Anda di halaman 1dari 12

Jur. Ilm. Kel. & Kons., September 2019, p : 236 - 247 Vol. 12, No.

3
ISSN : 1907 – 6037 e-ISSN : 2502 – 3594 DOI:http://dx.doi.org/10.24156/jikk.2019.12.3.236

KEPRIBADIAN, MOTIVASI, DAN PERILAKU KOMPLAIN BERDASARKAN SUKU

Dwi Wandani1, Megawati Simanjuntak1*)

1
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,
Bogor 16680, Indonesia

*)
E-mail: mega_juntak@apps.ipb.ac.id

Abstrak

Perilaku komplain yang dilakukan konsumen merupakan hal yang penting untuk mengungkapkan rasa
ketidakpuasannya terhadap barang dan/atau jasa yang dikonsumsinya. Penelitian ini bertujuan menganalisis
pengaruh kepribadian dan motivasi terhadap perilaku komplain berdasarkan suku. Desain penelitian ini
menggunakan studi kuantitatif dan cross-sectional dengan metode survei daring. Teknik penarikan contoh dipilih
secara purposive sampling, dengan responden mahasiswa sebanyak 286 orang. Analisis data menggunakan
metode Structural Equation Modelling (SEM) melalui program Analysis of Moment Structures (AMOS) dan Smart
Partial Least Square (PLS) dan uji beda One Way Anova. Hasil penelitian responden dari ketiga suku yaitu Suku
Jawa, Suku Batak, dan Suku Bugis menggambarkan kepribadian ekstrover yang memiliki proporsi paling tinggi,
motivasi terkategori sedang yang artinya masih cukup baik dan perlu ditingkatkan kembali. Sementara perilaku
komplain masih terkategori rendah. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nyata antara Suku Jawa
dan Suku Batak dalam melakukan perilaku komplain. Berdasarkan uji pengaruh menggunakan SEM, terdapat
pengaruh signifikan kepribadian terhadap perilaku komplain Suku Bugis dan terdapat pengaruh signifikan antara
motivasi dengan perilaku komplain pada Suku Jawa.

Kata kunci : kepribadian, motivasi, perilaku komplain, suku, Structural Equation Modelling (SEM)

Personality, Motivation, and Complaints Behavior based on Ethnicity

Abstract

The behavior of complaints is an important issue so that consumers can express their dissatisfaction to the
consumption of goods and/or services. This study aims to analyze personality and motivation on complaint
behavior based on ethnicity. The design of this study used quantitative and cross-sectional studies with online
survey methods. Respondents were selected by purposive sampling techniques and involved 286 college
students as participants. Data analysis used the SEM method through Analysis of Moment Structures (AMOS)
and Smart Partial Least Square (PLS) programs and one way ANOVA difference tests. The result respondents
from the three ethnic groups namely Javanese, Batak, and Bugis describe the extrovert personality is the highest
proportion of personality amongs three tribes, the highest proportion of respondents among three tribes is
moderate category of motivation. However, the result also revealed that the complaint behavior from respondents
among three tribes is categorized as low. The results showed that there were significant differences between
Javanese and Bataknese in carrying out complaints. Based on the influence test using the SEM, there is a
significant influence of personality on the complaint behavior of the Bugis ethnic and there is a significant
influence of motivation on complaint behavior on the Javanese.

Keywords: complaint behavior, ethnicity, motivation, personality, Structural Equation Modelling (SEM)

PENDAHULUAN yang baik bagi pelaku usaha. Melalui


komplain, pelaku usaha dapat memperbaiki
Perilaku komplain menjadi bagian yang kekurangannya dan dapat meningkatkan
penting bagi konsumen untuk menyampaikan kualitas dan semakin dapat memberikan
keluhan dan ketidakpuasannya serta sebagai kepuasan bagi konsumen. Meskipun hasil riset
perwujudan kesadaran yang tinggi akan hak Simanjuntak dan Hamimi (2019), penanganan
konsumen. Konsumen yang merasa tidak puas komplain yang dilakukan pelaku usaha masih
terhadap barang dan/atau jasa akan tergolong rendah. Komplain terhadap pelaku
menyampaikannya dengan berbagai cara, usaha tidak hanya dapat dilakukan secara
diantaranya dengan melakukan perilaku manual dengan menghampiri toko atau tempat
komplain (Blodgett, Bakir, & Saklai, 2015). penjualan secara langsung. Berbagai pelaku
Perilaku komplain juga merupakan suatu hal usaha ada yang sudah membuka saluran
Vol. 12, 2019 KEPRIBADIAN, MOTIVASI, DAN PERILAKU KOMPLAIN BERDASARKAN SUKU 237

komplain secara daring melalui situs internet lingkungan sekitarnya. Menurut Briones,
(website) atau media sosial untuk Cockx dan Swinnen (2018), budaya adalah
menyesuaikan dengan teknologi dan ketika sebagian besar masyarakat tersebut
kebutuhan generasi Z (Priporas, Stylos, & memiliki pemahaman yang sama mengenai
Fotiadis, 2017). Sebagai salah satu generasi suatu makna. Pentingnya melakukan komplain
paling muda, generasi Z membutuhkan akan dimaknai berbeda pada setiap suku
informasi terkait komplain yang lebih mudah budaya tertentu. Ketika melakukan komplain,
secara online untuk dapat memperoleh setiap budaya akan memberikan pemahaman
informasi produk berupa barang dan/atau jasa yang berbeda. Sebagai gambaran, budaya
dengan mudah dan cepat melalui media Jawa khususnya masyarakat Provinsi Jawa
gadget dan media sosial yang dimiliki. Tengah cenderung lebih halus dalam
menyampaikan sesuatu dan dikemas secara
Perilaku komplain konsumen dapat implisit, sementara masyarakat Suku Bugis
dipengaruhi oleh kepribadian konsumen dan Batak cenderung lebih speak up dan
(Keng, 2015). Menurut Ekinci, Calderon dan menyampaikan secara eksplisit. Perbedaan
Siala (2015), kepribadian, sifat, kesadaran, latar belakang suku dan faktor pencirinya akan
dan keterbukaan terhadap pengalaman berdampak dalam memotivasi diri untuk
memiliki hubungan yang signifikan dengan komplain dan dalam melakukan perilaku
perilaku komplain konsumen. Temuan ini komplain (Thogersen, Juhl & Poulsen 2003).
memberikan penguatan bahwa ciri kepribadian Komplain konsumen melalui keluhan dapat
dapat menjadi prediktor potensial untuk memberikan dampak baik bagi perusahaan
perilaku komplain. Kepribadian merupakan sehingga dapat memperbaiki barang produksi
sifat dan karakteristik individu yang atau kinerja. Meskipun hasil riset Simanjuntak
berkontribusi dalam membedakan perilaku, (2015) dan Simanjuntak dan Putri (2018)
konsistensi perilaku dalam waktu yang perilaku komplain konsumen masih rendah.
berbeda, dan stabilitas perilaku dalam
berbagai situasi. Jika dibedakan berdasarkan Hasil penelitian Metehan dan Yasemin (2011)
tipe kepribadian ekstrover dan introver, menggambarkan bahwa karakteristik
pengguna media sosial dengan tipe demografi dan tingkat pendidikan memiliki
kepribadian introver tidak mudah pengaruh positif terhadap perilaku komplain
mengekspresikan serta menyatakan pikiran terhadap masyarakat Turki. Macam-macam
dan perasaannya di media sosial, berbeda suku/budaya dari demografi Turki
dengan tipe ekstrover yang lebih mudah memengaruhi konsumen dalam melanjutkan
membagi informasi pribadinya (Cahyaning & keluhannya ketika mengalami ketidakpuasan,
Cahyono, 2015). Hasil riset Simanjuntak semakin tinggi tingkat pendidikan juga
(2019) mendukung pernyataan Cahyaning dan memengaruhi konsumen untuk berjuang
Cahyono (2015) banyak media sosial akan melakukan komplain. Thogersen, Juhl dan
mengakibatkan perilaku komplain meningkat. Poulsen (2003) menyatakan bahwa sikap dan
Banyaknya media sosial ini sejalan dengan kepribadian memiliki pengaruh kuat terhadap
kepribadian ekstrovert. perilaku komplain. Penelitian Hartoyo,
Tinaprila dan Prasetyo (2016) menyebutkan
Ketika konsumen melakukan komplain maka pengelompokan perilaku komplain menjadi
akan melibatkan motivasi pula. Motivasi empat kelompok yaitu private, voicers, irates,
menentukan cara konsumen menyampaikan dan activist. Sementara menurut Iliyola dan
komplain yang sesuai dengan ciri atau atribut Ibiduni (2013), emosi negatif konsumen
yang ada dalam dirinya. Konsumen yang mendorong konsumen untuk melakukan
memiliki motivasi untuk komplain akan perilaku komplain word of mouth negatif.
melakukan komplain berdasarkan ciri dalam Blodgett, Bakir dan Saklai (2015) dalam
diri atau biasa disebut dengan kepribadian penelitiannya menunjukkan bahwa sikap dan
(Sumarwan, 2014). Konsumen membeli tingkat kepentingan produk memengaruhi
barang dan/atau jasa menyesuaikan dengan perilaku komplain. Penelitian selanjutnya,
kebutuhan berdasarkan motivasi yang dimiliki. menurut Putra dan Giantari (2015)
Oleh karenanya, dalam melakukan tindakan menemukan pengaruh sikap dan jenis kelamin
komplain, konsumen akan memperjuangkan terhadap perilaku komplain. Perempuan dinilai
suatu kebutuhan yang seharusnya didapatkan lebih kuat untuk melakukan pengaduan
karena jika tidak dilakukan, konsumen tersebut komplain dibandingkan dengan laki-laki ketika
tidak akan mendapatkan barang dan/atau jasa mengalami ketidakpuasan pasca-pembelian.
yang sesuai (Nimako & Mensah, 2012). Selain
itu, konsumen melakukan perilaku komplain Fokus kajian penelitian ini yakni menganalisis
juga dapat dikaitkan dengan budaya dan faktor kepribadian, motivasi, dan latar
238 WANDANI & SIMANJUNTAK Jur. Ilm. Kel. & Kons.

