Anda di halaman 1dari 164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MODUL INTERNALISASI

NILAI-NILAI “BERJIWA BESAR” ST. FRANSISKUS ASISI

DI SD FRANSISKUS 2 BANDAR LAMPUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Agusta Mistiyah

101134018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MODUL INTERNALISASI

NILAI-NILAI “BERJIWA BESAR” ST. FRANSISKUS ASISI

DI SD FRANSISKUS 2 BANDAR LAMPUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Agusta Mistiyah

101134018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”.
(Lukas 11:9)

“Dalam segala perbuatan-Nya, Tuhan selalu berkehendak baik”

(Mdr.M. Anselma Bopp)

“Catumkanlah dalam hati anak-anak, bahwa tidak ada surga tersendiri bagi orang

miskin atau kaya; melainkan baik orang miskin maupun kaya akan masuk ke

dalam surga yang sama”.

(Mdr.M. Anselma Bopp)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. TuhanYesus Kristus sebagai Sang Sumber Hidupku.

2. Mdr. Julia Juliarti pemimpin Propinsi beserta staf dewan Propinsi St. Yusuf

Pringsewu-Lampung.

3. Para suster sekomunitas dan para suster Propinsi St. Yusuf Indonesia.

4. Teman-teman PGSD angkatan 2010 yang kucintai.

5. Semua pihak yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODUL INTERNALISASI NILAI-NILAI
“BERJIWA BESAR” St. FRANSISKUS ASISI
DI SEKOLAH DASAR FRANSISKUS 2
BANDAR LAMPUNG

Oleh:
Agusta Mistiyah
NIM: 101134018

Hasil wawancara dan lembar koesioner dari para guru SD Fransiskus 2


Bandar Lampung menunjukkan bahwa pengetahuan mereka tentang nilai-nilai
“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi termasuk dalam kategori rendah. Hal
tersebut dapat mempengaruhi totalitas pelayanan mereka dalam mendidik anak-
anak di SD Fransiskus 2 Bandar Lampung yang menghidupi nilai-nilai “Berjiwa
Besar” St. Fransiskus Asisi. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini
dimaksudkan untuk mengembangkan Modul Internalisasi Menjadi “Guru Berjiwa
Besar” Berlandaskan Semangat St. Fransiskus Asisi.
Peneliti menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D).
Metode ini digunakan untuk mengetahui prosedur pengembangan dan kualitas
produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa
modul pembinaan yang berisi nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi.
Nilai-nilai tersebut adalah beriman, ugahari dan sederhana, murah hati dan aktif
dalam hidup menggereja.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kualitas produk ini mendapat
kriteria baik dengan skor 4. Skor tersebut diperoleh dari hasil validasi empat orang
yang memahami spiritualitas Fransiskan dan dari dua orang guru SD yang
berkarya di SD 2 Fransiskus Bandar Lampung.

Kata kunci: modul, Internalisasi, nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
DEVELOPMENT MODULE INTERNALIZATION
"THE BIG THOUGHT" ST. FRANCIS OF ASSISI
IN PRIMARY SCHOOL FRANCIS 2
BANDAR LAMPUNG

by:
Agusta Mistiyah
NIM: 101134018

The result of observations and questionnaires for teachers in St. Francis


Elementary School 2, Bandar Lampung about their appreciation of “The Big
Thought” spirit of St. Francis of Asisi was relatively low. It can affect the totality
of their service in educating children in St. Francis Elementary School 2 in
Bandar Lampung who live out the values of “The Big Thought” spirit of St.
Francis of Asisi. Based on the background, the research is intended to Develop
Module for the Internalization of a “The Big Thought” spirit of St. Francis of
Asisi.
The method used in is the research was the research and development (R &
D). This method was implemented to identify the procedures of development and
the product quality. Products that are produced in this research in the form of
coaching module which contains the values “The Big Thought” spirit of St.
Francis of Asisi. These values are faithful, frugal and modest, generous and being
active at church activities.
The result of research indicated that the score of the quality of this product
was a good criteria, that was 4. This score was based on the opinion of four who
understand spirituality Franciscan and two teachers at Franciscan Elementary
School 2 Bandar Lampung.
Keywords: modules, Internalization, St Francis of “The Big Thought”

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Proses penelitian skripsi ini, telah melibatkan banyak pihak mulai dari

awal hingga akhir penyusunannya. Oleh sebab itu, dengan hati yang penuh syukur

dan terima kasih saya selaku peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bpk. R. Rohadi, M.Ed, Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., MA., Kepala Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dra. Ignatia Esti S., M. Hum., dosen pembimbing yang telah memberikan

sumbangan pemikiran, saran dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Eny Winarti, S. Pd., M. Hum., Ph. D., dosen pembimbing, yang dengan

sabar, penuh cinta dan tanggung jawab mendampingi, membimbing dan

mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Th. Yunia S, S.Pd., M. Hum pembimbing akademik.

6. Sr. M. Constantin FSGM, yang telah banyak memberikan masukan dan

perubahan yang sangat berarti dalam pembuatan modul yang telah disusun

oleh peneliti.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Sr. M. Albertha FSGM, kepala sekolah SD Fransiskus 2 Bandar Lampung

yang telah memberi izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian.

8. Sr. M. Avelin FSGM, kepala sekolah SD Fransiskus Kampung Ambon Jakarta

yang telah membantu peneliti dalam mencarikan data.

9. Para dewan guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung dan SD Fransiskus

Kampung Ambon yang telah berpartisipasi dalam penelitian.

10. Mdr. M. Julia Juliarti FSGM, pemimpin Kongregasi FSGM dan para dewan

yang telah mendukung, mendoakan dan membimbing peneliti.

11. Sr. M. Anita dan para suster Komunitas Santa Maria yang telah memberikan

semangat, cinta dan juga kritikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya

tulis ini.

12. Teman-teman PGSD angkatan 2010, yang telah memberikan dukungan,

perhatian dan semangat kepada peneliti.

13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesainya skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangannya.

Namun demikian, peneliti berharap semoga karya tulis ini tetap bermanfaat bagi

banyak orang terutama Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma ini.

Yogyakarta, 16 Juni 2014

Peneliti,

Agusta Mistiyah

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT........................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI.......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL................................................................................................ xiv

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................... 4

1.5 Spesifikasi Produk yang Diharapkan ............................................................ 5

1.6 Definisi Operasional...................................................................................... 5

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 6

2.1 St. Fransiskus Asisi dan Nilai yang diteladankannya.................................... 6

2.1.1 Sejarah St. Fransiskus Asisi .................................................................. 6

2.1.2 Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi .............................. 10

2.1.3 Karya Pendidikan Para Suster FSGM: Yayasan Dwi Bhakti.............. 21

2.2 Internalisasi dan Proses Internalisasi.......................................................... 24

2.3 Modul ......................................................................................................... 26

2.4 Metode Penelitian dan pengembangan ....................................................... 27

2.3.1 Pengertian Penelitian dan pengembangan.......................................... 27

2.3.2 Model ADDIE..................................................................................... 29

2.4 Hasil Penelitian yang Relevan..................................................................... 30

2.5 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 35

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 35

3.2 Setting Penelitian......................................................................................... 36

3.2.1 Subyek Penelitian................................................................................ 36

3.2.2 Lokasi Penelitian................................................................................. 36

3.2.3 Waktu Penelitian ................................................................................. 36

3.3 Prosedur Pengembangan ............................................................................. 36

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 42

3.4.1 Wawancara ........................................................................................ 42

3.4.2 Kuisioner ........................................................................................... 42

3.5 Instrument Pengumpulan Data .................................................................... 43

3.6 Teknik Pengujian Instrumen........................................................................ 46

3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ................................ 51

4.1 Analisis Kebutuhan ..................................................................................... 51

4.2 Deskripsi Produk Awal ............................................................................... 52

4.3 Validasi Produk ........................................................................................... 54

4.3.1 Data validasi pakar Fransiskan .......................................................... 55

4.3.2 Data validasi Guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung ..................... 68

4.4 Revisi Produk dan Penilaian Para Ahli ....................................................... 74

4.4.1 Revisi Produk .................................................................................... 75

4.4.2 Penilaian dari Ahli ............................................................................. 78

4.4.2 Kajian Produk Akhir ................................................................................. 97

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN............................ 100

5.1 Kesimpulan................................................................................................ 100

5.2 Keterbatasan Produk.................................................................................. 101

5.3 Saran .......................................................................................................... 102

Daftar Referensi .................................................................................................. 103

LAMPIRAN........................................................................................................ 105

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai-nilai Beriman ......................................................................... 13

Tabel 2.2 Nilai-nilai Ugahari dan Sederhana ................................................... 16

Tabel 2.3 Nilai-nilai Murah Hati...................................................................... 18

Tabel 2.4 Nilai-nilai Aktif dalam Hidup Menggereja ...................................... 21

Tabel 3.2 Lembar wawancara ......................................................................... 43

Tabel 3.3 Lembar Deskriptor Nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus ...... 45

Tabel 3.4 Hasil Expert Jugment ...................................................................... 47

Tabel 3.5 Kriteria Penskoran .......................................................................... 48

Tabel 3.6 Lembar Kuisioner .......................................................................... 48

Tabel 3.9 Tabel Skala Lima ............................................................................ 50

Tabel 4.1 Tabel Konversi data kuantitatif ke data kualitatif ........................... 55

Tabel 4.2 Tabel Aspek Tampilan ..................................................................... 56

Tabel 4.3 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk ..................................... 57

Tabel 4.4 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ....................................... 57

Tabel 4.5 Tabel Penilaian Aspek Isi ................................................................ 58

Tabel 4.6 Tabel Aspek Tampilan ..................................................................... 59

Tabel 4.7 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk ..................................... 60

Tabel 4.8 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ....................................... 60

Tabel 4.9 Tabel Penilaian Aspek Isi ................................................................ 61

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.10 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 62

Tabel 4.11 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 63

Tabel 4.12 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 63

Tabel 4.13 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 64

Tabel 4.14 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 65

Tabel 4.15 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 66

Tabel 4.16 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 66

Tabel 4.17 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 67

Tabel 4.18 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 68

Tabel 4.19 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 69

Tabel 4.20 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 69

Tabel 4.21 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 70

Tabel 4.22 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 71

Tabel 4.23 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 72

Tabel 4.24 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 72

Tabel 4.25 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 73

Tabel 4.26 Tabel Revisi Produk....................................................................... 74

Tabel 4.27 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 79

Tabel 4.28 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 80

Tabel 4.29 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 80

Tabel 4.30 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 81

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.31 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 82

Tabel 4.32 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 83

Tabel 4.33 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 83

Tabel 4.34 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 84

Tabel 4.35 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 85

Tabel 4.36 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 86

Tabel 4.37 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 86

Tabel 4.38 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 87

Tabel 4.39 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 88

Tabel 4.40 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 89

Tabel 4.41 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 89

Tabel 4.42 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 90

Tabel 4.43 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 91

Tabel 4.44 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 92

Tabel 4.45 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 92

Tabel 4.46 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 93

Tabel 4.47 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 94

Tabel 4.48 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 95

Tabel 4.49 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 95

Tabel 4.50 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 96

Tabel 4.51 Tabel Skor Penilaian ...................................................................... 98

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Skema Penelitian.......................................................................... 33

Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan.............................................................. 41

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Ijin Penelitian ................................................................ 105

LAMPIRAN 1.1 Surat Ijin Penelitian dari Prodi PGSD ................................. 106

LAMPIRAN 1.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .................. 107

LAMPIRAN 2 Data Awal ............................................................................ 108

LAMPIRAN 2.1 Hasil Wawancara.................................................................. 109

LAMPIRAN 2.2 Lembar Kuisioner................................................................ 112

LAMPIRAN 3 Hasil Produk........................................................................... 114

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 1

PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan dan

definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

SD Fransiskus 2 Bandar Lampung, merupakan salah satu SD yang dikelola

oleh Suster-Suster Fransiskan dari Santo Gregorius Martir (FSGM). Kongregasi

FSGM adalah salah satu kongregasi yang menghidupi nilai-nilai “Berjiwa Besar”

St. Fransiskus Asisi (Fransiskus Magnanimus). Maksud dari “Berjiwa Besar”

ialah sikap seseorang yang mau menerima keadaan diri sendiri, bersikap optimis

dan selalu memperjuangkan nilai-nilai yang luhur.

Nilai-nilai luhur yang diperjuangkan oleh Fransiskus Asisi adalah beriman,

ugahari dan sederhana, murah hati dan aktif dalam hidup menggereja. Beriman

adalah sikap percaya kepada Tuhan dan berani menyerahkan secara total segala

peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ini kedalam tangan-Nya. Ugahari dan

sederhana adalah sikap hidup seseorang yang dalam kepemilikan dan penggunaan

harta benda tidak berlebih-lebihan (=hidup secukupnya) serta hidup bersahaja.

Murah hati adalah sikap mudah memberikan bantuan kepada orang lain terutama

kepada orang yang sangat memerlukan. Aktif dalam hidup menggereja merupakan

sikap perwujudan iman melalui karya karitatif yang dilakukan dalam hidup

keseharian.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2

Nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransisikus Asisi menjiwai pelayanan

kongregasi para suster FSGM dalam bidang pendidikan, kesehatan, pastoral,

sosial, dan rumah tangga. Orang-orang yang terlibat dalam membantu karya

pelayanan para suster FSGM diharapkan untuk menghidupi nilai-nilai “Berjiwa

Besar” St. Fransiskus Asisi, supaya mereka dapat bekerja dengan total. Nilai-nilai

tersebut diharapkan dapat dihidupi juga oleh para guru SD Fransiskus 2 Bandar

Lampung, sebagai bekal dalam mendidik anak-anak di SD tersebut.

Pada tanggal 29 Juli 2013 peneliti melakukan wawancara terhadap 12 orang

dari 30 jumlah guru yang ada di SD Fransiskus 2 Bandar Lampung. Hasil

wawancara menyatakan bahwa tingkat pemahaman para guru tentang nilai-nilai

“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi masih tergolong rendah. Pernyataan tersebut,

diperkuat dengan hasil analisis lembar kuesioner yang menunjukkan bahwa 13

dari 30 guru (43,33%) masih kurang dalam memahami nilai-nilai “Berjiwa Besar”

St. Fransiskus Asisi, 11 dari 30 guru (36,66%) cukup memahami dan 6 dari 30

guru (20%) sangat memahami nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi.

Bertolak dari pengetahuan para guru yang masih rendah, maka perlu adanya

upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai “Berjiwa Besar” St.

Fransiskus Asisi.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengadakan penelitian R&D (Research

and Development). R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut

(Sugiyono, 2008:297). Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini

adalah modul. Modul sebagai salah satu upaya untuk membantu para guru dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3

memahami nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus ini, akan dirancang

menggunakan model ADDIE. Model ini memiliki lima tahapan yaitu Analysis,

Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations

(Gafur, 2012). Oleh karena itu, penelitian ini berjudul Pengembangan Modul

Internalisasi Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi di Sekolah Dasar

Fransiskus 2 Bandar Lampung.

Modul sebagai hasil produk dalam penelitian ini, akan divalidasi oleh empat

orang yang memahami spiritualitas Fransiskan dan dua orang guru dari SD

Fransiskus 2 Bandar Lampung. Hasil dari validasi tersebut, akan peneliti gunakan

sebagai acuan untuk memperbaiki produk yang telah dihasilkan, sehingga menjadi

produk yang lebih baik dan dapat digunakan di SD Fransiskus 2 Bandar

Lampung.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pengembangan produk untuk menginternalisasi nilai-

nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi yang dapat digunakan oleh para

guru di SD 2 Fransiskus Bandar Lampung?

2. Bagaimana bentuk produk yang dikembangkan untuk menginternalisasi nilai-

nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi di SD 2 Fransiskus Bandar

Lampung?

3. Bagaimana kualitas produk yang dikembangkan untuk para guru dalam

menginternalisasi nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi di SD 2

Fransiskus Bandar Lampung?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan sebuah produk berupa

modul yang dapat digunakan oleh para guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung

dalam mengenal nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi yang

menyangkut empat nilai yaitu beriman, ugahari dan sederhana, murah hati dan

aktif dalam hidup menggereja.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan manfaat :

1.4.1 Bagi peneliti

Peneliti semakin terampil dalam mengembangkan modul yang

berlandaskan nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi dalam dunia

pendidikan.

1.4.2 Bagi Guru

Guru memiliki wawasan yang lebih luas dan lebih mudah dalam

mengenal nilai-nilai “Berjiwa Besar” St.Fransiskus Asisi sebagai pelindung di

sekolah tersebut dan bekal untuk mendidik dan membina anak-anak SD

Fransiskus 2 Bandar Lampung.

1.4.3 Bagi sekolah

Sekolah semakin diperkaya dan dipermudah dalam mengenal nilai-nilai

“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi sebagai pelindung dan teladan sekolah

dalam mendidik para siswa SD Fransiskus 2 Bandar Lampung.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5

1.5 Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Spesifikasi produk yang diharapkan berupa modul yang terinternalisasi

dengan nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Modul ini berisi tentang

materi pokok St. Fransiskus yang “Berjiwa Besar” yang meliputi beriman, ugahari

dan sederhana, murah hati dan aktif dalam hidup menggereja.

1.6 Definisi Operasional

Di bawah ini adalah beberapa istilah dan penjelasannya. Istilah-istilah

tersebut adalah pengembangan, modul, nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus

Asisi yang yang bertujuan untuk memperjelas pemahaman tentang dasar

pengembangan.

1.6.1 Pengembangan adalah suatu cara atau proses tertentu dalam membuat

sesuatu.

1.6.2 Modul adalah suatu program kegiatan terkecil yang memiliki komponen

yang sistematis dan dapat dipelajari sendiri.

1.6.3 Nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi meliputi beriman, ugahari

dan sederhana, murah hati dan aktif dalam hidup menggereja.

1.6.4 Internalisasi ialah proses penghayatan suatu nilai tertentu yang dianggap

sebagai kebenaran ke dalam pribadi seseorang yang dapat terwujud dalam

sikap dan perilaku.

1.6.5 Guru adalah para dewan guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini membahas kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan dan

kerangka berpikir yang akan dilakukan oleh peneliti. Kajian pustaka memuat

tentang tokoh St. Fransiskus Asisi dan kelima nilai “Berjiwa Besar” yang

diteladankanya, sejarah SD Fransiskus 2 Bandar Lampung beserta visi dan

misinya, model pengembangan dan penelitian ADDIE, serta teori tentang modul.

Kerangka berpikir berisi tentang kerangka konsep berpikir untuk menyelesaikan

masalah.

2.1 Fransiskus Asisi dan Nilai yang Diteladankannya

Pembahasan dalam bagian ini berkaitan tentang sejarah Fransiskus Asisi,

Nilai-nilai hidup Fransiskus Asisi, upaya SD Fransiskus 2 Bandar Lampung

dalam mengenal semangat hidup Fransikus Asisi dan nilai-nilai yang diharapkan

tumbuh di SD Fransiskus 2 Bandar Lampung sebagai sekolah yang berlindung

pada Fransiskus Asisi.

2.1.1 Sejarah Fransiskus Asisi

Sejarah Fransiskus Asisi menurut “Riwayat Hidup St. Fransiskus Asisi”

(Wahyosudibyo 1984) ia lahir pada tahun 1182 di kota Asisi Italia dan berasal

keluarga bangsawan. Ibunya, Donna Pica berasal dari keluarga Perancis.

Sedangkan ayahnya bekerja sebagai pedagang kain yang sukses di kota Asisi,

Italia. Semasa kanak-kanak, ia sering diajak oleh ibunya untuk mengikuti sekolah

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7

minggu yang diadakan di gereja. Jadi sejak kecil, Fransiskus sudah mengenal

Yesus.

