Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)

Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

PENGARUH SIKAP MENGELUH DAN KETIDAKPUASAN TERHADAP


PERILAKU KELUHAN KONSUMEN SMARTPHONE MEREK
BLACKBERRY DI KOTA DENPASAR

Made Dwi Suparwa Adiputra

Jurusan Pendidikan Ekonomi


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail : dwi_suparwa@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh sikap mengeluh terhadap perilaku keluhan konsumen
smartphone merek Blackberry di Kota Denpasar, (2) pengaruh ketidakpuasan terhadap perilaku keluhan
konsumen smartphone merek Blackberry di Kota Denpasar, dan (3) pengaruh sikap mengeluh dan ketidakpuasaan
terhadap perilaku keluhan konsumen smartphone merek Blackberry di Kota Denpasar. Jenis penelitian ini
menggunakan penelitian kausalitas. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuisoner. Metode
pengambilan sempel menggunakan metode asidental sampling. Sampel yang digunakan berjumlah 100
responden. Metode analisis data menggunakan analisis regresi berganda untuk menguji pengaruh antar variabel.
Hasil penelitian menyatakan bahwa sikap mengeluh dan ketidakpuasaan berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap perilaku keluhan konsumen smartphone merek blackberry di Kota Denpasar.

Kata kunci: ketidakpuasan, perilaku keluhan, sikap mengeluh

Abstract

This study aims to determine (1) the influence of the attitude complained against the behavior of consumer
complaints smartphone blackberry brand in Denpasar, (2) the effect of dissatisfaction with the behavior of
consumer complaints smartphone blackberry brand in Denpasar, and (3) the influence of the attitude of complaining
and dissatisfaction against the behavior complaints blackberry smartphone consumer brand in Denpasar. This
research uses research causality. Collecting data in this study using questionnaires. Making method using a sample
of asidental sampling method. The sample was 100 respondents. Methods of data analysis using multiple regression
analysis to examine the effect between variables. The study states that the attitude of complaining and
dissatisfaction in a positive and significant effect on the behavior of consumer complaints blackberry smartphone
brand in Denpasar.

Keyword: complain attitude, complaining behavior, dissatisfaction.

Page
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

PENDAHULUAN pelanggan terlampaui. Irawan berpendapat ada


Perkembangan bisnis sekarang ini telah lima driver utama pelanggan yaitu kualitas
mengalami persaingan ketat yang produk, harga, service quality, emotional
mengakibatkan berbagai macam perilaku factor, biaya dan kemudahan.
konsumen di dalam mengambil keputusan untuk Perusahaan wajib untuk
membeli suatu produk. Manusia dituntut dengan mempertahankan dan memperhatikan produk
cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah yang dibuatnya agar konsumen tidak mengeluh
bersaing mengingat perkembangan teknologi dalam menggunakan produk tersebut. Sikap
yang semakin maju. Setiap perusahaan harus mengeluh sebagian besar mempunyai perilaku
dapat memenangkan persaingan dengan mengeluh. Keluhan adalah konsekuensi alami
menampilkan produk yang terbaik dan dapat dari setiap kegiatan pelayanan karena kesalahan
memenuhi selera konsumen yang selalu fitur yang tidak dapat dihindari dari semua
berkembang dan berubah-ubah. Meningkatnya usaha dan demikian juga dengan pelayanan
kebutuhan manusia akan alat komunikasi (Mousavi and Esfidani, 2013). Keluhan
memberi angin segar kepada perusahan pelanggan merupakan kesempatan bagi
handphone. Alat komunikasi menjadi salah perusahaan untuk mengekstra informasi yang
satu aspek penting bagi manusia di era berharga dan mendapatkan pengetahuan
globalisasi ini karena mempermudah seseorang mendalam (Lutek et al., 2010). Perilaku keluhan
dalam menjalani aktivitas. Salah satu alat konsumen adalah istilah yang mencakup semua
komunikasi yang banyak diminati masyarakat tindakan konsumen yang berbeda bila mereka
adalah handphone. merasa tidak puas dengan suatu pembelian
Perkembangan bisnis handphone akhir- akhir (Jagdip Singh, 2010). Pengalaman pelanggan
ini telah menunjukkan suatu gejala, yaitu menyebabkan emosi negatif dapat
semakin banyak dan beragamnya produk mengakibatkan kerusakan besar untuk
handphone yang ditawarkan oleh perusahaan perusahaan- perusahaan dalam hal reputasi
dan pengembangan produk handphone yang mereka dan hubungan dengan pelanggan mereka
semakin cepat. Pengembangan produk (Svari et al., 2011). Perilaku mengeluh
handphone yang cepat tersebut terutama mempunyai jenis dan tingkat kegagalan layanan.
terletak pada bentuk, ukuran dan fasilitasnya. Konsumen yang mempunyai kegagalan layanan
Semakin lama bentuk handphone semakin lebih cenderung melakukan perilaku mengeluh.
menarik, ukuran semakin kecil dan fasilitas Ferguson and Ian (2012) menyatakan bahwa
kegunaannya semakin lengkap. Selain sikap mengeluh memiliki sifat positif dengan
menyediakan kualitas terbaik juga ada faktor perkiraan yang mempunyai respon keluhan
prilaku konsumen yang tidak mudah ditebak dengan penjual (menyuarakan),
yang dapat menjadikan suatu produk menjadi memberitahu teman-teman dan kerabat keluarga
yang terbaik. Perilaku konsumen adalah dan mengambil tindakan dengan pihak
tindakan yang langsung terlibat dalam eksternal. Pelanggan-pelanggan yang mengeluh
mendapatkan, mengkonsumsi, memberi perusahaan suatu peluang untuk
dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk memperbaiki masalah yang mungkin tidak
proses keputusan yang mendahului dan diketahui oleh perusahaan. Hal ini dapat
menyusuli tindakan ini. (James F et al 1994). memulihkan hubungan dengan konsumen yang
Melihat hal ini dengan memahami perilaku menyampaikan keluhan dan memperbaiki
konsumen perusahan dapat memberikan kepuasan di masa mendatang bagi konsumen.
kepuasan secara lebih baik kepada konsumen. Keluhan mungkin saja dalam jangka panjang
Menurut Irawan (2008 : 37) kepuasan dapat menaikkan tingkat kepuasan, oleh karena
pelanggan di tentukan oleh persepsi pelanggan fasilitas yang didapat oleh konsumen
atas performance produk atau jasa dalam memudahkannya dalam menyatakan
memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan ketidakpuasan. Keluhan konsumen dianggap
merasa puas apabila harapanya terpenuhi atau sebagai peluang penting bagi
akan sangat puas jika harapan

