Anda di halaman 1dari 13

AKTIVITAS MARKETING COMMUNICATION J.

CO DONUTS &
COFFEE UNTUK MENJADI STUDI KASUS

Tugas Mandiri Individual Marketing Communication

Oleh : Kristianto Chandra – 14210207


Jenis Perseroan Terbatas (PT)

Industry Restoran Cepat Saji

Tanggal Berdiri 26 Juni 2005, Lippo Karawaci, Indonesia.

Kantor Pusat Jakarta, Indonesia

Produk Coffee • Donuts • Yogurt Beku

Pendiri Johnny Andrean

Induk Johnny Andrean Group

Situs Website Jcodonuts.com


J. co dimiliki oleh Johnny andrean, yang dimana memiliki induk perusahaan lain seperti BreadTalk Indonesia. Johnny yang
sering melakukan perjalanan bisnis ke USA, mendapatkan kesempatan menikmati berbagai jenis makanan manis seperti Donut
dengan rasa dan keunikan yang berbeda-beda. Kemudian Johnny memutuskan untuk membuat produksi donutnya sendiri untuk
menghasilkan bentuk dan rasa donat yang sempurna sebagaimana yang pernah ia coba di USA, dengan memfokuskan mutu
bahan produksi dan pembuatannya.

Sekembalinya di Indonesia Johnny mengembangkan Toko Donut yang mempunyai konsep dan rasa yang mirip di gerai toko USA,
kemudian johnny mengamati bahwa tidak ada satupun Gerai toko donut yang memiliki konsep gerai terbuka, Karena-nya
Johnny memulai gerai toko J .Co tersebut. Selain mempunyai rasa yang berbeda, Konsep toko yang dibuat sebagai dapur terbuka
sehingga menimbulkan kesan yang dimana konsumen bisa melihat-lihat berbagai atraksi dalam pembuatan donut tersebut dan
menjadi nilai lebih terhadap konsumen, dari mencampur bahan-bahan sampai jadi donut siap dijual.

Masing-masing donat dinamai secara kreatif berdasarkan topping dan rasa. Hal ini menciptakan suatu keunikan dan mudah
untuk diingat, sebagai contoh, Chees Me Up adalah nama untuk donat dengan keju leleh di lapisan atas. Tira Miss U adalah nama
untuk donat dengan topping tiramisu.
Johnny membutuhkan tiga tahun sebelum meluncurkan J.CO Donuts & Coffee ke pasar Indonesia. Tiga tahun digunakannya
untuk mempersiapkan standar dan prosedur produksi, pemilihan bahan baku, memperbaiki mutu dan proses produksi produk,
serta operasional bisnis.

Bagaimana pun, J .CO telah hadir di pasar Indonesia. Toko yang pertama dibuka di Supermall Karawaci Tangerang (tidak jauh dari
Jakarta) pada tanggal 26 Juni 2005 . J .CO Donuts & Coffee di Indonesia semuanya dikendalikan dan dimiliki oleh Jhonny sendiri,
sedangkan toko-toko di luar negeri diwaralabakan, yang mana kita mengetahui bahwa waralaba J .CO Donuts & Coffee
Singapura dimiliki oleh kelompok BreadTalk.
Strategi Marketing Pemasaran PT.J .CO

PT.J .co sendiri menggunakan Strategi Marketing pemasaran yang meliputi :

1. Brand Image
2. Method of Distribution
3. Word of Mouth / mulut ke mulut
4. Life style
5. Nama & Logo
6. Bentuk & Penempatan Gerai
Brand Image

Brand image J .co sendiri itu sudah sangat positif ya dikalangan masyarakat, Contohnya seperti apa yang kita pikirkan ketika ingin
membeli sebuah donut, pasti J .co keluar dari otak kita, Dan juga J .Co yang masih sangat konsisten menaikan mutu dan inovasi
produk produk nya.

