http://okkiprasetio.blogspot.com/2012/04/cyberlaw-
computer-crime-act-council-of.html
Cyberlaw, Computer Crime Act, Council of Europe Convention On Cyber
Crime
Cyberlaw
Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya) yang umumnya
diasosiasikan dengan internet. Cyberlaw merupakan aspek hukum yang ruang lingkupnya
meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang
menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan
memasuki dunia cyber atau maya. Cyberlaw sendiri merupakan istilah yang berasal dari
Cyberspace Law. Cyberlaw juga merupakan hukum yang terkait dengan masalah dunia
cyber. Di Indonesia saat ini sudah ada dua Rancangan Undang-Undang (RUU) yang
berhubungan dengan dunia cyber, yaitu RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi dan RUU
Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik.
Council of Europe Convention on Cyber Crime ini juga terbuka untuk penandatanganan oleh
negara-negara non-Eropa dan menyediakan kerangka kerja bagi kerjasama internasional
dalam bidang ini. Konvensi ini merupakan perjanjian internasional pertama pada kejahatan
yang dilakukan lewat internet dan jaringan komputer lainnya, terutama yang berhubungan
dengan pelanggaran hak cipta, yang berhubungan dengan penipuan komputer, pornografi
anak dan pelanggaran keamanan jaringan. Hal ini juga berisi serangkaian kekuatan dan
prosedur seperti pencarian jaringan komputer dan intersepsi sah.
Tujuan utama adanya konvensi ini adalah untuk membuat kebijakan kriminal umum yang
ditujukan untuk perlindungan masyarakat terhadap Cyber Crime melalui harmonisasi
legalisasi nasional, peningkatan kemampuan penegakan hukum dan peradilan, dan
peningkatan kerjasama internasional.
Cybercrime merupakan suatu perkembangan dari komputer crime. menurut penjelasan Rene L.
Pattiradjawane cybercrime merupakan suatu konsep hukum cyberspace, cyberlaw dan cyberline
yang dapat menciptakan komunitas pengguna jaringan internet yang luas (60 juta), yang melibatkan
160 negara telah menimbulkan kegusaran para praktisi hukum untuk menciptakan pengamanan
melalui regulasi, khususnya perlindungan terhadap milik pribadi. John Spiropoulos mengungkapkan
bahwa cybercrime juga memiliki sifat efisien dan cepat serta sangat menyulitkan bagi pihak penyidik
dalam melakukan penangkapan terhadap pelakunya.
Cyberlaw merupakan sebuah ungkapan yang mewakili masalah hukum terkait penggunaan aspek
komunikatif, transaksional, dan distributif, dari teknologi serta perangkat informasi yang terhubung
ke dalam sebuah jaringan. Beberapa topik utama diantaranya adalah perangkat intelektual, privasi,
kebebasan berekspresi, dan jurisdiksi, dalam domain yang melingkupi wilayah hukum dan regulasi.
CyberLaw merupakan aspek hukum yang artinya berasal dari Cyberspace Law.yang ruang lingkupnya
meliputi aspek-aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang
menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai “online” dan
memasuki dunia cyber atau maya. bisa diartikan cybercrime itu merupakan kejahatan dalam dunia
internet.
Dalam bukunya yang berjudul Code and Other Laws of Cyberspace, Lawrence Lessig
mendeskripsikan empat mode utama regulasi internet, yaitu:
1. Law (Hukum)
East Coast Code (Kode Pantai Timur) standar, dimana kegiatan di internet sudah merupakan subjek
dari hukum konvensional. Hal-hal seperti perjudian, pornografi, dan penipuan, diatur secara online
dengan cara yang sama seperti halnya secara offline.
2. Architecture (Arsitektur)
West Coast Code (Kode Pantai Barat), dimana mekanisme ini memperhatikan parameter dari bisa
atau tidaknya informasi dikirimkan lewat internet. Semua hal mulai dari aplikasi penyaring internet
(seperti aplikasi pencari kata kunci) ke program enkripsi, sampai ke arsitektur dasar dari protokol
TCP/IP, termasuk dalam kategori regulasi ini.
