Anda di halaman 1dari 12

SINDIKAT

SEJARAH PERJUANGAN HMI


Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Senior Course (SC)  Himpunan Mahasiswa
Islam Cabang Ciputat

Disusun Oleh :
Muhammad Fahri Muzari S

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM


KOMISARIAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF
HIDAYATULLAH
CABANG CIPUTAT
2020
KATA PENGANTAR PENULIS

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyalurkan sebuah
metodologi pembelajaran tentang materi sejarah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Pada dasarnya, rancangan konsep pembelajaran ini dibuat untuk menjadi panduan
dalam menyampaikan isi materi sejarah HMI secara implisit.

Selama pembuatan metodologi peyampaian materi sejarah HMI ini, penulis


mencoba menerjemahkan latarbelakang sejarah HMI dan menciptakan sebuah
keragka acuan yang mudah dipahami oleh para peserta LATIHAN KADER 1. Dan
rancangan ini juga mengacu dari berbagai teori-teori sejarah pergolakan pemikiran
yang menjadi sejarah berdirinya HMI. Oleh karena itu, peulis berharap rancangan
metodologi penyampaian materi sejarah ini, menjadi khasanah yang relevan untuk
menigkatkan kualitas kader HMI.

Disusun Oleh :

MUHAMMAD FAHRI MUZARI S


PESERTA
SINDIKAT SEJARAH PERADABAN ISLAM & SEJARAH PERJUANGAN
HMI

Tujuan Umum : Peserta dapat memahami, menghayati dan


merefleksikan keunggulan peradaban Islam dan
sumbangsihnya kepada dunia hingga masa kini, serta
dapat memposisikan HMI sebagai kelanjutan sejarah
Tujuan Khusus : 1. Peserta dapat mengetahui Keunggulan Sejarah
Islam
2. Peserta dapat mengetahui Sumbangsih Islam
Kepada Dunia
3. Peserta dapat memposisikan HMI sebagai
kelanjutan Sejarah Islam
Alokasi Waktu : 6 Jam
Metode : 1. Ceramah
2. Fokus Grub Diskusi
3. Dialog/Tanya Jawab
Bahan : 1. White Board
2. Board Marker
Urgensi Materi : Materi ini mencoba untuk memotret keunggulan yang
pernah
dilahirkan oleh peradaban Islam serta sumbangsihnya
pada dunia, khususnya di dalam memberikan
kontribusi terhadap tumbuh kembangnya peradaban
dunia. Materi ini menjadi penting agar dapat
menumbuhkan kesadaran kader serta rasa
optimismenya terhadap agama Islam, sehingga dapat
memposisikan HMI sebagai kelanjutan dari ekspansi
sejarah Islam untuk Indonesia.
Pokok Bahasan : A. Sejarah dan Peradaban
1. Pengertian Sejarah dan Urgensinya
2. Pengertian Peradaban dan Hubungannya
dengan Keterlibatan Sejarah
3. Peradaban dan Islam
B. Kondisi Sosiologis Masyarakat Arab
1. Masyarakat Arab Pra-Islam dan Tradisinya
2. Masyarakat Arab Dan Kehadiran Islam
3. Suku Quraiys dan Kelahiran Muhammad
C. Dakwah Muhammad SAW
1. Strategi Dakwah Nabi
2. Tujuan dan Etika Perang Masa Kenabian
3. Mekah dan Yatsrib.
4. Pembentukan Masyarakat Madinah
5. Wafat Rasulullah
D. Khulafa’urrasyidin
1. Abu Bakar
2. Umar Bin Al Khattab
3. Utsman Bin Affan
4. Ali Bin Abi Thalib
E. Dinasti Pasca Khulafa’urrasyidin
1. Muawiyah dan Dinasti Islam
2. Dinasti umayah
3. Dinasti Abbasiyah
F. Islam di Eropa : Spanyol dan Silsilia
G. Negara-negara Muslim Terakhir
1. Dinasti Fatimiyyah
2. Dinasti Mamluk
3. Turki Utsmani
H. Islam dan Indonesia
1. Asal-usul masuknya Islam
2. Kerajaan dan Kesultanan
3. Kekuasaan Inggris dan Portugis
4. Benturan Peradaban, Struktur Sosial &
Budaya, Hindu, Animisme & Dinamisme
5. Walisongo & Peranannya
6. Era Modern ( Perjalanan Islam Indonesia)
7. Serikat Islam
8. Muhammadiyyah & Gerakan Pembaruan
9. Al Irsyad & NU
I. Himpunan Mahasiswa Islam
1. Latar berlakang Berdirinya HMI
2. Kedudukan HMI di Tengah-tengah
Pertarungan Ideologi dan Masyarakat
3. Gagasan dan Visi Pendiri HMI
4. Komitmen Ke-Islaman dan Kebangsaan
Sebagai Dasar Perjuangan HMI
5. Dinamika Sejarah Perjuangan HMI Dalam
Sejarah
6. Kontribusi HMI bagi Bangsa dan Agama
1. NKRI
2. Pancasila
3. Orde Lama
4. Orde Baru
5. Reformasi
Evaluasi : Test tertulis
Referensi :

