Anda di halaman 1dari 10

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Salah satu sektor andalan Kabupaten Kolaka Utara adalah sektor perikanan
dan kelautan. Potensi perikanan Kolaka Utara meliputi garis pantai sepanjang
3.125 km, perairan umum 350.000 ha, kolam 1.200 ha, tambak 26.191 ha dan
minapadi/sawah 1.675 ha. Produksi perikanan Kolaka Utara tahun 2018 sebesar
26.861, 1 ton, yang terdiri dari perikanan tangkap sebesar 14.704,1 ton dan
perikanan budidaya sebesar 12.157 ton. Produksi perikanan tangkap di laut
memberikan kontribusi terbesar bagi pembangunan sektor perikanan dan kelautan.
Hasil produksi perikanan Kolaka Utara secara umum masih banyak diserap untuk
kebutuhan domestik sehingga menyebabkan usaha pemasaran ekspor hasil
perikanan masih belum berkembang secara baik. Untuk itu, pemerintah daerah
terus mendorong peningkatan produksi perikanan dengan berbagai cara, seperti
memberikan pelatihan dan tata cara penangkapan ikan dengan metode yang ramah
lingkungan, memberikan bantuan berupa kapal penangkap ikan, meningkatkan  
infrastruktur dan pembangunan sarana pengolahan hasil laut, sehingga hasil yang
diperoleh bukan hanya sebagai bahan baku tetapi sudah menjadi produk olahan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran hasil penangkapan ikan di Kabupaten Kolaka
utara baik di laut maupun diperairan umum?
2. Bagaiamana gambaran budidaya perikanan kolam, tambak, dan
karamba di Kabupaten Kolaka?
3. Bagaimana gambaran kawasan minapolitan di Kabupaten Kolaka?
4. Bagaimana Peluang investasi di bidang perikanan dankelautan di
Kabupaten Kolaka Utara?

C. Tujuan

1
1. Mengetahui gambaran hasil penangkapan ikan di Kabupaten Kolaka
utara baik di laut maupun diperairan umum?
2. Mengetahui gambaran budidaya perikanan kolam, tambak, dan
karamba di Kabupaten Kolaka
3. Mengetahui gambaran kawasan minapolitan di Kabupaten Kolaka
4. Mengetahui Peluang investasi di bidang perikanan dan kelautan di
Kabupaten Kolaka Utara

Bab II

2
Pembahasan

A. Perikanan Tangkap
1. Penangkapan di Laut Produksi perikanan tangkap yang dihasilkan dari
penangkapan di laut tahun 2018 sebesar 6.691,4 ton. Penangkapan ikan di
laut dilakukan di Kecamatan Lambai, Lasusua, Pakue, Batu Putih dan yang
terbesar berada di Batu Putih. Adapun jenis ikan yang ditangkap, seperti
cumi-cumi, kepiting, udang windu, kakap, kerapu, manyung, dll.
2. Penangkapan di Perairan Umum Hasil tangkapan di perairan umum
(meliputi sungai, danau, waduk, rawa dan saluran irigasi teknis)
diperoleh beberapa jenis ikan seperti betok, gabus, nila, mas, baung, lele,
sepat rawa, sepat siam, patin, lais, udang galah, dll. Pada tahun 2018
produksi ikan di perairan umum sebesar 8.012,7 ton.

B. Perikanan Budidaya
1. Budidaya Kolam
Potensi lahan budidaya ikan dalam kolam mencapai 19.558,3 ha, dimana
dari luasan tersebut telah dimanfaatkan sebesar 538,1 ha. Produksi ikan
budidaya kolam tahun 2018 sebesar 12.157 ton, dimana sebanyak 5.485,2
ton berasal dari kabupaten Lambai. Jenis ikan yang banyak dibudidayakan
dalam kolam, seperti patin, nila, mas, lele, gurami, betok dan gabus.
2. Budidaya Tambak
Kolaka Utara memiliki potensi tambak dengan luas lahan mencapai 21.998
ha. Dari luasan tersebut telah dimanfaatkan sebesar 8.457,1 ha. Kegiatan
budidaya tambak menghasilkan komoditi seperti udang, bandeng dan
kakap putih. Untuk komoditi udang, diusahakan untuk menghasilkan
udang dari jenis udang windu.

