Anda di halaman 1dari 390

Dr. lr. Rustam Hakim, M.T.

KOMPONEN PERANCANGAN
ARsrrEKruR
7,;fi
LANSEmP
,(I;)
\ -J'
.lI

;l-)
EP
r MUR {:}
,.(J
<%

B
EDlSt
ruun
i

Prinsip - Unsur dan Aplikasi Desain


Dr.Ir. Rustam Hakim, M.T.

KOMPONEN PIRANCANGAN
ARstrElnu R LAN 5 rffi
P *.tu
Prinsip - Unsur dan Aplikasi Desain HH}#

M""d^awc aRSARA
BA 01.06.243e

KOMPONEN PERANCANGAN ARSITEKTUR LANSEKAP :


Prinsip - Unsur dan Aplikasi Desain

Penulis : Dr. Ir. Rustam Hakinr, M.T.


Eclitor : Dewi Ispunvanti, Dwi Nini Sutini

Diterbitkan oleh PT Bumi Aksara


Jl. Sau,o Ral'a No. 18
Iakarta 1322()

EA

Hak cipta clilintlungi nndang-r.tnciang. Dilarang memperbanvak


bukr.r ini selragian.rtau selurnhnva, cialam l.enttrk c-lan dengan
cara apa pun juga, baik secara mekanis maupr,tn elektronis,
termasnk fotokopi, rekaman, dan Iain-lain tanPa izin terhtlis
tlari penerlrit.

Edisi Keclua
Cetakan pertama, Februari 2()i2
Cetakan keclua, JuLi 2014
Perancang kulit, David Chrismansvah
Penvajahan isi- Sri Nlulvati Chasanah
Diceiak oleh Sinar Gra{ika Offset

rsBN 97S-602-217-0.r-l-0

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Rustam Hakim
Komponcn pL'rsncangan arsitektur lansekap: prinsip-ttnsur clan
aplikasi clesain/Rustam hakim ; editor, De'rvi Ispunvanti. -- Ed. 2.
Ctt. 2. - Jakarta : Bumi Aksar;r,201-1.
x +.jE4 hlm.;2.1 cm.

Bibliografi :

ISBN 978-t02-217-0.14-0

1. Arsitekhrr pertamanan. I. Judul.


II. Delvi Ispu.rr.,i.
III. Drvi Nini Sutini 772
PRAKATA

Perancangan lansekap (landscape design) termasuk di dalamnya perancangan detail lansekap


(detailed landscape design) adalah usaha seleksi dan ketepatan penggunaan komponen/
elemen, material/bahan, pemecahan detail berbagai elemen lansekap. Ke semuanya merupakan
pemecahan yang spesifik dan berkualitas dari diagram atau program ruang sebuah tapak lansekap.

Buku ini merupakan penyempurnaan dari buku pertama yang berjudul Komponen
Perancangan Arsitektur Lansekap. Dalam edisi kedua ini, pembahasan dan uraian di dalamnya akan
menyampaikan beberapa hal yang perlu diketahui dan dipertimbangkan dalam menyelesaikan
proses desain lansekap.

Banyak hal yang terkait dalam proses desain penyelesaian karya lansekap, mulai dari
tahapan programming sampai pada tahapan rancangan rinci. Dalam tahap pembentukan ruang,

Prakata I
komponen pembentuk ruang yang terdiri dari bidang pengalas, bidang pembatas, dan bidang
penutup sangat memengaruhi nilai kualitas, kuantitas, karakteristik, dan psikis ruang yang
hendak diperoleh. Hal tersebut akan dicoba untuk diulas dengan berbagai contoh.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada penerbit yang telah
berkenan menerbitkan buku ini.

Secara khusus, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga buku ini dapat diterbitkan. Akhirnya, penulis berharap semoga buku ini bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukannya.

fakarta, lanuari2012

Dr. Ir. Rustam Hakim, M.T.

vi I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


DAFTAR ISI

BAB I PERANDANLINGKUPPROFESI
A. Lingkup Profesi Arsitektur Lansekap...... 3

B. Indonesia
Pendidikan Arsitektur Lansekap di Dunia dan di 13

C. Ruang Terbuka Hijau Perkotaan................. 24

BAB II KOMPONEN DESAIN LANSEKAP

Daftar Isi I vii


BAB III UNSUR.UNSUR DESAIN. 42
44

B. Bidang.......... 50

C. Ruang (Space).......... 63

D. Ruang Terbuka........ 82

E. Ruang dan Waktu... 106

F. Ruang Mati....,........... 118

G. Bentukdan Fungsi.. t21


H. Tekstur L27

BAB IV PRINSIP DESAIN........ 141

A. Keseimbangan atau Balance......... 1'44

B. Irama dan Pengulangan 1,49

C. Penekanan dan Aksentuasi............,,..... 153

D. Kesederhanaan..........,........ L57

E. Kontras........ 159

F. Proporsi....... 162

G. Kesatuan 1,66

H. Kesimpulan. 1'69

viii I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


BAB V APLIKASI DESAIN....... 17O
A. Bahan Material Lansekap..... 1,72
B. Ska1a........,................ 182
C. Sirku1asi.................. 193
D. Tata Hijau 204
E. Fasilitas Parkir............ Z3O
F. Pencahayaan ZSO
G. Pattern atau Pola Lantai............ ZS7
H. Kenyamanan 263
I. Drainase 271,
f. Rekayasa Lansekap ZB4
K. Dinding Penahan Tanah tRetaining Wall).............. .. 306

BAB VI PROSES PERANCANGAN..............,. 32O


A. Tahap Pendataan.... 323
B. Tahap Analisis 326
C. Tahap Analisis Tapak {Site Analysis) 338
D. Tahap Skematik..... 338
E. Tahap Prarancangan....................... 339
F. Tahap Pengembangan Rancangan....................... 34O

Daftar Isi lx
Dafflar Pustaka...... 343

Lampiran-Lampiran 351

1. Permendagri No. L Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hiiau Kawasan Per-

2. IFLA - Guidance Document For Recognition of Accreditation..'.'.........'.. 367

3. Definition of The Profession of Landscape Architect's... """""" 381

I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


BAB
PERAN DAN LINGKUP PROFESI

Kota sebagai konsentrasi pemukiman, perdagangan, dan kegiatan manusia yang demikian
berkembang sangat cepat telah kita rasakan dampaknya di Indonesia. Kota dengan keterbatasan
kemampuannya menuntut adanya suatu kondisi fisik dan lingkungan yang wajar bagi warga
kotanya' Oleh karena itu, pertumbuhan manusia di perkotaan yang semakin cepat senantiasa
diiringi oleh tuntutan sarana dan prasarana kota, fasilitas dan pelayanan kehidupan dan.
kegiatannya.

Bab I Peran dan Lingkup Profesi I


Namun proyeksi pertambahan penduduk seringkali meleset untuk suatu perencanaan
kota, sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan antara jumlah penduduk dengan sarana dan
prasarana pelayanan kota. Maka muncul problem pemukiman, lapangan kerja, transportasi,
kuantitas dan kualitas lingkungan, dan banyak lagi permasalahan lainnya.

Kota Jakarta sebagai contoh, Rencana Induk Jakarta tahun 1985-2005 memperkirakan
jumlah penduduk fakarta akan mencapai sekitar 12 jutajiwa pada tahun 2005 tersebut, namun
pada tahun 1997 jumlah penduduk Jakarta sudah mencapai 10 juta jiwa. Terlihat bahwa kenaikan
jumlah penduduk ]akarta terus meningkat.

Dampak ini akan dirasakan pada kota-kota di sekitar Jakarta []abotabekJ atau kota besar
lainnya di Indonesia. Penduduk Indonesia pada akhir abad ke XX ini diperkirakan akan mencapai
230 juta iiwa. Masalahnya apakah lahan fisik dan lingkungan kota masih mempunyai kemampuan
untuk memberikan kehidupan yang wajar bagi penduduknya?

Perkembangan suatu kota di satu sisi sangat terikat pada faktor penduduknya fkuantitas
dan kualitasJ, di sisi Iain sangat tergantung dari lahan (keluasan tanah, ruang maupun daya
dukungnya), belum lagi masalah kemampuan daerah itu sendiri ditinjau dari sudut pendanaan
(dana, rencana, potensiJ.

Kota bagaikan suatu modul yang dinamis dan akan terus berdenyut. Pada kenyataannya
sangat sulit untuk membendung tingkat jumlah kependudukannya maupun batas optimum
pemekaran kota. Pemekaran dan pengembangan kota cenderung untuk terus membengkak
dan menimbulkan gejala: Pembangunan fisik struktur menuju arah maksimal; Pengembangan
ruang terbuka menuju arah minimal; dan Kecenderungan mengubah wajah dan karakteristik
lingkungan kota.

Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Banyak lahan daratan di perkotaan, bahkan permukaan air fsungai, rawa, pantaiJ semakin
tertutup dan berubah fungsi. Andalan pada kemampuan iimu dan teknologi modern dalam
pemikiran pembangunan kota, kadang mengabaikan faktor ekologi kota. Bahkan terasa adanya
gejala untuk mengubah ekosistem alam menjadi ekosistem buatan (Artificial ekosistem).

Maka dampak negatif akibat perlakuan tersebut yaitu munculnya berbagai masalah di kota
antara lain perubahan iklim, suhu kota yang meninggi, kualitas udara yang semakin buruk, banjir,
penurunan air tanah, intrusi air laut, abrasi pantai, sungai kering, dan sebagainya. Gejala terhadap
distorsi sistem alam itu sendiri, menyebabkan kondisi yang tidak mudah untuk diperbaiki.

Ruang terbuka kota, ruang hijau kota, mempunyai manfaat keseimbangan alam terhadap
struktur kota. Ruang terbuka hijau janganlah dianggap sebagai lahan yang tidak efisien atau tanah
cadangan untuk pembangunan kota atau sekadar program keindahan. Ruang terbuka mempunyai
tujuan dan manfaat yang besar bagi keseimbangan, kelangsungan, kesehatan, kenyamanan,
kelestarian, dan peningkatan kualitas lingkungan kota itu sendiri.

A. TINGKUP PROFESI ARSITEKTUR LANSEKAP

Pada hakikatnya Arsitektur Lansekap adalah ilmu dan seni perencanaan (planning) dan
perancangan (design) serta pengaturan {management) dari lahan, penyusunan elemen-elemen
alam dan buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya, dengan memperhatikan
keseimbangan kebutuhan pelayanan dan pemeiiharaan sumber daya, hingga pada akhirnya dapat
tersajikan suatu lingkungan yang fungsional dan estetis.

Dengan demikian profesi arsitektur lansekap mempunyai wawasan dan berperan aktif
dalam berbagai proyek, mulai dari yang berskala besar seperti studi perancangan regional, studi

Bab I Peran dan Lingkup Profesi I


kebijakan ruang terbuka, perancatrgan tapak daerah industri, perancangan kawasan
rekreasi,
public parks, sampai kepada desain dan konsultasi proyek-proyek dalam skala yang
lebih kecil,
seperti taman lingkungan dan taman rumah.

Dari dasar pemikirannya, profesi arsitektur lansel<ap harus dapat menjembatani pemikiran-
pemikiran Natural Scientist dan Lend Developer Economist. Mampu berlaku
dan bertindak
mendayagunakan dan menghasilgunakan potensi dan kemampuan lingkungan
alam secara
bijaksana untuk berbagai kebutuhan lingkungan manusia.

Di dalam aktivitas profesional kerjanya atau komponen kegiatan arsitektur


lansekap terlihat
adanya klasifikasi sesuai tuntutan kebutuhan masyarakat, yaitu (1J Perencanaan
Lansekap
(Landscape Planning), [2J perancangan Tapak Planning), dan (3) perancangan
{Site Detail
Lansekap (Detailed Landscape Design).

1. Perencanaan Lansekap (Landscape planning)

Fqbos, Landscape planning is described as a major input into prace planning.

Crowe, Landscape Planning is wider concept than land use planning, because
it includes appearance
as well os use, pleasure as well as fertility.
Laurie, Landscape planning, has a strong ecological and natural science
base and is concernedwith
the systematic evqluqtion of large areas of land in terms of land's suitability
for any likely future use.
The process usually involves o team of specialist, it may result in
a lqnd use plan or policy.
The function of landscape planning, as guiding the intricate intermeshing of function and habitats,
as separating the incompatible, reconciling diverse uses, and relating
each specialized use to the
overall landscape seen as setting for hfe.

I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Perencanaan iansekap fLandscape planning) mengkhususkan diri pada studi pengkajian
proyek berskala besar untuk bisa mengevaluasi secara sistematik area lahan yang sangat luas
untuk ketetapan penggunaan bagi berbagai kebutuhan di masa yang akan datang. Pengamatan
masalah ekologi dan Lingkungan alam sangat peka diperhatikan pada kegiatan ini. Kerja sama
lintas disiplin merupakan syarat mutlai< untuk bisa sampai kepada produk kebijakan atau tata
guna tanah. Di sinilah kita mengenal cakupan pekerjaan seperti regional lansekap, lansekap
perkotaan, lansekap pedesaan, iansekap daerah aliran sungai, taman nasional, dan sebagainya.

Perencanaan lansekap secara prinsip adalah upaya menciptakan dan menyambung kembali
suatu rangkaian taman hijau kota {green parks) dan ruangterbuka kota (open space) dengan cara
mengembangkan visi jangka panjang, menyiapkan rencana strategis, dan mengimplementasikan
rekomendasi rencana dalam waktu 20 tahun mendatang.

Perencanaan lansekap adalah proses kolaboratif untuk memberdayakan peran-serta


masyarakat dalam pengambilan keputusan, pembebasan lahan, pengembangan, konektivitas,
pendanaan, dan pengelolaan sebuah ruang terbuka. Perencanaan lansekap diharapkan akan
mempromosi, mengadvokasi, dan menjamin peran signifikan penduduk kota, pekerja dan
pengunjung kota dalam hal penciptaan dan pelestarian ruang terbuka sebagai sumber daya
lingkungan, sosial, ekononomi, dan kesehatan. Perencanaan lansekap kota mendefinisikan ruang
lansekap sebagai sebidang tanah milik publik atau swasta, yang dilestarikan atau memiliki potensi
untuk dilestarikan untuk tujuan-tujuan konservasi atau rekreasi.

Hasil akhir perencanaan lansekap adalah rencana komprehensif pengelolaan yang efektif
terhadap seluruh ruang terbuka yang eksis atau yang sedang direncanakan di dalam kota,
termasuk di dalam hasil akhir {output) perencanaan, yaitu:

Bab I Peran dan Lingkup Profesi I


a inventarisasi sumber daya alam kota;
a strategi pendanaan untuk implementasi rencana;
a penilaian atas biaya dan benefit {cost and benefit assessment);
perangkat evaluasi ftterformance evqluation fools) untuk mengukur keberhasilan
implemen-
tasi rencana ruang terbuka;

Bagi pemerintah kota, perencanaan lansekap akan membantu


pengelolaan kota dalam hal antara lain:
. memenuhi persyaratan dan ketentuan yang diatur dalam Undang-
Undang terkait lingkungan hidup dan tata ruang;
. mengimplementasiproyek-proyekruangterbuka;
. mendukung program kesehatan dan kualitas hidup warga kota;
. meningkatkan peran serta warga untuk menjaga ruang terbuka
sebagai sebuah aset kota.

Pada perencanaan lansekap ada tiga faktor penting untuk


dianalisis, yaitu ekologi lansekap, manusia dengan sosial ekonomi
budayanya, dan estetika.

Estetika pada lansekap tidak merupakan faktor yang berdiri


sendiri, tetapi merupakan polarisasi dari kedua faktor lainnya.

Tujuan perencanaan lansekap mencakup preservasi dan


konservasi karakter habitat alamiah (natural habitat) untuk
kepentingan ekologis, rekreasi, lingkungan; kepentingan konservasi dan preservasi
tanah dan
air, kepentingan perlindungan karakter sejarah dan budaya masyarakat; kepentingan
estetika,

I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


kepentingan bersifat agrikultural; dan kepentingan pengelolaan
komunitas atau pertumbuhan
wilayah dari sisi pembangunan, industri atau ekstraksi sumber Daya
Aram (sDA).

Kawasan yang dicadangkan sebagai ruang lansekap dapat


berupa kawasan di wilayah
perkotaan, pedesaan, wilayah peralihan desa kota; kawasan
darat dan perairan yang telah
ditentukan atau kawasan didasarkan pada zonasi, atau kawasan
hasil ,,overlays,,di mana
perkembangan dibatasi dan diawasi untuk menciptakan sebuah
kawasan tak terbangun dalam
sebuah komunitas atau wilayah. Kawasan ini dapat berupa kawasan
milik umum atau dimiliki
lembaga nirlaba atau swasta.

2. Perancangan Tapak (Landscape Site planning)

Perancangan tapak {site planning), di dalamnya juga tercakup lansekap


design,merupakan usaha
penanganan tapak (sifeJ secara optimal melalui proses keterpaduan
penganalisaan dari suatu
tapak dan kebutuhan program penggunaan tapak, menjadi suatu sintesa
yang kreatif. Dengan
demikian setiap elemen dan fasilitas akan diletakkan di atas tapak
dalam keterpaduan fungsi dan
selaras dengan karakteristik tapak dan lingkungan alamnya. Keterpaduan
dalam menganalisis
ini amat sangat diperlukan seperti dalam penanganan; tapak resort daerah
rekreasi, tata ruang
luar daerah industri, daerah pendidikan, daerah bagian wilayah kota,
daerah pemukiman, dan
sebagainya.

Bab I Peran dan Lingkup profesi


Gambar: MASTERPLAN Perancangan Lansekap
Hasil Sayembara New Landscape ln-Ex Mining
Development Bangka Belitung Eco-Park 2010
oleh Rustam Hakim dan Tim.

Gambar: SKETSA GAGASAN Perancangan


Lanskap Hasil Sayembara New Landscape ln-Ex
Mining Development Bangka Belitung Eco-Park
2010 oleh Rustam Hakim dan Tim.

I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Beberapa contoh perancangan Tapak
{Landscape Site planning)

, rrf!*s -t.
a-q - ' ,-
ffiffi e*;
?*iffi}.*
e, & L.a/'
Ery..}* &s/e,
Bl
d* ,^anx H _ dr xJ
tI"

'vr#ffi
* w
s&4ffi';*,*#
--:: . I

.- .*-L**
\' v:'l:'*
: s,;:1
1.

&"r* *fi*jl ir
':
__
'l

:!r
*

. .- 1..'
..-
-- -' ,.4$t'
t)-o" qff "i
, r'-. !
&.}ffi{
t.,.
'; \x
3*trt ;i
'!
\ --{,

Perancangan Tapak Lansekap Zona


91.br.i
Edukasi Hasil Sayembara
Gambar: Perancangan Tapak Lansekap Zona
New Landscape ln_Ex Hasil Sayembara
!{ninO Development Bangka Belitung Eco_park
lglrealDevetopment New LanOscape tn_Ex
2010 oleh Rustam Hakim dan tim. ll]ning Bangka Belitung Eco_park
2010 oleh Rustam Hakim dan tim

Bab I Peran.dan Lingkup profesi


r
3. Perancangan Detail Lansekap (Detailed Land-scape Design)

Perancangan detail lansekap (detailed landscape design)


adaiah usaha seleksi dan ketepatan penggunaan kom-
ponen atau elemen, materialribahan lansekap, tanaman,
kombinasi pemecahan detail berbagai elemen taman,
seperti pedestrian, plaza, air mancur, kolom, bollard,
dan sebagainya. Kesemuanya merupakan pemecahan
yang spesifik dan berkualitas dari diagram atau program
ruang dan area sebuah rencana rinci tapak.

Dengan demikian ketiga aktivitas kerja arsitek


lansekap ini mempunyai kaitan yang erat satu dengan
Iainnya. Pemikiran lansekap dari skala luas adalah demi
hubungan untuk pemecahan masalah tapak, di mana di
dalam tapak akan selalu terdapat detaii yang beraneka
ragam dan spesifik. Berarti setiap perencanaan proyekyang
berskala kecil pun harus berorientasi dan beradaptasi
terhadap lingkungan sekitarnya yang lebih iuas.

Kehadiran arsitektur lansekap bukanlah untuk saling


bersaing dengan disiplin lainnya, seperti Perencanaan
Kota, Arsitektur Bangunan, dan lainnya. Masing-masing
mempunyai peran dan fungsi yang jelas. Permasalahan

10 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


harus dapat dipecahkan bersama, bekerja sama saling
l
menunjang untuk menghasilkan karya cipta lingkungan ,i.
ll I
yang bernilai tinggi. Semboyan Membangun Tanpa Merusak !; al
Lingkungan, menjadi pedoman bagi setiap insan arsitek
lansekap guna menghasilkan karya untuk kehidupan saat
:t'"
I ]'
-
.,,i,:
ini dan mempunyai harapan di masa depan bagi generasi
mendatang. -*- ,rFir&aw.s
-ri s!!1!:s /.r,

Salah satu usaha pemerintah dalam menanggulangi


masalah ruang terbuka hijau di perkotaan adalah dengan
diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 1

tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan 091|^"'*


Perkotaan IRTHKP) tangga] 11 Januari 2007 yang isinya
mengharuskan setiap ibukota Propinsi atau Kotamadya,
ibukota kabupaten, kota administrasi dan kota lainnya
untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan
penataan RTHKP sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota
serta dituangkan dalam Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Perkotaan dengan skala peta sekurang-kurangnya 1:5000. i---***-*j
A TROill
Perencanaan pembangunan RTHKP melibatkan para pelaku rp'm YEW LRR

D
at g-
pembangunan, memuat jenis, lokasi, luas, target pencapaian
luas, kebutuhan biaya, target waktu pelaksanaan, desain ,'
teknis, dan dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk rencana {xi /.,'l\ lx !X

pembangunan RTHKP, ditetapkan dengan peraturan


\-\
\.. -././f
Daerah Kabupaten/Kota, [kecuali Provinsi DKI Jakarta
gsx:e---*-
Bab I Peran dan Lingkup Profesi I L1
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi), Pemerintah Aceh ditetapkan dengan
Qanun Aceh,
Pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh ditetapkan dengan
Qanun Kabupaten/Kota. Hasil perencanaan
RTHKP dituangkan ke dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah [RpJpD], Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah IRPJMDJ, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
[RKpD).
Perencanaan ruang terbuka hijau tersebut kiranya menjadi kegiatan para ahli yang
terkait pada
masalah tersebut. Penataan RTHKP melibatkan peran serta masyarakat, swasta, Iembaga/badan
hokum atau perseorangan, dimulai dari pembangunan visi dan misi, perencanaan, pemanfaatan,
dan pengendalian yang dapat dilakukan dalam proses pengambilan keputusan
mengenai penataan
RTHKP, kerja sama dalam pengelolaan, kontribusi dalam pemikiran, pembiayaan
maupun tenaga
fisik untuk pelaksanaan pekerjaan. Hubungan kerja yang terpadu dan kesepakatan terhadap
ruang terbuka akan menghasilkan rencana yang sesuai dengan rencana induk perkembangan
kota.

Pemikiran urban dan regional lansekap perlu mewarnai dan muncul secara jelas pada kebijakan
tersebul Namun kiranya disadari bahwa rencana tersebut bila tidak diikuti dengan langkah pembangunan
dan pelaksanaan serta pengeloiaan yang serius tentunya hanyalah berupa keras tak berharga. Walaupun
disadari kemampuan pendanaan Pemerintah Daerah sangat terbatas maka keterlibatan pihak
swasta
perlu dipertimbangkan sebagai bagian dari partisipasi masyarakat Sudah masanya penanganan
lansekap
pada perkembangan dan pemekaran kota ditangani secara sungguh-sungguh
oleh para arsiteklansekap.

Keterbukaan dan saling pengertian timbal balik antardisiplin yang terlibat dalam peren-
canaan dan pengelolaan kota perlu ditingkatkan. Pendekatan rasional perseorangan maupun
ikatan profesi sangat bermanfaat untuk mengembangkan atmosfer kerja terpadu yang
lebih
baik ataupun dalam bentuk "arcllitects by team", atau,,planner by team,,. Apalagi berkembang
dengan pesat teknologi modern yang menunjang tugas perencanaan dan pengelolaan,
seperti
penggunaan software komputer Auto CAD, GIS.

12 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Pada hakikatnya suatu konsep perencanaan akan berhasil
lebih baik melalui kerja sama
berbagai disiplin ilmu yang dapat menyumbangkan pemikiran,
pengetahuan, dan pengalamannya
secara baik dan bebas. Profesi arsitektur Iansekap mau
tidak mau harus turut berperan bahu-
membahu dengan profesi iainnya dalam menata, memperbaiki,
dan mengurangi permasalahan di
perkotaan.

B. PENDIDIKAN ARSITEKTUR LANSEKAP DI DUNIA DAN


DI INDONESIA
Dari laporan lF LA {rnternasi onar Fe derq tion of Landscap e Archite cts)
yang tertulis dalam buku Guide to Internationar opportunities
in
Landscape Architecture Education and Internships tahun
2004,
pendidikan Arsitektur Lansekap secara formar telah tersebar
di 44 negara di 5 benua, dengan jumlah institusi penyelenggara
pendidikan sebanyak 227 perguruan tinggi setingkat S_1
dan S_2.
Terbanyak di Amerika Serikat [64 perguruan tinggi], menyusul
Republic of Korea [16J, Germany
[1S], Japan [13J, United Kingdom
[12J, Australia [7], Belgium [6J, dan Canada [S]. Di benua Asia Gambar Simbol/lambang lnter-
terdapat 11 negara (Thailand, Srilanka, phillipina, Malaysia, national Federation of Lands-
Korea, Japan, Indonesia, India, China, Taiwan, Singapore] cape Architects (IFLA) suatu
dengan organisasi tingkat dunia bagi
43 institusi perguruan tinggi. Di Asia Tenggara terdapat 5 negara para arsitek dunia
flndonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, philipinaJ. Di Indonesia
terdapat dua perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
Arsitektur Lansekap
setingkat S-1 dan S-2, yaitu Universitas Trisal<ti dan Institut Pertanian
Bogor
[lpBJ. Hasil konferensi
program studi arsitektur lansekap yang diselenggarakan pendidikan
oleh Forum Arsitelrtur Lansekap
Indonesia IFPALIJ, pada tahun 2010, terdapat 16 perguruan
tinggi yang melaksanakan pendidikan

Bab I Peran dan Lingkup profesi f lj


arsitekn-lr lansekap, yaitu universitas Trisakti, Fakultas Arsitel<tur
Lansekap dan Teknik Lingkungan, Jurusan Arsitektur Lansekap;
Institut Pertanian Bogor, Fakuitas pertanian, Departemen Arsitek-
tur Lansekap; Universitas Bandung Raya Fakultas pertanian,
Jurusan Agroteknologi; Institut Teknologi Bandung Fakultas
Teknih Departemen Teknik Arsitelitur Lingkungan; Institut
Teknologi Surabaya, Fakultas Teknik, furusan Teknik Arsitektur;
Universitas Lampung, Fakultas pertanian, Jurusan Kehutanan;
Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Fakultas pertanian,
Jurusan
Agroteknologi; Universitas Sriwijaya, Fakultas Teknik, Gambar: Simbol/lambang Fo-
lurusan rum Pendidikan Arsitektur
Teknik Arsitektur; UpN Surabaya, Fakultas pertanian,
Jurusan Lansekap lndonesia (FPALI)
Agroteknologi; Universitas Muhammadiyah yogyakarta, Fakultas
Pertanian, Jurusan Agroteknologi; Universitas Muhammadiyah
Jakarta, Fakultas pertanian,
Jurusan Agroteknologi; Institut Sains clan Teknologi Nasional, Fakultas Teknik,
Jurusan Teknik
Arsitektur; Universitas Hasanuddin, Fakultas Pertanian,
Jurusan Agroteknologi; Universitas
Brawijaya, Fakultas Pertanian, furusan Agroteknologi; Universitas pakuan, Fakultas
Teknik, pS
Perencanaan Wilayah dan Kota; Universitas Udayana, Fakultas Pertanian, pS
Agroteknologi, Lab.
Arsitektur Pertamanan.

Ditinjau dari basis keilmuannya, pendidikan arsitektur lansekap terbagi dalam


dua kategori,
yakni berbasis keilmuan pertanian dan berbasis keilmuan teknik perencanaan
dan perancangan.

Untuk memper;'elas beberapa pokok materi pengertian arsitektur lansekap,


maka dapat
dijelaskan sebagai berikut.

L4 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Dimaksudkan dengan pengaturan, dalam ungkapan pengaturan
ruang dan masa ialah segala
kegiatan, cara, teknik, seni, sistem, kebijakan serta pengambilan
keputusan-keputusan dalam
upaya karya lansekap.

Masa adalah struktur bangunan atau pohon dan tanaman yang


mengambil tempat dalam
ruang terbuka.

Pemenuhan kebutuhan jasmani dapat diartikan dengan terpenuhinya


kebutuhan fisik.
Misalnya tersedianya sarana dan prasarana yang memungkinkan pemakai
melaksanakan
kegiatan jasmani ataupun memperoleh kegunaan produksi dari elemen
Iansekap yang dipakai,
seperti diperolehnya sayuran dan buah-buahan atau prestasi kegiatan.

Pemenuhan kepuasan rohaniah atau batiniah adalah segala sesuatu


yang berkaitan dengan
rasa puas, rasa senang, rasa nyaman, rasa nikma! rasa aman dan
tenteram; perasaan terpuasnya
persepsi imajinatifnya, fantasi daya khayal dan aspirasinya;
tergugahnya naluri tentangkeindahan,
tentang kualitas serta makna yang bersifat dalam lingkungannya, tergugahnya dorongan
keinginan untuk berbudi dan bercita rasa tinggi, dorongan untuk
melahirkan konsepsi-konsepsi
dan kreasi-kreasi orisinal, dorongan untuk terpandang dan berencana
ke depan, dorongan untuk
merasa bangga dan turut memiliki, berhah dan bertanggung jawab.

Dari uraian di atas jelas bahwa ruang lingkup Arsitektur Lansekap


bukan sekadar membuat
jalur-ialur hijau dan taman-taman kota belaka. Terlebih
bukanlah sekadar, apa yang biasa disebut
"meng-gardening-kan" bidang tanah halaman rumah,
bahkan taman di dalam rumah, yang
kadangkala hanya berukuran Lx2 meter persegi saja. Namun mencakup
hal-hal yang jauh lebih
luas, yang berkaitan dengan hampir meliputi keseluruhan lingkungan
hidup di muka bumi ini.

Bab I Peran dan Lingkup profesi I


Tercakup dalam ruang lingkup pemikiran dan tanggung jawab aktivitas Arsitektur Lansekap
adalah:
1. masalah desain dan perancangan daerah konservasi, preservasi, dan pelestarian yang
dinamis;
2. masalah pencemaran, gangguan pemandangan, gangguan suara dan sampah;
3. masalah erosi, ekologi dan ekosiatem, masalah sumber daya alam;
4. masalah pengembangan tempat-tempatbersejarah;
5. masalah ruang terbuka;
6. masalah pembangunan perkotaan, yang berkembang melebar, linier atau berpencaran tak
menentu;
7. masalah jalur lalu-lintas dan pembangunan Iinier sepanjang jalur jalan;
B. masalah pelapukan perkotaan dan peremajaan perkotaan;
9. masalah reklamasi tanah, masalah pantai, dan perikehidupan pantai;
10. masaiah hutan dan belukar alami serta satwa liar yang berkurang;
11-. masalah kependudukan, urbanisasi, dan transmigrasi;
12. masalah peran organisasi nonpemerintah dan aksi masyarakat;
13. masalah peran pemerintah dan masalah energi.

|adi, dalam mengemban tugasnya, disiplin ilmu arsltektur lansekap harus mampu bekerja
sama dengan disiplin lainnya. Perancangan dan desain yang dihasilkan harus merupakan hasil
perpaduan pengalaman dan pengetahuan dari berbagai ilmu dan seni yang berkaitan. Konsepsi
rancangan yang digarap haruslah merupakan hasil penggodongan suatu "team" kerja sama
antardisiplin. Data masukan harus digali dari sebanyak mungkin sumber dan narasumber sesuai
batasan waktu yang tersedia. Yang baik hanyalah dapat diperoleh dengan memberikan kepada
rancangan tersebut, kesempatan seluas-luasnya sebatas waktu yang mengizinkan, untuk diuji

16 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


dan dikaji oleh para perancang sendiri maupun para calon pemakainya kelak walaupun
dalam
kenyataannya, cara kerja demikian tidak populer dan tidak disukai karena dipandang
hanya akan
merepotkan pekerjaan.

Untuk dapat bekerja sama dengan baik dengan rekan-rekan dari disiplin lainnya,
dan untuk
dapat pula memberikan masukan-masukan serta gagasan kepada pihak lain, maka
arsitek
lansekap membekali dirinya dengan pengetahuan dasar dari aneka disiplin yang
berkaitan.

Seorang arsitektur lansekap yang baik harus:


1. memiliki dasar pengetahuan dan praktik yang kuat guna pemahaman tanaman serta cara
penggunaannya yang tepaU
2' memiliki dasar pengetahuan dalam bidang geologi, klimatologi, ekologi, sosiologi budaya,
dan ekonomi;
3. memiliki pengertian umum tentang arsitektur bangunan, ilmu teknik sipil, tata kota, dan tata
daerah;
4. mempunyai kesadaran biologis dan ekologi;
5. terlatih baik dalam menggambar rencana sehingga dapat menuangkan gagasan-gagasan dan
buah pikirannya;
6' harus mampu memberikan nasihat dan petunjuk perencanaan pembangunan prasarana
dan
sarana pada umumnya;
7. mempunyai daya penalaran ilmiah yang tinggi, berwatak, dan berjiwa sosial.

Namun demikian, walaupun ia mempelajari dan terus bertanggung jawab atas masalah
kualitas lingkungan berkaitan dengan pencemaran udara, tanah dan air, serta masalah
konservasi,
preservasi dan pelestarian sumber daya alam,ia tidak dimaksudkan menjadi
ahli ekolqgiffi;:
pelestarian alam. i ir I I
.f "fi l)inas Pt'r
'f$
perandanLingkupprofesi
ii drn ltr
Babt L_ fflg!
Arsitek lansekap memang harus mempelajari aspek-aspek kependudukan dan daerah
pemukiman, ia juga harus mempelajari upaya perbaikan kota, perencanaan jalur
lalu lintas orang
dan kendaraan, upaya pengaturan perkembangan kota agar tidak tumbuh
secara tak terkontrol.
Namun ia bukan ahli tata kota dan tata daerah.

Arsitek Lansekap mempelajari serta berusaha mengatasi masalah rusaknya


tempat-tempat
bersejarah, namun ia bukan ahli sejarah.

Ia mempelajari masalah menjadi langkanya sumber-sumber tak


dapat pulih dan pengolahan
serta pengusahaan yang lebih daripada sumber-sumber energi dapat pulih,
namun ia bukan ahli
energi.

Arsitek lansekap mempelajari berbagai cabang seni dan budaya, baik seni
lukis, seni rupa,
seni patung maupun sebagainya. Namun ia bukanrah seniman dan budayawan.

Ia mempelajari dengan seksama pengolahan tanaman dan teknik-teknik


penggunaannya. Ia
mempelajari pengetahuan arsitektur bangunan. Namun ia bukan ahli pertanian
atau pun arsitek
bangunan.

Ia mempelajari ilmu teknik sipil dan konstruksi, mempelajari berbagai


disiplin ilmu sosial
dan ekonomi' Namun bukan pula ahri daram bidang-bidang tersebut.

Walaupun ia mempelajari kesemuanya itu, seorang arsitek lansekap


adalah seutuhnya
arsitek lansekap dengan bidang profesi arsitektur lansekap.

Arsitek lansekap adalah produk pendidikan arsitektur lansekap. Ia


adalah seorang profesional
dalam bidangnya cara berpikirnya, sistem kerja serta gagasan-gagasannya
adalah khas buah

1B I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


pikiran yang diwarnai dan bernafaskan arsitektur
lansekap. walaupun boleh jadi unsur-unsur
pembentuknya adalah bersumberkan berbagai
disiplin ilmu lain.

Ia harus mampu menggali sikap-sikap estetis,


bukan sekadar apatis. Harus mampu menggali
sikap cinta, sikap inkonvensionar, sikap kritis,
sikap hangat, sikap simpatik, tenang, sikap gairah,
antusias' senang mencari pengalaman baru,
dan berbagai sikap positif lainnya. Agar
orang tidak
terperangkap oleh karya lansekap yang menimbulkan
suasana sekadar praktis, sekadar teliti,
sekadar hati-hati, sekadar jujur tapi dingin,
angkuh,dan sombong.

Dalam perancangan sebuah objek ransekap,


misarnya lansekap kota, maka ia harus
mampu menciptakan suasana dan perasaan
akrab dan bersahatrat pada warga kota dan para
pengunjungnya, melalui pengaturan dan penempatan
elemen dan fungsi lansekap secara tepat.

Hubungan dan interelasi antarfungsi dan elemen


dalam karya lansekapnya harus mampu
membuat orang merasa bangga, merasa nyaman,
aman, dan sehat. orang harus dapat merasakan
keserasian komposisi bangunan, gedung jaran,
pohon, jembatan, rumput, burung-burung
serta
bunga-bunga yang seolah bercengkerama dengannya.
Seolah kesemuanya itu saling bertegur sapa.
Masyarakat harus merasakan bahwa ia harus
dapat merasakan pula bahwa lingkungan
sekitarnya
merupakan perpanjangan dan perluasan dirinya.
Perluasan dan perwujudan aspirasinya
selama ini.

Arsitek Lansekap yang baik, tidak akan puas dengan


sekadar telah menyelesaikan tugasnya.
Bahwa karyanya telah mewujudkan dalam
bentuk kenyataan fisik di lapangan sama sekali
jaminan bahwa aspires-aspirasinya bukan
telah pula menjadi kenyataan.

Ia harus dengan cermat dan dengan peka


mengamati apakah karyanya benar-benar
berkenan
di hati masyarakat pemakainya. Ketidakpuasan dan
keluhan mereka, harus diterima sebagai
cermatan perencanaannya.

Bab I Peran dan Lingkup profesi


r l9
Peranan Arsitektur lansekap di perkotaan sebagai berikut.

' Salah satu elemen penting dalam bidang arsitektur perkotaan adalah fungsi arsitektur
lansekap itu sendiri. |ustru fungsi dan peran arsitektur lansekap ini sering dilupakan,
sehingga terjadi ekses-ekses yang merusak, di antaranya kerusakan taman-taman kota
dengan bangunan bangunan baru, dan lain sebagainya.

' Peranan Arsitektur Lansekap tidak hanya menata ruang terbuka kota agar lebih serasi
dari lingkungan visualnya saja, tetapi juga berpengaruh dalam membentuk dan membina
karakter manusia kota yang hidup dan berusaha dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan
asri.

' Penataan lansekap perkotaan pada akhirnya akan memberi kontribusi yang penting kepada
Urban Life dan iuga Urban Way of Ltfe, karena kota tidak saja menjadi tempat untuk mencari
penghidupan, tetapi juga tempat untuk hidup.

Peran arsitek lansekap dalam membantu memecahkan masalah perkotaan, haruslah ber-
landaskan pada:

1. Sosial Budaya Lansekap (Landscape Social Culture)

Pemahaman terhadap konsep dasar pemanfaatan ruang terbuka masyarakat Indonesia sangat
penting demi keberhasilan pekerjaan arsitektur lansekap. Di Indonesia keberadaan ruang
terbuka seharusnya lebih dominan daripada massa bangunan, karena masyarakat terbiasa
dengan kegiatan kehidupan di ruang terbuka (out door personality).

Arsitektur lansekap diharapkan mampu memahami dan mentransformasikan budaya


tradisional dalam pemanfaatan ruang terbuka ke dalam kebutuhan ruang terbuka masa kini dan
memperkirakan kebutuhan di masa mendatang, tanpa menghilangkan wajah lama. Rumah dan
halaman, desa atau kampung, lapangan desa atau kampung, kota dan alun-alun, jalan untuk lalu-

I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


lintas, pasar festival, upacara keagamaan, perkawinan, iapangan untuk
upacara, pasar, olahraga,
sholat berjamaah, adalah beberapa contoh pemakaian ruang terbuka oleh
masyarakat Indonesia,
di mana harus dapat ditransformasikan ke dalam bentuk-bentuk kekinian
tanpa harus kehilangan
fungsi dasar yang sesuai kebutuhan masyarakat kita.

Pengambilan bentuk-bentuk fisik saja ke dalam perencanaan atau perancangan


akan
melahirkan karya-karya lansekap berbudaya dadakan (instant culture). Untuk
menanggulangi
hal itu ada beberapa hal yang bisa diambii dari pelajaran arsitektur tradisional,
yakni
tata krama
keruangan, ruang yang mengimbas antara ruang dalam dan luar tanpa batas yang
kaku, dan
keseimbangan asimetri untuk menciptakan ruang dinamis bagaikan jasad
hidup.

Untuk mencapai hai tersebut, arsitek lansekap harus mampu menyerap, mengadaptasi,
dan
menghadirkan keunikan arsitektur tradisional secara utuh melalui karya fisik bernafas,
berjiwa,
dan bernuansa tradisional berdasarkan norma clan tata nilai yang dianut
oleh masyarakat
setempat, karena lain tempat lain budayanya, lain pula bentuk dan fungsi
ruang terbukanya.
Bagaimanapun juga, keanekaragaman budaya Indonesia merupakan
potensi besar u,tuk
dikembangkan dalam penataan ruang terbuka sesuai kebudayaan setempat,
sehingga di setiap
daerah akan dijumpai keanekaragaman dan keunikan lansekap.

Dengan berbekal pengetahuan arsitektur lansekap tradisional inilah


diharapkan arsitek
Iansekap Indonesia memiliki nilai jual yang tinggi daiam menangani
berbagai proyek lansekap
di Indonesia, baik bekerja sama dengan pihak pemerintah pusat, pemerintah provinsi
ataupLln
pemerintah kabupaten/kota ataupun dengan pihak swasta (pengembang,
konsultan, koptraktor]
bahkan bekerja sama dengan pihak asing yang akan menambah nilai jasa
profesionalnya.

Inilah potensi sumber daya manusia yang harus dikuasai dalam era kesejagatan
sebagai
implemantasi dari kearifan lokal. Untuk itu perlu ditekankan penelitian
di bidang lingkungan

Bab I Peran dan Lingkup profesi I Zl


binaan tradisional yang berkaitan dengan perilaku manusia masyarakat penggunanya mutlak
diperlukan dan harus segera dimulai dan disebarluaskan kepada masyarakat umum dan profesi.

2. EkologiLansekap (LandcapeEcology)
Keberadaan Ruang Terbuka Hijau Kota IRTHKJ yang semakin terdesak oleh pembangunan
hendaknya segera diantisipasi oleh arsitek lansekap dengan memberikan berbagai masukan
alternatif mengenai penataan dan pemanfaatan berbagai RTHK. Fungsi RTHK harus memper-
timbangkan faktor ekonomi fsangat menentukan sekali saat ini), namun harus tetap disertai
pertimbangan sosial budaya dan ekologi.

Pemahaman mendasar tentang iklim tropis di Indonesia dan hubungannya dengan peman-
faatan ruang terbuka oleh masyarakat akan sangat menentukan di dalam penataan raung terbuka.
Ruang-ruang yang teduh terlihat sangat berhasil menciptakan kegiatan manusia di ruang tersebut.
Arsitektur lansekap tradisional telah memberikan contoh di mana karya-karyanya tanggap
terhadap iklim tropis, lingkungan, dan budaya setempat.

Dalam perkotaan, perancangan masa bangunan secara individual takkan mampu memecah-
kan masalah lingkungan. Perpaduan yang harmonis antara massa bangunan dan sistem RTHK
akan menciptakan interaksi sosial di ruang terbuka yang sudah semakin langka dijumpai di
kawasan perkotaan.

Keanekaragaman ekosistem yang ada di Indonesia merupakan potensi besar pengembangan


lansekap di setiap pelosok daerah sesuai iklim dan lingkungan setempat. Mulai dari sabang
sampai dengan merauke mulai dari dalam laut sampai dengan puncak gunung adalah komponen
lansekap Indonesia yang tiada bandingannya.

I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


3. Rekayasa Lansekap (Landscape Engineering)

Sampai sejauh ini, bidang rekayasa lansekap


meru_
pakan bidang yang paling lemah dikuasai
oleh
para arsitek lansekap pada umumnya, sehingga
cukup menghambat dalam pekerjaan di lapangan
fkontraktorJ maupun dalan kegiatan perancangan
(konsultasi dan detailed engineering design).Untuk
mempersiapkan tenaga arsitek lansekap yang
andal, professional, dan siap pakai, hendaknya
sejak
awal perkuliahan ditekankan perlunya penguasaan
ilmu bidang rekayasa lansekap yang benar_benar
berguna dan dapat diterapkan di lapangan.

Beberapa hal pokok yang perru dikuasai daram


rekayasa ransekap adalah:
landscape lighting (pencahayaan lansekap), mekanikal,
dan elektrikal;
aquqscape (lansekap air): kolam, danau sistem
drainase lapangan golf, perhitungan saluran
air;
hardscape (perkerasan landsekap): tangga, plaza, patung,
kolong jembatan layang, roof
garden;
softscape ftanaman landsekap): berbagai komposisi jenis
tanaman, perlakuan, teknik
penataan, pemindahan, dan pemeliharaan.

Disadari bahwa dalam mengaplikasikan pembangunan


lansekap perkotaan di berbagai
kota di Indonesia sangatlah kompleks. Masalah pendanaan,
birokrasi, dan koordinasi antar-
instansi masih merupakan kendala utama bagi pembangunan
lansekap perkotaan. Di samping

Bab I Peran dan Lingkup profesi


I 23
kendala tersebut, satu hal yang juga memegang peran utama adalah tersedianya Sumber Daya
Manusia [SDM] yang menguasai dan memahami masalah arsitektur lansekap pada setiap itrstansi
pemerintah daerah.

C. RUANG TERBUKA HIJAU PERKOTAAN

Ruang terbuka hijau adalah area atau ruang kota yang tidak dibangun dan permukaanltya
dipenuhi oleh tanaman yang berfungsi melindungi habitat, sarana lingkungan, pengamanan
jaringan prasarana, sumber pertanian, kualitas atmosfer dan menunjangi kelestarian air dan
tanah. Ruang terbuka hiiau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem kota juga berfungsi
untuk meningkatkan kualitas lansekap kota untuk keindahan dan kenyamanan, meningkatkan
kualltas lingkungan dan pelestarian alam yang terdiri dari ruang iinier atau koridor, ruang pulau
atau oasis sebagai tempat perhentian [Spreiregerr, 1965 ].

Menurut Costanza et. al [19971 taman


kota daiarn skala kecil tetap mampu menye-
diakan area istirahal dan rekreasi seperti
hutan dan area hijau yang lainnya. Ruang
terbuka hilau luga berfungsi tneuyerap kebi-
singan antara lalu lintas jalan raya dengan
area perumahan. Pepohonan yang tumbuh
atau ditanam memiiiki nilai estetika dan
berlreran n.renciptakan pemandilngan kota
yang menarik fivlorancho, 20031. Beer, A.
R, [2003J menyatakan area hijari adalah

Z4 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


tempat di dalam atau di sekitar kota yang
menjadi tempat orang berinteraksi dengan
lingkungan (tanaman clan hewan], Taman
kota menjadi area rekreasi clan istirahat ke
penghuni kota. Ruang terbuka hijau sangat
penting dalam menjaga keanel<aragaman
kehidupan di dalam kota, menjaga kualitas
udara dan suhu kota serta kualitas air.

Menurut David H [2001] area hijau adalah


tempat pohon tumbuh dan berkembang cli
sekitar area perumaharr. Definisi ini n-leliputi
taman publik, taman rekreasi, tempat parkir, jalan, dan taman-taman
di rurnah-rumah. Ruang
terbuka hijau juga dapatdidefinisikan dan dikelornpokkan clalam
berbagai macam tergantungpada
persyaratannya. Ruangterbuka hijau adalah
ruang luar yang terdiri dari sekelompok
tumituhan, bersifat area terbuka secara
alami di dalan-r kota dan merupakan as;tek
utama ekosistem kota dalam menjaga
keanekaragaman kehidupan clan dalam
menghasilkan oksigen, mengurangi polusi
dan kebisingan, mengurangi efek puiau
panas, rnemengaruhi harga rumah dan
nilai sosial serta menyediakan kesehatan
kepada penghuni kota fpham, Duc Uy clan
Nobukazu Nakagoshi, 2007).

Bab I Peran dan Lingkup profesi


I
Gilbert [1989J menyatakan fungsi area hijau di lingkungan
kota dapat berubah terganrung
pada jenis pengelolaannya, yang sering disebut
sebagai struktur area hijau kota. Struktur area
hiiau kota diatur berdasarkan komposisi dan konfigurasi area hijau.
Komposisi area hijau
ditampilkan dengan keberadaan area hijau dan konfigurasinya
berdasarkan ukuran, bentuk,
dan penyebarannya' Pauleit dan Kaliszuk
[2005J menunjukkan bahwa struktur area hijau
dihasilkan oleh interaksi antara aspek alam dengan manusia seiring
dengan waktu, mengikuti
pola pembangunan kota dan penyedlaan prasarana jalan.
Pendekatan struktur area hijau yang
berdasarkan konsep dasar tentang jalur hijau, diambil dari pemikiran
Barat sejak tahun 19g0-
an dan digunakan untuk mengantisipasi pertumbuhan kota, pemukiman,
penyediaan area
rekreasi, dan peningkatan kualitas lingkungan di area industri
fHaaren dan Reich, M, za1q.
Kombinasi berbagai area hijau untuk membentuk struktur
hijau kota tidak akan tercapai jika
hanya menggunakan satu elemen area hijau saja. Taylor et.
al. (1gg5], Forman dan Godron,
[1986) dalam Pham Duc Uy dan Nobukazu Nakagoshi, (2007) menyatakan kegagalan jalur hijau
di Kanada adalah karena tidak menerapkan prinsip ekologi dalam menjaga kesinambungan
jalur hijau sehingga pendekatan yang diambil tidak
memisahkan prinsip ekologi dari jalur hijau
modern.

Khalid zakaria, et al. [2006J menyatakan pendapat bahwa area


hijau terbentuk oleh aspek
buatan manusia dan alam seperti koridor jalan, sekitar bangunan,
hutan kota, tepian sungai dan
area alami yang sudah terbentuk sejak sekian lama.
Justru itu perencanaan taman kota, area
public, dan perluasan area hijau merupakan strategi perlindungan
untuk area hijau [Forman dan
Godron, 1986).

Menurut Forman dan Gordon [1986J berdasarkan peta sistem


guna tanah area hijau
menandakan tanah yang luasnya lebih dari 10 hektar dan
ditumbuhi pohon-pohon lebih dari 5J
persen dari luas tanah' Sistem area hijau sangat
terkait dengan pertumbuhan kota, pengatura'.

I Komponen perancangan Arsitektur Lansekap


dan manajemen kota, perubahan sistem guna tanah dan pertumbuhan ekonomi. Namun demikian
manaiemen kota hanya berhasil bila pemerintah kota memahami peraturan dan kepentingan
area hijau dalam mengembangkan kemampuan area hijau kota. Li et. ai. [2005j menyatakan
pengukuran nilai area hijau berdasarkan peraturan, ekonomi, administrasi, sosial dan aspek
teknologi membutuhkan perhatian tertentu, terutama dalam aspek pKH kota.

Jadi, definisi-definisi tentang ruang terbuka


hijau yang telah dibahas di atas, menyatakan
bahwa ruang terbuka hijau adalah aspek utama
dalam ekosistem kota dan terdiri dari hutan, taman,
dan area pertanian serta memiliki fungsi ekologis,
sosial dan ekonomi. Dalam fungsi ekologis area
hijau berperan sebagai penyaring pencemaran,
menyediakan udara segar, menjaga kualitas air,
mengatur mikroklimat, menyerap kebisingan
dan menjaga keanekaragaman kehidupan. Dalam
fungsi sosial area hijau menyediakan area isti-
rahat, rekreasi, dan riadah ke penduduk kota
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam fungsi ekonomi ruang terbuka hijau
memengaruhi biaya rumah dan tanah yang dekat.
Secara total keberadaan ruang terbuka hijau akan
rneningkatkan kualitas area kota yang akhirnya
memicu kesehatan dan kualitas hidup penghuni
kota, memengaruhi gaya hidup baru, nilai dan
tingkah laku akan meningkatkan perighargaan

Bab I Peran dan Lingkup Profesi I


kepada iingkungan dan kemapanan kota, dan menjadi aspek utama dalam perencanaan kota masa
depan. Salah satu tugas utama arsitek lansekap adalah untuk mengoptimalkan kebergunaan ruang
terbuka hijau kota, termasuk taman, jalan raya, areaterbuka alami, area cadangan/penyimpanan,
sebagai sebuah sistem ruang terbuka hijau yang menjadi bagian kota yang tidak dikembangkan
untuk mempertahankan fungsi keindahan, kenyamanan dan kesejahteraan, serta meningkatkan
kualitas lingkungan dan konservasi alam.

Di Indonesia, legalitas keberadaan ruang terbuka hijau dan nonhijau berlandaskan pada
Undang Undang Republik Indonesia nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang. Salah satu
dasar pertimbangan dalam penetapan Undang Undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan
ruang menyatakan bahwa keberadaan ruang yang terbatas dan pemahaman masyarakat yang
berkembang terhadap pentingnya penataan ruang sehingga diperlukan penyelenggaraan
penataan ruang yang transparan, efektif, dan partisipatif agar terwujud ruang yang aman,
nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk
mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
berlandaskan terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
terwuiudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan
dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan terwujudnya pelindungan fungsi ruang
dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Hal ini
mempunyai arti penting bagi pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/
kota dalam melaksanakan penataan ruang wilayahnya yang berazaskan keterpaduan; keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan; keberlanjutan; keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;
l
keterbukaan; kebersamaan dan kemitraan; pelindungan kepentingan umum; kepastian hukum
dan keadilan; dan akuntabilitas.

28 f Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Di dalam Undang-undang tersebut, penataan
ruang clidefinisikan sebagai suatu sistem proses
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang. selanjutnya
dalam undang-Undang tersebu! paragraf 5 tentang
Perencanaan Tata Ruang wilayah Kota pada
pasal 28' tertuliskan;
"'Ketentuan perencanaan tata ruang wilayah kabupaten berlaku
mutatis
mutandis untuk perencanaan tata ruang wilayah
kota, dengan ketentuan selain rincian dalam
perencanaan tata ruang wilayah kota ditambahkan;
(a) rencana penyediaan dan pemanfaatan
ruang terbuka hijau; [b] rencana penyediaan dan
pemanfaatan ruang terbuka nonhijau;
rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana [cJ
dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan
umum' kegiatan sektor informal, dan ruang evakuasi
bencana yang dibutuhkan untuk menjalankan
fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan sosial
ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah.

