BUKU SAKU
FASILITASI
PERMOHONAN
HUTAN TANAMAN
RAKYAT
KATA PENGANTAR
Sebagai upaya Pemerintah dalam mewujudkan tujuan Perhutanan Sosial,
pembaharuan kebijakan terus dilakukan dalam rangka mengakomodir
kepentingan masyarakat. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Perhutanan Sosial,
telah hadir sebagai panduan dalam pelaksanaan proses pemberian akses
legal Perhutanan Sosial.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
PENDAHULUAN 4
Latar Belakang 4
MENGENAL HTR 5
Maksud Persetujuan Pengelolaan HTR 5
Dasar Hukum 5
Manfaat HTR 6
Pemanfaatan Hutan pada Persetujuan Pengelolaan HTR 7
Persetujuan Pengelolaan HTR diberikan kepada 8
Kriteria Subjek Pemohon HTR 9
Kriteria Objek Persetujuan Pengelolaan HTR 10
Hak Pemegang Persetujuan Pengelolaan HTR 11
12
Kewajiban Pemegang Persetujuan Pengelolaan HTR
13
Larangan Pemegang Persetujuan Pengelolaan HTR
3
PENDAHULUAN
Persetujuan Pengelolaan HTR bersifat terpadu mulai dari
subsistem hulu (on farm) hingga industri dan pasar (off
farm). HTR memerlukan subsistem pendukung yakni
kelembagaan, sumber daya manusia, modal, teknologi,
dengan ketentuan off taker (perusahaan swasta) tidak
mengambil porsi rakyat tetapi membina rakyat menjadi
pelaku utama dalam usaha pemanfaatan hutan
(community enterpreuner).
4
Mengenal
HUTAN TANAMAN RAKYAT
Maksud Persetujuan Pengelolaan HTR
Adalah akses legal yang diberikan oleh Menteri LHK
kepada kelompok tani hutan (KTH), gabungan kelompok
tani hutan (GAPOKTANHUT), koperasi tani hutan
(KOPTANHUT), atau profesional kehutanan atau
perseorangan yang telah memperoleh pendidikan
kehutanan atau bidang ilmu lainnya yang memiliki
pengalaman sebagai Pendamping atau penyuluh di
bidang kehutanan dengan membentuk kelompok atau
koperasi bersama masyarakat setempat untuk mengelola
dan/atau memanfaatkan hutan pada kawasan hutan
produksi. Persetujuan pengelolaan hutan tanaman rakyat
diberikan dalam bentuk Surat Keputusan Menteri LHK
untuk jangka waktu 35 (tiga puluh lima) tahun dan dapat
diperpanjang.
Dasar Hukum
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Nomor 9 Tahun 2021
tentang Pengelolaan Perhutanan Sosial
5
MANFAAT
HUTAN TANAMAN RAKYAT
(HTR)
Mendapatkan
pengakuan
dan perlindungan Menciptakan
secara hukum lapangan
dalam mengelola
usaha baru,
kawasan hutan
(legal),
Meningkatkan
Menjaga
pendapatan
kelestarian
ekonomi
hutan dan
masyarakat,
Menyelesaikan ekosistem
konflik dan/atau sekitar,
sengketa dalam
pengelolaan
sumber daya hutan.
6
PEMANFAATAN HUTAN PADA
PERSETUJUAN PENGELOLAAN HTR
Pemanfaatan Kawasan
Kegiatan untuk memanfaatkan ruang tumbuh sehingga
diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan
manfaat ekonomi secara optimal dengan tidak
mengurangi fungsinya.
Contoh: budidaya tanaman obat, budidaya tanaman hias,
budidaya jamur, budidaya lebah, silvofishery, silvopastura,
agroforestry, agrosilvopastura, penangkaran satwa liar,
rehabilitasi satwa dan lain sebagainya.
