Anda di halaman 1dari 3

REVIEW BUKU

FILOSFI TERAS
Karya: Henry Manampiring

Filosofi teras percaya bahwa dengan


Bab 1 Survei Khawatir Nasional kehidupan Virtue maka dalam
kehidupannya akan terasa tentram,
Berdasarkan survei khawatir nasional, tangguh dan damai akan hadir sebagai
banyak orang merasa khawatir dalam Konsekuensi. Namun kita harus mengetahui
kehidupan ini dalam berbagai aspek terlebih dahulu esensi dan peruntukkan kita
seperti Relationship yang tidak terlalu sebagai manusia.
menjadi sumber tingkat kekhawatiran
tinggi, sementara peran untuk menjadi
orang tua dan keuangan yang menjadi Bab 3 Hidup Selaras Dengan Alam
cukup kekhawatiran dalam kehidupan
pribadi, akan tetapi di luar kehidupan Stoisisme mengajarkan kita untuk
pribadi juga terdapat kekhawatiran seperti menggunakan rasionalitas jika kita ingin
kondisi sosial dan politik di Indonesia yang hidup bahagia, terbebas dari emosi negatif,
sangat dikhawatirkan. maka kita harus hidup selaras dengan alam
karena alam membuat manusia yang
Menurut Dr. Andri ada beberapa poin yang rasionalitas sebagai fitur unik yang berbeda
bisa dilakukan oleh seseorang untuk dengan binatang. Artinya manusia hidup
melawan rasa stres, cemas dan khawatir harus menggunakan nalar atau akal sehat
yaitu: mereka karena jika kita tidak
Kondisi psikis seseorang tergantung menggunakannya maka tidak ada
dari kesehatan tubuhnya. perbedaan antara manusia dengan
Kenali dulu sumber permasalahannya binatang dan juga membuat hidup kita
setelah itu kita akan bisa untuk rentan merasa tidak bahagia.
melawannya.
Di era media sosial ini, banyak informasi Filosofi Teras percaya bahwa segala
yang belum tentu benar yang bisa sesuatu yang ada di alam ini mempunyai
menambah kekhawatiran pada diri kita. keterkaitan termasuk segala sesuatu atau
Lakukan aktifitas yang membuat diri peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita
kita bahagia. dan apabila kita melawan atau mengingkari
apa yang telah terjadi itu artinya keluar atau
tidak selaras dengan alam.
Bab 2 Sebuah Filosofi yang
Realistis Bab 4 Dikotomi Kendali
Filosofi Teras atau Stoisisme yaitu sebuah
aliran filsafat Yunani – Romawi purba akan Stoisisme mengajarkan bahwa
tetapi masih relevan dengan kondisi kebahagiaan sejati hanya datang dibawah
manusia di zaman sekarang. Kandungan kendali kita “Things We Can Control” dengan
stoisisme sangat banyak mengenai ajaran kata lain kebahagiaan sejati hanya bisa
dan nilai-nilai universal seperti nilai budaya datang dari dalam diri kita. Dan Para filsuf
atau agama. Stoa menggantungkan kebahagiaan pada
hal yang tidak bisa kita kendalikan seperti
Filosofi Teras atau Stoisisme mempunyai opini orang lain, status dan popularitas,
Tujuan utama yaitu: hidup yang bebas dari kekayaan dan lain-lain.
emosi negatif, mendapatkan ketentraman
hidup dan hidup untuk mengasa
Virtues/kebajikan (Kebijaksanaan, Keadilan,
Keberanian, dan Menahan Diri).
Salsabila Amanda (202010360311350)
REVIEW BUKU
FILOSFI TERAS
Karya: Henry Manampiring

William Irvine memperkenalkan Trikotomi Kemudian kita harus bisa merasa cukup
dimana tugas kita yaitu fokus pada internal dengan apa yang kita miliki karena dengan
goal diri kita yang masih dibawah kendali hal tersebut kita mencegah kekayaan
dan siap menerima hasil yang di luar menjadi majikan yang menjadikan kita
kendali atau ekspektasi kita. Kemudian budak mereka. Formula untuk keagungan
selalu waspada dengan Tirani Opini orang (Greatness) manusia adalah “Amor Fati”
lain tentang kehidupan kita dan juga atau “Love of Fate” atau mencintai takdir
belajar tidak menginginkan suatu hal di apa yang telah terjadi dan sedang terjadi
luar kendali kita. saat ini.

Bab 5 Mengendalikan Bab 7 Hidup Di antara Orang


Interpretasi dan Persepsi yang Menyebalkan
Epictetus mengatakan bahwa segala Filosofi teras sangat menaruh perhatian
sumber keresahan dan kekhawatiran kita pada hubungan antarmanusia, karena
ada di dalam pikiran kita. Manusia para filsuf Stoa percaya bahwa nature
seringkali disusahkan bukan oleh hal-hal manusia adalah makhluk sosial. Dalam
atau peristiwa, melainkan opini, interpretasi, kehidupan sosial, kita harus berhadapan
penilaian, judgment terhadap hal-hal atau dengan perilaku manusia lain yang
peristiwa terebut. menyebalkan. Jika merasa tersinggung
oleh ulah dan perkataan orang lain, itu
Kita mempunyai kemampuan untuk berpikir sepenuhnya salahmu sendiri. Karena di
secara rasional terhadap sebuah peristiwa balik perilaku menyebalkan orang lain,
yang terjadi tanpa melakukan Kemungkinan besar tidak ada
penilaian/judgment otomatis untuk motivasi/niatan jahat, tetapi
melakukan pemisahan terhadap fakta ketidaktahuan/ignorance. Dan orang yang
objektif dari penilaian/opini subjektif kita. melakukan perbuatan yang menyebalkan
Dan terdapat langkah-langkah yang kita karena tidak tahu (ignorant), seharusnya
ambil saat kita mulai merasakan emosi dikasihani dan diajari bukan dimarahi.
negatif dengan singkatan S-T-A-R yaitu:
Stop (Berhenti), Think & Assess (Dipikirkan &
dinilai), Respond (Segala sesuatu yang kita Bab 8 Menghadapi Kesusahan
berikan bisa dalam ucapan atau tindakan). dan Musibah

