KOMPONEN PERANCANGAN
ARsrrEKruR
7,;fi
LANSEmP
,(I;)
\ -J'
.lI
;l-)
EP
r MUR {:}
,.(J
<%
B
EDlSt
ruun
i
KOMPONEN PIRANCANGAN
ARstrElnu R LAN 5 rffi
P *.tu
Prinsip - Unsur dan Aplikasi Desain HH}#
M""d^awc aRSARA
BA 01.06.243e
EA
Edisi Keclua
Cetakan pertama, Februari 2()i2
Cetakan keclua, JuLi 2014
Perancang kulit, David Chrismansvah
Penvajahan isi- Sri Nlulvati Chasanah
Diceiak oleh Sinar Gra{ika Offset
rsBN 97S-602-217-0.r-l-0
Rustam Hakim
Komponcn pL'rsncangan arsitektur lansekap: prinsip-ttnsur clan
aplikasi clesain/Rustam hakim ; editor, De'rvi Ispunvanti. -- Ed. 2.
Ctt. 2. - Jakarta : Bumi Aksar;r,201-1.
x +.jE4 hlm.;2.1 cm.
Bibliografi :
ISBN 978-t02-217-0.14-0
Buku ini merupakan penyempurnaan dari buku pertama yang berjudul Komponen
Perancangan Arsitektur Lansekap. Dalam edisi kedua ini, pembahasan dan uraian di dalamnya akan
menyampaikan beberapa hal yang perlu diketahui dan dipertimbangkan dalam menyelesaikan
proses desain lansekap.
Banyak hal yang terkait dalam proses desain penyelesaian karya lansekap, mulai dari
tahapan programming sampai pada tahapan rancangan rinci. Dalam tahap pembentukan ruang,
Prakata I
komponen pembentuk ruang yang terdiri dari bidang pengalas, bidang pembatas, dan bidang
penutup sangat memengaruhi nilai kualitas, kuantitas, karakteristik, dan psikis ruang yang
hendak diperoleh. Hal tersebut akan dicoba untuk diulas dengan berbagai contoh.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada penerbit yang telah
berkenan menerbitkan buku ini.
Secara khusus, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga buku ini dapat diterbitkan. Akhirnya, penulis berharap semoga buku ini bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukannya.
fakarta, lanuari2012
BAB I PERANDANLINGKUPPROFESI
A. Lingkup Profesi Arsitektur Lansekap...... 3
B. Indonesia
Pendidikan Arsitektur Lansekap di Dunia dan di 13
B. Bidang.......... 50
C. Ruang (Space).......... 63
D. Ruang Terbuka........ 82
D. Kesederhanaan..........,........ L57
E. Kontras........ 159
F. Proporsi....... 162
G. Kesatuan 1,66
H. Kesimpulan. 1'69
Daftar Isi lx
Dafflar Pustaka...... 343
Lampiran-Lampiran 351
1. Permendagri No. L Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hiiau Kawasan Per-
Kota sebagai konsentrasi pemukiman, perdagangan, dan kegiatan manusia yang demikian
berkembang sangat cepat telah kita rasakan dampaknya di Indonesia. Kota dengan keterbatasan
kemampuannya menuntut adanya suatu kondisi fisik dan lingkungan yang wajar bagi warga
kotanya' Oleh karena itu, pertumbuhan manusia di perkotaan yang semakin cepat senantiasa
diiringi oleh tuntutan sarana dan prasarana kota, fasilitas dan pelayanan kehidupan dan.
kegiatannya.
Kota Jakarta sebagai contoh, Rencana Induk Jakarta tahun 1985-2005 memperkirakan
jumlah penduduk fakarta akan mencapai sekitar 12 jutajiwa pada tahun 2005 tersebut, namun
pada tahun 1997 jumlah penduduk Jakarta sudah mencapai 10 juta jiwa. Terlihat bahwa kenaikan
jumlah penduduk ]akarta terus meningkat.
Dampak ini akan dirasakan pada kota-kota di sekitar Jakarta []abotabekJ atau kota besar
lainnya di Indonesia. Penduduk Indonesia pada akhir abad ke XX ini diperkirakan akan mencapai
230 juta iiwa. Masalahnya apakah lahan fisik dan lingkungan kota masih mempunyai kemampuan
untuk memberikan kehidupan yang wajar bagi penduduknya?
Perkembangan suatu kota di satu sisi sangat terikat pada faktor penduduknya fkuantitas
dan kualitasJ, di sisi Iain sangat tergantung dari lahan (keluasan tanah, ruang maupun daya
dukungnya), belum lagi masalah kemampuan daerah itu sendiri ditinjau dari sudut pendanaan
(dana, rencana, potensiJ.
Kota bagaikan suatu modul yang dinamis dan akan terus berdenyut. Pada kenyataannya
sangat sulit untuk membendung tingkat jumlah kependudukannya maupun batas optimum
pemekaran kota. Pemekaran dan pengembangan kota cenderung untuk terus membengkak
dan menimbulkan gejala: Pembangunan fisik struktur menuju arah maksimal; Pengembangan
ruang terbuka menuju arah minimal; dan Kecenderungan mengubah wajah dan karakteristik
lingkungan kota.
Maka dampak negatif akibat perlakuan tersebut yaitu munculnya berbagai masalah di kota
antara lain perubahan iklim, suhu kota yang meninggi, kualitas udara yang semakin buruk, banjir,
penurunan air tanah, intrusi air laut, abrasi pantai, sungai kering, dan sebagainya. Gejala terhadap
distorsi sistem alam itu sendiri, menyebabkan kondisi yang tidak mudah untuk diperbaiki.
Ruang terbuka kota, ruang hijau kota, mempunyai manfaat keseimbangan alam terhadap
struktur kota. Ruang terbuka hijau janganlah dianggap sebagai lahan yang tidak efisien atau tanah
cadangan untuk pembangunan kota atau sekadar program keindahan. Ruang terbuka mempunyai
tujuan dan manfaat yang besar bagi keseimbangan, kelangsungan, kesehatan, kenyamanan,
kelestarian, dan peningkatan kualitas lingkungan kota itu sendiri.
Pada hakikatnya Arsitektur Lansekap adalah ilmu dan seni perencanaan (planning) dan
perancangan (design) serta pengaturan {management) dari lahan, penyusunan elemen-elemen
alam dan buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya, dengan memperhatikan
keseimbangan kebutuhan pelayanan dan pemeiiharaan sumber daya, hingga pada akhirnya dapat
tersajikan suatu lingkungan yang fungsional dan estetis.
Dengan demikian profesi arsitektur lansekap mempunyai wawasan dan berperan aktif
dalam berbagai proyek, mulai dari yang berskala besar seperti studi perancangan regional, studi
Dari dasar pemikirannya, profesi arsitektur lansel<ap harus dapat menjembatani pemikiran-
pemikiran Natural Scientist dan Lend Developer Economist. Mampu berlaku
dan bertindak
mendayagunakan dan menghasilgunakan potensi dan kemampuan lingkungan
alam secara
bijaksana untuk berbagai kebutuhan lingkungan manusia.
Crowe, Landscape Planning is wider concept than land use planning, because
it includes appearance
as well os use, pleasure as well as fertility.
Laurie, Landscape planning, has a strong ecological and natural science
base and is concernedwith
the systematic evqluqtion of large areas of land in terms of land's suitability
for any likely future use.
The process usually involves o team of specialist, it may result in
a lqnd use plan or policy.
The function of landscape planning, as guiding the intricate intermeshing of function and habitats,
as separating the incompatible, reconciling diverse uses, and relating
each specialized use to the
overall landscape seen as setting for hfe.
Perencanaan lansekap secara prinsip adalah upaya menciptakan dan menyambung kembali
suatu rangkaian taman hijau kota {green parks) dan ruangterbuka kota (open space) dengan cara
mengembangkan visi jangka panjang, menyiapkan rencana strategis, dan mengimplementasikan
rekomendasi rencana dalam waktu 20 tahun mendatang.
Hasil akhir perencanaan lansekap adalah rencana komprehensif pengelolaan yang efektif
terhadap seluruh ruang terbuka yang eksis atau yang sedang direncanakan di dalam kota,
termasuk di dalam hasil akhir {output) perencanaan, yaitu:
, rrf!*s -t.
a-q - ' ,-
ffiffi e*;
?*iffi}.*
e, & L.a/'
Ery..}* &s/e,
Bl
d* ,^anx H _ dr xJ
tI"
'vr#ffi
* w
s&4ffi';*,*#
--:: . I
.- .*-L**
\' v:'l:'*
: s,;:1
1.
&"r* *fi*jl ir
':
__
'l
:!r
*
. .- 1..'
..-
-- -' ,.4$t'
t)-o" qff "i
, r'-. !
&.}ffi{
t.,.
'; \x
3*trt ;i
'!
\ --{,
D
at g-
pembangunan, memuat jenis, lokasi, luas, target pencapaian
luas, kebutuhan biaya, target waktu pelaksanaan, desain ,'
teknis, dan dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk rencana {xi /.,'l\ lx !X
Pemikiran urban dan regional lansekap perlu mewarnai dan muncul secara jelas pada kebijakan
tersebul Namun kiranya disadari bahwa rencana tersebut bila tidak diikuti dengan langkah pembangunan
dan pelaksanaan serta pengeloiaan yang serius tentunya hanyalah berupa keras tak berharga. Walaupun
disadari kemampuan pendanaan Pemerintah Daerah sangat terbatas maka keterlibatan pihak
swasta
perlu dipertimbangkan sebagai bagian dari partisipasi masyarakat Sudah masanya penanganan
lansekap
pada perkembangan dan pemekaran kota ditangani secara sungguh-sungguh
oleh para arsiteklansekap.
Keterbukaan dan saling pengertian timbal balik antardisiplin yang terlibat dalam peren-
canaan dan pengelolaan kota perlu ditingkatkan. Pendekatan rasional perseorangan maupun
ikatan profesi sangat bermanfaat untuk mengembangkan atmosfer kerja terpadu yang
lebih
baik ataupun dalam bentuk "arcllitects by team", atau,,planner by team,,. Apalagi berkembang
dengan pesat teknologi modern yang menunjang tugas perencanaan dan pengelolaan,
seperti
penggunaan software komputer Auto CAD, GIS.
|adi, dalam mengemban tugasnya, disiplin ilmu arsltektur lansekap harus mampu bekerja
sama dengan disiplin lainnya. Perancangan dan desain yang dihasilkan harus merupakan hasil
perpaduan pengalaman dan pengetahuan dari berbagai ilmu dan seni yang berkaitan. Konsepsi
rancangan yang digarap haruslah merupakan hasil penggodongan suatu "team" kerja sama
antardisiplin. Data masukan harus digali dari sebanyak mungkin sumber dan narasumber sesuai
batasan waktu yang tersedia. Yang baik hanyalah dapat diperoleh dengan memberikan kepada
rancangan tersebut, kesempatan seluas-luasnya sebatas waktu yang mengizinkan, untuk diuji
Untuk dapat bekerja sama dengan baik dengan rekan-rekan dari disiplin lainnya,
dan untuk
dapat pula memberikan masukan-masukan serta gagasan kepada pihak lain, maka
arsitek
lansekap membekali dirinya dengan pengetahuan dasar dari aneka disiplin yang
berkaitan.
Namun demikian, walaupun ia mempelajari dan terus bertanggung jawab atas masalah
kualitas lingkungan berkaitan dengan pencemaran udara, tanah dan air, serta masalah
konservasi,
preservasi dan pelestarian sumber daya alam,ia tidak dimaksudkan menjadi
ahli ekolqgiffi;:
pelestarian alam. i ir I I
.f "fi l)inas Pt'r
'f$
perandanLingkupprofesi
ii drn ltr
Babt L_ fflg!
Arsitek lansekap memang harus mempelajari aspek-aspek kependudukan dan daerah
pemukiman, ia juga harus mempelajari upaya perbaikan kota, perencanaan jalur
lalu lintas orang
dan kendaraan, upaya pengaturan perkembangan kota agar tidak tumbuh
secara tak terkontrol.
Namun ia bukan ahli tata kota dan tata daerah.
Arsitek lansekap mempelajari berbagai cabang seni dan budaya, baik seni
lukis, seni rupa,
seni patung maupun sebagainya. Namun ia bukanrah seniman dan budayawan.
' Salah satu elemen penting dalam bidang arsitektur perkotaan adalah fungsi arsitektur
lansekap itu sendiri. |ustru fungsi dan peran arsitektur lansekap ini sering dilupakan,
sehingga terjadi ekses-ekses yang merusak, di antaranya kerusakan taman-taman kota
dengan bangunan bangunan baru, dan lain sebagainya.
' Peranan Arsitektur Lansekap tidak hanya menata ruang terbuka kota agar lebih serasi
dari lingkungan visualnya saja, tetapi juga berpengaruh dalam membentuk dan membina
karakter manusia kota yang hidup dan berusaha dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan
asri.
' Penataan lansekap perkotaan pada akhirnya akan memberi kontribusi yang penting kepada
Urban Life dan iuga Urban Way of Ltfe, karena kota tidak saja menjadi tempat untuk mencari
penghidupan, tetapi juga tempat untuk hidup.
Peran arsitek lansekap dalam membantu memecahkan masalah perkotaan, haruslah ber-
landaskan pada:
Pemahaman terhadap konsep dasar pemanfaatan ruang terbuka masyarakat Indonesia sangat
penting demi keberhasilan pekerjaan arsitektur lansekap. Di Indonesia keberadaan ruang
terbuka seharusnya lebih dominan daripada massa bangunan, karena masyarakat terbiasa
dengan kegiatan kehidupan di ruang terbuka (out door personality).
Untuk mencapai hai tersebut, arsitek lansekap harus mampu menyerap, mengadaptasi,
dan
menghadirkan keunikan arsitektur tradisional secara utuh melalui karya fisik bernafas,
berjiwa,
dan bernuansa tradisional berdasarkan norma clan tata nilai yang dianut
oleh masyarakat
setempat, karena lain tempat lain budayanya, lain pula bentuk dan fungsi
ruang terbukanya.
Bagaimanapun juga, keanekaragaman budaya Indonesia merupakan
potensi besar u,tuk
dikembangkan dalam penataan ruang terbuka sesuai kebudayaan setempat,
sehingga di setiap
daerah akan dijumpai keanekaragaman dan keunikan lansekap.
Inilah potensi sumber daya manusia yang harus dikuasai dalam era kesejagatan
sebagai
implemantasi dari kearifan lokal. Untuk itu perlu ditekankan penelitian
di bidang lingkungan
2. EkologiLansekap (LandcapeEcology)
Keberadaan Ruang Terbuka Hijau Kota IRTHKJ yang semakin terdesak oleh pembangunan
hendaknya segera diantisipasi oleh arsitek lansekap dengan memberikan berbagai masukan
alternatif mengenai penataan dan pemanfaatan berbagai RTHK. Fungsi RTHK harus memper-
timbangkan faktor ekonomi fsangat menentukan sekali saat ini), namun harus tetap disertai
pertimbangan sosial budaya dan ekologi.
Pemahaman mendasar tentang iklim tropis di Indonesia dan hubungannya dengan peman-
faatan ruang terbuka oleh masyarakat akan sangat menentukan di dalam penataan raung terbuka.
Ruang-ruang yang teduh terlihat sangat berhasil menciptakan kegiatan manusia di ruang tersebut.
Arsitektur lansekap tradisional telah memberikan contoh di mana karya-karyanya tanggap
terhadap iklim tropis, lingkungan, dan budaya setempat.
Dalam perkotaan, perancangan masa bangunan secara individual takkan mampu memecah-
kan masalah lingkungan. Perpaduan yang harmonis antara massa bangunan dan sistem RTHK
akan menciptakan interaksi sosial di ruang terbuka yang sudah semakin langka dijumpai di
kawasan perkotaan.
Ruang terbuka hijau adalah area atau ruang kota yang tidak dibangun dan permukaanltya
dipenuhi oleh tanaman yang berfungsi melindungi habitat, sarana lingkungan, pengamanan
jaringan prasarana, sumber pertanian, kualitas atmosfer dan menunjangi kelestarian air dan
tanah. Ruang terbuka hiiau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem kota juga berfungsi
untuk meningkatkan kualitas lansekap kota untuk keindahan dan kenyamanan, meningkatkan
kualltas lingkungan dan pelestarian alam yang terdiri dari ruang iinier atau koridor, ruang pulau
atau oasis sebagai tempat perhentian [Spreiregerr, 1965 ].
Di Indonesia, legalitas keberadaan ruang terbuka hijau dan nonhijau berlandaskan pada
Undang Undang Republik Indonesia nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang. Salah satu
dasar pertimbangan dalam penetapan Undang Undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan
ruang menyatakan bahwa keberadaan ruang yang terbatas dan pemahaman masyarakat yang
berkembang terhadap pentingnya penataan ruang sehingga diperlukan penyelenggaraan
penataan ruang yang transparan, efektif, dan partisipatif agar terwujud ruang yang aman,
nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk
mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
berlandaskan terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
terwuiudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan
dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan terwujudnya pelindungan fungsi ruang
dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Hal ini
mempunyai arti penting bagi pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/
kota dalam melaksanakan penataan ruang wilayahnya yang berazaskan keterpaduan; keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan; keberlanjutan; keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;
l
keterbukaan; kebersamaan dan kemitraan; pelindungan kepentingan umum; kepastian hukum
dan keadilan; dan akuntabilitas.
Dalam konteks pemanfaatan, pengertian ruang terbuka hijau kota mempunyai lingkup lebih
luas dari sekadar pengisian hijau tumbuh-tumbuhan, sehingga mencakup pula pengertian dalam
bentuk pemanfaatan ruang terbuka bagi kegiatan masyarakat. Ruang terbuka hijau kota dapat
dikiasifikasi, baik dalam tata letak dan fungsinya. Berdasarkan tata letaknya, ruang terbuka hijau
kota bisa berwujud ruang terbuka kawasan pantai (coastal open space), dataran banjir sungai
(river flood plain), ruang terbuka pengaman jalan bebas hambatan (greenways), dan ruang
terbuka pengaman kawasan bahaya kecelakaan di ujung landasan bandar udara. Menurut Dinas
Tata Kota, ruang terbuka hijau kota meliputi (aJ Ruang Terbuka Hijau Makro, seperti kawasan
pertanian, perikanan, hutan lindung, hutan kota, dan landasan pengaman bandar udara, (b) Ruang
Terbuka Hijau Medium, seperti kawasan area pertamanan {city park), sarana olahraga, sarana
pemakaman umum [cJ Ruang Terbuka Hijau Mikro, lahan terbuka yang ada disetiap kawasan
pemukiman yang disediakan dalam bentuk fasilitas umum seperti taman bermain Qtlay ground),
ta ma n Ii n gkun gan {c o mm u n i ty pa rk), lap angan o lahraga.
Babl PerandanLingkupprofesi I 31
Ruang terbuka kota banyak menentukan pola bentuk dan tatanan ruang kota untuk tujuan
kesehatan, kenyamanan, keamanan dan peningkatan kualitas lingkungan serta pelestarian alam.
Secara rinci sistem ruang terbuka kota dapat diuraikan sebagai berikut.
1,. Ruang terbuka untuk kaitan produksi, terdiri dari lahan untuk kehutanan, pertanian,
produksi mineral, sumber air, komersil, dan rekreasi'
2. Ruang terbuka untuk preservasi sumber daya alam dan manusia terdiri dari rawa untuk
habitat tertentu, hutan sebagai kehidupan satwa, bentukan geologi, batu karang, tempat-
tempat bersejarah, dan pendidikan.
3. Ruang terbuka untuk kesehatan dan kesejahteraan umum terdiri dari lahan untuk melindungi
kualitas air, ruang untuk penimbunan sampah buangan, ruang untuk memperbaiki kualitas
udara, area rekreasi, area untuk menyajikan efek visual yang menarik (bukit, pegunungan,
lembah, danau, dan pantaiJ.
4. Ruang terbuka untuk keamanan umum terdiri dari waduk pencegah banjir kanal, lapangan
terbang.
5. Ruang terbuka sebagai koridor terdiri dari koridor kabel tegangan tinggi, koridor iaringan
pipa, bantaran sungai, jaringan transportasi kereta api'
2. Peranan RTHKterhadapKehidupanKota
Ruang terbuka hijau kota merupakan salah satu komponen penting dalam ekosistem kota.