7
PERSETUJUAN
PENGELOLAAN HTR
DIBERIKAN KEPADA
Gabungan
Kelompok Tani Hutan
Kelompok Tani Jika kelompok tani hutan beranggotakan
> 300 orang maka dapat membentuk
Hutan gabungan kelompok tani hutan
dengan anggota minimal 15 (gapoktanhut).
orang Gabungan kelompok tani hutan harus
terdiri dari beberapa kelompok tani hutan
BUKAN
PNS AKTIF
Profesional
kehutanan atau
Perseorangan
Profesional kehutanan atau
perseorangan yang telah
memperoleh pendidikan
kehutanan atau bidang
ilmu lainnya serta telah
memiliki pengalaman
Koperasi Tani Hutan sebagai pendamping atau
penyuluh bidang
Koperasi Tani Hutan setempat kehutanan. Yang
yang bergerak di bidang bersangkutan harus
pertanian, hortikultura, membentuk kelompok
atau koperasi bersama
peternakan, dan/atau
masyarakat setempat yang
kehutanan. beranggotakan minimal 15
orang.
8
KRITERIA SUBJEK
PEMOHON PERSETUJUAN
PENGELOLAAN HTR
------------------------------------------------------------------
HTR DIBERIKAN PADA: HTR TIDAK DIBERIKAN PADA:
PIAPS dengan Fungsi Kawasan Areal yang telah dibebani izin,
Hutan Produksi, diutamakan seperti:
pada hutan produksi yang ·Perizinan berusaha;
tidak produktif dengan ·Persetujuan penggunaan kawasan hutan;
·Persetujuan Pengelolaan Perhutanan
tutupan lahan rendah Sosial; atau
sampai sedang; dan/atau ·Pengelolaan oleh BUMN Bidang Kehutanan.
di luar PIAPS yang sudah Areal yang termasuk dalam PIPPIB
dikelola masyarakat setempat, (Peta Indikatif Penghentian
dimana usulan tersebut akan Pemberian Perizinan Berusaha).
dimasukan dalam revisi PIAPS Areal yang termasuk kategori
selanjutnya. TORA (Tanah Obyek Reforma
Areal di dalam satu kesatuan Agraria).
lanskap/bentang alam. Areal yang termasuk dalam Peta
Areal di luar Peta Arahan FEG (Fungsi Ekosistem Gambut).
Pemanfaatan Hutan Untuk Areal HTHR (Hutan Tanaman Hasil
Perizinan Berusaha Rehabilitasi) dan Rehab DAS
Pemanfaatan Hutan. kecuali yang telah diserahkan
kepada Pemohon Persetujuan
Areal Persetujuan Pengelolaan Pengelolaan HTR.
HTR paling luas 15 (lima Areal yang ditanami kelapa sawit
belas) hektar per kepala (baik tanaman sendiri atau pihak
keluarga (KK) dan paling luas lain).
≤ 5.000 (lima ribu) hektar Areal yang sedang dalam proses
per-unit pengelolaan. penegakan hukum dan penanganan
konflik, kecuali konflik tersebut telah
dinyatakan selesai penanganannya .
10
7
HAK PEMEGANG
PERSETUJUAN
PENGELOLAAN HTR
Mendapat Pendampingan
penyusunan rencana kelola
Mendapat pengelolaan hutan, rencana
kerja usaha, dan rencana kerja
Pendampingan dalam
tahunan, serta menyampaikan
Pengelolaan Hutan laporan pelaksanaannya kepada
Tanaman Rakyat serta pemberi Persetujuan
penyelesaian konflik; Pengelolaan Hutan Tanaman
Rakyat; dan
Mendapat
Mendapat perlakuan
Pendampingan
yang adil atas dasar
kemitraan dalam
gender ataupun
pengembangan
bentuk lainnya.
