Anda di halaman 1dari 14

Kode/NamaRumpunIlmu:......

/Program Study Desain Grafis

PROPOSAL
PENELITIAN
DOSEN PEMULA

PEMANFAATAN LIMBAH PLAT OFFSET DALAM


PEMBUATAN ORNAMEN GRAFIS
( Sebuah gagasan penguatan industri kreatif masyarakat)

OLEH

Ir.H.AbdulRachman Dj.,MM
NIDN 0007105916

POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF Makassar


MARET 2015

1
i
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN HIBAH

JudulKegiatan : PEMANFAATAN LIMBAH PLAT OFFSET DALAM


PEMBUATAN ORNAMEN GRAFIS SEBAGAI
PENGUATAN INDUSTRI KREATIF
MASYARAKAT
Kode /NamaRumpunIlmu : / DesainGrafis
KetuaPeneliti
A. NamaLengkap : IR. H. ABDUL RACHMAN DJ., MM
B. NIDN : 0007105916
C. Program Studi : DesainGrafis
D. Nomor HP : 082190348076
E. Surel (e-mail) : abdulrachman710@gmail.com
AnggotaPeneliti (1)
A. NamaLengkap : ANDI ADLIN, SE,MM
B. NIDN : 0015106307
C. PerguruanTinggi : POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF
MAKASSAR
Lama PenelitianKeseluruhan : 6 bulan
PenelitianTahunKe : 1
BiayaPenelitianKeseluruhan : Rp. 15.000.000,-
BiayaTahunBerjalan : - Rp.7.500.000,-
Biaya Penelitian : - Rp.7.500.000,-

Makassar, Maret 2015

Mengetahui,
Ketua jurusan Desain Grafis KetuaPeneliti

Moch. Irfan H.S., S.Pd., MM Ir. H. Abdul RachmanDJ., MM


NIP. 195207121978031004 NIP. 19591007 198412 1 001

Menyetujui,
Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Dr. Muhammad Nurwahidin, M.Si


NIP. 19741220 2009121002
DAFTARISI

Halaman Judul .................................................................................. i


Halaman Pengesahan ........................................................................ ii
Daftar Isi ............................................................................................. iii
RINGKASAN.................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN..... 1
1.1. Latar Belakang.... 2
1.2. Tujuan Khusus dan Manfaat Penelitian...... 2
1.3. Urgensi Penelitian... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 3
2.1. Pengelolaan Industri Kreatif 3
2.2. Seni Grafis Kontenporer 3
2.3. Teknik
2.3 Teknik Sablon
Sablon

BAB III METODE PENELITIAN..... 6


3.1. ProsedurPenelitian.. 6
3.2. Pengembangan Instrumen 9
3.3. Teknik Analisisi Data.
.. 10
3.4. Jadwal Penelitian dan Indikator Kinerja.. 10
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN. 11
4.1. Anggaran Biaya 11
4.2. Jadwal Penelitian. 12
DAFTAR PUSTAKA. 13
Lampiran 1 : Justifikasi Angaran 15
Lampiran 2 : Susunan Organisasi tim peneliti dan
pembagian tugas 20
Lampiran 3 : Sarana dan Prasarana yang Mendukung
Pendekatan Realistik..
dan Digunakan dalam Penelitian
Lampiran 4a : Biodata Ketua Peneliti.. 21
Lampiran 4b : Biodata Anggota Peneliti.. 25
Lmapiran 5 : Surat Pernyataan Ketua Peneliti 29

3
iii
RINGKASAN

Kemampuan Desain Grafis dalam mengaplikasikan kemampuan berkreasi sangat


diperlukan sebagai wujud dari sasaran kurikulum sebuah lembaga Vocational yang
mengusungkan konsep media kreatif yang menggabungkan desain dengan kondisi
lingkungan, kemajuan teknologi yang dapat menimbulkan peluang serta menciptakan
lapangan kerja. Dalam hal ini penulis melihat adanya peluang dari beberapa industry percetakan
(Printing Industri) yang semakin berkembang pesat, apresiasi masyarakat sebagai konsumen
dalam memenuhi keinginannya dan persaingan merebut lapangan kerja menuntut pemerintah perlu
menjembatani dengan konsep yang dapat menciptakan lapangan kerja berbasis industry kreatif.
Karena limbah plat offset belum dimanfaatkan dengan baik dari industri percetakan kita
secara efektif maka dengan menggunakan alat sederhana yang diharapkan masyarakat secara luas
dapat memanfaatkannya sebagai media Artistic yang bernilai ekonomi baik untuk konsumsi
masyarakat maupun kepada pasar ekonomi kreatif Mancanegara. Hasil pengembangan ini
diharapkan dapat mewujudkan program pemerintah untuk menguatkan perekonomian bangsa
melalui industri masyarakat ekonomi lemah khususnya di daerah Makassar yang belum banyak
yang mengetahui dan memanfaatkan dengan baik limbah plat offset yang sebenarnya sangat
berguna untuk membantu perekonomian masyarakat itu sendiri dan juga dapat membantu
pertumbuhan ekonomi daerah.