Saat Fransiskus memasuki masa remaja, ia cenderung mengikuti arus

kehidupan dengan berpesta pora bersama teman-temannya (Rosali, 2010:4). Pada

saat ia berusia 16 tahun, ia berhasrat menjadi seorang ksatria dengan menjadi

ksatria. Sang ayah merestui keinginannya dengan mengizinkannya mengikuti

peperangan saat kota Asisi diserang oleh tentara Perugia pada tahun 1202. Tentara

Asisi mengalami kekalahan yang cukup besar dalam pertempuran tersebut,

banyak tentara yang gugur dan menjadi tahanan tentara Perugia. Salah satu dari

tentara yang menjadi tahanan adalah Fransiskus. Selama satu tahun Fransiskus

ditahan dalam penjara. Akhirnya, ia dapat dibebaskan setelah ayahnya membayar

uang tebusan baginya.

Selang beberapa tahun kemudian tepatnya pada akhir tahun 1204 pecah

perang kembali antara Asisi dan Perugia. Panggilan Fransiskus untuk menjadi

ksatria untuk membela negaranya tetap berkobar. Ia bergabung kembali bersama

para tentara Asisi untuk berperang melawan Perugia. Rasa bangga pun ia rasakan

saat tinggal bersama para tentara Asisi untuk melawan Perugia. Pada malam

sebelum peperangan, Fransiskus mengalami suatu kejadian yang akhirnya

merubah seluruh orientasi hidupnya. Kejadiannya: ia bermimpi bertemu dengan

Yesus yang bertanya kepadanya “Fransiskus....Fransiskus, kembalilah ke

rumahmu. Mengapa engkau mengabdi kepada hamba, bukan kepada Tuan?. Siapa

yang lebih besar Tuan atau hamba?” (Groenen, 2008:13).. Fransiskus terbangun

dari tidurnya dan ia terus-menerus merenungkan arti mimpinya itu. Hasil


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8

permenungan atas mimpinya itu membuatnya menjadi ragu-ragu untuk menjadi

tentara. Akhirnya Fransiskus memutuskan meninggalkan medan pertempuran.

Setelah meninggalkan medan pertempuran, Fransiskus tidak ingin lagi

mengabdi kepada raja dengan menjadi hamba atau tentara, melainkan ia

memutuskan untuk menolong para penderita kusta yang waktu itu disingkirkan.

Selain itu, ia pun menjadi seorang pendoa. Suatu hari, ketika ia sedang berdoa di

sebuah kapel di San Damiano, dari sebuah salib yang tergantung di altar ia

mendengar suara “Fransiskus pergilah dan perbaikilah Gereja-Ku yang nyaris

roboh ini”. Fransiskus terkesima dan juga bahagia mendengar suara tersebut, ia

merasa yakin bahwa inilah jawaban dari mimpi yang selama ini dipikirkannya. Ia

yakin bahwa Tuhan Yesus memintanya untuk mengabdi-Nya dengan cara

membangun gereja-Nya yang hampir roboh.

Terinspirasi dari suara itu, Fransiskus mengambil kain dagangan milik

orangtuanya kemudian menjualnya dan memberikannya kepada pastor paroki

untuk membangun gedung gereja. Pemberian Fransiskus tersebut di tolak oleh

pastor paroki. Kendati ditolak, Fransiskus tidak putus asa. Ia tetap bertekat

mewujudkan perintah Tuhan membangun Gereja-Nya yang roboh. Yaitu dengan

tetap mengunjungi gereja-gereja yang hampir roboh dan mulai membangunnya

sendiri.

Perbuatan baik yang dilakukan Fransiskus seperti membangun gedung

gereja dan menolong orang sakit terutama penderita kusta, tidak berjalan lancar.

Hal ini terjadi karena ayahnya menentang aktivitas pelayanan itu, tetapi

Fransiskus tetap melakukannya. Hingga akhirnya, Fransiskus diusir oleh ayahnya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9

dan ia juga diminta untuk melepaskan seluruh harta benda yang melekat pada

tubuhnya. Fransiskus dengan tekad bulat karena kecintaannya kepada Tuhan,

tanpa ragu melepaskan seluruh harta benda yang ada padanya bahkan pakaian

yang melekat pada tubuhnya. Demikianlah Fransiskus dengan telanjang

meninggalkan keluarga dan seluruh kekayaan yang ada di dalamnya. Seorang

uskup yang terharu melihat sikapnya, segera menghampirinya dan menyematkan

mantol untuk menutupi tubuh Fransiskus.

Fransiskus, hidup miskin, ia bekerja keras dengan tangannya, membantu

orang lain yang berkesusahan dan bersahabat dengan para penderita kusta. Selain

itu, Fransiskus banyak berdoa dan mewartakan injil disekitar Asisi. Cara hidup

Fransiskus menarik simpati dari banyak orang. Banyak golongan terpelajar dan

kaya raya yang mengikuti jejak Fransiskus hingga akhirnya, Fransiskus membuat

peraturan hidup bagi para pengikutnya.

Para pengikut Fransiskus diantaranya adalah ordo pertama, ordo kedua, ordo

ketiga regular dan ordo ketiga sekular. Ordo pertama terdiri dari para imam OFM,

OFM Capusin, dan OFM Conventual. Ordo kedua diikuti oleh para suster Claris

OSC hidup mereka dipingit dalam suatu komunitas tertentu (pertapaan), ordo

ketiga regular diikuti oleh para suster dan para bruder dan salah satunya adalah

FSGM. Ordo ketiga sekular adalah para kaum awam yang sudah hidup

berkeluarga dan menghayati semangat hidup Fransiskus Asisi.

FSGM, sebagai salah ordo ketiga regular Fransiskus Asisi ini, didirikan Sr.

M. Anselma Bopp. Kongregasi ini lahir di Thuine Jerman pada tanggal 25

November 1869. FSGM lahir di Jerman untuk melayani masyarakat Jerman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10

saat itu sangat miskin. Inilah alasan kuat bagi Sr. M. Anselma yang telah

mengambil semangat hidup Fransiskus Asisi menjadi landasan dalam karya

pelayanannya karena beliau merasa bahwa cara hidup yang beliau tempuh selaras

dengan cara hidup yang telah ditempuh oleh Fransiskus Asisi (Konstitusi FSGM

1987: 102). Cara hidup itu yaitu hidup dalam semangat kemiskinan dan berusaha

untuk mampu memberikan daya yang menghidupakan bagi semua orang yang

membutuhkan, menderita dan miskin.

2.1.2 Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Pengalaman hidup dan perjuangan Fransiskus yang berani meninggalkan

keluarganya untuk melayani orang kecil menunjukkan jika ia memiliki sikap

“Berjiwa Besar”. Berjiwa besar ialah sikap seseorang yang mau menerima

keadaan diri sendiri, bersikap optimis dan selalu memperjuangkan nilai-nilai yang

luhur. Nilai-nilai luhur yang diperjuangkan oleh Fransiskus adalah beriman,

ugahari dan sederhana, murah hati dan aktif dalam hidup menggereja.

Adapun nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi tersebut, diuraikan

sebagai berikut:

a. Beriman

Secara sederhana sikap percaya kepada Allah disebut beriman. Menurut

Fransiskus beriman adalah sikap mencintai Allah dengan segenap hati, segenap

jiwa dan akal budi, segenap kekuatan serta mencintai sesamanya seperti dirinya

sendiri (Ladjar, 1988:181). Maksudnya, menjadi seorang yang beriman berarti

percaya sungguh-sungguh pada Allah, mengarahkan seluruh diri pada Allah dan

menunjukkannya dalam praktek hidup setiap hari.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11

Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar semakin mengenal Allah, yaitu

dengan berdoa. Hal serupa pun dilakukan oleh Fransiskus. Baginya, dengan

berdoa ia mampu menyampaikan segala keinginannya kepada Allah. Doa berikut

misalnya menggambarkan itu, “Allah yang Maha Tinggi dan penuh kemuliaan,

terangilah kegelapan hatiku, berilah aku iman yang benar, harapan yang teguh

dan kasih yang sempurna. Berilah aku ya Allah perasaan yang peka dan budi

yang cerah agar aku mampu melaksanakan perintah-Mu yang kudus dan tak

menyesatkan” (Doa Salib).

Fransiskus seorang pendoa yang sejati. Walaupun demikian, sebagai

seorang manusia ia tetap saja mengalami banyak tantangan dan kesulitan. Banyak

pengalaman yang tidak menyenangkan yang ia alami. Misalnya, ia diusir dari

keluarganya karena rajin berdoa dan menolong orang miskin sebab, perilaku

tersebut bertentangan dengan kehendak ayah yang tidak beriman dan kikir. Ia juga

pernah sakit parah dan hampir buta namun, hal itu tidak menghalanginya untuk

tetap berdoa dan pasrah kepada kehendak Tuhan. Berkat ketulusan doa dan

penyerahan diri yang total kepada Tuhan, ia mendapatkan penyembuhan dari

sakitnya, melalui seorang dokter yang mengobatinya.

Selain menjalin relasi yang baik dengan Allah, iman juga harus terwujud

dalam tindakan konkret sehari-hari. Tentang ini, Fransiskus sendiri telah

memberikan teladan. Ia merawat dan melayani orang sakit, terutama penderita

kusta. Dalam wasiatnya, ia menulis demikian, “ketika aku dalam dosa, aku amat

muak melihat orang kusta. Akan tetapi, Allah sendiri menghantar aku ke tengah

orang kusta dan aku merawat mereka dengan penuh kasihan”. (Ladjar: 2008,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

193). Pengalaman melayani orang sakit kusta, merupakan contoh konkret paktek

hidup beriman yang dilakukan Fransiskus yang sudah terarah pada Allah dan

sesama.

Kisah berikut ini, menunjukkan penghayatan iman St. Fransiskus Asisi:

Seperti hujan dan salju yang turun dari langit dan tidak kembali lagi
kesana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan….., demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku, Ia tidak
akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang
Kukehendaki, dan akan berhasil apa yang Kusuruhkan kepadanya” (Yes 55:10-
11). Kiranya firman inilah, yang telah tumbuh dan berkembang dalam diri
Fransiskus. Sejak kecil, ibunya telah memperkenalkan sosok Yesus kepadanya.
Dan disini pula ia belajar untuk mengimani Yesus.
Setelah Fransiskus beranjak dewasa, ia banyak mengalami perubahan.
Kemewahan keluarganya, telah membawanya jauh dari Yesus dan ia lebih senang
untuk hidup berfoya-foya bersama dengan teman-temannya. Sebagai anak
seorang bangsawan yang kaya raya, ia mempunyai banyak teman, di hormati dan
ia juga memiliki cita-cita yang besar yaitu sebagai ksatria bagi negaranya.
Fransiskus berusaha keras, untuk menggapai cita-citanya tersebut. Ia bergabung
bersama para ksatria negaranya untuk ikut berperang melawan penjajah namun,
ia mengalami kekalahan, ditangkap musuh dan dipenjarakan. Satu tahun
Fransiskus berada dalam penjara. Ia dapat terbebas dari penjara setelah
ayahnya membayar uang tebusan bagi dirinya.
Kegagalannya dalam mengikuti perang yang pertama ternyata tidak
menyurutkan hati Fransiskus untuk terus menggapai cita-citanya menjadi seorang
ksatria bagi negaranya. Hal itu terjadi karena dua tahun kemudian, pecah perang
kembali terjadi dan ia bergabung kembali dalam laskar pertempuran untuk
melawan Perugia. Ia merasa bangga tinggal bersama dengan para ksatria yang
lain untuk melawan musuh. Pada malam hari saat ia sedang tidur, ia bermimpi
bertemu dengan Yesus. Yesus dalam mimpinya berkata “Fransiskus....Fransiskus,
kembalilah ke rumahmu. Mengapa engkau mengabdi kepada hamba, bukan
kepada Tuan?. Siapa yang lebih besar Tuan atau hamba?”. Fransiskus terbangun
dari tidurnya. Ia terus-menerus memikirkan arti mimpinya itu akibatnya, ia
mengalami keraguan yang besar untuk melanjutkan pertempurannya melawan
Perugia. Keraguan dan keingintahuannya akan makna mimpinya, membuatnya
berani untuk memutuskan meninggalkan laskar pertempuran dan kembali ke
Asisi.
Setelah peristiwa mimpi itu, Fransiskus mengalami banyak perubahan. Ia
semakin rajin berdoa dan banyak berbuat kebaikan diantaranya ialah menolong
orang sakit kusta. Suatu hari, ketika ia sedang berdoa di sebuah kapel di San
Damiano, dari sebuah salib yang tergantung di altar ia mendengar suara
“Fransiskus pergilah dan perbaikilah Gereja-Ku yang nyaris roboh ini”.
Fransiskus terkesima dan juga bahagia mendengar suara tersebut, ia merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13

yakin bahwa inilah jawaban dari mimpi yang selama ini dipikirkannya. Ia yakin
bahwa Tuhan Yesus memintanya untuk mengabdi-Nya dengan cara membangun
gereja-Nya yang hampir roboh. Akhirnya tanpa ragu, Fransiskus melaksanakan
perintah tersebut dengan mulai membangun gereja secara fisik.
Perubahan yang terjadi dalam diri Fransiskus sangat ditentang oleh
ayahnya. Ayahnya, berusaha keras agar ia meninggalkan perbuatannya yang
baik itu. Beberapa kali ayahnya memberikan hukuman kepada Fransiskus yaitu
dengan hukuman cambuk dan dikurung dalam rumah. Harapannya, agar
Fransiskus jera dan kembali kepada ayahnya. Kendati demikian, Fransiskus tidak
pernah berkeinginan untuk meninggalkan perbuatan baik yang telah
dilakukannya. Justru sebaliknya, ia semakin bersemangat mengerjakannya. Sikap
Fransiskus yang tetap bersikeras melakukan perbuatannya yang baik itu,
membuat ayahnya geram. Hingga akhirnya, ayah Fransiskus memberikan pilihan
kepadanya siapa yang akan dipilihnya dirinya (ayahnya) atau perbuatan baik
yang menurut Fransiskus sebagai kehendak Tuhan.
Kecintaan Fransiskus kepada Yesus membuat Fransiskus berani
memberikan keputusan bahwa dirinya lebih memilih Tuhan dengan melakukan
karya baik yang selama ini telah ia lakukan dan memutuskan meninggalkan ayah
dan keluarganya. Keputusan Fransiskus ini semakin membuat ayahnya semakin
marah dan akhirnya ayahnya memintanya untuk melepaskan seluruh harta benda
yang ada pada dirinya. Permintaan sang ayah pun tidak berat bagi Fransiskus,
maka dengan segera ia mengembalikan semua harta benda yang ada pada
dirinya bahkan pakainan yang melekat pada tubuhnya (Mat 19:21). Demikianlah
Fransiskus telanjang pergi meninggalkan ayah, keluarga dan seluruh kekayaan
yang ada. Ia dengan tulus iklas meninggalkannya dan memilih Tuhan sebagai
satu-satunya harapan hidupnya. Ia akhirnya, mendapatkan mantol untuk
menutupi tubuhnya yang telanjang dari seorang uskup yang terharu melihat sikap
dan segala keputusan yang telah diambilnya.
Tindakan radikal yang telah dilakukan oleh Fransiskus untuk berani
meninggalkan segala-galanya dan memilih menjadi pelayan Allah hal ini terjadi
karena ia telah bersatu dengan Allah dan menjadikan Allah sebagai tujuan dan
arah hidupnya. Ia tidak lagi bimbang atau ragu akan pekerjaan yang
dilakukannya dalam bekerja membangun gereja dan menolong sesamanya yang
miskin, sakit dan menderita. Dan ia pun telah mencintai Allah dengan segenap
jiwa, kekuatan, akal budi dan seluruh keberadaan hidupnya (Mat 22:37).

Jadi, nilai-nilai beriman yang perlu diketahui oleh para guru antara lain:
Tabel 2.1 nilai-nilai “Beriman”
Nilai Deskriptor
Mengerti iman sebagai penyerahan diri secara total kepada Allah
“Beriman” Meluangkan waktu untuk beribadat dan berdoa

Merasa ada campur tangan Allah dalam seluruh perjalanan hidup

Pada waktu mengalami kesulitan, bersandar pada kekuatan Allah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14

Oleh karena mengalami dicintai oleh Allah, maka membalas cinta-Nya itu
dengan mencintai sesama.
Yakin setiap kebaikan yang diterima berasal dari Tuhan

Bersyukur kepada Tuhan untuk semua anugerah yang telah diterima dalam
hidup ini.

b. Ugahari dan Sederhana

Kehidupan orang pada zaman ini, diwarnai dengan semangat untuk mencari

kenikmatan diri (hedonisme), menikmati segalanya tanpa memikirkan penting

atau tidaknya (konsumerisme), semangat mencari segala yang segera dapat

dirasakan hasilnya berupa benda-benda (materialisme) dan semangat untuk

mencari yang serba cepat atau gampang. Kecenderungan ini, membuat manusia

hanya mengandalkan pada sesuatu yang tampak. Segala sesuatunya juga dinilai

dari banyaknya harta benda yang dimiliki. Selain itu, manusia kurang mampu

mengendalikan diri. Mereka menjadi rakus, kejam, dan jarang yang mengenal

saudara, orang lain menjadi ancaman.

Hidup ugahari adalah sikap hidup seseorang yang dalam kepemilikan dan

penggunaan harta benda tidak berlebih-lebihan namun berani berkata cukup.

Sedangkan sederhana menunjukkan sikap bersahaja dan tidak berlebih-lebihan.

Memang benar bahwa hidup manusia memerlukan harta benda sebagai penunjang

hidup. Namun keliru, bila dalam penggunaannya berlebih-lebihan. Fransiskus

Asisi memandang bahwa harta benda bukan sesuatu hal yang paling penting

dalam hidup, tetapi ia menggunakan harta benda tersebut sesuai dengan nilai

fungsionalnya. Tujuan penggunaan harta benda, bukan untuk bermegah-megah

atau untuk menunjukkan kehebatan tetapi digunakan sebagai sarana untuk hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

Praktek hidup Fransiskus menunjukkan hal itu. Ia mengenakan pakaian (jubah)

petani miskin. Tempat tinggalnya sangat sederhana. Ia bersama para pengikutnya

hidup dari bekerja keras setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap hari.

Kisah berikut sikap hidup ugahari dan sederhana yang dijalankan oleh

Santo Fransiskus Asisi:

Fransiskus sebagai seorang anak pedagang kain yang sukses, seringkali


mengenakan pakaian yang maha indah. Selain itu, ia juga senang mengadakan
pesta bersama teman-temannya. Makanan dan minuman yang istimewa selalu ia
hidangkan untuk teman-temannya. Sikapnya yang murah hati dan kedudukannya
sebagai seorang anak bangsawan, membuat ia disenangi, disanjung dan
dihormati oleh teman-temannya.
Kebiasaan Fransiskus dalam mengenakan pakaian yang indah-indah dan
berpesta pora kini telah berakhir setalah ia memutuskan untuk memilih menjadi
pelayan Tuhan. Pilihan hidup yang telah ditentukannya, telah memberikan
konsekuensi yang berat juga bagi hidupnya. Misalnya, dahulu ia banyak memiliki
teman namun setelah ia hidup miskin dan sendiri teman-teman itu pun tak ada
yang peduli lagi. Pernah suatu hari ketika ia bertemu dengan salah seorang
temannya, Fransiskus menyapanya namun teman itu justru menghinanya sebagai
seorang seorang yang bodoh. Dahulu juga Fransiskus tinggal di rumah yang
hangat, aman dan nyamannamun kini ia tinggal di sebuah kapel di San Damiano
yang berantakan dan hampir roboh.
Setiap hari Fransiskus harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Bila dahulu Fransiskus menghabiskan uang hanya untuk
kesenangannya bersama dengan teman-temannya, kini ia membagikan hasil
kerjanya dengan para penderita kusta dan sebagian lagi ia kumpulkan untuk
pembangunan gereja. Fransiskus tidak lagi memikirkan kesenangan dirinya
namun ia memikirkan para penderita kusta dan pembangunan gereja sesuai
dengan arti mimpi yang telah ia yakini sebagai kehendak Tuhan.
Keinginana Fransiskus sangat kuat untuk mewujudkan apa yang
dikehendaki Tuhan walaupun demikian, banyak orang yang tidak perduli akan
apa yang dikerjakannya. Justru sebaliknya, banyak orang yang menganggapnya
sudah gila dan tidak manusiawi lagi. Apa yang telah dilakukan oleh Fransiskus
sangat bertentanagan dengan pola pikir masyarakat pada waktu itu. Misalnya,
banyak orang yang menjahui para penderita kusta, namun Fransiskus justru
merawat dan berteman dengan mereka. Banyak orang mengejar kekayaan,
kenyamanaan, hidup enak namun Fransiskus justru meninggalkan itu semua dan
memilih hidup miskin. Pilihan hidup Fransiskus itulah yang membuat orang
mengganggapnya sudah gila dan tidak wajar lagi. Oleh sebab itu, ia seringkali
mendapat penghinaan, menjadi bahan tertawaan, seringkali juga diusir dan
ditolak oleh penduduk Asisi. Fransiskus tidak pernah putus asa, menghadapi
perlakuan kasar orang lain terhadapnya. Ia tetap berjuang terus untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

mewujudkan mimpinya menjadi pelayan Tuhan. Hal itu ia wujudkan dengan tetap
bekerja keras, merawat orang sakit kusta dan mencari dana untuk pembangunan
gereja.