Pasal 29, tertulis [1] Ruang terbuka hijau


sebagaimana dimaksud dalam pasal 2B huruf
a,
terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka
hijau privat. [2) proporsi ruang terbuka
hijau pada wilayah kota paling sedikit 30
ftiga puluh) persen dari luas wilayah kota. [3) proporsi
ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling
sedikit 20 fdua puluhJ persen dari luas
wilayah kota.

Pasal 30, Distribusi ruang terbuka hijau publik


sebagaimana dimaksud dalam pasal 29
ayat (1J dan ayat [3J disesuaikan dengan sebaran penduduk
dan hierarki pelayanan dengan
memperhatikan rencana struktur dan pola ruang.

Pasal 31' Ketentuan Iebih lanjut mengenai penyediaan


dan pemanfaatan ruang terbuka hijau
dan ruang terbuka nonhijau sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2B huruf a dan huruf b diatur
dengan peraturan Menteri.

Bab I Peran dan Lingkup profesi I


Mengacu pada Undang Undang Penataan Ruang tersebut, maka pemerintah mengeluarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 1 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan IRTHI(PJ tanggal 1. 1 ]anuari 2007. Tujuan Peraturan Menteri Dalam
Negeri tentang penataan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan tersebut adalah: [a] menjaga
keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan; [b] mewujudkan kesimbangan
antara lingkungan alam dan lingkungan buatan di perkotaan; dan [cJ meningkatkan kualitas
lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih dan nyaman. Sedangkan fungsi RTHKP adalah:
[aJ pengamanan keberadaan kawasan lindung perl<otaan; (b] pengendali pencemaran dan
kerusakan tanah, air dan udara; [cJ tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman
hayati; [d) pengendaii tata air; dan [el sarana estetika kota.

Dalam konteks pemanfaatan, pengertian ruang terbuka hijau kota mempunyai lingkup lebih
luas dari sekadar pengisian hijau tumbuh-tumbuhan, sehingga mencakup pula pengertian dalam
bentuk pemanfaatan ruang terbuka bagi kegiatan masyarakat. Ruang terbuka hijau kota dapat
dikiasifikasi, baik dalam tata letak dan fungsinya. Berdasarkan tata letaknya, ruang terbuka hijau
kota bisa berwujud ruang terbuka kawasan pantai (coastal open space), dataran banjir sungai
(river flood plain), ruang terbuka pengaman jalan bebas hambatan (greenways), dan ruang
terbuka pengaman kawasan bahaya kecelakaan di ujung landasan bandar udara. Menurut Dinas
Tata Kota, ruang terbuka hijau kota meliputi (aJ Ruang Terbuka Hijau Makro, seperti kawasan
pertanian, perikanan, hutan lindung, hutan kota, dan landasan pengaman bandar udara, (b) Ruang
Terbuka Hijau Medium, seperti kawasan area pertamanan {city park), sarana olahraga, sarana
pemakaman umum [cJ Ruang Terbuka Hijau Mikro, lahan terbuka yang ada disetiap kawasan
pemukiman yang disediakan dalam bentuk fasilitas umum seperti taman bermain Qtlay ground),
ta ma n Ii n gkun gan {c o mm u n i ty pa rk), lap angan o lahraga.

I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


1. Sistem Ruang Terbuka Hiiau Kota

Secara sistem, ruang terbuka hijau kota


pada dasarnya adalah bagian dari kota yang
tidak terbangun, yang berfungsi menunjang
kenyamanan, kesejahteraan, peningkatan
kualitas lingkungan dan pelestarian alam,
dan umumnya terdiri dari ruang pergerakan
linear atau koridor dan ruang pulau atau
oasis [Spreigen 1965). perrdapat tersebut
juga ditunjang oleh [Krier 1g7S) yang
menyatakan bahwa ruangterbuka terdiri dari
"path and room", sebagai jalur pergerakan
dan yang lainnya sebagai tempat istirahat,
kegiatan atau tujuan. Hal senada dinyatakan oleh
[Gosling 1989j bahwa ruang terbuka di dalam
kota dapat berbentuk "man made and natural" yang terjadi akibat
teknologi seperti koridor jalan
dan pejalan kaki, bangunan tunggal dan majemuk, hutan kota,
aliran sungai dan daerah alamiah
yang telah ada sebelumnya' Pada dasarnya ruang terbuka
kota merupakan totalitas kesatuan
yang memiliki keterkaitan dan dapat digunakan sebagai
suatu sistem orientasi.

Mengingat cakupan fungsinya yang cukup luas, maka ruang


terbuka memiliki arti penting
bagi kesehatan, kesejahteraan, keamanan, dan mampu mendatangkan
spirit, kebanggaan melalui
penampilannya, sedangkan menurut klasifikasinya dapat
dibagi atas: utility open space, green
open space, co*idor open space, multi use clasification
[De chiara, 1gB2).

Babl PerandanLingkupprofesi I 31
Ruang terbuka kota banyak menentukan pola bentuk dan tatanan ruang kota untuk tujuan
kesehatan, kenyamanan, keamanan dan peningkatan kualitas lingkungan serta pelestarian alam.

Secara rinci sistem ruang terbuka kota dapat diuraikan sebagai berikut.

1,. Ruang terbuka untuk kaitan produksi, terdiri dari lahan untuk kehutanan, pertanian,
produksi mineral, sumber air, komersil, dan rekreasi'
2. Ruang terbuka untuk preservasi sumber daya alam dan manusia terdiri dari rawa untuk
habitat tertentu, hutan sebagai kehidupan satwa, bentukan geologi, batu karang, tempat-
tempat bersejarah, dan pendidikan.
3. Ruang terbuka untuk kesehatan dan kesejahteraan umum terdiri dari lahan untuk melindungi
kualitas air, ruang untuk penimbunan sampah buangan, ruang untuk memperbaiki kualitas
udara, area rekreasi, area untuk menyajikan efek visual yang menarik (bukit, pegunungan,
lembah, danau, dan pantaiJ.
4. Ruang terbuka untuk keamanan umum terdiri dari waduk pencegah banjir kanal, lapangan
terbang.

5. Ruang terbuka sebagai koridor terdiri dari koridor kabel tegangan tinggi, koridor iaringan
pipa, bantaran sungai, jaringan transportasi kereta api'

2. Peranan RTHKterhadapKehidupanKota
Ruang terbuka hijau kota merupakan salah satu komponen penting dalam ekosistem kota.
Taman, hutan, dan area pertanian merupakan tiga jenis utama area hijau kota yang memiliki
fungsi ekologis, sosial, dan ekonomi fBradley, 1995, Shafer,1.999, TyrvAinen, 200L dan Lutz
dan Bastian, 2002). Penghuni kota dapat memanfaatkan area hijau sebagai tempat rekreasi dan
tempat mengenal lingkungan (De Groot, WT, van den Born, Rf G and Lynn, NA, Brown, RD, 2003).

I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Ruang terbuka hijau kota berperan meme-
lihara ekosistem kota dan dapat mengurangi
tekanan populasi penghuni kota secara
langsung dan tidak langsung dalam fungsi
ekosistem [Costanza et. al., 1997J dan meng-
hasilkan oksigen dan mengurangi emisi
karbondioksida [Jo, 2002), mencegah polusi
udara dan air, mengatur mikroklimat, mengu-
rangi polusi suara [Bolund dan Hunhammar,
1999), melindungi tanah dan air fPauleit dan
Duhme, 2000), memelihara keanekaragaman
kehidupan fAttwell, 2000], dan dapat menjadi
area rekreasi, budaya dan nilai sosial (savard et
al., 2000J. Ruang terbuka hijau seperti taman-
taman umum, hutan lindung, dan lapangan golf memengaruhi harga penjualan rumah yang terletak
dekatnya [Bolitzer, 2000 dan Luttik, 2000). Justru itu selain berfungsi memperbaiki lingkungan
kota, area hijau kota juga berperan dalam memelihara kesejahteraan dan meningkatkan kualitas
kehidupan penghuni kota.

Manfaat dari keberadaan area hijau kota dapat dilihat dari sudut manfaat ekonomi (economic
benefits), yaitu dapat mengurangi biaya energi dan air [Roseland, 1998J. Dari sudut manfaat
I benefits) area hijau berguna untuk area rekreasi, olahraga/permainan dan istirahat
sosial [socia
fRoseland, 1998J. Dalam satu penelitian tentang manfaat psikologi area hijau fMiller, 1997J
diketahui bahwa tempat-tempat ini dapat memberikan manfaat dalam aspek bersosialisasi,
memupuk keakraban dan kesetiakawanan, belajar bersama, memberikan kesempatan untuk
mengekspresiasikan pribadi dan nilai sosial, mempromosikan perkembangan rohani, dan

Bab I Peran dan Lingkup Profesi I


kebebasan. Untuk merealisasikan fungsi dan manfaat ruang terbuka hijau kota, manajemen area
hijau adalah sangat diperlukan [Ann, CW, Bernard, D., Gunilla, L., Bettina, O., Stephan, P., Sybrand,
r. [200sJ.

Secara umum manajemen area hijau kota merupakan terjemahan ke manajemen yang
mencakup beberapa aspek kegiatan, yaitu perencanaan, administrasi, sumber manusia, koordinasi
dan keuangan [Oetomo, A, 2010]. Perencanaan dan pengeloiaan area hijau kota harus sejalan
dengan perkembangan kota yang berkelanjutan [Miller, 1.997 , Grey, 1996 dan Teal et. Al, 1998J.
Di Kanada, Amerika Serikat dan di Eropa muncul gerakan masyarakat dan organisasi-organisasi
lingkungan yang menyadari kepentingan melestarikan area hijau di area kota [Sousa, 2003 dan
Kuhn,2003J.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perencanaan area hijau telah menjadi dasar dalam
penerapan prinsip-prinsip ekosistem. jim dan Chen [2003j telah menerapkan prinsip-prinsip
ekologi lansekap daiam perencanaan area hijau kota ir,lanjing, Cina. Li and Wang [2003J telah
mengusulkan suatu metode untuk penilaian, perencanaan dan penghargaan kepada kontribusi
ekosistem area hijau kota, dan menerapkan prinsip-prinsip ekologi lansekap. Dengan demikian
faktor perencanaan dan manajemen ruang terbuka hijau akan berguna bagi perkembangatr area
hijau di wilayah kota.

Kota tidak hanya merupakan kumpulan gedung-gedung dan sarana fisik lainnya. Akan
tetapi, sebuah kota adalah kesatuan antara lingkungan fisik kota dan warga kota, dua komponen
ekosistem ini akan selalu berinteraksi selama proses berkembangnya kota. Perubahan-perubahan
yang bersifat positif akan memberi manfaat bagi kehidupan warga kota. Kebanyakan kota di
negara berkembang, seperti di Indonesia dibangun berdasarkan latar belakang agraris, demikian
juga perkembangan kota Jakarta.

34 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Lahan-lahan pertanian di perkotaan yang merupakan
ruang terbuka hijau sudah banyak berubah
fungsi menjadi kawasan permukiman akan memberikan
pengaruh terhadap kehidupan warga kota.
Lahan-lahan pertanian yang berada di dalam kota
merupakan ruang terbuka hijau produktifyang
memberikan penghidupan dan sebagian kebutuhan
hasil pertanian bagi warga kota.

3, Peranan RTHKterhadap Kualitas Lingkungan Kota

Penataan ruang terbuka hijau secara


tepat akan mampu berperan mening-
katkan kualitas atmosfer kota, penye-
garan udara, menurunkan suhu kota,
menyapu debu permukaan kota, menu_
runkan kadar polusi udara, meredam
kebisingan. Penelitian Embleton
[1963]
menyatakan bahwa 1 fsatu] hektar
ruang terbuka hijau dapat meredam
suara pada 7 db per 30 meter jarak dari
sumber suara pada frekuensi kurang
dari 1000 CPS atau penelitian Carpenter
t197 5) dapat meredam kebising an Z5-B0o/o.

Pada umumnya ruang terbuka hijau didominasi


oleh tanaman dan tumbuhan, di mana unsur
ini banyak berpengaruh terhadap kualitas udara kota.
Tanaman dapat menciptakan iklim mikro,
yaitu adanya penurunan suhu sekitar, kelembaban
yang cukup dan kadar o2 yang bertambah.
Hal ini dikarenakan adanya proses asimilasi dan
evapotranspirasi dari tanaman, Di samping itu,
tanaman juga dapat menyerap/mengurangi co2
di udara yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan
seperti industri, kendaraan bermotor, dan sebagainya.
Menurut hasil penelitian Gerakls, 1
[satuJ

Bab I Peran dan Lingkup profesi


I 35
hektar ruang terbuka hijau dapat menghasilkan 0,6 ton oksigen untuk konsumsi 1S00 orang per
hari.

Beberapa penelitian juga mengungkapkan bahwa tanaman dengan kriteria tertentu dapat
meredam/mengurangi kebisingan. Kota yang baik seyogianya dapat menyajikan kebutuhan
yang berhubungan dengan kenyamanan dan kualitas lingkungan pada tingkat kewaiaran sesuai
dengan standar hidup sehat bagi warga kota.

4. Peranan RTHK terhadap Kelestarian Lingkungan

Menunjang Tata Guna dan Pelestarian Air.


Kondisi tata airtanah pada cekungan artesis
Jakata yang sudah semakin buruk telah
tampak gejalanya, yaitu merembesnya
air laut jauh ke daratan (salt intrusion),
semakin keringnya sumber-sumber air
bawah tanah, menurunnya kualitas air.
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan
pengembangan sistem ruang terbuka
hijau yang terencana, seperti program
recharging basin, recharging sink hole, mengeleminasi banjir, perbaikan daerah aliran sungai, dan
perluasan area daerah peresapan air hujan.

Menunjang Tata Guna dan Pelestarian Tanah. Suatu penetapan peruntukan yang kurang
bijaksana dapat menyebabkan ekosistem terganggu. Oleh karena itu, pola ruang terbuka hijau
dalam sistem tata ruang kota dapat dipergunakan sebagai alat pengendali tata guna tanah secara

36 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


luas dan dinamis' Di samping itu, pengenrbarga'
ruarg terbuka hijau mempunyai kemampuan
untuk memperbaiki kondisi tanah itu sendiri
secara alamiah. Sehingga perlu adanya
program-
program perbaikan tanah kritis, pencegahan
erosi, peningkatan kualitas lingkungan
industri, jalur transportasi, dan sebagainyaJ. [pemukiman,

Menunjang pelestarian prasma Nutfah. Dengan adanya


pengembangan ruang terbuka
hijau maka diharapkan dapat diterapkan program penghijauan
pada ruang-ruang terbuka kota.
Hal ini memungkinkan adanya penerapan berbagai jenis
tanaman yang dapat memberikan
keanekaragaman hayati' Di samping itu, dengan aclanya
berbagai jenis vegetasi yang terdapat pada
ruang terbuka hiiau, dapat menl'adi habitat kehidupan
satwa liar, terutama berbagai;.enis
burung.
Satwa-satwa tersebut sudah sangat langka/jarang
ditemui di lingkungan perkotaan. Dengan
demikian ruang terbuka hijau dapat berfungsi sebagai
tempat pelestarian keanekaragaman jenis
flora maupun fauna dalam upaya pelestarian plasma nutfah.

Bab I Peran dan Lingkup profesi I


II BAB
KOMPONEI\ DESAII\ LANSEKAP

Sebelum kita membahas apa yang dimaksud dengan KOMPONEN DESAIN dalam perancangan
lansekap, ada baiknya kita lihat terlebih dahulu diagram berikut.

3B I Komponen PerancanganArsitektur Lansekap


Diagram Perancangan Arsitektur Lansekap

Penetapan tujuan, sasaran, dan gagasan awal dari


rancangan lansekap yang hendak dicapai. Gagasan
dari segi fungsr, bentuk, estetika. dan teknologi.

Survei dan pengamatan karakteristik tapak, penilaian


keinginan faktor internal dan eksternal, studi banding,
pengamatan lingkungan, program kegiatan tapak.

Penelaah konsep ruang lual baik secara makro maupun


mikro (spatial) dan konsep utilitas serta pendukung lain.

Melakukan analisis tapak (mengkonsolidasikan antara


program kebutuhan dan hasil pengamatan karakteristik
tapak) menuju program rencana skematik.

Penjabaran dari konsep melalui aplikasi dalam bentuk


3 (tiga) dimensi dengan berbagai pertimbangan, yakni
KOMPONEN DESAIN.

Pembuatan gambar pelaksanaan kerja, sketsa, maket


presentasi, dokumen pelelangan serta dokumen
pelaksanaan.

Bab II Komponen Desain Lansekap r


Solonce {Keseimbangan)
Ritme (lrama)
Penekanan {Aksen)
PRINSIP (esederhanaan
OESAIN
Kontras
Propor5i
Kesatuan

Desain
Garis
Eidang
UNSUR
&uang
DESAIN
Bentuk
Fungsi
Tekstur
Warna

Sahan Lansekap
Sl<ala
Sirkulasi
APLIKASI Rekayasa lansekap
DESAIN Visual
Tata Hijau
Parkir
Refleksi Air
Pencahayaan
Drainase
Pencahayaan
(enyamanan
Dinding Penahan Tnah
Visual Lansekap

I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Dari diagram di atas, terlihat kedudukan komponen
desain. Suatu proses perancangan pada
dasarnya merupakan suatu sistem pendekatan linier
untuk menghasilkan suatu karya desain
lansekap' Di dalamnya terdapat beberapa tahapan
atau urutan menuju terciptanya suatu desain.

Tiga bagian pokok dalam proses desain adalah


sebagai berikut.
a' Tahapan rencana lansekap
Qtlanning in design) berisikan pemikiran secara makro dan
merupakan pemikiran awal dari tapak yang hendak
dirancang.
b' Tahapan rencana tapak lansek ap
{landscape site planning} berisikan gubahan tata ruang luar
secara dua dimensi.
c' Tahapan rancangan rinci (detailed landscape design)
berisikan keputusan akhir terhadap
penyelesaian masalah di dalam tapak secara tiga
dimensi. pada tahap desain ini, keputusan
terhadap pemanfaatan komponen desain menjadi sangat
penting.

Uraian pada bab selanjutnya akan dibahas secara sistematik


apa yang dimaksud dengan
bagian-bagian dari komponen desain, yakni:
a. Unsur Desain
b. Prinsip Desain
c. Aplikasi Desain

Babll KomponenDesainLansekap
f 4l
uNSUR-uNsuR D#irNi

42 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


GARIS

BIDANG

RUAN6

RUANG TERBUKA

RUAN6 DAN WATTU

RUANG MATI

BENTUK DAN FUNGSI

TEKSTUR

Bab III Unsur-Unsur Desain I4s


A. GARIS

Pada dasarnya dalam perancangan lansekap


fdesain lansekapJ ada 2 [dua) aspek yang harus
dipertimbangkan, yakni fungsi dan estetika.

Aspek fungsi memberikan penekanan pada kegunaan atau kemanfaatan


dari benda atau
elemen yang dirancang, sedangkan aspek estetika ditekankan pada
usaha untuk menghasiikan
suatu nilai keindahan visual.

Unsur-unsur keindahan visual tersebut dapat diperoleh melalui garis,


bentuk, warna, dan
tekstur' Masing-masing unsur memiliki sifat dan karalter yang dapat
memengaruhi kesan dan
suasana ruang yang diciptakan. Dengan kata lain terbentuknya
suatu ruang sangat terkait pada
sifat garis yang digambarkan.

Garis adalah susunan dari beribu-ribu titik yang berhimpitan sehingga


membentuk suatu
coretan' Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubu ngkan
antara satu titik poin dengan
titik poin yang lain, sehingga bisa berbentuk gambar garis lengku ng
{curve)atau lurus (stroight).
Garis dimulai dari sebuah titik. Garis sebagai sekumpulan titik yang
bila dideretkan maka dimensi
panjangnya akan tampak menonjol dan sosoknya disebut
dengan garis. (Lillian Gareth, Desain
Visual, 1986J' Di samping potensi garis sebagai pembentuk kontur, garis
merupakan elemen
untuk mengungkapkan gerak dan bentuk, baik bentuk dua dimensi
maupun tiga dimensi. Suasana
yang tercipta dari sebuah garis terjadi karena proses stimulasi
dari bentuk-bentuk sederhana
yang sering kita lihat di sekitar kita, yang terwakili dari
bentuk garis tersebut.

Ada beberapa tipe garis yang perlu diketahui, yaitu garis vertical,
garis horizontal, garis diagonal,
garis lengkung dan garis zig-zag. Sepintas garis-garis tersebut
tampaknya hanya berbeda bentuknya
saja, namun masing-masing garis mempunyai sifa! kararrter, dan kesan yang berbeda.

44 f Komponen perancangan Arsitektur Lansekap


1. Garis Vertikal

ilt I lr lt ilt
Garis vertikai mudah dikenal dengan
il[
bentuk-bentuk seperti tiang listri[ tiang lampu,
tegakkan pohon pinang atau kelapa,
cerobong atap atau benda-benda yang
Kesan utama adalah ketinggiannya,
berdiri tegak meninggi.
tegak, gagah, dan serba kaku. Sehingga
bahwa watak dari garis vertikal adalah dapat dikatakan
memberikan aksentuasi pada ketinggian
kaku, formal, tegas, serius, stabilitas, tegak dan gagah,
kekuatan atau kemegahan.

Dalam aplikasi ter_


hadap ruang, maka bila
ruang luar tersebut dido_
minasi oleh unsur-unsur
garis vertikal, maka
suasana ruangnya akan
terasa formal, kaku, dan
serius, tidak santai.

III
Bab Unsur-Unsur Desain
f4s
2. Garis Horizontal

Garis horizontal memberikan aksentuasi terhadap dimensi lebarnya, santai, dan tenang. Oleh
karena itu, bila ruang luar didominasi oleh unsur garis horizontal, maka ruang akan bertambah
lebar, membesar, meluas, dan melapang. Suasana dan kesan ruang yang ditimbulkan adalah
santai, rileks, dan tenang. Memberi sugesti ketenangan atau hal yang tak bergerak.

I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


3. Garis Diagonal

Tipe garis semacam ini dapat dilihat dengan jelas pada pagar besi halaman yang
dibuat
miring berjajar' Karakter garis diagonal adalah dinamis
[berada dalam posisi bergerakJ, bergegas
[tidak tenang], mendekatkan jarak dan sensasional.

oleh karena itu, garis diagonal sering dipergunakan atau dimanfaatkan untuk
suatu maksud
yang meminta perhatian atau sebagai daya tarik visual. Apabila dipergunakan
cli tempat yang
kurang tepat akan memberikan efek yang sebaliknya.

Bab III Unsur-Unsur Desain I 47


Sebagai contoh bila suatu ruang makan atau tempat istirahat didominasi oleh garis-
garis diagonal akan memberi pengaruh dan kesan tidak santai atau tidak merasa tenang bagi
pengunjung.

4. Garis Lengkung

Lta.J1 L\A.J1
Garis sernacam ini ada beberapa macam, yaitu lengkung ke atas, lengkung ke bawah, dan
lengkung berombak. Watak garis yang demikian umumnya adalah anggun, dinamis, riang, lembut,
dan memberi pengaruh gembira, gerakan, dan pertumbuhan.

e
I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Bila ruang yang didominasi oleh
garis Iengkung, maka akan terasa
menarik dan gembira. Umumnya suasana ruang yang
banyak dimanfaatkan bagi pembentukan
daerah rekreasi. ruang pada suatu

5. GarisZig-Zag

Garis berbentuk zig-zag merupakan


garis lurus yang dicoretkan
ntembentuk sudut-sudut yang tajam. secara berrawanan
watak garis zig-zag y"ng demikian
bergairah' semangat' dinamika atau umumnya adalah
gerak cepat. Dalam desain arsitektur
garis tersebut ba,yak nlempergllnakan lansekap, aplikasi
material clasar perkerasan. Di bawah
komposisi desain lansekap yang dimaksud. ini ciapat dilihat

Ruang terbuka dengan penempatan


mate ria I pe rke rasan Ia n se ka p
de ngan be ntu ka n zig _zag

Bab III Unsur-Unsur Desain I 49


B. BIDANG

Susunan beribu-ribu garis apabila disatukan dan dipadatkan akan membentuk sebuah bidang.

Sebuah garis satu dimensi yang diperiuas menghasiikan


bidang dua dimensi. Bidang bisa datar, melengkung atau
bergelombang, berbentuk maya maupun nyata. Bidang yang
diletakkan pada posisi yangberbeda dapat membentuk ruang.
Bidang dapat digunakan untuk mengubah karakteristik dan
meningkatkan kualitas ruang.

Bermacam-macam bentuk bidang, dapat berbentuk segitiga, hexagonal, dan trapesium.

W*-z
&/
&/
&/
\g/
L/

ataupun berbentuk segi empat, ketupat, bulat, dan bebas bebas.

ryffiryw
I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Ditinjau dari fisiknya bidang dapat berbentuk padat atau transparan.

Bidang merupakan bentuk 2 [dua] dimensi


dalam arti tidak mempunyai isi atau "ruang" di *
dalamnya.

ffi ffi
Permukaan bidang dapat
bertekstur halus atau kasar.
Sebagai contoh bidang kaca
bertekstur halus, sedangkan
bidang sebuah dinding batu kali Bidang bertekstur Bidang bertekstur Bidang bertekstur
halus kasar Batu koral
bertekstur kasar.
ffi ffiffi
Fungsi bidang dalam arsi-
tektur adalah pelindung dan
pembentuk ruang.

Bidang bertekstur
sedang
ffi ffiffi
Bidang bertekstur
sangat kasar
Bidang bertekstur
Batu koral

Bab III Unsur-Unsur Desain 51


1. Fungsi Bidang dalam Arsitektur Lansekap

Tinjauan tentang ruang (spaceJ akan dibahas dalam bab selanjutnya. Namun secara garis besar
dapat dikatakan bahwa ruang(space) terbentuk oleh susunan bidang-bidang.

Ruang {space) terjadi atau dapat diciptakan karena adanya:


l. bidang aias/dasar (The based),
2. bidang pembatas/dinding (The verticals),
3. bidang pengatap/penutup [?'fte overhead).

The Vertikal
bidang Dinding

The Base
bidang Lantai

52 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Bidang Alas/Dasar (The Based) dalam arsirektur lansekap yang dimaksud adalah
dasar
permukaan tanah. Bentuk bidang permukaan tanah bermacam-macam. Dalam
skala makro,
bidang dasar dapat berupa muka tanah bukit bergelombang, muka tanah padang
rumput rata.
Dalam skala mikro dapat berupa muka tanah berpasir, tanah rata.

Halaman rumah sebagai bidang Tanah bukit bergelombang sebagai


alas berskala mikro bidang alas berskala makro bidang

Bidang Pembatas/Dinding {The Verticaf, dalam skala makro berupa dinding susunan
punggung bukit, dinding batuan terjal, susunan bangunan tinggi. Dalam skala mikro
dapat berupa
komposisi tanaman atau susunan pohon atau semak. Selain itu, dapat pula bidang berbentuk
susunan pasangan batu bata, retaining wall.

Bab III Unsur-Unsur Desain I 53


Pagar rumah sebagai bidang Punggung Bukit dan bangunan tinggi sebagai dinding
dinding berskala mikro berskala mikro

Deretan pohon sebagai bidang Tembok batu bata sebagai dinding Tembok penahan tanah sebagai
berskala mikro berskala mikro bidang dinding berskala mikro

BidangAtap/Penutup {The Overhead), dalam skala makro berupa hamparan awan, cakrawala.
Dalam skala mikro berupa susunan tajuk pohon, atap pergola, dan lain-lain.

54 r Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


;,,. : '.;1 ". . ,

Tajuk pohon sebagai bidang atap berskala Pergola sebagai bidang atap berskala Tajuk pohon sebagai
mikro mikro bidang atap berskala mikro

Awan sebagai bidang atap berskala mikro Hamparan awan sebagai bidang Bulan sebagai bidang atap
atap berskala mikro berskala mikro

Bidang vertikal dalam suatu ruang merupakan unsur pembagi dan pembatas sesuatu.
Bidang
pembatas membatasi suatu daerah penggunaan tertentu, mengontrolnya dengan unsur-unsur
yang bersifat masif maupun ringan seperti dinding bata, beton atau cabang-cabang pohon yang
disejajarkan' Unsur pembatas atau penutup vertikal dapat berupa suatu yang kasar dan alamiah

Bab III Unsur-Unsur Desain r 55


seperti dinding cadas, namun dapat juga merupakan uhsur yang berbeda dari alam, seperti panel
dari kayu, gelas/kaca ataupun bahan-bahan lain yang dipergunakan untuk pemagaran. Dari
berbagai bahan tersebut, terutama yang harus diperhatikan adalah bahwa unsur-unsur tersebut
harus benar-benar sesuai dengan maksud penggunaannya dalam suatu ruang.

2. Peranan Pembatas

a, Sebagai Pemberi Arah dan Suasana


Deretan pohon yang diatur dan direncanakan dapat memberikan informasi kepada kita
tentang kompleks apa yang sedang kita kunjungi. Misalkan, sebuah kompleks perpustakaan
ataupun kompleks ketentaraan, dan lainnya.

Deretan pohon sebagai pengarah Deretan pohon sebagai pengarah Deretan pohon membatasi
menuju bangunan fungsi yang berbeda

b. Sebagai Penerong (Pemberi Informasi)


Pagar dapat memperkuat, mengubah, dan membentuk pola lalu-lintas dalam ruang.
Sebagaimana dapat dirasakan pada sebuah gerbang masuk suatu kompleks perumahan yang
mengesankan undangan, sedangkan dinding penghalang mengesankan seakan-akan berkata

56 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


ikuti ialan ini atau teras suatu pintu masuk seakan berkata
datanglah beristirahat dan diam
di sini.

Deretan pohon memberikan informasi pintu masuk suatu


kegiatan. penempatan deretan pohon menuju gerbang
masuk memperkuat kesan ruang penerima dan mengarahkin pengunjung'
ke iran gerbang

Sebagai Pengontrol
Eiemen vertikal penting sebagai unsur yang mengontrol
angin, cahaya, temperatur, dan
suara. Unsur ini dapat dipergunakan untuk mengubah dan membelokkan angin serta
mengatur banyaknya cahaya atau mengeleminasinya.

air rrf r:}l

araa
r rtl
Pohon sebagai penahan angin Pohon sebagai petembut angin Pohon sebagai penyaring angin

Bab III Unsur-Unsur Desain I 57


d. SebagaiPenutupEfektif
Dalam usaha mencapai ruang privacy atau untuk keamanan dan laln sebagainya, kurang
atau tidak adanya unsur penutup yang efektif dari suatu ruang merupakan kunci kegagalan
pembentukan ruang tersebut.

Dinding penutup yang terbuka pada Dinding penutup yang efektif pada areal Dinding penutup yang sangat
areal kolam renang memberikan kesan kolam renang memberikan kesan ruang terbuka pada areal kolam renang
ruang publik yang sangat kuat privacy yang sangat kuat memberikan kesan ruang publik
yang sangat kuat

3. BentukPemagaran dan Penutupan


Dindirrg {walls) : Termasuk dinding penyekat {screen walls), d inding penaharl, dan lain
sejen isnya.

Dinding Penyekat (Screen Walls)

58 r Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Pagar (fences) : Termasuk pagar kawat (woven wire
fences) pagar kayu, pagar besi, dan
sebagainya.

Dinding pagar kawat (Woven wire fences)

Bentukan Tanah: Termasuk tebing, celal-ran di burni, beda ketinggian tanah


fkonturl, clan
sebaga i nya.

Dinding alami, tebing tanah

Bab III Unsur-Unsur Desain I 59


4. Pemagaran dan Pembatasan Dapat Dibuat Menurut Fungsi

a, Sebagai Batas Fisik

saluran air

Pagar tanaman Pagar kawat


Pagar alami kontur

b. SebagoiPembatasPandangan

Pembatasan fisik dan pandangan digunakan untuk tujuan keamanan dan privacy. Dalam pembatasan fisik tidak dituntut
adanya "block the view". Penggunaan pembatas fisik perlu kecermatan, untuk apa dan siapa yang ditujukan.

60 Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Penghalang Suarq

Jalan raya di perkotaan menyebabkan pencemaran suara


akibat kebisingan dari sumber suara kendaraan bermotor yang
o"u' mutu untuk hidup, bekeria, dan bermain. Tanaman
iuga dipat berfungsi sebagai peredam
f:l?{:;'' mengurangi suara

e. PembatasRuang

Pembatas ruang dimaksud untuk membedakan atau mengatur


ruang. pemitihan bentuk dan matei pembatas sebaiknya
disesuaikan dengan fungsi ruang yang hendak dihasitkan.

Bab III Unsur-Unsur Desain I 6l


5. Dinding Penyekat

Sering timbul kebutuhan akan pemagaran untuk keamanan atau membatasi ruang tanpa
menampilkan pembatas visual/pandangan secara lengkap. Dinding penyekat yang diberi lubang
pada permukaannya akan menambah daya tarik.

Pagar pembatas berkesan masif yang beiungsi untuk menjaga keamanan dan membatasi pandangan visual pada ruang
teftutup. Ruang menjadi sangat pribadi dengan pandangan visual yang terbatas.

Pagar pembatas berkesan tidak masif yang berfungsi untuk menjaga keamanan dan membatasi pandangan visual pada
ruang teftutup. Ruang menjadi terbuka dengan pandangan visual yang semakin luas.

62 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


c. RUANG (SPACE)

Faktor utama dalam menjaga kelangsungan hidup manusia


adalah terpenuhinya kebutuhan
hidup' Yang dimaksud dengan kebutuhan hidup manusia adalah
tersedianya sandang, pangan,
ruang hidup atau pemukiman, pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan.
Dari unsur-unsur tersebut,
ruang memegang peranan penting bagi profesi Arsitektur
Lansekap.

Ruang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia


di manapun dia berada, baik
secara psikologi, emosional [persepsiJ maupun dimensional.
Manusia selalu berada dalam ruang,
bergerak serta menghayati, berpikir dan juga menciptakan ruang
untuk menyatakan bentuk
dunianya' Ciptaan yang artistik disebut ruang arsitektur. Ruang arsitektur
ini menyangkut
interaksi antara ruang dalam dan ruang luar yang saling mendukung
dan memerlukan penataan
lebih ianjut.

l. Pengertian Ruang

Ruang mempunyai arti yang penting bagi kehidupan manusia.


Semua kehidupan dan kegiatan
manusia sangat berkaitan dengan aspek ruang. Adanya hubungan
antara manusia dengan suatu
objek, baik secara visual maupun secara indra pendengar, indra perasa,
indra penciuman akan
selalu menimbulkan kesan ruang. Para pakar yang mencoba
menafsirkan ruang, memberikan
pandangan yang berbeda-beda.

Imanuel Kant [EdwardPaul,l972: The Encyclopedia of Phitosophy,vol


3 dan 4 Mac Mil]ian
Publishing hlm' 30BJ berpendapat bahwa: ...Ruang bukanlah
sesuatu yang objektif sebagai hasil
pemikiran dan perasaan manusia.... Sedangkan filsuf Plato berpendapat
bahwa: ..Ruang adalah
suatu kerangka atau wadah di mana objek dan kejadian tertentu
berada.

Bab III Unsur-Unsur Desain I


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ruang merupakan suatu wadah yang tidak nyata,
tetapi dapat dirasakan keberadaannya oleh manusia.

2. Hubungan Manusia dengan Ruang

Ruang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Hal ini disebabkan manusia selalu
bergerak dan berada di dalamnya. Ruang tidak akan ada artinya jika tidak ada manusia. Oleh
karena itu, titik tolak dari perancangan ruang harus selalu didasarkan pada manusia.

Hubungan manusia dengan ruang secara lingkungan dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. hubungan dimensional (antrometrics),
b. hubungan psikologi dan emosiona| {proxemics).

a. HubunganDimensional:
Menyangkut dimensi-dimensi yang berhubungan dengan tubuh dan pergerakan kegiatan
manusia.

b. Hubungan Psikologis dan Emosional:

Hubungan ini menentukan ukuran-ukuran kebutuhan ruang untuk kegiatan manusia.

Dalam hubungan manusia dengan ruang, Edward T. Hall [baca buku Forest wilson; Struktur
Essensi Arsitektur, hal. 15] menuliskan bahwa: .... Salah satu perasaan kita yang penting
mengenai ruang ialah perasaan teritorial. Perasaan ini memenuhi kebutuhan dasar akan
identitas diri, kenyamanan, dan rasa aman pada pribadi manusia....

64 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


3. Pembatas Ruang atau Komponen pembentuk Ruang

a. Lantai
Sebagai bidang alas atau The Base, pengaruhnya
terhadap pembentukan ruang sangat
besar' Karena bidang ini erat hubungannya dengan fungsi
ruang. permukaan lantai pada
ruang dapat dibedakan menjadi 2
[dua] macam bahan, yakni [uraian lebih lengkap lihat bab
selanjutnya tentang bahanlmaterial] :

Bahan keras: misalkan batu, kerikil, pasir, beton, dan aspal.


Bahan lunak: misalkan berbagai jenis tanaman, dan rumput.

Sebidang lantai yang mempunyai sifat bahan berbeda dari permukaan


lantai sekitarnya akan
memberikan kesan tersendiri dan berbeda satu dengan lainnya.

Bab III Unsur-Unsur Desain I


Selain perbedaan bahan lantai, perbedaan tinggi pada suatu bidang lantai akan membentuk
kesan dan fungsi ruang yang baru tanpa mengganggu hubungan visual antara ruang-ruang
tersebut.

Pengaruh perbedaan
bahan tersebut
dipergunakan untuk
membedakan fungsi-
fungsi ruang luar yang
berlainan.

Pada ruang luar yang luas, perbedaan tinggi tantai pada sebagian bidangnya dapat mengurangi rasa monoton dan mencipta'
kan ruang yang lebih manusiawi.

66 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


b. Dinding
Sebagai pembatas ruang, dinding atau dapat disebut ?"fte
Verticals dapat dibedakan menjadi
3 (tigal macam, yaitu:

Dinding Masif

Permukaan tanah yang


miring dan veriikal

Bentukan tanah yang miring dapat menjadi elemen veftikal untuk membentuk
ruang
Tembok batubara, merupakan
dinding masif yang memberi
kesan kuat dan padat

l{

Dinding bangunan atau tembok berupa pasangan batu bata atau kayu
dan sebagainya mempunyai sifat yang kuat dalam
pembentukan ruang.

Bab III Unsur-Unsur Desain I 67


Dinding Transparan
Dinding ini terdiri dari bidangyang transparan, seperti:

Ftna*dawa* wasll daml diLiha: waLauoun


' diba'ai; di^d^to
;e &

Pagar bambu, logam, kayu yang tidak dapat padat membentuk


dinding transparan. Disebut transparan karena pemandangan ke
arah luar dinding masih dapat dilihat.

6B Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Pepohonan dan semak
yang renggang. Sifat
dinding ini kurang kuat
dalam pembentukan
ruang.

c. Dinding Semu
Dinding semu merupakan dindingyang
dibentuk oleh perasaan pengamat
suatu obiek atau keadaan' Dinding seterah mengamati
ini dapat terbentuk oleh garis-garis
batas air sungai, air laut, cakrawala, batas, mrrutnya ga.il
dan batas lantai trotoar.

f:i::s "::',:: y,: te tb e n tu k *" o n


i r)" "iQ
ai
bed 1",1
n ain s Ruang semu berupa dahau yang
b ata u u nt k ^'::?1:
se m terbentuk
u m em n iu
a ka ngri trot ; ;"; ;: ;:; karena batas dinding tepian.
", " ";;

Bab III Unsur-Unsur Desain


r 69
Kesan ruang juga dipengaruhi oleh tinggi pandangan mata yang erat hubungannya dengan
tinggi dinding pembatas.

Kesan ruang luar yang kuat dikelompokan menjadi:


1,. tinggi dinding yang rendah sekali,
2. tinggi dinding sebatas mata manusia,
3. tinggi dinding di atas kepala manusia.

Batas dinding dengan


tinggi di bawah mata
manusia memberikan
kesan ruang yang
kuat sebagai fungsi
"pengarah".
B. Batas dinding
setinggi mata
manusia memberikan
kesan ruang yang
"jelas".
Batas dinding dengan
linggi di atas kepala
manusia memberikan
kesan ruang yang
tertutup serta
menghasilkan ruang
"pengarahan yang
(egas".

70 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


d. Atap atau Penutup
Atap atau dapat disebutThe Overhead, seperti halnya dengan dinding terbagi dalam
2 [duaj
bentuk, yakni:
. penutup atap yang masif,
. penutup atap yang transparan.

Penutup atap yang masif antara


lain susunan atap genting,
bidang plafond (para-para)
atau atap goa. Bila manusia
berada di bawah atap tersebut,
memberikan kesan "terlindungi"
dari udara luar serla membentuk
ruang yang padat.

Penutup atap yang


transparan antara
lain, susunan tajuk
tanaman, atap
pergola, genteng
tembus pandang,
dan sebagainya.
Kesan ruang yang
ditimbulkan dari
pemakaian atap
tersebut adalah
menghasilkan kesan
ruang yang semakin
luas, bebas, dan
mendekati suasana
alami.

Bab III Unsur-Unsur Desain I 77


4. Batasan Ruang

a. Tinggi di atas mata, fungsi ini sebagai "perlindungan."


b. Tinggi sebatas dada, fungsinya adalah untuk "membentuk ruang paling terasa"'
c. Tinggi di bawah pinggang, fungsi sebagai "pengatur lalu lintas" ataupun "pembentuk pola
sirkulasi."
d. Tinggi sebatas lutut, fungsi sebagai "pola pengarah."
e. Tinggi sebagai telapak kaki, fungsi sebagai "penutup tanah'"

5. Macam Ruang

Ruang berbentuk lorong,


b. Ruang berbentuk linier,

72 T Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


c. Ruang berbentuk geometris,
d. Ruang berbentuk mekanis
[dipaksakanJ.

1. Ruang berbentuk lorong 3. Ruang berbentuk geometris

r,ird:3;i:1:!L:

2. Ruang berbentuk linier 4. Ruang berbentuk mekanis

Bab III Unsur-Unsur Desain 73


6. Sirkulasi pada Ruang
Sistem sirkulasi sangat erat hubungannya dengan pola penempatan kegiatan atau aktivitas dan
pola penggunaan tanah sehingga merupakan pergerakan dari ruang yang satu ke ruang yang lain.
Hubungan jalur sirkulasi dengan ruang dapat dibedakan meniadi 3 [tigal macam, yaitu:

Ruano Ruano
KawasaI Kawasail - E
lr.

Jatur lalu lintas "melalui" antar ruang. lntergritas masing-masing ruang kuat dan bentuk alurcukup fleksibel

Jalur "memotong" ruang. Mengakibatkan teriadinya ruang gerak dan ruang diam.

74 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Jalur "berakhif' pada ruang. Lokasi ruang menentukan
a.ra! dan sering digunakan pada ruang bernilai
fungsional atau simbolis.

7. Elemen Desain pada Ruang

a. Skala Elemen
Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan
antara elemen bangunan atau ruang
dengan suatu elemen tertentu.

Ada 2 fdual macam skara {Franchis DK ching; Architecture,


Form, space and order):

Bab III Unsur-Unsur Desain r 75


Skala Manusia
Perbandingan ukuran elemen bangunan atau ruang dengan dimensi tubuh manusia.

Perbandingan elemen pembentuk ruang dengan


skala manusia. Perhatikan ketinggian meja
counter dengan tinggi orang

Skala Generik
Perbandingan ukuran elemen bangunan atau ruang terhadap elemen lain yang berhubungan
dengan sekitarnya.

Perbandingan
elemen dengan skala
generik. Perhatikan
perbandingan antara
perkiraan pot bunga
dengan lebar kolam
renang.

76 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


b. Bentuk Elemen

. Pada tata ruang, pengolahan bentuk-bentuknya dapat


memengaruhi kesan pada ruang.
Bentuk dasar dari suatu objek dapat bersifat statis atau bergerak,
beraturan atau tidak
beraturan, formal atau informal, geometris, masif, berat atau
kuat, dan transparan.
Pada bentuk-bentuk tersebut diclapatkan kualitas yang
bersifat abstrak sebagai berikut
flsaag: Approach to Architecture Design).

Persegi dan Kubus


Dapat digambarkan sebagai bentuk yang sederhana,
statis, stabil, dan bersifat kuat karena profil
sudutnya.

Segitiga dan Piramida


Bentuk ini bersifat stabil bila ditempatkan pada
dasarnya. Sedangkan bila dibalik akan bersifat labil. Kedua
bentuk ini bersifat kuat karena profil sudutnya.

Lingkaran dan Bola


Bentuk ini dapat bersifat statis
ataupun bergerak. Bila bentuk
ini berdekatan dengan bentuk-
bentuk yang menyudut, maka
sifatnya akan terlihat licin dan
condong bergerak melingkar.
Akan tetapi, bila dilihat tersendiri dari segala arah, bentuk ini
akan bersifat memusat dan stabil.

Bab III Unsur-Unsur Desain I 77


Tekstur Elemen
Tekstur adalah titik-titik kasar halus yang tidak beraturan pada suatu permukaan benda.
Titik-titik ini dapat berbeda dalam ukuran, warna, bentuk atau sifat dan karakternya'
Misalnya ukuran besar kecil, warna gelap terang, bentuk bulat persegi atau tidak beraturan.

Warna Elemen
Dalam arsitektur, warna dipergunakan untuk menekankan atau memperjelas karakter suatu
objek, ruang serta memberikan aksen pada bentuk dan bahannya.

8. Ruang Makro dan Ruang Mikro

Kaiau ada 4 [empatJ pohon dalam posisi yang berhadapan atau membentuk segi empat, maka
keempat pohon tersebut akan membentuk ruang maya dengan sifat ruang yang transparan dan
dapat pula mernbentuk "ruang mikro".

Ruang Luar Mikro

78 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Bila kelompok ruang mikro tersebut dipersatukan
akan menjadi "ruang makro."

Ruang Luar Makro

9. Orientasi Gelap terhadap Bentuk Ruang

contoh penempatan orientasi getap pada perkerasan jalan sebagai ruang pengantar

Contoh penempatan orientasi gelap terhadap elemen aksentuasi

Bab III Unsur-Unsur Desain 79


Contoh penempatan oientasi gelap pada trap atau Contoh penempatan orientasi gelap yang terbentuk
tangga sebagai ruang pengantar antara dinding sebagai ruang pengantar

10. Pencapaian Ruang


Maslh dalam kaitannya dengan sistem sirkulasi, beberapa sistem
pencapaian terhadap ruang pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi:
1. pencapaian frontai,
2. pencapaian ke samping, I
I
I
3. pencapaian memutar. I
Pencapaian Frontal I
I
I

BO I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Sistem pencapaian langsung mengarah dan lurus ke objek ruang yang
dituju. pandangan
visual objek yang dituju jelas terlihat dari jauh.

Pencapaian ke samping ft' i "e


:

Memperkuat efek objek perspektif yang dituju.


Jalur pencapaian dapat dibelokan berkali-kali
untuk memperbanyak squence sebelum mencapai objek.

'.EI:E.'
Pencapaian memutar

""i'"+.,j
Memperlambat pencapaian dan memperbanyak squence. Memperlihatkan
tampak 3 (tigaJ
dimensi dari objek dengan mengelilinginya.

Bab III Unsur-Unsur Desain I B1


D. RUANGTERBUKA

l. RuangTerbuka (Openspace)
Sampai saat ini pemanfaatan ruang masih belum sesuai dengan harapan, yakni terwujudnya ruang
yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Menurunnya kualitas permukiman di perkotaan bisa
dilihat dari kemacetan yang semakin parah, berkembangnya kawasan kumuh yang rentan dengan
bencana banjir atau longsor serta semakin hilangnya ruang terbuka (openspacel untuk artikulasi
dan kesehatan masyarakat.

Sebagai wahana interaksi sosial, ruang terbuka diharapkan dapat mempertautkan seluruh
anggota masyarakat tanpa membedakan latar ilelakang sosial, ekonomi, dan budaya. Aktivitas di
ruang publik dapat bercerita secaia gamblang seberapa pesat dinamika kehidupan sosial suatu
masyarakat.

Ruangterbuka menciptakan karakter masyarakatkota. Tanpa ruang-ruang publikmasyarakat


yang terbentuk adalah masyarakat maverick yang nonkonformis-individualis-asosial, yang
anggota-anggotanya tidak mampu berinteraksi apalagi bekerja sama satu sama lain. Agar efektif
sebagai mimbar, ruang publik haruslah netral. Artinya, bisa dicapai (hampirJ setiap penghuni
kota. Tidak ada satu pun pihak yang berhak mengklaim diri sebagai pemilik dan membatasi akses
ke ruang publik sebagai sebuah mimbarpolitik.

Ruang terbuka adalah ruang yang bisa diakses oleh masyarakat, baik secara langsung dalam
kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu tidak tertentu. Ruang
terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, dan ruang terbuka hijau seperti taman kota,
hutan, dan sebagainya. Dilihat dari sifatnya, ruang terbuka bisa dibedakan menjadi ruang terbuka
privat [memi]iki batas waktu tertentu untuk mengaksesnya dan kepemilikannya bersifat pribadi,

82 Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


contoh halaman rumah tinggalJ, ruang
terbuka semi privat (ruang publik yang
pribadi, namun bisa diakses langsung kepemilikannya
oreh masyarakat, contoh Senayan,
Ancor) dan .urrg t".bukl
umum fkepemilikannya oleh pemerintah
dan bisa diakses langsung oleh masyarakat
waktu tertentu' contoh alun-alun dan trotoar). tanpa batas
Selain itu, ruang ternrt, pun bisa
diartikan sebagai
ruang interaksi (kebun binatang, taman
rekreasi, dan lain_lain).

Ditinjau dari pengertian di atas, ruang


terbuka tidak selalu harus memiliki
(baca: lahan dan lokasiJ definitif. Dalam bentuk fisik
bahasa arsitektur, ruang terbuka yang
telah berwujud
fisik ini sering juga disebut sebagai ruang publik,
sebutan yang sekali lagi menekankan
aksesibilitasnya. aspek

Ruang terbuka di daerah pehukitan atau padang


rumput, Ruang terbuka di daerah
savanna. , tepian pantai.
danai, tepian *"Jri.--

Stephen carr dalam bukunya Public Space,ruang


publik harus bersifat responsif, demokratis,
dan bermakna' Ruang publik yang responsif
artinya harus dapat digunakan untuk berbagai
kegiatan dan kepentingan luas. Secara demokratis
yang dimaksud adalah ruang publik
seharusnya dapat dimanfaatkan masyarakat itu
-ffi*-*.- umum tanpa harus terkotak-kotakkan
akibat

Bab III Unsur-Unsur Desain


I
perbedaan sosial, ekonomi, dan budaya. Bahkan unsur demokratis dilekatkan sebagai salah satu
watak ruang publik karena ia harus dapat dijangkau faksesibel) bagi warga dengan berbagai
kondisi fisiknya, termasuk para penderita cacat tubuh maupun lansia.

Ruang-ruang terbuka atau ruang-ruang publik ditinjau dari bentuk fisiknya dapat berupa
Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Terbuka Binaan fPublik atau PrivatJ.

Ruang Umum yang merupakan bagian dari lingkungan juga mempunyai poia. Ruang Umum
adalah tempat atau ruang yang terbentuk karena adanya kebutuhan akan perlunya tempat
untuk bertemu ataupun berkomunikasi satu sama lainnya. Dengan adanya kegiatan pertemuan
bersama-sama antara manusia, maka kemungkinan akan timbulnya bermacam-macam kegiatan
pada ruang umum tersebut. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa ruang umum ini
pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung kegiatan aktivitas tertentu dari
manusia, baik secara individu atau secara berkelompok.

Ruang terbuka di daerah perkotaan, tanam kota, Ruang terbuka di daerah pedesaan, daerah kampung,
taman lingkungan, dan taman rekreasi. dukuh, desa, distrik, perkebunan.

a4 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Kawasan yang dicadangkan sebagai Ruang
Terbuka dapat berupa kawasan di wilayah per-
kotaan' pedesaan' wilayah peralihan desa kota;
kawasan darat dan perairan yang telah
ditentukan
atau kawasan didasarkan pada zonasi atau kawasan
hasil "overlays,, di mana perkembangan
dibatasi dan diawasi untuk menciptakan sebuah
kawasan tak terbangun dalam sebuah komunitas
atau wilayah' Kawasan ini dapat berupa kawasan
milik umum atau dimiliki lembaga nirlaba atau
swasta.

Terminologi lain yang serupa dengan terminologi


Ruang Terbuka, yaitu sebagai berikut.
Kawasan Lindung yakni kawasan ruang terbuka yang
dialokasikan bagi kepentingan proteksi
sumber daya lansekap lokal.
Ruang Terbuka Kota spesifik menunjukkan kepada
kawasan cadangan ruang terbuka dalam
setting wilayah perkotaan, termasuk di dalamnya
area lansekap alamiah atau taman kota.
falur Hiiau adalah kawasan ruang terbuka koridor linier yang menghubungkan
ruang-ruang
terbuka kota.
sabuk Hiiau {Green belt) adatah terminologi perencanaan
lain yang mendeskripsikan sebuah
area ruang terbuka secara umum yang mengelilingi
area perkotaan.
Infrastruktur Hiiau (Green infrastructureJ adaiah terminologi
perencanaan untuk menunjukkan
secara total lahan-lahan yang beium dikembangkan,
area alamiah, tanah pertanian, dan jalur
perairan' dilindungi atau tidak dilindungi,
di dalam sebuah komunitas atau wilayah tertentu.
Suaka AIam dan suaka Margasatwa (Nature
reserves and wildtife reJuges)adalah ruang
terbuka
yang dicadangkan bagi kepentingan proteksi
fauna dan flora.
Kawasan cagar Budaya (cultural Landscape Heritage)
adalah ruang terbuka satuan ruang
geografis yang memiliki dua situs cagar budaya
atau lebih yang letaknya berdekatan atau
memperlihatkan ciri tata ruang yang khas.

Bab III Unsur-Unsur Desain I B5


Taman Nasional fNational parks) adalah kawasan cadangan ruang terbuka yang dikelola
oleh negara untuk kepentingan kenyamanan pasif dan aktif manusia Qtassive or qctive human
enjoyment) dan mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi dan dimanfaatkan
untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budaya, periwisata, dan
rekreasi alam.
Kawasan Suaka Alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok
sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satvva serta ekosistemnya, yang
juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.

Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati
yang dldominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan Iainnya
tidak dapat dipisahkan.
Hutan Kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan
rapat di dalam wilayah perkotaan, baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan
sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.

Wilayah Perkotaan merupakan pusat-pusat permukiman yang berperan di dalam suatu wilayah
pengembangan dan atau wilayah nasional sebagai simpul jasa atau suatu bentuk ciri kehidupan
kota.
Cagar Alam merupakan tempat yang karena keadaan aiamnya mempunyai kekhasan tumbuhan,
satvva, dan ekosistemnya, atau ekosistem tertentu yang perlu diiindungi dan perkembangannya
berlangsu ng secara alami.
Suaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keaneka-
ragaman atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pem-
binaan terhadap habitatnya.

86 Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Cagar Biosfir adalah suatu kawasan yang terdiri dari ekosistem asli, ekosistem
unik atau
ekosistem yang telah mengalami degradasi yang keseluruhan unsur alamnya
dilindungi dan
dilestarikan bagi kepentingan penelitian dan pendidikan.
Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan
dan satwa
yang alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan
penelitian,
ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi
alam.
Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam, terutama dimanfaatkan untuk pariwisata
dan rekreasi alam.

HutanAlam Nasional (NationalforestsJ adalah ruang terbuka yang dicadangkan bagi kepentingan
utama sebagai perlindungan hutan.
Kawasan Koridor Sungai (Riverscape) adalah ruang terbuka sepanjang aliran sungai dimulai
dari bagian hulu sampai dengan bagian hilir atau muara dan menjadi tempat berlangsungnya
interaksi antara aliran sungai, tata guna lahan dan ekosistem.

Bentuk dari ruang umum ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan.
Menurut sifatnya ruang umum dapat dibagi menjadi 2
[dua], yakni:
Ruang Tertutup umum, yaitu ruang umum yang terdapat di dalam bangunan.
Ruang Terbuka umum, yaitu ruang umum yang terdapat di ruar bangunan.

2. Ruang Terbuka Hiiau fGreen Openspaces)

Secara definitif, Ruang Terbuka Hijau (Green openspacesJ adalah kawasan atau
areal permukaan
tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat
tertentu
atau sarana lingkungan atau kota, pengamanan jaringan prasarana atau budidaya pertanian.
Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah,
Ruang

Bab III Unsur-Unsur Desain I B7


Terbuka Hljau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk
meningkatkan kualitas lansekap kota.

Sejumlah areal di perkotaan, dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, ruang publik, telah
tersingkir akibat pembangunan gedung-gedung yang cenderung berpola "kontainer" (container
development), yakni bangunan yang secara sekaligus dapat menampung berbagai aktivitas
sosial ekonomi, seperti mal, perkantoran, dan hotel yang berpeluang menciptakan kesenjangan
antarlapisan masyarakat. Hanya orang-orang kelas menengah ke atas saja yang "percaya diri"
untuk datang ke tempat-tempat semacam itu.

Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30% dari luas wilayah. Hampir di semua kota besar di
Indonesia, Ruang terbuka hijau saat ini baru mencapai 10% dari luas kota. Padahal, ruang terbuka
hijau diperlukan untukkesehatan, arena bermain, olahraga, dan komunikasi publik. Pembinaan ruang
terbuka hijau harus mengikuti strul<tur nasional atau daerah dengan standar-standar yang ada.

Contoh, Curtibas, sebuah kota di Brazil yang menjadi bukti keberhasilan penataan ruangyang
mengedepankan RTH di perkotaan. Melalui berbagai upaya penataan ruang seperti pengembangan
pusat perdagangan secara linier ke lima penjuru kota, sistem transportasi, dan berbagai insentif
pengembangan kawasan, persampahan dan RTH, kota tersebut telah berhasil meningkatkan rata-
rata luasan RTH per kapita dari 1 m2 menjadi 55 m2 seiama 30 tahun terakhir. Sebagai hasilnya
kota tersebut sekarang merupakan kota yang nyaman, produktif dengan pendapatan per kapita
penduduknya yang meningkat menjadi dua kali lipat. Hal tersebut menunjukkan bahwa anggapan
pengembangan RTH yang hanya akan mengurangi produktivitas ekonomi kota tidak terbukti.
Kebijaksanaan pertanahan di perkotaan yang sejalan dengan aspek lingkungan hidup adalah
jaminan terhadap kelangsungan ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau ini mempunyai fungsi
"hidro-orologis", nilai estetika dan seyogianya sekaligus sebagai wahana interaksi sosial bagi
penduduk di perkotaan. Taman-taman di kota menjadi wahana bagi kegiatan masyarakat untuk

88 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


acara keluarga, bersantai, olahraga ringan, dan lainnya, Demikian
pentingnya ruang terbuka
hiiau ini, maka hendaknya semua pihak yang terkait harus mempertahankan
keberadaannya dari
keinginan untuk mengubahnya.

Ruang Terbuka Hiiau (Green openspaces) terdiri dari Ruang Terbuka Hijau Lindung
IRTHLJ
dan Ruang Terbuka Hijau Binaan (RTH BinaanJ.

Ruang Terbuka Hijau Lindung IRTHLJ adalah ruang atau kawasan yang
lebih luas, baik
dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, di mana penggunaannya
lebih bersifat
terbuka atau umum, didominasi oleh tanaman yang tumbuh secara
alami atau tanaman budidaya.
Kawasan hijau Iindung terdiri dari cagar alam di daratan dan kepulauan,
hutan lindung, hutan
wisata, daerah pertanian, persawahan, hutan bakau, dan sebagainya.

Ruang Terbuka Hijau Binaan IRTHBJ adalah ruang atau kawasan yang
lebih luas, baik
dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, di mana penggunaannya
lebih bersifat
terbuka atau umum, dengan permukaan tanah didominasi oleh perkerasan
buatan dan sebagian
kecil tanaman.

Kawasan/ruang hijau terbuka binaan sebagai upaya menciptakan


keseimbangan antara
ruang terbangun dan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai paru-paru
kota, peresapan air,
pencegahan polusi udara, dan perlindungan terhadap flora.

3. RuangTerbuka Binaan (BuiltOpenspaces)


Ruang Terbuka Binaan atau Built openspaces,terdiri dari Ruang
Terbuka Binaan publik (RTBpu)
dan Ruang Terbuka Binaan privat (RTBpVJ.

Bab III Unsur-Unsur Desain I


Ruang Terbuka Binaan Publik
IRTBPJ adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik
dalam bentuk areal memanjang/jalur atau
mengelompok, di mana penggunaannya lebih bersifat
terbuka atau umum, dengan permukaan tanah
didominasi keseluruhan oleh perkerasan.

Ruang Terbuka Binaan Publik makro antara


lain ruang jalan, kawasan bandar udara,
kawasan pelabuhan laut, daerah rekreasi,
dan Ruang Terbuka Binaan publik mikro seperti
mal di
lingkungan terbatas, halaman mesjid, halaman
gereja, plaza di antara gedung perkantoran,
dan
kantin.

Ruang Terbuka Binaan Privat


[liTBPV) adalah ruang atau kawasan yang Iebih luas, baik
dalam bentuk areal meman
iang/ialur atau mengelompok, di mana penggunaannya lebih bersifat
terbatas atau pribadi.

Ruang Terbuka Binaan Privat antara lain


seperti halaman rumah tinggal dengan berbagai
luasan persil.

r Koniponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Bagan Struktur Ruang Terbuka (Rustam Hakim)

RUANG TERBUKA
HIJAU
(RIH)

RUANG TERBUKA
HIJAU LINOUNC RUANG TERBUKA RUANG TERBUKA
(RrHr) HIJAU BINAAN BINAAN PUBL}K
{RTH BINAAN) {RT8PU)

Ruang Terbuka HUau Lindung Ruang Terbuka Hijau Binaan Ruang Terbuka Binaan publik Ruang Terbuka Binaan privat
(RTHL) adalah ruang atau (RTHB) adalah ruang atau (RTBP) adalah ruang atau (RTBPV) adalah ruang atau
kawasan yang lebih luas, baik kawasan yang lebih luas, baik kawasan yang lebih luas, baik kawasan yang lebih luas, baik
dalam bentuk areal memanjang/ dalam bentuk areal memanjang/ dalam bentuk areal memanjang/ dalam bentuk areal memanjang/
Jalur atau mengelompok, di jalur atau mengelompok, di jalur atau mengelompok, di
mana penggunaannya lebih mana penggunaannya lebih lalur atau mengelompok. di
mana penggunaannya lebih mana penggunaannya lebih
bersifat terbuka atau umum, bersifat terbuka atau umum, bersifat terbuka atau umum, bersifat terbatas atau pribadi.
didominasi oleh tanaman yang dengan permukaan tanah did- dengan permukaan tanah
lumbuh secara alami atau tana- ominasi oleh perkerasan buatan d idom inasi keseluruh an ole h Ruang Terbuka Binaan privat
man budidaya. dan sebagian kecil tanaman. perkerasan. antara lain halaman rumah
Kawasan hijau lindung terdiri tinggal dengan berbagai luasan
Kawasan/ruang hijau ter- Ruang Terbuka Binaan
oari cagar alam di darutan dan persil.
buka binaan sebagai upaya Publik makro antara lain ruang
<epulauan, hutan lindung, menciptakan keseimbangan jalan, kawasan bandar udara,
rutan wisata, daerah perlanian, antara ruang terbangun dan kawasan pelabuhan laut, dan
oersawahan, hutan bakau, dan ruang terbuka hijau yang ber- daerah rekreasi.
sebagainya. fungsi sebagai paru-paru kota,
peresapan air. pencegahan Sedangkan Ruang Terbuka
polusi udara, dan perlindungan Binaan Publik mikro sepefti mal
terhadap flora. di lingkungan terbatas, halaman
mesjid, halaman gereja, plaza
Adapun kawasan ruang terbuka di antara gedung perkantoran
hijau binaan dimanfaatkan dan kantin
untuk fasilitas umum rekreasi
dan olahraga taman, kebun
horlikultura, hutan kota. taman
di lingkungan perumahan,
pemakaman umum, jalur hijau
umum, jalur hijau pengamanan
sungai, jalur hijau pengamanan
kabel tegangan tinggi, dan
term asuk bangunan pele ngkap
atau kelengkapannya.

Bab III Unsur-Unsur Desain I 91


4. RuangTerbukaUmum danKhusus
Pengertian tentang Ruang Terbuka Umum dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Bentuk dasar dari ruang terbuka selalu terletak di luar masa bangunan.
b. Dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang (wargaJ.
c. Memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan [muitifungsi).

Contoh Ruang Terbuka Umum, yaitu jalan, pedestrian, taman lingkungan, plaza, lapangan
olahraga, taman kota, dan taman rekreasi.

Sedangkan pengertian dari Ruang Terbuka Khusus, dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Bentuk dasar ruang terbuka selalu terletak di luar masa bangunan.
b. Dimanfaatkan untuk kegiatan terbatas dan dipergunakan untuk keperluan khusus atau
spesifik.

Contoh ruang terbuka khusus, yaitu taman rumah tinggal, taman lapangan upacara, daerah
lapangan terbang, dan daerah untuk latihan kemiliteran.

5. Ruang Terbuka dan Lingkungan Hidup

Menurut Ian C.Laurie, ruangterbuka dalam lingkungan kehidupan flingkungan alam dan manusiaJ
dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. RuangTerbuka sebagai sumberproduksi, antaralain berupa daerah hutan, daerah pertanian,
daerah produksi mineral, daerah peternakan, daerah perairan (reservoir, energiJ, daerah
perikanan, dan lainnya.
b' Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan sumber alam dan manusia, antara
lain berupa cagar alam, cagar budaya, suaka marga satwa, dan taman nasional.

92 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


c' 'Ruang Terbuka untuk kesehatan, kesejahteraan dan kenyamanan, yaitu
antara lain
melindungi kualitas air tanah, pengaturan dan pengelolaan limbah, mempertahankan
dan
memperbaiki kualitas udara, daerah rekreasi, dan daerah taman lingkungan.

6. Ruang Terbuka Ditiniau dari Kegiatannya

Menurut kegiatannya, Ruang Terbuka terbagi atas 2 fdual jenis ruang terbuka, yaitu Ruang
terbuka aktifdan Ruang terbuka pasif.

Ruang terbuka aktif adalah ruang terbuka yang mempunyai unsur-unsur kegiatan di
dalamnya, misalkan bermain, olahraga, dan jalan-jalan.

Ruang terbuka ini dapat berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak
dan remaja,
dan penghijauan tepi sungai sebagai tempat rekreasi.

Ruang terbuka pasifadalah ruang terbuka yang di dalamnya tidak mengandung


unsur-unsur
kegiatan manusia, misalkan penghijauan tepian jalur jaian, penghijauan tepian rel
kereta api,
penghijauan tepian bantaran sungai ataupun penghijauan daerah yang bersifat
alamiah. Ruang
terbuka ini lebih berfungsi sebagai keindahan visual dan fungsi ekologis belaka.

7. Ruang Terbuka Ditiniau dari Segi Bentuk

Menurut Rob Rimer (lJrban Space) bentuk ruang terbuka secara garis besar dapat dibagi
menjadi
2 (dua) jenis, yaitu Ruang terbuka berbentuk memanjang dan Ruang terbuka berbentuk
[koridor)
membulat.

Bab III Unsur-Unsur Desain I


Ruang terbuka bentuk memanjang fkoridor) pada umumnya hanya mempunyai batas pada
sisi-sisinya, misalkan bentuk ruang terbuka jalan dan bentuk ruang terbuka sungai.

Ruang terbuka bentuk membulat pada umumnya mempunyai batas di sekelilingnya,


misalkan bentuk ruang lapangan upacara, bentuk ruang area rekreasi, dan bentuk ruang area
lapangan olahraga.

8. Ruang Terbuka Ditiniau dari Sifatnya

Berdasarkan sifatnya ada 2 (dua) jenis ruang terbuka, yaitu Ruang terbuka lingkungan dan Ruang
terbuka antarbangunan.

Ruang terbuka lingkungan adalah ruang terbuka yang terdapat pada suatu lingkungan dan
sifatnya umum.

Ruang terbuka antarbangunan adalah ruang terbuka yang terbentuk oleh massa bangunan.
Ruang terbuka ini dapat bersifat umum ataupun pribadi sesuai dengan fungsi bangunannya.

9. FungsiRuangTerbuka

Fungsi Sosial
Fungsi sosial dari ruang terbuka antara lain, yaitu:
a. tempat bermain dan olahraga,
b. tempat bermain dan sarana olahraga,
c. tempat komunikasi sosial,

94 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


d. tempat peralihan dan menunggu,
e. tempat untuk mendapatkan udara segar,
f. sarana penghubung antara satu tempat dengan tempat
lainnya,
g. pembatas di antara massa bangunan,
h' sarana penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi
masyarakat untuk membentuk
kesadaran lingkungan,
i' sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian,
dan keindahan Iingkungan.

Fungsi Ekologis
Fungsi ekologis dari ruang terbuka antara lain, yaitu:
a. penyegaran udara, memengaruhi, dan memperbaiki iklim mikro,
b. menyerap air hujan,
c. pengendali banjir dan pengatur tata air,
d. memelihara ekosistem tertentu dan perrindungan prasma nuftah,
e. pelembut arsitektur bangunan.

10' Pendekatan Kebutuhan Ruang Terbuka Hiiau Berdasarkan


Fungsinya
Pendekatan ini didasarkan pada bentuk-bentuk fungsi yang
dapat diberikan oleh ruang terbuka
hi,au terhadap perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan
atau dalam upaya memper-
tahankan kualitas yang baik.

Bab III Unsur-Unsur Desain I 95


Daya Dukung Ekosistem
Perhitungan kebutuhan ruang terbuka hijau dilandasi pemikiran bahwa ruang terbuka
hijau tersebut merupakan komponen alam, yang berperan menjaga keberlanjutan proses di
dalam ekosistemnya. Oleh karena itu, ruang terbuka hijau dipandang memiliki daya dukung
terhadap keberlangsungan lingkungannya. Dalam hal ini ketersediaan ruang terbuka hijau di
dalam lingkungan binaan manusia minimal sebesar 30%0.

Pengendalian Gas Berbahaya dari Kendaraan Bermotor


bersifatmenurunkan
Gas-gas yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor sebagai gas buangan
kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya, terutama yang berbahaya sekaii adalah
dari golongan Nox, CO, dan SO2. Diharapkan ruang terbuka hijau mampu mengendalikan
keganasan gas-gas berbahaya tersebut, meskipun ruang terbuka hijau sendiri dapat menjadi
sasaran kerusakan oieh gas tersebut. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan adalah
mengadakan dan mengatur susunan ruang terbuka hijau dengan komponen vegetasi di
dalamnya yang mampu menjerat maupun menyerap gas-gas berbahaya. Penelitian yang
telah dilakukan di Indonesia fNizar Nasrullah] telah menunjukkan keragaman kemampuan
berbagai jenis pohon dan tanaman merambat dalam kaitannya dengan kemampuan untuk
menjerat dan menyerap gas-gas berbahaya tersebut. Perkiraan kebutuhan akan jenis vegetasi
sesuai dengan maksud ini tergantung pada jenis dan jumlah kendaraan serta susunan jenis
dan jumlahnya.

Sifat dari vegetasi di dalam ruang terbuka hijau yang diunggulkan adalah kemampuannya
melakukan aktivitas fotosintesis, yaitu proses metabolisme di dalam vegetasi dengan
menyerap gas CO2,lalu membentuk gas oksigen. CO2 adalah jenis gas buangan kendaraan
bermotor yang berbahaya lainnya, sedangkan gas oksigen adalah gas yang diperlukan bagi
kegiatan pernafasan manusia. Dengan demikian ruang terbuka hijau selain mampu mengatasi

96 Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


gas berbahaya dari kendaraan bermotor,
sekaligus juga menambah suplai oksigen
yang
diperlukan manusia' Besarnya kebutuhan
ruang terbuka hijau dalam mengendalikan
gas
karbon dioksida ini ditentukan berdasarkan
target minimal yang dapat dilakukannya
mengatasi gas karbon dioksida dari sejumlah
untuk
kendaraan dari berbagai jenis kendaraan
kawasan perkotaan tertentu. di

P eng amana n Ling kung an H i drolog i s


Kemampuan vegetasi dalam ruang terbuka
hijau dapat dijadikan alasan akan kebutuhan
keberadaan ruang terbuka hijau tersebut.
Dengan sistem perakaran yang baik,
akan ]ebih
menjamin kemampuan vegetasi mempertahankan
keberadaan air tanah. Dengan semakin
meningkatnya areal penutupan oieh bangunan
dan perkerasan, akan mempersempit
keberadaan dan ruang gerak sistem perakaran
yang diharapkan, sehingga berakibat pada
semakin terbatasnya ketersediaan air tanah.

Dengan semakin tingginya kemampuan


vegetasi dalam meningkatkan ketersediaan
air
tanah' maka secara tidak langsung dapat mencegah
terjadinya peristiwa intrusi air laut ke
dalam sistem hidrologis yang ada, yang dapat
menyebabkan kerugian berupa penurunan
kualitas air minum dan terjadinya korosi atau penggaraman
pada benda_benda tertentu.

Pengendaliqn Suhu Udara perkotaan


Dengan kemampuan untuk melakukan
kegiatan evapo-transpirasi, maka vegetasi
dalam
ruang terbuka hiiau dapat menurunkan tingkat
suhu udara perkotaan. Dalam skala yang
Iebih
Iuas lagi' ruang terbuka hijau menunjukkan
kemampuannya untuk mengatasi permasalahan
'heat island' atau 'purau panas', yaitu
gejala meningkatnya suhu udara di pusat_pusat
perkotaan dibandingkan dengan kawasan
di sekitarnya.

Bab III Unsur-Unsur Desain


r
Tingkat kebutuhan ruang terbuka hijau untuk suatu kawasan perkotaan bergantung pada
suatu nilai indeks, yang merupakan fungsi regresi linier dari persentase luas penutupan
ruang terbuka hijau terhadap penurunan suhu udara. fika suhu udara yang ditargetkan
telah ditetapkan, maka melalui indeks tersebut akan dapat diketahui luas penutupan ruang
terbuka hijau minimum yang harus dipenuhi. Namun yang harus dicari terlebih dahulu
adalah nilai dari indeks itu sendiri.

Pengendalian Thermoscape di Kawasan Perkotaan


Keadaan panas suatu lansekap (thermoscapeJ dapat diladikan sebagai suatu model untuk
perhitungan kebutuhan ruang terbuka hijau. Kondisi Thermoscape ini tergantung pada
komposisi dari komponen-komponen penyusunnya. Komponen vegetasi merupakan
komponen yang menunjukkan struktur panas yang rendah, sedangkan bangunan,
permukiman, paving, dan konstruksi bangunan lalnnya merupakan komponen dengan
struktur panas yang tinggi. Perimbangan antara komponen-komponen dengan struktur
panas rendah dan tinggi tersebut akan menentukan kualitas kenyamanan yang dirasakan
oleh manusia. Guna mencapai keadaan yang diinginkan oleh manusia, maka komponen-
komponen dengan struktur panas yang rendah fvegetasi dalam ruang terbuka hijau)
merupakan kunci utama pengendali kualitas thermoscape yang diharapkan. Keadaan
struktur panas komponen-komponen dalam suatu keadaan thermoscape ini dapat diukur
dengan mempergunakan kamera inframerah.

Keadaan panas suatu ruang lansekap yang dirasakan oleh manusia merupakan indikator
penting dalam menilai suatu struktur panas yang ada. Guna memperoleh keadaan yang ideal,
maka diperlukan keadaan struktur panas yang dirasakan nyaman oleh manusia. Dengan
demikian, terdapat suatu korelasi antara komponen-komponen penyusun struktur panas
dalam suatu keadaan thermoscape tertentu dan rasa panas oleh manusia. Secara umum

I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


dinyatakan bahwa komponen-komponen dengan struktur panas rendah
dirasakan lebih
nyaman dibandingkan dengan struktur panas yang lebih tinggi.

f. Pengendalian Bahaya-Bahaya Lingkungan


- Fungsi ruang terbuka hijau dalam mengendalikan bahaya lingkungan
terutama difokuskan
pada dua aspek penting, yaitu pencegahan bahaya kebakaran
dan perlindungan dari keadaan
darurat berupa gempa bumi.

- Ruang terbuka hijau dengan komponen penyusun utamanya berupa


vegetasi mampu
mencegah menjalarnya luapan api kebakaran secara efektif, dikarenakan
vegetasi
mengandung air yang menghambat sulutan api dari sekitarnya. Demikian juga dalam
menghadapi risiko gempa bumi yang kuat dan mendadak, ruang terbuka
hijau merupakan
tempat yang aman dari bahaya runtuhan oleh struktur bangunan. Dengan
demikian, ruang
terbuka hijau perlu diadakan dan dibangun di tempat-tempat strategis di
tengah-tengah
lingkungan permukiman.

11. Pendekatan Kebutuhan Ruang Terbuka Hiiau Berdasarkan


Fungsinya
Pendekatan ini didasarkan atas satu atau lebih manfaat yang dapat
diperoleh oleh pengguna,
terutama di kawasan perkotaan. Secara umum manfaat yang diinginkan
adalah berupa perolehan
kondisi dan atau suasana yang sifatnya membangun kesehatan jasmani
dan rohani manusia
adalah sebagai berikut.
a. Peningkatan kesehatan dan kesegaran lingkungan.
b. Penciptaan susunan ruang vista.
c. Penciptaan ruang bagi pendidikan Iingkungan.

Bab III Unsur-Unsur Desain I 99


Pola Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Beberapa Kota Besar
Pola pengembangan ruang terbuka hijau di berbagai kota memiliki keragaman penanganan
yang disesuaikan dengan kondisi fisik wilayah, pola hidup masyarakat, dan konsistensi
kebijakan pemerintah.

Berikut akan diuraikan beberapa kasus pengembangan ruang terbuka hijau kota sebagai
bahan komparasi untuk memperoleh masukan yang komprehensif . mengenai rumusan
bentuk pengaturan yang akan dihasilkan.

b. Ruang Terbuka Hijau di Luar Negeri


Kesadaran pembangunan perkotaan berwawasan lingkungan di negara-negara maju telah
berlangsung dalam hitungan abad. Pada zaman Mesir Kuno, ruang terbuka hijau ditata dalam
bentuk taman-taman atau kebun yang tertutup oleh dinding dan lahan-lahan pertanian
seperti di lembah sungai Efrat dan Trigis, dan taman tergantung Babylonia yang sangat
mengagumkan, The Temple of Aman Karnak, serta taman-taman perumahan.

Selanjutnya bangsa Yunani dan Romawi mengembangkan Agora, Forum, Moseleum, dan
berbagai ruang kota untuk memberi kesenangan bagi masyarakatnya dan sekaligus lambang
kebesaran dari pemimpin yang berkuasa saat itu.

Berikutnya pada zaman Meldevel, pelataran gereja yang berfungsi sebagai tempat berdagang,
berkumpul sangat dominan sebelum digantikan zaman Renaisance yang glamour dengan
plaza, piazza, dan square yang luas dengan hiasan detail yang menarik. Seni berkembang
secara optimal saat ini, sehingga implementasi keindahan dan kesempurnaan rancangan
seperti Versailles dan kota Paris menjadi panutan dunia.

100 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Gerakan baru yang lebih sadar akan arti lingkungan melahirkan taman
kota skala besar dan
dapat disebut sebagai pemikiran awal tentang sistem ruang terbuka
kota. Central park New
York oleh Frederick Law olmested dan calvert Voux melahirkan profesi
Arsitektur Lansekap
yang kemudian berkembang dan mendunia.

Melihat kenyataan tersebut tampaknya kebutuhan ruang terbuka yang


tidak hanya
mengedepankan aspek keleluasaan, namun juga aspek kenamanan
dan keindahan di suatu
kota sudah tidak dapat dihindari lagi, walaupun dari hari ke hari ruang
terbuka hijau kota
menjadi semakin terdesak. Beberapa pakar mengatakan bahwa ruang
terbuka hijau tidak
boleh kurang dari30o/o, Shirvani (i985l atau 1.200 m2 tajuk tanaman
diperlukan untuk satu
orang, Grove [1983).

Bagaimana kota-kota di mancanegara menghadapi hal ini? Berikut diuraikan


beberapa kota-
kota yang dianggap dapat mewakili keberhasilan Pemerintah Kota dalam pengelolaan
ruang
terbuka hijau kota' Singapura, dengan luas 625 Km2 dan penduduk 3,6 juta pada
tahun 2000
dan kepadatan 5.200 iiwa/Km2, diproyeksikan memiliki ruang terbangun
mencapai 690/o
dari luas kota secara keseluruhan. Dalam rencana digariskan 24o/o atau 177
Km2 sebagai
ruang terbuka, sehingga standar ruang terbukanya mencapai 0,9 ha per
1.000 orang. Tokyo,
melakukan perbaikan ruang terbuka hijau pada jalur hijau jalan, kawasan
industri, hotel
dan penutupan beberapa jalur jalan. Walaupun luas kota Tokyo sangat terbatas,
namun
Pemerintah kota tetap mengusahakan taman-taman tersebul yang memiliki
standar 0,21ha
per 1.000 orang.

Sementara itu, pendekatan penyediaan ruang terbuka hijau yang dilakukan


di Bombay, India,
dapat pula dijadikan masukan awal untuk dapat memahami Hierarki Ruang
Terbuka Hijau di
Iingkungan permukiman padat. Menurut Correa (1988), dalam penelitian
tersebut dikatakan
bahwa apabila diabstraksikan kebutuhan akan hal-hal yang bersifat sosial
tercermin di

Bab III Unsur-Unsur Desain I 101


dalam 4 fempat) unsur utama, yaitu:
o ruonB keluarga yang digunakan untuk keperluan pribadi;
. daerah untuk bergaul atau sosialisasi dengan tetangga;
. daerah tempat pertemuan warga;
' daerah ruang terbuka utama yang digunakan untuk kegiatan bersama seluruh warga
masyarakat.

Penelitian ini lebih lanjut mengungkapkan bahwa diperkirakan 75%o fungsi ruang terbuka
hiiau dapat tercapai. Hal ini dikarenakan padatnya tingkat permukiman, sehingga ruang
terbuka berfungsi menjadi daerah interaksi antar-individu yang sangat penting bahkan
dibutuhkan.

lakarta dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi, mencapai 9.000.000
jiwa, merupakan kenyataan. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
perbandingan dalam menentukan besarnya Ruang Terbuka Hijau pada kawasan permukiman
padat.

Untuk menentukan standar RTH perlu dibuatkan suatu penelitian berdasarkan studi banding
standar yang berlaku di negara lain.

IOZ I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
c. Kondisi Ruang Terbuka Hijau Kota-Kota Besar

Populasi (juta jiwa) RTH (m2ljiwa)

1 Singapura 2,70 7,0


2 Baltimore 0,93 27,0
3 Chicago 3,37 8,80
4 San Fransisco 0,66 32,20
5 Washington DC 0,76 45,70
6 Muenchen 1,27 17,60
7 Amsterdam 0,81 29,40
8 Geneva 0,17 15,10
I Paris 2,60 8,40
10 Stocholm 1,33 80,1 0
't1 Kobe 1,40 8,10
12 Tokyo 11 ,80 2,10

Sumber: Liu Thai Ker, 19g4

Dalam rangka optimalisasi distribusi penyediaan ruang terbuka hijau


kota, contoh kasus
pengembangan pembangunan pertamanan yang diterapkan di
Roterdam (A.B Grove dan
R.w cresswell dalam city LandscopeJ dapat dikemukakan tabel di bawah ini.

Bab III Unsur-Unsur Desain I 103


Ruang Terbuka Hijau Kota Roterdam terbagi sebagaimana ditampilkan dalam tabel berikut
ini.

Tabel Pembagian Ruang Terbuka Hiiau Kota Roterdam

Unit Jenis Ruang Terbuka Hijau Keterangan


1 Ruang Terbuka Hijau di Lokasi Perumahan
(House Block Greenspace) . Luas - + 50 * 5000 m2
. |arak Tempuh, max = 250 m
. Lokasi: di dalam area perumahan
. Standar :2,8 - 3,7 mz/penduduk

2 Ruang Terbuka Hijau di Bagian Kota


(Quarter Greenspace) . Luas = 5000m2 - 40.000 m'z(4 HaJ
. Jarak Tempuh, Max = 400 m
. Lokasi: radius + 300 - 500 m
. Standar :3,6 - 4,5 m'z/penduduk

3 Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Kota


(District Greenspace) . Luas = minimal 80.000 m'z[B HaJ
. Jarak tempuh, max = 800 m
. Lokasi : di wilayah kota
. Standar:3,7 - 4,8 mz/penduduk
. Ruang Terbuka ini melayani 2 s/d3
ruang terbuka hijau bagian wilayah kota

1A4 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Ruang Terbuka Hijau Kota
(Town Greenspace) . Luas =20-20AHa
. Dapat berfungsi sebagai daerah
rekreasi
. Standar :9 - lZ,B m2/penduduk

Ruang Terbuka Hijau di Dalam Negeri


Hampir semua studi mengenai perencanaan kota
[yang dipublikasikan dalam bentuk rencana
umum tata ruang kota dan pendetailannyal menyebutkan bahwa
kebutuhan ruang terbuka
di perkotaan berkisar antara 30% hingga 400l0, termasuk di
dalamnya bagi kebutuhan jalan,
ruang-ruang terbuka perkerasan, danau, kanal, dan lain-lain.
Hal ini berarti keberadaan
ruang terbuka hijau [yang merupakan sub komponen ruang
terbukal hanya berkisar antara
10o/o-L50/o.

Kenyataan ini sangat dilematis bagi kehidupan kota yang cenderung


berkembang, sementara
kualitas lingkungan mengalami degradasi atau kemerosotan yang
semakin memprihatinkan.
Ruang terbuka hiiau yang notabene diakui merupakan
alternatifterbaik bagi upaya recovery
fungsi ekologi kota yang hilang, harusnya menjadi perhatian
seluruh pelaku pembangunan
yang dapat dilakukan melalui gerakan sadar lingkungan,
mulai dari level komunitas
pekarangan hingga komunitas pada level kota.

Di Surabaya, kebutuhan ruang terbuka hijau yang dicanangkan


oleh pemerintah Daerah
sejak tahun 1992 adalah 20-30o/o. Sementara kondisi eksisting
ruang terbuka hijau baru
mencapai kurang dari 10% [termasuk ruang terbuka hijau pekarangan].
Hasil studi yang
dilakukan oleh Tim Studi dari Institut Teknologi 10 November
Surabaya tentang peranan
Sabuk Hijau Kota Raya tahun 1gg2/1gg3 menyebutkan bahwa
luas RTH berupa taman, jalur
hijau, makam, dan lapangan olahraga adalah + 4rg,39 Ha atau
dengan kata lain pemenuhan

Bab III Unsur-Unsur Desain f 10S


kebutuhan RTH baru mencapai 1,67 m2/penduduk. Jumlah ruang terbuka hijau tersebut
sangat tidak memadai jika perhitungan standar kebutuhan dilakukan dengan menggunakan
hasil proyeksi Rencana Induk Surabaya2000 saat itu, yaitu 10,03 m2/penduduk.

Di Yogyakarta, Iuas ruang terbuka hijau kota berdasarkan hasil inventarisasi Dinas
Pertamanan dan Kebersihan adalah 51.L08 m2 atau hanya sekitar 5,11 Ha [1,6% dari luas
kotaJ, yang terdiri dari 62 taman, hutan kota, kebun raya, dan jalur hijau. Bila jumlah luas
tersebut dikonversikan dalam angka rata-rata kebutuhan pendudu[ maka setiap penduduk
Yogyakarta hanya menikmati 0,1 m2 ruang terbuka hijau.

Dibandingkan dengan dua kota yang telah disebutkan di atas, barangkali pemenuhan
kebutuhan ruang terbuka hijau bagi penduduk di Kota Bandung masih lebih tinggi. Hingga
tahun 1999, tiap penduduk Kota Bandung menikmati +1,61 m2 ruang terbuka hijau. Angka
ini merupakan kontribusi eksisting ruang terbuka hijau yang mengkover Kota Bandung
dengan porsi +15% dari total distribusi pemanfaatan lahan kota.

E. RUANG DAN WAKTU

Telah diuraikan pada bahasan sebelumnya tentang pengertian dari ruang. Pada dasarnya
keberadaan ruang sudah ada sejak manusia diciptakan dan tidak diciptakan, namun kala itu
keberadaan ruang sangat terasa dan dapat dirasakan [JO Simond,1907, Landscape Architecture,J.
Perasaan manusia terhadap ruang sangat berbeda satu dengan lainnya. Seseorang dapat
merasakan ruang, namun belum tentu akan terasa oleh orang lain. Ruang memberikan persepsi
yang berbeda tergantung dari perasaan manusia. Menurut Rudolf Arnheim, "Ruang dapat
dibayangkan sebagai satu kesatuan, terbatas atau tidak terbatas seperti keadaan yang kosong
yang sudah disiapkan dan mempunyai kapasitas untuk diisi benda." Sedangkan menurut Imanuel

106 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
rrll'lluangbukanlahsesuatuyangobjektifataunyata,tetapimerupakansesuatuyangsubjektif
-,iragai hasil pikiran dan perasaan manusia.,,

Bentukan Goa (Cave) alami merupakan *"rg pribudi


yang pertama kali dimanfaatkan oteh manuia pufua ffntuk3n Goa (Cave) atami pada
dimanfaatkan sebagai objek rekreasi.
rr",,ik"uffirp"t
untuk melindungi keselamatan diinya dai gangguan
binatang dan makhtuk lainnya.

l. Pengertian Waktu
Pengertian waktu menurut Einstein: ...waktu
merupakan dimensi ke-4
Sedangkan menurutAristoteles
fempatJ dari bumi.
[The PhytagorasJ disebutkan bahwa waktu merupakan kenyataan
yang terus berlangsung, tidak tergantung pada
obiek lain dan tanpa hubungan langsung
dengan
fenomena Iain.

Kita terbiasa dengan pemikiran bahwa setiap objek


mempunyai 3 [tigal dimensi, namun
perlu dipertimbangkan seperti yang dikatakan
oleh Einstein bahwa ada dimensi lain, yakni
waktu.

Bab III Unsur-Unsur Desain I to7


Waktu merupakan dimensi fbesaran dari ruang dan ruang merupakan besaran dari waktu). Jadi,
wakttt dan ruang akan saling ketergantungan satu sama lainnya. Sebab gerakan dan pertukaran
selalu sama.

2. Ruang dan Waktu dalam Kaitannya dengan Desain Lansekap

Telah disebutkan bahwa ruang tidak dapat dipisahkan dengan faktor waktu. Pengertian desain
lansekap adalah suatu usaha penajaman dari pemikiran atau produk site planning fperencanaan
tapak) yang herhubungan dengan pemilihan elemen desain. Terbentuknya ruang lansekap dapat
diperoleh dari kombinasi autara elemen alam dan struktur buatan manusia.

Ruang yang dibatasi oleh bangunan dan tanaman Ruang yang dibatasi oleh elemen alami

Di dalam desain iansekap, pembentukan ruang berupa 3 ftiga) dimensional, yaitu dengan
cara memberikan karakteristik ruang pada tata nilai ruang itu sendiri. Ruang yang terjadi dapat
dibagi dan dibentuk berdasarkan elemen alam berupa bentukan permukaan tanah ataupun
penempatan massa tanaman.

108 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Ruang alami dapat terbentuk oleh proses
alam, sedang ruang binaan dapat pula dibentuk
oleh manusia sebagai hasir rekayasa penempatan
eiemen-elemen alam.

3. Hubungan Ruang dan Waktu dalam BentukAktivitas

Teriadinya suatu rllang pusat kegiatan sangat


tergantung pada waktu. Bila kegiatan ha'ya
berlangsung pada saat tertentll dan pada saat
lainnya ticlak ada kegiatan, maka ruang seolah-olah
menjadi tidak berfungsi atau clengan kata lain,
mati.

Kegiatan sehubungan waktu dapat dibedakan


menurut iam kerja, jam aktivitas siang dan
malam
serta hari libur' Masing-masing pusat kegiatan
memptinyai ciri waktu yang berbeda. Dengan
demikian
diperlukan pengolahan l<onsep ruang dalam perancangan
sesuai clengan kondisl waktLr.

sebagai contoh, pacla malam hari apabila kegiatan


perbelanjaan telah tutup, rnak;r
kecenderungan hilir mudik pernakai jalarr rnenjadi
sepi. Hal ini perlu dihindarkan. oleh karena
itu' perlu dipikirkan pemanfaalan ruang jalan tersebut
untuk kegiatan lain, n.risall<an pasar kaki
Iima untuk menghiclupkan sllasana malam hari
dan sekaligus rneniberikan pengamatan yang
berbeda bagi pejalan kaki.

4. Faktor Waktu dalam perancangan

Secara khusus, konsep perancangan terhaelap


suatu tapak terlihat dari proses waktu, yaitu:
. faktor historis waktu lalu;
. dinamika keadaan sekarang;
. pandangan akan suatu masa depan;

Bablll Unsur-UnsurDesain I 109


Suatu contoh di mana faktor waktu dimasukkan ke dalam pertimbangan konsep perancangan
tapak adalah seperti yang dilakukan oleh Arsitek Lansekap Frederick Law Olmsted dan Calvert
Vaux dalam merencanakan Central Park di Newyork tahun 1858.

Konsep perancangan yang disajikan sebagai berikut.


1,. Adanya pemikiran area tenang di sisi kota yang berkembang menjadi permukiman, sehingga
diprediksikan bahwa Central Park akan menjadi salah satu tempat bagi penduduk kota New
York untuk beristirahat, berekreasi, dan menikmati pemandangan.
2. Telah diprediksikan pertambahan jumlah penduduk kota New York di masa datang, sehingga
kebutuhan akan sarana rekreasi semakin penting. Pemikiran tersebut ternyata benar.
3' Meramalkan suatu saat nanti taman-taman umum akan dikelilingi oleh tembok-tembokyang
berasal dari gedung-gedung di sekitarnya. Dengan pertimbangan tersebut, maka konsep
pembatas diusahakan terbuka dan menutupi tembok bangunan dengan pepohonan yang
bersuasana pedesaan.
4. Jenis tanaman pada saat ditanam mempunyai ketinggian 3 meter, dengan berjalannya waktu
maka pepohonan tersebut terus tumbuh maksimal menjadi 15 meter. Hal ini mengakibatkan
perubahan ruang yang hendak diciptakan. Jelaslah bahwa elemen pohon dalam desain yang
terus tumbuh saat demi saat sesuai dengan waktu akan memengaruhi bentuk desain.

Dari uraian di atas jeiaslah bahwa perancangan Central Park tersebut mempertimbangkan
faktor waktu untuk masa depan antara kebutuhan manusia dan lingkungannya.

110 I KomponenperancanganArsitekturLansekap
Denah centrar pafu-New york karya
Frederick Law ormstead dan carveft
vaux

III
Bab Unsur-Unsur Desain
I ttl
Kondisi Central Park- New York karya
Frederick Law Olmstead dan Calveft
Vauxdi beberapa lokasi. Pepohonan
de ngan berbag ai spe sie s mendomi nasi
tapak memberikan kesan alami. Nanun
demikian tersedia pula berbagai aktivitas
keperluan penduduk kota New York
untu k be rekreasi, be ri stirah at, dan
berkomunikasi. Dengan adanya Central
Park menjadi landmark kota.

5. Uraian Sekilas tentang Central Park - NewYork

Gagasan Central Park timbul dari usulan masyarakat kota New York tahun L7B5 untuk membuat
semacam tempat yang luas dan besar guna mengurangi suasana kepadatan kota. Dengan panjang
9,6 Km dan lebar 4 Km, ditinjau dari perencanaan kota New York, gagasan tersebut dapat

LLz I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


diterima mengingat terjadi kepadatan yang tinggi di kota. park
tersebut dapat dipergunakan
untuk menghasilkan kesegaran udara kota (paru-paru kotal
serta memberikan suasana rural
bagi penduduk kota (refreshment of mind and nerves).
Gagasan ini kemudian disayembarakan
[1857-1858J dan pemenangnya adalah perusahaan Green wards Group
fvaux and olmsted].
Pengaruh konsep gardening gaya Inggris sangat kuat, yaitu
ditandai dengan adanya
kesederhanaan dalam karya desain dan perencanaannya
memperlihatkan potensi site ftapakJ
yang menarik serta menutupi bagian yang buruk. Di beberapa
tempat dengan maksud agar
diperoleh orientasi maka ditemp atkanmeadowsyang merupakan
ruang bersuasana alami dengan
batasannya adalah tatanan pepohonan.

olmsted sudah memprediksikan dan memproyeksikan bagaimana


keadaan daerah sekeliling
Park tersebut di masa yang akan datang dan hal itu dilakukan dengan menerapkan
konsep
protection untuk menjaga perkembangan bangunan
di sekitarnya. Ruang di dalam park diisi
dengan berbagai aktivitas agar ruang yang terbentuk mempunyai
fungsi. untuk menghubungkan
aktivitas, dibuatkan sistem sirkulasi dalam hutan buatan yang
diibaratkan sebagai suatu sungai
dengan meadows sebagai danau. untuk membedakan dan
menjaga keselamatan pejalan kaki,
maka dibedakan antara sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi
kendaraan dengan sistem terowongan
bawah tanah (under pass). Kala itu sistem tersebut pertama
kali diperkenalkan di dunia.

Ruang dan waktu betul-betul dapat dibuktikan dalam


spqce atau ruang ini. Kesan ruang
yang dialami oleh pengendara kendaraan dan pejalan
kaki sangat berbeda. penempatan pohon di
sepanjang jalan dibedakan antara jalur pejalan kaki dan
kendaraan. perbedaan dilakukan dengan
menentukan skala jarak dalam ruang yang memerlukan waktu.
|adi, skala ruang menentukan
kesan suatu ruang' Di sini juga diperkenalkan sistem untuk
melihat ruang semaksimum mungkin,
yakni dengan mengarahkan sirkulasi dan menempatkan pengunjung
pada titik yang tepat.

Bab III Unsur-UnsurDesain I tL3


Dari segi engineering, Olmsted mempraktikan sistem vertical curve dan horizontal curye. Untuk
lalu-lintas cepat dipergunakan horizontal curve, sedangkan untuk lalu-lintas lambat dipakai
sistem vertical curve.

6. Uraian Konsepsi Tata Letak dan Kegiatan dalam Central Park

Konsep tata letak tanaman dalam Central Park terbagi dalam:

The Upper Park


Di sini ditampilkan tanaman dengan pola tanam formal planting, yaitu dengan memperhatikan
architectural effect. Pada daerah tertentu, kesatuan karakter ditampilkan dengan mempersatukan
kesatuan detail tanaman, baik bentuk tajuk, karakter batang maupun tekstur daun.

The Lower Park


Karakter dan jenis tanaman lebih heterogen, kondisi natural tidak ditonjolkan kecuali bukit karang
sebagai reservoir. Sebagai daya tarik dengan fasilitas rekreasi dan area beristirahat. Kondisi tapak
bagian tengah dan barat dibuat tidak teratur. Pada bagian timur diolah menjadi tapak dengan
kondisi permukaan berombak dengan hamparan rumput dan kebun yang teratur dan terpelihara.
Sedangkan bagian selatan adalah meadows dengan bentuk permukaan tapak kasar dan berbatu,
Hal ini memengaruhi pemilihan jenis tanaman pohon dan semak.

Transvered Road
Ada 4 (empatJ transvered road yang langsung menghubungi Central Park dengan lingkungan
sekitarnya. Khusus pada acara tertentu, 3 (tiga] pencapaian jalan dibuat secara khusus.

L14 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Boundary Lines
Diselesaikan dengan menanam pohon di sekeliling park dengan
tujuan menutupi bangunan di
seberang jalan sekaligus mendapatkan bayang-bayang ketedu
han {scenic borrowed).
Barisan pepohonan di sekeliling park tersebut membentuk ruang
bagi pejalan kaki {side walk)
dan trotoar. Pagar dibuat setinggi 1.s0 meter untuk menghindari
pedagang liar.

Entrance
Pintu gerbang masuk central Park dibuat dari arah
fifth avenue, mengingat kala itu daerah
tersebut bebas dari aktivitas kepadatan.

Parade Ground
Terletak di sisi sebelah barat seluas 25 Ha, terdiri dari tanah datar dan
sebagian area meadows
yang dipergunakan untuk kegiatan parade, Iatihan baris-berbaris
kemiliteran, upacara khusus,
dan festival.

Playground
Terletak di sebelah bara! dilengkapi dengan bangunan untuk fasilitas
olahraga di dalam ruangan.

Reservoir
Reservoir lama dan baru mempunyai daya tarik bagi pejalan kaki
dan pengendara bermotor,
karena sudut pandangan ke arah tersebut dibuat terbuka hingga
tidak terhalang oleh pandangan
Iain.

Bab ill Unsur-Unsur Desain I 11s


Arboretum
Dimanfaatkan sebagai tempat koleksi tanaman langka dan tanaman ilmiah. Diletakan di sisi
sebelah timur laut dengan susunan nonformal. Pada areal ini dikoleksi tanaman khas Amerika
dan lainnya dalam bentuk Botanical Garden.

7. Pengaruh Central Park terhadap Warga Setempat

Keberadaan Central Park memberikan pengaruh positif bagi warga setempat, khususnya dan
warga Amerika pada umumnya. Hal ini dikarenakan:
a' memberikan dorongan untuk rekreasi di ruangterbuka dengan segala musim bagi penduduk
dan pendatang lainnya;
b. rencana public park dengan sistem lalu-lintasnya memberikan pengaruh pada struktur kota,
sehingga masyarakat sadar akan suatu kebutuhan ruang terbuka;
c. merupakan pionir perkembangan ruang terbuka di Amerika;
d. dengan berhasilnya karya Central Park ini, maka arsitektur lansekap diakui sebagai suatu
profesi.

Melihat uraian tentang Central Park tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa setiap arsitek
lansekap senantiasa perlu memikirkan dan memprediksikan perkiraan perkembangan di sekitar
tapak yang dirancangnya di masa mendatang. Hal ini dimaksudkan agar tapak yang dirancang
dapat menyesuaikan dengan perkembangan dan pemekaran Iingkungan selanjutnya.

116 f Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


J*
;e{;14{,Adk$:,;}{ r;x*i,,e* j;;,

Pt("/" 'l,, rrl,tn


cErrxn
JsrrF !t ?r'r
Central Park meniadi kebanggaan masyarakat kota New York dan sangat bermanfat bagi kehidupan kota
untuk berekreasi.

Bab III Unsur-Unsur Desain I lLz


F. RUANGMATI

Mengapa kita perlu memahami adanya ruang mati atau ruang negatifz Ruang negatif di dalam
desain harus dihindari. Bila ini terjadi maka perancangan ruang yang diolah, menandakan belum
adanya pemikiran secara utuh terhadap pemanfaatan tapak secara keseluruhan.

Ruang luar menurut kesan fisiknya dibagi menjadi sebagai berikut.

1. Ruang Positif

Suaturuangterbukayangdiolahdenganpeletakanmasabangunan ....' "' "' '

5
""....
-
atau objek tertentu yang melingl<upinya dan memberikan manfaat .;.
ruang positif. Biasanya terkandung berbagai kepentingan dan
kegiatan manusia.

2. Ruang Negatif ,;
Ruang terbuka yang menyebar dan tidak berfungsi dengan jelas
serta bersifat negatif. Biasanya terjadi secara spontan tanpa
kegiatan tertentu.

118 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Ruang mati/ruang negatif atau death
soace terbentuk dengan tidak
terencanakan,
:i dak terlingkup dan tidak dapatdimanfaatkan
Cengan baik sesuai kebutuhan
fruang yang
rerbentuk dengan tidak sengaja, ruang
yang
tersisaJ.

Ruang mati bila kita lihat merupakan


ruang yang terbuang dengan percuma.
Ruang
iersebut tanggung bila dipergunakan
untuk
suatu kegiatan. Sebab terjadinya dengan
tidak terencana.

Bab III Unsur-Unsur Desain


I rre
Sebagai contoh, ruang mati yang terlihat pada gambar di atas terbentuk karena bangunan
dilerakan tidak di tengah dan juga tidak di tepi. Sehingga ruang yang tersisa hanya sedikit. Daerah
A merupakan ruang hidup, dapat dipergunakan untuk kegiatan manusia. Orientasi pandangan
orang dari dalam rumah mengarah ke daerah A. Begitu pula dengan orang yang datang menuju
rumah tersebut akan melalui ruang A. Sehingga ruang A mempunyai kegiatan dan fungsi.
Sebaliknya, ruang B merupakan ruang mati. Kehadirannya tidak diharapkan, juga tidak dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan dan tidak pula dilalui atau dipandang orang. Ruang mati dapat pula
terbentuk akibat adanya ruang yang terbentuk antara 2 fdual atau lebih bangunan yang tidak
direncanakan khusus sebagai ruang terbuka.

Banyakcara untuk memecahkan masalah terbentuknya ruangmati. Pada dasarnya adalah agar
ruang-ruang yang dlrencanakan itu dapat bermanfaat bagi kegiatan manusia, dengan penataan
perencanaan tapak, menentukan letak bangunan dengan sebaik-baiknya serta memperhatikan
fungsi dan keseimbangan estetika. Struktur masa dan ruang yang berhubungkan sebaiknya

12A I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


direncanakan dan dikembangkan bersama sama
sebagai suatu perpaduan yang mengandung
arti
kepadatan dan kekosongan
[solid dan voidsl.

Pe meca han u ntuk meng h i nd a ri terjadi nya


ruang mati atau ruang yang tidak
be rma nfa at ad al ah de ng an me nggeser
bangunan ke sa/ah safl/ srsl batas pagar.
Rumah'kopel' adalah contoh nyata
usaha menghilangkan ruang mati.

G. BENTUKDANFUNGSI

Yang dimaksud dengan bentuk adalah sebuah


benda 3 [tigal dimensi yang clibatasi oleh bidang
datar, bidang dinding, dan bidang pengatap. Bentuk
sebuah benda dapat berupa benda masif/
padat ataupun benda yang berongga atau
biasa disebut mempunyai ruang. Bentuk sebuah
benda
dapat pula dibedakan daiam kategori bentuk alami
dan bentuk binaan [buatan manusiaJ.

Dari penampilannya, bentuk dapat pula dibagi


dalam bentuk yang teratur, yakni bentuk
geometris, kotak, kubus, kerucut, dan piramid;
bentukyang rengkung, yakni bentuk_bentuk arami;
dan bentuk yang tidak teratur.

Bab III Unsur-Unsur Desain I ].}l


Adapun sifat atau karakter dari tiap bentuk masing-masing mempunyai kesan tersendiri.
Bentuk kubus atau persegi mempunyai kesan statis, stabil, formal, monoton, dan masif. Bentuk
bulat atau bola memberi kesan tuntas, labil, bergerak, dinamis. Bentuk segitiga dan meruncing
memberi kesan aktif, energik, tajam serta mengarah.

Suatu komposisi dapat merupakan gabungan dari beberapa bentuk tersebut.

Oryd
n
Hasil kombinasi

A*A * V
l. Fungsi dan Bentuk dalam Perancangan (Desain)

Dalam mendesain atau merancang sesuatu secara ideal dikenal istilah " Form mustfollow
function".
Pernyataan ini sebetulnya sudah timbul jauh sebelumnya daripada yang diperkirakan manusia
dan mempunyai arti yang lebih dalam.

Arti sebenarnya ialah bahwa setiap proyek atau benda harus direncanakan dan didesain sebaik
mungkin dan menjadi alat yang efektil baik dari segi bentuk, bahan maupun penyelesaiannya,
termasuk pula pertanyaan untuk apa objek atau benda tersebut direncanakan.

122 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Pada zaman prasejarah (zaman palaeolithikum]
masyarakat kuno mendirikan bangunan
berbentuk lingkaran berdasarkan kebutuhan akan
rasa aman, intim, dan manusiawi.
melingkar tersebut mengalami evolusi Bentuk
dan berkembang menjadi bentuk organik
yang disebabkan oleh kondisi permukaan dan konsentris
tanah yang tidak memungkinkan bentuk
melingkar.
zaman neolithikum bentuk tersebut berkembang
menjadi bentuk segiempatyang disebabkan
oleh adanya perubahan tata cara hidup dari
pemburu meniadi masyarakat petani.
segiempat ini akhirnya berkembang Bentuk
menjadi bentuk gridiron atau pora papan
catur seperti yang
diterapkan pada perencanaan kota Mileteus.

