Bobot

Petani Baik 4

Buruh Sangat Baik 5

(K2) Milik Sendiri Sangat Rendah 1

Lahan tinggal Dinas Rendah 2

Bebas Sewa Cukup 3

Kontrak/Sewa Baik 4

Numpang Sangat Baik 5

(K3) Listrik Listrik PLN Sangat Rendah 1

Genset Rendah 2

Listrik Pakai ACU Cukup 3

Menyalur listrik Baik 4

dari Orang

Menggunakan Sangat Baik 5

Lampu minyak

(K4) Air Sumur Bor Sangat Rendah 1

PDAM Rendah 2

Sumur galian Cukup 3

Air Sungai Baik 4

Numpang Tetangga Sangat Baik 5

(K5) Kompor Listrik Sangat Rendah 1

Bahan Bakar Kompor Gas Rendah 2

Memasak Minyak Tanah Cukup 3

Arang Baik 4

62
Kriteria Status Skala Bobot

Kayu Bakar Sangat Baik 5

(K6) Penghasilan Rp. > 5.000.000 Sangat Rendah 1

4.000.000 < X ≤ Rendah 2

3.500.000

2.500.000 < X ≤ Cukup 3

2.000.000

1.500.000 < X ≤ Baik 4

1.000.000
Sangat Baik 5
Rp. ≤ 800.000

(K7) Lantai Marmar/Granet Sangat Rendah 1

Bangunan Keramik Rendah 2

Semen Kasar Cukup 3

Kayu Baik 4

Tanah Sangat Baik 5

(K8) Luas 7*3 m2 Sangat Rendah 1

Lantai 6*6 m2 Rendah 2

4*7 m2 Cukup 3

3*6 m2 Baik 4

3*3 m2 Sangat Baik 5

4.3.1.4 Menentukan Data Matrik Alternatif

Untuk data matrik alternatif peneliti mengambil survey, sehingga

diperoleh data seperti pada Tabel 4.3 berikut

63
Tabel 4.3 Data Matrik Alternative

Penerima Bantuan Kriteria

Alternative K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8

A1 5 1 1 5 5 4 3 4

A2 3 1 1 3 2 1 1 3

A3 4 5 1 3 2 3 2 3

A4 5 5 1 3 5 4 4 4

A5 5 5 4 3 2 4 4 4

A6 4 1 1 3 5 3 3 3

A7 2 1 1 1 2 2 1 2

A8 5 5 4 3 2 4 3 4

A9 5 1 1 3 5 4 3 4

A10 5 1 4 3 5 5 4 4

4.3.1.5 Menentukan Standar Bobot Preferensi

Dalam penentuan standar bobot preferensi mengacu pada aturan dari

narasumber. Adapun rinciannya dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut

Tabel 4.4 Standar Bobot Preferensi

Kriteria Bobot

K1 2

K2 2

K3 3

K4 3

K5 3

64
Kriteria Bobot

K6 5

K7 3

K8 4

4.3.1.6 Analisa menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting)

Melakukan perbaikan bobot preferensi. Bobot awal preferensi

W=(2,2,3,3,3,5,3,4) seluruh bobot akan dimasukkan ke dalam persamaan rumus :

wj
W j= (4)
∑ wj
2
W 1=
2+2+..+ 4

= 0,05128

2
W 2=
2+2+..+ 4

= 0,05128

Lakukan perhitungan untuk perbaikan bobot sampai dengan W8

4
W 8=
2+2+..+ 4

= 0,10256

Sehingga didapatkan bobot preferensi seperti pada Tabel 4.5 berikut

Tabel 4.5 Standar Bobot Preferensi

Kriteria Skala Perbaikan Cost/Benefit

Kepentingan Bobot (W)

K1 2 0,05128 Benefit

K2 2 0.05128 Benefit

65
Kriteria Skala Perbaikan Cost/Benefit

Kepentingan Bobot (W)

K3 3 0,07692 Benefit

K4 3 0,07692 Benefit

K5 3 0,07692 Benefit

K6 5 0,12821 Benefit

K7 3 0,07692 Benefit

K8 4 0,10256 Benefit

a. Menentukan nilai vector s yang dapat dihitung

Lakukan perhitungan sampai dengan sejumlah data alternatif yang

tersedia

S10 = (50,05128) * (10,05128) * (40,07692) * ... * (40,10256)