Taman, hutan, dan area pertanian merupakan tiga jenis utama area hijau kota yang memiliki
fungsi ekologis, sosial, dan ekonomi fBradley, 1995, Shafer,1.999, TyrvAinen, 200L dan Lutz
dan Bastian, 2002). Penghuni kota dapat memanfaatkan area hijau sebagai tempat rekreasi dan
tempat mengenal lingkungan (De Groot, WT, van den Born, Rf G and Lynn, NA, Brown, RD, 2003).
I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Ruang terbuka hijau kota berperan meme-
lihara ekosistem kota dan dapat mengurangi
tekanan populasi penghuni kota secara
langsung dan tidak langsung dalam fungsi
ekosistem [Costanza et. al., 1997J dan meng-
hasilkan oksigen dan mengurangi emisi
karbondioksida [Jo, 2002), mencegah polusi
udara dan air, mengatur mikroklimat, mengu-
rangi polusi suara [Bolund dan Hunhammar,
1999), melindungi tanah dan air fPauleit dan
Duhme, 2000), memelihara keanekaragaman
kehidupan fAttwell, 2000], dan dapat menjadi
area rekreasi, budaya dan nilai sosial (savard et
al., 2000J. Ruang terbuka hijau seperti taman-
taman umum, hutan lindung, dan lapangan golf memengaruhi harga penjualan rumah yang terletak
dekatnya [Bolitzer, 2000 dan Luttik, 2000). Justru itu selain berfungsi memperbaiki lingkungan
kota, area hijau kota juga berperan dalam memelihara kesejahteraan dan meningkatkan kualitas
kehidupan penghuni kota.
Manfaat dari keberadaan area hijau kota dapat dilihat dari sudut manfaat ekonomi (economic
benefits), yaitu dapat mengurangi biaya energi dan air [Roseland, 1998J. Dari sudut manfaat
I benefits) area hijau berguna untuk area rekreasi, olahraga/permainan dan istirahat
sosial [socia
fRoseland, 1998J. Dalam satu penelitian tentang manfaat psikologi area hijau fMiller, 1997J
diketahui bahwa tempat-tempat ini dapat memberikan manfaat dalam aspek bersosialisasi,
memupuk keakraban dan kesetiakawanan, belajar bersama, memberikan kesempatan untuk
mengekspresiasikan pribadi dan nilai sosial, mempromosikan perkembangan rohani, dan
Secara umum manajemen area hijau kota merupakan terjemahan ke manajemen yang
mencakup beberapa aspek kegiatan, yaitu perencanaan, administrasi, sumber manusia, koordinasi
dan keuangan [Oetomo, A, 2010]. Perencanaan dan pengeloiaan area hijau kota harus sejalan
dengan perkembangan kota yang berkelanjutan [Miller, 1.997 , Grey, 1996 dan Teal et. Al, 1998J.
Di Kanada, Amerika Serikat dan di Eropa muncul gerakan masyarakat dan organisasi-organisasi
lingkungan yang menyadari kepentingan melestarikan area hijau di area kota [Sousa, 2003 dan
Kuhn,2003J.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perencanaan area hijau telah menjadi dasar dalam
penerapan prinsip-prinsip ekosistem. jim dan Chen [2003j telah menerapkan prinsip-prinsip
ekologi lansekap daiam perencanaan area hijau kota ir,lanjing, Cina. Li and Wang [2003J telah
mengusulkan suatu metode untuk penilaian, perencanaan dan penghargaan kepada kontribusi
ekosistem area hijau kota, dan menerapkan prinsip-prinsip ekologi lansekap. Dengan demikian
faktor perencanaan dan manajemen ruang terbuka hijau akan berguna bagi perkembangatr area
hijau di wilayah kota.
Kota tidak hanya merupakan kumpulan gedung-gedung dan sarana fisik lainnya. Akan
tetapi, sebuah kota adalah kesatuan antara lingkungan fisik kota dan warga kota, dua komponen
ekosistem ini akan selalu berinteraksi selama proses berkembangnya kota. Perubahan-perubahan
yang bersifat positif akan memberi manfaat bagi kehidupan warga kota. Kebanyakan kota di
negara berkembang, seperti di Indonesia dibangun berdasarkan latar belakang agraris, demikian
juga perkembangan kota Jakarta.
Beberapa penelitian juga mengungkapkan bahwa tanaman dengan kriteria tertentu dapat
meredam/mengurangi kebisingan. Kota yang baik seyogianya dapat menyajikan kebutuhan
yang berhubungan dengan kenyamanan dan kualitas lingkungan pada tingkat kewaiaran sesuai
dengan standar hidup sehat bagi warga kota.
Menunjang Tata Guna dan Pelestarian Tanah. Suatu penetapan peruntukan yang kurang
bijaksana dapat menyebabkan ekosistem terganggu. Oleh karena itu, pola ruang terbuka hijau
dalam sistem tata ruang kota dapat dipergunakan sebagai alat pengendali tata guna tanah secara
Sebelum kita membahas apa yang dimaksud dengan KOMPONEN DESAIN dalam perancangan
lansekap, ada baiknya kita lihat terlebih dahulu diagram berikut.
Desain
Garis
Eidang
UNSUR
&uang
DESAIN
Bentuk
Fungsi
Tekstur
Warna
Sahan Lansekap
Sl<ala
Sirkulasi
APLIKASI Rekayasa lansekap
DESAIN Visual
Tata Hijau
Parkir
Refleksi Air
Pencahayaan
Drainase
Pencahayaan
(enyamanan
Dinding Penahan Tnah
Visual Lansekap
Babll KomponenDesainLansekap
f 4l
uNSUR-uNsuR D#irNi
BIDANG
RUAN6
RUANG TERBUKA
RUANG MATI
TEKSTUR
Ada beberapa tipe garis yang perlu diketahui, yaitu garis vertical,
garis horizontal, garis diagonal,
garis lengkung dan garis zig-zag. Sepintas garis-garis tersebut
tampaknya hanya berbeda bentuknya
saja, namun masing-masing garis mempunyai sifa! kararrter, dan kesan yang berbeda.
ilt I lr lt ilt
Garis vertikai mudah dikenal dengan
il[
bentuk-bentuk seperti tiang listri[ tiang lampu,
tegakkan pohon pinang atau kelapa,
cerobong atap atau benda-benda yang
Kesan utama adalah ketinggiannya,
berdiri tegak meninggi.
tegak, gagah, dan serba kaku. Sehingga
bahwa watak dari garis vertikal adalah dapat dikatakan
memberikan aksentuasi pada ketinggian
kaku, formal, tegas, serius, stabilitas, tegak dan gagah,
kekuatan atau kemegahan.
III
Bab Unsur-Unsur Desain
f4s
2. Garis Horizontal
Garis horizontal memberikan aksentuasi terhadap dimensi lebarnya, santai, dan tenang. Oleh
karena itu, bila ruang luar didominasi oleh unsur garis horizontal, maka ruang akan bertambah
lebar, membesar, meluas, dan melapang. Suasana dan kesan ruang yang ditimbulkan adalah
santai, rileks, dan tenang. Memberi sugesti ketenangan atau hal yang tak bergerak.
Tipe garis semacam ini dapat dilihat dengan jelas pada pagar besi halaman yang
dibuat
miring berjajar' Karakter garis diagonal adalah dinamis
[berada dalam posisi bergerakJ, bergegas
[tidak tenang], mendekatkan jarak dan sensasional.
oleh karena itu, garis diagonal sering dipergunakan atau dimanfaatkan untuk
suatu maksud
yang meminta perhatian atau sebagai daya tarik visual. Apabila dipergunakan
cli tempat yang
kurang tepat akan memberikan efek yang sebaliknya.
4. Garis Lengkung
Lta.J1 L\A.J1
Garis sernacam ini ada beberapa macam, yaitu lengkung ke atas, lengkung ke bawah, dan
lengkung berombak. Watak garis yang demikian umumnya adalah anggun, dinamis, riang, lembut,
dan memberi pengaruh gembira, gerakan, dan pertumbuhan.
e
I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Bila ruang yang didominasi oleh
garis Iengkung, maka akan terasa
menarik dan gembira. Umumnya suasana ruang yang
banyak dimanfaatkan bagi pembentukan
daerah rekreasi. ruang pada suatu
5. GarisZig-Zag
Susunan beribu-ribu garis apabila disatukan dan dipadatkan akan membentuk sebuah bidang.
W*-z
&/
&/
&/
\g/
L/
ryffiryw
I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Ditinjau dari fisiknya bidang dapat berbentuk padat atau transparan.
ffi ffi
Permukaan bidang dapat
bertekstur halus atau kasar.
Sebagai contoh bidang kaca
bertekstur halus, sedangkan
bidang sebuah dinding batu kali Bidang bertekstur Bidang bertekstur Bidang bertekstur
halus kasar Batu koral
bertekstur kasar.
ffi ffiffi
Fungsi bidang dalam arsi-
tektur adalah pelindung dan
pembentuk ruang.
Bidang bertekstur
sedang
ffi ffiffi
Bidang bertekstur
sangat kasar
Bidang bertekstur
Batu koral
Tinjauan tentang ruang (spaceJ akan dibahas dalam bab selanjutnya. Namun secara garis besar
dapat dikatakan bahwa ruang(space) terbentuk oleh susunan bidang-bidang.
The Vertikal
bidang Dinding
The Base
bidang Lantai
Bidang Pembatas/Dinding {The Verticaf, dalam skala makro berupa dinding susunan
punggung bukit, dinding batuan terjal, susunan bangunan tinggi. Dalam skala mikro
dapat berupa
komposisi tanaman atau susunan pohon atau semak. Selain itu, dapat pula bidang berbentuk
susunan pasangan batu bata, retaining wall.
Deretan pohon sebagai bidang Tembok batu bata sebagai dinding Tembok penahan tanah sebagai
berskala mikro berskala mikro bidang dinding berskala mikro
BidangAtap/Penutup {The Overhead), dalam skala makro berupa hamparan awan, cakrawala.
Dalam skala mikro berupa susunan tajuk pohon, atap pergola, dan lain-lain.
Tajuk pohon sebagai bidang atap berskala Pergola sebagai bidang atap berskala Tajuk pohon sebagai
mikro mikro bidang atap berskala mikro
Awan sebagai bidang atap berskala mikro Hamparan awan sebagai bidang Bulan sebagai bidang atap
atap berskala mikro berskala mikro
Bidang vertikal dalam suatu ruang merupakan unsur pembagi dan pembatas sesuatu.
Bidang
pembatas membatasi suatu daerah penggunaan tertentu, mengontrolnya dengan unsur-unsur
yang bersifat masif maupun ringan seperti dinding bata, beton atau cabang-cabang pohon yang
disejajarkan' Unsur pembatas atau penutup vertikal dapat berupa suatu yang kasar dan alamiah
2. Peranan Pembatas
Deretan pohon sebagai pengarah Deretan pohon sebagai pengarah Deretan pohon membatasi
menuju bangunan fungsi yang berbeda
Sebagai Pengontrol
Eiemen vertikal penting sebagai unsur yang mengontrol
angin, cahaya, temperatur, dan
suara. Unsur ini dapat dipergunakan untuk mengubah dan membelokkan angin serta
mengatur banyaknya cahaya atau mengeleminasinya.
araa
r rtl
Pohon sebagai penahan angin Pohon sebagai petembut angin Pohon sebagai penyaring angin
Dinding penutup yang terbuka pada Dinding penutup yang efektif pada areal Dinding penutup yang sangat
areal kolam renang memberikan kesan kolam renang memberikan kesan ruang terbuka pada areal kolam renang
ruang publik yang sangat kuat privacy yang sangat kuat memberikan kesan ruang publik
yang sangat kuat
saluran air
b. SebagoiPembatasPandangan
Pembatasan fisik dan pandangan digunakan untuk tujuan keamanan dan privacy. Dalam pembatasan fisik tidak dituntut
adanya "block the view". Penggunaan pembatas fisik perlu kecermatan, untuk apa dan siapa yang ditujukan.
e. PembatasRuang
Sering timbul kebutuhan akan pemagaran untuk keamanan atau membatasi ruang tanpa
menampilkan pembatas visual/pandangan secara lengkap. Dinding penyekat yang diberi lubang
pada permukaannya akan menambah daya tarik.
Pagar pembatas berkesan masif yang beiungsi untuk menjaga keamanan dan membatasi pandangan visual pada ruang
teftutup. Ruang menjadi sangat pribadi dengan pandangan visual yang terbatas.
Pagar pembatas berkesan tidak masif yang berfungsi untuk menjaga keamanan dan membatasi pandangan visual pada
ruang teftutup. Ruang menjadi terbuka dengan pandangan visual yang semakin luas.
l. Pengertian Ruang
Ruang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Hal ini disebabkan manusia selalu
bergerak dan berada di dalamnya. Ruang tidak akan ada artinya jika tidak ada manusia. Oleh
karena itu, titik tolak dari perancangan ruang harus selalu didasarkan pada manusia.
Hubungan manusia dengan ruang secara lingkungan dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. hubungan dimensional (antrometrics),
b. hubungan psikologi dan emosiona| {proxemics).
a. HubunganDimensional:
Menyangkut dimensi-dimensi yang berhubungan dengan tubuh dan pergerakan kegiatan
manusia.
Dalam hubungan manusia dengan ruang, Edward T. Hall [baca buku Forest wilson; Struktur
Essensi Arsitektur, hal. 15] menuliskan bahwa: .... Salah satu perasaan kita yang penting
mengenai ruang ialah perasaan teritorial. Perasaan ini memenuhi kebutuhan dasar akan
identitas diri, kenyamanan, dan rasa aman pada pribadi manusia....
a. Lantai
Sebagai bidang alas atau The Base, pengaruhnya
terhadap pembentukan ruang sangat
besar' Karena bidang ini erat hubungannya dengan fungsi
ruang. permukaan lantai pada
ruang dapat dibedakan menjadi 2
[dua] macam bahan, yakni [uraian lebih lengkap lihat bab
selanjutnya tentang bahanlmaterial] :
Pengaruh perbedaan
bahan tersebut
dipergunakan untuk
membedakan fungsi-
fungsi ruang luar yang
berlainan.
Pada ruang luar yang luas, perbedaan tinggi tantai pada sebagian bidangnya dapat mengurangi rasa monoton dan mencipta'
kan ruang yang lebih manusiawi.
Dinding Masif
Bentukan tanah yang miring dapat menjadi elemen veftikal untuk membentuk
ruang
Tembok batubara, merupakan
dinding masif yang memberi
kesan kuat dan padat
l{
Dinding bangunan atau tembok berupa pasangan batu bata atau kayu
dan sebagainya mempunyai sifat yang kuat dalam
pembentukan ruang.
c. Dinding Semu
Dinding semu merupakan dindingyang
dibentuk oleh perasaan pengamat
suatu obiek atau keadaan' Dinding seterah mengamati
ini dapat terbentuk oleh garis-garis
batas air sungai, air laut, cakrawala, batas, mrrutnya ga.il
dan batas lantai trotoar.
5. Macam Ruang
r,ird:3;i:1:!L:
Ruano Ruano
KawasaI Kawasail - E
lr.
Jatur lalu lintas "melalui" antar ruang. lntergritas masing-masing ruang kuat dan bentuk alurcukup fleksibel
Jalur "memotong" ruang. Mengakibatkan teriadinya ruang gerak dan ruang diam.
a. Skala Elemen
Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan
antara elemen bangunan atau ruang
dengan suatu elemen tertentu.
Skala Generik
Perbandingan ukuran elemen bangunan atau ruang terhadap elemen lain yang berhubungan
dengan sekitarnya.
Perbandingan
elemen dengan skala
generik. Perhatikan
perbandingan antara
perkiraan pot bunga
dengan lebar kolam
renang.
Warna Elemen
Dalam arsitektur, warna dipergunakan untuk menekankan atau memperjelas karakter suatu
objek, ruang serta memberikan aksen pada bentuk dan bahannya.
Kaiau ada 4 [empatJ pohon dalam posisi yang berhadapan atau membentuk segi empat, maka
keempat pohon tersebut akan membentuk ruang maya dengan sifat ruang yang transparan dan
dapat pula mernbentuk "ruang mikro".
contoh penempatan orientasi getap pada perkerasan jalan sebagai ruang pengantar
'.EI:E.'
Pencapaian memutar
""i'"+.,j
Memperlambat pencapaian dan memperbanyak squence. Memperlihatkan
tampak 3 (tigaJ
dimensi dari objek dengan mengelilinginya.
l. RuangTerbuka (Openspace)
Sampai saat ini pemanfaatan ruang masih belum sesuai dengan harapan, yakni terwujudnya ruang
yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Menurunnya kualitas permukiman di perkotaan bisa
dilihat dari kemacetan yang semakin parah, berkembangnya kawasan kumuh yang rentan dengan
bencana banjir atau longsor serta semakin hilangnya ruang terbuka (openspacel untuk artikulasi
dan kesehatan masyarakat.
Sebagai wahana interaksi sosial, ruang terbuka diharapkan dapat mempertautkan seluruh
anggota masyarakat tanpa membedakan latar ilelakang sosial, ekonomi, dan budaya. Aktivitas di
ruang publik dapat bercerita secaia gamblang seberapa pesat dinamika kehidupan sosial suatu
masyarakat.
Ruang terbuka adalah ruang yang bisa diakses oleh masyarakat, baik secara langsung dalam
kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu tidak tertentu. Ruang
terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, dan ruang terbuka hijau seperti taman kota,
hutan, dan sebagainya. Dilihat dari sifatnya, ruang terbuka bisa dibedakan menjadi ruang terbuka
privat [memi]iki batas waktu tertentu untuk mengaksesnya dan kepemilikannya bersifat pribadi,
Ruang-ruang terbuka atau ruang-ruang publik ditinjau dari bentuk fisiknya dapat berupa
Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Terbuka Binaan fPublik atau PrivatJ.
Ruang Umum yang merupakan bagian dari lingkungan juga mempunyai poia. Ruang Umum
adalah tempat atau ruang yang terbentuk karena adanya kebutuhan akan perlunya tempat
untuk bertemu ataupun berkomunikasi satu sama lainnya. Dengan adanya kegiatan pertemuan
bersama-sama antara manusia, maka kemungkinan akan timbulnya bermacam-macam kegiatan
pada ruang umum tersebut. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa ruang umum ini
pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung kegiatan aktivitas tertentu dari
manusia, baik secara individu atau secara berkelompok.
Ruang terbuka di daerah perkotaan, tanam kota, Ruang terbuka di daerah pedesaan, daerah kampung,
taman lingkungan, dan taman rekreasi. dukuh, desa, distrik, perkebunan.
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati
yang dldominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan Iainnya
tidak dapat dipisahkan.
Hutan Kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan
rapat di dalam wilayah perkotaan, baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan
sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.
Wilayah Perkotaan merupakan pusat-pusat permukiman yang berperan di dalam suatu wilayah
pengembangan dan atau wilayah nasional sebagai simpul jasa atau suatu bentuk ciri kehidupan
kota.
Cagar Alam merupakan tempat yang karena keadaan aiamnya mempunyai kekhasan tumbuhan,
satvva, dan ekosistemnya, atau ekosistem tertentu yang perlu diiindungi dan perkembangannya
berlangsu ng secara alami.
Suaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keaneka-
ragaman atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pem-
binaan terhadap habitatnya.
HutanAlam Nasional (NationalforestsJ adalah ruang terbuka yang dicadangkan bagi kepentingan
utama sebagai perlindungan hutan.
Kawasan Koridor Sungai (Riverscape) adalah ruang terbuka sepanjang aliran sungai dimulai
dari bagian hulu sampai dengan bagian hilir atau muara dan menjadi tempat berlangsungnya
interaksi antara aliran sungai, tata guna lahan dan ekosistem.
Bentuk dari ruang umum ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan.
Menurut sifatnya ruang umum dapat dibagi menjadi 2
[dua], yakni:
Ruang Tertutup umum, yaitu ruang umum yang terdapat di dalam bangunan.
Ruang Terbuka umum, yaitu ruang umum yang terdapat di ruar bangunan.
Secara definitif, Ruang Terbuka Hijau (Green openspacesJ adalah kawasan atau
areal permukaan
tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat
tertentu
atau sarana lingkungan atau kota, pengamanan jaringan prasarana atau budidaya pertanian.
Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah,
Ruang
Sejumlah areal di perkotaan, dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, ruang publik, telah
tersingkir akibat pembangunan gedung-gedung yang cenderung berpola "kontainer" (container
development), yakni bangunan yang secara sekaligus dapat menampung berbagai aktivitas
sosial ekonomi, seperti mal, perkantoran, dan hotel yang berpeluang menciptakan kesenjangan
antarlapisan masyarakat. Hanya orang-orang kelas menengah ke atas saja yang "percaya diri"
untuk datang ke tempat-tempat semacam itu.
Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30% dari luas wilayah. Hampir di semua kota besar di
Indonesia, Ruang terbuka hijau saat ini baru mencapai 10% dari luas kota. Padahal, ruang terbuka
hijau diperlukan untukkesehatan, arena bermain, olahraga, dan komunikasi publik. Pembinaan ruang
terbuka hijau harus mengikuti strul<tur nasional atau daerah dengan standar-standar yang ada.
Contoh, Curtibas, sebuah kota di Brazil yang menjadi bukti keberhasilan penataan ruangyang
mengedepankan RTH di perkotaan. Melalui berbagai upaya penataan ruang seperti pengembangan
pusat perdagangan secara linier ke lima penjuru kota, sistem transportasi, dan berbagai insentif
pengembangan kawasan, persampahan dan RTH, kota tersebut telah berhasil meningkatkan rata-
rata luasan RTH per kapita dari 1 m2 menjadi 55 m2 seiama 30 tahun terakhir. Sebagai hasilnya
kota tersebut sekarang merupakan kota yang nyaman, produktif dengan pendapatan per kapita
penduduknya yang meningkat menjadi dua kali lipat. Hal tersebut menunjukkan bahwa anggapan
pengembangan RTH yang hanya akan mengurangi produktivitas ekonomi kota tidak terbukti.
Kebijaksanaan pertanahan di perkotaan yang sejalan dengan aspek lingkungan hidup adalah
jaminan terhadap kelangsungan ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau ini mempunyai fungsi
"hidro-orologis", nilai estetika dan seyogianya sekaligus sebagai wahana interaksi sosial bagi
penduduk di perkotaan. Taman-taman di kota menjadi wahana bagi kegiatan masyarakat untuk
Ruang Terbuka Hiiau (Green openspaces) terdiri dari Ruang Terbuka Hijau Lindung
IRTHLJ
dan Ruang Terbuka Hijau Binaan (RTH BinaanJ.
Ruang Terbuka Hijau Lindung IRTHLJ adalah ruang atau kawasan yang
lebih luas, baik
dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, di mana penggunaannya
lebih bersifat
terbuka atau umum, didominasi oleh tanaman yang tumbuh secara
alami atau tanaman budidaya.
Kawasan hijau Iindung terdiri dari cagar alam di daratan dan kepulauan,
hutan lindung, hutan
wisata, daerah pertanian, persawahan, hutan bakau, dan sebagainya.
Ruang Terbuka Hijau Binaan IRTHBJ adalah ruang atau kawasan yang
lebih luas, baik
dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, di mana penggunaannya
lebih bersifat
terbuka atau umum, dengan permukaan tanah didominasi oleh perkerasan
buatan dan sebagian
kecil tanaman.
RUANG TERBUKA
HIJAU
(RIH)
RUANG TERBUKA
HIJAU LINOUNC RUANG TERBUKA RUANG TERBUKA
(RrHr) HIJAU BINAAN BINAAN PUBL}K
{RTH BINAAN) {RT8PU)
Ruang Terbuka HUau Lindung Ruang Terbuka Hijau Binaan Ruang Terbuka Binaan publik Ruang Terbuka Binaan privat
(RTHL) adalah ruang atau (RTHB) adalah ruang atau (RTBP) adalah ruang atau (RTBPV) adalah ruang atau
kawasan yang lebih luas, baik kawasan yang lebih luas, baik kawasan yang lebih luas, baik kawasan yang lebih luas, baik
dalam bentuk areal memanjang/ dalam bentuk areal memanjang/ dalam bentuk areal memanjang/ dalam bentuk areal memanjang/
Jalur atau mengelompok, di jalur atau mengelompok, di jalur atau mengelompok, di
mana penggunaannya lebih mana penggunaannya lebih lalur atau mengelompok. di
mana penggunaannya lebih mana penggunaannya lebih
bersifat terbuka atau umum, bersifat terbuka atau umum, bersifat terbuka atau umum, bersifat terbatas atau pribadi.
didominasi oleh tanaman yang dengan permukaan tanah did- dengan permukaan tanah
lumbuh secara alami atau tana- ominasi oleh perkerasan buatan d idom inasi keseluruh an ole h Ruang Terbuka Binaan privat
man budidaya. dan sebagian kecil tanaman. perkerasan. antara lain halaman rumah
Kawasan hijau lindung terdiri tinggal dengan berbagai luasan
Kawasan/ruang hijau ter- Ruang Terbuka Binaan
oari cagar alam di darutan dan persil.
buka binaan sebagai upaya Publik makro antara lain ruang
<epulauan, hutan lindung, menciptakan keseimbangan jalan, kawasan bandar udara,
rutan wisata, daerah perlanian, antara ruang terbangun dan kawasan pelabuhan laut, dan
oersawahan, hutan bakau, dan ruang terbuka hijau yang ber- daerah rekreasi.
sebagainya. fungsi sebagai paru-paru kota,
peresapan air. pencegahan Sedangkan Ruang Terbuka
polusi udara, dan perlindungan Binaan Publik mikro sepefti mal
terhadap flora. di lingkungan terbatas, halaman
mesjid, halaman gereja, plaza
Adapun kawasan ruang terbuka di antara gedung perkantoran
hijau binaan dimanfaatkan dan kantin
untuk fasilitas umum rekreasi
dan olahraga taman, kebun
horlikultura, hutan kota. taman
di lingkungan perumahan,
pemakaman umum, jalur hijau
umum, jalur hijau pengamanan
sungai, jalur hijau pengamanan
kabel tegangan tinggi, dan
term asuk bangunan pele ngkap
atau kelengkapannya.
Contoh Ruang Terbuka Umum, yaitu jalan, pedestrian, taman lingkungan, plaza, lapangan
olahraga, taman kota, dan taman rekreasi.
Sedangkan pengertian dari Ruang Terbuka Khusus, dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Bentuk dasar ruang terbuka selalu terletak di luar masa bangunan.
b. Dimanfaatkan untuk kegiatan terbatas dan dipergunakan untuk keperluan khusus atau
spesifik.
Contoh ruang terbuka khusus, yaitu taman rumah tinggal, taman lapangan upacara, daerah
lapangan terbang, dan daerah untuk latihan kemiliteran.
Menurut Ian C.Laurie, ruangterbuka dalam lingkungan kehidupan flingkungan alam dan manusiaJ
dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. RuangTerbuka sebagai sumberproduksi, antaralain berupa daerah hutan, daerah pertanian,
daerah produksi mineral, daerah peternakan, daerah perairan (reservoir, energiJ, daerah
perikanan, dan lainnya.
b' Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan sumber alam dan manusia, antara
lain berupa cagar alam, cagar budaya, suaka marga satwa, dan taman nasional.
Menurut kegiatannya, Ruang Terbuka terbagi atas 2 fdual jenis ruang terbuka, yaitu Ruang
terbuka aktifdan Ruang terbuka pasif.
Ruang terbuka aktif adalah ruang terbuka yang mempunyai unsur-unsur kegiatan di
dalamnya, misalkan bermain, olahraga, dan jalan-jalan.
Ruang terbuka ini dapat berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak
dan remaja,
dan penghijauan tepi sungai sebagai tempat rekreasi.
Menurut Rob Rimer (lJrban Space) bentuk ruang terbuka secara garis besar dapat dibagi
menjadi
2 (dua) jenis, yaitu Ruang terbuka berbentuk memanjang dan Ruang terbuka berbentuk
[koridor)
membulat.
Berdasarkan sifatnya ada 2 (dua) jenis ruang terbuka, yaitu Ruang terbuka lingkungan dan Ruang
terbuka antarbangunan.
Ruang terbuka lingkungan adalah ruang terbuka yang terdapat pada suatu lingkungan dan
sifatnya umum.
Ruang terbuka antarbangunan adalah ruang terbuka yang terbentuk oleh massa bangunan.
Ruang terbuka ini dapat bersifat umum ataupun pribadi sesuai dengan fungsi bangunannya.
9. FungsiRuangTerbuka
Fungsi Sosial
Fungsi sosial dari ruang terbuka antara lain, yaitu:
a. tempat bermain dan olahraga,
b. tempat bermain dan sarana olahraga,
c. tempat komunikasi sosial,
Fungsi Ekologis
Fungsi ekologis dari ruang terbuka antara lain, yaitu:
a. penyegaran udara, memengaruhi, dan memperbaiki iklim mikro,
b. menyerap air hujan,
c. pengendali banjir dan pengatur tata air,
d. memelihara ekosistem tertentu dan perrindungan prasma nuftah,
e. pelembut arsitektur bangunan.
Sifat dari vegetasi di dalam ruang terbuka hijau yang diunggulkan adalah kemampuannya
melakukan aktivitas fotosintesis, yaitu proses metabolisme di dalam vegetasi dengan
menyerap gas CO2,lalu membentuk gas oksigen. CO2 adalah jenis gas buangan kendaraan
bermotor yang berbahaya lainnya, sedangkan gas oksigen adalah gas yang diperlukan bagi
kegiatan pernafasan manusia. Dengan demikian ruang terbuka hijau selain mampu mengatasi
Keadaan panas suatu ruang lansekap yang dirasakan oleh manusia merupakan indikator
penting dalam menilai suatu struktur panas yang ada. Guna memperoleh keadaan yang ideal,
maka diperlukan keadaan struktur panas yang dirasakan nyaman oleh manusia. Dengan
demikian, terdapat suatu korelasi antara komponen-komponen penyusun struktur panas
dalam suatu keadaan thermoscape tertentu dan rasa panas oleh manusia. Secara umum
Berikut akan diuraikan beberapa kasus pengembangan ruang terbuka hijau kota sebagai
bahan komparasi untuk memperoleh masukan yang komprehensif . mengenai rumusan
bentuk pengaturan yang akan dihasilkan.
Selanjutnya bangsa Yunani dan Romawi mengembangkan Agora, Forum, Moseleum, dan
berbagai ruang kota untuk memberi kesenangan bagi masyarakatnya dan sekaligus lambang
kebesaran dari pemimpin yang berkuasa saat itu.
Berikutnya pada zaman Meldevel, pelataran gereja yang berfungsi sebagai tempat berdagang,
berkumpul sangat dominan sebelum digantikan zaman Renaisance yang glamour dengan
plaza, piazza, dan square yang luas dengan hiasan detail yang menarik. Seni berkembang
secara optimal saat ini, sehingga implementasi keindahan dan kesempurnaan rancangan
seperti Versailles dan kota Paris menjadi panutan dunia.
100 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Gerakan baru yang lebih sadar akan arti lingkungan melahirkan taman
kota skala besar dan
dapat disebut sebagai pemikiran awal tentang sistem ruang terbuka
kota. Central park New
York oleh Frederick Law olmested dan calvert Voux melahirkan profesi
Arsitektur Lansekap
yang kemudian berkembang dan mendunia.
Penelitian ini lebih lanjut mengungkapkan bahwa diperkirakan 75%o fungsi ruang terbuka
hiiau dapat tercapai. Hal ini dikarenakan padatnya tingkat permukiman, sehingga ruang
terbuka berfungsi menjadi daerah interaksi antar-individu yang sangat penting bahkan
dibutuhkan.
lakarta dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi, mencapai 9.000.000
jiwa, merupakan kenyataan. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
perbandingan dalam menentukan besarnya Ruang Terbuka Hijau pada kawasan permukiman
padat.
Untuk menentukan standar RTH perlu dibuatkan suatu penelitian berdasarkan studi banding
standar yang berlaku di negara lain.
IOZ I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
c. Kondisi Ruang Terbuka Hijau Kota-Kota Besar
1A4 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Ruang Terbuka Hijau Kota
(Town Greenspace) . Luas =20-20AHa
. Dapat berfungsi sebagai daerah
rekreasi
. Standar :9 - lZ,B m2/penduduk
Di Yogyakarta, Iuas ruang terbuka hijau kota berdasarkan hasil inventarisasi Dinas
Pertamanan dan Kebersihan adalah 51.L08 m2 atau hanya sekitar 5,11 Ha [1,6% dari luas
kotaJ, yang terdiri dari 62 taman, hutan kota, kebun raya, dan jalur hijau. Bila jumlah luas
tersebut dikonversikan dalam angka rata-rata kebutuhan pendudu[ maka setiap penduduk
Yogyakarta hanya menikmati 0,1 m2 ruang terbuka hijau.
Dibandingkan dengan dua kota yang telah disebutkan di atas, barangkali pemenuhan
kebutuhan ruang terbuka hijau bagi penduduk di Kota Bandung masih lebih tinggi. Hingga
tahun 1999, tiap penduduk Kota Bandung menikmati +1,61 m2 ruang terbuka hijau. Angka
ini merupakan kontribusi eksisting ruang terbuka hijau yang mengkover Kota Bandung
dengan porsi +15% dari total distribusi pemanfaatan lahan kota.
Telah diuraikan pada bahasan sebelumnya tentang pengertian dari ruang. Pada dasarnya
keberadaan ruang sudah ada sejak manusia diciptakan dan tidak diciptakan, namun kala itu
keberadaan ruang sangat terasa dan dapat dirasakan [JO Simond,1907, Landscape Architecture,J.
Perasaan manusia terhadap ruang sangat berbeda satu dengan lainnya. Seseorang dapat
merasakan ruang, namun belum tentu akan terasa oleh orang lain. Ruang memberikan persepsi
yang berbeda tergantung dari perasaan manusia. Menurut Rudolf Arnheim, "Ruang dapat
dibayangkan sebagai satu kesatuan, terbatas atau tidak terbatas seperti keadaan yang kosong
yang sudah disiapkan dan mempunyai kapasitas untuk diisi benda." Sedangkan menurut Imanuel
106 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
rrll'lluangbukanlahsesuatuyangobjektifataunyata,tetapimerupakansesuatuyangsubjektif
-,iragai hasil pikiran dan perasaan manusia.,,
l. Pengertian Waktu
Pengertian waktu menurut Einstein: ...waktu
merupakan dimensi ke-4
Sedangkan menurutAristoteles
fempatJ dari bumi.
[The PhytagorasJ disebutkan bahwa waktu merupakan kenyataan
yang terus berlangsung, tidak tergantung pada
obiek lain dan tanpa hubungan langsung
dengan
fenomena Iain.
Telah disebutkan bahwa ruang tidak dapat dipisahkan dengan faktor waktu. Pengertian desain
lansekap adalah suatu usaha penajaman dari pemikiran atau produk site planning fperencanaan
tapak) yang herhubungan dengan pemilihan elemen desain. Terbentuknya ruang lansekap dapat
diperoleh dari kombinasi autara elemen alam dan struktur buatan manusia.
Ruang yang dibatasi oleh bangunan dan tanaman Ruang yang dibatasi oleh elemen alami
Di dalam desain iansekap, pembentukan ruang berupa 3 ftiga) dimensional, yaitu dengan
cara memberikan karakteristik ruang pada tata nilai ruang itu sendiri. Ruang yang terjadi dapat
dibagi dan dibentuk berdasarkan elemen alam berupa bentukan permukaan tanah ataupun
penempatan massa tanaman.
Dari uraian di atas jeiaslah bahwa perancangan Central Park tersebut mempertimbangkan
faktor waktu untuk masa depan antara kebutuhan manusia dan lingkungannya.
110 I KomponenperancanganArsitekturLansekap
Denah centrar pafu-New york karya
Frederick Law ormstead dan carveft
vaux
III
Bab Unsur-Unsur Desain
I ttl
Kondisi Central Park- New York karya
Frederick Law Olmstead dan Calveft
Vauxdi beberapa lokasi. Pepohonan
de ngan berbag ai spe sie s mendomi nasi
tapak memberikan kesan alami. Nanun
demikian tersedia pula berbagai aktivitas
keperluan penduduk kota New York
untu k be rekreasi, be ri stirah at, dan
berkomunikasi. Dengan adanya Central
Park menjadi landmark kota.
Gagasan Central Park timbul dari usulan masyarakat kota New York tahun L7B5 untuk membuat
semacam tempat yang luas dan besar guna mengurangi suasana kepadatan kota. Dengan panjang
9,6 Km dan lebar 4 Km, ditinjau dari perencanaan kota New York, gagasan tersebut dapat
Transvered Road
Ada 4 (empatJ transvered road yang langsung menghubungi Central Park dengan lingkungan
sekitarnya. Khusus pada acara tertentu, 3 (tiga] pencapaian jalan dibuat secara khusus.
Entrance
Pintu gerbang masuk central Park dibuat dari arah
fifth avenue, mengingat kala itu daerah
tersebut bebas dari aktivitas kepadatan.
Parade Ground
Terletak di sisi sebelah barat seluas 25 Ha, terdiri dari tanah datar dan
sebagian area meadows
yang dipergunakan untuk kegiatan parade, Iatihan baris-berbaris
kemiliteran, upacara khusus,
dan festival.
Playground
Terletak di sebelah bara! dilengkapi dengan bangunan untuk fasilitas
olahraga di dalam ruangan.
Reservoir
Reservoir lama dan baru mempunyai daya tarik bagi pejalan kaki
dan pengendara bermotor,
karena sudut pandangan ke arah tersebut dibuat terbuka hingga
tidak terhalang oleh pandangan
Iain.
Keberadaan Central Park memberikan pengaruh positif bagi warga setempat, khususnya dan
warga Amerika pada umumnya. Hal ini dikarenakan:
a' memberikan dorongan untuk rekreasi di ruangterbuka dengan segala musim bagi penduduk
dan pendatang lainnya;
b. rencana public park dengan sistem lalu-lintasnya memberikan pengaruh pada struktur kota,
sehingga masyarakat sadar akan suatu kebutuhan ruang terbuka;
c. merupakan pionir perkembangan ruang terbuka di Amerika;
d. dengan berhasilnya karya Central Park ini, maka arsitektur lansekap diakui sebagai suatu
profesi.
Melihat uraian tentang Central Park tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa setiap arsitek
lansekap senantiasa perlu memikirkan dan memprediksikan perkiraan perkembangan di sekitar
tapak yang dirancangnya di masa mendatang. Hal ini dimaksudkan agar tapak yang dirancang
dapat menyesuaikan dengan perkembangan dan pemekaran Iingkungan selanjutnya.
Mengapa kita perlu memahami adanya ruang mati atau ruang negatifz Ruang negatif di dalam
desain harus dihindari. Bila ini terjadi maka perancangan ruang yang diolah, menandakan belum
adanya pemikiran secara utuh terhadap pemanfaatan tapak secara keseluruhan.
1. Ruang Positif
5
""....
-
atau objek tertentu yang melingl<upinya dan memberikan manfaat .;.
ruang positif. Biasanya terkandung berbagai kepentingan dan
kegiatan manusia.
2. Ruang Negatif ,;
Ruang terbuka yang menyebar dan tidak berfungsi dengan jelas
serta bersifat negatif. Biasanya terjadi secara spontan tanpa
kegiatan tertentu.
Banyakcara untuk memecahkan masalah terbentuknya ruangmati. Pada dasarnya adalah agar
ruang-ruang yang dlrencanakan itu dapat bermanfaat bagi kegiatan manusia, dengan penataan
perencanaan tapak, menentukan letak bangunan dengan sebaik-baiknya serta memperhatikan
fungsi dan keseimbangan estetika. Struktur masa dan ruang yang berhubungkan sebaiknya
G. BENTUKDANFUNGSI
Oryd
n
Hasil kombinasi
A*A * V
l. Fungsi dan Bentuk dalam Perancangan (Desain)
Dalam mendesain atau merancang sesuatu secara ideal dikenal istilah " Form mustfollow
function".
Pernyataan ini sebetulnya sudah timbul jauh sebelumnya daripada yang diperkirakan manusia
dan mempunyai arti yang lebih dalam.
Arti sebenarnya ialah bahwa setiap proyek atau benda harus direncanakan dan didesain sebaik
mungkin dan menjadi alat yang efektil baik dari segi bentuk, bahan maupun penyelesaiannya,
termasuk pula pertanyaan untuk apa objek atau benda tersebut direncanakan.
i ,.t-=:-=-----=:r)
Subpolar - Daerah dingin - Coniferous forest -
Cemara pendek - Everlreen - Salju - Winter
l1o-ry!!, Oaera.tr lembab. - tropical rain foresl - hutan belantara - Eunung berapi - kemarau
panianS - masih mungkin musim gugur
*
Temperate Zone SejuU
Evergreen Comfort
Bebas sepanjang tahun
Fleksibel berpindah tempat
T
Tropik - Daerah
Dinding lebih penting
Hakikat dari sebuah desain [karya cipta) yang baik adalah memenuhi kriteria dan tolok ukur,
yakni memenuhi fungsional berguna dan keindahan.