usahanya;
11
KEWAJIBAN PEMEGANG
PERSETUJUAN
PENGELOLAAN HTR
Menyusun rencana
pengelolaan hutan,
Memberi tanda batas rencana kerja usaha, dan
areal kerjanya; rencana kerja tahunan,
serta menyampaikan
laporan pelaksanaannya
kepada pemberi
Melakukan penanaman Persetujuan Pengelolaan
dan pemeliharaan hutan Hutan Tanaman Rakyat;
di areal kerjanya;
Melaksanakan
penatausahaan hasil
Membayar penerimaan hutan;
negara bukan pajak dari
hasil kegiatan
Pengelolaan Perhutanan
Sosial sesuai dengan Melaksanakan
ketentuan peraturan perlindungan hutan.
perundang-undangan;
dan
12
LARANGAN
PEMEGANG PERSETUJUAN
PENGELOLAAN HTR
Menanam
Memindahtangankan kelapa sawit
Persetujuan pada areal
Pengelolaan HTR Persetujuan
Pengelolaan HTR
Menebang pohon
Mengagunkan pada areal Persetujuan
areal Persetujuan Pengelolaan HTR
Pengelolaan HTR dengan zonasi/
bloking lindung
Menggunakan
Menyewakan areal Persetujuan Pengelolaan
HTR
Persetujuan
untuk kepentingan lain
Pengelolaan HTR yang tidak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
13
PELAKSANA FASILITASI
PERMOHONAN HTR
Fasilitasi dapat dilaksanakan oleh
pendamping dari unsur antara lain:
Pemerintah
(Ditjen PSKL dan Balai PSKL),
Pemerintah Daerah
(Provinsi atau Kabupaten)
(Dinas yang membidangi
Kehutanan dan KPH/CDK),
Pokja Percepatan
Perhutanan Sosial
(Akademisi, lembaga swadaya
Masyarakat, pelaku usaha,
kader konservasi, dan/atau
relawan lingkungan hidup dan
kehutanan)
14
11
TAHAPAN FASILITASI
PEMOHONAN PERSETUJUAN
PENGELOAAN HTR
TELAAH PIAPS
Tahap awal yang perlu dilakukan pendamping adalah
penelaahan peta PIAPS bersama KPH dan POKJA PPS, dengan
cara overlay peta PIAPS dengan peta administrasi dan peta
wilayah kerja KPH untuk mendapatkan informasi:
PIAPS
lokasi PIAPS berdasarkan wilayah
administrasi (Kabupaten/Kec./Desa)
lokasi berdasarkan wilayah kerja
H TR
KPH, dan
luas indikatif areal PIAPS di wilayah
tersebut.
15
INVENTARISASI DAN
IDENTIFIKASI SUBYEK
Pendamping melakukan koordinasi dengan
aparat pemerintah (kecamatan dan desa),
tokoh masyarakat/tokoh adat/tokoh agama
dalam rangka persiapan fasilitasi permohonan
pengelolaan HTR untuk masyarakat yang
melakukan penggarapan/pengelolaan dalam
kawasan hutan, masyarakat setempat yang
membutuhkan lahan garapan untuk mata
pencaharian, serta kaum marginal dan
minoritas.
Pendamping bersama aparat desa dan perwakilan masyarakat
penggarap/pengelola melakukan pendataan
penggarap/pengelola pada kawasan hutan dengan cara
mengambil titik koordinat masing-masing penggarap/pengelola
di lapangan menggunakan GPS.
Hasil pendataan penggarap dibahas dengan aparat desa, tokoh
masyarakat dan seluruh penggarap/pengelola.
16
INVENTARISASI DAN
IDENTIFIKASI OBYEK
Pendamping bersama perwakilan masyarakat melakukan
inventarisasi kondisi biofisik ke lapangan untuk mendapatkan
informasi dan data, meliputi:
1. Tutupan lahan;
2. Ketinggian;
3. Kelerengan;
4. Topografi;
5. Jenis Tanaman yang diusahakan masyarakat;
6. Potensi usaha dalam areal yang akan dimohonkan;
7. Informasi Biofisik lainnya.
17
SOSIALISASI
Pendamping melakukan sosialisasi
pengelolaan perhutanan sosial khususnya
skema hutan tanaman rakyat dan dapat
melibatkan Pokja PPS beserta KPH
setempat.