Bab 6 Memperkuat Mental Saat tertimpa musibah dan kesusahan,


waspadai pola pikir 3P yang merusak yaitu:
Personalization: menjadikan musibah
Filosofi Teras mempunyai tips yang sebagai kesalahan pribadi.
bertentangan akan tetapi untuk Pervasiveness: menganggap musibah di
memperkuat mental yaitu “primaditatio satu aspek hidup sebagai musibah di
malorum” atau “premeditate evil” atau seluruh aspek hidup.
“pikirkanlah hal-hal yang jahat/negatif yang Permanence: keyakinan bahwa akibat
mungkin terjadi” dimana hal tersebut dapat dari sebuah musibah/kesulitan akan
mengenali peristiwa di luar kendali kita dan dirasakan terus-menerus.
memilih bersifat rasional. Manfaatnya yaitu
dapat membantu kita untuk mengantisipasi
peristiwa buruk jika terjadi dan tidak terlalu
terkejut jika benar-benar terjadi.
Salsabila Amanda (202010360311350)
REVIEW BUKU
FILOSFI TERAS
Karya: Henry Manampiring

Bab 9 Menjadi Orang Tua Bab 11 Tentang Kematian

Dalam artikel The Independent disebutkan Filosofi teras sangat menaruh perhatian
bahwa “salah satu kebiasaan orang tua pada hubungan antarmanusia, karena
dari anak-anak sukses adalah menghargai para filsuf Stoa percaya bahwa nature
usaha lebih dari menghindari kegagalan”. manusia adalah makhluk sosial. Dalam
Psikolog Stanford University Carol Dweck kehidupan sosial, kita harus berhadapan
menjelaskan, bahwa anak-anak (dan juga dengan perilaku manusia lain yang
orang dewasa) memiliki dua konsep yang menyebalkan. Jika merasa tersinggung
berbeda mengenai sukses yaitu: pertama, oleh ulah dan perkataan orang lain, itu
Fixed Mindset (Mentalitas sudah tetap). sepenuhnya salahmu sendiri. Karena di
Akibatnya anak dan orang tua yang balik perilaku menyebalkan orang lain,
mempunyai mental ini akan berjuang mati- Kemungkinan besar tidak ada
matian meraih kesuksesan dan motivasi/niatan jahat, tetapi
menghindari kegagalan. Kedua, Growth ketidaktahuan/ignorance. Dan orang yang
Mindset (Mentalitas bertumbuh). Dimana melakukan perbuatan yang menyebalkan
mentalitas ini menyukai tantangan, karena tidak tahu (ignorant), seharusnya
kegagalan tidak dilihat sebagai bukti dikasihani dan diajari bukan dimarahi.
“bodoh” akan tetapi sebagai batu loncatan
yang perlu untuk pertumbuhan mental dan
meningkatkan kemampuan. Bab 12 Penutup

Bab 10 Citizen of the World Stoisisme adalah sebuah liku hidup, cara
hidup, bagaikan para pekerja konstruksi
setiap hari menggunakan ototnya dalam
Kita semua adalah kosmopolites “warga
seluruh aktivitas mereka. Yang menarik,
dunia”. Seorang filsuf Stoa menjelaskan
para filsuf Stoa tidak terlalu suka menyebut
untuk memperlebar lingkup kasih sayang
diri mereka sebagai “seorang Stoa”. Bagi
kita terhadap orang-orang di sekitar
merka, seorang “Stoa” adalah seseorang
dengan tidak membeda bedakan suku, ras
yang sudah meraih kesempurnaan,
dan agama. Dan mengatakan bahwa relasi
mencapai level Sage (Sang Bijak), yang
sosial kita bisa digambarkan sebagai
sudah benar-benar tidak terganggu lagi
beberapa lingkaran dari yang kecil sampai
dengan hal-hal eksternal dan sudah
besar dimana diri kita ada di tengahnya.
sempurna menggunakan rasionalitas.
Dan dalam Filosofi Teras mengakui bahwa
pada akhirnya semua manusia adalah
Filosofi Teras mengenal 3 disiplin yang harus
bagian dari dunia dan semesta yang sama,
terus menerus dilatih oleh prokopton, dan
oleh karenanya tidak semestinya kita
menjadi intisari dari way of life Stoisisme:
membedakan orang, apalagi sampai
Discipline of Desire, Discipline of Action,
mendiskriminasi dan menyakiti orang yang
Discipline of Assent/Judgment.
berbeda.
Kita semua mempunyai kewajiban untuk
turut berpartisipasi mengatasi masalah
dunia. Jika dihadapi sendirian banyak
masalah yang tentu di luar kendali saya.
Namun, jika dihadapi bersama, maka
banyak masalah yang bisa diubah menjadi
di bawah kendali kita. Salsabila Amanda (202010360311350)

Anda mungkin juga menyukai