Anda di halaman 1dari 29

BUKU KONTROL

KEGIATAN PERKADERAN
HMI
KEPUTUSAN PENGURUS BESAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (PB HMI)
NOMOR :
TENTANG
BUKU KONTROL PERKADERAN HMI
BUKU SAKU INI MILIK

NAMA LENGKAP : …………………………………………………………………………


TTL : …………………………………………………………………………
ALAMAT : …………………………………………………………………………
NO TLPN : …………………………………………………………………………
JURUSAN/FAK : …………………………………………………………………………
MASUK HMI : …………………………………………………………………………
ASAL KOMISARIAT: …………………………………………………………………………
ASAL CABANG : …………………………………………………………………………
ASAL BADKO : …………………………………………………………………………

Mengetahui
Pengurus HMI Komisariat

KetuaUmumKomisariat…
LATIHAN KADER I

“Terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas akademis, sadar akan fungsi dan peranannya dalam
berorganisasi, serta hak dan kewajibannya sebagai kader umat dan kader bangsa”

1. Memiliki kesadaran menjalankan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari


2. Mampu meningkatkan kemampuan akademis
3. Memiliki kesadaran akan tanggungjawab keumatan dan kebangsaan
4. Memiliki kesadaran berorganisasi
AKTIVITAS WAJIB PASCA LATIHAN KADER I

A. RINCIAN
JENIS AKTIVITAS TANGGAL PARAF KET
Keagamaan Mengikuti Kelompok Studi Islam, dengan bentuk Ketiga item kegiatan ini wajib
kegiatan : diikuti oleh seluruh kader pasca
a. Belajar Mengaji Al-Qur’an hingga lancar LK I. Metode yang digunakan
membaca (tajwid, makhorijum huruf, dan adalah kelompok, atau melalui
tartil) sistem mentoring yang ditentukan
b. Belajar Bacaan Sholat oleh Bidang P3A komisariat
c. Belajar Menghafal Al-Qur’an 20 surat

Ke-HMI-an Mengikuti Follow up LK I Seluruh jenis Follow up ini wajib


a. Penajaman Materi Sejarah Peradaban Islam diikuti oleh seluruh kader, tanpa
b. Penajaman Materi Sejarah HMI terkecuali. Dengan indicator dapat
c. Penajaman Materi Mission HMI mengetahui secara baik tiap-tiap
d. Penajaman Materi Konstitusi HMI materi tersebut. Bentuk kegiatan
e. Penajaman Materi NDP bisa berupa: kajian, mentoring,
f. Penajaman Materi KMO kelompok, maupun SKS. Secara
teknis ditentukan oleh bidang P3A
Komisariat
Keorganisa 1. Individu
sian a. Membuat tugas berupa hasil bacaan
(resensi, review, atau hasil wawancara)
b. Aktif terlibat dalam kepanitiaan komisariat:
Panitia Hari besar Islam, dll.
2. Kelompok
a. Mengikuti salah satu kelompok studi,
misalnya: studi Islam, filsafat, politik,
bahasa, dll.
b. Membuat temu kelompok dengan kegiatan :
bakti sosial, debat ilmiah, dll.
3. Organisasi
a. Terlibat dalam kepengurusan mahasiswa di
internal kampus, atau terlibat dalam
kepengurusan HMI.
b. Ditugaskan menjadi panitia kegiatan
c. Ditugaskan menjadi delegasi HMI.
Reading Kegiatan ini merupakan bentuk penguatan
kapasitas kader, karena itu perlu dibentuk
kelompok belajar yang terdiri antara 5 orang
dengan 1 orang mentor. Kegiatan bisa berupa :
Penugasan baca, bedah buku, bedah film, dan
debat. Adapun buku-buku yang wajib dibaca untuk
tahapan ini adalah :
1. Tamim Anshary, Dari Puncak Bagdad:
Sejarah Dunia Versi Islam (Destiny Distrupted
: A History Of The World Through Islamic
Eyes). Jakarta; Zaman, 2009
2. Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan
HMI 1947-1976
3. Agus Salim Sitompul, Historiografi Himpunan
Mahasiswa Islam Tahun 1947-1993. Jakarta:
Intermasa. 1995
4. M.C. Rickles, Sejarah Indonesia Modern 1200-
2004 (A history of Modern Indonesia Since
1200 third edition) diterjemahkan oleh Satrio
Wahono, dkk (Jakarta: PT Serambi Ilmu
Semesta. 2007)
5. Nurcholish Madjid, Indonesia Kita (Jakarta:
Universitas Paramadina. 2003)
6. Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan
Peradaban; Sebuah Tela’ah Kritis Tentang
Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan
Kemodernan, Yayasan Wakaf Paramadina,
1992.
7. Azhari Akmal Tarigan, Islam Mazhab HMI
(Jakarta: GP Press Group. 2007)
8. Jujun Suryasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah
Pengantar Populer (pustaka Sinar Harapan.
2009)
9. Solichin, HMI Candradimuka Mahasiswa
(Sinergi Persadatama foundation: 2010)
10. Manshur Fakih, Jalan Lain: Manifesto
Intelektual Organik (Jogjakarta: Pustaka
Pelajar. 2002)
Training/Pe 1. Training Kesekretariatan dan Keprotokoleran
latihan 2. Training Kepenulisan Ilmiah
3. Training Kewirausahaan
4. Training Keprofesian
Up- Up-grading pada dasarnya adalah untuk
Grading meningkatkan kemampuan kader menuju jenjang
training selanjutnya. Karena itu, kegiatan ini bisa
dibuat dalam beberapa bentuk:
A. Diskusi, Seminar, Kajian Kelompok berkaitan
dengan pendalaman materi : Ke-HMI-an, Ke-
Islaman, dan Ke-Indonesiaan.