Mengenai fungsi yang dimaksud adalah segala sesuatu rancangan ruang luar harus
mempunyai fungsi bagi kegiatan manusia. Penentuan fungsi ruang luar terkait pada tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai, siapakah pengguna dan pemakai ruang luar? Bagaimana aktivitas
pemakai ruang? Serta bagaimana hubungan antara ruang-ruang yang diciptakan agar ruang satu
dengan ruang lainnya dapat saling mendukung fungsi yang dimaksud?
Keindahan bukanlah sesuatu yang dapat diukur secara matematik karena keindahan lebih
bersifat abstrak. Apalagi mengenai keindahan visual.
Pada zaman Yunani kuno, estetika merupakan salah satu cabang filsafat. Dalam perkem-
bangannya estetika tidak lagi menjadi suatu fiisafat, tetapi sudah menjadi sangat ilmiah. Estetika
tidak lagl membicarakan keindahan saja, tapi sudah meluas menjadi seni dan pengalaman estetika.
Keindahan, dalam suatu desain dapat dilihat dari sudut keindahan bentuknya dan keindahan
ekspresinya. Keindahan suatu bentuk menyangkut pertimbangan terhadap prinsip-prinsip desain
tentang keindahan, yaitu adanya keteraturan, keterpaduan, keseimbangan, irama, proporsi, dan
skala. Artinya, suatu ruang dalam rancangan lansekap dapat dikatakan menarik bila memenuhi
kriteria-kriteria tersebut.
H. TEKSTUR
1. Fungsi Tekstur
2. Bentuk Tekstur
Tekstur pada ruang luar sangat erat berhubungan dengan jarak pandang atau iarak
pengiihatan fvisualJ. Pada jarak tertentu tekstur suatu objek tidak berperan lagi, sehingga bahan
atau objek tersebut dapat dikatakan polos tanpa tekstur.
Oleh karena itu, untuk suatu bidang luas pada ruang luar, tekstur dapat dibedakan meniadi:
a. Tekstur primer, yaitu tekstur yang terdapat pada benda atau objek yang hanya dapat dilihat
pada jarak dekat.
b. Tekstur sekunder, yaitu tekstur yang dibuat dalam skala tertentu untuk memberikan kesan
visual yang proporsional.
Contoh sebidang dinding terdiri dari unit-unit beton cetak yang mempunyai corak tekstur.
Unit beton cetak ini disusun sehingga membentuk suatu pola. Pada sambungan antar unit-unit
tersebut dipergunakan bahan yang berbeda seperti logam.
Bila dinding tersebut dilihat dari jarak dekat, maka akan terlihat suatu corak tekstur dari
unlt-unit beton. Sedangkan bila diamati dan dilihat dari jarak jauh akan terlihat tekstur baru
beton tersebut berupa kotak-kotak sambungan unit beton yang membentuk tekstur baru. Contoh
di atas merupakan usaha untuk menghindarkan kesan monoton pada dinding bangunan yang
mempunyai bidang luas bila dilihat dari jarak jauh.
3. fenis-|enis Tekstur
Tekshrr buata n (Artijicial texture),
merupakan tekstur yang sengaja
dibuat atau hasil
terdiri dari tekstur
manusia, misalnya
penemuan,
buatan
sutera,
Tekstur kain
M
sutera Teksturkainwool Tekstur*aliffi
;ffi
Tekstur kain sutera
ffiWMffi iffi
plastik, dan sebagainya; tekstur
buatan hewan, misalnya sarang
Iebah, terumbu karang, dan lain
sebagainya.
lempeng Tekstur
Tekstur lempeng kaca Tekstur plastik Tekstur dinding
ffiWffim
batu bata
Tekstur hamparan pasit Tekstur hamparan rumput Tekstur kulit kayu Tekstur butiran air
Tekstur zebra Tekstur daun Tekstur cabang pohon Tekstur akar pohon
Tekstur batang pohon kelapa sawit memiliki kesan tekstur kasar, sebaliknya tekstur batang
pohon pinang memberikan kesan halus.
Pola lantai dengan tekstur alamiah Tekstur dalam penerapan pada lantai berkesan alami
taJuK pohon
Masa daun tajuk ponon berKesan halus
berkesan halus Masa daun tajuk pohon berkesan kasar
Berdasarkan contoh di atas dapat disimpulkan bahwa tekstur dapat memberikan kesan
visual pada manusia melalui perbedaan warna gelap terang yang disebabkan oleh bayang-bayang
cahaya.
I. WARNA
Warna dalam arsitektur dipergunakan untuk menekankan atau memperjelas karakter suatu
objek atau memberikan aksen pada bentuk dan bahannya. Untuk mempelajari dan mengenal
karakter tentang warna, terlebih dahulu kita tinjau dari beberapa aspek, yaitu sebagai berikut.
132 f KomponenPerancanganArsitekturLansekap
1. Aspek Fisika dan Aspek Fisiologi
a. Primary
Merupakan warna utama atau pokok, yaitu merah, kuning, biru.
b. Binary
Yaitu warna kedua dan yang terjadi dari goiongan antara dua warna p rimary. Warna tersebut,
yaitu merah + biru = violet; merah + kuning = or&nyj biru + kuning = hijau.
e. Quanternary
Ialah warna campuran dari dua rilarna tertiary. Niisalnya semacam hijau violet dicampur
dengan oranye hijau; oranye violet dicampur dengan oranye hijau; hijau oranye dicampur
dengan violet oranye.
_ -,n,#@
warnaAbu-abu
&
tt"..r.j\---,
Hijau
Bentuk lingkaran warna berpokok dari tiga warna Lingkaran warna berpokok dari empat warna
q. KeselarasanyangBerhubungan
Artinya warna-warna harmonis yang diambil dari warna yang berhubungan, yaitu:
Monochromaflc [satu warnaJ, yaitu bila dipergunakan hanya satu warna sebagai dasar
komposisi yang menghasilkan nada-nada warna, bayangan, dan variasi dari warna-warna
tersebut.
o *
Merah campur putih
at Merah
Komposisi Warna
monochromatic
HANGAT
a Merah
Merah Merah
ta
campur
Kuning campur campur abu- campur Biru'n. putih
abu putih
Komposisi warna
"r.t Kr,
Kuning analogus
b. Keselarasanyang TidakBerhubungan
Artinya warna-warna tampak selaras/harmonis
dan warna-warna tersebut adalah
antara lain, yaitu:
sederajat
rra, campurabu-abu
&
Biru campur hitam
f,,
Direct complementary Split complementary
Polychromatic, yaitu komposisi yang mempergunakan lebih banyak warna dari apa yang
disebut di atas. Biasanya kesan dari komposisi ini sangat ramai.
Selain memperhatikan sifat-sifat dari komposisi atau susunan warna tersebut, ada beberapa
prinsip pada penyusunan warna yang harus diperhatikan, yaitu:
HARMONI : suatu keseiarasan warna yangmono chromatic, yang diciptakan di sekitar Hue.
KONTRAS : mempunyai susunan warna dari variasi value dan intensity tertentu.
AKSEN : warna merupakan variasi susunan warna yang ada.
Warna dalam kaitannya dengan sebuah karya desain adalah sebagai salah satu elemen yang
dapat mengekpresikan objek selain bahan, bentuk, tekstur, dan garis. Warna dapat memberikan
kesan yang diinginkan oleh si perancang dan mempunyai efek psikologis. Sebagai contoh adalah
Dari contoh tersebut dapat ditarik suatu artian bahwa dalam mengekspresikan suatu objek
dan memadukannya diperlukan pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip warna, sehingga
menunjang sistem perancangan yang lengkap.
Di bawah ini diperlihatkan contoh sebuah matriks warna dalam hubungannya dengan
ekspresi yang ditimbulkan.
i
'i -.'_-:_-.. -.-
Hangat waktu melebihi pertiiaan. Terlihat lebih i Ukuran yang
Warna hangat lebih menyenang , panjang dan lebih besar. i berat. ; tampak lebih
kan untuk area rekreasi. rj
l : kecil.
: ,, -l -* ---.----.
Dingin i Waktu di bawah perkiraan. i Benda kelihatan lebih j Terlihat lebih i ukuran ruang
Penggunaan warna dingin untuk j Oendek dan lebih kecil. i ringan. i tampak lebih
area kegiatan yang rutin atau ii j luas. l
ti
monoton. :
::
i:
Kita mengetahui bahwa komponen dan unsur-unsur bentuk mempunyai dan memiliki sifat
masing-masing. Masing-masing sifat mempunyai karakteristik tersendiri. Untuk menyatukan
komponen dan unsur tersebut haruslah didasarkan pada prinsip desain. Prinsip dasar utama
dalam desain adalah faktor Keteraturan dan Kesatuan atau Unity and Consistency. Keteraturan
dapat memberikan keindahan dalam komposisi.
Keteraturan ini diperoleh melalui pendekatan tema rancangan, antara lain keteraturan ruang
formal, informal, simetris ataupun pendekatan dari segi keteraturan bentuk alamiah, tradisional,
dan modern.
Karya rancangan lansekap yang baik selalu dimulai dengan sebuah ide. Sebelum memulai
karya rancangannya, setiap arsitek lansekap perlu berpikiran bahwa setiap komposisi dimulai
dengan ide. Untuk menggunakan prinsip-prinsip desain yang efektif, arsitek lansekap harus dapat
mengekspresikan tujuan gagasan ke dalam pikirannya. Hal ini penting untuk keberhasilan setiap
karya rancang. Tanpa suatu tujuan, maka prinsip menyeimbangkan, pergerakan, penekanan,
kontras, proporsi, dan ruang untuk membuat komposisi yang baik, tidak akan menarik untuk
dikembangkan di dalam merancang lansekap. Setiap arsitek lansekap harus membuat komposisi
rancangannya yang baik menyatu dan menarik untuk dilihat.
A. KESEIMBANGANATAU BALANCE
Keseimbangan atau balance dalam desain berarti perasaan persamaan berat, perhatian atau
daya tarik dari berbagai elemen dalam komposisi sebagai sarana untuk mencapai kesatuan
atau penyamaan tekanan visual suatu komposisi antara unsur-unsur yang ada pada taman.
Ukuran, warna, dan jumlah unsur biasanya merupakan pertimbangan utama dalam menciptakan
keseimbangan. Suatu susunan yang tidak seimbang akan menimbulkan konflik atau pertentangan
terutama dari sudut visual. Keseimbangan akan mewujudkan suatu kesan keselarasan, yang
disebut keseimbangan visual.
144 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Dalam hal keseimbangan bisa terjadi bila adanya
poros yang memberikan kesan seimbang
terhadap beberapa elemen lansekap. Bentuk keseimbangan,
antara lain keseimbangan horizontal,
keseimbangan vertical, dan keseimbangan radial.
KESEIMBAN6A'S VERTII(AL
I(ESEIMBANGAN I{0R|Z0NTAL -,r-*, ----
r,l*--.
r-lt !
al
,/\*'
.J:
I f :--*
X isr:: **
IL
ls^ .f;*, KTSEIM6ANGAI* RADIAI
ry
Posisi elemen diatas poros Fosisi elenrer dibawah poros
Ada 2 fdual
macam utama nilai keseimbangan visual, yakni keseimbangan statis
dan
keseimbangan dinamis.
Keseimbangan Simetris
Ke se i m b a ng a n a si metri s
Keseimbangan simetris dan asimetris tidak hanya diciptakan oleh kesan berat dan besarnya
bentuk, namun dapat pula diciptakan oleh pola bentuk, garis horizontal, garis vertikal, dan
garis diagonal; warna terang dan gelap; tekstur kasar dan halus; pembagian ruang dan variasi
komponen atau unsur.
Bentuk-Bentuk Keseimbangan
Bentuk-bentuk keseimbangan dapat berupa
bentuk simetris, keseimbangan statis, formal
atau
keseimbangan pasif. Keseimbangan ini mempunyai
sifat kaku tapi agung, impresifl, dan formar.
Bentuk keseimbangan
simetris/statis
L Pengulangan
rEI N:EIEINTMINI
Progresif
roa.v*roaov*ro
3. Berselang
moffioffioHOmoffionoE
Dan pengulangan lain tergantung dari variasi
yang akan diciptakan sesuai dengan
tujuan.
1
BENTUK, dalam ukuran penempatannya, susunannya'
**
C. PENEI(ANANDANAKSENTUASI
Dominan dapat diartikan sebagai upaya untuk menonjolkan salah satu unsur agar lebih tampak
terlihat dalam komposisi susunan elemen Iansekap. Unsur-unsur lansekap lainnya yang tidak
menonjol berfungsi sebagai penghubung atau pengikat kesatuan.
Penekanan ditimbulkan oleh dominannya salah satu komponen unsur sehingga menimbulkan
kontras terhadap elemen lainnya. Penekanan dalam suatu bentuk akan menarik perhatian kita.
Dalam suatu susunan atau komposisi, penekanan dapat dipergunakan sebagai titi),{usat
perhatian dan sebagai titik tolak tuntunan mata kita dalam melihat wujud dari elemey/ersebut.
Dengan titik tolak tersebut, kita dapat mengikuti ritme yang diciptakan.
Melalui penekanan kita dapat mengarahkan mata kita untuk melihat pusat perhatian yang
diinginkan.
Bila kita menekankan suatu unsur atau elemen dalam suatu komposisi, maka perlu diper-
hatikan bahwa komponen atau elemen unsur lainnya harus menjadi unsur penunjang dari
elemen yang diutamakan. Ini untuk menghasilkan suatu rancangan yang baik dan terpenuhi nilai
keteraturannya.
Jadi, bila kita ingin mengutamakan penonjolan suatu elemen, maka unsur warna dan tekstur
harus menjadi unsur penunjang dari elemen tersebut. Demikian pula dari segi tata letaknya harus
ditunjang oleh bentuk-bentuk lainnya yang memberikan arah menuju bentuk utama.
Penempatan kolam air mancur Penempatan dan pemilihatn Jembatan kayu sebagai
pun dapat dipergunakan sebagai sqft materia.l {ansekap aksentuasi sebuah taman rumah
aksentuasi yang berbeda memberikan
aksentuasi terha;Qap.
'
komposisi tanaiman
Tanpa aksentuasi
Rancangan lansekap yang baik berarti rancangan yang sedikit mungkin mengalami
perubahan. Hal ini berarti, di dalam merancang, kita hanya menampilkan
elemen-elemen efektif
dan efisien yang bermanfaat bagi tujuan clesain itu sendiri. Prinsip ekonomi
dalam merancang
adalah bagaimana kita dapat menghasilkan suatu karya rancang lansekap dengan biaya
pembangunannya semurah mungkin, namun menghasilkan karya rancang
yang efisien, efektif,
bermanfaat, dan memiliki karya rancang yang berekspresi tinggi.
i'ontras dalam seni dan rancang terjadi ketika dua elemen berbeda
saling terkait. semakin besar
::erbedaan semakin besar terjadinya kontras. Kontras
menambahkan yariasi dalam rarcangan
:iC?l-il keseluruhan dan dapat menciptakan kesatuan. Adanya
kontras dalarn sebuah kornposisi
.:tlcangan
tanaman lansekap akan menarik mata pengunjung tan.ran
dan menghasilkan i<eindahan
.-:onrposisi.
Perbedaan ukuran pada elemen lansekap sejenis memberikan rasa kontras yang mendalam dan menarik
perhatian pengguna
Perbedaan tekstur merupakan bagian dari pembentukan kontras dalam perancangan lansekap
Perhatikan dalam lingkaran, perbedaan warna dari tajuk tanaman menarik mata untuk memandang
menimbulkan kesan kontras
Proporsi desain adalah hubungan rasio perbandingan yang harmonis antara dua atau lebih
elenren dalam komposisi yang berkaitan dengan ukuran, warna, kuantitas, layout, sehingga
menghasilkan keindahan yang menarik. Suatu hubungan dibuat ketika dua atau iebih elemen
lansekap yang disatukan dalam sebuah karya rancangan. Hal ini mengacu pada ukuran yang
benar dan distribusi elemen atau objek yang menciptakan proporsi yang baik. Proporsi yang baik
adalah simetri harmoni atau keseimbangan antara bagian-bagian dari desain secara keseluruhan.
Ketika prinsip proporsi diterapkan pada suatu karya rancang, biasanya berkaitan ukuran. Artinya,
ukuran satu elemen dari komposisi dibandingkan dengan ukuran unsur lain yang terkait. Dalam
contoh hubungan ukuran perbandingan dibuat antara:
. tinggi, lebar, dan ketebalan satu unsur dengan yang lain
. Ukuran luasan satu daerah dengan daerah lainnya
. Ukuran satu elemen lansekap dengan elemen yang lain
. jumlah ruang antara dua atau lebih elemen lansekap
re&e =ir a
t &
wtI
menyebabkann"rrn,,ono,of'
IEA' sangat harmonis kurang harmonis
2. TeariEinfuhlung
Dalam Teori Einfuhlung atau Empathy,yang pertama
kali dikemukakan oleh Friedrich T. vascher
dalam perkembangannya mengaiami treberapa variasi penjelasan.
Salah satu penjelasannya
mengatakan bahwa benda-benda estetis yang memenuhi
asas-asas keseimbangan dan simetri
umumnya disukai orang karena dianggap indah. Sebaliknya,
bentuk-bentuk yang tidak seimbang
akan menimbulkan perasaan tegang atau kebingungan
karena dianggap tidak menyenangkan.
G. KESATUAN
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar rancangan yang sangat penting. Bila tidak ada
kesatuan dalam sebuah karya rancangan, maka karya tersebut teriihat cerai-berai, kacau-balau
yang mengakibatkan karya tersebut tidak menarik. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip
hubungan. Salah satu ciri khas rancangan yang
baik adalah mempunyai prinsip kesatuan,
yang harus menghubungkan beberapa unsur BALAHCE
prinsip rancangan secara menyeluruh. Ini
adalah hasil akhir dalam komposisi ketika
IRAiiA
semua hubungan prinsip rancangan secara PROPOR&I
harmonis bersama-sama memiliki penampilan
yang memberikan rasa memuaskan. Kesa-
tuan dapat tercapai apabila semua aspek KESATUAf{
rancangan saling melengkapi. Kesatuan dalam
komposisi dicapai ketika semua prinsip-
r(oxrRA$ AX$tX
prinsip rancangan [keseimbangan, gerakan,
penekanan, kesederhanaan, kontras, proporsi,
dan ruangJ telah diterapkan dengan benar.
Segala sesuatu dalam komposisi harus me-
lengkapi dan harus memberikan solusi untuk
mencapai beberapa tujuan fungsional dalam
rancangan.
166 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Ketika kesatuan tercapai, maka unsur-unsur desain dalam komposisi tidak
akan bersaing;
tema utama akan dikomunikasikan lebih jelas dan rancangan akan terasa
lengkap dan ter-
organisasi.
Untuk menciptakan kesatuan kita harus memiliki tujuan rancangan yang jelas.
Kita harus
tetap fokus pada pencapaian tujuan dan tidak menyimpang dari itu.
)ika ada pertimbangan untuk
menambahkan komposisi namun tidak memberikan kontribusi kepada tujuan,
maka tidak harus
ditambahkan ke dalam rancangan.
Kita harus peka tentang rancangan, menjaga objektivitas setiap saat, dan menerima
kritik
dari teman sejawat, pemangku kegiatan, bahkan anggota keluarga sendiri. Apabila
tujuan telah
menggambarkan secara konsisten rancangan lansekap dan telah dipahami
oleh pemangku
kegiatan, maka prinsip kesatuan telah terakomodasi dalam rancangan tersebut.
Rancangan lansekap menciptakan rasa kesatuan dengan menggunakan efektif pengulangan bentuk
Sirkulasi dengan pengutangan bentuk, garis dan pola, menciptakan kesatuan hubungan antara dua kegiatan
yang berbeda
Pengelompokan soft dan hard material dengan nuansa warna yang sama menciptakan kesatuan
S:udi tentang prinsip-prinsip desain tidak akan lengkap tanpa memberikan beberapa petunjuk
::aktis tentang penggunaan prinsip-prinsip desain.
^. Terapkan prinsip-prinsip desain dalam setiap rancangan lansekap, baik secara sadar atau
tidak sadar.
l. Cobalah untuk memikirkan untuk memasukkan prinsip desain ke dalam rancangan masing-
masing.