Berikut ini adalah nilai-nilai ugahari dan sederhana yang harus dipahami

oleh para guru.

Tabel 2.2 nilai-nilai “Ugahari dan Sederhana”


Nilai Deskriptor
Membeli barang-barang sesuai kebutuhan
“Ugahari dan Membeli barang sesuai kemampuan
Sederhana”
Mensyukuri penghasilan yang diterima setiap bulan

Mengelola keuangan dengan cermat supaya tidak melebihi pengeluaran

Menggunakan barang-barang secara tidak berlebihan.

Sadar harta benda yang dimiliki adalah anugrah Tuhan yang harus di
gunakan dengan tepat guna

c. Murah Hati

Murah hati adalah sikap mudah memberi kepada orang lain. Seorang yang

murah hati, tidak akan berdiam diri ketika melihat sesamanya sakit dan menderita.

Hatinya akan cepat tergerak untuk memberikan bantuan seberapun itu besarnya.

Sikap spontan yang dimiliki oleh seorang yang murah hati senantiasa dilandasi

oleh hati yang tulus, jujur dan tanpa mengharapkan imbalan. Selain itu, seorang

yang murah hati tidak akan membeda-bedakan orang yang ditolongnya. Baginya,

siapa pun itu orangnya dan ia mengalami kesulitan dan penderitaan dialah sesama

yang membutuhkan pertolongan.

Fransiskus dalam hal ini menegaskan bahwa hendaknya kita bersedia

membagikan apa yang kita punyai kepada orang lain (Iriarte, 1995). Sikap mau

membagi apa yang kita miliki kepada orang lain terutama yang miskin adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17

sikap yang murah hati. Sikap ini sehakekat dengan sikap Tuhan yang murah hati

memberikan kepada umat manusia. Tuhan memberikan segalanya untuk umat

manusia. Murah hati secara sederhana dimengerti sebagai perbuatan baik yang

riil, kelembutan dalam bertutur dan berlaku terhadap sesama. Dalam tradisi Biblis

(Kitab Suci), kemurahan hati selalu merujuk pada sikap Tuhan pada manusia

sekaligus ajakan agar manusia berbuat demikian juga. Hendaklah kamu murah

hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati (Luk 6:36).

Adapun sikap murah hati St. Fransiskus Asisi kepada sesamanya dapat

disimak dari kisah berikut ini:

Bagi kebanyakan orang, penderita kusta adalah orang yang dikutuk oleh
Allah. Oleh karena itu, mereka harus diusir dari lingkungan masyarakat.
Penderitaan para penderita kusta memang sangat berat. Selain harus menderita
secara fisik, mereka juga harus menderita secara batin. Mereka harus tinggal
terasing di tengah hutan dan apabila kedapatan dari antara mereka yang masuk
ke pemukiman penduduk, mereka langsung dibunuh. Tinggal di tengah hutan,
membuat mereka semakin parah sakitnya. Hal itu terjadi karena tidak ada yang
memberikan perawatan, perlindungan atau pun pemberian bahan makanan bagi
mereka.
Keadaan demikianlah yang membuat Fransiskus tergerak hatinya untuk
membantu mereka. Baginya, para penderita kusta adalah saudara dan
saudarinya yang harus tetap ditolong dan diperhatikan. Oleh karena itu,
Fransiskus berupaya keras untuk membantu kehidupan mereka. Ia bekerja keras
untuk mendapatkan uang guna membeli keperluan hidup mereka dan tanpa malu-
malu, ia sering meminta-minta kepada orang kaya agar mereka berkenan
membagi rejekinya untuk menolong para penderita kusta. Demikianlah
Fransiskus, dengan kerja keras, penuh perhatian dan cinta yang besar telah
menolong sesamanya yang menderita. Dasar kecintaannya sebagai saudara
sesama ciptaan Allah itulah yang memberikan semangat dan energi yang besar
bagi Fransiskus untuk dengan rela hati menolong mereka.
Sikapnya yang penuh perhatian terhadap yang menderita dan kerelaannya
untuk untuk berbagi kepada sesamanya yang membutuhkan bantuannya telah
membuatnya menjadi bahagia. Ia bersyukur karena ia telah dipakai Allah untuk
memberikan sesuatau yang kecil bagi para penderita kusta. Ia sangat mencintai
pekerjaannya ini dan dengan tulus hati ia melakukannya. Kerelaan yang
ditampakkan oleh Fransiskus dalam melayani orang sakit kusta ini, telah
membuka mata orang banyak dan sedikit demi sedikit mereka pun tergerak pula
untuk membantu dan memperhatikan mereka. Hingga akhirnya, banyak orang di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18

kota Asisi yang bergabung bersama Fransiskus dalam merawat dan membantu
para penderita kusta ini.

Nilai-nilai murah hati yang harus dipahami oleh para guru adalah sebagai
berikut:

Tabel 2.3 nilai-nilai “Murah Hati”


Nilai Deskriptor
Memahami makna murah hati sebagai tanda kepedulian terhadap sesama

Bersedia memaafkan orang yang menyakiti hati

Meluangkan waktu untuk menolong anak didik yang kesulitan belajar

Bersedia memberikan sumbangan sesuai kemampuan kepada siapa pun


yang membutuhkan.
Bersikap tulus iklas dalam memberikan bentuk bantuan kepada orang lain
“Murah Hati”
Memberikan bantuan tanpa mengharapkan imbalan

Menyumbangkan gagasan atau pemikiran saat diperlukan

Bersikap terbuka terhadap kritik dan saran dari rekan kerja

d. Aktif dalam Hidup Menggereja

Pada umumnya, pengertian Gereja ada 2 yaitu gereja dalam arti fisik dan

gereja dalam arti rohani. Gereja dalam arti fisik berarti tempat ibadah bagi orang-

orang yang beriman akan Yesus Kristus. Sedangkan Gereja dalam arti rohani

sebagai sekumpulan orang (=komunitas) yang mengimani Yesus. Ciri komunitas

(=Gereja) itu adalah menjalankan hidup dengan semangat cinta kasih dan

pelayanan.

Setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan, dipanggil

untuk ikut berperan aktif dalam hidup menggereja. Keterlibatan ini penting karena

ini sebagai perwujudan dari iman akan Yesus tersebut. Keterlibatan aktif seorang

yang hidup menggereja, cangkupannya sangat luas. Artinya, orang bukan hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

bergelut pada urusan gereja dalam arti fisik saja, namun orang mampu

memberikan kesaksian secara rohani kepada orang banyak sebagai seorang

pribadi yang percaya kepada Yesus Kristus.

Teladan yang jelas, yang dapat kita ikuti adalah St. Fransiskus Asisi.

Fransiskus mula-mula membangun Gereja dalam arti fisik, sebagai gedung.

Seiring perjalanan waktu, ia merasa bahwa apa yang telah dikerjakannya terasa

masih kurang. Berkat relasinya dengan Tuhan yang sangat baik, Fransiskus

mampu menangkap kehendak Allah. Ternyata, Allah menghendakinya untuk

membangun Gereja dalam arti rohani yaitu dengan memberikan teladan hidup

yang baik dan benar kepada masyrakat Asisi dan berkotbah mewartakan injil

kerajaan Allah.

St. Fransiskus Asisi telah menghayati imannya sebagai seorang katolik

sejati dan melakukan imannya itu pembaharuan dalam hidupnya seturut.

Pembaharuan iman yang ia wujudkannya dalam praktek hidup yang nyata, telah

memikat banyak orang. Banyak golongan kaya miskin, terpelajar maupun yang

tidak terpelajar tertarik untuk bergabung dalam pembaharuan iman yang telah

dilakukannya. Berikut ini adalah beberapa orang yang telah menjadi pengikutnya,

karena tertarik atas cara hidup St. Fransiskus Asisi.

St. Clara dari Asisi


St. Clara adalah seorang putri bangsawan dari kota Asisi yang lahir pada
tahun 1193. Sebagai seorang putri bangsawan, ia mendapatkan pendidikan yang
cukup tinggi. Diantaranya pendidikan agama, pendidikan membaca dan menulis,
pendidikan Bahasa Latin dan berbagai macam ketrampilan. Bekal pendidikan
yang diterimanya, menjadikannya seorang wanita yang pandai dan dapat
mengerjakan tugas dan tanggung jawab dengan baik. Keberadaan Clara yang
demikian, telah memikat banyak hati para putra bangsawan. Kendati demikian,
Clara tidak pernah menaruh simpati kepada setiap putra bangsawan yang datang
mendekatinya. Justru sebaliknya, ia telah terpikat dengan cara hidup Fransiskus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20

Suatu hari di sebuah kapel, ia melihat Fransisikus dan beberapa


pengikutnya, sedang berkotbah. Hatinya sangat gembira melihat Fransiskus,
kemudian dengan seksama ia mendengarkan kotbah tersebut. Setelah selesai
berkotbah, ia mendekati Fransiskus dan menanyakan perihal cara hidup yang
telah ditempuhnya. Fransiskus pun menjelaskan cara hidup yang ditempuhnya
semata-mata karena kecintaannya kepada Yesus dan saudara-saudaranya yang
menderita. Mendengar penjelasan tersebut, hati Clara semakin berkobar-kobar
untuk mengikuti jejak Fransiskus.
Clara mewujudkan impiannya itu tepat ketika ia berusia 18 tahun. Waktu
itu, ia dengan diam-diam pergi meninggalkan rumahnya dan bergabung bersama
Fransiskus. Di gereja Portiuncula, Clara menyerahkan diri kepada Tuhan dan
berjanji untuk hidup perawan seumur hidupnya dan hal ini disaksikan oleh
Fransiskus dan para pengikutnya. Sejak peristiwa itu, Clara tinggal di kompleks
kecil gereja San Damiano disana ia mengabdikan diri kepada Tuhan dengan
hidup doa, tapa dan puasa.

St. Antonius dari Padua


Antonius lahir pada tahun 1195 di Lisabon, Portugal. Ia bergabung
menjadi pengikut Fransiskus karena tertarik dengan teladan hidup para martir
pengikut Fransiskus. Antonius adalah seorang imam yang sangat tekun dalam
berdoa, studi dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rohani yaitu memperhatikan
jiwa-jiwa. Suatu hari, ketika ia diminta untuk berkotbah, semua orang tertarik
untuk mendengarkannya karena ia sangat pandai menjelaskan arti kitab suci
sehingga setiap orang yang mendengarnya dapat memahami arti kitab suci.
Kotbah-kotbah Antonius sangat mendalam. Banyak orang yang
berbondong-bondong untuk pergi mendengarkannya. Hingga akhirnya, Paus
Gregorius pun ikut pergi mendengarkannya dan beliau sanagat mengagumi
kotbah-kotbah yang telah disampaikannya dan Antonius mendapat julukan “ahli
kitab suci”. Antonius dikagumi oleh banyak orang karena bakat dan
kepandaiannya memahami kitab suci. Walaupun demikian, ia tetap menjadi
seorang yang rendah hati dan memperhatikan orang-orang miskin. Ia sangat
ingin meneladani cara hidup St. Fransisksus Asisi yang telah lebih dahulu
mencintai kesederhanaan dan penuh perhatian bagi orang-orang miskin.

St. Yohanes Yosef dari Salib


Yohanes Yosef, lahir di pulau Ischia, Italia Selatan. Ia adalah seorang
bangsawan. Ketika ia berusia ke-16 tahun, ia bergabung dalam persaudaraan
bersama St. Fransiskus Asisi. Ia memilih untuk menjadi pengikut St. Fransiskus
Asisi, karena tertarik dengan kesederhanaan hidup yang telah dihayati oleh St.
Fransiskus Asisi. Keteladanan sikap hidup yang telah diwariskan St. Fransiskus
Asisi, telah berani membuat dirinya untuk menjual semua harta bendanya dan
memberikannya kepada orang miskin.
Semangat kesederhanaan dan kecintaannya pada orang miskin, mampu
membuatnya merubah cara hidup yang selama ini ia agung-agungkan. Baginya
saat ini yang terpenting adalah pemberian diri yang total kepada Allah melalui
pelayanannya kepada orang miskin terutama mereka yang sangat menderita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

Yohanes Yosef secara radikal pula telah meninggalkan kebangsawanannya


seperti yang telah dilakukan oleh St. Fransiskus Asisi dan kini ia telah merelakan
diri menjadi alat Allah dalam menolong sesamanya yang menderita.berkat karya
baik yang dilakukannya ini, banyak orang yang berbalik kepada Allah dan
mereka kembali hidup baik dan benar.

Nilai-nilai aktif dalam hidup menggereja yang harus dipahami oleh para

guru adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 nilai-nilai “Aktif dalam Hidup Menggereja”


Nilai Deskriptor
“Aktif dalam Aktif mengikuti kegiatan di lingkungan tempat tinggal
Hidup Menggereja” Berupaya menciptakan persaudaraan dan kerukunan di lingkungan
tempat tinggal
Berupaya menjadi saksi kebenaran di lingkungan tempat tinggal

Sebagai salah satu anggota Gereja, terpanggil untuk menjalankan semua


tugas yang diberikan secara bertanggung jawab
Menjadi seorang pendidik yang sungguh-sungguh sebagai sikap
kepedulian terhadap hidup menggereja.
Memberikan teladan yang baik kepada peserta didik

Menerima rekan kerja tanpa membeda-bedakan status maupun golongan

2.1.3 Karya Pendidikan Para Suster FSGM: Yayasan Dwi Bhakti

Suster FSGM merupakan salah satu konggregasi yang menghidupi nilai-

nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Salah satu karya mereka adalah bidang

pendidikan. Yayasan Dwi Bhakti merupakan yayasan pendidikan yang dikelola

oleh para suster FSGM yang berdomisili di Bandar Lampung. Yayasan tersebut,

mengelola 8 SD. Salah satu SD yang menjadi tempat penelitian adalah SD

Fransiskus 2 Bandar Lampung. Jumlah keseluruhan guru ada 30 orang, yang

terdiri dari 19 guru putri dan 11 orang guru putra. Latar belakang pendidikan

mereka sudah sarjana pendidikan. Sekolah ini, menangani kurang lebih 675 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22

golongan menengah keatas. Berikut ini adalah sejarah singkat SD Fransiskus 2

Bandar Lampung.

SD Fransiskus 2 Bandar Lampung, dirintis pada tanggal 1 Agustus 1963.

Tujuan didirikannya sekolah tersebut adalah untuk melayani dan memberikan

pendidikan yang cukup bagi masyarakat disekitar Bandar Lampung. Pengelolaan

sekolah sampai dengan tahun 1996/1997 dibawah naungan Yayasan Xaverius

Tanjungkarang. Pada usia 45 tahun, SD Fransiskus telah mengalami beberapa

pergantian nama sekolah. Pergantian nama-nama tersebut menyesuaikan

perkembangan sekolah Xaverius di Lampung saat itu, untuk nama-nama yang

pernah dipakai adalah: SD Xaverius Bandar Lampung, SD Xaverius 24 Bandar

Lampung, SD Xaverius 3 Rawalaut, dan akhirnya sejak 1 Juli 1997 menjadi SD

Fransiskus 2 Bandar Lampung, yang langsung dikelola oleh Yayasan Dwi Bhakti

Bandar Lampung. Sebuah yayasan karya para Suster-Suster dari Santo Georgius

Martir (FSGM).

Para suster FSGM sebagai perintis sekolah tersebut, mampu melihat

kebutuhan bangsa Indonesia akan pendidikan. SD Fransiskus 2 dirintis menjelang

masa-masa sulit dan krisis terberat bangsa ini. Krisis tersebut mencangkup krisis

pangan, sosial dan politik pada masa itu. Sebagaimana sekolah-sekolah Fransiskus

yang dikelola para suster FSGM di seluruh dunia, yang juga didirikan ditengah-

tengah krisis masyarakat yang membutuhkan pendampingan dan perhatian SD

Fransiskus 2 pun hadir untuk mesnjawab kebutuhan masyarakat. Turut ambil

bagian dalam cita-cita luhur para pendiri negara tercinta Indonesia.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23

SD Fransiskus 2 adalah sekolah berciri khas agama Katolik, yang

menjunjung nilai-nilai universal dalam pelayanan pendidikan. Pendidikan untuk

semua golongan tanpa membeda-bedakan keragaman yang ada. Berbagai

perbedaan suku, agama, sosial dan ekonomi bertemu di sini. Hal ini merupakan

atmosfir pendukung pengembangan pribadi anak-anak, menerima keragaman

dengan cinta, mengembangkan dan memiliki kepekaan sosial dan lingkungan

dalam dirinya.

Masyarakat yang telah ambil bagian dalam karya ini, menjadi pilar utama

pembangunnya. Hal itu terjadi karena masyarakat mulai terbuka akan pentingnya

nilai-nilai pendidikan sehingga mereka mulai terlepas dari kebodohan yang

selama ini memanjarakan mereka. Kesaksian hidup yang mereka wartakan

ditengah-tengah masyarakat menjadi sesuatu yang penting yaitu perkembangan

tersendiri bagi SD Fransiskus 2 ini.

SD Fransiskus 2 Bandar Lampung ini, memiliki visi dan misi yang jelas

dalam upaya mendidik para siswa yang mengenyam pendidikan di tempat ini.

Adapun visinya adalah Sekolah Fransiskus merupakan komunitas pendidikan

yang dijiwai oleh cinta kasih Allah yang penuh kerahiman, menumbuh

kembangkan iman yang mendalam, terwujud dalam persaudaraan sejati, unggul

dalam kepribadian, moral, etika, estetika, cerdas dan terampil dalam ilmu

pengetahuan dan teknologi. Visi ini, seturut dengan nilai “Berjiwa Besar” St.

Fransiskus berkaitan dengan hidup beriman.

Selain itu, misi yang hendak dicapai oleh SD tersebut diantaranya (1)

Membentuk dan mengembangkan pribadi yang tangguh dan handal dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24

membina hati nurani agar selalu hidup sederhana, jujur, disiplin, bertanggung

jawab, peka terhadap seni dan karya seni, peduli terhadap lingkungan dan

membela kehidupan. Misi sejalan dengan nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus

berkaitan dengan nilai ugahari dan sederhana serta murah hati. (2) Mengupayakan

pengamalan iman yang mendalam melalui kegiatan spiritual yang terintegrasi

dalam hidup sehari-hari. Misi ini seirama dengan nilai “Berjiwa Besar” St.

Fransiskus berkaitan dengan aktif dalam hidup menggereja.

Visi dan misi SD Fransiskus 2 Bandar Lampung, ternyata sejalan dengan

niali-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Oleh karena itu, Yayasan Dwi

Bhakti menghendaki agar para guru mampu meneladani nilai-nilai “Berjiwa

Besar” St. Fransiskus Asisi, sebagai landasan untuk mendidik setiap pribadi yang

menimba ilmu sekolah ini. Harapan yang ingin digapai ialah agar mereka mampu

tumbuh menjadi pribadi yang beriman dan seimbang antara perkembangan

kognitif, afektif dan psikomotorik.