= 4.039263

Sehingga didapatkan hasil skor alternatif seperti pada Tabel 4.6 berikut

Tabel 4.6 Nilai Vector S

Nama Alternatif Nilai S

A2 1,743103

A3 2,666037

A4 3,690315

A5 3,972937

A6 3,120424

A7 1,531966

A8 3,885984

A9 3,274923

66
Nama Alternatif Nilai S

A10 4,039263

b. Menentukan Nilai Preferensi yang digunakan

Menghitung preferensi (Vi) untuk perengkingan dengan memasukkan

nilai s kedalam rumus, dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut

Tabel 4.7 Perhitungan Preferensi

Alternative V (Alias) Nilai V

A1 V1 0,1109525

A2 V2 0,0554948

A3 V3 0,0848788

A4 V4 0,1174888

A5 V5 0,12648566

A6 V6 0,09934489

A7 V7 0,04877588

A8 V8 0,12371788

A9 V9 0,10426355

A10 V10 0,12859789

Setelah didapat nilai preferensi, maka nilai diurutkan berdasarkan yang

berhak menerima dana dengan sistem ini, dapat dilihat pada Tabel 4.8

berikut

Tabel 4.8 Hasil Ranking

67
Alternative V(Alias) Nilai V

A1 V10 0,12859789

A2 V5 0,12648566

A3 V8 0,12371788

A4 V4 0,1174888

A5 V1 0,1109525

A6 V9 0,10426355

A7 V6 0,09934489

A8 V3 0,0848788

A9 V2 0,0554948

A10 V7 0,04877588

4.3.2 Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) merupakan sebuah bahasa yang

menjadi standar pada industri dalam visualisasi, merancang, dan

mendokumentasikan sistem piranti lunak pada sistem. UML lebih mengutamakan

penggunaan diagram untuk menggambarkan aspek sebuah sistem. UML tergolong

kepada bahasa visual yang lebih mudah dan cepat dipahami dibandingkan dengan

bahasa pemrograman (Dharwiyanti & Wahono, 2003).

Penggunaan UML dalam pemodelan merupakan pemodelan yang

berorientasikan objek dan berbasis visual. Oleh karna itu, pemodelan ini lebih

fokus pada pendefenisian struktur statis dan model sistem informasi yang dinamis

(Dharwiyanti & Wahono, 2003). Di dalam UML terdapat lima perspektif berbeda

untuk memodelkan suatu sistem.

4.3.2.1 Use Cace Diagram

68
Use Case diagram digunakan untuk menggambarkan interaksi antara

actor dan use case pada aplikasi yang akan dibangun. Use Case merupakan

pemodelan kelakuan atau behavior sistem yang akan diabuat. Bagian ini juga

dapat mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem

yang akan dibuat. Diagram ini dignakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang

ada di dalam sebuah sistem. Serta siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-

fungsi tersebut. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antar aktor

(user dan sistem lainnya) dengan sistem. Serta menjelaskan secara sederhana

fungsi sistem dari sudut pandang user (Dharwiyanti & Wahono, 2003).

Adapun use case diagram dari Desa Muara Parlampungan dapat dilihat

pada Gambar 4.4 berikut.

Gambar 4.4 Use Case Diagram

Keterangan :

1. Admin memiliki hak akses terhadap sistem. Sehingga admin dapat

menambahkan data calom penerima bantuan yang nantinya akan diseleksi,

melihat data calon penerima bantuan, melakukan normalisasi dalam

menentukan penerima bantuan, dan dapat melakukan perangkingan yang

69
nantinya calon penerima bantuan akan mendapatkan bantuan berdasarkan

rangking yang didapat.

4.3.2.2 Class Diagram

Sebelum menentukan class apa saja yang terdapat pada aplikasi ini,

terlebih dahulu kita harus menentukan requirement fungsi dari class yang

dibutuhkan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini

Tabel 4.9 Requirement Fungsi

No Requirement Class Entity

1. Sebelum masuk ke dalam sistem, admin harus Admin

melakukan proses login terlebih dahulu dengan

cara inputkan usename dan password.

2. Admin menambahkan data calon penerima Admin

bantuan

Untuk lebih jelasnya class diagram aplikasi sistem penerima bantuan Covid-19

pada desa Muara Parlampungan dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut.

70
Gambar 4.5 Class Diagram

4.3.2.3 Sequence Diagram

Sequence diagram atau diagram urutan adalah diagram yang

menggambarkan interaksi yang terjadi antara sejumlah object dalam urutan waktu

tertentu. Diagram ini memiliki kegunaan yaitu untuk menunjukan rangkaian pesan

yang dikirim antara object yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem

(Dharwiyanti & Wahono, 2003).