3. fangan menerapkan keseluruhan prinsip-prinsip desain pada setiap rancangan dalam
penekanan yang sama. Satu rancangan mungkin menekankan dalam prinsip keseimbangan,
sedangkan yang lain menekankan prinsip proporsi atau irama, dan sebagainya.
1. Sebagai arsitek lansekap, perlu kiranya untuk menunjukkan kepribadian kita ke dalam
rancangan. Tanpa kepribadian, rancangan lansekap yang kita hasilkan kurang memiliki
karakteristik rancangannya.
5. Percaya diri, tidakterbelenggu oleh bentuk rancangan yang biasa agar dapat mengembangkan
kreativitas.
a. BentukTajukTanaman
*&,
Kolom
4ffi
f I{
$.
J rf; ,,r
Palmae
n,
Tiang
*#
Tajuk bentuk payung Tajuk bentuk bebas Tajuk bentuk melebar
l*T
g3&e
+J:i!i e
Sebagai pembatas pandangan Sebagai pengontrol angin dan sinar
matahari
d :.'.*-r 'v{
_&
aksentuasi
Material keras dapat dibagi dalam 5 fiimal kelompok besar, yaitu sebagai berikut.
a. Material keras alami {Organic materials)
b. Material keras alami dari potensi geoiogi (Inorganic materials used in their natural state)
c. Material keras buatan bahan metal {Inorganic materials used in highly modified state)
d. Material keras buatan sintetis atau tiruan {Synthetic materials)
e. Material keras buatan kombinasi (Composite material)
Untuk penggunaan konstruksi, di Indonesia kayu terbagi dalam 5 (lima) kelas kekuatan
(Frick Heinz. Ilmu konstruksi bangunan kayu, 1"982).
Kayu kelas 1 [satuJ antara lain, yaitu Kayu Hitam {Diospyros Celebica Bakh); Kayu tllin
(Eusideroxylon Zwageri, T), Sawo kecik (Manilkara Kauki Dub).
Kayu kelas 2 [dua) antara lain, yaitu Jati {Tectona Grandis L FJ; Puspa {Tetramerista Glabra
Mis).
Kayu kelas 3 [tiga] antara lain, yaitu Damar (Agathis Borneensis Wqrb); Meranti Merah
(Shorea Spec, Div).
Kayu kelas 4 [empatJ antara lain, yaitu Kemiri (Aleuritis Moluccana Willd); Angsana
(Pte r o carp us I ndicus, D iv).
Kayu kelas 5 (lima] antara lain, yaitu Jeunjing {Albizia Falcata, Backer).
178 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
b. Material Keras Alami Dari Potensi Geologi (Inorganic Materiqls Used In Their Nqtural State)
Material yang dimaksud antara lain batu-batuan, pasir, batu bata.
Batu besar fbatu kaliJ dapat juga dijadikan sebagai ornamen artistik dalam suatu taman.
i,:-t {J'
?"-.{,
Material batu bata dalam desain lansekap
$;i.,;][il
l:-i:.i .::
Material plastik atau fiber
dalam desain lansekap
Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen bangunan atau ruang dengan
suatu elemen tertentu dengan ukuran tinggi manusia.
Patung Pangeran Diponegoro di Taman Monumen Nasional bila dilihat dari jarak tertentu
sulit untuk diperkirakan berapa tinggi patung tersebut. Namun bila kita berdiri di samping
patung tersebut, maka barulah kita dapat memperkirakan ketinggiannya, dengan pemikiran
bahwa tinggi orang tersebut 1,60 meter. Jadi jelas bahwa skala akan bermanfaat bila ada ukuran
manusia sebagai perbandingannya.
l. Macam-Macam Skala
q. Skala Manusia
Pada skala ini penekanan diarahkan pada penggunaan ukuran dimensi manusia atau gerak
ruang manusia terhadap objek atau benda yang dirancang.
Perhatikan perbandingan manusia dengan tinggi bangunan Perhatikan perbandingan manusia dengan pohon yang
gazebo yang ada. Kita dapat memperkirakan besaran luas ada. Kita dapat memperkirakan besaran tinggi pohon
dan tinggi gazebo tersebut.
tersebut.
Pada ruang-ruang yang masih terjangkau oleh manusia skala ini dapat langsung
dikaitkan
dengan ukuran manusia. Pada ruang yang melebihi jangkauan manusia penentuan
skala
harus didasarkan pada pengamatan visual dengan membandingkannya clengan
ketinggian
manusia sebagai tolok ukurnya.
atau tanaman akan terlihat jelas. Bentuh tekstur, warna, dan aroma perlu menjadi
pertimbangan perancangan dalam menerapkan skala ruang kecil. Biasanya untuk skala
ruang kecil keintiman akan timbul karena gerak manusia sangat terbatas.
\
ffi
lf i)ina
Ruang dalam skala intim, detail rancangan
menjadi perhatian utama
I i,,1,
Bab V Aplikasi Desain f 1Bs
I
Ee**m
ffi
Sudut pandang manusia secara normal pada bidang vertikal adalah 600, namun bila
melihat secara lurus ke depan atau menuju ke titik objek secara intensif maka sudut
pandangannya menjadi 10.
Mirten dalam tulisannya Skala in Civic Design, menyatakan bahwa bila orang melihat
lurus ke depan maka bidang pandangan vertikal di atas bidang pandangan horizontal
mempunyai sudut 400.
orang dapat melihat keseluruhan bila sudut pandangannya 270, atau dalam
perbandingan jarak bangunan (distance) dibagi dengan tinggi bangunan
fhouseJ sama
dengan 2.
Menurut Yoshinobu Ashiara dalam buku Open Spaces menuliskan tentang perbandingan
antara jarak antarbangunan [DJ dan tinggi bangunan IHJ sebagai berikut.
* z,o
* n,o
ruang tidak tercipta detail
tergambar hanya silhoute
bangunan menjadi kecil
dekat dengan alam
Skala pada bidang gambar atau peta dapat dinyatakan sebagai berikut.
Contoh:
Skala 1 : 100, artinya 1 cm di peta/gambar = 1.00 cm keadaan nyata di lapangan
Skala 1" : 50.000, artinya 1 cm di peta/gambar = 50.000 cm di lapangan
Contoh:
Skala 1 inch : 4 mile, 1 inch di peta = 4 mile di lapangan
Skala L cm : 5 km, 1 cm di peta = 5 km di lapangan.
Untuk memperbesar atau memperkecil skala peta ada beberapa cara. Salah
satunya adalah
dengan Square Method, yaitu dengan membuat garis bantu berupa petak-petak
atau garis grid
pada kertas gambar yang baru' Petak garis bantu tersebut disesuaikan
dengan perbesaran
atau perkecilan peta yang diinginkan.
Contoh:
Pada peta dengan skala 1:5.000, dibuat garis petak-petak dengan
ukuran 4 cm. Bila kita
ingin memperkecil menjadi skala 1:20.000, maka garis bantu petak yang
dibuat pada kertas
gambar baru sebesar:
s000
,4cm
I
= 1 cm
20.000
aa
9)
e-
(.^
?qr
.yft.'
I
Bergelung-gelung Langsung
Keliling Kembali
Tak Menentu
Melewati
Berliku
Melingkar
>* +
A
#*
Berpencar Mengumpul
?*.
y{
tff-
Dengan selaan Menuiu Tujuan Menghimpun
a. Faktor-faktor yang merangsang manusia untuk cenderung bergerak, antara lain sebagai
berikut:
. bila ada sesuatu yang menyenangkan;
. bila ada benda-benda yang diinginkan;
. sedikit mempunyai halangan;
. adanya tanda atau petunjuk yang jelas dan mengarah;
. bila ada sesuatu yang sesuai atau cocok;
. bila sesuatu mempunyai kegunaa?r;
. bila sesuatu mempunyai daya tarik;
. untuk menuju jalan masuk;
. bila ada sesuatu yang berbeda;
. untuk mencapai suatu tujuan;
. bila ada sesuatu yang menakjubkan dan rasa ingin tahu;
. bila menerima sesuatu;
. menuju suatu titik yang mempunyai warna dan tekstur terkuat;
. bila ada ruang ruang yang menyenangkan;
. bila ada rasa petualangan;
i.a'\I
r/7
t{
11
,...
k,./
Y*/
a'./
vr
Sirkulasi Lurus
;,,:'!
,a,:,'l
'Lt.
2OO I KomponenPerancanganArsitel<turLansekap
Pergerakan Menurun atau ke Bawah
Pengaruh pergerakan ke bawah pada
manusia karena adanya:
' usaha atau tenaga yang dikerahkan berkurang, namun sudut kemiringan
harus diper_
timbangkan;
. adanya perasaan untuk bersembunyi, perlindunga
n atau privacy;
. perlindungan bawah tanah;
. seakan-akan kembali ke alam primitif;
. adanya konsep penyimpanan bawah tanah.
6e(*'
.t
j
,fry,\$
;W:f
'nF.r ,
Jalan yang metingkar ini membeikan kesan petualangan karena tujuan akhir tiada tetihat.
Chitd Study Center, LosAngeles, Califomia. (Urban Lanscape Design, Eckbo G, hal 104)
Sirkulasi ini membeikan kesan perubahan sesuai dengan Jalan yang berbelok ini akan menimbulkan rasa ingin tahu
modulasi ruangnya. Standford University, palo Afto, tentang keadaan di akhirtujuan. Scipps Coilege, Ctaremont,
Califomia Califomia. (Urban Landscape Design, Eckbo G, hal g6)
Elemen lansekap pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 [dual golongan besar, yaitu:
L. Elemen Keras fHard Materiaf); perkerasan, bahan statis.
2. Elemen Lembut {Soft MaterialJ; tanaman, air.
Bagi seorang arsitek lansekap, yang menangani hubungan antara manusia, alam, dan
teknologi bahan [bahan perkerasan serta bahan alamiJ, maka materi tanaman merupakan salah
satu faktor penting dalam perancangan lansekap. Elemen lembut (softmateriall tidak mempunyai
bentuk yang tetap dan selalu berkembang sesuai masa pertumbuhannya sehingga menyebabkan
bentuk dan ukuran yang selalu berubah. Perubahan tersebut terlihat dari bentuk, tekstur, warna,
dan ukurannya. Perubahan ini diakibatkan karena tanaman adalah makhluk hidup yang selalu
tumbuh yang dipengaruhi oleh faktor alam dan tempat tumbuhnya.
Dalam kaitannya dengan perancangan lansekap, tata hijau atau planting design merupakan
satu hal pokok yang menjadi dasar dalam pembentukan ruang luar. Penataan dan perancangan
tanaman mencakup:
1,. habitus tanaman,
2. karakter tanaman,
3. fungsi tanaman,
4. peletakan tanaman.
bad&
Akar phon
Struktur pohon
Karakteristik fisik tanaman dapat dilihat dari bentuk batang dan percabangannya, bentuk
tajuk, massa daun, massa bunga, warna, tekstur, aksentuasi, skala ketinggian, dan
kesendiriannya.
Pemilihan jenis tanaman dalam suatu desain lansekap merupakan suatu seni
dan ilmu
pengetahuan. Seni karena menyangkut komposisi elemen desain seperti
warna, bentuk, tekstur,
dan kualitas desain yang berubah karena sangat dipengaruhi oleh iklim, usia,
dan faktor alam.
Ilmu pengetahuan menyangkut dari teknik peletakan, teknik penanaman, dan pertumbuhannya.
Tanaman tidak hanya mengandung atau mempunyai nilai estetis saja, tapi juga berfungsi untuk
meningkatkan kualitas lingkungan.
Berbagai fungsi tanaman dapat dikategorikan sebagai berikut (Carpenter Philip L, Theodora
D. Walker, Lanphear F,1,975, Plant in the LandscapeJ:
1) Jalan Raya
Dengan peletakantanaman di sisi jalan atau di jalurmedian jalan. Sebaiknya dipilih pohon
atau perdu yang padat. Pada jalur jalan raya bebas hambatan, penanaman pohon tidak
dibenarkan pada jalur median jalan. Sebaiknya pada jalur median ditanami tanaman
semak, agar sinar lampu kendaraan dari arah yang berlawanan dapat dikurangi.
Bangunan
Peletakan pohon, perdu, semak, ground cover, d,apatmenahan jatuhnya sinar matahari
ke daerah yang membutuhkan keteduhan.
.
pc.r{halailg ,6rr1babt lrntmar rclldrh
. cahiya &rgA unluk menolalanot
ke arah dep$ rclleksr dail kam-
rufirefi
icndela
;-.- . -: ."
Batas tapak menggunakan kelompok tanaman yang Arah pergerakan menggunakan pohon yang
dipangkas dipangkas
Tanaman berfungsi sebagai pengendali iklim fciinrof e control) untuk kenyamanan manusia.
Faktor iklim yang memengaruhi kenyamanan manusia adalah suhu, radiasi sinar matahari,
angirl, kelembaban, suara, dan aroma.
2u
*;
Tanaman dapat mengurangi kecepatan angin sekitar 40-50%
Pengendali Suara
Tanaman dapat menyerap suara kebisingan bagi daerah yang membutuhkan kete-
nangan. Pemilihan jenis tanaman tergantung dari tinggi pohon, lebar tajuk, dan
komposisi tanaman.
..\ ,!
llt
,...
r* nn--+
.
*,
:k:-...:B
-!
a] Warna
warna batang, daun, bunga dari suatu
tanaman dapat menimbulkan
tergantung dari refleksi cahaya yang jatuh efek visual
pada tanaman tersebut. warna
bunga dari tanaman dapatmenarikperhatian daun dan
manusia, binatang,
dan memengaruhi
emosi yang melihatnya' Efek psikologis
yang ditimburkan dari warna
tersebut terah
diuraikan seberumnya, yakni warna cerah
memberikan rasa senang, gembira,
dan hangat. Sedangkan warna lembut
memberikan kesan tenang dan
beberapa jenis tanaman dengan sejuk. B,a
berbagai warna dipadukan dan
dikomposisikan
akan menimbulkan nilai estetika.
.
bl Benruk
Bentuk tanaman dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan bentuk 2 atau 3 dimensi,
memberi kesan dinamis, indah, memperlebar atau memperluas pandangan ataupun
sebagai aksentuasi dalam suatu ruang.
cJ Tekstur
Tekstur suatu tanaman ditentukan oleh batang/percabangannya, massa daun serta
jarak penglihatan terhadap tanaman tersebut. Tekstur tanaman juga memengaruhi
secara psikis dan fisik bagi yang memandangnya.
dl Skala
Skala atau proporsi tanaman adalah perbandingan besaran tanaman dengan
tanaman lain atau perbandingan antara tanaman dengan lingkungan sekitarnya.
4. Peletakan Tanaman
Peletakan tanaman haruslah disesuaikan dengan tujuan dari perancangannya tanpa melupakan
fungsi dari tanaman yang dipilih.
Pada peletakan ini harus pula dipertimbangkan kesatuan dalam desain atau uniq/, yaitu
sebagai berikut (Hannebaum, Leroy, 1981, Landscape DesignJ.
a. Variasi {Variery)
b. Penekanan (Accent)
c. Keseimbangan(Ballance)
d. Kesederhanaan(simplicity)
e. Urutan (Sequence)
9. Allensa exelsa
Rasamala B/ZO\ Bebas sebagai peneduh Pencegar
erosi
10. Dan sebagainya, dapat dilihat dalam bukrt Planting Plan by Carpenter.
2. Pithecolobium lobatum
30. Kibeusi leutik Lindera srtichchytolia
|ening
3. Khaya Khaya anthotheca
3L. Kaliandra Calliandra marginata
4. Rumput bolon Equisetum debile roxb 4. Pakis haji Alsophila glauca (bl.) i.sm
10. Rumput merakan Themeda arguen (L.) hack 71. Nyamplung Calophyllum inophyllum L.
1L. Cantik manis Portulacca grandifl ora hook L2, Kenari Canarium commune L.
12. Seruni Wedelia calendulacea less 13. Karabendo Canavalia ensiformis (1.) dc
45. Mahoni Swietenia mahagoni jacq No. Nama Daerah Nama Latin
46. Cemara kipas Thuja orientalis L. 1. Daun seribu Achillea millefolium L.
47. Lengkeng Euphoria longana lamk 2. Daun seribu Achillea santolina L.
3. Suplir Adiantum cuneatum
langs.& fisch
E. FASILITAS PARKIR
Dengan semakin banyak dan berkembangnya alat transportasi darat serta semakin banyaknya
lokasi kegiatan manusia yang tersebar di berbagai tempat, maka kebutuhan sarana jalan
kendaraan semakin meluas. Sejalan dengan perkembangan tersebut, maka kebutuhan akan
tempat parkir semakin meningkat terutama di kota besar dan di tempat yang padat aktivitas.
Tempat rekreasi, kawasan perkantoran, kawasan permukiman, dan kegiatan lainnya menuntut
tersedianya tempat parkir. Hampir semua aktivitas kegiatan di ruang terbuka memerlukan sarana
230 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
tempat parkir' Kebutuhan akan tempat parkir dalam suatu perancangan
lansekap merupakan
bagian dari prasarana lingkungan.
Hubungan pencapaian antara tempat parkir dengan bangunan atau tempat kegiatan diusahakan
tidak terlalu jauh. Bila jarak antara tempat parkir dengan pusat kegiatan cukup jauh, maka
diperlukan sirkulasi yang jelas dan terarah menuju area parkir. Ditinjau dari penggunaannya,
tempat parkir terbagi atas:
a. parkir kendaraan beroda lebih dari 4 (empatJ, misalnya bus dan truk;
b. parkir kendaraan beroda 4 fempat), misalnya sedan dan mini bus;
c. parkir kendaraan beroda 3 (tiga), misalnya bemo dan motor sispan;
d. parkir kendaraan beroda 2 (dua), misalnya sepeda dan sepeda motor.
Ukuran mobil;
Ukuran mobil;
Bus besar 8fi)0 mm dan Bus kecil
6000 mm dan
lebar body 3000
lebar body 2400
mm
mm
Ukuran mobil;
Minibus Ukuran mobil; MPV 4800 mm dan
5000 mm dan
lebar body 16A0
lebar body LSAO
mm
mm
Ukuran mobil;
Jeep Ukuran mobil;
Sedan 4820 mm dan
4000 mm dan
lebar body L76S
lebar body 16AO besar
mm
mm
Sedan
Ukuran mobil; Sedan
sedang Ukuran mobil;
3800 mm dan kecil 2900 mm dan
lebar body 14AO
lebar body L4AO
mm
mm
Ukuran sepeda;
Motor kecil Ukuran motor; Sepeda 1500 mm dan
2000 mm dan lebar body 45O
lebar body 90O mm
mm
Ditinjau dari sudut perancangannya [desain), maka kriteria dan prinsip tempat parkir secara
garis besar harus memperhatikan faktor sebagai berikut,
Jalan Pedeslnan
ELEVAI/OII
slll
.ff^ ll
\,,,,"^"\
2t
aA 7>
KZ V>
V/lF'l ,z'l
UA
ffi#l*
60 DEGREE PARKING
L la l r'
ml
r2fll171 ^ I_
1
ffiia 1,6 I tl )
N-l W..A
+:-4.
NI LJ
Yn
IZ uu
I
Prr.o tuts Ad
rffiffi*
!'r@
on.w.Y ci.lhlbn
a.d1n
**ffi;P*
3 la?./E
FE-E#*EHHEF*EE
h
t.*ata s.. fut
q d-qHH
-EH*E1l-HHq:FF
ffis--
14NE__/". w
HFdsE:eJ:
k:*a* z F
taue e- S
,-t-_
|-*------*-****:
I
l- ___t_
{_*_*_**___**_*J I r.so I z.so I z.so I
ro
Perkerosan !ahan porkir memperqunakan bohon aspoI dan beton kedop oir
_t..
Kondisi tempot parkir mobil yang belum terencano dengan boik, tanpa adanya pohon peneduh dan berkeson panos
Kondisi tempat parkir mabil yong samo seteloh diberikan pahon peneduh berkeson sejuk
Sistem gqrkir sepeda dengan senderon (1800) Sistem parkir sepeda tegak !urus dengan sudut pAa)
POTOf{GAH
POTOT,IGAN
penshan tanah
baEs area parldr
{;x,rF*'.
