ABSTRAK
Isu pemanasan global merupakan isu yang sangat penting saat ini. Pada dasarnya isu pemansan global dekat dengan keseharian
masyarakat. Sentral dari pembicaraan soal pemanasan global adalah mengurangi emisi karbon akibat dari efek gas-gas rumah kaca.
Rumah-rumah kaca bukan berarti bangunan dengan jendela kaca atau pintu kaca. Gas rumah kaca ada enam jenis, yaitu gas
karbondioksida (CO2), metan (CH4), nitrous oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFCs), perfluorokarbon (PFCs), dan sulfur heksafluorida
(SF6). Penetapan ini sesuai dengan Kerangka Kerja PBB untuk Konvensi tentang Perubahan Iklim (UNFCC). Keenam gas ini memiliki
efek menahan radiasi panas dari matahari di atmosfer sehingga menyebabkan suhu permukaan bumi meningkat. Kota-kota di daerah
tropis semakin panas. Hal tersebut sebetulnya dapat dikurangi dengan adanya penghijauan kota. Namun kini penghijauan kota
mengalami permasalahan tersendiri dikarenakan terbentur permasalahan keterbatasan lahan. Penciptaan Roof Garden atau taman di
atap rumah tinggal merupakan implementasi dari prinsip desain arsitektur yang berwawasan lingkungan. Vegetasi dalam taman pada
ketinggian tertentu merupakan salah satu upaya dalam merespon kondisi iklim sehingga tercipta keseimbangan termal dalam iklim
mikro bangunan. Secara alamiah vegetasi mampu memproduksi oksigen serta menyaring polusi udara. Selain itu vegetasi pada atap
bangunan mampu menyerap panas dari cahaya matahari dan dapat menjaga suhu ruangan di bawahnya agar tetap nyaman. Dalam
makalah ini akan dibandingkan suhu antara ruang dengan roof garden diatasnya dengan ruang yang memiliki atap datar beton tanpa
taman diatasnya disertai ilustrasi untuk mempermudah pemahamannya. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan adanya penurunan
suhu ruang yang cukup signifikan akibat adanya taman pada atap rumah tinggal.
Kata Kunci : roof garden, penurunan suhu, ruangan, atap datar
PENDAHULUAN
Seperti yang telah diuraikan diatas, isu pemanasan global
sangatlah dekat dengan keseharian hidup masyarakat pada
umumnya terutama di kota besar, sebenarnya banyak cara
yang dapat dilakukan untuk (setidaknya) membantu
mengurangi dampaknya sekecil apapun itu. Tujuan pokok
tata kota kontemporer yaitu mencapai kualitas taman dan
hutan kota yang luasnya minimal 20 persen dari wilayah
kota, dengan jarak dari perumahan sebaiknya tidak
melebihi 300 m, serta utilitas dan banyaknya taman [1].
Penghijauan kota seharusnya mudah dicapai (di dalam inti
setiap kampung dan dekat kawasan industri/ perumahan
kecil) dan dinikmati secara gratis oleh masyarakat [2].
Penghijauan kota dalam bentuk taman dan hutan kota akan
memenuhi kebutuhan dasar tersebut. Taman kota tidak
harus selalu luas sekali karena manfaat bagi masyarakat
akan lebih besar jika taman kota, walaupun kecil, berada
dekat dengan tempat tinggal mereka.
Selain penghijauan dengan taman kota, dengan semangat
tidak bergantung terhadap pemerintah penghijauan dapat
secara optimal dilakukan diantaranya dengan penghijauan
secara benar dalam skala rumah tangga yaitu pekarangan.
Bila ini dilakukan yang pasti lingkungan secara lokal
(pemukiman penduduk kota) akan mendapatkan manfaat
dari sikap yang benar terhadap lingkungan, yang sekaligus
membantu mengurangi dampak pemanasan global secara
lokal.
Emisi gas rumah kaca bisa dikurangi dimulai dari rumah
kita dengan cara melakukan penghematan energi dengan
mengurangi konsumsi listrik dengan berbagai cara, atau
ISBN 978-979-18342-1-6
A-384
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009
PERBANDINGAN SUHU
A-385
ISBN 978-979-18342-1-6
2.
A-387
ISBN 978-979-18342-1-6
A-388
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009