Bentuk dapat memberikan suatu kesan


statis, stabil, formai, agung, tuntas, labil,
clan aktif.
selain itu' bentuk juga dapat mengesankan
suatu pergerakan, misarkan pada taman
National Gallery di washington. Di daramnya haraman
terdapat patung Mercury, air mancur,
lainnya yang membuat manusia merasa dan eremen
lepas dan nyaman. Garis-garis pada patung
tersebut secara
diagramatis berupa spiral' Makna dari patung/
sculture itu dapat diartikan sebagai pergerakan
dan pelepasan' Kesan pergerakan itu
sendiri lebih lanjut didukung oleh pergerakan
yang mengalir ke kolam' seluruh garis air mancur
mengarah keluar. Bahkan ukiran berupa
burung garuda di
langit-langit kubah memberi kesan pergerakan
dari burung tersebut.

Bab III Unsur-Unsur Desain f LZ3


Jadi, bentuk-bentuk dalam suatu perancangan mempunyai makna, arti atau kesan
tersendiri. Di sini perancang harus hati-hati dalam merencanakan unsur-unsur bentuk bagi suatu
perancangan agar objek tersebut sesuai dengan fungsinya, efektif, serasi, dan estetis.

Pembagian Bentuk Berdasarkan Iklim dan Cuaca

Polar/Dingin - xutub - Tundra - Padanr Lumut,

.**-ffi*r::=*t--t permukan es, rendah, datar, menonjol

i ,.t-=:-=-----=:r)
Subpolar - Daerah dingin - Coniferous forest -
Cemara pendek - Everlreen - Salju - Winter

warm temperate - Daerah hancat temDerate decidious


4 musim - semi, panas, gugur, ilingin

- Peralihan - Zona pen&arah arah panas - Samudra


- Tempe.rate.vergreen forest - sepanjang tahun sejuk
nangat - htrau - patm - cycas
- Temperate gras: land - lenantiasa rumput

Subtropik - Daerah kering -. hot area -.datar/kering keras - gersang - savana


perDatasan padang pasar - nutan belukar

l1o-ry!!, Oaera.tr lembab. - tropical rain foresl - hutan belantara - Eunung berapi - kemarau
panianS - masih mungkin musim gugur

124 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Pembagian Bentuk Buatan Menurut Iklim
dan Cuaca
1. Kutub Eskimo - Rumah lglo

2. Daerah Dingin - Dinding Padat

*
Temperate Zone SejuU
Evergreen Comfort
Bebas sepanjang tahun
Fleksibel berpindah tempat

Dinding lebih penting daripada atap


Subtropik Angin kering keras
Tidak ada kelembaban

T
Tropik - Daerah
Dinding lebih penting

Angin lebih penting daripada dinding


Pilihan dinding dapat dihindarkan
Angin sepoi sepoi basah

Bab III Unsur-Unsur Desain I rzs


2. Bentuk dalam Kaitannya dengan Keindahan

Hakikat dari sebuah desain [karya cipta) yang baik adalah memenuhi kriteria dan tolok ukur,
yakni memenuhi fungsional berguna dan keindahan.

Mengenai fungsi yang dimaksud adalah segala sesuatu rancangan ruang luar harus
mempunyai fungsi bagi kegiatan manusia. Penentuan fungsi ruang luar terkait pada tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai, siapakah pengguna dan pemakai ruang luar? Bagaimana aktivitas
pemakai ruang? Serta bagaimana hubungan antara ruang-ruang yang diciptakan agar ruang satu
dengan ruang lainnya dapat saling mendukung fungsi yang dimaksud?

Keindahan bukanlah sesuatu yang dapat diukur secara matematik karena keindahan lebih
bersifat abstrak. Apalagi mengenai keindahan visual.

Estetika [keindahan) berasal dari kata Yunani, Aesthetica, yaitu:


. aesthetica, berarti hal-hai yang dapat diserap dengan pancaindra.
. aesthesis, dalam pengertian penyerapan indra.

Pada zaman Yunani kuno, estetika merupakan salah satu cabang filsafat. Dalam perkem-
bangannya estetika tidak lagi menjadi suatu fiisafat, tetapi sudah menjadi sangat ilmiah. Estetika
tidak lagl membicarakan keindahan saja, tapi sudah meluas menjadi seni dan pengalaman estetika.

Keindahan, dalam suatu desain dapat dilihat dari sudut keindahan bentuknya dan keindahan
ekspresinya. Keindahan suatu bentuk menyangkut pertimbangan terhadap prinsip-prinsip desain
tentang keindahan, yaitu adanya keteraturan, keterpaduan, keseimbangan, irama, proporsi, dan
skala. Artinya, suatu ruang dalam rancangan lansekap dapat dikatakan menarik bila memenuhi
kriteria-kriteria tersebut.

126 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Sedangkan keindahan ekspresi sulit dinilai, karena
menyangkut tentang kesan dan pesan
dari arsitek lansekap' Karena karya cipta yang
dibuat atau dirancang bukan semata-mata
untuk
diri sendiri, tapi diperuntukan bagi orang lain, maka
kesulitan dari arsitek lansekap adalah
menciptakan keindahan agar rancangannya
dapat dinikmati secara visual. setiap orang akan
berbeda menilai suatu keindahan. Tergantung
dari sikap inteiektuar individuar.

H. TEKSTUR

Tekstur adalah kumpulan titik-titik kasar atau halus


yang beraturan atau tidak beraturan pada
suatu permukaan benda atau objek. Titik-titik ini
dapat berbeda dalam ukuran warna, bentuk
atau sifat' dan karakternya seperti ukuran besar
kecilnya, gelap terangnya, bentuk bulat persegi
atau tak beraturan sama sekali. Suatu tekstur yang
susunannya agak teratur atau teratur disebut
dengan Corak atau pattern.

1. Fungsi Tekstur

untuk mendapatkan suatu perancangan


[desain) yang Iengkap, maka umumnya arsitek Iansekap
harus mengingat dan memperhatikan elemen-elemen
desain yang dipilihnya. Hal ini bertujuan
untuk memberikan suatu kesan komposisi yang paling
serasi atau ideal dalam suatu perancangan
(desainJ yang diinginkan' Seperti halnya dengan
skala, bentuk, dan warna, maka tekstur
merupakan bagian penting yang saling mendukung
dalam penentuan pemilihan elemen-elemen
desain.

2. Bentuk Tekstur

Dari bentuk tekstur dapat dipisahkan menjadi:

Bab III Unsur-Unsur Desain I lZ7


a. Tekstur halus, adalah karakter permukaan benda yang bila diraba akan terasa halus atau
dapat pula diartikan memberikan perasaan kesan halus. Demikian pula kesan tersebut dapat
diperoleh dengan pemakaian warna lembut.
b. Tekstur kasar, permukaan benda bila diraba akan terasa kasar atau objek terdiri dari elemen
dengan corak yang berbeda, baik bentuk maupun warnanya.

Tekstur pada ruang luar sangat erat berhubungan dengan jarak pandang atau iarak
pengiihatan fvisualJ. Pada jarak tertentu tekstur suatu objek tidak berperan lagi, sehingga bahan
atau objek tersebut dapat dikatakan polos tanpa tekstur.

Oleh karena itu, untuk suatu bidang luas pada ruang luar, tekstur dapat dibedakan meniadi:

a. Tekstur primer, yaitu tekstur yang terdapat pada benda atau objek yang hanya dapat dilihat
pada jarak dekat.

b. Tekstur sekunder, yaitu tekstur yang dibuat dalam skala tertentu untuk memberikan kesan
visual yang proporsional.

Contoh sebidang dinding terdiri dari unit-unit beton cetak yang mempunyai corak tekstur.
Unit beton cetak ini disusun sehingga membentuk suatu pola. Pada sambungan antar unit-unit
tersebut dipergunakan bahan yang berbeda seperti logam.

Bila dinding tersebut dilihat dari jarak dekat, maka akan terlihat suatu corak tekstur dari
unlt-unit beton. Sedangkan bila diamati dan dilihat dari jarak jauh akan terlihat tekstur baru
beton tersebut berupa kotak-kotak sambungan unit beton yang membentuk tekstur baru. Contoh
di atas merupakan usaha untuk menghindarkan kesan monoton pada dinding bangunan yang
mempunyai bidang luas bila dilihat dari jarak jauh.

1.2B I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Dinding dilihat dari jarak Dinding ditihat dai jarak Dinding dilihat dai jarak jauh
dekat sedang

3. fenis-|enis Tekstur
Tekshrr buata n (Artijicial texture),
merupakan tekstur yang sengaja
dibuat atau hasil
terdiri dari tekstur
manusia, misalnya
penemuan,
buatan
sutera,
Tekstur kain
M
sutera Teksturkainwool Tekstur*aliffi

;ffi
Tekstur kain sutera

wool, goni, kertas, logam, kaca,

ffiWMffi iffi
plastik, dan sebagainya; tekstur
buatan hewan, misalnya sarang
Iebah, terumbu karang, dan lain
sebagainya.
lempeng Tekstur
Tekstur lempeng kaca Tekstur plastik Tekstur dinding

ffiWffim
batu bata

Tekstur sarang Tekstur terumbu Tekstur tikar Tekstur kain tenun


lebah karang

Bab III Unsur-Unsur Desain f tzs


Tekstur alami (Natural teksture), merupakan wujud rasa permukaan bahan yang sudah ada
secara alami, tanpa campur tangan manusia, misalnya batu, pasir, kayu, rumput, kuiit kayu, air,
loreng-loreng pada tubuh zebra, dan lain sebagainya.

Tekstur kayu Tekstur batu koral Tekstur tanaman Tekstur air

Tekstur hamparan pasit Tekstur hamparan rumput Tekstur kulit kayu Tekstur butiran air

Tekstur zebra Tekstur daun Tekstur cabang pohon Tekstur akar pohon

Tekstur batang pohon kelapa sawit memiliki kesan tekstur kasar, sebaliknya tekstur batang
pohon pinang memberikan kesan halus.

130 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Tekstur batang pohon ketapa sawit memberi kesan
sangal Tekstur batang pohon pinang memberi kesan
kasar halus

Perbedaan tekstur pada pola lantai dapat dipergunakan untuk


menunjukkan arah sirkulasi
dan membedakan ruang gerak dan ruang statis. Selain itu, tekstur
lantai dapat dipergunakan
untuk menghilangkan rasa monoton suatu tempat perbelanjaan. Misalkan
karena jalur sirkulasi
terlalu panjang atau memberikan kesan pembatasan pacla area perkerasan
yang terlalu lebar dan
luas.

Pola lantai dengan tekstur alamiah Tekstur dalam penerapan pada lantai berkesan alami

Bab Ill Unsur-Unsur Desain I 131


Demikian pula halnya dengan tekstur dari elemen peiembut, misalkan pohon atau tanaman
hias. Tekstur dapat dilihat dari permukaan batang pohon atau kumpulan masa daun (tajuk).

taJuK pohon
Masa daun tajuk ponon berKesan halus
berkesan halus Masa daun tajuk pohon berkesan kasar

Berdasarkan contoh di atas dapat disimpulkan bahwa tekstur dapat memberikan kesan
visual pada manusia melalui perbedaan warna gelap terang yang disebabkan oleh bayang-bayang
cahaya.

I. WARNA

Warna dalam arsitektur dipergunakan untuk menekankan atau memperjelas karakter suatu
objek atau memberikan aksen pada bentuk dan bahannya. Untuk mempelajari dan mengenal
karakter tentang warna, terlebih dahulu kita tinjau dari beberapa aspek, yaitu sebagai berikut.

132 f KomponenPerancanganArsitekturLansekap
1. Aspek Fisika dan Aspek Fisiologi

a. Tinjauan Aspek Fisika


Abad ke XVIII sarjana Inggris bernama Newton, mengemukakan
dasar teori warna yang
tak lain adalah gelombang cahaya. Ia menuliskan bahwa
biia seberkas gelombang cahaya
matahari melalui sebuah prisma, akan terurai hingga terjadi
spektrum warna yang masing-
masing mempunyai kekuatan gelombang menuju ke mata
kita, sehingga kita dapat melihat
warna' Spektrum cahaya itu sendiri terdiri dari warna pelangi
yang kita kenal, yakni merah,
jingga [oranyeJ, kuning, hijau, biru, nila
[indigo), dan ungu fvioietJ yang berurutan sehingga
membentuk Iingkaran warna. warna-warna ini disebut warna
dasar, selain warna
putih dan
hitam' ]ika diperhatikan lebih teliti lagi, maka terdapat sinar yang
tidak dapat dilihat oleh
mata manusia, yaitu sinar inframerah dan ultraviolet.

Tinjauan Aspek Fisiologi


Di dalam aspek ini yang diperhatikan adalah bagaimana efek
rangsangan cahaya pada
mekanisme mata. Secara teoritis, stimulasi cahaya yang
memantul dari suatu objek akan
merangsang mekanisme mata. Kemudian rangsangan tersebut
disalurkan melalui syaraf
optik ke arah otak. Maka kita melihat warna.

2, Teori tentang Warna


Dalam teori warna antara lain kita mengenal adanya
dua macam sistem yang umumnya digunakan
dalam pelaksanaan menyusun warna, yaitu Prang color
system dan Musell color svstem.

Bab III Unsur-Unsur Desain I 133


Menurut teori Prang, secara psikologi warna dapat dibagi rnenjadi 3 [tiga] dimensi, yaitu:
Hue : semacam temperamen mengenai panas atau dinginnya suatu warna.
Value : mengenai gelap terangnya warna.
Intensit : mengenai cerah dan redupnya warna.

Selanjutnya Prang juga membagi adanya kelas warna, yaitu:

a. Primary
Merupakan warna utama atau pokok, yaitu merah, kuning, biru.

b. Binary
Yaitu warna kedua dan yang terjadi dari goiongan antara dua warna p rimary. Warna tersebut,
yaitu merah + biru = violet; merah + kuning = or&nyj biru + kuning = hijau.

c. Warna Antara flntermedian]


Warna ini adalah warna campuran dari warna primary dan binary, misalnya merah dicampur
hijau menjadi merah hijau.

d. Tertiary [Warna Ketiga]


Merupakan warna campuran dari warna binary. Misaikan violet dicampur dengan hijau, dan
sebagainya.

e. Quanternary
Ialah warna campuran dari dua rilarna tertiary. Niisalnya semacam hijau violet dicampur
dengan oranye hijau; oranye violet dicampur dengan oranye hijau; hijau oranye dicampur
dengan violet oranye.

134 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


sedangkan menurut Munsell, satu warna ditentukan
oleh 3 [tiga) komponen, yaitu:
HUE : menyatakan kualitas warna atau intensitas panjang
gerombang.
VALUE : kesan kemudahan warna.
cHR0MA : penyimpangan terhadap warna putih atau
kejenuhan warna.

Selain itu, kita juga mengenal adanya percampuran


antara warna murni dengan warna kutub
yang disebut dengan:
TINT : yaitu warna murni dicampur dengan warna putih
sehingga teriadi warna muda.
SHADE : yaitu warna murni dicampur dengan hitam
sehingga terjadi warna tua.
TONE : yaitu warna murni dicampur dengan warna
abu-abu [percampuran putih dan
hitamJ sehingga terjadi warna tanggung.

Warna TINT, SHADE, dan TONE ini disebut warna_warni


PASTEL.
warnaMuda

_ -,n,#@

warnaAbu-abu
&
tt"..r.j\---,

)NE warna ranssuns


(,
Pencampuran warna murni dengan warna kutub

Hijau
Bentuk lingkaran warna berpokok dari tiga warna Lingkaran warna berpokok dari empat warna

Bab III Unsur-Unsur Desain f 13s


3. HubunganAntarwarna
Komposisi warna atau susunan warna dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang umum dikenal
adalah yang berdasarkan pada tiga warna dasar, tetapi ada juga yang berdasarkan empat warna
dasar atau pokok. Selain itu berdasarkan warna dasar tersebut, komposisi warna juga dapat
bersifat sebagai berikut.

q. KeselarasanyangBerhubungan
Artinya warna-warna harmonis yang diambil dari warna yang berhubungan, yaitu:

Monochromaflc [satu warnaJ, yaitu bila dipergunakan hanya satu warna sebagai dasar
komposisi yang menghasilkan nada-nada warna, bayangan, dan variasi dari warna-warna
tersebut.

Warna Dasar Merah

o *
Merah campur putih

at Merah

C Merah campur abu-abu

Komposisi Warna
monochromatic

a Merah campur hitam

136 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Analogus fberurut), biramana mempergunakan
dua warna yang letaknya di dalam
r'varna yang berurut dan sama sifatnya lingkaran
fmisalkan sama-sama bersifat sejuk).

HANGAT

a Merah
Merah Merah
ta
campur
Kuning campur campur abu- campur Biru'n. putih
abu putih
Komposisi warna
"r.t Kr,
Kuning analogus

b. Keselarasanyang TidakBerhubungan
Artinya warna-warna tampak selaras/harmonis
dan warna-warna tersebut adalah
antara lain, yaitu:
sederajat

Komplementer' yaitu jika yang dipergunakan


warna dasar adalah dua warna yang
berhadapan
posisinya dengan warna primary yang
sifatnya berlawanan. Bila kedua warna
berhadapan langsung disebut Direct Complementary;. tersebut
Sedangkan bila letaknya membentuk
sudut maka disebut Split Comptementary.

Bab III Unsur-Unsur Desain


f r3z
t-
o
=
Q'*'n
f ,"*n campur putih

....Y........... Merah campur putih

rra, campurabu-abu
&
Biru campur hitam

f,,
Direct complementary Split complementary

Polychromatic, yaitu komposisi yang mempergunakan lebih banyak warna dari apa yang
disebut di atas. Biasanya kesan dari komposisi ini sangat ramai.

Selain memperhatikan sifat-sifat dari komposisi atau susunan warna tersebut, ada beberapa
prinsip pada penyusunan warna yang harus diperhatikan, yaitu:
HARMONI : suatu keseiarasan warna yangmono chromatic, yang diciptakan di sekitar Hue.
KONTRAS : mempunyai susunan warna dari variasi value dan intensity tertentu.
AKSEN : warna merupakan variasi susunan warna yang ada.

3. Warna dalam Hubungannya dengan Desain

Warna dalam kaitannya dengan sebuah karya desain adalah sebagai salah satu elemen yang
dapat mengekpresikan objek selain bahan, bentuk, tekstur, dan garis. Warna dapat memberikan
kesan yang diinginkan oleh si perancang dan mempunyai efek psikologis. Sebagai contoh adalah

138 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


pemilihan suatu warna yang memberi kesan ruang menjadi
luas atau sempit, sejuk atau hangatnya
ruangan, berat atau ringannya suatu benda, dan sebagainya.

Di dalam arsitektur lansekap dengan ruang lingkupnya mengatur


ruang dan massa di alam
terbuka, warna memegang peran penting. Hal ini dikerenakan
dalam pengaturan ruang akan
selalu berkaitan dengan penggunaan bahan alami
ftanaman, batu-batuanJ dan bahan buatan
manusia termasuk detail-detailnya, maka dalam pemilihan dan mengkomposisikan
warna dari
massa tersebut harus tepat dan berdasarkan teori serta prinsip
warna. Dengan demikian akan
tercapai hasil karya yang mempunyai kesan menyatu dengan alam
dan mempunyai variasi yang
menarik.

Sebagai contoh, sebuah bangunan berwarna dominan putih netral


dan dikelilingi taman
bunga dengan lapangan rumput yang luas. Pada pagi hari bangunan
tersebut akan memantulkan
cahaya matahari pada rumput yang masih berembun. Kesan yang
timbul adalah kesan kehijauan
yang dingin. Bila senja hari matahari memancarkan sinar kemerah-merahan
yang kemudian
dipantulkan oleh bangunan tersebut ke arah rumput, sehingga memberikan
rumput berwarna
kemerah-merahan dan memberikan kesan kehangatan senja hari.

Taman halaman rumah di pagi hari memberikan kehijauan yang


dingin

Bab III Unsur-Unsur Desain f t3s


Di senja hari taman halaman rumah memberikan kehijauan senja hari

Dari contoh tersebut dapat ditarik suatu artian bahwa dalam mengekspresikan suatu objek
dan memadukannya diperlukan pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip warna, sehingga
menunjang sistem perancangan yang lengkap.

Di bawah ini diperlihatkan contoh sebuah matriks warna dalam hubungannya dengan
ekspresi yang ditimbulkan.

i
'i -.'_-:_-.. -.-
Hangat waktu melebihi pertiiaan. Terlihat lebih i Ukuran yang
Warna hangat lebih menyenang , panjang dan lebih besar. i berat. ; tampak lebih
kan untuk area rekreasi. rj
l : kecil.
: ,, -l -* ---.----.
Dingin i Waktu di bawah perkiraan. i Benda kelihatan lebih j Terlihat lebih i ukuran ruang
Penggunaan warna dingin untuk j Oendek dan lebih kecil. i ringan. i tampak lebih
area kegiatan yang rutin atau ii j luas. l
ti
monoton. :
::
i:

140 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


BAB IV
PRINSIP DESAIN

Prinsip desain adalah dasar dari terwujudnya suatu rancangan


atau rekayasa bentuk. prinsip-
prinsip desain yang baik adalah alat yang digunakan oleh
seorang perancang untuk membuat
komposisi desain yang efektif. Prinsip-prinsip yang dimaksud
adalah keseimbangan, pergerakan,
pengulangan, penekanan, kesederhanaan, kontras, proporsi,
ruang, dan kesatuan. Desain yang
baik dan menarik sangat tergantung pada pengetahuan perancang
tentang prinsip-prinsip desain
dan bagaimana perancang mengaplikasikannya.

Bab IV Prinsip Desain I r*1


Pengetahuan tentang prinsip-prinsip desain sangat
bermanfaat bagi semua insan perancang, baik arsitek
lansekap, arsitek bangunan ataupun seniman. Semua seni,
apakah itu desain web, desain industri, seni rupa, seni patung,
seni komersial atau seni grafis, harus mengaplikasikan
prinsip-prinsip desain yang baik. Para seniman grafis
menyusun desain dan layouthalaman menggunakan prinsip-
prinsip desain yang sama dengan arsitek lansekap. Setiap
coretan karya desain yang dihasilkan oleh arsitek lansekap
harus memenuhi kriteria unsur-unsur komposisi yang terdiri
dari:
. Garis - tanda aktual atau tersirat, jalan, massa atau tepi, di mana panjang dominan
. Bentuk - massa bentuk
. Tekstur - struktur dan kondisi permukaan bahan rnaterial fkasar, halusJ
. Kesan - derajat terang atau gelap warna tertentu
. Warna - menentukan psikologi ruang yang dirancang

Kita mengetahui bahwa komponen dan unsur-unsur bentuk mempunyai dan memiliki sifat
masing-masing. Masing-masing sifat mempunyai karakteristik tersendiri. Untuk menyatukan
komponen dan unsur tersebut haruslah didasarkan pada prinsip desain. Prinsip dasar utama
dalam desain adalah faktor Keteraturan dan Kesatuan atau Unity and Consistency. Keteraturan
dapat memberikan keindahan dalam komposisi.

Keteraturan ini diperoleh melalui pendekatan tema rancangan, antara lain keteraturan ruang
formal, informal, simetris ataupun pendekatan dari segi keteraturan bentuk alamiah, tradisional,
dan modern.

142 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Keindahan dari segi bentuk dapat kita amati dari suatu
bentuk pohon, yakni susunan
batang, dahan, ranting, dan dedaunan. Batang selalu mempunyai
hubungan dengan dahan dan
dahan selalu berkait dengan ranting serta dedaunan. Proporsi
ukuran batang akan selalu diikuti
oleh dedaunan' Hal ini mencerminkan suatu visual keteraturan
yang akan memberikan kesan
keindahan' Demikian pula dalam rancangan lansekap, keteraturan
merupakan kunci utama dari
daya tarik visual yang memberikan nilai keindahan.

Kesatuan yang dimaksud adalah hubungan yang harmonis


dari berbagai elemen atau
komponen dan unsur yang ada dalam suatu rancangan. Keharmonisan
ini akan membentuk suatu
karakter khas suatu rancangan lansekap. untuk mendapatkan
nilai kesatuan ini dapat diciptakan
antara lain melalui:
'),. menyederhanakan dan membatasi jumrah eremen atau unsur yang
dipergunakan;
2' dengan memperkecil perbedaan sesama unsur clalam komposisi
desain. Misalkan penggunan
jenis tanaman yang beraneka ragam dalam suatu komposisi
mengakibatkan nilai kesatuan
menjadi hilang.

Untuk mencapai suatu kesatuan dan keteraturan, maka perlu diperhatikan


beberapa
pertimbangan yang berpedoman pada prinsip-prinsip desain, yakni:
a' Keseimbangan-perasaan persamaan berat, perhatian atau daya tarik dari berbagai
komponen/unsur daram komposisi sebagai sarana mencapai kesatuan.
b' Irama dan Pengulangan -tindakan mengulang suatu komponen
atau unsur secara teratur
atau tidak teratur sehingga menghasilkan irama berulang.
c' Penekanan - penempatan titik poin pada satu tapak dengan
tema visual pemersatu.
d' Kesederhanaan - penghapusan semua komponen atau unsur
lansekap yang tidak penting
atau rincian untuk mengungkapkan esensi dari bentuk.

Bab IV Prinsip Desain I 143


e. Kontras - perbedaan antara komponen atau unsur lansekap.
f. Proporsi - hubungan antara ukuran luas tapak, jenis kegiatan, dan jumlah elemen lansekap.
g. Space - jarak interval atau terukur antara objek atau bentuk (dua dimensi atau tiga dimensi).
h. Kesatuan - komposisi dari hubungan antara seluruh bagian individu.

Karya rancangan lansekap yang baik selalu dimulai dengan sebuah ide. Sebelum memulai
karya rancangannya, setiap arsitek lansekap perlu berpikiran bahwa setiap komposisi dimulai
dengan ide. Untuk menggunakan prinsip-prinsip desain yang efektif, arsitek lansekap harus dapat
mengekspresikan tujuan gagasan ke dalam pikirannya. Hal ini penting untuk keberhasilan setiap
karya rancang. Tanpa suatu tujuan, maka prinsip menyeimbangkan, pergerakan, penekanan,
kontras, proporsi, dan ruang untuk membuat komposisi yang baik, tidak akan menarik untuk
dikembangkan di dalam merancang lansekap. Setiap arsitek lansekap harus membuat komposisi
rancangannya yang baik menyatu dan menarik untuk dilihat.

A. KESEIMBANGANATAU BALANCE

Keseimbangan atau balance dalam desain berarti perasaan persamaan berat, perhatian atau
daya tarik dari berbagai elemen dalam komposisi sebagai sarana untuk mencapai kesatuan
atau penyamaan tekanan visual suatu komposisi antara unsur-unsur yang ada pada taman.
Ukuran, warna, dan jumlah unsur biasanya merupakan pertimbangan utama dalam menciptakan
keseimbangan. Suatu susunan yang tidak seimbang akan menimbulkan konflik atau pertentangan
terutama dari sudut visual. Keseimbangan akan mewujudkan suatu kesan keselarasan, yang
disebut keseimbangan visual.

144 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Dalam hal keseimbangan bisa terjadi bila adanya
poros yang memberikan kesan seimbang
terhadap beberapa elemen lansekap. Bentuk keseimbangan,
antara lain keseimbangan horizontal,
keseimbangan vertical, dan keseimbangan radial.

KESEIMBAN6A'S VERTII(AL
I(ESEIMBANGAN I{0R|Z0NTAL -,r-*, ----
r,l*--.
r-lt !

al
,/\*'
.J:

I f :--*
X isr:: **
IL
ls^ .f;*, KTSEIM6ANGAI* RADIAI

ry
Posisi elemen diatas poros Fosisi elenrer dibawah poros

Ada 2 fdual
macam utama nilai keseimbangan visual, yakni keseimbangan statis
dan
keseimbangan dinamis.

Keseimbangan statis merupakan suatu keseimbangan


yang formal dan simetris, baik ukuran,
berat, dan bentuknya.

Keseimbangan Simetris

Bab IV Prinsip Desain f r4s


Keseimbangan dinamis akan menghasilkan suatu susunan yang menarik melalui kese-
imbangan asimetris. Ini dapat diperoleh melalui visual bqlance. Walaupun dalam susunan
keseimbangan asimetris ini dapat dilakukan berbagai variasi, namun kesan dan nilai kesatuan
tetap akan tercapai karena adanya keselarasan antara unsur-unsur tersebut. Tiap unsur satu
dengan lainnya memberikan imbangan yang serasi dan seimbang.

Ke se i m b a ng a n a si metri s

Keseimbangan simetris dan asimetris tidak hanya diciptakan oleh kesan berat dan besarnya
bentuk, namun dapat pula diciptakan oleh pola bentuk, garis horizontal, garis vertikal, dan
garis diagonal; warna terang dan gelap; tekstur kasar dan halus; pembagian ruang dan variasi
komponen atau unsur.

Keseimbangan antara 2 garis Keseimbangan antara 2 warna

146 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Keseimbangan antara 2 macam tekstut

Keseimbangan antara 2 ruang

Bentuk-Bentuk Keseimbangan
Bentuk-bentuk keseimbangan dapat berupa
bentuk simetris, keseimbangan statis, formal
atau
keseimbangan pasif. Keseimbangan ini mempunyai
sifat kaku tapi agung, impresifl, dan formar.

Bentuk keseimbangan
simetris/statis

Aplikasi dalam desain lansekap

Bab IV Prinsip Desain I L47


Bentuk asimetris, keseimbangan informal, visual atau keseimbangan aktif. Keseimbangan ini
memberikan kesan gerak, penempatan yang spontan (bersifat kebetulan) dan bersifat santai.

dalam desain lansekap

Bentuk kesei m ba nga n asimetri s

Bentuk Memusat, memberikan kesan gerakan memusat ke satu titik

Bentuk keseimbangan memusat Bentuk keseimbangan dalam aplikasi desain


dalam aplikasi desain lansekap lansekap

t4a I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


B. IRAMA DAN PENGULANGAN

Ritme atau rythme adaiah pengulangan


unsur-unsur lansekap yang dipergunakan
pada tempat
yang berbeda daiam suatu tapak, sehingga
membentuk suatu ikatan atau hubungan
visual dari
bagian-bagian yang berbeda.

Irama dalam rancaugan ransekap dapat


diciptakan dengan penempatan pora_pora yang jelas,
terbentuk melalui pengulangan tlnsur-unsur
lansekap daram suatu area. pola pengulangan
dapat dibentuk dengan cara penataan letak ini
dan jarak yang berbecla-beda clari elernen
lansekap.
Pengulangan unsur dapat diciptakan dengan
berbagai variasi seperti:

L Pengulangan

rEI N:EIEINTMINI
Progresif

roa.v*roaov*ro
3. Berselang

moffioffioHOmoffionoE
Dan pengulangan lain tergantung dari variasi
yang akan diciptakan sesuai dengan
tujuan.

Bab IV prinsip Desain I 1^4g


Irama dapat diciptakan melalui:

GARIS, dalam ukuran kualitas, Iengkung/patah, susunannya'

1
BENTUK, dalam ukuran penempatannya, susunannya'

TEKSTUR, variasi tekstur dalam wujud bentuk'

150 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


RUANG, pembagian ruang antara
pola dan bentuk.

*ARNA' perbedaan warna dan jenis warna


daram perwujudan bentuk.

Irama menciptakan gerak melalui kesinambu


ngan (continuity). Matakita dituntun
beberapa peralihan unsur berulang melalui
secara teratur dan berselang-seling
dengan variasi yang
menimbulkan gerak emosi.

wujud dan komponen dengan variasi


dan karakternya masing-masing
perhatian menggerakkan
mata kita hingga menimbulkan irama
fritmeJ.
Dalam suatu komposisi
[susunan] ritme adalah pengatur keselarasan
susunan. Irama
harmoni, mengatur aksentuasi dan
mengikat bagian-bagian menjadi
ffH:::-" satu

Bab IV Prinsip Desain


I lsl
f:.

**

L52 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Komposisi pagar dan tanaman hias menghasilkan suatau irama

C. PENEI(ANANDANAKSENTUASI
Dominan dapat diartikan sebagai upaya untuk menonjolkan salah satu unsur agar lebih tampak
terlihat dalam komposisi susunan elemen Iansekap. Unsur-unsur lansekap lainnya yang tidak
menonjol berfungsi sebagai penghubung atau pengikat kesatuan.

TAilTA AK$E}ITUASI DENSAIII AIGENTUASI Tgft LALU 8AI*YAI( AKSE NTUASI

Penekanan ditimbulkan oleh dominannya salah satu komponen unsur sehingga menimbulkan
kontras terhadap elemen lainnya. Penekanan dalam suatu bentuk akan menarik perhatian kita.

Bab IV Prinsip Desain I 1s3


Penekanan dapat diciptakan melalui ukuran, bentuknya sendiri, tata letaknya, juga unsur-
unsur lain seperti garis, warna, bentuk, tekstur, dan ruang.

Dalam suatu susunan atau komposisi, penekanan dapat dipergunakan sebagai titi),{usat
perhatian dan sebagai titik tolak tuntunan mata kita dalam melihat wujud dari elemey/ersebut.
Dengan titik tolak tersebut, kita dapat mengikuti ritme yang diciptakan.

Melalui penekanan kita dapat mengarahkan mata kita untuk melihat pusat perhatian yang
diinginkan.

Bila kita menekankan suatu unsur atau elemen dalam suatu komposisi, maka perlu diper-
hatikan bahwa komponen atau elemen unsur lainnya harus menjadi unsur penunjang dari
elemen yang diutamakan. Ini untuk menghasilkan suatu rancangan yang baik dan terpenuhi nilai
keteraturannya.

Jadi, bila kita ingin mengutamakan penonjolan suatu elemen, maka unsur warna dan tekstur
harus menjadi unsur penunjang dari elemen tersebut. Demikian pula dari segi tata letaknya harus
ditunjang oleh bentuk-bentuk lainnya yang memberikan arah menuju bentuk utama.

754 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Penempatan ornament atau elemen lansekap berupa patung dan pohon sebagai aksentuasi untuk
menarik perhatian

Penempatan kolam air mancur Penempatan dan pemilihatn Jembatan kayu sebagai
pun dapat dipergunakan sebagai sqft materia.l {ansekap aksentuasi sebuah taman rumah
aksentuasi yang berbeda memberikan
aksentuasi terha;Qap.
'
komposisi tanaiman

Bab IV Prinsip Desain I 1Ss


penempatan ornamen atau elemen lansekap yang terlalu berlebihan dan berbagai macam, akan menghilangkan titiK

Tanpa aksentuasi

1s6 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


D. KESEDERHANAAN
'i=sederhanaan dalam merancang arsitektur lansekap, yang juga
dikenal sebagai ekonomi
' :sual atau desain minimalis, yaitu menghilangkan semua unsur yang
tidak penting yang tidak
::emberikan kontribusi terhadap esensi dari komposisi rancangan keseluruhan.
Dalam hal ini,
':sitek lansekap harus benar-benar memahami permasalahan clesain dan berfokus pada hal-hal
:enting saja dalam menyelesaikan masalah keseclerhanaan desainnya.

Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yangtidak lebih dan ticlakkurang.


Kesederhanaan
s eri ng juga diartikan tepat dan tidak
berlebihan. Pencapaian kesederhanaan mendorong penikmat
,lntuk menatap lama dan tidak merasa jenuh.

Nilai keindahan dalam rancangan lansekap memang sangatlah penting dan


diperlukan,
ramun ada hal yang lebih penting lagi, yaitu nilai manfaat, fungsi, dan ekonomi
dari karya rancang
dihasilkan.
"'ang

Rancangan lansekap yang baik berarti rancangan yang sedikit mungkin mengalami
perubahan. Hal ini berarti, di dalam merancang, kita hanya menampilkan
elemen-elemen efektif
dan efisien yang bermanfaat bagi tujuan clesain itu sendiri. Prinsip ekonomi
dalam merancang
adalah bagaimana kita dapat menghasilkan suatu karya rancang lansekap dengan biaya
pembangunannya semurah mungkin, namun menghasilkan karya rancang
yang efisien, efektif,
bermanfaat, dan memiliki karya rancang yang berekspresi tinggi.

Bab IV Prinsip Desain I 157


Aplikasi penggunaan efektivitas dalam kesederhanaan

Karya lansekap yang sederhana dengan pemitihan


materiar lansekap yang seminimat mungkin

Karya lansekap yang sederhana dengan pemitihan


material lansekap yang didominasi oleh perkerasan

Karya lansekap dengan petetakan material lansekap


yang disederhanakan

1sB r Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


E. KONTRAS

i'ontras dalam seni dan rancang terjadi ketika dua elemen berbeda
saling terkait. semakin besar
::erbedaan semakin besar terjadinya kontras. Kontras
menambahkan yariasi dalam rarcangan
:iC?l-il keseluruhan dan dapat menciptakan kesatuan. Adanya
kontras dalarn sebuah kornposisi
.:tlcangan
tanaman lansekap akan menarik mata pengunjung tan.ran
dan menghasilkan i<eindahan
.-:onrposisi.

Kontras dalam rancangan lansekap


.iuga menambah eiaya tarik visuai. sebuair rencangatl
:rtemerlukan adanya kontras terteilfil, Terlalu ban5rsI kesantaal
penggurlaan kollponenrr
.lenlen lansekap dalam rancallgan, Inenyel:abl<an teriadinya kesan
r:]onoton. Dengan l<ata lain,
irenggunaan kontras terlalu sedikil dapat menyebabkan rancallgan
.r,ang akaq hanrbar dan tidal<
rnenaril<' Di sisi lain, I<ontras yang berlebihan dapat mernbingungkan.
Setragai contoh, pergun^rng
tamall dapat nrembandingk;rn nllansa warna terang dan warna gelap
rlari sebuah konrposisi
tanaman, komposisi pola pattern dengiin garis lebar dan garis
ripis. bentuk eiemen perkerasan
)a,sekap yang ringan dan berat, ruang publil< cian ruang privat,
cran rai'-lain.

Kunci untuk penerapan kontras adarah memastika, ada,ya perbedaan


yang ieias. Cara yang
palilg umum menciptakan kontras adalah dengan menciptakan perbedaan
dalam:
. tjkuran . Bentuk
. Tekstur . Pola
. Warna . jenis

Bab IV Prinsip Desain I 1se


Contoh penggunaan kontras dalam rancangan lansekap

Penerapan kontras dalam ukuran

Perbedaan ukuran pada elemen lansekap sejenis memberikan rasa kontras yang mendalam dan menarik
perhatian pengguna

Penerapan kontras dalam tekstur

Perbedaan tekstur merupakan bagian dari pembentukan kontras dalam perancangan lansekap

Penerapan kontras dalam warna

Perhatikan dalam lingkaran, perbedaan warna dari tajuk tanaman menarik mata untuk memandang
menimbulkan kesan kontras

160 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Penerapan kontras dalam perbedaan jenis material

Perbedaan beberapa ,"t"7iut i,n""rap yang o,uorO,.r,r,iuffi nW

Penerapan kontras dalam bentuk

Bentukan yang berbeda meniadi sangat menoniol di antara bentukan


masat yang ada di dalam rancangan
lansekap
Penerapan kontras dalam pola

Pola geometrik dan pola grid dapat membentuk kesan kontras

Bab IV Prinsip Desain I L67


F. PROPORSI

Proporsi desain adalah hubungan rasio perbandingan yang harmonis antara dua atau lebih
elenren dalam komposisi yang berkaitan dengan ukuran, warna, kuantitas, layout, sehingga
menghasilkan keindahan yang menarik. Suatu hubungan dibuat ketika dua atau iebih elemen
lansekap yang disatukan dalam sebuah karya rancangan. Hal ini mengacu pada ukuran yang
benar dan distribusi elemen atau objek yang menciptakan proporsi yang baik. Proporsi yang baik
adalah simetri harmoni atau keseimbangan antara bagian-bagian dari desain secara keseluruhan.
Ketika prinsip proporsi diterapkan pada suatu karya rancang, biasanya berkaitan ukuran. Artinya,
ukuran satu elemen dari komposisi dibandingkan dengan ukuran unsur lain yang terkait. Dalam
contoh hubungan ukuran perbandingan dibuat antara:
. tinggi, lebar, dan ketebalan satu unsur dengan yang lain
. Ukuran luasan satu daerah dengan daerah lainnya
. Ukuran satu elemen lansekap dengan elemen yang lain
. jumlah ruang antara dua atau lebih elemen lansekap

Proporsi termasuk prinsip desain untuk memperoleh keserasian. Untuk memperoleh


keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbanclingan-perbandingan yang tepat. Pada
dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung {The
Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam karya
arsitektur Iansekap untuk menghasilkan keindahan. Proporsi ini menggunakan deret bilangan
Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1,:1,, 618, sering juga dipakai B:13. Konon proporsi ini
adalah perbandingan yang ditemukan di benda-benda alam termasuk struktur ukuran tubuh
manusia sehingga dianggap proporsi yang diturunkan oleh Tuhan sendiri.

162 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


PROPORSI BAIK PROPORSI TIDAK BAIK

re&e =ir a

Pembagian bidang yang sam


K &
HARMONTS

t &
wtI
menyebabkann"rrn,,ono,of'
IEA' sangat harmonis kurang harmonis

Ei- Pembagian bidang yang tidak


sama, menyeb'abkan kurang
, harmonis

l. The Golden Section atau Golden Ratio

Berisi: Perbandingan yang menyenangkan atau indah untuk dilihat mata


adalah dengan proporsi
3:5.

Dari segi pandangan, rancangan perlu juga mem-perhatikan ukuran


dan dimensi tertentu
dari berbagai bentuk. Untuk itu dikenal teori"Golden Section" yang dikembangkan
oleh Vitruvius,
Alberti, Paladio, Leonardo Da Vinci, dan Michael Angelo. Teori ini bertujuan
mencari dasar-dasar
ukuran fgaris, bidang, bentuk, dan ruang) dalam kaitan persepsi manusia
terhadap keindahan
yang dapat diterapkan dalam merancang fisik lingkungan.

Bab IV Prinsip Desain I t.63


Pengembangan bentuk segi empat. Proporsi Gotden Section merupakan refleksi dari bentuk kerangka Nautilius
Perhatikan segi empat yang terjadi dalam proporsi ini merupakan suatu proses mengecil atau membesar tanpa
batas dan memperlihatkan hubungan yang harmonis.

Proporsi Golden Section yang di


dasarkan pada peftimbangan matematik

Bel ah a n ke rangka N autili us

164 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Asas yang menjadikan suatu bentuk menjadi estetis,
yaitu sebagai berikut.
1' Asas kesatuan utuh (The Principte of organic unity) ataukeanekaragaman Iunity in variety].
Setiap karya yang indah hanya mengandung unsur-unsur
yang perlu saja dan mempunyai
hubungan timbal balik.
2' Asas thema {The Principle of rheme). Penilaian
terhadap suatu karya desain sebagai tolok
ukur keindahan.
3. Asas variasi menurut thema (The principte of rhematic
variation).
4' Asas keseimbangan (The Principle of BalanceJ. Keseimbangan
yang dicapai melalui
kebersamaan.
5' Asas perkembangan (The Principle of EvoluationJ.
Aclanya kesinambungan dari keseluruhan
proses dari awal hingga langkah selanjutnya.
6. Asas keteraturan {The principle ofHierarchy).

Perlu adanya satu unsur yang mengatur unsur lainnya hingga


terdapat suatu urutan yang
menunjang tema.

2. TeariEinfuhlung
Dalam Teori Einfuhlung atau Empathy,yang pertama
kali dikemukakan oleh Friedrich T. vascher
dalam perkembangannya mengaiami treberapa variasi penjelasan.
Salah satu penjelasannya
mengatakan bahwa benda-benda estetis yang memenuhi
asas-asas keseimbangan dan simetri
umumnya disukai orang karena dianggap indah. Sebaliknya,
bentuk-bentuk yang tidak seimbang
akan menimbulkan perasaan tegang atau kebingungan
karena dianggap tidak menyenangkan.

Teori ini mengatakan bahwa seorang pengamat karya


seni cenderung untuk memproyeksikan
perasaannya ke dalam benda yang diamati. Merenungkan
secara khayal bentuk benda itu hingga
memberikan kenikmatan rasa keindahan visualnya.

Bab IV Prinsip Desain I L6S


Ekspresi tergantung dari karakter tertentu, gaya tertentu, warna tertentu serta komposisi
dari bahan yang dipergunakan.

G. KESATUAN

Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar rancangan yang sangat penting. Bila tidak ada
kesatuan dalam sebuah karya rancangan, maka karya tersebut teriihat cerai-berai, kacau-balau
yang mengakibatkan karya tersebut tidak menarik. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip
hubungan. Salah satu ciri khas rancangan yang
baik adalah mempunyai prinsip kesatuan,
yang harus menghubungkan beberapa unsur BALAHCE
prinsip rancangan secara menyeluruh. Ini
adalah hasil akhir dalam komposisi ketika
IRAiiA
semua hubungan prinsip rancangan secara PROPOR&I
harmonis bersama-sama memiliki penampilan
yang memberikan rasa memuaskan. Kesa-
tuan dapat tercapai apabila semua aspek KESATUAf{
rancangan saling melengkapi. Kesatuan dalam
komposisi dicapai ketika semua prinsip-
r(oxrRA$ AX$tX
prinsip rancangan [keseimbangan, gerakan,
penekanan, kesederhanaan, kontras, proporsi,
dan ruangJ telah diterapkan dengan benar.
Segala sesuatu dalam komposisi harus me-
lengkapi dan harus memberikan solusi untuk
mencapai beberapa tujuan fungsional dalam
rancangan.

166 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Ketika kesatuan tercapai, maka unsur-unsur desain dalam komposisi tidak
akan bersaing;
tema utama akan dikomunikasikan lebih jelas dan rancangan akan terasa
lengkap dan ter-
organisasi.

Untuk menciptakan kesatuan kita harus memiliki tujuan rancangan yang jelas.
Kita harus
tetap fokus pada pencapaian tujuan dan tidak menyimpang dari itu.
)ika ada pertimbangan untuk
menambahkan komposisi namun tidak memberikan kontribusi kepada tujuan,
maka tidak harus
ditambahkan ke dalam rancangan.

Kita harus peka tentang rancangan, menjaga objektivitas setiap saat, dan menerima
kritik
dari teman sejawat, pemangku kegiatan, bahkan anggota keluarga sendiri. Apabila
tujuan telah
menggambarkan secara konsisten rancangan lansekap dan telah dipahami
oleh pemangku
kegiatan, maka prinsip kesatuan telah terakomodasi dalam rancangan tersebut.

Beberapa cara mudah untuk mencapai kesatuan dalam komposisi meliputi:


Kesamaan: Periksa warna, bentuk, nilai, tekstur atau garis untuk menciptakan
hubungan visual
antara elemen' Pemeriksaan dilakukan untuk menyatukan semua bagian rancangan
karena akan
menciptakan rasa konsistensi dan kelengkapan.
Kontinuitas: Perlakukan unsur-unsur yang berbeda dalam cara yang sama.
Kesjnambungi,rr
membantu rnenciptakan "kemiripan kelompok" antara bentuk-bentuk yang berbeda.
Hal i,i
membantu untuk mengikat hubungan kesatuan.
Menyelaraskan: Menyelaraskan garis atau tepi dari satu bentuk yang mengarah
ke bentuk iarn
membantu menciptakan kesatuan dalam rancangan. Ketika suatu elemen
ditempatkan dalam
suatu komposisi, akan dapat menciptakan sebuah sumbu horizontal dan vertikal
di atas, tengalr,
bawah, dan sisi' Menyelaraskan unsur-unsur lain sumbu ini menciptakan hubungan
visual yang
menyatukan.

Bab IV Prinsip Desain : 167


Aplikasi penggunaan efektivitas dalam kesatuan

Rancangan lansekap menciptakan rasa kesatuan dengan menggunakan efektif pengulangan bentuk

Sirkulasi dengan pengutangan bentuk, garis dan pola, menciptakan kesatuan hubungan antara dua kegiatan
yang berbeda

Pengelompokan soft dan hard material dengan nuansa warna yang sama menciptakan kesatuan

168 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


H. KESIMPULAN

S:udi tentang prinsip-prinsip desain tidak akan lengkap tanpa memberikan beberapa petunjuk
::aktis tentang penggunaan prinsip-prinsip desain.
^. Terapkan prinsip-prinsip desain dalam setiap rancangan lansekap, baik secara sadar atau
tidak sadar.
l. Cobalah untuk memikirkan untuk memasukkan prinsip desain ke dalam rancangan masing-
masing.
3. fangan menerapkan keseluruhan prinsip-prinsip desain pada setiap rancangan dalam
penekanan yang sama. Satu rancangan mungkin menekankan dalam prinsip keseimbangan,
sedangkan yang lain menekankan prinsip proporsi atau irama, dan sebagainya.
1. Sebagai arsitek lansekap, perlu kiranya untuk menunjukkan kepribadian kita ke dalam
rancangan. Tanpa kepribadian, rancangan lansekap yang kita hasilkan kurang memiliki
karakteristik rancangannya.
5. Percaya diri, tidakterbelenggu oleh bentuk rancangan yang biasa agar dapat mengembangkan
kreativitas.

Bab IV Prinsip Desain I 169


BAB V
APLIKASI DESAIN

170 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


SIRKULASI
ATA HIJAU
PAR(IR
ENCAHAYAAN
POLA LANTAIIPA TTERN
ENYAMANAN
DRAINASE
EKAYASA LANSEKAP
VISUAT

Bab V Aplikasi Desain I 171


A. BAHAN MATERIAL TANSEKAP
Pemahaman dan penguasaan terhadap material atau bahan lansekap merupakan salah satu
bagian yang penting dalam perancangan lansekap. Mengapa? Arsitektur Lansekap pada dasarnya
berkaitan erat dengan pembentukan atau penciptaan ruang terbuka. Pembentukan ruang tersebut
sangat tergantung dari komponen pembentuk ruang. Sedangkan komponen pembentukan ruang
terdiri dari bidang alas, bidang dinding, dan bidang atap. Kualitas nilai ruang tergantung dari
fungsi ruang yang diinginkan dan komposisi komponen pembentuk ruang. Gubahan ruang
terhadap fungsi ruang yang ingin dihasilkan dapat tergubah melalui bidang-bidang sebagai
komponen pembentuk ruang. Bidang yang dimaksud terbentuk karena adanya unsur material
yang direkayasa sesuai bentuk, tekstur, warna, dan ukuran dimensi yang diciptakan. Untuk
hal itulah maka pengetahuan dan penguasaan serta pemahaman terhadap material atau bahan
lansekap menjadi penting. Selain itu, pemahaman terhadap karakteristik bentuk bahan, juga
perlu diketahui fungsi, spesifikasi, pascapemeliharaan dari bahan serta nilai ekonomis. Dalam
arsitektur lansekap dikenal 2 [dual bagian besar material lansekap, yakni material lunak fsolt
materials) dan material keras {hard materials).

1. Material Lunak {Sofi Materials)


Kelebihan dari arsitektur lansekap dalam menggubah ruang adalah dapat menggubah ruang
dengan komponen material lunak [solr marcrials), yaitu tanaman atau pepohonan dan air.
Tanaman merupakan material lansekap yang hidup dan terus berkembang. Pertumbuhan tanaman
akan memengaruhi ukuran tinggi tanaman, bentuk tanaman, tekstur, dan warna selama masa
pertumbuhannya. Dengan demikian kualitas dan kuantitas ruang terbuka akan terus berkembang
dan berubah sesuai dengan pertumbuhan tanaman. Jadi dalam perancangan lansekap, tanaman
sangat erat hubungannya dengan waktu dan perubahan karakteristik tanaman.

172 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Tanaman khususnya di iklim tropis,
dikenal 2 [dua) macam tanaman ditinjau
daunnya, yakni: dari massa
a. tanaman yang menggugurkan daun (decidous
plants),
b. tanaman yang hijau sepanjang tahun (evergreen
coniJers).

Tanaman yang menggugurkan claun


[decrrlous stlants) yang dimaksud adalah jenis-jenis
tanaman yang berubah bentuk ataupun
warna claunnya sesuai dengan musimnya.
nrusim panas, daun berguguran sedangl<an Setelah
men;'elang musim hujan, daun tumbuh
sebaliknya' contoh antara lain Flamboyan lebat atau
{Delonix regia),Angsana {pterocarpus indicr.ts), atau
Gymnospermae.
ienis

I'anarnan yang berdaun sepanjang tahun


{evergreen conifers), yaitu jer-ris tananan yanJ
berdaun lebat dan berbunga sepanjang
musim serta tidak menggugurkan daun.
Contoh antara
lain jenis Cemara {Auracaria sp).

Pemahanlan dan penguasaan ciari material


tananlan yang dimaksucl terutanta terhadap
kara]<teristik dan habitat tanaman.

Karakteristik tanalnan tercliri clari:


a. bentuk [tajuh batang, cabang, ranting, daunJ
b. tekstur fbatang dan daunJ
c. warna [batang, daun, bunga)
d. fungsi tanaman
e. tinggi tanaman

Bab V Aplikasi Desain I L73


Habitus tanaman terdiri dari:
a. pola pertumbuhannya
b. sistem perakarannya
c. tempat tumbuhnya
d. polapemeliharaannya

a. BentukTajukTanaman

Struktur sebuah pohon

*&,

Kolom
4ffi
f I{
$.
J rf; ,,r
Palmae
n,

Tiang
*#
Tajuk bentuk payung Tajuk bentuk bebas Tajuk bentuk melebar

t74 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Fungsi Tanaman
Pohon membuat lingkungan kita lebih menyenangkan.
Jika ditempatkan dengan benar dan
dipelihara, pohon dapat meningkatkan nilai ekonomi lingkungan kawasan
perumahan.
Sebuah pohon rindang yang besar bila ditempatkan dengan benar,
dapat menghasilkan
iklim mikro yang teduh. Tanaman hias menghasilkan bunga-bunga yang indah,
daun, tekstur
kulit kayu atau buah. pepohonan dengan lebat, daun yang rapat, dapat digunakan
sebagai
penahan angin. Sebuah pohon atau semak yang menghasilkan buah
dapat menyediakan
makanan bagi pemilik atau menarik burung dan satwa liar ke dalam lansekap
rumah. pohon
jalanan dapat mengurangi silau dari perkerasan, mengurangi
limpasan, menyaring polutan,
dan menambahkan oksigen ke udara. Pohon jalanan juga dapat meningkatkan
penampilan
SeCarakeseiuruhandankualitashidupdilingkungankota.

Fungsi tanaman secara ekologis, yaitu:


1) menyerap co,dan menghasirkan o, (oksigenJ bagi makhruk hidup di siang hari;
2J memperbaiki iklim setempat;
3) mencegah terjadinya erosi atau pengkikisan muka tanah (run offl;
4J menyerap air hujan. Menyerap
Carbon dioksida di malam hari

l*T

Menyerap air hujan

Bab V Aplikasi Desain ffis


Fungsi tananlan dalanr perancangan lansekap

g3&e
+J:i!i e
Sebagai pembatas pandangan Sebagai pengontrol angin dan sinar
matahari

d :.'.*-r 'v{

_&
aksentuasi

Sebagai penghasil bayang-bayang keteduhan

176 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Matrial pohon menciptakan keindahan

Z. Material Keras {Hard Materials}


Telal"r diuraikan bahiva hal-hal yang perlu dipaharni dalarn pengetahuan bahan, yaitu:
a, karakteristik bentuk bahan,
b. fungsi,
c. spesifiirasi,
d. pasca pemeliharaan dari bahan,
e. nilai ekonomisnya.