T
1-*--, -
p3?,1f9983,1ru'"?g3tf8J]ff
3
Suasana gelap dan terang dihasilkan karena adanya sumber energi cahaya yang mengarah ke mata
manusia. Sumber cahaya yang menuju ke arah mata ditangkap oleh lensa mata dan diteruskan ke
otak melalui syaraf indra mata. Oleh otak manusia, cahaya tersebut diteruskan ke syaraf lainnya
hingga menimbulkan perasaan yang bermacam-macam. Sumber cahaya alamiah adalah matahari,
bulan, dan bintang serta beberapa spesies makhluk hidup [kunang-kunangJ, sedangkan jenis dan
bentuk sumber cahaya buatan antara lain:
a. api pembakaran,
b. lampu minyak [obor, cemporJ,
c. lampu minyak gas [petromak],
d. lampu pljar {bulb light),
e. lampu sorot [spof light), dan
f. lampu neon (neon light).
Rasa Takut
Pernahkah kita merasakan padamnya lampu ruangan? Suasana yang gelap gulita menyebab-
kan kita kadang mempunyai perasaan takut dan cemas. Namun, tidak semua suasana gelap
dapat menimbulkan rasa ketakutan. Ketakutan pada suasana gelap lebih banyak disebabkan
adanya faktor pengalaman dan kebiasaan. Di daerah yang terbatas sumber cahaya pene-
rangan, bagi masyarakat di sana suasana yang demikian merupakan hal yang biasa.
Perasaan takut timbul karena faktor pengalaman yang dialami manusia. Misalkan, sejak
kecil kita diberikan gambaran bahwa suasana gelap, identik dengan rumah hantu. Akibatnya
bila kita berada pada suasana tersebut akan terbayangkan rumah hantu yang menakutkan.
Apalagi bila suasana gelap terdapat di ruang luar fruang terbukal dengan skala ruang yang
besar, menyebabkan timbulnya pemikiran negatif terhadap sebuah benda. Namun pada
umumnya suasana gelap kurang memberikan suasana nyaman. Bila kita baru pertama kali
memasuki suatu gua yang gelap, kita pasti mempunyai rasa takut dan tegang. Namun bila
gua tersebut telah berulang kali kita singgahi, maka perasaan takut akan menghilang. Hal ini
disebabkan karena kita telah terbiasa.
Suasana gelap gulita membuat semua benda tidak mempunyai sinar yang dipantulkan untuk
ditangkap oleh lensa mata. Hingga benda tersebut tidak terlihat dan menjadi tidak ielas
bentuknya.
Rasa Menyerathkan
Perasaan menyeramkan terhadap ruang dapat terjadi karena suasana gelap serta skala ruang
yang luas dan langit-langit yang tinggi. Pernahkah kita mengunjungi tempat pemakaman
(kuburan) di malam hari? Dalam suasana yang sepi, sinar penerangan yang terbatas, skala
ruang yang terbuka dengan langit yang terbentang luas dan bentuk nisan, tentunya akan
menimbulkan rasa seram. Begitu juga bila kita berada pada suatu bangunan berskala besar
dengan cahaya penerangan yang terbatas, kadang kita mempunyai persepsi menyeramkan
pada bangunan tersebut. Jadl, perasaan menyeramkan terhadap ruang dapat ditimbulkan
oleh faktor skala dan cahaya penerangan, selain faktor bentuk, warna serta teksturnya'
Dalam perancangan arsitektur lansekap, suasana gelap dan terang dapat menghasilkan suatu
nilai dan kesan yang menarik terhadap tapak. Tata letak sumber cahaya terhadap benda atau
eiemen lansekap menyebabkan terjadinya bayang-bayang yang menimbulkan rangsangan
beraneka ragam.
Untuk mendapatkan cahaya terang, peletakan sumber cahaya dapat dibagi menjadi 3 (tigaJ
bagian, yaitu:
1) sumber cahaya di atas mata manusia;
2) sumber cahaya setinggi mata manusia;
3l sumber cahaya di bawah mata manusia'
Hampir setiap desain lansekap berkaitan dengan pengunaan lantai perkerasan. Pemanfaatan lantai
perkerasan ini sebagai usaha untuk memberikan kenyamanan yang optimal bagi pemakai. Ada
beberapa konsep rancangan yang tidak memerlukan lantai perkerasan namun cukup dikeraskan
saja (misal hamparan pasir, hamparan koralJ. Hal ini tergantung fungsi penggunaan lantai
tersebut. Untuk suatu lapangan voli pantai atau jogging track tentunya lantai perkerasan cukup
dipadatkan. Atau konsep perkerasan jalan pintu masuk halaman rumah jika ingin mengeluarkan
suara tertentu cukup diberikan hamparan batu koral yang akan berbunyi bila diinjak.
Hal yang perlu diperhatikan dari lantai perkerasan di ruang terbuka adalah genangan air
hujan. Hindarkan genangan air dengan menerapkan kemiringan lantai menuju arah drainase.
Artinya, penggunaan lantai perkerasan harus disesuaikan dengan fungsi kegiatannya.
Bila waktu aktivitas pengunaan lantai dilakukan malam hari, diperlukan adanya cahaya pene-
rangan untuk memperjelas pola lantai yang dirancang. Penggunaan di siang hari agar diperhatikan
pemilihan bahan yang tidak memantulkan panas sinar matahari.
Tidak lepas pula segi keamanan konstruksi. Lantai perkerasan untuk keperluan aktivitas yang
relatifberat (misalkan lapangan olahraga, area parkir atau lintasan sepeda], diperlukan kekuatan
pondasi dan konstruksi yang kuat, Bahkan dapat pula ditambahkan dengan penulangan di dasar
lantai.
1) Sirkulasi Kendaraan
Secara hierarkhi dapat dibagi menjadi 2
[dua] jalur kendaraan, yakni
[1) Jalur distribusi,
jalur untuk gerak perpindahan lokasi
[ialur cepat] dan [2J ]arur akses, jalur yang
melayani hubungan jalan dengan pintu masuk
bangunan. Kedua jalur tersebut perlu
2) Sirkulasi Manusia
Sirkulasi manusia dapat berupa pedestrian atau mal yang membentuk hubungan erat
dengan aktivitas kegiatan di dalam tapak. Hal yang perlu diperhatikan antara lain,
yaitu
iebar jalan, pola lantai, kejelasan orientasi, lampu ialan, dan fasilitas penyeberang'
tr
2) Angin
Arah angin pada suatu daerah perlu diperhatikan dalam
pengolahan tata ruang luar. Hal
ini di,-raksudkan agar tercipta pergerakan angin mikro yang
sejuk da, menyenangkan
bagi kegiatan matlltsia. Pada ru;rng terbuka yang
luas jika cliperlukan dapat ditempatkan
elemen-elemen penghalang angin
{wind break) agar kecepata, ar.rgin kencang dapat
diperlamtrat sehingga tercipta suasana yang nyaman.
s) Curah Hujan
Faktor ini sering menimbulkan gangguan terhadap aktivitas manusia di ruang luar. Oleh
karena itu, perlu disediakan tempat berteduh apabila terjadi hujan [she]ter, gazeboJ.
r-li li:,1:r:l.rlil::.':l:l:
,:ir!rr:r.l
jiiril:li.lil l;:l::i:.,1;l
.r:,,.i:rr,r-,r;i:iri:tii:,-ffi
i:ii;it:i:r,::,.:r:t,t;11:
.'.Ii.3 . ..:,.r
4) Temperatur
Untuk daerah tropis, temperatur di siang hari relatif cukup panas. Apalagi pada ruang
terbuka yang sedikit pepohonan. Untuk mendapatkan iklim mikro yang sejuk, maka
perlu ditempatkan pohon peneduh dengan tajuk melebar.
'{g*lfitsia
Bentuk
Berituk elemen landscape furnitttre harus disesuaikan dengan ukuran standar manusia agar
skala yang dibentuk merlipunyai rasa nyaman. Sebagai contoh, bentuk bangku taman harus
mempunyai fungsi yang ielas dan sesuai nkuran agar bila dimanfaatkan oleh manusia akan
terasa nyaman.
,'1....t i
Kebersihan
Sesuatu yang bersih selain menambah daya tarik Iokasi, juga
menambah rasa nyaman karena
bebas dari kotoran sampah dan bau-bauan yang tidak menyenangkan.
Untuk memenuhi
hal tersebut, kiranya perlu disediakan tempat sampah sebagai
elemen lansekap. Selain
itu pada daerah yang menuntut kebersihan tinggi, jenis tanaman pohon
dan semak agar
memperhatikan kekuatan daya rontok daun dan buah.
h. Keindahan
Keindahan merupakan hal yang perlu diperhatikan guna memperoleh kenyamanan. Hal
tersebut mencakup masalah kepuasan batin dan pancaindra, hingga rasa nyaman dapat
diperoleh. Sulit untuk menilai suatu keindahan. Setiap orang mempunyai persepsi yang
berbeda terhadap sesuatu yang dikatakan indah. Kapan'sesuatu benda dikatakan indah?
Namun dalam hal nyaman maka keindahan dapat diperoleh dari segi bentuk, warna dan
komposisi susunan tanaman serta komposisi eiemen perkerasan.
l. SumberAliran Air
Air pada hakikatnya dapat bersifat statis dan dinamis
yang dapat menimbulkan kerusakan
dan
keuntungan bila air bergerak. Bergeraknya air
menjadi suatu aliran disebabkan kerena
adanya
daya tarik bumi fgravitasiJ serta tekanan yang
dapat menuju ke semua arah. cepat lambatnya
Di daerah beriklim tropis, hujan turun sepanjang tahun terutama sekali pada daerah dataran
tinggi atau daerah pegunungan. Site atau tapak rancangan yang terletak pada daerah tersebut,
memiliki aliran air hujan yang cukup banyak dan memungkinkan terjadi banyaknya genangan air
sehingga diperlukan saluran pembuangan yang intensif.
Yang dimaksudkan dengan air buangan sisa fiimbah cair) kegiatan manusia adalah air
buangan yang berasal dari pemakaian air untuk mandi, cuci, wc, dan penyiraman pemeliharaan
tanaman.
Sebelum menentukan sistem dan bentuk saluran pembuangan, maka perlu diketahui
beberapa hal yang menyangkut tentang air.
2. SifatAir
Air adalah zat cair yang mempunyai permukaan rata, karena pengaruh gravitasi maka permukaan
air selalu horizontal; tidak berwarna dan tembus cahaya [dalam keadaan murni); mempunyai
berwarna dan keruh [bila telah tercemarJ; tidak berbentuk kekal selalu berubah sesuai dengan
tempatnya. Air yang mengalir dapat membawa benda-benda yang telah Iapuk menjadi butiran
kasar dan halus menuju tempat yang lebih rendah.
Z. Untuk mempermudah aliran air, maka peletakan massa bangunan diusahakan pada tempat
yang tinggi atau naikkan bangunan pada di atas gundukan tanah.
3. Hindarkan drainase saluran pembuangan yang berada di bawah bangunan atau perkerasan.
4. Hindarkan peletakan massa bangunan pada tanah yang rawan banjir atau pada cekungan
permukaan.
B. Alirkan air ke saluran pembuangan di dalam tapak dan salurkan ke saluran pembuangan di
jalan utama friol kota).
11. Alirkan air ke pusat saluran utama dan keluarkan dari tapak.
12. Gunakan perkerasan jalan di dalam tapak sebagai pengalir air menuju saluran pembuangan'
274 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
4. Saluran pembuangan
Contoh saturan pembuangan air di atas tanah yang dibuat secara alamiah. Lekukan tanah dapat menampung
air hujan dan memberikan efek visual yang menarik bersatu dengan alam
Contoh saluran pembuangan air di atas tanah yang kamuflase dengan susunan tanaman air untuk
menghilangkan kesan adanya saluran dan menciptakan visual lansekap yang menarik.
Contoh saluran pembuangan di atas tanah dan teftutup. Penutup saluran mempergunakan penutup
beton (dekker) atau
grill besi
Keterangan:
Design profil saluran behentuk Design profil saluran berbentuk
W = Lebar Saluran
Segmental Triangular
H = TinggiAir
w Buangan
w
a(L):{Wxd)x0,5
*
b ,
:
Design profit saturan buatan a(Ll!(Wxb)xo,Sd
berbentuk Triangular Curb
Design profitsaluin buatan berbentuk
Trapezodial Even Sides
).o,
Sistem Paralel Sistem Denditic atau Sistem Cabang Ranting
Hal-hai yang berkaitan dengan penggunaan sistem saluran bawah tanah adalah:
riI 6
\lt-a-)
"/.IH,
I
Lubang Saluran (Manhole)
Beberapa contoh tutup lubang saluran (Manhole) yang telah diolah menjadi elemen lansekap yang menarik
Perancangan lansekap merupakan pemikiran kombinasi antara elemen material lunak dan
keras untuk menciptakan ruang luar serta menghasilkan karya desain lansekap secara teknis
dan bernilai seni. Namun penyajiannya harus memperhatikan aspek dan patokan teknis, jelas
fakurat), dan yang paling penting adalah dapat dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan pada
saat pembangunan dan pascapembangunannya.
Rekayasa lansekap pada hakikatnya merupakan perpaduan antara seni dan ilmu pengetahuan.
Dalam perancangan lansekap yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, profesi arsitektur lansekap
dapat bertindak sebagai koordinator dan bertanggung jawab atas desain yang dihasilkan. Oleh
karena itu, arsitek lansekap harus mempunyai pengertian yang luas tentang teknis konstruksi.
Kemampuan memahami, menguasai, dan mengaplikasikannya ke dalam desain adalah bagian
penting termasuk di dalamnya menerjemahkan gambar-gambar detail rancangan. Dasar utama
permasalahan konstruksi bagi arsitek lansekap adalah pengolahan dan pembentukan muka tanah.
Dalam hal pengolahan muka tanah, diperlukan pengetahuan tentang rekayasa lansekap yang
berhubungan dengan penggunaan material lansekap keras (hard materia[), terutama mengenai
bangunan-bangunan penunjangnya.
Dari uraian di atas, maka rekayasa pembentukan dan pengolahan muka tanah meliputi
ILandphair, 197 9, Landscape Architecture Construction):
aJ Kondisi Tanah
Kondisi karakteristik struktur tanah [soif akan memengaruhi pembentukan n"lr-tka
tanah [gradingJ yang ciibentuk. Karakteristik tanah terbagi dalam 3 [tiga] kategori,
yaitu [1J karakteristik tana]r pertanian; (2) karakteristik tanah dalam arti geologi; (3]
karakteristik tanah dalam arti rekayasa. Tanah pertanian mempunyai jenis tertentu
untuk pemanfaatan sebagai lahan pertanian. Tanah dalam kategori geologis memiliki
jenis, struktur, dan klasifikasi yang berbeda satu detrgan lainnya. Sedangkan secara
rekayasa, tanah mempunyai kekuatan dan daya dukung tertentu terhadap bangunan
cli atasnya atau pembangunan fisik iainnya. Rekayasa yang dimaksud n-rempunyai
kaitan dengan ketiga unsur karakteristik tersebut. Mengetahui pengaruh kondisi tanah
terhadap muka tanah {grading) adalah upaya agar muka tanah yang dibentuk dapat
terhindar dari bahaya longsor serta sekaiigus menjaga keamanan.
) tanah bayah (sub s6ili. {.15 - ?4 cfi}. mengandung banyak tanah tiat
lanah bawah llows sutr sotl) (15 - 24 cn) mengandunq banvax ranah
) barx untuk pondasr perkerasan lanah keras
lal dan
bl Peta Dasar
Peta dasar yang dimaksud adalah peta topografi dengan skala dan ukuran yang jelas
dan akurat. Untuk perencanaan grading yang biasa dipergunakan adalah dalam skala
1:1000 atau l-:500.
Penyesuaian Grading
Penambahan dan pemotongan muka tanah {Cut and Filt)
Gambar di sebelah kii mempelihatkan kondisi kontur awal, sedangkan gambar di sebelah kanan mempeilihatkan
kondisi kontur asli yang telah berubah untuk menyesuaikan grading terhadap posisi bangunan rumah tinggat yang
memelukan muka tanah yang datar. Kondisi yang demikian menyebabkan terjadinya cut and fill.
Pada permukaan tanah yang miing pelu diberikan perkuatan untuk menahan tanah dengan dinding
penahan tanah (retaining wall).
AL,,(A* AIN
-\.
of!{AH
DE}|AH OITCHOnAIT{AGE ONA}'IAGE XURVA SWALE
OI{AH SWALEDRA'}IAG'
D=GxL
Keterangan:
: r ffi1"ff::":::::i''nantaramukatanah /1,
G - slope atau lereng muka tanah
[3J Demikian pula sirkulasi pada daerah datar namun didisain dalam posisi yang
berkelok ke kiri atau ke kanan, maka penyesuaian kemiringan muka tanah perlu
dipikirkan. Dimaksudkan, agar tercipta kenyamanan dan keamanan pemakai
sirkulasi terutama pada sirkulasi bagi kendaraan yang berkecepatan tinggi.
[3J Dengan kesadaran bahwa akan terjadi aliran air, maka perlu
dipikirkan sistem
drainase [saluran pembuanganJ permukaan, subsistem aliran air
bawah tanah.
Struktur konstruksi dalam desain erat berkaitan dengan ilmu mekanika teknik. Penguasaan
terhadap ilmu mekanika sangat berguna untuk mengetahui kekuatan suatu bahan atau
material terhadap gaya tekan dan gaya tarik yang terjadi. Demikian pula dengan memadukan
suatu bahan terhadap bahan lainnya
294 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Eotong koyu yang Eotang koyu yang
direbahkon mempunyoi ditegakkan mempunyai
kekuotan menahon tekondn kekuotan men0han tekdnon
songdt rendoh songat kuat
Membuat bahan beton, campuran semen, batu split' dan air Bekisting cetakan beton terbuat dari papan
Bekisting
5) RekayasaPenanaman
Konstruksi pada penanaman pohon terbagi dalam beberapa ienis, yaitu:
a) rekayasa penanamatt pohon besar,
bl rekayasa penanaman pohon perdu,
c] rekayasa penanaman tanaman hias,
dJ rekayasa penanaman tanaman rumput.
2) Metode penanaman
Metode penanaman harus memenuhi standar yang telah
ditetapkan. pohon yang akan
ditanam di permukaan tanah perlu dipertimbangkan ukuran
dari lubang peletakan akar
lHs?l,f:
ilIffiW, 'j,J
Jenis tanah Berbagaijenis alat pH meter, untuk mengukur kondisi pH tanah
'
4) Pascapenanaman
Yang dimaksud dengan utilitas lansekap atau sarana penunjang dalam suatu sistem rekayasa
lansekap antara lain, yaitu:
Sistem irigasi penyiraman bagi suatu rancangan lansekap dipandang penting, mengingat
kebutuhan air sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup tanaman dan sangat membentu
dalam pemeliharaan tanaman. Penyiraman dapat dilakukan secara manual ataupun secara
mekanik. Secara manual dimaksudkan dengan mengambil air dari sumber air dan disiramkan
dengan menggunakan tenaga manusia. Sedangkan sistem mekanih yaitu memanfaatkan
teknologi irigasi dan pompanisasi.
300 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Hal yang perlu diperhatikan daram pengadaan sistem penyiraman antara
lain, yaitu:
a) tersedianya sumber air,
b) kekuatan daya dorong air,
cJ sistem perpipaan,
dJ peletakan titik kran air (outlerJ,
eJ sistem keran air.
a) Tersedianya Sumber Air
Sumber air dapat diperoleh dari dalam tanah dengan mempergunakan pompa
ataupun
diperoleh dari sumber air yang telah tersedia di lapangan. Kedalaman air
tanah akan
memengaruhi jenis dan kapasitas pompa penyedot air.
Sumber air dapat dicari dan ditempatkan pada lokasi yang berdekatan
dengan daerah
pemeliharaan. Untuk mengurangi beban tenaga listrik, air dapat
terlebih dulu ditampung
pada tangki air (water tank) yang ditempatkan pada ketinggian tertentu
di atas muka
tanah' Dengan demikian penyiraman dilakukan dengan memanfaatkan daya
gravitasi
bumi.
w#
Pompa di atas tanah
(centrifuaal duma)
Pompa dalam air
(submersible duma) Tuhin duma
Unsur lain yang penting dari sistem irigasi lansekap adalah perpipaan. Dari segi
bahan, pipa dikenal antara lain, yaitu pipa besi (iron pipe) dan pipa plastik {pvc pipe).