3. Budidaya Karamba dan Jaring Apung

3
Budidaya ikan dalam karamba merupakan salah satu kegiatan budidaya
yang banyak dikembangkan masyarakat Kolaka Utara mengingat potensi
perairan umum yang cukup luas, yaitu sebesar 350.000 ha. Tingkat
pemanfaatan lahan budidaya karamba di Kolaka Utara sebesar 87.699 m2
dengan produksi sebesar 26.915 ton. Budidaya ikan dalam karamba di
Kolaka Utara berkembang pesat di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu
Sungai Selatan, Tabalong dan Banjar. Sedangkan untuk budidaya jaring
apung berkembang pesat di Kabupaten Banjar. Adapun jenis ikan yang
banyak dibudidayakan antara lain betok, gabus, nila, mas dan patin.
4. Budidaya Laut
Potensi lahan budidaya laut di Kabupaten Kolaka Utara sebesar 8.905 ha.
Dari luasan tersebut telah dimanfaatkan sebesar 123 ha atau sebesar 1,38%
dengan produksi sebesar 2.426, 2 ton. Budidaya laut sebagian besar
dilakukan di Kabupaten Kotabaru, seperti karamba jaring apung (KJA),
rumput laut dan tiram mutiara. Untuk komoditas yang dibudidayakan
dalam KJA antara lain ikan kerapu dan teripang.

C. Kawasan Minapolitan
Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan
perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi,
berkualitas dan percepatan (akselerasi). Minapolitan diterapkan pada komoditas
unggulan dan Kolaka Utara merupakan salah satu Kabupaten percontohan klaster
minapolitan. Tiga lokasi yang ditetapkan sebagai kawasan minapolitan adalah
Kecamatan Lasusua, Pakue, dan Batu Putih. Pengembangan kawasan minapolitan
telah mendorong peningkatan produksi perikanan secara signifikan di Kolaka
Utara. Kawasan minapolitan merupakan tempat budidaya ikan dari hulu sampai
hilir, dimana ikan-ikan mulai tahap pembenihan, pembesaran, panen serta
pemasaran dilakukan di satu tempat. Kecamatan Batu Putih tepatnya merupakan
salah satu kawasan minapolitan berbasis perikanan budidaya dengan komoditas
utama adalah patin dan bandenga Dalam satu hari, kawasan minapolitan Batu
Putih mampu menghasilkan 6 – 12 ton patin dan bandeng

4
untuk dipasarkan ke kabupaten/kota di Kolaka Utara bahkan hingga ke Sulawesi
Selatan. Untuk keperluan benih, terdapat pabrik pakan mandiri di kawasan ini.
Hal ini turut mendukung Gerakan Pakan Mandiri (GERPARI) yang telah
dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk diterapkan di kawasan
minapolitan. Pabrik pakan tersebut mampu memproduksi 2 ton pakan setiap hari
secara rutin. Di kawasan minapolitan Batu Putih terdapat Unit Pengolahan Ikan
(UPI) yang memiliki fasilitas berupa air blast freezer berkapasitas 2 ton, cold
storage yang mampu mendinginkan ikan sebanyak 2 ton serta ruang processing
dan kelengkapannya. Selain UPI, juga terdapat kantor UPP/UPT, Pos Penyuluhan,
Pos Pelayanan Ikan Terpadu (Posikandu) dan pabrik es mini.

D. Peluang Investasi di Bidang Perikanan dan Kelautan


1. Budidaya Kolam
Peluang investasi usaha budidaya kolam dengan potensi lahan yang
mencapai 19.558,3 ha ha baru dimanfaatkan sebesar 538,1 ha, sehingga
usaha budidaya kolam masih terbuka lebar untuk dikembangkan di
Kolaka Utara.
2. Budidaya Tambak
Peluang investasi usaha budidaya tambak dengan potensi lahan yang
mencapai 21.998 ha baru dimanfaatkan sebesar 8.457,1 ha, sehingga
usaha budidaya tambak masih terbuka lebar untuk dikembangkan di
Kolaka Utara. Lokasi budidaya dapat dilakukan di beberapa Kecamatan,
seperti Rante Angin, Wawo, Lasusua. Untuk jenis komoditi yang paling
potensial untuk dikembangkan adalah udang windu. Hal ini
berkaitan dengan harga yang relatif tinggi, pasar yang masih terbuka
lebar, teknologi yang sudah dikuasai dan serangan penyakit yang sudah
dapat diatasi.

3. Budidaya Karamba Jaring Apung (KJA) Peluang investasi usaha budidaya


karamba jaring apung (KJA) dengan potensi perairan yang mencapai

5
60.000 ha masih terbuka lebar untuk dikembangkan di Kolaka Utara.
Lokasi udidaya dapat dilakukan di beberapa kabupaten di Kolaka Utara.