belakang suku terhadap perilaku komplain Whatsapp kepada mahasiswa Suku Bugis,
konsumen. Motivasi dan kepribadian diduga Batak, dan Jawa seluruh Indonesia yang
akan memengaruhi perilaku komplain pernah mengalami permasalahan atau
konsumen.Berdasarkan uraian di atas, hal kekecewaan ketika mengonsumsi barang
yang membedakan dengan penelitian dan/atau jasa.
sebelumnya adalah penelitian komplain
konsumen berdasarkan tiga suku yakni Suku Kepribadian konsumen diukur dengan
Jawa (Jawa Tengah), Batak, dan Bugis yang instrumen EPQ-R (Eysenck Personality
belum pernah dilakukan sebelumnya. Tujuan Quetionnaire-Revision) sebanyak 12
dari penelitian ini yaitu menganalisis pertanyaan. Instrumen tersebut dapat
perbedaan kepribadian, motivasi, dan perilaku mengukur kepribadian ekstrover dan introver.
komplain berdasarkan suku; menganalisis Skor penilaian kepribadian menggunakan
pengaruh kepribadian terhadap motivasi skala Guttman dengan skor 0 (tidak) dan 1
komplain berdasarkan suku; dan menganalisis (ya) dengan nilai reliabilitas sebesar 0,709.
pengaruh kepribadian dan motivasi terhadap Kepribadian adalah karakteristik dalam diri
perilaku komplain berdasarkan suku. responden dan terdiri atas kepribadian
ekstrover dan introver. Setiap manusia
METODE memiliki kepribadian yang mendominasi.
Introver adalah tipe kepribadian yang
Penelitian ini menggunakan desain cross cenderung lebih tertutup, individualis, dan
sectional study. Populasi dalam penelitian ini pendiam. Ekstrover adalah tipe kepribadian
adalah seluruh mahasiswa sebagai konsumen yang terbuka, suka keramaian, senang
yang berasal dari Suku Batak, Bugis, dan berkumpul, dan lebih banyak bicara
Jawa. Contoh dalam penelitian ini adalah dibandingkan kepribadian introver.
mahasiswa yang berasal dari Suku Jawa, Kecenderungan responden memiliki
Batak, dan Bugis dari usia 20 sampai 22 tahun kepribadian ekstrover atau introver, dilihat dari
dan pernah melakukan pembelian serta persentase jawaban. Apabila lebih dari 60
pernah merasa kecewa dan sempat persen maka termasuk kedalam ekstrover dan
melakukan komplain dalam satu tahun di bawah 60 persen masuk kedalam kategori
terakhir. Penentuan responden dalam introver.
penelitian ini dilakukan secara purposive
berdasarkan persyaratan yang telah dijelaskan Motivasi diukur dengan pengisian salah satu
sebelumnya. kolom yang sesuai dengan motivasi contoh.
Instrumen motivasi konsumen meliputi
Ferdinand (2005) mengemukakan bahwa pernyataan mengenai motivasi menurut Heung
penentuan jumlah sampel untuk analisis dan Lam (2003) dengan lima pernyataan dan
Structural Equation Modelling (SEM) dikolaborasi dengan instrumen motivasi
menggunakan rumus jumlah indikator dikalikan menurut Nimako dan Mensah (2012) sebanyak
lima sampai sepuluh. Total tujuh pernyataan, sehingga total pernyataan
pertanyaan/pernyataan dalam instrumen sebanyak 12. Pengukuran motivasi berbentuk
pengukuran sebanyak 57 skala Likert dan mempunyai rentang jawaban
pertanyaan/pernyataan dikali lima sehingga dari skor 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak
jumlah responden sebanyak 285 orang yang setuju), 3 (antara setuju dan tidak setuju), 4
dipilih secara convenience sampling. Proporsi (setuju), sampai 5 (sangat setuju). Nilai
pengambilan data setiap suku berbeda, reliabilitas instrumen motivasi yakni sebesar
bergantung kepada peringkat suku terbanyak 0,791. Motivasi dalam penelitian ini merujuk
di Indonesia melalui data Badan Pusat Statistik pada keinginan dalam diri responden untuk
(BPS). Berdasarkan data tersebut maka menyampaikan keluhannya akibat perasaan
sebanyak 168 responden (58,4%) diambil dari ketidakpuasan terhadap barang dan/atau jasa
Suku Jawa, 80 responden (28,3%) diambil dari yang telah dikonsumsi.
Suku Batak dan 36 responden (13,3%) diambil
dari Suku Bugis. Perilaku komplain diukur menggunakan
instrumen Consumer Complaint Behavior
Data primer diperoleh melalui survei daring (CCB) yang dikembangkan Singh (1988) yang
untuk mengukur kepribadian, motivasi, dan terdiri atas 10 pertanyaan; 3 pertanyaan
perilaku komplain dari ketiga suku. dimensi voice, 3 pertanyaan dimensi private
Pengambilan data secara daring yakni tautan response, dan 4 pertanyaan dimensi third
atau link berisi kuesioner yang sudah dibuat party response. Instrumen tersebut
melalui google form selanjutnya disebar dikombinasikan dengan instrumen yang
melalui media sosial seperti Line dan dikembangkan oleh Musyrifah (2015) sehingga
Vol. 12, 2019 KEPRIBADIAN, MOTIVASI, DAN PERILAKU KOMPLAIN BERDASARKAN SUKU 239