2.2 Internalisasi dan Proses Internalisasi

2.2.1 Pengertian Internalisasi

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 439) internalisasi berarti

penghayatan terhadap suatu ajaran nilai tertentu sebagai suatu kebenaran yang

dapat diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Sedangkan menurut Kartono

(2000:236) Internalisasi adalah pengaturan kedalam pikiran atau kepribadian,

suatu nilai tertentu dari praktek hidup orang lain menjadi bagian dari diri sendiri.

Sedangkan dalam pandangan psikologis, internalisasi berarti penggabungan atau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25

penyatuan sikap, standar tingkah laku, pendapat dan seterusnya didalam

kepribadian seseorang.

Berdasarkan pengertian tersebut, internalisasi dapat diartikan sebagai proses

penghayatan suatu nilai tertentu yang dianggap sebagai kebenaran ke dalam

pribadi seseorang yang dapat terwujud dalam sikap dan perilaku. Proses

penghayatan nilai yang dilakukan secara teratur, akan membentuk karakter pribadi

seseorang menjadi lebih baik dan menjadi pembeda antara seorang yang satu

dengan yang lainnya (Wibowo, 2013:11). Karakter yang terbentuk tersebut dapat

mencangkup watak, tabiat maupun aklhak pribadi seseorang. Karakter sebagai

nilai kebaikan dari pribadi seseorang akan memberikan dampak yang baik pula

bagi diri sendiri maupun lingkungannya.

2.2.2 Proses Internalisasi

Proses internalisasi untuk membentuk karakter yang baik bagi seseorang

(good chacater) memiliki tiga proses (Wibowo 2013:12) yaitu:

a. Menanamkan pengetahuan tentang nilai kebaikan (moral knowing)

b. Menumbuhkan niat atau komitmen tentang nilai kebaikan (moral feeling)

c. Melakukan kebaikan (moral behavior)

Berdasarkan urutan ketiga proses internalisasi diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa internalisasi suatu nilai, diawali dengan memberikan

pengetahuan atau pemahaman kepada seseorang tentang suatu nilai yang baik

untuk dapat dihidupi atau dimiliki. Proses selanjutnya setelah seseorang

memahami dari maksud atau tujuan dari suatu nilai yang telah ditawarkan

diharapkan seseorang mampu untuk membuat suatu komitmen atau niat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

selaras dengan tujuan dari nilai yang telah ditawarkan. Pada proses terakhir,

setelah seseorang memahami, membuat komitmen diharapkan seseorang tersebut

mampu mewujudkan nilai kebaikan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Tiga proses internalisasi menjadi urutan proses yang saling terkait dan tidak

terpisahkan antara proses yang satu dengan proses selanjutnya. Sebagai bagian

yang tak terpisahkan, diperlukan suatu ketekunan yang teratur sehingga niliai

yang tawarkan dapat dengan sungguh-sungguh menjadi milik atau pembentuk dari

pribadi seseorang. Namun demikian dalam penelitian ini, peneliti baru mampu

melakukan pada tahap pertama yaitu tahap penanaman pengetahuan tentang nilai

kebaikan yang hendak ditawarkan oleh peneliti kepada para guru SD Fransiskus 2

Bandar Lampung yang meliputi hidup beriman, ugahari, sederhana, murah hati

dan aktif dalam Gereja.

2.3 Modul

2.3.1 Pengertian Modul

Menurut Winkel (2009) adalah satuan program kegiatan pembelajaran yang

terkecil dan dapat dipelajari sendiri (self instructional). Senada dengan pernyataan

tersebut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) modul didefinisikan

sebagai komponen dari suatu sistem yang berdiri sendiri, tetapi menunjang dari

sistem itu. Menurut Siahaan (dalam Bintarto 2004: 69) menyatakan bahwa modul

adalah suatu satuan pelajaran terkecil yang telah direncanakan dan ditulis secara

operasional sistematis. Berdasarkan dari pengertian tersebut, dapat diambil

kesimpulan modul adalah suatu program kegiatan terkecil yang memiliki

komponen yang sistematis dan dapat dipelajari sendiri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

2.3.2 Karakteristik Modul

Berikut ini adalah beberapa karakteristik modul menurut Anwar (2010):

a. Self instructional yaitu mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung

pada pihak lain

b. Self contained yaitu seluruh materi dari satu unit yang dipelajari terdapat di

dalam satu modul utuh.

c. Stand alone yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media

yang lain

d. User friendly yaitu modul yang dikembangkan hendaknya akrab atau

bersahabat dengan pemakainya.

e. Konsistensi yaitu konsisten dalam penggunaan font, spasi dan tata letak.

2.4 Metode Penelitian dan pengembangan

2.4.1 Pengertian Penelitian dan pengembangan

Pengertian penelitian dan pengembangan menurut Sujadi (2003:164) adalah

suatu proses untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan

produk yang telah ada. Secara lebih jelas Sugiyono (2008) menjelaskan bahwa

penelitian dan pengembangan adalah suatu model penelitian untuk menghasilkan

produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Dengan penjelasan yang

sedikit berbeda, Creswell (2003) menjelaskan lagi bila dalam penelitian

pengembangan, peneliti dapat dengan tepat mengkaji suatu obyek yang sedang

aktual, dan hasil penelitian mampu menjawab prediksi atau persoalan, maka

penelitian tersebut akan memiliki pengaruh terhadap hasil kajian tersebut. Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

penelitian yang dihasilkan dari penelitian, akan dianalisis untuk dilihat

keefetifannya sehingga dapat berfungsi bagi banyak orang.

2.4.2 Model ADDIE

Model ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development or

Production, Implementation or Delivery and Evaluations (Gafur, 2012). Model

ini, memiliki lima komponen atau lima tahapan yaitu sebagai berikut:

a. Analisis (Analysis)

Analisis dilakukan untuk menentukan kebutuhan pembelajar, apa yang akan

diberikan, dan kompetensi apa yang akan diharapkan atau dikuasai oleh

pembelajar.

b. Desain (Desaign)

Setelah kebutuhan pembelajar teridentifikasi, langkah selanjutnya ialah

mendesain kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan produk yang diinginkan.

Pada tahap ini desain kegiatan meliputi: merumuskan tujuan, urutan kegiatan,

sumber belajar dan evaluasi

c. Pengembangan (Develop)

Pada tahap ini yang dilakukan adalah memproduksi atau mewujudkan

spesifikasi desain produk sesuai dengan yang telah ditentukan. Secara khusus,

spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian ini berbentuk modul. Pada

pengembangan ini, peneliti mengadopsi materi dari buku Developing Language

Course Materials, (Richards C. Jack, 2004). Tindakan yang dilakukan oleh

peneliti; (1) menentukan subyek yang akan menggunakan produk pengembangan,

(2) menentukan tujuan yang hendak dicapai, (3) prosedur atau urutan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

yang akan dilakukan, (4) penentuan sifat dari kerangka kegiatan yang dilakukan.

Menentukan subyek yang akan menggunakan produk pengembangan, hal ini

menyangkut tentang siapa (orang) yang akan mendapat perlakuan, usia, pekerjaan,

dan keadaan lingkungan. Penentuan subyek ini menjadi bagian yang penting,

karena hal ini akan menentukan arah tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan.

Segala kegiatan yang akan dilakukan, akan menyesuiakan dengan subyek yang

akan melakukannya.

Menentukan tujuan yang ingin dicapai adalah suatu tindakan yang harus

dilakukan bagi setiap orang yang hendak melakukan rencana suatu kegiatan.

Tujuan menjadi arah dasar dari suatu kegiatan. Tujuan yang jelas akan menjadi

indikasi dari suatu kegiatan yang baik. Dan akhirnya, keseluruhan kegiatan akan

mengarah kepada tujuan yang hendak dicapai.

Prosedur atau urutan kegiatan yang akan dilakukan. Prosedur kegiatan

merupakan tindakan konkrit yang hendak dilakukan yang telah disesuaikan

dengan pokok bahasan, subyek yang hendak belajar dan tujuan yang hendak

dicapai. Prosedur kegiatan yang tersusun dengan baik, akan mampu menghantar

subyek pembelajar untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.

Penentuan sifat dari kerangka kegiatan yang dilakukan maksudnya, ialah

peneliti menentukan apakah rancangan kegiatan yang hendak dilakukan dalam

produk pengembangan bersifat tetap harus berurutan atau dapat berubah setiap

saat tanpa urutan. Hal ini dipandang perlu karena berkaitan erat dengan tujuan

yang hendak dicapai.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

d. Implementasi (Implement)

Setelah produk dikembangkan pada tahap ketiga, selanjutnya memanfaatkan

atau menggunakan hasil produk tersebut kepada pembelajar yang sudah

ditentukan.

e. Evaluasi (Evaluate)

Evaluasi merupakan proses terakhir dari model desain ADDIE. Evaluasi

merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap produk

tertentu yang telah dihasilkan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan

produk bila digunakan di lapangan.

Pada pembuatan produk pengembangan ini, peneliti menggunakan model

ADDIE. Model tersebut, memiliki lima tahapan yaitu: analisis, desain,

pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Namun, dalam pengembangan

produk ini, peneliti hanya akan sampai pada tahap ketiga yaitu tahap

pengembangan. Alasan peneliti hanya sampai pada tahap ini karena pertama

subyek yang diteliti sudah mengadakan retret pada bulan Desember 2013, kedua

keterbatasan tempat dan keterbatasan waktu antara peneliti dan subyek yang

diteliti untuk mengujikan produk tersebut.

2.5 Hasil Penelitian yang Relevan

Ada 4 penelitian yang penulis anggap relevan dengan penelitian yang saat

ini sedang dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Smith (2007)

mengungkapkan pentingnya perpaduan nilai-nilai iman katolik dalam setiap mata

pelajaran yang hendak disampaikan kepada siswa. Hal ini sangat penting,

mengingat dalam dunia pendidikan saat ini, banyak sekolah-sekolah katolik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31

masih memberikan pembedaan antara iman dan materi pelajaran. Padahal

seharusnya, iman berpadu dengan ilmu pengetahuan yang hendak diterima oleh

siswa. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukannya dibeberapa sekolah,

perpaduan yang benar antara pemahaman iman dan perkembangan ilmu

pengetahuan yang telah diterima siswa, menghasilkan pribadi yang mudah

bersyukur, berkembang sikap mencintai dan peduli, tidak mudah putus asa dan

lebih bertanggung jawab.

Selanjutnya, Darmaatmadja (2013) dalam dalam tulisannya yang berkaitan

dengan hidup ugahari dan sederhana, ia menyampaikan betapa pentingnya di

zaman sekarang ini orang mampu untuk melatih hidup ugahari sehingga akan

menjadi pribadi yang sederhana. Pernyataan ini penting karena di zaman ini

banyak orang yang hidupnya menuruti kesenangannya sendiri. Mudah tergoda

oleh barang-barang mewah dan segala kenikmatannya. Jika seseorang tidak

mampu mengendalikan diri, maka ia bisa menjadi budak atas kesenangannya

sendiri dan atas barang-barang duniawi. Sedangkan seseorang yang mampu

menghayati hidup ugahari akan menjadi orang yang bijaksana dalam segala

tingkah laku maupun dalam menentukan barang-barang yang diperlukan dalam

hidup.

Coughlin (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Serving Generously

and Loving Rightly: Insights for a Value-Centered Life from the Franciscan

Tradition” telah memberikan sumbangan pemikiran bagi Gereja terutama yang

menghidupi semangat hidup St. Fransiskus Asisi. Tulisannya ini berangkat dari

sebuah lukisan di gereja Greccio yang menggambarkan tentang pelayanan yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32

dilakukan oleh St. Fransiskus Asisi dan para saudaranya terhadap orang-orang

kusta. St. Fransiskus Asisi dengan sikap kesiapsediaannya dan rasa cinta yang

mendalam telah rela memberikan perhatian dan hartanya kepada sesamanya yang

menderita. Hasil dari penelitiannya telah menunjukkan peningkatan pada

mahasiswa dalam salah satu universitas di Amerika yang semakin rela untuk

mewujudkan sikap berbagi bagi sesamanya.

Perry (2007) ia melakukan penelitian yang berjudul “Promoting Global

Solidarity, One Student at a Time: Franciscans International at the Service of

Franciscan Colleges and Universities”. Gerakan ini dipelopori oleh Fransiskan

Internasional dan mengajak mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Amerika

Serikat untuk terlibat aktif dalam menangani masalah yang terjadi di dunia ini

berkaitan dengan tindak kekerasan terhadap kaum miskin. Hal ini dilakukan

sebagai salah satu gerakan perwujudan iman sebagai anggota Gereja, terutama

sebagai pengikut Fransiskus Asisi. Penelitian ini diadakan di Darfur (Sudan),

utara Uganda, Kolombia. Pencapaian dari penelitian ini adalah menanamkan sikap

kepedulian terhadap sesama yang miskin dengan penanaman sikap tidak

merendahkan dan tidak merusak martabat manusia. Bentuk perwujudan yang lain

yaitu dengan memberikan jaringan kerja untuk menciptakan ikatan solidaritas

yang lebih baik, sehingga akan tercipta situasi yang adil dan lebih manusiawi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah ada, maka skema penelitian ini

sebagai berikut:

Bagan 2.1 Skema Penelitian

Smith (2007)

“Beriman”

Darmaatmadja (2013)

“Ugahari dan Sederhana


Modul Meneladan Fransiskus yang

“Berjiwa Besar”

Coughlin (2010)

“Murah Hati”

Perry (2007)

“Aktif dalam Hidup


Menggereja”

2.6 Kerangka Berpikir

SD Fransiskus 2 Bandar Lampung merupakan lembaga pendidikan yang

diinspirasikan oleh nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Para guru

sebagai pendidik diharapkan mampu memahami nilai-nilai tersebut. Berdasarkan

hasil wawancara dan kuesioner yang telah dilakukan oleh peneliti, menyatakan

bahwa pengetahuan para guru tentang nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus

Asisi masih dalam kategori rendah. Rendahnya tingkat pengetahuan para guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34

mengenai nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi, akan mempengaruhi

totalitas pelayanan mereka dalam mendidik anak-anak yang belajar di SD

Fransiskus 2 Bandar Lampung.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti mengembangkan produk berupa modul

yang berjudul Meneladan Fransiskus yang “Berjiwa Besar”. Modul sebagai salah

satu upaya untuk membantu para guru dalam memahami nilai-nilai “Berjiwa

Besar” St. Fransiskus ini, akan rancang menggunakan langkah-langkah Research

and Development (R&D) dari model pengembangan ADDIE. Hasil produk

pengembangan akan divalidasi oleh empat orang yang memahami spiritualitas

Fransiskan dan dua orang guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung. Teknik analisis

data menggunakan teknik analisis deskriptif. Modul ini diharapkan dapat

digunakan dan bermanfaat bagi para guru.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab tiga ini menguraikan tentang jenis penelitian, setting penelitian

prosedur pengembangan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan

teknik analisis data. Jenis penelitian memberikan gambaran berkaitan cara yang

akan digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan, sedangkan setting

penelitian memuat subjek, waktu dan lokasi penelitian. Prosedur pengembangan

meliputi urutan proses pembuatan produk sebagai jawaban dari persoalan.

Selanjutnya instrumen dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian serta analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan

(Research and Development). Menurut Creswell (2012:5), penelitian

pengembangan adalah pendekatan penelitian yang menggabungkan bentuk

kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan Sugiyono (2007:297) mengatakan penelitian

pengembangan adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini mengembangkan

sebuah produk yang terintegrasi dengan semangat hidup St. Fransiskus Asisi.

Nilai-nilai yang terintegrasi tersebut antara lain beriman, ugahari dan

sederhana, murah hati dan aktif dalam hidup menggereja. Pada penelitian ini

mengembangkan produk yang dilakukan dalam beberapa tahap yaitu analisis

kebutuhan, pengembangan materi, tahap memproduksi, validasi dan revisi produk.

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

Produk yang dihasilkan berupa modul untuk para guru SD Fransiskus 2 Bandar

Lampung.

3.2 Setting Penelitian

Bagian ini akan membahas tentang subyek penelitian, lokasi penelitian dan

waktu pelaksanaan penelitian

3.2.1 Subyek Penelitian

Subyek penelitan adalah para guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung,

yang berjumlah 30 orang guru.

3.2.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SD Fransiskus 2 Bandar Lampung Jl. H. Ir.

Juanda No. 10C Rawalaut Tanjungkarang Timur Bandar Lampung.

3.2.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan bulan Juli-Agustus 2013.

3.3 Prosedur Pengembangan

Peneliti akan menggunakan prosedur pengembangan berdasarkan model

pengembangan ADDIE dan dipadukan dengan pengembangan materi menurut

Richards (2004) dalam buku Developing Language Course Materials. Ada lima

langkah pengembangan yang akan dilakukan dalam model ADDIE. Namun,

dalam pengembangan produk ini, peneliti hanya akan sampai pada tahap ketiga

yaitu tahap pengembangan. Alasan peneliti hanya sampai pada tahap ini karena

pertama subyek yang diteliti sudah mengadakan retret pada bulan Desember

2013, kedua keterbatasan tempat dan keterbatasan waktu antara peneliti dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37

subyek yang diteliti untuk mengujikan produk tersebut. Tahap-tahap yang

digunakan peneliti dalam pengembangan produk yaitu sebagai berikut:

Tahap pertama, melakukan analisis kebutuhan di SD Fransiskus 2 Bandar

Lampung. Selanjutnya, analisis kebutuhan ini dilakukan dengan para guru SD

Fransiskus 2 Bandar Lampung. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan para guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung terhadap nilai-nilai

“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi sebagai pelindung sekolah.

Setelah menganalisis kebutuhan, selanjutnya pada tahap kedua tindakan

yang dilakukan yaitu dengan mendesain produk yang disesuaikan dengan

kebutuhan para guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung. Langkah awal yang

dilakukan peneliti yaitu dengan mengumpulkan bahan yang akan digunakan

dalam upaya untuk menjawab kebutuhan. Bahan-bahan yang sudah dikumpulkan

kemudian diolah sesuai dengan rencana desain yang telah direncanakan oleh

peneliti.

Prosedur pada tahap ketiga yaitu pengembangan materi dan kegiatan untuk

mengenal nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Berikut ini adalah

urutan kegiatan yang akan dilakukan dalam produk yang akan dibuat, yaitu

sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Bagian awal dari setiap pertemuan, akan diawali dengan kata pendahuluan.

Maksud pada bagian ini ialah untuk membantu guru memberikan gambaran

umum tentang nilai yang akan dibahas dari pertemuan yang akan dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

2. Tujuan

Tujuan merupakan gambaran arah pemikiran yang hendak dicapai. Rumusan

tujuan dari keseluruhan pertemuan masih dalam taraf mengenal. Sebab,

memang demikianlah tujuan dari modul ini untuk memberikan pengenalan

kepada para guru mengenai nilai-nilai Berjiwa Besar St. Fransiskus Asisi.

3. Doa Pembuka

Rumusan doa yang disajikan dalam setiap pertemuan menjadi kegiatan awal

untuk memulai kegiatan sesuai dengan tema yang terkait. Doa yang telah

dirumuskan sudah disesuaikan dengan tema. Tujuan dengan adanya doa

pembuka adalah memohon rahmat Tuhan agar menyertai dalam kegiatan yang

akan dilaksanakan.

4. Pokok Bahasan Materi

Pada bagian ini dalam masing-masing pertemuan sesuai dengan tema, akan

membahas secara rinci mengenai makna dari nilai yang akan dibahas.

Disajikan pula cerita tentang Fransiskus Asisi dalam upayanya mendalami dari

masing-masing nilai tersebut. Tujuannya, supaya guru mengetahui bahwa

Fransiskus pun berjuang dengan sepenuh hati dalam menghidupi dari masing-

masing nilai tersebut. Selain itu, ada juga cerita yang disajikan yang sesuai

dengan konteks jaman. Harapannya dengan dua cerita yang disajikan, para

guru mampu menangkap lebih baik tentang makna nilai yang hendak

ditawarkan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39

5. Refleksi

Pengambilan sikap untuk hening dan melihat secara lebih mendalam

pengalaman hidup yang telah dialami. Refleksi yang dilakukan dengan

sungguh-sungguh dan jujur akan membuat seseorang menjadi lebih mengenal

setiap nilai. Hal ini terjadi karena orang berani melihat secara jujur keberadaan

diri baik itu pengalaman kegagalan maupun keberhasilan dan berani

mengambil sikap yang benar terhadap pengalaman-pengalaman tersebut.