Kata Kunci :The Creative Industry as the way to our Economic Future
(SusiloBambangYudhoyono)

iv

0
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

Dalam peradaban manusia oleh seorang penulis dan mantan editor majalah
Fortune, Alvin Toffler pernah meramalkan tiga gelombang peradaban. Gelombang
pertama adalah era pertanian, disusul era industri, dan kemudian era informasi.
Namun ternyata prediksi tidak berakhir di sini. Gelombang selanjutnya diramalkan
menuju pada era kreatif.
Era kreatif ditandai dengan berkembangnya industri kreatif yang
menggunakan ide dan keterampilan individu sebagai modal utama. Jadi, industri
kreatif tak lagi sepenuhnya mengandalkan modal besar dan mesin produksi.
Menurut John Howkins, dalam bukunya The Creative Economy, orang-orang yang
memiliki ide akan lebih kuat dibandingkan orang-orang yang bekerja dengan mesin
produksi, atau bahkan pemilik mesin itu sendiri.

Di Indonesia sendiri, industri kreatif mulai berkembang dan memperoleh


perhatian. Menurut data Studi Pemetaan Industri Kreatif 2007 dari Departemen
Perdagangan RI, peran industri kreatif pada ekonomi Indonesia cukup signifikan.
Besar kontribusi industri kreatif pada PDB tahun 2002-2006 rata-rata sebesar 6,3
persen dan mampu menyerap 5,4 juta tenaga kerja. Industri kreatif di Indonesia
kemudian didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas,
keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan
pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu
tersebut.
Pengembangan potensi industri kreatif khususnya sektor ekonomi kreatif
kedepannya akan tetap menjadi alternatif penting dalam meningkatkan konstribusi
dibidang ekonomi kreatif dan bisnis, dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat, menumbuhkan inovasi dan kreativitas dan penguatan identitas suatu
daerah khusunya daerah makassar. Aspek- aspek ekonomi kreatif tersebut dinilai
menjadi sangat penting disaat telah berlakunya otonomi daerah berdasarkan UU No. 22
1
Tahun 1999 yang menyebabkan setiap daerah perlu berkompetisi secara positif dengan
daerah lain.
Industri percetakan di MKS (terlampir)
Limbah logam
Peluang Pengembangan industri Kreatip berbahan logam
Berdasrkan pemaparan tsb diatas...

1.2 Tujuan Peneltian


Tujuan Penelitian yang akan dicapai sebagai berikut
1.2.1 Mengembangkan perekonomian masyarakat kecil melalui peningkatan kreativitas
1.2.2

2
1.2.2
1.3 Manfaat Penelitian
1.4 Urgensi Penelitian

Penelitian ini sangat berperan dalam upaya peningkatan perekonomian


masyarakat industry kecil dengan memanfaatkan limbah plat cetak dari
industry grafika,kemampuan berkreasi sebagai bentuk usaha manusia
dalam berkompetisi secara alamiah untuk bersaing dalam mempertahankan
jenis usahanya. Tuntutan kreativitas yang diperoleh tidak harus
bergantung pada bahan baku yang mahal tetapi nilai sebuah estetika dapat
digali melalui pemanfaatan barang bekas (limbah). Karena limbah plat
offset belum dimanfaatkan dengan baik dari industri percetakan kita secara
efektif maka dengan menggunakan alat sederhana yang diharapkan masyarakat
secara luas dapat memanfaatkannya sebagai media Artistic yang bernilai
ekonomi baik untuk konsumsi masyarakat maupun kepada pasar ekonomi
kreatif Mancanegara. Hasil pengembangan ini diharapkan dapat mewujudkan
program pemerintah untuk menguatkan perekonomian bangsa melalui industri
masyarakat ekonomi lemah khususnya di daerah Makassar yang belum banyak
yang mengetahui dan memanfaatkan dengan baik limbah plat offset yang
sebenarnya sangat berguna untuk membantu perekonomian masyarakat itu
sendiri dan juga dapat membantu pertumbuhan ekonomi daerah.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengelolaan Industri Kreatif

