Anda di halaman 1dari 11

“ANNOTATED BIBLIOGRAPHY”

Metode Penelitian Pemasaran

Dosen : Asmai Ishak Drs.,M.Bus., Ph.D.

Disusun Oleh :

Ninda Ariyanti Setia Ningrum 18311354

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS BISNIS & EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2021
1. Virda Setyania , Yu-Qian Zhub,⁎ , Achmad Nizar Hidayantoa , Puspa Indahati
Sandhyaduhitaa , Bo Hsiaoc. (2019). Exploring the psychological mechanisms from
personalized advertisements to urge to buy impulsively on social media

Artikel ini dibuat peneliti bertujuan untuk mengeksplorasi mekanisme psikologis dan
membangun reaksi pengguna yang mendasari iklan yang dipersonalisasi di media sosial.
Speci fi Biasanya, kami memeriksa bagaimana personalisasi meningkatkan nilai iklan yang
diukur dengan sifat keinformatifan yang dirasakan, kredibilitas, kreativitas, dan hiburan;
kami kemudian melihat bagaimana nilai iklan diterjemahkan menjadi dua motivasi klik-
tayang: motivasi klik-tayang utilitarian dan motivasi klik-tayang hedonis, yang pada
gilirannya, meningkatkan niat membeli impulsif di media sosial.
Ada beberapa faktor yang diperhatikan dalam penelitian ini yaitu modal struktural
(structural capital), modal kognitif (cognitive capital), modal relasional (relational capital),
interaksi interpersonal, kepercayaan, manfaat yang dirasakan, dan niat pembelian. Pada
akhirnya semua ini menunjukan hal positif antara satu sama lain; dimensi-dimensi seperti
teori structural capital dan teori interaction sosial memiliki hubungan yang signifikan
dengan berbagi pengetahuan/informasi. Terlebih, pengaruh berbagi pengetahuan / informasi
antar sesama konsumen memiliki peran mediasi dalam penelitian ini.

2. Liu, C., Bao, Z., & Zheng, C. (2019). Exploring consumers’ purchase intention in social
commerce. Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics,

Artikel ini dibuat peneliti bertujuan untuk mengetahui lebih jauh apa saja motivasi
yang mendorong konsumen dalam melakukan pembelian di e-commerce dan melakukan
kajian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen pada aplikasi Start-Up E-commerce. Perkembangan
teknologi informasi terus meningkat dengan pesat, termasuk juga industri e-commerce
dengan banyaknya bermunculan aplikasi start-up di Indonesia. Hasil dari penelitian ini
adalah terbentuknya lima faktor baru yaitu Faktor Kepraktisan, Faktor Kenyamanan, Faktor
Karakteristik Pembeli Faktor Persepsi Akan Risiko, dan Faktor Ketersediaan Produk sesuai
kebutuhan. Faktor-faktor inilah yang dapat menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam
memutuskan pembelian produk melalui aplikasi Start-up online

Penelitian ini mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu jumlah informasi yang


dirasakan, persuasif, kepercayaan pada situs dan anggotanya, keberadaan sosial, dan kemauan
untuk membeli. Pada akhirnya, semua penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan
pada situs e-commerce dan kepercayaan pada anggota situs merupakan penentu niat beli
konsumen, dan dapat dipicu oleh kualitas informasi yang diperoleh dan daya persuasif
konsumen. Selain itu, kehadiran sosial di antara konsumen memiliki efek moderasi pada
hubungan antara kepercayaan anggota situs dan niat membeli

3. Rezaeian, A., Shokouhyar, S., & Yousefi, S. (2016). Intention to purchase behavior on social
e-commerce website across cultures (case study: Iranian online purchaser). International
Journal Of Computers & Technology,

Artikel ini dibuat peneliti ini bertujuan untuk mendapatkan hasil survei yang lebih
akurat dengan mempertimbangkan pengaruh pengekangan sosial dan budaya terhadap
perilaku pembeli di e-commerce. Penelitian ini dilakukan di Iran dan mengisi kuisioner untuk
184 orang Kuisioner ini telah disebarkan kepada karyawan anak perusahaan Fanava Group.
Kebutuhan konsumen ini adalah para profesional aktif di industri teknologi dan pengguna
jejaring sosial.

Beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah identitas sosial,
kepercayaan, pengaruh sosial, tipe kognitif, budaya dan niat membeli. Pada akhirnya, semua
studi ini menunjukkan pengaruh pengekangan pada dimensi budaya dan kepercayaan dalam
komunitas jaringan sosial. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepercayaan
akan mempengaruhi niat beli konsumen di jejaring sosial dengan mempertimbangkan
keakraban, identitas sosial dan gaya kognitif, serta adanya faktor pengaruh sosial yang
berdampak langsung dan positif terhadap kepercayaan konsumen.