Mehod of Distribution & Word of Mouth

Strategi ini di realisasi kan oleh J .Co dalam bentuk sampling di sekitar gerai, membuat akun twitter, web dan fanpage di
facebook dalam dunia maya, masuk ke komunitas ibu - ibu arisan dengan menyelenggarakan factory visit dan demo pembuatan
donat. Bagi perusahaan ini, endorsement pengunjung, lewat antrian panjang yang mengular di outlet, dan media yang menulis
cerita tentang kelezatan, kekhasan, dan “kehebohan” J .CO. lebih penting ketimbang iklan. Strategi branding ini berhasil
menciptakan Word of Mouth dan menuai publisitas. Dari sisi tampilan outlet, J .Co. mencoba menghadirkan nuansa
internasional dengan design minimalis yang simple tapi tetap elegan dan modern, nyaris mirip desain gerai cafe shop ternama di
dunia, Starbucks.
Life style

J.CO Donuts telah menjadi bagian life style masyarakat perkotaan di Indonesia. Mulai dari kegiatan ulang tahun, sekedar
berkumpul bersama keluarga atau teman, reuni, sampai dengan rapat kerja, semua dapat dilakukan di J.CO Donuts. tahap brand
awareness dan positioning sudah dlakukan dan dilalui dengan baik oleh J.CO. Secara pasti, J.CO Donuts berhasil menjadi salah
satu produk top of mind di benak masyarakat Indonesia untuk produk donat. Masyarakat secara umum memberikan respon
positif dengan kualitas produk dan layanan terjamin. J.CO terus mengembangkan produk dan layanan nya yang di sesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Mengubah Paradigma dari makanan yang tergolong berat dan mengenyangkan menjadi donuts yang tidak mengenyangkan
sehingga membuatnya menjadi berupa cemilan yang bisa dimakan kapan saja dan dimana saja. Donuts J .co dibuat tidak
mengenyangkan, lebih tipis dengan tekstur yang lebih lembut sehingga dapat dimakan sebagai pengantar makan besar,
menjelang makan siang, setelah makan siang atau sebagai camilan sore hari. Sangat cocok sekali untuk yang sedang
menjalankan diet.
Nama & Logo

Nama J. Co sendiri yang sangat mudah di ingat dan singkat memberi kesan yang unik bagi masyarakat. Merk international untuk
kemudahaan Go-International juga.

Logo J. Co sendiri yang berlogo Burung Merak yang dimana Johnny sendiri ingin memberi kesan terhadap konsumen yang
menggambarkan Cinta Kasih dan jauh dari kesan angkuh di mata konsumen.

Bentuk dan Penempatan Gerai

1. Design International minimalis yang modern


2. Konsep Open Kitchen yang konsumen able
3. Penempatan di tempat2 ramai, spt mall dan pusat pembelanjaan
Kemudian berikut Poin STP pasar J.co Donut & Coffee :

• Segmenting, Targeting, Positioning (STP)

1. Segmentasi Geografis
Wilayah pemasaran J .CO Donut & Coffee saat ini tak hanya di Indonesia, akan tetapi juga meluas ke negara lain seperti
Malaysia, Singapore, Filipina, dan Australia. Ke depannya J .CO Donuts & Coffee akan go-international untuk memperluas pasar. J
.CO Donut & Coffee cenderung menyasar wilayah urban.
2. Segmentasi Demografis
Umur : 18 – 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
3. Segmentasi Psikografis
Segmentasi ini didasarkan pada penggolongan kelas sosial, gaya hidup, atau ciri kepribadian lainnya. J.CO Donuts & Coffee
menyasar kelas sosial menengah hingga menengah ke atas dengan gaya hidup modern, menggemari aktivitas sosial
serupa hanging out di kafe, serta menggemari makanan dan minuman dengan brand premium.
4. Segmentasi Perilaku
Segmentasi ini didasarkan pada tingkat pengetahuan, sikap penggunaan atau tanggapannya terhadap suatu produk. Segmentasi
ini dapat dibedakan atas dasar: kesempatan penggunaan, manfaat yang dicari, status pemakai, dan tingkat pemakaian.
J.CO Donuts & Coffee tidak mengenal kesempatan penggunaan. Sedangkan dari sisi manfaat yang dicari, ia dapat menjadi
lambang status dan instrumen pemenuhan cita rasa masyarakat. Selain itu, J.CO Donuts & Coffee menyasar konsumen potensial
dan konsumen tetap brand pesaing untuk memperluas pasar serta tidak mengenal tingkat pemakaian.
• Targeting
J.CO Donuts mengambil pemasaran terkonsentrasi, dengan mengejar pasar satu beberapa segmen. J .CO berhasil
mengembangkan produk inovatif dengan mengikuti perkembangan dan mengantisipasi dinamika perubahan yang terjadi. Target
utama pasar J .CO Donuts adalah masyarakat muda dan keluarga dengan usia anggota di bawah 55 tahun. Targeting ini bisa
dilihat dari pemilihan warna orange yang cocok dengan usia muda kalangan menegah atas. Konsep hanging out dengan
mengonsumsi donut di kafe.
yang ditawarkan J.CO Donuts telah menjadi alternative pilihan gaya hidup. J .CO Donuts
telah menjadi favorit keluarga Indonesia, mulai dari anak sampai dengan orang tua
• Positioning
Posisi J.CO saat ini dipasaran adalah market leader, karena sat ini J.CO sebagai perusahaan donat nomor satu di Indonesia. Hal
ini tidak berlebihan karena mengingat bahwa saat ini jika konsumen ingin makan donat dan nongkrong J.CO menjadi salah satu
alternative pilihan mereka. Tidak hanya sebagai snack yang disantap untuk nongkrong J.CO juga menjadi snack
favourite keluarga dari anak-anak sampai orang dewasa pun suka dengan donat J.CO.