B. Bedah buku-buku, seperti :


1. Asghar Ali Engineer, Islam dan Teologi
Pembebasan, Pustaka Pelajar, 1999.
2. A. Syafi’ie Ma’arif, Islam dan Pancasila
Sebagai Dasar Negara: Studi Tentang
Perdebatan Dalam Konstituante (Bandung:
Mizan. 2017)
3. David. C. korten, Menuju Abad ke-21 :
Tindakan sukarela dan Agendan Global,
yayasan obor Indonesia dan Pustaka Sinar
Harapan, 1993
4. Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur
Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad
XVIII dan XVIII. Jakarta: Prenada Media
Group, 2007
5. G.J. Resink, Bukan 350 Tahun Di Jajah(
Indonesia’s History Between The Myths:
Essays In Legal History and Historical
Theory. Depok; Komunitas Bambu, 2012
6. Stanislav Andreski, Max Weber:
Kapitalisme Birokrasi dan Agama, Tiara
Wacana, 1989

C. Bacaan wajib pada Up-Grading ini adalah :


1. Suwarno & Alvin Y. So, Perubahan Sosial
dan Pembangunan, (Edisi Revisi), LP3ES,
2000
2. Robert H. Lauer, Perspektif tentang
Perubahan Sosial, Bina Aksara, 1989
3. Hanafi Hasan, Agama, Ideologi dan
Pembangunan, P3M, 1991
4. Nurcholish Madjid, Khazanah Intelektual
Islam
5. Harun Nasution, Muhammad Abduh dan
Teologi Rasional Mu’tazilah. Jakarta;
UIPress, 1987
6. Dahlan Ranuwihardjo, Hakikat Paham
Kebangsaan. Jakarta; PKMN KAHMI,
2012
7. Ziuddin Sardar, Rekayasa Masa Depan
Peradaban Muslim, Mizan, 1986
8. Nurcholis Madjid, Islam Kemodernan dan
Keindonesiaan, Mizan, 1987
9. Nurcholish Madjid, Islam Agama
Peradaban, Paramadina, 1995
10. Ali Syari’ati, Ideologi Kaum Intelektual,
Suatu Wawasan Islam, Mizan, 1992.
B. TEST PRESTASI KADER
Test ini merupakan upaya untuk mengetahui tingkat kemampuan kader pada saat hendak mengikuti jenjang training selanjutnya. Ke giatan
ini diselenggarakan oleh Komisariat dengan target mengukur indikator kualitatifnya yang memiliki kemampuan dasar dalam memahami
beberapa persoalan yang telah diberikan. Ini terbagi menjadi dua:
1. Aspek kualitatif
Aspek kualitatif adalah berkaitan dengan sejauh mana pemahaman diskursus kader mengenai materi-materi serta tugas yang telah
disampaikan, yang meliputi :
a. Mampu memahami materi wajib LK I
b. Mampu memahami minal 5 buku dari 10 yang telah diberikan
c. Mampu menulis (resensi, review, ataupun melakukan wawancara)
d. Mampu membaca Al-Qur’an serta praktek ibadah sholat
e. Mengikuti 2 dari 4 jenis training/pelatihan. Misalnya, mengikuti Training Kepenulisan dan Training Keprofesian