Page
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

perusahaan untuk mengetahui reaksi konsumen perusaahan handphone tersebut tidak mampu
atas suatu pelayanan perusahaan. menciptakan inovasi produk baru maka secara
Hubungan antara sikap mengeluh dan langsung perusahaan tersebut akan kalah
perilaku mengeluh adalah berpengaruh positif bersaing dengan perusahaan lain yang memiliki
menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh kemampuan inovasi yang mumpuni.
Vela´zquez et al. (2010). Hasil penelitian yang Banyak masyarakat mengenal beberapa
dilakukan oleh Sleiman (2011) menyatakan merek handphone yang berlebel handphone
bahwa sikap memiliki pengaruh secara smartphone yang ada di Indonesia seperti
signifikan terhadap perilaku mengeluh Apple, Samsung, Sony, Nokia, dan Blackberry.
konsumen. Hasil penelitian yang sama juga Semakin banyak handphone membuat
ditemukan oleh Ferguson dan Ian (2012) yang persaingan dalam penjualan semakin ketat.
menyatakan bahwa identifikasi sikap memiliki Perusahaan handphone dituntut untuk mampu
pengaruh positif terhadap perilaku mengeluh. bersaing dengan merek handphone lainnya.
Perilaku mengeluh juga dapat dipengaruhi Handphone Smartphone merek blackberry
oleh ketidakpuasan konsumen yang terjadi. beberapa tahun terakhir mengalami penurunan
Ketidakpuasan konsumen akan mengakibatkan penjualan.
citra buruk perusahaan. Perusahaan harus Penurunan yang dialami pada penjualan
berusaha untuk memperbaiki ketidakpuasan handphone smartphone merek blackberry
layanan dan menyembuhkan konsumen yang karena adanya faktor ketidakpuasan konsumen
tidak puas kembali menjadi puas, untuk yang menggunakan handphone smartphone
mencegah berbagai perilaku yang tidak merek blackberry.
diinginkan (Hart et al., 1990 dalam Ferguson, Ketidakpuasan konsumen tersebut dicerminkan
Graham dan Phau, 2012). Kepuasan konsumen dari pernyataan konsumen blackberry yang
merupakan norma wajib yang ditawarkan oleh menyatakan bahwa inovasi produk yang kurang
perusahaan, akan tetapi selalu saja ada memuaskan yang di dapat dari pertanyaan awal
pelanggan yang mengalami pengalaman yang dengan konsumen pengguna handphone
tidak menyenangkan pasca pembelian, sehingga smartphone merek blackberry.
mengakibatkan pelanggan mengeluh (Kim et
al, 2003 dalam Mini, 2010). METODE
Saat ini banyak sekali bermunculan merk Menurut tingkat eksplanasinya
handphone dengan berbagai model, desain, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
memberikan kualitas yang bagus, dan harga kausalitas. Penelitian kausalitas ini selain
yang cukup bersaing. Hal ini ditunjukkan pada mengukur kekuatan hubungan antara dua
semakin maraknya bisnis ini dengan variabel atau lebih, juga menunjukan arah
perkembangan yang spektakuler. Bagi hubungan antara variabel bebas dan veriabel
perusahaan yang bergerak di bidang terikat dengan menggambarkan hubungan sebab
handphone hal ini merupakan suatu peluang akibat dari variabel yang digunakan untuk
untuk menguasai pangsa pasar. Setiap mengetahui pengaruh sikap mengeluh dan
pergantian tahun perusahaan ketidakpuasan terhadap perilaku keluhan
handphone selalu konsumen pada pembeli handphone
mengeluarkan model – model handphone baru smartphone merek blackberry di kota
yang bisa menarik minat hati konsumen. Denpasar. Penelitian ini terdiri dari variabel
Perusahaan mempunyai inovasi dalam bebas (independent variable) dan variabel
pengeluaran handphone baru kepada terikat (dependent variable). Variabel
konsumen. Sekarang konsumen sudah pintar bebasnya adalah sikap mengeluh (X1) dan
dalam memilih handphone yang ingin ketidakpuasan (X2). Sedangkan variabel
digunakannya sehingga perusahaan mampu terikatnya adalah perilaku keluhan konsumen
berinovasi dengan mengeluarkan handphone (Y). Penelitian dilakukan di Kota Denpasar yang
baru. Jika suatu merupakan ibukota Provinsi Bali. Kota
Denpasar dijadikan lokasi