Proses Penjelasan :

Penjelasan Awal :

Sebelum materi ini dimulai, sapa terlebih dahulu peserta training, tanyakan
kabar dan kondisi hari ini, serta kesiapan peserta untuk mengikuti proses training hari
ini dan selanjutnya Agar peserta training lebih segar dan siap mengikuti materi, buat
sebuah ice breaker yang dapat menyegarkan kondisi peserta.

Setelah kelihatan segar dan mulai semangat, tanya ke peserta aktivitas apa
yang akan dilakukan saat ini di forum. Untuk ini arahkan agar peserta mengutarakan
keinginannya masing-masing. Setelah peserta mengutarakan 2-3 kegiatan yang
berbeda maka eksplorasi dan arahkan agar peserta menyepakati penyampaian materi
sebagai aktivitas selanjutnya.

Setelah rata-rata menyepakati untuk penyampaian materi, maka tanyakan ke


audiens materi apa yang akan dibahas, sekaligus mencari tahu kesiapan peserta
mengenai materi dan relevansinya terhadap aktivitas training, dengan pertanyaan
”kenapa harus materi ini?” dan arahkan agar peserta menyepakati untuk masuk ke
materi sejarah HMI.Setelah dieksplorasi dan disepakati bersama bahwa materi yang
akan disampaikan adalah sejarah HMI.

Jelaskan bahwa hari ini sebelum kita mengkaji lebih lanjut tentang materi
yang lain, kita terlebih dahulu harus mengetahui bahwa kita sekarang sedang
mengikuti proses yang ada di HMI jadi agar kita mengetahui lebih dalam mengenai
wadah yang kita ikuti ini maka kita haruslah mengetahui wadahnya tersebut, karena
itu kita harus membahas tentang sejarah HMI, sebagai upaya mengetahui wadah yang
sedang kita ikuti. Untuk memulai penyampaian materi eksplor kembali ke peserta apa
itu sejarah, dan mafaat mempelajari sejarah dalam kehidupan.

Penjelasan Inti :

1.      Pengantar ilmu sejarah

1.1   Pengertian

Sejarah adalah sesuatu  kebetulan terjadi dimasa yang telah lampau dan benar-
benat terjadi, dan tercatat dalam buku-buku maupun tulisan-tulisan. Mengenai
kebenaran sejarah didukung bukti-bukti yang membenarkan peristiwa itu bener-bener
terjadi. Menurut kamus besar bahasa indonesia, ilmu sejarah adalah suatupengetahuan
atau uraian mengenai peristiwa-peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi
dimasa lampau. Dari pengertian diatas maka dapatlah dibedakan antara sejarah dan
ilmu sejarah, sejarah ialah kejadian atau  peristiwanya, sedangkan ilmu sejarah ialah
ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa tersebut.