2. Aspek kuantitatif
Aspek kuantitatif adalah berkaitan dengan sejumlah aktivitas yang pernah diikuti oleh kader selama masa setelah LK I, yaitu :
a. Aktivitas individu
b. Aktivitas kelompok
c. Aktivitas organisasi

Melalui kedua instrumen tes inilah seorang kader berhak dan dinyatakan untuk dapat mengikuti jenjang training selanjutnya, yang
dibuktikan melalui surat keterangan Cabang dan dibuktikan dengan membawa buku saku ini.
INSTRUMEN PENYELENGGARAAN KEGIATAN

A. CABANG
Dalam terlaksananya kegiatan ini, cabang memiliki kewajiban dan wewenang dalam hal :
1. Kewajiban
a. Pengurus Cabang berkewajiban untuk menyediakan fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan kegiatan diatas, seperti: buku bacaan,
bulletin, mentor (pembimbing), dan kegiatan-kegitan yang dapat merangsang minat dan bakat kader lainnya.
b. Pengurus Cabang berkewajiban untuk menyelenggarakan temu bidang P3A Komisariat, untuk melakukan pengembangan metode
pembinaan kader.
c. Pengurus Cabang berkewajiban untuk melakukan evaluasi proses pembinaan kader di tingkat komisariat.
d. Membuat buku control kader dalam bentuk fisik, yang soft nya telah ditentukan oleh PB HMI

2. Wewenang
a. Cabang berwenang untuk memberikan peringatan bagi komisariat yang tidak menyelenggarakan kegiatan pembinaan kader
sebagaimana instrument aktivitasnya tertera diatas. Bagi komisariat yang tidak dapat menjalankan aktivitas diatas, tanggung jawab
sepenuhnya diambil oleh Cabang dalam penyelenggaraannya.
b. Cabang berwenang untuk menyelenggarakan uji tes prestasi kader, dengan waktu yang ditentukan oleh pengurus cabang dan
khususnya menyangkut tentang tahapan untuk mengikuti jenjang training formal selanjutnya. Adapun kriteria yang harus dipenuhi
sebagai penguji hal tersebut adalah :
a. Aktif dalam perkaderan HMI
b. Telah dinyatakan lulus LK II
c. Pengurus HMI Cabang
d. Telah mengikuti Training Of Trainer (TOT)
e. Telah menyelesaikan bacaan materi wajib minimal 20 buku
f. Dapat menjadi teladan yang baik.
c. Cabang diberikan wewenang untuk terlibat aktif dalam proses pembinaan kader.

3. KOMISARIAT
1. Kewajiban
a. Pengurus komisariat berkewajiban untuk menyelenggarakan kegiatan aktivitas perkaderan sebagaimana dicantumkan diatas,
b. Pengurus Komisariat berkewajiban untuk mengklasifikasi orang-orang yang dipersiapkan menjadi para mentor dalam kegiatan yang
tercantum diatas
c. Pengurus Komisariat berkewajiban menyiapkan fasilitas-fasilitas pengembangan perkaderan, seperti buku, media, dan juga aktivitas
lainnya.
d. Pengurus Komisariat berkewajiban melakukan proses perencanaan dalam pembinaan perkaderan yang dikonsultasikan dengan
pengurus cabang
e. Pengurus Komisariat berkewajiban melakukan pelaporan perkembangan kader.
f. Memberikan buku control kader pada setiap kader yang telah lulus dalam LK I

