Full
Full
SKRIPSI
Oleh:
Agusta Mistiyah
101134018
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Oleh:
Agusta Mistiyah
101134018
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”.
(Lukas 11:9)
“Catumkanlah dalam hati anak-anak, bahwa tidak ada surga tersendiri bagi orang
miskin atau kaya; melainkan baik orang miskin maupun kaya akan masuk ke
PERSEMBAHAN
2. Mdr. Julia Juliarti pemimpin Propinsi beserta staf dewan Propinsi St. Yusuf
Pringsewu-Lampung.
3. Para suster sekomunitas dan para suster Propinsi St. Yusuf Indonesia.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODUL INTERNALISASI NILAI-NILAI
“BERJIWA BESAR” St. FRANSISKUS ASISI
DI SEKOLAH DASAR FRANSISKUS 2
BANDAR LAMPUNG
Oleh:
Agusta Mistiyah
NIM: 101134018
Kata kunci: modul, Internalisasi, nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
DEVELOPMENT MODULE INTERNALIZATION
"THE BIG THOUGHT" ST. FRANCIS OF ASSISI
IN PRIMARY SCHOOL FRANCIS 2
BANDAR LAMPUNG
by:
Agusta Mistiyah
NIM: 101134018
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, yang
skripsi ini dengan baik. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru
Dharma Yogyakarta.
Proses penelitian skripsi ini, telah melibatkan banyak pihak mulai dari
awal hingga akhir penyusunannya. Oleh sebab itu, dengan hati yang penuh syukur
dan terima kasih saya selaku peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bpk. R. Rohadi, M.Ed, Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., MA., Kepala Program Studi
3. Ibu Dra. Ignatia Esti S., M. Hum., dosen pembimbing yang telah memberikan
4. Ibu Eny Winarti, S. Pd., M. Hum., Ph. D., dosen pembimbing, yang dengan
perubahan yang sangat berarti dalam pembuatan modul yang telah disusun
oleh peneliti.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Mdr. M. Julia Juliarti FSGM, pemimpin Kongregasi FSGM dan para dewan
11. Sr. M. Anita dan para suster Komunitas Santa Maria yang telah memberikan
semangat, cinta dan juga kritikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya
tulis ini.
13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesainya skripsi ini.
Namun demikian, peneliti berharap semoga karya tulis ini tetap bermanfaat bagi
banyak orang terutama Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma ini.
Peneliti,
Agusta Mistiyah
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
ABSTRACT........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... xi
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN........................................................................................................ 105
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.3 Lembar Deskriptor Nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus ...... 45
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1.1 Surat Ijin Penelitian dari Prodi PGSD ................................. 106
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1
PENDAHULUAN
definisi operasional.
FSGM adalah salah satu kongregasi yang menghidupi nilai-nilai “Berjiwa Besar”
ialah sikap seseorang yang mau menerima keadaan diri sendiri, bersikap optimis
ugahari dan sederhana, murah hati dan aktif dalam hidup menggereja. Beriman
adalah sikap percaya kepada Tuhan dan berani menyerahkan secara total segala
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ini kedalam tangan-Nya. Ugahari dan
sederhana adalah sikap hidup seseorang yang dalam kepemilikan dan penggunaan
Murah hati adalah sikap mudah memberikan bantuan kepada orang lain terutama
kepada orang yang sangat memerlukan. Aktif dalam hidup menggereja merupakan
sikap perwujudan iman melalui karya karitatif yang dilakukan dalam hidup
keseharian.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
sosial, dan rumah tangga. Orang-orang yang terlibat dalam membantu karya
Besar” St. Fransiskus Asisi, supaya mereka dapat bekerja dengan total. Nilai-nilai
tersebut diharapkan dapat dihidupi juga oleh para guru SD Fransiskus 2 Bandar
“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi masih tergolong rendah. Pernyataan tersebut,
dari 30 guru (43,33%) masih kurang dalam memahami nilai-nilai “Berjiwa Besar”
St. Fransiskus Asisi, 11 dari 30 guru (36,66%) cukup memahami dan 6 dari 30
guru (20%) sangat memahami nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi.
Bertolak dari pengetahuan para guru yang masih rendah, maka perlu adanya
Fransiskus Asisi.
adalah modul. Modul sebagai salah satu upaya untuk membantu para guru dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
menggunakan model ADDIE. Model ini memiliki lima tahapan yaitu Analysis,
(Gafur, 2012). Oleh karena itu, penelitian ini berjudul Pengembangan Modul
Modul sebagai hasil produk dalam penelitian ini, akan divalidasi oleh empat
orang yang memahami spiritualitas Fransiskan dan dua orang guru dari SD
Fransiskus 2 Bandar Lampung. Hasil dari validasi tersebut, akan peneliti gunakan
sebagai acuan untuk memperbaiki produk yang telah dihasilkan, sehingga menjadi
Lampung.
nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi yang dapat digunakan oleh para
Lampung?
modul yang dapat digunakan oleh para guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung
menyangkut empat nilai yaitu beriman, ugahari dan sederhana, murah hati dan
pendidikan.
Guru memiliki wawasan yang lebih luas dan lebih mudah dalam
“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi sebagai pelindung dan teladan sekolah
dengan nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Modul ini berisi tentang
materi pokok St. Fransiskus yang “Berjiwa Besar” yang meliputi beriman, ugahari
pengembangan.
1.6.1 Pengembangan adalah suatu cara atau proses tertentu dalam membuat
sesuatu.
1.6.2 Modul adalah suatu program kegiatan terkecil yang memiliki komponen
1.6.3 Nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi meliputi beriman, ugahari
1.6.4 Internalisasi ialah proses penghayatan suatu nilai tertentu yang dianggap
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini membahas kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan dan
kerangka berpikir yang akan dilakukan oleh peneliti. Kajian pustaka memuat
tentang tokoh St. Fransiskus Asisi dan kelima nilai “Berjiwa Besar” yang
misinya, model pengembangan dan penelitian ADDIE, serta teori tentang modul.
masalah.
dalam mengenal semangat hidup Fransikus Asisi dan nilai-nilai yang diharapkan
(Wahyosudibyo 1984) ia lahir pada tahun 1182 di kota Asisi Italia dan berasal
Sedangkan ayahnya bekerja sebagai pedagang kain yang sukses di kota Asisi,
Italia. Semasa kanak-kanak, ia sering diajak oleh ibunya untuk mengikuti sekolah
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
minggu yang diadakan di gereja. Jadi sejak kecil, Fransiskus sudah mengenal
Yesus.
peperangan saat kota Asisi diserang oleh tentara Perugia pada tahun 1202. Tentara
banyak tentara yang gugur dan menjadi tahanan tentara Perugia. Salah satu dari
tentara yang menjadi tahanan adalah Fransiskus. Selama satu tahun Fransiskus
Selang beberapa tahun kemudian tepatnya pada akhir tahun 1204 pecah
perang kembali antara Asisi dan Perugia. Panggilan Fransiskus untuk menjadi
para tentara Asisi untuk berperang melawan Perugia. Rasa bangga pun ia rasakan
saat tinggal bersama para tentara Asisi untuk melawan Perugia. Pada malam
rumahmu. Mengapa engkau mengabdi kepada hamba, bukan kepada Tuan?. Siapa
yang lebih besar Tuan atau hamba?” (Groenen, 2008:13).. Fransiskus terbangun
memutuskan untuk menolong para penderita kusta yang waktu itu disingkirkan.
Selain itu, ia pun menjadi seorang pendoa. Suatu hari, ketika ia sedang berdoa di
sebuah kapel di San Damiano, dari sebuah salib yang tergantung di altar ia
roboh ini”. Fransiskus terkesima dan juga bahagia mendengar suara tersebut, ia
merasa yakin bahwa inilah jawaban dari mimpi yang selama ini dipikirkannya. Ia
pastor paroki. Kendati ditolak, Fransiskus tidak putus asa. Ia tetap bertekat
sendiri.
gereja dan menolong orang sakit terutama penderita kusta, tidak berjalan lancar.
Hal ini terjadi karena ayahnya menentang aktivitas pelayanan itu, tetapi
dan ia juga diminta untuk melepaskan seluruh harta benda yang melekat pada
tanpa ragu melepaskan seluruh harta benda yang ada padanya bahkan pakaian
orang lain yang berkesusahan dan bersahabat dengan para penderita kusta. Selain
itu, Fransiskus banyak berdoa dan mewartakan injil disekitar Asisi. Cara hidup
Fransiskus menarik simpati dari banyak orang. Banyak golongan terpelajar dan
kaya raya yang mengikuti jejak Fransiskus hingga akhirnya, Fransiskus membuat
Para pengikut Fransiskus diantaranya adalah ordo pertama, ordo kedua, ordo
ketiga regular dan ordo ketiga sekular. Ordo pertama terdiri dari para imam OFM,
OFM Capusin, dan OFM Conventual. Ordo kedua diikuti oleh para suster Claris
OSC hidup mereka dipingit dalam suatu komunitas tertentu (pertapaan), ordo
ketiga regular diikuti oleh para suster dan para bruder dan salah satunya adalah
FSGM. Ordo ketiga sekular adalah para kaum awam yang sudah hidup
FSGM, sebagai salah ordo ketiga regular Fransiskus Asisi ini, didirikan Sr.