Pipa PVC dianggap iebih baik karena dapat menahan karat, mudah dibentuk, dan
disambung. Kelemahannya mudah pecah dan rusak. Besaran dan ketebalan lubang
pipa akan memengaruhi tekanan dan volume keluaran air yang diinginkan. Diperlukan
perhitungan dalam menentukan volume air yang dihasilkan. Semakin dekat dengan
sumber air, penggunaan ukuran lubang pipa semakin besar. Semakin dekat dengan
lubang outlet iubang pipa semakin kecil. Sesuai standar ukuran lubang pipa terdiri dari
ukuran [dalam inchi) adalah 0,5; A,75; 1; 1,.25; 1.5;2;3; 4 dan 6. Untuk penyambungan
dikenal adanya Elbow, Tee, Kee.
Berbagaijenis peralatan pipa jenis PVC Berbagaijenis pipa besi (ion pipe)
Keran Air
outlet air penyiraman dapat diatur dengan menentukan bentuk dan sistem yang
diinginkan. Berbagai jenis keran air penyiraman antara lain, yaitu keran biasa, keran
pith tpith fapJ, keran springker {sprinkler tarJ. Keran biasa akan menghasilkan keluaran
Untuk mengurangi biaya pemakaian lampu penerangan luar dapat dipergunakan automatic
switch solar cell 0ampu akan nyala di malam hari dan padam di siang hariJ. Untuk
penerangan luar ini periu dilakukan koordinasi dengan ahli Mekanikal Elektrikal
[MEJ.
f*,.
.j' Unr, trt.y/h
,f tajukpohontf' '
f, fenfigitakqn
iklim mikro
r**?r,d:.Vv.
\.t*,Er '..'
alrran iJrainase
permukaan perkerasan
bpngku ,,
Kayu*.
porlterasan betpn
Suatu hal yang penting dalam desain lansekap adalah membuat gambar kerja yang menjadi
patokan dalam pelaksanaan konstruksi atau pembangunan di lapangan. Gambar kerja ini harus
memberikan informasi yang jelas terutama dari segi bentuk desain dan ukuran ftinggi, panjang,
lebar], penggunaan skala yang baku, jenis bahan/material yang dipakai, simbol-simbol konstruksi
dan kejelasan lokasi di lapangan.
Dinding Penahan Tanah IDPT) merupakan komponen struktur yang berfungsi sebagai konstruksi
penahan tanah untuk jalan raya, bangunan, dan lingkungan lainnya yang berhubungan tanah
berkontur atau tanah yang memiliki elevasi berbeda" Secara singkat, dinding penahan tanah
nterupakan dindingyang dibangun untukmenahan pergerakan massa tanah miring di atas struktur
atau bangunan yang dibuat guna mencegah terjadinya erosi. Dalam profesi arsitektur lansekap,
peran clan fungsi dinding penahan tanah (retaining watl) menjadi sangat penting dikarenakan
profesi ini akan selaiu berhubr"rngan dengan perancangan, pengolahan, pembentukan muka tanah
untr.rk menghasiikan suatu rancangan ruang luar yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Perancangan arsitektur lansekap di clalam pengolahan bentuk tanah dapat dilakukan melalui
sistem grading, yang kemungkinan akan terjadinya longsor terutama pada bentuk permukaan
tanah yang mempunyai sudut kemiringan yang terjal. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan
dalam rancangan DPT khususnya dalam perancangan arsitektur lansekap adalah sebagai berikut.
a. Faktor kekuatan struktur DPT, yaitu berkaitan dengan besarnya tekanan tanah yang sangat
dipengaruhi oleh fisik tanah, sudut geser, dan kemiringan tanah terhadap bentuk struktur
dinding penahan.
306 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
b' Faktor bentuk dan struktur DPT, yaitu berkaitan dengan keperluan dan
kondisi lingkungan.
c' Faktor penampilan luar DPT, yaitu berkaitan dengan estetika, kesesuaian
dengan lingkungan,
dan kearifan lokal.
Faktor kekuatan struktur DPT, sangat tergantung dari gaya yang terjadi
dari kemiringan tanah
yang langsung mendorong dinding penahan. Bila perhitungan gaya
tersebut telah diketahui,
maka besaran dan ketebalan dinding dapat diperhitungkan. Artinya, DpT
sangat tergantung dari
perhitungan gaya tekanan tanah terhadap dinding.
Bentuk struktur Dinding Penahan Tanah [DPTJ sangat berkaitan dengan keperluan
dan kondisi
lingkungan. Empat jenis dan sistem dinding penahan tanah adalah sebagai berikut.
atau plastic mesh anyaman) dan diisi dengan pecahan batu atau cobbles, untuk
[hasil
menghasilkan clinding penahan tanah yang mempunyai saluran drainase bebas.
i:',1"i":.ffi
l;&e- _-.i.
.w .-w
:.{,::ti:ii:*:ii
ii:r:r:i;::...lLil:i:i.
'] r1.:yi e,iriirii
:ir:irii.:t:i!r:rr*-
*:!,&#;fi';
*\
irt-wqrar4q
r**.::"tt::Ti##i:H:il,*i3T.H1':iln::1,;,H,ff:"*fl
seringdengan menyuntikkan
bertek beton
membentuk Uota aarrt
beba n,e ka n a n,a h,ffi
na lffi "H;:; :*};;**: il* ffiTfl ;: li il:::T:ili
Penampilan luar Dinding Penahan Tanah [DPTJ berkaitan erat dengan pemilihan material DPT.
Bahan yang paling umum digunakan dalam Dinding Penahan Tanah IDPTJ antara iain, yaitu
sebagai berikut.
a. MaterialBatuonAlamiah
Batuan alamiah [batu gunung, batu koral besar, batu gamping, batu kayu], dapat digunakan
' sebagai Dinding Penahan Tanah (DPTJ yang menghasilkan kesan visual dekoratif dan
kekuatan struktural serta bertahan sangat lama sampai bertahun-tahun. Ada dua jenis
batu dinding penahan tanah, yaitu batuan basah dan batuan kering. Batuan basah dalam
Materiol Kayu
Pada dasarnya penggunaan material
kayu tidak clapat bertahan lama sebagai material
DPT, dan umumnya memiriki umur
sekitar sepuruh sampai dua puruh
beberapa jenis kayu di Indonesia yang
tahun. Namun ada
mempunyai daya tahan lebih, antara
kayu besi atau kayu lJlin (eusideroxylon Iain seperti jenis
zwageri). untukmenambah daya tahan material
kayu' sebaiknya dilakukan penyuntikan
anti rayap dan dilapisi dengan cairan
menutup pori_pori kayu dari kebusukan kimia untuk
akibat kelembaban air hujan.
.; ;
o
"
*-+-*- -<.-'-' *n''^""'. *'
,_*.f.^:r,r-,*o: r-*S:ry
"aW ffi;
318 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
http: / / wvvw.fennstrading.com/retaini ng-walls.html
http / / www.landscapenetwork.com/topics/rwalls.shtml
:
http: / /www'homedesignersoftware.com/usercenter/design-articles/retaining-wall-solutions.
html
http: / /www.spec-net.com.au/press/ 10 07 / con_24100 7.htm
http: / /www.concreteveneers'com/fox.htm; http://milesburke.com/concrete_wall.html;
hnp:/ /
www.seicci.com/pomerado-hospital; http:/
/www.landpro.co.nz/retaining_walls.html.
Uraian pada bab ini bukanlah membahas secara mendalam apa dan bagaimana lahirnya sebuah
proses perancangan ataupun kajian tentang sebuah proses perancangan. Pada dasarnya yang
dimaksudkan tahapan perancangan di sini adalah alat atau suatu proses untuk membantu
kita dalam menyelesaikan problematik rancangan. Corak ragamnya banyak sekali, mulai
dari pendekatan yang dilakukan si pembuatnya, pola yang dianut, presentasi gambar, waktu,
keteriibatan disiplin lain, macam dan jenis proyek, tujuan proyek, manajemen perancangannya,
proyek swasta, proyek pemerintah (pusat, provinsi, kabupatenlkotaJ, dan lain-lain.
32O I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Setiap langkah tahapan pasti dan selalu dinrulai
dengan langkah awal dan berakhir dengan
tujuan atau sasaran yang diinginkan. oleh karena
itu, sebelum melangkah pada tahapan ataupun
proses rancangan dibutuhkan perumusan tentang
tuiuan, sasaran termasuk di dalamnya faktor
waktu yang diperlukan untuk merampungkan rancangannya.
Dalam garis besarnya hanya ada
dua sistem proses, yakni sistem linier dan sistem
putaran.
**)lxml{ rm
lr@)1ffi*l)--*,
Perencanaan sistem linear
(,4;\
'm )t-
-P-
Perencanaan sistem putaran
.i
'& t& t&- i
- AMLISIS KONSEP mosN - PFNGFMANGAN OISAIN
A. TAHAPPENDATAAN
B. TAHAP ANALISIS
@ffilkrlrlS ,
utama, yaitu: AXD
rctgalt!!! :
Analisis Tapak dapat dibagi menjadi 2 [dua) bagian, yaitu Analisa Tapak Lingkungan A]amiah
dan Analisa Tapak Lingkungan Buatan.
Apa yang perlu dianalisis? Di bawah ini terurai beberapa faktor yang dapat diladikan analisis
minimal. Namun kiranya dapat dilengkapi sesuai dengan kebutuhan tujuan [Edward T. White,
Site Analysis, Diagramming Information for Architectural DesignJ.
'-.
manusia pemakai dan tingkat sosiologis memberikan pertimbangan terhadap aktivitas
kegiatan
yang diperlukan' Selanjutnya menentukan kebutuhan ruang
[spaceJ dan pola hubungan ruang.
Misalkan untuk suatu rancangan lansekap hotel resort, maka golongan umur menentukan
kebutuhan fasilitas aktivitas di ruang luar. Aktivitas apa yang diperlukan dalam kaitan
dengan
rekreasi untuk golongan dewasa, anak, dan orang tua? Contoh lain, untuk perencanaan
lansekap
kampus, golongan mahasiswa, dosen, karyawan mempunyai aktivitas yang berbeda
terhadap
penggunaan ruang luarnya. Dengan demikian pertimbangan terhadap aktivitas
menentukan
fungsi ruang yang diciptakan. Di dalam proses pembelajaran, setiap analisis harus berlandaskan
pada referensi ilmiah yang pernah dilakukan oleh pakar keilmuan tertentu.
a. Iklim/Klimatologi
Analisis terhadap faktor klimatologi meliputi aspek-aspek bagaimana suhu secara regional
fmakroklimatJ, suhu di dalam tapak fmikroklimatJ, sudut/arah sinar matahari, curah hujan,
kekuatan angin, frekuensi angin, kelembaban. Analisis ini dibutuhkan agar rancangan
lansekap memperhatikan Energy Concious. Pengaruh iklim ini akan mempengaruhi
ruang-
ruang yang dikehendaki ataupun keterlindungan terhadap pengaruh panas dan teduhnya
suatu ruang.
Topografi
Bentuk muka tanah atau topografi memengaruhi rancangan dalam 3 (tiga) hal, yakni:
[1] topografi memengaruhi iklim dan cuaca;
[2] topografi memengaruhi bidang muka tanah untuk keperluan enginering [konstruksiJ;
[3) topografi menggambarkan karakter tapak.
Bentuk muka tanah (dataran, bukitJ memengaruhi mikroklimat karena adanya pergerakan
udara dan orientasi sinar matahari. Angin menjadi lebih lemah pada sisi lereng yang
terlindung dan menjadi kuat pada sisi lereng atasnya. Pada malam hari daerah yang
rendah mempunyai suhu lebih dingin dibandingkan dengan lereng yang lebih tinggi. Hal ini
memengaruhi peletakan tanaman yang sesuai dengan tujuan rancangan.
Karakteristik kemiringan muka tanah akan menentukan daerah-daerah yang sesuai fungsi
pemanfaatannya dan segi engineering-nya. Pada daerah berkontur dengan kemiringan
tertentu memerlukan penyelesaian engineering/konstruksi tertentu. Umumnya, kemiringan
di bawah 4% diklasifikasikan sebagai daerah datar dan cocok untuk aktivitas atau kegiatan
330--I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
yang padat (seperti tempat parkir, plaza, kolam
renang, area bermain anak, dan olahraga].
Kemiringan antara 4-1'oo/o untuk kegiatan sedang
dan ringan fseperti tempat gazebo dan
olahragal' Sedangkan kemiringan lebih dari
10% iebih cocok untuk penempatan titik
pandang' ruang khusus, dan pembibitan.
Bila kondisi muka tanah diperlukan untuk
diubah
sesuai penggunaannya, maka aspek rekayasa perlu
dipikirkan dan membentuk pola kontur
baru yang sesuai dengan kondisi ekologisnya.
Hal ini dimaksudkan agar kondisi lansekap
setempat tidak menyimpang dari karakternya.
Tonah
Kondisi tanah yang dimaksud adalah tanah
dalam konteks engineering
frekayasaJ dan tanah
dalam konteks jenis, sifat, dan unsur tanah itu
ffi
ffi -#:::
sendiri. Analisis tanah menjadi penting karena
memengaruhi: -t
[1) sifat ekologis sebagai medium untuk me_
nunjang kehidupan tumbuh_tumbuhan;
[2) sistem pemilihan konstruksi, dau
[3J sebagai potensi fisik tapak.
Analisis ini diperlukan mengingat sifat tanah
yang penting bagi kehidupan tumbuh_tumbuhan
adalah drainage, kadar organis, keasaman
dan
[PHJ, tersedianya zat giziseperti Nitrogen. Ini
akan menentukan perkiraan jenis tanaman yang
dapat tumbuh pada Iokasi tersebut dan usaha
untuk menjadikan struktur jenis tanah sesuai dengan
habitat tanaman. Struktur jenis tanah
memengaruhi keputusan dalam penggunaan sistem
rekayasa, misalkan pada daerah tanah
bergambuq bagaimana penyelesaian konstruksi jalan
pedestrian dan bagaimana pemilihan
e. Air
Anaiisis terhadap unsur adanya air dalam tapak
dikarenakan 3 ftigal hal, yaitu:
(1) air sangat penting sebagai elemen dasar
yang menunjang kehidupan;
(2) atr permukaan dan air bawah tanah me-
mengaruhi potensi pengembangan tapak;
[3) air merupakan e]emen lansekap.
f. Sensori (visual)
Analisis yang perlu dilakukan adalah:
View atau titik pandang atau titik
penglihatan. View atau
pandangan dari tapak termasuk
posisi titik pandang yang
potensiai untuk meiihatpotensi
Iansekap. Apakah pandangan
tersebut positifatau negatip Sudut
pandangan yang bebas?
Apakah pemandangan tersebut
dapat berubah_ubah? Dan
kemungkinan apakah sudut pandangan
tersebut tidak
berubah?
g. Sumber Kebisingan
Di mana terdapat sumber kebisingan?
Berapa besar kekuatan sumber
kebisingan tersebut?
rimburnva kebisingan? Ke arah
mana sumber kebisingan bergerak?
3f il:ffi"vebabkan
h. Pemandangan yang Baik dan pemandangqn
yang Buruk
Analisis potensi pemandangan yang
menarik dan kurang menarik. Disadari
menarik atau kurang menarik mempunyai bahwa hal
peniiaian yang relatif (subjektifJ.
Namun bila
Pemikiran kita terhadap program rancangan lansekap yang dibuat akan menyesuaikan
dengan rencana tersebut.
Faktor yang perlu dianalisis untuk dipahami dari lingkungan binaan antara lain sebagai
berikut.
Setelah kita memahami karakter tapak, konsepsi dari masterplan, maka langkah selanjutnya
dari penganalisaan tersebut adalah memasukkan program aktivitas yang direncanakan ke dalam
tapak dengan pertimbangan kondisi dan karakter tapak tersebut. Hal ini memerlukan pemikiran
secara logis dan objektif. Sebagai contoh apabila diperlukan kebutuhan parkir kendaraan, maka
penempatan area parkir dicari dan diletakkan pada daerah datar atau di manakah sebaiknya
pintu masuk utama yang aman, menarik, dan mudah dicapai, sesuai program kebutuhan? Artinya,
Analisis Tapak adalah memadukan program kebutuhan dengan karakter tapak yang dimiliki.
D. TAHAP SKEMATIK
Setelah melakukan penganalisaan, maka tahap selanlutnya adalah menentukan sintesis. Tahap
sintesis merupakan pemikiran terhadap konsep pemecahan masalah yang ingin diaplikasikan
dalam tapak. Jadi, yang dimaksud dengan konsep di sini adalah konsep programatik. Konsep
programmatik mengacu pada gagasan-gagasan yang dituju terutama sebagai pemecahan
fungsional dan operasional. Konsep tersebut adalah gagasan umum dan mengacu pada tapak.
Di samping itu, perlu dibedakan dengan konsep desain. Konsep desain mengacu pada gagasan
yang dimaksud sesuai tujuan sebagai pemecahan fisik arsitektural. Periu diperhatikan konsep
progranlmatik yang disajikan bukan uraian atau gambaran konsep teoritis melainkan konsep
dari pemecahan masalah ke dalam tapak.
Di dalam konsep programmatik beberapa aspek dari konsep yang perlu diusulkan adalah
sebagai berikut.
E. TAHAPPRARANCANGAN
F. TAHAPPENGEMBANGANRANCANGAN
Tahap ini merupakan tahap keputusan atau tahap final dari pemecahan masalah desain yang
nantinya menjadi dasar bagi rancangan detail selanjutnya. Yang terpenting pada tahap ini
adalah memberikan visualisasi rancangan secara jelas, teratur, sistematis dan profesional dalam
menggunakan teknik-teknik visualisasi gambar. Dalam tahapan produksi gambar dapat dibagi
menjadl 2 [dua) bagian, yaitu:
1. 50
7. Rancangan penanaman Detailed plant construction 1 50
1. 20
B. Rancangankonstruksi Detailed hard consttruction 1 50
1 20
Carpenter, Phillips L, dkk. 1975. Plant In the Landscape, Wh. Freeman and Company, Sanfransisco'
Costanza, R., d'Arge, R., de Groot, R., Farber, S', Grasso, M', Hannon, B', Limburg' K''
Naeem' S"
o'Neill, R.v., Paruelo, J., Raskins, R. G., Sutton, P., Van den Belt, M. L997. The Value of The world's
Ecosystem Services and Natural capital. fournal Nature 387,253'260.
New York,
Crosbie, M. & Watson, D. [Eds.). 2005. Time-Saver Standards for Architectural Design.
NY: McGraw-Hill.
Danoedjo,S. 1990. Menuju Standar Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Kota dalam
Rangka
Pekerjaan
Melengkapi Standar Nasional Indonesia. Direktur ]enderal Cipta Karya, Departemen
Umum. Jakarta.
Housing,
David, H. 2000. Introduction Neighbourhoods Green Improving the Gren Space for Social
from http://www.neighbourhoodsgreen.org.uk/ng/intro'
David, L Weimer. dan Aidan, R. Vining. L992.Policy Analysis, Consept and Practice, [2nd Edition)'
New York: Englewood Cliffs: Prentice Hall'
Haaren, C. and von Reich M. 2006. The German Way to Greenways and Habitat Networks.
Journal
Landscape and Urban Planning 76,7-22.
Hill, wF. 1995. Landscape Handbook for The Tropics, A packard publishing Book, uSA.
]im, C.Y., Chen, SW. 2003. Comprehensive Green Space Planning Based On Landscape Ecology
Principles in Compact Nanjing City, China. ]ournal Landscape and Urban Planning 6S, 95-116.
Jo, H.K. 2002. lmpacts Of Urban Greenspace on Offsetting Carbon Emissions for Middle Korea,
Journal Environmental Managem ent. 64, 115-126.
Jo, H.K.t2002) Impacts Of Urban Greenspace on Offsetting Carbon Emissions for Middle Korea,
fournal Environmental Management. 64, I1S-L26.
Khalid, Zakaria., El Adli Imam. 2006. Role of Urban Greenway Systems in Planning Residential
Communities: A Case Study From Egypt, Journal Landscape and Urban Planning T6,1gZ-ZOg.
Landphair Klatt. 1979. Landscape Architecture Construction, Elsevier North Holland, New york.
Miller' R'
1997 ' urban Forestry. Planning and Managing
Urban Greenspaces. upper Saddle River
New |ersey: Prentice Hall.
Pena' william with wiliiam caudill and |ohn Focke. 1979. problem
Seeking, cahner Books
International.
Reid GW. 1993. From Concept to Form in Landscape Design, Van Nostrand Reinhold, New York'
Rustam Hakim. 1995. Peran Arsitektur Lansekap Dalam Wilayah Perkotaan, FALTL Universitas
Trisakti, fakarta.
------. 1988. Unsur unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap, Bina Aksara,
Iakarta.