2. Wewenang
a. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan yang tercantum dalam buku control kader
b. Membuat kegiatan yang menarik, dan memicu minat dan gairah para kader
c. Tidak memberikan ijin pada kader yang tidak memenuhi kriteria untuk mengikuti training selanjuutnya.
d. Membuat metode pengembangan mutu dan kualitas pembinaan kader, seperti: adanya debat intelektual, lomba karya tulis, ataupun
hal-hal lain yang membuat kader termotivasi untuk berkembang
e. Memberikan sanksi bagi pengurus komisariat yang tidak menjalankan fungsi pembinaan

4. INDIVIDU
1. Hak Kader
a. Kader HMI berhak mendapatkan fasilitas pengembangan perkaderan, seperti: Buku Bacaan, Mentor pengembangan diri, dan fasilitas
lainnya yang berhubungan dengan proses perkaderan
b. Kader HMI berhak mendapatkan perlakukan yang sama dalam setiap proses pembinaan perkaderan
c. Kader HMI berhak memberikan usul kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan diri
d. Kader HMI berhak memberikan kritik dan masukan bagi penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan oleh komisariat
e. Kader HMI berhak mendapatkan buku control kader, semenjak dinyatakan lulus LK I.
f. Kader HMI berhak mengikuti setiap jenjang training perkaderan

2. Kewajiban Kader
a. Patuh dan taat pada pedoman dan aturan main organisasi
b. Mengikuti proses perkaderan dengan sungguh-sungguh.
c. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat dalam buku control kader
d. Selalu siap akan dengan tugas yang diberikan kepadanya.
e. Menjaga nama baik organisasi
f. Membayar iuran anggota
LATIHAN KADER II

“Terbinanya kader HMI yang mempunyai kemampuan intelektual untuk memetakan peradaban
dan memformulasikan gagasan dalam lingkup organisasi”

1. Memiliki kesadaran intelektual yang kritis, dinamis, progresif, inovatif dalam memperjuangkan misi HMI
2. Memiliki pengetahuan tentang peta peradaban dunia
3. Memiliki kemampuan manajerial dalam berorganisasi
AKTIVITAS WAJIB PASCA LATIHAN KADER II

C. RINCIAN
JENIS AKTIVITAS TANGGAL PARAF KET
Keagamaan Mengikuti Kelompok Studi Islam, dengan bentuk Ketiga item kegiatan ini wajib
kegiatan : diikuti oleh seluruh kader pasca
a. Belajar tentang metodologi studi Islam LK II. Metode yang digunakan
b. Belajar menjadi Imam sholat dan Khatib adalah kelompok, atau melalui
Jumat sistem mentoring yang ditentukan
c. Belajar Menghafal Al-Qur’an 20 surat oleh Bidang PA Cabang