3. Norms (Norma)
Setiap kegiatan akan diatur secara tak terlihat lewat aturan yang terdapat di dalam komunitas,
dalam hal ini oleh pengguna internet. Beberapa aksi akan disensor atau diatur sendiri oleh norma-
norma yang berlaku di dalam komunitas manapun di internet yang dipilih oleh seseorang untuk
berasosiasi, seperti halnya dalam kehidupan nyata.
4. Market (Pasar)
Sejalan dengan regulasi oleh norma di atas, pasar juga mengatur beberapa pola tertentu atas
kegiatan di internet. Internet menciptakan pasar informasi virtual yang mempengaruhi semua hal
mulai dari penilaian perbandingan layanan ke penilaian saham. Selain itu, peningkatan popularitas
internet sebagai alat transaksi semua bentuk kegiatan komersial, dan sebagai media periklanan,
telah menciptakan hukum penawaran dan permintaan di dunia maya.
Council of Europe Convention on Cybercrime (COECCC) merupakan salah satu contoh organisasi
internasional yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari kejahatan di dunia maya, dengan
mengadopsikan aturan yang tepat dan untuk meningkatkan kerjasama internasional dalam
mewujudkan hal ini.
http://ilmumengenaikomputer.blogspot.com/2010/02/pengertian-
cyberlaw.html
Pengertian Cyberlaw
>> http://princeznaj.blogspot.com/2010/04/perbandingan-cyber-law-computer-crime.html
cyber law, Computer crime act (Malaysia), Council of Europe Convention on Cyber crime
memiliki pendefinisian sendiri-sendiri.... dan didalam penulisan ini, saya akan mengupas
secara singkat definisi tersebut agar dapat mempuermudah pembaca dalam meng'artikan nya
Cyber law merupakan sebuah istilah yang berhubungan dengan masalah hukum terkait
penggunaan aspek komunikatif, transaksional, dan distributif, dari teknologi serta perangkat
informasi yang terhubung ke dalam sebuah jaringan.
Didalam karyanya yang berjudul Code and Other Laws of Cyberspace, Lawrence Lessig
mendeskripsikan empat mode utama regulasi internet, yaitu:
Law (Hukum)
East Coast Code (Kode Pantai Timur) standar, dimana kegiatan di internet sudah
merupakan subjek dari hukum konvensional. Hal-hal seperti perjudian secara online
dengan cara yang sama seperti halnya secara offline.
Architecture (Arsitektur)
West Coast Code (Kode Pantai Barat), dimana mekanisme ini memperhatikan
parameter dari bisa atau tidaknya informasi dikirimkan lewat internet. Semua hal
mulai dari aplikasi penyaring internet (seperti aplikasi pencari kata kunci) ke program
enkripsi, sampai ke arsitektur dasar dari protokol TCP/IP, termasuk dalam kategori
regulasi ini.
Norms (Norma)
Norma merupakan suatu aturan, di dalam setiap kegiatan akan diatur secara tak
terlihat lewat aturan yang terdapat di dalam komunitas, dalam hal ini oleh pengguna
internet.
Market (Pasar)
Sejalan dengan regulasi oleh norma di atas, pasar juga mengatur beberapa pola
tertentu atas kegiatan di internet. Internet menciptakan pasar informasi virtual yang
mempengaruhi semua hal mulai dari penilaian perbandingan layanan ke penilaian
saham.
Cybercrime merupakan suatu kegiatan yang dapat dihukum karena telah menggunakan
komputer dalam jaringan Internet yang merugikan dan menimbulkan kerusakan pada jaringan
komputer Internet, yaitu merusak properti, masuk tanpa izin, pencurian hak milik intelektual,
pornografi, pemalsuan data, pencurian, pengelapan dana masyarakat.
