69─76
ISSN 1907-235X / e-ISSN 2597-615X
Abstrak:Perkembangan teknologi dalam era globalisasi semakin pesat, sehingga menimbulkan persaingan yang tinggi antar
perusahaan. Perusahaan smartphone umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup, memperoleh profit
yang optimal serta memperkuat brand di benak konsumen.Untuk mencapai tujuan tersebut maka produk yang dihasilkan
perusahaan harus berguna, bermutu dan inovatif.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari Brand Experience
– Commitment terhadap brand loyalty pada pengguna Apple IPhone di Surabaya.Penelitian ini di laksanakan dengan
menyebarkan kuisioner pada 100 responden pada pengguna Apple IPhone di Surabaya.Jenis penelitian ini menggunakan
deskriptif kausal dengan menggunakan pengelolahan data dari SPSS dan SmartPLS. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
pengaruh langsung brand experience terhadap brand loyalty tidak berpengaruh signifikan, sedangkan pengaruh tidak
langsung pada brand experience terhadap brand loyalty melalui affective commitment memiliki pengaruh yang signifikan.
Abstract:The development of technology in the era of globalization more rapidly, that causing high competition between
companies. Smartphone companies generally strive to maintain survival, gain optimal profit and strengthen the brand in the
minds of consumers. To achieve these objectives then the products produced company must be useful, quality and innovative.
This research objective to analyze the impact of brand experience – commitment to brand loyalty to Apple IPhone users in
Surabaya. This study was carried out by distributing questionnaires to 100 respondents on Apple IPhone users in Surabaya.
This type of research uses descriptive causal using data management from SPSS and SmartPLS. The results of this study
indicate that the direct influence of brand experience on brand loyalty has no significant effect, while indirect influence on
brand experience on brand loyalty through affective commitment has a significant influence.
69
70 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 12, NO. 2, OKTOBER 2018: 69─76
tersebut.Pada pengguna smartphone, pengalaman dari total pembelian, probabilitas pembelian (Kumar
bisa terjadi ketika konsumen menggunakan sebuah dan Advani, 2005; Kabiraj dan Shanmugan, 2011;
smartphone dan menyukainya.Hal itu bisa menim- Iglesias et al, 2011). Gagasan ini menyebabkan fokus
bulkan minat untuk pembelian berikutnya, dikarena- pada harga, fungsi, dan kualitas ketika memasarkan
kan individu dalam suasana hati yang baik cenderung produk dan jasa, dengan harapan pelanggan dapat
lebih mudah puas daripada ketika suasana hati buruk. mengembangkan pembelian berulang jika faktor–
Suasana lingkungan mempengaruhi suasana hati faktor ini memenuhi kriteria pelanggan, beberapa
yang baik sehingga memperkuat hubungan sikap dan peneliti seperti Cunningham (1967), Hari (1969) dan
tingkah laku (Dick & Basu, 1994, p.104). Jacoby (1971), mulai menyadari bahwa aspek sikap
Affective commitment menjadi komponen emo- brand loyalty sama pentingnya dengan aspek peri-
sional, dan telah menerima lebih banyak perhatian laku.
dari para peneliti dari continuance commitment dalam Dengan berbagai penjelasan yang dikemukakan
beberapa tahun terakhir. Menurut Fullerton (2005) sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk menjelas-
affective commitment memediasi experience dan kan tentang faktor–faktor yang mempengaruhi brand
loyalty. Serta Evanschitzky et al (2006) berpendapat loyalty, serta ingin menjelaskan bagaimana hubungan
bahwa, mengingat pembeli dan penjual di pasar antara pengalaman dan brand commitment yang
konsumen sering memiliki beberapa alternatif yang dapat mempengaruhi brand loyalty.
tersedia untuk mereka, serta biaya peralihan produk Penelitian ini akan mengambil obyek pengguna
rendah, maka affective commitment umumnya me- IPhone di Surabaya.Berdasarkan latar belakang ter-
miliki dampak yang lebih besar pada brand loyalty sebut, maka penelitian ini berusaha mengetahui dan
dari continuance commitment. menganalisis faktor–faktor yang mempengaruhi
Dick dan Basu (1994) mengklasifikasikan loya- brand loyalty dengan variabel brand experience dan
litas dalam berbagai jenis dan mendirikan konsep brand commitment.