1.2   Manfaat atau kegunaan mempelajari ilmu sejarah

Manfaat dan kegunaan yang diambil dari kejadian yang telah lampau adalah
pengetahuan tentangperistiwa-peristiwa yang terjadi pada saat itu, dan dengan
mempelajarinya maka dapat mengambil hikmah atau  pelajaran dari peristiwa
tersebut, dan dari pengetahuan sejarah dapat meningkatkan kehati-hatian dalam
mengambil keputusan pada saat ini dengan mempertimbangkan prinsip nilai-nilai
yang terjadi dimasa lalu, karena pada dasarnya peristiwa masa lalu linear dengan
masa saat ini dan yangakan datang.

2.      Latar Belakang Sejarah Berdirinya HMI 

Jika ditinjau secara umum ada 4 (empat) permasalahan yang menjadi latar
belakang sejarah berdirinya HMI. 

2.1  Situasi Dunia Internasional  

Berbagai argumen telah diungkapkan sebab-sebab kemunduran ummat Islam.


Tetapi hanya satu hal yang mendekati kebenaran, yaitu bahwa kemunduran ummat
Islam diawali dengan kemunduran berpikir, bahkan sama sekali menutup kesempatan
untuk berpikir. Ketika ummat Islam terlena dengan kebesaran dan keagungan masa
lalu maka pada saat itu pula kemunduran diundang datang.

Akibat dari keterbelakangan ummat Islam, maka munculah gerakan untuk


menentang keterbatasan seseorang melaksanakan ajaran Islam secara benar dan utuh
(kaffah). Gerakan ini disebut Gerakan Pembaharuan. Gerakan Pembaharuan ini ingin
mengembalikan ajaran Islam kepada ajaran yang totalitas, dimana disadari oleh
kelompok ini, bahwa Islam bukan hanya terbatas kepada hal-hal yang sakral saja,
melainkan juga merupakan pola kehidupan manusia secara keseluruhan. Untuk itu
sasaran Gerakan Pembaharuan atau reformasi adalah ingin mengembalikan ajaran
Islam kepada proporsi yang sebenarnya, yang berpedoman kepada Al Qur'an dan
Hadist Rassullulah SAW.

Dengan timbulnya ide pembaharuan itu, maka Gerakan Pem-baharuan di


dunia Islam bermunculan, seperti di Turki (1720), Mesir (1807). Begitu juga
penganjurnya seperti Rifaah Badawi Ath Tahtawi (1801-1873), Muhammad Abduh
(1849-1905), Muhammad Ibnu Abdul Wahab (Wahabisme) di Saudi Arabia (1703-
1787), Sayyid Ahmad Khan di India (1817-1898), Muhammad Iqbal di Pakistan
(1876-1938) dan lain-lain.

2.2  Situasi NKRI

Tahun 1596 Cornrlis de Houtman mendarat di Banten. Maka sejak itu pulalah
Indonesia dijajah Belanda. Imprealisme Barat selama ± 350 tahun membawa paling
tidak 3 (tiga) hal : 

a.       Penjajahan itu sendiri dengan segala bentuk implikasinya

b.      Missi dan Zending agama Kristiani

c.       Peradaban Barat dengan ciri sekulerisme dan liberalisme.

Setelah melalui perjuangan secara terus menerus dan atas rahmat Allah SWT
maka pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta Sang Dwi Tunggal Proklamasi
atas nama bangsa Indonesia mengumandangkan kemerdekaannya.