Cyber Law di asosiasikan dengan media internet yang merupakan aspek hukum dengan ruang
lingkup yang disetiap aspeknya berhubungan dengan manusia dengan memanfaatkan
tekhnologi internet
merupakan salah satu contoh organisasi internasional yang bertujuan untuk melindungi
masyarakat dari kejahatan di dunia maya, dengan mengadopsikan aturan yang tepat dan
untuk meningkatkan kerjasama internasional dalam mewujudkan hal ini.
CYBERLAW
>> http://sixplore.wordpress.com/2010/02/20/cyberlaw/
Beberapa waktu yang lalu, salah seorang artis wanita Indonesia harus berurusan dengan pihak
berwajib, terkait ucapannya yang dilaporkan menghina suatu pihak tertentu melalui media
internet. Kemudian, muncul beberapa masalah penyalahgunaan suatu situs jejaring sosial
ternama, yang cukup meresahkan masyarakat. Walaupun pada akhirnya kedua contoh kasus
diatas telah diselesaikan dengan baik, hal ini cukup menarik untuk diperhatikan, karena
bukan berarti masalah berhenti sampai di sini. Masih ada banyak kasus terkait dunia internet
yang –mungkin saja– belum tercium oleh pihak berwajib. Permasalahan saat ini, adakah
aturan yang mampu mengatur penggunaan internet itu sendiri serta berbagai aktivitas yang
terjadi didalamnya secara efektif? Bila tidak ada, bagaimana cara kita untuk bisa -paling
tidak- menahan efek penggunaan internet secara berlebihan? Jawabannya yaitu dengan
cyberlaw. Lalu, apa sebenarnya cyberlaw itu?
Cyberlaw adalah sebuah istilah yang mewakili masalah hukum terkait penggunaan aspek
komunikatif, transaksional, dan distributif, dari teknologi serta perangkat informasi yang
terhubung ke dalam sebuah jaringan. Beberapa topik utama diantaranya adalah perangkat
intelektual, privasi, kebebasan berekspresi, dan jurisdiksi, dalam domain yang melingkupi
wilayah hukum dan regulasi.
Jurisdiksi adalah sebuah aspek dari hukum negara yang mengacu pada peraturan judisial,
legislatif, dan administratif. Walaupun begitu, jurisdiksi tidak sejalan dengan peraturan
pemerintah. Hukum suatu negara bisa memiliki akibat yang melampaui jurisdiksi di luar
peraturan pemerintah dan batas wilayah negara tersebut. Hal ini bermasalah karena media
dari internet tidak secara jelas mengenali peraturan pemerintah dan batas wilayah. Tak ada
seragam, hukum jurisdiksional internasional dari aplikasi global, dan konflik hukum,
terutama hukum internasional pribadi. Misalnya, suatu konten web bisa dianggap legal oleh
satu negara, bisa saja dianggap illegal oleh negara lain. Dalam ketidakhadiran kode
jurisdiksional umum, praktisi hukum harus berhadapan dengan masalah konflik hukum.
Masalah utama cyberlaw lainnya adalah bagaimana cara memperlakukan internet itu sendiri.
Apakah sebagai ruang fisik lalu diberikan hukum jurisdiksional? Ataukah menganggap
internet sebagai sebuah dunia lalu terbebas dari batasan-batasan tersebut. Mereka yang
mendukung hal kedua berpendapat agar pemerintah meninggalkan permasalahan komunitas
internet ke regulasinya sendiri. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa, antara internet dan
pemerintah, keduanya harus saling berkompromi.
Hal besar lainnya adalah netralitas jaringan, yang mempengaruhi regulasi infrastruktur
internet. Walaupun tak diketahui oleh sebagian besar pengguna internet, setiap paket data
yang dikirim dan diterima pengguna di internet melewati router dan infrastruktur transmisi
yang dimiliki oleh entitas publik atau pribadi, termasuk perusahaan telekomunikasi,
universitas, dan pemerintah. Hal ini menjadi salah satu aspek kritis cyberlaw dan memiliki
implikasi jurisdiksi langsung, karena paksaan hukum dalam suatu jurisdiksi memiliki
potensial untuk menimbulkan efek dramatis pada jurisdiksi lainnya saat host server atau
perusahaan telekomunikasi ikut terpengaruh.