Material keras dapat dibagi dalam 5 fiimal kelompok besar, yaitu sebagai berikut.
a. Material keras alami {Organic materials)
b. Material keras alami dari potensi geoiogi (Inorganic materials used in their natural state)
c. Material keras buatan bahan metal {Inorganic materials used in highly modified state)
d. Material keras buatan sintetis atau tiruan {Synthetic materials)
e. Material keras buatan kombinasi (Composite material)

Bab V Aplikasi Desain I L77


a. Material Keros Alami (Organic Materials)
Material keras alami yang banyak dipergunakan dalam merancang arsitektur Iansekap adalah
kayu. Bermacam macam jenis kayu dapat dijadikan bahan material bagi desain lansekap.
Kayu dapat dipergunakan sebagai bahan untuk pembentukan perabot lansekap {landscape
furniture), dinding penahan tanah (retaining wal[) ataupun lantai. Kekuatan kayu berheda-
beda tergantung dari keawetannya. Keawetan kayu tergantung dari penempatannya. Kayu
yang terlindung dari hujan dan sinar matahari tidak akan cepat rusdrk. Untuk mempertinggi
sifat keawetan kayu, dapat diusahakan dengan mengecat atau mengurangi kadar air, ataupun
diberi cairan pengawet kayu.

Untuk penggunaan konstruksi, di Indonesia kayu terbagi dalam 5 (lima) kelas kekuatan
(Frick Heinz. Ilmu konstruksi bangunan kayu, 1"982).

Kayu kelas 1 [satuJ antara lain, yaitu Kayu Hitam {Diospyros Celebica Bakh); Kayu tllin
(Eusideroxylon Zwageri, T), Sawo kecik (Manilkara Kauki Dub).

Kayu kelas 2 [dua) antara lain, yaitu Jati {Tectona Grandis L FJ; Puspa {Tetramerista Glabra
Mis).

Kayu kelas 3 [tiga] antara lain, yaitu Damar (Agathis Borneensis Wqrb); Meranti Merah
(Shorea Spec, Div).

Kayu kelas 4 [empatJ antara lain, yaitu Kemiri (Aleuritis Moluccana Willd); Angsana
(Pte r o carp us I ndicus, D iv).

Kayu kelas 5 (lima] antara lain, yaitu Jeunjing {Albizia Falcata, Backer).

178 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
b. Material Keras Alami Dari Potensi Geologi (Inorganic Materiqls Used In Their Nqtural State)
Material yang dimaksud antara lain batu-batuan, pasir, batu bata.

Material batu-batuan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu susunan dinding


ataupun pola lantai. Batu-batuan dapat menghasilkan kesan tekstur kasar atau halus.

Batu besar fbatu kaliJ dapat juga dijadikan sebagai ornamen artistik dalam suatu taman.

Material batu-batuan dalam desain lansekap

Material pasir dalam desain lansekap

i,:-t {J'
?"-.{,
Material batu bata dalam desain lansekap

Bab V Aplikasi Desain I 179


Material Keras Buatun Bahan Metul (Inorganic Materials Used in Highly Modified State)
Material atau bahan lansekap yang dimaksud antara lain aluminium, besi, perunggu, ternbaga,
dan baja.

Material aluminium dalam desain lansekap

Material besi dalam desain lansekap

Material baja dalam desain lansekap

1BO I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Materiol Keras Buatqn sintetis atau Tiruan (synthetic Materials)
Contoh dari material sintesis atau tiruan antara Iain bahan piastik
atau fiberglas.

$;i.,;][il

l:-i:.i .::
Material plastik atau fiber
dalam desain lansekap

e. Material Keras Buatqn Kombinasi (Composite Materiat)


Beton, Plywood merupakan contoh dari bahan material keras buatan kombinasi.

Pemanfaatan material Plywood dalam desain lansekap

Bab V Aplikasi Desain I 181


B. SKATA

Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen bangunan atau ruang dengan
suatu elemen tertentu dengan ukuran tinggi manusia.

Patung Pangeran Diponegoro di Taman Monumen Nasional bila dilihat dari jarak tertentu
sulit untuk diperkirakan berapa tinggi patung tersebut. Namun bila kita berdiri di samping
patung tersebut, maka barulah kita dapat memperkirakan ketinggiannya, dengan pemikiran
bahwa tinggi orang tersebut 1,60 meter. Jadi jelas bahwa skala akan bermanfaat bila ada ukuran
manusia sebagai perbandingannya.

l. Macam-Macam Skala

Ada tiga macam skala, yaitu sebagai berikut'

q. Skala Manusia
Pada skala ini penekanan diarahkan pada penggunaan ukuran dimensi manusia atau gerak
ruang manusia terhadap objek atau benda yang dirancang.

tBz r Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


b. Skalo Generik
Pada skala ini perbandingan diarahkan pada penggunaan suatu elemen
atau ruang terhadap
elemen lain yang berhubungan di sekitarnya.

Perhatikan perbandingan manusia dengan tinggi bangunan Perhatikan perbandingan manusia dengan pohon yang
gazebo yang ada. Kita dapat memperkirakan besaran luas ada. Kita dapat memperkirakan besaran tinggi pohon
dan tinggi gazebo tersebut.
tersebut.

c. Skala Gambar/Skala peta


Yaitu perbandingan perbesaran atau perkecilan antara gambar atau peta yang dikeriakan
dengan mempergunakan satuan ukuran angka atau numerik ataupun grafik.

Skala dalam arsitektur adalah suatu kemampuan manusia secara kualitas


untuk memban-
dingkan bangunan atau ruang.

Pada ruang-ruang yang masih terjangkau oleh manusia skala ini dapat langsung
dikaitkan
dengan ukuran manusia. Pada ruang yang melebihi jangkauan manusia penentuan
skala
harus didasarkan pada pengamatan visual dengan membandingkannya clengan
ketinggian
manusia sebagai tolok ukurnya.

Bab V Aplikasi Desain I rB3


Skala Ruang Lingkungan Kota
Dalam skala ini lebih banyak digunakan skala manusia dan skala generik' Ada beberapa
macam skaia ruang dalam suatu lingkungan perkotaan, yakni:

1) Skala Ruang Intim


Merupakan skala ruang yang kecil, sehingga memberikan rasa perlindungan
bagi
hingga
manusia yang berada di dalamnya. Pengertian kecil bukan berarti dikecilkan
menjadi kerdil.

Sebagai contoh, sebuah taman pada bangunan rumah tinggal cenderung


untuk
membentuk ruang intim. Pada ruang intim ini hampir seluruh detaii elemen perkerasan

atau tanaman akan terlihat jelas. Bentuh tekstur, warna, dan aroma perlu menjadi
pertimbangan perancangan dalam menerapkan skala ruang kecil. Biasanya untuk skala
ruang kecil keintiman akan timbul karena gerak manusia sangat terbatas.

1B4 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


2) Skala Ruang Monumental
Merupakan skara ruang yang besar dengan
suatu objek yang mempunyai nirai tertentu
sehingga manusia akan merasakan
keagungan dari ruang tersebut, Manusia
akan
terangkat perasaan spiritualnya dan terkesan
pada keagungan yang dirasakannya.
Tugu Monumen Nasionar merupakan
suatn co.rtoh yang jeras pada penggunaan
skala
monumental.

\
ffi
lf i)ina
Ruang dalam skala intim, detail rancangan
menjadi perhatian utama

I i,,1,
Bab V Aplikasi Desain f 1Bs
I

s) Skala Ruang Kota


Merupakan skala ruang yang dikaitkan dengan kota serta lingkungan manusianya,
sehingga manusia merasa memiliki atau kerasan pada lingkungan tersebut. Plaza
kota merupakan suatu contoh yang jelas. Ukuran luas plaza sebaiknya minimum sama
dengan bangunan utama di sekitar plaza tersebut, sedangkan maksimum sebaiknya dua
kali bangunan utama. Plazayangbesar dan dikelilingi oleh bangunan kecil menjadi tidak
sesuai skalanya, demikian pula halnya bila sebuah objek menara tinggi di antara rumah
rumah kecii.

Ee**m
ffi

Plaza dengan skala perkotaan Plaza dengan skala perkotaan

4) Skala Ruang Menakutkan


Pada skala ini objek bangunan mempunyai ketinggian yang berada jauh di atas skala
ukuran manusia. Hal ini akan terasa bila kita berjalan di antara bangunan tinggi dengan
jarak antarbangunan yang berdekatan.

186 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Ruang di antara bangunan atau pepohonan tinggi yang berdekatan menimbutkan
rasa tertekan dan menakutkan

Sudut pandang manusia secara normal pada bidang vertikal adalah 600, namun bila
melihat secara lurus ke depan atau menuju ke titik objek secara intensif maka sudut
pandangannya menjadi 10.

Mirten dalam tulisannya Skala in Civic Design, menyatakan bahwa bila orang melihat
lurus ke depan maka bidang pandangan vertikal di atas bidang pandangan horizontal
mempunyai sudut 400.

orang dapat melihat keseluruhan bila sudut pandangannya 270, atau dalam
perbandingan jarak bangunan (distance) dibagi dengan tinggi bangunan
fhouseJ sama
dengan 2.

Menurut Yoshinobu Ashiara dalam buku Open Spaces menuliskan tentang perbandingan
antara jarak antarbangunan [DJ dan tinggi bangunan IHJ sebagai berikut.

Bab V Aplikasi Desain f rB7


D/H=l , ruang terasa seimbang dalam perbandingan jarak dan tinggi bangunannya.
D /H<1. , ruang yang terbentuk akan terlalu sempit dan memberikan rasa tertekan.
D/H>1, ruangterasa agakbesar
D /H> 12 , pengaruh ruang tidak akan terasa.

Sedangkan menurut Paul D Spriegen, perbandingan antara tempat seseorang berdiri


(DJ dengan objek tinggi bangunannya [H), bila:
D/H=l, cenderung memperhatikan detail daripada keseluruhan bangunan.
D/H=2, cenderung untuk melihat bangunan sebagai sebuah komponen keseluruhan
bersama dengan detailnya.
D/H=3, bangunan terlihat dalam hubungan dengan lingkungannya.
D/H=4, bangunan dilihat sebagai pembatas depan saja.

1BB I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


* ,,,

* z,o

ruang tidak terasa,


detail tidak terlihat
jelas bangunan
dekat dengan alam

* n,o
ruang tidak tercipta detail
tergambar hanya silhoute
bangunan menjadi kecil
dekat dengan alam

contoh pehandingan antara ketinggian obiek dengan


iarak antar-objek pada suatu area pintu masuk

Bab V Aplikasi Desain


I 1Be
2. Skala dalam Hubungannya dengan Gambar dan Peta

Skala pada bidang gambar atau peta dapat dinyatakan sebagai berikut.

a. Skala Angka qtau Skala Pecahan (Numerical Scale/Fraction Scale)


Dalam hal ini perbandingan jarak pada peta dengan jarak yang sebenarnya dinyatakan dalam
bentuk angka/pecahan yang sederhana.

Contoh:
Skala 1 : 100, artinya 1 cm di peta/gambar = 1.00 cm keadaan nyata di lapangan
Skala 1" : 50.000, artinya 1 cm di peta/gambar = 50.000 cm di lapangan

b. SkalaYerbal (skala 7 inch : 7 mile atau skala 7 cm : 1km


|enis skala ini sering dipergunakan terutama pada peta topografi di Amerika atau negara-
negara lain yang menggunakan satuan bukan metrik.

Contoh:
Skala 1 inch : 4 mile, 1 inch di peta = 4 mile di lapangan
Skala L cm : 5 km, 1 cm di peta = 5 km di lapangan.

c. Skala Grafik (Graftc Scole atau Bar Scale)


Skala ini ditunjukkan oleh garis iurus yang dibagi dalam bagian-bagian yang sama, di mana
tiap bagian menunjukkan kesatuan yang sama.

190 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Skala peta 1 cm = 1 km di lapangan, atau 1 : 100.000

Skalal inchi =3mile

Skala 1 km = 0,6214 mite

Untuk memperbesar atau memperkecil skala peta ada beberapa cara. Salah
satunya adalah
dengan Square Method, yaitu dengan membuat garis bantu berupa petak-petak
atau garis grid
pada kertas gambar yang baru' Petak garis bantu tersebut disesuaikan
dengan perbesaran
atau perkecilan peta yang diinginkan.

Contoh:
Pada peta dengan skala 1:5.000, dibuat garis petak-petak dengan
ukuran 4 cm. Bila kita
ingin memperkecil menjadi skala 1:20.000, maka garis bantu petak yang
dibuat pada kertas
gambar baru sebesar:

s000
,4cm
I

= 1 cm
20.000

Bab V Aplikasi Desain I Lg7


fadi, dalam hal skala, pemakaian skala yang benar harus sesuai dengan fungsi kegiatan
atau ruang yang dirancang ataupun bangunan yang ingin digubah.

Contoh gambar dengan skala angka

Contoh gambar dengan skala jarak

rez I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


C. SIRKULASI

(rnetika gerakan merupakan suatu studi tentang


sifat gerakan. Studi tentang pergerakan ini
lruraikan oleh f o. simond, Landscape Architecture dan beberapa
buku
rujukan antara Iain Laurie,
'1nlntroduction to Landscape Architecture;Eckbo,Ilrban Landscape Designdan
Ruben Stein, Guide
:o Site and Environmental Planning. Di bawah ini akan diuraikan
pendapat tentang pergerakan
sinetika.

1. Berbagai Bentuk Lintasan


a bentuk bergelung-gelung
bentuk menyimpang
a bentuk melingkar
bentuk berliku
bentuk hiperbolik
bentuk sentrifugal
bentuk sentripetal
a bentuk berbelok ke kiri dan ke kanan
o bentuk melayang ke atas
a bentuk mendaki
a bentuk discending
a bentuk busur
bentuk langsung

Bab V Aplikasi Desain I ts3


s ta
Bentuk lintasan dalam grafik

aa
9)
e-
(.^

?qr
.yft.'
I
Bergelung-gelung Langsung

Keliling Kembali
Tak Menentu

Melewati
Berliku

Melingkar

>* +
A
#*
Berpencar Mengumpul

?*.
y{
tff-
Dengan selaan Menuiu Tujuan Menghimpun

Contoh gambar dengan skematik

te4 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Kecepatan dari pergerakan itu dapat bervariasi mulai dari gerak
lambat fmerayap,
::erangkakJ hingga gerak cepat
fkilat].

S:fat gerak yang dapat ditampilkan antara lain


sebagai berikut.
. sifat menenangkan (soothing)
. sifat mencengangkan {sturtling)
. sifat mengagetkan {shocking)
. sifat mematahkan (bffiing)
sifat logis {logical)
sifat bertahap-tahap {sequentiat)
sifat maiu {progressive)
sifat bertingkat-tingkat (hieratic)
sifat lurus {linier)
sifat bergelombang {wayelike)
sifat mengalir {flowing)
a sifat bercabang (branching)
sifat menyebar [diverging)
a sifat nengumpul (converging)
a sifatmalu-malu, ragu-ragu (timorous)
sifat kuat {forceful)
sifat meluas {expanding)
sifat berkerut (contracting)

Bab V Aplikasi Desain I 19S


Perpaduan antara kecepatan gerak dan sifat pergerakan terhadap suatu subjek akan meng-
hasilkan suatu rasa emosional tertentu, sehingga dalam merancang suatu lintasan gerak, harus
dikontrol dengan hati-hati.

2. Manusia dan Pergerakan

a. Faktor-faktor yang merangsang manusia untuk cenderung bergerak, antara lain sebagai
berikut:
. bila ada sesuatu yang menyenangkan;
. bila ada benda-benda yang diinginkan;
. sedikit mempunyai halangan;
. adanya tanda atau petunjuk yang jelas dan mengarah;
. bila ada sesuatu yang sesuai atau cocok;
. bila sesuatu mempunyai kegunaa?r;
. bila sesuatu mempunyai daya tarik;
. untuk menuju jalan masuk;
. bila ada sesuatu yang berbeda;
. untuk mencapai suatu tujuan;
. bila ada sesuatu yang menakjubkan dan rasa ingin tahu;
. bila menerima sesuatu;
. menuju suatu titik yang mempunyai warna dan tekstur terkuat;
. bila ada ruang ruang yang menyenangkan;
. bila ada rasa petualangan;

196 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


. bila ada sesuatu yang indah, permai;
' menuju objek atau daerah dan ruang yang cocok dengan
hati atau kebutuhannya.

Pola sirkulasi yang berriku-tiku di universitas cotorado (Rubenstein


H, A Guide to site and
Environmental Planning htm. 54)

Bab V Aplikasi Desain I te7


Faktor-faktor yang merangsang manusia untuk menolak bergerak, antara lain yaitu:
ada rintangan;
ada sesuatu yang tidak menyenangkan;
ada sesuatu di luar perhatian;
ada sesuatu gesekan;
ada suatu penolakan;
ada sesuatu kekerasan;
ada permukaan yang curam;
ada sesuatu yang monoton;
kebosanan;
sesuatu yang tidak diinginkan;
sesuatu yang melarang;
ada bahaya;
ada sesuatu yang tak serasi.

i.a'\I
r/7
t{
11
,...
k,./
Y*/
a'./
vr

Sirkulasi Lurus

198 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


c. Faktor yang membimbing manusia dalam pengarahan gerakan, yaitu:
. gubahan dari bentuk-bentuk alam;
. adanya pembagi ruang-ruang;
. adanya tanda-tanda atau simbol-simbol;
. adanya dinding pengarah atau penahan;
. adanya pola sirkulasi;
. tersedianyalajur-lajur;
. bentuk-bentuk ruang.

;,,:'!
,a,:,'l

'Lt.

Bab V Aplikasi Desain I rss


d. Faktor yang merangsang manusia untuk beristirahat, yaitu:
. kondisi kenikmatan, kesenangan;
. kesempatan untuk menangkap view, objekatau detail yang jelas;
. halangan untuk bergerak;
. terlibat dalam keadaan tanpa tujuan;
. kesempatan untuk sesuatu yang bersifat pribadi;
. kesempatan untuk konsentrasi;
. ketidakmampuan untuk maju;
. adanya gubahan yang menyenangkan untuk bentuk dan ruang.

3. fenis Pergerakan dan Pengaruhnya bagi Manusia


a. PergerakanHorizontal
Pengaruh pergerakan horizontal pada manusia dikarenakan adanya:
o pergerakan lebih mudah, lebih bebas, dan Iebih efisien pada bidang horizontal;
. perubahan arah lebih mudah;
o pergerzkan lebih aman;
. pemilihan alternatif arah lebih banyak;
o pergrakan lebih mudah dikontrol;
. pergerakan lebih stabil karena keseimbangan gaya tarik bumi;
. pandangan terhadap objek yang bergerak lebih mudah dikontrol;
. mudah melihat objek-objek yang vertikal.

2OO I KomponenPerancanganArsitel<turLansekap
Pergerakan Menurun atau ke Bawah
Pengaruh pergerakan ke bawah pada
manusia karena adanya:
' usaha atau tenaga yang dikerahkan berkurang, namun sudut kemiringan
harus diper_
timbangkan;
. adanya perasaan untuk bersembunyi, perlindunga
n atau privacy;
. perlindungan bawah tanah;
. seakan-akan kembali ke alam primitif;
. adanya konsep penyimpanan bawah tanah.

c. Pergerakan Mendaki atau ke Atas


Pengaruh pergerakan ke atas pada manusia
adalah:
. bersifatmenggembirakan;
. membutuhkan tenaga tambahan;
. merasa berpisahan dengan benda_benda
di
tanah;
. mengambang dekat dengan matahari;
. menambah rasa memiliki bidang lantai;
. mendekatkan diri pada yang Maha Kuasa;
. usaha mencapai menara;
. konsep manusia menantang langit;

' berkesan kual


Jabn ini mendaki, adanya unsur
' menakjubkan; veftikal di sisijalan, memperkuat
. dramatis. kesan pengarahan,Ambassador
Hall, Pasadena, Califomia (lJrban
Landscape Design, Eckbo G, hat 69)

Bab V Aplikasi Desain f zol


4. PengaruhfarakPadaSirkulasi
yang terlalu jauh menyebabkan
farak dapat mengganggu poia sirkulasi yang diterapkan. farak
pola sirkulasi yang direncanakan tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan' Perancang
mempunyai tugas untuk memperkecil halangan tersebut, apalagi bila sirkulasi tersebut dikaitkan
penerapan
dengan faktor kecepatan dan pertimbahgan ekonomi. Hal ini dapat diatasi dengan
pola sirkulasi yang bersifat Iangsung dan praktis.

6e(*'

.t
j

,fry,\$
;W:f
'nF.r ,

Jalan yang metingkar ini membeikan kesan petualangan karena tujuan akhir tiada tetihat.
Chitd Study Center, LosAngeles, Califomia. (Urban Lanscape Design, Eckbo G, hal 104)

202 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Kelelahan mendorcng orang untuk cenderung beistirahat. child study center, Los Angeles,
Califomia. (Urban Lanscape Design, Eckbo G, hal 104)

Sirkulasi ini membeikan kesan perubahan sesuai dengan Jalan yang berbelok ini akan menimbulkan rasa ingin tahu
modulasi ruangnya. Standford University, palo Afto, tentang keadaan di akhirtujuan. Scipps Coilege, Ctaremont,
Califomia Califomia. (Urban Landscape Design, Eckbo G, hal g6)

Bab V Aplikasi Desain I ZO3


D. TATA HIJAU

Elemen lansekap pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 [dual golongan besar, yaitu:
L. Elemen Keras fHard Materiaf); perkerasan, bahan statis.
2. Elemen Lembut {Soft MaterialJ; tanaman, air.

Bagi seorang arsitek lansekap, yang menangani hubungan antara manusia, alam, dan
teknologi bahan [bahan perkerasan serta bahan alamiJ, maka materi tanaman merupakan salah
satu faktor penting dalam perancangan lansekap. Elemen lembut (softmateriall tidak mempunyai
bentuk yang tetap dan selalu berkembang sesuai masa pertumbuhannya sehingga menyebabkan
bentuk dan ukuran yang selalu berubah. Perubahan tersebut terlihat dari bentuk, tekstur, warna,
dan ukurannya. Perubahan ini diakibatkan karena tanaman adalah makhluk hidup yang selalu
tumbuh yang dipengaruhi oleh faktor alam dan tempat tumbuhnya.

Dalam kaitannya dengan perancangan lansekap, tata hijau atau planting design merupakan
satu hal pokok yang menjadi dasar dalam pembentukan ruang luar. Penataan dan perancangan
tanaman mencakup:
1,. habitus tanaman,
2. karakter tanaman,
3. fungsi tanaman,
4. peletakan tanaman.

2O4 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


1. Habitus Tanaman

Habitus tanaman adalah tanaman yang dilihat dari segi botanis/morfologis,


sesuai dengan
ekologis dan efek visual.

Segi botanis/morfologis, tanaman dibagi menjadi:


Pohon : batang berkayu, percabangan jauh dari tanah, berakar dalam, tinggi
di atas
3,00 meter.
Perdu batang berkayu, percabangan dekat dengan tanah, berakar dangkar,
tinggi
1,00-3,00 meter.
Semak batang tidak berkayu, percabangan dekat dengan tanah, berakar dangkar,
tinggi 50 cm-1,00 meter.
Penutup Tanah : batang tidak berkayu, berakar dangkar, tinggi 20 cm-50 cm.
Rerumputan

Segi Ekologis, tanaman dilihat dari tempat hidupnya:


a. dataran rendah,
b. dataran tinggi,
c. Iereng,
d. gurun,
e. danau.
f. pantai.

Bab V Aplikasi Desain I ZOs


2- Karakter Tanaman

IWCabang dan ranting

bad&

Akar phon
Struktur pohon

kntuk phon dipengaruhi oleh strul<tur batang dan percabangannya

2a6 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Rendering pohon dibuat sesuai dengan bentuk daunnya

Karakteristik fisik tanaman dapat dilihat dari bentuk batang dan percabangannya, bentuk
tajuk, massa daun, massa bunga, warna, tekstur, aksentuasi, skala ketinggian, dan
kesendiriannya.

Pemilihan jenis tanaman dalam suatu desain lansekap merupakan suatu seni
dan ilmu
pengetahuan. Seni karena menyangkut komposisi elemen desain seperti
warna, bentuk, tekstur,
dan kualitas desain yang berubah karena sangat dipengaruhi oleh iklim, usia,
dan faktor alam.
Ilmu pengetahuan menyangkut dari teknik peletakan, teknik penanaman, dan pertumbuhannya.

Pemilihan jenis tanaman tergantung pada:


. fungsi tanaman, sesuai dengan tujuan perancangan;
r peletakan tanaman, sesuai dengan fungsi tanaman.

Bab V Aplikasi Desain I zol


3. FungsiTanaman

Tanaman tidak hanya mengandung atau mempunyai nilai estetis saja, tapi juga berfungsi untuk
meningkatkan kualitas lingkungan.

Berbagai fungsi tanaman dapat dikategorikan sebagai berikut (Carpenter Philip L, Theodora
D. Walker, Lanphear F,1,975, Plant in the LandscapeJ:

a. kontrol pandangan (visual contro[),


b. pembatas fisik (p/rysico I barciers),
c. pengendali iklim {climate contro[),
d. pencegah erosi (erosian control),
e. habitat satwa {wildlife habitats), dan
f. nilaiestetis (aestheticvalues).

a. Kontrol Pandangan (Visual Control)


Menahan silau yang ditimbulkan oleh sinar matahari, lampu jalan, sinar lampu kendaraan
pada:

1) Jalan Raya
Dengan peletakantanaman di sisi jalan atau di jalurmedian jalan. Sebaiknya dipilih pohon
atau perdu yang padat. Pada jalur jalan raya bebas hambatan, penanaman pohon tidak
dibenarkan pada jalur median jalan. Sebaiknya pada jalur median ditanami tanaman
semak, agar sinar lampu kendaraan dari arah yang berlawanan dapat dikurangi.

2O8 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Penempatan tanaman untuk menghalangi sinar lampu kendaraan dai arah yang beiawanan

Bangunan
Peletakan pohon, perdu, semak, ground cover, d,apatmenahan jatuhnya sinar matahari
ke daerah yang membutuhkan keteduhan.

.
pc.r{halailg ,6rr1babt lrntmar rclldrh
. cahiya &rgA unluk menolalanot
ke arah dep$ rclleksr dail kam-
rufirefi
icndela

Bab V Aplikasi Desain I ?oe


3) Kontrol Pandangan terhadap Ruang Luar
Tanaman dapat dipakai untuk komponen pembentuk ruang sebagai dinding, atap, dan
lantai. Dinding dapat dibentuk oleh tanaman semak sebagai border. Atap dibentuk oleh
tajuk pohon yang membentuk kanopi atau tanaman merambat pada pergola. Sedangkan
sebagai lantai dapat dipergunakan tanaman rumput atau penutup tanah [ground
covers). Dengan demikian pandangan dari arah atau ke arah ruang yang diciptakan
dapat dikendalikan.

4) Kontrol Pandangan untuk Mendapatkan Ruang Pribadi {Privacy Space)


Tanaman dapat dipergunakan untuk membatasi pandangan dari arah luar dalam usaha
untuk menciptakan ruang pribadi (ltrivacy space). Ruang pribadi ini biasanya ruang yang
terlindung dari pandangan orang lain. Memerlukan penempatan tanaman pembatas
pandangan setinggi 1.50-2.00 meter.

210 r Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


5) Kontrol Pandangan terhadap Halyang Tidak Menyenangkan
Tanaman dapat pula dimanfaatkan sebagai penghalang pandangan terhadap hai-hai
yang tidak menyenangkan untuk ditampilkan atau dilihat, seperti timbunan sampah,
tempat pembuangan sampah, dan galian tanah.

;-.- . -: ."

Bab V Aplikasi Desain I ztl


b. Pembatas Fisik (Physical Barriers)
Tanaman dapat dipakai sebagai penghalang pergerakan manusia dan hewan. Selain itu juga
dapat berfungsi mengarahkan pergerakan.

Batas tapak menggunakan kelompok tanaman yang Arah pergerakan menggunakan pohon yang
dipangkas dipangkas

Tanaman berfungsi sebagai pengendali iklim fciinrof e control) untuk kenyamanan manusia.
Faktor iklim yang memengaruhi kenyamanan manusia adalah suhu, radiasi sinar matahari,
angirl, kelembaban, suara, dan aroma.

2L2 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


1) Kontrol Radiasi Sinar Matahari dan Suhu
Tanaman menyerap panas dari pancaran
sinar matahari dan memantulkannya
sehingga
menurunkan suhu dan iklim mikro.

Bayang-bayang tajuk pohon menciptakan


iklim mikro

r.l:if. . '.i:i ;:l:i


-'i:i-""11!'

Pepohonan membuat suasma menjadi nyaman


Our."rrrffi

Bab V Aplikasi Desain I z1s


Z) Kontrol atau Pengendali Angin
Tanaman berguna sebagai penahan, penyerap, dan mengalirkan tiupan angin sehingga
menimbulkan iklim mikro. Ienis tanaman yang dipakai harus diperhatikan tinggi pohon,
bentuk tajuk, jenis, kepadatan tajuk tanaman serta lebar tajuk'

2u

*;
Tanaman dapat mengurangi kecepatan angin sekitar 40-50%

Pengendali Suara
Tanaman dapat menyerap suara kebisingan bagi daerah yang membutuhkan kete-
nangan. Pemilihan jenis tanaman tergantung dari tinggi pohon, lebar tajuk, dan
komposisi tanaman.

..\ ,!

llt

214 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


4) Penyaring tJdara
Tanaman sebagai firter atau penyaring
debu, bau, dan memberikan udara segar.

Pencegah Erosi (Erosion Control)


Kegiatan manusia dalam menggunakan rahan,
serain menimbulkan efek positif juga
menyebabkan efek negatif terhadap kondisi
tanah/rahan. Misal dalam pembentukan
muka tanah, pemotongan, dan penambahan
muka tanah fcut andf1l), penggarian
tanah untuk danau buatan. Kondisi tanah
menjadi rapuh dan mudah tererosi karena
pengaruh air hujan dan hembusan angin
yang kencang. Akar tanaman dapat
mengikat
tanah sehingga tanah menjadi kokoh dan
tahan terhadap pukulan air hujan serta
tiupan
angin. Selain itu dapat pura berfungsi untuk
menahan air hujan yang jatuh secara tidak
langsung ke permukaan tanah.

Bab V Aplikasi Desain I 2]^S


fonomon dapot mengurangi erosi dan teriodinya run off

6) Habitat Satwa (Wildlife Habitats)


Tanaman sebagai sumber makanan bagi hewan serta tempatberlindung kehidupannya.
Hingga secara tidak langsung tanaman dapat membantu pelestarian kehidupan satwa.

,...
r* nn--+
.
*,
:k:-...:B
-!

zt6 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


7) ,\ilai Estetis (Aesthetic Vatues)
Memberikan nilai estetika dan
meningkatkan kualitas ringkungan
Designing with prants. 1gg2). fAustin, Richard L,
Nirai estetika dari trnrmrn diperoreh
antara warna fdaun' batang, dan dari perpaduan
bungaJ, bentuk fisik tanama,
tajuk], tekstur tanaman, skala tanaman, 6ur,rrg percabangan,
dan komposisi tanaman. Nilai
dapat diperoreh dari satu tanaman, estetis tanaman
sekelompok tanaman yang sejenis,
tanaman berbagai jenis ataupun kombinasi
kombinasi antara tanaman dengan
Iainnya' Sebagai contoh, tanaman eremen Iansekap
dapat menimburkan nirai estetis yang
bayangan tanaman terhadap dinding terjadi dari
rantai dan menimburkan bayangan
yang berbeda_
beda akibat angin dan waktu terjadinya
bayangan. Demikian pula bila
diletakan pada tepi atau sekeliling tanaman
kolam akan menimburkan bayang_bayang
dicerminkan oreh permukaan air yang
[refleksi). Ini menghasilkan suatu pemandangan
yang
ringkungan, kesan estetis itu menvebabkan
I::T::ffi.konteks n,ai ruaritasnyl

a] Warna
warna batang, daun, bunga dari suatu
tanaman dapat menimbulkan
tergantung dari refleksi cahaya yang jatuh efek visual
pada tanaman tersebut. warna
bunga dari tanaman dapatmenarikperhatian daun dan
manusia, binatang,
dan memengaruhi
emosi yang melihatnya' Efek psikologis
yang ditimburkan dari warna
tersebut terah
diuraikan seberumnya, yakni warna cerah
memberikan rasa senang, gembira,
dan hangat. Sedangkan warna lembut
memberikan kesan tenang dan
beberapa jenis tanaman dengan sejuk. B,a
berbagai warna dipadukan dan
dikomposisikan
akan menimbulkan nilai estetika.

Bab V Aplikasi Desain


f 217

.
bl Benruk
Bentuk tanaman dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan bentuk 2 atau 3 dimensi,
memberi kesan dinamis, indah, memperlebar atau memperluas pandangan ataupun
sebagai aksentuasi dalam suatu ruang.

cJ Tekstur
Tekstur suatu tanaman ditentukan oleh batang/percabangannya, massa daun serta
jarak penglihatan terhadap tanaman tersebut. Tekstur tanaman juga memengaruhi
secara psikis dan fisik bagi yang memandangnya.

dl Skala
Skala atau proporsi tanaman adalah perbandingan besaran tanaman dengan
tanaman lain atau perbandingan antara tanaman dengan lingkungan sekitarnya.

4. Peletakan Tanaman

Peletakan tanaman haruslah disesuaikan dengan tujuan dari perancangannya tanpa melupakan
fungsi dari tanaman yang dipilih.

Pada peletakan ini harus pula dipertimbangkan kesatuan dalam desain atau uniq/, yaitu
sebagai berikut (Hannebaum, Leroy, 1981, Landscape DesignJ.
a. Variasi {Variery)
b. Penekanan (Accent)
c. Keseimbangan(Ballance)
d. Kesederhanaan(simplicity)
e. Urutan (Sequence)

zLB I Komponen perancangan Arsitektur Lansekap


Jadi, dalam perancangan tanaman lansekap,
pemilihan jenis tanaman merupakan
penting. faktor

Di bawah ini terdapat tabel jenis


dan karakteristik tanaman yang
lansekap. dapat digunakan dalam desain

NO NAMATANAMAN LEBAR TAIUK/TINGGI BENTUK TAIUK PELETAKAN


1. Cemara iunghuniana
Cemara Gunung 6/20 m Segitiga Sepanjang tepi jalan raya
2. Arundinariaiaoonica
Bambu Halus 1,5/6m Rumpun Tepi jalan keluar kenda_
raan, area parkir
3. Cuoressus papuana
Cemara Gembel 2,5/5 m Segitiga Parkir
4. Mimusons elengi
Tanjung BlBm Bebas Parkir Tepi jalan
5. Cupressussemperuirens
Cemara Tiang 2,5/5 m Segitiga
Jalan sekunder
6. Araucaria exelsa
Cemara Susun 10/30 m Segitiga Pembentuk ruang
Tepi jalan sekunder
7. Canarium comune
Kenari 6/22 m Bebas Tepi jalan raya

Bab V Aplikasi Desain


f zts
B. Maniltoa semioara
Bunga Sapu Tangan 6/15 m Kubah Untuk identitas lokasi
Peneduh

9. Allensa exelsa
Rasamala B/ZO\ Bebas sebagai peneduh Pencegar
erosi

10. Dan sebagainya, dapat dilihat dalam bukrt Planting Plan by Carpenter.

22O I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


TANAMAN HIAS

No. NamaDaerah Nama Latin


1. Aechinea sp.
2. Aglaonema sp. 26. Bungur Lagerstroemia indica
3. Air mancur Jakobinia cornea
27 ' cempaka Michelia champaka
4. Air mata pengantin Antigonon leptosus 28' cente Lantana camara
5. Alamanda Allamanda cathartica 29' cocor bebek Kalanchoe pinnuta
6. Alokasia Alocasia sp.
30' Daun beludru Gynura aurantiaca
7. Anyelir Dianthus caryophyllus 3L' Daunpanah Syngoniumalbolineatum

B. Arairut Marantha arundinacea 32. Daun saputangan Maniltoa grandiflora


9. Bambu kuning Bambusa vulgaris
33' Daun zebra Zebrina pendula
10. Bakung Cainum asiaticum
34. Dilem Coleus sp.
1L. Begonia rambut Ciscus bicolor
35. Drasena Dracaena sp.

72. Begonia rex Bigonia sp. 36' Duranta Duranta erecta


13. Bintang buni Crytanthus sp.
37' Duri cangkang Opuntia schumanii
14. Bunga angsa Aristolochia sp. 38. Ekor cendrawasih Phylanthus alternifolia
15. Bunga harumsari Buddlejaasiatica 39' Ekorkeledai Sedummorgalianum
1,6. Bunga bokor Hydrangea hortensis
40' Ekormusang Lycopodium carinatum
1,7. Bunga kana Canna indica
41,. Kere payung Filicium decipiens
18. Bunga kupu-kupu Bauhinia purpurea 42' Flamboyan Delonix regia
1,9. Bunga kancing Gomphrena globosa
43' Gladiol Gladiolus hortulanus
20. Bunga kuku macan Mucuna bennetii 44. Gloxinia Gloxinia speciosa
21,. Bunga matahari Helianthusannus 45' Handeleum Graptohylumpictum
22. Bunga mentega Taberna emontana coronaria 46' Hanjuang Cordylin sp.
23. Bunga pukul empat Mirabilisjalapa 47'Herbras Gerberajamesonii
24. Bunga tiga hari Brunfelsia ansericana 48. Homalomena Homalomena rubra
25. Bugenvil Bougainvillea spectabilis 49' Jarak Iatropha multifida
50. Kalatea Calathea sp.

Bab V Aplikasi Desain I zzl


51. Kastuba Euphorbia pulcherrima 79. Palem australia Normanbya normanbyi
52. Kecubung Dafura metel 80. Palem bambu Chamaedorea erumpius
53. Keladi hias Caladium sp. 81. Palem bambu Mascarena sp.
54. Kembang bulan Tethonia diversifolia 82. Palem botol Revaogehaganii
55. Kembang emas Stephanotis floribunda 83. Palem ekor ikan Caryota mitis
56. Kembang merak Caesalpinia pulcherrima 84. Palem pilifina Veitchia philippinensis
57. Kembang pita Storophanthus grandifl ora 85. Palem jari Rhapis excelsa
58. Kamboja putih Plumeria alba 86. Palem kipas Livistona rotundifolia
59. Kembang sepatu Hibiscus rosasinensis 87. Palemkuning Chrysalidocarpus lutescens
60. Kembang soka Ixora coccinea BB. Palem kol Licuala grandis
61.. Kembang sungsang Gloriosa superba 89. Palem merah Cyatostachys lakka
62. Kemuning Muraya paniculata 90. Palem raja Roystonea regia
63. Kol banda Pisonia alba 91. Paku pelanduk Pteris ensiformis
64. Koreopsis Coreopsis sp. 92. Pandan hias Pandanus dubius
65. Landep Barleria crisfota 93. Pinangirisan Ptychosperma macorthurii
66. Lidah mertua Sanseviera trifasciata 94. Pinang monyet Areca vestiara
67. Lili paris Chlorophytum sp. 95. Pinangtutul Pinanga densiflora
68. Mawar Rosa hybrida 96. Pisanghias Heliconia Collinsiana
69. Melati Jasminum sambac 97. Pohon bahagia Dieffenbachia sp.
70. Miyana mangkuk Iresina herbstii 98. Pohon saputangan Browned sp.
71. Monstera Monstera deliciosa 99. Portulaka Portulaca grandiflora
72. Nona makan sirih Clerodendrum sp. 100. Primula Primula denticulata
73. Nusaindah Musaena ahphillippica 101. Pucuk emas Galphinia gracilis
74. Ohna Ochna kirkii 102. Pulkra Kaemferia pluchra
75. Oleander Nerium olender L03. Puring Codeaum variegatum
76. Pacar Impatiens balsamina 104. Rane Selaginella plana
77. Pacar cina Agloia odorata 105. Sambang Lapsia spinosa
78. Pacing Costus sp. 1-06. Sambang colok Aerva sp.

222 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


107. Selandang darah Hemigraphis alternata TANAMAN PENEDUH IALAN
108. Selandangputih Spathiphylum cannaefalium
109. Senduduk No. NamaDaerah Nama Latin
Melastoma malabathricum
110. Seruni 1,. Flamboyan Delonix regia
Wedelia montana
111. Sirih belanda Scindapsus aureus
2. Angsana Pterocarpus indicus
112. Sirih Gading Rhaphidophora aurea
3. Ketapang Terminalia cattapa
113. Sirih hias Peperomia sanderii
4. Kupu-kupu Bauhinia purpurea
114. Suji Pleomele angustifolia
5. Kere payung Filicium decipiens
115. Tanaman lurik Geogenanthus undatus
6. fohar Cassia multiyoga

116. Tanaman mosaik Fittonia sp.


7. Tanjung Mimusops elengi
117. Tanaman perak Pilea cadierei
B. Mahoni Swientenia mahagoni
118. Tapak darah Catharanthus rosea
9. Akasia Acacia auriculiformis

11.9. Tatarompetan 10. Bungur Lagerstroemia loudonii


Ipomoea tripida
120. Teratai kecil 11. Kenari Canarium commune
Nymphaea Iotus
121. Terompetgading 12. Johar Cassia sp.
Randia maculata
'J,22.
Yerbena
13. Damar Agathis alba
Verbena laciniata
123. Violces 14. Nyamplung Calophyllum inophyllum
Saintpaulia ionantha
1,24. Wanga 15. ]akaranda Jacaranda filicifolia
Pigafetta filaris.
1,6. Liang liu Salix babilinica
17. Kismis Muehlenbeckia sp.
18. Ganitri Elaeocarpus spahaericus
79. Saga Adenanthera povoniana
20. Anting-anting Elaeocarpus grandifl orus
21. Asam kranji Pithecelobium dulce
22. Johar Cassia grandis
23. Cemara Cupresus papuana
24. Pinus Pinus merkusii
25. Beringin Ficus benjamina

Bab V Aplikasi Desain f 223


TANAMAN TAMAN HUTAN 27. Pala hutan Myristica fatua

No. NamaDaerah Nama Latin


28. Cemara sumatra Casuarina sumatrana

1. Bungur Lagerstromia speciosa


29. Palur raja Oreodoxa regia

2. Pithecolobium lobatum
30. Kibeusi leutik Lindera srtichchytolia
|ening
3. Khaya Khaya anthotheca
3L. Kaliandra Calliandra marginata

4. Pingku Dysoxylum excelsum


32. Balam sudu Palaguium sumatranum

5. Lamtorogung Leucaena lecocephala


33. Sawo duren Crysophyllum cainito

6. Puspa Schima wallichii


34. Kedinding Albizzia leppecioides

7. Kenanga Canangium adoratum


35. Dadap Erythrina cristagalli
B. Locust Hymenaena courburil
36. Salam Eugenia polyantha

9. Kisireum Eugenia cymosa


37. Sungkai Pheronema canescens

10. Manglid Michelia velutina


38. Matoa/kasai Pometia pinnata

11.. Cengal Hopea sangkal


39. Ebony/kayuhitam Dyospiros celebica

1,2. Flamboyan Delonix regia


40. Kempas Kompasia excelsa

13. Tanjung Mimusops elengi


4L. Sawo kecik Manilkara kauki

14. Trembesi Samanea saman


42. Asam Tamarindus indica

15. Beringin Ficus benjamina


43. fohar Cassia grandis

1.6. Kepuh Sterculia foetida


44 Angsana Pterocarpus indicus

17. Angsret Spathodea campanulata


45. Kecapi Shandoricum koetjape

18. Nyamplung Callophylum inophyllum


46. Palem Raja Oerodoxa regia

t9. Leda Eucalyptus deglupta


47. Kalak Poliantha lateriflora

20. Tengkawanglayar Shorea mecistopteryx


48. Saputangan Maniltoa brawneodes

21. |ohar Cassia siamea


49. Bacang Manejitera foetida

22. Merbau pantai Intsia bijuga


50. Kayu manis Cinnamomun burmanni

23. Tengkawangmajau Shorea palembanica


51. Kawista Feronia limonia

24. Hoe Eucaliyptus platyphylla


52. Kenanga Canangium odoratum

25. Merawan Hopea mangarawan


56. Khaya K. sinegalensis

26. Blabag Terminalia citrina


57. Khaya K. grandiflora

224 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


TANAMAN KEBUN DAN HALAMAN TANAMAN PANTAI
No. NamaDaerah Nama Latin No. Nama Daerah Nama Latin
1. Nangka Artocarpus integra 1. Lenggundi Vitex trifolia var simplicifolia
2. Kenanga Canangium odoratum
2. Mengkuang Pandanus odoratissimus
3. Sirsak Annona muricata
3. Cemara laut Casuarina equisetifolia
4. Srikaya A. squamosa
5. Pala 4. Ketapang Terminalia catappa
Myristica fragrans
6. Alpokat 5. Bintangor laut Colophyllum inophyllum
Persea americana
7. Belimbing Averrhoa carambola
6. Angsana Pterocarpus indicus
B. Ieruk Citrus sp.
7. Tembusu padang Fragraea fragrans
9. Mangga Mangifera indica B. Pong-pong Cerbera odollam
10. Rambutan Nephelium lappaceum 9. Waru laut Hibiscus tiliaceus
L1,. Kedondong Spondias rarak 10. Mempari Pongamia pinnata
1,2. Kemiri Aleurites moluccana 11.. Gelam Melaleuca cajuputi
13. Wuni Antidesma bunius 12. Keben Baringtonia asiatica
74. fambu monyet Anacardium occidentale 13. Menasi Planchonella obovata
15. Durian Durio zibethinus 1,4. Kelat |ambu Laut Eugenia grandis
'1,6. Manggis
Garcinia mangostana 15. Dungun Heritiera littoralis
1,7. Coklat Theobroma cacao 16. Ambong-ambong Scaevola taccada
18. Duwet Eugenia cuminii
19. Cengkeh E. aromatica
20. fambu bol E. malaccensis
2L. lambu air E. aquea
22. Sawo manila Achras zapota
23, Sawo kecik Manilkara kauki
24. Kopi Coffea robusta
25. Kopi C. Arabica
26. Randu Ceiba pentandra
27. Petai Parkia speciosa

Bab V Aplikasi Desain f zzs


GROUND COVER DAUN INDAH POHON DAUN INDAH

No. NamaDaerah Nama Latin No. NamaDaerah Nama Latin

1,. Sukettulangan Eleusine indica [L.) gaertn 1. Saga Abrus precatorius L.

2. Suket tulangan Eleusine indica (L.J gaertn 2. Akasia Acacia sieberiana dc

3. Daun perak Episcia reptans mart 3. Damar Agathis dammara warb

4. Rumput bolon Equisetum debile roxb 4. Pakis haji Alsophila glauca (bl.) i.sm

5. Rumput kawat Lycopodium cernuum L. 5. Buni Antidesma bunius (L.J

6. Peperomia Peperomia pellucida kunth spreng

7. Rumputbambu Pogonatherum crinitum 6. Pinang Areca catechu L.

(thunb.) kunth 7. Jambe rende Areca pumila bl

B. Rumputganepo Salvinia natans (L.) all B. Druju Argemone mexicana L.

9. Rumput kipas Selaginella tamarisclna 9. Benda Artocarpus elastica reinw


(bauv.l spring 10. Bambu kuning Bambusa vuL.garis schrad

10. Rumput merakan Themeda arguen (L.) hack 71. Nyamplung Calophyllum inophyllum L.

1L. Cantik manis Portulacca grandifl ora hook L2, Kenari Canarium commune L.

12. Seruni Wedelia calendulacea less 13. Karabendo Canavalia ensiformis (1.) dc

L4. Cernara Casuarina equisetifolia L.


15. Randu Ceiba pentandra gaertin
POHON BERAROMA
16, Kelor Cucumis sativus L.
No. NamaDaerah Nama Latin 17. Pakis haii Cycas rumphii miq
1. Campaka Michelia champaka L. 18. Sono keling Dalbergia latifolia roxb
2. Cempaka mulya Michelia figo (lour.) spreng 19. Asam kranji Diallum indum L.
3. Kamboja merah Plumeria rubra L. 20. Kayu putih Eucalyptus alba reinw
4. Kemboja Plumiera acuminata ait 21. Kayuputih Eucalyptus umbellata dum.
5. Cendana Santalum album L. cours
6. Cempoko gondok Talauma candollii bl 22. Dewandaru Eugenia uniflora L.
23 Beringin Ficus beniamina L.

226 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


14. llat-ilatan Ficus callosa willd TANAMAN SEMAK BERAROMA
15. Tabat barito Ficus deltoidea jack
26. Karet No. NamaDaerah Nama Latin
Ficus elastica nois.ex bl
27. Iprih 1. Poncosudo fasminum pubescens willd
Ficus glabella bl
lB. Elo 2. Melati fasminum sambac (1.)Wait
Ficus glomerata roxb
29. Daun dolar 3. Pandan wangi Pandanus amaryllifolius
Ficus pumila L.
30. Uyah-uyahan roxb
Ficus quersifolia roxb
31. Preh 4. Mawar Rosa chinensis jacq
Ficus ribes reinw
32. Gondang 5. Mawar Rosa galica L.
Ficus variegata bl
33. Pisang hias 6. Mawar merci Rosa multiflora L.
Heliconia colinsiana
34. Gayam Inocarpus edulis forst
35, Pohon sapu tangan Maniltoa granoiflora TANAMAN SEMAK MUDAH DIBENTUK
scheff
Nama Daerah
No. Nama Latin
36. Tanjung Mimusops elengi L.
1. Ekor kucing Acalypha hispida burm.f
37. Kelor Moringa oleifera lam
2. Kucing-kucingan Acalypha indica L.
38. Talok Muntingia calabura L.
3. Teh-tehan merah Acalypha microphylla L.
39. Pinus Pinus merkusii jungh.& de w
4. Landep Barl.eria cristata L.
40. Asem landa Pithecollobium dulce
5. Landep Barl.eria prionitis L.
(roxb.J benth
6. Sinyo nakal Duranta repens auct.non
41,. Trembesi Pithecolobium saman benth
jacq
42. Angsana Pterocarpus indica willd
43. Salak Salacca edulis reinw
44. Turi Sesbania grandiflora pers TANAMAN SEMAK DAUN INDAH

45. Mahoni Swietenia mahagoni jacq No. Nama Daerah Nama Latin
46. Cemara kipas Thuja orientalis L. 1. Daun seribu Achillea millefolium L.
47. Lengkeng Euphoria longana lamk 2. Daun seribu Achillea santolina L.
3. Suplir Adiantum cuneatum
langs.& fisch

Bab V Aplikasi Desain I 227


4. Sente Alocasiamacrorrhizaschott 26. Sosorbebek Kalanchoeintegre
5. Lidah buaya Aloe ferox miller [medikJo.k
6. Lengkuasmerah Alpiniapurpuratak.schum 27. Sosorbebek Kalanchoelaciniata
7. Bayam merah Alternanthera amoena voss (L.) dc
B. Bayamungu, Althernantherastrigosahask 28. Sosorbebek Kalanchoepinnatapers
9. Paku pandan fuplenium prolongatum hook 29. Paku ekor tupai Lepidogrammatis
10. Keladi vent
caladium bicolor [wait.) rostrata fbeddJ ching
7L. Puring Codiaeum variegatum bi. 30. Paku tanah Lindsaea orbiculata
12. Her Coleus atropurpureus benth (lamk.) mett
L3. Pacing hias Costus malortieanus wendl 31. Paku}<awat Lvgodiumscandens (L.J sw
'1,4. Pacing Costus megalobrachtea 32. Paku pedang Microsorium buergeria-
k.schum num (miq.) ching
15. Pacing Costus speciosus smith. 33. Simbar pedang Microsorium fortunei
16. Pacing Costus spiralis rosc (moore) ching
1,7. Paku andam Dicranopteris dichotoma 34. Paku sarang burung Neottopteris nidus [L.)
(thunb) bernh J.smith
LB. Drakaena Dracaena sanderiana 35. Kecombrang Nicolaia speciosa horan
vand,ex L. 36. Pohon mangkok Nothopanax scutellarium
19. Sambangdarah Excoecariabicolorhassk merr
20. Sambang darah Hemigraphis colorata hall.f 37. Sri Rejeki Oieffenbachia seguine
21,. Wora-wari gantung. Hibiscus schizopetalus (jacq.) schott
(mast.)Hook.f 38. Pandan bidur Pandanus bidur jungh.ex
22. Bakungan Hymenocallis litthoralis miq
(jacq.J salisb 39. Pandan kowang Pandanus furcatus roxb
23. Widosari Ipomoea digitata L. 40. Pandan kecil Pandanus polycephalus
24. Air mancur facobinia carnea lamk
(lindl.)Nichols 4t. Pandan Pandanus tectorius
25. Sosorbebek Kalanchoedaigremontianadc soland.expark

228 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


42. Simbar menjangan Platycerium bifurcatum c.chr 15. Kembangsepatu Hibiscus rosa-sinensis L.
43. Suji Pleomele angustifolia 1,6. Mrambos hijau Hibiscus sabdariffa L.
n.e.brown 17. Waru gombong Hibiscus similis bl
44. Paku pecut Pteris ensiformis burm 18. Bunga Sepatu mawar Hibiscus syriacus L.
45. Paku rane Selaginella doederlinii hieron 19. Waru lengis Hibiscus tiliaceus L.
46. Bunga Lili Ulium brownii f.e.brown 20. Soka Ixora coccinea L.
2L. Tembelek Lantana camara L.
TANAMAN SEMAK BUNGA INDAH 22. Kembangpukul Mirabilis jalapa L.
empat
No, Nama Daerah Nama Latin
23. Nusaindah Mussaenda phylippica L.
L. Kecubung Brugmansia candida pers
24. Daun putri Mussaenda pubescens
2. Kecubunggunung Brugmansia suaveolens
ait.f
bercht.& presl
25. Oleander Nerium indicum mill
3. Melati kosta Brunsfelsia uniflora (pohl.)
26. Oleande Nerium oleander L.
d.don
27. Terongsusu Solanum mammosum L.
4. Jenggerayam Celosia cristata L.
28. Mondokaki Tabernaemontana
5. Kenikir Cosmos caudatus h.b.k.
divaricata r.br
6. Kecubungwulung Datura metel L.
29. Kenikir Tagetes erecta L.
7. Kecubungpendek Datura stramonium L.
30. Oleander Thevetia peruviana
B. Kecubung Datura tatula L.
[pers.) k.schum
9. Kembang anting- Fuchsia speciosa hort 31. Bunga pukul delapan Turnera subulata
anting
j.e.smith
1.0. Kaca piring Gardenia augusta merr
32. Tapak doro Vinca rosea u
lL. Gardenia Gardenia mutabilis reinw
12. Bunga kancing Gomphrena globosa L.
1.3. Bunga karang Hedvotis uncinella hook.et
arn
14. Kernbang matahari Helianthus annus L.