Sequence diagram yang terjadi pada aplikasi penentuan penerima

bantuan dana covid-19 dapat dilihat sebagai berikut:

1. Sequence Diagram Admin Login

Agar dapat mengelola sistem admin harus melakukan login terlebih

dahulu. Adapun sequence diagram admin login dapat dilihat pada

Gambar 4.8 berikut.

71
Gambar 4.6 Sequence diagram Admin Login

2. Sequence Diagram Admin Input Data Warga

Seorang admin dapat menginputkan data pada aplikasi penentuan

penerima bantuan dana Covid-19. Sequence diagram ketika admin

menginputkan data dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut.

Gambar 4.7 Sequence diagram Admin Input Data Warga

3. Sequence Diagram Kelola Data Calon Penerima Bantuan

72
Admin dapat mengelola data calon penerima bantuan pada website.

Sequence diagram ketika admin mengelola data calon penerima

bantuan dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut.

Gambar 4.8 Sequence diagram Kelola Data Calon penerima bantuan

4. Sequence Diagram Data Normalisasi

Admin dapat melihat data yang sudah dinormalisasi pada sistem.

Agar lebih jelas sequence diagram tersebut dapat dilihat pada

Gambar 4.9 berikut.

Gambar 4.9 Sequence Diagram Data Normalisasi

5. Sequence Diagram Rangking

73
Admin dapat mengelola data yang sudah dilakukan perangkingan

pada sistem. Agar lebih jelas sequence diagram tersebut dapat dilihat

pada Gambar 4.10 berikut.

Gambar 4.10 Sequence Diagram Rangking

4.3.2.4 Activity Diagram

Diagram Activity menggambarkan berbagai alir aktivitas yang ada dalam

sistem. Aktifitas tersebut dapat berupa sistem yang sedang dirancang, bagaimana

masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana

mereka berakhir. Diagram Activity juga dapat menggambarkan proses paralel

yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi (Dharwiyanti & Wahono, 2003).

Diagram Activity merupakan state diagram khusus, di mana sebagian

besar state adalah action dan sebagian besar transisi ditrigger oleh selesainya

state sebelumnya (internal processing).

Oleh karena itu Diagram Activity tidak menggambarkan behaviour

internal sebuah sistem secara eksak. Tetapi lebih menggambarkan proses-proses

dan jalur-jalur aktivitas dari level atas. Struktur diagram aktifitas ini mirip dengan

74
flowchart atau Data Flow Diagram pada suatu perancangan terstruktur

(Dharwiyanti & Wahono, 2003).

Activity diagram memiliki fungsi yaitu untuk menggambarkan workflow

atau aliran kerja dari suatu proses bisnis. Suatu aliran kerja bisa saja dituangkan

dalam bentuk narasi maupun teks. Akan tetapi jika aliran kerjanya sudah

kompleks maka kita akan kesulitan untuk membayangkan bagaimana proses itu

terjadi (Dharwiyanti & Wahono, 2003).

Oleh karena itu, dibuatlah activity diagram sebagai salah satu cara untuk

menggambarkan aliran kerja tersebut.

Activity diagram yang terjadi pada sistem penentuan penerima bantuan

dana Covid-19 berbasis web adalah sebagai berikut:

1. Activity Diagram Admin

Pada activity diagram admin menggambarkan segala aktivitas yang

dapat dikerjakan atau dilakukan oleh admin di dalam sistem. Aktivitas

tersebut dimulai dari admin melakukan login terlebih dahulu sehingga

admin dapat berinteraksi dengan sistem. Adapun aktivitas yang dapat

dilakukan admin berupa menu dan submenu yang dapat dilihat pada

Gambar 4.31 berikut.

75
Gambar 4.11 Activity Diagram Admin

4.3.3 Desain Terinci

Desain terinci merupakan gambaran sistem secara detail dan terinci. Pada

desain terinci ini akan digambarkan desain-desain mengenai output, input, dan

desain file.

4.3.2.1 Desain Output

Output merupakan produk dari sistem informasi yang dapat dilihat.

Output ini dapat berupa hasil atau laporan yang dikeluarkan di media keras (kertas

dan lain-lain) dan output yang berupa hasil dan laporan dikeluarkan ke media

lunak (tampilan di layar).

