Disusun Oleh :
Muhammad Fahri Muzari S
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyalurkan sebuah
metodologi pembelajaran tentang materi sejarah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Pada dasarnya, rancangan konsep pembelajaran ini dibuat untuk menjadi panduan
dalam menyampaikan isi materi sejarah HMI secara implisit.
Disusun Oleh :
Proses Penjelasan :
Penjelasan Awal :
Sebelum materi ini dimulai, sapa terlebih dahulu peserta training, tanyakan
kabar dan kondisi hari ini, serta kesiapan peserta untuk mengikuti proses training hari
ini dan selanjutnya Agar peserta training lebih segar dan siap mengikuti materi, buat
sebuah ice breaker yang dapat menyegarkan kondisi peserta.
Setelah kelihatan segar dan mulai semangat, tanya ke peserta aktivitas apa
yang akan dilakukan saat ini di forum. Untuk ini arahkan agar peserta mengutarakan
keinginannya masing-masing. Setelah peserta mengutarakan 2-3 kegiatan yang
berbeda maka eksplorasi dan arahkan agar peserta menyepakati penyampaian materi
sebagai aktivitas selanjutnya.
Jelaskan bahwa hari ini sebelum kita mengkaji lebih lanjut tentang materi
yang lain, kita terlebih dahulu harus mengetahui bahwa kita sekarang sedang
mengikuti proses yang ada di HMI jadi agar kita mengetahui lebih dalam mengenai
wadah yang kita ikuti ini maka kita haruslah mengetahui wadahnya tersebut, karena
itu kita harus membahas tentang sejarah HMI, sebagai upaya mengetahui wadah yang
sedang kita ikuti. Untuk memulai penyampaian materi eksplor kembali ke peserta apa
itu sejarah, dan mafaat mempelajari sejarah dalam kehidupan.
Penjelasan Inti :
1.1 Pengertian
Sejarah adalah sesuatu kebetulan terjadi dimasa yang telah lampau dan benar-
benat terjadi, dan tercatat dalam buku-buku maupun tulisan-tulisan. Mengenai
kebenaran sejarah didukung bukti-bukti yang membenarkan peristiwa itu bener-bener
terjadi. Menurut kamus besar bahasa indonesia, ilmu sejarah adalah suatupengetahuan
atau uraian mengenai peristiwa-peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi
dimasa lampau. Dari pengertian diatas maka dapatlah dibedakan antara sejarah dan
ilmu sejarah, sejarah ialah kejadian atau peristiwanya, sedangkan ilmu sejarah ialah
ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa tersebut.
Manfaat dan kegunaan yang diambil dari kejadian yang telah lampau adalah
pengetahuan tentangperistiwa-peristiwa yang terjadi pada saat itu, dan dengan
mempelajarinya maka dapat mengambil hikmah atau pelajaran dari peristiwa
tersebut, dan dari pengetahuan sejarah dapat meningkatkan kehati-hatian dalam
mengambil keputusan pada saat ini dengan mempertimbangkan prinsip nilai-nilai
yang terjadi dimasa lalu, karena pada dasarnya peristiwa masa lalu linear dengan
masa saat ini dan yangakan datang.
Jika ditinjau secara umum ada 4 (empat) permasalahan yang menjadi latar
belakang sejarah berdirinya HMI.
2.2 Situasi NKRI
Tahun 1596 Cornrlis de Houtman mendarat di Banten. Maka sejak itu pulalah
Indonesia dijajah Belanda. Imprealisme Barat selama ± 350 tahun membawa paling
tidak 3 (tiga) hal :
Setelah melalui perjuangan secara terus menerus dan atas rahmat Allah SWT
maka pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta Sang Dwi Tunggal Proklamasi
atas nama bangsa Indonesia mengumandangkan kemerdekaannya.
Ada dua faktor yang sangat dominan yang mewarnai Perguruan Tinggi (PT)
dan dunia kemahasiswaan sebelum HMI berdiri. Pertama: sistem yang diterapkan
dalam dunia pendidikan umumnya dan PT khususnya adalah sistem pendidikan barat,
yang mengarah kepada sekulerisme yang "mendangkalkan agama disetiap aspek
kehidupan manusia". Kedua : adanya Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY)
dan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) di Surakarta dimana kedua organisasi ini
dibawah pengaruh Komunis. Bergabungnya dua faham ini (Sekuler dan Komunis),
melanda dunia PT dan Kemahasiswaan, menyebabkan timbulnya "Krisis
Keseimbangan" yang sangat tajam, yakni tidak adanya keselarasan antara akal dan
kalbu, jasmani dan rohani, serta pemenuhan antara kebutuhan dunia dan akhirat.
h. Hasan Basri
i. Marwan
j. Zulkarnaen
k. Tayeb Razak
d. Pusat Kebudayaan
Bermula dari latar belakang munculnya pemkiran dan berdirinya HMI serta
kondisi objektif yang mendorongnya, maka rintisan untuk mendirikan HMI muncul
di bilan november 1946. Permasalahan yang dapat diangkat darilatar belakang
berdirinya HMI merupakan suatu kenyataan yang harus diantisipasi dan dijawab
secara cepat dan kongkrit serta menunjukan apa sebenarnya islam itu. Maka
pembaharuan pemikiran dikalangan umat islam bangsa indonesia suatu keniscayaan.