Bab III
Penutup

6
A. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang diperoleh dari makalah iniadalah sebagai
berikut:
1. Perikanan Tangkap terdiri dari penangkapan di laut produksi dan
penangkapan dilaut umum pada tahun 2018 sebesar 6.691,4 ton dan
8.012,7 ton.
2. Perikanan Budidaya yang terdiri dari budidaya kolam dan budidaya
tambak dimana lahan yang tersedia sebesar 19.558,3 dan yang telah
dimanfaatkan sebesar 8.457,1 ha untuk budidaya kolam sedangkan lahan
yang tersedia 21.998 ha dan baru sebesar 8.457,1 ha yang dimanfaatkan
untuk budidaya tambak
3. Kawasan minapolitan berbasis perikanan budidaya dengan komoditas
utama adalah patin dan bandenga Dalam satu hari, kawasan minapolitan
Batu Putih mampu menghasilkan 6 – 12 ton patin dan bandeng untuk
dipasarkan ke kabupaten/kota di Kolaka Utara bahkan hingga ke Sulawesi
Selatan.
4. Peluang investasi usaha budidaya kolam dengan potensi lahan yang
mencapai 19.558,3 ha ha baru dimanfaatkan sebesar 538,1 ha, sehingga
usaha budidaya kolam masih terbuka lebar untuk dikembangkan di
Kolaka Utara. Peluang investasi usaha budidaya tambak dengan potensi
lahan yang mencapai 21.998 ha baru dimanfaatkan sebesar 8.457,1 ha,

B. Saran
Hendaknya kebijakan pengembangan sector perikanan di Kabupaten
Kolaka Utara di arahkan menjadi pusat kegiatan industry sektor tersebut
merupakan salah satu unggulan dan penyumbang output terbesar dalam
perekonomian di Kabupaten Kolaka Utara

Daftar Pustaka

7
Ahmad Fauzi, 2005, Kebijakan Perikanan ; Isu, Sintesis dan Gagasan, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Ahmad Fauzi, 2010, Ekonomi Perikanan, Teori, Kebijakan dan Pengelolaan,
Gramedia
Utama, Jakarta.
Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti,
Bandung.
A. Soim, 1994, Pembesaran Kepiting, Swadaya, Jakarta.
Adnan Harahap, Ishak Manany, Isa Anshari dkk., 1997, Islam dan Lingkungan
Hidup, Yayasan Swarna Bhumi, Jakarta.
Ahmad Hamzah , 1988, Laut Territorial dan Perairan Indonesia, Akademika
Pressindo, Jakarta.
A.T Charles, 2001, Sustainable Fishery System, Blackwell Science Ltd, Oxford.
Alef Theria Wasim, 2005, Ekologi Agama dan Studi Agama-Agama, Oasis
Publisher, Yogyakarta.
Burhan Bungin, 2000, Metodologi Penelitian Sosial, Airlanga University Press,
Bandung.
Badan Pusat Statistik, 2013, Laporan Hasil Sensus Pertanian Tahun 2013, Badan
Pusat Statistik, Jakarta.
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2001, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara,
Jakarta.
Charles, A.T., 2001, Sustainable Fishery System. Blackwell Science Ltd, Oxford.
Dwidjoseputro, 1994, Ekologi Manusia dengan Lingkungannya, Cetakan Ke 3,
Erlangga, Jakarta.
Direktorat Jenderal Perikanan, 1994, Pedoman Pembenihan Kepiting Bakau
(Scylla Serrata), Balai Budidaya Air Payau, Direktorat Jenderal
Perikanan, Jakarta.
Eddy Afrianto, et.al., 1996, Kamus Istilah Perikanan, Kanisius, Bandung.
Effendie, 2002, Biologi Perikanan, Yayasan Pustaka Nusantara,
Yogyakarta.
Fathi Osman, 1997, Concept of the Qur’an: A Topical Reading, ABIM, Kuala
Lumpur.
Fachrudin M. Mangunjaya, Konservasi Alam dalam Islam, Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta.
[FAO] Food and Agriculture Organization, 1995, Code of Conduct For
Responsible Fisheries., Rome: FAO-United Nation.

