Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
1. setiap orang yang dengan tanpa hak dan/ atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak
cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00
a
(satu miliar rupiah).
2. Setiap orang yang memenuhi unsur yang dilakukan dalam bentuk pembajakan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
La,yanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok
Co py rightEPrayitno, Afdal, Ifdil, Zadrian Ardi
Editor: Y. Sartika
Desain Cover: Imam H. Pramono
Desain Isi: Asmadianto
\
Kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian buku ini,
terutama kepada Drs. Gito Setyohutomo, Drs. Azman, Sdr. Purwantiningsih,
Sdr. Novriyeni, Sdr. Zamakhsari, Sdr. Indra Yasniati, Sdr. Y D. Sumaryono,
dan Sdr. Asmadi Ahmad, disampaikan terima kasih yang setinggi-
tingginya. I
Buku ini masih sangat memerlukan penyempurnaan. Untuk itu, kepada I
para pemb aca) para Guru Pembimbing, dan handai taulan, dimohonkan
saran, komentaq dan tegur sapa yang konstruktif. I
Penulis
I
I
[,
[) bofto" f rt
))
Kata Pengantar
v
)" Daftar Isi
I
vli
Bagian Pertarna
I
BAB I Pendahuluan.......
3
A. Konseli"s r;,"g.ii"r..........................
5
B. Konselir[ P.o6riona1.............. . .... o
()
C. Konselirr[vrrrgBerhasil .. .. . . ........
9
D' Impleme,ta^si I{onsering Integrit"r, pr"r.ri"""i i"" g..h;ril
t4
Bagian Kedua
t9
BAB II Kelornpok dan pernanfaatannya dalarn Birnbingan
dan Konseling..... ...
A. Terbe-ntuknya Kelompok
2t
21
B. Jenis Kelompok dan Keanggorannya ()o
ZO
C. Kelompok dalam Kegratan i3imbingan dan Konseling
30
BAB III Llnsur-IJnsur Kehidupan Kelornpok dan Upaya
Pengernb_angannya ... _...
35
A. IJnsrrr Utama Suasana Kelompok. . .. . .. ......
35
B. Anggota KeIompok................ QO
J()
C. Pemimpin Kelompok....... ... ....
+t
BAB IV Perkernbangln Kegratan Kelornpok dalam Layanan
Birnbingan Kelornpok dan Koiseling i"f
47
f. Kegratan Ar,tal "rrrpof...
+7
B. Kegiatan peralihan
51
9. [.giu,un pokok.....
D. Kegiatan pengakhiran 5+
........... 66
BAB V P_engernbalg"r, LayznanBirnbingan Kelornpoh
dan
Konseling Kelornpok
A. Beberapa Kesalahpahamarr.....
7t
71
ii:
ril
a
Bagian Ketiga 95
Pengantar lJrnurn 97
ProfiIl ............... 103
Profil 2 135
Profil 3 157
Profil 4 t73
Profil 5 189
Profil 6 22s
Profil 7 235
'*i
T
-*
-a
r--
*
='
,+
o
o
I
7
7 .,fi
o
tl
'2
I
BRGIRN
PCRTRMR
tt
s
sg
i
I
PENDAHULUAN
I
*i,',' ':
A- Konseling lntegritas 2
.,,.,.,-,.t==
=
Pendah u I uan
5
E
=
S'..i: :rirlr' ':'
-EEt,,
,.: *==. ..
€
b.N'Iervujuclkansuasanabelajard'anprosespembeLajaran'Dalamhalini'
konselor(sebagaiperididik)VzrngmelakSanakallpelayanankonseling
harusmanlpunrenjadikansasaral}pelayananl}vaatauklienn\.aberzrda
clalamsuasanabelajarnrelaltriprosespcmbelajaranyangdilaksarrakan
proses pembelajaran?
oleh konselor. Apaitu bclajar dan
.Bekiarat]alahu.salruuntukmengLmsaisesttahlyan{baru,.dalamlima
dirrrcnsi;dartndaktaumenjaclttau,tirlakbisamenjadibisa,tidakmau
metjadimau.tidakbiasamenjacLiterbiasa,danhdakber.slukurserta
ikhlas menjadi bers-yukur serta ikhlas'l
. pe-rerta ditlik dengan-pendidik dan
Penfielqjaran ad.alah proses integrasi
belajar (UU No' 20/2003
suntber beLajar pada suatu lingkungan
tentang SPN, I butir 20)'2
Pasal
klien (sebagai peserta didik)
c. Dirvujuclkan dengan cara mengaktifkan
optimal' Aktif bagaimana?