Ke-HMI-an Mengikuti Follow up LK II Seluruh jenis Follow up ini wajib


a. Penajaman Materi Teori-teori Perubahan diikuti oleh seluruh kader, tanpa
b. Penajaman Materi Ideopolistorstratak terkecuali. Dengan indicator dapat
c. Penajaman Materi Studi Gerakan Islam mengetahui secara baik tiap-tiap
d. Penajaman Materi Wawasan Nusantara materi tersebut. Bentuk kegiatan
e. Penajaman Materi NDP bisa berupa: kajian, mentoring,
f. Penajaman Materi KMO kelompok, maupun SKS. Secara
teknis ditentukan oleh bidang PA
Cabang
Keorganisa 1. Individu
sian a. Membuat tugas berupa hasil bacaan
(resensi, review, atau hasil wawancara)
b. Aktif terlibat dalam kepanitiaan
komisariat/korkom: Panitia Hari besar
Islam, dll.
2. Kelompok
c. Mengikuti salah satu kelompok studi,
misalnya: studi Islam, filsafat, politik,
bahasa, dll.
d. Membuat temu kelompok dengan kegiatan :
bakti sosial, debat ilmiah, dll.
3. Organisasi
a. Terlibat aktif dalam kepengurusan HMI
b. Terlibat dalam kepengurusan mahasiswa di
internal kampus, atau terlibat dalam
kepengurusan HMI.
c. Ditugaskan menjadi panitia kegiatan
d. Ditugaskan menjadi delegasi HMI.
Reading Kegiatan ini merupakan bentuk penguatan
kapasitas kader, karena itu perlu dibentuk
kelompok belajar yang terdiri antara 5 orang
dengan 1 orang mentor. Kegiatan bisa berupa :
Penugasan baca, bedah buku, bedah film, dan
debat. Adapun buku-buku yang wajib dibaca untuk
tahapan ini adalah :
1. Agus Salim Sitompul, Menyatu dengan
Umat Menyatu dengan Bangsa : Pemikiran
Keislaman-Keindonesiaan HMI (1947-
1997)
2. Agus Salim Sitompul, Pemikiran HMI dan
Relevansinya dengan Sejarah Perjuangan
Bangsa Indonesia
3. Alija Ali Izetbegovic, Membangun Jalan
Tengah, Mizan 1992
4. Karl Menheim, Ideologi dan Utopin,
Kanisius, 1993
5. Zbigniev Brzezinki, Kegagalan Besar:
Muncul dan Runtuhnya Komunisme dalam
abadke-21, Remajz Rosdakarya, 1990
6. Yudi Latif, Inteligensia Muslim dan Kuasa.
7. A. Dahlan Ranuwihardjo, Hakikat Paham
Kebangsaan. Jakarta; PKMN KAHMI,
2012
8. A. Dahlan Ranuwihardjo, Revolusi, Anti
Imperialisme dan Pancasila. Jakarta;
Intrans, 2002
9. Muhammad Iqbal, Rekonstruksi Agama
Dalam Islam (The Recontruction Of
Religion Thought in Islam), Yogjakarta;
Lazuardi, 2002
10. Muhammad Arkoun, Rethinking Islam
(Rethinking Islam; Common Question,
Uncommon Answer). Yogjakarta; Pustaka
Pelajar, 1996)
11. Fazlur Rahman, Kebangkitan dan
Pembaharuan di Dalam Islam (Revival and
Reform In Islam; A Study Of Islamic
Fundamentalism). Bandung; Pustaka, 2001
12. Bernard Philippe Groslier, Indocina
Persilangan Kebudayaan (Indochine,
Carrefour des arts). Jakarta; Kepustakaan
Populer Gramedia, 2002
13. Anthony Reid, Asia Tenggara dalam kurun
Niaga 1450-1680: Jaringan Pedagang
Global: Jilid I (Jakarta; Yayasan Pustaka
Obor Indonesia, 2011)
14. Ow. Wolters, Kemaharajaan Maritim
Sriwijaya dan Perniagamaan Dunia Abad
III-Abad VII (Early Indonesian Commerce:
A Study Of The Origins Of Sriwijaya).
Depok; Komunitas Bambu. 2011
15. H.J. De Graaf&TH. Pigeaud, Kerajaan
Islam Pertama di Jawa; Tinjauan Sejarah
politik Abad XV dan XVI (De Eerste
Moslimse Vorstendommen op Jawa,
Studien Over de Staatkundige
Geschiedenis Van de 15 de en 16 de
Eeuw). Jakarta; PT. Pustaka Utama Grafiti,
2001
16. DR.Ir. S.B. Hari Lubis & DR. Martani
Hoesaini, Teori Organisasi: Suatu
Pendekatan; Makro), Pusat Studi Antar
Universitas ilmu-ilmu Sosial Universitas
Indonesia, 1987
17. J. Salusu, Pengembangan Keputusan
Strategik, Gramedia, 1986
18. Richard M. Streers, Efektifitas Organisasi,
(seri manajemen), Erlangga, 1985
19. Bourdieu, Pierre, Arena Produksi Kultural
Sebuah Kajian Sosiologi Budaya, 1993
(terj.), Yogyakarta, Kreasi Wacana, 2015
20. Baudrillard, Jean, Masyarakat Konsumsi,
1970 (terj.), Yogyakarta, Kreasi Wacana,
2013
21. Khalil Abdul Karim, Hegemoni Quraisy.
22. Khalil Abdul Karim, Negara Madinah.

Training/Pe 1. Training Managmen Training


latihan 2. Training Instruktur NDP
3. Training Instruktur Ideopolistotstratak
4. Training Keprofesian
5. Training Gender
Up- Up-grading pada dasarnya adalah untuk
Grading meningkatkan kemampuan kader menuju jenjang
training selanjutnya. Karena itu, kegiatan ini bisa
dibuat dalam beberapa bentuk:
A. Diskusi, Seminar, Kajian Kelompok berkaitan
dengan pendalaman materi : Ke-HMI-an, Ke-
Islaman, dan Ke-Indonesiaan.