Bab V Aplikasi Desain I zzs


TANAMAN RAMBAT

No. Nama Daerah Nama Latin


1.. Markisah Passiflora quadrangularis L.
2. Anggur Vitis vinifera L.
3. falu mampang Monstera pertusa auct
4. Suruhan Peperomia pellucida 0.) h.b.k
5. Sirih Piper betle L.
6. Alamanda Allamanda cathartica L
7. Air mata Pengantin Antigonon
B. Bintaro Cerbera manghas L.
9. Kembang bugang Clerodendrum calamitosum L.
10. Nona makan sirih Clerodenoron thomsonae balf.f
1L. Grandiflorum Solanumgrandiflorumauct
1,2. Bunga madia Thunbergia grandiflora roxb
13. Bunga madia Thunbergia grandiflora roxb

Sumber: dari berbagai sumber

E. FASILITAS PARKIR

Dengan semakin banyak dan berkembangnya alat transportasi darat serta semakin banyaknya
lokasi kegiatan manusia yang tersebar di berbagai tempat, maka kebutuhan sarana jalan
kendaraan semakin meluas. Sejalan dengan perkembangan tersebut, maka kebutuhan akan
tempat parkir semakin meningkat terutama di kota besar dan di tempat yang padat aktivitas.
Tempat rekreasi, kawasan perkantoran, kawasan permukiman, dan kegiatan lainnya menuntut
tersedianya tempat parkir. Hampir semua aktivitas kegiatan di ruang terbuka memerlukan sarana

230 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
tempat parkir' Kebutuhan akan tempat parkir dalam suatu perancangan
lansekap merupakan
bagian dari prasarana lingkungan.

Beberapa pengertian mengenai tempat parkir adalah


sebagai berikut.
1' Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya
[poerwadarminta, 1gB4).
2' Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka
waktu yang lama atau se-
bentar tergantung pada kendaraan dan kebutuhannya.
[peraturan Laru Lintas)
3' Parkir adalah tempat menempatkan dengan memberhentikan kendaraan
angkutan atau
barang [bermotor maupun tidak bermotor] pada suatu tempat
dalam jangka waktu tertentu
[Taju, 1996J.
4' Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak
bersifat sementara
[Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir Direktur Jenderal perhubungan
Darat].

Lokasi di mana kendaraan diparkirkan dinamakan fasilitas parkir. peran


fasilitas parkir
dalam sistem transportasi dapat dilihat dari fungsinya dalam menyediakan
tempat untuk
menyimpan kendaraan di tempat-tempat tujuan perjalanan dari pergerakan
lalu lintas.
Pergerakan-pergerakan lalu lintas tidak timbul dengan sendirinya,
melainkan sebagai akibat dari
pergerakan yang menuju ke suatu tempat tujuan perlalanan.

Di tempat tujuan kendaraan akan ditinggalkan selama beberapa


waktu, saat pemiliknya
menyelesaikan urusannya. Pada saat ditinggalkannya kendaraan
inilah sebuah fasilitas parkir
memegang peranan penting. Sebuah fasilitas parkir dikatakan
berfungsi dengan baik apabila
dengan adanya fasilitas parkir tersebut tidak terjadi konflik pada
ruas jalan di sekitar lokasi
parkir tersebut' Masalah yang timbul pada fasilitas parkir
apabila kebutuhan parkir tidak sesuai
atau melebihi kapasitas parkir yang tersedia, sehingga kendaraan
yang tidak tertampung pada
tempat parkir akan mengganggu kelancaran arus lalu lintas pada
ruas jalan sekitarnya.

Bab V Aplikasi Desain I 231


Dalam penentuan tata letak parkir, mempunyai beberapa kriteria antara lain, yaitu:
1. parkir terletak pada muka tapak yang datar;
2. penempatan parkir tidak terlalu jauh dari pusat kegiatan.

1. Parkir Terletak pada Muka Tapak yang Datar


Tempat parkir diusahakan berada pada permukaan yang datar. Apabila permukaan tanah asal
mempunyai kemiringan, maka perlu dipikirkan penggunaan grading dengan sistem cut and
f11. Lokasi permukaan yang datar pada area parkir dimaksudkan untuk menjaga keamanan
kendaraan agar parkir dengan aman dan tidak menggelinding.

2. Penempatan Parkir Tidak Terlalu |auh dari Pusat Kegiatan

Hubungan pencapaian antara tempat parkir dengan bangunan atau tempat kegiatan diusahakan
tidak terlalu jauh. Bila jarak antara tempat parkir dengan pusat kegiatan cukup jauh, maka
diperlukan sirkulasi yang jelas dan terarah menuju area parkir. Ditinjau dari penggunaannya,
tempat parkir terbagi atas:
a. parkir kendaraan beroda lebih dari 4 (empatJ, misalnya bus dan truk;
b. parkir kendaraan beroda 4 fempat), misalnya sedan dan mini bus;
c. parkir kendaraan beroda 3 (tiga), misalnya bemo dan motor sispan;
d. parkir kendaraan beroda 2 (dua), misalnya sepeda dan sepeda motor.

232 I Komponen Perancangan Arsitektui Lansekap


Jenis-fenis Kendaraan Alat Transportasi Darat

Ukuran mobil;
Ukuran mobil;
Bus besar 8fi)0 mm dan Bus kecil
6000 mm dan
lebar body 3000
lebar body 2400
mm
mm

Ukuran mobil;
Minibus Ukuran mobil; MPV 4800 mm dan
5000 mm dan
lebar body 16A0
lebar body LSAO
mm
mm

Ukuran mobil;
Jeep Ukuran mobil;
Sedan 4820 mm dan
4000 mm dan
lebar body L76S
lebar body 16AO besar
mm
mm

Sedan
Ukuran mobil; Sedan
sedang Ukuran mobil;
3800 mm dan kecil 2900 mm dan
lebar body 14AO
lebar body L4AO
mm
mm

Bab V Aplikasi Desain I zs3


Kendaraan i Ukuran mobil; Motor
roda tiga 2500 mm dan besar Ukuran motor;
lebar body L6O0 2500 mm dan
mm lebar body 1050
mm

Ukuran sepeda;
Motor kecil Ukuran motor; Sepeda 1500 mm dan
2000 mm dan lebar body 45O
lebar body 90O mm
mm

Becak Ukuran becak;


2000 mm dan lebar
body900 mm

Ditinjau dari sudut perancangannya [desain), maka kriteria dan prinsip tempat parkir secara
garis besar harus memperhatikan faktor sebagai berikut,

234 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


a. Waktu penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir
untuk kegiatan yang berlangsung sepanjang waktu, maka tempat
parkir perlu dilengkapi
dengan penerangan yang cukup' Penerangan dapat mempergunakan
lampu taman setinggi
2.00 meter ataupun penempatan lampu jalan mercury.

b. Banyaknya kebutuhan jumlah kendaraan untuk menentukan


Iuas tempat parkir
Luas tempat parkir disesuaikan dengan jumlah kendaraan
yang hendak ditampung. Melalui
jumlah kendaraan yang ditampung dapat diketahui
perkiraan luas yang dibutuhkan.
c. Ukuran dari jenis kendaraan yang akan ditampung.
Perhatikan standar dan ukuran dari jenis kendaraan yang hendak
parkir.
d' Mempunyai keamanan yang baik dan terlindung dari panas pancaran
sinar matahari
Untuk mengurangi panas sinar matahari di siang hari, tempat parkir
sebaiknya diberikan
tanaman peneduh di antara pembatas parkir.

Pemilihan jenis tanaman dilakukan dengan pertimbangan:


1) tanaman berbentukpohon atau perdu;
2) tanaman cukup kuat, tidak mudah patah;
3J tanaman tidak mengeruarkan getah yang dapat merusak cat kendaraan;
4] tanaman mempunyai tajuk yang lebar dan cukup padat;
5J tanaman mempunyai sistem perakaran yang tidak merusak
perkerasan;
6J tanaman tidak mengugurkan dahan dan ranting.

contoh tanaman pohon untuk tempat parkir antara Iain sebagai


berikut.
. Biola cantik fFicus benyaminaJ
. Kiara payung [Filicium desifiensJ

Bab V Aplikasi Desain I Z3S


e. Cukup penerangan cahaya di malam hari
Di maiam hari, tempat parkir mempunyai cahaya penerangan yang baik.

f. Tersedianya sarana penunjang parkir


Tempat parkir perlu dilengkapi tempat tunggu sopir. Pada tempat tertentu dilengkapi pula
dengan pengeras suara untuk memanggil sopir. Karena tempat parkir merupakan area
umum, maka diperlukan pula tempat gardu jaga untuk penjaga keamanan.

3. Bentuk Tempat Parkir

Bentuk tempat parkir kendaraan mempunyai beberapa jenis, yaitu:


a. parkirtegaklurus Qterpandicular),
b. parkir sudut [ang1e],
c. parkir paralel (paralle[), dan
d. parkir khusus bagi penderita cacat.

236 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


a. Porkir Tegak Lurus (perpandicular,)

PARI(IR TE6AX LURUS 90 OENAJAT

Jalan Pedeslnan

ELEVAI/OII

Bab V Aplikasi Desain I zs7


Parkir Suduf (Angle.)

slll
.ff^ ll

\,,,,"^"\

\V# PARKIR SUDUT 50 DERAJAT PARKIR SUDUT 45 T}ERAJAT

2t

aA 7>
KZ V>
V/lF'l ,z'l
UA
ffi#l*
60 DEGREE PARKING
L la l r'

ml
r2fll171 ^ I_
1

ffiia 1,6 I tl )

N-l W..A
+:-4.
NI LJ
Yn
IZ uu
I

Prr.o tuts Ad
rffiffi*
!'r@
on.w.Y ci.lhlbn
a.d1n

z3s I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


c. Parkir Paralel (parallel)

**ffi;P*
3 la?./E
FE-E#*EHHEF*EE

h
t.*ata s.. fut

q d-qHH
-EH*E1l-HHq:FF

ffis--
14NE__/". w
HFdsE:eJ:

k:*a* z F
taue e- S

Bab V Aplikasi Desain I zss


d, Parkir Khusus Bagi Penderita Cacat

,-t-_

|-*------*-****:

I
l- ___t_
{_*_*_**___**_*J I r.so I z.so I z.so I
ro

240 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


4. Perkerasan Dan Konstruksinya

Ditiniau dari segi perkerasan dan konstruksinya dapat


dibagi menjadi:
a. perkerasan kedap air,
b. perkerasan yang menyerap air.

Bab V Aplikasi Desain I 241


a. Perkerasan Kedap Air

Perkerosan !ahan porkir memperqunakan bohon aspoI dan beton kedop oir

Pe{kerason lahan parki r


mempergunokan bohan
gtdssblock untu k menyero p
oir

b. Perkerqsan yang Menyerap Air


Penggunaan bahan atau material paving dimaksudkan agar dapat menyerap air permukaan
seperti air hujan. Walaupun demikian masih diperlukan pula sistem drainase di sekitar
tempat parkir.

242 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


5. Beberapa contoh Desain dan rJkuran standar Tempat parkir

_t..

Kondisi tempot parkir mobil yang belum terencano dengan boik, tanpa adanya pohon peneduh dan berkeson panos

Kondisi tempat parkir mabil yong samo seteloh diberikan pahon peneduh berkeson sejuk

Bab V Aplikasi Desain I 243


Lahan porkir yong masih kosong, tanpa
odanya usaha peneduhan

Lohan parkir dengan usaho


penempoton pohon peneduh

244 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Parkir Bagi penderita Cacat

Parkir mobil khusus bagi penderita


cocot_ Gdris_gatis miring
di somping bdtas tancla parkir
merupakan ruanj bagi Prases penderita cacot memosuki
penderito cacat untuk memasuki mobil pada rsrea porket
kendaroan.

salah satu penyeresaian tresaih


iatur padestian yang berhubungan dengan area pail<ir

Bab V Aplikasi Desain


I z4s
b. Parkir Sepeda

Sistem gqrkir sepeda dengan senderon (1800) Sistem parkir sepeda tegak !urus dengan sudut pAa)

Eentuk penyongga Parkir sePedd

Bentuk penyongga parkir sePeda

246 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


6. Contoh Aplikasi Area parkir

POTOf{GAH

POTOT,IGAN

Bab V Aplikasi Desain


I 247
il".,..@
tempat p*d{ir dengan p+robatas lokasi Irndfilan hids

rempat part,r densan pembsras,"*" oTXj:rin##irrti;

sundukan tanah seba96i pembatas area

penshan tanah
baEs area parldr

24a I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


qe F &,s 6 &-q- "b
=

{;x,rF*'.

T
1-*--, -

t%8s?StrS*fr tpkffi rfr tfs*ru -}.i,


*-\&

paoa;#li8?8Prf ffi f&;f, !d?.?{Wff 3jq,1

p3?,1f9983,1ru'"?g3tf8J]ff
3

Bab V Aplikasi Desain I z4s


F. PENCAHAYAAN

Suasana gelap dan terang dihasilkan karena adanya sumber energi cahaya yang mengarah ke mata
manusia. Sumber cahaya yang menuju ke arah mata ditangkap oleh lensa mata dan diteruskan ke
otak melalui syaraf indra mata. Oleh otak manusia, cahaya tersebut diteruskan ke syaraf lainnya
hingga menimbulkan perasaan yang bermacam-macam. Sumber cahaya alamiah adalah matahari,
bulan, dan bintang serta beberapa spesies makhluk hidup [kunang-kunangJ, sedangkan jenis dan
bentuk sumber cahaya buatan antara lain:
a. api pembakaran,
b. lampu minyak [obor, cemporJ,
c. lampu minyak gas [petromak],
d. lampu pljar {bulb light),
e. lampu sorot [spof light), dan
f. lampu neon (neon light).

Bulb liqht Spot light Lampu gas

Zso I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Fungsi cahaya penerangan di malam hari dalam arsitektur lansekap sebagai berikut.
a. penerangan cahaya untuk ruang tempat kegiatan (parkir, plaza, pedestrianJ;
b. penerangan cahaya untuk sirkulasi;
c. penerangancahayauntuktanaman/pepohonan;
d. penerangan cahaya untuk perabot lansekap {landscape
furniture);
e. penerangan cahaya untuk kolam/air mancur;
f. penerangan cahaya bagi benda seni fpatung, ornamen lansekap).

1. Dampak Suasana Gelap Bagi Manusia

Rasa Takut
Pernahkah kita merasakan padamnya lampu ruangan? Suasana yang gelap gulita menyebab-
kan kita kadang mempunyai perasaan takut dan cemas. Namun, tidak semua suasana gelap
dapat menimbulkan rasa ketakutan. Ketakutan pada suasana gelap lebih banyak disebabkan
adanya faktor pengalaman dan kebiasaan. Di daerah yang terbatas sumber cahaya pene-
rangan, bagi masyarakat di sana suasana yang demikian merupakan hal yang biasa.

Perasaan takut timbul karena faktor pengalaman yang dialami manusia. Misalkan, sejak
kecil kita diberikan gambaran bahwa suasana gelap, identik dengan rumah hantu. Akibatnya
bila kita berada pada suasana tersebut akan terbayangkan rumah hantu yang menakutkan.
Apalagi bila suasana gelap terdapat di ruang luar fruang terbukal dengan skala ruang yang
besar, menyebabkan timbulnya pemikiran negatif terhadap sebuah benda. Namun pada
umumnya suasana gelap kurang memberikan suasana nyaman. Bila kita baru pertama kali
memasuki suatu gua yang gelap, kita pasti mempunyai rasa takut dan tegang. Namun bila
gua tersebut telah berulang kali kita singgahi, maka perasaan takut akan menghilang. Hal ini
disebabkan karena kita telah terbiasa.

Bab V Aplikasi Desain I ZSI


Rasa TidakJelas

Suasana gelap gulita membuat semua benda tidak mempunyai sinar yang dipantulkan untuk
ditangkap oleh lensa mata. Hingga benda tersebut tidak terlihat dan menjadi tidak ielas
bentuknya.

Rasa Menyerathkan

Perasaan menyeramkan terhadap ruang dapat terjadi karena suasana gelap serta skala ruang
yang luas dan langit-langit yang tinggi. Pernahkah kita mengunjungi tempat pemakaman
(kuburan) di malam hari? Dalam suasana yang sepi, sinar penerangan yang terbatas, skala
ruang yang terbuka dengan langit yang terbentang luas dan bentuk nisan, tentunya akan
menimbulkan rasa seram. Begitu juga bila kita berada pada suatu bangunan berskala besar
dengan cahaya penerangan yang terbatas, kadang kita mempunyai persepsi menyeramkan
pada bangunan tersebut. Jadl, perasaan menyeramkan terhadap ruang dapat ditimbulkan
oleh faktor skala dan cahaya penerangan, selain faktor bentuk, warna serta teksturnya'

Dalam perancangan arsitektur lansekap, suasana gelap dan terang dapat menghasilkan suatu
nilai dan kesan yang menarik terhadap tapak. Tata letak sumber cahaya terhadap benda atau
eiemen lansekap menyebabkan terjadinya bayang-bayang yang menimbulkan rangsangan
beraneka ragam.

Untuk mendapatkan cahaya terang, peletakan sumber cahaya dapat dibagi menjadi 3 (tigaJ
bagian, yaitu:
1) sumber cahaya di atas mata manusia;
2) sumber cahaya setinggi mata manusia;
3l sumber cahaya di bawah mata manusia'

252 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Dilihat dari segi arah sumber cahaya, ciapat pula dikategorikan
menjadi 3 ftiga] bagian, yaitu:
1. arah cahaya tegak lurus ke bawah;
2. arah cahaya tegak lurus ke atas;
3. arah cahaya membentuk sudut.

Aplikasi pencahayaan dalam desain arsitektur lansekap adalah sebagai


berikut.

Penerangan cahaya sebagai aksentuasi

Cahaya dapat digunakan untuk memperjelas elemen atau benda


yang akan dijadikan
aksentuasi' Misalkan hila ingin menonjolkan karakter batang pohon
maka kita menempatkan
sumber cahaya di bawah pohon dengan sinar ke arah batang
dan dahan pohon dimaksud.
Hal ini menimbulkan suasana romantis terhadap ruang di sekitarnya.
warna sinar akan
membantu dalam menciptakan aksentuasi sesuai tujuan yang diinginkan.

Bab V Aplikasi Desain f ZSg


i r;,o/tr ire rrrpe,.,(rGl 0l-!Srrarlosr le .hiiJop elcrirfri lor-ie(op

Penerangan cahaya sebagai pembentuk bayang-Layang


Efek bayangan yang terjadi akibat sinar cahaya lerhadap dinding akan memberikan kesan
visual yang atraktif. Bentuk bayang-bayang dapat diatur dengan memindal-rkan sumber
cahaya dari sudut tertentu.

zsi I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


visual bayang-bayang yong atroktif terjodt Sinar cohayc yang diarahkan ke dinding rumahmentberikan
pado clinding karena penempotan 5unbr kesan vtsuol bayang
bayorq yong otroktif dori bberapo tonoman penempatan
cohoyo lanlpu t1fian sumber cohoyo lctmpu
tonat'

Penerangan cahalra sebagai reflek-c i

Sinar cahaya lompu memberikan refleksi terhadap bebatuon

Bab V Aplikasi Desain I 2ss


Penerangan cahaya sebagai pengarah

Penempatan sumber cahayo untuk memberikan pengarahon terhadop iolan setapak

2s6 r Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


G. PATTERN ATAUPOTALANTAI

Pembentukan pola-pola lantai berkaitan dengan perkerasan lantai itu


sendiri. perkerasan
lantai tergantung dari bahan atau tnaterial perkerasan yang dipergunakan.
Dalam arsitektur
lansekap, perkerasan merupakan bagian dari material yang dipergunakan
dalam penyelesaian
desain lansekapnya, terutama pada tempat-tempat yang mempunyai
intensitas kegiatan tinggi.
Intensitas penggunaan lantai perkerasan yang tinggi antara lain pada jalan
setapak, jalan masuk
kendaraan, tempat parkir, area bermain, praza tempat berkumpur,
dan area tempat duduk.

Berbagai bahan material yang dapat dimanfaatkan untuk perkerasan


lantai antara lain,
yaitu krikil, batu lempeng, semen, aspal, beton, batu koral,
ubin keramik, dan batu bata. untuk
pembentukan lantai perkerasan jarang dipergunakan bahan-bah
an soft materlal frumputJ.

Dua segi yang perlu diperhatikan dalam pembentukan perkerasan


adalah segi fungsional
dan segi estetikanya.

Segi Fungsi mencakup antara lain, yaitu:


1. kegunaan dan pemanfaatan lantai perkerasan;
2. waktu pemakaian kegiatan siang atau malam hari.

Segi Estetika mencakup antara lain, yaitu:


1. bentuk desain perkerasan sesuai tema rancangannya;
2. ukuran dan patokan umum;
3. penggunaan bahan, baik bentuk, tekstur maupun warna;
4. keamanankonstruksi;
5. pola lantai atau pattern.

Bab V Aplikasi Desain I 257


l. Kegunaan dan Pemanfaatan Lantai perkerasan

Hampir setiap desain lansekap berkaitan dengan pengunaan lantai perkerasan. Pemanfaatan lantai
perkerasan ini sebagai usaha untuk memberikan kenyamanan yang optimal bagi pemakai. Ada
beberapa konsep rancangan yang tidak memerlukan lantai perkerasan namun cukup dikeraskan
saja (misal hamparan pasir, hamparan koralJ. Hal ini tergantung fungsi penggunaan lantai
tersebut. Untuk suatu lapangan voli pantai atau jogging track tentunya lantai perkerasan cukup
dipadatkan. Atau konsep perkerasan jalan pintu masuk halaman rumah jika ingin mengeluarkan
suara tertentu cukup diberikan hamparan batu koral yang akan berbunyi bila diinjak.

Umumnya lantai dasar mempergunakan perkerasan. Namun perlu diperhatikan material


perkerasannya. Untuk penggunaan dengan intensitas tinggi dapat memanfaatkan bahan beton,
rabat beton, ubin keramik atau paving. Untuk penggunaan yang spesifi[ misalnya area bermain
anak, Iapangan olahraga, dan cagar alam, dapat digunakan lantai alami misalnya pasir, rerumputan
atau tanah yang dipadatkan.

Hal yang perlu diperhatikan dari lantai perkerasan di ruang terbuka adalah genangan air
hujan. Hindarkan genangan air dengan menerapkan kemiringan lantai menuju arah drainase.
Artinya, penggunaan lantai perkerasan harus disesuaikan dengan fungsi kegiatannya.

2. Waktu Kegiatan Siang atau Malam Hari

Bila waktu aktivitas pengunaan lantai dilakukan malam hari, diperlukan adanya cahaya pene-
rangan untuk memperjelas pola lantai yang dirancang. Penggunaan di siang hari agar diperhatikan
pemilihan bahan yang tidak memantulkan panas sinar matahari.

25A I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


3. BentukDesainperkerasan
Dalam pembentukan desain,
lantai perkerasan harus seiaran
dengan tema rancangannya. pada
dasarnya poia lantai dapat berbentuk
arami, burat, segitiga, segi uirprt,
ataupun variasi dari pola tersebut. segi enam, segi deiapan
sebagai contoh, bila tema.rn.rngrn
dapat diterapkan pola segi empat adalah kedisiplinan maka
dengan garis lurus yanl mencerminkan
tema rancangan petualangan, bentuk karakter tegas. Bira
pola lantai dapat mengambil
bentuk yang atraktif dan alami.

4. Ukuran dan patokan Umum


Dalam menentukan besaran pola
lantai sebaiknya menggunakan standar
setempat, misalkan standar ukuran umum yang berlaku
ruang gerak manusia. Sebagai
pejaian kaki bagi dua orang contoh besaran untuk lantai
mempunyai lebar 1,50 meter. untuk
ruang gerak bebas manusia
memerlukan luas 4 meter persegi.

5. Penggunaan Material, Baik Bentuk,


Tekstur Maupun Warna
Teiah diuraikan cli atas bahwa perkerasan berkaitan dengan
pengLlnaan bahan keras.
karena itu daiam desain' hentuk oreh
bahan, tekstur, dan warna menjadi
berhubungan' Kadang-kadang suatu satu pemikira, yang saling
pola lantai me,ggunakan beberapa
menghasilkan kombinasi dan variasi macam materiar untuk
yang menarik. Hal yang perlu
yaitu bagaimana agar peralihan diperhatikan clalam desain
antara dua bahan yang berbeda
kesatuan (unity)' Demikian halnya
itu dapat menghasirkan pora
dengan tekstur bahan. Hindarkan
penggunaan tekstur halus,
licin' dan berkilat pada perkerasan yang
langsung menerima pancaran
mengakibatkan pantulan sinar dan panas sinar matahari. Har ini
pada lantai.

Bab V Aplikasi Desain f ZSg


6. Keamanan Konstruksi

Tidak lepas pula segi keamanan konstruksi. Lantai perkerasan untuk keperluan aktivitas yang
relatifberat (misalkan lapangan olahraga, area parkir atau lintasan sepeda], diperlukan kekuatan
pondasi dan konstruksi yang kuat, Bahkan dapat pula ditambahkan dengan penulangan di dasar
lantai.

7. Pola Lantai atauPattern

Perrggunaan lantai perkerasan juga perlu memperhatikan pola


{pattern] yang dirancang. pola-
pola yar-rg dimaksud antara lain pola grid, pola kotak, pola sisik ikan, pola bulat, pola kombinasi,
dan sebagainya,

Fungsi dan penerapan pola lantai perkerasan, yaitu:


a. memberi kesan batasan ruang nlaya;
b. mernperkecil skala ruang lantai;
c. menambah nilai keindahan lingkungan;
d. mernbuat lantai tidak terlalu polos;
e. memberikan kesan intim dan atraktif;
f. memberikan pengarahan menuju suatu objek.

260 f Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Eeberopa contoh pola yang dapot diterapkan pado !antoi perkerasan

Bab V Aplikasi Desain I 267


APLIKASI POIA PERKERASAN LANTAI DI RUANG TERBUKA

Aplikasi pola lantai dalam perancangan lansekap

262 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


H. KENYAMANAN

Kenyamanan adalah segala sesuatu yang


memperlihatkan penggunaan ruang secara
harmonis,
baik dari segi bentuknya, tekstur, warna, aroma,
suara, bunyi, cahaya atau rainnya. Hubungan
harmonis yang dimaksud adalah keteraturan,
dinamis, dan keragaman yang saling mendukung
terhadap penciptaan ruang bagi manusia.
sehingga mempunyai nilai keseruruhan yang
mengandung keindahan
fio Simond, 1997, Landscape Architecture).

Kenyamanan dapat pula dikatakan sebagai


kenikmatan atau kepuasan manusia dalam
melaksanakan kegiatannya
[Albert Rutlegde,,4n otomy of park).

t. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kenyamanan


Sirkulosi
Sistem sirkulasi sangat erat hubungannya dengan
pola penempatan aktivitas dan penggunaan
tapaksehingga merupakan pergerakan dari ruang
satu ke ruangyang lain. Kenyamanan clapat
berkurang akibat dari sirkulasi yang kurang
baik, misalnya kurangnya kejelasan sirkulasi,
tidak adanya hierarkhi sirkulasi, ticlak jelasnya pembagian
ruang antara sirkulasi pejalan
kaki dan sirkulasi kendaraan, penggunaan fungsi
ruang sirkurasi yang berbeda
trotoar dijadikan tempat berjualanJ. untuk hal [misalnya
tersebu! hendaknya diadakan pembagian
sirkulasi antara manusia dan kendaraan.

1) Sirkulasi Kendaraan
Secara hierarkhi dapat dibagi menjadi 2
[dua] jalur kendaraan, yakni
[1) Jalur distribusi,
jalur untuk gerak perpindahan lokasi
[ialur cepat] dan [2J ]arur akses, jalur yang
melayani hubungan jalan dengan pintu masuk
bangunan. Kedua jalur tersebut perlu

Bab V Aplikasi Desain I 26g


dipisah untuk memperlancar lalu lintas. Fasilitas penunjang berupa rambu rambu lalu
lintas dan ruang parkir harus disesuaikan dengan ruang yang tersedia.

Jatur jalan sebagai akses menuiu rumah tinggal


Jalur jalan sebagai distibusi ke ialur cepat

2) Sirkulasi Manusia
Sirkulasi manusia dapat berupa pedestrian atau mal yang membentuk hubungan erat
dengan aktivitas kegiatan di dalam tapak. Hal yang perlu diperhatikan antara lain,
yaitu
iebar jalan, pola lantai, kejelasan orientasi, lampu ialan, dan fasilitas penyeberang'

F}EDESTRIAN PEJAL"AN KAKI

264 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


b. Iklim atau Kekuatan Alam
1) Radiasi Sinar Matahari
Dapat mengurangi rasa nyaman pada daerah tropis,
terutama di siang hari, maka
diperlukan adanya peneduh. Hal ini tidak berlaku bagi
daerah rekreasi di pantai karena
pada daerah tersebut sinar matahari merupakan potensi
atraktif.

tr

Baya nga n pepoh on an me n c iptakan ke nya


"..;
m an an

2) Angin
Arah angin pada suatu daerah perlu diperhatikan dalam
pengolahan tata ruang luar. Hal
ini di,-raksudkan agar tercipta pergerakan angin mikro yang
sejuk da, menyenangkan
bagi kegiatan matlltsia. Pada ru;rng terbuka yang
luas jika cliperlukan dapat ditempatkan
elemen-elemen penghalang angin
{wind break) agar kecepata, ar.rgin kencang dapat
diperlamtrat sehingga tercipta suasana yang nyaman.

Bab V Aplikasi Desain I 265


Pengaruh A.ngin terhadap Pohon

s) Curah Hujan
Faktor ini sering menimbulkan gangguan terhadap aktivitas manusia di ruang luar. Oleh
karena itu, perlu disediakan tempat berteduh apabila terjadi hujan [she]ter, gazeboJ.

r-li li:,1:r:l.rlil::.':l:l:
,:ir!rr:r.l
jiiril:li.lil l;:l::i:.,1;l
.r:,,.i:rr,r-,r;i:iri:tii:,-ffi
i:ii;it:i:r,::,.:r:t,t;11:

.'.Ii.3 . ..:,.r

4) Temperatur
Untuk daerah tropis, temperatur di siang hari relatif cukup panas. Apalagi pada ruang
terbuka yang sedikit pepohonan. Untuk mendapatkan iklim mikro yang sejuk, maka
perlu ditempatkan pohon peneduh dengan tajuk melebar.

266 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


c, Kebisingan
Pada daerah'yang padat, misainya perkantoran,
industri, dan kebisingan adalah masalah
pokok yang dapat mengganggu kenyamanan
bagi penduduk di sekitarnya. oleh karena
untuk mengurangi kebisingan tersebut dapat itu,
kita pakai tanaman dengan pola dan ketebalan
yang rapat.

'{g*lfitsia

Aroma atqu Bau-Bauqn


Terutama pada daerah pembuangan sampah
maka bau yang tidak enak akan
oleh orang yang melaluinya. Untuk mengurangi
tercium
hal tersebut, maka sumber bau tersebut

Bab V Aplikasi Desain I 267


dilokalisasikan dan ditempatkan pada area yang tertutup dari pandangan visual serta
dihalangi oleh tanaman pepohonan/semak ataupun dengan peninggian muka tanah.

Bentuk
Berituk elemen landscape furnitttre harus disesuaikan dengan ukuran standar manusia agar
skala yang dibentuk merlipunyai rasa nyaman. Sebagai contoh, bentuk bangku taman harus
mempunyai fungsi yang ielas dan sesuai nkuran agar bila dimanfaatkan oleh manusia akan
terasa nyaman.

268 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Keamanan
Keamanan merupakan masarah yang pentin& karena ini
dapat mengganggu dan menghambat
aktivitas yang dilakukan. Pengertian dari keamanan bukan
saja mencakup segi kejahatan
fkriminalJ, tapi iuga termasuk kekuatan konstruksi dari elemen lansekap, tata ietak
elemen,
bentuk elemen, dan kejelasan fungsi.

,'1....t i

Kebersihan
Sesuatu yang bersih selain menambah daya tarik Iokasi, juga
menambah rasa nyaman karena
bebas dari kotoran sampah dan bau-bauan yang tidak menyenangkan.
Untuk memenuhi
hal tersebut, kiranya perlu disediakan tempat sampah sebagai
elemen lansekap. Selain
itu pada daerah yang menuntut kebersihan tinggi, jenis tanaman pohon
dan semak agar
memperhatikan kekuatan daya rontok daun dan buah.

Bab V Aplikasi Desain f 269


Tanaman Terminalia Cattapa termasuk salah satuTenrs tanaman yang mudah'rontok

h. Keindahan
Keindahan merupakan hal yang perlu diperhatikan guna memperoleh kenyamanan. Hal
tersebut mencakup masalah kepuasan batin dan pancaindra, hingga rasa nyaman dapat
diperoleh. Sulit untuk menilai suatu keindahan. Setiap orang mempunyai persepsi yang
berbeda terhadap sesuatu yang dikatakan indah. Kapan'sesuatu benda dikatakan indah?
Namun dalam hal nyaman maka keindahan dapat diperoleh dari segi bentuk, warna dan
komposisi susunan tanaman serta komposisi eiemen perkerasan.

270 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


DRAINASE

Drainase atau saluran pembuangan merupakan


salah satu faktor yang sangat penting
perancangan lansekap' Ruang luar suatu dalam
tapak yang telah dirancang dengan baik,
terdapat bagian dari tapak yang tergenang apabila
air akan menyebabkan rancangan menjadi tidak
sempurna' Genangan air yang tidak terencana
menyebabkan efek visual yang kurang baik,
selain
itu dapat merusak konstruksi perkerasan. Bila genangan
air terjadi pada tanah permukaan
lunak atau bidang alas rerumputan, mengakibatkan
rumput menjadi rusak dan mati, demikian
pula dengan tanaman hias' Pembuatan saluran
air pada tapak yang dirancang sangat penting
dipikirkan' Penempatan dan pemikiran tentang
sistem saruran pembuangan air limbah atau
air hujan bukanlah perkara mudah. Diperlukan adanya
suatu pemikiran yang komprehensif
mengingat saluran pembuangan merupakan
suatu jaringan yang berhubungan dengan
saluran
perkotaan' oleh karena itu, pertimbangan
terhadap sistem aliran air dan bentuk-bentuk
saluran
perlu diperhatikan' untuk pengolahan tapak
dengan permukaan tanah yang bergelombang
atau
berkontur' maka pemecahan masalah drainase
atau saluran air lebih rumit dibandingkan
dengan
permukaan tanah yang relatif rata. Namun,
kedua bentuk permukaan tanah tersebut
mempunyai
keuntungan dan kerugian terhadap saluran pembuangan. pada
tanah yang berkontur, aliran air
akan bergerak dari kontur tertinggi menuju
kontur terendah. Artinya, akan selalu terjadi
aliran air
secara alamiah' sedangkan pada tapak
dengan tanah yang relatif datar, maka kemiringan
pbrlu diperhitungkan agar air buangan dapat saluran
mengalir menuju saruran pembuangan kota.

l. SumberAliran Air
Air pada hakikatnya dapat bersifat statis dan dinamis
yang dapat menimbulkan kerusakan
dan
keuntungan bila air bergerak. Bergeraknya air
menjadi suatu aliran disebabkan kerena
adanya
daya tarik bumi fgravitasiJ serta tekanan yang
dapat menuju ke semua arah. cepat lambatnya

Bab V Aplikasi Desain f 271


aliran air di atas tanah tergantung dari kemiringan dan daya resap tanah. Daya resap (masuknya
air ke daiam tanahJ tergantung pada besar kecilnya pori-pori tanah itu sendiri.

Air yang mengalir di permukaan tanah berasal dari:


. buangan air hujan;
. buangan air sisa kegiatan manusia.

Di daerah beriklim tropis, hujan turun sepanjang tahun terutama sekali pada daerah dataran
tinggi atau daerah pegunungan. Site atau tapak rancangan yang terletak pada daerah tersebut,
memiliki aliran air hujan yang cukup banyak dan memungkinkan terjadi banyaknya genangan air
sehingga diperlukan saluran pembuangan yang intensif.

Yang dimaksudkan dengan air buangan sisa fiimbah cair) kegiatan manusia adalah air
buangan yang berasal dari pemakaian air untuk mandi, cuci, wc, dan penyiraman pemeliharaan
tanaman.

Sebelum menentukan sistem dan bentuk saluran pembuangan, maka perlu diketahui
beberapa hal yang menyangkut tentang air.

2. SifatAir
Air adalah zat cair yang mempunyai permukaan rata, karena pengaruh gravitasi maka permukaan
air selalu horizontal; tidak berwarna dan tembus cahaya [dalam keadaan murni); mempunyai
berwarna dan keruh [bila telah tercemarJ; tidak berbentuk kekal selalu berubah sesuai dengan
tempatnya. Air yang mengalir dapat membawa benda-benda yang telah Iapuk menjadi butiran
kasar dan halus menuju tempat yang lebih rendah.

272 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Volume air dinyatakan dengan satuan iiter, berat air selalu dinyatakan
dengan satuan
kilogram per liter dan kecepatan air dinyatakan dengan satuan isi
volume atau kubikasi per detik
[m3/detik]' Aliran kecepatan air permukaan tanah tergantung dari kemiringan tanah, kondisi
tanah fbesar kecilnya pori-pori tanahJ, banyaknya tanaman permukaan
tanah, dan pengaruh
gravitasi bumi.

3. Sistem Saluran pembuangan

untuk menentukan sistem saluran pembuangan perlu diketahui terlebih


dahulu:
a' tujuan dan sasaran dari rancangan tapak yang direncanakan. Misal sebagai lapangan golf,
lapangan olahraga, rekreasi atau lainnya. Untuk lapangan golf, sistem
saluran pembuangan
air hujan mempergunakan sistem saluran bawah tanah, demikian pula dengan
lapangan
sepak bola;
b' perbedaan ketinggian antara Iokasi saluran induk buangan kota
dengan lokasi daerah
genangan air atau lokasi tapak. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan
perbedaan elevasi
dasar saluran terhadap saluran lainnya; kecepatan aliran air permukaan
atau air buangan;
berapa banyak air permukaan dapat meresap kedalam tanah; dan
berapa banyak tanaman
yang dapat menahan "run offt disekitar tapak;
c' volume air buangan yang hendak ditampung dan dialirkan. Hal ini
diperlukan untuk
menghitung secara matematik berdasarkan rumus-rumus kapasitas
daya tampung air guna
menentukan besaran ukuran saluran.

Tentang hubungan antara sistem saluran pembuangan dengan


aliran air permukaan, White,
dalam buku concept source Book (terjemahan onggo diputro, penerbit
Intermedia BandungJ
menuliskan pemecahan konsep sebagai berikut.

BabV Aplikasi Desain I ZZ3


1. Sistem aiiran air terbagi menladi aliran permukaan dan aliran bawah tanah'

Z. Untuk mempermudah aliran air, maka peletakan massa bangunan diusahakan pada tempat
yang tinggi atau naikkan bangunan pada di atas gundukan tanah.

3. Hindarkan drainase saluran pembuangan yang berada di bawah bangunan atau perkerasan.
4. Hindarkan peletakan massa bangunan pada tanah yang rawan banjir atau pada cekungan
permukaan.

5. Hindarkan daerah-daerah yang terendam air dan susah dikeringkan.


6. Manfaatkan tempat-tempat yang diperkeras sebagai pengalir air.
7. Kumpulkan pengaliran air menuju arah reservoir fpenampung air buanganJ, kolam atau
danau.

B. Alirkan air ke saluran pembuangan di dalam tapak dan salurkan ke saluran pembuangan di
jalan utama friol kota).

9. Jangan limpahkan drainase pada lahan di sebelah tapak'


10. Alirkan air ke tepi tapak atau ke sudut tapak dan alirkan ke tempat yang rendah'

11. Alirkan air ke pusat saluran utama dan keluarkan dari tapak.

12. Gunakan perkerasan jalan di dalam tapak sebagai pengalir air menuju saluran pembuangan'

13. Manfaatkan kontur secara alamiah.

14. Mengubah kontur untuk mengalirkan air seperti yang diinginkan'

274 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
4. Saluran pembuangan

Saluran pembuangan terdiri dari:


a. saluran pembuangan air di atas tanah
{open channels);
b' saluran pembuangan air di daram tanah (subsu rface
strom drains).

Saluran air pembuangan di atas tanah dapat dibuat dengan tertutup


ataupun terbuka.
Sedangkan saluran pembuangan air dalam tanah
umumnya tertutup.
a' Saluran Terbuka dan Saluran Tertutup di Atas Tanah
{open channers)
untuk saluran di atas tanah, konsep dasar secara umum
dikenar adanya saluran primer
fsaiuran utama), saluran sekunder [saluran penghubung), dan saruran
tersier fsaluran
penampung].
1l saluran primer merupakan saruran induk atau saluran utama dalam tapak yang
berhubungan dengan saluran buangan air di luar
tapak atau saluran kota. Saluran ini
menampung debit air yang berasal dari seluruh tapak
untuk dialirkan ke luar tapak.
2) Saluran sekunder adalah saluran yang berhubungan
dengan saluran induk di dalam
tapak. Merupakan saluran penampung dari saluran
tersier.
3l Saluran tersier merupakan saruran penampung
air buangan yang terdekat dengan
genangan air atau sumber air buangan.

Ketiga saluran tersebut saling berhubungan sesuai


dengan hierarkinya.
Saluran pembuangan di atas tanah dapat dibuat secara
alamiah dengan mengolah permukaan
tanah ataupun dibuat dengan perkerasan. Agar mendapatkan
kesan visual yang lebih baik,
maka saluran tersebut dapat ditutup dengan penutup
beton fdekker] ataupun dengan grill

Bab V Aplikasi Desain I Z7S


besi di sepanjang saluran atau tempat-tempat tertentu seperti perpotongan dengan lintasan
kendaraan atau manusia.

Polongan tipe Orainase Alami

POTOHGAN TIPE DRAINASE TERBUKA JALAN

Contoh saturan pembuangan air di atas tanah yang dibuat secara alamiah. Lekukan tanah dapat menampung
air hujan dan memberikan efek visual yang menarik bersatu dengan alam

Contoh saluran pembuangan air di atas tanah yang kamuflase dengan susunan tanaman air untuk
menghilangkan kesan adanya saluran dan menciptakan visual lansekap yang menarik.

276 : Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Contoh saluran di atas tanah dan terbuka. Mudah dibersihkan, namun memberi kesan visual yang
kurang baik bila
d ibiarkan, tidak dibersihkan.

Contoh saluran pembuangan di atas tanah dan teftutup. Penutup saluran mempergunakan penutup
beton (dekker) atau
grill besi

Bab V Aplikasi Desain I Z7Z


5, Bentuk-Bentuk Saluran Pembuangan Di Atas Tanah
Ada beberapa bentuk dan macam desain saluran pembuangan atas tanah antara lain, yaitu
sebagai berikut.

a. Bentuk Saluran Pembuangan dengan Membentuk Muka Tanah

Keterangan:
Design profil saluran behentuk Design profil saluran berbentuk
W = Lebar Saluran
Segmental Triangular
H = TinggiAir
w Buangan
w

Design profil saluran berbentuk Design profil saluran berbentuk


Bituminous Gutter CrownednStreet

Design profil saluran berbentuk Design profil saluran berbentuk


Trapezodial /sosceles Triangular

278 r Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


b' Bentuk saluran Pembuqngan
dengan Konstruksi perkerqsan

a(L):{Wxd)x0,5

Design profit saluran buatan


berbentuk Rectangular Design profit saluran buatan
behentuk Triangular

*
b ,
:
Design profit saturan buatan a(Ll!(Wxb)xo,Sd
berbentuk Triangular Curb
Design profitsaluin buatan berbentuk
Trapezodial Even Sides

Design profit saturan buatan parabolic


behentuk

Bab V Aplikasi Desain I ZZg


saluran Pembuangan Air di dulam Tonah (subsurface stroms
Drains)
yang sangat luas atau sangat
Saiuran pembuangan air bawah tanah clipergunakan pada tapak
jenis kegiatan yang diinginkan' Misal
terbatas dan berada di ruang luar. iuga tergantung dari
pada tapak lapangan sepak bola, lapangatr golf, dan lapangan olahraga
iainnya' Atau taman

dengan iuas yang relatif kecil, namun didotninasi oleh hamparan


rumput' Keuntungan
Drqins adalah lapangan
menerapkan saluran pembuangan dengan sistem subsurface stroms
visual rnenjadi
rnenjadi tidak terganggu oleh adanya saluran petnbuangan serta kesan
menarik dan indah.

Ada beberapa rlacam sistem saluran pembuangan air bawah tanah


antara lain, yaitu:

).o,
Sistem Paralel Sistem Denditic atau Sistem Cabang Ranting

' 1 Softer rock Double matn

Srsfern lrel/ts Sistem Double Main dan Random

280 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Paralel Hemngbone

Sistem Parallel dan Heringbone Sistem Double Main dan Random

Hal-hai yang berkaitan dengan penggunaan sistem saluran bawah tanah adalah:

1) Tersedianya Bak Kontrol (Manhole)


Bak kontrol ini berguna sebagai lubang penangkap aliran air permukaan menuju saluran
bawah tanah. Di samping itu, berfungsi pula sebagai tempat penangkap benda-benda
atau sampah yang terbawa oleh aliran air, tempat penangkap dan resapan air buangan
hujan yang kemudian diserap oleh saluran pipa bawah tanah untuk dialirkan.

riI 6
\lt-a-)
"/.IH,
I
Lubang Saluran (Manhole)

Bab V Aplikasi Desain I 2Bl


)'l
Besaran lubang saluran
Lubang saluran dapat dibuat dengan penempatan buis beton, pipa PVC atau pipa besi
ataupun dibuat dari beton bertulang. Besaran diameter saluran perlu diperhitungkan
agar dapat menampung aiiran air buangan.

Beberapa contoh tutup lubang saluran (Manhole) yang telah diolah menjadi elemen lansekap yang menarik

282 T Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


3) Kemiringan Dasar salurqn
Agar air buangan dapat mengalir dengan lancar, diperlukan perhitungan
kemiringan
dasar pipa.

6. Aplikasi Fungsi Drainase Dalam Desain Lansekap

Bab V Aplikasi Desain I zB3


l. REKAYASATANSEKAP

Profesi arsitektur lansekap sangatlah kompleks, memperlihatkan hubungan antara berbagai


disiplin ilmu serta merupakan salah satu profesi yang penuh dengan nilai-nilai pertimbangan
dalam tanggung jawab atas lingkungan yang lestari dan berguna bagi umat manusia.

Perancangan lansekap merupakan pemikiran kombinasi antara elemen material lunak dan
keras untuk menciptakan ruang luar serta menghasilkan karya desain lansekap secara teknis
dan bernilai seni. Namun penyajiannya harus memperhatikan aspek dan patokan teknis, jelas
fakurat), dan yang paling penting adalah dapat dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan pada
saat pembangunan dan pascapembangunannya.

Rekayasa lansekap pada hakikatnya merupakan perpaduan antara seni dan ilmu pengetahuan.
Dalam perancangan lansekap yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, profesi arsitektur lansekap
dapat bertindak sebagai koordinator dan bertanggung jawab atas desain yang dihasilkan. Oleh
karena itu, arsitek lansekap harus mempunyai pengertian yang luas tentang teknis konstruksi.
Kemampuan memahami, menguasai, dan mengaplikasikannya ke dalam desain adalah bagian
penting termasuk di dalamnya menerjemahkan gambar-gambar detail rancangan. Dasar utama
permasalahan konstruksi bagi arsitek lansekap adalah pengolahan dan pembentukan muka tanah.
Dalam hal pengolahan muka tanah, diperlukan pengetahuan tentang rekayasa lansekap yang
berhubungan dengan penggunaan material lansekap keras (hard materia[), terutama mengenai
bangunan-bangunan penunjangnya.

Pentingnya rekayasa lansekap bagi perancangan ruang luar, yaitu:


1. agar di dalam penyelesaian detail konstruksi dari elemen atau bahan lansekap dapat
dipertajam, diperjelas dan dipertanggungjawabkan kekuatannya agar tidak mudah rusak
serta membahayakan bagi masyakarat pengguna;

2a4 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


2' agar dapat mempertimbangkan dan memperkirakan anggaran
biaya pelaksanaan dan
pembangunan proyek dengan memperhatikan
struktur konstruksi, penggunaan material,
dan lamanya waktu pekerjaan. Di samping itu, akan
memengaruhi penampilan dan kualitas
desain lansekap yang dihasilkan;
3' agar gambar-gambar kerja yang dihasilkan memiliki
informasi yang akurat, jelas dari segi
ukuran, kekuatan serta mempermudah daram pengendarian
pelaksanaan;
4' agar dapat berkomunikasi dengan berbagai disiplin ilmu
yang terkait dalam penyelesaian
proyek lansekap sehingga dapat saling mengisi dan
membantu;

Hal-hal yang perru diperhatikan daram rekayasa ransekap


sebagai berikut.
a. Pembentukan dan pengolahan muka tanah
b. Struktur-strukturdalamlansekap
c. Sistem utilitas dalam lansekap
d. Konstruksi khusus
e. Gambar kerja
f. Perkiraan biaya

a. Pembentukan dan pengolohan Muka Tanah

Pembentukan dan pengorahan muka tanah merupakan


bagian yang paring dasar bagi peran_
cangan lansekap' Hal ini disebabkan hampir seluruh pekerjaan
dan perancangan lansekap
selalu berhubungan dengan pemanfaatan muka tanah.
Pengolahan muka tanah dalam arsitektur
Iansekap dimaksudkan agar muka tanah dapat dimanfaatkan
seoptimal mungkin dan menghindari
terjadinya kerusakan muka tanah.

Bab V Aplikasi Desain I Zgs


Topografi muka tanah, dapat dibiarkan seperti apa adanya atau dirusak bentuknya dengan
penambahan tanah urug ataupun diubah bentuknya dengan mamanfaatkan kondisi awal. Ruang
luar yang diciptakan akan berhubungan erat dengan karakteristik muka tanah. Pada dasarnya
perancangan lansekap adalah usaha pengolahan dan pemanfaatan muka tanah seperti dituliskan
olehAmericqnSocieSof LandscapeArchitects IASLAJ... thestewardshipof theland'

Dari uraian di atas, maka rekayasa pembentukan dan pengolahan muka tanah meliputi
ILandphair, 197 9, Landscape Architecture Construction):

1) Penerapan Pembentukan Muka Tanah {Grading)


Dalam gradirtg hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

aJ Kondisi Tanah
Kondisi karakteristik struktur tanah [soif akan memengaruhi pembentukan n"lr-tka
tanah [gradingJ yang ciibentuk. Karakteristik tanah terbagi dalam 3 [tiga] kategori,
yaitu [1J karakteristik tana]r pertanian; (2) karakteristik tanah dalam arti geologi; (3]
karakteristik tanah dalam arti rekayasa. Tanah pertanian mempunyai jenis tertentu
untuk pemanfaatan sebagai lahan pertanian. Tanah dalam kategori geologis memiliki
jenis, struktur, dan klasifikasi yang berbeda satu detrgan lainnya. Sedangkan secara
rekayasa, tanah mempunyai kekuatan dan daya dukung tertentu terhadap bangunan
cli atasnya atau pembangunan fisik iainnya. Rekayasa yang dimaksud n-rempunyai
kaitan dengan ketiga unsur karakteristik tersebut. Mengetahui pengaruh kondisi tanah
terhadap muka tanah {grading) adalah upaya agar muka tanah yang dibentuk dapat
terhindar dari bahaya longsor serta sekaiigus menjaga keamanan.

2A6 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


l tallarl permukaan {iop soil}, (15 - 00
dibawah tanah pemukaan (sub lop sort)
m) mengandung trngur hara yang baik,

(1 5 - 60 cm). mengandung banyak


peraKaran

) tanah bayah (sub s6ili. {.15 - ?4 cfi}. mengandung banyak tanah tiat

lanah bawah llows sutr sotl) (15 - 24 cn) mengandunq banvax ranah
) barx untuk pondasr perkerasan lanah keras
lal dan

q"g!g,g,g: tparent maltrrat) lanah keras dan dalam, banyah bebatuan,


,) no blottc achvt8

tanah daranr bsrbatuan {bedrocks)

bl Peta Dasar
Peta dasar yang dimaksud adalah peta topografi dengan skala dan ukuran yang jelas
dan akurat. Untuk perencanaan grading yang biasa dipergunakan adalah dalam skala
1:1000 atau l-:500.

c) Gambaran Bentuk Tapak


Penggambaran bentuk kontur dalam tapak merupakan garis-garis putus yang tersusun
dengan notasi ukuran yang menunjukan ketinggian muka tanah. Hal ini menunjukan
bentuk dari muka tanah bila kita memproyeksikan garis tersebut ke dalam gambar
potongan. Arsitek lansekap perlu menghayati bentukan dari garis-garis kontur tersebut
agar mempunyai gambaran terhadap bentuk muka tanah.

Bab V Aplikasi Desain I 287


F

d) Penafsiran pada Kontur


Arsitek lansekap yang tidak dapat menghayati bentuk kontur tentunya akan sulit
untuk mengetahui bentukan muka tanah yang diinginkan. Di bawah ini tergambar
beberapa contoh muka tanah terhadap suatu garis kontur flandphair, 1-979, Landscape
Ar chite cture Co n stru cti o n).

muka tanah jenis SWALE Bentukan muka tanah berjenis SWALE

zaa I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


e) Hukum Six Cardinal Garis Kontur
Hukum tersebut menguraikan bahwa:
- garis kontur selalu berpasangan;
- garis kontur tidak pernah berpotongan;
- garis kontur mempunyai perbedaan tinggi yang sama;
- garis kontur biasanya menutup;
- garis kontur tidak pernah bersinggungan dan berimpit;
- garis kontur dapat memberikan identitas, misalnya arah aliran air.