2.3  Kondisi Mikrobiologis Ummat Islam di Indonesia


Kondisi ummat Islam sebelum berdirinya HMI dapat dikategorikan menjadi 4
(empat) golongan, yaitu : Pertama : Sebagian besar yang melakukan ajaran Islam itu
hanya sebagai kewajiban yang diadatkan seperti dalam upacara perkawinan, kematian
serta kelahiran. Kedua : Golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yang
mengenal dan mempraktekkan ajaran Islam sesuai yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW. Ketiga : Golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yang
terpengaruh oleh mistikisme yang menyebabkan mereka berpendirian bahwa hidup
ini adalah untuk kepentingan akhirat saja. Keempat : Golongan kecil yang mencoba
menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman, selaras dengan wujud dan hakekat agama
Islam. Mereka berusaha supaya agama Islam itu benar-benar dapat dipraktekkan
dalam masyarakat Indonesia.

2.4  Kondisi Perguruan Tinggi dan Dunia Kemahasiswaan

Ada dua faktor yang sangat dominan yang mewarnai Perguruan Tinggi (PT)
dan dunia kemahasiswaan sebelum HMI berdiri. Pertama: sistem yang diterapkan
dalam dunia pendidikan umumnya dan PT khususnya adalah sistem pendidikan barat,
yang mengarah kepada sekulerisme yang "mendangkalkan agama disetiap aspek
kehidupan manusia". Kedua : adanya Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY)
dan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) di Surakarta dimana kedua organisasi ini
dibawah pengaruh Komunis. Bergabungnya dua faham ini (Sekuler dan Komunis),
melanda dunia PT dan Kemahasiswaan, menyebabkan timbulnya "Krisis
Keseimbangan" yang sangat tajam, yakni tidak adanya keselarasan antara akal dan
kalbu, jasmani dan rohani, serta pemenuhan antara kebutuhan dunia dan akhirat.

3.      Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

3.1 Latar Belakang Pemikiran

Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diprakasai oleh Lafran Pane,


seorang mahasiswa STI (Sekolah Tinggi Islam), kini kampus tersebut menjadi  UII
(Universitas Islam Indonesia) yang masih duduk ditingkat I. Tentang sosok Lafran
Pane, dapat diceritakan secara garis besarnya antara lain bahwa Pemuda Lafran Pane
lahir di Sipirok-Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Pemuda Lafran Pane yang tumbuh
dalam lingkungan nasionalis-muslim pernah menganyam pendidikan di Pesantren,
Ibtidaiyah, Wusta dan sekolah Muhammadiyah. 

Adapun latar belakang pemikirannya dalam pendirian HMI adalah: "Melihat


dan menyadari keadaan kehidupan mahasiswa yang beragama Islam pada waktu itu,
yang pada umumnya belum memahami dan mengamalkan ajaran agamanya. Keadaan
yang demikian adalah akibat dari sistem pendidikan dan kondisi masyarakat pada
waktu itu. Karena itu perlu dibentuk organisasi untuk merubah keadaan tersebut.
Organisasi mahasiswa ini harus mempunyai kemampuan untuk mengikuti alam
pikiran mahasiswa yang selalu menginginkan inovasi atau pembaharuan dalam segala
bidang, termasuk pemahaman dan penghayatan ajaran agamanya, yaitu agama Islam.
Tujuan tersebut tidak akan terlaksana kalau NKRI tidak merdeka, rakyatnya melarat.
Maka organisasi ini harus turut mempertahankan Negara Republik Indonesia kedalam
dan keluar, serta ikut memperhatikan dan mengusahakan kemakmuran rakyat.

3.2  Peristiwa Bersejarah 5 Februari 1947


Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan yang berakhir dengan
kegagalan. Lafran Pane mengadakan rapat tanpa undangan, yaitu dengan mengadakan
pertemuan secara mendadak yang mempergunakan jam kuliah Tafsir. Ketika itu hari
Rabu tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan dengan 5 Februari 1947, disalah
satu ruangan kuliah STI di Jalan Setiodiningratan (sekarang Panembahan Senopati),
masuklah mahasiswa Lafran Pane yang dalam prakatanya dalam memimpin rapat
antara lain mengatakan "Hari ini adalah pembentukan organisasi Mahasiswa Islam,
karena persiapan yang diperlukan sudah beres. Yang mau menerima HMI sajalah
yang diajak untuk mendirikan HMI, dan yang menentang biarlah terus menentang,
toh tanpa mereka organisasi ini bisa berdiri dan berjalan"