benar dari brand loyalty, yang menggabungkan
unsur-unsur sikap positif, terlepas dari pembelian TINJAUAN PUSTAKA
kembali yang konsisten. Bloemer dan Kasper (1995,
p 314) mendukung argumen ini dan juga sepakat Brand Experience
bahwa perbedaan utama antara kesetiaan yang benar
dan palsu adalah bahwa komitmen merupakan kon- Menurut Brakus et al. (2009) Brand experience
disi yang diperlukan untuk terjadinya brand loyalty. didefinisikan sebagai sensasi, perasaan, kognisi dan
Disini perlu dicatat bahwa, meskipun komitmen, tanggapan konsumen yang ditimbulkan oleh merek,
sebagai sebuah konsep yang telah sering digunakan terkait rangsangan yang ditimbulkan oleh desain
secara sinonim dengan loyalitas karena kedekatannya merek, identitas merek, komunikasi pemasaran, orang
(Li dan Petrick, 2010). Dalam hal ini, beberapa penu- dan lingkungan merek tersebut dipasarkan. Untuk
lis telah menyarakan bahwa affective commitment dapat mendefinisikan lebih jauh mengenai brand
adalah penentu utama untuk pengembangan pada experience Brakus et al. (2009) memulai penelitian
true brand loyalty (Amine, 1998; Mattila, 2001; dengan melihat sudut pandang konsumen dengan
Punniyamoorthy dan Prasanna, 2007). menguji pengalaman-pengalaman konsumen itu sen-
Bagi perusahaan memiliki pelanggan yang loyal diri dan bagaimana pengalaman itu menghasilkan
atau setia terhadap merek yang dipasarkan merupa- pendapat sikap, dan aspek lainnya dari perilaku kon-
kan sasaran yang ingin dicapai dalam jangka panjang. sumen. Brand experience dimulai pada saat kon-
Konsumen yang loyal akan memberikan kenaikan sumen mencari produk,membeli,menerima pelayanan
profitabilitas bagi perusahaan. Selain membeli kem- dan mengkonsumsi produk. Brand experience dapat
bali, konsumen yang loyal juga akan melakukan dirasakan secara langsung maupun secara tidak
word of mouth dan meyakinkan konsumen lain langsung saat konsumen melihat iklan atau juga saat
sehingga dapat menjadi pemasar bagi konsumen pemasar mengkomunikasikan produk melalui web-
baru. Hal ini tentu akan mengurangi biaya pemasaran site. Menurut Brakus et al. (2009) terdapat 4 dimensi
perusahaan (Dick & Basu, 1994, p.111). Oleh karena brand experience:
itu, perusahaan akan berusaha menggunakan berbagai 1. Sensorik; menciptakan pengalaman melalui peng-
strategi yang bisa mempertahankan konsumennya lihatan, suara, sentuhan, bau dan rasa.
agar tidak berpindah ke merek lain (Istijanto, 2005, 2. Afeksi; pendekatan perasaan dengan mempe-
p.172). ngaruhi suasana hati, perasaan dan emosi.
Brand Loyalty diukur dengan menggunakan 3. Perilaku; menciptakan pengalaman secara fisik,
faktor–faktor seperti urutan pembelian, persentase pola perilaku, gaya hidup.
Semuel:Brand Experience, Brand Commitment, dan Brand Loyalty 71
4. Intelektual; menciptakan pengalaman yang men- untuk berpindah ke merek lain kecuali bila ada
dorong konsumen terlibat dalam pemikiran sek- faktor-faktor penarik lain yang cukup kuat.
sama mengenai keberadaan suatu merek 4. Measuring liking brand; kesukaan terhadap merek,
kepecayaan, perasaan hormat atau bersahabat
Affective Commitment dengan suatu merek akan memberikan kedekatan
dan perasaan hangat kepada konsumen. Akan
Menurut Amine (1988), Affective commitment sulit bagi merek lain untuk menarik pelanggan
mencerminkan sejauh mana konsumen ingin mem- yang berada dalam tahap ini. Ukuran rasa suka
pertahankan hubungan dengan merek berdasarkan tersebut adalah kemauan untuk membayar harga
ikatan emosional mereka untuk merek. Fenomena ini yang lebih mahal untuk mendapatkan produk
termasuk sejauh mana konsumen mengidentifikasi tersebut.
sebuah merek, dan merupakan inti dari hubungan 5. Measuring commitment; memperhitungkan jum-
consumer-brand (Louis dan Lombart, 2010). Se- lah interaksi dan komitmen konsumen terkait
lanjutnya, Bansal et al., (2004) menjelaskan bahwa dengan produk tersebut. Kesukaan konsumen
affective commitment berpusat pada keterikatan emo- akan suatu merek akan mendorong mereka untuk
sional konsumen terhadap merek, identifikasi mereka membicarakan merek tersebut kepada orang lain
dengan merek, dan keterlibatan mereka dengan baik dalam taraf menceritakan atau sampai tahap
merek. Ketiga faktor tersebut akan menyebabkan merekomendasikan.
keinginan untuk menjaga hubungan dengan merek.
