Anda di halaman 1dari 16

artikel GO GREEN

                                                                             GO GREEN

            Go Green adalah tindakan penyelamatan bumi yang saat ini sudah mengalami kerusakan
dan pemanasan global akibat dari ulah diri kita sendiri. Go Green dapat disebut pula dengan
“Penghijauan Kembali”.
            Go Green juga merupakan  salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara
konseptual dalam menangani krisis Iingkungan. Begitu pentingnya sehingga penghijauan sudah
merupakan program nasional yang dilaksanakan di seluruh Indonesia. Termasuk Kediri dan
sekitarnya Penghijauan dalam arti luas adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan
meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai
pengatur tata air atau pelindung lingkungan. Ada pula yang mengatakan bahwa penghijauan kota
adalah suatu usaha untuk menghijaukan kota dengan melaksanakan pengelolaan Taman-taman
kota, taman-taman Iingkungan, jalur hijau dan sebagainya. Dalam hal mi penghijauan perkotaan
merupakan kegiatan pengisian ruang terbuka di perkotaan. Pada proses fotosintesa tumbuhan
hijau mengambil CO2 dan mengeluarkan C6H1206 serta peranan O2 yang sangat dibutuhkan
makhluk hidup. Oleh karena itu, peranan tumbuhan hijau sangat diperlukan untuk menjaring
CO2 dan melepas O2 kembali ke udara. Di samping itu berbagai proses metabolisme tumbuhan
hijau dapat memberikan berbagai fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup yang dapat
meningkatkan kualitas lingkungan. Begitu peritingnya peranan tumbuhan di bumi ini dalarn
menangani krisis lingkungan terutama di perkotaan, sangat tepat jika keberadaan tumbuhan
mendapat perhatian serius dalam pelaksanaan penghijauan perkotaan sebagai unsur hutan kota.
Peran dan Fungsi Go Green
            Go Green berperan dan berfungsi (1) Sebagai paru-paru kota. Tanaman sebagai elemen
hijau, pada pertumbuhannya menghasilkan zat asam (O2) yang sangat diperlukan bagi makhluk
hidup untuk pernapasan; (2) Sebagai pengatur lingkungan (mikro), vegetasi akan menimbulkan
hawa lingkungan setempat menjadi sejuk, nyaman dan segar; (3) Pencipta lingkungan hidup
(ekologis); (4) Penyeimbangan alam (adaphis) merupakan pembentukan tempat-tempat hidup
alam bagi satwa yang hidup di sekitarnya; (5) Perlindungan (protektif), terbadap kondisi fisik
alami sekitarnya (angin kencang, terik matahari, gas atau debu-debu); (6) Keindahan (estetika);
(7) Kesehatan (hygiene); (8) Rekreasi dan pendidikan (edukatif; (9) Sosial politik ekonomi.
Ciptakan hutan kota Fungsi dan manfaat hutan antara lain untuk memberikan hasil, pencagaran
flora dan fauna, pengendalian air tanah dan erosi, ameliorasi iklim. Jika hut:an tersebut berada di
dalam kota fungsi dan manfaat hutan antara lain menciptakan ikIim mikro, engineering,
arsitektural, estetika, modifikasi suhu, peresapan air hujan, perlindungan angin dan udara,
pengendalian polusi udara, pengelolaan limbah dan memperkecil pantulan sinar matahari,
pengendalian erosi tanah, mengurangi aliran permukaan, mengikat tanah. Konstruksi vegetasi
dapat mengatur keseimbangan air dengan cara intersepsi, infiltrasi, evaporasi dan transpirasi.
Dengan demikian penghijauan perkotaan sebagai unsur hutan kota perlu ditingkatkan secara
konseptual meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan dengan mempertimbangkan
aspek estetika, pelestarian lingkungan dan fungsional. Pelaksanaan harus sesuai dengan
perencanaan begitu pula pemeliharaan harus dilakukan secara terus-menerus.
Manfaat terlaksananya Go Green
1.      Penghijauan Untuk Mencegah Banjir
            Penghijauan dapat mengembalikan fungsi daerah resapan air di dalam kota. Daerah
resapan air bisa berupa lapangan bola, taman kota dan hutan kota. Memelihara kawasan resapan
air tersebut merupakan aksi nyata gerakan penghijauan. Manfaat penghijauan di kawasan ini
adalah mengurangi debit atau limpasan air saat musim hujan karena meresap ke dalam tanah
dengan mudah. Upaya ini adalah cara untuk mencegah terjadinya banjir perkotaan akibat