1. Desain Tampilan Home Admin Setelah Login

Tampilan ini menjelaskan bagaimana bentuk tampilan admin setelah

admin berhasil login. Berikut tampilan home admin pada Web

76
Penentuan penerima bantuan dana Covid-19 dapat dilihat pada

Gambar 4.12.

Gambar 4.12 Desain Tampilan Home Admin Setelah Login

2. Desain Data Calon Penerima Bantuan

Setelah admin melakukan proses login, maka admin dapat mengelola

data calon penerima bantuan melalui sistem. Pengelolaan yang dapat

dilakukan admin yaitu edit dan hapus. Adapun tampilan data calon

penerima bantuan di halaman admin pada web dapat dilihat pada

Gambar 4.14 berikut.

77
Gambar 4.14 Desain Data Calon Penerima Bantuan

4.3.2.2 Desain Input

Desain input merupakan tampilan yang digunakan sebagai input oleh

admin ke dalam sistem. Berikut ini adalah beberapa desain input yang ada pada

website Penentuan Penerima Bantuan Covid-19

1. Desain Tampilan Login Admin

Form login digunakan oleh admin untuk dapat masuk dan mengakses

ke dalam sistem. Adapun desain tampilan login pada website ini

dapat dilihat pada Gambar 4.17 berikut.

78
Gambar 4.17 Desain Tampilan Login

2. Desain Tampilan Input Data Warga

Tampilan input data warga merupakan laman yang digunakan admin

dalam menginputkan data warga yang ingin mendaftarkan diri

sebagai calon penerima bantuan Covid-19. Adapun desain tampilan

input data warga dapat dilihat pada Gambar 4.18 berikut.

Gambar 4.18 Desain Input Data Warga

4.3.2.3 Desain File

79
Perancangan sistem informasi pemesanan tiket kapal ini menggunakan

MySQL sebagai Database Management System (DBMS). Adapun database pada

program ini diberi nama dbspk dan dilengkapi dengan beberapa tabel lainnya.

Sedangkan tabel-tabel yang terdapat pada database dbspk yang diperlukan dalam

penyelesaian sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Tabel Admin

Tabel admin digunakan untuk menampung data-data admin, dengan

rancangan struktur seperti pada Tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Tabel Admin

Nama Database : dbspk

Nama Tabel : tbl_admin

Field Key : id_admin

No Nama Field Type Width Description

1. id_admin Int 11 Id

2. username varchar 50 Username

3. password varchar 50 Password

2. Tabel Pekerjaan
Tabel pekerjaan digunakan untuk menampung nama pekerjaan,

dengan rancangan struktur seperti pada Tabel 4.11

Tabel 4.11 Tabel Pekerjaan

80
Nama Database : dbspk

Nama Tabel : tbl_k1

Field Key : id_k1

No Nama Field Type Width Description

1. id_k1 int 11 Id Kriteria 1

2. nama_k1 varchar 50 Nama Kriteria 1

3. bobot_k1 int 11 Bobot Kriteria 1

3. Tabel Lahan Tinggal

Tabel lahan tinggal digunakan untuk data lahan tinggal, dengan

rancangan struktur seperti pada Tabel 4.12 :

Tabel 4.12 Tabel Lahan Tinggal

Nama Database : dbspk

Nama Tabel : tbl_k2

Field Key : id_k2

No Nama Field Type Width Description

1. id_k2 int 11 Id Kriteria 2

2. nama_k2 varchar 25 Nama Kriteria 2

3. bobot_k2 int 11 Bobot Kriteria 2

4. Tabel Listrik

Tabel listrik digunakan untuk data listrik yang digunakan, dengan

rancangan struktur seperti pada Tabel 4.13 :

Tabel 4.13 Tabel Listrik

81
Nama Database : dbspk

Nama Tabel : tbl_k3

Field Key : id_k3

No Nama Field Type Width Description

1. id_k3 int 11 Id Kriteria 3

2. nama_k3 varchar 25 Nama Kriteria 3

3. bobot_k3 int 11 Bobot Kriteria 3

5. Tabel Air

Tabel air digunakan untuk data sumber air yang digunakan, dengan

rancangan struktur seperti pada Tabel 4.14 :

Tabel 4.14 Tabel Air

Nama Database : dbspk

Nama Tabel : tbl_k4

Field Key : id_k4

No Nama Field Type Width Description

1. id_k4 int 11 Id Kriteria 4

2. nama_k4 varchar 25 Nama Kriteria 4

3. bobot_k4 int 11 Bobot Kriteria 4

6. Tabel Bahan Bakar

Tabel bahan bakar digunakan untuk data bahan bakar yang

digunakan, dengan rancangan struktur seperti pada Tabel 4.15 :