November 1869. FSGM lahir di Jerman untuk melayani masyarakat Jerman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
saat itu sangat miskin. Inilah alasan kuat bagi Sr. M. Anselma yang telah
pelayanannya karena beliau merasa bahwa cara hidup yang beliau tempuh selaras
dengan cara hidup yang telah ditempuh oleh Fransiskus Asisi (Konstitusi FSGM
1987: 102). Cara hidup itu yaitu hidup dalam semangat kemiskinan dan berusaha
untuk mampu memberikan daya yang menghidupakan bagi semua orang yang
“Berjiwa Besar”. Berjiwa besar ialah sikap seseorang yang mau menerima
keadaan diri sendiri, bersikap optimis dan selalu memperjuangkan nilai-nilai yang
ugahari dan sederhana, murah hati dan aktif dalam hidup menggereja.
sebagai berikut:
a. Beriman
Fransiskus beriman adalah sikap mencintai Allah dengan segenap hati, segenap
jiwa dan akal budi, segenap kekuatan serta mencintai sesamanya seperti dirinya
percaya sungguh-sungguh pada Allah, mengarahkan seluruh diri pada Allah dan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar semakin mengenal Allah, yaitu
dengan berdoa. Hal serupa pun dilakukan oleh Fransiskus. Baginya, dengan
misalnya menggambarkan itu, “Allah yang Maha Tinggi dan penuh kemuliaan,
terangilah kegelapan hatiku, berilah aku iman yang benar, harapan yang teguh
dan kasih yang sempurna. Berilah aku ya Allah perasaan yang peka dan budi
yang cerah agar aku mampu melaksanakan perintah-Mu yang kudus dan tak
seorang manusia ia tetap saja mengalami banyak tantangan dan kesulitan. Banyak
keluarganya karena rajin berdoa dan menolong orang miskin sebab, perilaku
tersebut bertentangan dengan kehendak ayah yang tidak beriman dan kikir. Ia juga
pernah sakit parah dan hampir buta namun, hal itu tidak menghalanginya untuk
tetap berdoa dan pasrah kepada kehendak Tuhan. Berkat ketulusan doa dan
Selain menjalin relasi yang baik dengan Allah, iman juga harus terwujud
kusta. Dalam wasiatnya, ia menulis demikian, “ketika aku dalam dosa, aku amat
muak melihat orang kusta. Akan tetapi, Allah sendiri menghantar aku ke tengah
orang kusta dan aku merawat mereka dengan penuh kasihan”. (Ladjar: 2008,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
193). Pengalaman melayani orang sakit kusta, merupakan contoh konkret paktek
hidup beriman yang dilakukan Fransiskus yang sudah terarah pada Allah dan
sesama.
Seperti hujan dan salju yang turun dari langit dan tidak kembali lagi
kesana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan….., demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku, Ia tidak
akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang
Kukehendaki, dan akan berhasil apa yang Kusuruhkan kepadanya” (Yes 55:10-
11). Kiranya firman inilah, yang telah tumbuh dan berkembang dalam diri
Fransiskus. Sejak kecil, ibunya telah memperkenalkan sosok Yesus kepadanya.
Dan disini pula ia belajar untuk mengimani Yesus.
Setelah Fransiskus beranjak dewasa, ia banyak mengalami perubahan.
Kemewahan keluarganya, telah membawanya jauh dari Yesus dan ia lebih senang
untuk hidup berfoya-foya bersama dengan teman-temannya. Sebagai anak
seorang bangsawan yang kaya raya, ia mempunyai banyak teman, di hormati dan
ia juga memiliki cita-cita yang besar yaitu sebagai ksatria bagi negaranya.
Fransiskus berusaha keras, untuk menggapai cita-citanya tersebut. Ia bergabung
bersama para ksatria negaranya untuk ikut berperang melawan penjajah namun,
ia mengalami kekalahan, ditangkap musuh dan dipenjarakan. Satu tahun
Fransiskus berada dalam penjara. Ia dapat terbebas dari penjara setelah
ayahnya membayar uang tebusan bagi dirinya.
Kegagalannya dalam mengikuti perang yang pertama ternyata tidak
menyurutkan hati Fransiskus untuk terus menggapai cita-citanya menjadi seorang
ksatria bagi negaranya. Hal itu terjadi karena dua tahun kemudian, pecah perang
kembali terjadi dan ia bergabung kembali dalam laskar pertempuran untuk
melawan Perugia. Ia merasa bangga tinggal bersama dengan para ksatria yang
lain untuk melawan musuh. Pada malam hari saat ia sedang tidur, ia bermimpi
bertemu dengan Yesus. Yesus dalam mimpinya berkata “Fransiskus....Fransiskus,
kembalilah ke rumahmu. Mengapa engkau mengabdi kepada hamba, bukan
kepada Tuan?. Siapa yang lebih besar Tuan atau hamba?”. Fransiskus terbangun
dari tidurnya. Ia terus-menerus memikirkan arti mimpinya itu akibatnya, ia
mengalami keraguan yang besar untuk melanjutkan pertempurannya melawan
Perugia. Keraguan dan keingintahuannya akan makna mimpinya, membuatnya
berani untuk memutuskan meninggalkan laskar pertempuran dan kembali ke
Asisi.
Setelah peristiwa mimpi itu, Fransiskus mengalami banyak perubahan. Ia
semakin rajin berdoa dan banyak berbuat kebaikan diantaranya ialah menolong
orang sakit kusta. Suatu hari, ketika ia sedang berdoa di sebuah kapel di San
Damiano, dari sebuah salib yang tergantung di altar ia mendengar suara
“Fransiskus pergilah dan perbaikilah Gereja-Ku yang nyaris roboh ini”.
Fransiskus terkesima dan juga bahagia mendengar suara tersebut, ia merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
yakin bahwa inilah jawaban dari mimpi yang selama ini dipikirkannya. Ia yakin
bahwa Tuhan Yesus memintanya untuk mengabdi-Nya dengan cara membangun
gereja-Nya yang hampir roboh. Akhirnya tanpa ragu, Fransiskus melaksanakan
perintah tersebut dengan mulai membangun gereja secara fisik.
Perubahan yang terjadi dalam diri Fransiskus sangat ditentang oleh
ayahnya. Ayahnya, berusaha keras agar ia meninggalkan perbuatannya yang
baik itu. Beberapa kali ayahnya memberikan hukuman kepada Fransiskus yaitu
dengan hukuman cambuk dan dikurung dalam rumah. Harapannya, agar
Fransiskus jera dan kembali kepada ayahnya. Kendati demikian, Fransiskus tidak
pernah berkeinginan untuk meninggalkan perbuatan baik yang telah
dilakukannya. Justru sebaliknya, ia semakin bersemangat mengerjakannya. Sikap
Fransiskus yang tetap bersikeras melakukan perbuatannya yang baik itu,
membuat ayahnya geram. Hingga akhirnya, ayah Fransiskus memberikan pilihan
kepadanya siapa yang akan dipilihnya dirinya (ayahnya) atau perbuatan baik
yang menurut Fransiskus sebagai kehendak Tuhan.
Kecintaan Fransiskus kepada Yesus membuat Fransiskus berani
memberikan keputusan bahwa dirinya lebih memilih Tuhan dengan melakukan
karya baik yang selama ini telah ia lakukan dan memutuskan meninggalkan ayah
dan keluarganya. Keputusan Fransiskus ini semakin membuat ayahnya semakin
marah dan akhirnya ayahnya memintanya untuk melepaskan seluruh harta benda
yang ada pada dirinya. Permintaan sang ayah pun tidak berat bagi Fransiskus,
maka dengan segera ia mengembalikan semua harta benda yang ada pada
dirinya bahkan pakainan yang melekat pada tubuhnya (Mat 19:21). Demikianlah
Fransiskus telanjang pergi meninggalkan ayah, keluarga dan seluruh kekayaan
yang ada. Ia dengan tulus iklas meninggalkannya dan memilih Tuhan sebagai
satu-satunya harapan hidupnya. Ia akhirnya, mendapatkan mantol untuk
menutupi tubuhnya yang telanjang dari seorang uskup yang terharu melihat sikap
dan segala keputusan yang telah diambilnya.
Tindakan radikal yang telah dilakukan oleh Fransiskus untuk berani
meninggalkan segala-galanya dan memilih menjadi pelayan Allah hal ini terjadi
karena ia telah bersatu dengan Allah dan menjadikan Allah sebagai tujuan dan
arah hidupnya. Ia tidak lagi bimbang atau ragu akan pekerjaan yang
dilakukannya dalam bekerja membangun gereja dan menolong sesamanya yang
miskin, sakit dan menderita. Dan ia pun telah mencintai Allah dengan segenap
jiwa, kekuatan, akal budi dan seluruh keberadaan hidupnya (Mat 22:37).
Jadi, nilai-nilai beriman yang perlu diketahui oleh para guru antara lain:
Tabel 2.1 nilai-nilai “Beriman”
Nilai Deskriptor
Mengerti iman sebagai penyerahan diri secara total kepada Allah
“Beriman” Meluangkan waktu untuk beribadat dan berdoa
Oleh karena mengalami dicintai oleh Allah, maka membalas cinta-Nya itu
dengan mencintai sesama.