jumlah total pernyataan menjadi 16. Ketiga motivasi dan perilaku komplain antar kelompok
dimensi ini bukan merupakan tingkatan, suku.
namun dimensi yang membentuk perilaku
komplain. Pengukuran kuesioner untuk HASIL
mengukur perilaku komplain berbentuk skala
jawaban Likert dan mempunyai rentang Karakteristik Responden
jawaban dari skor 1 (sangat tidak setuju), 2
(tidak setuju), 3 (antara setuju dan tidak Jenis Kelamin. Responden dalam penelitian
setuju), 4 (setuju), sampai 5 (sangat setuju). secara keseluruhan didominasi oleh jenis
Nilai reliabilitas instrumen perilaku komplain kelamin perempuan (68,9%). Apabila
yakni sebesar 0,618. Perilaku komplain adalah dibandingkan antarsuku asal responden,
seberapa sering responden melakukan sebanyak tujuh dari sepuluh responden Suku
komplain kepada pelaku usaha terkait Jawa berjenis kelamin perempuan (72,0%);
kerugian pembelian yang dialami. Voice 67,5 persen responden Suku Batak berjenis
adalah perilaku komplain responden yang kelamin perempuan; dan lebih dari separuh
secara berani bersedia menyampaikan responden Suku Bugis berjenis kelamin
ketidakpuasannya kepada pelaku usaha perempuan (57,9%).
secara langsung untuk meminta ganti rugi
berupa pengembalian uang, penukaran Usia. Secara umum, hampir separuh (46,5%)
barang, atau perbaikan (konsumen melakukan responden berusia 21 tahun. Usia responden
keluhan kepada pelaku usaha langsung). terbanyak pada Suku Jawa adalah berada
Private response adalah perilaku komplain pada usia 21 tahun yakni sebanyak 45,2
yang dilakukan responden ketika mengalami persen. Begitu pula pada Suku Batak (51,3%)
ketidakpuasan, responden akan yang proporsi terbesar juga berada pada usia
memberitahukannya kepada pihak lain seperti 21 tahun. Sementara itu, dengan proporsi
kerabat, teman, dan keluarga atas terbesar juga, 42,1 persen Suku Bugis juga
kekecewaannya ketika mengonsumsi suatu berada pada usia 21 tahun.
barang dan/atau jasa (konsumen
menyebarkan ketidakpuasannya kepada orang Uang Saku. Hasil menunjukkan bahwa uang
lain). Third party response adalah perilaku saku terbanyak yang dimiliki responden secara
komplain responden yang mengadukan umum berkisar satu sampai dua juta per bulan
perasaan ketidakpuasan atau kekecewaannya (47,2%). Berdasarkan suku asal responden,
kepada lembaga yang berwenang menangani proporsi terbesar juga pada kisaran satu juta
hal tersebut (konsumen mengadukan sampai dua juta rupiah per bulan yaitu 48,8
kecurangan pelaku usaha kepada pihak persen di Suku Jawa, 4,13 persen di Suku
berwenang). Batak, dan 52,6 persen di Suku Bugis.

Data yang telah diperoleh diolah melalui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
proses editing, coding, input, cleaning, dan Karakteristik responden berdasarkan IPK
juga analisis data. Data dianalisis dengan menunjukkan bahwa lebih dari tiga perempat
menggunakan analisis deskriptif dan analisis responden Suku Jawa memiliki IPK diatas 3,50
inferensia. Pengolahan data dilakukan dengan (77,9%); 63,7 persen responden Suku Batak
menggunakan program software Microsoft memiliki IPK 2,76 sampai 3,50; dan 52,6%
Excel dan dianalisis menggunakan metode responden dari Suku Bugis memiliki IPK
SEM (Structural Equation Modelling) melalui antara 2,76 sampai 3,50. Berdasarkan data
aplikasi program AMOS (Analysis of Moment keseluruhan, lebih dari separuh (56,3%)
Structures). Analisis SEM digunakan untuk responden dalam penelitian ini memiliki IPK
setiap kelompok suku dan total responden. antara 2,76 sampai dengan 3,75.
Untuk menganalisis kelompok Suku Jawa (168
responden) dan keseluruhan responden (286 Tabel 1 Sebaran dan analisis deskriptif
responden) digunakan AMOS, sedangkan kepribadian berdasarkan suku
untuk menganalisis responden dibawah 100 Introver Ekstrover Rataan Min-
yakni pada Suku Batak (80 responden) dan Suku
(%) (%) ± SD Max
Suku Bugis (36 responden) digunakan Smart Jawa 23,2 76,8 74,65± 16,67-
PLS (Partial Least Square). Uji beda one way 18,74 100,00
ANOVA menggunakan program software Batak 36,3 63,8 69,06± 8,33-
SPSS (Statistical Package for Social Science) 24,71 100,00
untuk menganalisis perbedaan kepribadian, Bugis 15,8 84,2 76,31± 33,3-
15,92 100,00
240 WANDANI & SIMANJUNTAK Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Tabel 2 Sebaran dan analisis deskriptif motivasi berdasarkan suku


Variabel Suku Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%) Rataan±SD Min-Max
Motivasi komplain Jawa 32,1 57,1 10,7 63,09±17,32 0,00-100,00
Batak 35,0 56,3 8,8 62,50±16,10 0,00-100,00
Bugis 28,9 60,5 10,5 65,56±19,11 0,00-93,33
Motivasi tidak komplain Jawa 90,5 8,9 0,6 32,68±18,53 0,00-93,33
Batak 92,5 6,3 1,3 33,33±16,19 0,00-83,33
Bugis 94,7 5,3 0,0 31,67±17,98 0,00-76,67
Motivasi Jawa 27,4 56,5 16,1 65,92±15,28 22,22-100,00
Batak 32,5 55,0 12,5 65,28±12,65 40,00-97,78
Bugis 31,6 44,7 23,7 69,07±13,76 37,78-8,.89