Industri Kreatif merupakan kelompok industri yang terdiri dari berbagai jenis
industri yang masing-masing memiliki keterkaitan dalam proses pengeksploitasian ide
atau kekayaan intelektual (intellectual property) menjadi nilai ekonomi tinggi yang dapat
menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan. Berdasarkan hasil studi, Negara
Inggris mengelompokkan Industri Kreatifnya kedalam 13 sektor : Advertising;
Architecture; Art & Antiques Markets; Craft; Design; Designer Fashion; Film & Video;
Interactive Leisure Software; Music; Performing Arts; Publishing; Software & Computer
Services; Television and Radio). Mengadopsi pengklasifikasian tersebut dan didasari
dengan beberapa pertimbangan, maka Indonesia mengelompokkan Industri Kreatifnya
kedalam 14 kelompok industri (subsektor), seperti yang terlihat dibawah ini :

1. Periklanan : jasa periklanan, termasuk produksi material iklan, kampanye relasi publik,
dll.
2. Arsitektur : berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, dll.
3. Pasar barang seni: perdagangan barang-barang asli, unik, dan langka lewat galeri, lelang,
dll.
4. Kerajinan : berkaitan dengan kreasi produk dari tenaga pengrajin yang tidak diproduksi
massal.
5. Desain : terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain
industri,dll.
6. Fashion : terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan aksesori mode
lainnya.
7. Video, film, dan fotografi: produksi video, film, dan jasa fotografi, termasuk proses
distribusi.
8. Permainan interaktif: kreasi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, edukasi,
dll.
4
9. Musik : kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi rekaman suara.
10. Seni pertunjukan: konten produksi pertunjukan, misal opera, musik teater, drama, tarian.
11. Penerbitan dan percetakan: penulisan konten dan penerbitan buku, majalah, koran, jurnal,
dll.
12. Layanan komputer dan piranti lunak: layanan komputer, olah data, piranti lunak, dll.
13. Televisi dan radio: kreasi konten acara, transmisi konten, station relay, dll.
14. Riset dan pengembangan: penemuan dan penerapan ilmu dan teknologi.

Pengembangan industri kreatif di Indonesia dikelola oleh Kementerian Pariwisata dan


Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Kementerian ini bekerja melalui Sekretariat Jenderal,
Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata, Direktorat Jenderal Pemasaran
Pariwisata, Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya, Direktorat Jenderal
Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan IPTEK, Inspektorat Jenderal, serta Badan
Pengembangan Sumber Daya Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif.

Ekonomi kreatif merupakan sektor baru yang diangkat pemerintah untuk dikelola hingga
tingkat kementerian. Sebelumnya, sektor ekonomi kreatif belum dikelola secara terkoordinasi
di kementerian dan hanya tersebar di kementerian terkait. Bersumber dari Laporan Kinerja
Kemenparekraf Tahun 2012, sektor ekonomi kreatif tersebut diangkat ke tingkat kementerian
karena memiliki nilai strategis bagi Indonesia. Nilai tersebut yakni kontribusi yang
signifikan, penciptaan iklim bisnis yang positif, mengangkat citra dan identitas bangsa,
menggunakan sumber daya terbarukan, mendorong terciptanya inovasi, dan memberikan
dampak sosial yang positif.

Adanya pengelolaan ekonomi kreatif di tingkat kementerian tentu makin membantu insan
kreatif Indonesia untuk berkembang. Kemenparekraf pun terus melakukan peningkatan
kinerja, melakukan penelitian dan pengembangan, serta menjalin kerja sama dengan berbagai
pihak. Beberapa upaya yang telah dilakukan, misalnya pembebasan visa untuk wisatawan,
kerjasama dengan pemerintah luar negeri maupun sektor industri seperti Microsoft,
Singapore Airlines, Ducati, dan sebagainya.

Keberadaan kementerian yang fokus pada pengembangan industri kreatif diharapkan juga
dapat mewujudkan visi bangsa Indonesia yang berkualitas hidup dan bercitra kreatif di mata
dunia.
5
Industri kreatif Indonesia akan memiliki masa depan cerah bila kita menilik dari perkiraan
Alvin Toffler, keberadaan pemerintah, serta potensi kreativitas generasi muda.