pengurangan jumlah daerah resapan air.
2.      Menjaga kualitas air tanah
            Semakin banyak zona hijau dalam satu kota maka kualitas air tanah semakin baik.
Penghijauan sangat penting untuk mempertahankan zona hijau di dalam kota.
Ketidakseimbangan proporsi luas lahan hijau dan zona terbangun akan merusak kualitas air
tanah. Limbah yang meresap ke dalam tanah akan merusak kualitas air tanah sehingga
berdampak pada kesehatan apabila air ini kembali di konsumsi masyarakat.
3.      Melindungi satwa/edhapis
            Lingkungan hijau seperti hutan kota menjadi habitat bagi satwa seperti burung langka di
kota. Penghijauan untuk hutan kota akan menyelamatkan populasi satwa langka yang berperan
dalam sistem ekologi lingkungan.
4.      Mengurangi polusi udara
            Penghijauan pada koridor jalan juga berfungsi mengurangi polutan yang terbuang di
udara. Tajuk pohon berfungsi membersihkan partikel padat seperti timbal dan akan menempel
pada ranting dan batang pohon.
5.      Mengurangi Dampak Hujan Asam
 Polusi kendaraan dan pabrik berdampak buruk terhadap kualitas udara. Untuk mereduksi
limbah polusi yang dilepas ke udara, dibutuhkan pepohonan untuk menyerap gas CO2 yang telah
bercampur sulfur tersebut. Pepohonan akan mengurangi dampak pembuangan polutan agar udara
yang dihirup lebih bersih.
6.      Pengontrol Iklim
            Tanaman dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi manusia, khususnya pada
daerah yang beriklim  tropis maupun subtropis. Pada daerah subtropis, dedaunan akan
berguguran agar cahaya matahari dapat menyinari bangunan. Pada daerah yang beriklim tropis,
pepohonan berdaun lebat berfungsi mengurangi efek langsung sinar matahari.
7.      Mengurangi partikel debu
            Pepohonan juga berfungsi menurunkan kadar partikel debu.Menurut pengamatan
Bianpoem (1997) pohon dengan luas 300×400 m2 dapat menurunkan kadar partikel debu dari
7.000 partikel/liter menjadi 4.000 partikel/liter.
8.      Mencegah Efek Rumah Kaca
            Selain mengurangi partikel debu, pepohonan juga mengurangi efek rumah kaca.Efek
rumah kaca adalah penumpukan gas CO2 pada atmosfer yang menyebabkan bolongnya atmosfer,
tapi pohon dapat mencegahnya karena hutan dapat mengubah 3,7 ton CO2 menjadi 2 ton O2.
9.      Mempertegas arah jalan
            Penghijauan di koridor jalan kota berfungsi memperjelas arah jalan, terutama daerah yang
dipadati banyak bangunan. Keberadaan pohon bermanfaat bagi pengendara sebagai penanda arah
untuk mencapai lokasi tujuan.
10.  Manfaat Ekonomi (Gedung Perkantoran)
            Penghijauan alami dengan menanam banyak pohon di sekitar gedung perkantoran akan
biaya pemakaian AC dalam satu bangunan. Biaya operasional perawatan AC akan memakan
banyak biaya, dibandingkan pemeliharaan pohon peneduh.
11.  Melindungi Pejalan Kaki dan Pesepeda
            Pejalan kaki tentu akan senang berkeliling kota dengan bersepeda atau berjalan kaki
apabila sepanjang jalan terdapat pohon-pohon peneduh. Selain papan tunjuk untuk jalur
pesepeda, penyediaan zona hijau berperan mengurangi jumlah pengendara bermotor di jalan
raya.
12.  Suplai Pupuk Alam
            Dedaunan yang berguguran di jalan maupun di tanah dapat didaur ulang menjadi pupuk
kompos untuk tanaman lain dan tentu bebas dari bahan kimia. Daun yang jatuh ke tanah cukup
dibiarkan membusuk dan menyatu dengan tanah, cara ini lebih alami dibandingkan pembakaran
sampah pohon.
13.  Berkebun di Rumah Sendiri
            Penghijauan juga dapat dilakukan di lahan yang sempit atau bahkan di rumah yang tidak
memiliki lahan kosong. Penghijauan pada rumah tanpa lahan bisa dilakukan di dinding rumah
atau balkon rumah. Tanaman yang dipilih misalnya sayur-sayuran atau obat herbal yang tidak
membutuhkan media tanam terlalu besar.
14.  Pengontrol Pemandangan
            Pepohonan dapat menyamarkan bentuk bangunan yang terkesan kaku dan tidak memiliki
nilai estetika. Bangunan yang memiliki pepohonan akan terlihat lebih humanis dan menyehatkan
mata.
           