18
PEMBENTUKAN
KELEMBAGAAN
19
PENGUKURAN DAN
PEMETAAN PARTISIPATIF
Masyarakat penggarap/pengelola
bersama dengan aparat desa,
difasilitasi Pendamping
membuat sketsa atau denah
calon areal yang akan dimohon.
21
PENYUSUNAN
DOKUMEN PERMOHONAN
Pendamping membantu pemohon dalam
penyusunan Dokumen pemohonan terdiri dari:
PETA PERMOHONAN
Peta dengan skala paling kecil SURAT PEMBENTUKAN
1:50.000 yang ditandatangani oleh KTH/GAPOKTANHUT
ketua KTH/Gapoktanhut/ Koperasi DAN/ ATAU
dan diketahui oleh kepala KPH
atau Ketua Pokja PPS berupa AKTA PENDIRIAN
cetakan dan shape file peta KOPERASI
permohonan.
Catatan: Untuk wilayah Ex Perhutani (yang masuk
KHDPK) Peta diketahui oleh Kepala CDK PAKTA INTEGRITAS
22
H TR
PENGAJUAN
PERMOHONAN HTR
Pengajuan Secara
langsung (Offline)
Pengajuan Secara
Daring (Online)
23
ALUR PROSES PEMBERIAN HTR
KEPADA MENTERI LHK
Dokumen Permohonan
disampaikan kepada Menteri
LHK dengan tembusan:
Gubernur
Bupati/Walikota Menteri Direktur
Kadishut Prov Lingkungan Hidup Jenderal PSKL
Kepala BPSKL dan Kehutanan
Kepala KPH
Perbaikan Dokumen
Permohonan Verifikasi Administrasi
Pemohon melakukan perbaikan
dalam jangka waktu paling lama Memeriksa kelengkapan dan
14 hari sejak diterimanya surat kesesuaian persyaratan
Tidak
pengembalian permohonan dan administrasi permohonan
jika perbaikan tidak dilakukan Memenuhi
Persetujuan Pengelolaan HTR
sampai jangka waktu yang telah Syarat serta pencermatan terhadap
ditentukan, permohonan subjek dan objek persetujuan
dinyatakan batal dengan
sendirinya
Memenuhi
Syarat
Persetujuan/Penolakan
Pengelolaan Hutan
Tanaman Rakyat Verifikasi Teknis
Berdasarkan hasil verifikasi Kegiatan yang dilakukan untuk
teknis, Dirjen PSKL atas nama memvalidasi dokumen
Menteri menerbitkan: permohonan yang disampaikan
Keputusan Persetujuan kepada KLHK dengan
Pengelolaan HTR atau pengecekan secara langsung
Surat penolakan dilapangan terkait subjek dan
permohonan Persetujuan objek persetujuan yang dimohon
Pengelolaan HTR.
24
CONTOH DOKUMEN
PERMOHONAN
PERSETUJUAN
PENGELOLAAN HTR
26
27
28
29
30
31
BUKU SAKU
FASILITASI PERMOHONAN HTR
PENGARAH
DIREKTUR JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
LINGKUNGAN
PENANGGUNG JAWAB
DIREKTUR PENYIAPAN KAWASAN PERHUTANAN SOSIAL
KOORDINATOR
KEPALA SUB DIREKTORAT PENYIAPAN HUTAN TANAMAN RAKYAT
PENYUSUN
A. Rahman
Ruhiat
Hanny Noorvitastri
Muhammad Iqbal Faarobi
Dhimas Tawuning Fajar Sakti
Dania Damara Chiquita
Muhammad Febriansyah
DITERBITKAN OLEH
Direktorat Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
LINGKUNGAN
32
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN
KEMITRAAN LINGKUNGAN