Yakin setiap kebaikan yang diterima berasal dari Tuhan
Bersyukur kepada Tuhan untuk semua anugerah yang telah diterima dalam
hidup ini.
Kehidupan orang pada zaman ini, diwarnai dengan semangat untuk mencari
mencari yang serba cepat atau gampang. Kecenderungan ini, membuat manusia
hanya mengandalkan pada sesuatu yang tampak. Segala sesuatunya juga dinilai
dari banyaknya harta benda yang dimiliki. Selain itu, manusia kurang mampu
mengendalikan diri. Mereka menjadi rakus, kejam, dan jarang yang mengenal
Hidup ugahari adalah sikap hidup seseorang yang dalam kepemilikan dan
Memang benar bahwa hidup manusia memerlukan harta benda sebagai penunjang
Asisi memandang bahwa harta benda bukan sesuatu hal yang paling penting
dalam hidup, tetapi ia menggunakan harta benda tersebut sesuai dengan nilai
atau untuk menunjukkan kehebatan tetapi digunakan sebagai sarana untuk hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
hidup dari bekerja keras setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap hari.
Kisah berikut sikap hidup ugahari dan sederhana yang dijalankan oleh
mewujudkan mimpinya menjadi pelayan Tuhan. Hal itu ia wujudkan dengan tetap
bekerja keras, merawat orang sakit kusta dan mencari dana untuk pembangunan
gereja.
Berikut ini adalah nilai-nilai ugahari dan sederhana yang harus dipahami
Sadar harta benda yang dimiliki adalah anugrah Tuhan yang harus di
gunakan dengan tepat guna
c. Murah Hati
Murah hati adalah sikap mudah memberi kepada orang lain. Seorang yang
murah hati, tidak akan berdiam diri ketika melihat sesamanya sakit dan menderita.
Hatinya akan cepat tergerak untuk memberikan bantuan seberapun itu besarnya.
Sikap spontan yang dimiliki oleh seorang yang murah hati senantiasa dilandasi
oleh hati yang tulus, jujur dan tanpa mengharapkan imbalan. Selain itu, seorang
yang murah hati tidak akan membeda-bedakan orang yang ditolongnya. Baginya,
siapa pun itu orangnya dan ia mengalami kesulitan dan penderitaan dialah sesama
membagikan apa yang kita punyai kepada orang lain (Iriarte, 1995). Sikap mau
membagi apa yang kita miliki kepada orang lain terutama yang miskin adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
sikap yang murah hati. Sikap ini sehakekat dengan sikap Tuhan yang murah hati
manusia. Murah hati secara sederhana dimengerti sebagai perbuatan baik yang
riil, kelembutan dalam bertutur dan berlaku terhadap sesama. Dalam tradisi Biblis
(Kitab Suci), kemurahan hati selalu merujuk pada sikap Tuhan pada manusia
sekaligus ajakan agar manusia berbuat demikian juga. Hendaklah kamu murah
Adapun sikap murah hati St. Fransiskus Asisi kepada sesamanya dapat
Bagi kebanyakan orang, penderita kusta adalah orang yang dikutuk oleh
Allah. Oleh karena itu, mereka harus diusir dari lingkungan masyarakat.
Penderitaan para penderita kusta memang sangat berat. Selain harus menderita
secara fisik, mereka juga harus menderita secara batin. Mereka harus tinggal
terasing di tengah hutan dan apabila kedapatan dari antara mereka yang masuk
ke pemukiman penduduk, mereka langsung dibunuh. Tinggal di tengah hutan,
membuat mereka semakin parah sakitnya. Hal itu terjadi karena tidak ada yang
memberikan perawatan, perlindungan atau pun pemberian bahan makanan bagi
mereka.
Keadaan demikianlah yang membuat Fransiskus tergerak hatinya untuk
membantu mereka. Baginya, para penderita kusta adalah saudara dan
saudarinya yang harus tetap ditolong dan diperhatikan. Oleh karena itu,
Fransiskus berupaya keras untuk membantu kehidupan mereka. Ia bekerja keras
untuk mendapatkan uang guna membeli keperluan hidup mereka dan tanpa malu-
malu, ia sering meminta-minta kepada orang kaya agar mereka berkenan
membagi rejekinya untuk menolong para penderita kusta. Demikianlah
Fransiskus, dengan kerja keras, penuh perhatian dan cinta yang besar telah
menolong sesamanya yang menderita. Dasar kecintaannya sebagai saudara
sesama ciptaan Allah itulah yang memberikan semangat dan energi yang besar
bagi Fransiskus untuk dengan rela hati menolong mereka.
Sikapnya yang penuh perhatian terhadap yang menderita dan kerelaannya
untuk untuk berbagi kepada sesamanya yang membutuhkan bantuannya telah
membuatnya menjadi bahagia. Ia bersyukur karena ia telah dipakai Allah untuk
memberikan sesuatau yang kecil bagi para penderita kusta. Ia sangat mencintai
pekerjaannya ini dan dengan tulus hati ia melakukannya. Kerelaan yang
ditampakkan oleh Fransiskus dalam melayani orang sakit kusta ini, telah
membuka mata orang banyak dan sedikit demi sedikit mereka pun tergerak pula
untuk membantu dan memperhatikan mereka. Hingga akhirnya, banyak orang di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
kota Asisi yang bergabung bersama Fransiskus dalam merawat dan membantu
para penderita kusta ini.
Nilai-nilai murah hati yang harus dipahami oleh para guru adalah sebagai
berikut:
Pada umumnya, pengertian Gereja ada 2 yaitu gereja dalam arti fisik dan
gereja dalam arti rohani. Gereja dalam arti fisik berarti tempat ibadah bagi orang-
orang yang beriman akan Yesus Kristus. Sedangkan Gereja dalam arti rohani
(=Gereja) itu adalah menjalankan hidup dengan semangat cinta kasih dan
pelayanan.
Setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan, dipanggil
untuk ikut berperan aktif dalam hidup menggereja. Keterlibatan ini penting karena
ini sebagai perwujudan dari iman akan Yesus tersebut. Keterlibatan aktif seorang
yang hidup menggereja, cangkupannya sangat luas. Artinya, orang bukan hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
bergelut pada urusan gereja dalam arti fisik saja, namun orang mampu
Teladan yang jelas, yang dapat kita ikuti adalah St. Fransiskus Asisi.
Seiring perjalanan waktu, ia merasa bahwa apa yang telah dikerjakannya terasa
masih kurang. Berkat relasinya dengan Tuhan yang sangat baik, Fransiskus
membangun Gereja dalam arti rohani yaitu dengan memberikan teladan hidup
yang baik dan benar kepada masyrakat Asisi dan berkotbah mewartakan injil
kerajaan Allah.
Pembaharuan iman yang ia wujudkannya dalam praktek hidup yang nyata, telah
memikat banyak orang. Banyak golongan kaya miskin, terpelajar maupun yang
tidak terpelajar tertarik untuk bergabung dalam pembaharuan iman yang telah
dilakukannya. Berikut ini adalah beberapa orang yang telah menjadi pengikutnya,
Nilai-nilai aktif dalam hidup menggereja yang harus dipahami oleh para
nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Salah satu karya mereka adalah bidang
oleh para suster FSGM yang berdomisili di Bandar Lampung. Yayasan tersebut,
terdiri dari 19 guru putri dan 11 orang guru putra. Latar belakang pendidikan
mereka sudah sarjana pendidikan. Sekolah ini, menangani kurang lebih 675 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Bandar Lampung.
Fransiskus 2 Bandar Lampung, yang langsung dikelola oleh Yayasan Dwi Bhakti
Bandar Lampung. Sebuah yayasan karya para Suster-Suster dari Santo Georgius
Martir (FSGM).
masa-masa sulit dan krisis terberat bangsa ini. Krisis tersebut mencangkup krisis
pangan, sosial dan politik pada masa itu. Sebagaimana sekolah-sekolah Fransiskus
yang dikelola para suster FSGM di seluruh dunia, yang juga didirikan ditengah-
perbedaan suku, agama, sosial dan ekonomi bertemu di sini. Hal ini merupakan
dalam dirinya.
Masyarakat yang telah ambil bagian dalam karya ini, menjadi pilar utama
pembangunnya. Hal itu terjadi karena masyarakat mulai terbuka akan pentingnya
SD Fransiskus 2 Bandar Lampung ini, memiliki visi dan misi yang jelas
dalam upaya mendidik para siswa yang mengenyam pendidikan di tempat ini.
yang dijiwai oleh cinta kasih Allah yang penuh kerahiman, menumbuh
dalam kepribadian, moral, etika, estetika, cerdas dan terampil dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi. Visi ini, seturut dengan nilai “Berjiwa Besar” St.