Kerangka Konseptual
Brand Loyalty
sensorik dengan nilai mean 4.48, dimensi afeksi IPhone merupakan smartphone yang berkualitas
dengan nilai mean 4.46, dimensi perilaku dengan X1.10 (0.786).
nilai mean 4.28, dimensi intelektual dengan nilai 6. Dimensi emosional, indikator yang memiliki
mean 4.40, dimensi emosional dan identifikasi pengaruh paling tinggi adalah X2.1 merek IPhone
dengan nilai mean sebesar 4.38 dan 4.24. sudah membekas di hati sehingga tidak tertarik
3. Semua item pertanyaan pada variabel brand berpindah ke merek lain (0.773).
experience, affective commitment, dan brand 7. Dimensi identifikasi, indikator yang paling tinggi
loyalty memiliki r hitung > r tabel 0,197, sehingga adalah X2.4 ketika seseorang memuji merek
item-item pertanyaan yang mengukur variabel Apple IPhone, rasanya seperti pujian pribadi
penelitian dinyatakan valid. (0.787).
4. Variabel brand experience, affective commitment, 8. Dimensi keterlibatan, X2.6 saya pikir adanya
dan brand loyalty memiliki nilai cronbach alpha> perbedaan yang spesifik antara merek Apple
0,6, sehingga item-item pertanyaan yang IPhone dengan merek smartphone lainnya (0.755)
mengukur variabel penelitian dinyatakan reliabel. yang memiliki pengaruh yang paling tinggi.
9. Indikator tertinggi dari brand loyalty ialah Y1.1
saya akan setia menjadi pengguna IPhone (0.850).
coefficient sebesar 0.033.Data menunjukan bahwa artinya tidak ada pengaruh dari brand experience
pengaruh tidak signifikan pada variabel ini.Pengaruh terhadap brand loyalty.
Tidak langsung pada brand experience terhadap T-statistics pada pengaruh brand experience
brand loyalty melalui affective commitment ialah terhadap affective commitment menunjukan angka
memiliki nilai path coefficient sebesar 0.822. Data 13.497, artinya terdapat pengaruh signifikan dari
menunjukan bahwa ada pengaruh signifikan antara brand experience terhadap affective commitment.
brand experience dan affective commitment. Penga- T-statistics pada pengaruh affective commitment
ruh total dari brand experience dan affective commit- terhadap brand loyalty menunjukan angka 4.564,
ment terhadap brand loyalty sebesar (0.822 x 0.544 = artinya terdapat pengaruh signifikan dari affective
0.447). Data menunjukan bahwa adanya pengaruh commitment terhadap brand loyalty.
signifikan pada variabel brand experience terhadap
brand loyalty apabila menggunakan affective commit- KESIMPULAN
ment sebagai variabel mediasi
Berdasarkan hasil analisis data yang telah di-
Uji Goodness of Fit lakukan, maka kesimpulan untuk penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Berdasarkan pengolahan data dengan PLS, 1. Brand experience berpengaruh negatif terhadap
dihasilkan nilai R-Square sebagai berikut: Nilai R- brand loyalty. Bahwa tidak ada pengaruh lang-
square untuk affective commitment adalah sebesar sung dari brand experience terhadap brand
0.676 memiliki arti bahwa persentase besarnya loyalty.
pengaruh brand experience terhadap affective 2. Brand experience berpengaruh positif terhadap
commitment adalah sebesar 67.6%, Nilai R-square affective commitment, Semakin baik pengalaman
untuk brand loyalty sebesar 0.326 memiliki arti seseorang terhadap suatu brand, maka semakin
tinggi pula affective commitment terhadap suatu
bahwa persentease pengaruh brand experience
brand.
terhadap brand loyalty adalah sebesar 32.6%.
3. Affective commitment berpengaruh positif ter-
Penilaian goodness-of-fit diketahui dari nilai Q-
hadap brand loyalty. Ketika konsumen memiliki
Square. Nilai Q-Square memiliki arti yang sama
sikap komitmen terhadap suatu merek, maka
dengan koefisien determinasi (R-Square) pada ana- konsumen juga akan menjadi loyal terhadap
lisis regresi, dimana semakin tinggi Q-Square, maka merek tersebut. Semakin tinggi komitmen yang
model dapat dikatakan semakin fit. dimiliki konsumen maka akan menimbulkan
Hasil perhitungan nilai Q-Square adalah sebagai loyalitas merek yang tinggi.
berikut: 4. Brand experience memiliki pengaruh terhadap
– Square = 1 – [(1 – 0.676) x (1 – 0.326)] brand loyalty apabila variabel affective commit-
= 1 – (0.324 x 0.674) ment merupakan variabel mediasi.
