Anda di halaman 1dari 3

Nama : Raja Mohammad Iqbal Simamora

Notar : 1901338
Absen : 20
Kelas : TD 3.11
Tugas Manajemen Keselamatan KA
Peningkatan keselamatan Perlintasan Sebidang Kereta Api
Perlintasan sebidang masih menjadi pemasalahan yang harus diperhatikan pada perkembangan
pertumbuhan penduduk dan pergerakan yang semakin meningkat. Perlintasan sebidang yang tidak
memenuhi standar masih banyak ditemukan. Saat ini masih terdapatnya kecelakaan pada
perlintasan sebidang antara kereta dengan kendaraan yang menimbulkan tingkat fatalitas yang
tinggi.
“Terdapat 5051 perlintasan sebidang. Yang dijaga sebanyak 26 persen dan tidak dijaga 74
persen. Sebesar 85 persen kecelakaan pada perlintasan terjadi pada perlintasan yang tidak dijaga.
Rasio kecelakaan fatal 40,47 per 1.000 perlintasan sebidang. Rasio kematian 14,96 per 1.000
perlintasan sebidang.”
Meskipun rata-rata yang terjadi bukan termasuk kecelakaan kereta api. Pasal 6 PP No. 62 tentang
Investigasi Kecelakaan Transportasi, menyebutkan kecelakaan kereta api terdiri atas tabrakan
antar Kereta Api; Kereta Api terguling; Kereta Api anjlok; dan/atau Kereta Api terbakar.
Program Penanganan Perlintasan pada Proyek Peningkatan Jalur KA berupa pembangunan pos
jaga dan pintu perlintasan terintegrasi fasilitas operasi, pemasangan tiang early warning
system (EWS), pemasangan Kembali patok rel pemnbatas ruang bebas jalur KA (normalisasi
jalur), pembangunan jalan inspeksi, penyambungan dan perapian ballast stopper, penutupan
perlintasan liar, pembanguan jembatan penyeberangan orang (JPO), pemasangan Kembali
kelengkapan jalan inspeksi di bangunan hikmat (BH), pemnuhan perlengkapan rambu/alat
pemberi isyarata lalu lintas (APILL), dan penekan hukum dan sosialisasi disiplin keselamatan.
Di Negara bagian Australia Selatan, tahun 2003 didirikan State Level Crossing Safety Advisory
Committee (SLCSAC) untuk mengurangi jumlah, biaya dan trauma tabrakan di perlintasan kereta
dengan cara yang paling hemat biaya.
Tata cara berlalu lintas di perlintasan sebidang pada pengemudi kendaraan sebagai berikut:
Pada perlintasan sebidang antara jalan dengan jalur kereta api, pengemudi kendaraan wajib :
a. Mendahulukan kereta api;
b. Memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintasi rel.
Tata cara berlalu lintas di perlintasan sebidang untuk Masinis Kereta Api sebagai berikut :
a. Selama dalam perjalanan kereta api, masinis harus memperhatikan dan mematuhi ketentuan :
 Sinyal dan tanda (semboyan);
 jalan rel yang akan dilalui.
b. Masinis setiap melihat tanda/semboyan 35 wajib membunyikan suling lokomotif sebanyak satu
kali dengan suara agak panjang untuk minta perhatian.
c. Jika melakukan langsiran di perlintasan sebidang yang berada di emplasemen, masinis wajib
memperhatikan tanda/semboyan 50 yang diberikan oleh juru langsir kepada masinis.
Monitoring perlintasan sebidang yang dilakukan Direktorat Keselamatan, Dirjen. Perkeretaapian.
Pintu perlintasan yang dioperasikan oleh Pemda tidak terhubung dengan fasilitas operasi,
mengandalkan jadwal keberangkatan KA, sistem telekomunikasi antar pos jaga. Pintu perlintasan
yang dioperasikan oleh penyelenggara, peralatan tidak terhubung dengan sistem interlocking
persinyalan. Perlintasan tidak berizin, maraknya perlintasan tidak berizin makin marak.
Pengelolaan dan peningkatan keselamatan di perlintasan sebidang tersebut dilakukan oleh
penanggung jawab jalan sesuai klasifikasinya seperti Menteri untuk jalan nasional, Gubernur
untuk jalan provinsi, dan Bupati/Walikota untuk jalan kabupaten/kota dan jalan desa. Hal ini sesuai
dengan PM Perhubungan No 94 Tahun 2018 pasal 2 dan 37.
Sumber :
https://surabaya.liputan6.com/read/4389839/upaya-kai-tingkatkan-keselamatan-di-perlintasan-
sebidang-kereta-api
https://www.unika.ac.id/online/upaya-peningkatan-keselamatan-di-perlintasan-sebidang/

Anda mungkin juga menyukai