4. Yin, X., Wang, H., Xia, Q., & Gu, Q. (2019). How Social Interaction Affects Purchase
Intention in Social Commerce: A Cultural Perspective. Sustainability,
Artikel ini dibuat peneliti bertujuan untuk menganalisis pengaruh interaksi sosial
terhadap niat beli konsumen di e-commerce dan pengaruh awal dimensi budaya pada
interaksi sosial. Penelitian dilakukan di Republik Rakyat Tiongkok dan Prancis dengan survei
kuesioner terhadap 518 orang (291 pengguna di Tiongkok dan 227 pengguna di Prancis) yang
didistribusikan dan disebarkan melalui media sosial, email, dan platform "Sojump" (PRC)
secara Manual di toko-toko, perpustakaan dan tempat lain (dalam bahasa Prancis). Data yang
terkumpul diolah dengan metode SEM.

Beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam penelitian ini yaitu penghindaran


ketidakpastian, individualisme, persepsi risiko, kepercayaan, keintiman, dan kesediaan untuk
membeli. Pada akhirnya, semua studi ini menunjukkan bahwa keintiman antara pengguna
membantu membangun kepercayaan, dan dua efek positif ini pada niat membeli akan
memiliki efek yang berbeda tergantung pada budaya yang diadopsi. Selain itu, dimensi
budaya juga menunjukkan pengaruh penting dalam interaksi sosial. Selain itu, temuan ini
membantu memberikan wawasan manajemen bagi komunitas e-commerce untuk membangun
mekanisme kepercayaan yang lebih efektif dalam konteks multikultural.

5. Azam, A., & Aldehayyat, J. (2018). Impact of Informational Social Support and Familiarity
on Social Commerce Intention”. European Online Journal of Natural and Social Sciences,
7(4), 744-757.
Artikel peneliti bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi niat membeli di e-commerce. Kuesioner ini telah diuji melalui kuesioner
yang telah ditautkan ke situs web e-commerce yang menjual aksesori ponsel dan menarik 310
responden.

Dalam penelitian ini mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu komentar dan saran di
situs jejaring sosial, peringkat pelanggan di situs jejaring sosial, kepercayaan pada situs
jejaring sosial, kesadaran merek, dan keakraban platform e-commerce. Pada akhirnya, semua
penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut berdampak positif dan
langsung terhadap niat beli di e-commerce. Penelitian tersebut juga membantu peserta e-
commerce meningkatkan penggunaan alat sosial mereka.

6. Makmor, N.B., Alam, S.S., & Aziz, N.A. (2018). Social Support, Trust and Purchase
Intention in Social Commerce Era”. ExcelingTech Publishers, 7(5).
Artikel ini ditulis oleh peneliti untuk mempelajari karakteristik dukungan sosial yang
memiliki pengaruh penting terhadap niat beli, dan untuk menguji apakah kepercayaan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat beli konsumen. Selanjutnya, pelajari peran
perantara kepercayaan dalam e-commerce. Penelitian dilakukan di Malaysia dengan
memberikan kuesioner kepada masing-masing mahasiswa, karena menurut data, mereka
adalah orang-orang yang paling sering menggunakan situs jejaring sosial dan menghasilkan
200 responden. Data ini diolah dengan analisis regresi.

Ada beberapa faktor yang diperhatikan dalam penelitian ini yaitu dukungan emosional
dan informasi, kepercayaan dan niat pembelian. Pada akhirnya semua penelitian ini
menegaskan bahwa adanya hubungan antara dukungan sosial seperti dukungan emosional
dan informasi terhadap niat pembelian serta kepercayaan sebagai mediasi hubungan antar
variabel. Penelitian ini juga dapat berkontribusi dengan menyediakan dan memperkenalkan
kepada pemasar dan konsumen dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
niat pembelian dalam e-commerce
7. Lu, B., Fan, W., & Zhou, M. (2016). Social presence, trust, and social commerce purchase
intention: An empirical research. Computers in Human Behavior, 56, 225–237.
https://doi.org/10.1016/j.chb.2015.11.057

Artikel ini dibuat peneliti ini bertujuan untuk menekankan peran positif dari aspek
sosial dalam membentuk perilaku pembelian online, dan memberikan dasar teoritis untuk
integrasi aktivitas sosial dan komersial. Pertimbangkan pengaruh faktor sosial dan faktor
struktural untuk memahami sepenuhnya perilaku pembelian online. Subjek penelitian ini
adalah responden dengan gelar master dalam administrasi bisnis di China, sarjana senior dari
sekolah bisnis dua universitas di China, berusia antara 18 dan 30 tahun. Kuesioner diisi
selama waktu studi di kedua laboratorium komputer tersebut, setelah itu mereka diminta
untuk membeli barang dari Taobao tanpa benar-benar menyelesaikan transaksi sesuai dengan
pedoman yang ada. Ada 546 responden yang valid dalam penelitian ini.