= 0.71
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai Q- DAFTAR PUSTAKA
Square sebesar 0,71, artinya besarnya keragaman dari
data penelitian yang dapat dijelaskan oleh model Amine, A. (1998).Consumers’ true brand loyalty: the
penelitian adalah sebesar 71%, sedangkan 29% sisa- central role of commitment. Journal of Strategic
nya dijelaskan faktor lain di luar model. Berdasarkan Marketing, 6(4), pp. 305-319.
hasil ini, model pada penelitian telah memiliki good- Anshori, Muslich & Sri Iswati.(2009). Metodologi
ness of fit yang baik. Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Airlangga Uni-
versity Press (AUP)
Uji Hipotesis Bahri S, Zamzam F. 2014. Model Penelitian Kuanti-
tatif Berbasis SEM-AMOS. Yogyakarta (ID):
Pengujian hipotesis penelitian dengan meng- Deepublish.
gunakan analisis PLS dilakukan dengan mengguna- Bansal, H.S., Irving, P.G., & Taylor, S.F. (2004).A
kan tabel inner weight. Hipotesis penelitian dapat three-component model of customer commit-
diterima jika nilai t hitung (t-statistic) ≥ t tabel pada ment to service providers. Journal of the Aca-
tingkat kesalahan (α) 5% yaitu 1,96. Berikut adalah demy of Marketing Science, 32(3), pp. 234-250.
nilai koefisien path (original sample estimate) dan Bloemer dan J. Kasper. 1995. “The complex relation-
nilait hitung (t-statistic) pada inner model: ship between consumer satisfaction and brand
T-statistics pada pengaruh brand experience loyalty”. Journal of Economic Psychology,
terhadap brand loyalty menunjukan angka 0.195 16(2), pp.19-24.
76 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 12, NO. 2, OKTOBER 2018: 69─76
Brakus, J.J., Schmitt, B.H & Zarantonello, L. (2009). Jacoby, J. (1971, June). A model of multi-brand loyalty.
“Brand Experience: What is it? How is it Journal of Advertising Research, 11, 25–31.
Meassured? Does it Affect Loyalty? Journal of Kumar, S.R., & Advani, J., Y. (2005). Factors
Marketing, 73(2). affecting brand loyalty: A study in an emerging
Bungin, Burhan, 2010. Penelitian Kualitatif: Komuni- market on fast moving consumer goods. Journal
kasi, Ekonomi, Kebijakan. of Customer Behaviour, 4(2), 251–275.
Cunningham, S.M. (1967). Perceived risk and brand Kusuma, Y.S. 2014, Pengaruh Brand Experience
loyalty. In Cox, D. (Ed.), Risk Taking and Infor- Terhadap brand Loyalty Melalui Brand Satis-
mation Handling in Consumer Behaviour. faction dan Brand Trust Harley Davidson di
Boston, Harvard University Press. Surabaya, Jurnal Manajemen Pemasaran, 2(1),
Daymon, Christine, dan Immy Holloway. 2008. pp. 1-11.
Metode-metode Riset Kualitatif: dalam Public Louis, D., & Lambart, C. (2010). Impact of brand
Relations dan Marketing Communications. personality on three major relational conse-
Yogyakarta: Penerbit Bentang. quences (trust, attachment, and commitment to
Dick, A.S dan Basu, K., 1994, “Customer Loyalty: the brand). Journal of Product and Brand
Toward an Integrated Conceptual Framework”, Management, 19(2), 114-130.
Journal of The Academy Marketing Science, 22, Oliver, R.L., 1999. Whence Consumer Loyalty, Jour-
pp. 99-113. nal of Marketing, 63, pp. 33-44.
Dolbec, P.-Y., & Chebat, J.-C. (2013). The Impact of Punniyamoorthy, M., & Raj, P.M. (2007).An Empi-
a Flagship vs. a Brand Store on Brand Attitude, rical Model for Brand Loyalty Measurement.
Brand Attachment and Brand Equity.Journal of Journal of Targeting, Measurement and Ana-
Retailing, 89(4), pp. 460-466. lysis for Marketing, 15(4), pp. 222-233.
Durianto, Darmadi dkk. 2004. Brand Equity Ten, Schiffman, L, G. dan, L. L. Kanuk. 2009. Persepsi
Strategi Memimpin Pasar. PT. Gramedia Pus- kualitas, Consumer Behavior. New Jersey: Pera-
taka Utama, Jakarta. son Prestice Hall.