untuk -..rg.-bingkan dirinya secara
yaitu ber-BNtB3 (ierpikia nterasa, bersika!:, bertindak, dan bertanggung
dilakukan melalui dinamika BMB3, yang
t
ii:
t*k*pok,konseling,kelom|1ok,konsttltasi,merliai,danaduokasz)dankegiatan
aplikasi instrumentasi, himpunan
!:.
t:l
!:
p.rrjrkrrrg luai o kegiatan pendukung:
l: tatn,piLan keNrustakaan dan alih tangan
: data, konferensi kasus, kunltLngan rumah,
kasus)
.:..
d.Hasillavananr-angclicapaiklien(pesertaClidik)tnengarahpada6
spiritual keagamaan' (2)
1.
!'
fokus capaiu, pe,-tdidikan, -t'aitu: (1)kekuatan
p.rg.r-tdrliandiri,(3)kepribadian,(4)kecerdasan'(5)akhlakmulia'
dan(6)keterampilatrsesuaidenganpermasalahanvangdihadapioleh
elektif sehari-hari
:
klien. Hasil ini mengarah ke ktnclisi kehidupan
!
yaitu leorning to krtou , learnittg
mengemukakan enrpat dimensi belajar'
Berkenaan deugan pengertian belajar; UNESCO
n
learning to
dat leatntng to be. ErnPat dimensi itu perlu ditambah satu dimensi lagi, Yaijil
to do, leatning to lne togetlrct'
belajar diatas dikonsePkan sebagai dimensi bersYatrr dan itftlcs.
beliet'e in Gorl, vang dalam pengertian
penditlik untuk menlbuot
dimaknai bahwa: pernbelaiaran adolah uPaYa
1)
Pengenian tentang Pembelajan tersebut daPat
peserto ditlik berada dqlanL suasarut beIajor.
7
Pendahuluan
'l
S,'.
B. Konseling Profesional
l. Pengertian Profesional
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mengemukakan bahu,a:
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan )ang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan l,tang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan)angmemenuhi standar mutu atau nlrma tertentu
serta memet'lukan p endidikan profesi.
2. Ciri-Ciri Profesi
Dalam kaitannya dengan pengertian prolesional tersebut di atas,
ciri-ciri suatu profesi, menurut Full (1967) adalah bah.rva suatu profesi
mesti ada hal berikut.
t*
E=
r1 a. Dilandasi oleh kegiatan keintelektualan'
b. Dilaksanakan melalui kornpetcnsi vang dipclajari.
n c. Terarah pada objek prziktis spasifik, )'ang sccara.jclas bcrbedzr untuk
masing-masing Prolbsi.
d. Dilaksanakan berdasarkan motivasi altruistik.
e. Substansi protbsi dapat dikomunikasikan sesuai derlgatr kodc etik
profesi dan memegzing teguh asas kerahasiaan.
n f. N,{emiliki organisasi tersendiri, khusus untuk profesi yang di-
r-'
maksud.
( Pendahuluan 9
yangbenar-benarbermanfaatatauberhasilbagisubjekyallgmendapat
hal-hal berikut
hasil konseling mengacu Pada
,rt:lzrvzulan? Kriteria pokok
2017)'
il;ilt^,.,o - Marjohan, 2or2;PraYitno'
t
Disisilain,hasilpelayanankonselingituadalahterhindarkannva
kondisi KE'S-T' dengan ciri-ciri
sebagai
subjek sasaran;;;;;t' dari
sesuatu berikut ini'
. Terhambat, terlambat' terhalang'terlarang'
terbuang'
' Terugikan, terabaikan' tersisihkan'
. Terancam, tertindas, tergilas'
. Terlalu, terlaniur' terjerumus'
. Ternoda, terhina, tertimPa dosa'
Hasilpelal'anankonselingperluclitinjaudariked'uasisikehidupan
tersebut,yaittrkonclisiKEsdan/ataurps-r.Konselingyangberhasil
layanan diperoleh sesrLatu lang
aclalah apabila f uJu ai.i subjek 1a:aran yang
terhindar dari KES-T. Apa sesuatu
baruvango"rci.likan KES dan
berbentuk PERPOSTUR'
baru itu? S."ut' yang baru itu
.:j]ir rii't:ili;illrii:r,rl
: 'i:rrrt rr i:
"
!
lE::
ya
o l" ac'an, artinya pERposrUR.itu
acuannya harus jeras, yaitu
berbagai ob.iek,yang perlu dijangkau
lar ol.h ,riljei-ruru.u,. lavanan
untuk terrvuj udkannya perilaku
dalam pERpOl TUR.