2.2 Seni Grafis Kontenporer

Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan
teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu
menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses
cetak. Tiap salinan karya dikenal sebagai 'impression'. Lukisan atau drawing, di sisi lain,
menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan ,
secara teknis disebut dengan matrix. Matrix yang umum digunakan adalah: plat logam,
biasanya tembaga atau seng untuk engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan
kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam karya
seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah
salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat menciptakan sebuah edisi, di masa seni
rupa modern masing-masing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa
karya tersebut adalah edisi terbatas

Seni grafis kontemporer didefinisikan secara konvensional


Sebagai karya dua dimensional yang memanfaatkan proses cetak seperti cetak tinggi (relief
print), cetak dalam (intaglio), cetak datar (planografi), dan cetak saring (serigrafi, screen
printing) yang menjadi bagian dalam konstruksi wilayah seni murni. Namun sejauh
perkembangan teknologi cetak, konsepsi konvensional ini perlu dipertanyakan ulang kembali
apakah nilai-nilai konvensi yang telah disepakati tersebut haruslah menjadi stagnan dan tak
berkembang, sementara perkembangan zaman dengan segala dimensinya terus bergerak ke
depan. Jejak perkembangan seni grafis modern Indonesia dapat diketahui sejak kelahiran
Republik Indonesia. dengan karya-karya yang secara estetik bermutu, dan secara politik
lantang menggemakan suara. Heroisme, patriotisme, pergulatan artistik, dan kecerdikan
mengakali situasi yang menekan, menemukan mediumnya pada pahatan lino. Dari sanalah,
satu sisi dari Indonesia menjelmakan diri dalam pergaulan antar bangsa.

6
Sejarah Seni Grafis

Sejarah menyebutkan bahwa seni grafis lahir dari kebutuhan-kebutuhan


untuk mempropagandakan gerakan politik kemerdekaan Indonesia khususnya pada dasawarsa
1940-an sampai1950-an. Para perintis dalam seni grafis adalah seorang pelukis atau
illustrator,dan ternyata peran rangkap inilah yang mewarnai perjalanan seni grafis
Indonesia.Namun yang patut dicatat pada perkembangan awal kemunculan seni grafis adalah
penjelajahan medium dalam merespon zamannya. Penjelajahan ke dalam medium tersebut
dapat menyingkapkan kemungkinan-kemungkinan ekspresi baru. Penjelajahan seperti itu
adalah upaya berharga, yang pada akhirnya tidak cuma memperkaya dunia seni tetapi juga
masyarakat luas pada umumnya. Catatan ini yang kiranya perlu dicermati dalam
perkembangan seni grafis Indonesia saat ini dalam menghadapi berbagai kemungkinan
medium yang semakin beragam di zaman dengan kemajuan teknologi.

Pada tahap selanjutnya mencatat bahwa peran-peran perguruan tinggi seperti FSRD -
ITB, FSR-ISI Yogyakarta, FSRD-IKJ dan lain-lain, menjadi penyelenggara sekaligus
fasilitator program studi seni grafis telah berhasil melahirkan sejumlah lulusan grafis yang
sebagian masih bertahan dan eksis dalam percaturan dunia seni rupa lokal maupun
internasional. Di antaranya adalah para dosen seni grafis dan pengajar seni rupa, mereka
antara lain Eka Suprihadi, Sun Ardi, Edi Sunaryo, dan lain-lain di Yogyakarta.

Catatan mengenai pentingnya peran pendidikan tinggi dalam perkembangan seni rupa
modern Indonesia dan dampak kesadaran kritisisme perupa. Pendidikan tinggi mempunyai
dampak penting terhadap kesadaran di kalangan perupa. Kita menyaksikan semakin banyak
dan mendalam masukan informasi tentang seni rupa internasional, terutama Barat. Bersamaan
dengan itu, para perupa terdidik juga peka terhadap isu dan diskusi di kalangan intelektual
tentang masalah dunia dan negeri berkembang, misalnya masalah lingkungan termasuk
lingkungan sosial dan budaya. Pendidikan seni rupa itu juga mendorong kesadaran yang lebih
tajam tentang kerja seni tentang bahan, proses, unsur-unsur bentuk dan pengubahannya dan
lain-lain dan dari situ mendorong sikap menjelajah atau sikap eksperimental,dan sikap
kritis.
7
Hal inilah yang memicu berbagai kecenderungan baru dalam dunia seni rupa yang
lekat dengan persoalan kreativitas serta selalu ingin menghadirkan sesuatu yang baru. Para
perupa atau seniman selalu ingin menciptakan karya-karya baru dengan sikap menjelajah,
eksperimental dan kritis dipengaruhi berbagai pemikiran maupun perkembangan teknologi
baru, tidak terkecuali dengan pegrafis