Penyesuaian Grading
Penambahan dan pemotongan muka tanah {Cut and Filt)

t1l Grading di sekitar bangunan

Gambar di sebelah kii mempelihatkan kondisi kontur awal, sedangkan gambar di sebelah kanan mempeilihatkan
kondisi kontur asli yang telah berubah untuk menyesuaikan grading terhadap posisi bangunan rumah tinggat yang
memelukan muka tanah yang datar. Kondisi yang demikian menyebabkan terjadinya cut and fill.

Bab V Aplikasi Desain I zge


[2J Grading pada permukaan tanah miring

Pada permukaan tanah yang miing pelu diberikan perkuatan untuk menahan tanah dengan dinding
penahan tanah (retaining wall).

[3J Grading untuk drainase (saluran pembuanganJ

AL,,(A* AIN

-\.
of!{AH
DE}|AH OITCHOnAIT{AGE ONA}'IAGE XURVA SWALE
OI{AH SWALEDRA'}IAG'

zeo I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


gl Standar dan Patokan Grading plan
Ada 4 fempat] pertimbangan dan kriteria dalam penggunaan stand,ar grading,yaitu:
. pertimbangan iklim,
. pertimbangan karakter dari topografi,
. pertimbangan kondisi struktur tanah,
. serta pertimbangan visual.

Keempat kriteria dan pertimbangan tersebut menjadi dasar dalam perhitungan


pembentukan grading dan penggunaan standar atau patokan.

[1J Rumus dasar daiam perhitungan grading,yaitu:

D=GxL
Keterangan:

: r ffi1"ff::":::::i''nantaramukatanah /1,
G - slope atau lereng muka tanah

[2] AIat perhitungan Cut and Fill


Perhitungan cut and fill diperlukan untuk memperkirakan kebutuhan tanah uruk.
Perhitungan volume tanah uruk dapat diperoreh dengan mempergunakan alat
bantu, yaitu planimeter.

Bab V Aplikasi Desain I Zgl


Planimeter, alat untuk mengukurvolume tanah yang dikerjakan dengan sistem cut and fill

h) Penyesuaian Terhadap Sirkulasi


[1) Pembentukan muka tanah erat kaitannya dengan sirkulasi yang dirancang.
Sirkulasi pejalan kaki atau kendaraan perlu memperhatikan patokan standar,
sistem konstruksi, ketebaian penampang sirkulasi dan kakuatannya.
(2J Pada sirkulasi yang mendaki atau menurun, perlu dipertimbangkan sudut
kemiringan jalan. Bilamana diperiukan tangga maka penggunaan standar ketinggian
anak tangga menjadi pertimbangan agar sudut kemiringan tangga tidak terlalu
curam. Penggunaan bordes (lantai rata diantara anak tangga berfungsi sebagai
tempat beristirahat dan mengurangi kecuraman tanggal kemungkinan diperiukan.
Semua ini akan mempengaruhi pembentukan muka tanah yang disesuaikan dengan
disain pola sirkulasi yang diinginkan.

[3J Demikian pula sirkulasi pada daerah datar namun didisain dalam posisi yang
berkelok ke kiri atau ke kanan, maka penyesuaian kemiringan muka tanah perlu
dipikirkan. Dimaksudkan, agar tercipta kenyamanan dan keamanan pemakai
sirkulasi terutama pada sirkulasi bagi kendaraan yang berkecepatan tinggi.

2e2 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Pengaruh Aliran Air
[1J Pembentukandanpengolahanmukatanahakanmenyebabkanterjadinyaperbedaan
ketinggian tanah. Bila ini terjadi maka akan timbul masalah tergenangnya
air pada
titik terendah yang menyebabkan banjir serta tanah longsor

daerah hanva untu[


konskulsL (h!sus
ld,c!1gtlir!!
l

Prinsip dan Program witayah

(2J Mempertimbangkan masalah yang diakibatkan oleh hujan.

[3J Dengan kesadaran bahwa akan terjadi aliran air, maka perlu
dipikirkan sistem
drainase [saluran pembuanganJ permukaan, subsistem aliran air
bawah tanah.

b. Struktur-struktur dalam Lansekap


Pengetahuan tentang struktur dalam lansekap didasarkan pada
hal-hal berikut ini.

1) Pengetahuan Material atqu Bahan Lansekap

Telah diuraikan pada bahasan terdahulu tentang material atau bahan


lansekap yang
dipergunakan dalam merancang. Dalam struktur konstruksi, penguasaan
material atau

Bab V Aplikasi Desain I Zgl


bahan lansekap perlu dipahami, dikuasai tentang bentuk, fungsi, ukuran, warna, kekuatan,
sistem pemasangan serta pengaruhnya terhadap bahan Iainnya.

Mateial Tree Grate Brick Steps Concrete step Lighting

)) Dasar llmu Mekanikq dqn Keseimbangqn

Struktur konstruksi dalam desain erat berkaitan dengan ilmu mekanika teknik. Penguasaan
terhadap ilmu mekanika sangat berguna untuk mengetahui kekuatan suatu bahan atau
material terhadap gaya tekan dan gaya tarik yang terjadi. Demikian pula dengan memadukan
suatu bahan terhadap bahan lainnya

s) Teknik Konstruksi Kayu

Konstruksi banyak digunakan dalam desain lansekap. Kecenderungan penggunaan bahan


kayu ini disebabkan karena tekstur kayu serta warna kayu lebih menampilkan kesan alamiah.
Oleh karena itu, cara mengikat dan sistem penyambungan kayu perlu dikuasai. Demikian
pula struktur konstruksi kayu. Perihal jenis kayu perlu dipelajari, karena setiap jenis kayu
mempunyai kelebihan dan kekurangan pada suatu kondisi tertentu ataupun terhadap cuaca
yang terjadi serta serangan rayap.

294 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Eotong koyu yang Eotang koyu yang
direbahkon mempunyoi ditegakkan mempunyai
kekuotan menahon tekondn kekuotan men0han tekdnon
songdt rendoh songat kuat

Sistem penyambungan kayu

4) Teknik Konstruksi Beton


Beton adalah campuran antara semen, pasir, air,
dan koral. Kekuatan material beton jauh
lebih kuat dan tahan lama dibanclingkan dengan
material kayu. campuran beton mempunyai
perbandingan tertentu tergantung dari beban ketahanan yang cliinginkan
fbaca buku
standar mutu betotl IndonesiaJ. Dalam arsitektur lansekap,
beton banyak digunakan untuk
membentuk perrnukaan ialan setapak, pedestrian, bangku
taman, tembok pembatas, dinding
penahan tanah, pondasi lampu taman, bak bunga,
kolam hias, dan kolam air mancur.

Bab V Aplikasi Desain I ZgS


Beton bertulang adalah beton yang diberikan penulangan [besi beton dengan ukuran
diameter tertentuJ di dalamnya agar daya kekuatan beton dan kelenturannya bertambah
kuat. Untuk membentuk beton diperlukan adanya cetakan beton atau "bekisting" yang dapat
terbuat dari papan kayu, multipleks atau cetakan besi. Melalui cetakan tersebut, bentuk
dirancang dan digubah sesuai dengan fungsi dan estetika yang dinginkan'

Membuat bahan beton, campuran semen, batu split' dan air Bekisting cetakan beton terbuat dari papan
Bekisting

5) RekayasaPenanaman
Konstruksi pada penanaman pohon terbagi dalam beberapa ienis, yaitu:
a) rekayasa penanamatt pohon besar,
bl rekayasa penanaman pohon perdu,
c] rekayasa penanaman tanaman hias,
dJ rekayasa penanaman tanaman rumput.

296 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Rekayasa penanaman dapat dilihat dari tempat peletakannya,
yaitu:
a) penanaman pada permukaan tanah;
b] penanaman pada tempat khusus antara rain: bak tanaman dan pot tanaman;
c] penanaman pada permukaan air.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rekayasa penanaman,
yaitu:
1l Kondisi tanaman yang akan ditanam
Kondisi tanaman yang hendak clitanam perlu rlijaga kesehatannya. 'l'ajuk
tan2man harus
dikr"rrangi dan diikat agar ticlak rusak pada saat penanaman. pengurangar.r
tajuk tanaman
berguna ul.ttuk mernpermudah saat penanaman, memperkecil
kebutuhan makanan bagi
tanaman dan menrpermudah per.ryesuaian terhacial: rokasi
tempat yang ba*r.

Mateial lunak (soft material) berupa tanaman lansekap siap


untuk ditanam

2) Metode penanaman
Metode penanaman harus memenuhi standar yang telah
ditetapkan. pohon yang akan
ditanam di permukaan tanah perlu dipertimbangkan ukuran
dari lubang peletakan akar

Bab V Aplikasi Desain I Zg7


tanaman. Besaran lubang tanaman disesuaikan dengan kondisi besaran tanaman pada
saat ditanam. Biasanya kedalaman lubang sekitar 1 fsatu) meter dengan ukuran 1x1
meter. Agar tanaman dapat tumbuh dan menyesuaikan diri pada tempat tumbuh yang
baru, maka perakaran harus diberikan rangsangan dengan memberikan pupuk kandang
yang disatukan dengan media penutup lubang.

Proses pemindahan dan penanaman pohon

zea I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


3l Kondisi tanah atau media tanah
Tanah tempat tanaman hidup harus diperhatikan pH
fderajat keasamannya). Melalui
pemeriksaan di laboratorium dapat diketahui kondisi pH
tanah. Nilai pH tanah yang
normal adalah 7. Bila kuran gdariT ,maka tanah tersebut mempunyai
reaksi tanah asam,
agak asam atau sangat asam. Untuk menormalkannya perlu ditambahkan
kapur dolomit
yang ditaburkan pada tanah tersebut. Sedangkan bila pH tanah
menunjukkan nilai di
atas 7, maka tanah mempunyai reaksi tanah basa, agak basa atau
sangat basa. untuk
menormalkannya perlu ditambahkan belerang yang ditaburkan di
atas tanah tersebut.
Namun perlu diketahui ada beberapa jenis tanaman yang dapat tumbuh
di bawah atau
di atas pH normal. Sebagai contoh, tanaman teh, memerrukan pH 5.
sedangkan tanaman
Azalea memerlukan pH di atas 7.

lHs?l,f:
ilIffiW, 'j,J
Jenis tanah Berbagaijenis alat pH meter, untuk mengukur kondisi pH tanah
'
4) Pascapenanaman

Setelah penanaman pohon selesai dilakukan perlu diberikan


steger atau penahan
tegak tanaman' Peletakan steger perlu pula memperhatikan letak
akar dari pohon yang
ditanam' Steger dapat dibuat dari kayu dolken, bambu atau kawat penahan.
Ketinggian
steger tanaman adalah L /3 dari tinggi tanaman yang ditanam. Agar
steger tidak merusak

Bab V Aplikasi Desain I Zgg


batang tanaman, maka diperlukan karet atau bahan pembungkus lunak yang melindungi
batang pohon dari ikatan steger.

Jenis steger atau penahan tegak tanaman

c. Sistem Utilitas dalam Lansekap

Yang dimaksud dengan utilitas lansekap atau sarana penunjang dalam suatu sistem rekayasa
lansekap antara lain, yaitu:

1) Sistem lrigasi Penyiraman

Sistem irigasi penyiraman bagi suatu rancangan lansekap dipandang penting, mengingat
kebutuhan air sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup tanaman dan sangat membentu
dalam pemeliharaan tanaman. Penyiraman dapat dilakukan secara manual ataupun secara
mekanik. Secara manual dimaksudkan dengan mengambil air dari sumber air dan disiramkan
dengan menggunakan tenaga manusia. Sedangkan sistem mekanih yaitu memanfaatkan
teknologi irigasi dan pompanisasi.

300 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Hal yang perlu diperhatikan daram pengadaan sistem penyiraman antara
lain, yaitu:
a) tersedianya sumber air,
b) kekuatan daya dorong air,
cJ sistem perpipaan,
dJ peletakan titik kran air (outlerJ,
eJ sistem keran air.
a) Tersedianya Sumber Air
Sumber air dapat diperoleh dari dalam tanah dengan mempergunakan pompa
ataupun
diperoleh dari sumber air yang telah tersedia di lapangan. Kedalaman air
tanah akan
memengaruhi jenis dan kapasitas pompa penyedot air.

Beberapa jenis pompa antaralain,yaitu pompa di atastanah{centrifugalpump)dihubungkan


dengan pipa untuk mencapai sumber air, pompa submersible
fpompa yang langsung
berhubungan dengan air, tanpa pipa penyedot), dan pompa turbin (turbine pumps).

Sumber air dapat dicari dan ditempatkan pada lokasi yang berdekatan
dengan daerah
pemeliharaan. Untuk mengurangi beban tenaga listrik, air dapat
terlebih dulu ditampung
pada tangki air (water tank) yang ditempatkan pada ketinggian tertentu
di atas muka
tanah' Dengan demikian penyiraman dilakukan dengan memanfaatkan daya
gravitasi
bumi.

w#
Pompa di atas tanah
(centrifuaal duma)
Pompa dalam air
(submersible duma) Tuhin duma

Bab V Aplikasi Desain I 301


b) Sistem Perpipaan

Unsur lain yang penting dari sistem irigasi lansekap adalah perpipaan. Dari segi
bahan, pipa dikenal antara lain, yaitu pipa besi (iron pipe) dan pipa plastik {pvc pipe).
Pipa PVC dianggap iebih baik karena dapat menahan karat, mudah dibentuk, dan
disambung. Kelemahannya mudah pecah dan rusak. Besaran dan ketebalan lubang
pipa akan memengaruhi tekanan dan volume keluaran air yang diinginkan. Diperlukan
perhitungan dalam menentukan volume air yang dihasilkan. Semakin dekat dengan
sumber air, penggunaan ukuran lubang pipa semakin besar. Semakin dekat dengan
lubang outlet iubang pipa semakin kecil. Sesuai standar ukuran lubang pipa terdiri dari
ukuran [dalam inchi) adalah 0,5; A,75; 1; 1,.25; 1.5;2;3; 4 dan 6. Untuk penyambungan
dikenal adanya Elbow, Tee, Kee.

Berbagaijenis peralatan pipa jenis PVC Berbagaijenis pipa besi (ion pipe)

Keran Air
outlet air penyiraman dapat diatur dengan menentukan bentuk dan sistem yang
diinginkan. Berbagai jenis keran air penyiraman antara lain, yaitu keran biasa, keran
pith tpith fapJ, keran springker {sprinkler tarJ. Keran biasa akan menghasilkan keluaran

302 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


air hanya satu tempat sehingga daerah penyiraman sangat
terbatas dan diperlukan
selang untuk memperpanjang jarak siram. Sedangkan
sistem spinkel keiuaran air dapat
berputar secara otomatik hingga daerah siraman
bertambah Iuas dan melebar.

Water splinker system

2) Sistem Penerangan Luar (Outdoor Lighting System)

Perancangan desain lansekap tanpa disertai pemikiran


tentang penerangan ruang luar
belumlah lengkap' Ruang luar yang yang dirancang
tidak hanya dapat dimanfaatkan pada
siang hari namun perlu dipikirkan pemanfaatan
di malam hari.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan
lansekap guna penerangan
luar, yaitu:

aJ Peletakan jaringan kabel


Kabel agar diusahakan diletakan di dalam suatu jaringan
bawah tanah yang terlindung
dari gangguan perakaran tanaman. Dalam hai sistem jaringan
kabel ini agar diperhatikan
antara Iain, yaitu;
o panel pembagi arus listrik dari sumber penerangan
[pLN],
. boks sekring guna pengamanan arus listrik,

BabV Aplikasi Desain I 303


o penggunaan jenis kabel fkhusus untuk kabel penerangan luar dapat dipergunakan
jenis NYM atau khusus),
' ukuran besaran ukuran kabel fsesuai kebutuhan kekuatan arus listrik yang
diinginkanJ,
. sistem jaringan (paralel atau seriJ,
. pengamanan sambungan antar kabel,

Untuk mengurangi biaya pemakaian lampu penerangan luar dapat dipergunakan automatic
switch solar cell 0ampu akan nyala di malam hari dan padam di siang hariJ. Untuk
penerangan luar ini periu dilakukan koordinasi dengan ahli Mekanikal Elektrikal
[MEJ.

bl Peletakan titik lampu


Titik lampu perlu dipikirkan dari segi peletakannya. Peletakan lampu harus sesual
dengan tujuan desain yang diinginkan. walaupun fungsi lampu berguna untuk
menghasilkan cahaya penerangan, namun aspek penekanan cahaya dapat didesain oleh
perancang. Hal yang perlu dipikirkan, yaitu:
o peletakan cahaya lampu guna keperluan keamanan,
r peletakan lampu guna menghasilkan efek cahaya yang diinginkan terhadap suatu
ruang [cahaya dapat menghasilkan bayang-bayang guna pembentukan desain
ruang luar tergantung dari sudut datangnya cahaya lampu],
o peletakan cahaya larnpu untuk memfokuskan suatu objek.

cJ Bentuk dan jenis lampu


Saat kini berbagai bentuk jenis dan model lampu yang telah dihasilkan oleh produsen.
Namun penggunaannya mesti disesuaikan dengan tujuannya. Secara garis besar jenis
lampu dapat dibagi dalam 3 kategori, yaitu sebagai berikut.

304 r Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Lampu dengan titik cahaya di atas tinggi manusia, misarkan
lampu jaran, lampu
J<eti n ggi an nr, .rkr-., n^y
ilnil::_, #n ^
y
^,ngr,;;;;ka n m en e ran gi

Lampu dengan titik cahaya di bawah tinggi manusia,


misal lampu taman, ornamen
lampu' Lampu jenis ini akan
menghrr,*.r, cahaya yang mengarah pada
fokus' Agar cahaya tidak suatu
langsung menuju ke mata,
maka d"sJin lampu hampir
kebanyakan diberikan penutup.
Lampu sorot [spof right), untukmenghasiikan
cahaya yang iangsung
suatu objek yang ingin ditonjolkan. mengarah ke

f*,.
.j' Unr, trt.y/h
,f tajukpohontf' '
f, fenfigitakqn
iklim mikro

r**?r,d:.Vv.
\.t*,Er '..'
alrran iJrainase
permukaan perkerasan

bpngku ,,
Kayu*.
porlterasan betpn

Hubungan antara rekayasa


dan peletakan materiat lansekap

Bab V Aplikasi Desain f 30S


4. Gambar Keria

Suatu hal yang penting dalam desain lansekap adalah membuat gambar kerja yang menjadi
patokan dalam pelaksanaan konstruksi atau pembangunan di lapangan. Gambar kerja ini harus
memberikan informasi yang jelas terutama dari segi bentuk desain dan ukuran ftinggi, panjang,
lebar], penggunaan skala yang baku, jenis bahan/material yang dipakai, simbol-simbol konstruksi
dan kejelasan lokasi di lapangan.

K. DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL)

Dinding Penahan Tanah IDPT) merupakan komponen struktur yang berfungsi sebagai konstruksi
penahan tanah untuk jalan raya, bangunan, dan lingkungan lainnya yang berhubungan tanah
berkontur atau tanah yang memiliki elevasi berbeda" Secara singkat, dinding penahan tanah
nterupakan dindingyang dibangun untukmenahan pergerakan massa tanah miring di atas struktur
atau bangunan yang dibuat guna mencegah terjadinya erosi. Dalam profesi arsitektur lansekap,
peran clan fungsi dinding penahan tanah (retaining watl) menjadi sangat penting dikarenakan
profesi ini akan selaiu berhubr"rngan dengan perancangan, pengolahan, pembentukan muka tanah
untr.rk menghasiikan suatu rancangan ruang luar yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Perancangan arsitektur lansekap di clalam pengolahan bentuk tanah dapat dilakukan melalui
sistem grading, yang kemungkinan akan terjadinya longsor terutama pada bentuk permukaan
tanah yang mempunyai sudut kemiringan yang terjal. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan
dalam rancangan DPT khususnya dalam perancangan arsitektur lansekap adalah sebagai berikut.

a. Faktor kekuatan struktur DPT, yaitu berkaitan dengan besarnya tekanan tanah yang sangat
dipengaruhi oleh fisik tanah, sudut geser, dan kemiringan tanah terhadap bentuk struktur
dinding penahan.

306 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
b' Faktor bentuk dan struktur DPT, yaitu berkaitan dengan keperluan dan
kondisi lingkungan.
c' Faktor penampilan luar DPT, yaitu berkaitan dengan estetika, kesesuaian
dengan lingkungan,
dan kearifan lokal.

1. Faktor Kekuatan Struktur DpT

Faktor kekuatan struktur DPT, sangat tergantung dari gaya yang terjadi
dari kemiringan tanah
yang langsung mendorong dinding penahan. Bila perhitungan gaya
tersebut telah diketahui,
maka besaran dan ketebalan dinding dapat diperhitungkan. Artinya, DpT
sangat tergantung dari
perhitungan gaya tekanan tanah terhadap dinding.

2. Bentuk Struktur DpT

Bentuk struktur Dinding Penahan Tanah [DPTJ sangat berkaitan dengan keperluan
dan kondisi
lingkungan. Empat jenis dan sistem dinding penahan tanah adalah sebagai berikut.

a. Jenis dan sistem dinding gravitasi {gravity walls)


1J masonry retaining wall;
2) gabion retaining wall;
3J crib retaining wall.

b. Jenis dan sistem dinding kantilever (cantilever walls)


c. Jenis dan sistem dinding pancang (sheet piling walls)
d. Jenis dan sistem dinding jangkar (anchored wails)

Bab V Aplikasi Desain I 307


BEBERAPA TIPE OINDING PTNAHAN TANAH

Gravity Wall Piling lYall Anehored Wall

GRAVITY CANTILEVER PILIHO ANCHORED

Jenis Dan Sistem Dinding Gravitasi (Gravity Walls)


Dinding gravity merupakan dinding penahan tanah yang mengandalkan berat bahan sebagai
penahan tanah, umumnya berupa pasangan batu atau bronjong batu [gabiottJ.

GAAVTY 0lt'l0lt{6 PetlAHAtr T}dttAH

Malcilal &{rbata Mabrial Bak ko{al Maleri*l Beton

308 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Dinding penahan tanah system graviry, dapat dikembangkan
menjadi beberapa tipe, yaitu:
1l Masonry Retaining Wail
Dapat terbuat dari beton, batu bata ataupun
batu keras. Kekuatan dari material dinding
penahan biasanya lebih kuat daripada tanah
dasar. Kakinya biasanya dibuat dari
beton dan biasanya akan mempunyai lebar sepertiga
atau setengah dari tinggi dinding
penahan' Stabiritas dinding ini tergantung kepada
massa dan bentuk.

Bab V Aplikasi Desain I 3oe


2) Gabion Retaining Wall
Gabion adalah kumpulan kubus yang terbuat darigalvanized steel mesh atauwoven
strip,

atau plastic mesh anyaman) dan diisi dengan pecahan batu atau cobbles, untuk
[hasil
menghasilkan clinding penahan tanah yang mempunyai saluran drainase bebas.

Gabion Retaining Wall


roleird gravd dbelakang
bmnioru dpl

i:',1"i":.ffi
l;&e- _-.i.

.w .-w
:.{,::ti:ii:*:ii
ii:r:r:i;::...lLil:i:i.
'] r1.:yi e,iriirii

:ir:irii.:t:i!r:rr*-

*:!,&#;fi';

3l Crib Retaining Wall


Dinding penahan tanah jenis ini dibentuk dengan b eton precast, stretchers dibuat paralel
dengan permukaan vertikal dinding penahan dan header diletakkan tegak lurus dengan
permukaan vertikal. Pada ruang yang kosong diisikan dengan material yang mempunyai
drainase bebas, seperti pasir dan hasil galian.

310 r Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


red:*d *l

b. Jenis Dan Sistem Dinding Kantilever (Cantilever Walls)


Cantilever walls adalah bentuk modern yang paling umum dari gravity wal1, baik dalam
bentuk L atau bentuk T terbalik. Dibentuk untuk menghasilkan lempengan kantilever
vertikal, kantilever sederhana, beberapa menggunakan berat dari timbunan di belakang
dinding untuk menjaga agar dinding tetap stabil. Hal ini coccok digunakan untuk dinding
sampai ketinggian 6 m [Whitlow,2001).

Bab V Aplikasi Desain f 311


Drdmg funileBr ltr nnlever ,Yitl.l

*\

irt-wqrar4q

c. Dinding Pancang (Sheet Piling Wall)


Jenis merupakan struktur yang fleksibel yang dipakai khususnya untuk pekerjaan
ini
sementara di pelabuhan atau di tempat yang mempunyai tanah jelek. Material yang dipakai
adalah timber, beton pre-casf dan bala. Timber cocok dipakai untuk pekerjaan sementara
dan tiang penyangga untuk dinding kantilever dengan ketinggian sampai 3 meter. Beton
pre-cast dipakai untuk struktur permanen yang cukup berat. Sedangkan baja telah banyak
dipakai, khususnya untuk kantilever dan dinding penahan jenis tied-back, dengan berbagai
pilihan penampang, kapasitas tekuk yang kuat dan dapat digunakan lagi untuk pekerjaan
sementara. Kantilever akan mempunyai nilai ekonomis jika hanya dipakai sampai ketinggian
4 meter [Whitlow, 2001J. Dinding.4nchored atau dinding tie-back dipakai untuk penggunaan
yang luas dan berbagai aplikasi di tanah yang berbeda-beda.

312 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Jenis Dan Sistem Dinding
Jangkar (Anchored Walls)
dapat dibangun dalam sistem jangkar
:iilffr:;*ilr,:nah untuk mendapatkan

r**.::"tt::Ti##i:H:il,*i3T.H1':iln::1,;,H,ff:"*fl
seringdengan menyuntikkan
bertek beton
membentuk Uota aarrt
beba n,e ka n a n,a h,ffi
na lffi "H;:; :*};;**: il* ffiTfl ;: li il:::T:ili

Bab V Aplikasi Desain I 313


3. Penampilan Luar DPT

Penampilan luar Dinding Penahan Tanah [DPTJ berkaitan erat dengan pemilihan material DPT.
Bahan yang paling umum digunakan dalam Dinding Penahan Tanah IDPTJ antara iain, yaitu
sebagai berikut.

a. MaterialBatuonAlamiah
Batuan alamiah [batu gunung, batu koral besar, batu gamping, batu kayu], dapat digunakan
' sebagai Dinding Penahan Tanah (DPTJ yang menghasilkan kesan visual dekoratif dan
kekuatan struktural serta bertahan sangat lama sampai bertahun-tahun. Ada dua jenis
batu dinding penahan tanah, yaitu batuan basah dan batuan kering. Batuan basah dalam

3t4 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


pemanfaatannya sebagai DPT memerlukan
pengikat, dengan demikian cocok
lebih struktural yang perlu menahan ur.rtuk dinding
volume tekanan tanah. Sedangkan
dapat
dinding batu kering
dipasang bersama-sama tanpa
menggunakan pengikat.

Materiol Kayu
Pada dasarnya penggunaan material
kayu tidak clapat bertahan lama sebagai material
DPT, dan umumnya memiriki umur
sekitar sepuruh sampai dua puruh
beberapa jenis kayu di Indonesia yang
tahun. Namun ada
mempunyai daya tahan lebih, antara
kayu besi atau kayu lJlin (eusideroxylon Iain seperti jenis
zwageri). untukmenambah daya tahan material
kayu' sebaiknya dilakukan penyuntikan
anti rayap dan dilapisi dengan cairan
menutup pori_pori kayu dari kebusukan kimia untuk
akibat kelembaban air hujan.

Bab V Aplikasi Desain I 31S


&?:'.I ffis.ss'q;
{-=r-rygQ
3F*fi;';,:i
#,o )o
^+
*'",.-rs*
.'".'"-:.ffi#ffi
"' a ":*-.t;d

.; ;
o
"
*-+-*- -<.-'-' *n''^""'. *'
,_*.f.^:r,r-,*o: r-*S:ry
"aW ffi;

c. Material Batu Bata


Dinding batu bata sebagai DPT merupakan dinding penahan yang kuat dan tahan lama,
namun mempunyai biaya pembangunan yang lebih mahal dibandingkan dengan penggunaan
material batuan alami ataupun blok beton. Hal perlu diperhatikan dalam penggunaan dinding
batu bata sebagai DPT adalah ketebalan dan kedalaman pondasi sebagai dasar penompang
dari tegaknya dinding tersebut.

316 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Mqterial Betan
Material beton merupakan pilihan bagus sebagai Dinding penahan
Tanah iDpr), karena
tal-ran lama dan kuat, serta tahan terhadap kelembaban.
Dinding penahan beton dapat dibuat
dan dicetak dalam berbagai bentuk sesuai dengan
keinginan arsitek lansekap.

Bab V Aplikasi Desain I 3L7


Referensi
http: / /v'rww.drystonejoe.com/retainingwalls.html; http: / /vrrww.lookoutland.com/wall.htm
http //www.the-looney-b in.com / tag/ retaining-walls/
:

http //www. jboyweb.com/drystonewall/pics.htmi


:

http://dynamicorange.com / 2005 / 07 / 1,0/dry-stone -wall /


http://www.zachgoebelt.com/outdoorinstallation/stonewallsRetainingWalls.html
http: / /wv'rw.centenarylandscaping.com.au/retaining-walls-timber-retaining-walls
http: / / www.australianretainingwalls.com/retaining_walls2.htm
http:/ /www.adelaidenow.com.au/; http://www.gopherforum.com/showthread.php?t=61.98

318 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
http: / / wvvw.fennstrading.com/retaini ng-walls.html
http / / www.landscapenetwork.com/topics/rwalls.shtml
:

http: / /www'homedesignersoftware.com/usercenter/design-articles/retaining-wall-solutions.
html
http: / /www.spec-net.com.au/press/ 10 07 / con_24100 7.htm
http: / /www.concreteveneers'com/fox.htm; http://milesburke.com/concrete_wall.html;
hnp:/ /
www.seicci.com/pomerado-hospital; http:/
/www.landpro.co.nz/retaining_walls.html.

Bab V Aplikasi Desain I 3Lg


BAB VI
PROSES PERANCANGAN

Uraian pada bab ini bukanlah membahas secara mendalam apa dan bagaimana lahirnya sebuah
proses perancangan ataupun kajian tentang sebuah proses perancangan. Pada dasarnya yang
dimaksudkan tahapan perancangan di sini adalah alat atau suatu proses untuk membantu
kita dalam menyelesaikan problematik rancangan. Corak ragamnya banyak sekali, mulai
dari pendekatan yang dilakukan si pembuatnya, pola yang dianut, presentasi gambar, waktu,
keteriibatan disiplin lain, macam dan jenis proyek, tujuan proyek, manajemen perancangannya,
proyek swasta, proyek pemerintah (pusat, provinsi, kabupatenlkotaJ, dan lain-lain.

32O I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
Setiap langkah tahapan pasti dan selalu dinrulai
dengan langkah awal dan berakhir dengan
tujuan atau sasaran yang diinginkan. oleh karena
itu, sebelum melangkah pada tahapan ataupun
proses rancangan dibutuhkan perumusan tentang
tuiuan, sasaran termasuk di dalamnya faktor
waktu yang diperlukan untuk merampungkan rancangannya.
Dalam garis besarnya hanya ada
dua sistem proses, yakni sistem linier dan sistem
putaran.

Sistem linier lebih umum dipergunakan untuk


engineering atau desain dengan sasaran
menyelesaikan solusi desain dan menghasilkan
sebuah keputusan untuk dapat diaplikasikan.
sedangkan sistem putaran Iebih umum dipergunakan
untuk pendekatan proses planning
[perencanaan) yang memerlukan evaluasi, pembangunan berjangka, pembangunan
bertransisi,
pembangunan sektoral yang menyangkut multi-aspek
dan menghasilkan sebuah kebijakan
Slamet wirasondjaya, MLA dalam Kuliah Pengantar [lr.
seminar AR 482 tanggal 27 Februari 19801.

**)lxml{ rm
lr@)1ffi*l)--*,
Perencanaan sistem linear

(,4;\
'm )t-
-P-
Perencanaan sistem putaran

Bab VI Proses perancangan I 321


PROSES PERANCANGAN DESAIN ARSITEKTUR LANSEKAP

.i
'& t& t&- i
- AMLISIS KONSEP mosN - PFNGFMANGAN OISAIN

PROGMMMING SI(EMATIX OISAIN AV,,AL DrsArN AiHrR, rcPulusAtl


V
KEBUTUf{AN SKEMATIK PLAN APl,tKASl KoNSEP midi r* 6AMBAR PERENCANAAfl
KONSEP SKEMATIK deio ddm beni* 3 diMi (stTE PIANNINC)
AKTIFITAS
{2 DIMENST} denga tunpedjmbagksl .tyOI Ple
FUNGSI
A*t'fiEs legble M6a*a iebipo& . ungk Ea r 11wn8 . Ldt&.ape Pla
pnog66l m6y{akat . Zm{g . 6.ad6i . PlalirE Pla
PEiIETAPAN
. . xobutuhd Ruag . Pembdtul Ru&g . Eblb Plil
Jodnl Po!* . Setis Plan
AMLlsIS TAPAK . Ksbutuha Adiftas . 8nt*, GryE Styie
, Iuitr tNsuE, LoKAST . Spalid(Rusrg) . Funosr . Llshw P{ao
. lnbrpr#i . Si*ul6i , Ko@6isi . lopograf F'le
' eaks kearri fsik naturalrd*i
yakni Tadt, . TalaHije . Skda . hinage Plan
. . Hirdosi . PgrbenlutdLd*aTaafr . U8ity PI4
oefm8i
tufi r l{rnddogi, r R6iaye r Baha Mabdd . UShti0S Plan
, Iopolrai, . wih . SisbftKdEfutsi . Maintnrc He
. Taldriil, . Elletrka . RedP{speldf
OATA PROYEK . Snsi. STUOI MAKET . Tel*rr
{StudiMlE3d'tm') . lGdihnlokal GAMBAR PERANCANGAN
Lua '. Pobffii
{DESIGN OEVELOPMNT)
Lol6i YBld
. PondikPoyk S(EI\.iAIIK DISAIN
. Dglirk Des'gn
. sdd ANALISIS LINGRUI.IGAN {3 0rMENSr)
. La&capeostsnDevelop
qJT - Tmpak Ah
. PlakB htgi
'. &gie' SITE
si{
Skeba tlird 0f vEw
!el@h T4d(
. Sel,on
TaEh
. H'drdosi '. Aspek
. Elevatim
Aspe{ hdaya . Dotdb laispe Fmi{@
. Cohgi . A3pel*(mi SKETSA IMAJIMTT
. MtHadMaHi*
. l$ffitologi . Aspel lhsklQa Sketa &ea Rua T(,s
. O6H Sofr M#ial
. Togogi Dre*i . Deid consbclilo
. Vesetasi TINJAUAN
. tuFFklif bagia raMqr.
.'
Li{kongan MAS1ER P1.AN
SdMi ads kea$ filik hrffi misd : KO.ISEP PEMEIAYAAN
. 8ldayarsosialrElmi ', Zd6i lcgi{an Biaya ins16i pdrt{Wna CAMSAR KOilS'TRUKSI

Oishsi 8rg@e, {OETAILED ENGINEERING DSIGNI


r 8r{Um, KONSEP PEUEANcIJMN DO)
.
Ahiteklur
FurEd8aruw, F6l Tmdd Tda/ &thhap
. Kdsloksioeldl&tt6il
PENYATAAN MASALIH r yomf*si D.h& PeMM
. S6ial . Si*m Sik lai. .
. KtrEh*si oeLil PqsotLs$lap
'I EtMi
FdK
Sislem Udil6. KONSEP PEMELIHAMAN
Kgnqdh4 penHih@
MAKET PRESENTASI
STUOI EAND'NG
SEJENIS
OOIOTiIEN I LAPORAN MNCANGA}I
.0otuM R@na Xdia dd Sfeai
. odoreo Pgmtiaye
. Dok$ Pelela'ge

322 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Proses perancangan yang sistematik pada
garis besarnya terbagi menjadi 2
yaitu Tahapan Programming dan Tahapan [dua] bagian,
Design. Kedua tahapan tersebut saling
berhubungan,
berkaitan' dan memengaruhi langkah proses
selanjutnya. programming is Analysis,
Design is
Synthesis [wi]liam pena, daram buku problem
Seeking, mengulas banyak tentang
apa yang
dimaksud dengan programming dan apa yang
dimaksud dengan designJ. Artinya, pada
tahapan
program lebih ditekankan pada penganalisaan
segala aspek yang terkait pada rancangan
hingga
menghasilkan suatu konsep skematik yang
nantinya menjadi landasan pada tahapan
Design
Development.

Pengambilan keputusan menjadi faktor yang


penting dari setiap langkah yang dibuat
guna
menyelesaikan karya rancangan lansekap. Pengambilan
keputusan ini harus dilandasi dengan
landasan teori dan pengaplikasian di dalam
rancangannya. oleh karena itu, sikap mandiri
dan
keyakinan akan konsep yang diajukan memerlukan
pemikiran yang jelas dan sistematik.

Langkah awal dari pengajuan proyek desain


adalah dengan membuat dan mengajukan
Rencana usulan Proyek
[RUP) atau Preliminary Report. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan
gambaran tentang proyek desain yang
diusurkan berupa gagasan dasar dan data proyek.

A. TAHAPPENDATAAN

Dalam hal Rencana usulan Proyek


[RUP), yang terpenting adalah penalaran terhadap masalah
yang diaiukan' Dasar atau titik awal perancangan
lansekap bertolak dari masterplan yang
diajukan' Artinya, perlu dipikirkan kelengkapan
data fisik bangunan atau perkerasan dari
masterplan tersebut fmisal; denah, tampah potongan
dari bangunan; peta topografi; informasi
visual; informasi teknis lainnya).

Bab VI proses perancangan f 323


Hal yang perlu dipelajari dan dipertanyakan tentang lokasi yang dirancang, yaitu sebagai
berikut.
L. Apa dasar pemikiran proyek tersebut?
2. Apa permasalahannya terhadap kegiatan ruang luar atau kaitannya dengan masalah
lansekap?

3. Tentukan sasaran dan tujuan rancangan!


4. Tentukan tema yang spesifik, tepat, dan sesuai aktivitas kegiatannya!
5. Bagaimanapendekatanperancangannya?
6. Apakah ada landasan teori yang mendukung dalam pemecahan masalah yang dirumuskan?

Perbandingan antara ruang terbangun


dan ruang terbuka berkisar antara 400/o:604/o
atau lebih besar [kecuali pada urban area atau
tapak di perkotaan, biasanya amat sangat
terbatasJ. Untuk mendapatkan permasalahan,
maka aktivitas dan fungsi ruang di dalam tapak
haruslah bersifat kompleks fmuitifungsiJ.
Massa bangunan dapat bersifat majemuk.
Pola tata letak bangunan, memungkinkan
untuk pengembangan ruang, sirkulasi, dan
fasilitas lingkungan.

324 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


fbarrii t.6*tG 6$lrd rail frib$ rn&r{aant fn0d !,
sl!s{a+ttbrtlw& Crfenb D*.,oatl|ar. rhr..t
aqei.ke{l'6t !r rar* $a mnaah.

Gclat!'lla *lra. Aa{a " r*aait& a*.!H. rt* ryn&{akftlt.


&.airrrw$dt*6 aahn{laa fnri{a.l.
*!.a$aMde ffinil'fi (lMErlac.rLDrtl$
.{t ,lr.aha . h.d br.

Data lain yang perlu diketahui adalah sebagai berikut.


a. Berapa luas keseluruhan tapak, termasuk batas proyek?
b' Siapa pemilik proyek tersebut
fapakah perseorangan atau badan hukum)?
c. Bagaimana sifat dari proyek tersebut?
d. Bagalmana keadaan sifat tanah?
e. Geologi
f. Hidrologi
C. Iklim

Bab VI Proses perancangan I zzs


h. Curah hujan
i. Topografi
j. Vegetasi
k. Sensori (visualJ sebagai potensi positifatau negatif
l. Lingkungan sekitar
m. Aspek sosial budaya dan ekonomi
n. Kearifan lokal
(lihat skema PROSES PERANCANGANJ

B. TAHAP ANALISIS

Analisis tapak yang kita maksudkan adalah site analysis.


Artinya, kita menganalisis terhadap potensi dan kendala
yang mungkin timbul dari rancangan kita. Kita tidak dapat
melakukan penganaiisaan sebelum tujuan dan sasaran yang
kita inginkan telah terumuskan. Sebagai contoh, penetapan
tujuan kita adalah merancang lansekap daerah rekreasi
dengan pemanfaatan kondisi topografi. Maka segala sesuatu
yang kita analisis, baik tapak, aktivitas, selalu mengarah
ke tujuan yang dimaksud. Jadi, yang dianalisis adalah
tapak yang akan dirancang. Anaiisis Tapak memerlukan
pertimbangan yang sistematis terhadap 3 [tigal konteks {r

@ffilkrlrlS ,
utama, yaitu: AXD
rctgalt!!! :

326 f Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


1. konteks penganalisaan terhadap aktivitas dan fungsi pemakai untuk mendapatkan Program
Kebutuhan;
2. konteks penganalisaan terhadap lingkungan alamiah untuk memahami karakteristik tapak;
3. konteks penganalisaan terhadap evaluasi masterplan [analisis lingkungan buatan untuk
memahami konsepsi dari master planJ;
4. konteks penganalisaan terhadap sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan tapak sekitar
termasuk kebijakan umum yang memengaruhi perkembangan tapak.

Analisis Tapak dapat dibagi menjadi 2 [dua) bagian, yaitu Analisa Tapak Lingkungan A]amiah
dan Analisa Tapak Lingkungan Buatan.

Apa yang perlu dianalisis? Di bawah ini terurai beberapa faktor yang dapat diladikan analisis
minimal. Namun kiranya dapat dilengkapi sesuai dengan kebutuhan tujuan [Edward T. White,
Site Analysis, Diagramming Information for Architectural DesignJ.

1. Analisis terhadap Aktivitas dan Fungsi Pemakai untuk Mendapatkan Program


Kebutuhan
Karakteristik manusia pemakai dan pengguna
merupakan aspek penting yang akan dianalisis
untuk menentukan kebutuhan dan aktivitas ruang.
Banyaknya jumlah pemakai, jenis kelamin, pemakai
mana yang lebih dominan, umur menurut golongan,
kebiasaan setempat, kondisi ekonomi, pekerjaan,
dan lainnya merupakan beberapa aspek yang perlu
dikaji secara mendalam. Artinya, pola tingkah laku

Bab Vl Proses Perancangan I 327

'-.
manusia pemakai dan tingkat sosiologis memberikan pertimbangan terhadap aktivitas
kegiatan
yang diperlukan' Selanjutnya menentukan kebutuhan ruang
[spaceJ dan pola hubungan ruang.
Misalkan untuk suatu rancangan lansekap hotel resort, maka golongan umur menentukan
kebutuhan fasilitas aktivitas di ruang luar. Aktivitas apa yang diperlukan dalam kaitan
dengan
rekreasi untuk golongan dewasa, anak, dan orang tua? Contoh lain, untuk perencanaan
lansekap
kampus, golongan mahasiswa, dosen, karyawan mempunyai aktivitas yang berbeda
terhadap
penggunaan ruang luarnya. Dengan demikian pertimbangan terhadap aktivitas
menentukan
fungsi ruang yang diciptakan. Di dalam proses pembelajaran, setiap analisis harus berlandaskan
pada referensi ilmiah yang pernah dilakukan oleh pakar keilmuan tertentu.

2. Analisis terhadap Lingkungan Alamiah untuk Memahami Karakteristik Tapak


Lingkungan alamiah adalah elemen alami dan keadaan tempat sekitar tapak
flklim, air, tanah,
topografi, vegetasi, dan kehidupan mahluk hidup lainnyal yang penting bagi rancangan
tapak.

a. Iklim/Klimatologi
Analisis terhadap faktor klimatologi meliputi aspek-aspek bagaimana suhu secara regional
fmakroklimatJ, suhu di dalam tapak fmikroklimatJ, sudut/arah sinar matahari, curah hujan,
kekuatan angin, frekuensi angin, kelembaban. Analisis ini dibutuhkan agar rancangan
lansekap memperhatikan Energy Concious. Pengaruh iklim ini akan mempengaruhi
ruang-
ruang yang dikehendaki ataupun keterlindungan terhadap pengaruh panas dan teduhnya
suatu ruang.

32A I Komponen perancangan Arsitektur Lansekap


Veg eta si/ M akhluk H i dup Lainnya

Perhatikan dalam penganalisaan


faktor ini, yaitu:
[1) sifat ekosistem dan kepekaannya terhalap pembangunannya;
[2J potensi bentuk yisual alamiah dari jenis vegetasi
yang ada.

Suatu kumpulan vegetasi akan -


memengaruhi
kondisi iklim, karakter tapak, dan
tipe tanah. Di
samping itu, juga memengaruhi
kondisi hidrologi
setempat. Lebih dari itu vegetasi mempunyai
kaitan erat dengan ekosistem setempat.
Tum-
buhan fvegetasiJ merupakan potensi
tapakyang
penting dalam hal pembentukan
skala, tekstur,
warna dan bentuk tajuk, karakter tapak,
dan
komposisi.

Tiga hal yang penting diketahui


bahwa pepohonan dapat digunakan
untuk menciptakan bidang vertikal,
menutup pandangan yang kurang
bai( menciptakan privacy dan
menciptakan ikiim pada ruang-
ruang yang akan dirancang. Semak
fshrubsj dapat dimanfaatkan
untuk memperoleh tekstur, warna,
komposisi, pengarah sirkulasi,

Bab VI Proses perancangan


f szs
serta sebagai pembatas suatu areal/ruang.
Sedangkan penutup tanah frerumputan]
membentuk bidang alas dan merupakan
elemen penting untuk mengurangi erosi
tanah permukaan, menentukan kualitas ruang
dengan tekstur dan warnanya. Di samping itu,
kiranya perlu dikaji iokasi, jalur kehidupan,
kebutuhan makanan dari makhiuk hidup
lainnya, seperti kawanan satwa unggas, guna
kepentingan berwawasan lingkungan.

Topografi
Bentuk muka tanah atau topografi memengaruhi rancangan dalam 3 (tiga) hal, yakni:
[1] topografi memengaruhi iklim dan cuaca;
[2] topografi memengaruhi bidang muka tanah untuk keperluan enginering [konstruksiJ;
[3) topografi menggambarkan karakter tapak.
Bentuk muka tanah (dataran, bukitJ memengaruhi mikroklimat karena adanya pergerakan
udara dan orientasi sinar matahari. Angin menjadi lebih lemah pada sisi lereng yang
terlindung dan menjadi kuat pada sisi lereng atasnya. Pada malam hari daerah yang
rendah mempunyai suhu lebih dingin dibandingkan dengan lereng yang lebih tinggi. Hal ini
memengaruhi peletakan tanaman yang sesuai dengan tujuan rancangan.

Karakteristik kemiringan muka tanah akan menentukan daerah-daerah yang sesuai fungsi
pemanfaatannya dan segi engineering-nya. Pada daerah berkontur dengan kemiringan
tertentu memerlukan penyelesaian engineering/konstruksi tertentu. Umumnya, kemiringan
di bawah 4% diklasifikasikan sebagai daerah datar dan cocok untuk aktivitas atau kegiatan

330--I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
yang padat (seperti tempat parkir, plaza, kolam
renang, area bermain anak, dan olahraga].
Kemiringan antara 4-1'oo/o untuk kegiatan sedang
dan ringan fseperti tempat gazebo dan
olahragal' Sedangkan kemiringan lebih dari
10% iebih cocok untuk penempatan titik
pandang' ruang khusus, dan pembibitan.
Bila kondisi muka tanah diperlukan untuk
diubah
sesuai penggunaannya, maka aspek rekayasa perlu
dipikirkan dan membentuk pola kontur
baru yang sesuai dengan kondisi ekologisnya.
Hal ini dimaksudkan agar kondisi lansekap
setempat tidak menyimpang dari karakternya.

Tonah
Kondisi tanah yang dimaksud adalah tanah
dalam konteks engineering
frekayasaJ dan tanah
dalam konteks jenis, sifat, dan unsur tanah itu
ffi
ffi -#:::
sendiri. Analisis tanah menjadi penting karena
memengaruhi: -t
[1) sifat ekologis sebagai medium untuk me_
nunjang kehidupan tumbuh_tumbuhan;
[2) sistem pemilihan konstruksi, dau
[3J sebagai potensi fisik tapak.
Analisis ini diperlukan mengingat sifat tanah
yang penting bagi kehidupan tumbuh_tumbuhan
adalah drainage, kadar organis, keasaman
dan
[PHJ, tersedianya zat giziseperti Nitrogen. Ini
akan menentukan perkiraan jenis tanaman yang
dapat tumbuh pada Iokasi tersebut dan usaha
untuk menjadikan struktur jenis tanah sesuai dengan
habitat tanaman. Struktur jenis tanah
memengaruhi keputusan dalam penggunaan sistem
rekayasa, misalkan pada daerah tanah
bergambuq bagaimana penyelesaian konstruksi jalan
pedestrian dan bagaimana pemilihan

BabVI Prosesperancangan f 331


jenis tanamannya. Hal lainnya, kadangkala tanah
mempunyai karakteristik berbatu-batu dengan
lingkungan alamiah. Ini merupakan suatu potensi
alami dari lansekap yang dapat dimanfaatkan
sehingga menimbulkan keharmonisan dalam
rancangannya.

e. Air
Anaiisis terhadap unsur adanya air dalam tapak
dikarenakan 3 ftigal hal, yaitu:
(1) air sangat penting sebagai elemen dasar
yang menunjang kehidupan;
(2) atr permukaan dan air bawah tanah me-
mengaruhi potensi pengembangan tapak;
[3) air merupakan e]emen lansekap.

Sumber air berasal dari hujan ataupun air yang


berada di bawah tanah itu sendiri. Air ini akan
memengaruhi kehidupan tanaman. Artinya, kita
harus menganalisis di mana adanya sumber air.
Air hujan merupakan air permukaan. Dengan
adanya kemiringan tanah, maka terjadi aliran
yang dapat menyebabkan faktor Run Off dan
akan terjadi bentuk drainage alamiah yang
memengaruhi bentuk muka tanah.

332 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


I

Air merupakan sumber persediaan


bagi sungai_sungai. Keberadaan
dapat menjadi potensi eremen
ransekap ,.*trk .un.iptakan -"J;';:lTffiH:il:
aktivitas, rekreasi, dan sebagainya.

Air mengalir dari pancuran, anak


sungai, dan air terjun dapat
menimburkan suara dan gerak
sebagai bagian darirancangan. Di sisi lain, penampungan
air permukaan akan meningkatkan
penyerapan ke "water table"
dan merupakan salah satu cara
memperkecil drainage lingkungan.

f. Sensori (visual)
Analisis yang perlu dilakukan adalah:
View atau titik pandang atau titik
penglihatan. View atau
pandangan dari tapak termasuk
posisi titik pandang yang
potensiai untuk meiihatpotensi
Iansekap. Apakah pandangan
tersebut positifatau negatip Sudut
pandangan yang bebas?
Apakah pemandangan tersebut
dapat berubah_ubah? Dan
kemungkinan apakah sudut pandangan
tersebut tidak
berubah?

g. Sumber Kebisingan
Di mana terdapat sumber kebisingan?
Berapa besar kekuatan sumber
kebisingan tersebut?
rimburnva kebisingan? Ke arah
mana sumber kebisingan bergerak?
3f il:ffi"vebabkan
h. Pemandangan yang Baik dan pemandangqn
yang Buruk
Analisis potensi pemandangan yang
menarik dan kurang menarik. Disadari
menarik atau kurang menarik mempunyai bahwa hal
peniiaian yang relatif (subjektifJ.
Namun bila

Bab VI Proses perancangan


f 3s3
dikaitkan dengan tujuan dan sasaran perancangan, maka penilaian tersebut dapat dibuat
dengan cara membandingkan satu dengan lainnya. Mana yang lebih berpotensi dibandingkan
dengan lainnya? Demikian pula potensi tanaman yang ada di sekitar tapak hingga pemikiran
borrowed scenery dapat dimasukkan dalam rancangan'

3. Evaluasi Masterplan (Analisis Lingkungan Buatan untuk Memahami Konsepsi dari


Masterplan)
Yang dimaksud dengan iingkungan binaan
adalah semua data dari elemen buatan manusia
yang ada di dalam tapak, misalkan bangunan,
jalan, drainage, Iampu penerangan, dan lain lain.

Perlu diperhatikan dan diingat bahwa


evaluasi masterplan bukan untuk menilai baik
atau buruknya rencana yang ada, melainkan
untuk mengetahui, memahami, dan mengenal
konsepsi ruang, konsepsi sirkuiasi dari master-
plan yang dikeriakan oieh site planner.

Pemikiran kita terhadap program rancangan lansekap yang dibuat akan menyesuaikan
dengan rencana tersebut.

Faktor yang perlu dianalisis untuk dipahami dari lingkungan binaan antara lain sebagai
berikut.

334 f Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Mengetahui Batas Topak
Batas tapak dalam masterplan perlu dikenali. Dikaitkan
dengan skala gambar, berapa luasan
kuantitatifbangunan dan ruang luarnya dengan satuan meter persegi.
Mengenali pencapaian
dari luar tapak' Mengenali lingkungan di sekitar tapak, apa fungsi
lingkungan sekitarnya?
Dan bagaimana hubungan tapak dengan kegiatan lingkungan
sekitarnya?

b. Mengetahui Konsepsi Ruang/Zoning/Tatq Letak Bongunan


Dari tata letak dan fungsi bangunan, kita dapat
menangkap konsepsi zoning yang dibuat oleh
arsitek atau perencana masterplan. Misalkan
suatu masterplan sebuah hotel resort, kita dapat
mengetahui zoning yang direncanakan. Di mana
zoning untuk public space, private space, dan serwice
space dan fungsi apa sajayang direncanakan di sana?

Demikian pula dengan pola dan sistem tata letak


bangunan. Apakah pola grid [Grid patternJ, pola
Geometris ataupun adanya garis Sumbu Axis
menjadi konsepsinya. Bangunan berorientasi ke
arah mana? Di mana aktivitas utama ruang luaryang ingin dicapai
oleh arsitek atau perencana
masterplan. Ke arah mana hubungan antara massa bangunan dalam
hal membentuk suatu
ruang di luar bangunan' Hal ini perlu dipahami, diketahui dan penalaran
guna pertimbangan
dalam menentukan aktivitas, konsep ruang ruar dan peletaka nfzoningruang
luarnya.

Bab VI Proses Perancangan I 33s


Mengetahui Pola Sirkulasi
Pola sirkulasi yang ada pada masterplan sudah sepantasnya untuk dipelajari. Bagaimana konsep
dari sirkulasi pejalan kaki? Demikian pula dengan konsep sirkulasi kendaraan bermotor. Sistem
apakah yang diterapkan oleh arsitek/perencana masterplan? Apakah melalui pendekatan pola
direct system atau dengan irrengular system? Mengapa poia sirkulasi ini diterapkan pada tapak
tersebut? Apakah ada hierarki/urutan fungsi sirkulasi di sana? Bagaimana hubungan antara
sirkulasi dengan bangunan ataupun dengan aktivitas kegiatan di ruang luarnya? Dan di mana
letak parkir, berapa luas dan pola parkir apa yang diterapkan?