Pendidikan Orang Tua . Pendidikan ayah dan dibandingkan Suku Jawa dan Batak yaitu
ibu tertinggi pada responden Suku Jawa sebesar 84,2 persen (Tabel 1). Responden
masing-masing sebesar 29,8 persen dan 31,5 dari Suku Jawa memiliki kepribadian ekstrover
persen yaitu pada jenjang S1. Sebanyak tiga dengan proporsi 76,8 persen dan Suku Batak
dari sepuluh responden Suku Batak memiliki memiliki proporsi paling rendah yakni sebesar
ayah dengan jenjang S1 sedangkan 35,0 63,8 persen. Kepribadian ekstrover yang
persen ibu adalah tamat SMA. Selanjutnya, dimiliki Suku Batak ini dibuktikan melalui rasa
pada responden Suku Bugis, lebih dari senang bertemu orang baru dan bergaul
separuh ayah berada pada jenjang S1 (57,9%) dengan orang lain dibanding Suku Jawa dan
dan 31,6 persen juga berada pada jenjang S1. Suku Bugis. Sementara itu, responden dari
Secara keseluruhan, sebagian besar Suku Batak memiliki persentase kepribadian
pendidikan terakhir ayah merupakan lulusan intover paling tinggi sebesar 36,3 persen.
S1 dengan persentase sebesar 35 persen Meskipun persentase proporsi responden dari
sementara pendidikan ibu didominasi oleh Suku Batak dengan kepribadian introver masih
lulus SMA sebanyak 31,5 persen dan sedikit lebih kecil dibandingkan responden dari suku
persentasenya yaitu ibu tidak tamat SMA tersebut dengan kepribadian ekstrover.
(0,3%) dan ayah tidak lulus SMP (0,7%). Responden dari Suku Batak cenderung
dicirikan oleh suatu keadaan bahwa apabila
Pekerjaan Orang Tua. Pekerjaan ayah dalam keadaan tidak ada yang perlu
responden Suku Jawa terbanyak adalah disampaikan, responden Suku Batak akan
wiraswasta dengan persentase sebesar 29,8 memilih untuk diam atau sedikit berbicara.
persen dan sebanyak separuh (50,0%) ibu Termasuk dalam hal melakukan komplain.
responden Suku Jawa adalah ibu rumah Responden yang berasal dari Suku Batak lebih
tangga (IRT). Sementara pada Suku Batak memilih tidak membicarakan hal negatif suatu
lebih dari satu per tiga (31,3%) ayah dari produk apabila belum merasakan sendiri
responden Suku Batak merupakan wiraswasta kerugiannya.
dan separuh (50,0%) ibu adalah IRT.
Selanjutnya, pada Suku Bugis, kurang dari 40 Berdasarkan analisis butir pernyataan dalam
persen (39,5%) ayah yakni penelitian menemukan, sekitar 90,0 persen
PNS/POLRI/TNI/Guru dengan pekerjaan ibu Suku Jawa menjawab senang mencari teman
responden Suku Bugis, sebanyak 47,4 persen baru dan senang bergaul dengan orang lain
berada pada golongan PNS/POLRI/TNI/Guru. dan hanya satu per tiga (31,0%) responden
Hasil secara keseluruhan menunjukkan, Suku Jawa yang senang bekerja di belakang
pekerjaan ayah didominasi oleh wiraswasta panggung. Lebih dari tiga per empat
sebanyak 30,1 persen dan yang paling sedikit responden Suku Batak juga senang bergaul
yaitu buruh sebanyak 0,1 persen. Sebanyak 5 dengan orang lain, senang mencari teman
dari 10 ibu yaitu ibu rumah tangga (48,3%) dan baru, menyukai banyak kegiatan/aktivitas
jumlah pekerjaan ibu terendah yaitu sebagai ramai di sekitar, dan penuh semangat
dokter sebanyak satu persen. Selanjutnya, diatas 90 persen responden Suku
Bugis senang bertemu orang-orang baru,
Kepribadian senang mencari teman baru, dan membuat
kegiatan yang membosankan menjadi asyik.
Deskripsi indikator kepribadian berdasarkan Suku Jawa dan Batak memang memiliki
suku, dapat diketahui bahwa proporsi persentase yang hampir sama, akan tetapi
responden Suku Bugis yang memiliki Suku Batak memiliki persentase yang lebih
kepribadian ekstrover paling besar tinggi pada kepribadian ekstrover.
Vol. 12, 2019 KEPRIBADIAN, MOTIVASI, DAN PERILAKU KOMPLAIN BERDASARKAN SUKU 241

Tabel 3 Sebaran dan analisis deskriptif perilaku komplain berdasarkan suku


Variabel Suku Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%) Rataan ± Std Min-Max
Voice Response Jawa 38,1 55,4 6,5 59,21±18,68 0,00-100,00
Batak 36,3 60,0 3,8 60,50±13,61 26,67-100,00
Bugis 52,6 39,5 7,9 56,14±18,83 0,00-100,00
Private Response Jawa 75,0 17,9 7,1 47,52±20,73 0,00-100,00
Batak 68,8 15,0 16,3 55,94±19,63 0,00-100,00
Bugis 73,7 13,2 13,2 48.68±23.37 0,00-100,00
Third Party Response Jawa 89,9 8,9 1,2 26,83±21,64 0,00-100,00
Batak 2,5 85,0 12,5 31,41±23,34 0,00-100,00
Bugis 92,1 7,9 2,5 28,42±21,73 0,00-80.00
Perilaku komplain Jawa 97,0 2,4 0,6 37,21±12,32 0,00-84,00
Batak 80,0 16,3 3,8 48,81±14,70 21,43-100,00
Bugis 92,1 7,9 0,0 44,11±14,14 0,00-76,19

Hasil tersebut menggambarkan, responden motivasi tidak melakukan komplain dari ketiga
dari ketiga suku dalam penelitian ini menyukai suku yakni Suku Jawa, Batak, dan Bugis
kegiatan yang berhubungan dengan orang secara keseluruhan memiliki persentase lebih
lain. Temuan ini juga mengindikasikan, dari sembilan puluh persen berada pada
responden dari ketiga suku yang diteliti dalam kategori rendah, dan motivasi tidak komplain
penelitian ini akan dengan mudah pada kategori tinggi diperoleh Suku Batak
menyampaikan keluh kesahnya pada orang sebesar 1,3 persen. Berdasarkan deskripsi
lain baik kerabat, keluarga, maupun teman; indikator, alasan konsumen tidak memiliki
termasuk yang terkait dengan komplain atas motivasi komplain karena merasa sudah
produk/jasa yang dikonsumsinya. Hasil uji terlambat dalam melakukan komplain (Tabel
beda kepribadian berdasarkan suku 2).
menunjukkan, tidak ada perbedaan signifikan
antara kepribadian dengan masing-masing Perilaku Komplain
suku. Artinya, semua suku cenderung sama
saja kepribadiannya, yakni memiliki Variabel perilaku komplain terbagi menjadi tiga
kepribadian yang cenderung ekstrover. dimensi, yaitu voice response, private
response, dan third party response. Perilaku
Motivasi komplain konsumen dapat dilihat melalui
seberapa sering konsumen melakukan
Motivasi secara umum dengan persentase komplain, kapan terakhir komplain, jenis
terbanyak (56,5%) terdapat pada masyarakat barang dan/atau jasa yang dikomplain, respon
Suku Jawa dan berada pada kategori sedang, dari pelaku usaha, dan berapa lama pelaku
dan persentase terbesar pada kategori tinggi usaha memberikan respon terhadap komplain.
yakni Suku Bugis sebesar 23,7 persen.
Berdasarkan nilai rata-rata, Suku Bugis juga Secara keseluruhan, lebih dari separuh
memiliki rataan paling besar dibanding kedua (67,9%) responden melakukan komplain
suku yang lain yakni 69,07. Variabel motivasi kurang dari tiga kali selama satu tahun
memiliki dua dimensi yakni motivasi komplain terakhir. Komplain terendah yang paling sedikit
dan motivasi tidak melakukan komplain, dilakukan oleh responden adalah lebih dari 10
masing-masing dari dimensi ini memiliki kali dalam satu tahun terakhir yaitu hanya
indikator pertanyaan yang mendukung dan ditemukan pada 1,4 persen responden. Selain
menggunakan skala likert, sehingga pada itu, sebanyak tiga dari sepuluh responden
motivasi tidak melakukan komplain jawaban (36,2%) melakukan komplain antara dua
responden tidak harus di invers terlebih dahulu sampai empat bulan yang lalu. Hasil lain juga
ketika akan menghitungnya. Motivasi komplain menunjukkan bahwa lebih dari setengah
dari ketiga suku memiliki persentase terbesar responden merasa kecewa ketika
pada kategori sedang, dan persentase mengonsumsi barang (67,2%) dan jasa
terbanyak dimiliki oleh Suku Bugis sebesar (32,4%). Barang yang paling sering dikomplain
60,5 persen. Sementara pada kategori tinggi, yaitu pakaian dengan persentase sebesar 29,4
persentase terbesar diperoleh Suku Jawa persen. Sementara itu, jasa yang paling sering
yakni 10,7 persen. Suku Jawa lebih banyak dikomplain responden yaitu transportasi
termotivasi untuk meminta penjelasan kepada dengan persentase sebesar 20,6 persen.
pelaku usaha dibandingkan kedua suku
lainnya, meskipun demikian rataan tertinggi Selanjutnya, sebanyak enam dari sepuluh
diperoleh Suku Bugis sebesar 65,56. Pada responden menyatakan bahwa pelaku usaha
242 WANDANI & SIMANJUNTAK Jur. Ilm. Kel. & Kons.