' K' kompetensi, artinya kemampuan
subjek sasaran rayananuntuk
menjangkau berbagai objek yang menjadi
IPERPOSTITR; tersebut cli a"ras. acuan perilaku
' ci" usarta, artinva bagaimana
subjek saszlran
berusaha mengimplementasikarr'ko-p.r.nsi rayanan benar_benar
menjangkau objek yang yane dimiliki cralam
menjadi acuan itu sampai
berhasil.
tn ' R" rasa, artinya bagaimana
perasaan subjek sasaran
;il ray2nu, terkait
A, K, u di aras.'per;;;;*
t10
".5
#flX#sur-unsur 'lu" diharapkan
rg ' s: sunggurt-sungguh, artinya
bagaimana J<esungguhan
menjadi sasaran layanan subjek yang
ddu;;;.perilaku ,i]r"i
unsur AKURS tersebut a"rgan unsur-
di atas.
:k Pendahuluan
11
€E.:1'=
Has*ko*serinsdarambentuk,tt#;.,i;::Jli['"Til[l
anl-* t'!"^\'l;*sudkan' epabila
f Lcbih laniur'
rliicle nt i tikasi
op^kah
" drrl*r;il;"
PERPosTUR vang mctalui. pt'laksanaan
H=J;;"r ah :
#*?*:l";:
r,.,,r.-t .nl,li:UJ'saslrran',u,.u,i*
'
^' " secara nyata
mendap at
aoakah
pnnpo sru* i^"i o'"*'1 to''"'r'i'gtlt"'-<11ti::Jt*d
memang telah
perhatian xutt"J ^Ja
kemungri'lu"-in'nPosTuR
layanan tidak
tetapi karena satu d11 lain hal' sasaran
terbinakan, konseling itu. Hal ini sama
melaksanar..,,
pinposTuR hasil layanan
dengan,misalnyahasilpemeriksaanciokteratasseorangpasienyang
berada dalam kondisi berikut'
mengldenttfikan
Dokter berhasil secara profesional dttandai dengan berhasil
penlakit dan teLah memberikan resep obat kepada pasien; pasien telah
mendapatkan obat itu; tetapi ternlata karena satu dan Lain hal, pasien ttdak
meminurn atau menggunakan obat tersebut. Tanpa meminum/menggunakan
o b at 1 ang te lah dir u ep kan in, ap akah p asien akan s unb uh d ai p enlt akt yng
ia periksakan lupada dokter?
12
Layanan Bimbingan l(elompok
dan l(onseling
.. : .] .::: .ii -
ta penilaian ini dilaksanakan di bagian akhir dari layanan yang
ln diselenggarakan
la b. Penilaian langka (disingkat laijapen'), yaitu penilaian terhadap
pendek
tn terlaksanakannya PERPOSTUR _vang telah terbinakan itu oleh
h: sasaran lavanan secara nyata dalam bebrapa rverktu (misalnyzr
ta beberapa hari sampai satu mingg,) setelah ia menjalani proses
at layanan konseling.
Lh
c. Penilaian jangka panlang
(disingkat lapjapang), vaitu penilaian terhadap
rk keberlanjutan terlaksanakannya PERPOSTUR oleh subj ek sasaran
IA
la,vanan dalam jangka rvakru yang lebih lama (misalnya saru bulan
rg
sampai dengan beberapa bulan).
Penilaian segera perlu dilaksanakan oleh konselor karena jenis
penilaian ini menjadi bagian vang terintegrasikan untuk setiap jenis
layanan konseling. Sedangkan penilaian jangka pendek dan jangka
panjang perlu dilaksanakan terutama oleh konselor terhadap subjek
sasaran layanan yang secara langsung menjadi tanggungjarvab konselol
baik secara formal maupun nonformal. Untuk masing-masing ketigajenis
penilaiarr itu, hasilnya perlu ditindaklanjuti sesuai dengan konclisi yane
)r ada. siapa tahu perlu dibinakan PERPOSTUR yang baru, mengacu
a kepada kondisi KES yang perlu dikembangkan dan/ ataukondisi KES-T
k yang masih perlu ditangani.