Berikut langkah nyata yang diharapkan dapat diterapkan untuk melaksanakan GO GREEN ini
antara lain:
1.      Tidak membuang sampah sembarang tempat
2.      Penggunaan air bersih seperlunya 
3.      Tanamlah minimal satu pohon untuk setiap orang
4.      Gunakan kertas secara maksimal dengan cara memanfaatkan kedua sisinya
5.      Hematlah pemakaian listrik seefisien mungkin
6.      Penggunaan transportasi massal seperti busway, bus, angkot  sangat dianjurkan
7.      Menggunakan transportasi yang bebas emisi gas seperti motor listrik dan sepeda, atau bahkan
jalan kaki
8.      Jangan merokok, selain berguna untuk kesehatan juga mengurangi emisi gas di udara
9.      Memilah sampah, daur ulang yang dapat dimanfaatkan kembali
10.  Menghemat air dan sabun saat cuci tangan. 
11.  Melakukan pengomposan di rumah.
12.  Daur ulang sampah.

            Sehingga dapat disimpulkan bahwa Go Green merupakan salah satu cara mudah


menyelamatkan lingkungan. Mempertahankan zona hijau dengan melakukan penghijauan/
gerakan hijau akan memperbaiki kualitas lingkungan dan kehidupan mahluk hidup. Dengan cara
melakukan hal-hal diatas. 
Makalah Perubahan Lingkungan Akibat Global
Warming (Pemanasan Global)
1.    Efek Rumah kaca
 Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi
tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba
permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan
Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini
berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,
karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan
akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus
sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya
konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena
tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F),
bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah
kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi
sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan
pemanasan global.
2.   Efek umpan balik
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat
dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan
meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan
memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek
pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada
beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit
direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan
dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km
untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian,
umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan
dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan
Pandangan IPCC ke Empat. Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan
memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di
dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es
tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki
kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan
menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan
lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
3.     Bocornya lapisan ozon
Sebelum energi matahari mencapai bumi,energi tersebut akan difilter terlebih dahulu oleh lapisan
ozon yang ada di atmosfer.Tetapi hasil penelitian menunjukkan telah terjadinya penipisan lapisan
ozon.Sudah bisa ditebak apa akibat yang terjadi jika lapisan ozon ini rusak,atau bahkan bolong.
Salah satu penyebab penipisan ozon ini adalah meningkatnya pemakaian Chloro Flouro Carbon
(CFC).CFC dipakai dalam kehidupan sehari-hari pada lemari es,air conditioner,bahan pendorong
pada penyembur,pembuat buih,dan sebagai bahan pelarut.
4.   Pelepasan Gas Metan / CH4
Hasil penelitian yang dilakukan baru baru ini di daerah Siberia , Arktik menunjukan berjuta-juta
ton gas rumah kaca metan dilepaskan. Daratan beku itu mulai mencair dan karbon yang
terkurung di dalamnya mulai bocor keluar dalam bentuk karbon dioksida dan metana, gas rumah
kaca yang mudah terbakar dan 72 kali lebih kuat daripada CO 2. Adapun konsentrasi gas metan di
beberapa tempat mencapai hingga 100 kali diatas normal. Pelepasan gas metan setelahnya
mencapai 0.5 megaton per tahun. Kemungkinan kenaikan gas metan di planet di pengaruhi oleh
oleh dua faktor yakni pelepasan gas metan dari dasar laut dan terlepasnya gas metan dari tanah
beku yang mencair.
5.      Variasi Matahari
Variasi matahri adalah pengaruh penyinaran matahari pada suatu tempat berbeda dengan tempat
yang lain.Ada beberapa penelitian menunjukkan bahwa kontribusi matahri dalam pemanasan
global mungkin telah diabaikan.Dua ilmuwan dari Duke University mengemukakan bahwa
matahari telah berkontribusi sekitar 45-50% terhadap rata rata suhu bumi dalam rentang periode
tahun 1900 – 2000 , dan 25 – 35% rentang tahun 1980 – 2000.
 Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan
diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat
ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah
meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan
mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak
tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan
saat ini
6.  Penebangan Hutan
Dengan adanya pembabatan hutan di dunia yang tiap tahun mencapai 30 juta hektar, jelas turut
meperparah keadaan .Hutan yang selama ini menjadi pelindung bagi berbagai jenis satwa dari
ancaman pemanasan global seharusnya dapat membantu mengurangi pemanasan global .Tapi ,
dalam kenyataan di lapangan masalah tersebut sangat akut.Yakni hutan amazon, yang hamper
70% wilayahnya habis dibabati oleh manusia dalam rangka produksi hasil daging.Sedangkan di
Indonesia itu sendiri, masalah pembabatan hutan tersebut disebabkan karena pembukaan lahan
baru yang bertujuan membuka perkebunan, keinginan memperoleh penghasilan dari penjualan
kayu atau hasil hutan yang jika dilakukan secara legal memerlukan baiya yang sangat tinggi.Hal
tersebut dipengaruhi karena tingkat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang masih
sangat rendah.
7.   Gas Metana dari peternakan
Dari hasil penelitian di sebutkan bahwa total emisi gas rumah kaca negara Argentina 30% nya
berasal dari hewan . Para peneliti menemukan bahwa sumber gas metan terbesar berasal dari sapi
dan domba yang sengaja diternakan untuk diambil wol. Pada suatu perhitungan ditemukan
bahwa metan memiliki kekuatan 72 kali lebih besar daripada CO2 selama lebih dari 20 tahun.
Kenyatan ini sangat mengejutkan, karena pada dasarnya, jumlah ini melebihi dari pembangkit
listrik tenaga batu bara. Terlebih lagi sapi sapi tersebut melepaskan 800 hingga 1000 liter gas
setiap hari.
8.   Gas metana dari pertanian
Gas metana menempati urutan kedua setelah karbondioksida yang menjadi penyebab terdinya
efek rumah kaca. Gas metana dapat bersal dari bahan organik yang dipecah oleh bakteri dalam
kondisi kekurangan oksigen, misalnya dipersawahan.
9.      Alih Fungsi Lahan dan Pembabatan Hutan
Sumber lain CO2 berasal dari alih fungsi lahan di mana ia bertanggung jawab sebesar 17.4%.
Pohon dan tanaman menyerap karbon selagi mereka hidup. Ketika pohon atau tanaman
membusuk atau dibakar, sebagian besar karbon yang mereka simpan dilepaskan kembali ke
atmosfer. Pembabatan hutan juga melepaskan karbon yang tersimpan di dalam tanah. Bila hutan
itu tidak segera direboisasi, tanah itu kemudian akan menyerap jauh lebih sedikit CO2.
10.   Transportasi
Sumbangan seluruh sektor transportasi terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 13,1%. Sektor
transportasi dapat dibagi menjadi transportasi darat, laut, udara, dan kereta api. Dari total
sumbangan 13,1% itu, sumbangan terbesar berasal dari transportasi darat (79,5%), disusul
kemudian oleh transportasi udara (13%), transportasi laut (7%), dan terakhir kereta api (0,5%).
11.   Kerusakan hutan
Keberadaan hutan sebagai paru-paru dunia memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah
pemanasan global. Hutan yang lebat dan subur bisa mengubah karbondoksida menjadi O2 yang
merupakan bagian penting dari hidupnya suatu mahluk. Jadi tumbuhan memang sangat
diperlukan. Tetapi dalam kondisi sekarang ini, sebagian besar hutan di dunia telah rusak dan
telah digantikan oleh kota-kota dengan gedung yang megah.
12.     Polusi Karbondioksida dari pembangkit listrik bahan bakar fosil
Ketergantungan kita yang semakin meningkat pada listrik dari pembangkit listrik bahan bakar
fosil membuat semakin meningkatnya pelepasan gas karbondioksida sisa pembakaran ke
atmosfer. Sekitar 40% dari polusi karbondioksida dunia, berasal dari produksi listrik Amerika
Serikat. Kebutuhan ini akan terus meningkat setiap harinya. Sepertinya, usaha penggunaan
energi alternatif selain fosil harus segera dilaksanakan. Tetapi, masih banyak dari kita yang
enggan untuk  melakukan ini.
13.     Polusi Karbondioksida dari pembakaran bensin untuk transportasi
Sumber polusi karbondioksida lainnya berasal dari mesin kendaraan bermotor. Apalagi, keadaan
semakin diperparah oleh adanya fakta bahwa permintaan kendaraan bermotor setiap tahunnya
terus meningkat seiring dengan populasi manusia yang juga tumbuh sangat pesat. Sayangnya,
semua peningkataan ini tidak diimbangi dengan usaha untuk mengurangi dampak.
14.       Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk pertanian
meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat
dari karbondioksida sebagai perangkap panas, sehingga ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya
adalah pupuk kimia yang meresap masuk ke dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air
minum kita.