Untuk mempermudah refleksi, akan dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan

sederhana yang dapat membantu guru dala berefleksi.

6. Sharing

Sharing berasal dari kata Bahasa Inggris, to share yang berarti berbagi

(Hartana,2008:13). Saat sharing para guru membagikan pengalaman hidup

yang telah dialami terkait dengan nilai yang ditawarkan. Pengalaman tersebut,

dapat berupa pengalaman yang menyedihkan maupun yang membahagiakan.

Tujuan dari berbagi pengalaman ini adalah untuk memperkaya satu sama lain,

dan lebih dari itu untuk melihat (mengevaluasi) sejauh mana nilai-nilai yang

ingin dicapai pada minggu itu sudah dipahami.

7. Doa Penutup

Merupakan ungkapan syukur pada Tuhan atas berkat-Nya yang telah menyertai

dalam pertemuan yang telah berlangsung dan tetap memohon berkat untuk

mewujudkan apa yang telah diterima hari itu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40

8. Catatan Pribadi

Lembaran kosong yang dapat digunakan guru untuk mencatat segala

pengalaman yang telah dialaminya dalam kaitannya dengan pengetahuan nilai

yang terkait pada hari itu.

Prosedur tahap keempat yaitu validasi dan revisi poduk. Dalam penelitian

ini, produk hasil pengembangan ini akan divalidasi oleh empat orang yang

memahami tentang Fransiskus dan dua orang guru SD Fransiskus 2 Bandar

Lampung. Selanjutnya hasil validasi akan dianalisis dan direvisi oleh peneliti

sehingga diperoleh hasil produk yang baik dan layak untuk diujicobakan.

Berikut ini adalah bagan rancangan pengembangan produk yang dilakukan

oleh peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41

3.1 Bagan Prosedur Pengembangan

Tahap 1: Analisis kebutuhan

Tahap 2: Mengkaji materi tentang St. Fransiskus Asisi yang “Berjiwa Besar” yaitu
beriman, ugahari dan sederhana, murah hati dan aktif dalam hidup meggereja

Tahap 3: Mendesain Produk

Analisis hasil kajian semangat


St. Fransiskus Asisi yang Refleksi
“Berjiwa Besar”.

Sumber Belajar
Karakter Guru

Kegiatan
Tujuan Urutan pendalaman materi
Isi

Tahap 4: Memproduksi Produk

Tahap 4: Revisi Produk

Validasi 1 ahli Validasi 2 ahli


Fransiskan dan Guru Fransiskan dan Guru

Analisis Analisis

Revisi 1 Revisi 2

Modul : Meneladan “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini meliputi

wawancara dan kuisioner.

3.4.1 Wawancara

Peneliti menggunakan teknik wawancara secara semi terbuka untuk

mengetahui tingkat pengetahuan para guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung

terhadap nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi sebagai pelindung

sekolah. Teknik ini, menjadi cara yang tepat untuk mengetahui keadaan awal

dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2009:137), wawancara merupakan

instrumen pengumpul data lisan yang berasal dari sumber data secara langsung.

Dari 30 guru orang yang ada, peneliti hanya melakukan wawancara dengan 12

orang saja. Alasannya, 12 orang guru sudah cukup untuk mewakili dari jumlah

keseluruhan guru yang ada.

3.4.2 Kuisioner

Perolehan data yang kedua, diperoleh dari kuisioner. Menurut Sugiyono

(2009:142) kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Kuisioner juga sebagai alat yang baik untuk mendapatkan

informasi dari suatu penelitian. Kuisioner dalam penelitian ini akan dibagikan

kepada para guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43

1.5 Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini, menggunakan instrument pengumpulan data berupa lembar

wawancara dan lembar kuisioner. Tindakan pertama yang dilakukan peneliti

untuk mendapatkan data awal keadaan para guru SD Fransiskus 2 Bandar

Lampung dengan melakukan wawancara. Peneliti melakukan wawancara secara

semi terbuka untuk mengetahui tingkat pengetahuan para guru SD Fransiskus 2

Bandar Lampung terhadap nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi sebagai

pelindung sekolah. Narasumber wawancara ini adalah para dewan guru SD

Fransiskus 2 Bandar Lampung. Berikut ini adalah pedoman pertanyaan

wawancara yang digunakan oleh peneliti.

Tabel 3.2 Lembar wawancara

No. Pertanyaan Jawaban

1 Menurut bapak/ibu, siapakah St. Fransiskus Asisi?

2 St. Fransiskus Asisi adalah seorang tokoh yang “Berjiwa


Besar”. Nilai-nilai “Berjiwa Besar” itu diantaranya adalah
beriman, ugahari, sederhana, murah hati dan aktif dalam
kehidupan Gereja. Apakah bapak/ibu memahami dengan baik
nilai-nilai tersebut?
3 Bagaimana menurut bapak/ibu mengenai sosok St. Fransiskus
Asisi yang beriman?
4 Apa upaya ibu dalam meneladani St. Fransiskus Asisi yang
beriman itu dalam kehidupan sehari-hari terutama di sekolah?
5 St. Fransiskus Asisi kita kenal juga sebagai seorang yang
ugahari bagaimana menurut bapak/ibu?
6 Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang St. Fransiskus Asisi
yang sederhana?
7 Sejauhmana pemahaman bapak/ibu berkaitan dengan St.
Fransiskus Asisi yang murah hati? Bagaimana pengalaman
bapak/ibu untuk mewujudkan sikap ini?
8 Upaya St. Fransiskus Asisi untuk mewujudkan imannya
dengan cara terlibat aktif dalam kegiatan Gereja. Bagaimana
dengan pengalaman bapak/ibu?
9 Bagaimana upaya bapak/ibu dalam mewujudkan nialai-nilai
“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44

10 Upaya apa yang sudah dilakukan untuk semakin mengenal St.


Fransiskus Asisi sebagai pelindung sekolah ini?

Pada tabel 3.2 merupakan lembar wawancara yang digunakan oleh peneliti

untuk mendapatkan data awal dengan para guru di SD Fransiskus 2 Bandar

Lampung. Soal wawancara yang digunakan berjumlah 10 butir pertanyaan terkait

erat dengan nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Selain itu, peneliti

juga menanyakan hambatan dan keberhasilan apa saja yang telah dialami dalam

mengupayakan nilai-nilai tersebut.

Tindakan kedua setelah wawancara ialah peneliti menanalisis hasil

wawancara tersebut, setelah itu, peneliti membuat lembar kuisioner. Tujuannya

untuk melihat seberapa besar pengetahuan para guru berkaitan dengan nilai-nilai

“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Kuisioner ini disusun dengan cara mengkaji

wacana yang sesuai dengan penghayatan hidup St. Fransiskus Asisi dan dari

buku-buku yang bersemangatkan nilai-nilai Fransiskan.

Langkah selanjutnya ialah menyusun instrumen kuisioner dan melakukan

internal validity (validitas internal) yang terdiri dari validitas isi dan validitas

tampang (face validity) (Widoyoko, 2012: 129). Validitas isi yaitu penilaian yang

bersifat logis antara kesesuaian indikator dengan materi. Sedangkan validitas

tampang digunakan untuk mengetahui dan memperbaiki pernyataan bila ada kata-

kata yang kurang tepat atau ambigu. Selanjutnya, setiap pernyataan dari setiap

indikator tersebut, diperbaiki dan dimintakan pendapat kepada dua orang yang

memahami spiritualitas Fransiskan. Setelah diperbaiki, item-item siap untuk diuji


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45

cobakan kepada para guru. Berikut ini adalah nilai-nilai “Berjiwa Besar” St.

Fransiskus Asisi dan deskriptor dari masing-masing nilai tersebut.

Tabel 3.3 Deskriptor nilai-nilai“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi.


No Nilai “Berjiwa Besar” Deskriptor
St. Fransiskus Asisi
1 Beriman Mengerti iman sebagai penyerahan diri secara total kepada
Allah
Meluangkan waktu untuk beribadat dan berdoa

Merasa ada campur tangan Allah dalam seluruh perjalanan


hidup
Pada waktu mengalami kesulitan, bersandar pada kekuatan
Allah
Oleh karena mengalami dicintai oleh Allah, maka membalas
cinta-Nya itu dengan mencintai sesama.
Yakin setiap kebaikan yang diterima berasal dari Tuhan
Bersyukur kepada Tuhan untuk semua anugerah yang telah
diterima dalam hidup ini.

2 Ugahari dan Sederhana Membeli barang-barang sesuai kebutuhan


Membeli barang sesuai kemampuan
Mensyukuri penghasilan yang diterima setiap bulan
Mengelola keuangan dengan cermat supaya tidak melebihi
pengeluaran
Menggunakan barang-barang secara tidak berlebihan.

Sadar harta benda yang dimiliki adalah anugrah Tuhan yang


harus di gunakan dengan tepat guna
3 Murah hati Memahami makna murah hati sebagai tanda kepedulian
terhadap sesame
Bersedia memaafkan orang yang menyakiti hati
Meluangkan waktu untuk menolong anak didik yang kesulitan
belajar
Bersedia memberikan sumbangan sesuai kemampuan kepada
siapa pun yang membutuhkan.
Bersikap tulus iklas dalam memberikan bentuk bantuan
kepada orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46

Memberikan bantuan tanpa mengharapkan imbalan

Menyumbangkan gagasan atau pemikiran saat diperlukan

Bersikap terbuka terhadap kritik dan saran dari rekan kerja

4. Aktif dalam hidup Aktif mengikuti kegiatan di lingkungan tempat tinggal


Berupaya menciptakan persaudaraan dan kerukunan di
menggereja
lingkungan tempat tinggal
Berupaya menjadi saksi kebenaran di lingkungan tempat
tinggal
Sebagai salah satu anggota Gereja, terpanggil untuk
menjalankan semua tugas yang diberikan secara bertanggung
jawab
Menjadi seorang pendidik yang sungguh-sungguh sebagai
sikap kepedulian terhadap hidup menggereja.
Memberikan teladan yang baik kepada peserta didik

Menerima rekan kerja tanpa membeda-bedakan status maupun


golongan

3.6. Teknik Pengujian Istrumen

Validitas merupakan kemampuan suatu tes untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur (Azwar, 2012:51). Senada dengan pengertian tersebut,

Sugiyono (2009) juga menegaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Berdasarkan pengertian validitas di

atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa validitas merupakan suatu standar

ukuran yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu instrumen.

Validitas instrumen terdiri dari tiga jenis yaitu (1) validitas permukaan (face

validity), (2) validitas isi (content validity), (3) validitas konstrak (constrack

validity) (Sugiyono, 2009:123). Validitas permukaan yaitu suatu kriteria untuk

melihat dari sisi muka atau tampang dari instrumen itu sendiri. Untuk validitas ini,

peneliti meminta bantuan atau pendapat dari dosen pembimbing.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47

Validitas isi (content validity) merupakan jenis validitas yang berfungsi

untuk menguji dan membandingkan antara butir-butir dalam setiap instrumen

dengan teori-teori tertentu terkait dengan tujuan dari penelitian yang akan

dilakukan (Sugiyono, 2009:123).Validitas isi pada penelitian ini dilakukan dengan

bantuan expert judgment. Peneliti meminta bantuan kepada 2 orang yang

memahami spiritualiats Fransiskan mereka adalah seorang imam OFM dan

seorang suster FSGM yang medalami spiritualitas Fransiskan. Berikut ini adalah

hasil validitas isi dari beberapa ahli tersebut.

Tabel 3.4 Hasil Expert Jugment


Penilai

Validator Validator Rerata


No Komponen yang dinilai
Skor
1 2

Kesesuaian indikator dengan Nilai-Nilai “Berjiwa


1 3 4 3,5
Besar” St. Fransiskus Asisi
2 Perintah pengerjaan kuisioner 3 3 3

3 Format peneliti an kuisioner 4 3 3,5

4 Kesesuaian indikator ke-1 dengan item nomor 1-5 3 4 3,5

5 Kesesuaian indikator ke-2 dengan item nomor 6 -10 4 4 2,5

6 Kesesuaian indikator ke-3 dengan item nomor 11- 15 4 4 4

7 Kesesuaian indikator ke-4 dengan item nomor 16- 20 4

Jumlah 7 24

Rerata Skor 3,4

Berdasarkan validitas instrumen tentang semangat hidup St. Fransiskus

Asisi yang terdapat dalam tabel 3.4, didapatkan rerata skor sebesar 3,4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48

Berdasarkan kriteria penilaian pensekoran, nilai tersebut masuk dalam “kategori

baik” sehingga instrumen layak untuk diuji cobakan.

Tabel 3.5 Kriteria pensekoran (Widoyoko, 2009 : 246)


Rerata Skor Klasifikasi
>4,2 Sangat Baik

>3,4 – 4,2 Baik

>2,6 – 3,4 Cukup

>1,8 – 2,6 Kurang

≤1,8 Sangat Kurang

Berdasarkan hasil validasi dari dua orang yang memahami spiritualitas

Fransiskan dan menghasilkan penilaian dengan kategori baik, maka peneliti

menggunakan instrument tersebut untuk disebarkan di SD 2 Fransiskus Bandar

Lampung. Adapun lembar kuisioner tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 3.8 lembar kuisioner siap digunakan

No Pernyataan SS S J K TP
1 Saya mengerti iman sebagai penyerahan diri secara total kepada
Allah
2 Saya meluangkan waktu untuk beribadat dan berdoa

3 Saya merasa ada campur tangan Allah dalam seluruh perjalanan


hidup
4 Pada waktu mengalami kesulitan, saya bersandar pada kekuatan
Allah
5 Oleh karena saya mengalami dicintai oleh Allah, maka saya
membalas cinta-Nya itu dengan mencintai sesama.
6 Saya yakin setiap kebaikan yang terima berasal dari Tuhan

7 Saya membeli barang-barang sesuai kebutuhan

8 Saya membeli barang sesuai kemampuan

9 Saya mensyukuri penghasilan yang diterima setiap bulan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49

10 Saya mengelola keuangan dengan cermat supaya tidak melebihi


pengeluaran
11 Saya menggunakan barang-barang secara tidak berlebihan.

12 Saya sadar harta benda yang dimiliki adalah anugrah Tuhan yang
harus di gunakan dengan tepat guna
13 Saya memahami makna murah hati sebagai tanda kepedulian
terhadap sesama
14 Saya bersedia memaafkan orang yang menyakiti hati

15 Saya meluangkan waktu untuk menolong anak didik yang


kesulitan belajar
16 Saya bersedia memberikan sumbangan sesuai kemampuan
kepada siapa pun yang membutuhkan.
17 Saya bersikap tulus iklas dalam memberikan bentuk bantuan
kepada orang lain
18 Saya aktif mengikuti kegiatan di lingkungan tempat tinggal

19 Saya berupaya menciptakan persaudaraan dan kerukunan di


lingkungan tempat tinggal
20 Saya berupaya menjadi saksi kebenaran di lingkungan tempat
tinggal
21 Saya sebagai salah satu anggota Gereja, terpanggil untuk
menjalankan semua tugas yang diberikan secara bertanggung
jawab
22 Saya menjadi seorang pendidik yang sungguh-sungguh sebagai
sikap kepedulian terhadap hidup menggereja.
23 Saya bersyukur kepada Tuhan untuk semua anugerah yang telah
diterima dalam hidup ini.
24 Saya memberikan bantuan tanpa mengharapkan imbalan

25 Saya menyumbangkan gagasan atau pemikiran saat diperlukan

26 Saya menerima rekan kerja tanpa membeda-bedakan status


maupun golongan
27 Saya memberikan teladan yang baik kepada peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang akan dianalisis berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data

kuantitatif berupa skor dan data kualitatif berupa catatan yang diberikan oleh para

ahli dan guru. Skor kuantitatif hasil uji coba produk kemudian dikonversikan

dengan skala lima dengan mengacu pada kriteria penilaian Widoyoko (2009:238)

sebagai berikut:

Tabel 3.9 Skala Lima

Interval Skor Kategori


X  Xi + 1,80 Sbi Sangat baik
Xi + 0,60 SBi  X ≤ Xi + 1,80 Sbi Baik
Xi − 0,60 SBi  X ≤ Xi + 0,60Sbi Cukup
Xi − 1,80 SBi  X ≤ Xi − 0,60Sbi Kurang
X ≤ Xi − 1,80 Sbi Sangat kurang

Keterangan:
Rerata ideal ( Xi ) : ½ (Skor Maksimal Ideal + Skor Minimal Ideal)
Simpangan baku ideal (SBi) : 1/6 (Skor Maksimal Ideal - Skor Minimal Ideal)
X : Skor aktual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Bab empat ini berisi tentang hasil pengembangan yang meliputi analisis

kebutuhan, deskripsi produk awal, validasi produk, dan revisi produk serta kajian

produk akhir.

4.1 Analisis Kebutuhan


Analisis kebutuhan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan

para guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung terhadap nilai-nilai “Berjiwa Besar”

St. Fransiskus Asisi sebagai pelindung sekolah. Data yang telah diperolah,

digunakan untuk mengetahui berbagai hal berkaitan dengan pengenalan nilai-nilai

“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Subyek penelitian adalah para guru SD

Fransiskus 2 Bandar Lampung yang berjumlah 30 orang. Perolehan data

dilakukan melalui wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan pada tanggal

29 Juli 2013 terhadap 12 orang dari jumlah keseluruhan guru yang ada.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan para guru, mereka

mengungkapkan bahwa telah beberapa kali mengikuti retret dan rekoleksi namun

demikian, pendalaman untuk nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

belum sepenuhnya dipahami. Perolehan data selanjutnya dengan kuesioner.

Peneliti membagikan 30 lembar kuesioner kepada responden. Lembar kuesioner

tersebut, semua kembali dalam keadaan baik dan sudah diisi sesuai perintah yang

terdapat dalam lembar kuesioner. Hasil analisis kuesioner menunjukkan bahwa

43,33% para guru masih kurang memahami nilai-nilai “Berjiwa Besar” St.

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52

Fransiskus Asisi, 36,66% cukup memahami dan 20% sangat memahami nilai-nilai

“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Berdasarkan analisis kuesioner tersebut,

maka diperoleh kesimpulan bahwa diperlukan sebuah modul untuk mengenal

nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi sebagai pelindung sekolah SD

Fransiskus 2 Bandar Lampung.

4.2 Deskripsi Produk Awal

Penelitian ini, bertujuan untuk menghasilkan produk berupa modul yang

akan dipergunakan oleh para guru untuk mengenal nilai-nilai “Berjiwa Besar” St.

Fransiskus Asisi sebagai pelindung sekolah SD Fransiskus 2 Bandar Lampung.

Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan bahan-

bahan yang terkait dengan St. Fransiskus Asisi yang “Berjiwa Besar” kemudian

menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam setiap bagiannya.

Nilai-nilai “Berjiwa Besar” yang dimaksud disini adalah empat nilai yang

telah dihidupi oleh St. Fransiskus Asisi yaitu hidup beriman, ugahari dan

sederhana, murah hati dan aktif dalam Gereja. Keempat nilai tersebut merupakan

satu rangkaian yang tak terpisahkan. Hidup beriman diletakkan pada urutan

pertama karena ini menjadi dasar dari keseluruhan nilai yang ada. Seorang

beriman pasti akan memiliki sifat-sifat seperti ugahari dan sederhana, murah hati.

Selanjutnya, penghayatan nilai-nilai tersebut akan membuat orang aktif dalam

hidup menggereja. Materi yang digunakan dalam produk ini diperoleh dari buku-

buku Fransiskan dan sumber-sunber yang relevan.

Produk ini dibuat dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 dan

Microsoft Office Word 2007. Modul ini menggunakan jenis huruf Times New
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53

Roman dengan ukuran huruf 12 poin. Jumlah halaman dalam modul ini ada 29

halaman dan dicetak menggunakan kertas HVS yang berukuran 210x297mm.