Page
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi
(JJPE) Volume: 5 Nomor: 1

penelitian karena pengguna handphone setiap elemen dalam populasi tidak memiliki
smartphone merk Blacberry tertinggi berada di peluang yang sama untuk dipilih menjadi
Kota Denpasar. Informasi yang diperlukan sampel atau sampel dilakukan dengan acak
dalam penelitian ini dapat lebih mudah dan lebih (Sugiyono, 2010:120). Teknik non probability
beragam didapatkan di Kota Denpasar. Objek sampling digunakan karena jumlah populasi
penelitian ini adalah perilaku konsumen yang tidak dapat diidentifikasi dengan pasti. Metode
berkaitan dengan pengaruh sikap dan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakuan
ketidakpuasan terhadap perilaku keluhan dengan menggunakan kuesioner, dengan
konsumen smartphone merek Blackberry. mengajukan daftar pertanyaan yang bersifat
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif tertutup dan terbuka kepada responden.
dan data kuantitatif. Sumber data yang Kuesioner yang disebarkan berupa daftar
digunakan adalah data primer dengan pernyataan tertulis kepada responden mengenai
menyebarkan kuisoner kepada responden dan variable sikap mengeluh, ketidakpuasan, dan
data sekunder berupa data penjualan perilaku keluhan konsumen smartphone merek
handphone smartphone merek blackberry di blackberry di Kota Denpasar. Penelitian ini
toko blackberry city di Kota Denpasar. Populasi menggunakan pengukuran data yaitu skala
dalam penelitian ini jumlahnya tidak diketahui Likert untuk mengukur sikap dan pendapat,
yang memiliki dan menggunakan handphone seseorang atau sekelompok orang tentang
blackberry di wilayah kota Denpasar. Sampel fenomena sosial. Teknik analisis data yang
ditentukan dengan teknik non probability digunakan adalah regresi linier berganda.
sampling yang berbentuk isidental sampling,
yaitu

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN terhadap perilaku keluhan konsumen secara


Hasil Penelitian parsial, di mana dapat dilihat dari besarnya nilai
Sesuai dengan rumusan masalah, berikut probabilitas pada uji t. Hasil uji t dapat dilihat
ini disajikan pengaruh sikap mengeluh dan pada Tabel 1.
ketidakpuasan konsumen

Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Secara Parsial

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 91,913 6,811 13,495 0,000
X1 0,398 0,060 0,320 6,674 0,000
X2 0,807 0,056 0,689 14,389 0,000