B. Bedah buku-buku, seperti :


1. Maksum (ed), Mencari Ideologi Alternatif:
Polemik Agama Pasca ideologi Menjelang
Abad 21, Mizan, 1994
2. Max Wber, Etika Prostestan dan semangat
kapitalisme, Pustaka Promethea, 2000
3. Tan Malaka, Madilog, Teplok Press, 1999
4. Yudi Latif, Negara Paripurna: Historisitas,
Rasionalitas, Aktualitas Pancasila
5. Douglas Holt&Douglas Cameron, Strategi
Kultural; Memberdayakan Pemikiran
Inovatif Untuk Menciptakan Merek Yang
Tepat (Cultural Strategy)
6. Graham E. Fuller, Apa Jadinya Dunia
Tanpa Islam?; Sebuah Narasi Sejarah
Alternatif (A World without Islam).
Bandung; Mizan, 2014
7. Samuel P. Hutington, Benturan Peradaban
8. Francis Fukuyama, The End Of History
and The Last Man
9. Fritjof Capra, Titik Balik Peradaban
10. Sachiko Murata, The Tao of Islam

C. Bacaan
1. Richard Robinson, Soeharto dan
Bangkitnya Kapitalisme Indonesia
2. Mahesti Hasanah, Ekonomi Politik
Kolonialisme
3. Gayatri Spivak, Etika, Sbaltern, dan Kritik
Penalaran Postkolonial
4. Noam Chomsky, How The World Works
5. Anton Timur Djaelani, Gerakan Sarekat
Islam: Kontribusi pada Nasionalisme
Indonesia
6. Hasan Sho’ub, Islam dan Revolusi
Pemikiran; Dialog Kreatif Ketuhanan dan
Kemanusiaan (Al-Islam Wa Tahaddiyatul
‘Ashri). Surabaya; Risalah Gusti, 1997
7. Bagus Aryo, Tenggelam Dalam
Neoliberalisme?; Penetrasi Ideologi Pasar
Dalam Penanganan Kemiskisnan. Depok;
Kepik, 2012
8. James A. Caporaso&David P. Levine,
Teori-teori Ekonomi Politik (Theories Of
Political Economy). Yogjakarta; Pustaka
Pelajar, 2008
D. TEST PRESTASI KADER
Test ini merupakan upaya untuk mengetahui tingkat kemampuan kader pada saat hendak mengikuti jenjang training selanjutnya. Ke giatan
ini diselenggarakan oleh cabang dengan target mengukur indikator kualitatifnya yang memiliki kemampuan dasar dalam memahami
beberapa persoalan yang telah diberikan. Ini terbagi menjadi dua:
1. Aspek kualitatif
Aspek kualitatif adalah berkaitan dengan sejauh mana pemahaman diskursus kader mengenai materi-materi serta tugas yang telah
disampaikan, yang meliputi :
a. Mampu memahami materi wajib LK II
b. Mampu memahami minal 10 buku dari 22 buku yang telah diberikan pada bagian reading
c. Mampu menulis (resensi, review, wawancara, dan menulis di media)
d. Mampu membaca Al-Qur’an serta praktek ibadah sholat, dan mempunyai hafalan minimal 20 surat
e. Mengikuti 2 dari 4 jenis training/pelatihan. Misalnya, mengikuti Training Instruktur NDP dan Training Gender

23. Aspek kuantitatif


Aspek kuantitatif adalah berkaitan dengan sejumlah aktivitas yang pernah diikuti oleh kader selama masa setelah LK II, yaitu :
d. Aktivitas individu
e. Aktivitas kelompok
f. Aktivitas organisasi

Melalui kedua instrumen tes inilah seorang kader berhak dan dinyatakan untuk dapat mengikuti jenjang training selanjutnya, yang
dibuktikan melalui surat keterangan Cabang dan dibuktikan dengan membawa buku saku ini.
INSTRUMEN PENYELENGGARAAN KEGIATAN