Seiring dengan tujuan HMI yang digariskan sejak awal berdirinya, maka
konsekuensinya dalam masa perang kemerdekaan, HMI terjun kegelanggang
pertempuran melawan agresi yang dilakukan oleh Belanda, membantu Pemerintah,
baik langsung memegang senjata bedil dan bambu runcing, sebagai staff, penerangan,
penghubung. Untuk menghadapi pemberontakkan PKI di Madiun 18 September
1948, Ketua PPMI/ Wakil Ketua PB HMI Ahmad Tirtosudiro membentuk Corps
Mahasiswa (CM), dengan Komandan Hartono dan wakil Komandan Ahmad
Tirtosudiro, ikut membantu Pemerintah menumpas pemberontakkan PKI di Madiun,
dengan mengerahkan anggota CM ke gunung-gunung, memperkuat aparat
pemerintah. Sejak itulah dendam kesumat PKI terhadap HMI tertanam. Dendam
disertai benci itu nampak sangat menonjol pada tahun '64-'65, disaat-saat menjelang
meletusnya G30S/PKI.
Dendam sejarah PKI kepada HMI merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi
HMI. Setelah agitasi-agitasinya berhasil membubarkan Masyumi dan GPII, PKI
menganggap HMI adalah kekuatan ketiga ummat Islam. Begitu bersemangatnya PKI
dan simpatisannya dalam membubarkan HMI, terlihat dalam segala aksi-aksinya,
Mulai dari hasutan, fitnah, propaganda hingga aksi-aksi riil berupa penculikan yang
disebut. Usaha-usaha yang gigih dari kaum komunis dalam membubarkan HMI
ternyata tidak menjadi kenyataan, dan sejarahpun telah membeberkan dengan jelas
siapa yang kontra revolusi, PKI dengan puncak aksi pada tanggal 30 September 1965
telah membuatnya sebagai salah satu organisasi terlarang.
4.6 Fase Kebangkitan HMI dalam transisi Orde Lama ke Orde Baru (1966 - 1968)
HMI sebagai sumber insani bangsa turut mempelopori tegaknya Orde Baru
untuk menghapuskan orde lama yang sarat dengan ketotaliterannya. Usaha-usaha itu
tampak antara lain HMI melalui Wakil Ketua PB Mari'ie Muhammad memprakasai
Kesatuan Aksi Mahasiswa (KAMI) 25 Oktober 1965 yang bertugas antara lain : 1)
Mengamankan Pancasila. 2) Memperkuat bantuan kepada ABRI dalam penumpasan
Gestapu/ PKI sampai ke akar-akarnya. Masa aksi KAMI yang pertama berupa Rapat
Umum dilaksanakan tanggal 3 Nopember 1965 di halaman Fakultas Kedokteran UI
Salemba Jakarta, dimana barisan HMI menunjukan superioitasnya dengan massanya
yang terbesar. Puncak aksi KAMI terjadi pada tanggal 10 Januari 1966 yang
mengumandangkan tuntutan rakyat dalam bentuk Tritura yang terkenal itu. Tuntutan
tersebut ternyata mendapat perlakuan yang represif dari aparat keamanan sehingga
tidak sedikit dari pihak mahasiswa menjadi korban. Diantaranya antara lain : Arif
Rahman Hakim, Zubaidah di Jakarta, Aris Munandar, Margono yang gugur di
Yogyakarta, Hasannudin di Banjarmasin, Muhammad Syarif al-Kadri di Makasar,
kesemuanya merupakan pahlawan-pahlawan ampera yang berjuang tanpa pamrih dan
semata-mata demi kemaslahatan ummat serta keselamatan bangsa serta negara.
Akhirnya puncak tututan tersebut berbuah hasil yang diharap-harapkan dengan
keluarnya Supersemar sebagai tonggak sejarah berdirinya Orde Baru.
Suatu ciri khas yang dibina oleh HMI, diantaranya adalah kebebasan berpikir
dikalangan anggotanya, karena pada hakikatnya timbulnya pembaharuan karena
adanya pemikiran yang bersifat dinamis dari masing-masing individu. Disebutkan
bahwa fase pergolakan pemikiran ini muncul pada tahun 1970, tetapi geja-gejalanya
telah nampak pada tahun 1968. Namun klimaksnya memang terjadi pada tahun 1970
di mana secara relatif masalah- masalah intern organisasi yang rutin telah
terselesaikan. Sementara di sisi lain, persoalan ekstern muncul menghadang dengan
segudang problema.
Penutup :
Pada dasarnya manfat dan kegunaan mempelajari sejarah itu adalah untuk
mengambil hikmah atau pelajaran dari sejarah tersebut sehingga apabila sejarahnya
baik maka dapat kita adopsi dimasa sekarang dan apabila sejarahnya tidak baik maka
harus kita harus memperbaiki dimasa sekarang. Oleh karena itu materisejarah
disampaikan kepada peserta basic Training (LK I) supaya peserta dapatpelajaran yang
sudah dialami oleh pendahulu HMI. Dan akan timbul kesemangatan dalam
berorganisasi di HMI.
Referensi :
Hirarko Wibawa Satria, Lafran Pane jejek Hayat dan Pemikirannya Cet. 2, Jakarta
Penerbit Lingkar, 2011