Berdasarkan perhitungan regresi linier berganda lebih kecil dari nilai probabilitas α = 5%, maka
pada Tabel 1, maka didapat hasil persamaan dapat dinyatakan bahwa sikap mengeluh (X1)
regresi sebagai berikut. berpengaruh signifikan terhadap perilaku
Y  91,913  0,398X1  0,807 X2  ε. keluhan konsumen (Y). Sedangkan, nilai
koefisien regresi yang positif menunjukkan
Berdasarkan model regresi yang bahwa sikap mengeluh (X1) terhadap perilaku
terbentuk, dapat diinterpretasikan hasil keluhan konsumen
pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t (Y) berpengaruh positif. Hal ini
sebagai berikut. (1) Variabel sikap mengeluh menggambarkan bahwa peningkatan sikap
(X1) memiliki koefisien positif sebesar 0,398 mengeluh (X1) dapat meningkatkan perilaku
dan nilai thitung = 6,674 dengan p-value 0,000. keluhan konsumen (Y). Jadi, dapat disimpulkan
Nilai p-value untuk sikap mengeluh (X1) bahwa H0 ditolak dan Ha diterima sehingga
adalah 0,000. Nilai ini sikap mengeluh berpengaruh positif dan
signifikan terhadap

Page 4
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi
(JJPE) Volume: 5 Nomor: 1

perilaku keluhan konsumen. (2) Variabel konsumen (X2) terhadap perilaku keluhan
ketidakpuasan konsumen (X2) memiliki konsumen (Y) berpengaruh positif. Hal ini
koefisien positif sebesar 0,807 dan nilai thitung = menggambarkan bahwa peningkatan
14,389 dengan p-value 0,000. Nilai p-value ketidakpuasan konsumen (X2) dapat
untuk ketidakpuasan konsumen (X2) adalah meningkatkan perilaku keluhan konsumen (Y).
0,000. Nilai ini lebih kecil dari nilai probabilitas Jadi, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
α = 5%, maka dapat dinyatakan bahwa diterima sehingga ketidakpuasan konsumen
ketidakpuasan konsumen (X2) berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap
signifikan terhadap perilaku keluhan konsumen perilaku keluhan konsumen. Untuk mengetahui
(Y). Sedangkan, nilai koefisien regresi yang hasil uji simultan, dapat diliat pada tabel 2
positif menunjukkan bahwa ketidakpuasan

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Secara Simultan

Sum of Mean
Model Df F Sig.
Squares Square
1 Regression 858,208 2 429,104 384,858 0,000
Residual 108,152 97 1,115
Total 966,360 99

Berdasarkan Tabel 2, diperoleh nilai F hitung pengaruh antara sikap mengeluh dan
sebesar 384,858. Dengan tingkat signifikan 5% ketidakpuasan konsumen terhadap perilaku
dan derajat kebebasan df1 = 2 dan df2 = 97, maka keluhan konsumen. Untuk mengetahui besarnya
tabel didapat F (2;97) = 3,11. Nilai F hitung pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel
lebih besar dari F tabel, yaitu 384,858 > 3,11. terikat (Y), yang ditunjukkan dengan nilai
Sedangkan, jika dilihat dari nilai p-value Adjusted R Square. Hasil analisis koefisien
adalah 0,000 < 0,05, maka keputusannya H0 determinasi dapat disajikan pada Tabel 3.
ditolak dan Ha diterima sehingga secara
simultan terdapat

Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Analisis Koefisien Determinasi


Adjusted R
Model R R Square Std. Error of the
Square Estimate
1 0,942 0,888 0,886 1,05592

Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa hasil dipengaruhi oleh variabel sikap mengeluh dan
perhitungan koefisien determinasi sebesar 0,886. ketidakpuasan konsumen, sedangkan 11,4%
Hal ini menunjukkan bahwa 88,6% variabel dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian
perilaku keluhan konsumen ini.

Pembahasan mengeluh dan perilaku keluhan konsumen


Hasil penelitian pengaruh sikap adalah searah. Jika sikap mengeluh semakin
mengeluh terhadap perilaku keluhan konsumen tinggi, maka perilaku keluhan konsumen juga
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang semakin tinggi. Terdapat pengaruh yang
positif dan siginifikan antara sikap mengeluh signifikan sikap mengeluh terhadap perilaku
dengan perilaku keluhan konsumen. Persamaan keluhan konsumen, yang ditunjukkan dengan
regresi punya arah koefisien positif. Pengaruh nilai probabilitas uji-t untuk sikap mengeluh
positif menunjukkan bahwa hubungan sikap adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05.