J.CO tidak dapat dikatakan sebagai market pioneer karena J.CO bukan merupakan perusahaan yang menjual donat pertama kali.
Meskipun J.CO bukan yang pertama tetapi J.CO dapat menjadi yang paling unggul jika di bandingkan dengan pesaing-
pesaingnya. Hal ini dapat juga dilihat berdasarkan harga produk, Harga J.CO menjadi patokan sebagai leaderprice. Jika harga
J.CO naik, maka pesaing-pesaingnya juga akan menaikkan harga. Oleh sebab itu posisi J.CO saat ini sebagai market leader.
Jika tahun pertama gerai J.Co cuma 5 outlet, tahun kedua bertambah menjadi 12 outlet, kemudian tambah lagi menjadi 24 gerai
dan kini 95 gerai. Rata-rata hampir setiap tahun jumlah outlet bertambah dua kali lipat. Menjadi salah satu leader di industri
makanan adalah misi manajemen J.Co saat ini. Tak pelak momen puncak kejayaan J.Co setelah 5 tahun dengan melakukan
ekspansi ke pasar ekspor. Saat ini total outlet J.Co mencapai 95 gerai, 15 diantaranya tersebar di Singapura, Malaysia dan Cina
dan 75 gerai tersebar di seluruh Indonesia.
Menurut Indriana, yang membuat perusahaan ini terus bertumbuh dan para pengunjungnya nyaman karena dari awal J.Co
memposisikan diri dekat dengan konsumen. Banyak program CSR atau community seperti J.Co Safari, program field trip bersama
konsumen JCO dan anak-anak sekolah. Mereka datang ke dapur J.Co untuk melihat cara pembuatan donut misalnya. Kedua,
melalui Facebook, pengunjung nya sudah mencapai 105 ribu orang juga baru-baru ini masuk ke Twitter.
Brand Activation melalui kegiatan J.Co Safari secara intens dilakukan sebagai upaya membangun brand image juga membawa
J.Co di level yang lebih dekat lagi dengan konsumen. Kedua, perusahaan ini sangat concern mendengar keluhan konsumen.
“Setiap ada yang komplain, langsung sampai ke jajaran direksi kami. Target kami 1×24 jam komplain customer bisa distop,”ujar
alumnus Londol School ini.
Aktifitas dalam bentuk pemberian sampling di sekitar gerai, membuat blog dan Friendster di dunia maya, masuk ke komunitas
ibu-ibu arisan dengan menyelenggarakan factory visit dan demo pembuatan donat. Bagi perusahaan ini, endorsement
pengunjung lewat antrian panjang yang mengular di outlet dan media yang menulis cerita tentang kelezatan, kekhasan, dan
“kehebohan” J.Co lebih penting ketimbang iklan. Strategi branding ini berhasil menciptakan word of mouth dan menuai
publisitas. Dari sisi tampilan outlet, J.Co mencoba menghadirkan nuansa internasional dengan desain minimalis yang simple tapi
tetap elegan dan modern.
Manajemen J.Co memegang kepercayaan konsumen sebagai aset, bila konsumen puas sesuai dengan ekspektasinya maka
mereka akan terus datang ke JCO. Kendati demikian ketika dikonfirmasi tentang kesuksesan gerai terlarisnya yang mampu
menjual 14 ribu donat per hari, dimana angka ini belum termasuk pembelian produk lainnya (seperti minuman kopi) oleh
pengunjung outlet J.Co yang jumlahnya bisa mencapai 1200 orang per hari.
Daftar Pustaka :
https://sintyasati.video.blog/2019/02/11/analisis-stp-j-co/
https://slideplayer.info/slide/3126319/
https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-brand-image/

Anda mungkin juga menyukai