tetap ramah dan tetap melayani dengan baik Voice Response. Hasil penelitian
meskipun responden telah menyampaikan menemukan, sebanyak delapan dari sepuluh
komplain. Selain itu, 36,6 persen responden responden memilih menghubungi call center,
mendapatkan respon atas penyampaian costumer service, dan layanan pengaduan
komplainnya dalam hitungan hari saja; 8,7 konsumen pada toko tersebut. Cara tersebut
persen responden tidak ditanggapi; dan 1 dianggap lebih mudah dan nyaman untuk
persen responden tidak diberikan kepastian melakukan komplain langsung kepada pelaku
atau respon lebih lanjut dari pelaku usaha. usaha. Temuan ini mengindikasikan,
Penelitian ini juga menemukan bahwa hampir ketersediaan call center, costumer service,
separuh responden (42,9%) menyampaikan dan layanan pengaduan dianggap penting
komplainnya melalui customer service karena untuk dimiliki setiap pelaku usaha. Persentase
dianggap sebagai cara mudah dalam paling rendah pada variabel voice response
menyampaikan komplain dibandingkan terdapat pada indikator menyampaikan
dengan menyampaikan kepada pelaku usaha keluhan atau kekecewaan terhadap produk
secara langsung. yang dibeli hanya saat pelaku usaha meminta
pendapat yaitu sebesar 45,1 persen.
Perilaku komplain yang dilakukan Suku Jawa Konsumen merasa perlu untuk menyampaikan
(97,0%), Batak (80,0%), dan Suku Bugis keluhannya ketika mengalami ketidakpuasan
(92,1%) sebagian besar berada dalam kategori setelah mengonsumsi barang dan/atau jasa
hampir tidak pernah. Enam dari sepuluh walaupun sebelumnya tidak diminta pendapat
responden Suku Batak lebih menyukai oleh pelaku usaha terlebih dahulu.
menyampaikan komplain melalui voice
response (60,0%) dan berada pada kategori Private Response. Hasil penelitian
jarang. Voice response yang banyak dilakukan menemukan, sebanyak tujuh dari sepuluh
Suku Batak yakni dengan cara menghubungi responden merasa sesuai untuk memberi tahu
call center, costumer service, layanan teman dan kerabat tentang pengalaman buruk
pengaduan konsumen pada toko tersebut. yang dialami disebabkan oleh ketidakpuasan
Selanjutnya, lebih dari separuh responden dari dalam mengonsumsi barang dan/atau jasa.
ketiga suku termasuk dalam kategori hampir Hal demikian dilakukan untuk
tidak pernah dalam melakukan private menginformasikan kekesalan yang sedang
response. Suku Batak cenderung lebih berani dirasakan dengan harapan agar teman dan
melaporkan kekecewaannya kepada lembaga kerabat tidak mengalami hal serupa.
yang berwenang yang ditunjukkan dari sekitar
80 persen responden Suku Batak termasuk Third Party Response. Penelitian ini
kedalam kategori jarang dalam melakukan menemukan, sebanyak 23 persen responden
perilaku komplain third party response. merasa sesuai dengan pernyataan
Tindakan third party response yang paling menyampaikan komplain kepada lembaga
banyak dilakukan responden Suku Batak yakni perlindungan konsumen dari pada melalui jalur
melapor kepada lembaga perlindungan lainnya. Hal tersebut dilakukan konsumen
konsumen untuk memperingatkan konsumen dengan tujuan pelaku usaha jera dalam
lain. Suku Batak memiliki rata-rata terbesar melakukan kecurangan dan agar mendapat
dalam melakukan perilaku komplain dengan teguran langsung dari lembaga yang
nilai 48,81. Nilai rataan terbesar pada dimensi berwenang.
voice response dengan nilai sebesar 60,5,
private response sebesar 55,94, dan third Tabel 4 Hubungan antara kategori kepribadian
party response sebesar 31,41 juga dimiliki oleh dengan kategori motivasi dan perilaku
Suku Batak (Tabel 3). komplain
Kategori Kepribadian
Kategori Motivasi
Hasil uji beda dari tiga suku yaitu Suku Jawa, Ekstrover (%) Introver (%)
Batak, dan Bugis menunjukkan terdapat Rendah 28,0 32,9
perbedaan yang signifikan antara perilaku Sedang 58,0 45,6
komplain Suku Jawa dan Suku Batak Tinggi 14,0 21,5
(sig=0,023). Perilaku komplain Suku Batak Sig. 0,13
Kategori Perilaku Kategori Kepribadian
lebih tinggi daripada Suku Jawa. Selain itu
Komplain Ekstrover (%) Introver (%)
juga ditemukan adanya perbedaan yang Rendah 86,0 87,3
signifikan antara Suku Jawa dan Suku Batak Sedang 12,6 10,1
pada dimensi private response (sig=0,003) Tinggi 1,4 2,5
yang mana Suku Batak lebih tinggi dalam Sig. 0,71
melakukan private response dibandingkan
Suku Jawa dan Suku Bugis.
Vol. 12, 2019 KEPRIBADIAN, MOTIVASI, DAN PERILAKU KOMPLAIN BERDASARKAN SUKU 243

Tabel 5 Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku komplain berdasarkan suku


Jalur Jawa Batak Bugis
Β Ket Β Ket Β Ket
KepribadianPerilaku Komplain 0,05 Tolak H2 0,13 Tolak H2 0,46** Terima H2
Kepribadian  Motivasi -0,05 Tolak H3 0,13 Tolak H3 0,26 Tolak H3
Motivasi Perilaku Komplain 0,73** Terima H4 -0,10 Tolak H4 0,13 Tolak H4
Keterangan: B: Beta; *) signifikan pada p<0,01; *) signifikan pada p<0,05

Hubungan Kepribadian, Motivasi dan Pengaruh Kepribadian terhadap Perilaku


Perilaku Komplain Komplain. Berdasarkan hasil analisis model
SEM, responden yang berasal dari Suku Jawa,
Uji tabulasi silang digunakan untuk Batak, dan Bugis yang disajikan pada Tabel 5.
menganalisis besar hubungan kepribadian Selanjutnya, hasil penelitian berdasarkan Suku
introver dan ekstrover dengan variabel Jawa, Batak, maupun secara keseluruhan
motivasi dan perilaku komplain yang tidak mendukung hipotesis bahwa variabel
dikategorikan berdasarkan rendah, sedang, kepribadian berpengaruh signifikan terhadap
dan tinggi. Berdasarkan hasil analisis dapat perilaku komplain. Berbeda dengan hasil
diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang analisis model SEM Suku Bugis. Pengaruh
signifikan antara kepribadian dan motivasi variabel kepribadian terhadap perilaku
serta antara kepribadian dengan perilaku komplain pada Suku Bugis memiliki nilai p-
komplain. value lebih kecil atau sama dengan 0,05.