Selain itu, misi yang hendak dicapai oleh SD tersebut diantaranya (1)
membina hati nurani agar selalu hidup sederhana, jujur, disiplin, bertanggung
jawab, peka terhadap seni dan karya seni, peduli terhadap lingkungan dan
membela kehidupan. Misi sejalan dengan nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus
berkaitan dengan nilai ugahari dan sederhana serta murah hati. (2) Mengupayakan
dalam hidup sehari-hari. Misi ini seirama dengan nilai “Berjiwa Besar” St.
niali-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Oleh karena itu, Yayasan Dwi
Besar” St. Fransiskus Asisi, sebagai landasan untuk mendidik setiap pribadi yang
menimba ilmu sekolah ini. Harapan yang ingin digapai ialah agar mereka mampu
penghayatan terhadap suatu ajaran nilai tertentu sebagai suatu kebenaran yang
suatu nilai tertentu dari praktek hidup orang lain menjadi bagian dari diri sendiri.
kepribadian seseorang.
pribadi seseorang yang dapat terwujud dalam sikap dan perilaku. Proses
penghayatan nilai yang dilakukan secara teratur, akan membentuk karakter pribadi
seseorang menjadi lebih baik dan menjadi pembeda antara seorang yang satu
dengan yang lainnya (Wibowo, 2013:11). Karakter yang terbentuk tersebut dapat
nilai kebaikan dari pribadi seseorang akan memberikan dampak yang baik pula
pengetahuan atau pemahaman kepada seseorang tentang suatu nilai yang baik
memahami dari maksud atau tujuan dari suatu nilai yang telah ditawarkan
diharapkan seseorang mampu untuk membuat suatu komitmen atau niat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
selaras dengan tujuan dari nilai yang telah ditawarkan. Pada proses terakhir,
Tiga proses internalisasi menjadi urutan proses yang saling terkait dan tidak
terpisahkan antara proses yang satu dengan proses selanjutnya. Sebagai bagian
yang tak terpisahkan, diperlukan suatu ketekunan yang teratur sehingga niliai
yang tawarkan dapat dengan sungguh-sungguh menjadi milik atau pembentuk dari
pribadi seseorang. Namun demikian dalam penelitian ini, peneliti baru mampu
melakukan pada tahap pertama yaitu tahap penanaman pengetahuan tentang nilai
kebaikan yang hendak ditawarkan oleh peneliti kepada para guru SD Fransiskus 2
Bandar Lampung yang meliputi hidup beriman, ugahari, sederhana, murah hati
2.3 Modul
terkecil dan dapat dipelajari sendiri (self instructional). Senada dengan pernyataan
sebagai komponen dari suatu sistem yang berdiri sendiri, tetapi menunjang dari
sistem itu. Menurut Siahaan (dalam Bintarto 2004: 69) menyatakan bahwa modul
adalah suatu satuan pelajaran terkecil yang telah direncanakan dan ditulis secara
b. Self contained yaitu seluruh materi dari satu unit yang dipelajari terdapat di
c. Stand alone yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media
yang lain
e. Konsistensi yaitu konsisten dalam penggunaan font, spasi dan tata letak.
produk yang telah ada. Secara lebih jelas Sugiyono (2008) menjelaskan bahwa
produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Dengan penjelasan yang
pengembangan, peneliti dapat dengan tepat mengkaji suatu obyek yang sedang
aktual, dan hasil penelitian mampu menjawab prediksi atau persoalan, maka
penelitian tersebut akan memiliki pengaruh terhadap hasil kajian tersebut. Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
ini, memiliki lima komponen atau lima tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Analisis (Analysis)
diberikan, dan kompetensi apa yang akan diharapkan atau dikuasai oleh
pembelajar.
b. Desain (Desaign)
mendesain kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan produk yang diinginkan.
Pada tahap ini desain kegiatan meliputi: merumuskan tujuan, urutan kegiatan,
c. Pengembangan (Develop)
spesifikasi desain produk sesuai dengan yang telah ditentukan. Secara khusus,
spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian ini berbentuk modul. Pada
(2) menentukan tujuan yang hendak dicapai, (3) prosedur atau urutan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
yang akan dilakukan, (4) penentuan sifat dari kerangka kegiatan yang dilakukan.
menyangkut tentang siapa (orang) yang akan mendapat perlakuan, usia, pekerjaan,
dan keadaan lingkungan. Penentuan subyek ini menjadi bagian yang penting,
karena hal ini akan menentukan arah tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan.
Segala kegiatan yang akan dilakukan, akan menyesuiakan dengan subyek yang
akan melakukannya.
Menentukan tujuan yang ingin dicapai adalah suatu tindakan yang harus
dilakukan bagi setiap orang yang hendak melakukan rencana suatu kegiatan.
Tujuan menjadi arah dasar dari suatu kegiatan. Tujuan yang jelas akan menjadi
indikasi dari suatu kegiatan yang baik. Dan akhirnya, keseluruhan kegiatan akan
dengan pokok bahasan, subyek yang hendak belajar dan tujuan yang hendak
dicapai. Prosedur kegiatan yang tersusun dengan baik, akan mampu menghantar
produk pengembangan bersifat tetap harus berurutan atau dapat berubah setiap
saat tanpa urutan. Hal ini dipandang perlu karena berkaitan erat dengan tujuan
d. Implementasi (Implement)
ditentukan.
e. Evaluasi (Evaluate)
merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap produk
tertentu yang telah dihasilkan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan
produk ini, peneliti hanya akan sampai pada tahap ketiga yaitu tahap
pengembangan. Alasan peneliti hanya sampai pada tahap ini karena pertama
subyek yang diteliti sudah mengadakan retret pada bulan Desember 2013, kedua
keterbatasan tempat dan keterbatasan waktu antara peneliti dan subyek yang
Ada 4 penelitian yang penulis anggap relevan dengan penelitian yang saat
ini sedang dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Smith (2007)
pelajaran yang hendak disampaikan kepada siswa. Hal ini sangat penting,
mengingat dalam dunia pendidikan saat ini, banyak sekolah-sekolah katolik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
seharusnya, iman berpadu dengan ilmu pengetahuan yang hendak diterima oleh
bersyukur, berkembang sikap mencintai dan peduli, tidak mudah putus asa dan
zaman sekarang ini orang mampu untuk melatih hidup ugahari sehingga akan
menjadi pribadi yang sederhana. Pernyataan ini penting karena di zaman ini
menghayati hidup ugahari akan menjadi orang yang bijaksana dalam segala
hidup.
and Loving Rightly: Insights for a Value-Centered Life from the Franciscan
menghidupi semangat hidup St. Fransiskus Asisi. Tulisannya ini berangkat dari
dilakukan oleh St. Fransiskus Asisi dan para saudaranya terhadap orang-orang
kusta. St. Fransiskus Asisi dengan sikap kesiapsediaannya dan rasa cinta yang
mendalam telah rela memberikan perhatian dan hartanya kepada sesamanya yang
mahasiswa dalam salah satu universitas di Amerika yang semakin rela untuk
Serikat untuk terlibat aktif dalam menangani masalah yang terjadi di dunia ini
berkaitan dengan tindak kekerasan terhadap kaum miskin. Hal ini dilakukan
sebagai salah satu gerakan perwujudan iman sebagai anggota Gereja, terutama
utara Uganda, Kolombia. Pencapaian dari penelitian ini adalah menanamkan sikap
merendahkan dan tidak merusak martabat manusia. Bentuk perwujudan yang lain
yang lebih baik, sehingga akan tercipta situasi yang adil dan lebih manusiawi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah ada, maka skema penelitian ini
sebagai berikut:
Smith (2007)
“Beriman”
Darmaatmadja (2013)
“Berjiwa Besar”
Coughlin (2010)
“Murah Hati”
Perry (2007)
diinspirasikan oleh nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Para guru
hasil wawancara dan kuesioner yang telah dilakukan oleh peneliti, menyatakan
bahwa pengetahuan para guru tentang nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus
Asisi masih dalam kategori rendah. Rendahnya tingkat pengetahuan para guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
yang berjudul Meneladan Fransiskus yang “Berjiwa Besar”. Modul sebagai salah
satu upaya untuk membantu para guru dalam memahami nilai-nilai “Berjiwa
Fransiskan dan dua orang guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung. Teknik analisis
BAB III
METODE PENELITIAN
teknik analisis data. Jenis penelitian memberikan gambaran berkaitan cara yang
sebuah produk yang terintegrasi dengan semangat hidup St. Fransiskus Asisi.
sederhana, murah hati dan aktif dalam hidup menggereja. Pada penelitian ini
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Produk yang dihasilkan berupa modul untuk para guru SD Fransiskus 2 Bandar
Lampung.
Bagian ini akan membahas tentang subyek penelitian, lokasi penelitian dan
Richards (2004) dalam buku Developing Language Course Materials. Ada lima
dalam pengembangan produk ini, peneliti hanya akan sampai pada tahap ketiga
yaitu tahap pengembangan. Alasan peneliti hanya sampai pada tahap ini karena
pertama subyek yang diteliti sudah mengadakan retret pada bulan Desember
2013, kedua keterbatasan tempat dan keterbatasan waktu antara peneliti dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
kemudian diolah sesuai dengan rencana desain yang telah direncanakan oleh
peneliti.
Prosedur pada tahap ketiga yaitu pengembangan materi dan kegiatan untuk
mengenal nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Berikut ini adalah
urutan kegiatan yang akan dilakukan dalam produk yang akan dibuat, yaitu
sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Bagian awal dari setiap pertemuan, akan diawali dengan kata pendahuluan.
Maksud pada bagian ini ialah untuk membantu guru memberikan gambaran
umum tentang nilai yang akan dibahas dari pertemuan yang akan dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
2. Tujuan
kepada para guru mengenai nilai-nilai Berjiwa Besar St. Fransiskus Asisi.