2.2  Mekanisme Perubahan Lingkungan

Proses ini diawali dari cahaya tapak dari matahari sebagian dikembalikan keangkasa dan
sebagian lagi diserap oleh bumi (yang mana pantulan tersebut dikembalikan lagi dalam wujud
radiasi inframerah).
Radiasi matahari tadi melalui bumi  melalui atmosfer,karena semakin banyak radiasi matahari
tadi di lapisan atmosfer bumi, sehingga menyebabkan lubang ozon. Kebanyakan dari radiasi
matahari diserap oleh permukaan bumi dan memanaskannya.
Radiasi inframerah dipancarkan oleh permukaan bumi,Radiasi inframerah yang dipancarkan
kembali oleh bumi diserap oleh CO2 di atmosfer yang kemudian sebagian dipancarkan ke
angkasa (a) sebagian lagi dikembalikan ke atmosfer bumi dan (b) CO2 yang kembali ke atmosfer
bumi itulah yang disebut dengan pemanasan global (global warming).

2.3 Dampak kesehatan akibat global warming


Pemanasan global selain berakibat buruk bagi kehidupan dan keseimbangan ekosistem, juga
berdampak serius bagi kesehatan umat manusia. Beberapa dampak serius pemanasan global bagi
kesehatan manusia, misalnya adalah :
      Pertama, Penyakit infeksi
Perubahan iklim berdampak pada munculnya beberapa jenis penyakit infeksi baru seperti ebola,
flu burung, dan beberapa penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia. Penyakit yang
paling rentan terjadi di Indonesia adalah penyakit degeneratif dan penyakit menular. Hal ini
dapat dengan cepat berkembang pada masyarakat yang kondisi gizi kurang baik dan kondisi
kesehatan lingkungan yang kurang memadai. (Dr. Wan Alkadri, Msc.)
Kedua, Penyakit saluran pernapasan
World Health Organization menyebutkan akibat lain pemanasan global adalah penyakit saluran
pernapasan. Bettina Menne, anggota WHO divisi Eropa mengatakan, “Gelombang panas
menyebabkan jumlah materi dan debu di udara meningkat,” Suhu udara yang semakin hangat
juga membawa penyakit alergi. Selain itu, banyaknya jumlah kebakaran hutan baik disengaja
ataupun karena panasnya cuaca memperburuk ancaman penyakit saluran pernapasan ini.
Ketiga, Penyebaran penyakit DBD dan malaria
Pemanasan global berdampak pada semakin singkatnya siklus perkawinan dan pertumbuhan
nyamuk dari telur menjadi larva dan nyamuk dewasa. Akibatnya, jumlah populasi nyamuk
berkembang sangat cepat. Ini terutama terjadi di kawasan Afrika dan Asia. Dua penyakit serius
akibat gigitan nyamuk adalah penyakit malaria dan demam berdarah dengue (DBD). Kedua
penyakit ini sangat sensitif terhadap perubahan iklim. Kita sudah merasakannya langsung
ganasnya kedua penyakit tersebut, yakni tingginya angka korban penderita demam berdarah dan
malaria dibeberapa daerah.
Beberapa penyakit yang diperantarai oleh nyamuk sebagai vektor biasanya peka terhadap
perubahan cuaca (EPSTEIN, 2001; ZELL et al., 2008). Perubahan iklim yang terkait dengan
faktor cuaca, curah hujan, suhu dan kelembaban dapat mempengaruhi dinamika biologi dan
populasi dari vektor berupa nyamuk yang sebagian siklus hidupnya berhabitat di dalam air. Suhu
yang sangat ekstrim akan mengurangi populasi nyamuk, misalnya larva Culexannulirostris akan
mati pada suhu di bawah 10 oC dan di atas 40 oC (MCMICHAEL dan WOODRUFF,
2008). Tetapi pada suhu yang meningkat sampai batas tertentu dapat mengurangi waktu yang
diperlukan untukpengembangan larva, sehingga akan lebih banyak generasi nyamuk yang
dihasilkan pada satuan waktu yang sama. Dalam hal ini Culex annulirostrisumumnya
memerlukan waktu 12 – 13 hari dari periode telur sampai dengan dewasa pada suhu 25 oC,
tetapi pada suhu 30 oC hanya memerlukan waktu 9 hari dari telur sampai dengan dewasa (KAY
dan AASKOV, 1989).