Kebebasan Berbicara di Dunia Maya
Bila dibandingkan dengan media cetak tradisional, aksesibilitas dan anonimitas relatif dunia
maya telah meruntuhkan batasan tradisional antara satu individual dengan kemampuannya
untuk publikasi. Setiap orang yang memiliki koneksi internet memiliki potensi untuk meraih
banyak pemirsa dengan usaha yang hampir tak ada. Namun, bentuk penulisan di internet
menimbulkan pertanyaan dan mungkin memperbesar kompleksitas hukum terkait kebebasan
dan regulasi berbicara di dunia maya.
Pemerintah
Struktur unik internet telah meningkatkan beberapa topik hukum. Walau terletak pada
komputer dan perangkat elektronik lainnya, internet berdiri sendiri di lokasi geografis
manapun. Saat banyak individual terhubung ke internet dan berinteraksi dengan yang lainnya,
mereka bisa menahan beberapa informasi pribadi dan membuat identitas asli mereka tidak
dikenal. Jikalau pun ada hukum yang benar-benar bisa mengatur internet, kemungkinan
hukum tersebut, secara fundamental, berbeda dengan hukum yang digunakan oleh negara
geografis saat ini.
Dalam bukunya yang berjudul Code and Other Laws of Cyberspace, Lawrence Lessig
mendeskripsikan empat mode utama regulasi internet, yaitu:
1. Law (Hukum)
East Coast Code (Kode Pantai Timur) standar, dimana kegiatan di internet sudah merupakan
subjek dari hukum konvensional. Hal-hal seperti perjudian, pornografi, dan penipuan, diatur
secara online dengan cara yang sama seperti halnya secara offline.
2. Architecture (Arsitektur)
West Coast Code (Kode Pantai Barat), dimana mekanisme ini memperhatikan parameter dari
bisa atau tidaknya informasi dikirimkan lewat internet. Semua hal mulai dari aplikasi
penyaring internet (seperti aplikasi pencari kata kunci) ke program enkripsi, sampai ke
arsitektur dasar dari protokol TCP/IP, termasuk dalam kategori regulasi ini.
3. Norms (Norma)
Setiap kegiatan akan diatur secara tak terlihat lewat aturan yang terdapat di dalam komunitas,
dalam hal ini oleh pengguna internet. Beberapa aksi akan disensor atau diatur sendiri oleh
norma-norma yang berlaku di dalam komunitas manapun di internet yang dipilih oleh
seseorang untuk berasosiasi, seperti halnya dalam kehidupan nyata.
4. Market (Pasar)
Sejalan dengan regulasi oleh norma di atas, pasar juga mengatur beberapa pola tertentu atas
kegiatan di internet. Internet menciptakan pasar informasi virtual yang mempengaruhi semua
hal mulai dari penilaian perbandingan layanan ke penilaian saham. Selain itu, peningkatan
popularitas internet sebagai alat transaksi semua bentuk kegiatan komersial, dan sebagai
media periklanan, telah menciptakan hukum penawaran dan permintaan di dunia maya.
Regulasi Internet di Berbagai Negara
Pada tanggal 26-28 Januari 2010 lalu, diadakan workshop mengenai legislasi cybercrime di
negara-negara ASEAN, yang dilaksanakan oleh Regional EU-ASEAN Dialogue Instrument
(READI) dan didukung oleh EU-ASEAN Programme for Regional Integration Support
(APRIS) di Manila, Filipina. Diharapkan dengan adanya workshop ini negara-negara ASEAN
dapat memperkuat hukum atas kejahatan dunia maya, sejalan dengan standar hukum
internasional. Walau belum menyelesaikan masalah saat ini secara tuntas, setidaknya hal ini
bias memberikan titik terang untuk perbaikan regulasi yang ada atau pun akan dibuat, terkait
penggunaan teknologi informasi.