)-
-)
\ D- lmplementasi Konseling lntergritas, profesional,
;i dan Berhasil
a
Isi buku ini sebagian besar merupakan materi cetak ulang clari buku
Lt
terbitan pertama tahun 1995 dengan judul Lryanan Bhnbirgan d.an lhnseling
n
Kelomltok (Dasar dan ProJtQ. Dengan demikian, mareri buku ini pada
dasarnl'a sebagian besar sama dengan materi bukr-r terbitan pertama itu.
a Namun demikian. meskipun "materin\.a sama clengan vang lama,, tetapi
1l nuansan,va diperbaharui dengan materi vang sekarang dipakai clengan
:f
) konsep yang telah dikembangkan. Layanan Bimbingan Kelompok dan
Konseling Kelompok vang dervasa ini dipraktikkan oleh para konselor
rf
polanya masih tetap sama seperti yang menjadi isi buku cetakan pertama,
tetapi maknanya diperbaharui.
k Pendahul uan
13
Fli.=
?!
:.
h|q)4-
15
tay
!.'.!.,'Ia:..'..,,,.,.:ai:l-ii;:,t:',,rsl :,:rri..,:,'r:;.:.rrr,.,,.:-.,...,...rr:,;.,o,:... . :..,.,,...-
F.'.
E
t"
l
konkrct )'ang terhayati dan dilaksanakzrn olch para anggota
kclonrpok. a
:
Simpulan masing-masing anggota kelompok terkait dengan materi I
sebagai berikut.
i
i
pr
lah BERTINDAK
rya
BERTANGGUNG JAWAB
uk
rva
)ta d. Kegiatan layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok
dr
diakhiri dengan penilaian hasil kegiatan. Sebagai kenyataan, isian
L.
tertulis lormat BN,{B3 sesungguhnya merupakan bagaian esensial
erl ;:..
:i
dari penilaian hasil layanan bagi masing-masing anggota kelompok,
B3 tt.
..':
sebagai materi kegiatan penilaian sesera (.laiseg) yang dilaksanakan
di tahap akhir lay'anan. Laiseg ini perlu diikuti dengan laijapen dan
latjapang untuk memaknai apakah PERPOSTUR yang diupayakan
pembinaannva melalui kegiatan kelompok benar-benar terlaksanakan
.'
oleh para peserta kegiatan kelompok. Lebih jauh, hasil ketiga jenis
penilaian itu diberikan tindak lanjutnya.
:..
Segenap catatan tentang implementasi konsep yang bernuansa
I
profesional, integritas dan berhasil hendaknya secara konkret digunakan
;:
I
;.
:.'
pok Pendah u uan
I
17
Lrntuk sebesar-besarnva mervarnai semua jenis layanan dan juga kegiatan
pendukung, dalam kinerja Bimbinsan dan Konseling (Prayitno, dkk.,
2015). Khusus dalam hal layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling
Kelompok yang menjadi pokok bahasan dalam buku ini, tahap-tahap
kegiatannya mendapat penegasan baru. Dalam buku terbitan terdahulu,
kegiatan kedua la1.anan itu masing-rnasing meliputi empat tahap,
sedangkan di buku ini ditegaskan menjadi lima tahap, yaitu: '
. TahapI : Pembentukan
. Tahap II : Peralihan
. Tahap III : Kegiatan Pokok
. Tahap I\r : Penyimpulan hasil kegiatan
. Tahap \r : Pengakhiran
E
F.
E.
E BRGIRN
E
F
E
F
xi
s I(CDUR
&
ngs t"'
Ya
,Ei F:
anr
.sil I {:l
rik g:
ahL
:Ln f
rk |.,
li:'
t
r
t
t
i
l:
r1'
*,
k+ ..*,
i*
* i*
: ::-
..--
.:-
K
D
t:
m
k(
hi
C
dr
in
kt
pi
kt
K
b,
r
d,
St
ll
KELOMPOK DAN PEMANFAATANNYA
DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Terbentuknga Kelompok
Kelompok pada dasarnya didukung dan terbentuk meralui
berkumpulnva sejumlah orang. Kumpulan orang-orang itu kemudian
menjunjung suatu atau beberapa kualitas tertentu, sehingga dengan
demikian, kumpulan tersebut menjadi sebuah kelompok.
