Pelestarian lahan hijau semakin sulit ditemukan, termasuk di daerah-daerah yang jauh
dari perkotaan. Fungsi lahan hijau sebagian besar telah mengalami pengalihan menjadi
bangunan-bangunan industri. Tidak heran jika semakin sedikit tanah lapang dengan pohon-
pohon hijau. Hal ini menjadi pemicu timbulnya polusi dan berkurangnya kandungan oksigen
di bumi pertiwi ini. Bahkan hutan di Indonesia dijuluki sebagai paru-paru dunia karena
luasnya lahan hijau. Padahal pemerintah sudah menetapkan minimal luas Ruang Terbuka
Hijau (RTH) berdasarkan undang-undang nomor 6 tahun 2007, tentang penataan ruang yaitu
30 persen dari luas wilayah kota. Namun sepertinya penerapan undang-undang tersebut masih
jauh dari harapan, pasalnya banyak wilayah perkotaan di Indonesia belum menerapkan aturan
yang ditetapkan.
Dampak yang dialami akibat kurangnya penghijauan di muka bumi ini selain bencana
alam dan polusi udara adalah pemanasan global. Pemanasan global yakni ketidak seimbangan
ekosistem di bumi yang akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata. Salah satu sebab
terjadinya pemanasan global yaitu berkurangnya suplaian oksigen dari tumbuhan hijau dan
pepohonan, akibatnya suhu di bumi ini semakin meningkat dan terasa semakin panas. Dengan
terjadinya dampak-dampak seperti ini iklim menjadi tidak stabil. Tidak bisa dipastikan
pergantian musim belakangan ini.
Meningkatnya suhu udara yang semakin memanas akibat rendahnya tumbuhan hijau
juga berdampak pada gangguan ekologis. Tidak ada kenyamanan untuk makhluk hidup jika
suhu dalam atmosfer semakin naik. BMKG memperkirakan peningkatan suhu pada tahun
2030 mendatang sebesar 0,5 derajat celcius. Selain peningkatan suhu, kekeringan juga akan
di Pulau Sumatera bagian selatan, sebagian besar Pulau Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara
Barat, sampai Nusa Tenggara Timur. Sementara itu, musim hujan lebat hingga ekstrem akan
bertambah 40 persen dibanding saat ini. Data tersebut dilansir oleh media blog, yang
mencatat data dari BMKG. Dengan kadar curah hujan yang tinggi dan menipisnya tumbuhan
untuk menyerap air akan mengakibatkan banjir yang tidak terbendung.
Semakin padatnya penduduk, semakin sempit lahan yang tersedia maka semakin
sedikit pula pasokan oksigen yang kita butuhkan. Pasalnya semakin berkurangnya lahan yang
tersedia semakin sedikit tumbuhan hijau yang tersisa. Hal semacam itu akan berdampak
buruk bagi lingkungan dan kelangsungan ekosistem yang ada termasuk untuk masyarakat itu
sendiri. Berbagai ancaman akibat rendahnya kesadaran akan pentingnya pelestarian dan
penghijauan bumi begitu nyata dan mengerikan. Manusia yang hidup bergantung pada alam
akan terkena imbasnya sendiri jika tidak mengimbangi dengan usaha melestarikan dan
menghijaukan bumi ini.
Perlu adanya upaya pelestarian lahan yang banyak pepohonan dan upaya untuk
penghijauan di daerah-daerah industri termasuk daerah metropolitan. Penghijauan merupakan
upaya untuk mengembalikan dan meningkatkan efektivitas lahan agar berfungsi secara
optimal. Kegiatan penghijauan yaitu dengan penanaman pohon di lahan kosong atau gundul
di luar kawasan hutan. Sebagai pengatur tata air, diharapkan penanaman pohon dapat
mencegah timbulnya pencemaran dan bencana alam.
Dengan adanya penghijauan kembali lahan yang kosong akan mengurangi persentase
pemanasan global yang saat ini kita rasakan begitu nyata. Hijaunya pohon dapat mengatasi
itu karena hutan mampu mengubah 3,7 ton gas CO2 menjadi 2 ton gas O2. Begitu pentingnya
peran kita sebagai masyarakat yang sadar akan kelestarian alam dengan kembali
menghijaukan bumi demi masa yang akan datang.
Semakin banyak upaya penghijauan yang dilakukan di lahan kosong maka semakin
sehat bumi ini. Tidak hanya dari pemerintah tetapi juga perlu adanya kesadaran dari
masyarakat untuk bersama-sama melestarikan hijaunya bumi dan memperbanyak penanaman
pohon untuk mengganti lahan yang kosong akibat pembabatan untuk dijadikan bangunan
termasuk pabrik-pabrik industri besar. Begitu pentingnya upaya yang harus dilakukan untuk
tetap menghijaukan bumi karena sulitnya prediksi musim yang terjadi belakangan ini.
Terbatasnya lahan kosong didaerah perkotaan tidak menjadi alasan untuk tidak melakukan
upaya penghijauan. Dengan keberadaan tumbuhan dapat membantu menyerap air.
Kesadaran masyarakat tentang hal penghijauan perlu ditanamkan pada diri sendiri,
seperti yang saya lakukan bersama teman-teman SMA N 1 Lasem pada tahun 2019 lalu, telah
melakukan penanaman 1000 pohon di lapangan terbuka yang terlihat mulai gersang dan
kurangnya tumbuhan hijau. Tidak hanya saya dan teman-teman yang melakukan penanaman
pohon sebagai bentuk pelestarian dan penghijauan bumi, tetapi bapak-ibu guru juga
membantu untuk melakukan hal yang sama. Semakin banyak yang tergerak untuk membantu
menghijaukan lahan kosong maka semakin banyak tumbuhan hijau yang dapat ditanam untuk
dilestarikan. Kegiatan penghijauan seperti ini sangat penting untuk dilakukan, mengingat
ekstremnya cuaca yang berubah-ubah dan sulit untuk diprediksi menjadi sarana untuk
mengatasi masalah tersebut. Tidak hanya di lapangan terbuka, penghijauan dengan cara
penanaman pohon juga kami lakukan di daerah pesisir dan kawasan pantai. Menanam pohon
sesuai dengan fungsinya dapat dilakukan dimana saja. Kegiatan penghijauan dan penanaman
pohon kami lakukan dengan tujuan menumbuhkan rasa cinta pada lingkungan dan sebagai
bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekaligus merawat bumi dari kekeringan.
Berikut adalah beberapa gambar dokumentasi penanaman 1000 pohon yang dilakukan
di tanah lapang kawasan SMA N 1 Lasem, Daerah Kabupaten Rembang pada tahun 2019
lalu. Penanaman 1000 pohon dilakukan oleh pengurus OSIS SMA N 1 Lasem dengan
dibantu oleh bapak-ibu guru sebagai partisipan penanaman pohon hijau sebagai bentuk peduli
terhadap lestarinya bumi.