Keempat, Penyakit akibat penipisan lapisan Ozone


Dampak pemanasan global bagi kesehatan juga terjadi karena pengaruh penipisan ozone seperti
meningkatnya intensitas sinar ultra violet. Intensitas sinar UV yang mencapai permukaan bumi
menyebabkan gangguan terhadap kesehatan, seperti kanker kulit, katarak, penurunan daya tahan
tubuh, pertumbuhan mutasi genetik, dan memperburuk penyakit-penyakit umum asma dan alergi
Kelima, Penyakit yang berhubungan dengan panas
Lebih jauh global warming juga bisa berakibat terjangkitnya penyakit yang berkaitan dengan
panas (heat stroke), terutama pada lansia dan anak-anak. Suhu yang panas juga bisa
menyebabkan kegagalan sektor pertanian, sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi.
Selanjutnya perubahan iklim dan naiknya permukaan air laut dapat menyebabkan berbagai
bencana alam seperti banjir, badai topan dan kebakaran. Dan bencana alam hampir selalu disertai
dengan migrasi penduduk ke kantong-kantong pengungsian. Di tempat pengungsian ini sering
muncul penyakit, seperti : diare, gatal-gatal dan penyakit kulit lain, kurang gizi, defisiensi
mikronutrien, trauma psikologis, dan lain-lain.
Pengaruh perubahan iklim terhadap kejadian penyakit hewan juga dapat terjadi secara tidak
langsung misalnya, terjadinya banjir sehingga agen penyakit terbawa aliran banjir ke lokasi lain
atau vektor penyakit yang juga sebagai reservoar menyebar ke berbagai lokasi lain atau
pemukiman lain. Hal ini dapat menimbulkan wabah seperti penyakit leptospirosis pada manusia
dimana tikus yang bertindak sebagai reservoar, bakteri Leptospira spp. akan tersebar ke
pemukiman/daerah lain melalui urin tikus dan dapat menginfeksi manusia atau hewan lain
sehingga terjadi wabah penyakit leptospirosis (KUSMIYATI et al., 2005).
Rata-rata kenaikan muka air laut secara global setelah dikurangi penurunan tanah, diperkirakan
naik antara 8  13 cm pada tahun 2030, antara 17  29 cm pada tahun 2050, dan antara 35  82 cm
pada tahun 2100 (IOM, 2008). Wilayah yang paling rentan terkena dampak tersebut adalah
wilayah pesisir karena berbatasan langsung dengan laut serta wilayah dataran rendah yang
berada di sekitarnya. Ketika permukaan air laut naik melebihi ketinggian daratan, maka air laut
akan menggenangi seluruh daratan tesebut. Kondisi ini akan memperburuk kualitas lingkungan
dan kehidupan masyarakat di sekitarnya (Nila, 2009).

2.4  Konsep cara pencegahan


      Berikut beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah Global Warming
1.    Maksimalkan pencahayaan dari alam seperti sinar matahari. Gunakan cat warna terang di
tembok, gunakan genteng kaca di plafon, maksimalkan pencahayaan melalui jendela.cara ini
sangat ampuh untuk menghemat penggunaan listrik berlebihan!

2. Matikan lampu tidak terpakai dan jangan tinggalkan air menetes. Selain menghemat energi
dan air bersih, ini akan menghemat banyak tagihan Anda. banyak orang meramalkan di masa
depan nanti bahwa Air akan lebih mahal dari pada emas loh !

3. Gunakan lampu hemat energi. Meskipun lebih mahal, rata-rata mereka lebih kuat 8 kali dan
lebih hemat hingga 80 % dari lampu pijar biasa.lampu hemat energi sangat beragam jenisnya,
ada lampu energi dengan bentuk XL seperti Philip. Akhir-akhir ini muncul lagi lampu hemat
energi terbarukan yang pembuatannya berasal dari gabungan lampu LED (Light Emiting Diode).
Lampu hemat energi sejenis LED akan mampu menghemat energi bahkan lebih dari 60%
sehingga kebutuhan energi dalam negeri akan bisa tercukupi. Selain itu penggunaan energi yang
berlebihan juga akan menimbulkan terjadinya pemanasan global. Sekarang kita bayangkan, di
Indonesia masih banyak pembangkit listrik tenaga batubara
4. Hindari posisi stand by pada elektronik Anda! Jika semua peralatan rumah tangga kita matikan
(bukan dalam posisi stand by) maka kita akan mengurangi emisi CO2 yang luar biasa dari
penghematan energi listrik. Jika pengisian ulang baterai Anda sudah penuh, segera cabut!
Telepon genggam, pencukur elektrik, sikat gigi elektrik, kamera, dan lain-lain. Jika sudah penuh
segera cabut. Go rechargeable, gunakan peralatan dengan baterai yang bisa diisi ulang.

5. Daur ulang aluminium, plastik, dan kertas. Akan lebih baik lagi jika Anda
bisa        menggunakannya berulang-ulang. Energi untuk membuat satu kaleng alumunium setara
dengan energi untuk menyalakan TV selama 3 jam.