Page 5
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi
(JJPE) Volume: 5 Nomor: 1

Berdasarkan hasil analisis regresi linier handphone pada saat ini terdapat aturan, yaitu
ganda, maka dapat diambil suatu justifikasi produk tidak boleh lecet, tidak boleh retak, dan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kerusakan lain karena kesalahan pengguna,
sikap mengeluh terhadap perilaku keluhan seperti terjatuh atau terendam air. Jika
konsumen. Justifikasi diambil dengan kerusakan terjadi karena kelalaian konsumen,
mempertimbangkan kajian teori dan emperis. maka konsumen tidak berhak untuk mengajukan
Secara teoretis, konsumen mungkin keluhan mendapatkan garansi atas kerusakan
menggunakan cara- cara seperti menyampaikan handphone. Jika konsumen sadar dengan norma
informasi dengan sikap yang negatif untuk itu, maka perilaku keluhan tidak akan terjadi.
mengembalikan citra dirinya (Suprapti, Societal benefits terkait dengan persepsi
2010:289). Sikap keluhan adalah sebagai salah konsumen tentang manfaat sosial yang
satu metode yang digunakan pelanggan untuk dihasilkan dari mengeluh, seperti konsumen
mempertunjukan ketidakpuasan yang menjadi yang merasa mendapatkan manfaat dari sikap
titik awal dari perilaku mengeluh (Emir, 2011). mengeluh, maka konsumen akan melakukan
Keluhan pelanggan sangat penting untuk perilaku keluhan.
perusahaan karena memberikan kesempatan Berdasarkan teori sikap mengeluh
untuk perusahaan agar mampu memperbaiki tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin
kesalahan yang dihadapi selama memberikan besar sikap mengeluh konsumen, maka semakin
layanan (Lam dan Tang, 2003). Tiga hal yang besar juga perilaku keluhan konsumen. Secara
berpengaruh pada sikap mengeluh seseorang empiris hasil penelitian ini konsisten dengan
adalah (1) balance perception (bagaimana penelitian yang dilakukan oleh Asih (2015),
konsumen mempertimbangkan persepsinya yang menyatakan bahwa sikap mengeluh
secara objektif untuk mengeluh), (2) individual berpengaruh positif dan signifikan terhadap
norms (norma individu konsumen tentang perilaku keluhan konsumen.
mengeluh, tekanan individu yang didasari dari Hasil penelitian ketidakpuasaan
kepercayaan diri seseorang yang dapat terhadap perilaku keluhan konsumen
mempengaruhi niat mengeluh), dan (3) societal menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
benefits (persepsi konsumen tentang manfaat positif dan signifikan antara ketidakpuasan
sosial yang dihasilkan dari mengeluh) (Richins konsumen terhadap perilaku keluhan konsumen.
dalam Kruger dan Mostert, 2014). Balance Persamaan regresi punya arah koefisien positif.
perception terkait dengan bagaimana Pengaruh positif menunjukkan bahwa hubungan
konsumen mempertimbangkan ketidakpuasan konsumen dan perilaku keluhan
persepsinya secara objektif untuk mengeluh, konsumen adalah searah. Jika ketidakpuasan
seperti konsumen mempertimbangkan berapa konsumen semakin tinggi, maka perilaku
lama waktu yang diperlukan untuk proses keluhan konsumen juga semakin tinggi.
perbaikan kerusakan dan berapa besar biaya Terdapat pengaruh yang signifikan
yang diperlukan biaya perbaikan. Jika lama ketidakpuasan konsumen terhadap perilaku
waktu perbaikan dan besar biaya perbaikan yang keluhan konsumen, yang ditunjukkan dengan
tidak sesuai dengan perjanjian, maka dapat nilai probabilitas uji t untuk ketidakpuasan
meningkatkan perilaku keluhan konsumen. konsumen adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Individual norms terkait dengan norma Berdasarkan hasil analisis regresi linier
individu konsumen tentang tekanan individu ganda, maka dapat diambil suatu justifikasi
yang didasari dari kepercayaan diri seseorang bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
yang dapat mempengaruhi niat mengeluh, ketidakpuasan konsumen terhadap perilaku
seperti konsumen keluhan konsumen. Justifikasi diambil
mempertimbangkan pantas atau tidak pantasnya dengan
keluhan diajukan ke pemberi jasa. Dalam mempertimbangkan kajian teori dan emperis.
pemberian garansi produk Secara teoretis, pemasaran tidak hanya
berorientasi ke arah kepuasan, tetapi juga
terhadap ketidakpuasan manajemen