Unsur-unsur yang terdapat dalam modul yaitu: (1) Sampul atau cover .

Pada bagian terdepan modul ini, terdapat judul modul yaitu Meneladan St.

Fransiskus Asisi yang “Berjiwa Besar”, modul untuk guru SD St. Fransiskus

Asisi. Di samping itu terdapat pula nama peneliti, gambar St. Fransiskus Asisi

dengan pilihan warna gradasi warna coklat. (2) Kata pengantar yang berisi ucapan

terima kasih dari peneliti untuk semua pihak yang telah membantu menyusun

modul ini, garis besar isi modul serta harapan peneliti untuk penggunaan modul

ini. (3) Daftar isi sebagai petunjuk pokok isi modul beserta nomor halamannya.

(4) Petunjuk penggunaan modul. (6) Isi pokok modul bagian ini terdapat lima kali

pertemuan. (7) Penyusun, bagian ini berisi tentang biodata peneliti. (8) Referensi,

berisi tentang berbagai sumber yang telah peneliti gunakan dalam penyusunan

modul pengembangan ini.

Desain materi, ini terdiri dari lima pertemuan, masing-masing pertemuan

berlangsung sekitar 1-2 jam. Unsur-unsur yang terdapat dalam isi pokok modul

yaitu modul, pada pertemuan pertama terdapat unsur-unsur: (1) Pendahuluan,

pada bagian ini memberikan gambaran umum tentang nilai yang akan dibahas dari

pertemuan yang akan dilakukan. (2) Tujuan dari pertemuan sesuai dengan tema.

(3) Doa pembuka sebagai sarana untuk memuji Tuhan serta memohon rahmat-

Nya sebelum memulai seluruh kegiatan. (4) Pokok bahasan materi bagian ini

menyajikan materi pokok terkait dengan tema. (5) Refleksi berisi panduan

pertanyaan-pertanyaan yang dimaksudkan untuk memperdalam materi dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54

mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah. (6) Sharing,

bagian ini memberikan kesempatan kepada para guru untuk membagikan segala

pengalaman hidup mereka sesuai dengan tema yang sedang dibahas. (7) Doa

penutup merupakan ungkapan syukur pada Tuhan atas berkat-Nya yang telah

menyertai dalam pertemuan yang telah berlangsung dan tetap memohon berkat

untuk mewujudkan apa yang telah diterima hari itu (10) Catatan pribadi lembaran

kosong yang dapat digunakan guru untuk mencatat segala pengalaman yang telah

dialaminya dalam kaitannya dengan penghayatan tema yang terkait.

4.3 Validasi Produk

Modul yang dikembangkan ini, telah divalidasi oleh enam pakar yaitu

empat pakar Fransiskan dan dua guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung. Data

yang diperoleh dari para pakar berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data

kuatitatif berupa skor yang terdapat pada skala penilaian terhadap aspek-aspek

yang dinilai dalam modul. Selanjutnya data kualitatif berupa saran atau tanggapan

dari para pakar terhadap kualitas modul tersebut.

Perhitungan akhir dari data tersebut, diperoleh dari hasil konversi data

kuantitatif ke data kualitatif dengan mengacu pada skala lima menurut Widoyoko

(2009) yaitu sebagai berikut:

Skor maksimal ideal yang digunakan peneliti :5

Skor minimal ideal yang digunakan peneliti :1

Rerata ideal ( Xi ) : ½ (Skor Maksimal Ideal + Skor Minimal Ideal)

Maka Xi = ½(5+1) =3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55

Simpangan baku ideal Sangat kurang (SBi) : 1/6 (Skor Maksimal Ideal - Skor

Minimal Ideal)

Maka Sbi = 1/6(5-1) = 0,67

Berdasarkan penghitungan konversi tersebut, maka didapatkan rumus kualifikasi

sebagai berikut:

Sangat baik = % > 3 + (1,80)(0,67) = % > 3 + 1,21 = % > 4,21

Baik = 3 + (0,60)(0,67) < % ≤ 3 + (1,80) (0,67) = 3 + 0,40 < %

≤ 3+ 1,21 = 3,40 < % ≤ 4,21

Cukup = 3 – (0,60) (0,67) < % ≤ 3 + (0,60) (0,67) = 3 – 0,40 < %

≤ 3 + 0,40 = 2,60 < % ≤ 3,40

Kurang baik = 3 – (1,80) (0,67) < % ≤ 3 + (0,60) (0,67) = 3 – 1,21 < %

≤ 3 + 0,40 = 1,79 < % ≤ 2,60

Sangat Kurang = x ≤ 3 - (1,80) (0,67) = x ≤ 3 - 1,21 = x ≤ 1,79

Menurut perhitungan di atas, maka konversi data kuantitatif ke data

kualitatif skala lima dapat disederhanakan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Konversi data kuantitatif ke data kualitatif


Interval Skor Kategori
X  4,21 Sangat baik
3,40  X ≤ 4,21 Baik
2,60  X ≤ 3,40 Cukup
1,79  X ≤ 2,60 Kurang
X ≤ 1,79 Sangat kurang

4.3.1 Data validasi pakar Fransiskan

Validasi pakar Fransiskan dilakukan oleh empat orang dan dilaksanakan

melalui dua tahap. Tahap pertama dimulai dari tanggal 26 April 2014 sampai

tanggal 28 April 2014. Validasi tahap kedua pada tanggal dimulai tanggal 3 Mei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56

2014 sampai tanggal 8 Mei 2014. Penilaian yang dilakukan mencakup aspek

tampilan, aspek perintah penggunaan modul, aspek urutan/sistematis, dan aspek

isi. Berikut ini adalah hasil dari penilaian para pakar.

1. Pakar Fransiskan pertama

Pakar Fransiskan ini adalah seorang imam dari Kongregasi OFM, beliau

seorang ahli dalam spiritualitas Fransiskan dan sebagai imam formator di

Kongregasi OFM.

a. Aspek Tampilan
Tabel 4.2 Penilaian Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Desain Cover √
2 Ketepatan pemilihan jenis huruf √
3 Ketepatan ukuran huruf √
Ketepatan warna huruf √
4
Tata letak setiap halaman √
5

6 Warna halaman (1 warna atau lebih) √


Keterbacaan teks √
7
Ketepatan penempatan teks √
8
Kejelasan gambar √
9
Ketepatan penempatan gambar √
10
Kemenarikan gambar √
11
Ketepatan ukuran gambar √
12
Jumlah 15 28
Jumlah skor 43
Rerata skor 3,5
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57

b. Aspek Perintah penggunaan Modul


Tabel 4.3 Penilaian Aspek Perintah Penggunaan Modul

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 Kejelasan petunjuk penggunaan modul

2 Kejelasan instruksi dalam modul

3 Sistematika peneliti an petunjuk

Jumlah 3
Jumlah Skor 9
Rerata Skor 3
KriteriaAspek Perintah penggunaan Modul Cukup

c. Aspek Urutan/ Sistematis


Tabel 4.4 Penilaian Aspek Urutan/Sistematis

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Urutan tema yang disediakan √
2 Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul √
3 Penggunaan bahasa dalam modul √
Jumlah 1 1 1
Jumlah Skor 9
Rerata Skor 3
Kriteria Aspek Urutan/ Sistematis Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58

d. Aspek Isi
Tabel 4.5 Penilaian Aspek Isi

Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam memuat modul
1
(tujuan, materi kegiatan, refleksi). √
2 √
Kesesuain modul dengan tujuan yang akan dicapai.

Kesesuaian modul dengan Nilai-Nilai “Berjiwa √


3
Besar” St. Fransiskus Asisi
Kemudahan materi dalam modul untuk memahami √
4
Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Kesesuaian kegiatan untuk mendalami semangat √


5
Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi
Keefektifan modul untuk memfasilitasi guru dalam
6 melakukan refleksi terhadap pengalaman yang telah
mereka alami selama ini dengan Nilai-Nilai
“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi √
Jumlah 5 1
Jumlah Skor 13
Rerata Skor 2,1
Kriteria Aspek Isi Kurang

Berdasarkan hasil penilaian pakar yang pertama dari tabel 4.2, pakar

memberikan rerata skor sebesar 3,5 maka menurut Widoyoko (2009) hal itu

dinyatakan “baik”. Tabel 4.3 dan 4.4, penilaian rerata yang didapat dari masing-

masing sebesar 3 ini berarti “cukup” pernyataan ini membuat peneliti untuk

memperhatikan secara cermat hal-hal yang mendapatkan skor yang rendah untuk

diperbaiki seperti pada bagian urutan dalam kegiatan-kegiatan dalam modul

mendapatkan skor 2 sehingga peneliti segera untuk memperbaikinya.

Catatan penting yang beliau berikan berkaitan dengan pendalaman materi

adalah adanya penambahan sub bagian yang mampu menghantar seseorang untuk

memahami materi yang akan dipelajari. Dalam hal ini, materi yang hendak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59

dipelajari berkaitan dengan wejangan St. Fransiskus Asisi, Anggaran Dasarnya

atau pengalaman hidup St. Fransiskus Asisi.

2. Pakar Fransiskan kedua

Pakar kedua yang telah dipilih oleh peneliti adalah seorang Bruder MTB.

Beliau seorang ahli spiritualitas Kongregasi MTB dan saat ini beliau juga

menjabat sebagai pembimbing para Bruder Junior di Indonesia.

a. Aspek Tampilan
Tabel 4.6 Penilaian Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 Desain Cover

2 Ketepatan pemilihan jenis huruf

3 Ketepatan ukuran huruf √


4 Ketepatan warna huruf √
5 Tata letak setiap halaman √
6 Warna halaman (1 warna atau lebih) √
7 Keterbacaan teks √
8 Ketepatan penempatan teks √

9 Kejelasan gambar

10 Ketepatan penempatan gambar

11 Kemenarikan gambar √
12 Ketepatan ukuran gambar √
Jumlah 3 7 2
Jumlah skor 47
Rerata skor 3,9
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60

b. Aspek Perintah penggunaan Modul


Tabel 4.7 Penilaian Aspek Perintah Penggunaan Modul

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Kejelasan petunjuk penggunaan modul √

2 √
Kejelasan instruksi dalam modul

3 √
Sistematika peneliti an petunjuk
Jumlah 1 2
Jumlah Skor 11
Rerata Skor 3,6
KriteriaAspek Perintah penggunaan Modul Baik

c. Aspek Urutan/ Sistematis


Tabel 4.8 Penilaian Aspek Urutan/Sistematis

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Urutan tema yang disediakan √

2 Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul



3 Penggunaan bahasa dalam modul √
Jumlah 2 1
Jumlah Skor 13
Rerata Skor 4,3
Kriteria Aspek Urutan/ Sistematis Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61

d. Aspek Isi
Tabel 4.9 Penilaian Aspek Isi

Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam memuat √
1 modul (tujuan, materi kegiatan, refleksi).

Kesesuaina modul dengan tujuan yang akan √


2 dicapai.

Kesesuaian modul dengan Nilai-Nilai


3 “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Kemudahan materi dalam modul untuk √
4 memahami Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi

Kesesuaian kegiatan untuk mendalami √


5 semangat Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi

Keefektifan modul untuk memfasilitasi guru


dalam melakukan refleksi terhadap
6 pengalaman yang telah mereka alami
selama ini dengan Nilai-Nilai “Berjiwa
Besar” St. Fransiskus Asisi

Jumlah 1 4 1
Jumlah Skor 24
Rerata Skor 4
Kriteria Aspek Isi Baik

Hasil penilaian dari pakar kedua Fransiskan ini secara garis besar

memberikan penilaian yang cukup tinggi. Ini tampak pada tabel 4.6, tabel 4.7 dan

tabel 4.9 dengan kriteria baik dan tabel 4.8 dengan kriteria amat baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62

3. Pakar Fransiskan ketiga

Pakar Fransiskan yang ketiga yaitu seorang Bruder MTB. Beliau adalah

seorang yang mendalami spiritualitas Fransiskan dan juga ahli bahasa.

a. Aspek Tampilan
Tabel 4.10 Penilaian Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Desain Cover √

2 Ketepatan pemilihan jenis huruf √

3 Ketepatan ukuran huruf √

4 Ketepatan warna huruf √

5 Tata letak setiap halaman √

6 Warna halaman (1 warna atau lebih) √

7 Keterbacaan teks √

8 Ketepatan penempatan teks √


gambar masih
9 Kejelasan gambar
√ kabur
10 Ketepatan penempatan gambar √

11 Kemenarikan gambar √

ukuran
12 Ketepatan ukuran gambar gambar masih
√ kecil
Jumlah 4 8
Jumlah skor 44
Rerata skor 3,6
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63

b. Aspek Perintah penggunaan Modul


Tabel 4.11 Penilaian Aspek Perintah Penggunaan Modul

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 Kejelasan petunjuk penggunaan modul

2 Kejelasan instruksi dalam modul √

3 Sistematika peneliti an petunjuk √

Jumlah 3
Jumlah Skor 12
Rerata Skor 4
KriteriaAspek Perintah penggunaan Modul Baik

c. Aspek Urutan/ Sistematis


Tabel 4.12 Penilaian Aspek Urutan/Sistematis

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 Urutan tema yang disediakan


2 Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul



√ Masih terdapat
Bahasa lisan
3 Penggunaan bahasa dalam modul
bukan Bahasa
tulis
Jumlah 1 1 1
Jumlah Skor 10
Rerata Skor 3,3
Kriteria Aspek Urutan/ Sistematis
Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64

d. Aspek Isi
Tabel 4.13 Penilaian Aspek Isi

Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam memuat
1 √
modul (tujuan, materi kegiatan, refleksi).

Kesesuaina modul dengan tujuan yang akan


2 √
dicapai.

Kesesuaian modul dengan Nilai-Nilai


3 √
“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Kemudahan materi dalam modul untuk


4 memahami Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. √
Fransiskus Asisi.

Kesesuaian kegiatan untuk mendalami


5 semangat Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. √
Fransiskus Asisi

Keefektifan modul untuk memfasilitasi guru


dalam melakukan refleksi terhadap
6 pengalaman yang telah mereka alami selama √
ini dengan Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi

Jumlah 5 1
Jumlah Skor 25
Rerata Skor 4,1
Kriteria Aspek Isi Baik

Penilaian dari pakar yang ketiga ini, cukup detail selain melihat dari segi

isi, beliau juga memperhatikan tata bahasa yang digunakan oleh peneliti . Secara

keseluruhan penilaian yang diberikan cukup tinggi. Hal ini tampak dalam tabel

4.10, tabel 4.11 dan tabel 4.13 dengan kriteria penilaian “baik”. Sedangkan untuk

tabel 4.12 mendapat kriteria penilaian “cukup”. Oleh sebab itu, peneliti

memperhatikan secara lebih seksama untuk tabel 4.12. Secara umum, sang pakar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65

memberikan evaluasi terkait dengan cover yang masih kabur dan peneliti an

kalimat yang tidak terstuktur.

4. Pakar Fransiskan keempat

Pakar keempat Fransiskan ini adalah seorang suster FSGM, beliau

mendalami spiritualias FSGM, Fransiskan dan saat ini bertugas di rumah retret.

a. Aspek Tampilan
Tabel 4.14 Penilaian Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 Desain Cover

2 Ketepatan pemilihan jenis huruf

3 Ketepatan ukuran huruf

4 Ketepatan warna huruf

5 Tata letak setiap halaman

6 Warna halaman (1 warna atau lebih)

7 Keterbacaan teks

8 Ketepatan penempatan teks

9 Kejelasan gambar

10 Ketepatan penempatan gambar

11 Kemenarikan gambar

12 Ketepatan ukuran gambar

Jumlah 10 2
Jumlah skor 38
Rerata skor 3,1
Kriteria Penilaian Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66

b. Aspek Perintah penggunaan Modul


Tabel 4.15 Penilaian Aspek Perintah Penggunaan Modul

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 Kejelasan petunjuk penggunaan modul √

2 Kejelasan instruksi dalam modul √

3 Sistematika peneliti an petunjuk √

Jumlah 3
Jumlah Skor 12
Rerata Skor 4
KriteriaAspek Perintah penggunaan Modul Baik

c. Aspek Urutan/ Sistematis


Tabel 4.16 Penilaian Aspek Urutan/Sistematis

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai 1 2 3 4 5
1 Urutan tema yang disediakan √
2 Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul √
3 Penggunaan bahasa dalam modul √
Jumlah 1 1 1
Jumlah Skor 12
Rerata Skor 4
Kriteria Aspek Urutan/ Sistematis Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67

d. Aspek Isi
Tabel 4.17 Penilaian Aspek Isi

Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam memuat modul
1 √
(tujuan, materi kegiatan, refleksi).

Kesesuaina modul dengan tujuan yang akan


2 √
dicapai.

Kesesuaian modul dengan Nilai-Nilai St.


3 √
Fransiskus Asisi yang “Berjiwa Besar”

Kemudahan materi dalam modul untuk


4 memahami Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. √
Fransiskus Asisi yang

Kesesuaian kegiatan untuk mendalami


5 semangat Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. √
Fransiskus Asisi

Keefektifan modul untuk memfasilitasi guru


dalam melakukan refleksi terhadap pengalaman
6 yang telah mereka alami selama ini dengan √
Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Jumlah 2 1 3
Jumlah Skor 25
Rerata Skor 4,1
Kriteria Aspek Isi Baik

Penilaian yang diberikan oleh pakar keempat ini, cukup tinggi menurut

peneliti . Hal itu terbukti dari beberapa tabel yang memberikan nilai dengan

kriteria “baik” seperti pada tabel 4.15, tabel 4.16 dan tabel 4.17. sedangkan untuk

tabel 4.14, mendapatkan kriteria “cukup”. Sang pakar memberikan masukan yang

cukup berarti bagi peneliti diantaranya yaitu, perubahan sharing untuk diletakkan

pada awal pertemuan, penambahan lagu untuk awal pertemuan dan akhir

pertemuan, perubahan beberapa pokok materi yang harus dikaitkan dengan tema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68

dan penambahan satu pertemuan lagi untuk merangkum seluruh pertemuan yang

telah dijalani

4.3.2 Data validasi dari Guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung

Validasi untuk guru di SD Fransiskus 2 Bandar Lampung, peneliti

menetapkan dua orang guru. Mereka adalah dua orang guru yang sudah menjadi

guru tetap di sekolah tersebut. Berikut ini adalah penilaian modul yang telah

mereka lakukan:

1. Guru pertama

a. Aspek Tampilan

Tabel 4.18 Aspek Tampilan


Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Desain Cover √

2 Ketepatan pemilihan jenis huruf

3 Ketepatan ukuran huruf

4 Ketepatan warna huruf

5 Tata letak setiap halaman

6 Warna halaman (1 warna atau lebih)

7 Keterbacaan teks

8 Ketepatan penempatan teks

9 Kejelasan gambar

10 Ketepatan penempatan gambar

11 Kemenarikan gambar

12 Ketepatan ukuran gambar

Jumlah 8 4
Jumlah skor 40
Rerata skor 3,3
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69

b. Aspek Perintah penggunaan Modul


Tabel 4.19 Aspek Perintah Penggunaan Modul

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Kejelasan petunjuk penggunaan modul √

2 Kejelasan instruksi dalam modul √

3 Sistematika peneliti an petunjuk √

Jumlah 1 2
Jumlah Skor 11
Rerata Skor 3,6
Kriteria Aspek Perintah penggunaan Modul Baik

c. Aspek Urutan/ Sistematis


Tabel 4.20 Aspek Urutan/Sistematis
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 Urutan tema yang disediakan √

2 Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul √

3 Penggunaan bahasa dalam modul √


Jumlah 2 1
Jumlah Skor 10
Rerata Skor 3,3
Kriteria Aspek Urutan/ Sistematis Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70

d. Aspek Isi
Tabel 4.21 Aspek Isi

Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam modul √
1 memuat (tujuan, materi kegiatan, refleksi).

Kesesuaian modul dengan tujuan yang akan √


2 dicapai.