Suatu dampak tertentu akan mulai terasa, baik ke dalam diri mereka a
-:,ii: J.:._.:::-:-:::-::l-::::ir,-il:i-iii..i:it,;i;t:.la-l=:j:.:,::r::-=i=.:.:-:i=iil:::...:
Fl
a;
l
. Di dalam kelas yang sisr,vanya sedang tekun belajar itu, para sisu'a T7
dan guru mempunyai tujuan yang sama, yaitu penguasaan yang baik \,\
dalam suasana kelas itu, baik guru maupun sisrva terikat oleh tata at
hanya sekedar menonton tiba-tiba terikat oleh tujuan bersama, yaitu sis'
,1
ia membela kesebelasan daerahnya. Peristin a itu cliarvali clcngan tin6akar-r
ik rvasit yang mengeluarkan kartu merah untuk salah seorang pernain
r; kesebelasan A. Kapten kesebelasan A menqangsap tinclakan itu tidak
"a adtl dan memprotes. Protes ini diikLrti oleh scluruli pemain kesebelzrszrn A.
pemain-pemzrin kesebelasan B tidak mau menerima.
Keclua kesebelasan
n itu saling protes dan akhirnl'a tidak terkendalik:rn oleh iv:asit. pemain,
n pemain kedua kesebelasan itu baku hantam. ,,Demi kehormatan
a daetahnyai' parapenonton yang berasal dari kedua daerah itu masing-
masing merasa terpanggil untuk membela kesebelasan daerahnya;
ll mereka maju rnerawan pemain cran penonton dari daerah
yang sekarang
S menjadi "musuh." Peristiiva ini merupakan contoh kerumunan
).arg
I mulai menjelma menjadi kelompok. sayangn'u,a, dua kelompok
sa[n[
bermusuhan.
Adanya suatu kerompok tidak harus criawari dengan
adanya
kerumunan. Suatu kelompok dapat segera terjadi, yaitu
apabila sebelum
orang-orang yang bersangkutan berkumpul terrebih
dariuru kepada
mereka telah diberitahukan tujuan yang akan
dicapai da. peranan
mereka masing-masing. Dengan cremikian, setelah
mereka tidak lagi merupakan kerumunan yang
-...ku berkumpur
anggotanya tidak saring
berkaitan, namun segera mengarah ke suasana kelompok,vang
masi,g-
masing anggotanya mengetahui sasaran yang
akan dicapai dan bertingkah
laku sesuai dengan peranannya, dan peranan
itu saling berkaitan.
Kumpulan 25 orangyang tertidur di suatu ruangan
itu (sebagaimana
diutarakan pada ai,r'al bab ini) crapat segera menjadi
kerompok apabila
mereka merasa senasib sepenanggungan
dan berusaha meng:r.tasi,:rsib
mereka itu. Nlereka akan segera merakukan
usaha bersama untuk
mengurus perbaikan nasib mereka itu.
i.
e. Norma yang diakui dan diikuti oleh mereka yang terlibat di kelc
dalamnYa. a.
l(elo
28 Layanan Bimbingan l(elompok dan l(onseling Kelompok
rng- mengakibatkan menurunnya derajat atzru mutu-kelompok itu atau
rtuk men),ebabkan bubarnya pasukan baris-berbaris itu sama sekali.
kan
B. Jenis Kelompok dan Keanggotaannua
Ltau Ada bermacam-macam kelompok. Bentuk, si{at, keanggotaan dan
nya kegatan masing-masing kelompok itr-r tidaklah sama.
,i
1
terikat pada angeota lain.Jikzi p:rda kelonrpok ,vanc terorsanisasi sgcara
I keat boleh dikatakan tidak ada Heksibilitas k:rrenzr setiap ans'gota dituntr-rt
1
melakukan perzlnan varts telzrh ditetapkan, maka pada kelompok yane
I tidak terorganisasikan itu tcrdapat {leksibilitas vans besa.r. I(alzrupun
(
pada kelompok tidak tcrors:rnisasikan adii kctcrikatzrn tcrtentu, maka.