Pada awal pembentukkannya HMI bertujuan diantaranya antara lain: 

a.       Mempertahankan kemerdekaan dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia dari


intervensi kolonialisme Internasional.

b.      Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam. (Syiar Islam)

Secara interpretatif kedua tujuan diatas memiliki makna dialektika kausal,


bahwa tidak ada da’wah Islamiyah tanpa ada kedaulatan wilayah politik. Islam akan
berkembang menjadi agama budaya dan agama masyarakat, bila kalau masyarakat
Indonesia sudah mempunyai kedaulatan Negara.

Sementara tokoh-tokoh pemula / pendiri (Founding Father)HMI antara lain :

a.       Lafran Pane (Yogya), 

b.      Karnoto Zarkasyi (Ambarawa), 

c.       Dahlan Husein (Palembang), 

d.      Maisaroh Hilal (Singapura), 

e.       Suwali, Yusdi Ghozali (Semarang), 

f.       Mansyur, Siti Zainah (Palembang), 

g.      M. Anwar (Malang), 

h.      Hasan Basri

i.        Marwan

j.         Zulkarnaen

k.      Tayeb Razak

l.         Toha Mashudi (Malang), 

m.    Baidron Hadi (Yogya).

Faktor Pendukung Berdirinya HMI

1.      Posisi dan arti kota Yogyakarta

a.       Yogyakarta sebagai Ibukota NKRI dan Kota Perjuangan

b.      Pusat Gerakan Islam


c.       Kota Universitas/ Kota Pelajar

d.      Pusat Kebudayaan

e.       Terletak di Central of Java 

f.       Kebutuhan Penghayatan dan Keagamaan Mahasiswa

g.      Adanya tuntutan perang kemerdekaan bangsa Indonesia

h.      Adanya STI (Sekolah Tinggi Islam), BPT (Balai Perguruan Tinggi)

i.        Gajah Mada, STT (Sekolah Tinggi Teknik).

j.        Adanya dukungan Presiden (Rektor) STI Prof. Abdul Kahar Muzakir

k.      Ummat Islam Indonesia mayoritas

Faktor Penghambat Berdirinya HMI Munculnya reaksi-reaksi dari :

a.      Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY)

b.      Gerakan Pemuda Islam (GPII)

c.       Pelajar Islam Indonesia (PII)

4.      Fase-Fase Perkembangan HMI dalam Perjuangan Bangsa Indonesia

4.1  Fase Konsolidasi Spiritual (1946-1947)

Bermula dari latar belakang munculnya pemkiran dan berdirinya HMI serta
kondisi objektif yang mendorongnya, maka rintisan untuk mendirikan HMI muncul
di bilan november 1946. Permasalahan yang dapat diangkat darilatar belakang
berdirinya HMI merupakan suatu kenyataan yang harus diantisipasi dan dijawab
secara cepat dan kongkrit serta menunjukan apa sebenarnya islam itu. Maka
pembaharuan pemikiran dikalangan umat islam bangsa indonesia suatu keniscayaan.

4.2   Fase Pengokohan (5 Februari 1947 - 30 November 1947)

Selama lebih kurang 9 (sembilan) bulan, reaksi-reaksi terhadap kelahiran HMI


barulah berakhir. Masa sembilan bulan itu dipergunakan untuk menjawab berbagai
reaksi dan tantangan yang datang silih berganti, yang kesemuanya itu semakin
mengokohkan eksistensi HMI sehingga dapat berdiri tegak dan kokoh. 