Tabel 4.15 Tabel Bahan Bakar

82
Nama Database : dbspk

Nama Tabel : tbl_k5

Field Key : id_k5

No Nama Field Type Width Description

1. id_k5 int 11 Id Kriteria 5

2. nama_k5 varchar 25 Nama Kriteria 5

3. bobot_k5 int 11 Bobot Kriteria 5

7. Tabel Penghasilan

Tabel penghasilan digunakan untuk data penghasilam yang

didapatkan oleh calon penerima bantuan, dengan rancangan struktur

seperti pada Tabel 4.16 :

Tabel 4.16 Tabel Penghasilan

Nama Database : dbspk

Nama Tabel : tbl_k6

Field Key : id_k6

No Nama Field Type Width Description

1. id_k6 int 11 Id Kriteria 6

2. nama_k6 varchar 25 Nama Kriteria 6

3. bobot_k6 int 11 Bobot Kriteria 6

8. Tabel Jenis Lantai

Tabel jenis lantai digunakan untuk data jenis lantai yang digunakan

oleh calon penerima bantuan, dengan rancangan struktur seperti pada

Tabel 4.17 :

Tabel 4.17 Tabel Jenis Lantai

83
Nama Database : dbspk

Nama Tabel : tbl_k7

Field Key : id_k7

No Nama Field Type Width Description

1. id_k7 int 11 Id Kriteria 7

2. nama_k7 varchar 25 Nama Kriteria 7

3. bobot_k7 int 11 Bobot Kriteria 7

9. Tabel Luas Bangunan

Tabel luas bangunan digunakan untuk data luas bangunan dari calon

penerima bantuan, dengan rancangan struktur seperti pada Tabel

4.18 :

Tabel 4.18 Tabel Luas Bangunan

Nama Database : dbspk

Nama Tabel : tbl_k8

Field Key : id_k8

No Nama Field Type Width Description

1. id_k8 int 11 Id Kriteria 8

2. nama_k8 varchar 25 Nama Kriteria 8

3. bobot_k8 int 11 Bobot Kriteria 8

10. Tabel Matriks

Tabel matriks digunakan untuk data matriks, dengan rancangan

struktur seperti pada Tabel 4.19 :

Tabel 4.19 Tabel Matriks

84
Nama Database : dbspk

Nama Tabel : tbl_matriks

Field Key : id_matriks

No Nama Field Type Width Description

1. id_matriks int 11 Id Matriks

2. nik varchar 25 NIK

3. k1_pekerjaan int 11 Kriteria Pekerjaan

4. k2_lahan int 11 Kriteria Lahan

5. k3_listrik int 11 Kriteria Listrik

6. k4_air int 11 Kriteria Air

7. k5_bhnbkr int 11 Kriteria Bahan


Bakar

8. k6_penghasilan int 11 Kriteria


Penghasilan

9. k7_jnslantai int 11 Kriteria Jenis


Lantai

10. k8_luas int 11 Kriteria Luas


Bangunan

11. Tabel NIK

Tabel NIK digunakan untuk data NIK dari calon penerima bantuan,

dengan rancangan struktur seperti pada Tabel 4.20 :

Tabel 4.20 Tabel NIK

85
Nama Database : dbspk

Nama Tabel : tbl_nik

Field Key : nik

No Nama Field Type Width Description

1. nik varchar 25 NIK

2. nama varchar 50 Nama

3. alamat varchar 50 Alamat

12. Tabel Normalisasi

Tabel normalisasi digunakan untuk data normalisasi dari perhitungan

yang dilakukan, dengan rancangan struktur seperti pada Tabel 4.21 :

Tabel 4.21 Tabel Normalisasi

Nama Database : dbspk

Nama Tabel : tbl_normalisasi

Field Key : id_normalisasi

No Nama Field Type Width Description

1. id_normalisasi int 11 Id Normalisasi

2. nik varchar 25 NIK

3. score_1 float - Score Kriteria 1

4. score_2 float - Score Kriteria 2

5. score_3 float - Score Kriteria 3

6. score_4 float - Score Kriteria 4

7. score_5 float - Score Kriteria 5

8. score_6 float - Score Kriteria 6

9. score_7 float - Score Kriteria 7

86
No Nama Field Type Width Description

10. score_8 float - Score Kriteria 8

11. total_score float - Total Score

87

Anda mungkin juga menyukai