Kesesuaian modul dengan Nilai-Nilai √


3 “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Kemudahan modul untuk memahami Nilai- √


4 Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Keefektifan modul untuk memfasilitasi guru √


dalam melakukan refleksi terhadap
5 pengalaman yang telah mereka alami selama
ini dengan Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi

6 Relevansi modul dengan kebutuhan para guru √

Modul membuat para guru dapat terlibat aktif √


7 dalam setiap kegiatannya

Daya tarik modul untuk mendalami semangat √


8 hidup St. Fransiskus Asisi.

Jumlah 2 6
Jumlah Skor 40
Rerata skor 3,7
Kriteria Aspek Isi Baik

Berdasarkan tabel 4.18 sampai dengan tabel 4.21, penilai menyatakan

bahwa kriteria keseluruhan modul adalah baik. Catatan yang dilampirkan

berkaitan dengan modul ialah tampilan gambar yang masih terlalu kecil dan

peneliti an kalimat yang belum benar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71

2. Guru kedua

a. Aspek Tampilan
Tabel 4.22 Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 Desain Cover

2 Ketepatan pemilihan jenis huruf

3 Ketepatan ukuran huruf

4 Ketepatan warna huruf

5 Tata letak setiap halaman

6 Warna halaman (1 warna atau lebih)

7 Keterbacaan teks

8 Ketepatan penempatan teks
9 Kejelasan gambar √
10 Ketepatan penempatan gambar √

11 Kemenarikan gambar

12 Ketepatan ukuran gambar

Jumlah 7 5
Jumlah skor 41
Rerata skor 3,4
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72

b. Aspek Perintah penggunaan Modul


Tabel 4.23 Aspek Perintah Penggunaan Modul

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Kejelasan petunjuk penggunaan modul √

2 Kejelasan instruksi dalam modul √


3 Sistematika peneliti an petunjuk √
Jumlah 1 2
Jumlah Skor 11
Rerata Skor 3,6
Kriteria Aspek Perintah penggunaan Modul Baik

c. Aspek Urutan/ Sistematis


Tabel 4.24 Aspek Urutan/Sistematis
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Urutan tema yang disediakan √

2 Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul √

3 √
Penggunaan bahasa dalam modul
Jumlah 2 1
Jumlah Skor 10
Rerata Skor 3,3
Kriteria Aspek Urutan/ Sistematis
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73

d. Aspek Isi
Tabel 4.25 Aspek Isi
Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam modul √
1 memuat (tujuan, materi kegiatan, refleksi).

Kesesuaian modul dengan tujuan yang akan √


2 dicapai.

Kesesuaian modul dengan Nilai-Nilai


3 “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Kemudahan modul untuk memahami Nilai-
4 Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Keefektifan modul untuk memfasilitasi guru √
dalam melakukan refleksi terhadap
5 pengalaman yang telah mereka alami selama
ini dengan Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi

Relevansi modul dengan kebutuhan para √


6 guru

Modul membuat para guru dapat terlibat √


7 aktif dalam setiap kegiatannya

Daya tarik modul untuk mendalami √


8 semangat hidup St. Fransiskus Asisi.

Jumlah 1 7
Jumlah Skor 31
Rerata skor 3,8
Kriteria Aspek Isi Baik

Hasil penilaian dari guru kedua ini, cukup tinggi hal ini tampak dari tabel

4.22 sampai 4.25 yang memberikan penilaian dengan kriteria baik. Catatan yang

dilampirkan untuk saran perbaikan yaitu kurang konsisten dalam penggunanaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74

sebuah kata tertentu, penggunaan huruf dalam kalimat yang masih kurang dan

kalimat perintah yang belum jelas.

4.4 Revisi Produk dan Penilaian Para Ahli

Perbaikan produk dilakukan setelah mendapatkan penilaian dan saran yang

telah dari para ahli Fransisakan dan para guru. Berikut ini adalah tabel gambaran

umum masukan, saran dan perbaikan yang telah dilakukan.

Tabel 4.26 Revisi Produk


No Pakar Saran Perbaikan

1 Fransiskan 1 Perlu adanya pengantar untuk Telah dibuat pengantar yang telah

memberikan gambarab umum disesuaikan dengan tema dalam setiap

dalam setiap pertemuan. pertemuan.

2 Fransiskan 2 Gambar kurang sesuai dengan Gambar telah disesuaikan dengan isi

isi modul modul yaitu sebagai berikut:

Desain cover kabur Desain cover menjadi

3 Fransiskan 3 Ada kata tanya yang kurang Kata tanya telah diperbaiki dan

tepat. disesuaikan dengan isi bacaan

Masih terdapat bahasa lisan Telah diperbaiki penggunaan bahasa


bukan bahasa tulis
lisan menjadi bahasa tulis.

4 Fransiskan 4 Ada beberapa pokok materi Ada dua materi yang kurang tepat
yang kurang tepat dengan dengan tema yaitu pada pertemuan
tema. keempat dan kelima dan sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75

disesuaikan lagi.

5 Guru 1 Penulisan kalimat yang belum Ditemukan ada beberapa kalimat yang
benar
salah penulisan dan sudah diperbaiki.

6 Guru 2 Kurang konsisten dalam Ada penggunaan kata yang kurang


penggunaan istilah atau kata
konsisten misalnya kata guru/peserta.
tertentu
Kesalahan tersebut, sudah diperbaiki.

Penulisan huruf dalam kalimat Ditemukan beberapa kalimat yang


yang kurang
hurufnya kurang misalnya penulisan

kata St. Fransiskus Asisi (Frasiskus).

Kesalahan telah diperbaiki.

Kalimat perintah kurang jelas Terdapat dalam modul penulisan

perintah yang sulit dipahami dan

sudah direvisi.

4.4.1 Revisi Produk


Berdasarkan penilaian dan saran yang telah diberikan oleh para pakar

Fransiskan dan dua orang guru SD 2 St. Fransiskus Asisi Bandar Lampung, maka

peneliti melakukan revisi produk yang mencakup aspek tampilan, aspek perintah

penggunaan modul, aspek urutan dan sitematis, dan aspek isi.

1. Aspek Tampilan

Perubahan pada aspek tampilan meliputi: (1) perubahan pada cover yaitu

cover tampil lebih sederhana dan lebih disesuaikan dengan tema dari modul itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76

sendiri. (2) judul yang awalnya Meneladan St. Fransiskus yang “Berjiwa Besar”,

berubah menjadi Modul Pembinaan “Guru Berjiwa Besar” Berlandaskan

Semangat St. Fransiskus Asisi.

2. Aspek Perintah Penggunaan Modul

Secara umum perintah penggunaan modul dan arah pemikirannya,

semuanya telah terangkum dalam kata pengantar yang diletakkan dalam halaman

awal modul setelah daftar isi. Tujuannya untuk mempermudah bagi pengguna

modul.

3. Aspek Urutan/Sitematis

Modul sebagai hasil produk dari penelitian ini, berisi empat pertemuan

yaitu: Pertemuan pertama dengan tema “Beriman”. Tujuannya membantu para

guru mencintai Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan

segenap kekuatan sekaligus dapat merasakan penyertaan Allah dalam hidup

sehari-hari. Pertemuan kedua adalah “Ugahari dan Sederhana”. Ugahari adalah

sikap hidup seseorang yang dalam kepemilikan dan penggunaan harta benda tidak

berlebih-lebihan namun berani berkata cukup.

Penghayatan hidup ugahari ini, nampak dalam sikap hidup sederhana

(=hidup bersahaja atau tidak berlebih-lebihan). Pertemuan ketiga akan membahas

tentang “Murah Hati”. Murah hati adalah sikap mudah memberi kepada orang

lain. Seorang yang murah hati, tidak akan berdiam diri ketika melihat sesamanya

sakit, menderita dan membutuhkan pertolongan. Sikap ini akan muncul ketika

seseorang tidak lagi memikirkan diri sendiri tetapi berani melihat keadaan

sesamanya yang menderita. Pertemuan keempat yaitu “Aktif dalam Hidup


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77

Menggereja”. Makna Gereja selain sebagai bangunan tempat ibadah bagi orang-

orang yang percaya kepada Yesus Kristus, juga dimaknai sebagai sekumpulan

orang (=komunitas) yang mengimani Yesus. Ciri komunitas (=Gereja) itu adalah

menjalankan hidup dengan semangat cinta kasih dan pelayanan.

4. Aspek Isi

Aspek isi dalam setiap pertemuan meliputi:

a. Pengantar

Pada bagian ini memberikan gambaran umum tentang nilai yang akan

dibahas dari setiap pertemuan.

b. Tujuan

Tujuan merupakan gambaran arah pemikiran yang hendak dicapai.

Rumusan tujuan yang hendak dicapai, disesuaikan dengan masing-masing

tema yang akan dibahas dalam pertemuan yang akan berlangsung.

c. Proses meliputi

1) Doa Pembuka

Rumusan doa yang disajikan dalam setiap pertemuan menjadi kegiatan

awal untuk memulai kegiatan sesuai dengan tema yang terkait. Doa yang

telah dirumuskan sudah disesuaikan dengan tema. Tujuan dengan adanya

doa pembuka adalah memohon rahmat Tuhan agar menyertai dalam

pertemuan yang akan dilaksanakan.

2) Mendalami kisah Fransiskus Asisi

Pada bagian ini dalam masing-masing pertemuan sesuai dengan tema,

akan memperdalam secara rinci mengenai makna dari nilai yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78

dibahas. Disajikan pula cerita tentang Fransiskus Asisi dalam upayanya

mendalami dari masing-masing nilai tersebut. Tujuannya, supaya guru

mengetahui bahwa Fransiskus pun berjuang dengan sepenuh hati dalam

menghidupi dari masing-masing nilai tersebut.

3) Mendalami kisah St. Fransiskus Asisi dengan menjawab pertanyaan

Bagian ini berisi tentang pertanyaan berkaitan dengan isi bacaan tentang

kisah hidup Fransiskus Asisi yang sesuai dengan tema pertemuan.

Tujuannya ialah untuk membantu mempermudah mendalami kisah hidup

St. Fransiskus Asisi.

4) Pendalaman Kisah Hidup Pribadi

Pada bagian ini akan ditampilkan sebuah kisah atau pengalaman nyata

yang berkaitan dengan tema yang sedang dibahas. Harapannya, untuk

mempermudah dalam memahami makna tema yang sedang dibahas yang

dikaitkan dengan pengalaman hidup sehari-hari.

5) Penutup Berisi Rangkuman dan Doa Penutup

Rangkuman singkat berisi tentang kesimpulan dari makna tema pertemuan

yang telah dibahas sedangkan doa penutup sebagai ungkapan syukur pada

Tuhan atas berkat-Nya yang telah menyertai dalam pertemuan yang telah

berlangsung dan tetap memohon berkat untuk mewujudkan apa yang telah

diterima hari itu.

4.4.2 Penilaian Dari Ahli

Setelah tahap pertama penilaian oleh para pakar Fransiskan dan dua guru

SD Fransiskus 2 Bandar Lampung, banyak hal yang harus diperbaiki oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79

Berdasarkan hasil masukan yang telah mereka berikan, peneliti telah berusaha

untuk memperbaiki produk yang telah dibuatnya. Sebagai langkah kedua untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik, setelah selesai merevisi produk, peneliti

kembali meminta para pakar dan dua guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung

untuk kembali memberikan penilaian terhadap produk yang sudah direvisi.

Berikut ini adalah hasil penilaian dari para pakar Fransiskan dan dua orang guru

SD Fransiskus 2 Bandar Lampung.

1. Pakar Fransiskan pertama

Penilaian pada tahap kedua ini dilakukan pada tanggal 3 Mei 2014.

Berikut ini adalah hasil penilaian berdasarkan modul yang sudah direvisi:

a. Aspek Tampilan
Tabel 4.27 Penilaian Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Desain Cover √
2 Ketepatan pemilihan jenis huruf √
3 Ketepatan ukuran huruf √
4 Ketepatan warna huruf √

5
Tata letak setiap halaman

6
Warna halaman (1 warna atau lebih)

7
Keterbacaan teks

8
Ketepatan penempatan teks

9
Kejelasan gambar

10
Ketepatan penempatan gambar

11
Kemenarikan gambar
12
Ketepatan ukuran gambar √
Jumlah 7 3 2
Jumlah skor 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
Rerata skor 3,5
Kriteria Penilaian Baik

b. Aspek Perintah penggunaan Modul


Tabel 4.28 Penilaian Aspek Perintah Penggunaan Modul

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Kejelasan petunjuk penggunaan modul √

2 Kejelasan instruksi dalam modul √


3 Sistematika peneliti an petunjuk √

Jumlah 1 2
Jumlah Skor 11
Rerata Skor 3,6
KriteriaAspek Perintah penggunaan Modul Baik

c. Aspek Urutan/ Sistematis


Tabel 4.29 Penilaian Aspek Urutan/Sistematis

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Urutan tema yang disediakan √

2 Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul



3 Penggunaan bahasa dalam modul √
Jumlah 1 2
Jumlah Skor 11
Rerata Skor 3,6
Kriteria Aspek Urutan/ Sistematis
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81

d. Aspek Isi
Tabel 4.30 Aspek Isi

Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam memuat modul √
1 (tujuan, materi kegiatan, refleksi).

Kesesuaina modul dengan tujuan yang akan √


2 dicapai.

Kesesuaian modul dengan Nilai-Nilai “Berjiwa √


3 Besar” St. Fransiskus Asisi

Kemudahan materi dalam modul untuk √


4 memahami Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi

Kesesuaian kegiatan untuk mendalami semangat √


5 Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Keefektifan modul untuk memfasilitasi guru √


dalam melakukan refleksi terhadap pengalaman
6 yang telah mereka alami selama ini dengan Nilai-
Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Jumlah 5 1
Jumlah Skor 25
Rerata Skor 4,1
Kriteria Aspek Isi Baik

Berdasarkan hasil penilaian dari pakar Fransiskan yang pertama, dapat

dilihat pada tabel 4.27 sampai dengan tabel 4.30. Tampak dari penilaian tersebut,

memiliki kriteria penilaian pada tabel 4.27 dengan skor 3,5 yang berarti “baik”,

tabel 4.28 dan tabel 4.29 dengan skor masing-masing 3,6 dengan kualifikasi

“baik”, dan pada tabel 4.30 dengan jumlah skor 4,1 berarti “baik”. Pada penilaian

kedua ini pakar memberikan catatan yaitu bahwa pertemuan ke dua dengan tema

hidup ugahari, dapat diintegrasikan menjadi satu kesatuan dengan pertemuan ke


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82

tiga dengan tema hidup sederhana. Hal itu terjadi karena kedua tema memiliki

persamaan makna yang sama.

2. Pakar Fransiskan kedua

Pakar Fransiskan ini memberikan penilaian terhadap modul yang sudah

direvisi pada tanggal 3 Mei 2014.

a. Aspek Tampilan
Tabel 4.31 Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Desain Cover √

2 Ketepatan pemilihan jenis huruf √

3 Ketepatan ukuran huruf √

4 Ketepatan warna huruf √


5 Tata letak setiap halaman √

6 Warna halaman (1 warna atau lebih) √

7 Keterbacaan teks √

8 Ketepatan penempatan teks √

9 Kejelasan gambar √

10 Ketepatan penempatan gambar √

11 Kemenarikan gambar

12 Ketepatan ukuran gambar √
Jumlah 5 4 3
Jumlah skor 46
Rerata skor 3,8
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83

b. Aspek Perintah Penggunaan Modul


Tabel 4.32 Penilaian Aspek Perintah Penggunaan Modul

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Kejelasan petunjuk penggunaan modul √

2 Kejelasan instruksi dalam modul √


3 Sistematika peneliti an petunjuk √
Jumlah 1 1 1
Jumlah Skor 12
Rerata Skor 4
KriteriaAspek Perintah penggunaan Modul Baik

c. Aspek Urutan/ Sistematis


Tabel 4.33 Penilaian Aspek Urutan/Sistematis

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 √
Urutan tema yang disediakan

2 Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul √

3 Penggunaan bahasa dalam modul √


Jumlah 1 2
Jumlah Skor 14
Rerata Skor 4,6
Kriteria Aspek Urutan/ Sistematis
Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84

d. Aspek Isi
Tabel 4.34 Aspek Isi

Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam memuat
1 modul (tujuan, materi kegiatan, refleksi).

Kesesuaina modul dengan tujuan yang akan
2 dicapai.

Kesesuaian modul dengan Nilai-Nilai √
3 “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Kemudahan materi dalam modul untuk


4 memahami Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi

Kesesuaian kegiatan untuk mendalami
5 semangat Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi

Keefektifan modul untuk memfasilitasi guru
dalam melakukan refleksi terhadap
6 pengalaman yang telah mereka alami selama
ini dengan Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi

Jumlah 2 2 2
Jumlah Skor 24
Rerata Skor 4
Kriteria Aspek Isi Baik

Berdasarkan tabel 4.31, tabel 4.32, dan tabel 4.34 masing-masing tabel

mendapatkan kriteria “baik”. Sedangkan pada tabel 4.33 mendapatkan kriteria

“sangat baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85

3. Pakar Fransiskan pakar ketiga

Penilaian ini dilakukan pada tanggal 4 Mei 2014. Berikut ini adalah hasil

penilaian untuk modul yang sudah direvisi:

a. Aspek Tampilan
Tabel 4.35 Penilaian Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1
Desain Cover

2
Ketepatan pemilihan jenis huruf
3 Ketepatan ukuran huruf √

4
Ketepatan warna huruf

5
Tata letak setiap halaman

6
Warna halaman (1 warna atau lebih)

7
Keterbacaan teks
8 Ketepatan penempatan teks √
9 Kejelasan gambar √
10 Ketepatan penempatan gambar √

11 Kemenarikan gambar

12 Ketepatan ukuran gambar

Jumlah 5 4 3
Jumlah skor 46
Rerata skor 3,8
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86

b. Aspek Perintah penggunaan Modul


Tabel 4.36 Penilaian Aspek Perintah Penggunaan Modul

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 Kejelasan petunjuk penggunaan modul √

2 Kejelasan instruksi dalam modul √


3 Sistematika peneliti an petunjuk √
Jumlah 1 2
Jumlah Skor 11
Rerata Skor 3,6
KriteriaAspek Perintah penggunaan Modul Baik

c. Aspek Urutan/ Sistematis


Tabel 4.37 Penilaian Aspek Urutan/Sistematis

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 √
Urutan tema yang disediakan

2 Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul √

3 Penggunaan bahasa dalam modul √


Jumlah 1 2
Jumlah Skor 14
Rerata Skor 4,6
Kriteria Aspek Urutan/ Sistematis
Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87

d. Aspek Isi
Tabel 4.38 Aspek Nilai

Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam memuat modul
1 (tujuan, materi kegiatan, refleksi).

Kesesuaina modul dengan tujuan yang akan
2 dicapai.

Kesesuaian modul dengan Nilai-Nilai “Berjiwa
3 Besar” St. Fransiskus Asisi

Kemudahan materi dalam modul untuk memahami
4 Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Kesesuaian kegiatan untuk mendalami semangat
5 Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Keefektifan modul untuk memfasilitasi guru dalam
melakukan refleksi terhadap pengalaman yang
6 telah mereka alami selama ini dengan Nilai-Nilai
“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Jumlah 2 4
Jumlah Skor 24
Rerata Skor 4
Kriteria Aspek Isi Baik

Hasil penilaian yang telah diberikan oleh pakar ketiga Fransiskan ini,

terjadi pada tanggal 4 Mei 2014. Hasil tersebut dapat dilhat dari tabel 4.36 sampai

4.38. secara garis besar, kriteria penilaian antara “baik” dan secara tegas beliau

mengungkapkan bahwa modul tersebut layak untuk digunakan tanpa revisi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88

4. Pakar Fransiskan keempat

Penilaian terakhir dari pakar keempat Fransiskan ini, terjadi pada tanggal 8

Mei 2014. Berikut ini adalah hasil penilainannya:

a. Aspek Tampilan
Tabel 4.39 Penilaian aspek tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Desain Cover √

2
Ketepatan pemilihan jenis huruf

3
Ketepatan ukuran huruf

4
Ketepatan warna huruf

5
Tata letak setiap halaman

6
Warna halaman (1 warna atau lebih)

7
Keterbacaan teks

8
Ketepatan penempatan teks

9
Kejelasan gambar

10
Ketepatan penempatan gambar

11
Kemenarikan gambar

12
Ketepatan ukuran gambar
Jumlah 6 3 3
Jumlah skor 45
Rerata skor 3,75
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89

b. Aspek Perintah penggunaan Modul


Tabel 4.40 Penilaian Aspek Perintah Penggunaan Modul

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1
Kejelasan petunjuk penggunaan modul √

2 Kejelasan instruksi dalam modul √

3 Sistematika peneliti an petunjuk √


Jumlah 1 2
Jumlah Skor 11
Rerata Skor 3,6
KriteriaAspek Perintah penggunaan Modul Baik

c. Aspek Urutan/ Sistematis


Tabel 4.41 Penilaian Aspek Urutan/Sistematis

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 √
Urutan tema yang disediakan

2 Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul √

3 Penggunaan bahasa dalam modul √


Jumlah 1 2
Jumlah Skor 14
Rerata Skor 4,6
Kriteria Aspek Urutan/ Sistematis
Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90

d. Aspek Isi
Tabel 4.42 Aspek Isi

Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam memuat
1 modul (tujuan, materi kegiatan, refleksi).