t keterikatan itu tidak ditr:tapkan "clztri zrt:rs," melainkan diturnbuhkan
sendiri oleh parzr zrngsota yang padui das:rrrrvzr bcbas itr,r. Pacia kclonrpok
yang tidak terorganisasikan, peranan pcmimpintidak menonj ol; peranar]
pemimpin justru ditentukan oleh selera para anssotanya.
d. Kelonqaok Forrnal dan Kelornpak Inforrnul
Kelompok formal biasanya terbentuk berdasarkan tujuan dan aturan
tertentu yang bersifat resmi (dan tertulis). Gerak dan kegiatan kelompok
formal pun diatur dan tidak boleh menyimpang dari ketentuan yang
telah dibuat untuk itu. Aturan ini biasanya tertulis dalam Anegaran
Dasar dan Angearan Rumah Ta'gga. Sebaliknva, keberadaa, dan serak-
gerik kelompok informal tidak didasarkan atas hal-hal resmi seperti itu,
melainkan didasarkan pada kemauan, kebebasan clan selera orans-orans
yang terlibat di dalamnya.
2. Keanggotaan Keloxnpok
Keanggotaan kelompok dapat bersifat tidak sukarela atau sukarela.
Keanggotaan dalam kelompok keluarga tertentu adalah tidak sukarela.
t
l,
il
I
3
Ada beberapa organiszrsi (kelornpok) )'n.g anggota-anggotanya I
terhimpun di dzrlam kelompok itu atas dasar kedudukannya. Dalam
kelompok seperti ini, sernua or21ne'r,ang menduduki.jabatan atau status
sel
vang dimaksud, mau tidak mau nrcnjadi anegota dari kelompok itu.
sal
Sebaliknya, kelompok vang keanggotazinnya bcrsifat sukarela biasanya
SCI
lebih bebas dan peranan anegota lcbih besar dalam menentukan gerak
ka
dan kegiatan kelompok itu.
po
Mengapa seseorang mau memasuki suatu kelompok secara sukarela? m1
Ada tiga alasan yang dapat dicatat. ku
a. Dalam kelompok itu dapat dicapai tujuan atau kepentingan pribadi ya
yang penting, misalnya kedudukan dan penghargaan. m(
kebutuhan untuk dikenal oleh orang lain, kebutuhan akan rasa aman, ke
dan sebagainya. SCI
no
Dalam hal ini, semua kelompok dirasakan sebagai suatu badan
pa
yang mampu membantu indir.idu mer,r,uiudkan kepentingan orang yang
ya'
bersangkutan. Lebih dari itu, kelompok dianggap mampu membantu
sel
para anggotanya tumbuh dan memperkembangkan diri.
Konseling a.
pok
Kelompok dan Pemanfaatannya dalam Bimbingan dan l(onseling 37
Dalam Konseling Kelompok hanya dilangsungkan "kelompok bebas",
yaitu kegiatan kelompok dengan topik./permlsalahan yang secara bebas
dikemukakan dan dipilih oleh anggota kelompok. Dengan demikian,
Iayanan Konseling Kelompok hanya mernbahas topik/permasalahan
dalam bentuk masalah-masalah pribadi yang secara bebas dan sukarela
dikemukakan oleh masing-masing anggota kelompok.
,,.:r:%
) 2008. Mengatasi Krisis Indentitas Profesi Konselor. padang: UNp :
Press.
-)2009.tr1/arua.sanProfesionalKonseling.Padang:UNPPress.
)20|l.JenisLa1lanandanPendudungKonseling.Padang:UNPPress.
,20I2.SpektrumPela1ananKonseling.Padang:UNPPress'
--------, 2013. Integrasi Meryteluruh Konseling ke dalam pendidikan. Makalah
\ pada Seminar Internasional MALINDO di Magelang, 29_31
Mai 2013.
2013. Konseling Integitas. Padang: UNP Press.
, 20 1 5. Konseling Integitas (Pola Konseling Indonesia. Yogyakar ta: para
Mitra Publishing.
, 2017. Konseling Profesionalyang Berhasil; Jenis Laltanan dan Kegiatan
Pendukung. Jakarta: Grasindo Parsada.
, dkk., 1998. sen Pemandu Pelaksanaan Birnbingan Konseling di sekolah:
Buku satu (sekolah Dasar), Buku Dua (sekolah A[enengah pertama) Buku
Tiga (sekolah Menengah umum) dan Buku Empat (sekotah Menengah
Keluruan). Jakarta: Sumberdaya Mipa.