Tabel 4 menunjukkan bahwa sebesar 58 Pengaruh Kepribadian terhadap Motivasi.


persen kepribadian ekstrover memiliki motivasi Pada model SEM yang dihasilkan dalam
sedang. Pada kategori tinggi, kepribadian penelitian ini (Tabel 5), responden yang
introver memiliki persentase lebih besar berasal dari Suku Jawa, Batak, dan Bugis
daripada ekstrover dengan nilai sebesar 21,5 memiliki koefisien pengaruh variabel
persen. Dilihat dari nilai signifikansinya, kepribadian terhadap motivasi memiliki nilai p-
hubungan kepribadian dengan motivasi value diatas 0,05 yang menandakan bahwa
menunjukkan hasil yang tidak signifikan yakni kepribadian tidak berpengaruh signifikan
0,130 (≥0,05). terhadap variabel motivasi. Berdasarkan
sebaran analisis deskriptif hampir separuh
Tabel 4 menyajikan hasil analisis hubungan responden memiliki kepribadian ekstrover
kepribadian introver dan ekstrover dengan yang terkategori tinggi dan separuh responden
perilaku komplain. Kepribadian introver memiliki motivasi dalam kategori sedang.
memiliki persentase terbesar pada perilaku Artinya responden yang memiliki kepribadian
komplain kategori rendah (87,3%), dan pada ekstrover belum tentu termotivasi untuk
kategori tinggi, persentase kepribadian introver menyampaikan keluhannya apabila mengalami
lebih besar (2,5%) daripada kepribadian kekecewaan atau kerugian pasca melakukan
ekstrover (1,4%). Meskipun demikian, pembelian.
hubungan kepribadian dengan perilaku
komplain yang disajikan pada Tabel 4 Pengaruh Motivasi terhadap Perilaku
dinyatakan tidak signifikan dengan nilai chi Komplain. Model SEM selanjutnya menguji
square sebesar 0,710. hipotesis dengan hasil uji menunjukkan
pengaruh variabel motivasi terhadap perilaku
Pengaruh Kepribadian dan Motivasi komplain Suku Jawa berpengaruh positif
terhadap Perilaku Komplain berdasarkan dengan nilai p-value lebih kecil dari 0,05
Suku (Tabel 5). Hal ini mengindikasikan bahwa
semakin tinggi motivasi yang dimiliki akan
Berdasarkan model SEM yang diajukan dalam menyebabkan perilaku komplain yang semakin
penelitian ini, dilakukan pengujian terhadap tinggi pula. Hasil model SEM Suku Batak,
hipotesis. Pengujian hipotesis dapat dilihat Suku Bugis, dan total menyatakan bahwa
melalui nilai p-value. Apabila nilai dari p-value motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
lebih kecil dari atau sama dengan 0,05 maka perilaku komplain dengan nilai p-value lebih
pengaruh antar variabel dapat dikatakan besar dari 0,05. Berdasarkan deskripsi
signifikan. Namun, jika nilai p-value lebih besar indikator, motivasi komplain terbanyak yaitu
dari 0,05 maka pengaruh antar variabel meminta penjelasan secara detail dari pelaku
termasuk dalam kategori tidak signifikan usaha, selanjutnya yakni mencari tindakan
(Tabel 5). korektif, meminta produk baru, meminta uang
kembali, dan mengungkapkan emosi atau
244 WANDANI & SIMANJUNTAK Jur. Ilm. Kel. & Kons.

kemarahannya kepada pelaku usaha. Motivasi saja kepribadiannya, yaitu relatif pada
responden tidak melakukan komplain terbesar kepribadian ekstrover. Jika dibandingkan
yakni menganggap permasalahan tidak akan dengan penelitian sebelumnya, hasil ini tidak
selesai meskipun telah melakukan komplain. sejalan dengan Snitz, Weissferld, Cohen, dan
Nebes (2015) yang mengungkapkan bahwa
PEMBAHASAN ciri kepribadian dan kontrol diri berhubungan
dengan sikap konsumen dan kecenderungan
Berdasarkan hasil uji beda, terdapat untuk melakukan komplain. Demikian pula
perbedaan nyata antara Suku Jawa dan Batak dengan Mat dan Said (2012) yang
dalam melakukan perilaku komplain. mengungkapkan bahwa kepribadian memiliki
Masyarakat Suku Batak sangat menunjung hubungan dengan kemampuan responden
tinggi martabat dan keadilan, untuk dalam melakukan komplain. Berbeda dengan
mewujudkan sikap tersebut Suku Batak akan hasil analisis model SEM Suku Bugis yang
dengan berani untuk menyampaikan menemukan adanya pengaruh variabel
komplainnya secara langsung kepada pelaku kepribadian terhadap perilaku komplain
usaha ketika merasa dirugikan saat dengan nilai p-value lebih kecil atau sama
mengonsumsi barang dan/atau jasa (Ndona, dengan 0.05. Hal demikian menandakan
2018). Menurut Darmoko (2011) selain bahwa kepribadian berpengaruh signifikan
memiliki mental rendah hati, masyarakat Suku terhadap perilaku komplain pada Suku Bugis.
Jawa memiliki toleransi yang tinggi. Hasil ini sejalan dengan H2 bahwa kepribadian
Perseteruan atau adu mulut yang dilakukan berpengaruh signifikan terhadap perilaku
masyarakat suku jawa hanya dilakukan jika komplain.
masalah sudah memuncak, begitupula dalam
hal komplain, jika tidak, permasalahan Hasil uji pengaruh menunjukkan tidak terdapat
pembelian dianggap ‘sepele’ akan lebih baik pengaruh antara kepribadian terhadap
diam dan tidak melakukan komplain secara motivasi. Artinya, kepribadian konsumen yang
langsung. Penelitian ini sejalan dengan berbeda tidak membuat konsumen termotivasi
pendapat Liu dan McLure (2001) bahwa untuk melakukan komplain. Hal ini
budaya memiliki pengaruh dalam mengambil dimungkinkan oleh kepribadian responden
tindakan komplain. Suku Bugis merupakan dalam penelitian ini yang cenderung tidak
suku yang menjunjuk tinggi nilai siri’ dan berbeda atau homogen yaitu secara
pacce, yang artinya menjunjung harga diri dan keseluruhan cenderung lebih memiliki
harkat martabat namun mudah memaafkan kepribadian ekstrover, dan motivasi yang
dan berempati pada kesusahan orang lain. dimiliki ketiga suku secara keseluruhan masuk
Kerugian-kerugian kecil yang dialami kedalam kategori sedang. Motivasi adalah
konsumen Suku Bugis mudah dimaafkan suatu keadaan dalam diri individu yang
sehingga konsumen jarang melanjutkan untuk menyebabkan seseorang melakukan kegiatan
melakukan perilaku komplain (Syarif, tertentu untuk mencapai tujuan (Hamalik,
Sumarmi, Fatchan, & Astina, 2016). Meskipun 2001). Sutikno (2007) berpendapat bahwa
demikian, pada variabel motivasi komplain motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat
Suku Bugis memiliki rata-rata paling tinggi diartikan sebagai daya penggerak yang ada
diantara Suku Batak dan Jawa. Hal tersebut didalam diri seseorang untuk melakukan
yang membedakan meskipun motivasi aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya
komplain Suku Bugis tinggi akan tetapi suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan
perilaku komplain yang dilakukan tidak setinggi sebagai suatu kondisi internal (kesiapsiagaan).
Suku Batak. Hasil penelitian ini kurang sejalan dengan hasil
penelitian Corr dan Krupić (2017) dan Tillema
Hasil penelitian pada Suku Jawa dan Batak dan Koppen (2012). Hasil Corr dan Krupić
tidak mendukung H2 bahwa variabel Krupic (2017) menunjukkan bahwa
kepribadian berpengaruh signifikan terhadap kepribadian responden akan memotivasi
perilaku komplain. Artinya, kepribadian tidak responden dalam mencari saluran untuk
dapat memengaruhi konsumen untuk menyampaikan komplainnya kepada pelaku
melakukan komplain khususnya pada Suku usaha. Kepribadian berbeda akan termotivasi
Jawa dan Batak. Temuan ini dimungkinkan untuk melakukan komplain yang berbeda pula,
karena kepribadian responden dalam konsumen ekstrover cenderung memutuskan
penelitian ini cenderung homogen. Hasil uji memberitahu teman atau kerabat ketika
beda kepribadian berdasarkan suku mengalami kekecewaan, sementara introver
menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan akan lebih termotivasi untuk melakukan
antara kepribadian dengan masing-masing komplain secara privat melalui surat elektronik
suku. Artinya, semua suku cenderung sama kepada pelaku usaha. Penelitian Tillema dan
Vol. 12, 2019 KEPRIBADIAN, MOTIVASI, DAN PERILAKU KOMPLAIN BERDASARKAN SUKU 245

