Anda di halaman 1dari 2

FILOSOFI TERAS

FILSAFAT YUNANI-ROMAWI KUNO UNTUK MENTAL TANGGUH MASA KINI


Judul buku : Filosofi Teras
Nama penulis : Henry manampiring
Penerbit & tahun terbit : PT Kompas media nusantara / 2018
Isi Buku
Dalam buku ini penulis menjelaskan tentang apa itu filsafat stoisisme yang kemudian
menunjukkan beberapa bentuk penerapan filsafat stoisisme dalam kehidupan sehari-hari. Penulis
juga menunjukkan konsep-konsep filsafat stoisisme yang bisa di lihat, di pelajari, dan di terapkan
dalam kegiatan sehari-hari.

Berikut konsep-konsep stoisisme yang di tunjukkan penulis dalam buku ini:

1. Hidup selaras dengan alam. Artinya kita harus menggunakan nalar, karena itu yang
membedakan kita dengan binatang.
2. Tujuan filosofi ini adalah hidup tenang, bebas dari emosi negatif.
3. Memiliki empat kebajikan utama yaitu: kebijaksanaan, keadilan, menahan diri, dan
keberanian.
4. Dikotomi kendali, yaitu bahwa ada hal di dunia yang berada di bawah kendali kita dan ada
yang tidak berada di bawah kendali kita. Dan larangan untuk tidak menggantungkan
kebahagiaan kepada hal yang tidak di bawah kendali kita.
5. Indifferent, yaitu hal-hal yang tidak berpengaruh kepada kebahagiaan. Preffered
indifferrent seperti kecantikan dan kekayaan. Unpreffered indifferent seperti sakit karena
penyakit dan kemiskinan.
6. Dikotomi kendali tidak sama dengan pasrah pada keadaan.
7. Semua kesusahan bersumber dari pikiran kita, bukan dari orang lain. dan kita mampu
mengendalikan pikiran kita.
8. Peristiwa objektif/fakta berbeda dengan opini. Karena yang sering menjadi sumber emosi
negatif adalah opini/value judgement.
9. Melatih diri membayangkan hal-hal buruk yang akan terjadi pada kita sehingga kita
menjadi lebih siap.
10. Hanya kita yang bisa mengizinkan orang lain untuk menyakiti kita secara mental atau non-
fisik, karena tidak ada hinaan yang membuat kita bersedih jika kita tidak merasa terhina.
11. Banyak orang tidak bermaksud jahat, tapi mereka tidak mengerti jika itu menyakiti orang
lain.
12. Tugas kita kepada sesama manusia adalah mengajarkan untuk menjadi lebih baik.
13. Setiap musibah atau masalah yang terjadi bisa menjadi kesempatan kita untuk melatih
karakter dan mengembangkan kebajikan. Juga untuk menguatkan mentalitas kita
menghadapi masalah dan musibah yang lebih besar lagi kedepannya.
14. Melatih diri kita untuk tidak sering bergembira, tetapi menderita secara berkala untuk
menguatkan dan mengasah sikap kita.
15. Kita merupakan warga dari dunia tempat kita tinggal yang sama, jadi jangan
mendiskriminasi sesama.
16. Kematian adalah bagian dari alam, jadi tidak perlu takut dengan kematian. Persiapkan diri
kita sebaik mungkin karena akan datang kematian di waktu yang kadang tidak kita duga.

Kesimpulan

1. Filosofi Teras lahir di era penuh peperangan dan krisis di Yunani. Filosofi ini ditulis untuk
menghadapi masa sulit. Di era dimana hoax beredar yang menyebabkan perpecahan,
filosofi ini relevan untuk keadaan Indonesia saat ini.
2. Melawan atau mengingkari apa yang telah terjadi artinya Anda keluar dari keselarasan
dengan Alam dan bisa menyebabkan Anda tidak bahagia.
3. Ada hal-hal yang bisa Anda kendalikan. Namun, ada juga hal-hal yang tidak dapat Anda
kendalikan.
4. Semua peristiwa itu sebenarnya netral. Yang membuatnya menjadi negatif atau positif
adalah persepsi Anda.
5. Jangan suka membesar-besarkan masalah. Segera fokus pada hal yang bisa Anda lakukan
untuk masalah itu. Masalah kecil biasanya cukup dihindari saja.

Anda mungkin juga menyukai