Mengetahui Bentuk Fisik Bangunan


Bentuk arsitektural, style/gaya, dan ketinggian bangunan diamati dan diperhatikan dengan
cermat. Apakah konsep dan bentuk bangunan tersebut mengambil gaya tropis ataukah
kolonial ataupun modern. Untuk mengenalinya, perlu pengetahuan tentang arsitektur
ataupun berkonsultasi rekan arsitek. Mengapa bentuk bangunan tersebut dipilih dan apa
makna dari bangunan tersebut? Termasuk pula letak pintu masuk dan jendela dari bangunan.
Ini memerlukan pengkajian yang nantinya berguna dalam pertimbangan menentukan
hubungan sirkulasi dalam tapak.

Mengetahui PoIa Drainag e


Pola drainage yang dipelajari adalah sistem saluran pembuangan muka tanah ataupun
di dalam tanah yang berhubungan dengan limbah yang berasal dari kegiatan di dalam
bangunan. Di mana letak saluran pembuangan utama. Ke arah mana aliran air bergerak?
Berapa lebar saluran tersebut? Kegunaan dari analisis ini adalah agar rancangan drainage
akibat rancangan aktivitas ruang luar yang dibuat, nantinya mempunyai hubungan dengan
saluran asal.

336 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


M eng enal Sarana Iltilitas
Di mana diletakkan sarana utilitas? Misalkan
letak lampu penerangan ruang luarnya.
mana Ietak tempat terminar Di
pembuangan rimbah sampah? Di
mana letak sumber air pompa?
Di mana Ietak sarana-sarana lainnya?

4' Analisis terhadap sosial, Ekonomi, Budaya


dan Lingkungan Tapak sekitar Termasuk
Kebiiakan Umum yang Memengaruhi perkembangan
fafak
Faktor sosial' ekonomi, budaya, dan
lingkungan sekitar perlu dianalisis.
Tingkat kehidupan
masyarakat sekitar perlu diketahui
untuk menjadi pertimbangan dalam menentukan
dan aktivitas kegiatan yang dirancang. zoning
Faktor budaya bagaimanapun menjadi
keberhasilan
suatu tolok ukur
sebuah rancangan. Misalkan kebiasaan
penduduk setempatyang menganggap
pohon beringin suatu jenis tanaman yang bahwa
mempunyai nilai sakral, maka janganlah
tanaman tersebut menempatkan
menjadi pohon peneduh di daerah parkir
atau ditempatkan pada daerah
pelayanan fservice], Demikian pula
halnya dengan faktor lingkungan terutama
lansekap yang ada' perlu dipertimbangkan karakteristik
agar rancangan lansekap yang diciptakan
harmonis dengan lingkungannya. Faktor menjadi
lainnya adalah rencana pengembangan
perlu dikaji' termasuk peraturan-peraturan kota setempat
pemerintah yang terkait pada perancangan
misalkan ketentuan GSP ransekap,
fGaris sepanjang PantaiJ, public beach, limbah buangan,
Penyajian informasi tentang analisis dan lainnya.
tapak ini dapat berupa gambar ,,peta,,yang
yang dianalisis ataupun dalam berisikan faktor
bentuk "matrix diagram" ataupun dalam
bentuk ,,buble diagram,,.

Bab VI proses perancangan I 237


C. TAHAP ANALISIS TAPAK (SITE ANALYflS)

Setelah kita memahami karakter tapak, konsepsi dari masterplan, maka langkah selanjutnya
dari penganalisaan tersebut adalah memasukkan program aktivitas yang direncanakan ke dalam
tapak dengan pertimbangan kondisi dan karakter tapak tersebut. Hal ini memerlukan pemikiran
secara logis dan objektif. Sebagai contoh apabila diperlukan kebutuhan parkir kendaraan, maka
penempatan area parkir dicari dan diletakkan pada daerah datar atau di manakah sebaiknya
pintu masuk utama yang aman, menarik, dan mudah dicapai, sesuai program kebutuhan? Artinya,
Analisis Tapak adalah memadukan program kebutuhan dengan karakter tapak yang dimiliki.

D. TAHAP SKEMATIK

Setelah melakukan penganalisaan, maka tahap selanlutnya adalah menentukan sintesis. Tahap
sintesis merupakan pemikiran terhadap konsep pemecahan masalah yang ingin diaplikasikan
dalam tapak. Jadi, yang dimaksud dengan konsep di sini adalah konsep programatik. Konsep
programmatik mengacu pada gagasan-gagasan yang dituju terutama sebagai pemecahan
fungsional dan operasional. Konsep tersebut adalah gagasan umum dan mengacu pada tapak.
Di samping itu, perlu dibedakan dengan konsep desain. Konsep desain mengacu pada gagasan
yang dimaksud sesuai tujuan sebagai pemecahan fisik arsitektural. Periu diperhatikan konsep
progranlmatik yang disajikan bukan uraian atau gambaran konsep teoritis melainkan konsep
dari pemecahan masalah ke dalam tapak.

Di dalam konsep programmatik beberapa aspek dari konsep yang perlu diusulkan adalah
sebagai berikut.

338 I Kcimponen Perancangan Arsitektur Lansekap


a. Bagaimana konsep programmatik terhadap lingkungan?
b. Bagaimana konsep programmatik terhadap zoning?
c. Bagaimana konsep programmatik terhadap ruang?
d. Bagaimana konsep programmatik terhadap sirkulasi?
e. Bagaimana konsep programmatik terhadap tata hijau?
f. Bagaimana konsep terhadap pembentukan muka tanah?
g. Bagaimana konsep terhadap rekayasa lansekap?

Kumpulan dari konsep programmatik ini divisualisasikan dalam


bentuk skematik plan dengan
peta dasar dari tapak yang dirancang. Selanjutnya dari visualisasi
tersebut dapat dilanjutkan pada
visualisasi skematik desain yang menggambarkan ruang atau bentuk
3 [tiga) dimensi dari konsep
tersebut ke dalam tapak [dapat dalam bentuk sketsa imajinatif yang
mendekati keadaan tapak
atau dengan teknik montage atau dengan contoh khusus proyek
sejenis.). Untuk lebih memahami
ruang-ruang yang akan diciptakan, maka perlu kiranya dipelajari
dan dihayati ,,ruang,, secara
nyata dalam bentuk Maket Studi.

E. TAHAPPRARANCANGAN

Tahap ini merupakan tahapan desain atau sintesis, yaitu usulan


keputusan pemecahan masalah
desain waiaupun masih bersifat sementara. Dengan kata lain yaitu
pengaplikasian konsep
program ke dalam tapak melalui pertimbangan arsitektural,
yakni tema, komponen pembentuk
ruang, bentuklgaya/style, fungsi ruang, kesan ruang, nilai
ruang, komposrsi, skala, warna, bahan
material faiami/buatan), sistem konstruksi, estetika, tekstur, dan
lainnya. pada tahapan ini,
faktor kreativitas, pengalaman, kemampuan mengembangkan art/seni
dan penguasaan kriteria

Bab VI Proses perancangan I 339


memegang peran penting. Penerapan design by logic dan kaidah-kaidah mendesain agar ditaati
dan dijaga.

F. TAHAPPENGEMBANGANRANCANGAN

Tahap ini merupakan tahap keputusan atau tahap final dari pemecahan masalah desain yang
nantinya menjadi dasar bagi rancangan detail selanjutnya. Yang terpenting pada tahap ini
adalah memberikan visualisasi rancangan secara jelas, teratur, sistematis dan profesional dalam
menggunakan teknik-teknik visualisasi gambar. Dalam tahapan produksi gambar dapat dibagi
menjadl 2 [dua) bagian, yaitu:

[1J Gambar Planning in Design yang terdiri dari:

NO IENIS GAMBAR SKALA

1,. Rencana lansekap Lay out plan 1 : 5000

2. Rencana dasar Landscape plan 1: 1000

3. Rencana pola tata hijau Planting plan 1:500


4. Rencana evaluasi Elevation plan 1 :500

5. Rencana tampak Section plan 1:500


6. Rencana utilitas Landscape utility 1:500
7. Rencana muka tanah Landscape topographi L:500
8. Rencana pembuangan Sewage Plan 1:500
9. Rencana pemeliharaan Maintenance Plan 1:500
L0. Perspektif tampak burung Bird Eye View No scale

34O I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


[2J Gambar Detailed Landscape Design yang terdiri dari
;

NO IENIS GAMBAR SKALA


1. Rancangan rinci Detailed Landscape design 1 200
2. Rancangan tata hijau planting design
L 100
3. Potongan dan Tampak Section ancl elevation 1 100
4. Rancangan Rinci bagian tapak Detailed landscape 1 100
1 :50
5. Rancangan Rinci perkerasan Detailed hard material 1 100
1 50
6' Rancangan Rinci tata tanaman Detailed soft landscape materiar 1: 100

1. 50
7. Rancangan penanaman Detailed plant construction 1 50
1. 20
B. Rancangankonstruksi Detailed hard consttruction 1 50
1 20

9. Perspektifbagian rancangan tapak perspektive


No Scale

[3J Maket presentasi sesuai skala Landscape planyang dibuat.

[4J Laporan Perancangan (Report design statement).

[5J Rencana anggaran biaya dan dokumen spesifikasi (cost estimate).

Bab VI Proses Perancangan I s4r


DAFTAR PUSTAKA

Ann, c. w., Bernard, D., Gunilla, L., Bettina, o.,


Stephan, p., sybrand,T. (Edsl. 2005. Green structure
and Urban Planning Final Report. Luxembourg:
office for official publications of the European
Communities.

Attwell' K' 2000' urban Land Resource and urban Planting-case


Studies From Denmark, lournal
Landscape and Urban planning. SZ,145_163.

Bolund and Hunhammar ' lggg.Ecosystem services


in urban Areas, Journal Ecology and Economic
29,293-301.

Bolitzer' Netusil' 2000' The Impact of open Spaces


on property values in portland, oregon,
Journal. Environmental Management. 59, 185_193.

Daftar Pustaka f s43


Economic
Bolund and Hunhammar. 1999. Ecosystem Services in Urban Areas, Journal Ecology and
29,293-301..

Bradley, G.A. 1995. Urban Forestry Landscapes: Integrating Multidisciplinary Perspectives'


Seattle: University of Washington Press.

Carpenter, Phillips L, dkk. 1975. Plant In the Landscape, Wh. Freeman and Company, Sanfransisco'

Costanza, R., d'Arge, R., de Groot, R., Farber, S', Grasso, M', Hannon, B', Limburg' K''
Naeem' S"

o'Neill, R.v., Paruelo, J., Raskins, R. G., Sutton, P., Van den Belt, M. L997. The Value of The world's
Ecosystem Services and Natural capital. fournal Nature 387,253'260.

New York,
Crosbie, M. & Watson, D. [Eds.). 2005. Time-Saver Standards for Architectural Design.
NY: McGraw-Hill.

Danis'woro, M. 1998. Makalah Pengelolaan kualitas lingkungan dan Iansekap


perkotaan di
indonesia dalam menghadapi dinamika abad XXI'

Danoedjo,S. 1990. Menuju Standar Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Kota dalam
Rangka
Pekerjaan
Melengkapi Standar Nasional Indonesia. Direktur ]enderal Cipta Karya, Departemen
Umum. Jakarta.

Housing,
David, H. 2000. Introduction Neighbourhoods Green Improving the Gren Space for Social
from http://www.neighbourhoodsgreen.org.uk/ng/intro'

David, L Weimer. dan Aidan, R. Vining. L992.Policy Analysis, Consept and Practice, [2nd Edition)'
New York: Englewood Cliffs: Prentice Hall'

344 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Direktorat fenderal Pembangunan Daerah, Depdagri. 1990.
Ruang Terbuka Hijau Kota.
Jakarta.
Danisworo' M' 1998' Makalah Pengelolaan Kualitas
Lingkungan dan Lansekap perkotaan di
Indonesia dalam Menghadapi Dinamika Abad XXI.

De Groot' w'T', van den Born, R.J.G. 2003. visions


of Nature And Landscape Type preferences: An
Exploration In The Netherlands. Journal Landscape and
Urban planning. 63, 127 -138.

Ernest Burden' 1981' Entourage a tracing file for Architecture


and Interior Design Drawing, No
Part Publishing USA.

Edward T white, diterjemahkan oleh Arie K.onggodiputro.


1985. perencanaan Tapak (Site
PlanningJ, Intermata Bandung.

Frick Heinz.1997. IImu Konstruksi Kayu, cetakan vilr, Bina


cipta, Bandung.

Forman, R. T. T and M, Godron. 1986. Landscape Ecology.


New york: John wiley and sons, Inc.

Garret Eckbo' 1988' urban Landscape Design, Element


and to The concept, Graphic Sha publishing
Co Ltd.

Garet' Lillian' 1986' Desain visual' Trans. Budihardjo wiryodirdjo


dan Bambang Dwiantoro.
Yogyakarta: Fakultas seni Rupa dan Desain ISI. Trans.
of Design visual 1982.

Gregory wJ and Michael AV. 1989. Site Details, van


Nostrand Reinhord, New york.

Gilbert, o' L. 1989. The Ecorogy of urban Habitat. London:


chapman and Halr.

Daftar Pustaka I s4s


Hardjasoemantri, Koesnadi. 2003. Good Governance dalam Pembangunan Berkelanjutan di
Indonesia. Prosiding Lokakarya Pembangunan Hukum Nasional ke VIII di BaIi-INDONESIA,
tanggal 15 Juli.

Haaren, C. and von Reich M. 2006. The German Way to Greenways and Habitat Networks.
Journal
Landscape and Urban Planning 76,7-22.

Hester R.T. 1975. Neighborhood Space. Husting son and Rose.

Hill, wF. 1995. Landscape Handbook for The Tropics, A packard publishing Book, uSA.

]im, C.Y., Chen, SW. 2003. Comprehensive Green Space Planning Based On Landscape Ecology
Principles in Compact Nanjing City, China. ]ournal Landscape and Urban Planning 6S, 95-116.

Jo, H.K. 2002. lmpacts Of Urban Greenspace on Offsetting Carbon Emissions for Middle Korea,
Journal Environmental Managem ent. 64, 115-126.

Jurnal Arsitektur Lansekap Indonesia nomor 04 tahun 1998.

Jo, H.K.t2002) Impacts Of Urban Greenspace on Offsetting Carbon Emissions for Middle Korea,
fournal Environmental Management. 64, I1S-L26.

Khalid, Zakaria., El Adli Imam. 2006. Role of Urban Greenway Systems in Planning Residential
Communities: A Case Study From Egypt, Journal Landscape and Urban Planning T6,1gZ-ZOg.

Landphair Klatt. 1979. Landscape Architecture Construction, Elsevier North Holland, New york.

346 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


Laurie' M, L975'An Introduction to Landscape
Architecture. American publisher.

Li' Xiuzhen., Rob. H.G.. fongman., yuanman Hu., Rencang


Bu., Bert Harms., Arnold K, Bregt., Hong
s' 2005' Relationship Between Landscape Structure
Metrics and wetland Nutrient Retention
Function: A case study ofLiaohe Delta, china, journal
Ecological Indicators 5,33g-34g.

Miller' R'
1997 ' urban Forestry. Planning and Managing
Urban Greenspaces. upper Saddle River
New |ersey: Prentice Hall.

Motloch, lL. lggr.Introduction to Landscape Design,


van Nostrand Reinhord, New york.

Morancho" Aurelia Bengochea. 2003. A Hedonic


Valuation of Urban Green Areas, Journal
Landscape and Urban planning 66,35_41

Newton N,T' 1971. Design on the Land.


[The Development of Landscape ArchitectureJ.

oetomo, A' 20t0' Konsep Pengelolaan Perkotaan


Di Indonesia Kedepan, Sekolah Arsitektur,
Perencanaan dan pengembangan Kebijakan, Indonesia:
Institut Teknologi Bandung.

Pauleit' S and Kaiiszuk, E' 2005. Green Structure Patterns


- Green Structure and urban planning
in European commission. Report of coST Action
cr.1 - Green.

Pena' william with wiliiam caudill and |ohn Focke. 1979. problem
Seeking, cahner Books
International.

Pham, Duc uy., Nobukazu, Nakagoshi. 20a7.


Apprication of Land Suitabirity Analysis
and
Landscape Ecology to urban Greenspace Planning
in Hanoi, vietnam. Journal Urban Forestry &
Urban Greening 7 tt),ZS-40.

Daftar Pustaka I 347


RahmatWondoamiseno. 1996. Evaluasi Penggunaan Teori Pertimbangan Rasional Pada Bangunan
Theatro Del Mondo Karya Arsitel Aldo Rossi, Jurnal M3edia Teknik (3J

Reid GW. 1993. From Concept to Form in Landscape Design, Van Nostrand Reinhold, New York'

Rustam Hakim. 1995. Peran Arsitektur Lansekap Dalam Wilayah Perkotaan, FALTL Universitas
Trisakti, fakarta.

------. 1988. Unsur unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap, Bina Aksara,
Iakarta.

------.'1,996. Tahapan dan Proses Perancangan dalam Arsitektur Lansekap, penerbit


Bina Aksara Jakarta.

Roseland, Mark. 1998. Toward Sustainable Communities, Resources for Citizens and their
Governments. Gabriola Island: New Society Publishers.

Rubenstein, HM. 1968, A Guide to Site and Environmental Planning, f ohn Walley & Sons, Inc.

Savard, f ., Clergeau, P. and Mennechez. 2000. Biodiversity Concepts and Urban Ecosystem, |ournal
Landscape Urban Planning 48, 1,31,-142.

Simonds, lO.1997. Landscape Architecture Third Edition, Mc Graw Hill Booh New York.

Simon Bell.2005. Elements of Visual Design in the Landscape - Second Edition, published in the
Taylor & Francis e-Library, London and New York.

348 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


shirvani' Hamid' 1985' The urban Design Process,
New york: von Nostrand Reinhold company.

singh' v S'' Deep' N' P', Pradeep c.20L0.urban


Forests and open Green Spaces, Lessons
for faipur,
Rajasthan, RSpCB Occasional paper No.
1, faipur, Rajasthan, India.

sousa' c'A'D' 2003' Turning brownfields into


green space in the city of Toronto.
f ournal Landscape
Urban Planning. 62, 191,-198.

spreiregen' P' D' 1965' urban Design: The Architecture


of rowns and cities. New york: McGraw-
HiII.

Taylor' v' Stein', Dorothy, H' Anderson. 1995. combining


Benefits-Based Management
Ecosystem Management For Landscape planning:
with
Leech.

Tood, KW. 1985. site, Space and Structure,


van Nostrand Reinhold, New york.

walker, Theodore D. 7gzz. plan Graphic . pDA publishers,


west Lafayette, Indiana.

wang c.Thomas. 1979. plan and section drawing,


van Nostrand Reinhold compan, London.

Daftar Pustaka f 34s


LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

PERATURAN MENTERI DALAM


NEGERI
NOMOR lTAHUN2OOT

TENTANG
PENATAAN RUANG TERBUKA
HIIAU KAWASAN PERKOTAAN
DENGAN RAHMATTUHAN YANG
MAHAESA
MENTERI DALAM NEGERI,

Menimbang : a' bahwa perkembangan dan pertumbuhan


kota/perkotaan disertai dengan
fungsi lahan yang pesat, terah alih
menimburkan kerusakan lingkungan
yang dapat
menurunkan daya dukung lahan dalam menopang
kehicrupan masyarakat
di kawasan perkotaan, sehingga perru
dirakukrn upry, untuk menjaga
dan

Lampiran-Lampiran f 3S1
meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan ruang terbuka hijau yang
memadai;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu


menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang penataan Ruang Terbuka
Hijau Kawasan Perkotaan;

Mengingat : 1. undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya flembaran Negara Repubiik Indonesia Tahun 1990
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 341,9);
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda cagar Budaya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 2T,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3420);
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang penataan Ruang
flembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3501);

undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup


flembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
5. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 38BBJ, sebagaimana telah diubah dengan Undang-
undang Nomor L9 Tahun 2004 tentang penetapan peraturan pemerintah
Pengganti undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perubahan Atas
undang-undang Nomor 41 Tahun L999 tentang Kehutanan Menjadi undang-
undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67,

352 I Komponen perancangan Arsitektur Lansekap


Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4401J;
6' undang-undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang pemerintahan Daerah
flembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437),sebagaimana terah
diubah
dengan undang-Undang Nomor
B Tahun 2005 tentang penetapan peraturan
Pemerintah pengganti Undang-undang
Nomor 3 Tahirn 2005 tentang perubahan
Atas undang-undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang pemerintahan Daerah
Menjadi undang-undang
flembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara
Repubrik Indonesia Nomor 454gJ;
7' Peraturan pemerintah Nomor 69
Tahun 1996 tentang pelaksanaan
Hak dan
Kewajiban serta Bentuk dan Tatacara peranserta
Masyamkat daram penataan
Ruang flembaran Negara Repubrik
Indonesia Tahun 1gg6 Nomo r 1,04,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3660J;
B' Peraturan pemerintah Nomor 47 Tahun
1gg7 tentang Rencana Tata Ruang
wilayah Nasional flembaran Negara
Repubrik Indonesia Tahun 1997
Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3721);
9' Peraturan pemerintah Nomor 63
Tahun 2002 tentang Hutan Kota
Negara Republik Indonesia Tahun [Lembaran
2002 Nomor 119, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
4242);
10' Peraturan pemerintah Nomor 79
Tahun 2005 tentang pedoman pembinaan
dan Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan
Daerah flembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
11' Keputusan presiden Nomor 32 Tahun
1990 tentang pengerolaan Kawasan
Lindung;

Lampiran-Lampiran f 353
L2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Kota;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1996 tentang Pedoman
Perubahan Pemanfaatan Lahan Perkotaau
14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 147 Tahun 2004 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;

MEMUTUSKAN:

MenCtApKAN : PERATUMN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENATAAN RUANG TERBUKA


HIJAU KAWASAN PERKOTAAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri ini yang dimaksud dengan :

1,. Ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas balk dalam bentuk
area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjangllalur di mana dalam penggunaannya
iebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan.
2. Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat RTHKP adalah bagian dari
ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung
manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika.
3. Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

354 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


4' Penataan RTHKp adarah proses perencanaan, pemanfaatan
dan pengendalian RTHKp.
5. Vegetasi adarah keseruruhan tumbuhan dan tanaman
yang menutupi permukaan tanah.
6' Tanaman khas daerah adalah jenis tumbuhan
atau tanaman yang khas tumbuh dan menjadi
identitas daerah.
7. Rekreasi aktif adalah bentuk pengisian waktu
senggang yang didominasi kegiatan fisik
dan
partisipasi langsung dalam kegiatan tersebut, seperti
olah raga dan bentuk-bentuk permainan
lain yang banyak memerlukan pergerakan fisik.
B' Rekreasi pasifadalah bentuk kegiatan waktu senggang
yang lebih kepada hal-hal yang bersifat
tenang dan relaksasi untuk stimulasi rnental dan emosional,
tidak didominasi pergerakan fisik
atau partisipasi langsung pada bentuk_bentuk permainan
atau olah raga.
9' Fungsi ekosistem adalah proses, transfer, dan distribusi
energi dan materi di antara komponen-
komponen ekosistem [komunitas tumbuh-tumbuhan, hewan dan organisme lainnyal sefta
interaksi fungsional antar mereka, maupun dengan lingkungannya
baik dalam bentuk ekosistem
daratan' ekosistem perairan, dan ekosistem peralihan,
maupun dalam bentuk ekosistem alami
dan yang buatan.
10' Plasma nutfah adalah substansi yang terdapat dalam
kelompok mahluk hidup, dan merupakan
sumber sifat keturunan yang dapat dinranfaatkan dan
dikembangkan untuk menciptakan jenis
tumbuhan maupun hewan dan jasad renik.
11' Iklim mikro adaiah keberadaan ekosisteln setempatyang
mempengaruhi kelembaban dan tingkat
curah hujan setempat sehingga temperatur menjadi
terkendali, termasuk radiasi matahari clan
kecepatan angin.
12' Biogeografi adalah keadaan lapisan muka bumi
atau aspek relief permukaan bumi berupa
karakteristik material permukaan bumi baik batuan/tanah
maupun strukturnya, proses
geomorfik dan tatanan keruangannya dan aspek
kehidupan di dalamnya.
13' Struktur ruang kota adalah susunan pusat-pusat permukiman
sistem jaringan prasarana dan

Lampiran-Lampiran I 3ss
sarana di kota yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang
secara hirarkis memiliki hubungan fungsionai.
14. Ekologis adalah hubungan timbal balk antara kelompok organisme dengan Iingkungannya.
1-5. Sempadan pantai/sungai adaiah kawasan teftentu sepanjang pantai atau kiri kanan sungai yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai/sungai.
'i.6.
Median jalan adalah ruang yang disediakan pada bagian tengah dari jalan untuk membagi jalan
dalam masing-masing arah serta untuk mengamankan ruang bebas samping jalur Ialu lintas.
1.7. Pedestrian adalah areal yang diperuntukkan bagi pejalan kaki.
18. Kearifan lokal adalah kecerdasan, kreativitas, inovasi dan pengetahuan tradisional masyarakat
lokal berupa kearifan ekoiogis dalam pengelolaan dan pelestarian ekosistem/sumberdaya
lingkungan alam sekitar atau berupa kearifan sosial dalam bentuk tatanan sosial yang
menciptakan keharmonisan dan kedinamisan hidup bermasyarakat yang telah dijalani turun
temurun dan telah menunjukkan adanya manfaatyang diterima masyarakat dalam membangun
peradabannya.
19. RTHKP Publik adalah RTHKP yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggungjawab
Pemerintah Kabupaten/Kota.
20. RTHKP Privat adalah RTHKP yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggungjawab pihak/
lembaga swast4 perseorangan dan masyarakat yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan ruang
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, kecuali Provinsi DKI fakarta oleh Pemerintah Provinsi.
21. Insentif adalah penghargaan yang diberikan kepada lembaga pemerintahan, organisasi
kemasyarakatan, lembaga swadaya masyaraka! pihak/lembaga swasta ataupun perseorangan
atas keberhasilan dalam penataan RTHKP.

3s6 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


BAB II
TUIUAN, FUNGSI DAN MANFAAT

Pasal 2
Tujuan penataan RTHKP adalah
:

a' menjaga keserasian dan keseimbangan


ekosistem ringkungan perkotaan;
b' mewujudkan kesimbangan antara
lingkungan alam dan lingkungan
c' buatan di perkotaan; dan
meningkatkan kualitas lingkungan
perkotaan yang seha! indah,
bersih dan nvaman.

Pasal 3
Fungsi RTHKP adalah :

a. pengamanankeberadaankawasanlindungperkotaan;
b. pengendali pencemaran dan
kerusakan tanah, air dan udara;
c. tempat perlindungan plasma
nuftah dan keanekaragaman
hayati;
d. pengendali tata air; dan
e. sarana estetika kota.

Pasal 4
Manfaat RTHKP adalah :

a. sarana untuk mencerminkan


identitas daerah;
b. sarana penelitian, pendidikan
dan penyuluhan;
c. sarana rekreasi aktifdan pasifserta
interkasi sosial;
d. meningkatkan nilai ekonomi lahan
perkotaan;
e. menumbuhkan rasa bangga dan
meningkatkan prestise daerah;

Lampiran-Lampiran
f 3s7
f. sarana aktivitas sosial bagi anak-anah remaja, dewasa dan manula;
g. sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat;
h. memperbaiki iklim mikro; dan
i. meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan'

BAB III
PEMBENTUKAN DAN JENIS RTHKP

Pasal 5

RTHKP disesuaikan dengan bentang alam berdasar aspek


biogeografis dan
(1J pembentukan
struktur ruang kota sefta estetika.
karakter alam dan/
t2) Pembentukan RTHKP sebagaimana dimaksud pada ayat [1J mencerminkan
yang khas dengan tingkat
atau budaya setempat yang bernilai ekologis, historik, panorama
penerapan teknologi.

Pasal 6

jenis RTHKP meliPuti:


a. taman kota;
b. taman wisata alam;
c. taman rekreasi;
d. taman Iingkungan perumahan dan permukiman;
e. taman }ingkungan perkantoran dan gedung komersial;
f. taman hutan raYa;
g. hutan kota;

358 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
h. hutan lindung;
i. bentang alam seperti gunung, bukig lereng dan lembah;
j. cagar alam;
k. kebun raya;
l. kebun binatang;
m. pemakaman umum;
n. lapangan olah raga;
o. lapangan upacara;
p. parkirterbuka;
q. Iahan pertanian perkotaan;
r. jalur dibawah tegangan tinggi ISUTT dan SUTETJ;
s. sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa;
t' jalur pengaman jalan, median jalan, rer kereta api, pipa gas
dan pedestrian;
u. kawasan dan jalur hijau;
v. daerah penyangga [buffer zoneJ lapangan udara; dan
w taman atap [roof garden).

BAB IV
PENATAANRTHKP

Bagian Kesatu
penataan

pasal 7
Penataan RTHKP meliputi kegiatan perencanaan,
pemanfaatan, dan pengendalian
RTHKP.

Lampiran-Lampiran f 359
Bagian Kedua
Perencanaan

Pasal B

(t] RTHKP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana tata ruang wilayah provinsi dan
kabupaten/kota.
(2) RTHKP dituangkan dalam Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan dengan skala peta
sekurang-kurangnya 1 :5000.

Pasal 9

t1) Luas ideal RTHKP minimal 200/o dari iuas kawasan perkotaan'
(2) Luas RTHKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1J mencakup RTHKP publik dan privat.

t3l LuasRTHKPpubliksebagaimanadimaksudpadaayat[2Jpenyediaannyamenjaditanggungjawab
pemerintah kabupaten/kota yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan masing-
masing daerah.
(41 RTHKP privat sebagaimana dimaksud pada ayat(2) penyediaannya menjadi tanggung
jawab pihak/
lembaga swasta, perseorangan dan masyarakat yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan
ruang oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, kecuali Provinsi DKi fakata oleh Pemerintah Provinsi.

Pasal 10

(1) Perencanaan pembangunan RTHKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat [3) dan ayat [4J
melibatkan para pelaku pembangunan.

360 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
[2] Perencanaan pembangunan
RTHKP memuat jenis, Iokasi, luas,
targetpencapaian luas, kebutuhan
biaya, target waktu pelaksanaan,
dan disain teknis.

pasal 11
t1l Perencanaan pembangunan RTHKP sebagaimana
dimaksud dalam pasal 10 dijabarkan
laniut dalam bentuk rencana lebih
pembangunan RTHKp dan
ditetapkan dengan peraturan nr".ri
Kabupaten/Kota, kecuali Provinsi
DKI fakarta ditetapkan dengan peraturan
untuk Pemerintah Aceh ditetapka' Daerah provinsi, dan
dengan Qanun Aceh, sefta untuk pemerintah
Kota di Aceh ditetapkan dengan Kabupaten/
Qanun Kabupaten/Kota.
{2) Perencanaan pembangunan RTHKp sebagaimana
dimaksud pada ayat
dalam Rencana pembangunan panjang
[1) dituangkan ke
]angka Daerah [Rp]pD], Rencana pembangunan
Menengah Daerah Jangka
tRplMD) dan Rencana Ke4a eemerintah Daerah
(RKPDJ.

Bagian Ketiga
pemanfaatan

pasal 12
t1) Pemanfaatan RTHK. mencakup kegiatan pembangunan
baru, pemeriharaan, dan pengamanan
ruang terbuka hijau.
t2) Pemanfaatan RTHKP publik dikelola oleh
Pemerintah Daerah dengan meribatkan
pembangunan. para pelaku
(3) RTHKP publik tidak dapat
dialihtungsikan.

Lampiran-Lampiran f 167
t4) Pemanfaatan RTHKP publik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dikerjasamakan dengan
pihak ketiga ataupun antar pemerintah daerah.
[5J Pemanfaatan RTHKP privat dikelola oleh perseorangan atau lembaga/badan hukum sesuai
dengan peraturan perundangan-undangan.
(6) Pemanfaatan RTHKP diperkaya dengan memasukkan berbagai kearifan lokal dalam penataan
ruang dan konstruksi bangunan taman yang mencerminkan budaya setempat'

Pasal 13

(1) Pemanfaatan RTHKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat(Z) dan ayat (5J, dikembangkan
dengan mengisi berbagai macam vegetasi yang disesuaikan dengan ekosistem dan tanaman khas
daerah.
(2) Vegetasi sebagaimana dimaksud pada ayat [1) disesuaikan dengan bentuk dan sifat serta
peruntukannya, yaitu:
a. botanis, merupakan campuran jenis pohon ukuran kecil, ukuran sedang, ukuran besar,
perdu setengah pohon, perdu, semak dan tanaman penutup tanah/permukaan;
b. arsitektural, merupakan heterogenitas bentuk tajuk membulat, menyebar, segitiga, bentuk
kolom, bentuk tiang memayung dan menggelia! serta mempunyai nilai eksotik dari sudut
warna bunga, warna daun, buah, tekstur batang struktur percabangan; dan
c. tanaman yang dikembangkan tidak membahayakan manusia dan memperhatikan nilai
estetika.

362 I KomponenPerancanganArsitelrturLansekap
Bagian Keempat
pengendalian

pasal 14

t1l Lingkup pengendalian RTHKP melipuri:


a. target pencapaian luas minimal;
b. fungsi dan manfaat;
c. luas dan lokasi; dan
d.kesesuaian spesifikasi konstruksi dengan desain teknis.
(2) Pengendalian RTHKP sebagaimana dimaksud
pada ayat [1] dilakukan melalui perizinan,
pemantauan, pelaporan dan penertiban.

t3) Penebangan pohon di areal RTHKP publik dibatasi


secara ketat dan harus seizin Kepala Daerah.

BABV
PERANSERTA MASYARAKAT

Pasal 15
(U Penataan RTHKP melibatkan peranserta masyarakat
swasta, lembaga/badan hukum dan/atau
perseorangan.
(2) Peranserta masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat [1J dimulai dari pembangunan visi
dan
misi, perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian.
(31 Peranserta masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat [2) dapat dilakukan dalam proses
pengambilan keputusan mengenai penataan RTHKP,
kerjasama dalam pengelolaan, kontribusi
dalam pemikiran, pembiayaan maupun tenaga fisik untuk
peraksanaan pekerjaan.

Lampiran-Lampiran I 363
BABVI
PELITPORAN

Pasal 16

t1) Bupari/Walikota melaporkan kegiatan penataan RTHKP kepada Gubernur paling sediklt 1 (satuJ
tahun sekali dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.
[Z) Gubernur melaporkan kegiatan penataan RTHKP sebagaimana dimaksud pada ayat [1J kepada
Menteri Dalam Negeri paiing sedikit 1 [satuJ tahun sekali dan sewaktu-waktu apabila diperlukan'

BABVII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 17

(11 Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penataan RTHKP.


(2) Guber-nur mengkoordinasikan pembinaan dan pengawasan terhadap penataan THKP lGbupaten/
Kota.
(3) Gubernur DKI ]akarta melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penataan RTHKP.

Pasal 18

Menteri Dalam Negeri mengkoordinasikan pembinaan dan pengawasan terhadap penataan RTHKP
secara nasional.

364 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


pasal 19
t1l Gubernur dapat memberikan insentif
kepada Pemerintah Kabupaten
penataan RTHKp. /Kota yangberhas, daram
(2) Bupati/walikota dapat memberikan
insentif kepada penyelenggara
RTHKp privat yang berhasil
meningkatkan kualitas dan kuantitas sesuai dengan tujuan
RTHKP.
[3) Gubernur DKI Jakarta dapat memberikan
insentif kepada penyelenggara
berhasil meningkatkan kuaritas dan RTHKp privar yang
kuantitas sesuai dengan tujuan RTHKp.
t4) Mekanisme' kriteria' bentuk jenis,
dan tatacara pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), dan ayat
[3J diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah.

BABVIII
PENDANAAN

pasal 20

til Pendanaan penataan RTHKP Provinsi


bersumberdariAnggaran pendapatan
dan Beranja Daerah
IAPBD] provinsi, partisipasi swacraya rnasyarakat
dan/atau swasta, serta sumbe, p"ndrnrrl
Iainnya yang sah dan tidak mengikat.
{2) Pendanaan penataan RTHKP Kabupaten/Kota
bersumber dari Anggaran pendapatan
Belanja Daerah IAPBD] Kabupaten/Kota, dan
partisipasi swadaya masyarakat
serta sumber pendanaan lainnya yang dan/atau swasta,
sah dan tidak mengikat.

Lampiran-Lampiran
I 36s
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 21

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka Instruksi Menteri Dalam Negeri
Nomor 14 Tahun 19gB
tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan beserta Lampirannya
dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

pasal22
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di ]akarra
Pada tanggal 1,1 | anuari 2 0 07

MENTERI DALAM NEGERI,

Ttd
H. MOH. MA'RUF, SE

366 I Komponen perancangan Arsitektur Lansekap

H
LAMPIRAN 2

IFLA
INTERNATIONAL FEDEMTION OF LANDSCAPE
ARCHITECTS FEDERATION
INTERNATIONALE DES ARCHITECTES PAYSAGISTES

GUIDANCE DOCUMENT fOT RECOGNITION


OT ACCREDITATION
Professional Education Programmes in Landscape
Architecture [Approved by IFLA world
council' f une 28'2008; first revision lB,2oog,as
January approved by
EFLA Education committee,
November 20081

Preamble
The International Federation of Landscape Architects
through its charter for Landscape
Architectural Education [2005) supports the advancement
of professional education world-
wide' The charter sets out principles, objectives
and criteria for professional educational
programmes in landscape architecture
[see appendix A]. This document sets out IFLA guidance
on procedures for the recognition and accreditation
of such programmes.

Definition
Accreditation is a non-governmental, voluntary
system of monitoring and review of tertiary
education' in which programmes andf or institutions
are benchmarked against specified
requirements for the education of professionals.
There is typically a high degree of self

Lampiran-Lampiran
I 367
evaluation and self regulation, which is overseen by an accrediting body or organization that
represents the profession that is served by the educational programme.

IFLA Obiectives for Accreditation


IFLA has developed this Guidance Document for Recognition or Accreditation to provide
information and guidance in two areas:
1. To provide guidance for countries and regions that are developing or already have
formal systems for accreditation or recognition. These systems exist in North America,
Australia, New Zealand, Europe, and many other parts of the world. lt is desirable
for regions or countries to have systems for professional programme accreditation
that are specific to the needs and educational approaches for that area, but with
increasing international movement and global activity of the profession it is also helpful
ifaccreditation systems and the programmes they recognize have some common features
and comparable standards worldwide. This document provides guidance on the generic
features regarded as important by IFLA
2. To provide a framework for countries and regions that do not have a system for accre-
ditation or recognition. This situation may arise due to the historic lack of programmes
in landscape architecture, limited resources, or the lack of expertise to establish a
fully autonomous system. This guide is intended to provide a basis for the formulation of
future systems.

IFLA recognizes that formal accreditation processes require a framework of principles for the
recognition ofeducational programmes and establishment of minimum standards. These
guidelines are based on the following principles:

368 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
1' Landscape architecture is a distinct profession requiring
education at a university level
that addresses a recognized body ofknowledge at a high
standard.
2. Diversity of educational programmes is encouraged.
3. Self-evaluation and self-analysis of programmes and
curricurum is promoted.
4' Local needs and institutional educational objectives will
be recognized in the process.
5' Regional and national accreditation systems for landscape
architecture are encouraged
6' Accrediting agencies shall be independent from the programme
and institution being
accredited.

Standards
The following criteria are recommended for a programme to achieve recognition as being
professionally accredited or recognized:
1' The programme degree description is to include the term "Landscape
Architecture,,.
other degree names may be used for related specialties such as "Landscape planning,,.
2' The institution offering the programme must be accredited to
offer degrees by the
governmental institutional accrediting body of its region
or nation.
3' A first-professional undergraduate degree should be of at least
four full-time academic
years in duration.
4' A graduate first-professional degree is a master's equivalent to a minimum
of two
years of full-time study at the graduate level, in addition
to the completion of a prescribed
undergraduate course of study or other degree.

1 within the European Region


the Bologna Declaration states that first cycle degrees can
be of 1g0 ECTS [i.e. 3 years
durationJ' In the European Region 3 year degrees will not
be recognized as professional landscape architectural
degrees,
but as programs of study that are precursor s to further landscape architectural education that may lead
to a professional
qualification.

Lampiran-Lampiran I 36s
5. Thereisadesignated programme leaderwhoholdsaqualification inlandscape architecture.
6. The programmestaffingshould includea leastthree FTE [full time equivalent] academic
faculty who hold degrees in landscape architecture. If the institution has two first-
professional degree programmes [undergraduate and graduate levels), at least six
academic FTEs are recommended, of whom a minimum of four have degrees in landscape
architecture with an active programme of scholarship and research.
7. The educational programme(s) should cover the knowledge areas (Section IL3J and other
requirements outlined in the IFLA Charter on Landscape Architectural Education and as
prescribed by the country or region in question. See appendix A.

Evaluation
When accrediting an educational programme, the following categories will be evaluated:
1. The stated objectives of the programme and evidence of their achievement'
2. Academic curriculum as related to the IFLA/UNESCO Charter and the relevant standards
developed for that country or region.
3. Student performance and graduation statistics.
4. Graduate profile and employment experiences.
5. Faculty qualifications, experience and evidence of scholarship.
6. Governance and administration, including institutional structure and quality of management
processes.

Within the European Region the School completes the EFLA Education Checklist and sends it to EFLA via the
'?
National Association. The National Association will send a letter of support for the School programme to EFLA
These two documents are reviewed by the EFLA School Recognition Sub-Committee of the Education
Committee.

370 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
7. Facilities and resources.
8. Relationship to the institution and
the community.

Proceduresin countries or regions


where no systemis available
In the absence of a readily identified
system, the process for accreditation
is as follows:
1' An educationar institution seeking accreditation
for its programme{s} may appry to
IFLA Education Committee for advice. the
2' IFLA provides information upon available
systems within that country or
could conduct region that
the process.
3' If no system is available in that country
or region, other relevant systems will
be suggested
for investigation, and potential accrediting
agencies identified.
4' The institution prepares a written self-evaluation
report on the programme and submits
to the body identified as suitable for
conducting the review.
5' The body appoints a visiting team
of assessors, who carry out a visit
to the programme.
6' The visiting team prepares a report
on findings, which is submitted as
institution seeking accreditation, who a draft to the
in turn reviews the report for factual
provide their comments to the body. errors, and
7' The body considers the response,
and determines the outcome of
accreditation.
B' The accrediting body advises the programme
director and the institution administration
of its decision, and informs IFLA of the
outcome

IFLA involvement of this type is


only anticipated when no professional
system is available in
a given country or region.It is not intended as an alternative to
already established systems.

Lampiran-Lampiran
f 377
Accreditation status
given:
There are normally tvvo categories of accreditation that may be
Provisional Accreditation- This is granted following the initial visit,
in situations where the
overall standards are generally suitable for professional accreditation'
but where certain
visiting team report'
requirements are deficient. If this occurs, the institution is advised in the
provisional accreditation can only be held for a limited period, during which the institution is
expected to address the substantive shortfalls identified in the
initial visit. Evidence of this
be conferred'
must be supplied to the accrediting body before full accreditation can

following the visit


Full Accreditation- This is granted when the visiting team is fully satisfied
is normally granted
that the programme meets all specified requirements' Full Accreditation
may reapply for
for a specified term [typically five years]. Following that time, the programme
body will determine
renewal if alocalaccreditation system is not available at that time.The
if a follow-up inspection visit is required'

Financial arrangements
The costs of accreditation are shared between the accrediting
body and the programme seeking

accreditation. Financial responsibilities are as follows:


of potential visiting
1. The body will provide administrative support and maintain a roster
team members.
2. All members of the visiting team will volunteer their time as a service to the profession'
3. AII expenses of the visit, including travel, Iodging and meals will be borne by the
for the
programme/institution requesting accreditation' The institution will arrange
for travel costs'
lodging and meals during the visit and reimburse Visiting Team members
All travel will be at economy class at the lowest available cost.

s72 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


IFLA register of accrediting systems
The IFLAEducationCommitteewillmaintaina registerofaccreditationsystems that substantially
meet the principles set out in these guidelines, and of bodies that are potentially
capable of
undertaking an accreditation visit. This register will be reviewed annually by the committee.

Lampiran-Lampiran I 3zg
AAPPENDIXA

IFLA
INTERNATIONAL FEDERATION OF LAND SCAPE ARCHITECTS FEDERATION
INTERNATIONAL E DES ARCHITECT ESPAYSAGISTES

IFLA/UNESCO CHARTER FOR LANDSCAPE ARCHITECTURAL EDUCATION


We, the landscape architects, concerned with the future development our landscapes in a fast
of

changing world, believe that everything, influencing the way in which the outdoor environment
is created, used, and maintained is fundamental to sustainable development and human well-
being. We, being responsible for the improvement of the education of future landscape
architects

to enable them to work for a sustainable environment within the context of our natural and
cultural heritage, declare:

I. GENERALCONSIDERATIONS

Our modern world presents complex challenges with respect to ecological, social and
functional
degradation of human settlements and regional landscapes. This makes it essential for education
present and
and research conducted in academic institutions to formulate new solutions for the
the future.

1. The ideals of landscape architecture including providing for the quality of the natural and
built environments, the way landscape relates to buildings and infrastructure, and respect
for our natural environmental and cultural heritage are matters of public concern.

374 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


2' It is in the public interest to ensure that
landscape architects are able to
understand and to
give practical expression to the needs
of individuals, communities and the private
regarding spatial planning, design sector
organization, construction of landscapes,
conservation and enhancement of as well as,
the built heritage, the protection of
the natural balance
and rational Iand use pranning for
the ut,ization ofavailable resources.
3' Methods of education and training for
landscape architects are varied and
that this fact be
recognized as a cultural richness which
should be preserved.
4' werequire acommon ground forfuture action withtheaim
ofachieving anappropriate
elevated Ievel by establishing criteria
which permit countries, schools and professional
organizations to evaluate and improve the
education given to the future landscape
architects.
5' Theincreasing mobility oflandscape architects
between thedifferent countries callsfor
amutual recognition orvalidation ofindividual
diplomas, certificates andotherevidence
of formal qualification

6' The mutual recognition of diplomas, certificates


or other evidence of formal qualification
practice to
in the fieid of landscape architecture has to
be founded on objective criteria,
guaranteeing that holders of such qualifications
have received and maintain the kind
oftraining called for in this Charter.

7 ' The vision of the future world, cultivated


in landscape architectural schools, should
the following goals: include
. a decent quality of life for all the inhabitants

' an approach to landscape planning


and design interventions which respects
the social,
cultural, physical and aesthetic needs ofpeople

Lampiran-Lampiran
f s7s
. an ecologically balanced approach assuring sustainable development of the built
environment
. a public realm landscape which is valued and expressive of local culture'

II. EDUCATION AND OBJECTIVES

Since landscape architecture is an art and science, landscape architectural education should
execute the idea
be regarded as the manifestation of the ability to conceptualize, coordinate and
' of environmental design rooted in human tradition and the knowledge of natural
systems'

Landscape architecture is an interdisciplinary field that comprises several major


compo-
1.
nents: humanities, social and natural sciences, technology and the creative arts'
Landscape

architectural education isavailable atUniversities, Polytechnics, Institutes andAcademies'


practice in
The education leading to formal qualifications and permitting professionals to
architecture as
the field of landscape architecture is to be at university level with landscape
the main subject.
The basic goal is to develop the landscape architect as a specialist able to
resolve potential
2.
contradictionsbetween different requirements, while giving form to the society's and the
individual's environmental needs'
3, Landscape architectural education involves the acquisition of knowledge within the
following broad areas:
. History ofcultural form and an understanding ofdesign as a social art
. Cultural and natural systems
. Plant material and horticultural applications
.. Site engineering including materials, methods, technologies, construction documen-
tation and administration, and applications

376 I KomponenPerancanganArsitekturLansekap
. Theory and methodologies in design and planning
' Landscape design, management, planning
and science at all scales and applications
. Information technology and computer applications
. Public policy and regulation
. Communications and public facilitation
. Ethics and values related to the profession
4. The balanced acquisition of knowledge and
skills outlined above requires a long period
of
maturation; the period of studies in landscape
architecture should always be not less than
four years of full-time fundergraduate) studies
in a universiry or an equivalent institution,
plus two years experience in a landscape architectural
practice.
5. First professional degrees in landscape architecture
may be offered at the undergraduate
or the graduate levels' Entrance into graduate programmes
will require an undergraduate
university degree in landscape architecture, architecture
or other fields accepted by the
institution' Agraduate degree will normally require
aminimum oftwo
years offull time
study' Thisdiversity provides for local practice needs,
research and/or specialization.
Degrees in landscape architecture may arso
be offered at the phD lever.
6. In order to benefit from the wide variety of
teaching methods, exchange programmes
for teachers' and students at advanced level, will
be desirable. Regional and international
student design competitions, awards and exhibitions
will be supported by schools and the
profession.
7. Issues related to landscape architecture and
the environment should be introduced as part
of a general education, because an early awareness
of environmental design is important to
both future Iandscape architects and members
of society at large.
8. Landscape architectural students should be
made critically aware of the political and
financial motivations behind clients' needs and
regulations in order to foster an ethical

Lampiran-Lampiran I 177
framework for decision making within the built environment. Young landscape architects
should be encouraged to assume the responsibilities as professionals within society.
9. Educational programs should promote landscape architectural design which considers the
cost of future maintenance, life-cycle costing and project sustainability.
10. Systems for continuing education must be set up for landscape architects; landscape archi-
tectural education should never be considered as a closed process.

III. CRITERIA FOR LANDSCAPE ARCHITECTURAL EDUCATION

In order to achieve the above mentioned goals, the following aspects should be taken into account:

1,. Educational institutions are advised to create, with the support of the profession, accre-
ditation systems for self-evaluation and peer-review conducted at regular intervals. Inclu-
ded in the review panel should be teachers from other schools, practicing landscape archi-
tects and others.
Z. Each teaching institution must adjust the number of students according to its teaching
capacity. Criteria for the selection of students shall be in relation to the aptitudes required for
asuccessful training in landscape architecture and will be applied by means of an appropriate
selection process organized by the schools at the point of entry in the programme.
3. Adequate studios, facilities for research, advanced studies, information and data exchange
for new technologies should be provided at schools of landscape architecture' Computer
technology and the development of specialized software should be incorporated into
appropriate aspects of landscape architectural education.

378 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


4. The creation of a network, on a world-wide
basis, for the exchange of information,
teachers
and students' is necessary in order to promote
a common understanding and to raise
the
Ievel of landscape architectural education.

continuous interaction between practice and


teaching of landscape architecture must
be encouraged and protected.
6. Research should be regarded as an inherent
activity oflandscape architectural professors.
Landscape architectural research may be
founded on project work, methodologies,
techno-
logies' ecological and social issues, and other
relevant topics. peer-review is to be encouraged
to evaluate landscape architectural research and
publication.
7. Design project work must be a synthesis of
acquired knowledge and skills. The landscape
architectural curriculum should include the
subjects referred to under the educational
objectives of this charter' Individual studio project
work with direct teacher/student
dialogue must form a substantial part of the learning
period and occupy approximately half
of the curriculum.

CONCLUSION

This charter was created on the initiative of IFLA


and uNESCo, with rhe ability of being applied
any landscape architectural school on the international
by
and national levels. It is our intent that
this charter will assist in the creation of a global
network of landscape architectural education
within which individual achievements can be shared
by all.

Lampiran-Lampiran f 37g
This Charter, as a universal document, can help in the understanding that Iandscape architectural
education constitutes both the socio-cultural, ecological and professional challenge of the
action'
contemporary world; and requires the guarantee of protection, development and urgent

Adopted August 15, 2005

380 r Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


LAMPIRAN 3

DEFINITION OF THE PROFESSION OF LANDSCAPE ARCHITECT


FOR THE
INTERNATIONAL STANDARD CLASSIFICATION OF OCCUPATIONS/INTER.
NATIONAL LABOUR OFFICE/GENEVA

Final Version approved by the World Council 2003,Banff


/Canada of
the International Federation of Landscape Architects, IFLA

2 150 LANDSCAPE ARCHITECT

Landscape Architects conduct research and advise on planning,


design and stewardship of the
outdoor environment and spaces, both within and beyond the
built environment, and its conser-
vation and sustainability of development. For the profession of
Iandscape architect, a degree in
landscape architecture is required.

Tasks include-
(aJ developing new or improved theories, policy and methods for
landscape planning, design
and management at local, regional, national and multinational
levels ; if
[b) developing policy, plans, and implementing and monitoring proposals
as well ,s aeu"looinn il
new or improved theories and methods for national parks and
other conservation ,na .".] ll
reation areas; il
il'*:i?*

Lampiran-Lampiran f 381
(c) developing new or improved theories and methods to promote environmental aware-
ness, and undertaking planning design, restoration, management and maintenance of cul-
tural and/or historic landscapes, parks, sites and gardens;
tdl planning, design, management, maintenance and monitoring functional and aesthetic layouts
of built environment in urban, suburban, and rural areas including private and public open
spaces, parks, gardens, streetscapes, plazas, housing developments, burial grounds, memori-
als; tourist, commercial, industrial and educational complexes; sports grounds, zoos, botanic
gardens, recreation areas and farms;

IeJ contributing to the planning, aesthetic and functional design, location, management and
maintenance of infrastructure such as roads, dams, energy and major development projects;
(0 undertaking landscape assessments including environmental and visual impact assessments
with view to developing policy or undertaking projects;
(e) inspecting sites, analysing factors such as climate, soil, flora, fauna, surface and subsurface
water and drainage; and consulting with clients and making recommendations regarding
methods of work and sequences of operations for projects related to the landscape and built
environment;
(h) identifying and developing appropriate solutions regarding the quality and use of the built
environment in urban, suburban and rural areas and making designs, plans and working
drawings, specifications of work, cost estimates and time schedules;
(i) monitoring the realisation and supervising the construction of proposals to ensure compli-
ance with plans, specifications of worh cost estimates and time schedules;
til conducting research, preparing scientific papers and technical reports, developing policy,
teaching, and advising on aspects regarding landscape architecture such as the application of
geographic

3A2 I Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap


information systems, remote sensing, law, landscape communication,
interpretation and
landscape ecology;
(k) managing landscape planning and design projects;

0) performing related tasks;

[m) supervising other workers

Lampiran-Lampiran I 393

Anda mungkin juga menyukai