6. Gunakan air dingin untuk mencuci dan cucilah dalam jumlah banyak. Jika
Anda           memiliki keluarga kecil, tidaklah perlu setiap hari mencuci. Kumpulkanlah sampai
kapasitas mesin cuci Anda terpenuhi, hal ini akan menghemat air, mengurangi pemakaian listrik
dan juga mengurangi pencemaran akibat deterjen Anda. Gunakan juga deterjen dan pembersih
ramah lingkungan. Saat ini mungkin harganya memang lebih mahal. Tetapi bila Anda mampu,
lakukanlah demi masa depan anak cucu kita.
7.  Gunakan bahan bakar alami atau yang dapat diperbaharui (di Indonesia tersedia bio solar dan
bio pertamax). Luar biasa jika bisa Anda bisa menggunakan bahan bakar hidrogen. atau jika
jarak dekat gunakanlah sepeda 

8. Bawa tas yang bisa dipakai ulang. Bawalah sendiri tas belanja Anda, dengan demikian Anda
mengurangi jumlah tas plastik/kresek yang diperlukan. Belakangan ini beberapa pusat
perbelanjaan besar di Indonesia sudah mulai mengedukasi pelanggannya.
9.Donasikan mainan yang sudah tidak pantas untuk umur anak Anda. Hal ini akan mengurangi
produksi mainan-mainan yang hanya akan terus menghabiskan sumber daya bumi kita.

10. Jika kita sering makan siang diluar kantor dengan bungkusan dan rutin, lebih baik jika Anda
membeli kotak makan atau tempat minum yang kuat dan bisa dipakai berulang kali. Hindari
media bungkus plastik atau stereofoam (Berasal dari minyak bumi dan susah untuk diuraikan).
11. Gunakan kertas lebih sedikit. Gunakan e-mail internal Anda dan software perkantoran untuk
membuat laporan internal. Cetaklah laporan/presentasi hanya jika diperlukan untuk melakukan
kesepakatan dengan pihak luar.
12. Edukasi kepada masyarakat mengenai Global Warming.
13. Tanam pohon setiap ada kesempatan. Baik di lingkungan ataupun dengan berpartisipasi
dalam program penanaman pohon. Bisa dengan menyumbang bibit, dana, dan lain-lain.
Tergantung kesempatan dan kemampuan Anda sendiri.

2.5 Penanggulangan Masalah Global Warming


Pemanasan global merupakan masalah multikompleks dan memiliki pengaruh dalam skala yang
besar, yaitu mempengaruhi seluruh aktivitas manusia di dunia. Oleh karena itu, penanggulangan
masalah pemanasan global bukanlah masalah bagi satu negara saja, bukan hanya masalah bagi
Negara-negara industri saja, melainkan masalah bagi seluruh negara di dunia ini. Maka, sangat
diperlukan kesadaran seluruh Negara di dunia untuk berkolaborasi menanggulangi pemanasan
global ini.
Kesadaran dunia akan perlunya kolaborasi menghadapi peningkatan emisi karbon diwujudkan
dalam Conference on Parties ke-13 United Nations Framework Convention on Climate ( COP
ke-13 UNFCC ) tanggal 13 – 14 Desember 2007 di Denpasar, Bali. Indonesia turut berpartisipasi
dalam konferensi ini.
Menjelang diselenggarakannya konferensi ini, berbagai kontroversi semakin banyak
bermunculan dan semakin meningkat. Kontroversi itu antara lain mengenai rusaknya hutan
diklaim sebagai penyabab utama meningkatnya pemanasan global. Indonesia dan negara-negara
berkembang yang lainnya dalam hal ini berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Negara-
negara maju terus menyalahkan negara berkembang, khususnya Indonesia, karena dianggap lalai
menjaga kelestarian hutannya. Padahal kerusakan hutan bukanlah merupakan penyebab utama
emisi karbon. Bila dicermati, penyabab utama terjadinya kejenuhan emisi karbon ini ternyata ada
empat. 
1. kelistrikan yang menyumbang 42%; 
2. transportasi menyumbang 24%; 
3. industri menyumbang sebesar 20%; 
4.  kependudukan serta penggunaan barang-barang komersial menyumbang 14% bagi emisi
global.
Kerusakan hutan di negara-negara berkembang, khususnya Indonesia dipaksa ikut
mempertanggungjawabkan meningkatnya pemanasan global. Meskipun negara-negara maju di
Eropa dan Amerika Serikat sebagai pengemisi karbon terbesar di dunia justru telah lama
kehilangan hutannya, mata dunia hanya tertuju kepada hutan negara berkembang yang dijadikan
tumpuan menyerap karbon buangan negara maju.