4.3   Fase Perjuangan Fisik / Bersenjata (1947 - 1949)

Seiring dengan tujuan HMI yang digariskan sejak awal berdirinya, maka
konsekuensinya dalam masa perang kemerdekaan, HMI terjun kegelanggang
pertempuran melawan agresi yang dilakukan oleh Belanda, membantu Pemerintah,
baik langsung memegang senjata bedil dan bambu runcing, sebagai staff, penerangan,
penghubung. Untuk menghadapi pemberontakkan PKI di Madiun 18 September
1948, Ketua PPMI/ Wakil Ketua PB HMI Ahmad Tirtosudiro membentuk Corps
Mahasiswa (CM), dengan Komandan Hartono dan wakil Komandan Ahmad
Tirtosudiro, ikut membantu Pemerintah menumpas pemberontakkan PKI di Madiun,
dengan mengerahkan anggota CM ke gunung-gunung, memperkuat aparat
pemerintah. Sejak itulah dendam kesumat PKI terhadap HMI tertanam. Dendam
disertai benci itu nampak sangat menonjol pada tahun '64-'65, disaat-saat menjelang
meletusnya G30S/PKI.

4.4   Fase Pertumbuhan dan Perkembangan HMI (1950-1963)

Selama para kader HMI banyak yang terjun ke gelanggang pertempuran


melawan pihak-pihak agresor, selama itu pula pembinaan organisasi terabaikan.
Namun hal itu dilakukan secara sadar, karena itu semua untuk merealisir tujuan dari
HMI sendiri, serta dwi tugasnya yakni tugas Agama dan tugas Bangsa. Maka dengan
adanya penyerahan kedaulatan Rakyat tanggal 27 Desember 1949, mahasiswa yang
berniat untuk melanjutkan kuliahnya bermunculan di Yogyakarta. Sejak tahun 1950
dilaksankanlah tugas-tugas konsolidasi internal organisasi. Disadari bahwa
konsolidasi organisasi adalah masalah besar sepanjang masa. Bulan Juli 1951 PB
HMI dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta.

4.5   Fase Tantangan (1964 - 1965)

Dendam sejarah PKI kepada HMI merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi
HMI. Setelah agitasi-agitasinya berhasil membubarkan Masyumi dan GPII, PKI
menganggap HMI adalah kekuatan ketiga ummat Islam. Begitu bersemangatnya PKI
dan simpatisannya dalam membubarkan HMI, terlihat dalam segala aksi-aksinya,
Mulai dari hasutan, fitnah, propaganda hingga aksi-aksi riil berupa penculikan yang
disebut. Usaha-usaha yang gigih dari kaum komunis dalam membubarkan HMI
ternyata tidak menjadi kenyataan, dan sejarahpun telah membeberkan dengan jelas
siapa yang kontra revolusi, PKI dengan puncak aksi pada tanggal 30 September 1965
telah membuatnya sebagai salah satu organisasi terlarang.

4.6   Fase Kebangkitan HMI dalam transisi Orde Lama ke Orde Baru (1966 - 1968)

HMI sebagai sumber insani bangsa turut mempelopori tegaknya Orde Baru
untuk menghapuskan orde lama yang sarat dengan ketotaliterannya. Usaha-usaha itu
tampak antara lain HMI melalui Wakil Ketua PB Mari'ie Muhammad memprakasai
Kesatuan Aksi Mahasiswa (KAMI) 25 Oktober 1965 yang bertugas antara lain : 1)
Mengamankan Pancasila. 2) Memperkuat bantuan kepada ABRI dalam penumpasan
Gestapu/ PKI sampai ke akar-akarnya. Masa aksi KAMI yang pertama berupa Rapat
Umum dilaksanakan tanggal 3 Nopember 1965 di halaman Fakultas Kedokteran UI
Salemba Jakarta, dimana barisan HMI menunjukan superioitasnya dengan massanya
yang terbesar. Puncak aksi KAMI terjadi pada tanggal 10 Januari 1966 yang
mengumandangkan tuntutan rakyat dalam bentuk Tritura yang terkenal itu. Tuntutan
tersebut ternyata mendapat perlakuan yang represif dari aparat keamanan sehingga
tidak sedikit dari pihak mahasiswa menjadi korban. Diantaranya antara lain : Arif
Rahman Hakim, Zubaidah di Jakarta, Aris Munandar, Margono yang gugur di
Yogyakarta, Hasannudin di Banjarmasin, Muhammad Syarif al-Kadri di Makasar,
kesemuanya merupakan pahlawan-pahlawan ampera yang berjuang tanpa pamrih dan
semata-mata demi kemaslahatan ummat serta keselamatan bangsa serta negara.
Akhirnya puncak tututan tersebut berbuah hasil yang diharap-harapkan dengan
keluarnya Supersemar sebagai tonggak sejarah berdirinya Orde Baru.