2.3 Tehnik Ketok

Membuat Relief Kaligrafi Sistim Ketok Dari Aluminium & Kuningan

Pada tip dan trik ini membahas mengenai cara membuat relief kaligrafi ketok dari alumunium
dan kuningan. Cara membuat relief dari alumunium atau kuningan ini membutuhkan
kesabaran dan ketelitian yang tinggi, tapi bila relief alumunium ataupun kuningan yang kita
bikin unik, rapi dan bercita rasa seni yang tinggi nilai jualnya tentu akan mengikutinya.
Tahapan pembuatan relief alumunium atau kuningan cukup sederhana, begitu pula alat dan
bahannya, tapi untuk bahan lembaran kuningan lebih mahal dari pada alumunium tentunya,
disini untuk belajar kita akan menggunakan alumunium dulu, disamping harganya yang
murah, bahan lembaran alumunium mudah didapat.

Trik kali ini hanya contoh teknik, bahan, alat, motif relief atau huruf kaligrafi yang
sederhana, untuk selanjutnya Anda bisa mengembangkan sendiri,

Langkahnya sebagai berikut:

1. Kita siapkan aluminium bekas master plat percetakan, agak lumayan rata.
2. Kita mulai membuat relief dengan memotong lembaran alumunium.
3. Selanjutnya kita luruskan dulu lembaran aluminium yang bergelombang dengan kain,
dengan di gosok dan tekan.
4. Setelah kita ratakan dan luruskan lalu kita potong dengan gunting sesuai dengan
kebutuhan.
5. Setelah dipotong sesuai dengan ukuran yang kita kehendaki, lalu kita mulai dengan
membuat pola 2 buah garis lurus pada sekeliling lembaran alumunium tersebut
dengan menggunakan paku yang di buat agak tumpul.
6. Setelah itu kita mulai ke langkah berikut dengan membuat border dengan menggores
dan tarik garis pada sekelilingnya dengan menekan ( di bawah alumunium harus di
beri bantalan seperti: karet tipis, kulit, buku agenda yang lunak, kain beberapa lapis)
7. Setelah sekeliling huruf selesai kita garis, lembaran alumunium tersebut kita balik
8
dan kita beri motif pada huruf kaligrafi, bisa motif lengkung, lurus atau bisa goresan
berulang, semakin dalam kita menekan, maka huruf akan semakin menonjol bila
dilihat dari depan.
8. Juga kerjakan pada bagian sekeliling/border, juga pada garis lis pinggir, demikian
setengah kerjaan sederhana kita sudah nampak.
9. Langkah selanjutnya siapkan potongan tripleks atau papan seukuran dengan
lempengan alumuium yang akan kita tempel, juga siapkan lem kuning, beri lem pada
kedua sisi alumunium dan tripleks, setelah kering tempelkan keduanya dan tekan-
tekan dengan kain.
10. Selanjutnya tahap ketok, alatnya menggunakan logam seperti paku tapi agak tumpul,
jadi pada waktu di ketok alumunium tidak bolong tapi hanya berbekas, sedang
pemukulnya menggunakan papan yang agak lebar supaya tidak meleset (pengetokan
ambang 10 kali sampai 15 kali ketokan per detik)

Proses diatas hanya sekedar contoh sederhana saja dari alumunium, sedangkan cara membuat
relief kaligrafi dari lembaran atau lempengan kuningan tidak beda jauh. Demikian sedikit
teknik cara membuat relief kaligrafi dari alumunium dan kuningan semoga dapat sedikit
memberikan inspirasi.
2.4 Unsur Unsur Seni Rupa

9
BAB III
METODE PENELITIAN

2.4 Tujuan Penelitian


Mengembangkan perekonomian masyarat kecil melalui peningkatan kreativitas dengan
memanfaatkan limbah plat cetak dari industry grafika,kemampuan berkreasi sebagai
bentuk usaha manusia dalam berkompetisi secara alamiah untuk bersaing dalam
mempertahankan jenis usahanya.

1. Tempat dan Waktu penelitian

2. Metode dan Desain Penelitian

LIMBAH PLAT OFFSET

PEMBUATAN ORNAMEN GRAFIS

PENGUATAN EKONOMI
KRATIF

3. Populasi dan teknik Pengambilan Sampel

1
0

Anda mungkin juga menyukai