A. CABANG
Demi terselenggaranya kegiatan pasca LK II diatas, karena itu Cabang memiliki kewajiban dan wewenang dalam hal :
1. Kewajiban
a. Pengurus Cabang berkewajiban untuk menyediakan fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan kegiatan diatas, seperti: buku bacaan,
bulletin, mentor (pembimbing), dan kegiatan-kegitan yang dapat merangsang minat dan bakat kader lainnya.
b. Peserta yang telah dinyatakan lulus LK II dikoordinir oleh cabang untuk melaksanakan kegiatan diatas
c. Bidang PA Cabang berkewajiban menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam item di atas.
d. Bidang PA Cabang berkewajiban untuk melakukan evaluasi proses pembinaan kader Pasca LK II
e. Menghadirkan narasumber yang dibutuhkan, serta membuat kegiatan-kegiatan yang sebagaimana yang telah ditentukan dalam buku
kontrol. Karena itu, pengembangan kader pasca LK II menjadi tanggung jawab Cabang.

2. Wewenang
a. Cabang berwenang untuk memberikan peringatan bagi kader yang tidak mengikuti proses pasca LK II melalui instrument
aktivitasnya tertera diatas. Bagi peserta yang tidak mengikuti item buku kontrol diatas, tidak diperkenankan mengikuti LK III.
b. Cabang berwenang untuk menyelenggarakan uji tes prestasi kader, dengan waktu yang ditentukan oleh pengurus cabang dan
khususnya menyangkut tentang tahapan untuk mengikuti jenjang training formal selanjutnya. Adapun kriteria yang harus dipenuhi
sebagai penguji hal tersebut adalah :
 Aktif dalam perkaderan HMI
 Telah dinyatakan lulus LK III
 Pengurus HMI Cabang
 Telah mengikuti Training Of Trainer (TOT)
 Telah menyelesaikan bacaan materi wajib minimal 30 buku
 Dapat menjadi teladan yang baik.
c. Cabang diberikan wewenang untuk terlibat aktif dalam proses pembinaan kader.

B. KOMISARIAT
1. Kewajiban
a. Pengurus komisariat berkewajiban untuk mengingatkan para kadernya yang telah mengikuti LK II untuk melaksanakan proses pasca
LK II sebagaimana yang tertera dalam buku kontrol kader.
b. Pengurus Komisariat berkewajiban untuk menyampaikan jumlah kadernya yang telah mengikuti LK II ke Pengurus Cabang
c. Pengurus Komisariat berkewajiban menyiapkan fasilitas-fasilitas pengembangan perkaderan, seperti buku, media, dan juga aktivitas
lainnya.
d. Pengurus Komisariat berkewajiban melakukan pelaporan perkembangan kader.

2. Wewenang
a. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan yang tercantum dalam buku control kader
b. Membuat kegiatan yang menarik, dan memicu minat dan gairah para kader
c. Tidak memberikan ijin pada kader yang tidak memenuhi kriteria untuk mengikuti training selanjuutnya.
d. Membuat metode pengembangan mutu dan kualitas pembinaan kader, seperti: adanya debat intelektual, lomba karya tulis, ataupun
hal-hal lain yang membuat kader termotivasi untuk berkembang
e. Memberikan sanksi bagi pengurus komisariat yang tidak menjalankan fungsi pembinaan
3. INDIVIDU
1. Hak Kader
a. Kader HMI berhak mendapatkan fasilitas pengembangan perkaderan, seperti: Buku Bacaan, Mentor pengembangan diri, dan
fasilitas lainnya yang berhubungan dengan proses perkaderan
b. Kader HMI berhak mendapatkan perlakukan yang sama dalam setiap proses pembinaan perkaderan
c. Kader HMI berhak memberikan usul kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan diri
d. Kader HMI berhak memberikan kritik dan masukan bagi penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan oleh komisariat
e. Kader HMI berhak mengikuti setiap jenjang training perkaderan

2. Kewajiban Kader
a. Patuh dan taat pada pedoman dan aturan main organisasi
b. Mengikuti proses perkaderan dengan sungguh-sungguh.
c. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat dalam buku control kader
d. Selalu siap akan dengan tugas yang diberikan kepadanya.
e. Menjaga nama baik organisasi
f. Membayar iuran anggota

Anda mungkin juga menyukai