Ada beberapa faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah


variabel utama (status sosial di website, status sosial orang lain, adanya interaksi sosial),
kepercayaan, niat beli, variabel kontrol (penjelasan, pembuangan kepercayaan, kepercayaan
penjualan ke lokasi, tampilan pada harga yang wajar). Pada akhirnya, semua studi ini
menunjukkan bahwa faktor kehadiran sosial berbasis teknologi memberikan kontribusi
penting terhadap hubungan interpersonal online.
8. Hajli, N., Sims, J., Zadeh, A. H., & Richard, M.-O. (2017). A social commerce investigation
of the role of trust in a social networking site on purchase intentions. Journal of Business

Artikel ini dibuat peneliti bertujuan mempelajari hubungan antara kepercayaan e-


niaga dan niat membeli konsumen. Riset ini dilakukan melalui survei online dan offline,
dengan target responden lulusan sarjana dan sarjana dari universitas negeri besar yang tidak
bisa mengakses Facebook, terkumpul 201 responden.
Ada beberapa faktor yang diperhatikan dalam penelitian ini yaitu kepercayaan, niat
pembelian, keakraban, pencarian informasi tentang e-commerce, kehadiran sosial. Pada
akhirnya semua penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap SNS seperti
Facebook meningkatkan pencarian informasi pengguna di saluran informasi, seperti
komunitas dan forum, ulasan dan penilaian, serta rekomendasi dan rujukan. Pencarian
informasi meningkatkan keakraban pengguna dengan platform serta adanya rasa kehadiran
sosial. Selain itu, keakraban dan kehadiran sosial meningkatkan niat pembelian oleh
konsumen.
9. Bai, Y., Yao, Z., & Dou, Y.-F. (2015). Effect of social commerce factors on user purchase
behavior: An empirical investigation from renren.com. International Journal of Information
Management

Artikel ini dibuat peneliti bertujuan untuk mengetahui penggunaan s-commerce


melalui media sosial dengan menggunakan internet membuat komunikasi antara penjual dan
konsumen menjadi tanpa batas. bahwa keunikan dalam lingkungan belanja online adalah
memperbolehkan konsumen dan penjual mengimplementasikan tingkat interaktivitas yang
tinggi. Interaktivitas dapat meningkatkan tingkat individualitas antara penjual dan pembeli
dan dapat memberikan kemampuan kepada penjual untuk melakukan kontak personal semu
dengan konsumen bahwa interaktivitas yang lebih tinggi akan mengarahkan pembuatan
keputusan konsumen, kompetisi harga, privasi dan usaha oleh konsumen, hubungan dengan
konsumen, dan strategi pemasaran menjadi lebih baik. Karakteristik penggunaan Instagram
pada saat melakukan perdagangan, yaitu penjual akan mengunggah foto dari produk atau jasa
yang disertai dengan berbagai informasi, seperti harga, ukuran, dan lokasi penjual. Hasil
unggahan foto akan terlihat di akun penjual dan pada bagian explore. Konsumen yang tertarik
atau yang mencari barang tersebut di kolom pencarian dengan menggunakan hashtag (#),
kemudian langsung berkomentar pada foto yang diunggah atau mencari akun penjual. Pada
saat pemesanan barang biasanya konsumen perlu untuk menghubungi penjual melalui media
sosial lainnya, seperti WhatsApp, Line, dan Blackberry Messenger karena privasi dan
keamanan akan lebih terjaga. Terdapat beberapa penjual yang tidak interaktif atau
komunikasi yang lambat, bahkan menanggapi konsumen dengan tidak baik
10. Zhao, H., & Peng, J. (2018). Research on the Influence Mechanism of Social Shopping
Community on Consumers' Purchase Intention -- Based on attachment theory. Proceedings of
the 2018 2nd International Conference on Education, Economics and Management Research

Sebuah komunitas dengan media komunikasi yang interaktif akan mempermudah


anggotanya untuk menyampaikan sikap-sikap positif yang mereka rasakan terhadap
komunitasnya seperti menyampaikan saran dan kritik yang membangun dan pada akhirnya
hal ini akan meningkatkan komitmen mereka terhadap komunitasnya. Kualitas sistem atau
kemudahan penggunaan situs suatu komunitas turut mempengaruhi komitmen seseorang
terhadap komunitasnya. Begitu pula dengan reliabilitas informasi yang terdapat di dalam
suatu komunitas. Apabila suatu komunitas memiliki kualitas informasi yang baik dan
reliabel, community commitment akan meningkat pula. Imbalan keaktifan adalah tingkat
imbalan yang diterima oleh anggota aktif dalam suatu kegiatanimbalan keaktifan turut
mempengaruhi community commitment. Bentuk imbalan bisa berbagai macam tidak hanya
terbatas imbalan dalam bentuk finasial, namun bisa dalam bentuk non-finansial. Hal ini
senada diungkapkan bahwa hubungan yang kuat dengan konsumen bisa dibangun oleh
perusahaan dengan memberikan imbalan (reward). Seiring dengan perkembangan teknologi,
bentuk komunitas telah mengalami banyak perubahan. Pada awalnya, komunitas adalah
sekumpulan individu yang memiliki niat yang sama untuk berkumpul dan membentuk
organisasi di dunia nyata. Namun, dengan perkembangnya teknologi informasi, mendorong
munculnya dunia baru yang menghilangkan keterbatasan ruang dan waktu bagi para individu
yang semakin mempermudah seseorang dalam berkomunikasi yang disebut dengan
komunitas virtual

Anda mungkin juga menyukai