3. Doa Pembuka
Rumusan doa yang disajikan dalam setiap pertemuan menjadi kegiatan awal
untuk memulai kegiatan sesuai dengan tema yang terkait. Doa yang telah
pembuka adalah memohon rahmat Tuhan agar menyertai dalam kegiatan yang
akan dilaksanakan.
Pada bagian ini dalam masing-masing pertemuan sesuai dengan tema, akan
membahas secara rinci mengenai makna dari nilai yang akan dibahas.
Disajikan pula cerita tentang Fransiskus Asisi dalam upayanya mendalami dari
Fransiskus pun berjuang dengan sepenuh hati dalam menghidupi dari masing-
masing nilai tersebut. Selain itu, ada juga cerita yang disajikan yang sesuai
dengan konteks jaman. Harapannya dengan dua cerita yang disajikan, para
guru mampu menangkap lebih baik tentang makna nilai yang hendak
ditawarkan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
5. Refleksi
setiap nilai. Hal ini terjadi karena orang berani melihat secara jujur keberadaan
6. Sharing
Sharing berasal dari kata Bahasa Inggris, to share yang berarti berbagi
yang telah dialami terkait dengan nilai yang ditawarkan. Pengalaman tersebut,
Tujuan dari berbagi pengalaman ini adalah untuk memperkaya satu sama lain,
dan lebih dari itu untuk melihat (mengevaluasi) sejauh mana nilai-nilai yang
7. Doa Penutup
Merupakan ungkapan syukur pada Tuhan atas berkat-Nya yang telah menyertai
dalam pertemuan yang telah berlangsung dan tetap memohon berkat untuk
8. Catatan Pribadi
Prosedur tahap keempat yaitu validasi dan revisi poduk. Dalam penelitian
ini, produk hasil pengembangan ini akan divalidasi oleh empat orang yang
Lampung. Selanjutnya hasil validasi akan dianalisis dan direvisi oleh peneliti
sehingga diperoleh hasil produk yang baik dan layak untuk diujicobakan.
oleh peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Tahap 2: Mengkaji materi tentang St. Fransiskus Asisi yang “Berjiwa Besar” yaitu
beriman, ugahari dan sederhana, murah hati dan aktif dalam hidup meggereja
Sumber Belajar
Karakter Guru
Kegiatan
Tujuan Urutan pendalaman materi
Isi
Analisis Analisis
Revisi 1 Revisi 2
3.4.1 Wawancara
sekolah. Teknik ini, menjadi cara yang tepat untuk mengetahui keadaan awal
instrumen pengumpul data lisan yang berasal dari sumber data secara langsung.
Dari 30 guru orang yang ada, peneliti hanya melakukan wawancara dengan 12
orang saja. Alasannya, 12 orang guru sudah cukup untuk mewakili dari jumlah
3.4.2 Kuisioner
untuk dijawabnya. Kuisioner juga sebagai alat yang baik untuk mendapatkan
informasi dari suatu penelitian. Kuisioner dalam penelitian ini akan dibagikan
Bandar Lampung terhadap nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi sebagai
Pada tabel 3.2 merupakan lembar wawancara yang digunakan oleh peneliti
erat dengan nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Selain itu, peneliti
juga menanyakan hambatan dan keberhasilan apa saja yang telah dialami dalam
untuk melihat seberapa besar pengetahuan para guru berkaitan dengan nilai-nilai
“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Kuisioner ini disusun dengan cara mengkaji
wacana yang sesuai dengan penghayatan hidup St. Fransiskus Asisi dan dari
internal validity (validitas internal) yang terdiri dari validitas isi dan validitas
tampang (face validity) (Widoyoko, 2012: 129). Validitas isi yaitu penilaian yang
tampang digunakan untuk mengetahui dan memperbaiki pernyataan bila ada kata-
kata yang kurang tepat atau ambigu. Selanjutnya, setiap pernyataan dari setiap
indikator tersebut, diperbaiki dan dimintakan pendapat kepada dua orang yang
cobakan kepada para guru. Berikut ini adalah nilai-nilai “Berjiwa Besar” St.
Sugiyono (2009) juga menegaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang
atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa validitas merupakan suatu standar
Validitas instrumen terdiri dari tiga jenis yaitu (1) validitas permukaan (face
validity), (2) validitas isi (content validity), (3) validitas konstrak (constrack
melihat dari sisi muka atau tampang dari instrumen itu sendiri. Untuk validitas ini,
dengan teori-teori tertentu terkait dengan tujuan dari penelitian yang akan
seorang suster FSGM yang medalami spiritualitas Fransiskan. Berikut ini adalah
Jumlah 7 24
Asisi yang terdapat dalam tabel 3.4, didapatkan rerata skor sebesar 3,4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
No Pernyataan SS S J K TP
1 Saya mengerti iman sebagai penyerahan diri secara total kepada
Allah
2 Saya meluangkan waktu untuk beribadat dan berdoa
12 Saya sadar harta benda yang dimiliki adalah anugrah Tuhan yang
harus di gunakan dengan tepat guna
13 Saya memahami makna murah hati sebagai tanda kepedulian
terhadap sesama
14 Saya bersedia memaafkan orang yang menyakiti hati
Data yang akan dianalisis berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif berupa skor dan data kualitatif berupa catatan yang diberikan oleh para
ahli dan guru. Skor kuantitatif hasil uji coba produk kemudian dikonversikan
dengan skala lima dengan mengacu pada kriteria penilaian Widoyoko (2009:238)
sebagai berikut:
Keterangan:
Rerata ideal ( Xi ) : ½ (Skor Maksimal Ideal + Skor Minimal Ideal)
Simpangan baku ideal (SBi) : 1/6 (Skor Maksimal Ideal - Skor Minimal Ideal)
X : Skor aktual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
Bab empat ini berisi tentang hasil pengembangan yang meliputi analisis
kebutuhan, deskripsi produk awal, validasi produk, dan revisi produk serta kajian
produk akhir.
St. Fransiskus Asisi sebagai pelindung sekolah. Data yang telah diperolah,
“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Subyek penelitian adalah para guru SD
29 Juli 2013 terhadap 12 orang dari jumlah keseluruhan guru yang ada.
mengungkapkan bahwa telah beberapa kali mengikuti retret dan rekoleksi namun
tersebut, semua kembali dalam keadaan baik dan sudah diisi sesuai perintah yang
43,33% para guru masih kurang memahami nilai-nilai “Berjiwa Besar” St.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Fransiskus Asisi, 36,66% cukup memahami dan 20% sangat memahami nilai-nilai
akan dipergunakan oleh para guru untuk mengenal nilai-nilai “Berjiwa Besar” St.
Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan bahan-
bahan yang terkait dengan St. Fransiskus Asisi yang “Berjiwa Besar” kemudian
Nilai-nilai “Berjiwa Besar” yang dimaksud disini adalah empat nilai yang
telah dihidupi oleh St. Fransiskus Asisi yaitu hidup beriman, ugahari dan
sederhana, murah hati dan aktif dalam Gereja. Keempat nilai tersebut merupakan
satu rangkaian yang tak terpisahkan. Hidup beriman diletakkan pada urutan
pertama karena ini menjadi dasar dari keseluruhan nilai yang ada. Seorang
beriman pasti akan memiliki sifat-sifat seperti ugahari dan sederhana, murah hati.
hidup menggereja. Materi yang digunakan dalam produk ini diperoleh dari buku-
Produk ini dibuat dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 dan
Microsoft Office Word 2007. Modul ini menggunakan jenis huruf Times New
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Roman dengan ukuran huruf 12 poin. Jumlah halaman dalam modul ini ada 29
Unsur-unsur yang terdapat dalam modul yaitu: (1) Sampul atau cover .
Pada bagian terdepan modul ini, terdapat judul modul yaitu Meneladan St.
Fransiskus Asisi yang “Berjiwa Besar”, modul untuk guru SD St. Fransiskus
Asisi. Di samping itu terdapat pula nama peneliti, gambar St. Fransiskus Asisi
dengan pilihan warna gradasi warna coklat. (2) Kata pengantar yang berisi ucapan
terima kasih dari peneliti untuk semua pihak yang telah membantu menyusun
modul ini, garis besar isi modul serta harapan peneliti untuk penggunaan modul
ini. (3) Daftar isi sebagai petunjuk pokok isi modul beserta nomor halamannya.
(4) Petunjuk penggunaan modul. (6) Isi pokok modul bagian ini terdapat lima kali
pertemuan. (7) Penyusun, bagian ini berisi tentang biodata peneliti. (8) Referensi,
berisi tentang berbagai sumber yang telah peneliti gunakan dalam penyusunan
berlangsung sekitar 1-2 jam. Unsur-unsur yang terdapat dalam isi pokok modul
pada bagian ini memberikan gambaran umum tentang nilai yang akan dibahas dari
pertemuan yang akan dilakukan. (2) Tujuan dari pertemuan sesuai dengan tema.
(3) Doa pembuka sebagai sarana untuk memuji Tuhan serta memohon rahmat-
Nya sebelum memulai seluruh kegiatan. (4) Pokok bahasan materi bagian ini
menyajikan materi pokok terkait dengan tema. (5) Refleksi berisi panduan
bagian ini memberikan kesempatan kepada para guru untuk membagikan segala
pengalaman hidup mereka sesuai dengan tema yang sedang dibahas. (7) Doa
penutup merupakan ungkapan syukur pada Tuhan atas berkat-Nya yang telah
menyertai dalam pertemuan yang telah berlangsung dan tetap memohon berkat
untuk mewujudkan apa yang telah diterima hari itu (10) Catatan pribadi lembaran
kosong yang dapat digunakan guru untuk mencatat segala pengalaman yang telah
Modul yang dikembangkan ini, telah divalidasi oleh enam pakar yaitu
empat pakar Fransiskan dan dua guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung. Data
yang diperoleh dari para pakar berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuatitatif berupa skor yang terdapat pada skala penilaian terhadap aspek-aspek
yang dinilai dalam modul. Selanjutnya data kualitatif berupa saran atau tanggapan
Perhitungan akhir dari data tersebut, diperoleh dari hasil konversi data
kuantitatif ke data kualitatif dengan mengacu pada skala lima menurut Widoyoko
Maka Xi = ½(5+1) =3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Simpangan baku ideal Sangat kurang (SBi) : 1/6 (Skor Maksimal Ideal - Skor
Minimal Ideal)
sebagai berikut:
melalui dua tahap. Tahap pertama dimulai dari tanggal 26 April 2014 sampai
tanggal 28 April 2014. Validasi tahap kedua pada tanggal dimulai tanggal 3 Mei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
2014 sampai tanggal 8 Mei 2014. Penilaian yang dilakukan mencakup aspek
Pakar Fransiskan ini adalah seorang imam dari Kongregasi OFM, beliau
Kongregasi OFM.
a. Aspek Tampilan
Tabel 4.2 Penilaian Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Desain Cover √
2 Ketepatan pemilihan jenis huruf √
3 Ketepatan ukuran huruf √
Ketepatan warna huruf √
4
Tata letak setiap halaman √
5
Jumlah 3
Jumlah Skor 9
Rerata Skor 3
KriteriaAspek Perintah penggunaan Modul Cukup
d. Aspek Isi
Tabel 4.5 Penilaian Aspek Isi
Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam memuat modul
1
(tujuan, materi kegiatan, refleksi). √
2 √
Kesesuain modul dengan tujuan yang akan dicapai.
Berdasarkan hasil penilaian pakar yang pertama dari tabel 4.2, pakar
memberikan rerata skor sebesar 3,5 maka menurut Widoyoko (2009) hal itu
dinyatakan “baik”. Tabel 4.3 dan 4.4, penilaian rerata yang didapat dari masing-
masing sebesar 3 ini berarti “cukup” pernyataan ini membuat peneliti untuk
memperhatikan secara cermat hal-hal yang mendapatkan skor yang rendah untuk
adalah adanya penambahan sub bagian yang mampu menghantar seseorang untuk
memahami materi yang akan dipelajari. Dalam hal ini, materi yang hendak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Pakar kedua yang telah dipilih oleh peneliti adalah seorang Bruder MTB.
Beliau seorang ahli spiritualitas Kongregasi MTB dan saat ini beliau juga
a. Aspek Tampilan
Tabel 4.6 Penilaian Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
√
1 Desain Cover
√
2 Ketepatan pemilihan jenis huruf
11 Kemenarikan gambar √
12 Ketepatan ukuran gambar √
Jumlah 3 7 2
Jumlah skor 47
Rerata skor 3,9
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
2 √
Kejelasan instruksi dalam modul
3 √
Sistematika peneliti an petunjuk
Jumlah 1 2
Jumlah Skor 11
Rerata Skor 3,6
KriteriaAspek Perintah penggunaan Modul Baik
d. Aspek Isi
Tabel 4.9 Penilaian Aspek Isi
Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam memuat √
1 modul (tujuan, materi kegiatan, refleksi).
Hasil penilaian dari pakar kedua Fransiskan ini secara garis besar
memberikan penilaian yang cukup tinggi. Ini tampak pada tabel 4.6, tabel 4.7 dan
tabel 4.9 dengan kriteria baik dan tabel 4.8 dengan kriteria amat baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Pakar Fransiskan yang ketiga yaitu seorang Bruder MTB. Beliau adalah
a. Aspek Tampilan
Tabel 4.10 Penilaian Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Desain Cover √
7 Keterbacaan teks √
11 Kemenarikan gambar √
ukuran
12 Ketepatan ukuran gambar gambar masih
√ kecil
Jumlah 4 8
Jumlah skor 44
Rerata skor 3,6
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Jumlah 3
Jumlah Skor 12
Rerata Skor 4
KriteriaAspek Perintah penggunaan Modul Baik
d. Aspek Isi
Tabel 4.13 Penilaian Aspek Isi
Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam memuat
1 √
modul (tujuan, materi kegiatan, refleksi).
Jumlah 5 1
Jumlah Skor 25
Rerata Skor 4,1
Kriteria Aspek Isi Baik
Penilaian dari pakar yang ketiga ini, cukup detail selain melihat dari segi
isi, beliau juga memperhatikan tata bahasa yang digunakan oleh peneliti . Secara
keseluruhan penilaian yang diberikan cukup tinggi. Hal ini tampak dalam tabel
4.10, tabel 4.11 dan tabel 4.13 dengan kriteria penilaian “baik”. Sedangkan untuk
tabel 4.12 mendapat kriteria penilaian “cukup”. Oleh sebab itu, peneliti
memperhatikan secara lebih seksama untuk tabel 4.12. Secara umum, sang pakar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
memberikan evaluasi terkait dengan cover yang masih kabur dan peneliti an
mendalami spiritualias FSGM, Fransiskan dan saat ini bertugas di rumah retret.
a. Aspek Tampilan
Tabel 4.14 Penilaian Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
√
1 Desain Cover
√
2 Ketepatan pemilihan jenis huruf
√
3 Ketepatan ukuran huruf
√
4 Ketepatan warna huruf
√
5 Tata letak setiap halaman
√
6 Warna halaman (1 warna atau lebih)
√
7 Keterbacaan teks
√
8 Ketepatan penempatan teks
√
9 Kejelasan gambar
√
10 Ketepatan penempatan gambar
√
11 Kemenarikan gambar
√
12 Ketepatan ukuran gambar
Jumlah 10 2
Jumlah skor 38
Rerata skor 3,1
Kriteria Penilaian Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Jumlah 3
Jumlah Skor 12
Rerata Skor 4
KriteriaAspek Perintah penggunaan Modul Baik
d. Aspek Isi
Tabel 4.17 Penilaian Aspek Isi
Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam memuat modul
1 √
(tujuan, materi kegiatan, refleksi).
Jumlah 2 1 3
Jumlah Skor 25
Rerata Skor 4,1
Kriteria Aspek Isi Baik
Penilaian yang diberikan oleh pakar keempat ini, cukup tinggi menurut
peneliti . Hal itu terbukti dari beberapa tabel yang memberikan nilai dengan
kriteria “baik” seperti pada tabel 4.15, tabel 4.16 dan tabel 4.17. sedangkan untuk
tabel 4.14, mendapatkan kriteria “cukup”. Sang pakar memberikan masukan yang
cukup berarti bagi peneliti diantaranya yaitu, perubahan sharing untuk diletakkan
pada awal pertemuan, penambahan lagu untuk awal pertemuan dan akhir
pertemuan, perubahan beberapa pokok materi yang harus dikaitkan dengan tema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
dan penambahan satu pertemuan lagi untuk merangkum seluruh pertemuan yang
telah dijalani
menetapkan dua orang guru. Mereka adalah dua orang guru yang sudah menjadi
guru tetap di sekolah tersebut. Berikut ini adalah penilaian modul yang telah
mereka lakukan:
1. Guru pertama
a. Aspek Tampilan
Jumlah 8 4
Jumlah skor 40
Rerata skor 3,3
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Jumlah 1 2
Jumlah Skor 11
Rerata Skor 3,6
Kriteria Aspek Perintah penggunaan Modul Baik
d. Aspek Isi
Tabel 4.21 Aspek Isi
Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam modul √
1 memuat (tujuan, materi kegiatan, refleksi).
Jumlah 2 6
Jumlah Skor 40
Rerata skor 3,7
Kriteria Aspek Isi Baik
berkaitan dengan modul ialah tampilan gambar yang masih terlalu kecil dan
2. Guru kedua
a. Aspek Tampilan
Tabel 4.22 Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
√
1 Desain Cover
√
2 Ketepatan pemilihan jenis huruf
√
3 Ketepatan ukuran huruf
√
4 Ketepatan warna huruf
√
5 Tata letak setiap halaman
√
6 Warna halaman (1 warna atau lebih)
√
7 Keterbacaan teks
√
8 Ketepatan penempatan teks
9 Kejelasan gambar √
10 Ketepatan penempatan gambar √
√
11 Kemenarikan gambar
√
12 Ketepatan ukuran gambar
Jumlah 7 5
Jumlah skor 41
Rerata skor 3,4
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
3 √
Penggunaan bahasa dalam modul
Jumlah 2 1
Jumlah Skor 10
Rerata Skor 3,3
Kriteria Aspek Urutan/ Sistematis
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
d. Aspek Isi
Tabel 4.25 Aspek Isi
Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam modul √
1 memuat (tujuan, materi kegiatan, refleksi).
Jumlah 1 7
Jumlah Skor 31
Rerata skor 3,8
Kriteria Aspek Isi Baik
Hasil penilaian dari guru kedua ini, cukup tinggi hal ini tampak dari tabel
4.22 sampai 4.25 yang memberikan penilaian dengan kriteria baik. Catatan yang
sebuah kata tertentu, penggunaan huruf dalam kalimat yang masih kurang dan
telah dari para ahli Fransisakan dan para guru. Berikut ini adalah tabel gambaran
1 Fransiskan 1 Perlu adanya pengantar untuk Telah dibuat pengantar yang telah
2 Fransiskan 2 Gambar kurang sesuai dengan Gambar telah disesuaikan dengan isi
3 Fransiskan 3 Ada kata tanya yang kurang Kata tanya telah diperbaiki dan
4 Fransiskan 4 Ada beberapa pokok materi Ada dua materi yang kurang tepat
yang kurang tepat dengan dengan tema yaitu pada pertemuan
tema. keempat dan kelima dan sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
disesuaikan lagi.
5 Guru 1 Penulisan kalimat yang belum Ditemukan ada beberapa kalimat yang
benar
salah penulisan dan sudah diperbaiki.
sudah direvisi.
Fransiskan dan dua orang guru SD 2 St. Fransiskus Asisi Bandar Lampung, maka
peneliti melakukan revisi produk yang mencakup aspek tampilan, aspek perintah
1. Aspek Tampilan
Perubahan pada aspek tampilan meliputi: (1) perubahan pada cover yaitu
cover tampil lebih sederhana dan lebih disesuaikan dengan tema dari modul itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
sendiri. (2) judul yang awalnya Meneladan St. Fransiskus yang “Berjiwa Besar”,
semuanya telah terangkum dalam kata pengantar yang diletakkan dalam halaman
awal modul setelah daftar isi. Tujuannya untuk mempermudah bagi pengguna
modul.
3. Aspek Urutan/Sitematis
Modul sebagai hasil produk dari penelitian ini, berisi empat pertemuan
guru mencintai Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan
sikap hidup seseorang yang dalam kepemilikan dan penggunaan harta benda tidak
tentang “Murah Hati”. Murah hati adalah sikap mudah memberi kepada orang
lain. Seorang yang murah hati, tidak akan berdiam diri ketika melihat sesamanya
sakit, menderita dan membutuhkan pertolongan. Sikap ini akan muncul ketika
seseorang tidak lagi memikirkan diri sendiri tetapi berani melihat keadaan
Menggereja”. Makna Gereja selain sebagai bangunan tempat ibadah bagi orang-
orang yang percaya kepada Yesus Kristus, juga dimaknai sebagai sekumpulan
orang (=komunitas) yang mengimani Yesus. Ciri komunitas (=Gereja) itu adalah
4. Aspek Isi
a. Pengantar
Pada bagian ini memberikan gambaran umum tentang nilai yang akan
b. Tujuan
c. Proses meliputi
1) Doa Pembuka
awal untuk memulai kegiatan sesuai dengan tema yang terkait. Doa yang
akan memperdalam secara rinci mengenai makna dari nilai yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Bagian ini berisi tentang pertanyaan berkaitan dengan isi bacaan tentang
Pada bagian ini akan ditampilkan sebuah kisah atau pengalaman nyata
yang telah dibahas sedangkan doa penutup sebagai ungkapan syukur pada
Tuhan atas berkat-Nya yang telah menyertai dalam pertemuan yang telah
berlangsung dan tetap memohon berkat untuk mewujudkan apa yang telah
Setelah tahap pertama penilaian oleh para pakar Fransiskan dan dua guru
SD Fransiskus 2 Bandar Lampung, banyak hal yang harus diperbaiki oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Berdasarkan hasil masukan yang telah mereka berikan, peneliti telah berusaha
untuk memperbaiki produk yang telah dibuatnya. Sebagai langkah kedua untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik, setelah selesai merevisi produk, peneliti
kembali meminta para pakar dan dua guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung
Berikut ini adalah hasil penilaian dari para pakar Fransiskan dan dua orang guru
Penilaian pada tahap kedua ini dilakukan pada tanggal 3 Mei 2014.
Berikut ini adalah hasil penilaian berdasarkan modul yang sudah direvisi:
a. Aspek Tampilan
Tabel 4.27 Penilaian Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Desain Cover √
2 Ketepatan pemilihan jenis huruf √
3 Ketepatan ukuran huruf √
4 Ketepatan warna huruf √
√
5
Tata letak setiap halaman
√
6
Warna halaman (1 warna atau lebih)
√
7
Keterbacaan teks
√
8
Ketepatan penempatan teks
√
9
Kejelasan gambar
√
10
Ketepatan penempatan gambar
√
11
Kemenarikan gambar
12
Ketepatan ukuran gambar √
Jumlah 7 3 2
Jumlah skor 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Jumlah 1 2
Jumlah Skor 11
Rerata Skor 3,6
KriteriaAspek Perintah penggunaan Modul Baik
d. Aspek Isi
Tabel 4.30 Aspek Isi
Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam memuat modul √
1 (tujuan, materi kegiatan, refleksi).
Jumlah 5 1
Jumlah Skor 25
Rerata Skor 4,1
Kriteria Aspek Isi Baik
dilihat pada tabel 4.27 sampai dengan tabel 4.30. Tampak dari penilaian tersebut,
memiliki kriteria penilaian pada tabel 4.27 dengan skor 3,5 yang berarti “baik”,
tabel 4.28 dan tabel 4.29 dengan skor masing-masing 3,6 dengan kualifikasi
“baik”, dan pada tabel 4.30 dengan jumlah skor 4,1 berarti “baik”. Pada penilaian
kedua ini pakar memberikan catatan yaitu bahwa pertemuan ke dua dengan tema
tiga dengan tema hidup sederhana. Hal itu terjadi karena kedua tema memiliki
a. Aspek Tampilan
Tabel 4.31 Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Desain Cover √
7 Keterbacaan teks √
9 Kejelasan gambar √
11 Kemenarikan gambar
√
12 Ketepatan ukuran gambar √
Jumlah 5 4 3
Jumlah skor 46
Rerata skor 3,8
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
1 √
Urutan tema yang disediakan
d. Aspek Isi
Tabel 4.34 Aspek Isi
Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam memuat
1 modul (tujuan, materi kegiatan, refleksi).
√
Kesesuaina modul dengan tujuan yang akan
2 dicapai.
√
Kesesuaian modul dengan Nilai-Nilai √
3 “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi
Berdasarkan tabel 4.31, tabel 4.32, dan tabel 4.34 masing-masing tabel
“sangat baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Penilaian ini dilakukan pada tanggal 4 Mei 2014. Berikut ini adalah hasil
a. Aspek Tampilan
Tabel 4.35 Penilaian Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
√
1
Desain Cover
√
2
Ketepatan pemilihan jenis huruf
3 Ketepatan ukuran huruf √
√
4
Ketepatan warna huruf
√
5
Tata letak setiap halaman
√
6
Warna halaman (1 warna atau lebih)
√
7
Keterbacaan teks
8 Ketepatan penempatan teks √
9 Kejelasan gambar √
10 Ketepatan penempatan gambar √
√
11 Kemenarikan gambar
√
12 Ketepatan ukuran gambar
Jumlah 5 4 3
Jumlah skor 46
Rerata skor 3,8
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
1 √
Urutan tema yang disediakan
d. Aspek Isi
Tabel 4.38 Aspek Nilai
Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam memuat modul
1 (tujuan, materi kegiatan, refleksi).
√
Kesesuaina modul dengan tujuan yang akan
2 dicapai.
√
Kesesuaian modul dengan Nilai-Nilai “Berjiwa
3 Besar” St. Fransiskus Asisi
√
Kemudahan materi dalam modul untuk memahami
4 Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi
√
Kesesuaian kegiatan untuk mendalami semangat
5 Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi
√
Keefektifan modul untuk memfasilitasi guru dalam
melakukan refleksi terhadap pengalaman yang
6 telah mereka alami selama ini dengan Nilai-Nilai
“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi
√
Jumlah 2 4
Jumlah Skor 24
Rerata Skor 4
Kriteria Aspek Isi Baik
Hasil penilaian yang telah diberikan oleh pakar ketiga Fransiskan ini,
terjadi pada tanggal 4 Mei 2014. Hasil tersebut dapat dilhat dari tabel 4.36 sampai
4.38. secara garis besar, kriteria penilaian antara “baik” dan secara tegas beliau
Penilaian terakhir dari pakar keempat Fransiskan ini, terjadi pada tanggal 8
a. Aspek Tampilan
Tabel 4.39 Penilaian aspek tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Desain Cover √
√
2
Ketepatan pemilihan jenis huruf
√
3
Ketepatan ukuran huruf
√
4
Ketepatan warna huruf
√
5
Tata letak setiap halaman
√
6
Warna halaman (1 warna atau lebih)
√
7
Keterbacaan teks
√
8
Ketepatan penempatan teks
√
9
Kejelasan gambar
√
10
Ketepatan penempatan gambar
√
11
Kemenarikan gambar
√
12
Ketepatan ukuran gambar
Jumlah 6 3 3
Jumlah skor 45
Rerata skor 3,75
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
1
Kejelasan petunjuk penggunaan modul √
1 √
Urutan tema yang disediakan
d. Aspek Isi
Tabel 4.42 Aspek Isi
Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam memuat
1 modul (tujuan, materi kegiatan, refleksi).
√
Kesesuaina modul dengan tujuan yang akan
2 dicapai.
√
Kesesuaian modul dengan Nilai-Nilai
3 “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi
√
Kemudahan materi dalam modul untuk
4 memahami Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi
√
Kesesuaian kegiatan untuk mendalami √
5 semangat Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi
Jumlah 2 4
Jumlah Skor 24
Rerata Skor 4
Kriteria Aspek Isi Baik
Meninjau dari hasil penilaian berdasarkan tabel 4.39 hingga 4.42, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa kriteria penilaian sangat tinggi yaitu berkisar
antara penilaian “baik” oleh sebab itu modul ini dinyatakan bahwa dapat
5. Guru Pertama
Di bawah ini, akan dipaparkan hasil penilaian akhir yang telah diberikan
a. Aspek Tampilan
Tabel 4.43 Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
√
1
Desain Cover
√
2
Ketepatan pemilihan jenis huruf
√
3
Ketepatan ukuran huruf
√
4
Ketepatan warna huruf
√
5
Tata letak setiap halaman
6 Warna halaman (1 warna atau lebih) √
7 Keterbacaan teks √
√
8
Ketepatan penempatan teks
√
9
Kejelasan gambar
√
10
Ketepatan penempatan gambar
√
11
Kemenarikan gambar
√
12
Ketepatan ukuran gambar
Jumlah 6 3 3
Jumlah skor 45
Rerata skor 3,75
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
d. Aspek Isi
Tabel 4.46 Aspek Isi
Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam modul
1 memuat (tujuan, materi kegiatan, refleksi).
√
Kesesuaian modul dengan tujuan yang akan
2 dicapai.
√
Kesesuaian modul dengan Nilai-Nilai √
3 “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi
Jumlah 4 3 1
Jumlah Skor 29
Rerata skor 3,6
Kriteria Aspek Isi Baik
tertanggal 5 Mei 2014, dapat dilihat pada tabel 4.43 dengan skor 3,75 yang berarti
“baik”, tabel 3.44 dengan skor 4,6 berarti “sangat baik”, tabel 4.45 mendapat skor
4 yang berarti “baik” dan pada tabel 4.46 yang memperoleh kriteria “baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
6. Guru Kedua
Berikut ini adalah penilaian akhir yang diberikan oleh guru SD Fransiskus
a. Aspek Tampilan
Tabel 4.47 Aspek Tampilan
Skala Penilaian Komentar
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
√
1 Desain Cover
√
2 Ketepatan pemilihan jenis huruf
√
3 Ketepatan ukuran huruf
√
4 Ketepatan warna huruf
√
5 Tata letak setiap halaman
√
6 Warna halaman (1 warna atau lebih)
√
7 Keterbacaan teks
√
8 Ketepatan penempatan teks
√
9 Kejelasan gambar
√
10 Ketepatan penempatan gambar
11 Kemenarikan gambar √
12 Ketepatan ukuran gambar √
Jumlah 7 4 1
Jumlah skor 42
Rerata skor 3,5
Kriteria Penilaian Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
1 √
Kejelasan petunjuk penggunaan modul
2 √
Kejelasan instruksi dalam modul
d. Aspek Isi
Tabel 4.50 Aspek Isi
Skala Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5
Kelengkapan komponen dalam modul √
1
memuat (tujuan, materi kegiatan, refleksi).
Kesesuaian modul dengan tujuan yang akan √
2
dicapai.
Kesesuaian modul dengan Nilai-Nilai √
3
“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi
Kemudahan modul untuk memahami Nilai-
4
Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi √
Keefektifan modul untuk memfasilitasi guru
dalam melakukan refleksi terhadap
5 pengalaman yang telah mereka alami selama
ini dengan Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi √
6 Relevansi modul dengan kebutuhan para guru √
berdasarkan tabel 4.47 mendapat skor 3,5 yang berarti “baik”, pada tabel 4.48
dengan skor 4,3 yang berarti “sangat baik”, tabel 4.49 mendapat skor 4 dengan
kriteria “baik” dan tabel 4.50 dengan perolehan skor 3,7 mendapat kriteria
penilaian “baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
para pakar Fransiskan, dua orang guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung dan
dosen penguji skripsi. Berdasarkan hasil analisis dosen dan beberapa ahli validator
satu kesatuan. Hal ini terjadi karena makna dari kedua tema hampir sama. Produk
program Microsoft Office Word 2007. Dalam modul tersebut, terdapat beberapa
unsur-unsur yaitu, (1) sampul atau cover, (2) kata pengantar, (3) daftar isi, (4)
Sampul atau cover halaman depan dari modul ini terdapat judul, Modul
Fransiskus Asisi.
2. Kata pengantar
Bagian ini berisi tentang gambaran umum isi modul beserta arah pemikiran dan
penggunaan modul.
3. Daftar isi
Daftar isi berisi tentang petunjuk pokok isi modul beserta nomor halamannya.
4. Kegiatan inti
Dalam kegiatan inti ini, terdapat empat kali pertemuan. Setiap pertemuan
membahas satu tema tentang nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi
yang meliputi beriman, ugahari dan sderhana, murah hati dan aktif dalam hidup
menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
5. Referensi
Referensi berisi tentang berbagai sumber yang telah peneliti gunakan untuk
6. Biodata peneliti
Produk pengembangan ini telah divalidasi dalam dua tahap oleh empat
orang yang memahami spiritualitas Fransiskan dan dua orang guru SD Fransiskus
dibandingkan pada validasi yang pertama. Berikut ini adalah paparan peningkatan
penilaian 2,9 menurut Patokan Skala Lima dalam Widoyoko (2009:238) berarti
“cukup”. Pada tahap kedua meningkat menjadi 3,7 menurut Patokan Skala Lima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
dalam Widoyoko (2009:238) berarti “baik” hal ini terjadi setelah peneliti
Pakar Fransiskan kedua pada tahap penilaian pertama memberikan skor penilaian
sebesar 3,75 hal ini menurut Patokan Skala Lima dalam Widoyoko (2009:238)
Peningkatan terjadi pula pada pakar yang ketiga dari skor pertama 3,75
menurut kriteria Patokan Skala Lima dalam Widoyoko (2009:238) berarti “baik”,
menjadi 4 hal ini menurut Patokan Skala Lima dalam Widoyoko (2009:238)
berarti “baik”. Peningkatan ini terjadi setelah peneliti memperbaiki cover yang
masih kabur dan peneliti an kalimat yang tidak terstuktur. Tidak berbeda dengan
dalam penilaian. Berdasarkan revisi yang telah dibuat oleh peneliti penilaian
meningkat dari 3,8 pada tahap pertama yang berarti “baik” menurut Patokan Skala
Lima dalam Widoyoko (2009:238), menjadi 3,9 menurut Patokan Skala Lima
Demikian pula dengan penilaian yang dilakukan oleh dua orang guru SD
3,9. Pada guru kedua pada penilaian pertama memberikan skor 3,52 dan setelah
melakukan revisi menjadi 3,8. Kedua penilaian tersebut menurut Patokan Skala
BAB V
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan hasil pengembangan yang
5.1 Kesimpulan
Bandar Lampung dalam upaya untuk mengenal nilai-nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi. Pembahasan hasil penelitian telah diuraikan pada bab sebelumnya.
Berikut ini adalah kesimpulan dari keseluruhan bab yaitu sebagai berikut:
Besar” St. Fransiskus Asisi yang dapat digunakan oleh para guru di SD 2
yaitu berupa modul yang berjudul Modul Pembinaan Menjadi “Guru Berjiwa
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
“Berjiwa Besar” tersebut adalah beriman, ugahari dan sederhana, murah hati
5.1.3 Kualitas produk yang dikembangkan untuk para guru dalam menginternalisasi
Lampung yang dilihat dari empat aspek yaitu aspek tampilan, aspek perintah
penggunaan modul, aspek urutan sistematis dan aspek isi mendapat skor 4
dengan kriteria “baik” hal ini berdasarkan hasil validitas dari empat orang
Bandar Lampung.
yang sangat berguna bagi para guru di SD Fransiskus 2 Bandar Lampung dan secara
lebih luas, untuk yayasan peneliti. Penelitian ini masih banyak memiliki keterbatasan
dalam mengembangkan produk ini. Berikut ini adalah beberapa keterbatasan yang
5.2.1 Judul yang semula “Meneladan Fransiskus yang Berjiwa Besar” menjadi
Fransiskus Asisi.
5.2.2 Tema dalam modul yang semula ada lima tema menjadi empat tema yaitu
beriman, ugahari dan sederhana, murah hati dan aktif dalam hidup
Menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
5.2.3 Nilai ugahari dan sederhana, tidak dapat dipisahkan melainkan menjadi satu
kesatuan.
5.3 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan bagi
direvisi lagi dan diujicobakan lagi pada kelompok yang lebih besar sehingga
5.3.2 Produk hasil pengembangan ini masih sangat sederhana dan belum
5.3.3 Tema-tema dalam modul ini, belum membahas tentang hal-hal yang berkaitan
DAFTAR REFERENSI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Perizinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
LAMPIRAN
Lampiran 2
Data Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
LAMPIRAN
Lampiran 3
PRODUK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145