Kesesuaina modul dengan tujuan yang akan
2 dicapai.

Kesesuaian modul dengan Nilai-Nilai
3 “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Kemudahan materi dalam modul untuk
4 memahami Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi

Kesesuaian kegiatan untuk mendalami √
5 semangat Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi

Keefektifan modul untuk memfasilitasi guru √


dalam melakukan refleksi terhadap
6 pengalaman yang telah mereka alami selama
ini dengan Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi

Jumlah 2 4
Jumlah Skor 24
Rerata Skor 4
Kriteria Aspek Isi Baik

Meninjau dari hasil penilaian berdasarkan tabel 4.39 hingga 4.42, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa kriteria penilaian sangat tinggi yaitu berkisar

antara penilaian “baik” oleh sebab itu modul ini dinyatakan bahwa dapat

digunakan tanpa revisi lagi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91

5. Guru Pertama

Di bawah ini, akan dipaparkan hasil penilaian akhir yang telah diberikan

oleh guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung yang menjadi validator pertama:

a. Aspek Tampilan
Tabel 4.43 Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1
Desain Cover

2
Ketepatan pemilihan jenis huruf

3
Ketepatan ukuran huruf

4
Ketepatan warna huruf

5
Tata letak setiap halaman
6 Warna halaman (1 warna atau lebih) √
7 Keterbacaan teks √

8
Ketepatan penempatan teks

9
Kejelasan gambar

10
Ketepatan penempatan gambar

11
Kemenarikan gambar

12
Ketepatan ukuran gambar
Jumlah 6 3 3
Jumlah skor 45
Rerata skor 3,75
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92

b. Aspek Perintah penggunaan Modul


Tabel 4.44 Aspek Perintah Penggunaan Modul

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Kejelasan petunjuk penggunaan modul √

2 Kejelasan instruksi dalam modul √

3 Sistematika peneliti an petunjuk √


Jumlah 1 2
Jumlah Skor 14
Rerata Skor 4,6
Kriteria Aspek Perintah penggunaan Modul Sangat baik

c. Aspek Urutan/ Sistematis


Tabel 4.45 Aspek Urutan/Sistematis

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1
Urutan tema yang disediakan √
2 Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul √

3 Penggunaan bahasa dalam modul √


Jumlah 1 1 1
Jumlah Skor 12
Rerata Skor 4
Kriteria Aspek Urutan/ Sistematis Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93

d. Aspek Isi
Tabel 4.46 Aspek Isi

Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam modul
1 memuat (tujuan, materi kegiatan, refleksi).

Kesesuaian modul dengan tujuan yang akan
2 dicapai.

Kesesuaian modul dengan Nilai-Nilai √
3 “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Kemudahan modul untuk memahami Nilai- √


4 Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

Keefektifan modul untuk memfasilitasi guru


dalam melakukan refleksi terhadap
5 pengalaman yang telah mereka alami selama
ini dengan Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi

Relevansi modul dengan kebutuhan para √
6 guru

Modul membuat para guru dapat terlibat √


7 aktif dalam setiap kegiatannya

Daya tarik modul untuk mendalami √


8 semangat hidup St. Fransiskus Asisi.

Jumlah 4 3 1
Jumlah Skor 29
Rerata skor 3,6
Kriteria Aspek Isi Baik

Berdasarkan hasil penilaian dari guru 1 SD Fransiskus 2 Bandar Lampung

tertanggal 5 Mei 2014, dapat dilihat pada tabel 4.43 dengan skor 3,75 yang berarti

“baik”, tabel 3.44 dengan skor 4,6 berarti “sangat baik”, tabel 4.45 mendapat skor

4 yang berarti “baik” dan pada tabel 4.46 yang memperoleh kriteria “baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94

6. Guru Kedua

Berikut ini adalah penilaian akhir yang diberikan oleh guru SD Fransiskus

2 Bandar Lampung sebagai validator kedua:

a. Aspek Tampilan
Tabel 4.47 Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 Desain Cover

2 Ketepatan pemilihan jenis huruf

3 Ketepatan ukuran huruf

4 Ketepatan warna huruf

5 Tata letak setiap halaman

6 Warna halaman (1 warna atau lebih)

7 Keterbacaan teks

8 Ketepatan penempatan teks

9 Kejelasan gambar

10 Ketepatan penempatan gambar

11 Kemenarikan gambar √
12 Ketepatan ukuran gambar √
Jumlah 7 4 1
Jumlah skor 42
Rerata skor 3,5
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95

b. Aspek Perintah penggunaan Modul


Tabel 4.48 Aspek Perintah Penggunaan Modul

Skala Penilaian Komentar


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 √
Kejelasan petunjuk penggunaan modul

2 √
Kejelasan instruksi dalam modul

3 Sistematika peneliti an petunjuk √


Jumlah 2 1
Jumlah Skor 13
Rerata Skor 4,3
Kriteria Aspek Perintah penggunaan Modul Sangat baik

c. Aspek Urutan/ Sistematis


Tabel 4.49 Aspek Urutan/Sistematis
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Urutan tema yang disediakan √
2 Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul √
3 Penggunaan bahasa dalam modul √
Jumlah 1 1 1
Jumlah Skor 12
Rerata Skor 4
Kriteria Aspek Urutan/ Sistematis Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96

d. Aspek Isi
Tabel 4.50 Aspek Isi

Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam modul √
1
memuat (tujuan, materi kegiatan, refleksi).
Kesesuaian modul dengan tujuan yang akan √
2
dicapai.
Kesesuaian modul dengan Nilai-Nilai √
3
“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi
Kemudahan modul untuk memahami Nilai-
4
Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi √
Keefektifan modul untuk memfasilitasi guru
dalam melakukan refleksi terhadap
5 pengalaman yang telah mereka alami selama
ini dengan Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi √
6 Relevansi modul dengan kebutuhan para guru √

7 Modul membuat para guru dapat terlibat aktif √


dalam setiap kegiatannya
Daya tarik modul untuk mendalami semangat √
8
hidup St. Fransiskus Asisi.
Jumlah 3 4 1
Jumlah Skor 30
Rerata skor 3,7
Kriteria Aspek Isi Baik

Perolehan penilaian dari guru kedua SD Fransiskus 2 Bandar Lampung

berdasarkan tabel 4.47 mendapat skor 3,5 yang berarti “baik”, pada tabel 4.48

dengan skor 4,3 yang berarti “sangat baik”, tabel 4.49 mendapat skor 4 dengan

kriteria “baik” dan tabel 4.50 dengan perolehan skor 3,7 mendapat kriteria

penilaian “baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97

4.5 Kajian Produk Akhir


Kajian produk akhir ini, diperoleh dari masukan, saran dan komentar dari

para pakar Fransiskan, dua orang guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung dan

dosen penguji skripsi. Berdasarkan hasil analisis dosen dan beberapa ahli validator

dikatakan bahwa tema ugahari dan kesederhanaan, diintergrasikan atau dijadikan

satu kesatuan. Hal ini terjadi karena makna dari kedua tema hampir sama. Produk

akhir ini berbentuk modul yang telah dikembangkan dengan menggunakan

program Microsoft Office Word 2007. Dalam modul tersebut, terdapat beberapa

unsur-unsur yaitu, (1) sampul atau cover, (2) kata pengantar, (3) daftar isi, (4)

kegiatan inti, (5) referensi (6) biodata peneliti.

1. Sampul atau cover

Sampul atau cover halaman depan dari modul ini terdapat judul, Modul

Pembinaan Menjadi “Guru Berjiwa Besar” Berlandaskan Semangat St.

Fransiskus Asisi.

2. Kata pengantar

Bagian ini berisi tentang gambaran umum isi modul beserta arah pemikiran dan

penggunaan modul.

3. Daftar isi

Daftar isi berisi tentang petunjuk pokok isi modul beserta nomor halamannya.

4. Kegiatan inti

Dalam kegiatan inti ini, terdapat empat kali pertemuan. Setiap pertemuan

membahas satu tema tentang nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

yang meliputi beriman, ugahari dan sderhana, murah hati dan aktif dalam hidup

menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98

5. Referensi

Referensi berisi tentang berbagai sumber yang telah peneliti gunakan untuk

menyusun modul tersebut.

6. Biodata peneliti

Pada bagian ini berisi tentang biodata peneliti .

Produk pengembangan ini telah divalidasi dalam dua tahap oleh empat

orang yang memahami spiritualitas Fransiskan dan dua orang guru SD Fransiskus

2 Bandar Lampung. Hasil validasi yang kedua menujukkan kemajuan

dibandingkan pada validasi yang pertama. Berikut ini adalah paparan peningkatan

validasi dari tahap pertama ke tahap kedua:

Tabel 4.51 Skor Penilaian

Validator Tahap 1 Keterangan Tahap 2 Keterangan

Fransiskan 1 2,9 Cukup 3,7 Baik

Fransiskan 2 3,75 Baik 4,1 Baik

Fransiskan 3 3,75 Baik 4 Baik

Fransiskan 4 3,8 Baik 3,9 Baik

Guru 1 3,47 Baik 3,9 Baik

Guru 2 3,52 Baik 3,8 Baik

Berdasarkan paparan tabel 4.51 pakar Fransiskan pertama memberikan

penilaian 2,9 menurut Patokan Skala Lima dalam Widoyoko (2009:238) berarti

“cukup”. Pada tahap kedua meningkat menjadi 3,7 menurut Patokan Skala Lima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99

dalam Widoyoko (2009:238) berarti “baik” hal ini terjadi setelah peneliti

menambahkan bagian pokok bahasan sebelum masuk dalam pendalaman materi.

Pakar Fransiskan kedua pada tahap penilaian pertama memberikan skor penilaian

sebesar 3,75 hal ini menurut Patokan Skala Lima dalam Widoyoko (2009:238)

berarti “baik”. Setelah peneliti melakukan revisi sesuai dengan masukan

meningkat menjadi 4,1 berdasarkan Patokan Skala Lima dalam Widoyoko

(2009:238) berarti “baik”.

Peningkatan terjadi pula pada pakar yang ketiga dari skor pertama 3,75

menurut kriteria Patokan Skala Lima dalam Widoyoko (2009:238) berarti “baik”,

menjadi 4 hal ini menurut Patokan Skala Lima dalam Widoyoko (2009:238)

berarti “baik”. Peningkatan ini terjadi setelah peneliti memperbaiki cover yang

masih kabur dan peneliti an kalimat yang tidak terstuktur. Tidak berbeda dengan

pakar Fransiskan sebelumnya, pakar yang keempat juga memberikan peningkatan

dalam penilaian. Berdasarkan revisi yang telah dibuat oleh peneliti penilaian

meningkat dari 3,8 pada tahap pertama yang berarti “baik” menurut Patokan Skala

Lima dalam Widoyoko (2009:238), menjadi 3,9 menurut Patokan Skala Lima

dalam Widoyoko (2009:238) berarti “baik”.

Demikian pula dengan penilaian yang dilakukan oleh dua orang guru SD

Fransiskus 2 Bandar Lampung, mengalami peningkatan. Guru pertama pada

penilaian pertama memberikan penilaian 3,47 setelah melakukan revisi menjadi

3,9. Pada guru kedua pada penilaian pertama memberikan skor 3,52 dan setelah

melakukan revisi menjadi 3,8. Kedua penilaian tersebut menurut Patokan Skala

Lima dalam Widoyoko (2009:238) berarti “baik”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan hasil pengembangan yang

memuat jawaban atas rumusan masalah, keterbatasan produk yang pengembangan

dan saran untuk pengembangan selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk menghasilkan sebuah

produk berupa modul untuk menjawab kebutuhan para guru di SD Fransiskus 2

Bandar Lampung dalam upaya untuk mengenal nilai-nilai “Berjiwa Besar” St.

Fransiskus Asisi. Pembahasan hasil penelitian telah diuraikan pada bab sebelumnya.

Berikut ini adalah kesimpulan dari keseluruhan bab yaitu sebagai berikut:

5.1.1 Prosedur pengembangan produk untuk menginternalisasi nilai-nilai “Berjiwa

Besar” St. Fransiskus Asisi yang dapat digunakan oleh para guru di SD 2

Fransiskus Bandar Lampung melalui beberapa tahapan yaitu: pertama analisis

kebutuhan, melalui wawancara dan kuisioner untuk mengetahui tingkat

pengetahuan para guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung terhadap nilai-nilai

“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi, kedua pengembangan materi, ketiga

tahap memproduksi dan keempat validasi dan revisi produk.

5.1.2 Bentuk produk yang dikembangkan untuk menginternalisasi nilai-nilai

“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi di SD 2 Fransiskus Bandar Lampung

yaitu berupa modul yang berjudul Modul Pembinaan Menjadi “Guru Berjiwa

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101

Besar” Berlandaskan Semangat St. Fransiskus Asisi”. Adapun nilai-nilai

“Berjiwa Besar” tersebut adalah beriman, ugahari dan sederhana, murah hati

dan aktif dalam hidup menggereja.

5.1.3 Kualitas produk yang dikembangkan untuk para guru dalam menginternalisasi

nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi di SD 2 Fransiskus Bandar

Lampung yang dilihat dari empat aspek yaitu aspek tampilan, aspek perintah

penggunaan modul, aspek urutan sistematis dan aspek isi mendapat skor 4

dengan kriteria “baik” hal ini berdasarkan hasil validitas dari empat orang

yang memahami spiritualitas Fransiskan dan dua orang guru SD Fransiskus 2

Bandar Lampung.

5.2 Keterbatasan Produk

Peneliti merasa bersyukur, karena dapat menghasilkan produk pengembangan

yang sangat berguna bagi para guru di SD Fransiskus 2 Bandar Lampung dan secara

lebih luas, untuk yayasan peneliti. Penelitian ini masih banyak memiliki keterbatasan

dalam mengembangkan produk ini. Berikut ini adalah beberapa keterbatasan yang

peneliti rasakan dalam proses pengembangannya:

5.2.1 Judul yang semula “Meneladan Fransiskus yang Berjiwa Besar” menjadi

Modul Pembinaan “Guru Berjiwa Besar” Berlandaskan Semangat St.

Fransiskus Asisi.

5.2.2 Tema dalam modul yang semula ada lima tema menjadi empat tema yaitu

beriman, ugahari dan sederhana, murah hati dan aktif dalam hidup

Menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102

5.2.3 Nilai ugahari dan sederhana, tidak dapat dipisahkan melainkan menjadi satu

kesatuan.

5.3 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan bagi

penelitian selanjutnya ialah:

5.3.1 Produk hasil pengembangan sebaiknya diujicobakan di lapangan melalui

beberapa tahap. Misalnya tahap pertama kepada kelompok kecil kemudian

direvisi lagi dan diujicobakan lagi pada kelompok yang lebih besar sehingga

data yang dihasilkan akan beragam dan lebih valid.

5.3.2 Produk hasil pengembangan ini masih sangat sederhana dan belum

menggunakan media elektronik. Akan lebih menarik, bila pendalaman materi

menampilkan film-film St. Fransiskus Asisi sehingga akan lebih mudah

dipahami dan tidak membosankan.

5.3.3 Tema-tema dalam modul ini, belum membahas tentang hal-hal yang berkaitan

dengan lingkungan hidup. Padahal, Fransiskus Asisi dinobatkan oleh Paus

Yohanes Paulus II pada tahun 1982 sebagai Santo Lingkungan Hidup.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR REFERENSI

Abdul, G. (2012). Desain Pembelajaran : Konsep, Model dan Aplikasinya dalam


Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak Duo
Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Anwar, I. (2010). Pengembangan Bahan Ajar. Bandung: Direktori UPI
Di akses dari http://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-kelebihan-
kelemahan-modul-pembelajaran.html, tanggal 5 Mei 2014.
Azwar, S. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bigaroni, M. (2003). Legenda Perugia. Jakarta: Sekafi.
Bintarto. (2004). Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran Sastra Drama
Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Kelas V Sekolah
Dasar Pangudi Luhur Muntilan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Bodo, M. (2003). Fransiskus Perjalanan dan Impian. Jakarta: Sekafi.
Budiningsih. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Conti, M. (2006). Identitas Fransiskan. Jakarta: Sekafi.
Coughlin, F. E. (2010). “Serving Generously and Loving Rightly: Insights for a
Value-Centered Life from the Franciscan Tradition” Journal Franciscan
Perspective On Higher Education,Vol 7, No. 1.
Cresswell, J. W. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cletus, G. (2008). Fransiskus dari Asisi. Jakarta: Sekafi
Haessly, J. (2006). “Franciscan Values, Kinship, and Academic Service Learning”
Journal Franciscan Perspective On Higher Education, Vol. 3, No. 1.
Iriarte, L. (1995). Panggilan Fransiskan Jilid 1. Sibolga. Propinsialat Kapusin.
Ladjar, L. (1988). Karya-karya Fransiskus Asisi. Jakarta: Sekafi.
Ladjar, L. (2008). Fransiskus Asisi. Jakarta: Sekafi.
Lengkong, P. (2009). Koleksi Games Seru. Yogyakarta : Percetakan Galangpress.

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104

Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta:


Kanisius.
Mulyasa, H. E. (2009). Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya.
Perry, M. (2007). “Franciscans International at the Service of Franciscan Colleges
and Universities” Journal Franciscan Perspective On Higher Education, Vol
4, No.1.
Richards, J. C. dkk. (2004). Developing Language Course Materials. Singapore:
Seameo Regional Language Center.
Rosali. (2010). Santo Fransiskus Asisi Pecinta Kehidupan. Yogyakart: PUSKAT.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R& D. Bandung: Alfabeta
Stoutzenberger, J. M dan Bohrer, J.D (2005). Meditasi Bersama Fransiskus Asisi.
Jakarta: Sekafi.
Talbot, J. M. (2007). Ajaran-Ajaran St. Fransiskus. Medan: Penerbit Bina Media
Perintis.
Tim Penyusun. (2004). Terpujilah Engkau Tuhanku. Jakarta: Sekafi.
Tim Penyusun. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Penyusun. (1982). Anggaran Dasar dan Cara Hidup Saudara-Saudari Ordo
Ketiga Regular Santo Fransiskus. Pringsewu: Provinsialat FSGM.
Tim Penyusun. (1994). Sejarah Kongregasi FSGM. Pringsewu: Provinsialat FSGM.
Walters, J. D. (2009). Rahasia Meditasi. Yogyakarta: Kanisius.
Wahyosudibyo, P. Y. (1984). Riwayat Hidup St. Fransiskus. Jakarta: Sekafi.
Widoyoko, E. P. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Winkel. (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi.
Vicarii, O. L. (1977). Wejangan dari Santo Fransiskus Asisi. Ende: Penerbit Nusa
Indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105

LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Perizinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106

1.1 Surat Izin Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107

1.2 Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108

LAMPIRAN
Lampiran 2
Data Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109

2.1 Hasil Wawancara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112

2.2 Lembar Kuisioner


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114

LAMPIRAN
Lampiran 3
PRODUK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145

Anda mungkin juga menyukai