Roseland, Mark. 1998. Toward Sustainable Communities, Resources for Citizens and their
Governments. Gabriola Island: New Society Publishers.
Rubenstein, HM. 1968, A Guide to Site and Environmental Planning, f ohn Walley & Sons, Inc.
Savard, f ., Clergeau, P. and Mennechez. 2000. Biodiversity Concepts and Urban Ecosystem, |ournal
Landscape Urban Planning 48, 1,31,-142.
Simonds, lO.1997. Landscape Architecture Third Edition, Mc Graw Hill Booh New York.
Simon Bell.2005. Elements of Visual Design in the Landscape - Second Edition, published in the
Taylor & Francis e-Library, London and New York.
LAMPIRAN 1
TENTANG
PENATAAN RUANG TERBUKA
HIIAU KAWASAN PERKOTAAN
DENGAN RAHMATTUHAN YANG
MAHAESA
MENTERI DALAM NEGERI,
Lampiran-Lampiran f 3S1
meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan ruang terbuka hijau yang
memadai;
Mengingat : 1. undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya flembaran Negara Repubiik Indonesia Tahun 1990
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 341,9);
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda cagar Budaya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 2T,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3420);
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang penataan Ruang
flembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3501);
Lampiran-Lampiran f 353
L2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Kota;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1996 tentang Pedoman
Perubahan Pemanfaatan Lahan Perkotaau
14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 147 Tahun 2004 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
1,. Ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas balk dalam bentuk
area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjangllalur di mana dalam penggunaannya
iebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan.
2. Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat RTHKP adalah bagian dari
ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung
manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika.
3. Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Lampiran-Lampiran I 3ss
sarana di kota yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang
secara hirarkis memiliki hubungan fungsionai.
14. Ekologis adalah hubungan timbal balk antara kelompok organisme dengan Iingkungannya.
1-5. Sempadan pantai/sungai adaiah kawasan teftentu sepanjang pantai atau kiri kanan sungai yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai/sungai.
'i.6.
Median jalan adalah ruang yang disediakan pada bagian tengah dari jalan untuk membagi jalan
dalam masing-masing arah serta untuk mengamankan ruang bebas samping jalur Ialu lintas.
1.7. Pedestrian adalah areal yang diperuntukkan bagi pejalan kaki.
18. Kearifan lokal adalah kecerdasan, kreativitas, inovasi dan pengetahuan tradisional masyarakat
lokal berupa kearifan ekoiogis dalam pengelolaan dan pelestarian ekosistem/sumberdaya
lingkungan alam sekitar atau berupa kearifan sosial dalam bentuk tatanan sosial yang
menciptakan keharmonisan dan kedinamisan hidup bermasyarakat yang telah dijalani turun
temurun dan telah menunjukkan adanya manfaatyang diterima masyarakat dalam membangun
peradabannya.
19. RTHKP Publik adalah RTHKP yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggungjawab
Pemerintah Kabupaten/Kota.
20. RTHKP Privat adalah RTHKP yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggungjawab pihak/
lembaga swast4 perseorangan dan masyarakat yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan ruang
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, kecuali Provinsi DKI fakarta oleh Pemerintah Provinsi.
21. Insentif adalah penghargaan yang diberikan kepada lembaga pemerintahan, organisasi
kemasyarakatan, lembaga swadaya masyaraka! pihak/lembaga swasta ataupun perseorangan
atas keberhasilan dalam penataan RTHKP.
Pasal 2
Tujuan penataan RTHKP adalah
:
Pasal 3
Fungsi RTHKP adalah :
a. pengamanankeberadaankawasanlindungperkotaan;
b. pengendali pencemaran dan
kerusakan tanah, air dan udara;
c. tempat perlindungan plasma
nuftah dan keanekaragaman
hayati;
d. pengendali tata air; dan
e. sarana estetika kota.
Pasal 4
Manfaat RTHKP adalah :
Lampiran-Lampiran
f 3s7
f. sarana aktivitas sosial bagi anak-anah remaja, dewasa dan manula;
g. sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat;
h. memperbaiki iklim mikro; dan
i. meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan'
BAB III
PEMBENTUKAN DAN JENIS RTHKP
Pasal 5
Pasal 6
358 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
h. hutan lindung;
i. bentang alam seperti gunung, bukig lereng dan lembah;
j. cagar alam;
k. kebun raya;
l. kebun binatang;
m. pemakaman umum;
n. lapangan olah raga;
o. lapangan upacara;
p. parkirterbuka;
q. Iahan pertanian perkotaan;
r. jalur dibawah tegangan tinggi ISUTT dan SUTETJ;
s. sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa;
t' jalur pengaman jalan, median jalan, rer kereta api, pipa gas
dan pedestrian;
u. kawasan dan jalur hijau;
v. daerah penyangga [buffer zoneJ lapangan udara; dan
w taman atap [roof garden).
BAB IV
PENATAANRTHKP
Bagian Kesatu
penataan
pasal 7
Penataan RTHKP meliputi kegiatan perencanaan,
pemanfaatan, dan pengendalian
RTHKP.
Lampiran-Lampiran f 359
Bagian Kedua
Perencanaan
Pasal B
(t] RTHKP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana tata ruang wilayah provinsi dan
kabupaten/kota.
(2) RTHKP dituangkan dalam Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan dengan skala peta
sekurang-kurangnya 1 :5000.
Pasal 9
t1) Luas ideal RTHKP minimal 200/o dari iuas kawasan perkotaan'
(2) Luas RTHKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1J mencakup RTHKP publik dan privat.
t3l LuasRTHKPpubliksebagaimanadimaksudpadaayat[2Jpenyediaannyamenjaditanggungjawab
pemerintah kabupaten/kota yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan masing-
masing daerah.
(41 RTHKP privat sebagaimana dimaksud pada ayat(2) penyediaannya menjadi tanggung
jawab pihak/
lembaga swasta, perseorangan dan masyarakat yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan
ruang oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, kecuali Provinsi DKi fakata oleh Pemerintah Provinsi.
Pasal 10
(1) Perencanaan pembangunan RTHKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat [3) dan ayat [4J
melibatkan para pelaku pembangunan.
360 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
[2] Perencanaan pembangunan
RTHKP memuat jenis, Iokasi, luas,
targetpencapaian luas, kebutuhan
biaya, target waktu pelaksanaan,
dan disain teknis.
pasal 11
t1l Perencanaan pembangunan RTHKP sebagaimana
dimaksud dalam pasal 10 dijabarkan
laniut dalam bentuk rencana lebih
pembangunan RTHKp dan
ditetapkan dengan peraturan nr".ri
Kabupaten/Kota, kecuali Provinsi
DKI fakarta ditetapkan dengan peraturan
untuk Pemerintah Aceh ditetapka' Daerah provinsi, dan
dengan Qanun Aceh, sefta untuk pemerintah
Kota di Aceh ditetapkan dengan Kabupaten/
Qanun Kabupaten/Kota.
{2) Perencanaan pembangunan RTHKp sebagaimana
dimaksud pada ayat
dalam Rencana pembangunan panjang
[1) dituangkan ke
]angka Daerah [Rp]pD], Rencana pembangunan
Menengah Daerah Jangka
tRplMD) dan Rencana Ke4a eemerintah Daerah
(RKPDJ.
Bagian Ketiga
pemanfaatan
pasal 12
t1) Pemanfaatan RTHK. mencakup kegiatan pembangunan
baru, pemeriharaan, dan pengamanan
ruang terbuka hijau.
t2) Pemanfaatan RTHKP publik dikelola oleh
Pemerintah Daerah dengan meribatkan
pembangunan. para pelaku
(3) RTHKP publik tidak dapat
dialihtungsikan.
Lampiran-Lampiran f 167
t4) Pemanfaatan RTHKP publik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dikerjasamakan dengan
pihak ketiga ataupun antar pemerintah daerah.
[5J Pemanfaatan RTHKP privat dikelola oleh perseorangan atau lembaga/badan hukum sesuai
dengan peraturan perundangan-undangan.
(6) Pemanfaatan RTHKP diperkaya dengan memasukkan berbagai kearifan lokal dalam penataan
ruang dan konstruksi bangunan taman yang mencerminkan budaya setempat'
Pasal 13
(1) Pemanfaatan RTHKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat(Z) dan ayat (5J, dikembangkan
dengan mengisi berbagai macam vegetasi yang disesuaikan dengan ekosistem dan tanaman khas
daerah.
(2) Vegetasi sebagaimana dimaksud pada ayat [1) disesuaikan dengan bentuk dan sifat serta
peruntukannya, yaitu:
a. botanis, merupakan campuran jenis pohon ukuran kecil, ukuran sedang, ukuran besar,
perdu setengah pohon, perdu, semak dan tanaman penutup tanah/permukaan;
b. arsitektural, merupakan heterogenitas bentuk tajuk membulat, menyebar, segitiga, bentuk
kolom, bentuk tiang memayung dan menggelia! serta mempunyai nilai eksotik dari sudut
warna bunga, warna daun, buah, tekstur batang struktur percabangan; dan
c. tanaman yang dikembangkan tidak membahayakan manusia dan memperhatikan nilai
estetika.
362 I KomponenPerancanganArsitelrturLansekap
Bagian Keempat
pengendalian
pasal 14
BABV
PERANSERTA MASYARAKAT
Pasal 15
(U Penataan RTHKP melibatkan peranserta masyarakat
swasta, lembaga/badan hukum dan/atau
perseorangan.
(2) Peranserta masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat [1J dimulai dari pembangunan visi
dan
misi, perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian.
(31 Peranserta masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat [2) dapat dilakukan dalam proses
pengambilan keputusan mengenai penataan RTHKP,
kerjasama dalam pengelolaan, kontribusi
dalam pemikiran, pembiayaan maupun tenaga fisik untuk
peraksanaan pekerjaan.
Lampiran-Lampiran I 363
BABVI
PELITPORAN
Pasal 16
t1) Bupari/Walikota melaporkan kegiatan penataan RTHKP kepada Gubernur paling sediklt 1 (satuJ
tahun sekali dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.
[Z) Gubernur melaporkan kegiatan penataan RTHKP sebagaimana dimaksud pada ayat [1J kepada
Menteri Dalam Negeri paiing sedikit 1 [satuJ tahun sekali dan sewaktu-waktu apabila diperlukan'
BABVII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 17
Pasal 18
Menteri Dalam Negeri mengkoordinasikan pembinaan dan pengawasan terhadap penataan RTHKP
secara nasional.
BABVIII
PENDANAAN
pasal 20
Lampiran-Lampiran
I 36s
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka Instruksi Menteri Dalam Negeri
Nomor 14 Tahun 19gB
tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan beserta Lampirannya
dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
pasal22
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di ]akarra
Pada tanggal 1,1 | anuari 2 0 07
Ttd
H. MOH. MA'RUF, SE
H
LAMPIRAN 2
IFLA
INTERNATIONAL FEDEMTION OF LANDSCAPE
ARCHITECTS FEDERATION
INTERNATIONALE DES ARCHITECTES PAYSAGISTES
Preamble
The International Federation of Landscape Architects
through its charter for Landscape
Architectural Education [2005) supports the advancement
of professional education world-
wide' The charter sets out principles, objectives
and criteria for professional educational
programmes in landscape architecture
[see appendix A]. This document sets out IFLA guidance
on procedures for the recognition and accreditation
of such programmes.
Definition
Accreditation is a non-governmental, voluntary
system of monitoring and review of tertiary
education' in which programmes andf or institutions
are benchmarked against specified
requirements for the education of professionals.
There is typically a high degree of self
Lampiran-Lampiran
I 367
evaluation and self regulation, which is overseen by an accrediting body or organization that
represents the profession that is served by the educational programme.
IFLA recognizes that formal accreditation processes require a framework of principles for the
recognition ofeducational programmes and establishment of minimum standards. These
guidelines are based on the following principles:
368 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
1' Landscape architecture is a distinct profession requiring
education at a university level
that addresses a recognized body ofknowledge at a high
standard.
2. Diversity of educational programmes is encouraged.
3. Self-evaluation and self-analysis of programmes and
curricurum is promoted.
4' Local needs and institutional educational objectives will
be recognized in the process.
5' Regional and national accreditation systems for landscape
architecture are encouraged
6' Accrediting agencies shall be independent from the programme
and institution being
accredited.
Standards
The following criteria are recommended for a programme to achieve recognition as being
professionally accredited or recognized:
1' The programme degree description is to include the term "Landscape
Architecture,,.
other degree names may be used for related specialties such as "Landscape planning,,.
2' The institution offering the programme must be accredited to
offer degrees by the
governmental institutional accrediting body of its region
or nation.
3' A first-professional undergraduate degree should be of at least
four full-time academic
years in duration.
4' A graduate first-professional degree is a master's equivalent to a minimum
of two
years of full-time study at the graduate level, in addition
to the completion of a prescribed
undergraduate course of study or other degree.
Lampiran-Lampiran I 36s
5. Thereisadesignated programme leaderwhoholdsaqualification inlandscape architecture.
6. The programmestaffingshould includea leastthree FTE [full time equivalent] academic
faculty who hold degrees in landscape architecture. If the institution has two first-
professional degree programmes [undergraduate and graduate levels), at least six
academic FTEs are recommended, of whom a minimum of four have degrees in landscape
architecture with an active programme of scholarship and research.
7. The educational programme(s) should cover the knowledge areas (Section IL3J and other
requirements outlined in the IFLA Charter on Landscape Architectural Education and as
prescribed by the country or region in question. See appendix A.
Evaluation
When accrediting an educational programme, the following categories will be evaluated:
1. The stated objectives of the programme and evidence of their achievement'
2. Academic curriculum as related to the IFLA/UNESCO Charter and the relevant standards
developed for that country or region.
3. Student performance and graduation statistics.
4. Graduate profile and employment experiences.
5. Faculty qualifications, experience and evidence of scholarship.
6. Governance and administration, including institutional structure and quality of management
processes.
Within the European Region the School completes the EFLA Education Checklist and sends it to EFLA via the
'?
National Association. The National Association will send a letter of support for the School programme to EFLA
These two documents are reviewed by the EFLA School Recognition Sub-Committee of the Education
Committee.
370 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
7. Facilities and resources.
8. Relationship to the institution and
the community.
Lampiran-Lampiran
f 377
Accreditation status
given:
There are normally tvvo categories of accreditation that may be
Provisional Accreditation- This is granted following the initial visit,
in situations where the
overall standards are generally suitable for professional accreditation'
but where certain
visiting team report'
requirements are deficient. If this occurs, the institution is advised in the
provisional accreditation can only be held for a limited period, during which the institution is
expected to address the substantive shortfalls identified in the
initial visit. Evidence of this
be conferred'
must be supplied to the accrediting body before full accreditation can
Financial arrangements
The costs of accreditation are shared between the accrediting
body and the programme seeking
Lampiran-Lampiran I 3zg
AAPPENDIXA
IFLA
INTERNATIONAL FEDERATION OF LAND SCAPE ARCHITECTS FEDERATION
INTERNATIONAL E DES ARCHITECT ESPAYSAGISTES
changing world, believe that everything, influencing the way in which the outdoor environment
is created, used, and maintained is fundamental to sustainable development and human well-
being. We, being responsible for the improvement of the education of future landscape
architects
to enable them to work for a sustainable environment within the context of our natural and
cultural heritage, declare:
I. GENERALCONSIDERATIONS
Our modern world presents complex challenges with respect to ecological, social and
functional
degradation of human settlements and regional landscapes. This makes it essential for education
present and
and research conducted in academic institutions to formulate new solutions for the
the future.
1. The ideals of landscape architecture including providing for the quality of the natural and
built environments, the way landscape relates to buildings and infrastructure, and respect
for our natural environmental and cultural heritage are matters of public concern.
Lampiran-Lampiran
f s7s
. an ecologically balanced approach assuring sustainable development of the built
environment
. a public realm landscape which is valued and expressive of local culture'
Since landscape architecture is an art and science, landscape architectural education should
execute the idea
be regarded as the manifestation of the ability to conceptualize, coordinate and
' of environmental design rooted in human tradition and the knowledge of natural
systems'
376 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
. Theory and methodologies in design and planning
' Landscape design, management, planning
and science at all scales and applications
. Information technology and computer applications
. Public policy and regulation
. Communications and public facilitation
. Ethics and values related to the profession
4. The balanced acquisition of knowledge and
skills outlined above requires a long period
of
maturation; the period of studies in landscape
architecture should always be not less than
four years of full-time fundergraduate) studies
in a universiry or an equivalent institution,
plus two years experience in a landscape architectural
practice.
5. First professional degrees in landscape architecture
may be offered at the undergraduate
or the graduate levels' Entrance into graduate programmes
will require an undergraduate
university degree in landscape architecture, architecture
or other fields accepted by the
institution' Agraduate degree will normally require
aminimum oftwo
years offull time
study' Thisdiversity provides for local practice needs,
research and/or specialization.
Degrees in landscape architecture may arso
be offered at the phD lever.
6. In order to benefit from the wide variety of
teaching methods, exchange programmes
for teachers' and students at advanced level, will
be desirable. Regional and international
student design competitions, awards and exhibitions
will be supported by schools and the
profession.
7. Issues related to landscape architecture and
the environment should be introduced as part
of a general education, because an early awareness
of environmental design is important to
both future Iandscape architects and members
of society at large.
8. Landscape architectural students should be
made critically aware of the political and
financial motivations behind clients' needs and
regulations in order to foster an ethical
Lampiran-Lampiran I 177
framework for decision making within the built environment. Young landscape architects
should be encouraged to assume the responsibilities as professionals within society.
9. Educational programs should promote landscape architectural design which considers the
cost of future maintenance, life-cycle costing and project sustainability.
10. Systems for continuing education must be set up for landscape architects; landscape archi-
tectural education should never be considered as a closed process.
In order to achieve the above mentioned goals, the following aspects should be taken into account:
1,. Educational institutions are advised to create, with the support of the profession, accre-
ditation systems for self-evaluation and peer-review conducted at regular intervals. Inclu-
ded in the review panel should be teachers from other schools, practicing landscape archi-
tects and others.
Z. Each teaching institution must adjust the number of students according to its teaching
capacity. Criteria for the selection of students shall be in relation to the aptitudes required for
asuccessful training in landscape architecture and will be applied by means of an appropriate
selection process organized by the schools at the point of entry in the programme.
3. Adequate studios, facilities for research, advanced studies, information and data exchange
for new technologies should be provided at schools of landscape architecture' Computer
technology and the development of specialized software should be incorporated into
appropriate aspects of landscape architectural education.
CONCLUSION
Lampiran-Lampiran f 37g
This Charter, as a universal document, can help in the understanding that Iandscape architectural
education constitutes both the socio-cultural, ecological and professional challenge of the
action'
contemporary world; and requires the guarantee of protection, development and urgent
Tasks include-
(aJ developing new or improved theories, policy and methods for
landscape planning, design
and management at local, regional, national and multinational
levels ; if
[b) developing policy, plans, and implementing and monitoring proposals
as well ,s aeu"looinn il
new or improved theories and methods for national parks and
other conservation ,na .".] ll
reation areas; il
il'*:i?*
Lampiran-Lampiran f 381
(c) developing new or improved theories and methods to promote environmental aware-
ness, and undertaking planning design, restoration, management and maintenance of cul-
tural and/or historic landscapes, parks, sites and gardens;
tdl planning, design, management, maintenance and monitoring functional and aesthetic layouts
of built environment in urban, suburban, and rural areas including private and public open
spaces, parks, gardens, streetscapes, plazas, housing developments, burial grounds, memori-
als; tourist, commercial, industrial and educational complexes; sports grounds, zoos, botanic
gardens, recreation areas and farms;
IeJ contributing to the planning, aesthetic and functional design, location, management and
maintenance of infrastructure such as roads, dams, energy and major development projects;
(0 undertaking landscape assessments including environmental and visual impact assessments
with view to developing policy or undertaking projects;
(e) inspecting sites, analysing factors such as climate, soil, flora, fauna, surface and subsurface
water and drainage; and consulting with clients and making recommendations regarding
methods of work and sequences of operations for projects related to the landscape and built
environment;
(h) identifying and developing appropriate solutions regarding the quality and use of the built
environment in urban, suburban and rural areas and making designs, plans and working
drawings, specifications of work, cost estimates and time schedules;
(i) monitoring the realisation and supervising the construction of proposals to ensure compli-
ance with plans, specifications of worh cost estimates and time schedules;
til conducting research, preparing scientific papers and technical reports, developing policy,
teaching, and advising on aspects regarding landscape architecture such as the application of
geographic
Lampiran-Lampiran I 393