Meningkatnya pemanasan global ini merupakan masalah bagi seluruh negara dan sudah
sewajibnya setiap negara harus mengambil bagian dalam upaya penekanan pemanasan global ini.
Oleh karena itu, sangat diharapkan agar keputusan yang diambil dalam konferensi yang diadakan
bulan Desember adil bagi setiap negara, jangan ada negara yang merasa dirugikan dan ada yang
diuntungkan.
Sebagai warga Negara Indonesia, berpendapat bahwa keputusan-keputusan yang seharusnya
ditetapkan dalam konferensi tersebut antara lain :

1.  Menjaga kelestarian pohon dan hutan


Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan
memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan
cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui
fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya (Dinkes Kutai Kertanegara, 2009).
 Pemeliharaan kelestarian hutan bukan hanya dilakukan oleh negara-negara berkembang yang
masih mempunyai hutan saja, melainkan negara-negara maju yang dalam hal ini merupakan
penyumbang emisi karbon terbesar harus turut mengambil bagian walaupun hutan mereka sudah
sedikit atau bahkan habis. Negara-negara maju dapat mengambil bagian dengan cara bersama-
sama negara berkembang mengumpul dana bagi pemeliharaan, turut serta melakukan riset untuk
mempercepat proses reboisasi, dan mengirim tenaga-tenaga ahli untuk terjun langsung ke daerah
yang hutannya mengalami kerusakan.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan penanaman sebanyak mungkin pohon,
selama ini program penghijauan telah banyak dilakukan namun belum menampakkan
keberhasilan. Hal itu disebabkan program penghijauan yang dilakukan selama ini masih
mengalami banyak kekurangan. Kekurangan yang teridentifikasi adalah: Pertama: pemilihan
waktu yang tidak tepat. Biasanya penghijauan dilakukan pada bulan Pebruari setelah bencana
banjir dan tanah longsor terjadi dimana-mana. Padahal musim hujan hampir berakhir,
dengan demikian setelah hujan berakhir tumbuhan mati kekeringan. Kedua: pemilihan tumbuhan
tidak memperhatikan kondisi iklim (ketinggian dan suhu) setempat. Hal tersebut dapat dilihat
dari jenis tumbuhan sumbangan masyarakat tanpa sebuah kriteria. Ketiga: kegiatan sangat
bersifat ceremonial dan kolosal namun tidak ada jaminan keberlanjutan, sehingga setelah
penanaman tidak pernah ada monitoring (Prihanta, 2006)
2.  Berupaya untuk mencari alternative bahan bakar lain yang lebih efisien dan ramah
lingkungan.
3.  Mensosialisasikan tatacara penggunaan kendaraan bermotor (khususnya mobil) dengan
seksama. Kalau tidak perlu sekali tidak perlu memakai kendaraan yang membuang banyak
buangan energi tersebut. Sekilas solusi ini berdampak tidak menguntungkan bagi negara-negara
maju, khususnya negara industri kendaraan bermotor (khususnya mobil), namun keputusan ini
agaknya sudah tepat, negara-negara maju justru harus lebih berinovasi untuk membuat mobil
yang ramah lingkungan.
4.  Green Building. Salah satu gagasan yang dianggap dapat mengurangi pemanasan global dan
kerusakan lingkungan adalah green building. Definisi green building menurut Zigenfus (2008: 9)
mengutip definisi dariThe United States Environmental Protection Agency (USEPA) adalah
pembangunan struktur bangunan dengan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh lifecycle bangunan mulai dari penentuan
desain, konstruksi, pemanfaatan, pemeliharaan, renovasi, dan dekonstruksi. (Deka et al, 2014)
5.  Mensosialisasikan pada pabrik-pabrik untuk menggunakan bahan-bahan yang ramah
lingkungan dalam menghasilkan barang jadi. Masyarakat pun diminta untuk memilih dengan
seksama barang-barang terutama disarankan untuk membandingkan dan memilih produk yang
paling kecil resikonya terhadap lingkungan.

Kesimpulan

Global Warming/Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama
umat manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan
dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha
yang sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global
memang sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi efeknya. Penanggulangan hal ini adalah
kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan
kecintaan terhadap bumi ini maka pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah
menimpa bumi ini.

Saran
Kita hidup di Bumi bersama seluruh mahluk hidup yang tak terhitung banyaknya. Mari kita
menjaga tempat tinggal kita ini dengan menjaga kelestariannya. Menanam pohon, hemat air,
hemat tenaga yang mengandung gas adalah sedikit upaya untuk terus menjaga kelestarian bumi
kita dan melindungi lapisan Ozon yang mulai merusak. Ayo kurangi efek Global Warming!

Anda mungkin juga menyukai