8
Fauzi dan Anna, 2005, Pemodelan Sumber Daya Perikanan dan Lautan Untuk
Analisis Kebijakan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Fujaya Yushinta, 2002, Budidaya Kepiting Bakau, Cetakan Ke-5, Acced 11 Maret
2009.
Gabril Amin Silalahi, 2003, Metode dan Study Kasus, Citra Media, Sidoarjo.
Husaini Usman dan Purnomo Setia Akbar, 1995, Metode Penelitian Sosial, Bumi
Aksara, Jakarta.
Harun M. Husein, 1995, Lingkungan Hidup Masalah, Pengelolaan dan
Penegakan Hukumnya, bumi aksara, Jakarta.
Indah Susilowati, 2012, Menuju Pengelolaan Sumber Daya Perikanan
Berkelanjutan Yang Berbasis Pada Ekosistem; Studi Empiris di
Karimunjawa Jawa Tengah, Penelitian Hibah Kompetitif Tahun
Anggaran 2012.
Kehati, 2000, Materi Kursus Inventarisasi flora dan fauna Taman Nasional Meru
Betiri, Malang.
Kordi, 2012, Jurus Jitu Pengelolaan Tambak Untuk Budidaya Perikanan
Ekonomis, Andi, Yogyakarta.
Kementerian PPN/Bappenas Direktorat Kelautan dan Perikanan. 2014, Kajian
Strategi Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan, Bappenas Direktorat
Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Kaelany HD, 1996, Islam Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Rineka Cipta,
Jakarta, Cetakan 1.
Lucky Andrianto, “Implementasi Code of Conduct For Responsible Fisheries
dalam Perspektif Negara Berkembang”, dalam Jurnal Hukum
Internasional (Indonesian Jurnal of International Law), Volume 2 Nomor
3 (Jakarta: Lembaga Pengkajian Hukum Internasional Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, April 2005)
Melda Kamil Ariadno, 2007, Hukum Internasional Hukum Yang Hidup, Media,
Jakarta.
Mallawwa, A dan Najamuddin, 2003, Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan
Berkelanjutan, Makalah Pada Seminar Nasional Pemanfaatan Sumber
Daya Perikanan Yang Bertanggungjawab dan Berbasis Masyarakat.
M. Munasunghe, 2002, Analysis The Nexus Of Sustainable And Crimate
Change; On Overview, OECD, France.
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, 1992, Analisis Data Kualitatif, UI
Pers, Jakarta.
Monintja, 2000, Pemanfaatan Pesisir Laut Untuk Kegiatan Perikanan Tangkap
Prosiding Pelatihan Untuk Pengelolan Wilayah Pesisir Terpadu, PKSPL
IPB, Bogor.

9
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
Cet. 2.
Nasution, 2003, Metode Research Penelitian Ilmiah, Cetakan Ke-4, Bumi Aksara,
Bandung.
Nikijuluw, V.P.H, 2002. Rezim Pengelolaan Sumber Daya Perikanan., Pustaka
Cidesindo. Jakarta.
Nikijuluw, 2005, Politik Ekonomi Perikanan : Bagaimana Dan Kemana Bisnis
Perikanan, Fery Agung Corporation, Jakarta.
Nontji, 2002, Laut Indonesia, Cetakan Ke 3, Djambatan, Jakarta.
Nadjamuddin Ramly, 2007, Islam Ramah Lingkungan Konsep dan Strategi Islam
dalam Pengelolaan, Pemeliharaan, dan penyelamatan Lingkungan,
Grafindo Khazanah Ilmu, Jakarta.
Pomeroy, 2009. Ecosystem-Based Fisheries Management in Small-Scale Tropical
Marine Fisheries: Emerging Models of Governance Arrangements in The
Philippines, ournal of Elsevier: Marine Policy.
Pemerintah Kabupaten Jepara Dinas Kelautan dan Perikanan, 2010, Buku Saku,
Dinas Kelautan Dan Perikanan, Jepara.
Richard J.F. Jenkins, 1972, Metanephrops, A New Genus Of Late Pliocene To
Recent Lobsters, Decapoda, Nephropidae.
Rony Hanittyo Soemitro, 1982, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri,
Ghalia Indonesia, Jakarta
R. Dahuri, 1993, Model Pembangunan Sumber Daya Perikanan Secara
Berkelanjutan, Proseding Symposium Perikanan Indonesia.
R. Dahuri, 2003, Keanekaragaman Hayati Laut; Isu, Sintesis dan Gagasan,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Robinson Tarigan, 2004, Ekonomi Regional : Teori dan Aplikasi, Bumi Aksara,
Jakarta.
Suparmoko, dan Maria R Suparmoko, 2000. Pokok-pokok ekonomika, BPFE,
Yogyakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai