Anda di halaman 1dari 75

P[;KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TERHADAP


SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI 1 POSO

Karya Tulis llmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan


Memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

OLEH :
HENS RIKA PUSPITA DEWI
NIM. 20 02 0014

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA MANDIRI POSO


PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP


REMAJA TERHADAP SEKS PRA NIKAH DI SMA NEGERI 1 POSO” ini
telah diperiksa dan dinyatakan memenuhi syarat diseminarkan.

Poso, Juni 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Hatijar, S.ST., M.Kes Sri Hardiyanti, S.ST., M.Keb


NIDN. 0915078401 NIDN. 1629019201

Mengetahui
Ketua Prodi D III Kebidanan

Lilis Candra Yanti, S.ST., M.Keb


NIDN. 0917088904

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP


REMAJA TERHADAP SEKS PRA NIKAH DI SMA NEGERI 1 POSO” ini
telah diperiksa dan disetujui oleh tim penguji STIKES Husada Mandiri Poso
Program Studi D III Kebidanan.

Poso, Juni 2023

Penguji I : Lilis Candra Yanti, S.ST., M.Keb


NIDN. 0915078401

Penguji II : Sri Hardiyanti, S.ST., M.Keb


NIDN. 1629019201

Penguji III : Hatijar, S.ST., M.Kes


NIDN. 0917088904

Mengetahui
Ketua Prodi D III Kebidanan

Lilis Candra Yanti, S.ST., M.Keb


NIDN. 0915078401

iii
DIII KEBIDANAN STIKES HUSADA MANDIRI POSO

Dewi, Puspita Rika Hens. 2023. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Prilaku Seks
Pra Nikah di SMA Negeri 1 Poso. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi DIII Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Mandiri Poso. Pembimbing (1) Hatijar (2) Sri Hardiyanti

ABSTRAK

( xi + 50 Halaman + 3 Tabel + 1 Bagan + 15 Lampiran )

Latar Belakang : Pengetahuan dan sikap remaja terhadap seksual pranikah sangat penting dan dapat
mempengaruhi sikap individu terhadap seksual pranikah. Berdasarkan hasil studi pendahuluan
bahwa remaja siswa SMA Negeri 1 Poso lebih banyak yang tidak mengetahui pencegahan prilaku
seks pranikah. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja
tentang seks pranikah di SMA Negeri 1 Poso. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini menggunakan
deskriptif yaitu untuk mengetahu gambaran dan keterangan hasil penelitian. Teknik pengambilan
sampel menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer,
sekunder dan kuesioner pengetahuan dan sikap. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa di
SMA Negeri 1 Poso sebanyak 716 Siswa dengan jumlah laki-laki 339 orang dan perempuan
berjumlah 377 orang dan dengan jumlah sampel 88 orang, analisa data menggunakan distribusi
frekuensi. Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian dari tabel distribusi frekuensi
pengetahuan remaja SMA Negeri 1 Poso dikategorikan baik dengan jumlah presentase 51,10% dan
sikap remaja kurang baik (Negatif) dengan presentase 51,10%. Kesimpulan : Pengetahuan remaja
baik namun sikap remaja terhadap prilaku seks pra nikah kurang baik (Negatif). Saran : Untuk pihak
sekolah untuk bisa lebih mengaktifkan program UKS dan BK dalam memberikan edukasi Kesehatan
Reproduksi yang berkaitan dengan prilaku seks pranikah.

Kata Kunci : Remaja, Seks Pra Nikah


Daftar Pustaka : 26 Referensi (17 Jurnal + 7 Buku + 2 Artikel)

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobil alamin, Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang atas Rahmat, Taufik, serta Hidayah-Nya lah

sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Gambaran

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Terhadap Seks Pra Nikah di SMA Negeri 1

Poso.

Ucapan terimakasih kepada kedua orang tua, Bapak Isrofin dan Ibu Ucik Sri

Wahyu Handayani yang telah banyak memberikan dukungan mulai dari materi

maupun motivasi serta do’a sehingga penulis telah sampai di titik ini.

Karya tulis ini merupakan salah satu persyaratan dalam menempuh ujian

akhir di program Diploma DIII Kebidanan STIKES Husada Mandiri Poso. Atas

terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini, dengan hormat penulis mengucapkan

banyak terimakasih kepada :

1. Apt. Ahmad Alfath, S.Si selaku Ketua Yayasan Husada Mandiri Poso

2. Tasnim Mahamud, S. Kep, Ns., M. M selaku Ketua STIKES Husada Mandiri

Poso

3. Lilis Candra Yanti, S.ST., M.Keb selaku ketua Prodi DIII Kebidanan STIKES

Husada Mandiri Poso. Sekaligus penguji utama dalam ujian akhir KTI.

4. Hatijar, S.ST.,M.Kes selaku pembimbing I yang senantiasa memberikan

masukan dan bimbingan dalam menyusun serta perbaikan Kara Tulis Ilmiah ini.

5. Sri Hardiyanti, S.ST., M.Keb selaku pembimbing II yang senantiasa

memberikan dukungan dan bimbingan dalam menyusun serta perbaikan Karya

v
Tulis Ilmiah ini. Dan selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa

memberikan arahan, masukan serta motivasi dari awal hingga di tahap ini.

6. Hermanto, S.Pd.M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Poso yang telah

memberikan ijin dan kesempatan dalam melakukan penelitian.

7. Dan ucapan terimakasih kepada teman-teman atas doa dan dukungannya

khususnya Akbid 20, Expost’ 19 dan juga orang sepesial yang sudah menemani

perjalanan pencapaian ini.

Semoga kebaikan bapak, ibu serta teman-teman mendapatkan ridho dari

Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak sekali kekukarangan dan ketidak

sempurnaan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dengan kerendahan hati

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya

penelitian dimasa mendatang dapat lebih baik lagi. Semoga penelitian yang

dituangkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah ini dapat meberikan manfaat bagi

pembaca dan dunia pendidikan. Amin Amin Ya Robbal Alamin…

Poso, Juni 2023

Penulis

Hens Rika Puspita Dewi


NIM. 20 02 0014

vi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Tentang Remaja.............................................................. 6
B. Tinjauan Teori Tentang Seks Pra Nikah ............................................... 10
C. Tinjauan Teori Tentang Variabel yang di Teliti ................................... 20
D. Kerangka Konsep .................................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 37
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 37
C. Populasi Penelitian ................................................................................ 37
D. Definisi Oprasional dan Kriteria Objektif ............................................. 39
E. Instrumen Penelitian.............................................................................. 40
F. Pengumpulan Data ................................................................................ 41
G. Pengolahan dan Penyajian Data ............................................................ 42
H. Analisa Data .......................................................................................... 42
I. Etika Penelitian ..................................................................................... 42

vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 44
B. Pembahasan ........................................................................................... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 50
B. Saran ..................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Perhitungan pembagian proporsi sampel siswa pada setiap kelas
di SMA Negeri 1 Poso ..................................................................... 39
tabel 4.1 Distribusi frekuensi penegtahuan remaja terhadap prilaku seks pra
nikah di SMA Negeri 1 Poso ............................................................. 44
tabel 4.2 Distribusi frekuensi Sikap remaja terhadap prilaku seks pra nikah
di SMA Negeri 1 Poso ........................................................................ 45

ix
DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1. Kerangka Konsep .............................................................................. 36

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Biodata Penulis

Lampiran 2 : Lembar Pengajuan Judul Proposal / LTA / KTI

Lampiran 3 : Surat Pengantar Pengambilan Data Awal / Studi Pendahuluan

Lampiran 4 : Surat Balasan Studi Pendahuluan dari SMA Negeri 1 Poso

Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian di SMA Negeri 1 Poso

Lampiran 6 : Surat Keterangan Selesai Penelitian di SMA Negeri 1 Poso

Lampiran 7 : Dokumentasi Penelitian

Lampiran 8 : Loog Book Proposal dan Laporan Tugas Akhir

Lampiran 9 : Lembar Informend Consent

Lampiran 10 : Lembar Koesioner

Lampiran 11 : Liflet Penyuluhan

Lampiran 12 : Master Tabel

Lampiran 13 : Jadwal Penelitian

Lampiran 14 : Surat Pernyataan Keaslian Penulis

Lampiran 15 : Lembar Plagiat

xi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pubertas adalah masa di usia remaja yang merupakan masa

terjadinya perubahan fisik, meliputi penampilan fisik dan fungsi fisiologis.

Perubahan tubuh juga akan diiringi dengan perubahan yang bertahap mulai

dari karakteristik seksual primer hingga karakteristik seksual sekunder.

Perkembangan dan perubahan fisik pada remaja akan menyebabkan

perubahan perilaku seksual remaja secara keseluruhan. (Lastriyanti, 2023)

Saat ini terdapat 1,2 milyar remaja di seluruh dunia. Hampir 90%

tinggal di negara berkembang. Rata- rata remaja yang berusia 15-19 tahun

di negara berkembang, 12% perempuan dan 6% laki-laki pernah melakukan

hubungan seksual sebelum usia 15 tahun. Hal ini dapat meningkatkan resiko

terjadinya infeksi HIV bahkan AIDS. Pertahunnya terdapat 1,4 juta remaja

meninggal akibat komplikasi persalinan, kekerasan, kecelakaan, bunuh diri,

AIDS, dan penyebab lainnya. Di Negara Afrika, komplikasi kehamilan dan

persalinan adalah penyebab utama kematian dikalangan usia remaja

perempuan berusia kurang lebih 15-19 tahun. Sementara itu sekitar 11%

dari semua kelahiran di seluruh dunia, atau 16 juta orang adalah untuk

perempuan berusia 15-19 tahun (UNICEF, 2021)

1
2

Di Indonesia bahwa sekitar 62,7% remaja telah melakukan seks di

luar nikah, 20% dari 94.270 perempuan yang mengalami hamil di luar

nikah. Kejadian ini merupakan dampak dari mudahnya pengaksesan media

social, internet yang di pergunakan untuk hal negative seperti video/film

porno yang beredar. (UNICEF, 2021)

Berdasarkan data Dinas Kesehatan provinsi Sulawesi Tengah,

menyebutkan bahwa kasus-kasus seksual remaja seperti kehamilan diluar

nikah 12,51%, persalinan remaja 13,01% , Infeksi saluran reproduksi

9,52%, Infeksi Menular Seksual (IMS) 9,87% (Sudjendra, 2021)

Di sini peran remaja cukup besar dalam menentukan tingkat

pertumbuhan penduduk dengan besarnya proporsi remaja. Masa remaja

terjadi dengan adanya perubahan fisik yang ditandai dengan munculnya

tanda-tanda seks primer dan sekunder serta perubahan kejiwaan meliputi

perubahan emosi menjadi sensitif dan perilaku ingin mencoba hal-hal baru.

Perilaku seksual pranikah adalah tindakan, perasaan atau emosional

yang berkaitan dengan hasrat yang berbeda pada alat kelamin. Sedangkan

arti dari seksualitas lebih luas karena meliputi bagaimana seseorang merasa

tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan

tersebut terhadap orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti

sentuhan, ciuman, pelukan, senggama dengan lawan jenis.

Pengetahuan dan sikap remaja terhadap seksual pranikah sangat

penting dan seksual pranikah dapat merubah karakteristik tiap individu.

Sikap seksual pranikah remaja bisa berwujud positif ataupun negatif. Sikap

2
3

yang mendominasi positif tindakannya lebih mendukung pada

pemerantasan seksual pranikah sedangkan sikap negatif kecenderungan

tindakan adalah menghindari seksual pranikah remaja (acuh tak acuh).

(Lastriyanti, 2023)

Menurut data dari SMA Negeri 1 Poso bahwa seluruh jumlah siswa

dari kelas X sampai XII berjumlah 716 orang yang terdiri dari siswa laki-

laki 339 orang dan siswa perempuan berjumlah 377 orang. Berdasarkan

hasil studi pendahuluan bahwa remaja siswa SMA Negeri 1 Poso lebih

banyak yang tidak mengetahui pencegahan prilaku seks pranikah.

Dari penjelasan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Gambaran pengetahuan dan sikap remaja terhadap seks pranikah

di SMA Negeri 1 Poso”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian

ini adalah “Bagaimana Pengetahuan Dan Sikap Remaja Terhadap Seks

Pranikah Di SMA Negeri 1 Poso”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran

pengetahuan dan sikap remaja terhadap seks pranikah di SMA Negeri 1

Poso.

3
4

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran pengetahuan remaja tentang seks pranikah di

SMA Negeri 1 Poso.

b. Diketahuinya gambaran sikap remaja terhadap seks pranikah di SMA

Negeri 1 Poso.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk

penelitian selanjutnya dan sebagai sumber informasi dalam menambah

ilmu pengetahuan untuk pengembangan di bidang kesehatan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bukti berbasis praktik dan

menjadi acuan bagi remaja terhadap Pengetahuan dan sikap remaja

terhadap seks pranikah di SMA Negeri 1 Poso.

a. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk

meningkatkan derajat kesehatan serta memberikan penyuluhan

pendidikan seks agar mencegah terjadinya kejadian seks pranikah di

SMA Negeri 1 Poso

b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan khasanah ilmu

pengetahuan dalam meningkatkan dan menambah referensi bidang

kesehatan

4
5

c. Bagi Peneliti

Diharapkan peneliti dapat menambah wawasan dan pengalaman

langsung tentang pengetahuan dan sikap remaja terhadap seks

pranikah.

5
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Tentang Remaja

1. Definisi Remaja

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolencence, berasal dari

bahasa latin adolescentia yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk

mencapai kematangan (Ni Luh Putu Rutiari Dewi, 2017)

Remaja dalam ilmu psikologis juga diperkenalkan dengan istilah

lain, seperti puberty atau adolensence . Dalam bahasa Indonesia sering

pula dikaitkan pubertas atau remaja. Remaja merupakan suatu fase

perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, berlangsung

antara usia 12 sampai 21 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja

awal usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15- 18 tahun, dan

masa remaja akhir usia 18-21 tahun (Lastriyanti, 2023). Masa remaja

disebut juga sebagai periode perubahan, tingkat perubahan dalam sikap,

dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan perubahan fisik.

(Indriyani Salsabila, 2020; Lastriyanti, 2023)

2. Ciri-Ciri Remaja

Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan

dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri remaja menurut (Rina

Andriani, Suhrawardi, 2022) yaitu:

a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-

perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak

6
7

langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi

perkembangan selanjutnya.

b. Masa remaja sebagai periode pelatihan berarti perkembangan masa

kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa.

Status remaja tidak jelas keadaan ini memberi waktu padanya untuk

mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku,

nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan yaitu perubahan pada emosi

perubahan tubuh, minat dan peran menjadi dewasa yang mandiri

perubahan pada nilai-nilai yang dianut serta keinginan akan

kebebasan.

d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja

berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya

dalam masyarakat.

e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan

demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang

baik, hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.

f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik cenderung

memandang kehidupan dari kaca mata berwama merah jambu,

melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan

dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.

g. Masa remaja sebagai masa dewasa yang mengalami kebingungan

atau kesulitan di dalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia

7
8

sebelumnya dan di dalam memberikan kesan bahwa mereka hampir

atau sudah dewasa yaitu dengan merokok, minum-minuman keras,

menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka

menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka

inginkan. Disimpulkan adanya perubahan fisik maupun psikis pada

diri remaja, kecenderungan remaja akan mengalami masalah dalam

penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja

dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan penuh

tanggung jawab.(Yudhaprawira, 2018)

3. Tahap Perkembangan Remaja

Semua aspek perkembangan dalam masa remaja secara global

berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian usia 12-15

tahun adalah masa remaja awal, 15-18 tahun adalah masa remaja

pertengahan, 18-21 tahun adalah masa remaja akhir (Lastriyanti, 2023)

Menurut tahap perkembangan, masa remaja dibagi menjadi tiga

tahap perkembangan yaitu:

a. Masa remaja awal (12-15 tahun), dengan ciri khas antara lain:

1) Lebih dekat dengan teman sebaya

2) Ingin bebas

3) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai

berpikir abstrak

8
9

b. Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara lain:

1) Mencari identitas diri

2) Timbulnya keinginan untuk kencan

3) Memiliki rasa cinta yang mendalam

4) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak

5) Berkhayal tentang aktivitas seks

c. Masa remaja akhir (18-21 tahun), dengan ciri khas antara lain:

1) Pengungkapan identitas diri

2) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya

3) Memiliki citra jasmani dirinya

4) Mampu mewujudkan rasa cinta

5) Mampu berpikir abstrak (Lastriyanti, 2023)

4. Perkembangan Fisik Remaja

Pada masa remaja, pertumbuhan fisik berlangsung sangat pesat.

Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu

ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Berikut ini adalah uraian

lebih lanjut mengenai kedua hal tersebut yaitu:

1) Ciri-ciri seks primer Dalam modul kesehatan reproduksi remaja

disebutkan bahwa ciri-ciri seks primer pada remaja adalah :

a) Remaja laki-laki

Remaja laki-laki sudah bisa melakukan fungsi reproduksi bila

telah mengalami mimpi basah. Mimpi basah biasanya terjadi

pada remaja laki-laki usia 10-15 tahun.

9
10

b) Remaja perempuan

Jika remaja perempuan sudah mengalami menarche

(menstruasi), menstruasi adalah peristiwa keluarnya cairan

darah dan alat kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan

dinding dalam rahim yang banyak mengandung darah. (Rina

Andriani, Suhrawardi, 2022)

B. Tinjauan teori tentang Seks Prnikah

1. Definisi Seks Pranikah

Seks adalah sesuatu yang bersifat biologis dan karenanya seks

dianggap sebagai sesuatu yang stabil (Impartina, 2017). Seks pranikah

merupakan hubungan seksual yang dilakukan remaja tanpa adanya

ikatan pernikahan. Sedangkan perilaku seksual pranikah merupakan

perilaku seksual yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang

resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing

masing (Qomariah, 2020)

Teori lain menurut (Fransisca Theresia, Francisca Tjhay, Surilena,

2020) Perilaku seksual remaja merupakan bentuk dari perilaku

kesehatan yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi remaja. Hal ini

jelas sangat berbahaya bagi remaja yang terjerumus di dalam seksual

pranikah. Selain itu seksual pranikah atau seks bebas juga dapat

menciptakan kenangan buruk, apabila seseorang terbukti telah

melakukan seks pranikah atau seks bebas maka secara moral pelaku

dihantui rasa bersalah yang berlarut-larut. Dapat mengakibatkan

10
11

kehamilan hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan

bila dilakukan pada masa subur, kehamilan yang terjadi akibat seks

bebas menjadi beban mental yang luar biasa karena kehamilan yang

dianggap "Kecelakaan" ini mengakibatkan kesusahan dan malapetaka

bagi pelaku bahkan keturunannya, hamil dan melahirkan anak pada usia

muda atau menggugurkan kandungan (aborsi) serta pembunuhan bayi.

Menurut (Impartina, 2017) mengemukakan hubungan seks pranikah

merupakan perilaku yang dilakukan sepasang individu karena adanya

dorongan seksual dalam bentuk penetrasi penis kedalam vagina.

Perilaku ini disebut juga koitus, koitus secara moralitas hanya dilakukan

oleh sepasang individu yang telah menikah. Tidak ada satu agamapun

yang mengijinkan seks diluar ikatan pernikahan.

2. Bentuk - Bentuk Perilaku Seks Pranikah

Menurut (Rina Andriani, Suhrawardi, 2022), bentuk-bentuk perilaku

seksual pranikah yaitu:

a. Berpelukan

Perilaku seksual berpelukan akan membuat jantung berdegup lebih

cepat dan menimbulkan rangsangan seksual pada individu.

b. berciuman

Perilaku seksual cium berupa sentuhan pipi dengan pipi, pipi dengan

bibir dan bibir dengan bibir. dampak cium bibir dapat menimbulkan

sensasi seksual yang kuat dan menimbulkan dorongan seksual

sehingga tidak terkendali.

11
12

c. Meraba

Merupakan kegiatan meraba atau memegang bagian tubuh yang

sensitif seperti payudara, vagina dan penis.

d. Membelai

Merupakan keseluruan aktifitas seksual non intercourse (hingga

menempelkan alat kelamin dampaknya menimbulkan ketagihan.

e. Oral seksual

Oral seksual pada laki-laki adalah ketika seseorang mengunakan

bibir, mulut dan lidahnya pada penis dan sekitarnya, sedangkan pada

wanita melibatkan bagian disekitar vulva yaitu labia, klitoris dan

bagian dalam vagina.

f. Intercourse atau bersenggama

Merupakan aktifitas seksual dengan memasukan alat kelamin laki-

laki ke dalam alat kelamin perempuan.

3. Faktor-Faktor Penyebab Seks Pranikah

Menurut (Fransisca Theresia, Francisca Tjhay, Surilena, 2020), faktor-

faktor yang menyebabkan remaja melakukan hubungan seksual

pranikah yaitu:

a. Adanya dorongan biologis

Dorongan biologis untuk melakukan hubungan seksual merupakan

insting alamiah dari berfungsinya organ sistem reproduksi dan kerja

hormon. Dorongan dapat dari luar misalnya dengan membaca buku

12
13

atau melihat film dan majalah yang menampilkan gambar yang

membangkitkan erotisme.

b. Ketidak mampuan mengendalikan dorongan biologis yang

meningkat

Kemampuan mengendalikan dorongan biologis dipengaruhi oleh

nilai- nilai moral dan keimanan seseorang. Remaja yang memiliki

keimanan kuat tidak akan melakukan seks pranikah, karena

mengingat ini merupakan dosa besar yang harus dipertanggung

jawabkan dihadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, namun keimanan ini

dapat sirna tanpa bersisa bila remaja dipengaruhi oleh obat-obatan

psikotropika, sehingga pelanggaran terhadap nilai-nilai agama

dinikmati dengan tanpa bersalah.

c. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi

Kurangnya pengetahuan atau mempunyai konsep yang salah tentang

kesehatan reproduksi pada remaja dapat disebabkan karena

masyarakat tempat remaja tumbuh memberikan gambaran sempit

tentang kesehatan reproduksi sebagai hubungan seksual. Biasanya

topik terkait reproduksi tabu dibicarakan dengan anak sehingga

saluran - saluran informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi

menjadi sangat kurang.

13
14

d. Adanya kesempatan melakukan hubungan seksual pranikah

Faktor kesempatan melakukan hubungan seks pranikah sangat

penting untuk dipertimbangkan karena jika tidak ada kesempatan

baik ruang maupun waktu maka hubungan seks pranikah tidak akan

terjadi.

4. Alasan Remaja melakukan Seks Pranikah

Menurut (Rina Andriani, Suhrawardi, 2022), ada beberapa alasan

seorang remaja melakukan seks pranikah yaitu:

a. Tekanan yang datang dari teman pergaulannya

Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat

juga berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan

hubungan seks. Bagi remaja tekanan dari teman-temannya dirasakan

lebih kuat daripada yang didapat dari pacarnya sendiri.

b. Adanya tekanan dari pacar

Karena kebutuhan seseorang untuk mencintai dan dicintai,

seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya

tanpa memikirkan risiko yang akan dihadapinya. Dalam hal ini yang

berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap

memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan

suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya

orang dewasa.

14
15

c. Adanya kebutuhan badaniah

Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan seseorang, jadi wajar jika semua orang

melakukannya tidak terkecuali remaja menginginkan hubungan seks

ini sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan risiko

yang akan dihadapinya.

d. Rasa Penasaran

Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks

apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa rasanya nikmat

ditambah lagi adanya informasi yang tidak terbatas masuknya. Maka

rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih

jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai apa yang

diharapkan.

e. Pelampiasan Diri

Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena

terlanjur berbuat seorang remaja perempuan biasanya berpendapat

sudah tidak ada lagi yang dibanggakan dalam dirinya maka dalam

pikirannya tersebut ia akan merasa putus sebagai dan mencari

pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.

(Veronica, 2019)

15
16

5. Dampak Seks Pranikah

Menurut (Qomariah, 2020), dampak seks pra nikah terhadap kesehatan

fisikdan psikologi, disini di jelaskan ada lima dampak yaitu:

a. Hilangnya keperawanan

Indikasi fisik yang paling jelas terjadi pada perempuan yakni

sobeknya selaput dara.

b. Kehamilan

Perilaku seks pranikah dapat mengakibatkan kehamilan padahal

pasangan tersebut belum terikat perkawinan, biasanya kehamilan

yang tidak diinginkan.

c. Aborsi dengan segala risikonya

Jika hubungan intim sudah berbuah kehamilan, maka biasanya

pasangan tersebut akan melakukan pengguguran kandungan

(aborsi). Mereka menganggap aborsi adalah jalan terbaik untuk

menutupi aib dan rasa malu terhadap masyarakat sekitar, mereka

juga belum siap untuk hidup berumah tangga, risiko dari aborsi

antara lain yaitu pendarahan, infeksi, kemandulan, bahkan kematian.

d. Penularan penyakit kelamin

Penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan seksual resiko

tertular penyakit kelamin semakin besar ketika sering melakukan

hubungan seksual secara berganti ganti pasangan. Beberapa

penyakit kelamin yang dapat tersebar melalui hubungan seks pra

nikah antara lain:

16
17

1) Gonorrhea adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

neisseria gonorrheae, dengan masa inkubasi (masa tunas) 2-10

hari sesudah masuk ketubuh melalui hubungan seks.

2) Sifilis adalah penyakit yang disebabkan oleh treponema

pallidum, dengan masa inkubasi 2-6 minggu, terkadang sampai

tiga bulan sesudah kuman masuk ke dalam tubuh melalui

hubungan seks.

3) HIV atau Human Immunodeficiency Virus yaitu virus yang

melemahkan sistem ketebalan tubuh sedangkan Accquired

Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang berarti kumpulan

gejalah penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang

sifatnya diperoleh bukan bawaan (Qomariah, 2020)

4) Infeksi saluran reproduksi

Remaja perempuan yang sudah aktif secara seksual dibawah usia

20 tahun serta berganti-ganti pasangan cenderung mudah

terkena kanker mulut rahim. (Berty C, 2018)

e. Perasaan malu bersalah, berdosa, dan tidak berharga

Mereka yang sudah terjerumus pada perilaku seks pra nikah

biasanya selalu dirundung bersalah. Perasaan malu dan bersalah

semakin muncul ketika dirinya atau pasangannya diketahui hamil

padahal secara resmi belum menjadi suami istri.

17
18

6. Pencegahan Seks Pranikah

Upaya pencegahan hubungan seks pranikah remaja. Upaya pencegahan

hubungan seks pranikah dilakukan dengan memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas hubungan orang tua dan remaja

Sebagai orang tua hendaknya bersikap terbuka terhadap masalah

seksual, sehinggga bisa menjadi tempat curhat bagi anak yang

membutuhkan informasi seksual. Sikap dan perilaku orang tua juga

berperan sebagai contoh atau teladan anaknya dalam menyikapi

hubungan seks pranikah.

b. Keterampilan menolak tekanan negatif dari teman

Teman sebaya atau teman bergaul mempunyai pengaruh yang besar

dalam mempengaruhi sikap dan perilaku remaja. Untuk itu remaja

perlu berinisiatif dalam melakukan penolakan terhadap ajakan teman

yang mengarah ke hal yang negatif atau lebih amannya, perlu

memilih teman yang membawa pengaruh positif dalam bergaul

sehingga remaja dapat bersikap bijaksana terhadap hubungan seks

pranikah.

c. Meningkatkan religiusitas remaja yang baik

Ajaran agama untuk remaja sebaiknya tidak hanya dikhotbahkan

akan tetapi diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang nyata yang

dikaitkan dengan dengan masalah- masalah kontekstual dalam

kehidupan remaja (misalnya masalah kesehatan reproduksi dan

18
19

seksual). Dari kegiatan yang nyata akan membentuk sikap remaja

yang bijaksana khususnya dalam menyikapi hubungan seks

pranikah.

d. Pembatasan atau pengaturan peredaran media pornografi

Diharapkan media memberikan manfaat yang positif yaitu lebih

menampilkan pesan-pesan seksualitas yang mendidik, karena

sebenarnya media dapat dimanfaatkan sebagai media yang ampuh

dalam menyampaikan materi pendidikan seksualitas. Dengan

informasi yang positif maka akan membawa dampak positif pula

pada sikap dan perilaku remaja.

e. Promosi tentang kesehatan seksual bagi remaja

Promosi Kesehatan seksual dapat melibatkan peran sekolah,

pemerintah dan lembaga non Siswa dengan memanfaatkan layanan

bimbingan konseling yang ada dalam memberikan pendidikan seks

untuk siswa. Lembaga pemerintah ataupun lembaga non pemerintah

perlu mengadakan seminar mengenai kesehatan seksual

Penyampaiannya perlu dibuat secara menarik agar siswa hubungan

seks pranikah secara bijaksana dengan sendirinya tanpa paksaan dari

siapapun, karena kesadaran diri dari remaja itu sendiri merupakan

cara yang paling remaja dan pendidikan seksual secara keseluruhan.

Secara sadar diri dapat mengambil sikap terhadap penting dalam

mencegah hubungan seks pranikah.(Ningrum Putri, 2020; Uswatun,

2021)

19
20

C. Tinjauan Teori tentang Variabel yang diteliti

1. Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal,

termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik

secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang

malakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu obyek tertentu

(Ni Luh Putu Rutiari Dewi, 2017)

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan

formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan

dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya, akan tetapi

perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang berpendidikan

rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang

tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan

negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang

semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan

menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu (Ni Luh

Putu Rutiari Dewi, 2017)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, dari pengalaman

dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

20
21

pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri

seseorang terjadi proses yang berurutan yaitu :

1) Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut

maksudnya disini sikap subjek sudah mulai timbul.

3) Evaluation (menimbang-menimbang) terhadap baik dan

tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

4) Trial yaitu sikap dimana subyek mulai mencoba melakukan

sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5) Adaption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

(Azmi, 2023)

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku

melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan,

kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan

bersifat langgeng (longlasting). Sebaliknya, apabila perilaku itu

tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak

berlangsung lama. Jadi, Pentingnya pengetahuan disini adalah dapat

menjadi dasar dalam merubah perilaku sehingga perilaku itu

langgeng.

21
22

b. Tingkat Pengetahuan

Ada 6 tingkatan pengetahuan, yaitu:

1) Tahu (know) Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu

materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk juga

mengingat kembali suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

di pelajari atau rangsangan yang telah di terima dengan cara

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehention) Memahami diartikan sebagai

suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut

secara benar.

3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan

untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan

hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya.

4) Analisis (Analysis) Analisis merupakan suatu kemampuan untuk

menjabarkan suatu materi kedalam komponen, tetapi masih

didalam struktur organisasi tersebut yang masih ada kaitannya

antara satu dengan yang lain dapat ditunjukan dengan

menggambarkan, membedakan, mengelompokkan, dan

sebagainya.

5) Sintesis (Synthesis) Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian–bagian didalam suatu

22
23

bentuk keseluruhan yang baru dengan dapat menyusun

formulasi yang baru.

6) Evaluasi (Evaluation) Berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan penilaian terhadap suatu materi penelitian didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria yang

sudah ada. Pengetahuan diukur dengan wawancara atau angket

tentang materi yang akan di ukur dari objek penelitian. (Azmi,

2023; Dila Rukmi Octaviana, 2021)

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar semakin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi, dengan pendidikan tinggi

maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi

baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak

informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang

didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya

dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula

23
24

pengetahuannya, namun perlu ditekankan bahwa seorang yang

berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan

rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di

pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada

pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu

obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan

negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan

sikap seseorang terhadap obyek tertentu, semakin banyak aspek

positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap

makin positif terhadap objek tersebut.

2) Media / informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana

komunikasi berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah, penyuluhan dan lain-lain mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan

orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya,

media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti

yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi

24
25

baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru

bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. (Marissa,

2022)

3) Sosial buadaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk, dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun

tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk

kegiatan tertentu, sehingga status ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun social. Lingkungan

tersebut Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik

ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh

setiap individu .

5) Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari

pengalaman pribadi maupun dari pengalaman orang lain.

Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran suatu pengetahuan.

25
26

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia tengah 41-60 tahun

seseorang tinggal mempertahankan prestasi yang telah dicapai

pada usia dewasa, sedangkan pada usia tua > 60 tahun adalah

usia tidak produktif lagi dan hanya menikmati hasil dari

prestasinya. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak

informasi yang dijumpai dan sehingga menambah pebgetahuan.

Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan hidup:

a) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi

ang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan

sehingga menambah pengetahuannya.

b) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang

yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik

maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun

sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa

kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan

pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternya IQ

seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan

bertambahnya usia. (Ni Luh Putu Rutiari Dewi, 2017)

26
27

d. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara

wawancara atau angket yang menanyakan tentang materi yang akan

siukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas adalah sebagai berikut:

f
𝑝 = n x 100%

Keterangan :

P = Persentase (%)

F = Jumlah Jawab Dengan Benar

n = Jumlah Soal

Pengetahuan dikategorikan menjadi :

1) Pengetahuan baik bila skor 76% - 100%

2) Pengetahuan cukup bila skor 56% - 75%

3) Pengetahuan kurang bila skor < 56%

(Yulianto, 2020)

2. Sikap

a. Definisi Sikap

Sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi),

pemikiran (kognitif), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang

terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Sikap merupakan

27
28

suatu bentuk evaluasai atau reaksi perasaan. Sikap seseorang

terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak

(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak

(unfavorable) pada objek tersebut. (Rina Andriani, Suhrawardi,

2022)

b. Bentuk Sikap

Sikap dapat dibedakan menjadi sikap positif dan sikap negative,

yaitu

1) Sikap positif

Kecenderungan tindakan untuk mendekati, menayangi,

mengharapkan obyek tertentu.

2) Sikap negative

Kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak

menyukai obyek tertentu

c. Struktur Sikap

Struktur sikap dibeakan atas 3 Komponen yang saling menunjang

yaitu :

1) Komponen kognitif merupakan represenrasi apa yang di

percayai oleh individu pememilik sikap, komponen kognitif

berisi kepercayaan stereotip yang dimiliki individu mengenai

seseuatu dapat disamarkan penanganan opini terutama apabila

menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.

28
29

2) Komponen aafektif merupakan perasaan yang menyangkut

aspek emosional. Aspek emosional inilah ang biasanya berakar

paling dalam seagai komponen sikap dan merupakan aspek yang

paling bertahan terhadap pengeruh yang mungkin adalah

mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan

perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

3) Komponen konaktif merupakan aspek kecenderungan

berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh

seseorang dan berisi tendeksi perilaku. (Afriani, 2022)

d. Ciri-Ciri Sikap

1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau

dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan

objeknya. Sifat ini yang membedakannya dengan sifat motif-

motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.

2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan

sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan dan

syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap orang itu.

3) Sikap tidak berdiri sendiri tetapi secara mutlak mempunyai

hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain sikap

itu terbentuk dipelajari atau berubah secara mutlak berkenaan

dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan

jelas.

29
30

4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan,

sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan

pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

e. Fungsi Sikap

fungsi sikap terbagi dalam 4 kategori sebagai berikut:

1) Fungsi utilitarian melalui instrumen suka dan tidak suka, sikap

positif atau kepuasan dan menolak yang memberikan hasil

positif atau kepuasan.

2) Fungsi ego defensive orang cenderung mengembangkan sikap

tertentu untuk melindungi egonya dari abrasi psikologi. Abrasi

psikologi bisa timbul dari lingkungan yang kecanduan kerja,

untuk melarikan diri dari lingkungan yang tidak menyenangkan

ini orang tersebut membuat rasionalisasi dengan

mengembangkan sikap positif terhadap gaya hidup yang santai.

3) Fungsi value expensive mengekspresikan nilai-nilai yang dianut

fungsi itu memungkinkan untuk mengekspresikan secara jelas

citra dirinya dan juga nilai-nilai inti yang dianutnya.

4) Fungsi knowledge organization karena terbatasnya kapasitas

otak manusia dalam memproses informasi. (Hamzah B, 2020)

30
31

f. Pembentukan Sikap

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang

dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih

daripada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu

sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi

hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan

yang lainnya. Menurut faktor yang mempengaruhi pembentukan

sikap yaitu:

1) Pengalaman pribadi yang telah dan sedang kita alami akan ikut

membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap

stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar

terbentukknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan

penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang

berkaitan dengan objek psikologis.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting orang lain disekitar

kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut

mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting,

seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak

tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita

kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita

(significant others) akan banyak mempengaruhi pembentukan

sikap kita terhadap sesuatu.

31
32

3) Pengaruh Kebudayaan merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi pembentukan pribadi seseorang. Kebudayaan

memberikan corak pengalaman bagi individu dalam suatu

masyarakat. Kebudayaan lah yang menanamkan garis pengaruh

sikap individu terhadap berbagai masalah.

4) Media Masa berbagai bentuk media massa seperti radio, televisi,

surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh yang

besar dalam pembentukkan opini dan kepercayaan orang. Media

masa memberikan pesan-pesan yang sugestif yang mengarahkan

opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal

memberikan landasan pengetahuan baru bagi terbentuknya sikap

terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat, pesan-pesan sugestif akan

memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga

terbentuklah arah sikap tertentu.

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama sebagai suatu sistem

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena

keduanya meletakkan pengertian dasar dan konsep moral dalam

diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk jika garis

pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan,

diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-

ajarannya.

6) Pengaruh Faktor Emosional suatu bentuk sikap terkadang

didasari oleh emosi yang befungsi sebagai semacam penyaluran

32
33

frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan

segera berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula

merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.

(wellina sebayang, 2018)

g. Perubahan Sikap

Ada tiga proses yang berperan dalam proses perubahan sikap yaitu:

1) Kesedihan (Compliance) terjadinya proses yang disebut

kesedihan adalah ketika individu bersedia menerima pengaruh

dari orang lain atau kelompok lain dikarenakan ia berharap untuk

memperoleh reaksi positif seperti pujian, dukungan, simpati, dan

semacamnya sambil menghindari hal yang dianggap negatif.

Tentu saja perubahan perilaku yang terjadi dengan cara seperti

itu tidak akan dapat bertahan lama dan biasanya hanya tampak

selama pihak lain diperkirakan masih menyadari akan perubahan

sikap yang ditunjukkan.

2) Identifikasi (Identification) proses identifikasi terjadi apabila

individu meniru perilaku tahu sikap seseorang atau sikap

sekelompok orang dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa

yang dianggapnya sebagai bentuk hubungan menyenangkan

antara lain dengan pihak yang dimaksud. Pada dasamya proses

identifikasi merupakan sarana atau cara untuk memelihara

hubungan yang diinginkan dengan orang atau kelompok lain dan

33
34

cara menopang pengertiannya sendiri mengenai hubungan

tersebut.

3) Interalisasi (Intemalization) internalisal terjadi apabila individu

menerima pengaruh dan bersedia menuruti pengaruh itu

dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang ia percaya

dan sesuai dengan system nilai yang dianutnya. Dalam hal ini,

maka isi dan hakekat sikap yang diterima itu sendiri dianggap

memuaskan oleh individu. Sikap demikian itulah yang biasanya

merupakan sikap yang dipertahankan oleh individu dan biasanya

tidak mudah untuk berubah selama sistem nilai yang ada dalam

diri individu yang bersangkutan masih bertahan.

h. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai

pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap mungkin berisi atau

mengatakan hal- hal yang positif mengenai objek sikap. Pernyataan

ini disebut dengan pernyataan favorable. Sebaliknya pernyataan

sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai objek sikap atau

disebut dengan unfavorable (Rina Andriani, Suhrawardi, 2022)

34
35

Menurut (Yulianto, 2020), pengukuran sikap masuk dalam

skala Likert untuk pernyataan positif diberi nilai yaitu :

Untuk pernyataan positif diberi skor nilai yaitu :

Sangat Setuju : Skor 4

Setuju : Skor 3

Tidak Setuju : Skor 2

Sangat Tidak Setuju : Skor 1

Untuk pernyataan negative diberi skor nilai yaitu :

Sangat Setuju : Skor 1

Setuju : Skor 2

Tidak Setuju : Skor 3

Sangat Tidak Setuju : Skor 4

Menurut (Rina Andriani, Suhrawardi, 2022) cara

menentukan sikap individu adalah dengan mean atau rata-rata

matematika nilai tersebut, yaitu:

𝑆
𝑥 = ( ∑ 𝐹)

Keterangan :

X : Skor Sikap

S : Jumlah Nilai

F : Banyak Nilai

Bila nilai Mean ≥ 20 maka dikatakan sikap positif dan sebaliknya

bila niali mean < 20 maka dinyatakan sikap tersebut adalah negatif.

35
36

D. Kerangka Konsep

1. Dasar Pemikiran Variabel yang di Teliti

Dengan menentukan tingkat pengetahuan remaja SMA Negeri 1

Poso terhadap perilaku seks pranikah kita juga dapat mengetahui

tanggapan atau sikap remaja terhadap perilaku seks pranikah, maka

peneliti dapat menyimpulkan berapa persen remaja yang paham akan

pengertian, faktor penyebab, dan cara untuk menghindari prilaku seks

pranikah.

2. Kerangka Konsep

Bagan 2.1 Kerangka Konsep

Pengetahuan
Perilaku
Seks Pranikah

Sikap

Keterangan:

= Variabel Independen

= Variabel Dependen

36
37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

bertujuan untuk mengetahui “Gambaran pengetahuan dan sikap remaja

terhadap seks pra nikah pada siswa SMA Negeri 1 Poso”. Dimana

pengertian deskriptif itu adalah rancangan penelitian untuk menerangkan

atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan

karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, social, ekonomi,

pekerjaan, status perkawinan, cara hidup, (pola hidup), dan lain-lain.

(Hidayat, 2014)

B. Waktu dan Tempat penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 April-15 April tahun 2023

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Poso.

C. Populasi Penelitian

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa di SMA Negeri 1

Poso sebanyak 716 Siswa dengan jumlah laki-laki 339 orang dan

perempuan berjumlah 377 orang

37
38

2. Sampel

Besar sampel dari penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin :

N
𝑛=
1 + N (d)2

Keterangan :

n = Besar Sampel

N = Besar Populasi

d = Tingkat Signifikasi (%)

716
𝑛=
1 + 716 (10%)2

716
𝑛=
1 + 716 (0,01)

716
𝑛= = 87,7 = 88
8,16

Jadi total sampel yang digunakan sebanyak 88 orang.

Tabel 3.1 perhitungan pembagian proporsi sampel siswa pada setiap kelas
di SMA Negeri 1 Poso

Kelas / Jurusan Jumlah Siswa Jumlah Sampel


X IPA A 32 32 / 716 x 88 = 4
X IPA B 34 34 / 716 x 88 = 4
X IPA C 34 34 / 716 x 88 = 4
X IPA D 33 33 / 716 x 88 = 4
X IPS A 28 28 / 716 x 88 = 4
X IPS B 37 37 / 716 x 88 = 5
X IPS C 27 27 / 716 x 88 = 3
XI IPA A 34 34 / 716 x 88 = 4
XI IPA B 32 32 / 716 x 88 = 4
XI IPA C 32 32 / 716 x 88 = 4
XI IPA D 34 34 / 716 x 88 = 4
XI IPA E 34 34 / 716 x 88 = 4
XI IPS A 33 33 / 716 x 88 = 4
XI IPS B 33 33 / 716 x 88 = 4

38
39

XI IPS C 30 30 / 716 x 88 = 4
XII IPA A 33 33 / 716 x 88 = 4
XII IPA B 32 32 / 716 x 88 = 4
XII IPA C 33 33 / 716 x 88 = 4
XII IPA D 35 35 / 716 x 88 = 4
XII IPS A 33 33 / 716 x 88 = 4
XII IPS B 34 34 / 716 x 88 = 4
XII IPS C 29 29 / 716 x 88 = 4
Total 88 orang
Sumber Data : SMA Negeri 1 Poso. 2023.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Menggunakan teknik Simple Random Sampling. Simple Random

Sampling adalah pengambilan sampel secara acak sederhana, teknik ini

dilakukan dengan memilih secara acak dengan menggunakan absensi

siswa. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian siswa SMA Negeri 1

Poso sebanyak 88 orang.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil mengingat dan mengulang kembali kejadian

atau informasi yang pernah didapatkan melaui media ataupun sumber

lain mengenai objek terkait.

Kriteria Objektif:

Untuk pernyataan yang dijawab benar maka mendapatkan skor 1 (satu)

dan jika pernyataan yang dijawab salah maka akan mendapatkan skor 0

(nol)

a. Pengetahuan baik bila skor 76%-100%

b. Pengetahuan cukup bila skor 56%-75%

c. Pengetahuan kurang bila skor < 56%

39
40

2. Sikap

Sikap adalah bentuk reaksi yang timbul dari diri seseorang yang

menimbulkan perasaan mendukung atau tidak mendukung dari objek

terkait.

Kriteri Objektif

Untuk pernyataan positif diberi skor nilai yaitu :

Sangat Setuju : Skor 4

Setuju : Skor 3

Tidak Setuju : Skor 2

Sangat Tidak Setuju : Skor 1

Untuk pernyataan negative diberi skor nilai yaitu :

Sangat Setuju : Skor 1

Setuju : Skor 2

Tidak Setuju : Skor 3

Sangat Tidak Setuju : Skor 4

Dinyatakan sikap positif jika mean > 20 dan dinyatakan sikap Negatif

jika mean < 20

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan pernyataan-pernyataan

dalam kuisioner dengan jawaban terutup untuk setiap variable.

Untuk penilaian pengetahuan di berikan 15 pernyaataan positif dan

negatif, dimana 9 pernyataan yang positif (no. 2,3, 6,7,9,10,11,13 dan 14)

dan 6 pernyataan yang negatif (no. 1,4,5,8,12 dan 15). Untuk penilaian sikap

40
41

diberikan 8 pernyataan positif dan negative, dimana terdapat 5 pernyataan

positif (no. 2,5,6,7 dan 8) dan 5 pernyataan negative (no.1,3 dan 4). Maka

jumlah keseluruhan pernyataan dalam koesioner penelitian yaitu

berjulahkan 23 pernyataan.

F. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan menggunakan data primer yang diperoleh

melalui wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan

kuisioner yang telah di susun sesuai dengan tujuan penelitian.

G. Pengolahan dan Penyajian Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara manual dengan mnggunakan

kalkulator .

a. Memeriksa (editing)

Proses meneliti hasil kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan

perlu disunting terlebih dahulu. Meneliti hasil apakah ada responden

yang tidak lengkap, tidak komplit, atau masih ada yang kurang,

menyunting isi kuesioner apakah ada yang tidak lengkap.

b. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan

pengkodean atau coding yaitu pemberian kode pada berskala nominal

dan ordinal. Kodenya berbentuk angka, numeric, nomor bukan

symbol karena hanya angka yang dapat diolah secara statistic. Dalam

penelitian ini semua variable menggunakan skala ordinal. Pemberian

41
42

coding untuk pengetahuan yaitu Baik =1, Cukup =2, Kurang =3,

sedangkan pemberian coding untuk sikap yaitu Positif =1, Negatif =2.

2. Penyajian data

Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

H. Analisa Data

Data yang telah diperoleh diolah selanjutnya di analisis menggunakan

rumus distribusi frekuensi dengan persentase :

F
𝑝 = N x 100%

Keterangan :

P = Persentase yang di cari

F = Frekuensi

N = Jumlah Sampel

I. Etika Penelitian

1. Informed Consent

Inform consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengn memberikan lembar persetujuan.

Inform consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memerikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

Informconsent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia maka mereka

harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak

bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.

42
43

2. Tanpa Nama (Anonim)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur dan hanya menjelaskan kode pada lembar pengumpulan data atau

hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi aupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset

43
44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tentang gambaran pengetahuan dan sikap remaja terhadap

seks pra nikah di SMA Negeri 1 Poso tahun 2023, dengan populasi 716

Siswa dan dengan jumlah sampel sebanyak 88 orang. Dengan teknik

pengambilan sampel simple random sampling.

Data didapatkan melalui kuesioner, kemudian dibuatkan tabulasi data,

dan dianalisis secara deskriptif, selanjutnya dimasukkan kedalam tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut.

1. Pengetahuan Terhadap Seks Pra Nikah Pada Siswa SMA Negeri 1

Poso

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Seks Pra Nikah Pada Siswa

SMA Negeri 1 Poso Post Penyuluhan

No. Pengetahuan F %

1 Baik 45 51,10
2 Cukup 38 43,20
3 Kurang 5 5,70
Total 88 100
Sumber Data : Data Primer,2023.

Berdasarkan tabel diatas distribusi frekuensi pengetahuan seks

pranikah pada siswa SMA Negeri 1 Poso dengan pengetahuan baik

sebanyak 45 orang (51,10%), yang pengeteahuannya cukup sebanyak

38 orang (43,20%) dan yang kurang sebanyak 5 orang (5,70%).

44
45

2. Sikap Terhadap Seks Pra Nikah Pada Siswa SMA Negeri 1 Poso

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap Terhadap Seks Pra Nikah Pada

Siswa SMA Negeri 1 Poso

No. Sikap F %

1 Positif 43 48,90
2 Negatif 45 51,10
Total 88 100
Sumber Data : Data Primer,2023.

Berdasarkan tabel diatas distribusi frekuensi sikap seks pranikah

pada siswa SMA Negeri 1 Poso Pra Penyuluhan dengan sikap positif

sebanyak 43 orang (48,90%) dan yang sikap negatif 45 orang (51,10%).

B. Pembahasan

1. Pengetahuan Seks Pra Nikah Pada Siswa SMA Negeri 1 Poso

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa

remaja yang memiliki pengetahuan baik berjumlah 45 orang (51,10%),

pengetahuan cukup 38 orang (43,20%) dan pengetahuan kurang

sebanyak 5 orang (5,70%) terhadap permasalahan seks pra nikah. Hasil

penelitian ini juga sejalan dengan penelitian (Uswatun, 2021) yang telah

dilakukan pada siswa didapatkan hasil bahwa penelitian yang dilakukan

di SMA 1 Banyuwangi didapatkan hasil pengetahuan siswa tentang seks

pra nikah mayoritas adalah dalam kategori baik (96,2%).

Pengetahuan yang baik pada siswa SMA Negeri 1 Poso di pengaruhi

oleh faktor media informasi dari sekolah yang sering mengadakan

sosialisasi dan bimbingan konseling kepada para siswa, selain itu peran

45
46

orang tua yang selalu memberikan arahan dan saran yang baik serta

pengaruh teman yang baik memnbuat pengetahuan tersebut menjadi

baik.

Menurut penelitian (Dila Rukmi Octaviana, 2021) meskipun

pengetahuan remaja baik terhadap seks pra nikah tetap perlu diberikan

informasi yang lebih update dikarenakan sekarang media informasi

semakin disalahgunakan selain itu mengupayakan pemahaman dalam

pergaulan yang positif atau kecenderungan untuk menghindari perilaku

seks pra nikah sehingga dampak yang diakibatkan oleh perilaku seks pra

nikah tidak terjadi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa

pengetahuan yang baik dikarenakan beberapa faktor seperti lingkungan

social, ekonomi, peran etika, agama, kebudayaan, pengaruh teman,

media komunikasi, dan pola asuh orang tua. Agar pengetahuan siswa

dapat lebih baik sebaiknya disekolah disarankan kepada guru BK dan

tim UKS untuk memberikan bimbingan konseling dan konsultasi

terhadap kesehatan reproduksi pada remaja yang fungsinya agar siswa

memiliki kesadaran dan pentingnya memahami masalah seksualitas,

fungsi, serta faktor yang menyebabkan timbulnya masalah tentang

seksualitas remaja dan pola asuh orang tua juga ikut berperan dalam

perkembangan seksualitas pada remaja

46
47

2. Sikap Seks Pra Nikah Pada Siswa SMA

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil

remaja bersikap positif berjumlah 43 orang (48,90%)sedangkan yang

bersikap negatif berjumlah 45 orang (51,10%) terhadap seks pra nikah.

Penelitian ini sejalan dengan (Rina Andriani, Suhrawardi, 2022) di

dapatkan 66 orang (54,5%) remaja bersikap negatif terhadap hubungan

seks pra nikah. Pendapat ini sejalan dengan teori (Wawan dan Dewi,

2021) mengemukakan sikap Negatif kecenderungan tindakan

mendekati, menyenangi, mengharapkan, objek tertentu, tetapi sikap

positif seks pranikah disini yaitu pandangan terhadap objek tersebut baik

dan tindakan menghindari terhadap seks pra nikah sehingga dampak

yang diakibatkan oleh perilaku seks pranikah tidak terjadi.

Sikap siswa negatif di SMA Negeri 1 Poso dipengaruhi oleh faktor

penilaian dari diri sendiri terhadap objek tersebut, pengaruh lingkungan

social atau teman pergaulan disekitar. Masa remaja adalah masa coba-

coba, dimana rasa ingin tahu remaja masih sangat tinggi, sehingga ini

merupakan salah satu penyebab atau faktor yang mempengaruhi sikap

negative remaja”

Hal ini juga sejalan dengan teori (Azwar, 2019) yang mengatakan

bahwa sikap merupakan suatu reaksi atau respon seseorang terhadap

stimulus suatu objek. Faktor yang mempengaruhi sikap yaitu

pengalaman dan pengetahuan.

47
48

Menurut (Sunaryo, 2018) faktor yang mempengaruhi pembentukan

dan pengubahan sikap seksual individu meliputi faktor internal dan

eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam

individu, dimana individu menerima, mengelola dan memilih segala

sesuatu yang dating dari luar. Faktor eksternal merupakan yang berasal

dari luar individu, beberapa stimulus untuk mementuk dan mengubah

sikap.

Berdasarkan data yang ada, peneliti mengasumsikan bahwa sikap

mengandung faktor perasaan dan motivasi sehingga dapat

mempengaruhi sikap seseorang.

Remaja yang pernah mendengar atau memiliki teman yang pernah

melakukan hubungan seksual pra nikah akan menyikapi secara tegas

bahwa tindakan tersebut tidak memiliki keuntungan atau manfaat apa-

apa bagi remaja. Pengalaman yang banyak mengenai informasi

pendidikan seks akan mendorong seseorang untuk dapat lebih mudah

merubah sikap dan berperilaku yang lebih baik.

Menurut (Diana Septi, 2019) untuk mempertahankan agar sikap dan

pengetahuan baik perlu adanya tambahan pendidikan seks dimulai sejak

dini berdasarkan usia yang membuat remaja lebih memahami dan

mengenali lebih dalam terhadap seksualitas dimana anak-anak tumbuh

menjadi remaja, mereka yang belum paham dengan sex education sebab

orang tua masih menganggap bahwa memberikan mengenai seks adalah

hal yang tabu. Selain itu ketidak pahaman tersebut para remaja merasa

48
49

tidak bertanggung jawab dengan seks atau kesehatan reproduksinya

serta lingkungan sosial masyarakat. Hal ini di tawarkan seperti, media

yang menyajikan hal-hal yang besifat pornografi, antara lain, VCD,

majalah, internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini sudah mengarah

kepada prilaku seks. Dampak dari ketidak pahaman remaja tentang sex

education ini, banyak hal-hal yang terjadi, seperti tingginya hubunan

seks di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan, penularan viris HIV

dan sebaginya. Pendidikan seks memang perlu dimasukkan dalam

kurikulum sekolah menengah apalagi pada masa ini adalah masa remja

pubertas, pendidikan seks sangat perlu sekali untuk mengantisipasi,

mengetahui atau mencegah terjadinya seks bebas dan mampu

menghindari dampakdampak negative lainnya.

49
50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari tabel distribusi frekuensi dapat

disimpulkan bahawa pengetahuan remaja SMA Negeri 1 Poso

dikategorikan baik dengan jumlah presentase 51,10% dan sikap remaja

dikategorikan kurang baik (Negatif) dengan presentase 51,10%.

B. Saran

1. Bagi Sekolah

Bagi pimpinan dan tenaga pengajar di sekolah diharapkan dapat

mempertimbangkan untuk memberikan pendidikan tentang kesehatan

reproduksi dan pendidikan seksualitas memlalui pendidikan formal

maupun non-formal yang berkaitan dengan seksualitas serta

penambahan buku-buku perpustakaan tentang masalah seksualitas,

sehingga siswa mendapatkan pengetahuan tentang seks pra nikah.

2. Bagi Orang Tua

Bagi orang tua diharapkan supaya dapat lebih membimbing pergaulan

putra-putrinya dan memberikan pengetahuan seputar pendidikan seks

kepada anaknya yang akan beranjak dewasa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

data atau informasi dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih baik lagi.

50
51

DAFTAR PUSTAKA

Afriani, D. (2022). pendidikan seks bagi remaja. 74–78.

Azmi, C. V. (2023). Hubungan Pengetahuan Seks Pranikah dengan Perilaku


Berpacaran Remaja di SMA YPPK Teruna Bakti Kelas XI. 05(03), 7276–7281.
https://jonedu.org/index.php/joe/article/view/1518

Azwar. (2019). sikap dan karakteristik remaja. 24.

Berty C. (2018). Free Sex (Ahmad Yudi (ed.); 3rd ed.). Gramedia.

Diana Septi. (2019). Masa Remaja (Fauzan (ed.); 2nd ed.). Gramedia.

Dila Rukmi Octaviana, R. A. R. (2021). Pengetahuan (Knowladge), Ilmu


Pengetahuan (Sains), Filsafat Dan Agama. 5(2), 143–159.

Fransisca Theresia, Francisca Tjhay, Surilena, N. T. W. (2020). Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Siswa Sekolah Menengah Pertama Di
Jakarta Barat. 11(2), 101–113.
https://doi.org/10.22435/kespro.v11i2.3142.101-113

Hamzah B, S. R. (2020). Hubungan Pengawasan Orang Tua Dan Media Informasi


Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja. 06(01), 42–51.

Hidayat, A. A. A. (2014). metode Penelitian kebiaanan daan Teknik Analisa Data


(T. Utami (ed.); 4th ed.). salema medika.

Impartina, A. (2017). Hubungan Lingkungan Pergaulan dengan Perilaku Seks


Pranikah.

Indriyani Salsabila. (2020). Remaja (Wahyu Budi (ed.); 3rd ed.). Mizan Pustaka.

Lastriyanti, H. N. (2023). Gambaran Pengetahuan Seksual Dan Perilaku Seksual


Pranikah Pada Remaja. 3(1), 8–14.

Marissa, N. (2022). Pengaruh Sikap Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar


Siswa. 9.

Ni Luh Putu Rutiari Dewi, I. B. W. (2017). Pengetahuan dan Perilaku Seksual


Pranikah pada Remaja SMA di Wilayah Kerja Puskesmas Tampaksiring I. L.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/34593

Ningrum Putri. (2020). Seks Remaja (Gunawan (ed.); 2nd ed.). Gramedia.

Qomariah, S. (2020). Pacar Berhubungan Dengan Seks Pranikah Pada Remaja.

51
52

Rina Andriani, Suhrawardi, H. (2022). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap


Remaja Dengan Perilaku Seksual Pranikah. 2(10), 3441–3446.

Sudjendra, I. K. A. (2021). Profil Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah 2021.

Sunaryo. (2018). Faktor Sikap Remaja Terhadap Seks. 56.

UNICEF. (2021). Ringkasan Kajian Respon Terhadap HIV & AIDS. UNICEF
Indonesia.

Uswatun. (2021). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Seks


Bebas. 2, 5–11.

Veronica. (2019). Hubungan Faktor Penyebab Seks Pranikah Pada Siswa SMK N
2 Palembang. 2, 5–22.

Wawan dan Dewi. (2021). Sikap Remaja Terhadap Seks. 1(2), 23.

wellina sebayang, D. Y. G. & E. R. S. (2018). Perilaku Seks Remaja. CV BUDI


UTAMA.

Yudhaprawira. (2018). Perilaku Seksual Dan Kematangan Beragama Pada Remaja


Akhir.

Yulianto, A. (2020). Pengujian Psikometri Skala Guttman Untuk Mengukur


Perilaku Seksual Pada Remaja Berpacaran. 2009.

52
1

Lampiran 1
BIODATA PENULIS
A. IDENTITAS

Nama : Hens Rika Puspita Dewi


Nim : 20 02 0014
Tempat / Tanggal Lahir : Jember, 11 Maret 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Jawa / Warga Negara Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Poso Kota Utara
Telepon / HP : 0856-9694-9451

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
4. SD Plus Al-Ishlah, Kecamatan Dadapan-Grujugan, Kabupaten
Bondowoso, Provinsi Jawa Timur
5. SMPN 1 Pamona Tenggara, Kecamatan Pamona Tenggara, Kabupaten
Poso, Provinsi Sulawesi Tengah
6. SMAN 1 Pamona Selatan, Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso,
Provinsi Sulawesi Tengah
7. Terakhis sebagai Mahasiswa Diploma III Kebidanan STIKES Husada
Mandiri Poso Angkatan 2020

1
2

DOKUMENTASI PENELITIAN DI
SMA NEGERI 1 POSO

1 2
. 1
.

. .
.

Pengambilan data awal 40 siswa Permohonan izin kepada pihak


di SMA Negeri 1 Poso sekolah untuk melakukan
penelitian di SMA Negeri 1
Poso

3 4
1 3
. 1
.

. 3
1
.

. 3
1
.

Penelitian dengan menggunakan 1


Penyuluhan tentang prilaku seks
.

kuesioner kepada siswa SMA .pranikah pada remaja di SMA


Negeri 1 Poso Negeri 1 Poso
.

5 6
3 3
1
. 1
.

3 3
1
. 1
.

3 3
1
. 1
.