Koppen (2012) mengatakan bahwa rendah. Hasil rata-rata yang dibedakan


kepribadian seseorang akan berpengaruh berdasarkan suku menunjukkan bahwa Suku
nyata terhadap motivasi intrinsiknya dalam Bugis memiliki rata-rata motivasi komplain
melakukan komplain. paling tinggi diantara ketiga suku. Suku Batak
memiliki rata-rata perilaku komplain paling
Berdasarkan motivasi secara umum, tinggi diantara Suku Jawa, Suku Batak, dan
kelompok suku Jawa dan Batak, tidak ada Suku Bugis. Selain itu, juga ditemukan adanya
pengaruh motivasi terhadap perilaku komplain perbedaan nyata antara Suku Jawa dan Suku
konsumen. Motivasi untuk komplain tidak serta Batak dalam melakukan perilaku komplain.
merta membuat konsumen melakukan Perbedaan yang signifikan juga ditemukan
komplain. Namun untuk kelompok Suku Jawa, antara Suku Jawa dan Suku Batak pada
pengaruh motivasi terhadap perilaku komplain dimensi private response. Hasil analisis model
adalah signifikan. Artinya, motivasi yang tinggi SEM yang dibuat berdasarkan suku,
akan mempengaruhi perilaku komplain yang membuktikan bahwa terdapat pengaruh
semakin tinggi pula. Hasil penelitian pada signifikan antara kepribadian terhadap perilaku
kelompok Suku Jawa ini sejalan dengan komplain Suku Bugis. Namun tidak terdapat
Sutanto Gunawan, dan Thio (2017) yang juga pengaruh signifikan antara kepribadian
menemukan bahwa motivasi berpengaruh terhadap motivasi dari model SEM tiap-tiap
dalam menyampaikan komplain untuk suku maupun total. Lebih lanjut, ditemukan
mengekspresikan emosi konsumen. Hasil adanya pengaruh signifikan motivasi terhadap
penelitian tersebut juga sejalan dengan perilaku komplain pada model SEM Suku
Nimako dan Mensah (2012) yang mengatakan Jawa, namun tidak ada pengaruh signifikan
bahwa motivasi memengaruhi konsumen pada Suku Batak, dan Suku Bugis.
untuk melakukan komplain atau tidak
melakukan komplain. Bagi konsumen yang Berdasarkan hasil penelitian, motivasi ketiga
melakukan komplain, motif tertinggi adalah suku termasuk kedalam kategori sedang
mencari tindakan korektif, diikuti dengan sehingga diharapkan konsumen khususnya
mencari penjelasan, mencari ganti rugi, yang berasal dari Suku Jawa, Suku Batak, dan
meminta maaf, mengekspresi emosi atau Suku Bugis perlu meningkatkan motivasi
kemarahan dan motif paling sedikit adalah komplain dalam dirinya mengingat masih
mencari kompensasi atau kerusakan, motivasi banyak konsumen yang menjawab
konsumen tidak melakukan komplain permasalahan tidak akan selesai meskipun
beralasan karena sudah merasa terlambat telah melakukan komplain. Berdasarkan hasil
melakukannya. Heung dan Lam (2003) pun penelitian, motivasi berpengaruh terhadap
mendukung hasil penelitian tersebut. Menurut perilaku komplain. Hal demikian pun
penelitian Heung dan Lam (2003) motivasi berdampak pada perilaku komplain yang
konsumen dalam melakukan komplain ialah rendah terutama pada dimensi third party
mencari perbaikan dalam segi produk dan response terutama pada Suku Jawa. Sebagai
pelayanan. Konsumen akan lebih menghargai konsumen yang cerdas diperlukan kesadaran
bagi pelaku usaha yang bersedia untuk mengetahui hak dan kewajiban
menganggapi keluhannya dengan baik konsumen sebagaimana yang telah tercantum
sehingga motivasi memiliki pengaruh dalam dalam Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-Undang
perilaku komplain konsumen. Pada penelitian No 8 Tahun 1999. Proses pengambilan data
ini, motivasi komplain masih terkategori dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
sedang dan perilaku komplain terkategori survei online sehingga peneliti tidak dapat
rendah. Hu dan Kim (2018) menyatakan melihat secara langsung proses pengisian
bahwa motivasi responden yang tinggi akan kuesioner. Bagi peneliti selanjutnya dapat
semakin menemukan kesempatan untuk menggunakan teknik pengambilan data serta
melakukan perilaku komplain. Oleh karena itu, melakukan wawancara mendalam untuk
peningkatan motivasi dibutuhkan untuk dapat memperkaya hasil penelitian.
meningkatkan perilaku komplain.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN DAN SARAN
Blodgett, J. G., Bakir, A., Saklai., A &
Tipe kepribadian ketiga suku yakni Suku Jawa, Bhaskar, S. (2015). Customer complaint
Bugis, dan Batak lebih dominan pada behavior: an examination of cultural vs.
ekstrover, motivasi terbanyak pada ketiga suku Situational factors. Journal of Consumer
termasuk kedalam kategori sedang, dan Satisfaction/ Dissatisfaction and
perilaku komplain yang dilakukan oleh Complaining Behavior, 8(1), 61-70.
responden dari ketiga suku juga terkategori
246 WANDANI & SIMANJUNTAK Jur. Ilm. Kel. & Kons.