4.7   Fase Pembangunan dan Modernisasi Bangsa (1969 - 1970)


Setelah Orde Baru mantap, Pancasila dilaksanakan secara murni serta
konsekuen (meski hal ini perlu kajian lagi secara mendalam), maka sejak tanggal 1
April 1969 dimulailah Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). HMI pun
sesuai dengan 5 aspek pemikirannya turut pula memberikan sumbangan serta
partisipasinya dalam era awal pembagunan. Bentuk-bentuk partisipasi HMI baik
anggotanya maupun yang telah menjadi alumni meliputi diantaranya : 1) partisipasi
dalam pembentukan suasana, situasi dan iklim yang memungkinkan dilaksanakannya
pembangunan, 2) partisipasi dalam pemberian konsep-konsep dalam berbagai aspek
pemikiran 3) partisipasi dalam bentuk pelaksana langsung dari pembangunan.

4.8   Fase Pergolakan dan Pembaharuan Pemikiran (1970 - sekarang )

Suatu ciri khas yang dibina oleh HMI, diantaranya adalah kebebasan berpikir
dikalangan anggotanya, karena pada hakikatnya timbulnya pembaharuan karena
adanya pemikiran yang bersifat dinamis dari masing-masing individu. Disebutkan
bahwa fase pergolakan pemikiran ini muncul pada tahun 1970, tetapi geja-gejalanya
telah nampak pada tahun 1968. Namun klimaksnya memang terjadi pada tahun 1970
di mana secara relatif masalah- masalah intern organisasi yang rutin telah
terselesaikan. Sementara di sisi lain, persoalan ekstern muncul menghadang dengan
segudang problema.

4.9   Fase tumbangnya Orde Baru dan Kemunculan Reformasi (Mei 1998)

Mahasiswa adalah inti kekuatan perubahan, ditengah berkuasanya rezim orde


baru dengan soeharto sebagai icon besarnya yang menunjukkan kekuatan negeri ini
(The Power Of State) dengan represif, hegemonik dan atoriterianisme. HMI kembali
bersama-sama dengan elemen mahasiswa lainnya menjadi bagian dari kekuatan yang
mampu menumbangkan rezim tersebut.

Penutup :

            Pada dasarnya manfat dan kegunaan mempelajari sejarah itu adalah untuk
mengambil hikmah atau pelajaran dari sejarah tersebut sehingga apabila sejarahnya
baik maka dapat kita adopsi dimasa sekarang dan apabila sejarahnya tidak baik maka
harus kita harus memperbaiki dimasa sekarang. Oleh karena itu materisejarah
disampaikan kepada peserta basic Training (LK I) supaya peserta dapatpelajaran yang
sudah dialami oleh pendahulu HMI. Dan akan timbul kesemangatan dalam
berorganisasi  di HMI.

Referensi :

Hasil Kongeres Terakhir Di Jakarta

Hirarko Wibawa Satria, Lafran Pane jejek Hayat dan Pemikirannya Cet. 2, Jakarta
Penerbit Lingkar, 2011

Agus Salim Sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI : Suatu Kritik Untuk


Kebangkitan HMI, Yogyakarta : Misaka Galiza, 2005.

Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam 47-75.


Surabuaya : PT Bina Ilmu Offset, 1994.
Modul LK I Cabang Ciputat 2013

Anda mungkin juga menyukai