1 1
.
Penyerehan bingkisan sebagai .Pengabdian masyarakat tentang
. tanda terima kasih kepada . Kesehatan Reproduksi Remaja
responden penelitian di SMA bersama dosen pembimbing di
. Negeri 1 Poso . SMA Negeri 1 Poso

2
1

MASTER TABEL
Hasil Pengetahuan Remaja Tentang Prilaku Seks Pranikah di SMA Negeri 1 Poso
Kode P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Total Kategori
Resp.
1. 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 Baik
2. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 Baik
3. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 11 Cukup
4. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 Cukup
5. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 Cukup
6. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 Cukup
7. 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 Baik
8. 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 Baik
9. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Baik
10. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik
11. 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Baik
12. 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 Baik
13. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 Cukup
14. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 9 Cukup
15. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 Cukup
16. 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 Baik
17. 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 Baik
18. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 Baik
19. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 Baik
20. 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 Baik
21. 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 Baik
22. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 Cukup

1
2

23. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 12 Baik
24. 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 9 Cukup
25. 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 9 Cukup
26. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik
27. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik
28. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 9 Cukup
29. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 9 Cukup
30. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Baik
31. 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 Baik
32. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik
33. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik
34. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 12 Baik
35. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 12 Baik
36. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik
37. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 Baik
38. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 8 Kurang
39. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 Baik
40. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 Baik
41. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12 Baik
42. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 Baik
43. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 8 Kurang
44. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 Baik
45. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 9 Cukup
46. 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 Baik
47. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 9 Cukup
48. 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12 Baik
49. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 12 Baik

2
3

50. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 9 Cukup
51. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 Baik
52. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 12 Baik
53. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 9 Cukup
54. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 Cukup
55. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 9 Cukup
56. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 Cukup
57. 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 Baik
58. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 9 Kurang
59. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 9 Kurang
60. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 Baik
61. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 Cukup
62. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 Cukup
63. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 9 Cukup
64. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 Baik
65. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 8 Kurang
66. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 Cukup
67. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 Baik
68. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 Baik
69. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 Cukup
70. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 Baik
71. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 Cukup
72. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 9 Cukup
73. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 9 Cukup
74. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 Cukup
75. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 Cukup
76. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 Cukup

3
4

77. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 9 Cukup
78. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Baik
79. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 Baik
80. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 9 Cukup
81. 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 Baik
82. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 9 Cukup
83. 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12 Baik
84. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 10 Cukup
85. 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 8 Kurang
86. 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 8 Kurang
87. 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 11 Cukup
88. 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 11 Cukup

Keterangan :
: Nilai 0
: Nilai 1
: Kategori Baik apabila jawaban benar 15-12 (skor 76%-100%)
: Kategori Cukup apabila jawaban benar 11-9 (skor 56%-75%)
: Kategori Kurang apabila jawaban benar 8-0 (skor < 56%)

4
5

Hasil Sikap Remaja Tentang Prilaku Seks Pranikah di SMA Negeri 1 Poso
Kode Sikap 1 Sikap 2 Sikap 3 Sikap 4 Sikap 5 Sikap 6 Sikap 7 Sikap 8 Total Kategori
Resp.
1. 1 1 3 2 3 3 4 2 19 Negatif
2. 2 2 2 2 2 2 3 2 17 Negatif
3. 1 2 3 2 3 3 4 2 20 Positif
4. 1 1 2 2 2 2 3 2 15 Negatif
5. 1 2 3 2 3 3 3 2 19 Negatif
6. 1 2 3 2 3 3 4 2 20 Positif
7. 1 1 2 2 2 2 3 2 15 Negatif
8. 1 1 3 2 3 3 4 2 19 Negatif
9. 1 1 2 2 2 2 3 2 15 Negatif
10. 1 1 3 2 3 3 4 2 19 Negatif
11. 1 1 3 2 3 3 4 2 19 Negatif
12. 3 3 3 3 3 3 3 3 24 Positif
13. 1 2 3 2 3 3 4 2 20 Positif
14. 1 1 3 2 3 3 4 2 19 Negatif
15. 1 2 3 3 3 3 4 3 22 Positif
16. 1 1 2 2 2 2 3 2 15 Negatif
17. 2 2 3 3 3 3 4 2 22 Positif
18. 1 2 2 2 2 2 3 2 16 Negatif
19. 1 2 2 2 2 2 3 2 16 Negatif
20. 1 2 3 2 3 3 4 2 20 Positif
21. 2 2 3 2 3 3 4 2 21 Positif
22. 2 2 3 2 3 3 4 2 21 Positif
23. 1 1 3 2 3 3 4 2 19 Negatif
24. 1 1 2 2 2 2 3 2 15 Negatif

5
6

25. 1 2 3 3 3 3 4 3 22 Positif
26. 1 1 3 3 3 3 4 3 21 Positif
27. 1 1 3 2 3 3 4 2 19 Negatif
28. 1 1 3 2 3 3 4 2 19 Negatif
29. 1 1 3 3 3 3 3 3 20 Positif
30. 1 1 2 2 2 2 3 2 15 Negatif
31. 2 2 2 2 2 2 3 2 17 Negatif
32. 1 2 3 3 3 3 4 3 22 Positif
33. 1 2 3 3 3 3 4 3 22 Positif
34. 1 2 3 3 3 3 4 3 22 Positif
35. 1 1 3 3 3 3 4 3 21 Positif
36. 1 1 3 3 3 3 4 3 21 Positif
37. 1 1 2 2 2 2 3 2 15 Negatif
38. 1 1 2 2 2 2 3 2 15 Negatif
39. 1 1 2 2 2 2 3 2 15 Negatif
40. 1 2 3 3 3 3 4 3 22 Positif
41. 1 1 3 2 3 3 4 2 19 Negatif
42. 1 1 3 2 3 3 4 2 19 Negatif
43. 1 2 3 2 3 3 3 2 19 Negatif
44. 1 1 2 2 2 2 3 2 15 Negatif
45. 2 2 3 3 3 3 3 3 22 Positif
46. 2 2 2 2 2 2 3 2 17 Negatif
47. 2 2 2 2 2 2 3 2 17 Negatif
48. 1 1 2 2 2 2 3 2 15 Negatif
49. 2 2 2 2 2 2 3 2 17 Negatif
50. 2 2 2 2 2 2 3 2 17 Negatif
51. 1 2 3 3 3 3 4 3 22 Positif

6
7

52. 1 1 3 2 3 3 4 2 19 Negatif
53. 2 2 2 2 2 2 3 2 17 Negatif
54. 3 3 3 3 3 3 4 3 25 Positif
55. 1 1 3 2 3 3 4 2 19 Negatif
56. 1 1 3 2 3 3 4 2 19 Negatif
57. 2 2 2 2 2 2 3 2 17 Negatif
58. 2 2 2 2 2 2 3 2 17 Negatif
59. 1 3 3 3 3 3 4 3 23 Positif
60. 2 2 2 2 2 2 3 2 17 Negatif
61. 2 2 2 2 2 2 3 2 17 Negatif
62. 3 1 3 3 3 3 4 3 23 Positif
63. 2 2 2 2 2 2 3 2 17 Negatif
64. 3 1 3 3 3 3 4 3 23 Positif
65. 2 2 2 2 2 2 3 2 17 Negatif
66. 1 2 3 2 3 3 4 2 20 Positif
67. 4 3 3 3 3 3 4 3 26 Positif
68. 3 1 3 3 3 3 4 3 23 Positif
69. 3 1 3 3 3 3 4 3 23 Positif
70. 1 2 3 2 3 3 4 2 20 Positif
71. 2 2 2 2 2 2 3 2 17 Negatif
72. 1 1 3 2 3 3 4 2 19 Negatif
73. 1 2 3 2 3 3 4 2 20 Positif
74. 2 2 3 2 3 3 4 2 21 Positif
75. 3 1 3 3 3 3 4 3 23 Positif
76. 2 2 3 2 3 3 4 2 21 Positif
77. 1 2 3 2 3 3 4 2 20 Positif
78. 2 2 3 2 3 3 4 2 21 Positif

7
8

79. 1 1 3 2 3 3 4 2 19 Negatif
80. 4 3 3 3 3 3 4 3 26 Positif
81. 1 1 3 3 3 3 3 2 19 Negatif
82. 4 3 3 3 3 3 4 3 26 Positif
83. 4 3 3 3 3 3 4 3 26 Positif
84. 4 4 3 3 3 3 4 3 27 Positif
85. 4 4 3 4 3 4 4 4 30 Positif
86. 4 3 3 3 3 3 4 3 26 Positif
87. 4 3 3 3 3 3 4 3 26 Positif
88. 4 3 3 3 3 3 4 3 26 Positif

Keterangan :
: Nilai 1
: Nilai 2
: Nilai 3
: Nilai 4
: Kategori Positif apabila skor mencapai 20-32 (mean ≥ 20)
: Kategori Negatif apabila skor mencapai 8-19 (mean < 20)

8
9

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA MANDIRI POSO


JL. Pulau Kalimantan No. 29 Tlp. (0452) 324946, (0452) 22978 Poso – Sulawesi Tengah
Email: info@stikeshmposo.ac.id / husada_mandiri@yahoo.co.id
Website: http://www.stikeshmposo.ac.id/Fax : 0452 324406

JADWAL PENELITIAN
Waktu
No Kegiatan Tahun 2023
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
Pengajuan
1 judul
proposal/KTI

Penyusunan
2 dan konsultasi
proposal
Seminar
3 proposal

Revisi
4 proposal

Pelaksanaan
5 penelitian

6 Seminar KTI

9
1

SURAT KEASLIAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Hens Rika Puspita Dewi

Nim : 20020014

Jurusan : DIII Kebidanan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis

ini benar-benar karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah

ini hasil jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi-sanksi atas perbuatan saya

tersebut.

Poso, Juni 2023


Yang membuat pernyataan

Hens Rika Puspita Dewi


Nim. 20 02 0014

Anda mungkin juga menyukai