Anda di halaman 1dari 2

Nama : Kadek Rosita Dewi

No DPK : 18
NIM 212011043
Kelas : 4A
Mata Kuliah: Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia

A. Sifat Bahasa Baku


1. Kemantapan dinamis
Yakni kaidah-kaidah yang mantap, tidak dapat berubah setiap saat, dan
kaidah harus konsisten. Mantap artinya sesuai dengan Kaidah bahasa.
Contohnya; kata cuci+me menjadi “mencuci” tidak “mecuci” dan kata
sapu+me menjadi “menyapu” tidak “mesapu”. Bentuk-bentuk lepas
tangan, lepas pantai, lepas landas merupakan contoh dari kemantapan
kaidah bahasa baku. Sedangkan dinamis artinya tidak statis, tidak kaku.
Contohnya; kata langganan mempunyai makna ganda yaitu orang yang
berlangganan. Dalam hal ini, tokonya disebut langganan dan orang yang
berlangganan itu disebut pelanggan.
2. Cendekia
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat-
tempat resmi. Pewujud ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar.
Hal ini dimungkinkan oleh pembinaan dan pengembangan bahasa lebih
banyak melalui jalur pendidikan formal (sekolah). Disamping itu, ragam
bahasa baku dapat dengan tepat memberikan gambaran apa yang ada
dalam otak pembicara atau penulis. Selanjutnya, ragam baku dapat
memberikan gambaran yang jelas dalam otak pendengar atau pembaca.
Contoh kalimat yang tidak cendekia adalah sebagai berikut : rumah artis
yang terkenal akan dijual. Frase rumah artis yang terkenal mengandung
konsep ganda, yaitu rumahnya yang terkenal atau artisnya yang terkenal..
Dengan demikian kalimat itu tidak memberikan informasi yang jelas. Agar
menjadi cendekia kalimat tersebut harus diperbaiki sebagai berikut : rumah
terkenal milik artis akan dijual atau rumah milik artis tetkenal akan dijual.
3. Seragam
Ragam baku bersifat seragam. Pada hakikatnya, proses pembekuan bahasa
ialah proses penyeragaman bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa
adalah pancaran titik-titik keseragaman. Contohnya; pelayan kapal terbang
memakai istilah pramugara dan pramugari.
B. Fungsi Bahasa Baku
1. Pemersatu
Bahasa baku yang menghubungkan semua penutur dari berbagai dialek dalam
bahasa Indonesia. Contohnya; ketika bertemu atau mengadakan rapat dengan
anggotanya yang dari berbagai daerah yang memiliki dialeknya masing-masing,
dengan demikian bahasa Indonesia menjadadi rujukan utama bagi para penutur
tersebut. Dengan demikian, sebagai fungsi pemersatu, bahasa baku membentuk
satu masyarakat bahasa yang mencakupi seluruh penutur dialek bahasa tersebut.
Selain itu juga mempermudah proses identifikasi penutur dengan seluruh anggota
kelompok masyarakat penutur bahasa baku tesebut.
2. Pemberi Kekhasan
Fungsi bahasa baku sebagai pemberi kekhasan dapat dilihat ketika bahasa
Indonesia diperbandingkan dengan bahasa-bahasa yang lain Jika dibandingkan
dengan bahasa Melayu yang digunakan di negara-negara Asia Tenggara.
Contohnya: Bahasa nasional Indonesia adalah Bahasa Indonesia.
3. Pembawa Kewibawaan
Fungsi bahasa baku sebagai pembawa kewibawaan karena usaha dari bangsa
Indonesia untuk mencapai kesederajatan dengan peradaban lain melalui
pemerolehan bahasa baku sendiri. Perkembangan bahasa Indonesia dapat
dijadikan teladan bangsa-bangsa lain di Asia Tenggara dan mungkin Afrika yang
memerlukan bahasa modern.
4. Kerangka Acuan
Bahasa baku berfungsi sebagai kerangka acuan dalam pemakaian bahasa
berdasarkan kodifikasi kaidah dan norma yang jelas.Kaidah dan norma itu
menjadi tolok ukur untuk menilai atau menentukan benar tidaknya pemakaian
bahasa seseorang.

Anda mungkin juga menyukai