Page 6
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi
(JJPE) Volume: 5 Nomor: 1

dan penanganan keluhan (Vela´zquez et al., pelayanan toko yang tidak kompeten yang dapat
2010). Perusahaan sebaiknya berusaha menyebabkan konsumen merasa tidak nyaman
memperbaiki kegagalan pelayanan untukk dengan pelayanan sehingga konsumen akan
mencegah perilaku yang tidak diharapkan terdorong untuk melakukan perilaku keluhan.
(Ferguson dan Ian, 2012). Penanganan Empathy terkait dengan pemberi jasa
pelayanan yang efektif dapat mengubah memberikan sikap peduli terhadap para
konsumen dan memberikan peluang untuk konsumen dengan mengetahui kebutuhan
mengubah pelanggan yang tidak puas menjadi konsumen. Ketika akan membeli, pemilik toko
puas (Artanti dan Lestari, 2010). Dalam bisnis akan bersikap sopan agar konsumen mau
jasa ketidakpuasan konsumen adalah hal wajar membeli produknya. Namun, ketika mengajukan
namun perlu diselesaikan dengan cepat (Winami keluhan kerusakan, pemilik toko menjadi kurang
dan Hardjanti, 2007). Berdasarkan perspektif melayani konsumen dan penanganannya
manajerial, mempertahankan atau meningkatkan memerlukan waktu yang lama. Hal ini akan
kepuasan pelanggan adalah hal yang sangat menyebabkan ketidakpuasan konsumen
kritis (Mowen dan Minor, 2002:89). Menurut sehingga konsumen akan terdorong untuk
Snellmann dan Vihtkari (2003) ketidakpuasan melakukan perilaku keluhan.
pelanggan merupakan evaluasi atas ekspektasi Berdasarkan teori ketidakpuasan
pembelian produk atau layanan yang dapat konsumen tersebut, dapat disimpulkan bahwa
menghasilkan keluhan. Penanganan keluhan semakin besar ketidakpuasan konsumen, maka
oleh perusahaan ecara efektif akan dapat semakin besar juga perilaku keluhan konsumen.
meningkatkan kepuasan konsumen (Gruber et Secara empiris hasil penelitian ini konsisten
al., 2010). dengan hasil penelitian terdahulu yang
Terdapat lima hal yang dapat dilakukan oleh Asih (2015), yang menunjukkan
mempengaruhi kepuasan/ketidakpuasan bahwa ketidakpuasan konsumen berpengaruh
pelanggan. Dalam bahasa riset pemasaran, hal positif dan signifikan terhadap perilaku keluhan
tersebut adalah (1) tangible, (2) konsumen.
realibility, (3) responsiveness, (4) Hasil penelitian sikap mengeluh dan
assurance, dan (5) empathy (Lovelock, 2001). ketidakpuasan terhadap perilaku keluhan
Tangible terkait dengan fasilitas fisik, peralatan konsumen menunjukkan bahwa terdapat
dan personalia pemberi jasa, seperti lokasi toko, pengaruh yang signifikan antara sikap mengeluh
kebersihan toko, dan keamanan toko. Jika lokasi dan ketidakpuasan konsumen terhadap perilaku
toko tidak strategis, kebersihan ruangan toko keluhan konsumen. Jika sikap mengeluh dan
kurang, dan area sekitar toko kurang aman, ketidakpuasan konsumen semakin tinggi, maka
maka konsumen akan terdorong untuk perilaku keluhan konsumen juga semakin tinggi.
melakukan perilaku keluhan. Realibility terkait Terdapat pengaruh yang signifikan sikap
dengan kemampuan memberikan pelayanan mengeluh dan ketidakpuasan konsumen
secara akurat dan konsisten sesuai yang telah terhadap perilaku keluhan konsumen, yang
dijanjikan. Jika pelayanan yang diberikan ditunjukkan dengan nilai probabilitas uji F untuk
kepada konsumen tidak sesuai dengan sikap mengeluh dan ketidakpuasan konsumen
dijanjikan, maka konsumen akan terdorong adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05.
untuk melakukan perilaku keluhan. Berdasarkan hasil analisis regresi linier
Responsiveness terkait dengan kemauan dan ganda, maka dapat diambil suatu justifikasi
kemampuan pemberi jasa untuk memberikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan sikap
pelayanan secara cepat/tepat sesuai keinginan mengeluh dan ketidakpuasan konsumen
konsumen. Jika pelayanan kepada konsumen terhadap perilaku keluhan konsumen. Justifikasi
lambat, akan menimbulkan ketidakpuasan diambil dengan mempertimbangkan kajian teori
konsumen sehingga akan terdorong untuk dan emperis. Secara teori, terdapat dua hal yang
melakukan perilaku keluhan. Assurance terkait berpengaruh pada perilaku keluhan
dengan keyakinan pemberi jasa mempunyai
kompetensi yang memadai. Sering terjadi