[BPS] Badan Pusat Statistik. (2017). Survei Keng, K. A., Richmond, D., & Han, S. (2015).
Penduduk 2010: Jumlah dan Presentase Determinants of consumer complaint
Penduduk Suku Bangsa. Tersedia pada behaviour: A study of Singapore
https://www.bps.go.id/ consumers. Journal of International
Consumer Marketing, 8(2), 59-76.
Briones, A, E., Cockx, L., & Swinnen, J.
doi.org/10.1300/J046v08n02_05.
(2018). Culture and food security. Global
Food Security, 17, 113–127. Liu, R., & McLure, P. (2001). Recognizing
doi:10.1016/j.gfs.2018.02.002. cross-cultural differences in consumer
complaint behavior and intentions: an
Cahyaning, S., & Cahyono, A. (2015).
empirical examination. Journal of
Perbedaan communication privacy
Consumer Marketing, 10(1), 54-74.
management di media sosial twitter pada
doi.org/10.1108/07363760110365813
remaja dengan tipe kepribadian ekstrovert
dan introvert. Jurnal Psikologi Pendidikan Mat, A., & Said, A. (2012). Factor affecting
dan Perkembangan, 4(1), 65-70. consumer complaint behaviour. Journal of
Consumers, 18(2),16-37.
Corr, P. J., & Krupić, D. (2017). Motivating
personality. Journal of advances in Metehan, T., & Yasemin, A. Z. (2011).
Motivation Science, 2(2), 39–90. Demographic characteristics and
doi:10.1016/bs.adms.2017.02.003. complaint behavior: an empirical study
concerning Turkish customer.
Darmoko, P. (2011). Budaya Jawa Dalam
International Journal of Business and
Diaspora. Jurnal Ilmu Seni dan Budaya.
Social Science, 2(9), 42–48.
1(1), 1-12.
Ndona, Y. (2018). Kemanusiaan dalam
Ekinci, Y., Calderon, J., & Siala,
falsafah hidup masyarakat Batak Toba.
H. (2016). Do personality traits predict Jurnal Citizenship: Media Publikasi
‘complaining’ consumers? Journal of Pendidikan Pancasila dan
Business Environment, 8 (1). p. 32. Kewarganegaraan, 1(1), 15-22
DOI: 10.1504/IJBE.2016.074793

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Nimako, S., & Mensah, A. (2012). Motivation
Jakarta, ID: PT. Bumi Aksara. for customer complaining and non-
complaining behaviour towards mobile
Hartoyo, Tinaprila, N., & Prasetyo, A. (2016). telecommunication services. Asian
Behaviour analysis of consumer Journal of Business Management. 4(3),
complain. Journal of Business and 310-320.
Entrepreneurship. 2(2). 60-72. doi:
10.17358/IJBE.2.2.101. Priporas, C. V., Stylos, N., & Fotiadis, A.
Heung, V., & Lam. (2003). Customer complaint (2017). Generation z consumers
behaviour towards hotel restaurant expectatios of interactions smart retailing:
A future agenda. Computer in Human
services. International Journal
Behavior Jornal. 71(1), 274- 383.
Contemporer Hospital Manage, 15(5),
doi.org/10.1016/j.chb.2017.01.058
283-289.
doi.org/10.1108/09596110310482209.
Putra, N., & Giantari, I. (2015). Pengaruh sikap
Hu, Y., & Kim, H. J. (2018). Positive and mengeluh dan jenis kelamin terhadap
negative ewom motivations and hotel perilaku komplain di Fakultas Ekonomi
customers’ ewom Behavior: Does dan Bisnis Universitas Udayana
Denpasar. E-Jurnal Manajemen
personality matter?. International Journal
Universitas Udayana, 3(9), 2471-2488.
of Hospitality Management, 75 (1), 27–
37. doi.org/10.1016/j.ijhm.2018.03.004
Simanjuntak, M. (2015). Consumer
Ibiduni, O., & Iyiola, O. (2013). The relationship Empowerment Index among
between complaints, emotion, anger, and Undergraduate Students of Bogor
subsequent behavior of customers. IOSR Agricultural University, Indonesia. Asian
Journal of Humanities And Social Science Journal of Business and Management. 3
/ 3 : 183 – 191.
(IOSR-JHSS), 17(6), 34-41.
http://www.ajouronline.com/index.php/AJ
doi: 10.9790/0837-1763441.
BM/article/view/1538/1406
Vol. 12, 2019 KEPRIBADIAN, MOTIVASI, DAN PERILAKU KOMPLAIN BERDASARKAN SUKU 247

Simanjuntak, M., & Putri, S.A. (2018). Snitz, B. E., Weissferld, L. A., Cohen, A. D., &
Consumer empowerment index of Nebes, R. D. (2015) Subjective Cognitive
electronic product buying. Independent Complaints, Personality and Brain
Journal of Management & Production. 9 Amyloid-beta in Cognitively Normal Older
(4), 1165-1183. Adults. Journal Psychiatry, 1 (1): 1-9,
http://www.ijmp.jor.br/index.php/ijmp/articl doi.org/10.1016/j.jagp.2015.01.008
e/view/814
Simanjuntak, M., & Siswanto. (2018). Coping Sumarwan, U. (2014). Perilaku Konsumen.
strategies in consumer complaints. Bogor ,ID: Ghalia Indonesia.
Prosiding. Makalah dipresentasikan pada Sutanto, J., Gunawan, B., & Thio, S. (2016).
2018 International Conference on Perilaku dan motivasi komplain
Industry, Business and Social Sciences responden terhadap restoran- restoran di
(IBSS 2018). Penyelenggara : The global Surabaya, Jurnal manajemen, 2(1): 125-
academic-industrial cooperation society 138.
(GAICS), Waseda University, Tokyo
University, Auburn Montmogery. Sutikno, S. (2007). Peran guru dalam
https://iconf- membangkitkan motivasi belajar siswa.
my.sharepoint.com/personal/123_my_con Jurnal Pendidikan, 1(1) :1-10.
f_tw/_layouts/15/onedrive.aspx?id=%2Fp Syarif, E., Sumarmi., Fatchan, A., Astina I.
ersonal%2F123_my_conf_tw%2FDocume (2016). Integrasi nilai budaya etnis bugis
nts%2FDownload%2FIBSS_Full%20Pape makassar dalam proses pembelajaran
r%2Epdf&parent=%2Fpersonal%2F123_ sebagai salah satu strategi menghadapi
my_conf_tw%2FDocuments%2FDownloa era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
d&slrid=a7ec8f9e-405c-7000-4e04- Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran
3f98a33e165d IPS, 1(1), 1-21
Simanjuntak, M., & Hamimi, U.K. (2019). Thogersen, J., Juhl, H. J., & Poulsen, C. S.
Penanganan komplain dan komunikasi (2003). Complaining: a function of
Word-Of-Mouth (WOM). Jurnal Ilmu attitude, personality and situation. Journal
Keluarga dan Konsumen. 12(1), 75-86. American Association Marketing and
http://dx.doi.org/10.24156/jikk.2019.12.1.7 Public Policy Conference, 11(3), 70–83.
5
Tillema, R., & Koppen, S. (2012). Effect of
Simanjuntak, M. (2019). Generation Y’s formative feedback on intrisic motivation:
complaint behavior toward online Examining ethnic differences. Journal
shopping. Independent Journal of Learning and Individual Differences,
Management & Production. 10 (16), 101- 22(1),449-454.
116. doi.org/10.1016/j.lindif.2012.04.001.
http://dx.doi.org/10.14807/ijmp.v10i1.839

Anda mungkin juga menyukai