1. Keamanan komputer adalah suatu cabang teknologi yang dikenal dengan
nama keamanan informasi yang diterapkan pada komputer. Sasaran keamanan komputer antara lain adalah sebagai perlindungan informasi terhadap pencurian atau korupsi, atau pemeliharaan ketersediaan, seperti dijabarkan dalam kebijakan keamanan. 2. VPN atau Virtual Private Network merupakan teknologi komunikasi untuk membantu terkoneksi pada jaringan publik dan bisa membantu penggunanya bergabung dalam jaringan lokal. Dengan menggunakan VPN ini bisa membantu pengguna memperoleh hak sekaligus juga pengaturan sama seperti berada pada LAN, meskipun sesungguhnya masih memakai jaringan milik dari publik. VPN atau Virtual Private Network merupakan teknologi komunikasi untuk membantu terkoneksi pada jaringan publik dan bisa membantu penggunanya bergabung dalam jaringan lokal. Dengan menggunakan VPN ini bisa membantu pengguna memperoleh hak sekaligus juga pengaturan sama seperti berada pada LAN, meskipun sesungguhnya masih memakai jaringan milik dari publik. 3. TUNNELING : VPN tunnel adalah mekanisme koneksi yang sebenarnya, yaitu untaian atau anyaman data yang mengelilingi lalu lintas terenkripsi dan membuat koneksi Anda aman. Terowongan VPN bekerja dengan cara mengenkapsulasi dan mengenkripsi data. Keduanya berjalan beriringan sehingga penjelajahan Anda aman di dalam terowongan VPN. Cara menggunakan private tunnel VPN ini adalah dengan menyambungkan koneksi ke jaringan VPN terlebih dahulu. Kemudian, pilih jenis private tunnel VPN yang Anda inginkan. ENSKRIPSI : Sementara itu, enkripsi data adalah proses yang membuat data Anda tetap aman di dalam web tunnel VPN dan membuatnya tidak dapat dibaca oleh siapa pun kecuali penerima yang dituju. Tidaklah cukup hanya dengan memiliki sebuah terowongan karena penting bagi Anda untuk menjaga informasi yang masuk melalui terowongan seaman mungkin. Enkripsi data seperti proses menulis surat Anda dalam bahasa yang hanya digunakan oleh penerima, jadi tidak dapat dibaca apabila disadap dengan cara apa pun. 4. DIGITAL FORENSIC : adalah salah satu cabang ilmu forensik, terutama untuk penyelidikan dan penemuan konten perangkat digital, dan sering kali dikaitkan dengan kejahatan komputer. Istilah forensik digital pada awalnya identik dengan forensik komputer tetapi kini telah diperluas untuk menyelidiki semua perangkat yang dapat menyimpan data digital. Forensik digital diperlukan karena biasanya data di perangkat target dikunci, dihapus, atau disembunyikan. Berawal dari bangkitnya revolusi komputasi personal pada akhir 1970-an dan awal 1980-an, disiplin ini berkembang secara alami selama tahun 1990-an, dan baru pada awal abad ke-21 negara-negara secara bertahap membentuk kebijakannya terhadap disiplin ini. 5. Tujuan dari forensik komputer adalah untuk menjelaskan keadaan artefak digital saat ini; seperti sistem komputer, media penyimpanan atau dokumen elektronik. 6. Malware adalah perangkat lunak yang dibuat dengan tujuan memasuki dan terkadang merusak sistem komputer, jaringan, atau server tanpa diketahui oleh pemiliknya. Istilah malware diambil dari gabungan potongan dua kata yaitu malicious “berniat jahat” dan software “perangkat lunak”. 7. PENGERTIAN : Cyber Law adalah aspek hukum yang istilahnya berasal dari Cyberspace Law, yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet/elektronik yang dimulai pada saat mulai “online” dan memasuki dunia cyber atau maya. Pada negara yang telah maju dalam penggunaan internet/elektronik sebagai alat untuk memfasilitasi setiap aspek kehidupan mereka, perkembangan hukum dunia maya sudah sangat maju.
TUJUAN : Cyber Law sangat dibutuhkan, kaitannya dengan upaya
pencegahan tindak pidana, maupun penanganan tindak pidana. Cyber Law akan menjadi dasar hukum dalam proses penegakan hukum terhadap kejahatan-kejahatan dengan sarana elektronik dan komputer, termasuk kejahatan pencucian uang dan kejahatan terorisme. Dengan kata lain, Cyber Law diperlukan untuk menanggulangi kejahatan Cyber. 8. ASAS ASAS CYBER LAW Subjective territoriality, yang menekankan bahwa keberlakuan hukum ditentukan berdasarkan tempat perbuatan dilakukan dan penyelesaian tindak pidananya dilakukan di negara lain Objective territoriality, yang menyatakan bahwa hukum yang berlaku adalah hukum dimana akibat utama perbuatan itu terjadi dan memberikan dampak yang sangat merugikan bagi negara yang bersangkutan. Nationality, yang menentukan bahwa negara mempunyai jurisdiksi untuk menentukan hukum berdasarkan kewarganegaraan pelaku. Passiva nationality, yang menekankan jurisdiksi berdasarkan kewarganegaraan korban. Protective principle, yang menyatakan berlakunya hukum didasarkan atas keinginan negara untuk melindungi kepentingan negara lain dari kejahatan diluar wilayahnya, yang umumnya digunakan apabila korban adalah negara atau pemerintah. Universality, asas ini selayaknya memperoleh perhatian khusus terkait dengan penanganan hukum kasus-kasus cyber, asas ini disebut juga sebagai “universal interest jurisdiction”, pada mulanya asas ini menentukan bahwa setiap negara berhak untuk menangkap dan menghukum para pelaku pembajakan. Asas ini kemudian diperluas sehingga mencakup pula kejahatan terhadap kemanusiaan (crimes against humanity), misalnya penyiksaan, genosida, pembajakan udara lain-lain, meskipun dimasa mendatang asas juridiksi universal ini mungkin dikembangkan untuk internet piracy, seperti computer, cracking, carding, hacking and viruses, namun perlu dipertimbangkan bahwa penggunaan asas ini hanya diberlakukan untuk kejahatan sangat serius berdasarkan perkembangan dalam hukum internasional. Oleh karena itu, untuk ruang cyber dibutuhkan suatu hukum baru yang menggunakan pendekatan yang berbeda dengan hukum yang dibuat berdasarkan batas-baras wilayah. Ruang cyber dapat diibaratkan sebagai suatu tempat yang hanya dibatasi oleh screens and password. Secara radikal, ruang cyber telah mengubah hubungan antara legally significant (online) phenomena and physical location.
9. DMZ adalah kependekan dari Demilitarized Zone, suatu area yang
digunakan berinteraksi dengan pihak luar. Dalam hubungannya dengan jaringan komputer, DMZ merupakan suatu sub network yang terpisah dari sub network internal untuk keperluan keamanan. 10.TUJUAN DAN METODE DMZ Digunakan untuk membuat para pengguna internal, seperti karyawan agar bisa dan mau menggunakan proxy server ketika mereka hendak mengakses internet Digunakan untuk mengurangi beberapa persyaratan dari akses bandwidth internet. Alasannya karena beberapa konten yang ada di dalam web bisa di-cache server proxy. Digunakan untuk menyederhanakan dalam pencatatan dan juga monitoring berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pengguna, dimanan nanti kegiatan tersebut akan berfokus pada konten web filtering.