Page 7
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi
(JJPE) Volume: 5 Nomor: 1

konsumen adalah adalah karyawan (seseorang memperbaiki kegagalan pelayanan untukk


yang bekerja pada suatu perusahaan) dan produk mencegah perilaku yang tidak diharapkan
(barang atau jasa yang diperjualbelikan) (Kotler (Ferguson dan Ian, 2012). Penanganan
dan Amstrong dalam Gunawan, 2013). Jika pelayanan yang efektif dapat mengubah
pelayanan karyawan toko kurang baik dan konsumen dan memberikan peluang untuk
produk yang dijual toko tidak berkualitas baik, mengubah pelanggan yang tidak puas menjadi
maka konsumen merasakan puas (Artanti dan Lestari, 2010). Dalam bisnis
ketidakpuasan. Hal tersebut akan mendorong jasa ketidakpuasan konsumen adalah hal wajar
konsumen untuk melakukan keluhan. Konsumen namun perlu diselesaikan dengan cepat (Winami
mungkin menggunakan cara-cara seperti dan Hardjanti, 2007).
menyampaikan informasi dengan sikap yang Berdasarkan perspektif manajerial,
negatif untuk mengembalikan citra dirinya mempertahankan atau meningkatkan kepuasan
(Suprapti, 2010:289). pelanggan adalah hal yang sangat kritis (Mowen
Sikap keluhan adalah sebagai salah satu dan Minor, 2002:89). Menurut Snellmann dan
metode yang digunakan pelanggan untuk Vihtkari (2003) ketidakpuasan pelanggan
mempertunjukan ketidakpuasan yang menjadi merupakan evaluasi atas ekspektasi pembelian
titik awal dari perilaku mengeluh (Emir, 2011). produk atau layanan yang dapat menghasilkan
Keluhan pelanggan sangat penting untuk keluhan. Penanganan keluhan oleh perusahaan
perusahaan karena memberikan kesempatan ecara efektif akan dapat meningkatkan kepuasan
untuk perusahaan agar mampu memperbaiki konsumen (Gruber et al., 2010).
kesalahan yang dihadapi selama memberikan Secara empiris hasil penelitian ini konsisten
layanan (Lam dan Tang, 2003). Pemasaran tidak dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
hanya berorientasi ke arah kepuasan, tetapi juga Asih (2015), yang menyatakan bahwa sikap
terhadap ketidakpuasan manajemen dan mengeluh dan ketidakpuasan konsumen
penanganan keluhan (Vela´zquez et al., 2010). berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Perusahaan sebaiknya berusaha perilaku keluhan konsumen.

SIMPULAN DAN SARAN nilai probabilitas uji t 0,000 yang lebih kecil
Simpulan dari α = 5%. Artinya, apabila ketidakpuasan
Berdasarkan hasil penelitian dan konsumen semakin tinggi, maka perilaku
pembahasan hipotesis terkait dengan pengaruh keluhan konsumen juga semakin tinggi.
sikap mengeluh dan ketidakpuasan konsumen 3. Variabel sikap mengeluh dan ketidakpuasan
terhadap perilaku keluhan konsumen pada konsumen berpengaruh signifikan terhadap
konsumen handphone smartphone Blackberry di perilaku keluhan konsumen, yang
Kota Denpasar, maka dapat ditarik simpulan ditunjukkan dengan nilai probabilitas uji F
sebagai berikut. 0,000 yang lebih kecil dari α = 5%. Artinya,
1. Variabel sikap mengeluh berpengaruh positif apabila sikap mengeluh dan ketidakpuasan
dan signifikan terhadap perilaku keluhan konsumen semakin tinggi, maka perilaku
konsumen, yang ditunjukkan dengan keluhan konsumen juga semakin tinggi.
koefisien regresi yang positif sebesar 0,398
dan nilai probabilitas uji t 0,000 yang lebih Saran
kecil dari α = 5%. Artinya, apabila sikap Berdasarkan hasil penelitian dan
mengeluh semakin tinggi, maka perilaku simpulan diatas, maka dapat diajukan dua saran
keluhan konsumen akan semakin tinggi. sebagai berikut.
2. Variabel ketidakpuasan konsumen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap 1. Bagi pihak toko-toko penjual handphone
perilaku keluhan konsumen, yang Blackberry di area kota Denpasar agar dapat
ditunjukkan dengan koefisien regresi yang meningkatkan kualitas pelayanan dan
positif sebesar 0,807 dan menyediakan fasilitas yang lengkap

Page 8
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi
(JJPE) Volume: 5 Nomor: 1

agar sesuai dengan kebutuhan dan harapan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran
konsumen sehingga konsumen menjadi Modern. Yogyakarta: Liberty.
puas. Pihak toko-toko penjual handphone
Blackberry sebaiknya menerima setiap James F. 2001. Perilaku Konsumen. Edisi
keluhan dari konsumen karena setiap Keenam. Jilid 1. Jakarta. Binarupa
pelanggan mempunyai hak untuk Aksara.
menyampaikan keluhannya atas kualitas Kotler Philip. 2001. Prinsip-prinsip
pelayanan. Manajemen. Jilid 1 Edisi
2. Keterbatasan penelitian ini variabel Kedelapan. Jakarta. Erlangga.
independen yang digunakan hanya dua
variabel, yaitu sikap mengeluh dan Kruger L. & Mostert, P. G. 2014. The Influence
ketidakpuasan konsumen sehingga bagi of Relationship Intention on Cell
peneliti selanjutnya dapat menggunakan Phone Users’ Attitudes Towards
variabel lain yang mempengaruhi perilaku Complaining and Complaint
keluhan konsumen. Behaviour. Southern African
Business Review, 18 (2).
Daftar Pustaka Lutek, Agnieszka Sitko., Supakij
Alma, Buchari, 2004. Manajemen Pemasaran Chuanchareon., Arkhom
dan Pemasaran Jasa. Cetakan Sukpitikul., and Kongkiti Phusavat.
Keenam. Bandung. Alfabeta. 2010. Applying social network
Artanti, Yessy dan Lestari Ningsih. 2010. analysis on customer complaint
Pengaruh Penanganan Keluhan handling. Industrial Management
Terhadap Loyalitas Nasabah Pt. or Data Systems. 110(9), pp: 1402-
Bank Muamalat Indonesia,Tbk. 1419
Dengan Kepuasan Nasabah Lovelock, C. 2001. Product Plus: How
Sebagai Variabel Perantara Product + Service = Competitive
(Studi pada Nasabah Bank Muamalat Advantage. New York: McGraw
Cabang Surabaya). Benefit Jurnal Hill.
Manajemen dan Bisnis, 14(2), h:
66-74 Mini, Vera M. 2010. Pengaruh Pengalaman
Konsumen Pada Sikap, Persepsi,
Asih, 2015, “Pengaruh Ketidakpuasan dan Dan Perilaku Yang Ditampakkan
Sikap Mengeluh Pada Perilaku Saat Mengalami Ketidakpuasan
Mengeluh Konsumen di Hotel Atau Keluhan: Studi Kasus Pdam
Grand Santhi Denpasar”. Di Kota Brebes. Jurnal Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. dan Bisnis, 4(3), h: 221-238.
Universitas Udayana. Skripsi.
Mousavi, Masoud and Mohammad Rahim
Ferguson, Graham and Ian Phau. 2012. A cross- Esfidani. 2013.A Comprehensive
national investigation of university Model of Customers’ Complaint
students’complaining behaviour Behavior1. Internasional Journal
andattitudes to complaining. Journal of Academic Research in
of International Education in Business and Social Sciences.
Business, 5(1), pp: 50-70. 3(5), pp: 2222-6990
Gunawan, H. S. 2011. Pengaruh Perilaku Mowen and Minnor. 2002. Perilaku
Keluhan Konsumen dan Service Konsumen. Erlangga. Jakarta.
Recovery terhadap Brand Trust di
Restaurant Teo Chew Palace Sleiman, Shakir. 2011. Recoganizing Customer
Pluit Village. Skripsi (tidak Complaint Behavior in a Restaurant.
diterbitkan) Universitas Bina Journal of Behavioural Science
Nusantara. and Psychology. 1.1 (3).

Page 9
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi
(JJPE) Volume: 5 Nomor: 1

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Gloria Berenguer Contri. 2010.


Alfabeta. Bandung. Causes for complaining behaviour
Suprapti, S. 2010. Perilaku Konsumen. intentions: the moderator effect of
Denpasar: Udayana University Press. previous customer experience of the
restaurant. Journal of Services
Velazquez, Beatriz Moliner., Maria Fuentes Marketing, 24(7), pp: 532-545.
Blasco., Irene Gil Saura., and

Page

Anda mungkin juga menyukai